Perencanaan Sumber Daya Manusia di Organisasi Nirlaba
(Studi pada Ruang Belajar Aqil di Malang)
Andi Ega Wijaya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing :
Agung Nugroho Adi, SE., MM., MM., HRM.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh organisasi nirlaba not for profit yaitu Ruang Belajar Aqil
(RBA). Salah satu kendala yang dialami oleh organisasi nirlaba perihal sumber daya
manusia yaitu pada perencanaan sumber daya manusia (General Accounting Office,
2002). Jenis penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif serta menggunakan pendekatan studi kasus; menggali informasi spesifik pada penerapan perencanaan sumber daya
manusia. Fokus penelitian ini menggunakan perencanaan sumber daya manusia (Rothwell
& Kazanas, 2002). Informan pada penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan pendukung yang terdiri dari relawan pengelola RBA. Pengambilan data menggunakan
wawancara, observasi berperan serta, dan studi dokumen; hal tersebut digunakan untuk
melakukan triangulasi data guna memastikan validitas data. Hasil dari penelitian ini
adalah RBA sebagai organisasi nirlaba not for profit melakukan proses perencanaan sumber daya manusia sesuai dengan teori Rothwell & Kazanas (2002), walaupun RBA
bukan organisasi profit. Manfaat bagi organisasi yaitu terpenuhinya kebutuhan
ketersedaan relawan.Salah satu strategi yang dilakukan RBA yaitu menetapkan mekanisme relawan yang beragam yang terdiri dari relawan pelaksana, relawan pengelola dan relawan ahli.
Kata kunci : Perencanaan sumber daya manusia, organisasi nirlaba, not for profit, kerelawanan.
Human Resource Planning in Non-Profit Organizations
(A Study on Ruang Belajar Aqil in Malang)
Andi Ega Wijaya
Faculty of Economics and Business, Universitas Brawijaya
Advisor:
Agung Nugroho Adi, SE., MM., MM., HRM.
The purpose of this research to illustrate human resource planning implemented by a not-for-profit organization, Ruang Belajar Aqil (RBA). One of the constraints
experienced by non-profit organizations regarding human resources is the planning
(General Accounting Office, 2002). This qualitative descriptive research uses case study
approach; searching for specific information regarding the implementation of human resource planning. The focus of this research is human resource planning (Rothwell &
Kazanas, 2002). Key informants and supporting informants from RBA volunteer
managers were involved in this study. The data was harvested from interviews, participatory observations, and documents, known as data triangulation for validity. This
study finds that RBA, despite its status as a nonprofit organization, conducted its human
resource planning according to the theory of Rothwell & Kazanas (2002). The
organization benefited in fulfilling the needs of volunteers. One of the strategies of RBA is dividing the volunteers into executive volunteers, managerial volunteers, and expert volunteers.
Keywords: human resource planning, nonprofit organization, not for profit, volunteering
1. Pendahuluan
Organisasi merupakan sekelompok
orang bekerjasama secara terstruktur
untuk mencapai tujuan (Griffin, 2016).
Sebagian besar studi manajemen sumber daya manusia tentang organisasi
membahas organisasi profit. Selain
organisasi profit terdapat organisasi nirlaba, dimana peran organisasi nirlaba
telah berkembang terutama pada bidang
ekonomi dan pelayanan masyarakat (Brewster & Cerdin, 2018).
Organisasi nirlaba merupakan
wadah yang dikelola secara profesional memberikan berbagai layanan untuk
masyarakat guna mencapai tujuan, tetapi
tidak untuk menghasilkan laba. Organisasi tersebut dikenal dengan
organisasi kerelawanan, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), komunitas
dan perkumpulan (Hasan & Onix, 2008).
Organisasi nirlaba dibagi
menjadi dua jenis yaitu organisasi nirlaba not for profit dan organiasi
nirlaba not profit. Organisasi nirlaba not
for profit merupakan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat untuk
memberikan berbagai layanan guna
mencapai tujuan, tetapi tidak untuk
menghasilkan laba (Hasan & Onix, 2008). Karakteristik organisasi nirlaba
not for profit yaitu terorganisir, terpisah
dari pemerintah, tidak mengambil keuntungan, dikelola secara mandiri dan
bersifat kerelawanan (Salamon & Anheier, 2010).
