pergeseran makna dan fungsi keris bagi …pergeseran makna dan fungsi keris bagi masyarakat jawa...

99
PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh: Murni Astuti (084114002) PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATAN DHARMA YOGYAKARTA Maret 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

53 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS

BAGI MASYARAKAT JAWA

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:

Murni Astuti (084114002)

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATAN DHARMA

YOGYAKARTA

Maret 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

ii

Tugas Akhir

PERGESESARAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS

BAGI MASYARAKAT JAWA

Oleh

Murni Astuti

NIM: 084114002

Telah disetujui oleh

tanggal 11 Februari 2013

tanggal 15 Februari 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

iii

Tugas Akhir

PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS

BAGI MASYARAKAT JAWA

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Murni Astuti

NIM: 084114002

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada 28 Februari 2013

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Ketua Drs. Hery Antono M.Hum.

Sekretaris Susilawati Endah Peni Adji S.S., M.Hum.

Anggota Dra. Fransisca Tjandrasih Adji M.Hum.

Drs. Hery Antono M.Hum.

Dr. Yoseph Yapi Taum M.Hum.

Yogyakarta, 28 Februari 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Maret 2013

Penulis

Murni Astuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

v

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah

untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Murni Astuti

NIM : 084114002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Pergeseran Makna

dan Fungsi Keris Bagi Masyarakat Jawa Saat Ini beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya

di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 7 Maret 2013

Yang menyatakan,

Murni Astuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

vi

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

karunia rahmat dan hidayah-Nya, sehingga karya ilmiah dengan judul Pergeseran

Makna dan Fungsi Keris Bagi Masyarakat Jawa dapat terselesaikan. Penulisan

Karya Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

gelar Sarjana Sastra.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan,

penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi karya ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan. Keterbatasan dan kekeliruan dalam karya ilmiah

ini merupakan tanggung jawab penulis bukan pembimbing. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua

pihak untuk perbaikan karya ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih disertai

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dra. Fransisca Tjandrasih Adji M.Hum., selaku pembimbing pertama,

2. Drs. Hery Antono M.Hum., selaku pembimbing kedua,

3. Dosen Prodi Sastra Indonesia USD: Dr. Yoseph Yapi Taum M.Hum., Dr.

Paulus Ari Subagyo M.Hum., Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus M.Hum.,

Susilawati Endah Peni Adji S.S., M.Hum.,

4. Sekeretarian Sastra Indonesia yang telah membantu dalam hal administrasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

vii

5. Perpustakaan USD yang telah memberikan fasilitas buku-buku sebagai

sumber pustaka,

6. Narasumber yang telah banyak memberikan informasi hingga terselesaikannya

tulisan ini,

7. Lutse Lamber Daniel Morin, S.Sn.,M.Sn., suamiku dan Sokya Karmakayana

Vasarely Lutse Morin anakku yang telah memberikan motifasi dan semangat.

8. Alm. Boniman Mathodiharjo dan Asriyah sebagai orang tua yang telah

memberikan kasih sayang sejak kecil hingga sekarang,

9. Teman-teman Prodi Sastra Indonesia USD angkatan 2008.

Yogyakarta, 7 Maret 2013

Murni Astuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

viii

ABSTRAK

Astuti, Murni. 2013. “Pergeseran Makna dan Fungsi Keris bagi Masyarakat

Jawa Saat Ini”. Skripsi Strata I (S-1). Program Studi Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini mengenai pergeseran makna dan fungsi keris bagi pecinta keris.

Keris diungkap bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga makna dan fungsi keris

bagi pemiliknya.

Keris sering dimaknai sebagai benda pusaka yang memiliki nilai estetika

yang tinggi, hasil olah spiritual empu pembuatnya, memiliki aura mitis, dan

memiliki nilai ekonomis tinggi. Banyak pecinta keris beralasan mengkoleksi keris

karena keris merupakan benda seni yang memiliki keindahan. Akan tetapi, pada

kenyataaannya mereka masih mempercayai tuah atau daya magis sebuah keris.

Hal ini terbukti dengan adanya penghargaan yang lebih terhadap keris yang telah

berusia tua dan penghitungan-penghitungan yang dilakukan ketika seseorang akan

membuat atau membeli keris untuk dikoleksi.

Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan keris dalam budaya Jawa,

pergeseran makna keris saat ini, dan pergeseran fungsi keris bagi pecinta keris

saat ini. Pendiskripsian ini diharapkan nantinya dapat menjadi sebuah catatan

tentang budaya keris.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi.

Data-data etnografi diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan studi

pustaka.Wawancara dilakukan penulis berdasarkan informasi beberapa kolektor

keris yang ada di Yogyakarta. Penentuan informan berdasarkan pada jenis profesi

yaitu kalangan praktisi pendidikan, kalangan seni, kalangan masayarakat biasa

dan kalangan yang berkecimpung dalam dunia pembuatan keris.

Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pergeseran makna dan fungsi

keris dari zaman dulu dan saat ini. Kepercayaan akan kekuatan mistis keris masih

melatar belakangi pengkoleksian keris saat ini. Pergesaran makna dan fungsi keris

tersebut disebabkan oleh perkembangan teknologi modern, ilmu pengetahuan, dan

sistem pemerintahan yang ada saat ini. Tetapi, nilai-nilai kearifan lokal yang ada

menjadikan keris masih dipercaya sebagai benda pusaka yang memiliki tuah atau

daya magis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

ix

ABSTRACT

Astuti, Murni. 2013. “the change of meanings and functions for the Javanese

keris”. Study Strata I (S-1). Indonesian Letters Department, Sanata

Dharma University.

This Study is about the change of meaning and function of keris. Keris is

being unfolded not just from it's physical side, but also from it's meaning and

function by it's owner.

Keris often meant as heirlooms with high aesthetic value, the result of the

master craftsman's spiritual manner, believed to have a mythic aura, and have high

economic value. Many of the keris lovers stated that they collect it for keris is an

art objects with beauty, but in reality, they still believe in charm and magical

power of keris. It is proven by the extra appreciation towards old keris and by

calculations done when someone is trying to make or buy a keris for collection.

The purpose of this research is to describe keris in Javanese culture, to

describe the etymology of keris by keris lovers or keris collector in modern days,

and to describe the shifting of functions by keris lovers or keris collector in this

time and age. This description is expected to be a note or record about the culture

of keris.

The methods used in this research is the ethnographic method.

Ethnographic data obtained through observation, interviews, and literature study.

Author interviews based on samples of several keris collectors in Yogyakarta

based on his profession, namely education practitioners, art societies, among

ordinary people, and among the keris makers society.

The conclusions of this research is the change of meaning and function of

keris from the past to the present. Belief in keris' mystical power is still affecting

keris collection these days. The friction of meaning and function of keris is caused

by development of modern technology, development of science, and

governmental system today. However, local wisdom values still believe keris as

an heirlooms with charm and magical power.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ..................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................... 3

1.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 3

1.6 Landasan Teori .................................................................................. 5

1.7 Metode Penelitian ............................................................................... 7

1.7.1 Observasi .................................................................................... 8

1.7.2 Wawancara ................................................................................. 9

1.7.3 Studi Pustaka .............................................................................. 9

1.8 Sistematika Penyajian ......................................................................... 9

BAB II KERIS DALAM BUDAYA JAWA ....................................................... 11

2.1 Masyarakat Jawa ............................................................................... 11

2.2 Sejarah Keris ....................................................................................... 12

2.2 Proses Pembuatan Keris .................................................................... 16

2.3 Bagian-Bagian Keris .......................................................................... 18

2.3.1 Pesi ............................................................................................. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

xi

2.3.2 Ganja .......................................................................................... 19

2.3.3 Bongkot ...................................................................................... 20

2.3.4 Wadhuk ....................................................................................... 21

2.3.5 Pucuk ........................................................................................... 21

2.4 Macam-Macam Keris ........................................................................ 25

2.4.1 Berdasarkan Cara Pembuatannya ............................................... 25

2.4.2 Berdasarkan Bentuk dan Kelengkapan Bagian-Bagiannya......... 25

2.5 Tuah dan Daya Magis ......................................................................... 26

BAB III PERGESERAN MAKNA KERIS ........................................................ 28

3.1 Makna Keris Zaman Dahulu ............................................................ 28

3.1.1 Berdasarkan Cara Pembuatan Keris ........................................... 28

3.1.2 Berdasarkan Macam-Macam Keris ............................................ 33

3.1.3 Berdasarkan Perawatannya ......................................................... 34

3.2 Makna Keris Saat Ini ........................................................................ 36

3.2.1 Berdasarkan Cara Pembuatan Keris ........................................... 36

3.2.2 Berdasarkan Macam-Macam Keris .......................................... 44

3.2.3 Berdasarkan Perawatannya ........................................................ 48

3.3 Pergeseran Makna Keris ................................................................... 50

BAB IV PERGESERAN FUNGSI KERIS ......................................................... 54

4.1 Fungsi Keris Zaman Dahulu ............................................................. 54

4.1.1 Keris Sebagai Senjata ................................................................. 54

4.1.2 Keris Sebagai Benda Pusaka ..................................................... 57

4.1.3 Keris Sebagai Kelengkapan dalam Upacara ............................... 57

4.1.4 Keris Sebagai Identitas Pribadi .................................................. 58

4.1.5 Keris Sebagai Lambang Status Sosial ....................................... 58

4.1.6 Keris Sebagai Kelengkapan Berbusana ...................................... 59

4.1.6.1 Ogleng atau Angoglenganke Keris .......................................... 59

4.1.6.2 Dederan atau Andoran............................................................. 60

4.1.6.3 Kewal atau Angewal Keris ....................................................... 61

4.2 Fungsi Keris Saat Ini ......................................................................... 62

4.2.1. Keris Sebagai Benda Pusaka .................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

xii

4.2.3. Keris Sebagai Kelengkapan Berbusana ..................................... 63

4.2.4. Keris Sebagai Benda Seni ......................................................... 64

4.2.5. Keris Sebagai Benda Koleksi .................................................... 64

4.3 Pergeseran Fungsi Keris .................................................................... 66

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72

LAMPIRAN .......................................................................................................... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagian-Bagian Keris ........................................................................ 18

Gambar 2 Sor-Soran dan Ricikan Keris ............................................................ 22

Gambar 3 Hulu atau Gagang Keris ................................................................... 26

Gambar 4 Warangka Ladrangan ...................................................................... 24

Gambar 5 Warangka Gayaman ......................................................................... 24

Gambar 6 Relief di Candi Prambanan di Yogyakarta ....................................... 55

Gambar 7 Relief di Candi Borobudur di Jawa Tengah ..................................... 56

Gambar 8 Relief di Candi Penataran di Blitar Jawa Tengah ............................ 56

Gambar 9 Ogleng .............................................................................................. 60

Gambar 10 Dederan ........................................................................................... 61

Gambar 11 Kewal .............................................................................................. 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Periodisasi Zaman Pembuatan Keris di Pulau Jawa .................................. 15

Tabel 2 Mantra Zaman Dulu ................................................................................... 32

Tabel 3 Mantra Saat Ini .......................................................................................... 43

Tabel 4 Jenis-Jenis Pamor dan Tuah Keris ............................................................ 46

Tabel 5 Pergerseran Makna Keris .......................................................................... 50

Tabel 6 Pergerseran Fungsi Keris .......................................................................... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu warisan budaya Jawa yang banyak dikenal orang adalah keris.

Sejak tanggal 25 November 2005, UNESCO telah menetapkan “keris sebagai

senjata tikam warisan dunia asli Indonesia” (Panji Nusantara, 2010:41). Keris

merupakan sebuah senjata tikam khas Indonesia yang dipergunakan pada zaman

dahulu. Penggunaan keris ini tersebar hampir di seluruh rumpun Melayu. Di

Indonesia, keris biasa digunakan di daerah Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumatra,

sebagian Kalimantan, serta sebagian Sulawesi.

Bagian-bagian pada keris di setiap daerah sama, yaitu ada bagian

pegangan, hulu keris, pamor atau ukiran pada keris, bagian antara pangkal keris

dengan pucuk keris, dan tempat keris atau biasa disebut warangka. Yang

membedakan antara keris satu daerah dengan daerah yang lain adalah ukiran yang

terdapat pada warangka maupun bentuk sarung keris itu sendiri. Tiap-tiap daerah

memiliki bentuk dan corak warangka yang berbeda. Dengan melihat ukiran atau

bentuk warangka, maka akan dapat diketahui dengan mudah dari mana keris itu

berasal.

Penelitian dalam tulisan ini membatasi hanya pada keris dari budaya

masyarakat Jawa. Keris dalam masyarakat Jawa akan dilihat lebih dalam dan

ditemukan pergeseran-pergesaran makna dan fungsi keris yang terjadi dari zaman

dahulu hingga sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

2

Keris dalam masyarakat Jawa bukan hanya sebuah senjata warisan nenek

moyang, tetapi keris memiliki banyak makna. Di kalangan pecinta keris, keris

juga dimaknai sebagai benda pusaka yang memiliki nilai estetika yang tinggi,

hasil olah spiritual empu pembuatnya, memiliki aura mistis, dan memiliki nilai

ekonomis tinggi.

Selain makna, keris juga memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi keris

tersebut lebih didasarkan pada pemaknaan pamor-pamor yang terdapat pada

keris. Misalnya keris berpamor udan mas, sering digunakan oleh pedagang

sebagai jimat penglaris agar usahanya maju dan mendatangkan banyak

keuntungan.

Zaman dahulu keris digunakan sebagai senjata. Tahap perkembangan

berikutnya, keris dimaknai sebagai benda pusaka dan akhirnya menjadi benda

seni. Banyak pecinta keris di Yogyakarta menuturkan alasan mereka mengkoleksi

karena keris merupakan benda seni yang memiliki keindahan. Akan tetapi, pada

kenyataannya mereka masih mempercayai tuah atau daya magis keris. Hal ini

terbukti dengan adanya penghargaan yang lebih terhadap keris yang berusia tua

dan adanya penghitungan-penghitungan yang dilakukan ketika seseorang akan

membuat atau membeli keris.

Perkembangan makna dan fungsi ini bagi penulis menarik untuk diteliti

lebih mendalam. Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas pergeseran

fungsi dan makna keris di daerah Jawa khususnya Yogyakarta dilihat dari segi

nilai kepemilikan sebuah keris. Pemilihan ini didasari oleh belum adanya tulisan

yang membahas tentang pergesaran makna dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

3

1.2 Rumusan Permasalahan

Dalam tulisan ini, ada dua hal yang ingin disampaikan yaitu:

1.2.1 Bagaimana pergeseran makna keris dalam budaya Jawa?

1.2.2 Bagaimana pergeseran fungsi keris dalam budaya Jawa?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tiga tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mendiskripsikan makna keris dalam budaya Jawa.

1.3.2 Mendeskripsikan pergeseran makna keris bagi masyarakat Jawa saat ini.

1.3.3 Mendiskripsikan pergeseran fungsi keris bagi masyarakat Jaw saat ini.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan pada perkembangan

ilmu budaya berupa pengetahuan tentang keris dalam budaya Jawa. Dengan

membaca tulisan ini, pembaca akan lebih dapat mengetahui pergeseran makna

dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa. Diharapkan pula tulisan ini dapat menjadi

sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian dalam bidang

budaya.

