perencanaan tambang 6
TRANSCRIPT
1. EVALUASI CADANGAN / SUMBERDAYA MINERAL
1.1 PENTINGNYA PENAKSIRAN CADANGAN
A. Memberikan taksiran dari kuantitas (ton) dan kualitas (kadar) dari
cadangan bijih.
B. Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari cadangan bijih serta
distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan
urutan/tahapan penambangan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (net present value) dari
tambang.
C. Jumlah cadangan menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam
perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
D. Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan
taksiran cadangan. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan
lokasi pembuangan tanah/batuan penutup dan tailing (waste dumps &
tailings impoundment), pabrik pengolahan bijih, bengkel dan fasilitas
lainnya.
Karena semua keputusan teknis di atas amat tergantung padanya,
penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat
tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan.
Harus pula diingat bahwa penaksiran cadangan menghasilkan suatu
taksiran. Model cadangan yang kita buat adalah pendekatan dari realitas,
berdasarkan data/informasi yang kita miliki, dan masih mengandung ketidak
pastian.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 1
1.2 PERSYARATAN DARI PENAKSIRAN CADANGAN
A. Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan secara tepat kondisi
geologis dan karakter/sifat dari mineralisasi.
B. Selain itu iapun harus sesuai dengan tujuan dari evaluasi. Suatu model
cadangan bijih yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus
konsisten dengan metoda penambangan dan teknik perencanaan
tambang yang akan diterapkan.
C. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual yang
diolah/diperlakukan secara objektif. Keputusan dipakai tidaknya suatu
data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan
konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data secara tak semena-mena;
pembobotan yang berbeda harus dilakukan dengan dasar yang kuat.
D. Metoda penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat
diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah penaksiran cadangan
selesai dilakukan adalah memeriksa atau mengecek taksiran kadar blok
(unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan
data pemboran (komposit atau assay) yang ada di sekitarnya. Setelah
penambangan dimulai, taksiran kadar dari model cadangan kita harus
dicek ulang dengan kadar dan tonase hasil penambangan yang
sesungguhnya.
1.3 MODEL KOMPUTER
A. Model Blok Teratur (Regular Block Model)
a. Cebakan bijih dan daerah sekitarnya dibagi menjadi unit-unit yang
lebih kecil atau blok-blok, yang memiliki ukuran (panjang, lebar dan
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 2
tinggi) tertentu. Tinggi blok biasanya disesuaikan dengan tinggi
jenjang penambangan.
b. Tiap-tiap blok memiliki atribut-atribut seperti jenis batuan, jenis
alterasi, jenis mineralisasi, kadar (bisa lebih dari satu mineral), kode
topografi, dll.
c. Model blok teratur adalah model komputer yang paling umum dipakai
hingga saat ini untuk tambang-tambang logam/bijih berbatuan keras.
B. Gridded Seam Model
a. Untuk permodelan batubara dan cebakan-cebakan berlapis lainnya.
b. Cebakan mineral dan daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang
teratur, dengan lebar dan panjang tertentu.
c. Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang
tertentu, melainkan dengan unit stratigrafi dari cebakan yang
bersangkutan; pemodelan dilakukan dalam bentuk puncak, dasar
dan ketebalan dari unit stratigrafi (lapisan batubara, dll). Kadar dari
berbagai mineral atau variabel dimodelkan untuk setiap lapisan.
C. Model Blok Tak Teratur (Irregular Block Model)
a. Beberapa paket perangkat lunak memungkinkan struktur data yang
lebih canggih sehingga ukuran blok dalam model tak perlu harus
sama. Blok-blok berukuran amat besar dapat digunakan dalam
daerah-daerah tepi yang tidak termineralisasi, dimana informasi
detail tidak diperlukan. Sebaliknya, blok-blok berukuran kecil dapat
diterapkan di daerah mineralisasi bijih yang penting di mana detail
amat diperlukan.
b. Namun demikian, model semacam ini tidak mudah dipindahkan dari
satu perangkat lunak ke perangkat lunak lainnya.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 3
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 4
Tabel 1. Comparison of Copper Pounds from the Model, Blast Holes, and Mill
1986-1991.