Tabel 1.1 Keikutsertaan
Pemuda dalam Aktivitas
Kerelawanan di Seluruh Dunia
Perkembangan organisasi
nirlaba menyebabkan semakin banyak orang yang ingin mencapai tujuan
mereka melalui aktivitas di organisasi
nirlaba (Word & Sowa, 2017). Jumlah keikutsertaan pemuda usia 15-29 tahun
dalam aktivitas kerelawanan di seluruh
dunia mengalami peningkatan pada tahun 2014 hingga 2017 (Charities Aid
Foundation, 2018). Tujuan yang
dimaksud yaitu lebih menikmati
kepuasan kerja dan mendapatkan manfaat intrinsik, sebab bekerja pada
organisasi nirlaba dengan melayani
masyarakat menjadikan aktivitas bermakna (Selander & Ruuskanen, 2016).
Penelitian pada bidang
manajemen sumber daya manusia
menjelaskan bahwa salah satu tantangan
yang dihadapi oleh organisasi nirlaba yaitu strategi sumber daya manusia
(Akingbola, 2013). Organisasi nirlaba
mengalami kendala perihal strategi sumber daya manusia yaitu
kepemimpinan yang berkelanjutan serta
perencanaan suksesi, perencanaan sumber daya manusia, perekrutan dan
pengembangan relawan sesuai
kebutuhan organisasi dan menciptakan
budaya organisasi yang produktif (General Accounting Office, 2002).
Organisasi nirlaba perlu fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat,
salah satu upayanya dengan
meningkatkan perencanaan sumber daya manusia (Pynes, 2009). Perencanaan
sumber daya manusia merupakan
analisis dan identifikasi kebutuhan serta
ketersediaan sumber daya manusia guna membantu organisasi mencapai tujuan
(Mathis & Jackson, 2010).
Ruang Belajar Aqil (RBA) memiliki
peran di masyarakat sebagai organisasi
nirlaba not for profit yang melakukan
aktivitas pemberdayaan masyarakat.
20.5%
21.0%
21.5%
2014 2015 2016 2017
Sumber : Charities Aid Foundation, 2018
RBA merupakan wadah bagi
masyarakat, khususnya pemuda untuk melakukan aktivitas pembelajaran dan
meningkatkan kapasitas diri. Salah satu
faktor penting dalam mengelola RBA
yaitu relawan, sebab sebagai salah satu sumber daya utama dalam
berlangsungnya kegiatan (Laporan
tahunan RBA, 2017).
Relawan di RBA sebagian besar
merupakan mahasiswa, bahkan beberapa
merupakan mahasiswa tingkat akhir. Relawan akan meninggalkan RBA saat
tugas akhir kuliah telah selesai, hal
tesebut merupakan kebijakan RBA bagi relawan yang telah yudisium harus
pamit guna berkarya ditempat lain
(Penelitian pendahuluan, 2018). Berdasarkan hal tersebut dilakukan
penelusuran tentang gambaran
perencanaan sumber daya manusia pada
RBA. Sehingga peneliti menetapkan mengambil judul “Perencanaan
Sumber Daya Manusia di Organisasi
Nirlaba (Studi pada Ruang Belajar Aqil).” Tujuannya yaitu mengetahui
gambaran perencanaan sumber daya
manusia di Ruang Belajar Aqil.
2. Tinjauan Pustaka
Organisasi
Organisasi merupakan
sekelompok orang yang bekerja bersama secara tersetruktur untuk mencapai
tujuan (Griffin, 2016). Berikut
merupakan pendapat lain dari para ahli mengenai organisasi. Organisasi
merupakan pengaturan individu untuk
mencapai tujuan tertentu (Robbins &
Coulter, 2017). Organisasi merupakan sebuah sistem yang mengatur lebih dari
dua orang guna mencapai tujuan
(Champoux, 2011). Sintesis organisasi yaitu suatu wadah bagi sekelompok
individu yang memiliki struktur dan
aturan guna mencapai satu tujuan bersama.
Jenis Organisasi
Organisasi pada umumnya yang
dipahami oleh masyarakat yaitu
organisasi profit atau fokus pada
keuntungan semata misal Google dan Starbucks, dimana sebenarnya terdapat
organisasi yang tidak hanya fokus pada
keuntungan misal organisasi keolahragaan dan keagamaan.
Organisasi tersebut dibedakan menjadi
organisasi profit dan organisasi not for profit atau nirlaba, kedua organisasi
tersebut memiliki kesamaan mendasar
yaitu memiliki anggota 2 orang atau
lebih yang memiliki satu tujuan yang sama dan menggunakan sumberdaya
berupa manusia, materi, keuangan dan
informasi yang dikelola secara efektif dan efisien (Griffin, 2012).
Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba merupakan
organisasi non-pemerintah yang
berorientasi pada nilai yang memiliki prinsip untuk mencapai tujuan sosial,
lingkungan dan budaya. Organisasi
tersebut mencangkup organisasi sukarela, komunitas, badan amal,
organisasi sosial dan koperasi (Taylor,
2010). Berikut merupakan pendapat dari para ahli mengenai organisasi nirlaba.
Organisasi nirlaba yaitu organisasi yang
dibentuk untuk menawarkan berbagai
layanan kepada masyarakat guna mencapai tujuan, tetapi tidak untuk
menghasilkan laba (Hasan & Onyx
2008). Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang dikelola secara
profesional tetapi laba bersihnya tidak
digunakan oleh kepentingan individu
atau orang lain dalam organisasi (Hopkins, 2013).
Jenis Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba dibagi
menjadi dua jenis yaitu organisasi nirlaba not profit dan organisasi nirlaba
not for profit (Hopkins, 2013).
Organisasi nirlaba not profit merupakan organisasi yang dikelola oleh kelompok
yang memiliki tujuan yang sama, tidak
untuk mendapatkan laba tetapi relawan
mendapatkan balas jasa (Quarter et al., 2003). Sedangakan organisasi nirlaba
not for profit merupakan organisasi yang
dibentuk oleh masyarakat yang
memberikan berbagai layanan untuk masyarakat guna mencapai tujuan, tetapi
tidak untuk menghasilkan laba (Hasan,
2008). Sehingga dapat dinyatakan bahwa letak perbedaannya pada
pengelolaan keuangannya, pada
organisasi nirlaba not for profit tidak
memiliki unit bisnis; keseluruhan kebutuhan mendapat dukungan dari
masyarakat atau donatur. Organisasi not
for profit pengelolaan sumberdaya manusia secara sukarela, pada setiap
aktivitas relawan tidak mendapatkan balas jasa.
Manajemen Sumber Daya Manusia
pada Organisasi Nirlaba
Manajemen sumberdaya
manusia pada organisasi nirlaba
merupakan hal yang penting guna mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien (Pynes, 2009). Agar mampu
mencapai tujuan, organisasi nirlaba perlu mengembangkan praktik
sumberdaya manusia yang progresif.
Organisasi nirlaba menghadapi
tantangan perubahan yang cepat, sehingga organisasi nirlaba harus
mampu untuk memberikan layanan yang
profesional, efektif dan efisien menyesuaikan perubahan. Salah satu
perubahan yang terjadi yaitu tantangan
ekonomi, perubahan pada lingkungan, sosial, budaya dan pendidikan.
Organisasi perlu memahami perubahan
tersebut sebab akan berdampak pada pengelolaan sumberdaya manusia.
Organisasi memerlukan
kemampuan untuk memperkirakan ketersediaan sumberdaya manusia yang
butuhkan untuk jangka waktu pendek
dan panjang. Berdasarkan hal tersebut organisasi butuh untuk menyelaraskan
perencanaan sumberdaya manusia
melalui aktivitas sumberdaya manusia
dengan strategi yang dibutuhkan
organisasi. Selain itu hal yang perlu
diperhatikan dalam strategi sumberdaya manusia yaitu perencanaan strategi,
perencanaan strategi merupakan proses
yang memungkinkan organisasi untuk
mengarahkan aktivitas dimasa yang akan datang dan menggunakan
sumberdaya yang tersedia (Pynes, 2009).
Perencanaan Sumber Daya Manusia
pada Organisasi Nirlaba
Strategi perencanaan
sumberdaya manusia merupakan proses
untuk mengantisipasi permintaan dan penawaran sumberdaya manusia pada
jangka waktu tertentu yang disebabkan
karena perubahan dari dalam dan luar organisasi, sehingga perlu untuk
merancang program agar sesuai
kebutuhan organisasi (Rothwell & Kazanas, 2002). Perencanaan
sumberdaya manusia membantu
memastikan organisasi mendapatkan
jumlah, pada waktu dan tempat yang tepat dari berbagi macam jenis
sumberdaya manusia yang tersedia.
Organisasi yang mengelola sumberdaya manusia secara strategis cenderung lebih
unggul dari pada yang tidak melakukannya (Lam & White, 1998).