1.5 Tinjauan Pustaka

Studi tentang keris sudah banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian

sebelumnya. Namun ada tiga pustaka yang dapat dikatakan sebagai pustaka

otoritatif. Pustaka tersebut adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

4

Ki Hudoyo Doyodipuro, seorang sarjana psikologi yang juga menggeluti

dunia supranatural, telah menerbitkan beberapa buku tentang keris. Salah satunya

berjudul Keris Daya Magic-Manfaat-Tuah-Misteri yang diterbitkan tahun 1999.

Dalam bukunya ini dia menuliskan tentang budaya keris ditinjau dari bentuk fisik

dengan berbagai alternatif dan karakter, maupun yang berhubungan dengan

kepercayaan tentang kekuatan yang terdapat pada sebilah keris. Buku ini memiliki

kelemahan dalam hal pemaknaan keris bagi pemiliknya. Buku ini tidak

menjelaskan secara detail bagaimana sebilah keris dihormati dan dihargai oleh

pemiliknya. Bahasan bukunya lebih memaparkan tuah dan daya magis pada keris

yang dipercaya sudah ada sejak zaman dahulu.

F.L. Winter, tahun 2009 menulis buku yang berjudul Kitab Klasik Tentang

Keris mengenai keris secara fisik. Buku ini menjelaskan apa itu keris dan bentuk-

bentuk serta bagian-bagian dari sebuah keris. Kelemahan tulisan Winter adalah

hanya berfokus pada keris secara fisik dan tidak mendiskripsikan cara dan ritual-

ritual pembuatan keris. Winter hanya menuturkan bagaimana keris dibuat dari besi

yang ditempa berulang-ulang dan dibentuk menjadi sebilah keris. Dalam bukunya

tersebut Winter juga tidak menulis tentang makna-makna yang terdapat dalam

keris.

Moebirman dalam bukunya yang terbit tahun 1980 berjudul Keris Senjata

Pusaka menuliskan tentang keris dari segi seni tradisional. Keris merupakan

senjata yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun-temurun sejak zaman

prasejarah Indonesia hingga era 80-an. Dalam tulisannya, Moerbiman menuliskan

tentang pembuatan keris, bagian-bagian keris, macam-macam keris di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

5

dan fungsi keris pada zaman dulu. Kekurangan dalam tulisan ini adalah

Moebirman tidak menuliskan tentang berkembangan budaya keris dalam

masyarakat Jawa. Dia hanya berfokus pada keris zaman dahulu.

Dalam tulisan ini, penulis ingin memaknai keris bukan hanya dari segi

fisik, tetapi ingin lebih memaknai keris dari segi makna kepemilikan dan

fungsinya bagi pemiliknya. Penulis ingin memaparkan lebih jauh mengenai

pergeseran yang terjadi dalam hal makna dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa

saat ini. Studi ini juga akan dilengkapi dengan observasi dan wawancara terhadap

beberapa pecinta keris sehingga akan diperoleh data tentang makna dan fungsi

keris dalam masyarakat saat ini. Berdasarkan data tersebut penulis akan dapat

melihat bagaimana perkembangan dan pergeseran makna dan fungsi keris dari

zaman dahulu hingga saat ini.

1.6 Landasan Teori

Sebuah penelitian tidak lepas dari adanya teori-teori. Dalam penelitian ini,

penulis menggunakan beberapa pemikiran teoritis yang sudah ada dan diterapkan

dalam ilmu etnografi. Pemikiraa teoritis yang digunakan berdasarkan pada

pemikiran teoritis van Peursen mengenai tahapan perkembangan budaya.

C.A. van Peursen mengatakan bahwa ada tiga tahap perkembangan

kebudayaan yaitu tahap mitis, tahap ontologis dan tahap fungsionil. Tahap

mitis yaitu tahap dimana manusia mempercayai adanya kekuatan gaib,

tahap ontologis adalah tahap dimana manusia mulai berpikir dan meneliti.

Tahap fungsionil adalah tahap manusia mulai berpikir modern (Peursen,

1989:18).

Yang dimaksud dengan tahap mitis ialah sikap manusia yang merasakan

dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib sekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

6

dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan. Tahap ontologis ialah sikap manusia

yang tidak hidup lagi dalam kepungan kekuasaan mitis, melainkan yang secara

bebas ingin meneliti segala hal ikhwal. Manusia mulai menyusun suatu ajaran

atau teori mengenai dasar hakikat segala sesuatu (ontologi) dan mengenai segala

sesuatu menurut rincian (ilmu-ilmu). Tahap fungsionil ialah sikap dan alam

pikiran yang makin nampak dalam manusia modern. Ia tidak begitu terpesona lagi

oleh lingkungannya (sikap mitis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak

terhadap objek-objek penyelidikan (sikap ontologis). Ia ingin mengadakan relasi-

relasi baru, suatu kebertautan yang baru terhadap segala sesuatu dalam

lingkungannya.

Pemikiran van Peursen ini akan digunakan penulis untuk melihat

pergeseran makna dan fungsi keris mulai dari zaman dulu hingga sekarang.

Penulis akan menelaah lebih jauh pegeseran-pergeseran tersebut mulai dari makna

dan fungsi keris sebagai kelengkapan seorang laki-laki hingga makna dan

fungsinya saat ini. Penulis akan meneliti apakan pemikiran C.A. van Peursen

mengenai perkembangan kebudayaan juga berlaku pada kebudayaan keris saat ini.

Landasan pemikiran lain yang digunakan untuk meneliti adalah pemikiran

Koentjaraningrat tentang wujud kebudayaan.

Wujud kebudayaan itu ada tiga, yaitu: (1)Wujud kebudayaan sebagai suatu

kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan

sebagainya; (2)wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat; dan (3) wujud

kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat,

1985:186-187)

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis akan meneliti keris dari

tiga sisi bentuk kebudayaan seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

7

Budaya keris akan dibedah dan dilihat lebih detail dari tiga wujud kebudayaan

yaitu ide, kompleks aktifitas dan artefak sehingga diketahui bagaimana sebuah

keris tercipta dan diterima di kalangan masyarakat.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi.

“Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna tindakan

dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami(Spradley, 2007:5).”

Metode etnografi ini terdiri dari beberapa teknik tetapi penulis hanya

menggunakan tiga teknik saja yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka.

pemilihan ketiga teknik ini didasari pada pemikiran bahwa dengan menggunakan

ketiga teknik ini saja, penulis sudah dapat mendapatkan jawaban dari

permasalahan yang diteliti.

Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan penelitian terhadap

kolektor-kolektor keris di Yogyakarta dengan segala koleksi dan apa yang

dilakukannya dengan koleksinya tersebut. Penulis akan melihat dan memahami

makna dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa agar nantinya ditemukan jawaban

yang menjadi permasalahan. Dengan etnografi, penulis akan mendiskripsikan dan

membangun sebuah pengertian yang sistematis mengenai pergeseran makna dan

fungsi keris bagi masyarakat Jawa.

Ada beberapa teknik dalam etnografi, tetapi penulis hanya menggunakan

beberapa saja. Data-data etnografi akan diperoleh penulis melalui teknik

wawancara, observasi dan studi pustaka. Penulis hanya menggunakan ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

8

teknik ini saja karena hanya dengan ketiga teknik ini penulis sudah dapat

menemukan jawaban dari permasalahan yang diteliti.

1.7.1 Observasi

Observasi berarti meninjau secara cermat. Dalam etnografi, observasi

diartikan sebagai sebuah kegiatan dimana peneliti langsung ke lapangan untuk

meninjau dan melihat secara cermat suatu kebudayaan. Tujuan observasi adalah

untuk memahami pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli (Spradley,

2007:3).

Observasi dipakai oleh penulis agar penulis dapat melihat dan mengamati

sendiri serta mencatat perilaku dan kejadian yang dialami oleh informan. Hal ini

memungkinkan peneliti mencatat situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang

diperoleh langsung dari data.

Dalam penelitian lapangan, peneliti datang sendiri dan menceburkan diri

dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan tentang gejala

kehidupan manusia dalam masyarakat itu. Di sana, kecuali dari observasi

sendiri ia mendapatkan sebagian besar dari bahan keterangannya dari

orang-orang warga masyarakat yang didatangi itu, yang merupakan orang-

orang pemberi keterangan, atau informan.(Koentjaraningrat, 1985:42)

Seperti diungkapkan Koentjaraningrat tersebut, penulis akan langsung ke

lapangan untuk mengamati perkembangan budaya keris yang ada di Yogyakarta.

Penulis akan mencari keterangan ke berbagai narasumber secara langsung

sehingga penulis akan memahami benar keris dalam budaya Jawa dan

perkembangan makna serta fungsinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

9

1.7.2 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara mendapatkan informasi secara

langsung. Wawancara mendalam dan dilakukan berulang-ulang karena tingkat

keakuratan datanya akan lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Wawancara etnografis merupakan suatu strategi untuk membuat orang

berbicara mengenai hal yang mereka ketahui. Wawancara etnografis

adalah sebagai serangkaian percakapan persahabatan yang di dalamnya

peneliti secara perlahan memasukkan beberapa unsur baru guna membantu

informan memberikan jawaban sebagai seorang informan. (Spradley,

2007:85)

Wawancara dilakukan penulis dengan informan yaitu beberapa kolektor

dan pembuat keris yang ada di Yogyakarta. Penentuan informan berdasarkan

profesi yaitu dari kalangan praktisi pendidikan, kalangan seni, kalangan

masayarakat biasa dan kalangan yang bergerak dalam pembuatan keris.

1.7.3 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan sebuah metode pengumpulan data yang

bersumber dari buku-buku, majalah-majalah ilmiah, dan sumber-sumber tertulis

lainnya. Penulis melakukan pembacaan-pembacaan terhadap naskah-naskah yang

memuat berbagai hal yang berhubungan dengan keris dan buku-buku yang

bersifat teoritis untuk mendapatkan informasi.

1.8 Sistematika Penyajian

Skripsi ini akan dibagi menjadi tiga bab. Bab satu yaitu pendahuluan

sebagai pengantar. Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

10

masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab dua membahas budaya keris dalam budaya Jawa yang dibagi menjadi

beberapa sub-bab. Dalam bab ini akan dijelaskan lebih jauh tentang sejarah keris

berikut para empu pembuatnya, bagian-bagian keris, macam-macam keris, proses

pembuatan keris dan tuah atau daya magis keris.

Bab tiga merupakan pandangan masyarakat Jawa terhadap keris. Disini

penulis memaparkan data-data yang didapat dan menganalisnya untuk

menemukan pokok permasalahan yang telah dipaparkan dalam rumusan masalah.

Bab ini akan dibagi menjadi beberapa sub-bab yang akan menjelaskan makna

keris zaman dahulu dan sekarang bagi masyarakat Jawa.

Bab empat berisi tentang fungsi keris bagi masyarakat Jawa. Bab ini akan

menjelaskan fungsi keris bagi masyarakat Jawa zaman dahulu dan saat ini.

Bab lima merupakan penutup. Semua diskripsi yang ada dan disertai data-

data yang sudah dianalisis akan disimpulkan hingga diperoleh suatu kesimpulan

mengenai pergeseran makna dan fungsi bagi masyarakat Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

11

BAB II

KERIS DALAM BUDAYA JAWA

2.1 Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang mempunyai banyak tradisi

dan kepercayaan. Terminologi manunggaling kawulo lan Gusti menjadi semacam

pengakuan iman akan keberadaan Tuhan pencipta alam semesta (Masroer,

2004:20).

Manunggaling Kawula Gusti dapat diartikan sebagai hakekat hidup dan

kehidupan manusia sehingga mampu mencapai kesempurnaan hidup.

Manunggaling kawula Gusti tidak hanya bentuk penyatuan antara manusia

dengan Tuhannya, akan tetapi juga digunakan untuk memahami hakikat alam dan

manusianya. Darimana manusia berasal, untuk apa dan mau kemana nantinya

setelah manusia mati atau sering disebut dengan ngelmu sangkan paraning

dumadi. Kegiatan olah rasa kebatinan mengisyaratkan bahwa manusia memiliki

sifat lahir (lair) dan batin yang saling berhubungan. Dengan demikian,

manunggaling kawula Gusti tidak hanya dapat diartikan sebagai pola hubungan

manusia dengan Tuhan namun juga hubungan manusia dengan sesamanya

(Zoetmulder, 2000: 310)

Kerajaan yang ada memunculkan adanya doktrin kasta dan melahirkan

struktur sosial dalam masyarakat Jawa. Menurut Clifford Geertz, masyarakat Jawa

dapat digolongkan menjadi tiga yaitu priyayi, santri, dan abangan (Geertz,

1983:6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

12

Priyayi merupakan kaum bangsawan dan orang-orang intelektual.

Golongan ini lebih menekankan pada kepercayaan Hindu. Kaum priyayi ini

berperan penting dalam pembentukan peran perilaku sosial dalam masyarakat.

Kaum santri merupakan golongan masyarakat Jawa yang telah menganut

agama Islam dan mulai meninggalkan hal-hal yang menjadi kepercayaan turun-

temurun dari nenek moyang mereka. Jumlah kaum santri ini relatif kecil. Kaum

santri berpandangan bahwa agama merupakan manifestasi hubungan interaksi

antara manusia sebagai pribadi kepada Tuhannya dan sekaligus interaksi antara

manusia dengan manusia.

Golongan abangan merupakan golongan penduduk Jawa yang rela

memeluk Islam, namun masih larut dalam kepercayaan-kepercayaan dan ritus-

ritus lama yang diwarisi dari nenek moyang mereka. Golongan ini memandang

hakikat agama sebagai urusan pribadi. Agama masyarakat abangan merupakan

perpaduan unsur animisme, Hindu dan Islam (Geertz, 1983:6).

2.2 Sejarah Keris

Tidak banyak catatan-catatan yang menyebutkan sejarah keris dari awal

dibuat hingga perkembangannya saat ini. Sejarah yang tercatat selama ini hanya

tentang nama-nama empu pembuat dan beberapa karyanya. Sejarah para empu

tersebut banyak didokumentasi atau dimasukkan dalam catatan-catatan pada masa

Kerajaan Pajajaran maupun Majapahit dan diwariskan secara turun-temurun

hingga sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

13

Istilah keris sesungguhnya sudah dijumpai pada beberapa prasasti kuno.

“Lempengan perungu bertulis dari Karangtengah berangka tahun 748 tahun Saka,

atau tahun 824 Masehi, menyebut-nyebut tentang beberapa peralatan, seperti lukai

1, punuka 1, wadung 1, patuk kres 1……..( Harsrinuksmo: 1988:19). ” Kres yang

dimaksud disini adalah keris.

“Keris yang tertua di pulau Jawa, diduga sekitar abad 6 dan 7. Keris itu

biasa disebut keris Buddha (Harsrinuksmo: 1988:14).” Bentuk dari keris ini masih

sangat sederhana. Pada bilahnya hampir tidak berpamor atau bahkan tidak

berpamor sama sekali. Seandainya ada, maka pamor tersebut tergolong pamor

tiban, yaitu pamor yang bentuk gambarnya tidak direncanakan oleh sang empu.

Bahan besi yang dibuat menjadi keris Budha tergolong besi pilihan dan cara

pembuatannya diperkirakan tidak jauh berbeda dengan keris yang dikenal

sekarang.