Copper Pounds x 1000 Variance from the Mill
Model Blast Mill Model % Blast %
1986 TOT 352978 334801 304135 48844 16.1 30666 10.1
1987 TOT 331685 440256 366465 -34779 -9.5 73791 20.1
1988 TOT 354709 387053 338715 15994 4.7 48339 14.3
1989 TOT 438284 425758 397689 40595 10.2 28069 7.1
1990 TOT 534323 460013 447254 87069 19.5 12759 2.9
Jan - Oct 1991 382169 357259 349637 32532 9.3 7622 2.2
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 5
1.4 DATA UTAMA
A. Geologi
a. Hasil logging geologi dari data pemboran.
b. Percontoh yang representatif dari program pemboran.
I. Percontoh bor inti (split / skeletal core)
ii. Percontoh bor RC dengan tempatnya (chip trays)
c. Peta-peta geologi dari pemetaan permukaan, dll.
B. Data Kadar (Assay Data)
a. Sertifikat kadar (assay certificates) dari laboratorium.
b. Data assay biasanya digabung menjadi data komposit untuk tinggi
jenjang tertentu untuk keperluan penaksiran kadar blok. Analisis
statistik dapat dilakukan untuk assay dan / atau komposit.
C. Data Lokasi Pemboran
a. Data survai koordinat permukaan dari titik bor.
b. Data survai bawah tanah dari kemiringan dan deviasi pemboran.
D. Peta-Peta Topografi
1.5 METODA-METODA PENAKSIRAN
A. Penaksiran Cadangan Secara Manual (Cross-Section)
a. Masih kerap dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari proyek.
b. Hasil penaksiran secara manual ini dapat dipakai sebagai alat
pembanding untuk mengecek hasil penaksiran yang lebih canggih
menggunakan komputer.
c. Hasil penaksiran secara manual ini tak dapat digunakan secara
langsung dalam perencanaan tambang menggunakan komputer.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 1
B. Metoda Poligon
Ada dua metoda poligon yang berbeda:
a. Penaksiran cadangan secara manual dengan metoda poligon daerah
pengaruh pada dasarnya tak lagi dilakukan (usang).
b. Sebaliknya, metoda poligon menggunakan percontoh terdekat untuk
penaksiran kadar blok dalam model (di mana setiap blok
memperoleh kadar dari komposit terdekat) masih umum dilakukan.
C. Metoda Segitiga
a. Penaksiran kadar blok dengan cara ini tidak lagi dilakukan/sudah
usang.
b. Metoda ini penting dalam aplikasi pembuatan kontur dengan bantuan
komputer.
D. Metoda Jarak Terbalik (Inverse Distance Method)
a. Suatu cara penaksiran di mana kadar suatu blok merupakan
kombinasi linier atau harga rata-rata berbobot (weighted average)
dari kadar komposit lubang bor di sekitar blok tersebut. Komposit di
dekat blok memperoleh bobot lebih besar, sedangkan komposit yang
jauh dari blok bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding terbalik
dengan jarak data dari blok yang ditaksir.
b. Pilihan dari pangkat yang digunakan (ID1, ID2, ID3,…..) berpengaruh
terhadap hasil taksiran. Semakin tinggi pangkat yang digunakan,
hasilnya akan semakin mendekati metoda poligon percontoh
terdekat.
c. Sifat atau perilaku anisotropik dari cebakan mineral dapat
diperhitungkan (space warping).
d. Merupakan metoda yang masih umum dipakai.
