perencanaan tambang 6

18
1. EVALUASI CADANGAN / SUMBERDAYA MINERAL 1.1 PENTINGNYA PENAKSIRAN CADANGAN A. Memberikan taksiran dari kuantitas (ton) dan kualitas (kadar) dari cadangan bijih. B. Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari cadangan bijih serta distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan urutan/tahapan penambangan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (net present value) dari tambang. C. Jumlah cadangan menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya. D. Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan taksiran cadangan. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan lokasi pembuangan tanah/batuan penutup dan tailing (waste dumps & tailings impoundment), pabrik pengolahan bijih, bengkel dan fasilitas lainnya. Karena semua keputusan teknis di atas amat tergantung padanya, penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan. Harus pula diingat bahwa penaksiran cadangan menghasilkan suatu taksiran . Model cadangan yang kita buat adalah pendekatan dari realitas, berdasarkan data/informasi yang kita miliki, dan masih mengandung ketidak pastian. Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 1

Upload: noviangie

Post on 14-Dec-2014

85 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN TAMBANG 6

1. EVALUASI CADANGAN / SUMBERDAYA MINERAL

1.1 PENTINGNYA PENAKSIRAN CADANGAN

A. Memberikan taksiran dari kuantitas (ton) dan kualitas (kadar) dari

cadangan bijih.

B. Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari cadangan bijih serta

distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan

urutan/tahapan penambangan, yang pada gilirannya akan

mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (net present value) dari

tambang.

C. Jumlah cadangan menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam

perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.

D. Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan

taksiran cadangan. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan

lokasi pembuangan tanah/batuan penutup dan tailing (waste dumps &

tailings impoundment), pabrik pengolahan bijih, bengkel dan fasilitas

lainnya.

Karena semua keputusan teknis di atas amat tergantung padanya,

penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat

tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan.

Harus pula diingat bahwa penaksiran cadangan menghasilkan suatu

taksiran. Model cadangan yang kita buat adalah pendekatan dari realitas,

berdasarkan data/informasi yang kita miliki, dan masih mengandung ketidak

pastian.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 1

Page 2: PERENCANAAN TAMBANG 6

1.2 PERSYARATAN DARI PENAKSIRAN CADANGAN

A. Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan secara tepat kondisi

geologis dan karakter/sifat dari mineralisasi.

B. Selain itu iapun harus sesuai dengan tujuan dari evaluasi. Suatu model

cadangan bijih yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus

konsisten dengan metoda penambangan dan teknik perencanaan

tambang yang akan diterapkan.

C. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual yang

diolah/diperlakukan secara objektif. Keputusan dipakai tidaknya suatu

data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan

konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data secara tak semena-mena;

pembobotan yang berbeda harus dilakukan dengan dasar yang kuat.

D. Metoda penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat

diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah penaksiran cadangan

selesai dilakukan adalah memeriksa atau mengecek taksiran kadar blok

(unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan

data pemboran (komposit atau assay) yang ada di sekitarnya. Setelah

penambangan dimulai, taksiran kadar dari model cadangan kita harus

dicek ulang dengan kadar dan tonase hasil penambangan yang

sesungguhnya.

1.3 MODEL KOMPUTER

A. Model Blok Teratur (Regular Block Model)

a. Cebakan bijih dan daerah sekitarnya dibagi menjadi unit-unit yang

lebih kecil atau blok-blok, yang memiliki ukuran (panjang, lebar dan

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 2

Page 3: PERENCANAAN TAMBANG 6

tinggi) tertentu. Tinggi blok biasanya disesuaikan dengan tinggi

jenjang penambangan.

b. Tiap-tiap blok memiliki atribut-atribut seperti jenis batuan, jenis

alterasi, jenis mineralisasi, kadar (bisa lebih dari satu mineral), kode

topografi, dll.

c. Model blok teratur adalah model komputer yang paling umum dipakai

hingga saat ini untuk tambang-tambang logam/bijih berbatuan keras.

B. Gridded Seam Model

a. Untuk permodelan batubara dan cebakan-cebakan berlapis lainnya.

b. Cebakan mineral dan daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang

teratur, dengan lebar dan panjang tertentu.

c. Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang

tertentu, melainkan dengan unit stratigrafi dari cebakan yang

bersangkutan; pemodelan dilakukan dalam bentuk puncak, dasar

dan ketebalan dari unit stratigrafi (lapisan batubara, dll). Kadar dari

berbagai mineral atau variabel dimodelkan untuk setiap lapisan.

