perencanaan sumber daya manusia di organisasi nirlaba

12
Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba (Studi pada Ruang Belajar Aqil di Malang) Andi Ega Wijaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected] Dosen Pembimbing : Agung Nugroho Adi, SE., MM., MM., HRM. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh organisasi nirlaba not for profit yaitu Ruang Belajar Aqil (RBA). Salah satu kendala yang dialami oleh organisasi nirlaba perihal sumber daya manusia yaitu pada perencanaan sumber daya manusia (General Accounting Office, 2002). Jenis penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif serta menggunakan pendekatan studi kasus; menggali informasi spesifik pada penerapan perencanaan sumber daya manusia. Fokus penelitian ini menggunakan perencanaan sumber daya manusia (Rothwell & Kazanas, 2002). Informan pada penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan pendukung yang terdiri dari relawan pengelola RBA. Pengambilan data menggunakan wawancara, observasi berperan serta, dan studi dokumen; hal tersebut digunakan untuk melakukan triangulasi data guna memastikan validitas data. Hasil dari penelitian ini adalah RBA sebagai organisasi nirlaba not for profit melakukan proses perencanaan sumber daya manusia sesuai dengan teori Rothwell & Kazanas (2002), walaupun RBA bukan organisasi profit. Manfaat bagi organisasi yaitu terpenuhinya kebutuhan ketersedaan relawan.Salah satu strategi yang dilakukan RBA yaitu menetapkan mekanisme relawan yang beragam yang terdiri dari relawan pelaksana, relawan pengelola dan relawan ahli. Kata kunci : Perencanaan sumber daya manusia, organisasi nirlaba, not for profit, kerelawanan.

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

(Studi pada Ruang Belajar Aqil di Malang)

Andi Ega Wijaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected]

Dosen Pembimbing :

Agung Nugroho Adi, SE., MM., MM., HRM.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh organisasi nirlaba not for profit yaitu Ruang Belajar Aqil

(RBA). Salah satu kendala yang dialami oleh organisasi nirlaba perihal sumber daya

manusia yaitu pada perencanaan sumber daya manusia (General Accounting Office,

2002). Jenis penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif serta menggunakan pendekatan studi kasus; menggali informasi spesifik pada penerapan perencanaan sumber daya

manusia. Fokus penelitian ini menggunakan perencanaan sumber daya manusia (Rothwell

& Kazanas, 2002). Informan pada penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan pendukung yang terdiri dari relawan pengelola RBA. Pengambilan data menggunakan

wawancara, observasi berperan serta, dan studi dokumen; hal tersebut digunakan untuk

melakukan triangulasi data guna memastikan validitas data. Hasil dari penelitian ini

adalah RBA sebagai organisasi nirlaba not for profit melakukan proses perencanaan sumber daya manusia sesuai dengan teori Rothwell & Kazanas (2002), walaupun RBA

bukan organisasi profit. Manfaat bagi organisasi yaitu terpenuhinya kebutuhan

ketersedaan relawan.Salah satu strategi yang dilakukan RBA yaitu menetapkan mekanisme relawan yang beragam yang terdiri dari relawan pelaksana, relawan pengelola dan relawan ahli.

Kata kunci : Perencanaan sumber daya manusia, organisasi nirlaba, not for profit, kerelawanan.

Page 2: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

Human Resource Planning in Non-Profit Organizations

(A Study on Ruang Belajar Aqil in Malang)

Andi Ega Wijaya

Faculty of Economics and Business, Universitas Brawijaya

[email protected]

Advisor:

Agung Nugroho Adi, SE., MM., MM., HRM.

The purpose of this research to illustrate human resource planning implemented by a not-for-profit organization, Ruang Belajar Aqil (RBA). One of the constraints

experienced by non-profit organizations regarding human resources is the planning

(General Accounting Office, 2002). This qualitative descriptive research uses case study

approach; searching for specific information regarding the implementation of human resource planning. The focus of this research is human resource planning (Rothwell &

Kazanas, 2002). Key informants and supporting informants from RBA volunteer

managers were involved in this study. The data was harvested from interviews, participatory observations, and documents, known as data triangulation for validity. This

study finds that RBA, despite its status as a nonprofit organization, conducted its human

resource planning according to the theory of Rothwell & Kazanas (2002). The

organization benefited in fulfilling the needs of volunteers. One of the strategies of RBA is dividing the volunteers into executive volunteers, managerial volunteers, and expert volunteers.

Keywords: human resource planning, nonprofit organization, not for profit, volunteering

Page 3: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

1. Pendahuluan

Organisasi merupakan sekelompok

orang bekerjasama secara terstruktur

untuk mencapai tujuan (Griffin, 2016).