Prof. P.A. van der Lith (1909) dalam ensiklopedi Hindia Belanda

menyebutkan bahwa pada waktu stupa induk candi Borobudur yang dibangun

tahun 875 Masehi dibongkar, ditemukan sebilah keris yang kemudian disimpan di

Museum Etnografi di Leiden. Ada pula yang menduga budaya keris ini sudah

berkembang sejak menjelang tahun 1.000 Masehi. Hal itu terbukti dari laporan

seorang musafir Cina pada tahun 922 M. Diperkirakan zaman tesrebut adalah

zaman berkembangnya Kerajaan Kahuripan di tepian Sungai Brantas, Jawa

Timur. Menurut cerita, seorang raja Maharaja Jawa menghadiahkan pada kaisar

Tiongkok pedang pendek dengan hulu terbuat cula badak ( Harsrinuksmo:

1988:19-20).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

14

Ma Huan nama musafir Cina tersebut menuliskan pengalamannya ketika

mengunjungi kerajaan Majapahit dalam bukunya yang berjudul Yingyai Shen-lan

pada tahun 1416 M. Kedatangannya ke Majapahit bersama Laksamana Cheng Ho

atas perintah kaisar Yen Tsung dari Dinasti Ming. Di Majapahit, Ma Huan melihat

bahwa semua lelaki di negeri itu memakai pulak, sejak kanak-kanak, bahkan sejak

umur tiga tahun. Pulak yang dimaksud oleh Ma Huan adalah semacam belati lurus

atau berkelok-kelok yaitu keris (Harsrinuksmo: 1988:20-21).

Dalam laporannya, Ma Huan menulis: “These daggers have very thin strips

and whitish flowers and made of very best steel; the handle is of gold, rhinoceros

or ivory, cut into the shape of human or devil faces and finished carefully

(Harsrinuksmo: 1988:20-21).” Kutipan tersebut bila diterjemahkan sebagai

berikut: belati ini memiliki strip sangat tipis dan bunga-bunga berwarna

keputihan, dan terbuat dari baja yang terbaik; pegangan yang terbuat dari emas,

cula badak atau gading, dipotong menjadi bentuk wajah manusia atau iblis dan

diselesaikan dengan hati-hati.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa pada masa tersebut

teknik pembuatan keris sudah mulai berkembang. Keris tidak lagi lurus dan tanpa

pamor, tetapi sudah dibuat dengan motif bunga-bunga berwarna putih dengan

garis-garis tipis. Gagang atau hulu keris juga sudah dibuat menggunakan bahan

emas, cula badak atau gading, yang dipotong dan dibentuk menyerupai wajah

manusia atau iblis dan dibuat dengan hati-hati dan sebaik mungkin menggunakan

bahan berkualitas tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

15

Selain catatan-catatan tersebut, banyak cerita-cerita rakyat yang

berkembang dalam masyarakat yang menceritakan tentang adanya seorang empu

yang membuat keris pusaka bertuah. Cerita ini juga menjadi salah satu

pembuktian adanya orang-orang yang membuat keris dan menjadikannya sebagai

senjata pada zaman dulu.

Dari sekian banyak empu yang tercatat pada naskah-naskah kerajaan, rata-

rata mereka hanya membuat tiga buah keris. Bahkan beberapa hanya membuat

satu buah keris saja (Koesni, 1979:40-57).

Berikut ini dipaparkan periodisasi pembuatan keris di Pulau Jawa.

Nama Kerajaan Perkiraan Abad Empu yang Terkenal

Zaman Kabudan Abad 6-9 Tidak diketahui namanya

Syailendra Abad 8 Tidak diketahui namanya

Kahuripan Sekitar abad 11 Tidak diketahui namanya

Jenggala Pertengahan abad 11 Tidak diketahui namanya

Singasari Pertengahan abad 11 Gandring, dan lain-lain

Madura Tua Abad 12-14 Kasa, Macan, dan lain-lain

Pajajaran Abad 12-14 Kuwung Sombro, dan lain-lain

Segaluh Sekitar abad 13 Tidak diketahui namanya

Tuban Abad 12-18 Peneti, Suratman, dan lain-lain

Blambangan Abad 12-13 Pitrang dan lain-lain

Majapahit Abad 13-14 Jigja, Jaka Sura, dan lain-lain

Pengging Witaradya Abad 13 Tidak diketahui namanya

Demak Abad 14 Ki saleh

Pajang Abad 14 Ki Umyang

Mataram Senopaten Abad 14-15 Tidak jelas namanya

Mataram Sultanagungan Sekitar abad 16 Supo Anom, Guling, dan lain-lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

16

Mataram Amangkuratan Sekitar abad 17 Tidak jelas namanya

Kartasura Sekitar abad 18 Brajaguna I

Surakarta 1726-1945 Singawijaya, Jayakadga

Yogyakarta 1755-1945 Tarunagahana dan lain-lain

Republik Indonesia 1945-

Jeno Harumbrojo

Pauzan Puspasukadga

Suparman Wignyasukadga

Genya

Tabel 1

Periodisasi Zaman Pembuatan Keris di Pulau Jawa

Harsrinuksma, 1988:39

Moertjipto dan Prasetyo, 1993: 19

2.2 Proses Pembuatan Keris

Keris dibuat oleh seorang empu. Sebagai salah satu senjata yang biasa

digunakan masyarakat Jawa, keris dibuat dari perpaduan beberapa jenis besi yang

ditempa hingga membentuk bilah keris.

Pembuatan keris ini melalui beberapa tahapan. Pertama yaitu perenungan

sang empu untuk menentukan jenis keris. Setelah menerima pesanan keris, empu

akan merenung dan berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi petunjuk dalam

pembuatan keris.

Kedua, menentukan orang yang akan membantu sang empu membuat

keris. Setiap empu biasanya memiliki beberapa cantrik yang membantunya. Dari

beberapa cantrik ini, dia akan memilih dua orang yang akan membantunya

membuat keris.

Ketiga, mengadakan selamatan agar selama proses pembuatan keris

berjalan lancar dan keris yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

Selamatan ini dilaksanakan dengan mengundang para tetangga untuk ikut berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

17

dan meminta restu pada Tuhan agar proses penbuatan keris dapat berjalan lancar,

tidak ada gangguan dan godaan.

Keempat, pelaksanaan pembuatan keris dengan cara menempa besi yang

telah dipanaskan. Besi yang digunakan biasanya terdiri dari tiga macam jenis besi

yaitu besi penawang, besi purosani dan besi balitung. Proses penempaan besi ini

dilakukan berulang-ulang hingga membentuk lekukan-lekukan sesuai dengan

bentuk keris yang diinginkan (Harsrinuksmo, 2004:35-40).

Kelima, penyepuhan bilah keris. Penyepuhan merupakan proses

pembersihan besi yang telah ditempa dan menjadi sebilah keris. Sebelum

menyepuh biasanya sang empu akan masuk ke dalam sebuah ruangan atau bilik

untuk bersemadi. Ia berdoa memohon agar penyepuhan yang akan dilakukan

berhasil (Harsrinuksmo, 2004: 41).

Tahap terakhir pembuatan keris adalah mewarangi keris yang sudah jadi

dengan bisa ular dicampur jeruk nipis, atau bisa juga dengan minyak yang telah

dibuat khusus untuk mewarangi. Penggunaan arsenik dalam mewarangi keris

sudah jarang dilakukan lagi saat ini. Hal ini disebabkan karena cairan arsenik

dengan kadar tinggi dapat menggerus besi keris sehingga keris akan menjadi cepat

keropos. Arsenik digunakan hanya dengan kadar rendah dan dicampur dengan

minyak (Eko, wawancara pribadi, 4 Mei 2012)

Jika keris yang dibuat adalah keris tayuhan, maka setelah selesai

diwarangi, empu akan menayuh atau mendoakan keris agar memiliki daya atau

kekuatan. Empu akan membawa keris masuk kesebuah ruangan kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

18

bersemadi. Dia akan berdoa dan membaca mantra agar keris memiliki daya magis

atau kekuatan seperti yang diinginkan.

2.3 Bagian-Bagian Keris

Sebilah keris terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing memiliki

penamaan sendiri-sendiri. “Secara garis besar bagian keris dibagi menjadi lima

bagian utama, yaitu pesi, gonjo, bongkot, wadhuk dan bagian pucuk (Doyodipuro,

1999: 7).”

Gambar 1

Bagian-Bagian Keris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

19

2.3.1 Pesi

Pesi merupakan bagian bawah bilah keris atau pangkal keris. Berbentuk

bulat dengan garis tengah sekitar lima milimeter dan meruncing seperti rebung

bambu sepanjang tujuh centimeter. Pesi dibuat dari bahan yang sama dengan

bilahan keris. Kegunaan dari pesi adalah sebagai tangkai keris yang ditanam di

hulu keris.

Bagian pesi ini tidak boleh sampai patah atau retak dalam pembuatannya.

Jika sampai retak atau putus, keris menjadi cacat. Pesi yang retak ataupun putus

tidak dibenarkan untuk dibenahi atau diperbaiki lagi (Doyodipuro, 1999: 7).

2.3.2 Ganja

Ganja merupakan bagian keris yang terletak diatas pesi, letaknya

melintang, di tengahnya berlubang. Lubang ini berfungsi sebagai tempat

memasukkan pesi sehingga ganja bisa menempel pada bilah pangkal dari keris.

Ganja dibuat dari sebagian bahan keris yang telah ditempa sempurna lengkap

dengan pamornya. Pamor atau ukiran yang terdapat pada ganja merupakan

gambaran dari sebilah keris. Maksudnya, jika sebilah keris ganjanya mas

kumambang dengan ekor cecak yang runcing, maka bilah tersebut berpamor sama

dengan ganjanya dan berbentuk lekuk.

Berdasarkan pembuatannya, jenis ganjo ada tiga. Jenis pertama adalah

ganja iras. Disebut ganja iras karena ganja tersebut dibuat tidak terpisah dengan

bilahnya. Jenis kedua adalah ganja susulan, yaitu ganja yang dibuat terpisah dan

bahannya sama dengan bahan keris yang dibuat. Ketiga, ganja wulung yaitu ganja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

20

yang tidak ada pamornya. Ganja ini jika diwarangi hanya berwarna hitam

(Doyodipuro, 1999: 7).

Masing-masing jenis tersebut di atas, memiliki beberapa bentuk yang

berbeda-beda. Diantaranya ganja cecak karena menyerupai bentuk seekor cicak,

ganja tekek karena menyerupai seekor tokek yang merambat, ganja nguceng mati

karena menyerupai anak lele yang terapung, lainsebagainya. (Doyodipuro, 1999:

8-10).

“Berdarkan bentuknya, ganja dibagi menjadi empat macam yaitu ganja

kinatah, ganja sekar, ganja maskumambang dan ganja wulung (Koesni,

1979:67).” Ganja kinatah adalah ganja yang dihiasi dengan emas dan ditatah

menyerupai singa atau gajah. Bentuk singa atau gajah ini sering disebut bentuk

lunglungan. Ganja sekar adalah ganja yang terlihat pamornya baik dari atas

maupun kanan kirinya. Ganja maskumambang adalah ganja yang diberi pamor

tetapi hanya bagian atasnya. Ganja wulung merupakan ganja yang tidak diberi

perhiasan emas dan tidak memakai pamor.

2.3.3 Bongkot

Bongkot merupakan bagian pangkal keris. Pada bagian ini banyak terdapat

ricikan atau perlengkapan bilah keris. Baik pada bagian depan, tengah, maupun

bilahan keris. Jumlah ricikan ini bergantung dari motif bilahan keris.

Jumlah ricikan yang biasanya ada pada bongkot adalah dua puluh satu

jenis. Yaitu: bungkul atau bawang sabungkul, gandhik atau batu penghias alis,

pijetan atau blumbungan yang bentuknya menyerupai empang, tikel alis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

21

terletak di atas blumbungan dan terdapat tonjolan memanjang seperti alis. Selain

itu ada juga kembang kacang atau belalai gajah, jalen, lambe gajah (karena

menyerupai bibir gajah), jalu memet, sogokan yang terletak di tengah pangkal

bilahan mencuat ke atas, adongodo, pudak sategal, lis gusen, gereng, sogokan

bagian belakang, srawean, wadhidhang, tungkakan, rondho nunut, ri pandan,

thingil, dan kenyut (Doyodipuro, 1999: 10-11).

2.3.4 Wadhuk

Wadhuk merupakan bagian keris yang berada di antara pangkal keris

dengan pucuk keris. Pada bagian ini terdapat beberapa macam ricikan yaitu

kruwingan, gulu milir, adongodo, dan gusen. Sesungguhnya, wadhuk hanyalah

kelanjutan dari bagian bongkot.

2.3.5 Pucuk

Pada bagian ini tidak terdapat ricikan. Yang menjadikan satu pucuk keris

berbeda dengan pucuk keris yang lain adalah bentuk pucuk kerisnya. “Ada empat

macam bentuk pucuk keris, yaitu pucuk keris nyujen sate, pucuk keris gabah

kosong, pucuk keris buntut tumo, dan pucuk keris kembang gambir (Doyodipuro,

1999: 13).”

Penamaan pucuk keris tersebut didasari pada persamaan bentuk. Disebut

pucuk keris nyujen sate karena bentuknya runcing menyerupai tusuk sate. Disebut

gabah kosong, karena bentuk ujung keris menyerupai bulir padi yang kosong atau

tidak berisi. Disebut pucuk keris buntut tumo karena bentuknya menyerupai ekor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

22

kutu. Pucuk keris sering disebut juga kembang gambir karena bentuknya

menyerupai kuntum bunga gambir yang masih kuncup.

Gambar 2

Sor-Soran dan Ricikan Keris

http://hadinataroslan.files.wordpress.com/2010/11/ricikankeris1.jpg

Diunduh 30/05/2011 0:16

Bagian lain yang menjadi kelengkapan sebuah keris adalah gagang atau

hulu keris dan warangka. Gagang keris biasanya terbuat dari kayu dan dihiasi

cincin yang disebut mendhak. Hulu keris sering dipahat seperti arca kecil sebagai

penghias keris. Cincin pada hulu keris seringkali juga dihiasi batu permata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

23

Gambar 3

Hulu atau Gagang Keris

http://tosan-aji.blogspot.com/2010/11/keris.html

Diunduh 30/05/2011 0:16

Warangka merupakan sarung keris. “Warangka biasanya terbuat dari kayu

pilihan, atau kayu gading, bahkan bahan lain seperti bahan tanduk (Panji, 2010:

70).” Warangka dihasilkan oleh seorang pengrajin yang disebut mranggi.

Pembuatan warangka biasanya menggunakan patron atau blad. Bentuknya

sangat spesifik sesuai dengan daerah pembuatnya. Terkadang warangka dibuat

dengan balutan bahan perak atau emas bermata berlian yang diukir indah. Hal ini

dilakukan untuk menunjukkan tingkat martabat pemiliknya. Berdasarkan

bentuknya ada dua macam warangka. Yaitu warangka ladrang dan warangka

gayaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

24

Gambar 4

Warangka Ladrangan

http://tosan-aji.blogspot.com/2010/11/keris.html

Diunduh 30/05/2011 0:30

Gambar 5

Warangka Gayaman

http://tosan-aji.blogspot.com/2010/11/keris.html

Diunduh 30/05/2011 01:10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

25

2.4 Macam-Macam Keris

Dikalangan para pencinta keris, muncul dua istilah keris, yaitu keris “luar”

dan keris “dalam”. Keris “luar” merupakan keris yang dimiliki oleh rakyat biasa

atau diluar keluarga kerajaan. Keris “dalam” merupakan keris yang dipakai oleh

raja-raja atau keluarga raja. Keris ini pada umumnya diberi gelar kyai, kanjeng

kyai, dan kanjeng kyai ageng. Keris-keris ini dibagi ke dalam beberapa golongan.

