perhitungan volume potensi massa longsoran dengan …

37
LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN METODA GEOLISTRIK (STUDI KASUS DAERAH GAYO LUES) MUCHLIS, S.Si, M.Sc NURUL AFLAH, ST, M.Sc DIBIAYAI OLEH UNIVERSITAS SYIAH KUALA, KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PENUGASAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR: 427/UN11/S/LK-PNPB/2014 TANGGAL 5 MEI 2014 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA NOVEMBER 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA

PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN METODA GEOLISTRIK (STUDI KASUS

DAERAH GAYO LUES)

MUCHLIS, S.Si, M.Sc NURUL AFLAH, ST, M.Sc

DIBIAYAI OLEH UNIVERSITAS SYIAH KUALA, KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PENUGASAN

DALAM RANGKA PELAKSANAAN PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR: 427/UN11/S/LK-PNPB/2014 TANGGAL 5 MEI 2014

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

NOVEMBER 2014

Page 2: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

40

HALAMAN PENGESAHAN

1.Judul Penelitian : PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN METODA GEOLISTRIK (STUDI KASUS DAERAH GAYO LUES) 2. Bidang Ilmu penelitian : Kebumian/Kebencanaan 3. Ketua Peneliti

a) Nama Lengkap : Muchlis, S.Si, M.Sc b) Jenis Kelamin : Laki-laki c) NIP : 197912182009121001 d) Pangkat/golongan : IIIB/Penata Muda e) Jabatan Fungsional : Asisten Ahli f) Jabatan Struktural : - g) Fakultas/Jurusan : Teknik / Jurusan Teknik Pertambangan h) Alamat rumah : Jl. Salam, no.7, lamprit, Banda Aceh i) Telepon/Faks. : 0651-7555874/081360393051/ 0651-

7552222/[email protected] 4. Mata kuliah yang diampu : Geologi Fisik 5. Penelitian terakhir : Pemodelan Gempa susulan Aceh (Dosen Muda) 6. Jumlah anggota peneliti : 1 orang

a. nama anggota I : Nurul Aflah ST, M.Sc 7. Jangka waktu penelitian : 6 bulan 8. Lokasi penelitian : Gayo Lues 9. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 15.000,000.

Mengetahui, Banda Aceh, 23 November 2014 Dekan Fakultas Teknik, Ketua Peneliti, (Dr.Ir.Mirza Irwansyah, MBA, MLA) (Muchlis S.Si, M.Sc) NIP. 196205261987101001 NIP.197912182009121001

Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian,

(Prof.Dr.Ir.H.Hasanuddin,M.S) NIP. 196011141986031001

RINGKASAN

Page 3: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

41

Salah satu indikasi suatu kawasan memiliki potensi longsor adalah terbentuk bidang gelincir di sepanjang lereng. Bidang gelincir ini terbentuk karena perbedaan lapisan antara lapisan penutup (tanah bagian atas) dengan lapisan yang berada di bawahnya. Lapisan paling atas sebuah lereng biasanya adalah lapisan tanah yang lolos air sehingga air hujan bisa dengan mudah terinfiltrasi ke dalam lereng. Namun air hujan yang terinfiltrasi atau masuk ke dalam tanah tersebut sering kali tidah bisa terus masuk ke jauh ke dalam tanah karena ada lapisan tidak tembus air (impermeable) yang menjadi bidang telincir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi dimensi bidang gelincir bawah permukaan lereng yang menjadi penyebab terjadinya tanah longsor menggunakan metode geolistrik dan memperkirakan metode penstabilan lereng yang sesuai untuk diaplikasi pada lereng tersebut. Metode geolistrik resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m.

Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur. Dari variasi beda resistivitas ini bisa diketahui perlapisan bawah perbukaan tanah dan pada lapisan berapa terdapat lapisan bidang gelincir.

Dari penelitian ini diharapkan akan adanya penampang resistivitas tanah 2D yang menunjukkan kedalaman dan dimensi bidang gelincir pada lereng yang dikaji sehingga dapat memberikan rekomendasi tentang metode penstabilan lereng yang sesuai Kata Kunci: Geolistrik, Bidang Gelincir Longsor, Resistivitas Batuan/Tanah.

Page 4: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

42

SUMMARY

One indication of a potential landslide area is a formation along the slip field slope. The slope is formed due to the difference between the cover layer (top soil ) with a layer beneath it . The top layer is usually a layer of soil that passes the water so that it could be easily infiltrated into the slope . However, rain water infiltrated into the soil or are often not able to enter deeper into the ground because there is an impermeable layer which forms the slope area . Geoelectric resistivity method is generally used for shallow exploration , approximately to depth of 300 to 500 meter . The principle of the method is that the electrical current injected into the earth through two current electrodes , while the potential difference that occurs is measured through two potential electrodes . From the results of measurements of currents and electric potential difference can be obtained by variation of value of electrical resistivity in the layer below the measuring point. The resistivity value can show the bedding soils and on which one is the layer of slip field. From this study we expected the resistivity 2D cross section that shows the depth and dimensions of the field of slip on the slope studied so as to provide recommendations on the appropriate method of stabilizing slopes.

Keywords: Geoelectrical, the landslide slope, soil resistivity.

Page 5: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

43

PRAKATA

Assalamualaikum Wr Wb.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rabb sekalian alam, yang selalu memberikan pertolongan bagi siapapun yang dikehendaki-Nya, yang dengan karunia, rahmat dan hidayah-Nya-lah laporan penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar olehpenulis. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan Mei hingga November 2014.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala dengan nomor kontrak 427/UN11/S/LK-PNPB/2014 TANGGAL 5 MEI 2014 yang telah membiayai penelitian ini.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak, yang telah memberikan kontribusi ilmiah, moril dan materiil baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan tulus hati, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ketua lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala, Bpk Prof.Dr,Hasanuddin

2. Staf lembaga penelitian Unsyiah

3. dan keluarga dari peneliti.

