perilaku organisasi

16
UJIAN AKHIR SEMESTER ( UAS ) PERILAKU ORGANISASI Konflik, Kekuasaan, dan Kehidupan Politk. Dalam Organisasi Di Susun Oleh : ( RAHMADHIAN AULIA HAMUNTA ) NPK : 1 1 3 1 9 0 0 2 No. Absen : - Prodi Ilmu Administrasi Negara Semester V PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

Upload: aulia-hamunta

Post on 17-Jul-2015

702 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU ORGANISASI

UJIAN AKHIR SEMESTER ( UAS )

PERILAKU ORGANISASI

Konflik, Kekuasaan, dan Kehidupan Politk. Dalam Organisasi

Di Susun Oleh :

( RAHMADHIAN AULIA HAMUNTA )

NPK : 1 1 3 1 9 0 0 2

No. Absen : -

Prodi Ilmu Administrasi Negara

Semester V

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

Page 2: PERILAKU ORGANISASI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala waktu dan kesempatan

yang telah dianugerahi-Nya kepada saya, hingga saya berhasil menyelesaikan tugas Ujian

Akhir Semester ini. Terima kasih juga kepada segenap pihak yang telah terlibat membantu

saya dalam menemukan referensi-referensi terbaik untuk tugas ini. Terima kasih banyak saya

ucapkan untuk Drs. Dwi Suharnoko, M.Si selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi. Atas

bimbingan beliau dalam tugas Ujian akhir Semester ini.

Tugas ini merupakan Tugas mata kuliah Perilaku Organisasi, yang dimana tugas ini

dikerjakan secara individu guna memeperdalam permasalahan terkait dengan perilaku

organisasi. Dalam tugas ini, saya mengangkat sebuah kajian yang lebih kritis, meskipun

sedehana.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Maka segala bentuk

masukan dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi sempurnanya tugas ini.

Akhir kata, besar harapan saya agar tugas singkat dan sederhana ini bisa menambah

wawasan pembaca dalam memahami dan menganalisis berbagai permasalahan dalam

kaitannya dengan perilaku organisasi.

Malang, 18 Januari 2014

Rahmadhian A.Hamunta

Page 3: PERILAKU ORGANISASI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Jawaban No 1

Jawaban No 2

Jawaban No 3

Analisis

Penutup : a. Kesimpulan

b. Saran

Pustaka

Page 4: PERILAKU ORGANISASI

JAWABAN NO 1

Skema proses terjadinya sebuah konflik organisasi

karena keterbatasan sumber daya dan setiap aktor

berebut kepentingan, maka konflik adalah wajar

(natural) dalam kehidupan organisasi

selalu ada potensi perbedaan menyangkut kepribadian, keyakinan,

kepentingan, sikap, persepsi, dan minat dari para anggotanya

tujuan organisasi, dlm pengambilan

keputusan dan proses manajemen

lainnya

organisasi ,koalisi yang terdiri dari berbagai individu dan kelompok

dengan berbagai kepentingan

kekuasaan memainkan peranan

penting dalam memperebutkan

sumberdaya

Page 5: PERILAKU ORGANISASI

Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi

sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.

(Wahyudi, 2006:17)

Menurut Robbin konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi

yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang

berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh

negatif. Pandangan ini dibagi menjadi 3(tiga) bagian menurut Robbin yaitu :

1. Pandangan Tradisional

Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif,

merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang

buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk

tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.

2. Pandangan kepada hubungan manusia.

Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar

terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak

dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan

atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat

guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.

3. Pandangan interaksionis.

Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya

suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi

cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik

perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di

dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu masalah yang timbul akibat

ketidakcocokan ataupun akibat perbedaan pendapat dalam suatu organisasi,masih banyak lagi

faktor-faktornya.

Page 6: PERILAKU ORGANISASI

Jenis – Jenis Konflik :

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :

Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi

ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila

berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan

untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering

diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya

konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).

Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu

menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja

mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh

kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.

Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan

kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.

Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi

dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya

pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan

penggunaan sumber daya lebih efisien.

Macam-macam konflik dalam Organisasi Misalnya Seperti :

Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi,konflik dari

pihak bawahan dengan pihak bawahan yang setara bagiannya,misalnya konflik antar

seksi dalam organisasi.

Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah

organisasi,konflik antara bawahan dengan pimpinan,seperti sekretaris dengan

ketua,bendahara dengan ketua.

Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi,konflik antara

bawahan namun di bagian yang berbeda.

Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah

organisasi,misalnya konflik antara pimpinan dari seksi A dengan Bawahan dari seksi

B.

Page 7: PERILAKU ORGANISASI

Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.

Dan lain sebagainya,konflik antar pimpinan namun dalam bagian yang

berbeda,misalnya konflik antara ketua seksi A dengan Ketua seksi B yang saling

berbeda pendapat.

Semua konflik pasti memiliki sumber dan penyebab-penyebab,berikut ini ada beberapa

sumber konflik dalam sebuah organisasi :

faktor komunikasi (communication factors) : Disebabkan oleh Kesalahan komunikasi

atau komunikasi yang kurang baik antar bawahan,antar pimpinan ataupun antar

bawahan dan pimpinan.

faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization

structure) : Disebabkan oleh kurang baiknya susunan struktur organisasi yang dibuat.

faktor yang bersifat personal. (personal factors) : Disebabkan oleh faktor individu

yang memang sudah saling memiliki konflik satu sama lainnya.

faktor lingkungan (environmental factors) : Faktor lingkungan yang kurang

mendukung organisasi tersebut sehingga terjadi konflik satu sama lainnya.

Setiap konflik atau masalah pasti bisa diatasi ,asalkan dengan cara dan pendekatan yang

benar,ada beberapa tahapan dalam penyelesaian konflik dalam organisasi.

Stimulasi Konflik

Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok

Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian dimana konflik terjadi

Perubahan aturan main atau prosedur yang ada

Pengendalian Konflik

Perluasan penggunaan sumber daya organisasi

Peningkatan Kordinasi dalam organisasi

Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagaipihak yang terlibat

dalam konflik

Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari para pegawai

Penyelesaian Dan Penghilangan Konflik

Penghindaran Konflik dengan jalan penghindaran sumber-sumber Konflik

Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi

Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalamsuatu forum

penyelesaian konflik

Page 8: PERILAKU ORGANISASI

JAWABAN NO 2

Cara mengendalikan kekuasaan dan kehidupan politik dalam kehidupan organisasi, memiliki

banyak konsep, contohnya dalam berorganisasi masing-masing individu terlibat dalam

kelompok, dan wajib berbaur dengan sistem yang ada serta aturan-aturan yang berlaku.

Di dalam organisasi sendiri sering terjadi berbagai masalah dan ketidaksamaan dalam cara

berfikir, hal itu menjadi sesuatu yang wajar, sebab menyatukan berbagai kepala dan pola

berfikir dalam organisasi tidaklah gampang. Oleh sebab itu sebagai pemimpin mengendalikan

kekuasaan dan kehidupan politik dalam organisasi adalah dengan cara memakai

kekuasaannya untuk dapat bertindak tepat, bijak, dan tegas dalam mengambil keputusan,

untuk keberlangsungan organisasi yang terarah dan kinerja yang dihasilkanpun baik.

Kehidupan politik di dalam organisasi tidaklah selalu berjalan baik, kepentingan

organisasi/kelompoklah yang menjadi prioritas utama, tapi tidak terlepas dari hal itu masing-

masing individu secara tersembunyi pasti mendahulukan kepentingan pribadinya.

Kekuasaan pertama sekali digambarkan dengan struktur organisasi (Jeffrey Pfeffer, Power

in Organizations 1981). Pengaturan organisasi secara struktural membagi kebijaksanaan

pengambilan keputusan pada berbagai kedudukan. Dengan demikian, struktur organisasi

menciptakan kekuasaan formal dan wewenang dengan cara menentukan individu tertentu

untuk melakukan perkerjaan dan membuat keputusan tertentu. John French dan Bertram

Raven mengusulkan lima dasar kekuasaan antar pribadi (interpersonal), yakni :

1. Kekuasaan Legitimasi, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi seseorang

karena kedudukannya.

2. Kekuasaan Imbalan, seseorang memperoleh kekuasaan dari kemampuan untuk

memberikan imbalan karena kepatuhan mereka.

3. Kekuasaan Paksaan, bentuk kekuasaan paksaan ini di pakai untuk memperoleh

pemenuhan akan permintaan atau untuk mengoreksi perilaku tidak produktif dalam

organisasi.

