perjalanan kkl balai besar penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional & desa...

24
Laporan Individu REVIEW PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO Matakuliah Hortikultura Disusun oleh Nama : Windi Rahmawati NIM : K4312075 Kelas : B PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN P.MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1 | Page

Upload: windi

Post on 15-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

menceritakan perjalanan KKL ke B2P2TOOT

TRANSCRIPT

Page 1: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

Laporan Individu

REVIEW PERJALANAN KKL

Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL &

DESA AGROWISATA BERJO

Matakuliah Hortikultura

Disusun oleh

Nama : Windi Rahmawati

NIM : K4312075

Kelas : B

PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN P.MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

DESEMBER 2014

1 | P a g e

Page 2: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam penulis

sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan

sahabat-sahabat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan

kuliah kerja lapangan (KKL).

Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak akan berhasil dan selesai

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan

hati yang tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir

Yudi Rinanto selaku dosen pengampu mata kuliah Hortikultura, Ibu Murni

Ramli, M.Ed, E.Dd., Ibu Dewi Puspita Sari, S.PD, MSc dan Ibu Umi Fatmawati,

S.Pd, Msi sebagai pembimbing dalam kegiatan KKL Hortikultura, Asisten Dosen

Hortikulruta, selueruh mahasiswa Hortkultura khususnya Pendidikan Biologi

2012 dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karenanya dengan tangan terbuka dan hati lapang, penulis bersedia menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dalam rangka

memperluas wawasan dan cakrawala untuk berpikir bagi penulis dan juga bagi

para pembaca lainnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, 22 Desember

2014

Penulis

2 | P a g e

Page 3: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan 4

C. Manfaat 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Perjalanan Keberangkatan

B. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

1. Kujungan di ruang Cinema 5

2. Kunjungan Etalase Tanaman Obat B2P2TOOT 8

3. Kunjungan ke tempat pengemasan dan penyimpanan

4. Kunjungan ke kebun koleksi

5. Kunjungan ke museum “Hortus Medicus”

C. Perjalanan Ke Desa Agrowisata Berjo

D. Desa Agrowisata Berjo Ngargoyoso

1. Kunjungan ke lahan pertanian Tomat

2. Kunjungsn ke lahan pertanian Kobis

E. Perjalanan Pulang

BAB III PENUTUP

F. Simpulan 49

G. Saran 49

LAMPIRAN 51

3 | P a g e

Page 4: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kunjungan mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2012 dan

beberapa mahasiswa angkatan 2011 yang mengambil mata kuliah hortkultura,

dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman obat

dan budidaya tanaman sayur.

Keterbatasan pembelajaran dikelas, melatarbelakangi dosen

pengampu, Bapak Dr, Ir. Yudi Rinanto, M.P untuk membawa kami

berkunjung ke sebuah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat.

Selain pembelajaran mengenai tanaman obat, pembudidayaan

tanaman sayur juga dirasa penting untuk dipelajari.Mendukung pembelajaran

tersebut, kegiatan berupa kuliah kerja lapangan (KKL) perlu dilakukan untuk

mengetahui kondisi lapangan sesungguhnya.Pentingnya keterkaitan antara

pembelajaran teori dan lapangan menjadi dasar mengapa perlu diadakan

kuliah kerja lapangan di desa Agrowisata tanaman sayur “amanah” di Desa

Berjo, sego gunung.

B. TUJUAN

1. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman obat (meliputi

pembibitan, penanaman, pemeliharaan panen, pembudidayaan,

pembuatan obat herbal, penelitian serta kegiatan pengembangan obat-

obatan herbal)

2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa akan tanaman-tanaman

berpotensi obat di Indonesia

3. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya

tanaman sayur

4 | P a g e

Page 5: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

C. MANFAAT

1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman obat (meliputi

pembibitan, penanaman, pemeliharaan panen, pembudidayaan,

pembuatan obat herbal, dan penelitian serta kegiatan pengembangan obat-

obatan herbal)

2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa akan tanaman-tanaman berpotensi

obat di Indonesia

3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya tanaman

sayur.