Page 6: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

44

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

RINGKASAN ii SUMMARY iii

PRAKATA iv

DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

Bab I. PENDAHULUAN 1 Bab II. PERUMUSAN MASALAH 2

Bab III. TINJAUAN PUSTAKA 3 Bab IV. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 8

BAB V. METODE PENELITIAN 9

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 11

BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN

Page 7: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

45

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Peta Wilayah Gayo Lues dan Tempat penelitian

Gambar 2. Peta Geologi wilayah Gayo Lues. 4

Gambar3. Pengukuran resistivity batuan dengan alat Supersting R8. 5

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian 10

Gambar 5. Konfiguras eletroda pada pengukuran geolistrik 15

Gambar6. Nilai Resistivitas Batuan dan Jenis Air

Gambar 7. Penampang Geolistrik Resistivitas 2D Profiling

Gambar 8. Datum Point konfigurasi Wenner

Gambar9: Kompas Tipe Brunton

Gambar10 . Bagian-bagian penting pada sistim GPS

Gambar 11. Dimensi bidang longsoran

Gambar12. Lintasan yang akan dilakukan pengukuran geolistrik

Gambar13. Penampang 2-Dimensi citra resistivitas batuan/tanah dan dugaan bidang

gelincir.

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrumen penelitian

B. Personalia Tenaga peneliti

C. Buku Catatan Harian penelitian

D. Prosiding Seminar

E. Laporan Penggunaan Keuangan

Page 8: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

46

BAB I PENDAHULUAN

Secara Geologi, Kabupaten Gayo Lues mempunyai sejarah yang kompleks ditandai

oleh adanya tiga siklus pembentukan endapan sedimen gunungapi Pra-Tersier yang

dipisahkan oleh tiga episoda deformasi Kenozoikum berupa patahan dan pergeseran.

Batuan tertua di daerah tersebut ditempati oleh batuan malihan derajat tinggi (batu sabak,

metaserpih dan metakuarsit arenit) Formasi Kluet (Puk) berumur Akhir Paleozoikum yang

diendapkan pada lingkungan cekungan ensialic di kedalaman air sedang. Di atasnya

diendapkan selang-seling batugamping dengan batuan gunungapi mafik Peusangan Group

berumur akhir Permian ~ akhir Triasik pada lingkungan laut dangkal yang terpotong oleh

patahan naik Takengon yang terjadi pada Tersier. Selain kondisi geologi yang sangat

komplek, pelapukan batuan yang sangat tinggi juga menjadikan kawasan Gayo Lues rawan

terhadap bencana geologi seperti tanah longsor. Selain kondisi yang komplek, Kab. Gayo

Lues berada di kawasan yang memiliki marfologi perbukitan dan pergunungan dengan

ketinggian berkisar dari 400-1200 meter di atas permukaan laut (m dpl). Pada tahun 2012,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Gayo Lues telah menginisiasi

pemetaan kawasan rawan bencana bencana. Salah satu peta rawan bencana yang dibuat

adalah Peta Bahaya/Ancaman Tanah Longsor. Pada peta tersebut, Kab. Gayo Lues dibagi

kepada tiga tingkatan bahaya tanah longsor yaitu; tinggi, sedang dan rendah dan Kab. Gayo

Lues sebagaian besarnya masuk dalam kategori kawasan tinggi bahaya tanah longsor.

Skala peta tersebut sangatlah kasar sehingga perlu dilakukan pendetailan untuk

mendapatkan data yang lebih akurat lagi.

Dalam upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor dan untuk menandai

kawasan yang berpotensi longsor, maka perlu dilakukan pengukuran secara detail dan

menyeluruh pada kawasan lereng yang terbentuk dari tanah dan berpotensi longsor. Salah

satu indikasi suatu kawasan memiliki potensi longsor adalah terbentuk bidang gelincir di

sepanjang lereng. Bidang gelincir ini dikarenakan perbedaan lapisan antara lapisan penutup

(tanah bagian atas) dengan lapisan yang berada dibawahnya. Lapisan paling atas sebuah

lereng biasanya adalah lapisan tanah yang lolos air sehingga air hujan bisa dengan mudah

terinfiltrasi ke dalam lereng. Namun air hujan yang terinfiltrasi atau masuk ke dalam tanah

tersebut sering kali tidak bisa terus masuk ke jauh ke dalam tanah karena ada lapisan tidak

tembus air (impermeable) yang menjadi bidang telincir. Bidang gelincir ini bisa dideteksi

menggunakan geolistrik resistivitas karena antara lapisan tanah bagian atas dengan lapisan

bawah yang tidak tembus memiliki nilai kontras resistivitas yang tinggi.

Page 9: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

47

Gambar1. Peta Wilayah Gayo Lues dan Tempat penelitian.

Gambar 2. Peta Geologi wilayah Gayo Lues.

Gambar3. Pengukuran resistivity batuan dengan alat Supersting R8.

Page 10: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

48

BAB II

PERUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka dan survey lapangan. Studi

pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi geologi dan marfologi

kawasan Gayo Lues. Sedangkan survey lapangan dilakukan untuk kawasan lereng mana

saja yang rentan terhadap bencana tanah longsor.

Setelah ditentukan kawasan-kawasan yang memiliki potensi tanah longsor, tahap

selanjutnya yang akan dilakukan adalah pengukuran lapangan atau akuisisi data geolistrik

profiling 2-Dimensi. Akuisisi data dilakukan menggunakan peralatan Resistivitimeter Jenis

Super String R8 IP Multichannel. Proses pengukuran dilakukan dengan cara memasang

elektroda arus dan elektroda potensial dengan arah bentangan tegak lurus terhadap arah

jurus lereng atau tegah lurus dengan arah jalan. Elektroda arus yang dipasang berfungsi

untuk mengalirkan arus dan elektroda potensial berfungsi untuk mengukur nilai potensial

yang direspon akibat injeksi arus.

Setelah studi pustaka dan lapangan, penelitian lain yang akan dilakukan adalah

pemproseskan atau pengolahan data dengan cara inversi menggunakan software Earth

Imager 2D. Data Citra berupa penampang 2-Dimensi kondisi bawah permukaan lereng

yang dihasil oleh software harus memiliki RMS error di bawah 10%. Tahapan selanjutnya

yang akan dilakukan interpretasi (penafsiran) data untuk menilai dimensi bidang gelincir.

Apabila dimensi bidang gelincir sudah didapatkan maka proses selanjutnya adalah

memperkirakan metode penstabilan lereng yang sesuai diaplikasikan di tempat tersebut.

