perhitungan potensi mimyak

Upload: aaputra

Post on 10-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perhitungan Potensi Mimyak

TRANSCRIPT

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 1 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    PENENTUAN POTENSI SUMUR MINYAK VERTIKAL

    1. TUJUAN

    Menghitung potensi suatu sumur minyak yang mencerminkan kemampuan reservoir mengalirkan

    minyak ke dalam sumur tersebut. Kemampuan ini dinyatakan dalam hubungan antara tekanan alir

    dasar sumur terhadap laju produksi (kurva IPR).

    2. METODE DAN PERSYARATAN

    2.1. METODE

    Penentuan potensi sumur menggunakan :

    1. Persamaan Darcy untuk aliran minyak.

    2. Persamaan Vogel1) dan Perluasan Persamaan Vogel2) untuk aliran gas dan minyak.

    3. Perhitungan berdasarkan hasil uji Back Pressure dan Isochronal.

    2.2. PERSYARATAN

    1. Untuk aliran minyak, tekanan statik dan tekanan alir dasar sumur lebih besar dari tekanan

    jenuh.

    2. Khusus untuk persamaan Vogel, harga faktor skin sama dengan nol.

    3. Kadar air tidak lebih dari 40%, baik untuk persamaan Vogel maupun perluasan persamaan

    Vogel.

    3. LANGKAH KERJA

    3.1. PENENTUAN KURVA IPR UNTUK ALIRAN SATU FASA

    3.1.1. Berdasarkan Data Uji Tekanan dan Produksi

    1. Siapkan data hasil uji tekanan dan produksi yaitu : Ps, Pwf, dan qo pada Pwf.

    2. Hitung indeks produktivitas (J) dengan menggunakan persamaan :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 2 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    wfs

    o

    PPqJ

    = (1)

    3. Pilih tekanan alir dasar sumur (Pwf).

    4. Hitung laju aliran (qo) pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

    qo = J (Ps Pwf) (2)

    5. Kembali ke langkah 3.

    6. Plot qo terhadap Pwf yang diperoleh dari langkah 3 dan 4 pada kertas grafik kartesian,

    dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.

    3.1.2. Berdasarkan Parameter Batuan dan Fluida Reservoir

    1. Siapkan data yang diperlukan sebagai berikut :

    a. Parameter batuan reservoir, yaitu :

    ko, h, dan re

    b. Parameter fluida reservoir, yaitu :

    Bo dan o

    c. Parameter sumur yaitu : rw

    d. Tekanan statik dan faktor skin dari uji tekanan yaitu :

    Ps dan S

    2. Hitung J dengan menggunakan persamaan :

    )472.0(ln

    00708.0

    SrrB

    kJ

    w

    eoo

    o

    +=

    (3)

    3. Pilih tekanan alir dasar sumur (Pwf).

    4. Hitung laju aliran (qo) pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

    qo = J (Ps Pwf) (4)

    5. Kembali ke langkah 3.

    6. Plot qo vs Pwf yang diperoleh dari langkah 3 dan 4 pada kertas grafik kartesian,

    dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 3 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3.2. PENENTUAN KURVA IPR UNTUK ALIRAN DUA FASA PADA FAKTOR SKIN = 0

    3.2.1. Jika Tekanan Statik Lebih Kecil dari Tekanan Jenuh (Ps < Pb)

    1. Siapkan data hasil uji tekanan dan produksi, yaitu Ps, Pwf, dan qo @ Pwf

    2. Hitung Pwf/Ps

    3. Hitung laju produksi maksimum (qmax) berdasarkan data dari langkah 1 dan

    menggunakan persamaan berikut :

    2

    max

    )(8.0)(2.00.1s

    wf

    s

    wf

    o

    PP

    PP

    qq

    = (5)

    4. Pilih tekanan alir dasar sumur (Pwf) dan hitung Pwf/Ps

    5. Hitung qo pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

    = 2max )(8.0)(2.00.1s

    wf

    s

    wfo P

    PPP

    qq (6)

    6. Kembali ke langkah 4.

    7. Plot qo terhadap Pwf yang diperoleh dari langkah 4 sampai dengan 6 pada kertas

    grafik kartesian dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.

    Catatan :

    Apabila dipilih harga qo dan akan ditentukan harga Pwf-nya, langkah 4 s/d 6 diganti

    dengan langkah berikut :

    4. Pilih laju aliran (qo) dan hitung qo/qmax

    5. Hitung Pwf dengan menggunakan persamaan berikut :

    { })/(80811125.0 maxqqPP oswf += (7) 6. Kembali ke langkah 4.

    3.2.2. Jika Tekanan Statik Lebih Besar daripada Tekanan Jenuh (Ps > Pb)

    3.2.2.1. Jika tekanan alir dasar sumur dari uji produksi lebih besar dari tekanan jenuh

    (Pwf > Pb)

    1. Dari uji tekanan dan produksi, diperoleh :

    Ps, Pwf dan qo @ Pwf Dalam hal ini Pwf > Pb dan Pb harus diketahui.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 4 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    2. Hitung indeks produktivitas sumur untuk Pwf > Pb (kondisi aliran satu fasa)

    dengan menggunakan persamaan berikut :

    wfs

    o

    PPqJ

    = (8)

    3. Dengan menggunakan harga J tersebut hitung qb @ Pwf = Pb menurut

    persamaan di bawah ini:

    qb = J (Ps Pb) (9)

    4. Hitung qx, yaitu :

    8.1

    )( bx

    PJq = (10)

    5. Hitung qmax = qb + qx (11)

    6. Pilih Pwf yang lebih kecil dari tekanan jenuh (Pb) dan hitung Pwf/Pb

    7. Hitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan :

    += 2max )(8.0)(2.01)(b

    wf

    b

    wfbbo P

    PPP

    qqqq (12)

    8. Kembali ke langkah 6.

    9. Plot Pwf terhadap qo yang diperoleh dari langkah 6 sampai dengan 8, pada

    kertas grafik kartesian dengan menggunakan qo sebagai sunibu datar dan Pwf

    sebagai sumbu tegak.

    3.2.2.2. Jika tekanan alir dasar sumur dari uji produksi lebih kecil dari tekanan jenuh

    (Pwf < Pb)

    1. Dari uji tekanan dan produksi diperoleh :

    Ps , Pwf, dan qo @ Pwf Dalam hal ini Pwf < Pb

    2. Hitung Pwf/Pb dan tentukan harga A

    di mana :

    2)(8.0)(2.01b

    wf

    b

    wf

    PP

    PP

    A = (13)

    3. Hitung harga J untuk kurva IPR di atas tekanan jenuh, yaitu :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 5 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    +

    =)(

    8.1APPP

    qJb

    bs

    o (14)

    4. Hitung laju produksi pada Pwf = Pb, yaitu :

    qb = J (Ps Pb) (9)

    5. Hitung qx dari persamaan :

    8.1

    )( bx

    PJq = (10)

    6. Hitung qmax = qb + qx (11)

    7. Pilih Pwf yang lebih kecil dari tekanan jenuh dan hitung Pwf/Pb.

    8. Hitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan

    berikut :

    += 2max )(8.0)(2.01)(b

    wf

    b

    wfbbo P

    PPP

    qqqq (12)

    9. Kembali ke langkah 7.

    10. Plot Pws vs qo yang diperoleh dari langkah 7 sampai dengan 9 pada kertas

    grafik kartesian dengan qo sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu

    tegak.

    3.3 PENENTUAN KURVA IPR DUA FASA UNTUK TEKANAN STATIK DI BAWAH

    TEKANAN JENUH DAN FAKTOR SKIN TIDAK SAMA DENGAN NOL

    1. Dari uji tekanan tentukan Ps dan S.

    2. Dari uji produksi tentukan harga Pwf dan qo @ Pwf.

    3. Hitung konstanta persamaan kurva IPR, yaitu :

    a1, a2, a3, a4 dan a5 masing-masing dengan menggunakan persamaan : (41), (42), (43), (44)

    dan (45) pada Lampiran (harga a1 sampai a5 dapat juga ditentukan secara grafis dengan

    menggunakan Gambar 1 sampai 5, untuk masing-masing an, apabila harga faktor skin

    antara ( 4) sampai dengan 10).

    4. Hitung Pwf/Ps berdasarkan data uji tekanan dan produksi.

    5. Hitung harga ruas kanan dari pada persamaan kurva IPR, yaitu :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 6 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    242

    2531

    )/()/(1)/()/(

    swfswf

    swfswf

    PPaPPaPPaPPaa

    A++

    ++= (15)

    6. Hitung laju produksi maksimum (qmax) apabila S = 0, yaitu :

    qmax @ S = 0 = Aqo (16)

    dimana qo adalah laju dari uji produksi.

    7. Pilih harga Pwf dan hitung Pwf/Ps, kemudian hitung harga A, seperti pada langkah 5.

    8. Hitung laju produksi, qo pada Pwf tersebut, yaitu :

    qo = qmax @ S = 0 (A) (17)

    9. Kembali ke langkah 7.

    10. Plot Pwf terhadap qo yang diperoleh dari perhitungan pada kertas grafik kartesian dengan qo

    sebagai sumbu datar dan Pwf sebagai sumbu tegak.