Sebagian besar studi manajemen sumber daya manusia tentang organisasi

membahas organisasi profit. Selain

organisasi profit terdapat organisasi nirlaba, dimana peran organisasi nirlaba

telah berkembang terutama pada bidang

ekonomi dan pelayanan masyarakat (Brewster & Cerdin, 2018).

Organisasi nirlaba merupakan

wadah yang dikelola secara profesional memberikan berbagai layanan untuk

masyarakat guna mencapai tujuan, tetapi

tidak untuk menghasilkan laba. Organisasi tersebut dikenal dengan

organisasi kerelawanan, lembaga

swadaya masyarakat (LSM), komunitas

dan perkumpulan (Hasan & Onix, 2008).

Organisasi nirlaba dibagi

menjadi dua jenis yaitu organisasi nirlaba not for profit dan organiasi

nirlaba not profit. Organisasi nirlaba not

for profit merupakan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat untuk

memberikan berbagai layanan guna

mencapai tujuan, tetapi tidak untuk

menghasilkan laba (Hasan & Onix, 2008). Karakteristik organisasi nirlaba

not for profit yaitu terorganisir, terpisah

dari pemerintah, tidak mengambil keuntungan, dikelola secara mandiri dan

bersifat kerelawanan (Salamon & Anheier, 2010).

Tabel 1.1 Keikutsertaan

Pemuda dalam Aktivitas

Kerelawanan di Seluruh Dunia

Perkembangan organisasi

nirlaba menyebabkan semakin banyak orang yang ingin mencapai tujuan

mereka melalui aktivitas di organisasi

nirlaba (Word & Sowa, 2017). Jumlah keikutsertaan pemuda usia 15-29 tahun

dalam aktivitas kerelawanan di seluruh

dunia mengalami peningkatan pada tahun 2014 hingga 2017 (Charities Aid

Foundation, 2018). Tujuan yang

dimaksud yaitu lebih menikmati

kepuasan kerja dan mendapatkan manfaat intrinsik, sebab bekerja pada

organisasi nirlaba dengan melayani

masyarakat menjadikan aktivitas bermakna (Selander & Ruuskanen, 2016).

Penelitian pada bidang

manajemen sumber daya manusia

menjelaskan bahwa salah satu tantangan

yang dihadapi oleh organisasi nirlaba yaitu strategi sumber daya manusia

(Akingbola, 2013). Organisasi nirlaba

mengalami kendala perihal strategi sumber daya manusia yaitu

kepemimpinan yang berkelanjutan serta

perencanaan suksesi, perencanaan sumber daya manusia, perekrutan dan

pengembangan relawan sesuai

kebutuhan organisasi dan menciptakan

budaya organisasi yang produktif (General Accounting Office, 2002).

Organisasi nirlaba perlu fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat,

salah satu upayanya dengan

meningkatkan perencanaan sumber daya manusia (Pynes, 2009). Perencanaan

sumber daya manusia merupakan

analisis dan identifikasi kebutuhan serta

ketersediaan sumber daya manusia guna membantu organisasi mencapai tujuan

(Mathis & Jackson, 2010).

Ruang Belajar Aqil (RBA) memiliki

peran di masyarakat sebagai organisasi

nirlaba not for profit yang melakukan

aktivitas pemberdayaan masyarakat.

20.5%

21.0%

21.5%

2014 2015 2016 2017

Sumber : Charities Aid Foundation, 2018

Page 4: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

RBA merupakan wadah bagi

masyarakat, khususnya pemuda untuk melakukan aktivitas pembelajaran dan

meningkatkan kapasitas diri. Salah satu

faktor penting dalam mengelola RBA

yaitu relawan, sebab sebagai salah satu sumber daya utama dalam

berlangsungnya kegiatan (Laporan

tahunan RBA, 2017).

Relawan di RBA sebagian besar

merupakan mahasiswa, bahkan beberapa

merupakan mahasiswa tingkat akhir. Relawan akan meninggalkan RBA saat

tugas akhir kuliah telah selesai, hal

tesebut merupakan kebijakan RBA bagi relawan yang telah yudisium harus

pamit guna berkarya ditempat lain

(Penelitian pendahuluan, 2018). Berdasarkan hal tersebut dilakukan

penelusuran tentang gambaran

perencanaan sumber daya manusia pada

RBA. Sehingga peneliti menetapkan mengambil judul “Perencanaan

Sumber Daya Manusia di Organisasi

Nirlaba (Studi pada Ruang Belajar Aqil).” Tujuannya yaitu mengetahui

gambaran perencanaan sumber daya

manusia di Ruang Belajar Aqil.