Page 11: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

49

Gambar 4. Bagan Alir Penelitian

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Metode Geolistrik Resistivitas

Metode Geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode

geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara

mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan bawah permukaan bumi. Metode geolistrik

resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip

dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus,

sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil

pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik

pada lapisan di bawah titik ukur. Dari variasi beda resistivitas ini bisa diketahui perlapisan

bawah perbukaan tanah dan pada lapisan berapa terdapat lapisan bidang gelincir. Lapisan

Stop

Hasil Profil Resitivitas 2D

RMS Minimum

Run Inversi menggunakan software Earth Imager 2D

Yes

No

Start

Data lapangan, n, a, aρ

Page 12: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

50

di atas bidang bidang gelincir akan memiliki nilai resistivitas yang sangat rendah

sedangkan lapisan yang menjadi bidang gelincir memiliki nilai resistivitas yang tinggi.

Kontras resistivitas memungkinkan penggunaan metode resistivitas 2D untuk mendeteksi

bidang gelincir tersebut.

Metode geolistrik tahanan jenis memiliki beberapa konfigurasi, yaitu konfigurasi

Schlumberger, konfigurasi Wenner, konfigurasi dipole-dipole dan konfigurasi Square.

Konfigurasi yang umumnya digunakan yaitu konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi

Wenner. Setiap konfigurasi elektroda mempunyai metode perhitungan tersendiri untuk

mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Nilai tahanan

jenis semu tergantung pada geometri konfigurasi elektroda yang digunakan, atau yang

sering didefinisikan sebagai faktor geometri (K). Susunan elektroda arus dan tegangan

konfigurasi Schlumberger dan Wenner seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini.

(A) (B)

Gambar 5. Konfiguras eletroda pada pengukuran geolistrik

(A) Menunjukkan konfigurasi Wenner

(B) Menunjukkan konfigurasi Schlumberger

3.2. Geolistrik untuk Bidang Gelincir

Penggunaan metode resistivitas untuk mendeteksi bidang gelincir longsor pada sebuah

lereng telah banyak dilakukan oleh Sugito dan kawan-kawan pada tahun 2010 yang

melakukan investigasi bidang gelincir tanah longsor menggunakan metode geolistrik

tahanan jenis di desa Kebarongan Kec. kemranjen Kab. Banyumas. Dari hasil investigasi

mereka di temukan bahwa Bidang gelincir terletak pada kedalaman 10 - 14 m, yang dapat

Page 13: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

51

diinterpretasikan sebagai batulempung dengan nilai resistivitas sebesar 11 Ωm

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

Pada tahun 2012, Darsono dan kawan-kawan juga melakukan pendugaan bidang

gelincir menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole di desa Pablengan

Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa

bidang gelincir terdeteksi dengan kedalaman dari permukaan bervariasi dari 1,7 meter – 17

meter dengan nilai tahanan jenis 19,3 Ω m – 35,5 Ω m yang berupa lapisan lempung basah.

Pada bagian atas bidang gelincir terdeteksi diduga lapisan batuan lapuk/berupa lempung

pasiran sampai pasir lempungan yang dapat menyimpan kandungan air, dengan variasi

tahanan jenis 35,5 Ω m – 170 Ω m dengan ketebalan lapisan + 10 meter. Jika hujan/curah

hujan yang tinggi, kemungkinan air akan terakumulasi di lapisan tersebut dan bisa

menyebabkan bencana tanah longsor.

Gambar6. Nilai Resistivitas Batuan dan Jenis Air

Gambar 7. Penampang Geolistrik Resistivitas 2D Profiling yang menunjukkan posisi

bidang gelincir (Sugito et al, 2010)

Page 14: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

52

BAB IV TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi dimensi bidang gelincir bawah

permukaan lereng yang menjadi penyebab terjadinya tanah longsor dan memperkirakan

metode penstabilan lereng yang sesuai untuk diaplikasi pada lereng tersebut.

Bidang gelincir merupakan bidang dimana terjadinya tanah longsor akibat masuknya air

hujan ke dalam sebuah lereng. Kedalaman dan luasnya bidang gelincir ini tidak akan

terdeteksi di atas permukaan sehingga penggunaan geolistrik resistivitas/tahanan jenis

sangat efektif utuk mendeteksi dimensi bidang gelincir. Diketahuinya dimensi bidang

gelincir sangat penting data dasar dalam upaya mitigasi bencana tanah longsor berupa

permasangan soil nail atau pemasangan metode slope stability lainnya pada sebuah lereng.

BAB V. METODE PENELITIAN

5.1. Metode Pengukuran geolistrik.

Untuk mendeteksi kedalaman bidang gelincir tanah longsor menggunakan metode

geolistrik tahanan jenis 2-Dimensi, kami menggukan konfigurasi wenner. Penggunaan

konfigurasi wenner karena konfigurasi tersebut sangat bagus untuk mendeteksi anomali

yang memiliki perubahan nilai resistivitas secara vertikal atau terhadap kedalaman. Bidang

gelincir yang akan dideteksi menggunakan geolistrik tahanan jenis memiliki nilai

perbedaan resistivitas batuan/tanah antara lapisan atas dengan lapisan bawah atau memiliki

nilai perbedaan secara vertical sehingga pemilihan konfigurasi Wenner sangat sesuai

digunakan untuk mendeteksi bidang gelincir ini.

Nilai n atau pelapisan yang digunakan dalam pengukuran ini sampai n=14 dengan

total datum point (titik pengukuran) sebanyak 463 dengan total elektroda pengukuran

sebanyak 56 elektroda. Pertimbangan menggunakan n=14 adalah untuk mendapatkan nilai

kedalaman maksimal dari total panjang bentangan yang digunakan.

Gambar 8. Datum Point konfigurasi Wenner dengan nilai n=14 dan total elektroda 56.

Page 15: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

53

Pada setiap elektroda geolistrik juga dilakukan pengukuran ketinggian menggunakan

Altimeter Cobra 4 Weather PHYWE. Pengukuran altimeter ini harus dilakukan dengan

tepat untuk menghindari perubahan tekanan yang siknifikan antara pengukuran awal dan

akhir. Nilai ketinggian ini berguna untuk mengkoreksi nilai resistivitas dan hasil

penampang 2-D dalam bentuk topografi.

5.2 Metode Geologi Perlengkapan Lapangan yang dibutuhkan dalam kegiatan lapangan, selain perlengkapan

pribadi yang sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya pakaian, sepatu, topi, dan

sebagainya, diperlukan perlengkapan yang dipakai di lapangan atau di pangkalan kerja.

Beberapa perlengkapan dasar yang penting diantaranya adalah :

a. GPS, b. Kompas Geologi, c. Palu Geologi, d. Peta dasat Topografi, e. Peta Geologi. Kompas Geologi Kompas geologi diperlukan didalam kegiatan geologi lapangan adalah kompas yang

dipakai untuk mengukur besaran arah (azimuth) dan besaran sudut kecondongan. Selain

itu, komponen untuk menentukan pasisi horizontal (horizontal levelling) secara tepat juga

mutlak diperlukan.