    3.4. PENENTUAN KURVA IPR BERDASARKAN UJI ISOCHRONAL

    1. Dari uji Isochronal diperoleh 3 atau lebih laju produksi dengan masing-masing Pwf -nya.

    2. Untuk masing-masing harga Pwf, hitung P 2s P2wf .

    3. Plot (P 2s P2wf ) terhadap q pada kertas grafik log-log.

    4. Tarik garis lurus terbaik yang mewakili titik-titik tersebut.

    5. Tentukan kemiringan garis lurus dari langkah 4 dengan prosedur sebagai berikut :

    Pilih dua titik sembarang yang terletak pada garis dari langkah 4.

    Baca harga-harga (P 2s P2wf ) dan q, yaitu :

    (P 2s P2wf )1 dan qo1

    (P 2s P2wf )2 dan qo2

    Kemudian dari garis lurus tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

    21

    222

    122

    loglog)log()log(

    Kemiringanoo

    wfswfs

    qqPPPP

    = (18)

    6. Harga n dari persamaan kurva IPR dapat dihitung sebagai berikut :

    n = l/(kemiringan) (19)

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 7 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    7. Tentukan konstanta J dari persamaan kurva IPR dengan prosedur sebagai berikut :

    Perpanjang garis dari langkah 4, sampai memotong sumbu datar.

    Baca harga perpotongan tersebut, misalkan X STB/hari.

    Baca harga (P 2s P2wf ) yang sesuai dengan X STB/hari tersebut, misalkan Y (psi

    2).

    Maka harga J dapat dihitung sebagai berikut :

    nYXJ = (20)

    8. Pilih berapa harga Pwf dan hitung laju alirannya dengan menggunakan persamaan kurva

    IPR :

    qo = J (Ps2 Pwf2)n (21)

    9. Plot Pwf terhadap qo, pada kertas grafik kartesian; qo pada sumbu datar dan Pwf sebagai

    sumbu tegak.

    3.5. PENENTUAN KURVA IPR DUA FASA DI KEMUDIAN HARI DENGAN METODE

    "PIVOT - POINT"

    3.5.1. Pemecahan Secara Numerik dengan Menggunakan Metoda "Pivot - Point"

    1. Dapatkan dua data uji tekanan dan produksi yang dilakukan pada waktu berbeda.

    2. Tentukan laju produksi maksimum dari dua data uji tersebut dengan menggunakan

    persamaan Vogel :

    2

    max

    )(8.0)(2.00.1s

    wf

    s

    wf

    o

    PP

    PP

    qq

    = (5)

    dengan demikian diperoleh qmax,1 dan qmax, 2 untuk masing-masing data uji.

    3. Hitung P *wf dengan menggunakan persamaan berikut ini :

    212max,

    221max,

    2211max,

    21

    212max,* )()(8/1

    ss

    sssswf PqPq

    PPqPPqP

    = (22)

    4. Hitung (wf

    o

    dPdq*

    ) dengan menggunakan persamaan di bawah ini :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 8 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    *211

    1max,* )

    6.12.0()(s

    wf

    swf

    o

    PP

    Pq

    dPdq

    += (23)

    5. Tentukan tekanan statis di kemudian hari, Psf yang mana kurva IPR-nya akan

    dibuat.

    6. Hitung(-dqo/dPwf)f dengan menggunakan persamaan

    berikut :

    sf

    wf

    wf

    o

    Pwffwf

    o

    PP

    dPdq

    dPdq

    *

    *

    0

    1

    )()(

    +

    = = (24)

    7. Hitung laju produksi maksimum di kemudian hari, qmax, f , sebagai berikut :

    2.0

    )/( 0max,

    ==

    Pwffwfosff

    dPdqPq (25)

    8. Buat kurva IPR di kemudian hari, berdasarkan harga Psf (dari langkah 5) dan qmax,f

    (dari langkah 7) dengan menggunakan persamaan Vogel. Langkah perhitungan

    dilakukan seperti langkah 4 sampai dengan 7 dari sub judul 3.2.1

    3.5.2. Pemecahan Secara Numerik dengan Menggunakan Persamaan Ps-envelope

    1. Dapatkan dua data uji tekanan dan produksi yang dilakukan pada waktu yang

    berbeda.

    2. Tentukan laju produksi maksimum dari dua data uji tersebut dengan menggunakan

    persamaan Vogel, yaitu :

    2

    max

    )(8.0)(2.00.1s

    wf

    s

    wf

    o

    PP

    PP

    qq

    = (5)

    Dengan demikian diperoleh qmax,1 dan qmax,2 untuk masing-masing data uji.

    Pwf = 0

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 9 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3. Hitung konstanta A dengan menggunakan persamaan berikut :

    )/()/( 2max,

    221max,

    21

    21

    qPqPPPA

    ss

    ss

    = (26)

    4. Hitung konstanta n, sebagai berikut :

    = 11max,

    11 q

    PAPn ss (27)

    5. Tentukan tekanan statis di kemudian hari (Psf) yang mana kurva IPR akan dibuat.

    6. Hitung qmax,f dengan menggunakan persamaan berikut :

    nP

    PAq

    sf

    sff +=

    2

    max, (28)

    7. Buat kurva IPR di kemudian hari berdasarkan harga Psf (dari langkah 5) dan qmax,f

    (dari langkah 7) dengan menggunakan persamaan Vogel. Langkah perhitungan

    dapat dilihat pada sub-judul 3. 2. 1. dari langkah 4 sampai dengan 7.

    3.6. PENENTUAN KURVA IPR DUA FASA DI KEMUDIAN HARI DENGAN

    MENGGUNAKAN FUNGSI TEKANAN SEMU

    1. Dapatkan satu data uji tekanan dan produksi pada waktu sekarang dan tentukan pula faktor

    skin. Selain itu API minyak perlu diketahui.

    2. Dengan menggunakan prosedur perhitungan pada sub-judul 3.3 dari langkah (1) sampai

    dengan (6), tentukan laju produksi maksimum untuk S = 0, pada saat sekarang (qmax,p)

    3. Sesuai dengan API dari minyak, tentukan xp, yaitu perbandingan m(Psp)/m dengan (Psp)

    menggunakan persamaan berikut :

    Untuk API < 40 :

    xp = 0.033210 )/(429922.3 spsf PPe

    = 1.025333 (29)

    Untuk API > 40 :

    xp = 0.015215 )/(152343.4 spssf PPe

    = 0.967412 (30)

    4. Tentukan harga tekanan statis di kemudian hari, Psf, yang mana kurva IPR-nya akan

    dibuat.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 10 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. Hitung harga xf, yaitu :

    )()(

    sp

    sff Pm

    Pmx = (31)

    dengan menggunakan persamaan yang sesuai dengan API minyak, yaitu :

    Untuk API < 40 :

    xf = 0.033210 )/(429922.3 spsf PPe

    Untuk API > 40

    xf = 0.015215 )/(152343.4 spsf PPe

    Hitung laju aliran maksimum di kemudian hari (qmax,f) untuk S = 0, yaitu :

    pp

    ff qx

    xq max,max, .= (34)

    dimana qmax,p telah diperoleh dari langkah 2.

    7. Buat kurva IPR di kemudian hari berdasarkan Psf (dari langkah 5) dan qmax,f (dari langkah

    6) dengan menggunakan prosedur perhitungan pada 2.3, langkah 7 sampai dengan 9.

    3.7. PENENTUAN KURVA IPR DI KEMUDIAN HARI DENGAN MENGGUNAKAN DATA

    UJI ISOCHRONAL

    1. Persamaan kurva IPR dapat dapat ditentukan berdasarkan data isochronal, yaitu:

    qo = J (P 2sp P2wf )

    n (35)

    2. Tentukan tekanan statik di kemudian hari (Psf).

    3. Buat kurva IPR untuk tekanan statik (Psf) dengan menggunakan persamaan :

    )()( 22 wfsfn

    sp

    sfo PPP

    PJq = (36)

    dimana Psp adalah tekanan statik pada saat sekarang, yaitu pada waktu uji isochronal

    dilakukan (langkah 1).

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 11 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. DAFTAR BACAAN

    1. Vogel, J. V. : "Inflow Performance Relationships For Solution Gas Drive Wells", Journal

    Petroleum of Technology, Jan. 1968, pp. 83-92.

    2. Sukarno, Pudjo : "Inflow Performance Relationship Curves in Two-Phase and Three-Phase Flow

    Conditions", Ph. D. Dissertation, The University of Tulsa, 1985, Tulsa, Ok.

    3. Fetkovich, M. J. : "The Isochronal Testing of Oil Wells", SPE Reprint Series No. 14, Pressure

    Transient Testing Method, 1980 Edition.

    4. Earlougher, Robert C., Jr. : "Advances in Well Test Analysis", Monograph Vol. 5, SPE of AIME.

    5. Uhri, D. C. dan Blount, E. M. : "Pivot Point Method Quickly Predicts Well Performance", World

    Oil Vol.194, No 6. May 1982 pp. 153 - 164.