2. Tinjauan Pustaka

Organisasi

Organisasi merupakan

sekelompok orang yang bekerja bersama secara tersetruktur untuk mencapai

tujuan (Griffin, 2016). Berikut

merupakan pendapat lain dari para ahli mengenai organisasi. Organisasi

merupakan pengaturan individu untuk

mencapai tujuan tertentu (Robbins &

Coulter, 2017). Organisasi merupakan sebuah sistem yang mengatur lebih dari

dua orang guna mencapai tujuan

(Champoux, 2011). Sintesis organisasi yaitu suatu wadah bagi sekelompok

individu yang memiliki struktur dan

aturan guna mencapai satu tujuan bersama.

Jenis Organisasi

Organisasi pada umumnya yang

dipahami oleh masyarakat yaitu

organisasi profit atau fokus pada

keuntungan semata misal Google dan Starbucks, dimana sebenarnya terdapat

organisasi yang tidak hanya fokus pada

keuntungan misal organisasi keolahragaan dan keagamaan.

Organisasi tersebut dibedakan menjadi

organisasi profit dan organisasi not for profit atau nirlaba, kedua organisasi

tersebut memiliki kesamaan mendasar

yaitu memiliki anggota 2 orang atau

lebih yang memiliki satu tujuan yang sama dan menggunakan sumberdaya

berupa manusia, materi, keuangan dan

informasi yang dikelola secara efektif dan efisien (Griffin, 2012).

Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba merupakan

organisasi non-pemerintah yang

berorientasi pada nilai yang memiliki prinsip untuk mencapai tujuan sosial,

lingkungan dan budaya. Organisasi

tersebut mencangkup organisasi sukarela, komunitas, badan amal,

organisasi sosial dan koperasi (Taylor,

2010). Berikut merupakan pendapat dari para ahli mengenai organisasi nirlaba.

Organisasi nirlaba yaitu organisasi yang

dibentuk untuk menawarkan berbagai

layanan kepada masyarakat guna mencapai tujuan, tetapi tidak untuk

menghasilkan laba (Hasan & Onyx

2008). Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang dikelola secara

profesional tetapi laba bersihnya tidak

digunakan oleh kepentingan individu

atau orang lain dalam organisasi (Hopkins, 2013).

Jenis Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba dibagi

menjadi dua jenis yaitu organisasi nirlaba not profit dan organisasi nirlaba

not for profit (Hopkins, 2013).

Organisasi nirlaba not profit merupakan organisasi yang dikelola oleh kelompok

yang memiliki tujuan yang sama, tidak

Page 5: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

untuk mendapatkan laba tetapi relawan

mendapatkan balas jasa (Quarter et al., 2003). Sedangakan organisasi nirlaba

not for profit merupakan organisasi yang

dibentuk oleh masyarakat yang

memberikan berbagai layanan untuk masyarakat guna mencapai tujuan, tetapi

tidak untuk menghasilkan laba (Hasan,

2008). Sehingga dapat dinyatakan bahwa letak perbedaannya pada

pengelolaan keuangannya, pada

organisasi nirlaba not for profit tidak

memiliki unit bisnis; keseluruhan kebutuhan mendapat dukungan dari

masyarakat atau donatur. Organisasi not

for profit pengelolaan sumberdaya manusia secara sukarela, pada setiap

aktivitas relawan tidak mendapatkan balas jasa.

Manajemen Sumber Daya Manusia

pada Organisasi Nirlaba

Manajemen sumberdaya

manusia pada organisasi nirlaba

merupakan hal yang penting guna mencapai tujuan dengan efektif dan

efisien (Pynes, 2009). Agar mampu

mencapai tujuan, organisasi nirlaba perlu mengembangkan praktik

sumberdaya manusia yang progresif.

Organisasi nirlaba menghadapi

tantangan perubahan yang cepat, sehingga organisasi nirlaba harus

mampu untuk memberikan layanan yang

profesional, efektif dan efisien menyesuaikan perubahan. Salah satu

perubahan yang terjadi yaitu tantangan

ekonomi, perubahan pada lingkungan, sosial, budaya dan pendidikan.

Organisasi perlu memahami perubahan

tersebut sebab akan berdampak pada pengelolaan sumberdaya manusia.

Organisasi memerlukan

kemampuan untuk memperkirakan ketersediaan sumberdaya manusia yang

butuhkan untuk jangka waktu pendek

dan panjang. Berdasarkan hal tersebut organisasi butuh untuk menyelaraskan

perencanaan sumberdaya manusia

melalui aktivitas sumberdaya manusia

dengan strategi yang dibutuhkan

organisasi. Selain itu hal yang perlu

diperhatikan dalam strategi sumberdaya manusia yaitu perencanaan strategi,

perencanaan strategi merupakan proses

yang memungkinkan organisasi untuk

mengarahkan aktivitas dimasa yang akan datang dan menggunakan

sumberdaya yang tersedia (Pynes, 2009).

