perilaku organisasi

34
PERILAKU ORGANISASI BAB IV KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN Kepemimpinan dan pengawasan adalah dua sisi yang saling mengisi. Seseorang pemimpin organisasi dianggap sukses dalam mengelola organisasinya jika mengikuti oleh semangat pengawasan yang tinggi , termaksud pengawasan yang konteks dalam mendetail salah satu bentuk pengawasan yang paling baik jika seseorang pemimpin mau langsung turun ke lapangan dan menyapa para pegawainya di sana. Di sisilain pegawai juga lebih menyayangi sikap seperti itu dari pada hanya menerima informasi dari belakang meja. Dalam konteks bahasa Joko Widodo yang akrap di sapa jokowi (Gubernur DKI Jakarta) adalah blusukan. Dalam konteks lebih jauh ini juga dirapktekan oleh banyak pebisnis di tanah air. Aksa Mahmud (Bosowa Group), Edwin Soeryadijaya (Saratoga Investama), Sukanto Tanoto (Raja garuda Mas), Kaharudin Ongko (Ongko Group), Mochtar Riady (Lippo Group), Ir. Ciputra (Ciputra Development), Chairul Tanjung (Para Group) dan lain sebagainya. Ir. Ciputara dari berbagai informasi menyebutkan belai sangat sering dating ke lapangan dan menerima laporan lapangan dari pada di belakang meja. Dalam konteks luar negeri juga terlihat bagaimana Donald Trum (Amerika Serikat), Carlos Slim (Mexico), Bill Gates (Amerika Serikat), ingvar kamprad (swedia), mukesh Ambani (india), Theo Alberecht (jerman), Amancio Ortega (Spanyol) dan lain sebagainya. 1. Definisi kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan 2. Pemimpin dan kepemimpinan 1

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 20-Mar-2017

25 views

Category:

Devices & Hardware


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perilaku organisasi

PERILAKU ORGANISASI

BAB IV KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN

Kepemimpinan dan pengawasan adalah dua sisi yang saling mengisi. Seseorang

pemimpin organisasi dianggap sukses dalam mengelola organisasinya jika mengikuti oleh

semangat pengawasan yang tinggi , termaksud pengawasan yang konteks dalam mendetail salah

satu bentuk pengawasan yang paling baik jika seseorang pemimpin mau langsung turun ke

lapangan dan menyapa para pegawainya di sana. Di sisilain pegawai juga lebih menyayangi

sikap seperti itu dari pada hanya menerima informasi dari belakang meja. Dalam konteks bahasa

Joko Widodo yang akrap di sapa jokowi (Gubernur DKI Jakarta) adalah blusukan.

Dalam konteks lebih jauh ini juga dirapktekan oleh banyak pebisnis di tanah air. Aksa Mahmud

(Bosowa Group), Edwin Soeryadijaya (Saratoga Investama), Sukanto Tanoto (Raja garuda Mas),

Kaharudin Ongko (Ongko Group), Mochtar Riady (Lippo Group), Ir. Ciputra (Ciputra

Development), Chairul Tanjung (Para Group) dan lain sebagainya. Ir. Ciputara dari berbagai

informasi menyebutkan belai sangat sering dating ke lapangan dan menerima laporan lapangan

dari pada di belakang meja.

Dalam konteks luar negeri juga terlihat bagaimana Donald Trum (Amerika Serikat), Carlos Slim

(Mexico), Bill Gates (Amerika Serikat), ingvar kamprad (swedia), mukesh Ambani (india), Theo

Alberecht (jerman), Amancio Ortega (Spanyol) dan lain sebagainya.

1. Definisi kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang

bagaimana mengarahkan, mempengaruhi dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan

tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan

2. Pemimpin dan kepemimpinan

Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata uang logam yang tidak bisa

dipisahkan, dalam artian bisa di kaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu

kesatuan. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan dan jiwa kepemimpinan

yang dimiliki dari seorang pemimpin adalah tidak bisa diperoleh dengan cepat dan segera

namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal

dalam sebuah karakteristik. Dalam artian ada sebagian orang yang memiliki sifat

kepemimpinan namun dengan usahnya yang gigih mampu membantu lahirnya penegasan

sikap kepemimpinan pada dirinya tersebut.

Para ahli dengan berbagai latar belakang keilmuan (science) dan pengalaman

(experience) yang dimiliki berusaha untuk memberikan penafsiran perbedaan antara

pemimpin dan kepemimpinan. Gary Yulk (1998) dalam brantas (2009) membantu kita

dengan melakukan klarifikasi definisi pemimpin dan kepemimpinan yaitu :

a. Pendekatan berdasarkan ciri. Pendekatan ini menekankan kepada atribut-atribut

pribadi para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi dari beberapa orang

1

Page 2: Perilaku organisasi

merupakan pemimpin dengan beberapa ciri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Teori-

teori kepemimpinan ini tahap awal (1930-1940) gagal menemukan garansi mengenai

ciri-ciri kepemimpinan yang berhasil , karena hanya mengacu kepada unsur-unsur

yang alamiah. Teori-teori selanjutnya menekankan kepada upaya mencari korelasi

yang signifikan terhadap atribut pemimpin dan kriteria keberhasilan seorang

pemimpin. Dalam kelompok ini antara lain terdapat teori kepemimpinan karismatik

dan transformasional.

b. Pendekatan berdasarkan perilaku

pendekat ini kritis terhadap generasi pertama pendekatan berdasarkan ciri.

Sebagaimana namanya, pendekatan ini sangat diwarnai oleh psikologi dengan focus

menemukan dan mengkalifikasikan perilaku-perilaku yang membantu pengertian kita

tentang kepemimpinan. Di dalam pendekatan ini terdapat antara lain teori-teori

tentang kepemimpinan kelompok pengdekatan pengaruh kekuasaan. Pendekatan ini

mencoba memperoleh pengertian tentang kepemimpinan dengan mempelajari proses

mempengaruhi antara para pemimpin dan pengikutnya. Para teoretikus dalam

lingkungan pendekatan ini mencoba menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam

kaitannya dengan jumlah dan jenis kekuasaan yang dipunyai seorang pemimpin dan

cara kekuasaan tersebut.

c. Pendekatan situasional

Pendekatan ini menekankan pada pentingnya factor-faktor kontekstual seperti sifat

pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan

karakteristik para pengikut.

d. Salah satu contoh yang baik disampaikan oleh Pak Willy, CEO dan sekaligus

pemenang saham dari “Wismilak” salah satu industry rokok terbesar di Indonesia. Ini

menceritakan bahwa dalam masa krisis yang berat ia mengibaratkan perusahaan

seperti perahu layar yang sedang diterpa badai. Pimpinan sebagai nahkoda harus

memilih tempat yang paling stabil dimana dari sana ia dapat memimpin seluruh

kapal.

3. Pemimpin dan organisasi

Disetiap organisasi butuh pemimpin dan pemimpin yang dipilih artinya adalah

yang terbaik dari organisasi tersebut. Salah satu tugas besar pemimpin adalah

mewujudkan visi dan misi organisasi. Dalam konteks ini untuk memudahkan

mewujudkan organisasi tersebut maka pemimpin harus bisa menyamakan visi dan misi

yang dimiliki dengan visi misi organisasi tersebut.