2.4.1 Berdasarkan Cara Pembuatannya

Berdasarkan cara pembuatannya, keris dibagi menjadi keris ageman dan

keris tayuhan. Keris ageman merupakan jenis keris yang lebih mengutamakan

segi keindahan lahiriah keris. Keris tayuhan merupakan jenis keris yang lebih

mengutamakan tuah atau kekuatan gaib yang terkandung di dalam keris tersebut.

Keris ageman merupakan keris yang hanya dihiasi dengan berbagai hiasan

dan dipakai dalam acara-acara biasa. Untuk membuatnya hanya dibutuhkan besi

belitung, besi purosani dan besi penawang sebagai ganti pamornya.

Keris tayuhan dibuat dari bahan yang sama dengan bahan yang digunakan

untuk membuat keris ageman. Perbedaannya terletak pada mantra-mantra yang

diucapkan oleh sang empu ketika membuat keris tersebut. Mantra-mantra inilah

yang menjadikan sebilah keris menjadi bertuah (Koesni, 1979:10).

2.4.2 Berdasarkan Bentuk dan Kelengkapan Bagian-Bagiannya

Berdasarkan bentuk dan kelengkapan bagian-bagiannya, keris dibagi

menjadi dua ratus empat puluh dapur keris yang terbagi dalam keris lurus dan

keris yang berkelok-kelok atau luk. Jumlah kelokan atau luk secara konvensional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

26

atau berdasarkan pakem pembuatan keris ada tiga belas macam. Jumlah luk keris

selalu ganjil dimulai dari luk tiga, kemudian luk lima, luk tujuh, luk sembilan, luk

sebelas, dan luk tiga belas. Masing-masing luk memiliki pemaknaan sendiri-

sendiri (Harsrinuksmo, 2004:14).

Di luar dari bentuk konvensional tersebut, ada keris yang memiliki luk

lebih dari tiga belas, bahkan sampai dua puluh sembilan. Keris tersebut sering

disebut dengan nama keris palawoja (Tejo, wawancara pribadi, 15 Januari 2012) .

2.5 Tuah dan Daya Magis

Pada hakikatnya, tuah merupakan kekuatan gaib yang terjadi karena

adanya berkah, berkat, atau barokah yang dikaruniakan Tuhan melalui sebilah

keris. Selain itu, ada keris yang tuahnya berasal dari doa-doa dan mantra-mantra

yang diucapkan oleh empu pembuatnya. Ada pula tuah keris yang berasal dari

kekuatan jin atau makhluk halus. Sesaji yang diberikan pada keris merupakan

sebuah harapan agar ada makhluk halus yang mau bertempat tinggal di dalam

keris tersebut. Diantara semua jenis tuah keris tersebut, keris yang paling tinggi

tuahnya adalah keris yang mengandung gabungan tuah dari ketiganya.

Dalam pembuatan keris, para empu juga memasukkan daya magis

kedalamnya. Daya magis ini merupakan sebuah sugesti yang disesuaikan menurut

kebutuhan si pemesan. Sugesti itu berupa kewibawaan, keberhasilan, keberanian,

kekayaan, bahkan bisa juga sakit, sial, maupun kematian. Tetapi ada juga keris

yang sugestinya berupa makhluk yang mengerikan seperti raksasa, naga dan

sebagainya (Doyodipuro, 1999: 15-20).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

27

Setiap keris memiliki tuah tersendiri bagi pemiliknya. Tuah tersebut

diciptakan melalui doa-doa atau mantra-mantra dari empu pembuatnya dan

diwujudkan dalam bentuk pamor. Sang empu sebagai pencipta, merangkul segala

daya pada bilah keris menjadi satu tujuan yaitu tercapainya apa yang dikehendaki

oleh pemesan.

Sebilah keris bukan hanya membawa manfaat bagi pemiliknya, tetapi juga

bisa membawa petaka. “Sebilah keris jika tidak cocok dengan pemilik dari keris

tersebut maka akan mendatangkan petaka bagi si pemilik keris tersebut (F.L.

Winter, 2009:65-69).” Misalnya seperti dikisahkan tentang Ken Arok dan keris

buatan Empu Gandring yang banyak memakan korban darah.

Daya kekuatan atau tuah yang timbul dari sebilah keris, biasanya hanya

disaksikan oleh pribadi seseorang. Hal ini tidak dapat diterangkan secara

terperinci dan tidak ada saksi-saksi yang menguatkan adanya kejadian yang

mustahil tersebut.

Kekuatan atau daya magis keris tergantung dari jenis keris. Misalnya keris

berpamor udan mas. Keris ini dipercaya dapat menjadikan suatu usaha lancar dan

mendapat banyak keuntungan. Bila seseorang berprofesi sebagai juru bicara atau

seorang pembawa acara, maka biasanya dia akan menggunakan keris jangkung

yang berluk lima. Keris ini dipercaya mampu membuat seseorang pandai dan

lancar dalam bertutur kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

28

BAB III

PERGESERAN MAKNA KERIS

3.1 Makna Keris Zaman Dahulu

3.1.1 Berdasarkan Cara Pembuatan Keris

Koesni dalam bukunya yang berjudul Pakem Pengetahuan Tentang Keris

menyebutkan ada perbedaan dalam pembuatan keris ageman dan keris tayuhan.

Keris ageman dibuat menggunakan bahan yang sama dengan bahan keris tayuhan.

Cara pembuatan keris ageman juga sama dengan pembuatan keris tayuhan.

Perbedaannya terletak pada ritual-ritual yang dilakukan sebelum, selama dan

sesudah membuat keris. Selain itu, adanya mantra-mantra dalam pembuatan keris

tayuhan tidak terdapat pada keris ageman.

Sebilah keris menjadi keris tayuhan atau keris yang bertuah karena adanya

beberapa ritual yang harus dijalani oleh sang empu. Enam hari sebelum membuat

keris, empu harus melakukan beberapa tahapan ritual. Hari pertama dipergunakan

empu untuk membersihkan besalen (tempat perapian), panyirepan (tempat air),

dulang landesan (tempat penempaan), dan ububan (tempat pembantu

menghembuskan angin). Hari kedua dipergunakan oleh empu untuk memikirkan

dan memilih orang-orang yang akan membantunya membuat keris. Hari ketiga

bahan-bahan yang dipilih untuk pembuatan keris harus dipersiapkan dan

dibersihkan. Hari keempat sang empu mengumpulkan para pembantu yang

dipilihnya dan diajak keluar untuk mencari tempat yang sepi untuk membicarakan

segala hal yang berkaitan dengan proses pembuatan keris. Hari kelima, empu akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

29

mengadakan selamatan dengan mengundang para tetangga untuk meminta doa

restu agar pembuatan berjalan lancar dan terlepas dari segala godaan dan

halangan. Hari keenam sang empu segera menetapkan mantram apa dan tuah apa

yang akan disisipkan kedalam pusaka yang akan dibuat. Dan hari ketujuh, sang

empu akan memulai membuat keris tersebut.

Pagi hari sebelum matahari terbit, sang empu harus melaksanakan mandi

keramas dengan rangkaian lima macam bunga untuk sebaran dalam air. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk pensucian diri segala perasan dengki, marah, susah, dan

sombong.

Arti dari penggunaan bunga adalah barang siapa yang akan memulai

membuat keris pusaka harus selalu bersanding dengan rasa guna dari pancaindera

yang dinamakan pandulu (penglihatan), pangguru (pendengar), panggada

(penciuman), pangrasa (perasaan), dan pangucap (perkataan). Selama membuat

keris, jangan sampai pembuat keris tergoda oleh pemandangan lain dan jangan

menuruti hawa nafsu lain, tergoda oleh suara lain, dan jangan menuruti hawa

nafsu sehingga mengeluarkan kata-kata yang tidak berguna (Koesni, 1979:12-13).

Selain mandi kembang, puasa juga wajib dijalani sang empu. Puasa untuk

persiapan ini dilakukan pada waktu senja semalam suntuk hingga terbit matahari.

Sebelum senja hari, terlebih dahulu sang empu mandi keramas lalu mencari

tempat suci. Sikap berpuasa harus duduk bersila dan tidak boleh bergerak.

Dilarang makan, minum maupun menghirup bebauan yang membawa sari

makanan dan minuman dan aroma yang tercela. Puasa ini biasa dilakukan di

tempat-tempat sunyi jauh dari dari keramaian atau tempat tempat keramat. Tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

30

berpuasa disebari bunga-bunga dan lain sebagainya agar bisa tercium aroma

wangi.

Pada tengah malam, sang empu akan meninggalkan tempat berpuasanya

untuk melakukan keperluan pribadi. Di waktu ini empu dapat minum tetapi tidak

boleh makan. Setelah selesai, ia harus kembali ke tempatnya dan melanjutkan

puasanya. Selama puasa, sang empu tidak berbicara sepatah katapun kepada orang

lain (Koesni, 1979:18).

Sebilah keris terbuat dari beberapa jenis besi. Hal ini disebutkan oleh

Koesni dalam bukunya Pakem Pengetahuan Tentang Keris.

Menurut Koesni, sebilah keris terbuat dari beberapa macam besi, yaitu besi

Balitung, besi Purosani, dan besi Penawang sebagai pengganti pamor.

Besi Balitung merupakan besi murni yang berwarna hitam kecoklat-

coklatan. Besi Purosani merupakan besi yang timbulnya sudah bercampur

dengan baja. Besi Penawang adalah besi lunak berwarna putih pudar tetapi

anti karat. Pada zaman dulu orang membuat keris dengan cara tradisional

(Koesni: 1979:10).

Langkah pertama membuat keris yaitu dengan memotong besi Purosani

kurang lebih sepuluh sentimeter kemuan dibakar, ditempa, dan dibentuk

memanjang lurus atau bengkok samar-samar. Setelah itu, besi Belitung selebar jari

manis dan panjang kurang lebih sepuluh sentimeter sebanyak dua lembar dibakar

dan di tengahnya disisipi besi Purosani lalu ditempa. Penempaan ini dilakukan

untuk menyatukan antara besi Belitung dan besi Purosani. Setelah menyatu dapat

dibentuk bengkok-bengkok menurut ketentuan dapurnya. Setelah sesuai dengan

bentuk yang diinginkan, besi tadi dipotong ujung belakannya untuk membuat pesi

yang panjangnya sekitar tujuh sentimeter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

31

Langkah selanjutnya yaitu membuat lekuk-lekuk dan gambar yang sering

disebut ricikan yang diikuti dengan pembuatan ganja yang diambil dari bagian

pesi. Setelah ganja terbentuk, lalu diberi lubang di bawahnya yang nantinya akan

ditusukkan atau dimasukkan pada pesi. Besi tiga lapis yang sudah dibentuk

menyerupai keris ini disebut blabaran.

Setelah blabaran selesai, besi penawang sebesar dua milimeter sebanyak

dua lapis dibakar hingga leleh lalu ditumpahkan di tengah-tengah bagian atas

mulai dari ganja hingga pucuknya sambil terus ditempa. Cairan besi penawang

tersebut nantinya akan menjadi pamor penawang. Penyempurnaan blabaran ini

adalah dengan dihaluskan. Sang Empu akan meneliti dengan rabaannya bentuk

dari blabaran tersebut. Setelah segalanya sudah kelihatan dan terasa sempurna,

barulah Sang Empu berani menyebutnya sebagai keris yang sejati. Blabaran keris

yang sudah dihaluskan bentuk tangguh dan lain sebagainya tersebut, segera Sang

Empu menayuh keris tersebut (Koesni, 1979:14-17).

Pembuatan keris bertuah atau biasa disebut keris tayuhan tak lepas dari

adanya mantra-mantra atau doa-doa yang diucapkan oleh sang empu. Mantra-

mantra ini yang akan menjadikan bilah keris memiliki daya magis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

32

Penggunaan Mantra Terjemahan

Sebelum empu

memasukkan

besi ke dalam

api yang

menyala

Aum, sembahning

anatha tinggalana de

trilokasarana.

Awignham astu, isun

mpu….. (nama sang

empu) tan awacana, de

nir-arthaka darpa.

Dang dahana bagni

niraweh sara sudharma

Ya Tuhan, semoga sembah

permohonan hamba ini Paduka

ketahui, sang Pelindung tiga buana.

Jangan ada halangan, hamba mpu…

(nama empu) tidak mengucapkan

kata-kata, yang tidak berguna dan

sombong.

Api yang menyala-nyala ini semoga

memberi pusaka yang berguna

Menempa besi

penawang

Semoga yang menyimpan diri saya

(keris itu) dan tekun memelihara

saya dengan jalan. Bersihkan setiap

selapan hari sekali (36 hari) dengan

air leri. Siramilah diri saya setiap

setahun sekali. Orang ini akan

didekati rezeki. Semoga yang Maha

Kuasa mengabulkan permohonan

saya ini

Sebelum mulai

menayuh

Aum, awighnam astu.

Hanata sara inarcaya,

yeka sara ulun. Ulun

yun miminta, iggita de-

inanugrahan ri-adika

Ya Tuhan, semoga tidak ada

halangan. Adalah pusaka yang

dihormati, ialah pusakaku. Hamba

ingin memohon, syarat tanda-tanda

diberi anugrah yang baik.

Tabel 2

Mantra Zaman Dulu

Khoesni, 1979:14-19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

33

Setelah proses menayuh selesai, berarti proses pembuatan keris selesai dan

bisa diserahkan pada pemesan keris. Lama proses pembuatan dari awal hingga

akhir tidak bisa dibatasi waktunya. Jika lancar, maka dalam setengah bulan akan

selesai. Tetapi jika kurang lancar, bisa memakan waktu hingga tiga tahun bahkan

lebih (Koesni, 1979:17).

Berdasarkan uraian pembuatan keris di atas dapat dilihat bahwa keris

bukanlah senjata biasa seperti senjata-senjata tradisional lain pada umumnya.

Tetapi keris merupakan senjata yang memiliki kekuatan magis. Keris adalah

perwujudan tuah-tuah yang hanya bisa dirasakan dan disaksikan oleh pemegang

keris tersebut.

3.1.2 Berdasarkan Macam-Macam Keris

Berdasarkan cara pembuatannya keris dibagi menjadi dua yaitu keris

ageman dan keris tayuhan. Keris ageman merupakan keris yang hanya digunakan

untuk hiasan atau dipakai dalam acara-acara biasa. Keris tayuhan adalah keris

yang memiliki kekuatan magis. Keris ini dibuat dengan berbagai ritual dan

mantra-mantra.

Berdasarkan bentuknya, keris dibagi menjadi dua yaitu dapur bener dan

dapur luk. Dapur bener merupakan keris yang memiliki bentuk lurus dan

meruncing diujungnya. Dapur luk merupakan keris dengan bentuk kerlekuk-lekuk

seperti bentuk ular yang sedang merayap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

34

Dapur luk ini masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah

luk atau lekuk pada keris. Jumlah luk ini selalu ganjil. Masing-masing bentuk

memiliki pemaknaan yang berbeda-beda.

Keris luk satu melambangkan sifat keberanian, kebenaran, kensentrasi dan

kemakmuran. Luk tiga melambangkan akal budi, perlawanan, dan inisiatif. Luk

lima melambangkan sifat kesatriya para Pandawa yaitu ketertiban dalam dunia,

disiplin, dan persenjataan. Luk tujuh melambangkan kesaktian, kegembiraan

dalam hidup, perguruan, dan ilmu pengetahuan. Luk sembilan melambangkan

ketuhanan, kepuasan hidup, dan pintu gerbang surga (Moerbiman,1980:31-33).

Berdasarkan macam-macam keris di atas dapat dilihat bahwa keris

merupakan perlambang dari sifat-sifat yang selalu ingin diraih oleh manusia.