Perencanaan Sumber Daya Manusia

pada Organisasi Nirlaba

Strategi perencanaan

sumberdaya manusia merupakan proses

untuk mengantisipasi permintaan dan penawaran sumberdaya manusia pada

jangka waktu tertentu yang disebabkan

karena perubahan dari dalam dan luar organisasi, sehingga perlu untuk

merancang program agar sesuai

kebutuhan organisasi (Rothwell & Kazanas, 2002). Perencanaan

sumberdaya manusia membantu

memastikan organisasi mendapatkan

jumlah, pada waktu dan tempat yang tepat dari berbagi macam jenis

sumberdaya manusia yang tersedia.

Organisasi yang mengelola sumberdaya manusia secara strategis cenderung lebih

unggul dari pada yang tidak melakukannya (Lam & White, 1998).

Proses Perencanaan Sumber Daya

Manusia

Strategi perencanaan

sumberdaya manusia penting diterapkan

oleh organisasi sebab ketidakpastian lingkungan yang berdampak pada

berubahnya perencanaan strategi yang

lebih komprehensif, termasuk kebutuhan peningkatan strategi perencanaan

sumberdaya manusia. Langkah-langkah

dalam melakukan strategi

perencananaan sumberdaya manusia (Rothwell & Kazanas, 2002) :

a. Hubungan rencana organisasi dan sumberdaya manusia

b. Analisis kegiatan / aktivitas

c. Analisis latar belakang sumberdaya manusia

Page 6: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

d. Penilaian bidang sumberdaya

manusia e. Penilaian faktor dimasa yang

akan datang

f. Analisis jumlah dari

sumberdaya manusia yang dibutuhkan di masa yang akan

datang

g. Perumusan strategi perencanaan sumberdaya manusia

h. Menetapkan penerapan rencana

sumberdaya manusia

i. Perencanaan dan pengelolaan karir

j. Perekrutan sumberdaya manusia

k. Pelatihan sumberdaya manusia l. Pengembangan organisasi

m. Desain ulang pekerjaan

n. Program pendampingan o. Relasi pekerja

p. Keuntungan dan kompensasi

q. Mengelola bidang sumberdaya

manusia r. Evaluasi strategi perencanaan

sumberdaya manusia

3. Metode Penelitian

Penelitian ini mengamati perencanaan sumberdaya manusia yang

dilakukan pada RBA. Mengamati

kejadian spesifik pada sebuah organisasi

maka jenis penelitian yang ditetapkan yaitu kualitatif yang bersifat deskriptif.

Perencanaan sumberdaya manusia

penting dilakukan oleh organisasi nirlaba seperti RBA, karena menghadapi

salah satu kondisi perputaran relawan

sehingga memerlukan perencanaan sumberdaya manusia pendekatan penelitian ini menggunakan studi kasus

Penelitian ini fokus pada perencanaan sumberdaya manusia di

organisasi nirlaba Ruang Belajar Aqil

(RBA) menggunakan tinjauan perencanaan sumberdaya manusia

Rothwell & Kazanas (2002).

Berdasarkan perencanaan sumberdaya manusia peneliti menetapkan 16 fokus

amatan yaitu :

1. Hubungan rencana organisasi

dan rencana sumberdaya manusia.

2. Analisis kegiatan / aktivitas.

3. Analisis latar belakang relawan.

4. Penilaian bidang sumberdaya manusia / relawan.

5. Penilaian faktor di masa yang

akan datang. 6. Analisis jumlah relawan yang

dibutuhkan di masa yang akan

datang.

7. Perumusan strategi perencanaan relawan.

8. Perencanaan karir dan

pengelolaan relawan. 9. Perekrutan relawan.

10. Pelatihan relawan.

11. Pengembangan organisasi. 12. Desain ulang pekerjaan.

13. Program pendampingan.

14. Keuntungan dan kompensasi.

15. Mengelola bidang sumberdaya manusia.

16. Evaluasi perencanaan

sumberdaya manusia.

Penelitian ini menggunakan sumber

data primer dan sekunder, sumber data primer merupakan pengambilan data

melalui sumber asli secara langsung.

Sedangkan sumber data sekunder

merupakan pengambilan data yang telah tersedia, sehingga tidak harus

dikumpulkan oleh peneliti. Informan

kunci yang telah ditetapkan yaitu pendiri, manajer bidang kerelawanan,

manajer bidang literasi dan diseminasi.

Informan pendukung yang ditetapkan

merupakan asisten bidang kerelawanan, relawan pengelola (koordinator dan sekretaris).