Gambar9: Kompas Tipe Brunton

Page 16: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

54

GPS (Global Positioning System) GPS adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik yang dapat

menentukan lokasi pengamatan geologi dengan tepat posisi di peta topografi. Sistem ini

menggunakan satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini

diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi,

kecepatan, arah, dan waktu.

Gambar10 . Bagian-bagian penting pada sistim GPS (sumber : WikiPedia, Anonim 2010)

5.3 Metode Perhitungan Volume potensi longsoran Metode Perhitungan volume tanah di atas bidang gelincir menggunakan rumus setengah elips. 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 = 𝟏/𝟔𝝅. 𝐃𝐫. 𝐖𝐫. 𝐋𝐫 Dimana: Dr = Kedalaman bidang gelincir maksimum. Wr = Lebar bidang gelincir Lr = Panjang bidang gelincir Gambar 11. Dimensi bidang longsoran

Page 17: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

55

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI.1 Topografi Kawasan Survey Kawasan pengukuran merupakan kawasan yang memiliki marfologi perbukitan dengan

ketinggian sekitar 1000 – 1400 meter dari permukaan laut. Pengukuran Geolistrik tahanan

jenis 2-Dimensi dilakukan pada lintasan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.1.

Masing-masing lintasan dilakukan pengukuran altimeter untuk mendapat nilai ketinggian

lintasan. Pengukuran ketinggian masing-masing elektroda pengukuran menggunakan alat

altimeter Cobra 4 Weather PHYWE. Pengukuran ketinggian ini harus dilakukan dalam

waktu yang cepat untuk menghindari perubahan tekanan yang drastis antara satu electroda

dengan elektroda yang lain. Nilai ketinggian yang diberikan oleh alat Cobra 4 Weather

PHYWE selanjutkan harus dikoreksi dengan peta topografi setempat untuk mendapat nilai

ketinggian dari permukaan laut (dpl).

Gambar12. Lintasan yang akan dilakukan pengukuran geolistrik VI.2 Hasil Pengukuran Geolistrik Panjang total bentangan pada lintasan ini adalah 110 meter dengan spasi antar elektroda 2

meter. Elektroda 1 terletak pada koordinat 3°58'7.55" LU, 97°25'50.21" BT dan elektroda

56 terletak pada koordinat 3°58'7.86" LU, 97°25'53.95" BT dengan sudut azimut lintasan

85o dari Utara. Karena pengukuran ini dilakukan pada kaki lereng, maka tidak terdapat

perbedaan elevasi yang signifikan antara elektroda 1 dengan elektroda 56. Posisi lintasan 1

dapat dilihat pada gambar 4.1 di atas. Pengukuran sekitar kaki lereng ini dilakukan untuk

mendapat bidang gelincir yang tegak lurus dengan arah gelincir. Kedalaman dan luasan

tanah yang akan turun bisa menjadi petunjuk awal tentang kawasan yang rawan di kaki

lereng, mengingat di kaki lereng terdapat beberapa bangunan public dan perumahan

penduduk. Kedalaman dan keluasan bidang gelincir ini juga bisa menjadi pertimbangan

Page 18: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

56

apabila ke depan ingin dilakukan pekerjaan penguatan tebing/lereng. Pada gambar 4.4 di

bawah ini ditunjukkan penampang resistivitas batuan/tanah pada lintasan 2 setelah

dilakukan pengolahan menggunakan software Res2Dinv beserta bentuk topografinya. Nilai

resistivitas/tahanan jenis batuan/tanah yang didapat pada kawasan tersebut berkisar 10 –

130 Ωm dengan kedalaman maksimal sebesar 18 meter.

Gambar13. Penampang 2-Dimensi citra resistivitas batuan/tanah dan dugaan bidang gelincir.

Terdapat kontras resistivitas antara lapisan yang menjadi bidang gelincir dengan lapisan

yang berada di atasnya. Berdasarkan penampang resistivitas 2-dimensi sebagaimana

ditunjukkan pada gambar 4.4, maka bidang gelincir pada lintasan tersebut dapat dibagi

kepada 2 bidang gelincir A dan B. Bidang gelincir A ditandai dengan garis berupa titik

putus-putus berwarna hitam dan bidang gelincir B ditandai dengan garis putus-putus

berwarna hitam.

Bidang gelincir A yang ditandai dengan titik putus-putus berwarna hitam terdapat mulai

jarak 36 meter menerus ke bawah sampai kedalaman 3 meter di jarak 48 meter dan naik ke

atas pada jarak 64 meter. Lapisan batuan/tanah yang menjadi bidang gelincir memiliki nilai

resistivitas 25 Ωm yang diduga sebagai lapisan tanah lempung yang kedap air. lapisan

lempung yang kedap air ini sangat dimungkinkan menjadi bidang gelincir karena ketika

hujan lebat turun dan air hujan yang masuk ke dalam tanah akan tertahan pada lapisan ini

dan lapisan ini akan menjadi bidang gelincir tanah longsor.

Bidang gelincir B yang ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam, mulai terdapat

pada jarak 66 – 110 meter. Bidang gelincir B ini paling dalam terdapat pada jarak 90 meter

dengan kedalaman 13 meter dari permukaan tanah. Bidang gelincir B ini memiliki nilai

resistivitas sama dengan bidang gelincir A yang juga diduga sebagai lapisan lempung yang

Page 19: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

57

kedap air. Luasnya bidang gelincir B menjadi indikasi bahwa terdapat potensi gerakan

tanah dengan volume tanah yang lebih besar dibandingkan pada bidang gelincir A.

Dengan diketahuinya jumlah dan kedalaman bidang gelincir yang terdapat di kaki lereng

desa tersebut, mudah-mudah bangunan public atau perubahan yang terdapat di ke-2 bidang

gelincir tersebut bisa segera dipindahkan karena apabila curah hujan meningkat maka akan

sangat dimungkinkan terjadinya gerakan tanah atau tanah longsor terlebih lagi pada bidang

gelincir B. Apabila ke depan ingin dilakukan pekerjan penguatan tebing berupa

pemasangan retaining wall atau pemasang soil nail atau penguatan menggunakan tiang.

Maka kedalaman soil nail atau tiang pancang yang harus dipasang tempat tersebut harus

lebih dalam dari kedalaman bidang gelincir.