    6. Brown, K. E. : "The Technology of Artificial Lift Methods", Vol. IV, PennWell Books, Tulsa,

    Oklahoma, 1984.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 12 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. DAFTAR SIMBOL

    Bo = faktor volume formasi, bbl/STB

    h = tebal lapisan, ft

    J = Indeks Produktivitas, STB/hari/psi

    ko = permeabilitas efektif minyak, mD

    kro = permeabilitas relatif minyak

    m(P) = fungsi tekanan semu

    n = l/kemiringan kurva dari plot

    (Ps2 Pwf2) terhadap qo pada kertas grafik log-log

    Pb = tekanan jenuh, psi

    Ps = tekanan statik, psi

    Psf = tekanan statik di kemudian hari, psi

    Psp = tekanan statik saat ini, psi

    Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi

    qb = laju aliran minyak pada Pwf = Pb, STB/hari

    qmax = laju aliran minyak maksimum, STB/hari

    qo = laju aliran minyak, STB/hari

    re = jari-jari pengurasan, ft

    rw = jari-jari sumur, ft

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 13 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6. LAMPIRAN

    6. 1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS

    6.1.1. Pendahuluan

    Kurva IPR dinyatakan sebagai hubungan tekanan alir dasar sumur (Pwf) terhadap laju

    produksi (qo). Hubungan ini diperoleh dari uji sumur, yaitu :

    (1) Uji produksi sebelum uji tekanan bentuk dilakukan.

    (2) Uji "draw down" (UDD).

    (3) Uji Isochronal.

    Selain berdasarkan uji sumur tersebut kurva IPR dapat pula diperkirakan dengan

    menggunakan persamaan aliran Darcy.

    6.1.2. Penentuan Kurva IPR dengan Persamaan Darcy

    Persamaan aliran untuk minyak dalam media berpori adalah sebagai berikut :

    )/472.0(ln)(1008.7 3

    SrrBPPhk

    qweoo

    wfroo +

    =

    (37)

    Apabila indeks produksi (J) didefinisikan sebagai :

    wfr

    o

    PPqJ

    = (38)

    maka dari persamaan (1) dapat diturunkan harga J :

    )/472.0(ln

    1008.7 3

    SrrBhkJweoo

    o

    +

    =

    (39)

    Oleh karena persamaan (39) diturunkan dari persamaan aliran Darcy, maka

    pemakaiannya sesuai dengan anggapan yang digunakan oleh persamaan (37), yaitu

    antara lain aliran satu fasa.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 14 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.1.3. Penentuan Kurva IPR untuk Aliran Dua Fasa (Gas dan Minyak) dengan Faktor Skin = 0

    Untuk aliran dua fasa Vogel menurunkan persamaan kurva IPR yang tidak berdimensi

    dengan menggunakan simulator untuk reservoir solution gas drive. Persamaan tersebut

    adalah :

    2max

    )(8.0)(2.01s

    wf

    s

    wfo

    PP

    PP

    qq

    = (40)

    Pembuatan kurva IPR dengan persamaan ini memerlukan satu data uji produksi (qo dan

    Pwf) dan uji tekanan statik.

    Sesuai dengan penurunannya, persamaan (40) hanya berlaku apabila tidak terjadi

    kerusakan atau perbaikan formasi. Persamaan ini dikembangkan untuk menentukan

    kurva IPR, apabila tekanan statik lebih besar daripada tekanan jenuh. Pada kondisi ini

    kurva IPR terdiri dari dua bagian, yaitu :

    1. Kurva IPR yang linier, apabila tekanan alir dasar sumur lebih besar dari tekanan

    jenuh. Pada kondisi ini persamaan (38) digunakan untuk membuat kurva IPR.

    2. Kurva IPR yang tidak linier, apabila tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari tekanan

    jenuh. Pada kondisi ini persamaan kurva IPR berupa :

    += 2max )(8.0)(2.01)(b

    wf

    b

    wfbbo P

    PPP

    qqqq (12)

    Harga qb ditentukan menurut persamaan (38) sebagai berikut :

    qb = J (Ps Pb) (9)

    Harga J lebih dahulu dihitung berdasarkan data uji tekanan dan produksi sebagai berikut

    :

    1. Apabila dari uji produksi diperoleh Pwf > Pb, maka :

    wfs

    o

    PPqJ

    =

    2. Apabila dari uji produksi diperoleh Pwf < Pb, maka :

    { })(8.1/ APPPq

    Jbbs

    o

    += (7)

    dimana :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 15 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    2)(8.0)(2.01b

    wf

    b

    wf

    PP

    PP

    A = (13)

    Pemakaian persamaan (12) memerlukan harga qmax dihitung menurut persamaan :

    8.1max

    bb

    PJqq += (41)

    6.1.4. Penentuan Kurva IPR untuk Aliran Dua Fasa (Gas dan Minyak) Apabila Terjadi

    Kerusakan atau Perbaikan Formasi

    Persamaan kurva IPR, yang dipengaruhi skin factor, dikembangkan dari simulator

    reservoir 3-fasa dengan memasukkan pengaruh skin.

    Persamaan tersebut berbentuk :

    2

    42

    2531

    0max, )()(1

    )()(

    s

    wf

    s

    wf

    s

    wf

    s

    wf

    S

    o

    PP

    aPP

    a

    PP

    aPP

    aa

    qq

    ++

    ++=

    =

    (42)

    di mana a1 sampai dengan a5 adalah konstanta persamaan yang tergantung dari harga

    faktor skin. Konstanta ini dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut :

    a1 = 0.182922 e-0.36438 S + 0.814541 e-0.055873 S (43)

    a2 = 1.476950 e0.456632 S + 1.646246 e0.442306 S (44)

    a3 = 2.149274 e0.195976 S + 2.289242 e0.220333 S (45)

    a4 = 0.0217831 e 0.088286 S 0.260385 e0.210801 S (46)

    a5 = 0.5524470 e0.032449 S 0.583242 e0.306962 S (47)

    Untuk harga faktor skin antara 4 sampai dengan 10, konstanta a1 sampai a5 dapat

    ditentukan secara grafis dengan menggunakan Gambar 1 sampai dengan 5.

    6.1.5. Penentuan Kurva IPR Berdasarkan Uji Isochronal

    Cara ini dikembangkan oleh Fetkovich, yang menganggap bahwa kelakuan aliran cairan

    dalam media berpori adalah sama seperti aliran gas. Persamaan kurva IPR untuk aliran

    cairan adalah :

    qo = J (P 2s P2wf )

    n (21)

    Harga J dan n dari persamaan (21) diperoleh dari plot (P 2s P2wf ) terhadap qo dari data

    uji isochronal. Plot tersebut dibuat pada kertas grafik log-log.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 16 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.1.6. Perencanaan Kurva IPR Dua Fasa di Kemudian Hari dengan Metoda "Pivot Point"

    Metode Pivot Point dikembangkan oleh Uhri dan Blount dan digunakan untuk

    meramalkan kurva IPR di kemudian hari untuk sumur-sumur yang berproduksi dari

    reservoir solution gas drive, tanpa memerlukan data PVT dan saturasi atau permeabilitas

    relatif.

    Persamaan kurva IPR dari Vogel, masih tetap digunakan untuk membuat kurva IPR

    dikemudian hari, di mana laju aliran maksimum (qmax) diramalkan dengan metode "Pivot

    Point" ini. Untuk peramalan laju aliran maksimum ini diperlukan paling sedikit dua uji

    tekanan dan produksi yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

    Metode ini dikembangkan dari persamaan Vogel yang diturunkan terhadap tekanan alir,

    yaitu :

    += 2max 6.12.0

    s

    wf

    swf

    o

    PP

    Pq

    dPdq

    (48)

    atau dapat pula dituliskan sebagai :

    wfsswf

    o PPq

    Pq

    dPdq

    2maxmax 6.12.0 += (49)

    Persamaan tersebut menunjukkan hubungan yang linier (dqo/dPwf) terhadap Pwf. Dengan

    demikian grafik (dqo/dPwf) terhadap Pwf akan menghasilkan garis lurus. Kemudian

    diketemukan bahwa garis-garis lurus tersebut semuanya berpangkal dari satu titik,

    (Pivot Point), seperti terlihat pada Gambar 6.

    Untuk membuat garis lurus tersebut diperlukan dua harga (dqo/dPwf) yang ditentukan dari

    dua harga Pwf, yaitu :

    1. Untuk Pwf = 0 :

    )(wf

    o

    dPdq

    sP

    qmax2.0= (50)

    2. Untuk Pwf = Ps

    Pwf = 0

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 17 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    )(wf

    o

    dPdq

    sP

    qmax2.0= (51)

    atau

    )(wf

    o

    dPdq

    09 == Pwfwf

    o

    dPdq

    (52)

    Dengan demikian dari satu uji tekanan dan produksi serta menggunakan persamaan (50)

    dan (51) dapat dibuat garis lurus yang sesuai dengan persamaan (49).