Lebih jauh karena seorang pemimpin mampu bekerja secara total untuk kemajuan

bagi organisasi maka kesuksesan itu bukan hanya bagi dirinya namun juga bagi keseluruh

orang yang berada di organisasi tersebut. Dalam konteks lebih jauh ini bisa mendorong

pemimpin tersebut menjadi pemimpin yang berkarisma. Dan jika nanti ia pindah atau

2

Page 3: Perilaku organisasi

berakhir masa tugas di organisasi tersebut maka artinya kepindahannya akan di ingat dan

dikenang sebagai pemimpin yang berbuat lebih demi kemajuan organisasi.

4. Tipe pemimpin

Dari berbagai literature dalam dan luar negeri yang diperoleh ada banyak tipe pemimpin.

Ada menyebut hanya ada 3 tipe pemimpin dan ada yang menyebut 5 tipe pemimpin.

Menurut S.P Siagian bahwa, sebagaimana diketahui dewasa ini dapat diidentivikasi lima

tipe utama pemimpin, yaitu :

1. Tipe yang otokratisasi atau dictatorial

2. Tipe yang militeristis

3. Tipe yang paternalistis

4. Tipe yang laissez faire

5. Tipe yang demokratis atau partisipatif

Ada yang harus dipahami oleh para pemimpin bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin

yang mengerti dengan benar dimana ia meletakan setiap tipe kepemimpinan tersebut sesuai

dengan tempatnya. Dan seorang pemimpin yang tidak baik adalah pemimpin yang tidak mengerti

bagaimana ia harus bersikap. Jika kondisi organisasi kondusif dan segalanya berjalan dengan

rencana maka konsep tipe kepemimpinan demkratif dan partisipatif wajar untuk diterapkan.

Namun jika kondisi tidak baik atau perlu penanganan serius seseorang pemimpin harus mengkaji

apa tipe kepemimpinan yang feasible atau realitis untuk diterapkan.

Mengenai penjelasan setiap tipe pemimpin Buchari Alma menjelaskannya sebagai berikut :

a. Pemimpin karismatik merupakan kekuatan energi daya tarik yang luar biasa yang akan

diikuti oleh para pengikutnya.

b. Tipe peternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai

seorang ibu yang penuh kasih sayang

c. Tipe meliteristis banyak menggunakan system perintah, system komando dari atasan ke

bawahan sifat keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh penuh acara

formalitas.

d. Tipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi

e. Tipe laissez faire ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan

dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.

f. Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai

masyarakat tradisional.

g. Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-

tugas administrasi secara efektif.

h. Tipe pemimpin demokratis berorientasi kepada manusia dan memberikan bimbingan

kepada pengikutinya.

3

Page 4: Perilaku organisasi

Seorang pemimpin yang pada dasarnya menganut dan menggunakan gaya yang demokratis

misalnya ada kalanya harus bertindak otoriter bila :

1. Organisasi berhadapan dengan sutuasi yang gawat

2. Organisasi menghadapi ancaman terhadap eksistensinya

3. Para bawahan menunjukan perilaku yang cenderung menjurus kepada bentuk-bentuk yang

negative atau bahkan mungkin destruktif.

4. Merosotnya disiplin kerja (S.P. Siagian)

Dalam melaksanakan mana tipe pemimpin yang paling baik seorang pemimpin harus memiliki

keberanian atau kekuatan dalam menjalankannya. Karena kekuatan adalah salah satu pendorong

seorang pemimpin untuk mempu bersikap dalam mewujudkan gaya kepemimpinannya, dimana

secara umum ada 3 faktor (kekuatan) utama. Ketiganya akan menentukan sejauh mana ia akan

melakukan pengawasan terhadap kelompok yang dipimpin. Factor kekuatan pertama bersumber

pada dirinya sendiri sebagai pemimpin. Factor kedua bersumber pada kelompok yang dipimpin,

dan factor ketiga tergantung pada situasi. Teori ini disebut dengan continuum leadership yang

dikembangkan oleh Tannebaum, Weschter dan Masarik Tahun 1961.

5. Sebab-sebab Munculnya Pemimpin

Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin (Kartini Kartono 1983:29)

a. Teori genetis

Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat di

buat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini mengandung

pandangan deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.

b. Teori sosial

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang

calon pemimpin dapat disiapkan dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang

hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan

dorongan berbagai pihak.

c. Teori ekologis atau sintesis

Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia

memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakata ini dikembangkan melalui

pendidikan, dorongan dan pengalaman yan akan membentuk pribadi sebagai seorang

pemimpin.

6. Ciri-ciri pemimpin

Untuk mewujudkan seseornag untuk menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan syarat

-syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri-ciri yang termiliki. Adapun ciri-ciri untuk menjadi

seorang pemimpin adalah,

a. memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang dimilikinya

sangat berguna untuk diterpakan pada saat itu, dan kompetensi tersebut diakui oleh banyak

4

Page 5: Perilaku organisasi

pihak serta pakar kuhususnya. Misalnya pada saat situasi ekonomi sedang mengalami

fluktuasi dan inflasi yang tidak diharapkan, maka pemimpin perusahaan masih mampu

mempertahankan perusahaan dengan segala karyawan yang dimiliki. Artinya pimpinan

perusahaan tetap tidak ingin memberhentikan sebagai karyawan (PHK), menurunkan gaji

karyawan, pemutusan kerja karyawan kontrak, dan sejenisnya karena factor penjualan

perusahaan mengalami penurunan, jikapun penghematan atau efisiensi ingindilakukan maka

itu cukupdengan pembatasan penggunaan AC (air conditioner), penggunaan telepon kantor,

pembatasan penggunaan kendaraan dinas yang hanya boleh dipakai pada saat-saat yang

sangat penting saja, dan lainnya. Sehingga kebersamaan dan loyalitas antara karyawan

dengan pemimpin sangat tinggi.

b. memahami setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan dengan orang lain, serta

mampu memberikan keputusan terhadap permasalahan tersebut.

c. mampu menerapkan the right man and the right place secara tepat dan baik. The right man

and the right place adalah menempatkan orang sesuai dengan tempatnya dan kemampuan

atau kompetensi yang dimilikinya.

Untuk memahami lebih adalam tentang ciri-ciri pemimpin ada baiknya kita melihat pendapat

yang dikemukakan oleh George R. Terry. George R. Terry mengemukakan delapan ciri dari

pemimpin, yaitu:22)

Energi: mempunyai kekuatan mental dan fisik.

Stabilitas emosi : seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek terhadap

bawahannya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri harus cukup besar.

Human ralationsip : mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia

Personalmotivation : keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan dapat

memotivasi diri sendiri.

Communication skill: mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.

Teaching skill: mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan dan

mengembangkan bawahannya.

Social skill: mempunyai keahlian dibidang social, supaya terjamin kepercayaan dan

kesetiaan bawahannya ia harus suka menolong, senang jika bawahannya maju, peramah

serta luwes dalam pergaulan.

Technical competent: mempunyai kecakapan menganalisis, merencanakan merorganisasi

mendelegasikan wewenang,mengambil keputusandan mampu menyusun konsep.