VI.3 Pengukuran Volume Massa Longsoran Kawasan Bawah Bidang Gelincir A Kawasan bawah ini berada pada kawasan pengukuran berdasarkan hasil pengukuran

geolistrik tersebut, pada di atas bidang gelincir A didapatkan:

Dr = 3 meter

Berdasarkan hasil pemetaan geologi didapatkan:

Wr = 28 meter

Lr = 45 meter

Volume Tanah A =1/6 (𝝅. 𝐃𝐫. 𝐖𝐫. 𝐋𝐫)

Volume Tanah A = ±1.978 m3

Kawasan Bawah Bidang Gelincir B Kawasan bawah ini berada pada kawasan pengukuran lintasan 2 dan berdasarkan hasil

pengukuran geolistrik tersebut, pada di atas bidang gelincir B didapatkan:

Dr = 13 meter

Berdasarkan hasil pemetaan geologi didapatkan:

Wr = 44 meter

Lr = 45 meter

Volume Tanah B =1/6(𝝅. 𝐃𝐫. 𝐖𝐫. 𝐋𝐫)

Volume Tanah B =

Volume Tanah B = ±13.470 m3

Page 20: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

58

Kawasan bawah bidang gelincir A dan B merupakan bidang gelincir yang harus

mendapatkan perlakukan teknis. Kawasan ini berada dekat di bawah antara yang

sering digunakan warga untuk pergi berkebun dan berada dekat dengan perumahan warga

dan bangunan publik berupa sekolah. Penguatan tebing seperti pemasang tiang pancang

perlu dilakukan untuk menghindari pergerakan tanah di atas bidang gelincir ini. Untuk

bidang gelincir A pemasangan tiang pancang atau bored-pileretaining wall harus lebih

dalam dari 6 meter sedangkan pada bidang gelincir B pemasangannya harus lebih dalam

dari 13 meter atau sampai ke batuan dasar (bedrock).

Page 21: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

59

BAB VII. KESIMPULAN

1. Batuan atau litologi yang dijumpai umumnya dalam keadaan lapuk sehingga tidak

dijumpai singkapan batuan yang segar dan tidak ditemukan bidang lapisan yang jelas.

Kondisi batuan sangat lapuk (berupa tanah) sampai agak lapuk (sudah terubah dari batuan

sebelumnya). Jenis batuan yang dijumpai adalah :

a. Batulempung menyerpih abu-abu tua kecoklatan, meyerpih, kekerasan sangat rendah

dikarenakan sipatnya yang menyerpih yang merupakan lapukan atau bagian batuan sabak

bagian dari Formasi Kluet (Puk)

b. Tanah lanau / lempung dan dominan dipakai menjadi pesawahan yang merupakan

lapukan dari batu lanau/lempung bagian dari Formasi Rampong (Tlr).

2. Berdasarkan hasil pengukuran Geolistrik yang dilakukan pada kawasan didapatkan

kedalaman bidang gelincir yang bervariasi

3. Dari hasil penampang geolistrik terdapat 2 (dua) zona bidang gelincir dengan nilai

resistivitas sekitar 25 Ωm dengan kedalaman antara 3 – 13 meter.

4. Berdasarkan hasil permodelan 3-D didapatkan volume tanah di atas bidang gelincir yang

berkisar antara 1.978 m3 - 13.470 m3

Page 22: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

60

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA 1. Darsono, Bambang Nurlaksito, Budi Legowo, 2012, Identifikasi Bidang Gelincir

Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode Resistivitas 2 Dimensi Di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar, Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 hal. 51.

2. Djauhari Noor, 2006, Geologi Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta 3. Hendrajaya Lilik, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi ITB,

Bandung 3. Reynold J.M,1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics,

John Wiley and Sons Ltd., New York. 4. Santoso Joko, 2002, Pengantar Teknik Geofisika, ITB, Bandung. 5. Sugito, Zaroh Irayani, dan Indra Permana Jati, 2010, Investigasi Bidang Gelincir

Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab. Banyumas,Berkala Fisika, Vol. 13 , No. 2, , hal 49 – 54.

Page 23: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

61

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Adapun instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah

1. Supersting IR 8 Channel 1 buah

2. Software Earth Imager 1 unit

3. Komputer 1 unit

Page 24: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

62

Lampiran

Personalia Penelitian

Personalia yang terlibat dalam penelitian adalah mereka yang sesuai dengan bidangnya dan benar-benar dapat menyediakan waktu (diperhitungkan dengan beban tugas lain) untuk kegiatan penelitian ini, yang pada umumnya terdiri dari:

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Muchlis, S.Si, M.Sc.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 19791218 200912 1 001

d. Disiplin ilmu : Geosains

e. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIb

f. Jabatan fungsional/struktural : Assisten Ahli

g. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambangan

h. Waktu penelitian : 6 jam/minggu

2. Anggota Peneliti

a. Nama Lengkap : Nurul Aflah ST, M.Sc

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 198308162012122002

d. Disiplin ilmu : Perminyakan

e. Pangkat/Golongan : Penata Muda /IIIb

f. Jabatan fungsional/struktural : Tenaga Pengajar

g. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambangan

h. Waktu penelitian : 6 jam/minggu

Page 25: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

63

RIWAYAT HIDUP KETUA PENELITI 1. Nama : Muchlis, S.S.i , M.Sc. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Alamat : Jl. Salam no.7, Lamprit, Banda Aceh

4. Pendidikan

No. Strata Nama Perguruan Tinggi Lokasi Gelar Tahun

Tamat Bidang Studi

1. S1 Institut Teknologi Bandung

Bandung S.Si 2006 Geofisika

2. S2 Universiti Teknkologi PETRONAS

Bandar Sri Iskandar, Perak, Malaysia

M.Sc 2009 Petroleum Geoscience

5. Pengalaman Kerja dalam Penelitian:

No.

Kedudukan/jabatan Institusi Topik Riset Waktu/periode

1. Anggota UNSYIAH Penelitian Dosen Muda dengan judul: Investigasi patahan minor dengan menggunakan metode VLF

2011

2. Ketua UNSYIAH Penelitian muda dengan judul:pemodelan gempa susulan Aceh

2012

Banda Aceh, 23 November 2014 Muchlis, S.S.i, M.Sc.