C. Model Blok Tak Teratur (Irregular Block Model)

a. Beberapa paket perangkat lunak memungkinkan struktur data yang

lebih canggih sehingga ukuran blok dalam model tak perlu harus

sama. Blok-blok berukuran amat besar dapat digunakan dalam

daerah-daerah tepi yang tidak termineralisasi, dimana informasi

detail tidak diperlukan. Sebaliknya, blok-blok berukuran kecil dapat

diterapkan di daerah mineralisasi bijih yang penting di mana detail

amat diperlukan.

b. Namun demikian, model semacam ini tidak mudah dipindahkan dari

satu perangkat lunak ke perangkat lunak lainnya.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 3

Page 4: PERENCANAAN TAMBANG 6

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 4

Page 5: PERENCANAAN TAMBANG 6

Tabel 1. Comparison of Copper Pounds from the Model, Blast Holes, and Mill

1986-1991.

Copper Pounds x 1000 Variance from the Mill

Model Blast Mill Model % Blast %

1986 TOT 352978 334801 304135 48844 16.1 30666 10.1

1987 TOT 331685 440256 366465 -34779 -9.5 73791 20.1

1988 TOT 354709 387053 338715 15994 4.7 48339 14.3

1989 TOT 438284 425758 397689 40595 10.2 28069 7.1

1990 TOT 534323 460013 447254 87069 19.5 12759 2.9

Jan - Oct 1991 382169 357259 349637 32532 9.3 7622 2.2

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 5

Page 6: PERENCANAAN TAMBANG 6

1.4 DATA UTAMA

A. Geologi

a. Hasil logging geologi dari data pemboran.

b. Percontoh yang representatif dari program pemboran.

I. Percontoh bor inti (split / skeletal core)

ii. Percontoh bor RC dengan tempatnya (chip trays)

c. Peta-peta geologi dari pemetaan permukaan, dll.

B. Data Kadar (Assay Data)

a. Sertifikat kadar (assay certificates) dari laboratorium.

b. Data assay biasanya digabung menjadi data komposit untuk tinggi

jenjang tertentu untuk keperluan penaksiran kadar blok. Analisis

statistik dapat dilakukan untuk assay dan / atau komposit.

C. Data Lokasi Pemboran

a. Data survai koordinat permukaan dari titik bor.

b. Data survai bawah tanah dari kemiringan dan deviasi pemboran.

D. Peta-Peta Topografi

1.5 METODA-METODA PENAKSIRAN

A. Penaksiran Cadangan Secara Manual (Cross-Section)

a. Masih kerap dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari proyek.

b. Hasil penaksiran secara manual ini dapat dipakai sebagai alat

pembanding untuk mengecek hasil penaksiran yang lebih canggih

menggunakan komputer.

c. Hasil penaksiran secara manual ini tak dapat digunakan secara

langsung dalam perencanaan tambang menggunakan komputer.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 1

Page 7: PERENCANAAN TAMBANG 6

B. Metoda Poligon

Ada dua metoda poligon yang berbeda:

a. Penaksiran cadangan secara manual dengan metoda poligon daerah

pengaruh pada dasarnya tak lagi dilakukan (usang).

b. Sebaliknya, metoda poligon menggunakan percontoh terdekat untuk

penaksiran kadar blok dalam model (di mana setiap blok

memperoleh kadar dari komposit terdekat) masih umum dilakukan.

C. Metoda Segitiga

a. Penaksiran kadar blok dengan cara ini tidak lagi dilakukan/sudah

usang.

b. Metoda ini penting dalam aplikasi pembuatan kontur dengan bantuan

komputer.

D. Metoda Jarak Terbalik (Inverse Distance Method)

a. Suatu cara penaksiran di mana kadar suatu blok merupakan

kombinasi linier atau harga rata-rata berbobot (weighted average)

dari kadar komposit lubang bor di sekitar blok tersebut. Komposit di

dekat blok memperoleh bobot lebih besar, sedangkan komposit yang

jauh dari blok bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding terbalik

dengan jarak data dari blok yang ditaksir.

b. Pilihan dari pangkat yang digunakan (ID1, ID2, ID3,…..) berpengaruh

terhadap hasil taksiran. Semakin tinggi pangkat yang digunakan,

hasilnya akan semakin mendekati metoda poligon percontoh

terdekat.

c. Sifat atau perilaku anisotropik dari cebakan mineral dapat

diperhitungkan (space warping).

d. Merupakan metoda yang masih umum dipakai.