Keris menjadi simbol harapan yang ingin diraih manusia.

3.1.3 Berdasarkan Perawatannya

Sebagai salah satu benda pusaka, keris haruslah dirawat dan disimpan

dengan baik. Zaman dahulu keris disimpan di tempat yang khusus dengan diberi

bunga-bunga ataupun wewangian. Jika keris yang disimpan merupakan keris

tayuhan yang bernilai tinggi, bunga yang disebarkan tidak akan layu tetapi

langsung kering tanpa adanya proses pembusukan. Keris kadang juga disimpan

bersatu dengan pakaiannya di dalam satu tempat. Keris disimpan dalam

selongsong (wadah dari kain) dalam kondisi benar-benar tertutup rapat (Khoesni,

1976:104-105).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

35

Perawatan juga dilakukan untuk menjaga keris tetap dalam kondisi bagus

yaitu dengan memandikan keris atau sering disebut njamasi. Memandikan keris

biasanya dilakukan oleh seorang empu pembuat keris atau seorang mranggi yaitu

orang yang membuat warangka keris. Njamasi keris biasanya dilakukan pada

bulan Suro.

Njamasi dilakukan dengan cara merendam keris ke dalam wadah yang

diisi air dan kembang setaman. Dua buah pace atau buah mengkudu yang sudah

menguning disiapkan. Satu buah dihancurkan lalu diambil airnya, dan yang

satunya dibelah dua. Buah pace yang sudah dihancurkan tersebut kemudian

dicampurkan ke dalam air yang telah diberi kembang setaman dan air perasan

jeruk secukupnya. Ramuan ini dibiarkan antara sepuluh hingga lima belas menit.

Pegang keris dibagian pesinya kemudian diguyur dan dimandikan dengan air

tersebut hingga merata. Setelah itu keris dibersihkan dengan buah lerak yang telah

dibuang isinya. Buah lerak ini merupakan pengganti sabun saat ini. Keris

kemudian digosok dengan sikat dan bantuan air lerak berulang-ulang hingga

berbusa dan bersih. Perlu diperhatikan bahwa dalam menggosok keris harus satu

arah, tidak boleh dibolak-balik. Mulai dari pesi, ganja, sampai ke ujung keris

Pembersihan ini dilakukan hingga kotoran-kotoran yang menempel pada keris

hilang dan keris menjadi bersih.

Setelah bersih, keris kemudian dikeringkan dan langsung direndam ke

dalam air pace dan kembang setaman tadi selama sepuluh hingga lima belas

menit, lalu dikeluarkan dan digosok dengan buah pace yang dibelah. Tahap

selanjutnya yaitu mengolesi ramuan Garu-Ratus-Rasamala hingga dua atau tiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

36

menit, kemudian keris dibakar di atas api hingga kering lalu disikat kemudian

keris kembali digosok kembali buah pace pada keris lalu ditaburi dengan bubuk

kayu cendana. Terakhir keris dibakar di atas api hingga keris dan diberi bubuk

kayu jati kemudian disikat dengan bersih (Khoesni, 1976:104-107).

Selain perlakuan biasa terhadap keris, ada beberapa perlakuan khusus yang

dilakukan oleh para pecinta keris. Perlakuan tersebut berupa pemberian sesaji

pada malam-malam tertentu. Pemberian sesaji ini biasa dilakukan pada malam

Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Sesaji biasanya berupa kembang setaman dan

dupa atau kemenyan yang dibakar. Ritual dilakukan pemilik keris menjelang

magrib. Dupa atau kemenyan dibakar dan diletakkan di salah satu sudut ruangan

disertai dengan kembang setaman.

Perlakuan khusus yang lain adalah pemberian tumbal pada keris. Tumbal

diberikan kepada keris-keris yang berjenis khusus. Keris seperti ini biasa disebut

dengan keris Somyang. Keris ini biasanya digunakan untuk pesugihan. Sesaji-

sesaji yang diberikan merupakan wujud penghormatan kepada empu pembuat

keris, penghormatan kepada leluhur yang dahulu memiliki keris tersebut, dan

penghormatan kepada si penunggu keris (wawancara pribadi, 20 Maret 2012).

3.2 Makna Keris Saat Ini

3.2.1 Berdasarkan Cara Pembuatan Keris

Proses pembuatan keris diungkapkan oleh Bambang Harsrinuksmo dalam

bukunya yang berjudul Ensiklopedi Keris. Proses pembuatan keris diawali dengan

bersemadi. Sang empu akan berkonsentrasi dalam sebuah bilik tertutup,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

37

membakar kemenyan sambil berdoa dan mengucapkan beberapa mantra yang

berisi permohonan petunjuk dan bimbingan Tuhan.

Pada hari baik menurut perhitungan primbon, sang empu membuat

selamatan dan mengundang beberapa orang untuk berdoa bersama agar keris

buatannya kelak tidak mencelakakan pemiliknya maupun orang lain. Ia juga

memohon agar selama melaksanakan pekerjaan dapat berlangsung lancar dan

selamat. Selamatan diakhiri dengan makan bersama dan sang empu memberikan

penjelasan kepada para panjak atau orang yang membantunya dalam membuat

keris. Ia juga menerangkan teknis pembuatan keris tersebut (Harsrinuksmo, 2004:

35).

Bahan baku pembuatan keris adalah besi, baja, dan bahan pamor. Bahan

pamor ini ada empat macam, yaitu batu meteorit atau batu bintang yang

mengandung unsur titanium, nikel, senyawa besi, dan senyawa besi dari

daerah lain yang bila dicampurkan dengan bahan besi dari daerah tertentu

akan menimbulkan nuansa warna serta penampilan yang berbeda

(Harsrinuksmo, 2004: 11).

Besi pamor dipanaskan hingga membara, kemudian ditempa. Sang empu

memegang palu kecil atau biasa disebut palu penimbal di tangan kanannya dan

memegang capit atau alat penjepit di tangan kirinya kemudian memukul besi

berulang-ulang. Besi tersebut dibuat berlapis-lapis paling sedikit 64 lapisan.

Untuk keris berkualitas sederhana diperlukan lapisan sebanyak 128 buah.

Sedangkan yang berkualitas baik harus lebih dari 200 lapisan. Setelah diperoleh

ketajaman yang baik, disisipkan lapisan baja di tengahnya. Selama bekerja,

termasuk hari-hari kosong, sang empu biasanya jarang berbicara kecuali dirasa

perlu sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

38

Setelah pekerjaan mencapai sembilan puluh persen, keris kemudian

disepuh. Proses ini merupakan proses yang paling menegangkan karena riskan

terhadap sebuah kegagalan. Jika penyepuhan gagal, berarti pekerjaan yang sudah

dilakukan menjadi sia-sia dan dia harus mengulang dari awal lagi mulai dari

kenduri dan seterusnya. Kegagalan dalam penyepuhan akan membuat bentuk

sebilah keris yang hampir selesai menjadi meliuk dan agak berbentuk pilin.

Karena besarnya risiko yang dihadapi, biasanya sang empu akan bersemadi untuk

memohon kepada Tuhan agar tahap penyepuhan keris dapat berlangsung dengan

selamat (Harsrinuksmo, 2004: 35-36).

Di Yogyakarta terdapat beberapa pengrajin keris. Baik keris yang bertuah,

tiruan keris zaman dulu, maupun keris sebagai kerajinan. Salah satu pengrajin

keris yang ada di Yogyakarta adalah di Desa Banyu Sumurup Imogiri Bantul

Yogyakarta. Di sini keris diproduksi sebagai kerajinan. Mereka membuat keris

untuk dijual sebagai hiasan, pelengkap busana, maupun cinderamata. Keris ini

tidak bertuah atau tidak memiliki daya magis, sehingga dalam pembuatannya

tidak terdapat berbagai ritual ataupun mantra-mantra.

Di Yogyakarta, juga terdapat pembuat keris bertuah. Proses pembuatan

keris bertuah ini membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pembuatan

keris sebagai kerajinan. Seorang empu biasanya membuat sebilah keris

berdasarkan pesanan seorang kolektor atau pecinta keris. Bentuk keris disesuaikan

dari kehendak si pemesan. Hal inilah yang menyebabkan jumlah luk pada keris

saat ini bermacam-macam bahkan bisa mencapai luk dua puluh sembilan. Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

39

luk ini melebihi dari jumlah konvensional yang sudah ada yaitu tiga belas (Tejo,

wawancara pribadi, 15 Januari 2012).

Pembuatan keris didasari oleh perenungan-perenungan untuk menemukan

ilham dalam membuat keris. Perenungan ini biasa lakukan di rumah atau tempat

yang tenang, namun bukan tempat-tempat keramat seperti yang dilakukan para

empu pada zaman dulu.

Faktor usia juga diperhatikan dalam pembuatan keris. Seseorang yang

berusia kurang dari empat puluh tahun dilarang menggunakan keris diatas luk

lima. Keris luk tujuh hingga tiga belas hanya boleh digunakan untuk orang yang

berusia lebih dari empat puluh tahun. Hal ini disebabkan karena luk lebih dari

lima tidak akan kuat atau terlalu berat bagi orang yang belum berusia empat puluh

tahun.

Ritual lain sebelum pembuatan keris adalah topo bisu atau puasa membisu

sebelum dan selama melaksanakan proses pembuatan keris. Selama menjalani

puasa tidak boleh berhubungan badan dengan seorang wanita. Jika itu dilakukan,

maka hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi. Misalnya, nyala api yang tidak

bisa pijar sehingga besi tidak dapat terbakar dengan bagus, atau keris yang

dihasilkan pecah.

Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan keris saat jauh berbeda dari

zaman dulu. Batu meteorit yang sering digunakan sebagai batu pamor, mulai

susah ditemukan. Kalaupun ada harganya sangat mahal. Hanya orang-orang

tertentu saja yang memesan keris menggunakan batu meteorit. Dengan mahalnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

40

harga batu meteorit tersebut, para pembuat keris kemudian menggantinya dengan

menggunakan nikel.

Para pembuat keris mulai mencari besi yang memiliki kandungan nikel

cukup banyak. Besi-besi tua atau knalpot sepeda motor zaman dulu biasanya

memiliki kandungan nikel yang bagus sehingga sering dicari sebagai bahan

pembuat keris. Selain besi tua atau knalpot, pembuat keris juga sering

menggunakan besi bekas gergaji listrik. Penggunaan besi-besi tersebut disebabkan

karena kualitas baja di dalamnya jauh lebih bagus dibandingkan dengan jenis besi

yang lain (Tejo, wawancara pribadi, 15 Januari 2012).

Pemakaian besi meteorit dalam pembuatan keris jarang dilakukan. Hanya

orang yang mampu saja yang menggunakannya. Saat ini bahan yang sering

digunakan dalam pembuatan keris adalah bekas gergaji mesin, besi bekas knalpot

motor Honda zaman dulu, dan panci blirik zaman dulu. Bahan tersebut menurut

pembuat keris memiliki kandungan nikel yang lumayan banyak. Penggunaan

bahan-bahan ini karena pembuat keris saat ini belum bisa memahami apa yang

sering disebut sebagai besi Purosani dan jenis besi lainnya yang dipakai oleh para

empu zaman dulu dalam membuat keris.

Setelah bahan terkumpul, dilakukan proses pembersihan dari karbon

dengan cara dibakar dan ditempa. Sebelum memulai membakar, biasanya

dilakukan pembuat sesaji. Sesaji yang digunakan dalam ritual tanda akan

dimulainya pembuatan keris adalah nasi gurih, nasi golong, tumpeng robyong

(nasi tumpeng lengkap), jajanan pasar, ingkung ayam, jenang-jenangan (seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

41

bubur untuk memperingati hari kelahiran), pisang raja satu tangkep atau dua

lirang, dan campur sari berupa kembang setaman dan kemenyan.

Proses pembakaran besi bertujuan untuk mensucikan besi dari hal-hal yang

negatif. Hal-hal negatif tersebut seperti darah yang menempel pada besi. Besi

pamor yang dibakar berupa plat besi ukuran satu milimeter sebesar kotak rokok

dicampur nikel dan titanium. Pembakaran besi jangan terlalu panas. Kira-kira dari

bahan lima kilogram menjadi tiga kilogram.

Setelah panas, besi pamor ditempa, kemudian plat dengan ukuran yang

sama, dibakar lalu ditempa. Kedua besi tersebut kemudian dijadikan satu dengan

cara ditempa dan dilipat-lipat tergantung berapa lipatan yang diinginkan.

Jika sudah dirasa cukup, besi dipotong sama panjang dan tengah-

tengahnya diberi aten-aten lalu dibentuk. Bentuk setengah jadi ini biasa disebut

kodokan atau bakal keris. Ujung kodokan kemudian dipotong untuk dijadikan

ganja. Setelah itu, baru kodokan dibentuk sesuai keinginan. Berbentuk lurus atau

berkelok-kelok yang sering disebut keris luk. Hal yang paling susah dilakukan

adalah menentukan tingkat kemiringan keris.

Setelah bahan menjadi kodokan, ia juga melakukan sesaji. Sesaji biasanya

berupa sanggan pisang raja (satu tundun pisang raja), kembang setaman (bunga

tujuh rupa), menyan (kemenyan), dan tumpeng robyong atau nasi tumpeng

lengkap. Pantangan yang selalu diingat adalah selama membakar besi untuk

dijadikan keris, tidak boleh berhubungan badan dengan seorang wanita.

Selain itu, ada doa-doa atau mantra-mantra khusus yang diucapkan

sebelum, selama dan sesudah membuat keris. Inti dari doa dan mantera adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

42

minta keselamatan, minta berkah, dan berdoa semoga keris yang dibuat nantinya

menjadi barang yang berguna dan bisa dipergunakan secara turun-temurun.

Bahasa yang digunakan dalam mantra tersebut adalah bahasa Jawa.

Proses terakhir yang dilakukan dalam membuat keris adalah penyepuhan.

Penyepuhan dilakukan menggunakan air sumur Jalatunda dari tiga sumber mata

air. Sebelum proses penyepuhan, pembuat keris juga selalu melakukan ritual dan

sesaji agar proses penyepuhan dapat berjalan lancar dan berhasil.

Lama proses pembuatan keris antara dua sampai tiga bulan. Untuk hulu

keris dan warangka keris tidak membuat sendiri. Pembuat keris biasanya hanya

memesan atau membelinya dari pengrajin hulu dan warangka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

43

Berikut ini mantra-mantra yang biasa digunakan dalam pembuatan

keris saat ini sebagai berikut:

Penggunaan Mantra Terjemahan

Pada saat

selamatan

sebelum bekerja

Bismillahir Rahmannir

Rakhim

Assalamu’alaikum,

wa’alaikum salam

Asale wesi saka irenge

mripat

Asale waja saka putihe

mripat

Asale sepuh saka banyune

mripat

Pangerane braja ngadeg

ana satengahe mripat

Kang mengku sedaya wesi

aji

Iya Guru Sejati

Dengan menyebut nama Tuhan Yang

Maha Pengasih dan Penyayang

Semoga keselamatan ada pada kita

semua

Besi berasal dari hitamnya

mata

Baja berasal dari putihnya

mata

Tua berasal dari air

mata

Pangerannya halilintar berdiri

di separoh mata

Yang berkuasa atas segala besi

bertuah

Yaitu Guru Sejati

Pada saat

penempaan

pertama

Salam ngalaikum salam

Niatingsun dadi pengulu

Saka karsaning Allah

Jodone wesi bumi

Lawan pamor akasa

Ket raket, ngalairake daya

suci

Daya rahayu

Saka karsa lan

penguwasaning Allah

La illaha Illallah…

Semoga kedamaian selalu menyertai

Niat saya menjadi penghulu

Atas izin Allah

Jodohnya besi bumi

Melawan pamor angkasa

Dirakit, melahirkan kekuatan

suci

Kekuatan menentramkan

Atas izin dan

kuasa Allah

Tiada Tuhan selain Allah…..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

44

Tabel 3

Mantra Saat Ini

Harsrinuksmo, 1988:33-34

3.2.2 Berdasarkan Macam-Macam Keris

Berdasarkan cara pembuatannya keris dibagi menjadi keris ageman dan

keris tayuhan. Keris ageman adalah keris yang mengutamakan segi keindahan

saja. Keris ini tidak dibuat melalui ritual dengan berbagai mantra dan digunakan

sebagai aksesoris atau barang kerajinan.