Page 26: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

64

RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PENELITI 6. Nama : Nurul Aflah, ST , M.Sc. 7. Jenis Kelamin : Perempuan 8. Alamat : Jl. Salam no.7, Lamprit, Banda Aceh 9. Pendidikan

No. Strata Nama Perguruan Tinggi Lokasi Gelar Tahun

Tamat Bidang Studi

1. S1 Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh

ST 2006 Teknik Kimia

2. S2 Universiti Teknkologi PETRONAS

Bandar Sri Iskandar, Perak, Malaysia

M.Sc 2009 Petroleum Engineering

10. Pengalaman Kerja dalam Penelitian: No.

Kedudukan/jabatan Institusi Topik Riset Waktu/periode

1. Peneliti utama Universiti Teknologi Petronas

Water alternate Gas to enhance oil recovery

2009

2.

Banda Aceh, 23 November 2014 Nurul Aflah, ST, M.Sc.

Page 27: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

65

KETERANGAN PENELITIAN

Judul Penelitian : PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN METODA GEOLISTRIK (STUDI KASUS DAERAH GAYO LUES)

Peneliti Utama : MUCHLIS, S.Si, M.Sc

Institusi Peneliti : Universitas Syiah kuala

Bidang Ilmu : Rekayasa

Tahun Pelaksana : 2014

Biaya : Rp 15.000.000

Tujuan :1. mendeteksi dimensi bidang gelincir bawah permukaan lereng

yang menjadi penyebab terjadinya tanah longsor

2.Menghitung potensi massa longsoran.

Sasaran Akhir Tahun : Penulisan jurnal

Nomor BCHP : 052/UN11.2/LT/SP3/2014/H11.2/BCHP/2014

Page 28: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

66

CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN

No Tanggal (dan jam) Kegiatan

Catatan Kemajuan (berisi data yg diperoleh keterangan data, sketsa,

gambar, analisis singkat dsb)

1 25 Mei 2014 (10.30-15.30) Persiapan Alat Alat telah dilakukan kalibrasi dengan pengujian disekitar prodi

geofisika

2 26 Mei 2014 (08.30) Mengunduh Data Data sudah dapat diunduh namun terlalu besar sehingga harus

dishorting

3

3 Juni 2014

(16.00-20.00) Data sudah dapat dishorting

Data yang sudah dishorting (eliminasi error) diformatkan dalam bentuk tabel (Excel) sehingga mudah untuk diplot dalam peta yang dibuat

4 5 Juli 2014-11 Juli 2014 (13.00-17.00)

Pemilihan software untuk membuat peta sederhana Pembuatan peta sederhana dibutuhkan waktu 2 minggu

5

3 Agusuts 2014-16 September 2014

(08.30-14.00)

Penggabungan data lapangan (geologi, Topografi) kedalam software pemetaan.

Berupa peta sederhana digabungkan dengan data geologi dan topografi. Masalah yang muncul adalah belum ditemukannya modul bagaimana data topografi diinput kedalam data resistivity.

6 4 September 2014-16 September (08.30-12.00)

Mencari referensi untuk menghitung volume potensi dengan menggunakan data resistivity

Karakteristik bawah permukaan (penampang 2D) kadang menimbulkan persepsi bentuk geometri yang berbeda dari konseptual model geologi. Sehingga harus dicari kesesuaian geometri (ellips, bola, dll) antara model bawah permukaan yang didapat.

7 1 Oktober 2014 (08.30-12.00)

Persiapan laporan kemajuan dan laporan lainnya. Penulisan dan pengumpulan laporan 70%.

8 2 Oktober 2014 (08.30-12.00) Pengolahan data resistivity. Data yang diakuisi sudah sangat baik. Hanya sedikit data yang

disortir untuk dieliminasi.

9 3 Oktober 2014 (08.30-12.00) Interpretasi Data hasil pengolahan

Hasil dari pengolahan data mampu menunjukkan kondisi penampang bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas batuan.

10 4 Oktober 2014 (08.30-12.00) Penulisan artikel untuk jurnal natural Hasil dari Interpretasi yang menunjukkan lapisan bisang gelincir

dijadikan bahan tulisan untuk jurnal natural FMIPA Unsyiah.

11 17 November 2014 (08.30-12.00)

Persiapan draft laporan kemajuan dan seminar hasil

Penyajian laporan penelitian pada tanggal 18 November 2014 di AAC.

Page 29: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

67

Nomor BCHP : 052/UN11.2/LT/SP3/2014/H11.2/BCHP/2014

Banda Aceh 23 November 2014

Diketahui oleh

Ketua Lembaga Penelitian, (Prof.Dr.Ir.H.Hasanuddin,M.S) NIP. 196011141986031001

Page 30: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

68

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN

I.

1. Skim Penelitian :Dosen Muda

2. Judul Penelitian :Perhitungan massa longsoran menggunakan

metoda geolistrik.

3. Ketua Peneliti/Penyaji :Muchlis, S.Si.M.Sc

4. Hari/Tanggal :Selasa/18 November 2012

5. Tempat :Gedung AAC, Univ. Syiah Kuala

II. Pertanyaan

1. BAGAIMANA KITA MENGETAHUI KEDALAMAN LAPISAN TANAH

BERDASARKAN SPEKTRUM WARNA RESISTIVITY?(PROF.KHAIRIL)

III. Jawaban/ Tanggapan

1. Alat supersting ini memang memberikan hasil penampang bawah permukaan yaitu

nilai resistivity batuan versus depth sehingga kita bisa langsung mengetahui jenis-

jenis litologi batuan berdasarkan nilai tersebut.

Moderator, Banda Aceh, 18 November 2014

Prof.Ir.Dr.Khairil,MT Muchlis, S.Si, M.Sc

Page 31: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

69

URAIAN PENGGUNAAN DANA TAHUN 2014

Uang yang diterima Tahap Pertama Rp. 15.000.000 Penggunaan (saat ini) Rp. 15.000.000 Sisa Rp. 0

Uraian Komponen Biaya 1. Pelaksana (Gaji/Upah)

No Nama Tim Peneliti Tugas/Jabatan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

1 Muchlis Interpretasi data/Ketua 100% 1.800.000 1.800.000

2 Nurul Aflah Anggota/penulisan laporan 100% 1.400.000 1.400.000

2. Peralatan

No. Nama Alat Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1 Pengukuran geolistrik 1 unit 2.200.000 2.200.000,-