4. Kekuasaan Ahli, seseorang dengan keahlian khusus dinilai mempunyai kekuasaan ahli

yang tinggi

Page 9: PERILAKU ORGANISASI

Konsep kekuasaan (power) erat sekali hubungannya dengan konsep kepemimpinan dan

politik. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku

pengikutnya. Dengan memberikan hubungan yang menyeluruh antara kepemimpinan dan

kekuasaan Harsey, Blanchard, dan Natemeyer merasakan bahwa para pemimpin

seharusnya tidak hanya menilai perilakunya sendiri agar mereka dapat mengerti bagaimana

mereka mempengaruhi orang lain, akan tetapi juga mereka harus meneliti posisi mereka dan

cara menggunakan kekuasaan.

Paul W. Cummings (Open Management – Guides to successful Practice) mengemukakan

kekuasaan dan politik dalam manajemen merupakan anak kembar yang tak terpisahkan,

karena yang satu tak dapat hidup tanpa yang lain. Para manajer jaman sekarang harus

mempelajari segi-segi pokok dalam kekuasaan dan politik, jika mereka mau hidup terus dan

berhasil. Mereka harus belajar tentang garis-garis kekuasaan, menggunakan teknik-teknik

politik dan menggunakan kekuasaan dan teknik-teknik politik secara efektif dalam karir

mereka.

Garis kekuasaan kadang-kadang sangat tidak kentara dalam organisasi kerja, sehingga

bawahan tidak sadar bahwa mereka sesungguhnya sedang digunakan untuk mengejar

keinginan dan maksud orang lain. Ciri pokok kekuasaan dalam perusahaan industri sekarang

ini adalah penggunaan orang-orang dan kelompok untuk tujuan dan maksud tertentu.

Pelopor pertama yang mempergunakan istilah kekuasaan adalah sosiolog kenamaan Max

Weber. Dia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang

aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan

keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan (Henderson dan Talcott Parsons :

Organizations Behavior ; 387). Bierstedt mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan

untuk mempergunakan kekuatan.

Kekuasaan adalah bagian yang mengisi jalinan kehidupan organisasi (Iain Mangham ;

―Power and Performance in Organizations”). Menyelesaikan masalah memerlukan kekuatan.

Setiap hari, manajer pada organisasi publik dan swasta memperoleh dan menggunakan

kekuasaan untuk mencapai tujuan, dan dalam banyak kasus untuk memperkuat posisinya

sendiri.

Page 10: PERILAKU ORGANISASI

Keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menggunakan dan bereaksi pada kekuasaan

sangat ditentukan oleh pengertiannya tentang kekuasaan, mengetahui bagaimana dan kapan

menggunakannya, dan dapat mengantisipasi kemungkinan akibat-akibatnya.

Kekuasaan meliputi hubungan antara dua atau lebih orang. Robert Dahl, seorang pakar

politik menangkap fokus yang hubungan yang penting ini ketika ia mendefinisikan kekuasaan

sebagai ― A memiliki kekuasaan atas B berarti bahwa ia dapat memerintah B untuk

melakukan sesuatu yang harus dilakukan B‖. kekuasaan harus diterapkan atau mempunyai

potensi untuk diterapkan dalam hubungannya dengan orang atau kelompok yang lain.

Perilaku Organisasi : “ Kekuasaan dan politik ” 4 Literatur membedakan antara kekuasaan

dan wewenang. Max Weber menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan di antara dua

konsep ini (Theory of Social Economic ; 1947). Dia percaya bahwa kekuasaan meliputi

kekuatan dan paksaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki

seseorang karena kedudukannya dalam organisasi.

Page 11: PERILAKU ORGANISASI

JAWABAN NO 3

Stress merupakan kondisi psikofisik yang ada (inheren) dalam diri setiap orang. Artinya

stress dialami oleh setiaop orang, tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan,

atau setatus sosial ekonomi. Stress bias dialami oleh bayi, anak-anak, remaja atau dewasa;

dialami oleh pejabat dan rakyat jelata; dialami oleh pengusaha atau karyawan; dialami oleh

orangtua atau anak; dialami oleh guru maupun siswa; dan dialami oleh pria maupun wanita.

Bahkan mungkin stres juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.