Proses Perencanaan Sumber Daya
Manusia
Strategi perencanaan
sumberdaya manusia penting diterapkan
oleh organisasi sebab ketidakpastian lingkungan yang berdampak pada
berubahnya perencanaan strategi yang
lebih komprehensif, termasuk kebutuhan peningkatan strategi perencanaan
sumberdaya manusia. Langkah-langkah
dalam melakukan strategi
perencananaan sumberdaya manusia (Rothwell & Kazanas, 2002) :
a. Hubungan rencana organisasi dan sumberdaya manusia
b. Analisis kegiatan / aktivitas
c. Analisis latar belakang sumberdaya manusia
d. Penilaian bidang sumberdaya
manusia e. Penilaian faktor dimasa yang
akan datang
f. Analisis jumlah dari
sumberdaya manusia yang dibutuhkan di masa yang akan
datang
g. Perumusan strategi perencanaan sumberdaya manusia
h. Menetapkan penerapan rencana
sumberdaya manusia
i. Perencanaan dan pengelolaan karir
j. Perekrutan sumberdaya manusia
k. Pelatihan sumberdaya manusia l. Pengembangan organisasi
m. Desain ulang pekerjaan
n. Program pendampingan o. Relasi pekerja
p. Keuntungan dan kompensasi
q. Mengelola bidang sumberdaya
manusia r. Evaluasi strategi perencanaan
sumberdaya manusia
3. Metode Penelitian
Penelitian ini mengamati perencanaan sumberdaya manusia yang
dilakukan pada RBA. Mengamati
kejadian spesifik pada sebuah organisasi
maka jenis penelitian yang ditetapkan yaitu kualitatif yang bersifat deskriptif.
Perencanaan sumberdaya manusia
penting dilakukan oleh organisasi nirlaba seperti RBA, karena menghadapi
salah satu kondisi perputaran relawan
sehingga memerlukan perencanaan sumberdaya manusia pendekatan penelitian ini menggunakan studi kasus
Penelitian ini fokus pada perencanaan sumberdaya manusia di
organisasi nirlaba Ruang Belajar Aqil
(RBA) menggunakan tinjauan perencanaan sumberdaya manusia
Rothwell & Kazanas (2002).
Berdasarkan perencanaan sumberdaya manusia peneliti menetapkan 16 fokus
amatan yaitu :
1. Hubungan rencana organisasi
dan rencana sumberdaya manusia.
2. Analisis kegiatan / aktivitas.
3. Analisis latar belakang relawan.
4. Penilaian bidang sumberdaya manusia / relawan.
5. Penilaian faktor di masa yang
akan datang. 6. Analisis jumlah relawan yang
dibutuhkan di masa yang akan
datang.
7. Perumusan strategi perencanaan relawan.
8. Perencanaan karir dan
pengelolaan relawan. 9. Perekrutan relawan.
10. Pelatihan relawan.
11. Pengembangan organisasi. 12. Desain ulang pekerjaan.
13. Program pendampingan.
14. Keuntungan dan kompensasi.
15. Mengelola bidang sumberdaya manusia.
16. Evaluasi perencanaan
sumberdaya manusia.
Penelitian ini menggunakan sumber
data primer dan sekunder, sumber data primer merupakan pengambilan data
melalui sumber asli secara langsung.
Sedangkan sumber data sekunder
merupakan pengambilan data yang telah tersedia, sehingga tidak harus
dikumpulkan oleh peneliti. Informan
kunci yang telah ditetapkan yaitu pendiri, manajer bidang kerelawanan,
manajer bidang literasi dan diseminasi.
Informan pendukung yang ditetapkan
merupakan asisten bidang kerelawanan, relawan pengelola (koordinator dan sekretaris).
Metode pengumpulan data pada
penelitian ini yaitu wawancara,
observasi berperan serta dan studi dokumen. Teknik analisis data pada
penelitian ini yaitu kodifikasi,
maksudnya data yang diperoleh
kemudian diolah menjadi informasi dan dimaknai menjadi pengetahuan.
Penelitian kualitatif memerlukan uji
keabsahan data karena rentan dengan
bias penelitian, salah satu uji keabsahan
data dalam penelitian kualititatif yaitu triangulasi.
4. Hasil dan Pembahasan
Berikut merupakan hasil penelitian
yang telah diolah berdasarkan
perencanaan sumberdaya manusia Rothwell dan Kazanas (2002). Hasil
tersebut di sajikan berdasarkan indikator
dan item dari perencanaan sumberdaya manusia; berdasarkan data wawancara,
observasi berperan serta dan studi
dokumen. Data tersebut telah diolah
melalui tiga tahap kodifikasi yaitu kodifikasi terbuka, kodifikasi aksial dan
kodikasi selektif serta telah melalui
proses triangulasi data.