2 Pengolahan data menggunakan software 1 unit 2.000.000 2.000.000,-

3 Software Earth Imager 1 unit 2.500.000 2.500.000,-

Jumlah biaya 6.700.000,- 3. Bahan Habis Pakai

No. Nama Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1 Kertas HVS 80 g A4 2 rim 40.000,- 80.000,- 2 ATK 2 set 100.000,- 250.000,- 4 Tinta printer 1unit 120.000,- 120.000,-

Jumlah biaya 400.000,- 4. Penginapan

5. Perjalanan

No. Nama Alat Volume

Biaya Satuan (Rp)

Biaya (Rp)

1 Jasa Pengambilan Data 1 unit 4.700.000,-/unit 4.700.000,-

6. Pemeliharaan No Jenis Pemeliharaan Volume Biaya Jumlah

7. Pertemuan/Lokakarya No Tema Kegiatan Tempat Lamanya Biaya Jumlah

8. Laporan/Publikasi No Jenis Penggunaan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

9. Lain-lain

Page 32: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

70

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

Total Rp 15.000.000

Mengetahui Banda Aceh, 23 November 2014 Ketua Lembaga Penelitian, Ketua Peneliti,

(Prof.Dr.Ir.H.Hasanuddin,M.S) Muchlis, S.Si, M.Sc

NIP. 196011141986031001 NIP. 19791218 200912 1 001

Page 33: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

71

B.Artikel Ilmiah

INTERPRETASI POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN METODA GEOLISTRIK (STUDI KASUS DAERAH GAYO

LUES)

Muchlis

Prodi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Darussalam - Banda Aceh

Abstract. Salah satu indikasi suatu kawasan memiliki potensi longsor adalah terbentuk bidang gelincir di sepanjang lereng. Bidang gelincir ini terbentuk karena perbedaan lapisan antara lapisan penutup (tanah bagian atas) dengan lapisan yang berada di bawahnya. Lapisan paling atas sebuah lereng biasanya adalah lapisan tanah yang lolos air sehingga air hujan bisa dengan mudah terinfiltrasi ke dalam lereng. Namun air hujan yang terinfiltrasi atau masuk ke dalam tanah tersebut sering kali tidah bisa terus masuk ke jauh ke dalam tanah karena ada lapisan tidak tembus air (impermeable) yang menjadi bidang telincir. Metode geolistrik resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur. Dari variasi beda resistivitas ini bisa diketahui perlapisan bawah perbukaan tanah dan pada lapisan berapa terdapat lapisan bidang gelincir. Dari penelitian ini diharapkan akan adanya penampang resistivitas tanah 2D yang menunjukkan kedalaman dan dimensi bidang gelincir pada lereng yang dikaji sehingga dapat memberikan rekomendasi tentang metode penstabilan lereng yang sesuai. Kata Kunci: Geolistrik, Bidang Gelincir Longsor, Resistivitas Batuan/Tanah.

Page 34: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

72

I. PENDAHULUAN

Secara Geologi, Kabupaten Gayo Lues mempunyai sejarah yang kompleks ditandai oleh adanya tiga siklus pembentukan endapan sedimen gunungapi Pra-Tersier yang dipisahkan oleh tiga episoda deformasi Kenozoikum berupa patahan dan pergeseran[1]. Batuan tertua di daerah tersebut ditempati oleh batuan malihan derajat tinggi (batu sabak, metaserpih dan metakuarsit arenit) Formasi Kluet (Puk) berumur Akhir Paleozoikum yang diendapkan pada lingkungan cekungan ensialic di kedalaman air sedang. Di atasnya diendapkan selang-seling batugamping dengan batuan gunungapi mafik Peusangan Group berumur akhir Permian ~ akhir Triasik pada lingkungan laut dangkal yang terpotong oleh patahan naik Takengon yang terjadi pada Tersier. Selain kondisi geologi yang sangat komplek, pelapukan batuan yang sangat tinggi juga menjadikan kawasan Gayo Lues rawan terhadap bencana geologi seperti tanah longsor. Selain kondisi yang komplek, Kab. Gayo Lues berada di kawasan yang memiliki marfologi perbukitan dan pergunungan dengan ketinggian berkisar dari 400-1200 meter di atas permukaan laut (m dpl). Pada tahun 2012, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Gayo Lues telah menginisiasi pemetaan kawasan rawan bencana bencana. Salah satu peta rawan bencana yang dibuat adalah Peta Bahaya/Ancaman Tanah Longsor. Pada peta tersebut, Kab. Gayo Lues dibagi kepada tiga tingkatan bahaya tanah longsor yaitu; tinggi, sedang dan rendah dan Kab. Gayo Lues sebagaian besarnya masuk dalam kategori kawasan tinggi bahaya tanah longsor. Skala peta tersebut sangatlah kasar sehingga perlu dilakukan pendetailan untuk mendapatkan data yang lebih akurat lagi.

Dalam upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor dan untuk menandai kawasan yang berpotensi longsor, maka perlu dilakukan pengukuran secara detail dan menyeluruh pada kawasan lereng yang terbentuk dari tanah dan berpotensi longsor. Salah satu indikasi suatu kawasan memiliki potensi longsor adalah terbentuk bidang gelincir di sepanjang lereng. Bidang gelincir ini dikarenakan perbedaan lapisan antara lapisan penutup (tanah bagian atas) dengan lapisan yang berada dibawahnya. Lapisan paling atas sebuah lereng biasanya adalah lapisan tanah yang lolos air sehingga air hujan bisa dengan mudah terinfiltrasi ke dalam lereng. Namun air hujan yang terinfiltrasi atau masuk ke dalam tanah tersebut sering kali tidak bisa terus masuk ke jauh ke dalam tanah karena ada lapisan tidak tembus air (impermeable) yang menjadi bidang telincir. Bidang gelincir ini bisa dideteksi menggunakan geolistrik resistivitas karena antara lapisan tanah bagian atas dengan lapisan bawah yang tidak tembus memiliki nilai kontras resistivitas yang tinggi.

Penggunaan metode resistivitas untuk mendeteksi bidang gelincir longsor pada sebuah lereng telah banyak dilakukan oleh Sugito dan kawan-kawan pada tahun 2010 yang melakukan investigasi bidang gelincir tanah longsor menggunakan metode geolistrik tahanan jenis di desa Kebarongan Kec. kemranjen Kab. Banyumas [2]. Dari hasil investigasi mereka di temukan bahwa Bidang gelincir terletak pada kedalaman 10 - 14 m, yang dapat diinterpretasikan sebagai batulempung dengan nilai resistivitas sebesar 11 Ωm sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar1. Hasil penampang resistivity Pada tahun 2012, Darsono dan kawan-kawan juga melakukan pendugaan bidang gelincir menggunakan

metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole di desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar [3]. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa bidang gelincir terdeteksi dengan kedalaman dari permukaan bervariasi dari 1,7 meter – 17 meter dengan nilai tahanan jenis 19,3 Ω m – 35,5 Ω m yang berupa lapisan lempung basah. Pada bagian atas bidang gelincir terdeteksi diduga lapisan batuan lapuk/berupa lempung pasiran sampai pasir lempungan yang dapat menyimpan kandungan air, dengan variasi tahanan jenis 35,5 Ω m – 170 Ω m dengan ketebalan lapisan + 10 meter. Jika hujan/curah hujan yang tinggi, kemungkinan air akan terakumulasi di lapisan tersebut dan bisa menyebabkan bencana tanah longsor.

Page 35: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

73

II. METODOLOGI Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka dan survey lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi geologi dan marfologi kawasan Gayo Lues. Sedangkan survey lapangan dilakukan untuk kawasan lereng mana saja yang rentan terhadap bencana tanah longsor. Setelah ditentukan kawasan-kawasan yang memiliki potensi tanah longsor, tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah pengukuran lapangan atau akuisisi data geolistrik profiling 2-Dimensi. Akuisisi data dilakukan menggunakan peralatan Resistivitimeter Jenis Super String R8 IP Multichannel. Proses pengukuran dilakukan dengan cara memasang elektroda arus dan elektroda potensial dengan arah bentangan tegak lurus terhadap arah jurus lereng atau tegah lurus dengan arah jalan. Elektroda arus yang dipasang berfungsi untuk mengalirkan arus dan elektroda potensial berfungsi untuk mengukur nilai potensial yang direspon akibat injeksi arus[4]. Setelah studi pustaka dan lapangan, penelitian lain yang akan dilakukan adalah pemproseskan atau pengolahan data dengan cara inversi menggunakan software Earth Imager 2D. Data Citra berupa penampang 2-Dimensi kondisi bawah permukaan lereng yang dihasil oleh software harus memiliki RMS error di bawah 10%. Tahapan selanjutnya yang akan dilakukan interpretasi (penafsiran) data untuk menilai dimensi bidang gelincir. Apabila dimensi bidang gelincir sudah didapatkan maka proses selanjutnya adalah memperkirakan metode penstabilan lereng yang sesuai diaplikasikan di tempat tersebut. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lintasan pengukuran mengambil tempat di sekitar jalan bawah lereng dekat perumahan penduduk. Pengukuran tegak lurus dengan kemiringan lereng. Panjang total bentangan pada lintasan 2 ini adalah 110 meter dengan spasi antar elektroda 2 meter. Elektroda 1 terletak pada koordinat 3°58'7.55" LU, 97°25'50.21" BT dan elektroda 56 terletak pada koordinat 3°58'7.86" LU, 97°25'53.95" BT dengan sudut azimut lintasan 85o dari Utara. Karena pengukuran ini dilakukan pada kaki lereng,maka tidak terdapat perbedaan elevasi yang signifikan antara elektroda 1 dengan elektroda 56. Pengukuran sekitar kaki lereng ini dilakukan untuk mendapat bidang gelincir yang tegak lurus dengan arah gelincir. Kedalaman dan luasan tanah yang akan turun bisa menjadi petunjuk awal tentang kawasan yang rawan di kaki lereng, mengingat di kaki lereng terdapat beberapa bangunan public dan perumahan penduduk. Kedalaman dan keluasan bidang gelincir ini juga bisa menjadi pertimbangan apabila ke depan ingin dilakukan pekerjaan penguatan tebing/lereng.

Gambar2. Peta lokasi lintasan

Page 36: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

74

Gambar3. Imaging resistivity bawah permukaan

KESIMPULAN

1. Bidang gelincir A yang ditandai dengan titik putus-putus berwarna hitam terdapat mulai jarak 36 meter menerus ke bawah sampai kedalaman 3 meter di jarak 48 meter dan naik ke atas pada jarak 64 meter. Lapisan batuan/tanah yang menjadi bidang gelincir memiliki nilai resistivitas 25 Ωm yang diduga sebagai lapisan tanah lempung yang kedap air.

2. Bidang gelincir B yang ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam, mulai terdapat pada jarak 66 – 110 meter. Bidang gelincir B ini paling dalam terdapat pada jarak 90 meter dengan kedalaman 13 meter dari permukaan tanah. Bidang gelincir B ini memiliki nilai resistivitas sama dengan bidang gelincir A yang juga diduga sebagai lapisan lempung yang kedap air. Luasnya bidang gelincir B menjadi indikasi bahwa terdapat potensi gerakan tanah dengan volume tanah yang lebih besar dibandingkan pada bidang gelincir A.

3. Dengan diketahuinya jumlah dan kedalaman bidang gelincir yang terdapat di kaki lereng desa tersebut, mudah-mudah bangunan public atau perubahan yang terdapat pada ke-2 bidang gelincir tersebut bisa segera dipindahkan karena apabila curah hujan meningkat maka akan sangat dimungkinkan terjadinya gerakan tanah atau tanah longsor terlebih lagi pada bidang gelincir B. Apabila ke depan ingin dilakukan pekerjan penguatan tebing berupa pemasangan retaining wall atau pemasang soilnail atau penguatan menggunakan tiang. Maka kedalaman soil nail atau tiang pancang yang harus dipasang tempat tersebut harus lebih dalam dari kedalaman bidang gelincir.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Semua pihak yang telah membantu terutama masyarakat Desa Badak Ukeun Gayo Lues yang telah membantu terlaksananya pengambilan data secara aman.

REFERENSI

1. A.J. Barber, M.J.Crow, J.S.Wilson, 2005, Sumatra: Geology,Resource and tectonic Evolution, Geological

Society no.31. 2. Sugito, Zaroh Irayani, dan Indra Permana Jati, 2010, Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor

Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab. Banyumas,Berkala Fisika, Vol. 13 , No. 2, , hal 49 – 54

Potensi longsoran A Potensi longsoranB

Page 37: PERHITUNGAN VOLUME POTENSI MASSA LONGSORAN DENGAN …

75

3. Darsono, Bambang Nurlaksito, Budi Legowo, 2012, Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode Resistivitas 2 Dimensi Di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar, Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 hal. 51.

4. Reynold J.M,1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Wiley and Sons Ltd., New York.