    Dengan cara yang sama dibuat garis lurus yang lain berdasarkan uji tekanan dan

    produksi yang diambil pada saat yang berbeda. Perpotongan kedua garis lurus itu adalah

    titik pangkal dari semua garis lurus untuk harga Ps yang berbeda-beda. Apabila dibuat

    beberapa garis seperti itu, maka titik ujung garis-garis tersebut akan membentuk suatu

    kurva yang disebut Ps-envelope (lihat Gambar 7).

    Untuk meramalkan kurva IPR di kemudian hari, titik pangkal (Pivot Point) dan Ps-

    envelope harus dibuat lebih dahulu. Penentuan kedua hal ini dapat dilakukan secara

    analitis seperti tercantum dalam prosedur perhitungan.

    6.1.7. Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari dengan Menggunakan Fungsi

    Tekanan Semu (Pseudo Pressure Function)

    Metode ini dikembangkan berdasarkan persamaan aliran radial dua fasa semi mantap,

    yaitu :

    = s

    wf

    P

    P oo

    ro

    we

    oo dPB

    krr

    hkq5.0)/(ln(

    1008.7 3 (53)

    Dalam bentuk fungsi tekanan semu, persamaan (53) dapat dituliskan sebagai :

    [ ])()(5.0)/(ln(

    1008.7 3wfs

    we

    oo PmPmrr

    hkq

    =

    (54)

    Apabila Psf dan Psp masing-masing adalah tekanan reservoir statik di kemudian hari dan

    saat ini, maka perbandingan antara qmax,f dan qmax,p untuk faktor skin = 0 dapat

    dinyatakan sebagai :

    Pwf = Ps

    Pwf = Ps

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 18 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    )()(

    max,

    max,

    sp

    sf

    p

    f

    PmPm

    qq

    = (55)

    Dari hasil simulasi reservoir, diperoleh hubungan (kro/oBo) terhadap tekanan dan fungsi

    tekanan semua dihitung berdasarkan integrasi secara numerik.

    Untuk bermacam-macam jenis minyak dan parameter batuan reservoir ternyata

    kedudukan kurva dari hubungan m(Psf)/m(Psp) terhadap Prf/Pri adalah saling berdekatan,

    seperti ditunjukkan pada Gambar 8 dan 9, masing-masing untuk API > 40 dan API < 40.

    Analisa regresi terhadap kurva tersebut menghasilkan persamaan-persamaan sebagai

    berikut :

    API > 40

    )/(429922.3033210.0)()( PspPsf

    sp

    sf ePmPm

    = (56)

    API < 40

    )/(152343.4015215.0)()( PspPsf

    sp

    sf ePmPm

    = (57)

    Dengan menggunakan persamaan (56) atau (57) tersebut serta persamaan (42), maka laju

    produksi maksimum di kemudian hari untuk faktor skin = 0 dapat ditentukan. Kurva IPR

    dapat dibuat berdasarkan qmax,f ini dengan menggunakan persamaan (42).

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 19 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 20 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 21 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 22 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 23 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 24 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 25 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 26 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 27 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 28 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2. CONTOH PERHITUNGAN

    6.2.1. Penentuan Kurva IPR Untuk Aliran Satu Fasa (Berdasarkan Data Uji Tekanan dan

    Produksi)

    a. Dari uji tekanan dan produksi, diperoleh :

    Ps = 1,500 psi

    Pwf = 1,200 psi

    qo = 150 STB/hari

    Tekanan jenuh = 750 psi.

    b. Penentuan Kurva IPR :

    1. Ps = 1,500 psi

    Pwf = 1,200 psi

    qo @ Pwf = 150 STB/hari

    2. J = 150/(1,500 1,200) = 0.50 STB/hari/psi

    3. Pwf = 1,400 psi

    q = 0.50 (1,500 1,400) = 50 STB/hari

    Pwf = Pb = 750 psi

    qo = 0.50 (1,500 750) = 375 STB/hari

    4. Plot kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 10.

    6.2.2. Penurunan Kurva IPR Untuk Aliran Satu Fasa (Berdasarkan Parameter Batuan dan

    Fluida Reservoir)

    1. Parameter batuan reservoir :

    ko = 14.5 mD

    h = 20 ft

    re = 900 ft

    2. Parameter fluida reservoir :

    Bo = 1.1200 bbl/STB

    o = 0.40 cp

    3. Parameter sumur :

    rw = 0.33 ft

    S = + 2

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 29 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Tekanan Statik, Ps = 1,500 psi

    5. Hitung J :

    { }0.2)33.0/900(474.0ln)12.1)(40.0()20)(5.14(00708.0

    +=J

    6. Pwf = 1,200 psi

    qo = 0.50 (1,500 1,200) = 150 STB/hari

    Pwf = 1,000 psi

    qo = 0.50 (1,500 1,000) = 250 STB/hari

    7. Plot kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 11.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 30 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 31 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 32 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.3. Kurva IPR Untuk Aliran Dua Fasa (Gas-Minyak) dan Ps < Pb

    1. Dari data uji tekanan dan produksi, diperoleh. :

    Ps = 1,500 psi

    Pwf = 1,200 psi

    qo = 150 STB/hari

    2. Pwf/Ps = 1,200/1,500 = 0.80

    3. 2max )80.0(80.0)80.0(20.00.1150

    =q

    4. Pwf = 1,400 psi

    Pwf/Ps = 1,400/1,500 = 0.9333

    5. qo = 457.32 {1.0 0.20 (0.9333) 0.80 (0.9333)2}

    = 53.25 STB/hari

    6. Untuk berbagai harga Pwf diperoleh harga-harga qo sebagai berikut :

    Pwf Pwf/Ps qo

    1,500.0 1.0000 0.00

    1,400.0 0.9333 53.25

    1,200.0 0.8000 150.00

    1,000.0 0.6667 233.74

    800.0 0.5333 304.47

    600.0 0.4000 362.20

    400.0 0.2667 406.91

    200.0 0.1333 438.62

    0.0 0.0000 457.62

    7. Plot Kurva IPR ditunjukkan oleh Gambar 12.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 33 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.4. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa (Pwf > Pb)

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 34 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    1. Dari uji tekanan dan produksi diperoleh :

    Ps = 4,000 psi

    Pwf = 3,000 psi , qo = 200 STB/hari @ Pwf Pb = 2,000 psi

    2. Indeks Produktivitas untuk Pwf > Pb, dapat dihitung sebagai berikut :

    2.0000,3000,4

    200=

    =J

    3. Laju produksi pada Pwf = Pb adalah :

    qb = 0.2 (4,000 2,000) = 400 STB/hari

    4. Hitung qx :

    22.2228.1

    )000,2)(2.0(==xq STB/hari

    5. Hitung qmax :

    qmax = 400 + 222.22 = 622.22 STB/hari

    6. Pilih Pwf = 1,000 psi, dan hitung Pwf/Pb :

    5.0000,2000,1

    ==b

    wf

    PP

    7. Laju produksi pada Pwf = 1,000 psi adalah :

    qo = 400 + (622.22 400) (1.0 0.2(0.5) 0.8(0.5)2)

    = 555.55 STB/hari

    8. Pilih harga Pwf yang lain dan hasil hitungan adalah sebagai berikut :

    Pwf Pwf/Pb qo 4,000 - 0.0 3,000 - 200.0 2,000 - 400.0 1,600 0.80 472.89 1,200 0.60 531.55 1,000 0.50 555.55 600 0.30 592.89 200 0.10 616.00 0 0.0 622.22

    9. Plot Pwf terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 13.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 35 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.5. Perhitungan Kurva IPR Dua Fasa (Pwf < Pb)

    1. Dari uji tekanan dan produksi diperoleh :

    Ps = 4,000 psi

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 36 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Pwf = 2,000 psi , q0 @ Pwf = 200 STB/hari

    Pb = 3,000 psi

    2. Hitung Pwf/Pb = 6667.0000,3000,2

    =

    A = 1.0 0.2(0.6667) 0.8(0.6667)2

    = 0.5111

    3. Hitung harga J untuk Pwf > Pb :

    1080.0))5111.0(

    8.1000,3000,3000,4(

    200=

    +=J

    4. Hitung qb :

    qb = 0.1080(4,000 3,000) = 108.0 STB/hari

    5. Hitung qx :

    qx = 0.1808.1

    )000,3(1080.0= STB/hari

    6. Pilih Pwf = 1,000 psi :

    Pwf/Pb = 3333.0000,3000,1

    =

    7. qo = 108 + (288 100) {1 0.2(0.3333) 0.8 (0.3333) 2 }

    = 260.0 STB/hari

    8. Hasil perhitungan untuk berbagai harga Pwf adalah sebagai berikut :

    Pwf Pwf/Pb qo 4,000 - 0.0 3,000 - 108.0 2,500 0.8333 158.0 2,000 0.6667 200.0 1,500 0.5000 234.0 1,000 0.3333 260.0 500 0.1667 278.0 0 0.0 288.0

    9. Kurva IPR dapat dilihat pada Gambar 14.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 37 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.6. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa (Gas dan Minyak) Dengan Ps < Pb dan S 0

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 38 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    a. Untuk harga S positif