Pengertian stres menunjukkan variasi antara ahli yang satu dengan ahli yang

lainnya. Folkman dan Lazarus (Chaeruni, 1995) mendefinisikan stres sebagai suatu akibat

dari interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang dinilai membahayakan

dirinya. Gibson (Chaeruni, 1995) mendefinisikan stres sebagai interaksi antara stimulus dan

respon. Stres sebagai stimulus adalah kekuatan atau dorongan terhadap individu yang

menimbulkan reaksi ketegangan atau menimbulkan perubahan-perubahan fisik

individu. Stres sebagai respon yaitu respon individu baik respon yang bersifat fisiologik

maupun respon yang bersifat psikologik, terhadap stresor yang berasal dari

lingkungan. Stresor tersebut merupakan peristiwa atau situasi dari luar yang bersifat

mengancam individu.

Stres dapat berpengaruh positif juga negative. Pengaruh positif, yaitu mendorong individu

untuk membangkitkan kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh

negative, yaitu menimbulkan perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau

depresi; dan memicu sakit kepala, sakit perut, insomnia, tkanan darah tinggi, atau stroke.

Kondisi kerja yang selalu berada di bawah tekanan

Ketidakjelasan tugas yang diberikan

Permintaan barang yang sangat tinggi

Kurangnya perencanaan kerja

Adanya ancaman di kalangan karyawan

Teriakan dan makian para konsumen

Teman kerja yang selalu mengganggu

Ketidaknyamanan fisik, seperti suara mesin yang ribut, ventilasi yang kurang dsb.

dan yang paling buruk, tidak adanya perbaikan untuk mengatasi masalah-masalah

diatas.

Page 12: PERILAKU ORGANISASI

Manajemen stress merupakan kemampuan manusia untuk mengatasi gangguan mental dan

emosional yang muncul dalam kehidupannya. Lalu, apakah tujuan dari manajemen stress

tersebut? Tujuan dari diterapkannya manajemen stress adalah untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas hidup manusia menjadi lebih baik dan terarah.

Beberapa manajemen stress yang bisa Anda terapkan adalah sebagai berikut :

Selalu berpikir positif

Mengatur pola istirahat dan pola tidur yang cukup

Mulai membuat skala prioritas

Menghindari bersikap perfeksionis

Mengatur pola makan yang baik, hindari makanan pemicu stress

Untuk mengurangi ketegangan tubuh dan otak, tidak ada salahnya Anda mendengarkan

musik

Melakukan beberapa kebiasaan baik dan produktif, misalnya : menambah wawasan

dengan membaca, menambah teman, meningkatkan control terhadap pikiran Anda,

mengontrol emosi, menjaga stamina, dan lain-lain.

Meningkatkan kepekaan sosial

Menyalurkan hobi yang positif, misalnya memancing, berenang, memelihara binatang

kesayangan, dan lain-lain.

Liburan dan rekreasi ke tempat-tempat yang menyenangkan

Banyak berdo’a

Contoh kasus demonstran para buruh di kalbar ini adalah bentuk dari pada kekecewaan,

sehingga pemikiran-pemikiran yang dapat membuat para buruh tidak demo, adalah dengan

memberikan solusi dan pemecahan masalah terbaik bagi para buruh, dengan mendengarkan

aspirasi dari para pekerja (buruh) mengenai apa yang menjadi permasalahan dan

melatarbelakangi kekecewaan mereka, karena dalam hal ini para buruh juga memperjuangkan

hak mereka, di mana mereka bekerja mencari nafka, membanting tulang, dan mereka butuh

orang-orang yang menghargainya.

Beberapa penjelasan megenai manajemen stress di atas, bisa dihubungkan ke dalam faktor

Motivasi, untuk mengatasi tingkat stress para buruh. Sehingga demonstrasi yang terjadi tidak

menimbulkan tidakan anarkis yang dapat memicu respon negatif bagi para buruh. Karena

seperti yang dijelaskan para buruh tersebut tidak lagi mendapatkan kebijakan yang baik dari

perusahaan melainkan mereka mendapatkan kebijakan yang tidak adil yakni PHK. Hal itu

jelas melatarbelakangi respon demo buruh tersebut.

Page 13: PERILAKU ORGANISASI

ANALISIS

Konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat

adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap

pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Kekuasaan pertama sekali digambarkan dengan struktur organisasi (Jeffrey Pfeffer, Power

in Organizations 1981). Pengaturan organisasi secara struktural membagi kebijaksanaan

pengambilan keputusan pada berbagai kedudukan. Dengan demikian, struktur organisasi

menciptakan kekuasaan formal dan wewenang dengan cara menentukan individu tertentu

untuk melakukan perkerjaan dan membuat keputusan tertentu.