E. Metoda Geostatistik dan Kriging
a. Metoda inipun menggunakan kombinasi linier atau weighted average
dari kadar percontoh lubang bor (assay / komposit) di sekitar blok,
untuk menghitung kadar blok yang ditaksir.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 2
b. Pembobotan tidak semata-mata berdasarkan jarak, melainkan
menggunakan korelasi statistik antar-percontoh (assay / komposit)
yang juga merupakan fungsi jarak. Karena itu, cara ini lebih canggih
dan perilaku anisotropik dapat dengan mudah diperhitungkan.
c. Cara ini memungkinkan penafsiran data cebakan mineral atau
cadangan bijih secara probabilistik. Selain itu, ia memungkinkan pula
interpretasi statistik mengenai hal-hal seperti bias, estimation
variance, dll.
d. Berbagai varian/jenis penaksiran yang berdasarkan pada metoda
kriging dan geostatistik dapat dilakukan.
e. Merupakan metoda yang paling umum dipakai dalam penaksiran
kadar blok dalam suatu model cadangan
1.6 PEMERIKSAAN (AUDIT) MODEL CADANGAN / SUMBERDAYA
MINERAL
A. Bandingkan secara visual peta-peta (penampang atas dan penampang
melintang) dari data pemboran (assay / komposit) dengan peta-peta
yang sama untuk model blok. Apakah kadar blok mengikuti
kecenderungan kadar yang tampak pada data yang digunakan? Apakah
kadar dalam model blok selalu lebih tinggi atau lebih rendah jika
dibandingkan dengan data? Apakah kadar blok diekstrapolasi terlalu
jauh ke daerah yang belum dibor?
B. Lakukan perbandingan secara statistik antara kadar blok dengan kadar
percontoh (komposit) yang digunakan. Beberapa teknik seperti statistika
dasar (rata-rata, simpangan baku, median, dll.) dan perbandingan
distribusi kadar / probability plot dapat dicoba.
C. Lakukan perhitungan cadangan secara terpisah, secara manual atau
mengunakan komputer. Apakah taksiran ini sensitif terhadap parameter-
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 3
parameter penaksiran seperti jarak pengaruh dalam mencari percontoh,
kadar data yang tinggi atau kadar tertinggi yang diperbolehkan, dsb.?
D. Untuk tambang yang sudah berjalan, satu cara yang dapat dikerjakan
untuk mengetahui kinerja model cadangan adalah membandingkannya
dengan produksi historis. Dua sumber data produksi adalah laporan
produksi tambang (dari analisa lubang-lubang tembak) dan laporan
pabrik pengolahan.
E. Lakukan pemeriksaan yang rinci terhadap data assay pemboran itu
sendiri. Apakah data dari bor RC sesuai dengan data dari bor inti yang
berdekatan? Untuk tambang yang sudah berjalan, bandingkan data
pemboran (eksplorasi) dengan data lubang tembak yang berdekatan.
Pemeriksaan integritas data dapat pula dilakukan dengan melakukan
assay ulang (biasanya di laboratorium yang berbeda), pemeriksaan
assay terhadap komposit metalurgi, dll.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 4
BAGAN ALIR PERMODELAN CADANGAN / SUMBERDAYA MINE
PEMASUKAN DANPENGECEKAN DATA
MASUKKAN DATA ASSAYDAN LOKASI PEMBORANKE DALAM BASIS DATA
KOMPUTER
CEK DAN KOREKSI DATA
BUAT KOMPOSIT DATAPEMBORAN UNTUKBERBAGAI TINGGI
JENJANG - CEK EFEKDILUSI - PILIH TINGGI
JENJANG
CEK BASIS DATATERHADAP