Hubungan rencana organisasi dan
rencana sumberdaya manusia
RBA memiliki visi mewujudkan
bangsa yang lebih baik dengan
kepedulian dan penerapan nilai pembelajaran melalui pemberdayaan
pemuda Indonesia, hal ini selaras
dengan tujuan bidang kerelawanan yaitu memberdayakan pemuda melalui
pengelolaan aktivitas pembelajaran.
Praktik tersebut sesuai dengan pendapat
Pynes (2009) proses menghubungkan antara rencana organisasi dan rencana
SDM dapat dilakukan dengan membuat
aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Analisis kegiatan / aktivitas
Analisis kegiatan yang dilakukan oleh
RBA dengan merancang kegiatan dalam
waktu satu tahun berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya dan permintaan dari
masyarakat. Rancang kegiatan terdapat
dalam dokumen evaluasi tahunan dan kembang kegiatan RBA yang dibuat
oleh pengelola dan pengelola harian
RBA, dokumen tersebut berisi tentang rencana capaian pada setiap bidang serta
rencana program pada setiap bulan.
Selain itu pengelola dan pengelola
harian RBA membahas kegiatan yang
akan dikerjakan pada setap bulan pada
rapat program.
Analisis latar belakang relawan
Analisis latar belakang relawan dilakukan RBA melalui diskusi antara
perwakilan pengelola dengan calon
relawan tentang kegiatan yang pernah dilakukan, preferensi dan kebutuhan
belajar relawan. Selain itu pengelola
juga melakukan pengamatan latar
belakang melalui media dalam jaringan (daring). Menurut Rothwell & Kazanas
(2002) ada beberapa hal dalam
melakukan analisis yaitu realita, persepsi, peraturan, rencana,
kemampuan, potensi dan ekspektasi
relawan tersebut; yang RBA lakukan yaitu mencari informasi tentang
kemampuan atau pengalaman serta
ekspektasi atau kebutuhan belajar dari
relawan tersebut. Relawan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhannya
dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuan.
Penilaian bidang sumberdaya
manusia
Penilaian bidang sumberdaya manusia
melalui pengelolaan data dan informasi
pembelajaran relawan secara detail oleh bidang kerelawanan, hal tersebut
berguna untuk pengembangan
pembelajaran relawan. Setiap aktivitas yang dilakukan RBA diakhiri dengan
evaluasi, salah satunya evaluasi
pembelajaran secara lisan atau tulisan. Selain itu bagi relawan magang akan
melakukan evaluasi belajar pada saat
telah menyelesaikan program magang.
Hal tersebut membantu organisasi untuk melakukan evaluasi program
kerelawanan khususnya untuk magang.
Hasil evaluasi tersebut merupakan data yang dikelola oleh bidang kerelawanan.
Evaluasi pembelajaran relawan yang
dinilai oleh pendamping belajar, bidang pengguna, rekan bidang dan dirinya
sendiri.
Penilaian faktor di masa yang akan
datang
Penilaian faktor di masa yang akan
datang melalui identifikasi tren dari
dalam dan luar organisasi yang dilakukan RBA. Hal tersebut ditunjukan
oleh adanya skema relawan yang
berbeda sesuai kebutuhan relawan dan penelusuran pola kebutuhan pemuda.
Skema relawan yang berbeda yaitu
relawan pelaksana, relawan pengelola dan relawan ahli. Salah satu tujuannya
yaitu memberikan pilihan kepada
masyarakat yang hendak menjadi
relawan, dimana pilihan tersebut berdasarkan kebutuhan belajar serta
waktu yang dimiliki.
Analisis jumlah relawan dibutuhkan
di masa yang akan datang
Analisis jumlah relawan RBA yang
dibutuhkan di masa yang akan datang
meliputi penilaian kebutuhan dari
masyarakat dan organisasi untuk memetakan pekerjaan, serta menetapkan
peran dan jumlah relawan sesuai dengan
kebutuhan kegiatan tersebut. Dimana pada awal tahun RBA telah memiliki
rencana kegiatan dan rencana jumlah
relawan yang akan terlibat, tetapi hal
tersbut dapat bertambah berdasarkan pada permintaan dari masyarakat. Pada
setiap bulannya RBA melakukan rapat
program sebanyak dua kali, salah satunya membahas lebih detail perihal
kegiatan yang akan dilaksanakan pada
bulan selanjutnya. Pada rapat tersebut membahas tentang program yang akan
dijalankan setelah itu bidang
kerelawanan akan mengusulkan
penanggungjawab pada masing-masing relawan. Usulan tersebut akan ditinjau
oleh pendamping belajar dan disahakn
pada rapat pengelola.
Perumusan strategi perencanaan
relawan
Strategi perencanaan relawan ditunjukan
dengan pengelolaan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi dan relawan, serta siklus yang
berkesinambungan dan memiliki skema yang beragam. Pengelolaan
pembelajaran yang disesuaikan
kebutuhan yaitu dimana organisasi telah
mengetahui rencana relawan tersebut dimasa yang akan datang serta bidang
studinya. Informasi tersebut yang akan
digunakan RBA untuk memberikan tugas belajar sesuai kebutuhan
organisasi, misal ditugaskan untuk
menjadi pengampu komunikasi di RBA
sebab latar belakang studi dan minat individu tersebut di komunikasi.
Perencanaan karir dan pengelolaan
Perencanaan karir dan pengelolaan
relawan RBA dilakukan melalui penugasan belajar dengan beragam
peran misal relawan tersebut menjadi
pelaksana, penanggungjawab,
pendamping, pengelola dan pengelola harian. Penetapan tugas belajar tersebut
disesuaikan dengan bidang studi dan
kebutuhan belajar masing-masing relawan, guna meningkatkan kapasitas
diri. Tugas belajar yang diberikan salah
satunya berdasarkan pada tujuan utama atau cita-cita dari relawan tersebut dan
aktivitas atau kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya belum tuntas.
Sehingga tugas yang belum tuntas tersebut menjadi prioritas untuk
diberikan kembali. Penetapan
perencanaan karir akan berhasil apabila mengacu pada tujuan karir dan aspirasi
relawan tersebut (Rothwell & Kazanas,
2002).
Perekrutan relawan
Sumber perekrutan melalui referal yaitu referensi dari internal, data base dan
kerja sama dengan lembaga. Sumber
referensi internal yaitu relawan yang ada di RBA memberikan referensi ke
temannya untuk mengikuti kegiatan
kerelawanan. Data base relawan dikelola oleh bidang kerelawanan,
dimana setiap relawan dikelola datanya
guna apabila dibutuhkan dihubungi
untuk terlibat pada kegiatan di RBA.
Terakhir melalui kerja sama lembaga
yaitu kerja sama yang dilakukan antara RBA dengan lembaga pendidikan
formal atau dosen mata kuliah tertentu
untuk mengadakan kuliah lapang atau
penugasan mata kuliah. Calon relawan menetapkan untuk bergabung
berdasarkan kebutuhan belajar relawan
tersebut. Perekrutan relawan menetapkan kriteria serta seberapa
banyak relawan yang dibutuhkan oleh
organisasi.
Pelatihan relawan
Pelatihan relawan yang dilakukan RBA melalui peningkatan pengetahuan berupa
pemahaman tentang RBA atau yang
disebut inisiasi dan peningkatan keterampilan berupa dilibatkan dalam
pelatihan internal serta terlibat dalam
kegiatan seperti lokakarya atau
penyuluhan. Organisasi membuat rencana jangka panjang tentang
pembelajaran individu secara terstruktur,
hal tersebut dapat membantu organisasi memiliki relawan dengan kapasitas yang
dibutuhkan. Pelatihan dapat membuat
relawan lebih cepat untuk beradaptasi dengan organisasi (Brewster & Cerdin,
2018). Selain itu pelatihan dalam meningkatkan
Pengembangan organisasi
Perubahan pada RBA terjadi karena menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, serta pada relawan
pengelola yang terus berganti. Hal tersebut yang menjadikan RBA sebagai
organisasi yang dinamis, salah satunya
terdapat beberapa pengembangan
struktur organisasi dan sistem pengelolaan. Pengembangan organisasi
berdarkan pada kendala yang muncul
kemudian menetapkan solusi. Salah satunya yaitu sistem permintaan
program oleh masyarakat, yang awalnya
masyarakat menghubungi relawan yang dikenal kemudian sistem yang di
sesuaikan menjadi dapat menghubungi
beberapa kanal termasuk melalui media dalam jaringan (daring).