Metode pengumpulan data pada

penelitian ini yaitu wawancara,

observasi berperan serta dan studi dokumen. Teknik analisis data pada

penelitian ini yaitu kodifikasi,

maksudnya data yang diperoleh

kemudian diolah menjadi informasi dan dimaknai menjadi pengetahuan.

Penelitian kualitatif memerlukan uji

keabsahan data karena rentan dengan

Page 7: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

bias penelitian, salah satu uji keabsahan

data dalam penelitian kualititatif yaitu triangulasi.

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut merupakan hasil penelitian

yang telah diolah berdasarkan

perencanaan sumberdaya manusia Rothwell dan Kazanas (2002). Hasil

tersebut di sajikan berdasarkan indikator

dan item dari perencanaan sumberdaya manusia; berdasarkan data wawancara,

observasi berperan serta dan studi

dokumen. Data tersebut telah diolah

melalui tiga tahap kodifikasi yaitu kodifikasi terbuka, kodifikasi aksial dan

kodikasi selektif serta telah melalui

proses triangulasi data.

Hubungan rencana organisasi dan

rencana sumberdaya manusia

RBA memiliki visi mewujudkan

bangsa yang lebih baik dengan

kepedulian dan penerapan nilai pembelajaran melalui pemberdayaan

pemuda Indonesia, hal ini selaras

dengan tujuan bidang kerelawanan yaitu memberdayakan pemuda melalui

pengelolaan aktivitas pembelajaran.

Praktik tersebut sesuai dengan pendapat

Pynes (2009) proses menghubungkan antara rencana organisasi dan rencana

SDM dapat dilakukan dengan membuat

aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Analisis kegiatan / aktivitas

Analisis kegiatan yang dilakukan oleh

RBA dengan merancang kegiatan dalam

waktu satu tahun berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya dan permintaan dari

masyarakat. Rancang kegiatan terdapat

dalam dokumen evaluasi tahunan dan kembang kegiatan RBA yang dibuat

oleh pengelola dan pengelola harian

RBA, dokumen tersebut berisi tentang rencana capaian pada setiap bidang serta

rencana program pada setiap bulan.

Selain itu pengelola dan pengelola

harian RBA membahas kegiatan yang

akan dikerjakan pada setap bulan pada

rapat program.

Analisis latar belakang relawan

Analisis latar belakang relawan dilakukan RBA melalui diskusi antara

perwakilan pengelola dengan calon

relawan tentang kegiatan yang pernah dilakukan, preferensi dan kebutuhan

belajar relawan. Selain itu pengelola

juga melakukan pengamatan latar

belakang melalui media dalam jaringan (daring). Menurut Rothwell & Kazanas

(2002) ada beberapa hal dalam

melakukan analisis yaitu realita, persepsi, peraturan, rencana,

kemampuan, potensi dan ekspektasi

relawan tersebut; yang RBA lakukan yaitu mencari informasi tentang

kemampuan atau pengalaman serta

ekspektasi atau kebutuhan belajar dari

relawan tersebut. Relawan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhannya

dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuan.

Penilaian bidang sumberdaya

manusia

Penilaian bidang sumberdaya manusia

melalui pengelolaan data dan informasi

pembelajaran relawan secara detail oleh bidang kerelawanan, hal tersebut

berguna untuk pengembangan

pembelajaran relawan. Setiap aktivitas yang dilakukan RBA diakhiri dengan

evaluasi, salah satunya evaluasi

pembelajaran secara lisan atau tulisan. Selain itu bagi relawan magang akan

melakukan evaluasi belajar pada saat

telah menyelesaikan program magang.

Hal tersebut membantu organisasi untuk melakukan evaluasi program

kerelawanan khususnya untuk magang.

Hasil evaluasi tersebut merupakan data yang dikelola oleh bidang kerelawanan.

Evaluasi pembelajaran relawan yang

dinilai oleh pendamping belajar, bidang pengguna, rekan bidang dan dirinya

sendiri.

Page 8: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

Penilaian faktor di masa yang akan

datang

Penilaian faktor di masa yang akan

datang melalui identifikasi tren dari

dalam dan luar organisasi yang dilakukan RBA. Hal tersebut ditunjukan

oleh adanya skema relawan yang

berbeda sesuai kebutuhan relawan dan penelusuran pola kebutuhan pemuda.

Skema relawan yang berbeda yaitu

relawan pelaksana, relawan pengelola dan relawan ahli. Salah satu tujuannya

yaitu memberikan pilihan kepada

masyarakat yang hendak menjadi

relawan, dimana pilihan tersebut berdasarkan kebutuhan belajar serta

waktu yang dimiliki.