E. Metoda Geostatistik dan Kriging

a. Metoda inipun menggunakan kombinasi linier atau weighted average

dari kadar percontoh lubang bor (assay / komposit) di sekitar blok,

untuk menghitung kadar blok yang ditaksir.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 2

Page 8: PERENCANAAN TAMBANG 6

b. Pembobotan tidak semata-mata berdasarkan jarak, melainkan

menggunakan korelasi statistik antar-percontoh (assay / komposit)

yang juga merupakan fungsi jarak. Karena itu, cara ini lebih canggih

dan perilaku anisotropik dapat dengan mudah diperhitungkan.

c. Cara ini memungkinkan penafsiran data cebakan mineral atau

cadangan bijih secara probabilistik. Selain itu, ia memungkinkan pula

interpretasi statistik mengenai hal-hal seperti bias, estimation

variance, dll.

d. Berbagai varian/jenis penaksiran yang berdasarkan pada metoda

kriging dan geostatistik dapat dilakukan.

e. Merupakan metoda yang paling umum dipakai dalam penaksiran

kadar blok dalam suatu model cadangan

1.6 PEMERIKSAAN (AUDIT) MODEL CADANGAN / SUMBERDAYA

MINERAL

A. Bandingkan secara visual peta-peta (penampang atas dan penampang

melintang) dari data pemboran (assay / komposit) dengan peta-peta

yang sama untuk model blok. Apakah kadar blok mengikuti

kecenderungan kadar yang tampak pada data yang digunakan? Apakah

kadar dalam model blok selalu lebih tinggi atau lebih rendah jika

dibandingkan dengan data? Apakah kadar blok diekstrapolasi terlalu

jauh ke daerah yang belum dibor?

B. Lakukan perbandingan secara statistik antara kadar blok dengan kadar

percontoh (komposit) yang digunakan. Beberapa teknik seperti statistika

dasar (rata-rata, simpangan baku, median, dll.) dan perbandingan

distribusi kadar / probability plot dapat dicoba.

C. Lakukan perhitungan cadangan secara terpisah, secara manual atau

mengunakan komputer. Apakah taksiran ini sensitif terhadap parameter-

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 3

Page 9: PERENCANAAN TAMBANG 6

parameter penaksiran seperti jarak pengaruh dalam mencari percontoh,

kadar data yang tinggi atau kadar tertinggi yang diperbolehkan, dsb.?

D. Untuk tambang yang sudah berjalan, satu cara yang dapat dikerjakan

untuk mengetahui kinerja model cadangan adalah membandingkannya

dengan produksi historis. Dua sumber data produksi adalah laporan

produksi tambang (dari analisa lubang-lubang tembak) dan laporan

pabrik pengolahan.

E. Lakukan pemeriksaan yang rinci terhadap data assay pemboran itu

sendiri. Apakah data dari bor RC sesuai dengan data dari bor inti yang

berdekatan? Untuk tambang yang sudah berjalan, bandingkan data

pemboran (eksplorasi) dengan data lubang tembak yang berdekatan.

Pemeriksaan integritas data dapat pula dilakukan dengan melakukan

assay ulang (biasanya di laboratorium yang berbeda), pemeriksaan

assay terhadap komposit metalurgi, dll.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 4