KEMUNGKINAN BIASKARENA PREFERENTIAL
SAMPLING
ANALISIS STATISTIK
DIGITASI KONTURTOPOGRAFI DAN BATAS
WILAYAH KP/KK
PERMODELAN TOPOGRAFIDAN BATAS WILAYAH
KP/KK
PLOT PENAMPANGVERTIKAL DAN
HORISONTAL DARILUBANG BOR
PERMODELAN GEOLOGI
BUAT INTERPRETASIGEOLOGI PADA
PENAMPANG VERTIKALDAN DIGITASIKAN
PLOT INTERPRETASIGEOLOGI DARI
PENAMPANG VERTIKALKE HORISONTAL PER
BENCH DAN DIGITASIKAN
BANGUN MODEL BLOKDENGAN DATA TOPO-
GRAFI, BATAS KP/KK DANINFO GEOLOGI - PLOTDAN CEK PENAMPANG
VERTIKAL DANHORISONTAL DARI
MODEL
BANDINGKAN JENISBATUAN PADA MODEL
DAN BASIS DATAKOMPOSIT. CEK
KONSISTENSIPEKERJAAN
INTERPRETASI GEOLOGI
STATISTIK DESKRIPTIFDAN HISTOGRAM DARI
DATA KOMPOSIT UNTUKTIAP MINERAL - BILA
PERLU LAKUKAN UNTUKTIAP JENIS BATUAN
ANALISIS FAKTOR DANANALISIS REGRESI BILA
PERLU UNTUKMEMBANTU DALAM
INTERPRETASI DATA
ANALISIS VARIOGRAMUNTUK TIAP MINERAL,
UNTUK TIAP JENISBATUAN. TENTUKAN
METODA PENAKSIRAN
PENAKSIRAN TITIK(CROSS-VALIDATION)UNTUK TIAP MINERAL,MENGHORMATI BATAS
BATUAN - SEMPURNAKANMETODA DANPARAMETERPENAKSIRAN
TAKSIR KADAR MINERALUNTUK TIAP BLOK
DENGAN METODA YANGDIPILIH.
MASUKKAN KADAR KEDALAM MODEL
KONSTRUKSI MODEL
HITUNG DAN TABULASIKAN SUMBERDAYAMINERAL DALAM MODEL PER JENJANG,
PADA BERBAGAI KADAR BATAS.LAKUKAN UNTUK TIAP JENIS BATUAN DAN
BATAS KP/KK BILA PERLU
PRESENTASI MODEL DAN TABULASISUMBERDAYA MINERAL
PLOT PENAMPANG VERTIKAL DANHORISONTAL PADA BERBAGAI JENJANG.
CEK TERHADAP DATA KADAR DARIKOMPOSIT DAN INTERPRETASI GEOLOGI
PERANCANGAN / PERENCANAAN TAMBANG
Gambar 4. Bagan Alir Permodelan Cadangan/Sumberdaya Mineral
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 5
1.7 BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK BERBAGAI KOMODITAS
A. Tembaga (Terutama Untuk Sistem Porfiri)
a. Zona mineralisasi : biasanya ada beberapa daerah dengan karakter
yang berbeda misalnya sulfida, zona terlindi (leached), oksida,
pengkayaan sekunder atau supergene, dan zona primer atau
hypogene.
i. Zona sulfida biasanya menghasilkan asam selama proses
pelapukan, yang dapat melarutkan logam tembaga dan
membawanya ke tempat lain.
ii. Zona terlindi dicirikan oleh kadar total copper yang rendah,
sementara acid soluble copper merupakan bagian besar dari
total copper.
iii. Zona teroksidasi biasanya dicirikan oleh acid soluble copper
yang persentasenya paling sedikit 50% dari total copper.
Mineraloginya terdiri dari malachit, azurit, dll. Merupakan target
yang baik untuk proses perlindian secara heap leaching, tetapi
bukan untuk proses flotasi.
iv. Zona sekunder memiliki kadar total copper yang lebih tinggi
daripada di zona primer dan acid soluble copper 10-50% dari
total. Mineraloginya terdiri dari kalkosit dan sulfida-sulfida
sekunder lainnya. Dapat diproses dalam pabrik flotasi atau
dengan pelindian.
v. Zona primer biasanya dicirikan oleh kadar acid soluble copper
maksimum 10% dari total copper. Mineral utama adalah
kalkopirit dan bornit. Harus diproses dalam pabrik flotasi.
b. Tidak jarang didapati intrusi berkadar rendah di dekat titik pusat dari
zona bijih / mineralisasi utama. Material ini sering harus dipisahkan.
B. Emas
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 6
a. Mineralisasi emas ‘diendapkan’ oleh cairan / fluida pembawanya
mengikuti hubungan antara temperatur dan tekanan. Garis kontur
yang membatasi zona-zona mineralisasi emas biasanya dapat
dibuat. Kadar emas dalam model cadangan harus menghormati
batas-batas mineralisasi yang ada.
b. Analisis kadar emas seringkali amat sulit. Jika partikel-partikel emas
bebas di dalam bijih mulai melampaui ukuran 100 mikron, replikasi
atau pengulangan untuk memperoleh hasil yang sama biasanya
sukar dicapai. Biasanya perlu dilakukan assay ulang dalam jumlah
cukup besar.
c. Jenis atau teknik pemboran yang berbeda (bor inti atau bor RC)
seringkali memberikan hasil analisis assay yang berbeda.
Kontaminasi pada hasil pemboran RC (reverse circulation) harus
dicegah, terutama pada kedalaman di bawah muka air tanah.
C. Molibdenum
Banyak cebakan moly primer yang memperlihatkan dengan jelas zona-
zona kadarnya. Biasanya kontur yang menunjukkan zona-zona kadar ini
dapat dibuat dengan mudah, baik dari penampang atas maupun dari
penampang melintang. Kadar moly dalam model blok perlu
merefleksikan zona-zona ini.
D. Uranium
Penaksiran cadangan bijih untuk komoditas ini amat kompleks.
Sebaiknya anda memanggil ahlinya ; terlalu banyak batu sandungan
yang akan menjatuhkan para pemula atau mereka yang belum
berpengalaman.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 7
2. DEFINISI CADANGAN / SUMBERDAYA MINERAL
2.1 BEBERAPA KLASIFIKASI
A. Revisi sistem Amerika Serikat yang diusulkan SME (A Guide for
Reporting Exploration Information, Resources, and Reserves, Working
Party #79, Society of Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc., 1991)
B. Kode Australasia (Australasian Code for Reporting of Identified Mineral
Resources and Ore Reserves, 1992)
C. Rekomendasi CIM (Recommendations on Reserve Definitions to the
Canadian Institute of Mining, Metallurgy and Petroleum, prepared by the
Mineral Economics Society of CIM, 1994)
D. Klasifikasi Cadangan / Sumberdaya Mineral oleh USBM / USGS
(Principles of a Resource / Reserve Classification for Minerals, US
Bureau of Mines and US Geological Survey, Circular 831, 1980)
E. Klasifikasi Cadangan / Sumberdaya Mineral oleh SNI (Rancangan
Standar Nasional Indonesia untuk Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan
Cadangan, Dewan Standarisasi Nasional, 1997)
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 8
EXPLORATIONINFORMATION
U S A
RESOURCES RESERVES
g
IDENTIFIEDMINERAL
RESOURCES(in situ)
AUSTRALIA
ORE RESERVES
(mineable)
incre
asin
g le
vel o
f g
eolo
gic
al k
now
ledge
and c
onfid
ence
INFERRED
INDICATED
MEASURED
Consideration of economic,mining, metallurgical,
marketing, legal,environmental, social and
governmental factors
PROBABLE
PROVED
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 9
EXPLORATIONINFORMATION
CANADA
RESERVEContinuity, Grade & Tonnage
Economic and TechnicalFeasibility estabilished
RESOURCEContinuity, Grade & Tonnage
INFERRED RESOURCE
MINERALRESOURCES
I M M
increasing detail in technical &econom
ic studies
MEASURED
Consideration of economic,mining, metallurgical,
marketing, & environmentalfactors
PROBABLE
PROVED
MINERALRESERVES
INFERRED
INDICATED
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 10
THE PROPOSED INDONESIAN NATIONAL STANDARD FOR MINERAL RESOURCE / RESERVE CLASSIFICATION
INCREASING LEVEL OF GEOLOGICAL CONFIDENCE
EXPLORATION STAGES
DETAILED
GENERAL
PROSPECTING
RECONNAIS-
MINING FEASIBILITY
EXPLORATION EXPLORATION SANCE
FEASIBLE
PROVEN RESERVE
PROBABLE RESERVE
NOT YET FEASIBLE
MEASURED RESOURCE
INDICATED RESOURCE
INFERRED RESOURCE
HYPOTHETICAL
RESOURCE
Mining feasibility is based on the consideration of economic, mining, metallurgical, marketing, environmental, social, legal and governmental factors.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 4
2.2 ASPEK LEGAL DARI CADANGAN : VERSI SEC
A. Nilai suatu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan berkaitan
langsung dengan kuantitas dan kualitas cadangan mineral yang
dimilikinya.
B. Untuk perusahaan-perusahaan tambang yang sahamnya dijual-belikan
kepada publik melalui pasar modal, badan pemerintah seperti SEC
(Securities and Exchange Commission) di Amerika Serikat memantau
dan mengawasi cadangan mineral mereka.
a. Dokumen yang berisi pernyataan jumlah cadangan bijih (10k
document) harus diisi dan diperbaharui setiap tahun.
b. SEC juga memeriksa pernyataan mengenai jumlah cadangan yang
dibuat dalam prospektus penawaran saham perusahaan.
C. Formulir S-18 dari SEC merupakan dokumen yang digunakan dalam
pendaftaran sekuritas. Butir 17A dari formulir ini layak diperhatikan,
karena menyangkut juga definisi yang dipakai SEC untuk menentukan
Cadangan Terbukti dan Terkira (Proven and Probable Reserves).
a. Cadangan (Reserve)
Bagian dari cebakan mineral yang secara ekonomik dan secara
hukum dapat ditambang atau diproduksi pada waktu perhitungan
cadangan dilakukan.
b. Cadangan Terbukti (Proven Reserve)
Suatu cadangan yang :
i. kuantitas atau jumlahnya dihitung dari data singkapan, sumur-
sumur uji, galian atau lubang-lubang bor; kualitas atau kadarnya
dihitung dari hasil pengambilan percontoh secara detail, dan
ii. lokasi pengamatan, pengambilan percontoh dan pengukuran
cukup dekat satu sama lain dan sifat-sifat geologinya cukup
diketahui sehingga ukuran, bentuk, kedalaman, serta kadar
mineral dari cadangan dapat ditentukan dengan pasti.
c. Cadangan Terkira (Probable Reserve)
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 19
Cadangan yang kuantitas dan kualitasnya dihitung dari data yang serupa
dengan data pada cadangan terbukti, tetapi yang lokasi pengamatan,
pengukuran dan pengambilan percontohnya berjarak lebih jauh satu
sama lain atau yang jaraknya masih kurang cukup dekat. Tingkat
keyakinan cadangan terkira ini, walaupun lebih rendah daripada
untuk cadangan terbukti, masih cukup tinggi untuk menganggap
adanya kesinambungan (kontinuitas) antara titik-titik pengamatan.
d. SEC hanya mengakui klasifikasi cadangan Terbukti / Proven dan
Terkira / Probable. Klasifikasi yang lebih rendah atau yang kurang
pasti, seperti “Mungkin / Possible” tidak dianggap sebagai cadangan
dan tak boleh dimasukkan kedalam prospektus.
e. Dalam pelaporan, SEC memperbolehkan cadangan terbukti dan
terkira digabungkan menjadi satu.
f. Harap diperhatikan bahwa definisi di atas masih agak subyektif,
sehingga memberikan fleksibilitas yang cukup kepada para ahli
pertambangan / geologi dalam menafsirkannya.
g. Akhirnya, ada beberapa informasi tambahan yang perlu diperhatikan
dalam mengisi formulir S-18 dari SEC ini.
Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 20