Desain ulang pekerjaan
Adanya pergantian atau perputaran
relawan, sehingga menyebabkan desain
ulang pekerjaan di RBA. Tugas pada
relawan yang telah pamit akan dialihkan pada manajer di setiap bidang sampai
menemukan pengganti relawan tersebut.
Untuk memastikan peran dan pembelajaran sesuai, manajer
kerelawanan berdiskusi dengan
pendamping belajar serta pengelola dan pengelola harian. Desain ulang
organisasi merupakan aktivitas alokasi
ulang individu pada organisasi sehingga
organisasi lebih efektif dan produktif sehingga mampu untuk mencapai tujuan
(Rothwell & Kazanas, 2002).
Program pendampingan
Program pendampingan yang dilakukan RBA yaitu relawan yang mengerjakan
setiap kegiatan atau program dapat
berdiskusi dengan relawan ahli,
pendamping belajar dan pengelola untuk membantu menyelesaikan masalah atau
kendala yang dihadapi. Selain itu
program pendampingan dilakukan guna meningkatkan kualitas kegiatan atau
program yang dijalankan. Program
pendampingan relawan merupakan
aktivitas pendampingan untuk membantu menyelesaikan masalah
individu perihal pekerjaan atau pribadi
(Rothwell & Kazanas, 2002).
Keuntungan kompensasi
Manfaat yang didapat oleh relawan yaitu
manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung. Manfaat langsung berupa
peningkatan kapisitas diri relawan tersebut sedangkan manfaat tidak
langsung yaitu pengalaman yang relevan
pada saat bekerja. Maanfaat yang diperoleh tidak hanya bagi individu
tetapi manfaat bagi organisasi, manfaat
bagi organisasi yaitu mendapatkan relawan yang sesuai dari kemampuan
jumlah dan keterampilan. Kompensasi
yang diberikan oleh organisasi kepada
relawan yaitu pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan hal
tersebut dapat membantu organisasi mencapai tujuan (Word & Sowa, 2017).
Selain itu salah satu manfaat terbesar
dari menjadi seorang relawan yaitu
mampu untuk membantu sesama, sehingga hal tersebut dapat
memingkatkan kepuasan diri (Brewster
& Cerdin, 2018).
Mengelola bidang sumberdaya
manusia
Bidang kerelawanan menetapkan tugas
belajar dan interaksi relawan
berdasarkan hasil diskusi dengan bidang program serta literasi diseminasi. Hal
tersebut dilakukan sebab bidang yang
menyerap relawan yaitu bidang program dan literasi dan diseminasi, dari hal
tersebut bidang kerelawan mengetahui
kebutuhan dalam menjalan kegiatan atau
program. Selain itu bidang kerelawanan mengelola data pembelajaran relawan
dan membuat indikator dampak belajar.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rothwell & Kazanas (2002) peran
manajer perencanaan sumberdaya
manusia perlu menyesuaikan kegiatan atau program dengan kebutuhan dari
masing-masing individu.
Evaluasi strategi perencanaan
sumberdaya manusia
Pengendalian dilakukan dengan evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara
berkelanjutan untuk memastikan tujuan
individu dan organisasi tercapai. Evaluasi dilakukan pada saat akvitas
selesai, setelah selesai program magang
dan pada akhir tahun melalui kuisioner
yang dibagikan kepada seluruh relawan. Fokus evaluasi sesuai dengan tujuan
organisasi, serta memerlukan sistem
kendali yang dilakukan oleh manajemen puncak atau pengelola (Rothwell &
Kazanas, 2002).
Model Perencanaan Sumberdaya
manusia di Ruang Belajar Aqil (RBA)
Model Perencaan Sumberdaya manusia
di RBA merupakan penyederhanan dari pembahasan penelitian. Dimana model
tersebut ada empat fase dalam
perencanaan sumberdaya manusia di
RBA; fase tersebut merupakan penyelarasan rencana organisasi dan
sumberdaya manusia, melakukan
analisis program serta relawan, stategi perencanaan sumberdaya manusia,
penerapan rencana dan evaluasi. Model
tersebut sebagai berikut :
Model Perencanaan Sumber Daya
Manusia di Ruang Belajar Aqil (RBA)
Kesimpulan
Perencanaan sumberdaya manusia di
RBA dilakukan secara profesional,
sebab dari setiap tahapnya sesuai dengan teori perencanaan sumberdaya manusia
Rothwell & Kazanas (2002) walaupun
RBA merupakan organisasi nirlaba not
for profit. Salah satu manfaat bagi
organisasi nirlaba yang melakukan perencanaan sumberdaya manusia yaitu
terpenuhinya ketersediaan relawan.
Beberapa tahap Perencanaan
sumberdaya manusia yang dilakukan RBA yaitu tujuan organisasi dan tujuan
belajar individu selaras. Hal tersebut
dilakukan dengan membuat perencanaan program selama satu tahun, kemudian
menelusur latar belakang relawan serta
memperkirakan jumlah relawan yang dibutuhkan.
Strategi yang diterapkan RBA
dalam perencanaan sumberdaya manusia yaitu membuat mekanisme relawan yang
beragam dan siklus relawan yang
berkesinambungan. Sehingga masyarakat yang ingin terlibat menjadi
relawan dapat memilih mana yang
sesuai dengan kebutuhan belajar dan
ketersediaan waktu yang dimiliki. RBA melakukan evaluasi perencanaan
relawan berdasar pada penilaian
pembelajaran relawan yang dihimpun dari setelah selesai setiap kegiatan, akhir
program magang dan melalui kuisoner bagi seluruh relawan.
Saran
Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu
menggunakan metode analisis data
diskusi terpumpun dan expert review
guna meningkatkan validitas model; serta menggunakan metode penelitian
multi situs guna memperluas sudut
pandang perihal perencanaan organisasi nirlaba.
Saran Praktis bagi organisasi nirlaba lain yang memiliki kendala pada
kerelawanan dapat meninjau kembali
proses perencanaan sumberdaya
manusia guna menyesuaikan kebutuhan masing-masing relawan terutama
kebutuhan belajar. Serta dapat merujuk
model tersebut dengan konteks organisasi nirlaba masing-masing guna
memastikan perencanaan sumber daya manusia telah sesuai.
Daftar Pustaka
Griffin, Ricky W. 2016.
Fundamentals of Management.
Eighth Edition. Cangage Learning.
USA.
Brewster, Chris., Cerdin, Jean-Luc.
2018. HRM in Mission Driven
Organization. Springer. Switzerland.
Hasan, Samiul., Onyx, Jenny. 2008.
Comparative Third Sector
Governance in Asia. Springer. New
York.
Taylor, Rupert. 2010. Third Sector
Research. Springer. New York.
Word, Jessica KA., Sowa Jessica E,
2017. The Nonprofit Human
Resource Management Handbook.
Routledge. New York.
Charities Aid Foundation. 2018.
CAF World Giving Index 2018.
United Kingdom.
Akingbola, Kunle. 2013. A Model of
Strategic Nonprofit Human Resource
Management. Internation Society for
Third Sector Research.
Pynes, Joan E. 2009. Human
Resource Management For Public
and Non Profit Organizations. Third
Edition. Jossey-Bass. San Francisco.
Mathis, Robert L., Jackson, John H.
2010. Human Resource
Management. Thirteenth Edition.
South-Western. USA.
Laporan Tahunan 2017 dan
Kembang Kegiatan 2018. 2017.
Laporan Tahunan Ruang Belajar
Aqil. Indonesia.
Robbins, Stephen P., Coulter, Mary.
2018. Management. Fourteenth
Edition. Pearson. United Kingdom.
Griffin, Ricky W. 2012. Management.
Elevent Edition. South Western. USA.
Hopkins, Bruce R. 2013. Starting and
Managing a Nonprofit Organization. Sixth Edition. John Wiley & Sons. New Jersey.
Rothwell, Wiliam J., Kazanas, H.C.
2002. Planning & Managing Human
Resources. 2nd Edition. HRD Press. Massachusetts.
Creswell, John W. 2011. Educational
Research. Fourth Edition. Pearson. USA.
Miles, Matthew B., Huberman A. Michael., Saldana Johnny. 2014.
Qualitative Data Analysis. Edition 3. Sage. USA.
Neuman, W. Lawrence. 2014. Basic of
Social Reseach : Qualitative & Quantitative Approaches. Third Edition. Pearson. USA.
Sekaran, Uma., Bougie Roger. 2016. Research Methods for Business. Seventh Edition. Wiley. United Kingdom.
Leavy, Patricia. 2017. Research Design.
First Edition. The Guilford Press. USA.
Saldana, Johnny. 2013. The Coding
Manual for Qualitative Reseachers. Second Edition. Sage. United Kingdom.
Laporan Tahunan 2018 dan Kembang
Kegiatan 2019. 2018. Laporan Tahunan Ruang Belajar Aqil. Indonesia.