Page 10: PERENCANAAN TAMBANG 6

BAGAN ALIR PERMODELAN CADANGAN / SUMBERDAYA MINE

PEMASUKAN DANPENGECEKAN DATA

MASUKKAN DATA ASSAYDAN LOKASI PEMBORANKE DALAM BASIS DATA

KOMPUTER

CEK DAN KOREKSI DATA

BUAT KOMPOSIT DATAPEMBORAN UNTUKBERBAGAI TINGGI

JENJANG - CEK EFEKDILUSI - PILIH TINGGI

JENJANG

CEK BASIS DATATERHADAP

KEMUNGKINAN BIASKARENA PREFERENTIAL

SAMPLING

ANALISIS STATISTIK

DIGITASI KONTURTOPOGRAFI DAN BATAS

WILAYAH KP/KK

PERMODELAN TOPOGRAFIDAN BATAS WILAYAH

KP/KK

PLOT PENAMPANGVERTIKAL DAN

HORISONTAL DARILUBANG BOR

PERMODELAN GEOLOGI

BUAT INTERPRETASIGEOLOGI PADA

PENAMPANG VERTIKALDAN DIGITASIKAN

PLOT INTERPRETASIGEOLOGI DARI

PENAMPANG VERTIKALKE HORISONTAL PER

BENCH DAN DIGITASIKAN

BANGUN MODEL BLOKDENGAN DATA TOPO-

GRAFI, BATAS KP/KK DANINFO GEOLOGI - PLOTDAN CEK PENAMPANG

VERTIKAL DANHORISONTAL DARI

MODEL

BANDINGKAN JENISBATUAN PADA MODEL

DAN BASIS DATAKOMPOSIT. CEK

KONSISTENSIPEKERJAAN

INTERPRETASI GEOLOGI

STATISTIK DESKRIPTIFDAN HISTOGRAM DARI

DATA KOMPOSIT UNTUKTIAP MINERAL - BILA

PERLU LAKUKAN UNTUKTIAP JENIS BATUAN

ANALISIS FAKTOR DANANALISIS REGRESI BILA

PERLU UNTUKMEMBANTU DALAM

INTERPRETASI DATA

ANALISIS VARIOGRAMUNTUK TIAP MINERAL,

UNTUK TIAP JENISBATUAN. TENTUKAN

METODA PENAKSIRAN

PENAKSIRAN TITIK(CROSS-VALIDATION)UNTUK TIAP MINERAL,MENGHORMATI BATAS

BATUAN - SEMPURNAKANMETODA DANPARAMETERPENAKSIRAN

TAKSIR KADAR MINERALUNTUK TIAP BLOK

DENGAN METODA YANGDIPILIH.

MASUKKAN KADAR KEDALAM MODEL

KONSTRUKSI MODEL

HITUNG DAN TABULASIKAN SUMBERDAYAMINERAL DALAM MODEL PER JENJANG,

PADA BERBAGAI KADAR BATAS.LAKUKAN UNTUK TIAP JENIS BATUAN DAN

BATAS KP/KK BILA PERLU

PRESENTASI MODEL DAN TABULASISUMBERDAYA MINERAL

PLOT PENAMPANG VERTIKAL DANHORISONTAL PADA BERBAGAI JENJANG.

CEK TERHADAP DATA KADAR DARIKOMPOSIT DAN INTERPRETASI GEOLOGI

PERANCANGAN / PERENCANAAN TAMBANG

Gambar 4. Bagan Alir Permodelan Cadangan/Sumberdaya Mineral

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 5

Page 11: PERENCANAAN TAMBANG 6

1.7 BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK BERBAGAI KOMODITAS

A. Tembaga (Terutama Untuk Sistem Porfiri)

a. Zona mineralisasi : biasanya ada beberapa daerah dengan karakter

yang berbeda misalnya sulfida, zona terlindi (leached), oksida,

pengkayaan sekunder atau supergene, dan zona primer atau

hypogene.

i. Zona sulfida biasanya menghasilkan asam selama proses

pelapukan, yang dapat melarutkan logam tembaga dan

membawanya ke tempat lain.

ii. Zona terlindi dicirikan oleh kadar total copper yang rendah,

sementara acid soluble copper merupakan bagian besar dari

total copper.

iii. Zona teroksidasi biasanya dicirikan oleh acid soluble copper

yang persentasenya paling sedikit 50% dari total copper.

Mineraloginya terdiri dari malachit, azurit, dll. Merupakan target

yang baik untuk proses perlindian secara heap leaching, tetapi

bukan untuk proses flotasi.

iv. Zona sekunder memiliki kadar total copper yang lebih tinggi

daripada di zona primer dan acid soluble copper 10-50% dari

total. Mineraloginya terdiri dari kalkosit dan sulfida-sulfida

sekunder lainnya. Dapat diproses dalam pabrik flotasi atau

dengan pelindian.

v. Zona primer biasanya dicirikan oleh kadar acid soluble copper

maksimum 10% dari total copper. Mineral utama adalah

kalkopirit dan bornit. Harus diproses dalam pabrik flotasi.

b. Tidak jarang didapati intrusi berkadar rendah di dekat titik pusat dari

zona bijih / mineralisasi utama. Material ini sering harus dipisahkan.

B. Emas

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 6

Page 12: PERENCANAAN TAMBANG 6

a. Mineralisasi emas ‘diendapkan’ oleh cairan / fluida pembawanya

mengikuti hubungan antara temperatur dan tekanan. Garis kontur

yang membatasi zona-zona mineralisasi emas biasanya dapat

dibuat. Kadar emas dalam model cadangan harus menghormati

batas-batas mineralisasi yang ada.

b. Analisis kadar emas seringkali amat sulit. Jika partikel-partikel emas

bebas di dalam bijih mulai melampaui ukuran 100 mikron, replikasi

atau pengulangan untuk memperoleh hasil yang sama biasanya

sukar dicapai. Biasanya perlu dilakukan assay ulang dalam jumlah

cukup besar.

c. Jenis atau teknik pemboran yang berbeda (bor inti atau bor RC)

seringkali memberikan hasil analisis assay yang berbeda.

Kontaminasi pada hasil pemboran RC (reverse circulation) harus

dicegah, terutama pada kedalaman di bawah muka air tanah.

C. Molibdenum

Banyak cebakan moly primer yang memperlihatkan dengan jelas zona-

zona kadarnya. Biasanya kontur yang menunjukkan zona-zona kadar ini

dapat dibuat dengan mudah, baik dari penampang atas maupun dari

penampang melintang. Kadar moly dalam model blok perlu

merefleksikan zona-zona ini.

D. Uranium

Penaksiran cadangan bijih untuk komoditas ini amat kompleks.

Sebaiknya anda memanggil ahlinya ; terlalu banyak batu sandungan

yang akan menjatuhkan para pemula atau mereka yang belum

berpengalaman.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 7

Page 13: PERENCANAAN TAMBANG 6

2. DEFINISI CADANGAN / SUMBERDAYA MINERAL

2.1 BEBERAPA KLASIFIKASI

A. Revisi sistem Amerika Serikat yang diusulkan SME (A Guide for

Reporting Exploration Information, Resources, and Reserves, Working

Party #79, Society of Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc., 1991)

B. Kode Australasia (Australasian Code for Reporting of Identified Mineral

Resources and Ore Reserves, 1992)

C. Rekomendasi CIM (Recommendations on Reserve Definitions to the

Canadian Institute of Mining, Metallurgy and Petroleum, prepared by the

Mineral Economics Society of CIM, 1994)

D. Klasifikasi Cadangan / Sumberdaya Mineral oleh USBM / USGS

(Principles of a Resource / Reserve Classification for Minerals, US

Bureau of Mines and US Geological Survey, Circular 831, 1980)

E. Klasifikasi Cadangan / Sumberdaya Mineral oleh SNI (Rancangan

Standar Nasional Indonesia untuk Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan

Cadangan, Dewan Standarisasi Nasional, 1997)

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 8

EXPLORATIONINFORMATION

U S A

RESOURCES RESERVES

g

Page 14: PERENCANAAN TAMBANG 6

IDENTIFIEDMINERAL

RESOURCES(in situ)

AUSTRALIA

ORE RESERVES

(mineable)

incre

asin

g le

vel o

f g

eolo

gic

al k

now

ledge

and c

onfid

ence

INFERRED

INDICATED

MEASURED

Consideration of economic,mining, metallurgical,

marketing, legal,environmental, social and

governmental factors

PROBABLE

PROVED

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 9

EXPLORATIONINFORMATION

CANADA

RESERVEContinuity, Grade & Tonnage

Economic and TechnicalFeasibility estabilished

RESOURCEContinuity, Grade & Tonnage

INFERRED RESOURCE

Page 15: PERENCANAAN TAMBANG 6

MINERALRESOURCES

I M M

increasing detail in technical &econom

ic studies

MEASURED

Consideration of economic,mining, metallurgical,

marketing, & environmentalfactors

PROBABLE

PROVED

MINERALRESERVES

INFERRED

INDICATED

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 10

Page 16: PERENCANAAN TAMBANG 6

THE PROPOSED INDONESIAN NATIONAL STANDARD FOR MINERAL RESOURCE / RESERVE CLASSIFICATION

INCREASING LEVEL OF GEOLOGICAL CONFIDENCE

EXPLORATION STAGES

DETAILED

GENERAL

PROSPECTING

RECONNAIS-

MINING FEASIBILITY

EXPLORATION EXPLORATION SANCE

FEASIBLE

PROVEN RESERVE

PROBABLE RESERVE

NOT YET FEASIBLE

MEASURED RESOURCE

INDICATED RESOURCE

INFERRED RESOURCE

HYPOTHETICAL

RESOURCE

Mining feasibility is based on the consideration of economic, mining, metallurgical, marketing, environmental, social, legal and governmental factors.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 4

Page 17: PERENCANAAN TAMBANG 6

2.2 ASPEK LEGAL DARI CADANGAN : VERSI SEC

A. Nilai suatu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan berkaitan

langsung dengan kuantitas dan kualitas cadangan mineral yang

dimilikinya.

B. Untuk perusahaan-perusahaan tambang yang sahamnya dijual-belikan

kepada publik melalui pasar modal, badan pemerintah seperti SEC

(Securities and Exchange Commission) di Amerika Serikat memantau

dan mengawasi cadangan mineral mereka.

a. Dokumen yang berisi pernyataan jumlah cadangan bijih (10k

document) harus diisi dan diperbaharui setiap tahun.

b. SEC juga memeriksa pernyataan mengenai jumlah cadangan yang

dibuat dalam prospektus penawaran saham perusahaan.

C. Formulir S-18 dari SEC merupakan dokumen yang digunakan dalam

pendaftaran sekuritas. Butir 17A dari formulir ini layak diperhatikan,

karena menyangkut juga definisi yang dipakai SEC untuk menentukan

Cadangan Terbukti dan Terkira (Proven and Probable Reserves).

a. Cadangan (Reserve)

Bagian dari cebakan mineral yang secara ekonomik dan secara

hukum dapat ditambang atau diproduksi pada waktu perhitungan

cadangan dilakukan.

b. Cadangan Terbukti (Proven Reserve)

Suatu cadangan yang :

i. kuantitas atau jumlahnya dihitung dari data singkapan, sumur-

sumur uji, galian atau lubang-lubang bor; kualitas atau kadarnya

dihitung dari hasil pengambilan percontoh secara detail, dan

ii. lokasi pengamatan, pengambilan percontoh dan pengukuran

cukup dekat satu sama lain dan sifat-sifat geologinya cukup

diketahui sehingga ukuran, bentuk, kedalaman, serta kadar

mineral dari cadangan dapat ditentukan dengan pasti.

c. Cadangan Terkira (Probable Reserve)

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 19

Page 18: PERENCANAAN TAMBANG 6

Cadangan yang kuantitas dan kualitasnya dihitung dari data yang serupa

dengan data pada cadangan terbukti, tetapi yang lokasi pengamatan,

pengukuran dan pengambilan percontohnya berjarak lebih jauh satu

sama lain atau yang jaraknya masih kurang cukup dekat. Tingkat

keyakinan cadangan terkira ini, walaupun lebih rendah daripada

untuk cadangan terbukti, masih cukup tinggi untuk menganggap

adanya kesinambungan (kontinuitas) antara titik-titik pengamatan.

d. SEC hanya mengakui klasifikasi cadangan Terbukti / Proven dan

Terkira / Probable. Klasifikasi yang lebih rendah atau yang kurang

pasti, seperti “Mungkin / Possible” tidak dianggap sebagai cadangan

dan tak boleh dimasukkan kedalam prospektus.

e. Dalam pelaporan, SEC memperbolehkan cadangan terbukti dan

terkira digabungkan menjadi satu.

f. Harap diperhatikan bahwa definisi di atas masih agak subyektif,

sehingga memberikan fleksibilitas yang cukup kepada para ahli

pertambangan / geologi dalam menafsirkannya.

g. Akhirnya, ada beberapa informasi tambahan yang perlu diperhatikan

dalam mengisi formulir S-18 dari SEC ini.

Metode Evaluasi Cadangan/Sumberdaya Mineral - 20