Pada saat

menyepuh keris

Salam ngalaikum salam

Tuk pitu, sumur pitu,

gumilir ilining warih

Saking kulon, saking

wetan

Saking ngandap, saking

nginggil

Saking lor, saking kidul,

Saking kiwa, saking

tengen

Kabeh-kabeh dadi

sambatan

Aweh daya, urun jaya

Saka keparenge Guru Alip

Raja ing Ngalampitu

Daya jaya kumpul

manjing karomah

Saka kersaning Allah

Semoga kedamaian selalu menyertai

Tujuh mata air, tujuh sumur,

mengalir aliran air bening

Dari barat, dari

timur

Dari bawah, dari

atas

Dari utara, dari selatan

Dari kiri, dari

kanan

Semuanya diminta

membantu

Memberi kekuatan, memberi

keunggulan

Atas pemberian Guru Alip (Allah)

Raja di tujuh alam

Kekuatan yang unggul menjadi satu

berkah

Atas izin Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

45

Berdasarkan bentuk dan kelengkapan bagian-bagiannya, keris dibagi

menjadi dua ratus empat puluh dapur keris yang terbagi dalam keris lurus dan

keris yang berkelok-kelok atau luk. Jumlah kelokan atau luk secara konvensional

atau berdasarkan pakem pembuatan keris ada tiga belas. Jumlah luk keris selalu

ganjil dimulai dari luk tiga, kemudian luk lima, luk tujuh, luk sembilan, luk

sebelas, dan luk tiga belas. Masing-masing luk memiliki pemaknaan sendiri-

sendiri(Harsrinuksmo, 2004:14).

Luk tiga mengandung arti permohonan kepada Gusti atau Tuhan Yang

Maha Esa. Hal ini mengingatkan sebagai manusia harus selalu menyatu dengan

Sang Penciptanya. Dalam filosofi Jawa, sering disebut dengan manunggaling

kawulo lan Gusti. Sedangkan jika didasarkan pada agama Islam bisa berarti alif,

lam, mim yang berarti manusia, Nabi Muhammad, dan Allah.

Luk lima berarti pancasila. Pancasila di sini adalah Pancasila berdasar

sotasoma, yaitu lima buah larangan atau sering disebut molimo. Molimo yaitu

larangan untuk minum, maling, main, madat lan madon. Pengertian ini bisa

dipahami sebagai larangan untuk minum minuman keras, larangan untuk mencuri,

larangan untuk bermain judi, larangan untuk mengkonsumsi narkoba, dan

larangan untuk bermain perempuan.

Luk tujuh berarti pitulungan atau pertolongan. Artinya, apapun

permintaanmu, mintalah pada Tuhan. Segala hal arahnya tetap kepada Tuhan.

Luk sembilan merupakan dapur hanibal atau sabuk tampar. Hal ini berarti

manusia harus selalu menutup babanan howo songo atau sembilan lubang yang

ada pada fisik manusia. Dan sebagai manusia harus selalu bersikap waspada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

46

Luk sebelas merupakan sabuk inten yang berarti memanjakan perut.

Memanjakan perut bukan berarti selalu makan, namun selalu menjaga agar apa

yang di dapat selalu mendapatkan berkah dari Tuhan.

Luk tiga belas merupakan puncak bentuk luk keris. Luk ini berarti bahwa

sebagai manusia harus selalu menjaga kestabilan jiwa dan menjaga ketenangan

hati (Jiwo, wawancara pribadi, 15 Januari 2012).

Saat ini muncul keris yang memiliki luk lebih dari tiga belas dan pamor di

luar pamor yang sudah ada. Keris ini disebut dengan keris kamardikan. Meskipun

bagian-bagian keris masih mengikuti pakem yang ada, namun pamornya lebih

bervariasi. Pamor-pamornya baru seperti pamor gelombang cinta yang diciptakan

Empu Sukamdi, dosen di ISI Solo.

Jumlah luk juga menjadi dasar penentuan usia pemegang keris. Jika

seseorang berusia kurang dari empat puluh tahun, maka dia hanya boleh

menggunakan keris berluk kurang dari tujuh. Dia hanya boleh menggunakan keris

luk tiga, luk lima atau keris lurus. Jika seseorang telah berusia lebih dari empat

puluh tahun, maka dia sudah diperbolehkan memiliki keris berluk lebih dari lima.

Berikut beberapa contoh jenis pamor dan tuahnya yang diyakini oleh para

pecinta keris.

Pamor Bentuk Tuah

Kulbuntet

Berbentuk seperti rumah siput, spiral

konsentrik yang terdapat pada sor-

soran

Menangkis senjata dan

untuk kesaktian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

47

Batulapak

Seperti huruf u terbalik berlapis-lapis

di basisi bilah, biasanya persis di

pertemuan pesi dan bilah.

Pemiliknya tidak akan

kekurangan rejeki,

dikasihi bawahan dan

sesama

Kuthamesir

Seperti segi empat atau lingkaran

empat sisi dengan sudut tumpul,

berlapis-lapis konsentrik

Tidak terlihat musuh,

pemilik bisa menyimpan

harta, dan dikasihi

sesama.

Ujunggunung Seperti segitiga berlapis-lapis

terletak di sor-soran Menangkis bahaya

Udanmas Berupa pusar-pusar banyak

sepanjang bilah

Kekayaan, didekati

banyak rejeki

Kancingkulina Berupa pusar-pusar di tengah-tengah

sor-soran atau ujung bilah keris Derajat dan banyak rejeki

Alif

Berupa garis pamor tegak pendek

seperti huruf alif di dor-doran atau

ujung keris

Wibawa dan

kepemimpinan

Simbang Raja Tiga garis pamor membelit gandhik

atau kembang kacang

Derajat, dikasihi atasan,

kuat memegang derajat

tinggi

Buntel Mayit Berupa pita atau garis tebal, pamor

membelit kedua tepi bilah

Panas, hendak

membunuh orang

Pegat Waja Pamor di tepi retak-retak

Cocok untuk orang yang

sedang bertengkar,

menyebabkan sengsara

Kudhung Mayit Berupa pamor membelit ujung bilah Senjata makan tuan

Pedhot Terputus-putus, pamor retak tak

tersambung Selalu gagal dalam usaha

Tabel 4

Jenis-Jenis Pamor dan Tuah Keris

Wawancara Pribadi, 5 Oktober 2011- 25 April 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

48

3.2.3 Berdasarkan Perawatannya

Perawatan keris saat ini dilakukan dengan menyimpan keris di sebuah

tempat khusus. Keris di simpan di sebuah almari yang memang khusus dibuat

untuk menyimpan keris. Rata-rata almari tersebut adalah almari kuno atau almari

kuno yang dipermak sehingga menjadi almari khusus penyimpanan keris.

Selain disimpan di almari, keris juga sering disimpan di sebuah rak yang

disebut ploncon. Rak ini hanya berupa bilahan kayu yang berlubang sebagai

tempat keris. Ploncon biasanya diletakkan di satu ruangan yang memang di

khususkan untuk menyimpan keris (Hedi, wawancara pribadi, 25 April 2012).

Perawatan keris saat ini tidak hanya dilakukan setiap bulan Suro saja.

Pembersihan keris dilakukan setiap saat jika keris tersebut terlihat kotor. Hal ini

disebabkan jika keris dibersihkan setiap bulan Suro saja maka akan berkarat dan

tidak lagi memiliki nilai jual tinggi.

Tidak ada ritual khusus sebelum membersihkan keris. Ritual hanya berupa

permohonan izin atau permisi kepada penunggu atau leluhur dengan cara berdoa

menurut kepercayaannya (Suhadi, wawancara pribadi, 10 April 2012).

Pembersihan keris dilakukan dengan cara merendam keris dalam air kelapa yang

diberi perasan jeruk nipis dan sabun colek selama tiga hari. Setelah itu keris

dibilas dengan air hingga bersih sambil disikat. Jika karat atau kotoran yang

menempel pada keris belum bisa hilang, maka keris kembali direndam dalam air

kelapa tersebut. Setelah benar-benar bersih, keris kemudian dijemur. Hasilnya

keris akan berwarna putih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

49

Selain dengan air jeruk nipis dan sabun colek, keris sering juga

dibersihkan dengan minyak singer atau minyak yang biasa digunakan untuk

melumasi mesin jahit. Minyak ini bisa membantu menghilangkan karat. Caranya

keris diolesi minyak, didiamkan beberap menit, kemudian digosok dengan sikat

dan dibersihkan dengan kain. Setelah bersih, keris kembali diolesi hingga rata lalu

dibersihkan kembali. Tidak ada batasan waktu kapan dia harus membersihkan

kerisnya. Jika dirasa keris sudah kotor, maka dia akan membersihkannya (Eko,

wawancara pribadi, 20 Maret 2012).

Proses njamasi selalu diikuti dengan proses mewarangi. Proses ini

dilakukan dengan cara merendam keris yang sudah bersih ke dalam warangan dan

direndam selama dua hari. Hal ini disebabkan jika keris hanya di jamasi saja,

maka keris akan cepat keropos dan rusak.

Fungsi utama mewarangi adalah untuk menjaga keris agar tidak mudah

berkarat dan kualitas besi akan terjaga. Saat ini mewarangi menggunakan

campuran minyak dan arsenik dalam kadar yang rendah. Jika kandaungan arsenik

tinggi justru akan menyebabkan besi keris lunak dan mudah hancur.

Selain perlakuan di atas, ada beberapa perlakuan khusus yang dilakukan

oleh para pecinta keris. Perlakuan tersebut berupa pemberian sesaji pada malam-

malam tertentu. Pemberian sesaji ini biasa dilakukan pada malam Jumat Kliwon

atau Selasa Kliwon. Sesaji biasanya berupa kembang setaman dan dupa atau

kemenyan yang dibakar. Ritual dilakukan pemilik keris menjelang magrib. Dupa

atau kemenyan dibakar dan diletakkan di salah satu sudut ruangan disertai dengan

kembang setaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

50

Perlakuan khusus yang lain adalah adanya tumbal buat keris. Tumbal

diberikan kepada keris-keris yang berjenis khusus. Keris seperti ini biasa disebut

dengan keris Somyang, biasanya digunakan untuk pesugihan. Sesaji-sesaji yang

diberikan merupakan wujud penghormatan kepada empu pembuat keris,

penghormatan kepada leluhur yang dahulu memiliki keris tersebut, dan

penghormatan kepada si penunggu keris (Sumitro, wawancara pribadi, 20 Maret

2012).

3.3 Pergeseran Makna Keris

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pergeseran

makna keris dari zaman dahulu hingga saat ini sebagai berikut:

Keterangan Dahulu Sekarang

Berdasarkan Cara

Pembuatan Keris

Terdapat ritual

selamatan, puasa, dan

semadi.

Semadi dilakukan di

tempat sepi dan keramat.

Mantra-mantra

menggunakan bahasa

sansekerta.

Bahan yang digunakan

yaitu besi Balitung, besi

Purosani, dan besi

Terdapat ritual

selamatan, puasa,

semadi.

Semadi dilakukan di

dalam ruangan khusus

seperti kamar.

Mantara menggunakan

bahasa Jawa.

Bahan yang digunakan

yaitu besi bekas knalpot

atau bekas panci blirik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

51

Penawang

Menggunakan batu

meteorit

Tidak selalu

menggunakan batu

meteorit

Berdasarkan

Macam-Macam

Keris

Jenis keris luk hanya

sampai luk tiga belas.

Pamor berdasarkan

pakem yang sudah ada.

Jenis keris luk lebih dari

luk tiga belas

Terdapat bentuk-bentuk

pamor baru yang

diciptakan.

Berdasarkan

Perawatannya

Keris disimpan di

tempat yang khusus

dengan diberi bunga-

bunga atau wewangian.

Njamasi keris biasanya

dilakukan pada bulan

Suro.

Pembersihan keris

dilakukan menggunakan

buah pace, kembang

setaman, air perasan

jeruk nipis, buah lerak,

bubuk kayu jati.

Keris selalu diberi bunga

atau wewangian.

Keris di sebuah sebuah

almari khusus atau rak

yang disebut ploncon.

Njamasi tidak dilakukan

setiap bulan Suro saja,

tetapi setiap saat jika

keris kotor

Pembersihkan keris

dilakukan menggunkan

air kelapa, air jeruk

nipis, sabun colek,

minyak singer, minyak

dan arsenik dalam kadar

yang rendah.

Pada malam-malam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

52

Terdapat perlakuan

khusus yaitu pemberian

tumbal pada pada jenis

keris tertentu.

tertentu di beri bunga

setaman.

Keris diberi sesaji

bahkan tumbal pada

malam-malam tertentu.

Tabel 5

Pergerseran Makna Keris

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat pergeseran makna keris zaman

dulu hingga saat ini. Pergeseran makna ini terlihat dari cara pembuatan keris.

Bahan yang dipergunakan untuk membuat keris zaman dulu dan sekarang

berbeda. Hal ini disebabkan karena pembuat keris saat ini kurang memahami apa

yang disebut yaitu besi Balitung, besi Purosani, dan besi Penawang. Bahan

meteorit juga jarang digunakan bahkan tidak digunakan karena sulit didapatkan.

Kalau ada, batu meteorit tersebut sangat mahal.

Pergeseran lain adalah ritual dan mantra-mantra yang digunakan. Ritual

dahulu hampir sama dengan saat ini. Perbedaannya hanya pada tempat bahasa

dalam mantra.

Jenis-jenis keris zaman dahulu dan saat ini hampir sama, masih sesuai

pakem dengan pemaknaan yang sama pula. Akan tetapi, saat ini muncul keris

dengan jumlah luk dan pamor diluar pakem yang ada. Hal ini memunculkan

pemaknaan baru diluar makna-makna yang sudah ada.

Dalam hal perawatan, keris zaman dahulu dan sekarang hampir sama.

Perbedaannya terletak pada bahan yang digunakan. Dahulu menggunakan bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

53

yang lebih tradisional yang diambil dari alam, tetapi sekaran perawatan dilakukan

dengan bahan yang diproduksi pabrik.

Pemberian sesaji dan tumbal oleh beberapa kolektor keris masih

dilakukan. Mereka masih mempercayai tuah yang terdapat pada keris.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pergeseran makna keris terjadi

dalam hal makna. Keris dahulu dimaknai sebagai senjata pusaka yang harus

dimiliki laki-laki dan memiliki tuah atau daya magis sesuai dengan bentuk dan

pamor keris. Pergeseran ini disebabkan oleh perkembangan teknologi industri,

perkembangan pendidikan dan kreatifitas manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

54

BAB IV

PERGESERAN FUNGSI KERIS

4.1 Fungsi Keris Zaman Dahulu

Masyarakat Jawa hidup dengan berbagai jenis lapisan kepercayaan. Salah

satunya adalah kepercayaan mengenai benda-benda bertuah berupa keris. Keris

pada awal mulanya merupakan senjata yang kemudian menjadi barang keramat

dan dihormati memiliki beberapa fungsi.