Analisis jumlah relawan dibutuhkan

di masa yang akan datang

Analisis jumlah relawan RBA yang

dibutuhkan di masa yang akan datang

meliputi penilaian kebutuhan dari

masyarakat dan organisasi untuk memetakan pekerjaan, serta menetapkan

peran dan jumlah relawan sesuai dengan

kebutuhan kegiatan tersebut. Dimana pada awal tahun RBA telah memiliki

rencana kegiatan dan rencana jumlah

relawan yang akan terlibat, tetapi hal

tersbut dapat bertambah berdasarkan pada permintaan dari masyarakat. Pada

setiap bulannya RBA melakukan rapat

program sebanyak dua kali, salah satunya membahas lebih detail perihal

kegiatan yang akan dilaksanakan pada

bulan selanjutnya. Pada rapat tersebut membahas tentang program yang akan

dijalankan setelah itu bidang

kerelawanan akan mengusulkan

penanggungjawab pada masing-masing relawan. Usulan tersebut akan ditinjau

oleh pendamping belajar dan disahakn

pada rapat pengelola.

Perumusan strategi perencanaan

relawan

Strategi perencanaan relawan ditunjukan

dengan pengelolaan pembelajaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi dan relawan, serta siklus yang

berkesinambungan dan memiliki skema yang beragam. Pengelolaan

pembelajaran yang disesuaikan

kebutuhan yaitu dimana organisasi telah

mengetahui rencana relawan tersebut dimasa yang akan datang serta bidang

studinya. Informasi tersebut yang akan

digunakan RBA untuk memberikan tugas belajar sesuai kebutuhan

organisasi, misal ditugaskan untuk

menjadi pengampu komunikasi di RBA

sebab latar belakang studi dan minat individu tersebut di komunikasi.

Perencanaan karir dan pengelolaan

Perencanaan karir dan pengelolaan

relawan RBA dilakukan melalui penugasan belajar dengan beragam

peran misal relawan tersebut menjadi

pelaksana, penanggungjawab,

pendamping, pengelola dan pengelola harian. Penetapan tugas belajar tersebut

disesuaikan dengan bidang studi dan

kebutuhan belajar masing-masing relawan, guna meningkatkan kapasitas

diri. Tugas belajar yang diberikan salah

satunya berdasarkan pada tujuan utama atau cita-cita dari relawan tersebut dan

aktivitas atau kegiatan yang telah

dilakukan sebelumnya belum tuntas.

Sehingga tugas yang belum tuntas tersebut menjadi prioritas untuk

diberikan kembali. Penetapan

perencanaan karir akan berhasil apabila mengacu pada tujuan karir dan aspirasi

relawan tersebut (Rothwell & Kazanas,

2002).

Perekrutan relawan

Sumber perekrutan melalui referal yaitu referensi dari internal, data base dan

kerja sama dengan lembaga. Sumber

referensi internal yaitu relawan yang ada di RBA memberikan referensi ke

temannya untuk mengikuti kegiatan

kerelawanan. Data base relawan dikelola oleh bidang kerelawanan,

dimana setiap relawan dikelola datanya

guna apabila dibutuhkan dihubungi

untuk terlibat pada kegiatan di RBA.

Page 9: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

Terakhir melalui kerja sama lembaga

yaitu kerja sama yang dilakukan antara RBA dengan lembaga pendidikan

formal atau dosen mata kuliah tertentu

untuk mengadakan kuliah lapang atau

penugasan mata kuliah. Calon relawan menetapkan untuk bergabung

berdasarkan kebutuhan belajar relawan

tersebut. Perekrutan relawan menetapkan kriteria serta seberapa

banyak relawan yang dibutuhkan oleh

organisasi.

Pelatihan relawan

Pelatihan relawan yang dilakukan RBA melalui peningkatan pengetahuan berupa

pemahaman tentang RBA atau yang

disebut inisiasi dan peningkatan keterampilan berupa dilibatkan dalam

pelatihan internal serta terlibat dalam

kegiatan seperti lokakarya atau

penyuluhan. Organisasi membuat rencana jangka panjang tentang

pembelajaran individu secara terstruktur,

hal tersebut dapat membantu organisasi memiliki relawan dengan kapasitas yang

dibutuhkan. Pelatihan dapat membuat

relawan lebih cepat untuk beradaptasi dengan organisasi (Brewster & Cerdin,

2018). Selain itu pelatihan dalam meningkatkan

Pengembangan organisasi

Perubahan pada RBA terjadi karena menyesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat, serta pada relawan

pengelola yang terus berganti. Hal tersebut yang menjadikan RBA sebagai

organisasi yang dinamis, salah satunya

terdapat beberapa pengembangan

struktur organisasi dan sistem pengelolaan. Pengembangan organisasi

berdarkan pada kendala yang muncul

kemudian menetapkan solusi. Salah satunya yaitu sistem permintaan

program oleh masyarakat, yang awalnya

masyarakat menghubungi relawan yang dikenal kemudian sistem yang di

sesuaikan menjadi dapat menghubungi

beberapa kanal termasuk melalui media dalam jaringan (daring).