5 | P a g e

Page 6: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

BAB II

REVIEW PERJALANAN KKL

A. Perjalanan Keberangkatan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) 2014 dilaksanakan hari rabu

tanggal 10 Desember 2014 selama satu hari. Kegiatan ini dimulai dari pagi

pukul 06.30 WIB para peserta melakukan presensi kehadiran. Kemudian

pukul 07.00 WIB para perserta berkumpul di depan Pure UNS untuk

mendapatkan pengarahan dari Bapak Dr. Ir Yudi Rinanto selaku dosen

pengampu mata kuliah Hortikultura dan dari Asisten Dosen Hortikulruta

Asisten Dosen Hortikulruta mengenai kegiatan KKL di Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dan Desa

Agrowisata Berjo Ngargoyoso serta memberikan pesan-pesan kepada para

peserta kegiatan KKL. Selesai pengarahan dari bapak Yudi, pukul 07.30 WIB

para peserta bersiap-siap untuk melakukan perjalanan dan pembagian snack

pagi sebagai bekal perjalanan keberangkatan. Setelah semua peserta dan

Asisten praktikum Hortikulruta masuk dalam empat bus kecil yang telah

bersedia di depan kampus dan Bapak Dr. Ir Yudi Rinanto beserta Ibu Murni

Ramli, M.Ed, E.Dd., Ibu Dewi Puspita Sari, S.PD, MSc dan Ibu Umi

Fatmawati, S.Pd, Msi sebagai pembimbing dalam kegiatan KKL Hortikultura

telas siap di dalam mobil pribadi milik bapak Yudi, kami semua pun memulai

perjalanan sekitar pukul 08.00 WIB. Penulis merupakan peserta yang

berangkat menggunakan bus nomor 3 yang duduk di deretan kursi paling

belakang. Di tempat tersebut penulis merasakan guncangan yang sangat

terasa selama perjalanan. Dalam perjalanan berangkat alhamdulillah ucap

syukur penulis ucapkan karena tidak ada hambatan dan rintangan, begitu pula

dengan cuaca yang baik, tidak hujan namun terlihat jelas sangat mendung dan

6 | P a g e

Page 7: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

dingin. Bahkan di bus nomor tiga yang penulis tumpangi terdapat salah satu

peserta laki-laki yang mengalami mabuk darat naik bus, dimungkinkan

karena tidak mendapat tempat duduk, sehingga dia duduk di atas lantai

dengan posisi terbalik dan kedinginan karena pintu bus yang terbuka. Selain

itu salah satu peserta perempuan juga sempat mengalami pusing dan mulai.

Sesampainya di tempat kunjunga pertama KKL yaitu di Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional ternyata

cuaca telah turun hujan sehingga para peserta sempat di guyur hujan sedikit

karena harus berjalan kaki menyeberangi jalan dari tempat parkir ke Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

Sesampainya para peserta di tempat tersebut langsung diarahkan untuk masuk

ke ruang Cinema milik Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat dan Obat Tradisional. Sebelum keberangkatan para peserta telah dibagi

dalam beberapa kelompok, penulis termasuk dalam kelompok 3.

B. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional

Di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan

Obat Tradisional para peserta dapat mengunjungi beberapa tempat yang dapat

di gali informasinya untuk menambah wawasan penulis agar semakin luas.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah sebagai berikut:

1. Kunjungan di ruang Cinema

Ruang Cinema milik Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional cukup bagus dan bersih dengan

peralatan yang memadahi meskipun kami duduk di bawah dengan alas

karpet namun lantai bawah tersusun seperti tangga sehingga saat

menonton presentasi kami tidak terhalang dengan teman yang ada

didepan. Saar berlangsungnya presentasi dari pihak BBPPTOOP para

peserta ada yang melakukan berbagai aktifitas seperti ada yang

mendengarkan presentasi, ada yang berbincang dengan teman sebelahnya,

ada yang melakukan “selfie” ada yang berfoto ria, ada yang melanjutkan

tugas kuliah dan sebagainya, hal ini dimungkinkan karena presentasinya

7 | P a g e

Page 8: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

kurang menarik sehingga para peserta lebih mengalihkan perhatiannya

kepada kegiatan yang lain. Setelah presentasi dari pihak Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,

dilanjutkan pada pemberian kenang-kenangan dari dua belah pihak.

Pertama dari pendidikan biologi memberikan kenang-kenangan berupa

vandel kepada pihak B2P2TOOT, sebaliknya pihak B2P2TOOT

memberikan kenang-kenangan berupa buku atau katalog mengenai

tanaman obat dan obat tradisional kepada pihak pendidikan Biologi.

Selanjutnya para peserta dibagi dalam 3 kelompok besar untuk berkeliling

di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional yang di pandu oleh pihak B2P2TOOT dan di dampingi oleh

seorang dosen. Penulis tergabung dalam kelompok besar 2 yang dipandu

oleh seorang dari pihak B2P2TOOT dan didampingi oleh ibu Murni

Ramli, M.Ed, E.Dd.

2. Kunjungan ke Etalase Tanaman Obat

Kunjungan selanjutnya yaitu ke Etalase Tanaman Obat milik

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional yang berbeda lokasi dengan tempat pusatnya namun jaraknya

dekat hanya berjalan sekitar 50 meter. Di tempat ini layaknya taman yang

rimbun namun dengan macam tanaman obat meskipun hanya sedikit dan

tidak luas tempatnya. Kami kelompok 3 besar mengelilingi Etalase

dengan berjalan dan mendengarkan penjelasan dari pemandu serta

mengambil beberapa foto pada koleksi tanaman di etalase. Di tengah –

tengah berkeliling hujan turun kembali sehingga kami langsung

berhamburan dan mencari tempat teduh yaitu di sebuah gazebo yang

terletak di tengah-tengah etalaze. Karena kami terpisah dengan kelompok

besar 2 sehingga kami memilih berkeliling sendiri bersama kelompok

kecil 3 namun sebelum melanjutkan perjalanan kami sempat membuat

video kelompok di gazebo. Karena sebelumnya penulis yang termasuk

dalam kelompok kecil 3 mendapatkan amanah tugas untuk mencari dan

8 | P a g e

Page 9: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

mendeskripsikan tanaman daun Dewa dan Mahkota Dewa sehingga kami

memutuskan untuk mencari tanaman tersebut. Setelah berkeliling mencari

ternyata kami hanya menemukan tanaman daun dewa sedangkan mahkota

dewa kami tidak dapat menemukan di tempat Etalase karena tanaman ini

sangat sensitif terhadap lingkungan sehingga di tempatkan di tempat yang

khusus. Setelah mengabil foto dan dan meminta konfirmasi dari pemandu

kami berkeliling kembali, pada saat itu penulis memisah dari kelompok

untuk mencari infomasi yang lain dan ternyata penulis menemukan

tanaman yang manisnya 300 kali dari gula pasir biasa. Penulis bahkan

sempat mengunyah daun tanaman tersebut untuk membuktikanya. Setelah

itu penulis kembali ke kelompok dan berfoto kelompok di depan Etalse.

3. Kunjungan ke tempat Pengemasan dan Penyimpanan

Kunjungan selanjutnya adalah gedung pengemasan dan

penyimpanan. Tempat ini berlokasi di pusat Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Memasuki gedung

ini kami harus mengggunakan alas kaki khusus seperti sandal karet

tertutup berwarna putih untuk menjaga kebersihan. Pertama kali masuk

kami disuguhkan contoh pengemasan simplisia beberapa jenis tanaman

obat yang dimiliki Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat dan Obat Tradisional dengan pemandu yang memberikan

penjelasan. Selanjutnya kami memasuki ruangan dengan pekerja yang

sedang memilah-milih daun suatu jenis tanaman obat, lalu kami masuk ke

ruang penyimpanan simplisia kayu yang masih berukuran besar. Selesai

di lantai satu kami menaiki lantai 2 dan 3untuk melihat kegiatan di lantai

tersebut. Ternyata di lantai tersebut para pekerja sedang menimbang dan

mengemas simplisia berbagai tanaman obat untuk selanjutnya di simpan

di ruang khusus dengan simplisia tersebut dapat bertahan selama

maksimal satu tahun. Selesai berkeliling kami turun dan melanjutkan

perjalanan berkeliling.

4. Kunjungan ke Kebun Koleksi

9 | P a g e

Page 10: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

Di kebun koleksi kelompok kami berkeliling sendiri di empat

bagian yaitu di bagian pertama yang terdapat diruang khusus kemudian di

kami keluar menemukan tempat dengan pengamanan khusus yang

dilengkapi jaring-jaring tajam disekelilingnya. Ternyata tempat tersebut

berisi tanaman narkotika seperti Kokain, teh arab, dan sebagainya.

Kemudian di bagian ketiga terdapat pembudidayaan tanaman yang cukup

luas sertadi bagian keempat ada tempat seperti rumah kaca untuk

beberapa tanaman. Namun karena keterbatasan waktu maka kami harus

segera menuju ke museum.

5. Kunjungan ke Museum “Hortus Medicus”

Di museum “Hortus Medicus” kami melihat tempat penyimpanan

berbagai simplisia tanaman obat sebagai contoh yang di desain seperti

pohon, simplisia tanaman obat sebagai contoh juga ditempatkan di tempat

khusus di rak-rak putih. Di ruangan lainkami juga melihat hasil produksi

dari tanaman obat seperti pewarna kain, dan aksesoris seperti baju dan

hiasan rumah, disini juga terdapat peralatan tradisional untuk membuat

jamu dengan cara tradisional. Di museum ini kami juga dapat melihat

bahwa B2P2TOOT pernah di kunjungi oleh orang-orang penting seperti

presiden republik Indonesia Bapak Susulo Bambang Yudhoyono dan

menteri Kesehatan. Di tempat ini kami dapat mencium bau harum dari

ramuan jamu.

C. Perjalanan Ke Desa Agrowisata

Setelah selesai berkunjung ke Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, kami melanjutkan

perjalanan ke desa agrowisata yang bernama desa Berjo di Ngargoyoso

Karanganyar. Sekitar 20 menit perjalanan menuju desa agrowisata ini, kami

menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak, makan siang, dan menunaikan

sholat dzuhur di masjid sekitar desa Berjo. Setelah sejenak beristirahat, kami

menuju tempat pembudidayaan tanaman sayuran, yang ternyata hampir

seluruh tanah di perkebunan desa ini digunakan untuk menanam sayur mayur.

10 | P a g e

Page 11: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

D. Desa Agrowisata Berjo Ngargoyoso

Desa Berjo merupakan salah satu desa agrowisata di kabupaten

Karanganyar. Hampir di setiap rumah desa Berjo di gunakan untuk

menghasilkan bibit maupun benih sebagai calon tanaman di lahan sawah.

Kami juga berkesempatan untuk melihat tanaman tomat dan tanaman kobis

milik salah satu warga desa Berjo. Kelompok kami sebenarnya hanya

ditugaskan untuk meliput pembudidayaan tanaman kobis, namun tanaman

tomat dan tanaman kobis akan dipandu oleh orang yang sama maka

kelompok kami ikut bersama melihat lahan tanaman tomat. Kondisi cuaca

yang tidak tentu yaitu bisa terang tetapi hujan dapat saja turun maka kami

mempersiapkan diri untuk menggunakan mantol.

1. Kunjungan ke Lahan Pertanian Tomat

Di lahan yang becek dan cukur sulit untuk menuju ke lahan

tersebut kami membiarkan diri tertutaman kaki kotor dengan lumpur dan

basah. Di lahan ini terlihat tanaman tomat yang baik dengan

menghasilkan tanaman tomat yang masih hijau tetapi terlihat bagus,

mulus dan segar tanpa cacat. Hal ini di jelaskan oleh pemandu bahwa

tanaman ini hasil persilangan yang mengasilkan tanaman anti virus dan

penyakit sehingga menghasilkan tomat yang bagus juga tahan terhadap

cuaca yang sering hujan sehingga tidak mudah busuk juga. Para

pemborong juga lebih suka membeli tomat yang demikian karena bagus

dan awet. Selanjutnta kita melanjutkan perjalanan ke lahan tanaman kobis

di belakang tanaman tomat selisih 2 sawah.

2. Kunjungan ke Lahan Pertanian Kobis

Karena saat itu hujan lagi kami hanya melihat sebentar lahan

tanaman kobis kemudian dilanjutkan di sebuah tempat milik desa. Disana

kami di berika penjelasan bahwa kobis yang ditanam dari Benih yang

sering digunakan adalah Grand 11 atau Grand 22 dengan merk BISI cap

kapal terbang. Benih tersebut memiliki keunggulan lebih tahan dengan

hama dibanding benih lainnya, selain itu ukuran buah tanaman kubis bisa

11 | P a g e

Page 12: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

mencapai 5 kg perbuahnya. Petani membuat bibit sendiri dengan cara

memasukkan benih kedalam polybag putih ukuran 4x6 cm kemudian

ditutup selama kira-kira 3 hari hingga benih tersebut berkecambah. Benih

kubis biasanya tidak direndam terlebih dahulu karena ukuran bijinya lebih

kecil dari biji tomat, jika direndam biji kubis akan menempel satu sama

lain sehingga akan sulit untuk memasukkan ke dalam polybag. Setelah

berkecambah bibit kubis dipindahkan ke green house atau tempat yang

ditutupi oleh plastik, tujuannya agar mendapatkan sinar matahari secara

tidak langsung.Setelah kira-kira umur 3 minggu tanaman kubis sudah siap

dipindah tanam ke ladang. Persiapan lahan tanam atau ladang yang

dipersiapkan untuk menanam tanaman kubis sama seperti tanaman

lainnya dengan cara menyiapkan gadangan atau lahan tanam selama 3

bulan dalam lahan tanam tersebut diberi pupuk organik dan pupuk

anorganik untuk mengurangi hama penyakit, hanya hal yang perlu

diwaspadai saat persiapan lahan tanam adalah jenis jamur atau nematoda

atau istilah yang sering dikenal di desa pertanian yaitu mentol atau akar

gada. Tanaman kubis jika terserang nematoda terlihat seperti kena kanker

atau akar terlihat membentuk bulatan-bulatan atau bintil-bintil pada

akarnya. Jarak tanam tanaman kubis sekitar 40-50 cm, teknik penanaman

tanaman di desa pertanian amanah dengan teknik tumpang sari misalnya

sebelum ditanam kubis terlebih dahulu ladang ditanami tanaman cabai,

setiap 6 bulan tanaman cabai sudah bisa dipanen kemudian pada saat

tanaman cabai berumur 5 bulan baru tanaman kubis ditanam dilahan yang

sama, secara bersamaan dalam menanam kubis dapat juga ditanami

loncang atau daun bawang. Dalam persiapan lahan tanam perlu diberikan

pupuk organik dan anorganik untuk meminimalisir munculnya hama.

Hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah ulat, cara

memberantas ulat tersebut dengan cara menyemprotkan pestisida

dibagian daun dan buahnya karena biasanya ulat menyerang pada bagian

dalam buah kubis. Umumnya tanaman kubis dipanen pada umur 3 bulan,

ukurannya buah kubis 2-4 kg tetapi juga bisa mencapai 5kg setiap satu

12 | P a g e

Page 13: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

kubis. Bentuk kubis dengan benih Grand 11 biasanya berbentuk oval.

Harga perkilo saat ini sekitar Rp. 2000, keadaan ini dikatakan harga kubis

sedang turun biasanya harga normalnya Rp. 5000/kg.Cara panen dengan

cara memangkas bagian bawah atau batang tanaman kubis hingga

diperoleh bulatan buahnya saja sedangkan bagian bawah buah dibuang.

Untuk panen tanaman kubis hanya bisa dilakukan satu kali saja.

Pendistribusian hasil panen biasanya dilakukan dengan cara pengumpul

atau pedagang datang langsung ke tempat petani. Satu buah kubis

biasanya beratnya mencapai 2-4 kg, tetapi jika kubis memiliki ukuran

yang besar pedagang biasanya tidak mau membeli.

Setelah diberikan penjelasan yang panjang tersebut kami kembali

ke tempat berkumpul semula.

E. Perjalanan Pulang

Sebelum perjalanan pulang kami menyempatkan diri untuk sholat

ashar. Selesai sholat ashar beberapa teman membeli benih tanaman sebagai

oleh-oleh keluarga dirumah. Selesai dari persiapan pulang kami mulai

perjalanan pualng pukul 15.30 WIB. Tiba di kampus UNS pukul 17.00 WIB

selanjutnya kami pulang ke rumah masing-masing.

13 | P a g e

Page 14: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama sehari kami berkunjung ke Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di beberapa tempat

seperti ruang cinema etalase, tempat pengemasandan penyimpana, kebun

koleksi, dan museum “hortus medicus”.

Di desa agrowisata kami berkunjung ke lahan pertanian tanaman tomat

dan kobis milik salah seorang warga.

B. SARAN

Demikian laporan individu Kuliah Kerja Lapang matakuliah Hortikultura

yang kami susun. Kami menyadari sebagai manusia biasa tidak luput dari

kesalahan. Untuk membangun pribadi yang menjadi lebih baik maka

kami mengharapkan saran dari pembaca sebagai acuan perbaikan diri.

14 | P a g e

Page 15: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

LAMPIRAN

A. DOKUMENTASI

RUANG CINEMA

KEBUN ETALASE

RUANG PENGERINGAN

15 | P a g e

Page 16: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

RUANG PENYIMPANAN;

KEBUN KOLEKSI

16 | P a g e

Page 17: PERJALANAN KKL Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL & DESA AGROWISATA BERJO

MUSEUM

LAHAN TANAMAN TOMAT

LAHAN TANAMAN KOBIS

17 | P a g e