4.1.1 Keris Sebagai Senjata

Pada awal pembuatannya, keris digunakan sebagai senjata. Keris

digunakan untuk bela diri dan untuk menikam musuh dalam sebuah perkelahian.

Oleh sebab itu, keris dibuat sangat tajam di kedua belah sisinya dan runcing di

bagian ujungnya agar keris dapat dipergunakan untuk menangkis dan mematahkan

pukulan-pukulan atau tusukan dari lawan.

Sebagai senjata tikam, keris sering digunakan oleh pejuang-pejuang

kemerdekaan dalam medan pertempuran melawan penjajah. Misalnya, Pangeran

Diponegoro, Imam Bonjol, Untung Suropati dan lain sebagainya.

Penggunaan keris sebagai senjata juga nampak pada cerita-cerita wayang.

Misalnya cerita tentang perang Bharatayuda. Dalam cerita ini dikisahkan

“Pandawa berperang melawan Astina dengan senjata keris pemberian para dewa”

(Doyodipuro, 1999:21).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

55

Perwujudan keris sebagai senjata juga terlihat dalam cerita atau legenda-

legenda yang berkembang dalam masyarakat Jawa. Salah satunya adalah legenda

Ken Arok. Legenda ini bercerita tentang keris Empu Gandring.

Keris juga digambarkan pada relief beberapa candi di Pulau Jawa. Terlihat

dalam relief-relief pembuatan keris dan penggunaan keris sebagai senjata. Candi-

candi yang pada dindingnya terdapat relief keris antara lain Candi Prambanan di

Yogyakarta, Candi Borobudur di Jawa Tengan, Candi Sukuh di lereng Gunung

Lawu Jawa Tengah dan Candi Penataran di Blitar Jawa Timur.

Gambar 6

Relief di Candi Prambanan diYogyakarta

http://griyasenipusaka.blogspot.com/2010/12/keris-jalak-budha-tegak.html

Diunduh 03/02/2013 13:10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

56

Gambar 7

Relief di Candi Borobudur di Jawa Tengah

wikipedia.org/wiki/Berkas:Keris_Relief_at_Sukuh_Temple.jpg

Diunduh 03/02/2013 13:00

Gambar 8

Relief di Candi Penataran di Blitar Jawa Tengah

http://kadewatan.blogspot.com/2012/02/keris-jalak-budha-tegak.html

Diunduh 03/02/2013 13:20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

57

4.1.2 Keris Sebagai Benda Pusaka

Masyarakat Jawa hidup dengan berbagai jenis lapisan kepercayaan. Salah

satunya adalah kepercayaan mengenai benda-benda bertuah berupa keris. Keris

diyakini oleh masyarakat Jawa sebagai benda pusaka yang memiliki kekuatan dan

dihormati.

Keris sebagai benda pusaka merupakan sebuah pengakuan dan kepercayaan

yang mendalam sehingga menimbulkan sebuah anggapan bahwa keris buatan

empu mempunyai keampuhan dan keagungan . Dengan segala ritual dan mantra-

mantra, menjadikan keris memiliki daya magis hingga dikeramatkan dan menjadi

benda pusaka (Koesni, 1979:7).

4.1.3 Keris Sebagai Kelengkapan dalam Upacara

Selain sebagai senjata, keris juga digunakan dalam upacara-upacara

tertentu atau sebagai sesaji. Keris yang digunakan sering disebut keris sajen. Keris

sajen adalah keris kecil sederhana yang oleh orang Barat dalam beberapa buku

disebut keris Majapahit.

Di Pulau Jawa ditemukan berbagai prasasti yang menyebutkan bahwa

keris juga menjadi kelengkapan sesaji pada upacara-upacara keagamaan pada

waktu itu. Bahkan di desa-desa tertentu, pada akhir masa penjajahan Belanda,

untuk melakukan upacara bersih desa disertakan pula sebilah keris kecil yang

disebut keris sajen (Hasrinuksmo, 1988:15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

58

4.1.4 Keris Sebagai Identitas Pribadi

Dalam filosofi keraton, keris menjadi sombol seorang laki-laki. Seorang

laki-laki akan syah disebut sebagai laki-laki apabila dia memiliki lima unsur.

Kelima unsur tersebut adalah wisma (rumah atau tempat tinggal), garwa (wanita

atau istri), turangga (tunggangan atau kuda), kukilo (burung sebagai hiburan), lan

curiga (senjata berupa keris) (Moerbiman:1980:34).

Apabila kelima unsur tersebut telah dipenuhi, maka lelaki tersebut bisa

dibilang memiliki kehidupan yang sudah mapan. Sehingga wajib hukumnya bagi

seorang laki-laki memiliki sebilah keris agar ia dapat disebut sebagai seorang laki-

laki dan pantas untuk hidup berumah tangga karena hidupnya telah mapan.

Begitu tingginya nilai keris bagi filosofi Jawa, keris dianggap bisa menjadi

wakil pemiliknya ketika tidak bisa hadir dalam sebuah acara. Di pulau Jawa, pada

upacara pernikahan kalau pengantin pria berhalangan hadir, ia boleh mewakilkan

dirinya dengan sebilah keris miliknya. Keris itulah yang akan disandingkan

dengan pengantin perempuannya (Harsrinuksmo, 1988:15).

4.1.5 Keris Sebagai Lambang Status Sosial

Sebuah keris juga menjadi lambang status sosial seseorang, misalnya

seorang raja. Kekuasaan seorang raja baru dipandang sah oleh rakyatnnya

manakala raja itu mengenakan keris pusaka kerajaan. Keris yang yang digunakan

raja ini tentu berbeda dengan yang digunakan oleh seorang abdi dalem

(Harsrinuksmo, 1988:15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

59

Para bangsawan dan kerabat kerajaan juga memiliki keris yang berbeda

dengan yang dimiliki oleh rakyat jelata. Perbedaan tersebut terletak bahan, pamor

keris, dan batu permata yang menempel pada keris. Keris seorang raja biasanya

berlapis emas dan bertahta berlian. Keris ini dibuat secara khusus oleh seorang

empu berdasarkan permintaan sang raja. (Iswandi, wawancara pribadi, 15 Januari

2012).

4.1.6 Keris Sebagai Kelengkapan Berbusana

Seperti budaya-budaya yang lain, dalam dunia perkerisan juga terdapat

kebiasaan-kebiasaan, tata kesopanan dan etika. Hal tersebut berkaitan dengan

aturan-aturan yang harus ditaati ketika menggunakan keris sebagai kelengkapan

berbusana.

Penggunaan keris dalam busana Jawa bermacam-macam. Setiap letak

penggunaan keris memiliki makna yang berbeda-beda. Cara penggunaan keris ada

tujuh macam yaitu: ogleng atau angoglenganke keris, dederan atau andoran,

kewal atau angewal keris, sungkeman atau anyumkemke pusaka, anganggar

pusaka, sikep atau anyikep pusaka, dan brongsong atau ambrongsong pusaka

(Koesni, 1979:113).

4.1.6.1 Ogleng atau Angoglenganke Keris

Cara ini merupakan pemakaian keris yang diselipkan di sela-sela sabuk

antara tumpukan kedua atau ketiga dari atas. Keris diletakkan condong ke kanan,

dengan posisi warangka menengadah ke atas. Cara ini biasa digunakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

60

suasana gembira dan tidak mengkhususkan diri menemui seseorang atau dalam

pergaulan sehari-hari.

Gambar 9

Ogleng

http://harizant.multiply.com/journal/item/109/Cara_Pemakaian_Keris?&show_int

erstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Diunduh 30/08/2011, 0:41

4.1.6.2 Dederan atau Andoran

Dederan atau andoran merupakan cara penggunaan keris yang diselipkan

di sela-sela sabuk tumpukan kedua dan ketiga dari atas. Letak keris harus lurus ke

atas dengan posisi warangka tetap menghadap ke kiri. Penggunaan keris ini

diterapkan ketika akan menghadap sesepuh atau atasannya. Pemakaian keris

seperti ini bermakna bahwa pengguna keris menghormati orang yang didatangi

atau menghormati tempat yang dianggap suci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

61

Gambar 10

Dederan

http://harizant.multiply.com/journal/item/109/Cara_Pemakaian_Keris?&show_int

erstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Diunduh 30/08/2011, 01:31

4.1.6.3 Kewal atau Angewal Keris

Kewal atau angewal keris merupakan cara pemakaian keris di sela-sela

tumpukan sabuk antara larik kedua dan ketiga. Letak keris mendoyong ke kiri

dengan ukiran atau warangkanya menghadap ke atas. Pada masa dulu pemakaian

seperti ini biasa dilakukan oleh para prajurit dalam waktu siap siaga dan tidak

dibenarkan digunakan pada saat baris-berbaris (Koesni, 1979:114).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

62

Gambar 11

Kewal

http://harizant.multiply.com/journal/item/109/Cara_Pemakaian_Keris?&sh

ow_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Diunduh 30/08/2011, 01:50

4.2 Fungsi Keris Saat Ini

Dalam perkembangannya, keris tidak hanya menjadi salah satu

kelengkapan seorang lelaki ataupun lambang kekuasann tertentu. Keris menjadi

sebuah benda pusaka dan benda seni yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

4.2.1 Keris Sebagai Senjata

Keris hingga saat ini masih digunakan sebagai senjata tetapi tidak seperti

zaman dulu. Sebagai benda koleksi, keris akan digunakan sebagai senjata ketika

pemiliknya dalam keadaan terdesak misalnya ada pencuri atau perampok yang

masuk ke dalam rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

63

4.2.1 Keris Sebagai Benda Pusaka

Keris sebagai benda pusaka oleh golongan tertentu saat ini dianggap

sebagai senjata yang bertuah dan merupakan harta turun-temurun yang harus

dihormati karena berasal dari sesepuh dan leluhur. Misalnya, keris peninggalan

Sri Pakualam ke VII. Keris ini diyakini memiliki kekuatan yang luar biasa

sehingga oleh pemiliknya yaitu cucu Pakualam VII harus mendapat tempat khusus

dan diberi sesaji.

Saat ini keris peninggalan leluhur banyak dicari karena dinilai memiliki

kualitas bahan dan daya tuah yang lebih dibandingkan dengan keris-keris yang

dibuat saat ini. Seringkali seseorang rela melakukan puasa dan melakukan ritual-

ritual untuk mendapatkan sebilah keris pusaka.

Pengakuan keris sebagai benda pusaka juga terlihat pada penyimpanan dan

perawatan keris yang dilakukan oleh pemilik keris. Keris diperlakukan secara

khusus dengan dibuatkan tempat khusus dan pemberian sesaji (Lumintu,

wawancara pribadi, 25 April 2012).

4.2.3 Keris Sebagai Kelengkapan Berbusana

Keris lebih banyak dijadikan koleksi ataupun kelengkapan dalam

berbusana. Busana yang dimaksud adalah busana Jawa dimana keris digunakan

dengan cara diselipkan pada jarik atau kain batik yang digunakan sebagai

penutup anggota badan bagian bawah.

Keris saat ini hanya digunakan sebagai kelengkapan busana Jawa pada

acara-acara pernikahan, upacara tradisional atau busana para abdi dalem keraton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

64

Sebagai kelengkapan berbusana, keris tidak lagi mengikuti pakem-pakem seperti

zaman dulu (Sumitro, wawancara pribadi, 20 Maret 2012).

4.2.4 Keris Sebagai Benda Seni

Keris merupakan salah satu benda budaya yang berwujud karya seni yang

lahir dari akal budi manusia. Dalam keris terdapat seni tempa, seni ukir, seni

pahat, dan seni patung. Hiasan-hiasan pada keris, ukiran pada hulu keris, bentuk

dan ukiran warangka, pamor pada keris, merupakan bentuk hasil karya seni

tersebut. Semua itu membutuhkan rasa seni dan keahlian yang tinggi.

Keris sebagai benda seni yang memiliki nilai keindahan. Keindahan keris

yang paling dikagumi adalah pada pamornya. Ukiran pada gagang keris,

penambahan batu permata mada mendak, ukiran pada pendok merupakan menilai

tambah pada keindahan sebuah keris. Selain itu nilai filosofi yang terkandung

dalam keris menjadikan nilai keindahan keris menjadi lebih sempurna.

Karena nilai seni dan keindahannya, keris banyak dicari orang untuk

dikoleksi. Beberapa orang bahkan rela membeli dengan nilai tinggi apabila keris

tersebut dalam kondisi bagus dan kuno (Eko, wawancara pribadi, 20 Maret 2012).

4.2.5 Keris Sebagai Benda Koleksi

Saat ini, keris lebih banyak difungsikan sebagai koleksi benda seni yang

memiliki nilai ekonomis tinggi hingga ratusan juta rupiah. Hal ini memunculkan

istilah “kolekdol” dalam dunia pecinta keris. Kolekdol berarti dikoleksi tapi

kemudian dijual lagi bila ada yang senang dan harganya cocok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

65

Pengkoleksian keris ini juga tidak lepas dari hal-hal mistis yang walaupun

secara tidak langsung tidak diakui oleh para kolektor keris. Misalnya, pamor

buntel mayit dipercaya jika tidak cocok dengan pemiliknya maka akan

menimbulkan kesengsaraan. Namun bila cocok, keris tersebut akan mendatangkan

kemakmuran yang melimpah ruah. Oleh karena itu, tidak sembarang orang

bersedia mengkoleksi keris tersebut.

Contoh lain adalah keris berpamor junjung drajat. Keris ini berluk tiga

belas dan dipercaya mampu mengangkat ataupun menjaga seseorang ketika

menjadi pejabat atau memiliki kedudukan. Keris ini biasa dicari dan dikoleksi

oleh orang-orang yang memiliki kedududukan atau jabatan tinggi.

Koleksi keris ini sering juga difungsikan oleh kolektornya sebagai bisnis

dan sebagai tabungan. Sebilah keris yang berusia tua dan dalam kondisi yang

bagus akan memiliki nilai jual yang tinggi. Keris yang bernilai tinggi tersebut

disimpan dan jika suatu saat ketika dia membutuhkan uang, keris tersebut akan

dijual (Eko, wawancara pribadi, 10 April 2012).

Jual beli keris ini biasa di lingkungan para pecinta keris. Pada zaman

dahulu, digunakan istilah mas kawin atau mahar untuk membayar atau mengganti

keris dengan uang. Mas kawin ini biasanya berupa barang lain yang dianggap

pantas untuk mengganti keris. Barang-barang tersebut misalnya: ternak sapi atau

kambing, sawah, hasil panen, atau barang berharga lainnya seperti emas.

Perkembangan berikutnya keris dibayar atau ditukar dengan mata uang atau

dengan benda pusaka lainnya. Zaman dahulu tidak ada tawar-menawar dalam

proses jual beli keris ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

66

Proses tawar-menawar tersebut masih dilakukan para kolekdol keris

ataupun para pembuat keris saat ini. Jika harganya cocok, maka keris tersebut

akan dilepas dan berpindah tangan dari satu orang ke orang yang lain (Eko,

wawancara pribadi, 10 April 2012).

4.3 Pergeseran Fungsi Keris

Berdasarkan uraian tersebut di atas, pergeseran fungsi keris dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Keterangan Zaman Dahulu Sekarang

Keris Sebagai Senjata

Untuk bela diri dan

menikam musuh

dalam sebuah

perkelahian

Digunakan

sebagai senjata

dalam keadaan

tertentu

Keris Sebagai Benda

Pusaka

Benda pusaka yang

memiliki kekuatan

dan harus dihormati.