Desain ulang pekerjaan

Adanya pergantian atau perputaran

relawan, sehingga menyebabkan desain

ulang pekerjaan di RBA. Tugas pada

relawan yang telah pamit akan dialihkan pada manajer di setiap bidang sampai

menemukan pengganti relawan tersebut.

Untuk memastikan peran dan pembelajaran sesuai, manajer

kerelawanan berdiskusi dengan

pendamping belajar serta pengelola dan pengelola harian. Desain ulang

organisasi merupakan aktivitas alokasi

ulang individu pada organisasi sehingga

organisasi lebih efektif dan produktif sehingga mampu untuk mencapai tujuan

(Rothwell & Kazanas, 2002).

Program pendampingan

Program pendampingan yang dilakukan RBA yaitu relawan yang mengerjakan

setiap kegiatan atau program dapat

berdiskusi dengan relawan ahli,

pendamping belajar dan pengelola untuk membantu menyelesaikan masalah atau

kendala yang dihadapi. Selain itu

program pendampingan dilakukan guna meningkatkan kualitas kegiatan atau

program yang dijalankan. Program

pendampingan relawan merupakan

aktivitas pendampingan untuk membantu menyelesaikan masalah

individu perihal pekerjaan atau pribadi

(Rothwell & Kazanas, 2002).

Keuntungan kompensasi

Manfaat yang didapat oleh relawan yaitu

manfaat langsung dan manfaat tidak

langsung. Manfaat langsung berupa

peningkatan kapisitas diri relawan tersebut sedangkan manfaat tidak

langsung yaitu pengalaman yang relevan

pada saat bekerja. Maanfaat yang diperoleh tidak hanya bagi individu

tetapi manfaat bagi organisasi, manfaat

bagi organisasi yaitu mendapatkan relawan yang sesuai dari kemampuan

jumlah dan keterampilan. Kompensasi

yang diberikan oleh organisasi kepada

relawan yaitu pengetahuan,

Page 10: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

keterampilan dan kemampuan hal

tersebut dapat membantu organisasi mencapai tujuan (Word & Sowa, 2017).

Selain itu salah satu manfaat terbesar

dari menjadi seorang relawan yaitu

mampu untuk membantu sesama, sehingga hal tersebut dapat

memingkatkan kepuasan diri (Brewster

& Cerdin, 2018).

Mengelola bidang sumberdaya

manusia

Bidang kerelawanan menetapkan tugas

belajar dan interaksi relawan

berdasarkan hasil diskusi dengan bidang program serta literasi diseminasi. Hal

tersebut dilakukan sebab bidang yang

menyerap relawan yaitu bidang program dan literasi dan diseminasi, dari hal

tersebut bidang kerelawan mengetahui

kebutuhan dalam menjalan kegiatan atau

program. Selain itu bidang kerelawanan mengelola data pembelajaran relawan

dan membuat indikator dampak belajar.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rothwell & Kazanas (2002) peran

manajer perencanaan sumberdaya

manusia perlu menyesuaikan kegiatan atau program dengan kebutuhan dari

masing-masing individu.

Evaluasi strategi perencanaan

sumberdaya manusia

Pengendalian dilakukan dengan evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara

berkelanjutan untuk memastikan tujuan

individu dan organisasi tercapai. Evaluasi dilakukan pada saat akvitas

selesai, setelah selesai program magang

dan pada akhir tahun melalui kuisioner

yang dibagikan kepada seluruh relawan. Fokus evaluasi sesuai dengan tujuan

organisasi, serta memerlukan sistem

kendali yang dilakukan oleh manajemen puncak atau pengelola (Rothwell &

Kazanas, 2002).

Model Perencanaan Sumberdaya

manusia di Ruang Belajar Aqil (RBA)

Model Perencaan Sumberdaya manusia

di RBA merupakan penyederhanan dari pembahasan penelitian. Dimana model

tersebut ada empat fase dalam

perencanaan sumberdaya manusia di

RBA; fase tersebut merupakan penyelarasan rencana organisasi dan

sumberdaya manusia, melakukan

analisis program serta relawan, stategi perencanaan sumberdaya manusia,

penerapan rencana dan evaluasi. Model

tersebut sebagai berikut :

Model Perencanaan Sumber Daya

Manusia di Ruang Belajar Aqil (RBA)

Kesimpulan

Perencanaan sumberdaya manusia di

RBA dilakukan secara profesional,

sebab dari setiap tahapnya sesuai dengan teori perencanaan sumberdaya manusia

Rothwell & Kazanas (2002) walaupun

RBA merupakan organisasi nirlaba not

Page 11: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

for profit. Salah satu manfaat bagi

organisasi nirlaba yang melakukan perencanaan sumberdaya manusia yaitu

terpenuhinya ketersediaan relawan.