    1. Dari uji tekanan diperoleh :

    Ps = 1,590 psi

    S = 2.43 (FE = 0.7880)

    2. Dari uji produksi diperoleh :

    Pwf = 240 psi

    qo = 924 STB/hari

    3. Hitung konstanta persamaan Kurva IPR sebagai berikut :

    a1 = 0.182922 e 0.364438(2.43) + 0.814541 e 0.055873(2.43) = 0.78658

    a2 = 1.476950 e 0.456632(2.43) + 1.646246 e 0.442306(2.43) = 0.07504

    a3 = 2.149274 e 0.195976(2.43) + 2.289242 e 0.022033(2.43) = 0.00522

    a4 = 0.0217833 e 0.088286(2.43) 0.260395 e 0.210801(2.43) = 0.18300

    a5 = 0.5524470 e 0.032449(2.43) 0.583242 e 0.306962(2.43) = 0.78719

    4. Hitung Pwf/Ps, yaitu :

    15094.0590,1

    240==

    s

    wf

    PP

    5. Hitung ruas kanan dari pada persamaan Kurva IPR :

    22

    )15094.0(18300.0)15094.0(07504.01)15094.0(7819.0)15094.0(00522.078658.0

    ++

    =A

    = 0.76396

    6. Hitung laju produksi maksimum pada S = 0, (qmax,,S = 0), yaitu :

    48.209,176396.0924

    0max, ===Sq STB/hari

    7. Pilih harga Pwf = 1,400 psi,

    88050.0590,1400,1

    ==s

    wf

    PP

    Harga A adalah :

    22

    )88050.0(18300.0)88050.0(07504.01)88050.0(78719.0)88050.0(00522.078658.0

    ++

    =A

    = 0.19572

    8. Laju produksi pada Pwf = 1,400 psi adalah :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 39 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    qo = (1,209.48) (0.19572) = 236.71 STB/hari

    9. Untuk harga Pwf yang berbeda diperoleh hasil perhitungan laju produksi sebagai

    berikut :

    Pwf qo 1,590 0.0 1,400 236.71 1,200 436.38 1,000 595.39 800 720.93 600 817.05 400 886.49 200 930.94 0 951.19

    10. Plot Pwf terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 15.

    b. Untuk S negatif

    1. Dari uji tekanan diperoleh :

    Ps = 3,548 psi

    S = 3.60 (FE = 1.6558)

    2. Dari uji produksi diperoleh :

    Pw:f = 3,118 psi

    qo = 107 STB/hari

    3. Hitung konstanta persamaan Kurva IPR sebagai berikut :

    a1 = 0.182922 e (0.364438) (3.60) + 0.814541 e 0.055872(3.60) = 1.67530

    a2 = 1.476950 e 0.456632 (3.60) + 1.646246 e ( 0.442306) (3.60) = 0.44789

    a3 = 2.149274 e 0.195976 (3.60) + 2.289242 e ( 0.220333) (3.60) = 0.70823

    a4 = 0.0217831 e 0.088286(3.60) 0.260385 e 0.21080(3.60) = 2.38195

    a5 = 0.5524470 e 0.032449(3.60) 0.583242 e 0.306962 (3.60) = 2.38195

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 40 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Hitung Pwf/Ps, yaitu :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 41 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    8788.0548,3118,3

    ==s

    wf

    PP

    5. Hitung harga A :

    22

    )8788.0(57201.0)8788.0(44789.01)8788.0(38195.2)8788.0(70823.067530.1

    ++

    =A

    = 0.48130

    6. Laju produksi maksimum pada harga S = 0 adalah :

    32.22248130.0107

    0max, ===Sq STB/hari

    7. Pilih Pwf = 3,300 psi

    Pwf/Ps = 0.93010

    Harga A adalah :

    22

    )8788.0(57201.0)8788.0(44789.01)93010.0(38195.2)93010.0(78823.067530.1

    ++

    =A

    = 0.29664

    8. Laju produksi pada Pwf = 3,300 psi adalah :

    qo = (222.32) (0.29664) = 65.95 STB/hari

    9. Untuk harga Pwf yang lain diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :

    Pwf qo 3,548 0.0 3,000 65.95 2,900 149.68 2,500 213.41 2,100 262.54 1,500 315.86 1,100 340.61 700 357.93 300 368.18 0 372.44

    10. Plot Pwf terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 16.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 42 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 43 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.7. Penentuan Kurva IPR Berdasarkan Data Uji Isochronal3

    1. Data Uji Isochronal : Ps = 1,345 psi

    Test Aliran qo Pwf 1 66 1,242 2 134 1,142 3 137 1,123 4 229 921 5 93 1,178 6 321 719 7 341 638

    2. Hitung (P 2s P2wf ) :

    qo P 2s P2wf

    66 266,461 134 504,861 137 547,896 229 960,784 93 421,341 321 1,292,064 341 1,401,981

    3. Plot (P 2s P2wf ) terhadap qo dapat dilihat pada Gambar 17.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 44 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 45 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Buat garis lurus yang mewakili ke tujuh titik tersebut.

    5. Kemiringan garis lurus dihitung sebagai berikut :

    q = 10 STB/hari , (P 2s P2wf ) = 40,500 psi

    2

    q = 100 STB/hari , (P 2s P2wf ) = 410,000 psi

    2

    Kemiringan = 10log100log

    500,40log000,410log

    = 1.005329

    6. Harga n adalah :

    n = 0.19947.0005329.1

    1==

    7. Konstanta J dihitung sebagai berikut :

    Perpanjang garis lurus sampai memotong sumbu tegak di Y = 40,500 psi2

    Dan harga X = 10 STB/hari

    Jadi J adalah :

    40.1 1046914.2)500,40(10 ==J

    8. Jadi persamaan kurva IPR :

    qo = 2.46914 10-4 (P 2s P2wf )

    1.0

    9. Harga laju aliran minyak untuk berbagai Pwf adalah sebagai berikut :

    Pwf qo 1,345 0.00 1,200 91.12 1,000 199.76 800 288.65 600 357.78 400 407.17 200 436.80 0 446.67

    10. Plot Pwf terhadap qo dari hasil perhitungan di langkah 9 menghasilkan kurva IPR

    seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 18.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 46 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 47 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.8. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari dengan Menggunakan Pivot - Point

    Contoh soal dikutip dari :

    World Oil, May 1982, halaman 155, "Pivot-Point Method Quickly Predicts Well

    Performance", Uhri. , D. C. , dan Blount, E. M.

    a. Data Uji Sumur :

    Uji #1 Uji #2 qo , bpd 50 50 Pwf , psi 1,765 1,578 Ps , psi 2,090 1,960

    b. Tentukan Kurva IPR pada Psf = 1,260 psi .

    c. Langkah Perhitungan :

    1. Data uji sumur untuk waktu yang berbeda telah ditunjukkan oleh Tabel

    terdahulu.

    2. Hitung laju produksi maksimum :

    Untuk Uji #1 :

    89.191

    090,2765,18.0

    090,2765,12.01

    5021max, =

    =q bpd

    Untuk Uji #2 :

    84.156)

    960,1765,1(8.0

    960,1578,12.01

    502

    2max, =

    =q bpd

    3. Hitung P *wf , yaitu :

    { }

    22

    22*

    )090,2(04.156)960,1(192)960,1)(090,2(89.191)960,1()090,2(04.1568/1

    =wfP

    = 457.10274

    4. Hitung (wf

    o

    dPdq

    ) * , yaitu :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 48 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    += 2)2090()10274.457(6.1

    090,22.089.191)*(

    wf

    o

    dPdq

    5. Psf = 1,260 psi.

    6. Hitung fwf

    o

    dPdq

    )( ,yaitu :

    fwf

    o

    dPdq

    )(

    260,1)10274.457(81

    013766.0

    +

    =

    = 0.007237

    7. Hitung qmax,f , yaitu :

    59.452.0

    )007237.0(260,1max, ==fq bpd

    8. Hasil perhitungan kurva IPR adalah sebagai berikut :

    Pwf qo 1,260 0.00 1,200 3.825 1,000 15.381 800 25.099 600 32.979 400 39.021 200 43.225 0 45.59

    9. Hasil plot qo terhadap Pwf dapat dilihat pada Gambar 19.

    Pwf = 0

    Pwf = 0

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 49 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 50 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.9. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari Dengan Menggunakan Persamaan Ps-

    envelope

    Catatan:

    Soal sama seperti pada contoh 6.2.8

    1. Data uji sumur seperti tercantum pada contoh perhitungan 6.2.8.

    2. Hitung laju produksi maksimum untuk masing-masing uji sumur. Berdasarkan hasil

    perhitungan pada contoh soal 6.2.8 diperoleh :

    qmax,1 = 191.89 bpd

    qmax,2 = 156.04 bpd

    3. Hitung konstanta A,

    070052.0

    04.156)960,1(

    89.191)090,2(

    960,1090,222 =

    =A

    4. Hitung konstanta n,

    = 189.191

    )090,2(070052.0090,22

    n

    = 3,684.6317

    5. Psf = 1,260 psi.

    6. Hitung qmax,f

    87.456317.684,3260,1

    )260,1(070052.0 2max, =

    =fq STB/hari

    7. Hasil perhitungan Kurva IPR pada Psf = 1260 psi sama seperti hasil perhitungan

    pada contoh soal 6.2.8.

    6.2.10. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa Dikemudian Hari dengan Menggunakan Fungsi

    Tekanan Semu

    a. Soal sama seperti contoh soal 6.2.7 di mana diperoleh

    Ps = 1,345 psi

    Pwf = 719 psi

    q = 321 STB/hari

    b. Tentukan kurva IPR pada Psf = 1,000 psi.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 51 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    c. Langkah perhitungan

    1. Ps = 1,345 psi

    Pwf = 719 psi

    q = 321 STB/hari

    API < 40 dan S = 0 (dianggap)

    2. Hitung qmax,,p pada saat Ps = 1,345 psi

    a1 = 0.182922 e0 + 0.81451 e0 = 0.997463

    a2 = 1.476950 + 1.64626 = 0.169296

    a3 = 2.144274 + 2.289242 = 0.139968

    a4 = 0.0217831 0.260385 = 0.282168

    a5 = 0.5524470 0.583242 = 1.135689

    Pwf = 719 psi

    534572.0345,1

    719==

    s

    wf

    PP

    2

    2

    )534572.0(282168.0)534572.0(169296.01)534572.0(135689.1)534572.0(139968.0997463.0

    ++

    =A

    = 0.740437

    qmax,,p = 740437.0321

    = 433.53 STB/hari

    3. Untuk API < 40

    xp = 1.025333

    4. Psf = 1,000 psi

    5. Untuk API < 40

    xf = 0.033210 e3.429922 (1,000/1,345) = 0.425378

    6. )53.433(025333.1425378.0

    max, =fq

    = 179.86 STB/hari

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 52 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    7. Berdasarkan qmax,f serta konstanta-konstanta a1, a2, a3, a4 dan a5 kurva IPR pada

    tekanan statik = 1,000 psi dihitung sebagai berikut :

    Pwf

    s

    wf

    PP

    A

    qo

    1,000 1.00 0.00 0.00 800 0.80 0.3653 65.71 600 0.60 0.6726 120.97 400 0.40 0.8914 160.33 300 0.30 0.9610 172.85 0 0.00 1.0 179.40

    8. Kurva IPR diperoleh dari plot Pwf terhadap qo dari hasil perhitungan di langkah

    7. Hasil plot ditunjukkan oleh Gambar 20.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 53 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 54 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.2.11. Penentuan Kurva IPR Dua Fasa Di Kemudian Hari dengan Menggunakan Uji

    Isochronal

    a. Soal sama seperti pada contoh soal 6.2.7 dimana diperoleh :

    q = 2.46914 10-4 (P 2s P2wf )

    untuk Ps = 1,345 psi

    b. Tentukan kurva IPR pada tekanan statik = 1,000 psi

    c. Langkah perhitungan :

    1. Persamaan kurva IPR pada tekanan statik = 1,345 psi adalah :

    q = 2.46914 10-4 (P 2s P2wf )

    2. Psf = 1,000 psi

    3. Persamaan kurva IPR pada tekanan statik = 1,000 psi adalah :

    0.1224 ))(345,1000,1(1046914.2 wfsf PPq =

    = 1.83579 10-4 (1,000 P 2wf )1.0

    4. Perhitungan kurva IPR pada Psf = 1,000 psi :

    Pwf qo

    1,000 0 800 66.09

    600 117.49 400 154.21 200 176.24 0 183.58

    5. Kurva IPR diperoleh dengan membuat plot Pwf terhadap qo, seperti tercantum

    pada Gambar 21.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.01

    JUDUL : PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK

    SUB JUDUL : Sumur Vertikal

    Halaman : 55 / 55 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 1 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK HORISONTAL

    1. Penentuan Luas Daerah Pengurasan

    Setiap sumur minyak atau sumur gas mempunyai daerah dan luas pengurasan tertentu. Daerah

    pengurasan yaitu reservoir atau bagian reservoir yang memberikan kontribusi aliran fluida ke lubang

    sumur produksi. Dalam hal sumur horizontal, daerah pengurasan dipengaruhi oleh distribusi

    permeabilitas arah lateral. Arah sumbu sumur horizontal sebaiknya tegak lurus terhadap arah

    permeabilitas lateral terbesar agar produktivitasnya maksimal.

    Pada umumnya daerah pengurasan sumur horizontal berbentuk elips. Bila sumbu terpanjang suatu

    elips adalah a dan sumbu pendeknya adalah b maka luas elips adalah ( )

    b

    21 a

    21 . Kemudian

    bilamana jari-jari pengurasan (drainage radius) suatu sumur vertikal adalah rev di suatu reservoir dan

    kita ingin membor sumur horizontal dengan panjang L di reservoir ini, maka luas pengurasan sumur

    horizontal ini (Ah) dapat diperkirakan :

    ( ) sqft 221

    += evevh rL r A atau

    ( )acre

    56043

    221

    ,

    rL r A

    evev

    h

    +

    =

    2. Persamaan Laju Alir Sumur Horizontal

    Ada 2 (dua) anggapan kondisi aliran yang berbeda di dalam reservoir, yaitu aliran mantap (atau steady

    state flow) dan aliran semi-mantap (atau pseudo-steady state flow). Kondisi aliran mantap, yaitu suatu

    kondisi aliran dimana tekanan reservoir dan drawdown tetap terhadap waktu. Sedangkan kondisi

    aliran semi-mantap, yaitu kondisi dimana tekanan reservoir berubah dengan waktu tetapi drawdown

    dapat dipertahankan konstan.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 2 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    A. Aliran Mantap (Steady State Flow)

    Persamaan untuk menentukan laju alir produksi suatu sumur horizontal pada kondisi steady-state

    flow di antaranya adalah :

    Untuk Sumur Minyak :

    a. Persamaan Sada Joshi (modifikasi oleh Economides) :

    ( )

    ( )

    +

    +

    +

    =

    1rhln

    Lh

    2L

    2Laa

    lnB

    PPhkq

    w

    22

    oo

    wfsh

    00708.0

    dimana :

    5.04225.05.0

    2

    ++=

    LhrLa e

    b. Persamaan Pudji Permadi :

    ( )

    +

    +

    =

    mw

    eeeoo

    wfsh

    SLhr

    YhLhYXB

    PPLhkq

    /2

    ln/

    00708.0

    atau

    ( )

    +

    +

    =

    mw

    oo

    wfrh

    SLhr

    YehLhYeXeB

    PPhLkq

    21/

    2ln/

    00708.0

    dimana :

    q = laju produksi, STB/hari

    kh = permeabilitas horizontal efektif, mD

    h = tebal bersih zona minyak, ft

    Ps = tekanan statik reservoir, psi

    rP = tekanan rata-rata reservoir, psi

    Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 3 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    L = panjang efektif sumur horizontal, ft

    B = faktor volume formasi, bbl/STB

    rw = jari-jari lubang sumur horizontal, ft

    reh = jari-jari pengurasan sumur horizontal, ft

    = /hA

    Sm = skin faktor mekanik, tidak berdimensi

    Xe = lebar daerah pengurasan, ft

    Ye = panjang daerah pengurasan sejajar sumbu sumur horizontal, ft

    = faktor anisotropi vertikal, tidak berdimensi

    =v

    h

    kk

    = viskositas minyak, cp

    kv = permeabilitas vertikal, mD

    B. Aliran Semi-Mantap (Pseudo-Steady State Flow)

    a. Persamaan Babu-Odeh :

    ( ) ( )

    +++

    =

    me

    RHw

    eoo

    wfrvhe

    SLYSC

    rhX

    B

    PPkkYq

    75.0lnln

    00708.0 5.0

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 4 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 1. Skematik Sumur Horizontal

    088.1ln5.0180

    sinln3128.6ln 0

    02

    00

    +=

    x

    ze

    eex

    zeH k

    kh

    Xh

    Zxx

    xx

    kk

    hX

    C

    dimana xo dan zo adalah koordinat pusat sumur pada bidang vertikal (di sini kz = kv). SR adalah skin

    factor yang ekivalen dengan partial penetration lateral, karena L < Ye. Hanya SR = 0 bila L = Ye.

    Perhitungan SR terbagi atas 2 (dua) kasus, salah satu yang memenuhi, yaitu :

    kasus - 1 : zy

    e

    x

    e

    kh

    kY

    kX

    75.075.0 >>

    kasus - 2 : zx

    e

    y

    e

    kh

    kX

    kY

    >>> 33.1

    Bilamana kasus-1 yang berlaku, maka perhitungan SR sebagai berikut :

    xyxyzR 'PPS +=

    dimana :

    Xe

    Ye

    X

    y

    0 0

    Z

    h

    kz ky

    kx

    L

    (xo, y1, zo)

    (xo, y2, zo)

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 5 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    +

    = 84.1180sinlnln25.0ln1

    hz

    kk

    rh

    LYP

    o

    z

    x

    w

    exyz

    ++

    =

    e

    mid

    e

    mid

    ey

    zexy Y

    LyF

    YLy

    FYLF

    kk

    hLY

    P2

    42

    45.0

    22

    '2

    dan ymid = 0.5 (y1 + y2), sedangkan F menyatakan fungsi seperti di bawah ini :

    +

    =

    2

    2137.0

    2ln145.0

    22 eeee YL

    YL

    YL

    YLF

    kemudian bilamana argumen

    +

    e

    mid

    YLy

    24

    dan/atau argumen

    e

    mid

    YLy

    24

    lebih kecil atau sama

    dengan 1, maka persamaan persis di atas ini dapat digunakan dengan mengganti argumennya saja.

    Tetapi bila argumen tersebut > 1, maka persamaan di bawah ini berlaku :

    ( ) ( ) ( )[ ]22137.02ln145.02)( xxxxF += dimana x =

    +

    e

    mid

    YLy

    24

    , atau

    e

    mid

    YLy

    24

    , dengan x > 1.

    Bilamana kasus-2 tersebut di atas yang berlaku, maka :

    xyyxyzR PPPS ++=

    dimana Pxyz dihitung seperti di atas dengan Py serta Pxy berturut-turut dihitung seperti di bawah ini :

    +

    += 3

    243128.6

    2

    22

    eee

    mid

    e

    mid

    y

    zx

    e

    ey Y

    LY

    LYy

    Yy

    kkk

    hXYP

    +

    = 2

    2

    3128.61

    e

    o

    e

    o

    x

    zeexy x

    xxx

    kk

    hX

    LY

    P

    b. Persamaan Pudji Permadi :

    ( )

    ( )

    +

    +

    =

    mw

    eeeoo

    wfsh

    SLhr

    YhLhYXB

    PPLhkq

    21/

    2ln/523.0

    00708.0

    atau :

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 6 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    ( )( )

    +

    +

    =

    mw

    eeeoo

    wfrh

    SLhr

    YhLhYXB

    PPLhkq

    43/

    2ln/523.0

    00708.0

    3. Indeks Produktivitas dan Dimensionless IPR

    Untuk reservoir minyak, dimensionless IPR dari sumur horizontal tidak banyak berbeda dari sumur

    vertikal. Karena itu persamaan Vogel yang untuk sumur vertikal dapat digunakan juga untuk sumur

    horizontal. Namun demikian, khusus untuk sumur horizontal persamaan Bendakhlia Azis adalah

    sebagai berikut :

    ( )n

    r

    wf

    r

    wf

    maxo

    o

    P

    PV

    P

    PV

    qq

    =

    2

    11

    dimana parameter n dan V merupakan fungsi dari recovery factor dan dapat diperoleh melalui Gambar

    1.

    Gambar 2. Korelasi untuk parameter V dan n, sebagai fungsi dari Recovery Factor

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 7 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Peramalan Produksi versus Waktu

    Peramalan produksi sumur horizontal dapat dilakukan dengan menggunakan metode Decline Curve

    Analysis seperti yang umum digunakan untuk sumur vertikal. Jenis decline-nya tergantung kepada

    mekanisme pendorong dalam reservoir yang bersangkutan.

    Khusus untuk sumur horizontal pada reservoir dengan tenaga pendorong yang bekerja gas terlarut

    (solution gas drive), metode Plahn et. al. di bawah ini dapat juga digunakan. Kelemahannya adalah

    bahwa daerah pengurasannya berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi Xe.

    2* 00633.0

    eoi

    riwroiD Xh

    tPLrkkt

    =

    oi

    oroiem B

    SShXN615.5

    )(2 =

    mDp NNN =

    dimana : *Dt = waktu produksi tak berdimensi

    k = permeabilitas absolut, mD

    kroi = permeabilitas relatif minyak mula-mula, tak berdimensi

    rw = jari-jari lubang sumur, ft

    L = panjang efektif sumur horizontal, ft

    irP = tekanan reservoir mula-mula sebelum sumur diproduksi, psi

    t = waktu produksi, hari

    = porositas, fraksi

    oi = viskositas minyak mula-mula, cp

    h = tebal bersih zona minyak, ft

    Xe = panjang sisi pengurasan, ft

    Boi = faktor volume formasi, bbl/STB

    Soi = saturasi minyak mula-mula, fraksi

    Sor = saturasi minyak residual, fraksi

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 8 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Nm = moveable oil in place mula-mula, STB

    Np = produksi kumulatif minyak, STB

    ND = dimensionless recovery, dihitung seperti di bawah ini.

    Bila y = log ND dan x1 = log *Dt , maka ada 2 (dua) kondisi aplikasi :

    A. Untuk harga Critical Gas Saturation (Sgc) antara 0 - 5% :

    i) bila x1 2.2078 :

    y = 1.2071 0.41104 x1 1.1078 x 21

    ii) bila x1 > 2.2078 :

    y = 1.5526 + 0.06502 x1

    B. Untuk harga Critical Gas Saturation (Sgc) antara 6% - 10% :

    i) bila x1 1.9469 :

    y = 1.2504 0.3903 x1 0.1097 x 21

    ii) bila x1 > 1.9469 :

    y = 1.6663 + 0.03701 x1

    Kemudian bila kita definisikan t = ti+1 ti dan Np = Npi+1 Npi, maka tN

    q poil

    = , maka kita dapat

    membuat peramalan laju produksi minyak qoil terhadap waktu, t.

    t

    (hari)

    t

    (hari) t *D ND Np

    (STB)

    Np

    (STB) tN

    q poil

    =

    (STB/hari)

    - - - - - - -

    - - - - - - -

    - - - - - - -

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 9 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. Sumur Horizontal pada Reservoir Bottom Water Drive

    Sumur horizontal dapat meningkatkan perolehan minyak dari reservoir bertenaga dorong air-bawah

    (bottom-water drive) karena kapasitas produksinya lebih besar dan dapat memperlambat

    terproduksinya air dibanding sumur vertikal dengan drawdown yang sama. Posisi sumur horizontal

    sebaiknya ditempatkan jauh di atas bidang WOC.

    A. Penentuan laju produksi kritis qc

    Laju produksi kritis adalah laju produksi terbesar yang menyebabkan bidang WOC dapat bergerak

    ke atas melengkung agak datar tanpa membentuk kerucut (coning atau cresting). Bila qoil qc

    maka recovery minyak akan tinggi.

    1) Metode Giger - Karcher :

    LYh

    Yh

    Bkq

    eeoo

    hc

    =

    61110888.4

    24

    dimana :

    qc = laju produksi kritis, STB/hari

    kh = permeabilitas efektif arah lateral, mD

    Bo = faktor volume formasi, bbl/STB

    h = tebal zona minyak, ft

    Ye = panjang daerah pengurasan, ft

    L = panjang efektif sumur horizontal, ft

    = w o = perbedaan densitas, gr/cc

    o = viskositas minyak, cp

    2) Metode Pudji Permadi :

    +

    =

    21'

    2ln''

    00708.0 /

    Lh

    rYh

    LhYXB

    dLhkq

    w

    eeeoo

    wocowhc

    dimana :

    qc = laju produksi kritis, STB/hari

    kh = permeabilitas efektif terhadap minyak, mD

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 10 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    h = tebal zona minyak, ft

    L = panjang efektif sumur horizontal, ft

    Bo = faktor volume formasi, bbl/STB

    h = 1.5 h d1

    d1 = jarak vertikal terdekat dari sumbu sumur ke batas atas/bawah reservoir, ft

    dwoc = jarak dari sumbu sumur ke WOC, ft

    rw = jari-jari lubang sumur, ft

    Xe = lebar daerah pengurasan, ft

    Ye = panjang daerah pengurasan, ft

    w/o = perbedaan gradien tekanan statik air dengan minyak, psi/ft

    o = viskositas minyak, cp

    = faktor anisotropik = v

    h

    kk

    kv = permeabilitas vertikal, mD

    3) Metode Guo - Lee :

    vh k.k'k =

    vk'kd'd =

    ( )( ) ( )

    +

    +=

    2log14.8'log6710077.0286.2'00246.018.1033.0 /

    eowD

    XkdcdH

    =

    o

    Dow

    qdkq

    /5

    1 ''10943.4

    =

    oc B

    Lqq 1

    dimana :

    c = jarak dari sumbu sumur ke WOC, ft

    d = tebal zona minyak, ft

    Bo = faktor volume formasi, bbl/STB

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 11 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    q1 = laju produksi per satuan panjang sumur horizontal, bbl/hari

    L = panjang sumur horizontal, ft

    qc = laju produksi kritis, STB/hari

    Xe = lebar daerah pengurasan, ft

    w/o = perbedaan gradien tekanan statik air dengan minyak, psi/ft

    o = viskositas minyak, cp

    w/o = perbedaan densitas air dengan minyak, lb/cuft

    Harga qD diperoleh melalui Gambar 2. Setelah menghitung HD untuk harga c/d yang

    bersangkutan.

    Gambar 3. Hubungan antara qD dengan HD, untuk berbagai harga c/d.

    B. Penentuan Waktu Tembus Air (Water Breakthrough Time), tBT

    Bilamana laju produksi yang diinginkan melebihi laju produksi kritis-nya, yaitu qo > qc, maka

    bidang WOC menjadi tidak stabil dan akan membentuk kerucut (coning/cresting). Air kemudian

    akan segera terproduksi dan kadar air (water cut) akan meningkat cepat dengan waktu. Pertama

    kali air masuk ke dalam sumur disebut water breakthrough. Lamanya waktu bagi air untuk

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 12 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    breakthrough disebut water breakthrough time. Ada beberapa metode untuk memperkirakan

    breakthrough time ini.

    1) Metode Papatzacos et al.

    ( ) vhowooo

    D kkhLBqq

    =

    86.325

    DDBT q

    t6

    1=

    ( )owvDBTo

    BT ktht

    = 72.364 (hari)

    Semua parameter mempunyai satuan lapangan kecuali w dan o dalam gr/cc. Metode ini

    menganggap bahwa breakthrough time tidak dipengaruhi oleh lebar atau luas daerah

    pengurasan.

    Reservoir Minyak dengan Tudung Gas (Gas Cap)

    Estimasi waktu tembus gas (gas breakthrough) dapat dilakukan dengan menggunakan metode

    Papatzacos et al. di atas dengan mengganti (w o) dengan (o g) dimana g adalah densitas gas

    dalam satuan gram/cc.

    Dalam hal reservoir minyak dengan gas cap, penempatan sumur horizontal pada zona minyak

    sebaiknya pada posisi dengan jarak sejauh 2/3 tebal zona minyak diukur dari Gas-Oil Contact,

    atau sejauh 1/3 tebal zona minyak diukur dari Water-Oil Contact. Ini memperhitungkan bahwa

    mobilitas air lebih kecil dibanding mobilitas gas.

    2) Metode Pudji Permadi :

    ( ) ( )( )wocowdv

    wocorwoBT dPk

    dSt+

    =/

    2199.78

    (hari)

    dimana :

    ( )wfrD PPdrawdownP ==

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 13 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Lhk

    qBLh

    rYh

    LhYX

    Ph

    ooow

    eee

    D 00708.0

    21'

    2ln''

    +

    =

    Semua parameter mempunyai arti dan satuan yang sama dengan sebelumnya.

    3) Metode Rochan :

    ( ) vhowooo

    D kkhLBqq

    =

    86.325

    h

    veD k

    kh

    XX =

    row

    rwo

    kkM

    =

    5397.0929.0675.4253.0094.188.05 111111013.5

    =

    h

    bpap

    DDBT kL

    hh

    hh

    hMXq

    t (hari)

    dimana hap = jarak dari sumbu sumur horizontal ke batas atas reservoir dan hbp = jarak dari

    sumbu sumur ke bidang WOC, dalam satuan feet.

    C. Peramalan Kinerja Produksi

    Peramalan kinerja produksi sumur horizontal pada reservoir bottom water drive secara cepat dapat

    dilakukan dengan cara empirik, walaupun belum banyak metode yang tersedia. Berikut di bawah

    ini adalah metode-metode yang dapat dipilih dan digunakan.

    1) Metode Decline Curve Analysis

    Seperti untuk sumur vertikal, metode ini dapat juga digunakan untuk sumur horizontal.

    Persamaan decline curve analysis adalah :

    ( ) bii

    t tDbqq /11+

    =

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 14 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    dimana :

    qt = laju produksi harian, STB/hari

    qi = laju produksi awal, STB/hari

    t = waktu produksi, hari

    b = eksponen decline, tidak berdimensi

    Di = koefisien decline awal, 1/hari

    Harga eksponen decline, b 0.5 untuk reservoir bottom water drive. Untuk laju produksi yang

    jauh lebih besar dari laju produksi kritisnya, harga b < 0.5 sebaiknya digunakan. Bilamana

    belum ada data produksi, harga koefisien Di dapat didekati dengan :

    ( )( ) ( )[ ]5.0/ln

    000264.0222

    =

    weweehto

    oi rrrrC

    kD

    dimana = /Areh dan A = luas daerah pengurasan dalam satuan sqft. Sedangkan r2w adalah

    jari-jari sumur ekivalen, yaitu :

    +

    =

    5.02

    1exp Lh

    rYhL

    hYXL

    rr

    w

    eee

    wwe

    dan rw = jari-jari lubang sumur aktual, ft.

    2) Metode Pudji Permadi :

    Anggapan dalam metode ini yaitu tekanan pada bidang WOC konstan, laju alir total tidak

    terlalu besar atau kira-kira qt < 15qc. Prosedur peramalan adalah sebagai berikut :

    1. Hitung waktu water breakthrough, tBT, berdasarkan data yang dimiliki.

    2. Bila laju produksi sebelum breakthrough adalah qo, maka produksi kumulatif pada saat tBT

    adalah BTop t qN = (STB).

    3. Hitung tebal zona minyak rata-rata yang telah didesak oleh air (bottom water) :

    ( )oreeBToo

    WBT SYXtBqh

    =

    1615.5

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 15 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Setelah breakthrough tentukan sembarang harga (asumsi trial & error) water cut (kadar air,

    WC) dan hitung faktor volume formasi campuran mniyak dan air Bt :

    ( )WCBWCBB owt += 1 5. Pada suatu harga waktu produksi t dan laju produksi total cairan qt, hitung tebal rata-rata

    zona minyak yang sudah terdesak oleh air :

    ( )

    ( )oreeBTtt

    wBTw SYXttBq

    hh

    +=1

    615.5

    6. Hitung Qw/Qo :

    ( )

    5.0

    3ln

    ''

    =

    h

    v

    woc

    ee

    wwoc

    w

    wro

    orw

    o

    w

    kk

    LdYX

    hdh

    kk

    QQ

    dimana kr adalah end-point permeability.

    7. Hitung Water Cut (WC) :

    =

    o

    w

    w

    o

    BB

    QQ

    WC 1

    Hasil hitungan ini dibandingkan dengan WC yang diasumsikan pada langkah 4 di atas.

    Apabila bedanya lebih besar dari toleransi yang diberikan, maka gunakan WC hasil hitungan

    ini sebagai WC asumsi baru dan kembali ke langkah 4. Bila toleransinya (yaitu WChitungan

    WCasumsi ), maka langsung ke langkah 8.

    8. Hitung laju produksi minyak harian (dan laju produksi air bila perlu) :

    ( )WCqq to = 1

    WC qq tw =

    9. Hitung produksi kumulatif minyak :

    opBTp qtNN +=

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 16 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Untuk Sumur Gas

    1. Persamaan laju alir gas (qg) untuk sumur horizontal adalah sebagai berikut :

    A. Kondisi aliran mantap (steady-state flow) pada tekanan reservoir Pe 2,000 psia :

    ( )

    +

    +

    =

    '2

    ln

    000703.0 22

    SLh

    rYh

    LhYXTZ

    PPLhkq

    w

    eeeg

    wfehg

    dimana :

    qg = laju alir gas pada kondisi standar, MSCF/hari

    g = viskositas gas rata-rata pada kondisi reservoir, cp

    Z = faktor kompresibilitas gas rata-rata, tidak berdimensi

    = faktor anisotropi

    v

    h

    kk

    , tidak berdimensi

    T = temperatur reservoir, oR

    S = Sm + Sq

    Sm = skin karena kerusakan formasi (damage), tidak berdimensi

    Sq = skin karena non-darcy effect

    = Dqg

    qg = laju produksi gas, MSCF/hari

    D = no-darcy flow coefficient, hari/MSCF

    = gww

    vheg

    rLkkY

    2

    15 '10225.2

    gw = viskositas gas pada tekanan alir dasar sumur, cp

    ' = turbulence factor

    = 53.047.1101088.1 k

    dan parameter yang lain mempunyai arti dan satuan yang sama dengan sebelumnya.

  • TEKNIK RESERVOIR NO : TR 07.02

    JUDUL : PENENTUAN POTENSI SUMUR SUB JUDUL : Sumur Horizontal

    Halaman : 17 / 17 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    B. Kondisi aliran mantap (steady-state flow) pada semua tekanan reservoir :

    ( ) ( )( )

    +

    +

    =

    '2

    ln

    000703.0

    SLh

    rYh

    LhYXT

    PmPmLhkq

    w

    eee

    wfehg

    dimana m(P) adalah pseudo-pressure function dengan satuan psi2/cp.

    C. Kondisi aliran semi mantap (Pseudosteady - state flow) pada tekanan reservoir rP 2,000

    psia :

    ( )

    +

    +

    =

    '43

    2ln523.0

    000703.0 22

    SLh

    rY

    hLhYXTZ

    PPLhkq

    w

    eeeg

    wfrhg

    D. Kondisi aliran semi mantap (Pseudosteady - state flow) pada semua tekanan reservoir :

    ( ) ( )( )

    +

    +

    =

    '43

    2ln523.0

    000703.0

    SLh

    rYh

    LhYXT

    PmPmLhkq

    w

    eee

    wfrhg