7. Intuitive Leader

Intuitive leader adalah pemimpin yang mempergunakan intuisi dalam memimpin dalam

menjalankan aktivitas bisnisnya. Intuitive leader dilahirkan atas dasar bakat alami (natural

talent) yang dimiliki semenjak ia masih memulai bisnis dengan sangat sederhana, dan itu

semakin lama semakin berkembang hingga menjadi besar.

5

Page 6: Perilaku organisasi

Ada beberapa bentuk pemasalahan yang dihadapi oleh seorang intuitive leader yaitu pada

saat kemampuannya telah terbatasdan bakat alami yang dimilikinya tidak mampu

menjangkau kemampuan yang dinginkan tersebut.ini sebagaimana dikatakan oleh Brantas23)

bahwa, “Namun ketika organisasinya menjadi besar, para natural leadr ini, apabila tidak siap

untuk mengadakan penyesuaian terhadap kemajuan perusahaannya, cenderung gagal

menempakan keberhasilannya”.

Kegagalan tersebut bukan berarti natural leader tersebut tidak meiliki kompetensi, namun itu

terjadi karena ia tidak mengapresiasi setiap perkembangan yang ada dengan megadopsi

setiap sisi positif tersebut ada pada organisasi. Sperti perkembangan IT (information

technology) yang begitu pesat pada era seperti sekarang ini,dan seorang pemimpin bisa

dituntut untuk memahami perkembangan IT tersebut.

Dalam artian perkembangan IT harus dilihat sebagai keharusan untuk diterapkan bukan

dilihat sebagai sisi pengeluaran biaya yang tidak efisien. Memang harus diakui IT memiliki

dampak negative pada saat diterapkan jika melihatnya dari segi perspektif biaya. Namun

dari segi efektifitas adalah sangat membantu untuk mempercepat pengerjaan banyak

pekerjaan, yaitu terutama membantu mewujudkan suatu konsep kerja manajemen modern.

Ini terbukti beberapa pemimpin pebisnis yang memanfaatkan IT sebagai salah satu motor

penggerak untuk meraih keuntungan telah terlihat. Seorang milioner termudah di dunia yang

diumumkan pada awal tahun 2011 adalah seorang pemuda bernama Dustin Maskovitz dan

Mark Zuckerberg yang berumur 26 tahun dengan konsep bisnis chatting-nya yaitu facebook.

Facebook merupakan salah satu bisnis chatting dengan konsep “jejaring social raksasa.”

Bisnis obrolan via internet merupakan suati big opportunity yang terlihat pada era sekarang

ini. Perkembangan obrolan bisnis via internet merupakan bentuk pergaulan baru dalam era

globalisasi, yang disebut oleh banyak pihak saat ini sebagai bonholders atau tanpa

penghalang. Artinya setiap orang bisa saja berkomunikasi dimana saja tanpa harus

memikirkan waktu dan tempat, dan komunikasi itu tidak lagi mengenal dengan batas Negara

dan kawasan, karena setiap orang sudah terhubung via internet tersebut.

Peluang ini termasuk dimanfaatkan oleh para pebisnis Multi Level Marketing (MLM) yang

sangat marak terjadi di Indonesia. Jika dahulu orang menjadi teman dan mitra bisnis harus

bertemu langsung dan bersifat face to face, namun pada saat ini semua dapat dijalankan

dengan cara yang jauh lebih simply (sederhana), yaitu secara chatting via internet. Chatting

yang dilakukan dimana saja membuat setiap orang bisa mejual produk yang dimilikinya ke

siapa saja yang dikenalnya tanpa harus bertemu langsung, sehingga ini dianggap jauh lebih

efektif dan efisien.

Mengenai pemimpin intuitive leader perlu dipahami tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh tuitive

mereka tersebut. Allen mendeskripsikan tujuh sifat dari kepemimpinan intuitive ini, yaitu:24)

mengedepankan kepentingan sendiri,

membuat semua keputusan secara sendirian,

6

Page 7: Perilaku organisasi

lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan atau solusi-solusi teknis,

lebih suka memberi tahu daripada mendengarkan,

menjalankan organisasi sesuai selerah pribadi,

memonopoli ganjaran,

mengontrol dengan cara melakukan inspeksi,

dengan sifat seperti itu maka memungkinkan timbulnya kegagalan dalam bisnis, khususnya pada

era modern sekarang ini. Oleh karena itulah Allen mengajukan usulan yang sangat bermanfaat

agar para pemimpin yang berbasiskan intuisi tersebut melakukan transformasi menjadi

kepemimpinan- manajemen (managemen leadership), dengan tujuh karakteristik.25)

1. mengedepankan kepentingan kelompok;

2. pembuatan keputusan dalam sebuah tim;

3. focus kepada tugas manajerial (bukan teknikal);

4. komunikatif;

5. menjalankan organisasi sesuai dengan kerja dan tujuan yang endak dicapai;

6. setiap prestasi diberi ganjaran;

7. mengontrol dengan cara ekspeksi.

Kualitas kepemimpinan akan terlihat pada era modern sekarang pada saat pemimpin menerapkan

konsep profesionalisme dalam kepemimimpinan. Profesionalisme adalah bentuk sikap yang

dilahirkan dari hasil keinginan mewujudkan suatu hasil kerja yang dilandaskan atas nilai-nilai

manajemen modern. Nilai manajemen modern diantaranya menempatkan pondasi pada sisi layak

tidak layak untuk dilaksanakan, serta dimilikinya acuan atau standar justifikasi diputuskan layak

dan tidak layak tersebut. Justifikasi tersebut misalnya terkandung dalam status atau AD/ART

suatu organisasi, disamping aturan-aturan umum lainnya yang bersifat mengikat dan tidak

mengikat.

8. Nilai-nilai kepemimpinan

Menurut Brantas, 26) kepemimpinan tidak dapat terlepas dari nilai-nilai yang dimiliki seperti

diungkapkan oleh Guth dan Taguiti (dalam salusu, 2000), yaitu:

a. Teoritik yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari

pembenaran secara rasional.

b. Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan,

menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.

c. Social, menaruh belah kasiahan pada orang lain, simpati dan mementingkan diri sendiri.

d. Politis, berorientasi pada kekasaan dan melihat kompetisi sebagai factor yang sangat vital

dalam kehidupannya.

e. Religious, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan sang pencipta.

Nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin dari ke lima tersebut pada prinsipnya bisa

bertambah lebih banyak lagi dari pada itu, namun secara umum hanya bisa disebut hanya

7

Page 8: Perilaku organisasi

lima saja. Seperti kita dapat menambahkan beberapa yang bisa kita jadikan bahan renungan

dalam melihat nilai-nilai pemimpin, yaitu:

a. Sikap bijaksana. Sikap bijaksana ini menyangkut dengan kemampuan dalam

pengambilan keputusan yang tidak berat sebelah, namun keputusan yang diambil adalah

memikirkan banyak segi dan seimbang (balance).

b. Kesetiakawanan yang tinggi. Nilai kesetiakawanan yang tinggi menunjukkan pemimpin

tersebut memiliki loyalitas tinggi pada sesame rekan kerja bahakan para karyawan.

Kadang kala kita menemukan ada pemimpin yang egonya tinggi dan lebih

mementingkan dirinya tanpa menghiraukan bahwa keputusannya telah memiliki muatan

khianat pada yang lainnya.

9. Pemimpin dan power

Para pemimpin dalam menjalankan dan melaksanakan rencana yang diinginkan

menerapkan power (kekuasaan) yang dimiliki dengan tujuan agar tercapai dan berjalannya

pekerjaan dengan sesuai rencana. Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk mempengaruhi

orang lain.27) bagi pimpinan penggunaan power dalam setiap rencana kerja yang dijalankan

adalah sesuatu yang positif, asal power tersebut dilakukan dengan mengikuti batas-batas yang

dibenarkan dalam dunia kerja. Misalnya seorang manajer disuatu perusahaan memiliki hak untuk

memutasi seorang karyawan dari posisinya, atau mempromosikan seorang karyawan untuk

menempati posisi strategis. Dan menjadi kewajiban bagi pihak karyawan untuk memperlihatkan

kemampuan dalam bekerja keras kedisiplinan tinggi agar pimpinan tertarik untuk

menempatkannya diposisi-posisi strategis.

Penggunaan power oleh seorang pimpinan akan semakin terlihat dalam setiap keputusan-

keputusan yang dianggap memiliki nilai penting dan memiliki pengaruh besar bagi profit dan

keberlanjutan usaha. Pemimpinan yang ideal adalah pemimpin yang mampu memprediksi

kondisi yang akan terjadi di kemudian hari, serta mempergunakan power yang dimiliki untuk

melindungi perusahaan dari berbagai kondisiyang akan terjadi di kemudian hari. Seperti

menghindari timbulnya penurunan penjualan, mempertahankan karyawan yang memiliki potensi

serta mampu memberikan jaminan tingkat kesejahteraan kepada karyawan, termaksud tentunya

mendongkrak tingkat penjualan,dan berbagai kebijakan lainya.

Dalam ruang lingkup organisasi, biasanya terdapat 5 jenis kekuasaan : kekuasaan sah,

kekuasaan balas jasa, kekuasaan paksaan, kekuasaan referen, dan kekuasaan ahli. Untuk lebih

dalamnya dapat kita jelaskan di bawah ini satu persatu :

1. Kekuasaan sah (legitimate power) adalah kekuasaan yang diperoleh melalui hierarki

organisai, kekuasaan sah adalah kekuasaan yang diberikan kepada individu yang memegang

jabatan tertentu seperti yang didevinisikan oleh organisasi.

8

Page 9: Perilaku organisasi

2. Kekuasaan balas jasa (reward power) adalah kekuasaan untuk atau menunda balas jasa,

seperti peningkatan gaji, bonus, rekomendasi promosi, pujian, pengakuan, penugasan kerja

yang menarik.

3. Kekuasaan paksaan (coercive power) adalah kekuasaan untuk memaksakan kepatuhan

dengan memakai ancaman psikologis, emosional atau fisik.

4. Kekusaan referen (referent power) adalah kekuasaan abstrak, kekuasaan ini didasarkan pada

persamaan, peniruan, kesetiaan, atau karisma.

5. Kekuasaan ahli (expert power) adalah kekuasaan pribadi yang didapatkan seseorang berbasis

informasi ata memiliki keahlian yang dimilikinya

10. Kepemimpinan dan perilaku

Dalam mengembangkan dan memajukan suatu organisasi manajer dengan pengaruh

kepemimpinan yang dimilikinya berkewajiban untuk memahami perilaku setiap

karyawan yang berada di lingkungan kerjanya. Karena itu dalam mewujudkan suatu

perilaku yang di inginkan oleh konsep manajemen maka seorang manajer mengharuskan

untuk mempergunakan kekuatannya. Kekuatan legitimasi, penghargaan dan koersif

adalah bentuk dari kekuatan jabatan yang digunakan manajer untuk merubah perilaku

karyawan (Richard L. Daft)

Secara lebih dalam Richard L. Daft menjelaskan ketiga bentuk kekuatan tersebut, yaitu :

a. Kekuatan legitmasi. Kekuatan yang berasal dari posisi manajemen formal dalam

sebuah organisasi dan otoritas yang diberikan padanya disebut kekuatan legitmasi

(legitimate power).

b. Kekuatan penghargaan. Jenis kekuatan lain adalah kekuatan penghargaan (reward

power), berasal dari otoritas untuk memberi penghargaan kepada orang lain.

c. Kekuatan koersif. Kebalikan kekuatan penghargaan adalah kekuatan koersif

(coercive power) ini mengacu pada otoritas untuk menghukum atau

merekomendasikan hukuman.

Jika tugas pekerjaan yang harus dijalankan oleh para karyawan secara tulus,

ikhlas, dan taat namun ternyata tidak terlaksana secara yang diharapkan. Maka

seorang pemimpin harus mencari tahu apa yang menyebabkan itu bisa terjadi dan

bahkan jika pekerjaan tersebut ternyata hanya dikerjakan secara maksimal oleh

beberapa karyawan saja, dan sebagai karyawan lain tidak mau terlibat secara penuh

dalam pengerjaan tugas tersebut. Ini artinya tingkat kekompakan dalam pekerjaan

telah terjadi penurunan. Penurunan ini jika dibiarkan akan membahayakan organisasi

secara lebih jauh. Karena bagus atau tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada

kekompakan tim dalam bekerja, dan kekompakan itu bisa terwujud apablia setiap

karyawan bisa menghargai pentingnya nilai kelompok kerja dalam mendorong

efektivitas kerja.

9

Page 10: Perilaku organisasi

Oleh karena itu seorang pemimpin perlu memikirkan bagaimana menjalankan dan

mewujudkan kelompok kerja yang efektif. Menurut brantas agar kelompok kerja berjalan dengan

efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama :

1. Fungsi – fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan masalah

2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau social

Secara lebih dalam brantas mengatakan. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran

penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat

membantu kelompok berjalan lebih lancer.

Seorang pemimpin dalam mengarahkan para karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak

hanya dilakukan atas dasar perintah dan sanksi yang akan diterima, namun seorang

pemimpin juga harus mengedepankan sikap kewibawaan yang teraplikasi dalam bentuk

personal power yang dimilikinya. Personal power atau kekuatan pribadi itu tidak lahir

begitu saja, namun melalui berbagai proses yang panjang. Dalam artian tidak mungkin

seseorang pemimpin bisa bijaksana jia ia tidak merasakan apa yang sesungguhnya dialami

oleh bawahanya tersebut.

Karena yang harus diingat seperti yang dikatakan oleh Richard L. Draft bahwa, bawahan

mengikuti pemimpin karena rasa hormat, kekuaguman atau rasa sayang mereka atas sosok

pemimpin mereka secara pribadi atau ide-ide pemimpinya. Atau dengan kata lain pemimpin

lebih dihormati dan dikagumi karena kepemilikiak karakter, bukan karena jabatan yang

disandangnya. Jabatan adalah amanah, namun budi pekerti serta karakter adalah cerminan

jiwa yang terpancar dalam sikap, tindak dan tanduk.

Secara lebih tegas brantas mengatkan John Frech dan Bertram Raven, mengemukakakn

bahwa seorang pemimpin mempengaruhi para bawahan berdasarkan :

- Coercive power (kekuatan berdasarkan paksaan)

Kekuatan ini didasarkan atas perasaan takut dan ia berlandaskan atas perkiraan bawahan ia

akan dikenakan hukuman apabila ia tidak menyetujui tindakan-tindakan dari keyakinan

atasan.

- Reward power (kekuatan untuk memberikan penghargaan)

Pemimpin dapat memberikan penghargaan-penghargaan kepada bawahan, bila bawahan

melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keinginan atasan.

- Legitimate power (kekuatan yang sah)

Kekuatan ini timbul dari supervisior didalam organisasi bersangkutan.

- Expert power (kekuatan karena keahlian)

Kekuatan demikian timbul karena seseorang individu memiliki keterampilan tertentu,

keterampilan atau menerapkan keahliannya dalam bidang itu.

10

Page 11: Perilaku organisasi

- Kekuatan referen

Kekuatan demikian didasarkan atas identifikasi seseorang pengikut dengan seseorang pemimpin

yang sangat dihormati dan terpandang oleh pengikut tersebut.

Table 4.1 : karakteristik pribadi pemimpin

Karakter fisik Kepribadian Karakteristik sosial

Aktivitas Kesiapan Kemampuan untuk

memperoleh kerja sama

Energi Organisasi,kreativitas Kebersamaan

Integritas pribadi, etika Popularitas, martabat

Latar belakang sosial Percaya diri Sosialitas, keterampilan

interpersonal

Mobilitas Partisipasi sosial

Karakteristik yang

berhubungan dengan kerja

Kebijaksanaan, diplomasi

Intelegensiat dan kemampuan Doraongan pencapaian,

hasrat untuk mengungguli

Penilaian , ketegasan Dorongan untuk

bertanggung jawab

Pengetahuan Tanggung jawab mengejar

tujuan

Kepandaian berpidato Orientasi tugas

Sumber diambil dari Bernard M.Bass, Stogdills Handbook of Leadership, ed. Revisi (New York:

Free Press, 1981). 75-76. Kutipan ini terdapat dalam R.Albanese dan D.D Van Fleet,

Organization Behavior: A Managerial Viewpoint (Hinsdale III,: The Dryden Press, 1983).44)

11. Hal-hal yang Menyebabkan Seseorang menjadi Pemimpin

Pada saat seseorang menjadi pemimpin, maka itu kadang kala tidak diperoleh begitu saja

akan tetapi ada latar belakang atau hal-hal yang menyebabpkan seseorang menjadi peimimpin.

Hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah sebagai berikut,45)

Tradisi/warisan: seseorang menjadi pemimpin karena warisan/keturunan, misalnya raja atau

ratu inggris, dan belanda

Kekuatan pribadi baik karena alas an fisik atau karena kecakapannya

Pengangkatan atasan: seseorang menjadi pemimpin, karena diangkat oleh atasannya.

Pemilihan: seseorang menjadi pemimpin karena berdasarkan konsep

penerimaan/accepantace theory anda menjadi pemimpin dan kami akan mengikuti intruksi

anda.

11

Page 12: Perilaku organisasi

Dari 4 (empat) hal seseorang yang mendasari seseorang menjadi pemimpin tersebut posisi yang

paling riskan adalah tradisi/warisan. Ini terjadi Karen kepemimpinan yang diperoleh bukan

karena hasil pengayaan dirinya sendiri namun lebih karena hubungan darah atau keturunan.

Dimana realita yang sangat sering terjadi bahwa setiap orang belum tentu memiliki konsep dan

talenta yang sama dengan orang tuanya, sehingga beberapa kemunduran organisasi salah satu

penyebabnya karena generasi selanjutnya memiliki bakat dan sudut pandang yang berbeda

dengan generasi sebelumnya.

Dalam era modern sekarang ini seorang pemimpin dituntut mampu memahami setiap persoalan

dengan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Salah pemahaman kuantitatif berisi

pemahaman angka-angka yang harus diterjemahkan secara kualitatif. Salah satu sumber data

kuantitatif adalah bersumber dari data statistic. Dengan kata lain seorang pemimpin dituntut

untuk mampu menjadikan data tersebut alat analisis.

12. Pengaruh Kepemiminan terhadap kualitas kinerja

Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin dalam mendorong pembentukan

organisasi yang diharapkan menjadi dominan. Pada era globalisasi kepemimpinan yang

dibutuhkan adalah yang memiliki kompetensi yang tinggi, dan kompetensi itu bisa diperoleh jika

pemimpin tersebut telah memiliki experience ( pengalaman) dan science (ilmu pengetahuan)

yang maksimal.

Perolehan semua itu baru akan tejadi dalam waktu yang panjang dan sifatnya berotasi. Ini

sebagaimana dikatakan oleh Andarias Haraefa46) bahwa “penguasaan kompetensi baru akan

terjadi jika pemimpin mengalami proses rotasi untuk mengerjakan tugas yang berbeda, sehingg

ia terus belajar”. Rotasi disini dalam bentuk pemindahan tugas dari satu tempat ke tempat yang

lainnya. Seperti pemindahan dari posisi kepala kantor cabang di Wilayah Medan ke kantor

cabang Wilayah Bandung, dan seterusnya, hingga ditempatkan pada kantor cabang diluar negeri.

Secara sederhana pada saat seseorang duduk pada suatu posisi selama 3-4 tahun bahkan

kurang ia telah menguasai pekerjaan tersebut dengan baik, dengan kondisi seperti itu kebutuhan

pekerjaan yang sangat menantang tidak bisa dikesampingkan. Karena baginya kondisi dan situasi

pekerjaan tersebut jika terlalu lama maka akan menjadi membosankan. Maka system rotasi

pekerjaan dibutuhkan. Permasalahan yang timbul dari segi persaingan di tempat pekerjaan

terutama dalam menduduki posisi penting. Posisi penting disuatu organisasi sering menjadi

incaran banyak pihak, sehingga kadang kala sering terjadi tindakan sering mejegal dan menikung

adari belakang, termasuk ada usaha-usaha untuk menahan laju prestasi para bawahan.

12

Page 13: Perilaku organisasi

Gambar 4.2 : Siklus Kompetensi Pemimpin 47)

Untuk persoalan persaingan antara pimpinan dan karyawan yang berpotensi, Andrias

Harefa48) mengatakan “ namun bagi saya pertumbuhan dan perkembagan orang-orang yang

berpotensi menjadi pemimpin bisnis k=justru menjadi tantangan untuk menyalurkan mereka

supaya meraih peluang-peluang baru dan mendirikan unit-unit bisni yang baru, sehingga saluran

pipa kepemimpinan (leadership pipeline) ini terus menerus memproduksi pemimpin baru yang

menyongsong peluang baru”.

Karyawan adalah salah satu bentuk asset internal yang paling berharga dimiliki oleh

perusahaan. Artinya dengankebijakan danusaha kuat untuk selalu menjaga dan mempertahankan

karyawan maka diharapkan akan mampu menghindari factor-faktor yang mengakibatkan tidak

tercapainya tujuan organisasi. Ini sebagaimana dikemukakan oleh Moeller & Witt49) bahwa,

factor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi antara lain: (1) managemen

Overrides or Collusion; (2) Internal Control Costt versus Benefits; Moeller & Witt,1999).

Dari pendapat di atas dapat kita tarik satu pemahaman bahwa seorang pemimpin memiliki

pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja para karyawan. Peningkatan kualitas kerja

bawahan memiliki pengaruh pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan, artinya

para mitra bisnis dan konsumen akan menyukai hasil produk (output) yang dihsilkan, dan ini

berdampak pada kondisi peningkatan perolehan keuntungan perusahaan khususnya. Perolehan

keuntungan artinya kinerjakeuangan (financial performance) yang dihasilkan adalah telah

tercapai sesuai harapan.

13

Kompetensi

Waktu

Page 14: Perilaku organisasi

Untuk membangun suatu organisasi agar terbentuk model perilaku organisasi yang

berkarakter maka semua itu pada prinsipnya harus dimulai pada pembentukan karakter pimpinan

terlebih dahulu. Para CEO seperti jon Judge dan Jim Goodnight terus menumbuhkan organisasi

mereka dengan mengelilingi diri mereka tidak hanya orang-orang bertalenta hebat, tetapi juga

dengan mereka yang memiliki karakter.50) ketika bisnis berkembang melampaui kemampuan

pemimpinnya untuk menjangkau dan mengaturnya dari hari ke hari, dan seiring semakin

didorongnya proses pengambilan keputusan ke bawah, pentingnya pemimpin yang mampu

memberikan contoh terkait komitmen perusahaan pada karakter yang hendak dibentuknya

menjadi semakin besar.51

Lebih jauh seorang pemimpin perlu memahami kepemilikan karakteristik para

karyawannya. Dougles McGregor menjelaskan tentang teori X dan Y pada setiap orang, ini

sebagaimana dikatakan oleh Luthans and Doh52) bahwa “A Theary X manager believes that

people are basicaly lazy and that coercion and treats of punishment must be to used to get them

to work. A theory Y manager believes that under the right conditions people not only will work

hard but will seek increased responsibility and challenge”. Dan lebih jauh Luthans and Doh53)

mengatakan tentang teori Z, yaitu “ A dan theory Z manager believe thet workers seek

opportunities to participate in management and are motivated by teamwork and respobility

sharing”.

Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk memiliki kompetensi

dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi karyawan tersebut akan mampu

mendorong peningkatan kualitas kinerja keuangan perusahaan. Kita bisa melihat perbedaan

antara karyawan yang memilliki kompetensi dan yang rendah nilai kompetensinya, dari kinerja

yang mereka hasilkan. Untuk itu setiap pemimpin bukan hanya dituntut untuk mampu bekerja

secara maksimal namun juga mengerti dimana permasalahan yang dmiliki oleh setiap

karyawannya selama ini. Termasuk masalah dalam mengembangkan bakat yang dimiliki olh

setiap karyawan. Memahami bakat keahlian dan kesesuaiannya , adalah menempatkan karyawan

tersebut sesuai tempatnya atau diterapkan konsep “the right man and the right place”. Dalam

konteks ini menarik jika kita memahami konsep dalam mengelola organisasi bisnis yang

dipegang dan iterapkan oleh sukamdani Sahid Gitosardjono seorang peengusaha dengan care

bisnis dibidang hotel.

Sukardani mengajarkan agar setiap orang memiliiki etos kerja, seperti disiplin, kerja keras, jujur

dan berperestasi.54) ajaran keteladanan diambilnya dari KH Dewantara.58) di depan (ing ngarso)

harus memberi contoh yang baik , ditengah mendorong dan yang dibelakang menyukseskan.56)

falsafah ini membuat seseorang tahu diri, kapan harus tampil, kapan harus mendukung dan

kapan pula harus tut wuri (ikut saja) 57) sahid termasuk grub bisnis yang bisa selamat dengan

pengorbanan yan tidak terlalu signifikan dibanding grup bisnis lain.58) “kami bisa menyelesaikan

masalah dengan kekuatan kami sendiri”, katanya.59)

14VISION

Page 15: Perilaku organisasi

Gambar 4.3 : Strategy planning Hierarchy

Kompetensi tidak bisa diperoleh dengan waktu yang cepat, namun bisa diperoleh secara

perlahan-lahan dan berlangsung secara lama. Maka begitu juga kesuksesan tidak akan diperoleh

secara instan, tapi harus diperoleh secara kerja keras, dan seorang pemimpin memiliki peran

besar dalam mendampingi mewujudkan impian tersebut. Termasuk menerapkan konsep

kompetisi yang bersifat dinamis.

Oleh karena itu jika kita kembali kepada konsep di atas maka berdasarkan pada gambar

4.4 dan 4.5 di bawah ini akan semakin bisa memperjelas pada kita tentang bagaimana peran

pimpinan dalam membangun karyawan yang memiliki semangat kompetisi yang dinamis.

Pada gambar 4.4 memperlihatkan peran pimpinan yang begitu besar dalam mendukung dan

membangun terwujudnya nilai kompetensi pada karyawannya.dimana pimpinan akhirnya

berhasil mengkaderkan karyawan untuk memiliki nilai kompetensi yang melebihi dari nilai

kompetensi pimpinan. Sehingga pada posisi ini pimpinan dapat suatu saat menugaskan karyawan

yang terpilih tersebut untuk menangani urusan-urusan penting bahkan mengambil posisinya

sebagai pimpinan di kemudian hari.

Artinya para investor sangat menyukai pemimpin yan memiliki sikap orientasi pada

pengembangan. Pemimpin yang beriorientasi pada pengembangan. Pemimpin yang beriorientasi

pengebangan adalah pemimpin yang menghargai eksperimentasi, mengusahakan gagasan baru

yang menimbulkan serta melaksanakan perubaan.63)

Pada gambar 4.5 terlihat dimana pimpinan tidak memiliki kepedulian kuat dalam membangun

terwujudnya nilai kompetensi pada diri karyawan. Sehingga dampaknya karyawan tidak pernah

diberi dan memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Dengan terjadinya

kondisiseperti gambar 4.5 di atas ada beberapa dampak yang akan timbul pada saat seorang

pimpinan menerapkan konsep seperti itu, yaitu

a. Kontruksi manajemen perusaahn tidak memiliki nilai kopetensi secara jangka panjang.

b. Manajemen perusaahn dalam konteks pengambilan keputusan sangat tergantung pada apa

yang ditugaskan atau diperintahkan oleh pimpinan.

15

MISSIONSTRATEGIC PLAN

OBJECTIVES

ACTIVITIES & ROUTINES

Page 16: Perilaku organisasi

c. Jika suatu saat ada kejadian-kejadian tertentu yang bersifat tak terduga, bisa menggangg

atau tertundanya berbagai aktivitas bahkan ini berdampak pada persoalan keputusan.

Kondisi seperti ini bisa memunculkan vacuum of power (keksongan kekuasaan), dan jika

tidak segera diatasi bisa menimbulkan penurunan nilai perusahaan dimata publik.

d. Dimata investor perusahaan seperti ini memiliki sisi rentan dalam konteks permasalahan

keuangan dikemudian hari, khususnya kinerja keuangan.

Sebagai bahan catatan bagi kita semua bahwa kajian dari dua sudut pandang tentang

orientasi pemimpin dan segi orientasi karyawan dan produksi ini telah pernah dikaji oleh

kelompok Michigan.64) kesimpulan yang didapat oleh para peneliti Michigan sangat disukai

pemimpin yang perilakunya beriorientasi karyawan. Pemimpin yang berorientasi karyawan

dikaitkan dengan produktivitas kelompok yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih

tinggi. Pemimpin yang berorientasi prouksi enderung dikaitkan dengan produktivitas

kelompok yang rendah dan kepuasan kerja yang lebih rendah.

13. Membangun Budaya Kepemimpinan

Dalam konteks ilmu perilaku organisasi modern adalah pembahasan ayng sering dibicarakan

yaitu suatu organisasi yang baik adalah dimana organisasi tersebut mampu membangun

leadership culture (budaya kepemimpinan) diorganisasi tersebut.

Budaya kepemimpnan menggambarkan terbanggunya kaderisasi diorganisasi tersebut secara

terencana. Artinya pihak pemimpin diorganisasi tersebut bersedia penuh untuk

mempercayakan dan mengedepankan sikap yang yakin bahwa para karyannya mampu

dalamm mengambil keputusan tanpa haarus menunggu keputusan dari pimpinan. Seingga

kultus keputusan tidak akan terjadi, dan bentuk manajemen diorganisasi tersebut bisa lebih

leading atau datar. Yaitu jika keputusan terlalu bersifat kultus akhirnya selalu bersumber

dari atas da sangat birokratis maka piramida kepurusan akan smakin tinggi untuk dijangkau.

Beberapa sebab perusahaan mengalami kebangkrutan atau mengalami perlambatan dalam

menjalankan aktivitas bisnisnya disebabkan oleh faktor ketidak beranian mereka yang

16

Page 17: Perilaku organisasi

berada dilefel middle management dalam mengambil keputusan bahkan jika semakin lemah

maka ditingkat lower management ini juga bisa terjadi.

Oleh karena itu, jika suatu perusahaan ingin tumbuh menjadi besar maka konsep

pengembangan organisasi bersifat membangun budaya kepemimpinan. Dengan kata lain

kaderisasi akan tubuh diorganisasi tersebut dan lebih jauh jika suatu organisasi mampu

membangun kader pemimpin maka jika suatu saat karyawan tersebut keluar dari organisasi

tersebut dan ia mendirikan sebuah organisasi baru dan ternyata organisasi sukses maka

tentunya ia akan selalu mengingat tempat lama ia bekerja yang telah membangunnya menjad

sukses seperti sekarang ini.

14. Hubungan Pemimpindan Karyawan

Dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan/pegawai, sangat dipengaruhi

oleh gaya pPemimpin yang dimiliki. Ini disebabkan pemimpin memiliki kekuasaan dan

otoritas lebih dalam usaha membentuk terwujudnya suatu mode manajemen organisasi

yang diharapkan. Dari berbagai literatur dalam konteks hubungan anatara pemimpin dan

karyawan ada dua gaya kpemimpinan yang diterapkan, yaitu:

a. Pemimpin dengan gaya orientas tuga (task-oriented), dan

b. Pemimpin engan gaya orientasi pegawai (empployee-oriented)

Pemimpin engan gaya kepemimpinan yang lebih mengutamakan berorientasi tugas (task-

oriented) adalah cenderung sangat mengejar target penjualan atau pengerjaan project

dengan hasil maksimal, dan menempatkan para karyawan serta seluruh sumber daya yang

dimiliki demi tercapainya target. Pada pemimpin dengan gaya orientasi tugas ini akan

terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut,

a. Mengindari sifat suka melalaikan tugas,

b. Mengedepankan profesionalitas hasil kerja sesuai daengan target,

c. Berusaha memberikan kepuasanp kepada klien, mitra bisnis, birokrat, konsumen dan

lainnya sesuai dengan permintaan,

d. Menghinari cacat kerja atau produk yang tiak sempurnah,

e. Mengedepankan service purna jual kepada para konsumen, klien, dan lainnya

f. Menjunjung tinggi terwujudnya reputasi perusahaan sesuai dengan amanat visi dan

misi perusaah , termasuk memberikan kepuasan kepada para pemegang saham.

Adapun pemimpindengan gaya orientasi pegawai (employee-oriented) adalah pemimpin yang

memiliki pandangan dan konsep kaderisasi. Konsep kaerisasi tersebut terlihat dengan cara

pemimoin berusaha membesarkan para karyawan yang dianggap untuk memiliki potensi didik

dan diberi pelatihan kepemimipinan, denga tujuan pegawai tersebut suatu saat diharapkan

mampu memberi pengaruh bagi kemajuan organisasi serta dapat meningkatkan penjualan

perusaahn hingga akhirya pegawai tersebut diberi kesempatan untuk memimpin organisasi secara

legatimik.

17

Page 18: Perilaku organisasi

Secara kenyataan ada beberapa pemimpin yang sulit menerapkan konse demokrasi dalam

organisasi bisnis yang dimilikinya. Konsep demokrasi artinya kepemimpinan dan beberapa

jabatan strategis boleh dan hanya layak dipimpin oleh mereka yang memiliki kredibilitas serta

reputasi yang dapat dipertanggung jawabkam. Ukurannya adalah secara jangka pendek dan

jangka panjang, yaiu engan tepat mengutamakan dua sisi keinginan organisasi bisnnis pada

umunya, yaitu:

a. Profit, dan

b. Keberlanjutan usaha.

Adapun keberlanjutan usaha menyangkut dengan keyakinan para pihak manajemen serta

investor khususnya, dengan menjadikan organisasi tersebut sebagai tempat yang menjamin

bagi masa depan. Karena pada prinsipnya menginginkan kondisi yang terjamin dalam

menjalani kehidupan termasuk jaminan dalam bekerja

15. Solusi Dalam Menyelesaikan Masalah Dalam Biang Kepemimpinann

Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan dalam menyelesaian masalah dalam

bidang kepemimpinan yaitu:

a. Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan para karyawan.

b. Bagi para pemimpin agar selalu melakukan up grade pada ilmu yanng dimiliki.’

c. Pemimpin yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa temperamen yang rendah.

d. pemimpin Yang dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental korupsi, kolusi, dan

nepotisme (KKN)

e. pemimpin yang dipilih adalah ia memiliki jiwa dan semangat, tidak mabuk, atau terlalu cinta

pada kekuasaan.

16. Definisi Pengawasan

Untuk memahami lebih dalam pengertian dari pengawasan ada baiknya kita lihat pendapat dari

para ahli di bawah ini, yaitu:

18

Page 19: Perilaku organisasi

a. Fremont E.Kast dan James E.Rosenzweig: pengawasan adalah tahap proses manajerial

mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas yang di izinkan yang diukur

dari harapan-harapan.

b. G.R.Terry: sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang

dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu dilakukan perbaikan-

perbaikan, sehingga pelaksaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar

c. T.Hani Handoko : pengawasan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menjamin, bahwa

tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

d. Hadibroto mengatakan bahwa pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap organisasi/

kegiatan dengan tujuan agar organisasi/kegiatan tersebut melaksanakan fungsinya dengan

baik dan dapat memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan.

e. Brantas: pengawasan ialah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih

lanjut.

Soemarjo tjitrosidojo membedakan arti istilah pengawasan dan istilah pengendalian.