Beberapa tahap Perencanaan

sumberdaya manusia yang dilakukan RBA yaitu tujuan organisasi dan tujuan

belajar individu selaras. Hal tersebut

dilakukan dengan membuat perencanaan program selama satu tahun, kemudian

menelusur latar belakang relawan serta

memperkirakan jumlah relawan yang dibutuhkan.

Strategi yang diterapkan RBA

dalam perencanaan sumberdaya manusia yaitu membuat mekanisme relawan yang

beragam dan siklus relawan yang

berkesinambungan. Sehingga masyarakat yang ingin terlibat menjadi

relawan dapat memilih mana yang

sesuai dengan kebutuhan belajar dan

ketersediaan waktu yang dimiliki. RBA melakukan evaluasi perencanaan

relawan berdasar pada penilaian

pembelajaran relawan yang dihimpun dari setelah selesai setiap kegiatan, akhir

program magang dan melalui kuisoner bagi seluruh relawan.

Saran

Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu

menggunakan metode analisis data

diskusi terpumpun dan expert review

guna meningkatkan validitas model; serta menggunakan metode penelitian

multi situs guna memperluas sudut

pandang perihal perencanaan organisasi nirlaba.

Saran Praktis bagi organisasi nirlaba lain yang memiliki kendala pada

kerelawanan dapat meninjau kembali

proses perencanaan sumberdaya

manusia guna menyesuaikan kebutuhan masing-masing relawan terutama

kebutuhan belajar. Serta dapat merujuk

model tersebut dengan konteks organisasi nirlaba masing-masing guna

memastikan perencanaan sumber daya manusia telah sesuai.

Daftar Pustaka

Griffin, Ricky W. 2016.

Fundamentals of Management.

Eighth Edition. Cangage Learning.

USA.

Brewster, Chris., Cerdin, Jean-Luc.

2018. HRM in Mission Driven

Organization. Springer. Switzerland.

Hasan, Samiul., Onyx, Jenny. 2008.

Comparative Third Sector

Governance in Asia. Springer. New

York.

Taylor, Rupert. 2010. Third Sector

Research. Springer. New York.

Word, Jessica KA., Sowa Jessica E,

2017. The Nonprofit Human

Resource Management Handbook.

Routledge. New York.

Charities Aid Foundation. 2018.

CAF World Giving Index 2018.

United Kingdom.

Akingbola, Kunle. 2013. A Model of

Strategic Nonprofit Human Resource

Management. Internation Society for

Third Sector Research.

Pynes, Joan E. 2009. Human

Resource Management For Public

and Non Profit Organizations. Third

Edition. Jossey-Bass. San Francisco.

Mathis, Robert L., Jackson, John H.

2010. Human Resource

Management. Thirteenth Edition.

South-Western. USA.

Laporan Tahunan 2017 dan

Kembang Kegiatan 2018. 2017.

Laporan Tahunan Ruang Belajar

Aqil. Indonesia.

Robbins, Stephen P., Coulter, Mary.

2018. Management. Fourteenth

Edition. Pearson. United Kingdom.

Page 12: Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba

Griffin, Ricky W. 2012. Management.

Elevent Edition. South Western. USA.

Hopkins, Bruce R. 2013. Starting and

Managing a Nonprofit Organization. Sixth Edition. John Wiley & Sons. New Jersey.

Rothwell, Wiliam J., Kazanas, H.C.

2002. Planning & Managing Human

Resources. 2nd Edition. HRD Press. Massachusetts.

Creswell, John W. 2011. Educational

Research. Fourth Edition. Pearson. USA.

Miles, Matthew B., Huberman A. Michael., Saldana Johnny. 2014.

Qualitative Data Analysis. Edition 3. Sage. USA.

Neuman, W. Lawrence. 2014. Basic of

Social Reseach : Qualitative & Quantitative Approaches. Third Edition. Pearson. USA.

Sekaran, Uma., Bougie Roger. 2016. Research Methods for Business. Seventh Edition. Wiley. United Kingdom.

Leavy, Patricia. 2017. Research Design.

First Edition. The Guilford Press. USA.

Saldana, Johnny. 2013. The Coding

Manual for Qualitative Reseachers. Second Edition. Sage. United Kingdom.

Laporan Tahunan 2018 dan Kembang

Kegiatan 2019. 2018. Laporan Tahunan Ruang Belajar Aqil. Indonesia.