Manajemen stress merupakan kemampuan manusia untuk mengatasi gangguan mental dan

emosional yang muncul dalam kehidupannya. Stres dapat berpengaruh positif juga negative.

Pengaruh positif, yaitu mendorong individu untuk membangkitkan kesadaran dan

menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negative, yaitu menimbulkan perasaan-

perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi; dan memicu sakit kepala, sakit

perut, insomnia, tkanan darah tinggi, atau stroke.

Dari ketiga pertanyaan, saya mendapatkan beberapa jawaban serta menyimpulkannya dalam

satu analisis, bahwa dalam organisasi perilaku seseorang dalam kelompok berdampak

terhadap pengembangan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian

dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan

tujuan keorganisasian.

Dan di dalamnya akan menjadi hal yang wajar bila terjadi konflik, sebab untuk mencapai

tujuan bersama atas beberapa kelompok individu yang memiliki pola pikir yang berbeda-beda

pasti akan menimbulkan konflik, oleh sebab itu di dalam organisasi sendiri, kita belajar

bagaimana pola organisasi, terutama prilaku organisasi itu sendiri, sehingga kita mengerti

serta memahami alur serta maksud dan tujuan dengan selalu memberi masukan serta satu

dalam suara walaupun dengan berbagai macam pendapat.

Page 14: PERILAKU ORGANISASI

Dan dengan jelas dipahami bahwa dalam keorganisasian kecenderungan untuk mengalami

stress dengan permasalhan serta pekerjaan yang tidak tuntas, ataupun ketidak saling sukaan

antara rekan yang satu dengan yang lainnya, hal itu semua dapat terjadi dalam organisasi,

oleh sebab itu diperlukannya pola manajemen stress yang baik, terutama peran paling penting

dari seorang pimpinan, sebagai pemegang kekuasaan dan wewenang tertinggi, perannya

dalam memenejemeni stress para anggotanya adalah dengan bijak dalam mengambil

keputusan serta mengkaji dan menelah dengan baik persoalan yang terjadi, dengan begitu,

masing-masing individu dalam kelompok dapat saling memahami satu sama lain, dan akan

berdampak baik pada pola prilaku organisasi itu sendiri.

Page 15: PERILAKU ORGANISASI

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Kekuasaan dan Politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap

organisasi tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam

perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang

yang ada dalam organisasi.

Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain,

maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan. Kekuasaan adalah

kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu.

Perilaku organisasi sangat penting digunakan dalam ruang lingkup keorganisasian karena

perilaku organisasi dapat mengetahui karakter para pelakunya. Perilaku organisasi merupakan

suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam kelompok organisasi yang

berhubungan langsung dengan ilmu – ilmu yang lainnya. Organisasi merupakan suatu tempat

berkumpulnya sekelompok orang yang memilki tujuan bersama, memilki eksistensi dalam

pencapainnya. Maka dari itu, perilaku organisasi sangat berguna bagi para pelaku organisasi

untuk mengetahui sifat – sifat/ karakter apa saja yang dibutuhkan dalam berperilaku di

organisasi.

B. Saran :

Saya merasa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya

setelah tugas ini dibaca diharapkan agar dapat memberikan saran dan kritikan yang

membangun untuk kesempurnaan tugas ini dimasa yang akan datang.

Page 16: PERILAKU ORGANISASI

PUSTAKA

Thoha, Miftah ; Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, 1983.

http://makaikishi.blogspot.com/2009/01/Kepemimpinan dan Kekuasaan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/kekuasaan#cite_note-Principles_4-2

Michael Beer. Organizational Behavior and Development. Harvard Business Review. 115.

1998.

Carolyn Bourdeaux and Grace Chikoto. Legislative Influence on Perfiormance Management

Reform. Public Administration review. Mar/Apr 2008. p53.

Nigel Nicholson and Rod White. Darwinism—A new paradigm for organizational

behavior? Journal of Organizational Behavior, 27, 2006, 111–119.

Perilaku Organisasional. DR. Sopiah, MM, MPd. Penerbit Andi. 2008

Joyce S Osland, David A Kolb, Irwin M Rubin. Organizational Behavior, an Experiential

Approach. Seventh Edition. Prentice Hall. 1995.

Karl Albrecht. Organizational Development: A Total System Approach to positive Change in

Any Business Organization; Englewood Cliffs, NJ; Prentice Hall Inc; 1983.

About these ads