Menurutnya: pengawasan adalah suatu bentuk pengamatan yang umunya dilakukan secara

menyeluruh dengan jalan mengadakan perbandingan antara yang dikontstatir yang seharusnya

dilaksanakan. Sedangkan istilah pengendalian merupakan sarapan dari istilah dalam bahasa

control.

Black’s law dictionary memberikan definisi contra dalam fungsinya sebagai kata kerja atau

verb adalah sebagai berikut:

a. To exercise power or influence over;

b. To regulate or govern;

c. To have a controlling interst some institution.

Untuk memahami perbedaan kedua ini baik pengawasan dan pengenalian jusuf anwar

mengatakan, “secara formal, pengawasan bersifat memberikan saran lebih lanjut merupakan

wewenang dari orang-orang yang mempunyai fungsi pengendalian”.

Pengawasan berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan

ha yang saling mengisi, karena:

a. Pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan.

b. Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana

c. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengaawaasan dilakukan dengan bai.

d. Tujuan dapat diketahuai tercapai dengan baik atau tidak setelah pengawasan atau

penilaian dilakukan. (Hasibuan, 2011:241).

17. Tipe-Tipe Pengawasan

Menurut T.Hani Handoko ada tiga tipe pengawasan yaitu:

a. Pengawasan pendahuluan

19

Page 20: Perilaku organisasi

b. Pengawasan “concurrent” dan

c. Pengawasan umpan balik.

Untuk memahami lebih dalam hani handoko menjelaskan bahwa “pengawsan pendahuluan,

atau sering disebut stering controls, dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau

penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat

sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.” Untuk pengawasan “concurren” Hani

Handoko mengatakan, “ tepe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu

prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan” bisa

dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “double-check” yang lebih menjamin ketepatan

pelaksanaan suatu kegiatan.” Dan lebih jauh Hani Handoko pengawasan umpan balik, juga

dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah

diselesaikan”

18. Pemimpin Dan Pengawasan Di Organisasi

Lowyer menyimpulkan bahwa penolakan terhadap sistem pengawasan itu lebih besar

kemungkinannya terjadi dibawah salah satu atau lebih dari keadaan yang berikut:

1. Sistem pengaawasan itu mengukur prestasi dalam suatu daerah baru

2. Sistem pengawasan itu menggantikan suatu sistem dimana orang mempunyai investasi

besar dalam pemeliharaanya

3. Standar-standar ditetapkan tanpa partisipasi.

4. Hasil-hasil dari sistem pengawasan itu tidak diumpan balik kepada mereka yang

prestasinya di ukur

5. Hasil-hasil dai sistem pengawasan itu disampaikan ke level yang lebih tinggi dalam

organisasi dan dipakai dengan sistem imbalan (reward system)

6. Orang yang terkena oleh sistem itu relatif puas dengan hal-hal sebagaimana adanya dan

mereka melihat diri mereka sendiri terikat (committed) pada organisasi.

7. Orang yang terkena sistem itu renda harga diri dan authoritarianism mereka.

Untuk mengatasi agar terciptanya pengawasan yang berlangsung secara baik, maka setiap

hambatan dalam bidang pengawasan harus dicarikan solusi. Adapun bentuk solusi tersebut

adalah

1. Menciptakan hubungan antara tingkat atas dan bawah agar terbentuknya suatu kontrol yang

maksimal sampai dengan tingkat sub sistem. Ini sebagaimana dinyatakan oleh Fremont

E.Kast dan James E. Prosenzweig bahwa “ada saling hubungan dengan pengawasan tingkat

tinggi dengan tujuan ditentukan. Juga terdapat saling hubungan dengan pengawaan saling

rendah dimana pekerjaan dilaksanakan oleh sistem dan berbagai sub-sistem”

2. Memahami konsep efektifitas. Konsep efektifitas dilihat dari segi waktu dan sebaiknya

pengawasan yang dilakukan melihat pada konsep time schedule, dengan tujuan agar setiap

pengerjaan dapat diselesaikan sesuai denga target yang diinginkan karena jika suatu

20

Page 21: Perilaku organisasi

pekerjaan selesai diatas target artinya terjadi pemborosan dari segi waktu dan lebih jauh

pada biaya (cost), sementara manajer perusahaan sering mengeepankan persoalan efiisiensi.

3. Perusahaan perlu mengembangkan suatu standar acuan kerja yang representatif dan modern.

Denga tujuan setiap pihak yang bekerja di organisasi tersebut harus mematuhi dan

menerapkan standar acuan kerja tersebut, sehingga jika suatu saat ada teguran, sanksi dan

berbagai bentuk penegakkan aturan lainya semua itu telah bersumber pada standar tersebut,

dengan begitu diharapkan kondisi homogen akan berlangsung akan berlangsung secara

stabil. Ini sebagaimana dinyatakan oleh Fremont E.Kast dan James E.Rosenzweig bahwa,

“sistem nilai homogen, penghayatan norma-norma kelompok dan pengetahuan serta

penerimaan hukum, tentulah akan membawa kepada mawas diri dan perilaku yang berada

dalam batas-batas yang sesuai untuk situasi tertentu”

4. Menerapkan konsep “the right man and the right place” konsep the right man and the right

place artinya menempatkan seseorang sesuai dengan posisinya. Dengan begitu diharapkan

setiap pekerjaan ditangani oleh mereka yang benar-benar mampu untuk menyelesaikannya.

Dalam konteks ilmu perilaku organisasi artinya dapat kita pahami jika perilaku dan sikap

pimpinan mempengaruhi pola perilaku organisasi. Dengan kata lain perilaku organisasi adalah

bagian dari cerminan perilaku pimpinan.

Dalam contoh lain dapat kita lihat pada sosok Jacob oetama pendiri bisnis surat kabar

harian kompas. Moto kompas adlah “amanat hati nurani rakyat.” Motto ini begitu kuat

mempengaruhi pola pembentukkan kinerja organisasi kompas tersebut. Selama ini kulture

jurnalisme yang dikembangkan oleh jacob adalah kulture “ jurnalisme damai”. Jurnalisme damai

merupakan proses penciptaan kulture jurnalisme baru yang memungkinkan pers bertahan di

tengah-tengah konfigurasi otoriter. Oleh sebab itulah, koran kompas yang diasuhnya, boleh

dikatakan sebuah koran di indonesia yang tidaik pernah kena breidel, baik dimasa orde lama

yang otoriter maupun di zaman orde baru yang dictator. Misi jurnalisme baginya bukan sekedar

menyampaikan informasi kepada pembaca, tetapi untuk mendidik dan mencerahkan hati nurani

anak bangasa.

Dengan kata lain mekanisme pengawasan organisasi bisnis yang dijalankan oleh Jacob oetama

adalah bersifat independen. Pembuktian ini memperlihatkan bagaimana surat kabar harian

kompas sampai hari ini masih bisa bertahan dengan jumlah opla terbesar dan mampu

memuaskan hati pihak pembaca. Bahkan seorang politisi senior pernah berkata jika ingin

memiliki bahasa yang bagus maka bacalah kompas.

ISTILAH PENTING DALAM BAB INI

1. Employee-orented

2. Financial performance

21

Page 22: Perilaku organisasi

3. Kepemimpinan

4. Leadership pipeline

5. Pemimpin

6. Pengendalian internal

7. Task-oriented

22