Senjata yang bertuah

dan merupakan harta

turun-temurun yang

harus dihormati

karena berasal dari

sesepuh dan leluhur.

Keris Sebagai Identitas

Pribadi

Simbol dan

kelengkapan seorang

laki-laki

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

67

Keris Sebagai Lambang

Status Sosial

Raja, bangsawana,

kerabat kerajaan,

orang kaya biasanya

menggunakan keris

bertahta berlian dan

berlapis emas.

-

Keris Sebagai

Kelengkapan Berbusana

Terdapat tata cara

menggunakan keris

seperti ogleng atau

angoglenganke keris,

dederan atau

andoran, kewal atau

angewal keris,

sungkeman atau

anyumkemke pusaka,

anganggar pusaka,

sikep atau anyikep

pusaka, dan

brongsong atau

ambrongsong pusaka

Keris hanya

digunakan sebagai

kelengkapan busana

Jawa pada acara-acara

pernikahan, upacara

tradisional atau para

abdi dalem. Sebagai

kelengkapan

berbusana, keris tidak

lagi mengikuti pakem-

pakem seperti zaman

dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

68

Keris Sebagai Benda Seni -

salah satu benda budaya

yang berwujud karya seni

yang lahir dari akal budi

manusia. Dalam keris

terdapat seni tempa, seni

ukir, seni pahat, dan seni

patung.

Keris Sebagai Benda

Koleksi

-

sebagai koleksi benda

seni yang memiliki nilai

ekonomis tinggi

Tabel 5

Pergerseran Fungsi Keris

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat kita lihat pergeseran fungsi keris

zaman dulu dan keris saat ini. Pergeseran ini terlihat pada fungsi keris lagi sebagai

senjata tetapi dalam keadaan yang khusus, keris sebagai identitas pribadi, dan

keris sebagai lambang status sosial. Keris lebih berfungsi sebagai benda pusaka

dan benda seni yang bernilai ekonomis tinggi sehingga banyak dijadikan benda

koleksi.

Pergeseran fungsi keris ini disebabkan karena perkembangan teknologi

yang semakin modern. Perang saat ini lebih didominasi oleh senjata-senjata yang

canggih seperti senapan, bom dan nuklir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

69

Selain itu latar belakang pendidikan menjadikan seseorang berpikir lebih

realistis. Penelitian-penelitian terhadap keris mulai dilakukan baik dari segi

sejarah, keindahaan dan filosofi-filofofinya. Hal ini menjadikan keris sebagai

benda pusaka peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan.

Perkembangan teknologi dan pendidikan ini juga melatarbelakangi

pergeseran keris tidak lagi menjadi lambang status sosial. Saat ini walaupun masih

dihormati, tetapi sistem strata kerajaan mulai ditinggalkkan. Pemerintahan tidak

lagi berdasarkan monarki tapi demokrasi yang dipegang oleh pemerintah pusat

Indonesia. Seseorang yang mengkoleksi atau memiliki keris yang bagus belum

tentu keluarga kerajaan, karena saat ini keris telah banyak diperjual belikan

sebagai benda koleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

70

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna dan

fungsi keris telah bergeser. Keris saat ini dimaknai dan difungsikan bukan lagi

sebagai kelengkapan seorang lelaki, tetapi telah bergeser menjadi sebuah benda

seni yang dikoleksi dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Keris menjadi senjata

pusaka yang harus dirawat dan dipelihara.

Kepercayaan akan kekuatan mistis keris masih melatar belakangi

pengkoleksian keris saat ini. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa

masyarakat Jawa saat ini masih mempercayai kekuatan mistis yang terkandung

dalam sebilah keris. Hal ini jelas terlihat pada ritual dan mantra yang masih

digunakan pada saat pembuatan keris. Selain itu kepercayaan tentang daya magis

juga terlihat pada perawatan keris yang dilakukan para kolektor terhadap

koleksinya yaitu pada pemberian sesaji dan tumbal yang masih dilakukan hingga

saat ini. Kepercayaan pada kekuatan mistis sebuah keris hinga saat ini disebabkan

oleh adanya kearifan-kearifan lokal seperti masih perayaan sekaten, ritual mubeng

beteng pada malam satu suro dan lain sebagainya.

Pergesaran makna dan fungsi keris di sebabkan oleh perkembangan

teknologi modern, perkembangan ilmu pengetahuan, dan sistem pemerintahan

yang ada saat ini. Teknologi modrn menjadikan keris tidak dimaknai dan

difungsikan lagi sebagai senjata tetapi lebih kepada benda pusaka. Perkembangan

ilmu pengetahuan atau dunia pendidikan menjadikan keris dimaknai sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

71

benda seni peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan dan difungsikan

sebagai benda koleksi. Simtem pemerintahan demokrasi bukan lagi kerajaan

menjadikan keris tidak difungsikan sebagai lambang status sosial. Tetapi, nilai-

nilai kearifan lokal masih menjadikan keris sebagai benda pusaka yang dipercaya

memiliki tuah atau daya magis.

Van Peursen menuliskan bahwa “ada tiga tahapan kebudayaan yaitu tahap

mitis, tahap ontologis dan tahap fungsional”. (Peursen, 1989:18) Berdasarkan

keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa teori perkembangan budaya van

Peursen tidak dapat diterapkan dalam kebudayaan keris. Hal ini karena kenyataan

yang ada pada masyarakat Jawa di zaman teknologi modern ini masih

mempercayai adanya kekuatan magis pada sebuah keris. Masyarakat Jawa pecinta

keris kembali lagi pada tahapan mitis. Dia mempercayai tuah yang ada di dalam

keris dan merawat keris koleksinya dengan memberikan sesaji bahkan tumbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

72

DAFTAR PUSTAKA

Geertz, Clifford., 1983. Abangan, Santri Priyayi dalam Masyakat Jawa. Jakarta:

Pustaka Jaya

Harsrinuksmo, Bambang. 1988. Ensiklopedi Nasional Indonesia Keris dan

Senjata Tradisional Lainnya. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Harsrinuksmo, Bambang. 2004. Ensiklopesi Keris. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Hudoyo Doyodipuro, Ki. 1999. Keris Daya Magic-Manfaat-Tuah-Miseri.

Semarang: Dahara Prize.

Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Koesni. 1979. Pakem Pengetahuan Tentang Keris. Semarang: CV. Aneka.

Masroer. CH. J. 2004. The History of Java. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Jogjakarta.

Moerbiman. 1980. Keris Senjata Pusaka, Jakarta: Yayasan Sapta Karya.

Panji Nusantara. 2010. Keris For The World 2010. Panji Nusantara.

Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi. Diterjemahkan oleh Misbah Zulfa

Elizabeth dari judul asli The Ethnographic Interview. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Peursen, C.A. van, Prof. Dr. 1989. Strategi Kebudayaan. Diterjemahkan oleh

Dick Hartoko dari Judul asli Cultuur In Stroomversnelling. Yogyakarta:

Kanisius.

P.J., Zoetmulder., 2000. Manunggaling Kawula Gusti : Pantheisme dan Monisme

dalam Sastra Suluk Jawa; Suatu Studi Filsafat. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama. Winter , F.L. 2009. Kitab Keris Klasik Tentang Keris. Yogayakarta: Panji

Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

73

Sumber Internet:

http://hadinataroslan.files.wordpress.com/2010/11/ricikankeris1.jpg. Diunduh

30/05/2011 0:16

http://harizant.multiply.com/journal/item/109/Cara_Pemakaian_Keris?&show_int

erstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diunduh 30/08/2011, 01:31

http://tosan-aji.blogspot.com/2010/11/keris.html. Diunduh 30/05/2011 0:16

http://griyasenipusaka.blogspot.com/2010/12/keris-jalak-budha-tegak.html.

Diunduh 03/02/2013 13:10

http://kadewatan.blogspot.com/2012/02/keris-jalak-budha-tegak.html. Diunduh

03/02/ 2013 13:20

wikipedia.org/wiki/Berkas:Keris_Relief_at_Sukuh_Temple.jpg. Diunduh 03/02/

2013 13:00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

74

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

75

Lampiran 1:

Daftar Informan

1. Nama : Eko Supriyono

Lahir : 5 Oktober 1956

Alamat :

Nyutran MG II/ 1594 Yogyakarta

Pekerjaan:

Pengusaha dan Kolektor Keris

2. Nama : Hedi Herianto

Lahir : 18 November 1962

Alamat :

Tempuran RT 09 Taman Tirto

Kasihan Bantul Yogyakarta

Pekerjaan:

Seniman dan Pengusaha

Kerajinan, Kolektor Keris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

76

3. Nama : Jiwo Diharjo

Lahir : 8 Juli 1935

Alamat :

Banyu Sumurup Imogiri

Yogyakarta

Pekerjaan:

Pembuat dan pengrajin keris

4. Nama : KRT Hastananegara

Lahir : 21 Juli 1935

Alamat :

Jl. Ibu Ruswo No. 45

Yogyakarta

Pekerjaan:

Wiraswasta, Kolektor Keris,

Pendiri Pametri Wiji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

77

5. Nama : Lumintu Suwarsono

Lahir : 1931

Alamat :

Pakualaman Yogyakarta

Pekerjaan:

Pensiunan wartawan, Kolektor

Keris, Pendiri Pametri Wiji

6. Nama : Prof. Dr. M. Dwi

Marianto, MFA, PhD.

Lahir : 19 Oktober 1956

Alamat :

Jalan Tunggal 5, Sidoarum,

Yogyakarta 55564

Pekerjaan:

Dosen Institut Seni Indonesia

Yogyakarta, Kolektor Keris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

78

7. Nama : Suhadi

Lahir : 1952

Alamat :

Guwosari Pajangan Bantul

(timur Goa Slarong)

Pekerjaan: Mranggi

8. Nama : Sumitro

Lahir : 1949

Alamat :

Kompleks Ndalem Puro

Pakualaman Yogyakarta

Pekerjaan:

Karyawan, Kolektor Keris,

Trah Puro Pakualaman

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

79

9. Nama : Iswandi

Lahir : 13 April 1951

Alamat :

Jl. Bumijo No.6 Yogyakarta

Pekerjaan:

Pengusaha Katering, Kolektor

Keris

10. Nama : Tejo Bagus Suryono

Lahir : 15 Februari 1981

Alamat :

Cebongan Kidul RT 03 RW 01

Mlati Sleman

Pekerjaan: Pembuat Keris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

80

Lampiran 2:

Daftar Istilah

angsar daya kesaktian atau kekuatan yang dipercaya oleh sebagian orang yang

terdapat dalam sebuahkeris

dapur istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau tipe bilah keris

--dapur bener digunakan untuk

menyebut keris yang berbentuk

lurus dan ujungnya meruncing

--dapur luk digunakan untuk

menyebut bilah keris yang

berlekuk-lekuk atau berkelok-

kelok

empu seorang pandai besi pembuat keris

gandar bagian sarung keris yang

langsung membungkus bilah

keris, terbuat dari kayu, dan

masuk dalam bungkus yang

terbuat dari logam (pendok)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

81

ganja besi yang menjadi bagian atas keris, letaknya melintang, tengahnya

berlubang

dan masuk ke dalam besi yang menjadi tangkai keris, menempel pada bilah

bagian pangkal

--iras ganja yang menyatu pada bilah keris

--susulan ganja yang terpisah dengan bilah keris tetapi bahannya tetap sama

dengan bahan yang digunakan untuk membuat keris tersebut

keris sejenis senjata tikam bersarung yang terbuat dari logam bermata dua yang

ada di

nusantara, bilahnya berbentuk lurus atau berkelok-kelok

--keris dalam keris yang dipakai oleh keluaraga istana

--keris luar keris yang digunakan oleh orang diluar istana (bukan keluarga

keraton)

mendhak bagiann dari keris yang berfungsi memisahkan bilah keris agar tidak

bersentuhan langsung dengan warangka atau sarung keris, terbuat dari

beberapa jenis logam bahkan di beberapa titiknya bisa dilengkapi dengan

permata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

82

mas kawin pembayaran sejumlah uang atau barang lain, sebagai syarat transaksi

atau pemindahan hak milik atas sebilah keris, pedang, atau tombak

njamasi mencuci atau memandikan keris dengan menggunakan zat arsenic

(zaman dulu dengan air jeruk nipis dicampur bisa ular), bertujuan untuk

mengawetkan bentuk-bentuk pamor (lihat pamor) agar terlihat jelas,

biasanya dilakukan satu tahun sekali pada saat tanggal satu suro

pamor gambar-gambar atau lukisan

yang terdapat pada bilah keris,

dihasilkan akibat perpaduan

dari campuran logam yang

digunakan untuk membuat

keris

--titipan/ceblokan pamor atau

lukisan yang disusulkan

pembuatannya, setelah bilah

keris selesai 90 persen

pendok pembungkus gandar (lihat

gandar) yang terbuat dari

logam seperti emas, perak dan

lain sebagainya, dan diberi

ukiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

83

pesi besi yang menjadi tangkai atau

pangkal keris yang masuk ke

dalam ukiran atau hulu keris,

dengan panjang setelangkap

atau empat ibu jari, besarnya

hanya satu kelingking

ploncon rak untuk menyimpan keris

pusaka harta benda warisan peninggalan nenek moyang secara turun-temurun

yang harus dihormati, biasanya hanya dipakai dalam upacara-upacara

tertentu

singkep kantong atau sarung yang terbuat dari kain yang digunakan untuk

menyimpan keris agar tidak rusak

srumbungan istilah untuk menyebut tangkai keris yang pecah atau putus,

kemudian disambung atau diganti, atau sering juga disebut pesi cacat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

84

84

warangka sarung keris, terbuat dari kayu yang berserat, bertekstur indah,

berfungsi untuk melindungi keris

-- ladrang jenis warangka atau

wadah keris yang dikenakan

untuk menghadiri suatu

upacara, pesta, dan pemakai

tidak sedang melaksanakan

suatu tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI …PERGESERAN MAKNA DAN FUNGSI KERIS BAGI MASYARAKAT JAWA Dipersiapkan dan ditulis oleh Murni Astuti NIM: 084114002 Telah dipertahankan di depan

85

85

Lampiran 3:

Draft Pertanyaan ke Informan

Tanggal :

Nama :

Usia :

Alamat :

Pekerjaan :

Daftar pertanyaan:

1. Sejak kapan Anda menyukai keris dan apa alasannya?

2. Apa makna keris bagi Anda?

3. Difungsikan sebagi apakah keris koleksi Anda?

4. Sudah berapa banyak keris yang anda koleksi?

5. Bagaimana Anda mendapatkan koleksi-koleksi keris Anda tersebut?

6. Apakah Anda hafal dan mengetahui bagian-bagian keris?

7. Bagaimana Anda memperlakukan koleksi Anda tersebut?

8. Antar sesama pemilik keris terkadang saling pinjam. Apakah ada pesan

khusus ketika meminjam keris tersebut?

9. Dalam meminjam keris, biasanya secara gratis atau ada imbalannya?

10. Bagaimana reaksi peminjam keris?

11. Percayakah Anda dengan mitos-mitos tentang keris?

12. Selama mengoleksi keris, pernahkah Anda mengalami suatu peristiwa

yang tidak masuk akal?

13. Bagaimana Anda menyikapi terhadap mitos-mitos keris tersebut?

14. Saat ini, apa alasan Anda mengoleksi keris?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI