perencanaan sumber daya berbasis work breakdown …

20
Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown Structure (WBS) Pekerjaan Struktur Atas pada Gedung Apartemen Ikhlasul Ibtihal, Yusuf Latief 1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 2. Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Depok [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas perencanaan sumber daya bahan, alat dan tenaga kerja berdasarkan WBS pekerjaan struktur atas untuk bangunan gedung apartemen. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya kegagalan proyek seperti keterlambatan dan pembengkakan biaya serta kegagaln mutu akibat perencanaan sumber daya yang kurang baik. Penelitian ini akan mengidentifikasi sumber daya dari setiap paket pekerjaan sehingga perencanaan sumber daya akan lebih matang dan meminimalisir terjadinya kegagalan proyek. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian Teknik Delphi melalui validasi pakar yang berpengalaman dalam bidang konstruksi. Resource Planning Based on Work Breakdown Structure (WBS) at Upper Structure of Apartment Building Abstract This thesis discusses about resources planning of materials, equipments and labor based on WBS at upper structural work for apartment building. This research is done because of the many failure of the project such as delay and swelling of cost and failure of quality due to bad resource planning. This research will identify the resources of each work package so that resource planning will be more mature and minimize the occurrence of project failure. This research use Delphi Technique research method through expert validation experienced in construction building. Keywords: Apartment building, WBS, upper structure, construction method, resource Pendahuluan Proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang kompleks karena dibatasi oleh waktu dan biaya serta sumber daya tertentu. Sebuah proyek haruslah memerhatikan unsur-unsur manajemen yaitu Man (sumber daya manusia), Money (uang), Material (bahan) Methode (metode), Machine (mesin) Saat ini di Jakarta, proyek pembangunan apartemen sangat marak terdengar di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terjadi karena angka kelahiran lebih tinggi dibanding angka kematian, hal ini memicu terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang sangat tinggi dan ditunjang dengan keterbatasan lahan di jakarta sehingga penduduk jakarta membutuhkan Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown Structure (WBS) Pekerjaan Struktur Atas pada Gedung Apartemen

Ikhlasul Ibtihal, Yusuf Latief

1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok

2. Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Depok

[email protected]

Abstrak Skripsi ini membahas perencanaan sumber daya bahan, alat dan tenaga kerja berdasarkan WBS pekerjaan struktur atas untuk bangunan gedung apartemen. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya kegagalan proyek seperti keterlambatan dan pembengkakan biaya serta kegagaln mutu akibat perencanaan sumber daya yang kurang baik. Penelitian ini akan mengidentifikasi sumber daya dari setiap paket pekerjaan sehingga perencanaan sumber daya akan lebih matang dan meminimalisir terjadinya kegagalan proyek. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian Teknik Delphi melalui validasi pakar yang berpengalaman dalam bidang konstruksi. Resource Planning Based on Work Breakdown Structure (WBS) at Upper Structure of

Apartment Building

Abstract

This thesis discusses about resources planning of materials, equipments and labor based on WBS at upper structural work for apartment building. This research is done because of the many failure of the project such as delay and swelling of cost and failure of quality due to bad resource planning. This research will identify the resources of each work package so that resource planning will be more mature and minimize the occurrence of project failure. This research use Delphi Technique research method through expert validation experienced in construction building. Keywords: Apartment building, WBS, upper structure, construction method, resource Pendahuluan

Proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang kompleks karena dibatasi oleh waktu dan biaya

serta sumber daya tertentu. Sebuah proyek haruslah memerhatikan unsur-unsur manajemen

yaitu Man (sumber daya manusia), Money (uang), Material (bahan) Methode (metode),

Machine (mesin)

Saat ini di Jakarta, proyek pembangunan apartemen sangat marak terdengar di kehidupan

sehari-hari. Hal tersebut terjadi karena angka kelahiran lebih tinggi dibanding angka

kematian, hal ini memicu terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang sangat tinggi dan

ditunjang dengan keterbatasan lahan di jakarta sehingga penduduk jakarta membutuhkan

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 2: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

tempat tinggal, hal inilah yang memicu maraknya proyek pembangunan gedung apartemen di

jakarta.

Keberhasilan suatu proyek ditentukan pada kualitas perencanaan secara menyeluruh. Titik

mulai terletak pada penetapan objektif proyek dengan informasi detail dan memadai. Untuk

itu diperlukan WBS (Work Breakdown Structure) yang menjadi pondasi dalam menentukan

objektif proyek. PMBOK 5th Edition menjelaskan bahwa pembuatan WBS adalah proses

membagi paket pekerjaan proyek menjadi lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Manfaat

utama dari proses ini adalah bahwa ini memberikan visi terstruktur apa yang harus

disampaikan. Peranan WBS yang sangat pennting terkadang kurang disadari oleh para pelaku

konstruksi. Padahal tanpa WBS proyek tidak akan dapat dikelola dengan baik. Proyek seolah

akan berjalan tanpa kemudi dan arah yang jelas.

Berdasarkan Project Management Institute, terdapat empat fungsi yang sangat krusial dari

WBS terhadap manajemen proyek, yaitu:

• Untuk mendefinisikan lingkup pekerjaan proyek yang harus dilaksanakan dan untuk

mendetailkan (decomposition) lebih jauh menjadi komponen-komponen yang penting untuk

dikendalikan.

• Untuk menyediakan kepada tim manajemen proyek dengan suatu framework dimana

berdasarkan status proyek dan laporan progress

• Untuk memfasilitasi komunikasi antara manajer proyek dan stakeholder selama masa

proyek. WBS dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi yang terkait dengan

lingkup pekekrjaan. Kombinasi WBS dengan data tambahan lain dapat diolah menjadi

schedule, resiko, performance, ketergantungan, dan biaya

• Sebagai input utama yang akurat untuk proses manajemen proyek dan tujuan lainnya

seperti definisi aktifitas, network diagram, schedule program dan proyek, laporan

performance, analisis risiko dan mitigasinya, alat kendali, atau organisasi proyek

Kelayakan suatu proyek dapat dilihat dari kualitas yang telah dihasilkan dengan

memperhatikan waktu serta biaya konstruksi (Soeharto 1995). Ketiga aspek diatas tidak akan

berhasil tanpa adanya perenanaan sumber daya yang matang. Saat ini sektor konstruksi mulai

menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya, baik sumber daya manusia, sumber daya

material, dan juga sumber daya alatnya untuk meningkatkan dan memaksimalkan kinerja

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 3: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

dalam proyek, tetapi masih harus menghadapi banyak kesulitan dalam merencanakan sumber

daya tersebut, salah satu penyebab kesulitan tersebut ialah belum adanya pedoman yang baku

dalam merencanakan dan menentukan sumber daya yang diperlukan dari setiap elemen

pekerjaan pada WBS dalam proyek.

Apabila terjadi perencanaan sumber daya yang kurang matang akan berdampak terhadap

kinerja proyek. Dari segi waktu, proyek akan mengalami keterlambatan, dari segi biaya

proyek akan mengalami over costi, dari segi mutu, mutu yang dihasilkan akan kurang

maksimal. Dan tidak menutup kemungkinan hal paling buruk ialah terjadinya kegagalan

proyek.

Berdasarkan Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007, pengelolaan

sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan penggunaan sumber daya manusia

dengan cara yang tepat (effective) untuk memproleh hasil yang optimal. Sumber daya dapat

berupa human (Tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga terampil)

Perencanaan sumber daya material harus dikelola dengan baik agar kebutuhannya mencukupi

pada waktu dan tempat yang dibutuhkan. Perencanaan ini dimaksudkan agar dalam

pelaksanaan penggunaan material menjadi efisien dan efektif serta tidak terjadi masalah

akibat tidak tersediaanya material pada saat dibutuhkan. Oleh sebab itu banyak sekali

pekerjaan proyek terhenti karna perencanaan atau pengadaan penggunaan material yang

kurang baik.

Peralatan konstruksi (construction plant) merupakan salah satu sumber daya terpenting yang

dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, pada proyek konstruksi

kebutuhan untuk peralatan antara 7 – 15% dari biaya proyek (Fahan, 2005)

Melihat betapa pentingnya WBS dan perencanaan sumber daya pada proyek, baik sumber

daya material, manusia dan alat maka penulis memutuskan membuat penelitian mengenai

perencanaan sumber daya berbasis wbs pekerjaan struktur atas pada bagungan gedung

apartemen. Tinjauan Pustaka

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 4: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Menurut PMBOK 5th edition (2013), definisi WBS adalah suatu uraian atau dekomposisi

hirarki dari total lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh tim proyek untuk

menyelesaikan tujuan proyek. WBS mengelola dan mendefinisikan total lingkup dari proyek,

dan menyatakan spesifikasi pekerjaan dalam pernyataan lingkup proyek yang disetujui.

Menurut PMI proses membagi seluruh pekerjaan proyek menjadi beberapa pekerjaan hirarki

terstruktur yang lebih mudah dikelola. Tingkat rincian harus mewakili seluruh lingkup proyek

sambil menjaga tugas dikelola (E.S. Norman, 2008). WBS biasanya dirancang melalui

prosedur top-down. Tingkat atas WBS yang didekomposisi menjadi pengelompokan logis

dari pekerjaan, diikuti oleh tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Dengan demikian,

komponen tingkat terendah dari WBS dapat dijadwalkan, dan biaya dapat diperkirakan,

dipantau, dan dikendalikan

WBS juga dianggap sebagai alat untuk manajer (Abbasi & Al-Mharmah, 2000) khusus untuk

kegiatan perencanaan dan pengendalian (Tiner, 1985). perencanaan proyek juga melibatkan

identifikasi fase kerja, sehingga saat itu seperti biaya dianggap erat kaitannya dengan paket

pekerjaan dan tingkat lainnya pada proyek WBS (Ayas, 1996). Proses penyediaan paket

pekerjaan berarti bahwa biaya, waktu dan risiko dapat dievaluasi untuk total proyek

(Tummala & Burchett, 1999), sehingga proses menjadi unit analisis. Hanya tahun lalu,

Vanhoucke (2012) menyatakan bahwa penjabaran sampai ke tingkat aktivitas terendah dari

proyek WBS dapat 'memicu tindakan korektif' untuk risiko yang dirasakan pada tahap awal

Metode pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik –

teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen

konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan

seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode pelaksanaan

konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara

persyaratan dalam dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis

yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor (Jawat,

2015).

Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan

konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi. Konsep metode

pelaksanaan mencakup pemilihan dan penetapan yang berkaitan dengan keseluruhan segi

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 5: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

pekerjaan termasuk kebutuhan sarana dan prasarana yang bersifat sementara sekalipun

(Dipohusodo, 1996)

Metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang baik apabila memenuhi persyaratan

(Syah, Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek, 2004), yaitu:

• Memenuhi persyaratan teknis, yang memuat antara lain :

Ø Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi lengkap dan jelas

memenuhi informasi yang dibutuhan

Ø Bisa dilaksanakan dan efektif

Ø Aman dilaksanakan, terhadap bangunan yang dibangun, para tenaga kerja,

bangunan lainnya, dan lingkungan sekitarnya.

• Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu biaya murah, wajar dan efisien.

• Memenuhi pertimbangan nonteknis lainnya, yang memuat antara lain :

Ø Dimungkinkan untuk diterapkan di lokasi proyek dan disetujui atau tidak

ditentang oleh lingkungan setempat.

Ø Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek.

Ø Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan, apabila hal itu merupakan

alternatif pelaksanaan yang istimewa atau riskan.

• Merupakan alternatif/pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan

dan dipertimbangkan. Masalah metode pekerjaan banyak sekali variasinya, sebab tidak

ada keputusan engineer. Jadi pilihan terbaik yang merupakan tanggung jawab

manajemen, dengan tetap mempertimbangkan engineering economies.

• Manfaat positif Construction Method.

Ø Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas penyelesaian

pekerjaan.

Ø Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu kesatuan

dokumen prosedur pelaksanaan pekerjaan di proyek

Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun cara – cara

kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi, menentukan

sarana – sarana pekerjaan yang mendukung terlaksananya suatu pekerjaan misalnya :

menetapkan, memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang sesuai dengan

jenis pekerjaan yang efektif dan efisien dalam biaya operasi. Cara kerja juga dapat membantu

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 6: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

dalam menentukan urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya sehingga dapat menentukan

penyelesaian suatu pekerjaan. Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi akan

mempengaruhi perencanaan konstruksi (Nono Tisnawardono: 2002: 11) antara lain :

• Jadwal pelaksanaan.

• Kebutuhan dan jadwal tenaga kerja.

• Kebutuhan dan jadwal meterial/bahan.

• Kebutuhan dan jadwal alat.

• Penjadwalan anggaran (Arus kas/cash-flow).

• Jadwal prestasi dengan metode kurva – S (S-Curve).

• Cara – cara pelaksanaan pekerjaan

Setelah penentuan metode kerja yang didasari paket pekerjaan WBS, akan terurai aktivitas

dari setiap paket pekerjaan dalam elemen WBS tersebut yang nantinya digunakan dalam

menentukan sumber dayanya.

Berdasarkan Practice Standard for Work Breakdown Structures Second Edition, Activity. A

component of work performed during the course of a project. Komponen pekerjaan yang

dilakukan selama proyek berlangsung. (Project Management Institute, 2006)

Sumber daya merupakan suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur

tertentu yang dapat digunakan oleh kegiatan manusia untuk sosial maupun ekonomi, dalah hal

ini ialah proyek sehingga dapat dinyatakan bahwa sumber daya proyek konstruksi merupakan

suatu nilai potensi yang dapat dimanfaatkan untuk proyek konstruksi. Sumber daya yang

dimaksud berupa material, alat dan tenaga kerja.

Penggunaan material dalam proses konstruksi secara efektif sangat bergantung dari desain

yang dikehendaki dari suatu bangunan. Penghematan material dapat dilakukan pada tahap

penyediaan, handling, dan processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat yang tepat dan

efektif akan mempengaruhi faktor kecepatan proses konstruksi, pemindahan atau distribusi

material dengan cepat, baik arah horizontal maupun vertikal. Pekerja adalah salah satu sumber

daya yang sangat sulit dilakukan pengontrolannya, upah yang diberi sangat bervariasi

tergantung kecakapan masing-masing pekerja, karena tidak ada satu pekerja yang sama

karakteristiknya (Ervianto, 2004).

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 7: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Sumber daya material harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar kebutuhannya mencukupi

pada waktu dan tempatyang di inginkan. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya

material menyerap 50 %-70 % dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya

penyimpanan material. Kebutuhan material biasanya di sediakan oleh pemasok yang

hubungan kontraknya berlangsung dengan kontraktor pelaksana dan telah di setujui dengan

pemilik proyek melalui wakilnya.

Manajemen sumber daya peralatan adalah suatu metode penggunaan alatalat berat untuk

memperoleh hasil yang tepat guna dan berdaya, guna dalam pelaksanaan proyek. Peralatan

kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap lainnya, baik yang

digerakkan secara manual atau mekanis. Peralatan konstruksi merupakan salah satu dari tiga

input utama dari proses konstruksi bangunan, bersama-sama dengan tenaga kerja dan bahan

(Hakan Y, 2015). Pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan

secara tepat dan cepat. Pertimbangan dari segi biaya sehubungan dengan penggunaan

peralatan harus tetap ada, artinya harus ada optimasi dari harga produksi persatuan waktu

untuk setiap peralatan yang digunakan. Selama pelaksanaan pekerjaan di proyek,

pemeliharaan dan perawatan peralatan terutama untuk alat-alat berat harus dilakukan secara

rutin, sehingga kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal ini sangat penting agar dalam

pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan kerja.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, untuk memperoleh sumber daya maka terlebih dahulu harus mengetahui

paket pekerjaan WBS gedung apartemen (rumusan masalah 1) kemudian menentukan metode

pelaksanaan berdasarkan paket pekerjaan tersebut dengan memerhatikan kondisi lingkungan

dan lapangan (rumusan masalah 2) dari metode pelaksanaan akan muncul aktivitas pekerjaan

setiap metode tersebut, dengan adanya aktivitas maka dapat dijabarkan apa saja sumber daya

yang dibutuhkan (rumusan masalah 3)

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 8: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Gambar 1. Diagram alur proses penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini ialah variabel bebas (Independent variable) yang

dinotasikan dengan X dan variabel terikat (dependent variable) yang dinotasikan dengan Y.

Variabel bebas dan terikat pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

• Variabel bebas (X) : Paket pekerjaan WBS gedung apartemen

• Variabel Terikat (Y) : Metode pelaksanaan dan sumber daya

Tabel 1. Variabel bebas penelitian

ZONING AREA JENIS PEKERJAAN PAKET PEKERJAAN (VARIABEL X)

Bangunan A-Lantai Podium Struktur Atas Kolom (Lantai 1 keatas)

Balok (Lantai 1 keatas)

Pelat (Lantai 1 keatas)

Core wall/ Shear wall (Lantai 1 keatas)

Tangga (Lantai 1 keatas)

1&2   3  

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 9: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

ZONING AREA JENIS PEKERJAAN PAKET PEKERJAAN (VARIABEL X)

Bangunan A- Lantai Tower Struktur Atas Kolom (Lantai 1 keatas)

Balok (Lantai 1 keatas)

Pelat (Lantai 1 keatas)

Core wall/ Shear wall (Lantai 1 keatas)

Tangga (Lantai 1 keatas)

Bangunan A-Lantai Atap Struktur Atas Balok (Atap)

Core wall/ Shear wall (Atap)

Pelat (Atap)

Baja Atap / Crown

Helipad

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah melakukan wawancara kepada pakar

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini digunakan sebagai alat validasi kepada pakar

yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang paket pekerjaan pada struktur atas

beserta metode konstruksi dan sumber dayanya

Pada penilitian ini dilakukan pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Data

pada penilitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:

• Data Primer: merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti

langsung dari responden baik melalui kuesioner maupun wawancara;

• Data sekunder: merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi yang didapatkan

dari literatur seperti buku, referensi, jurnal serta dari hasil penelitian lainnya yang

bertujuan untuk menentukan identifikasi awal variabel penelitian.

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan satu tahap yaitu dengan mengumpulkan data

proyek atau arsip proyek gedung tinggi dengan minimal tinggi 5 lantai dengan fungsi

bangunan apartemen yang telah dilaksanakan oleh kontraktor nasional berupa aktifitas

pekerjaan struktur atas.

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 10: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Setelah paket pekerjaan struktur atas diperoleh kemudian dilakukan validasi kepada minimal

lima orang pakar bidang praktisi dengan minimal pengalaman sepuluh tahun dalam

menangani proyek konstruksi gedung tinggi dengan skala baik dan/atau pakar akademisi yang

memiliki pendidikan dan pengetahuan yang menunjang dengan tingkat pendidikan minimal

S3 dan memiliki pengalaman mengajar minimal 10 tahun serta memiliki reputasi yang baik.

Bersamaan dengan validasi paket pekerjaan tersebut, peniliti juga mewawancarai pakar

tersebut mengenai metode konstruksi pada setiap aktifitas pekerjaan tersebut.

Kemudian dari metode konstruksi tiap pekerjaan dilakukan kembali wawancara dengan para

pakar tersesbut terkait sumber daya material dan ala tapa saja yang digunakan pada tiap

metode konstruksi yang telah diperoleh

Data yang telah diperoleh kemudian di analisis menggunakan Teknik Dhelpi. Teknik Dhelpi

menurut merupakan metode sistematis dalam mengumpulkan pendapat dari sekelompok

pakar melalui serangkaian kuesioner, di mana ada mekanisme feedback melalui putaran/round

pertanyaan yang diadakan sambil menjaga anonimitas tanggapan responden (para ahli)

(Foley, 1972) Hasil Penelitian Hasil penelitian penulis dalam mengembangkan standar WBS menghasilkan output seperti

yang tertera dibawah ini, terdapat bagan WBS yang dapat menjelaskan secara lebih mudah

item-item yang terdapat dalam WBS. Bagan ini terdiri dari 5 level meskipun masih terdapat 2

level lagi yaitu level 6 dan 7 yang tidak dimasukkan dalam bagan ini karena akan sangat

banyak sehingga tersaji dalam bentuk tabel. Level 1 menunjukkan nama proyek yang sedang

dikerjakan. level 2 menunjukkan rumpun pekerjaan konstruksi dalam hal ini ialah struktur.

Level 3 menunjukkan pembagian lokasi pekerjaan, lantai basement, lantai podium, lantai

tower dan lantai atap. Level 4 menunjukkan jenis pekerjaan dalam hal ini ialah struktur atas.

Level 5 menunjukkan paket pekerjaan.

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 11: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Gambar 2. Bagan WBS pekerjaan struktur atas

Selain dari bagan WBS diatas, terdapat pula tabel hasil penelitian yang menunjukkan metode

pelaksanaan dari setiap paket pekerjaan dan sumber daya dari setiap metodenya, berikut

merupakan contoh tabelnya:

Tabel 2. Tabel hasil penelitian

WBS LEVEL 3

WBS LEVEL 5

METODE KERJA

WBS LEVEL 6 WBS LEVEL 7

ZONING AREA

PAKET PEKERJAAN

METODE KERJA AKTIVITAS Pembagian KELOMPOK

RESOURCES Bangunan A-Lantai Podium

Kolom (Lantai 1 keatas)

Konvensional Pembesian Bahan Besi

Kawat Bendrat

Tenaga Kerja Tukang Besi

Kepala Tukang

Pekerja

Proyek   Struktur  

L.  Basement   Struktur  Bawah  

L.  Podium   Struktur  Atas  

Pelat  (Lantai  1  keatas)        

Balok  (Lantai  1  keatas)        

Kolom  (Lantai  1  keatas)        

Core  wall/  Shear  wall  (Lantai  1  keatas)        

Tangga  (Lantai  1  keatas)        

L.  Tower   Struktur  Atas  

Pelat  (Lantai  1  keatas)        

Balok  (Lantai  1  keatas)        

Kolom  (Lantai  1  keatas)        

Core  wall/  Shear  wall  (Lantai  1  keatas)        

Tangga  (Lantai  1  keatas)        

L.  Atap   Struktur  Atas  

Balok  (Atap)          

Pelat  (Atap)    

Corewall        

Baja  Atap  /  Crown    

Helipad    

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 12: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

WBS LEVEL 3

WBS LEVEL 5

METODE KERJA

WBS LEVEL 6 WBS LEVEL 7

ZONING AREA

PAKET PEKERJAAN

METODE KERJA AKTIVITAS Pembagian KELOMPOK

RESOURCES

Mandor

Operator/mekanik

Alat Bar Cutter

Bar Bender

Gegep

Tower Crane

Bekisting Bahan Multi plek/Metal form

Paku

Tenaga Kerja Perkerja

Tukang Kayu

Kepala Tukang

Tukang las

Mandor

Operator/mekanik

Alat Perancah Tie rod

Tower crane

Pembetonan Bahan Beton Ready Mix

additive

Tenaga Kerja Perkerja

Tukang cor

Mandor

Operator Alat Berat

Alat Concrete pump

Truck Mixer

Tower Crane

Vibrator

Bucket

Perawatan/ Curing Beton Bahan Curing

Compound

Karung goni

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 13: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

WBS LEVEL 3

WBS LEVEL 5

METODE KERJA

WBS LEVEL 6 WBS LEVEL 7

ZONING AREA

PAKET PEKERJAAN

METODE KERJA AKTIVITAS Pembagian KELOMPOK

RESOURCES

Tenaga Kerja Perkerja

Mandor

Alat Fog Spraying Concrete

Precast/ Pracetak

Pengadaan & Pemasangan Beton Pracetak

Bahan Beton Pracetak

Tenaga Kerja Perkerja

Mandor

Operator Alat Berat

Alat Perancah

Tower Crane

Grouting Bahan Material Grouting

Tenaga Kerja Pekerja

Mandor

Alat Grouting Mechine

Kamus WBS merupakan salah satu hasil dari penelitian ini, berupa uraian detail yang

menjelaskan tiap paket pekerjaan dengan rinci. Sama halnya dengan standar WBS, kamus

WBS ini juga melalui proses validasi oleh 3 orang pakar. Berikut contoh hasil dari

pengembangan kamus WBS

KAMUS WBS STRUKTUR

Lantai Podium

KODE WBS RUMPUN PEKERJAAN / ELEMEN KONSTRUKSI

PRIMER KODE WBS PAKET PEKERJAAN

XX Struktur XX Kolom (Lantai 1 keatas) KODE WBS LOKASI

XX Tower A Lantai Podium KODE WBS ALTERNATIF DESAIN/METODE

KODE WBS JENIS PEKERJAAN XX Konvensional

XX Struktur Atas Penanggung Jawab Manajer Proyek

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 14: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Deskripsi Kolom merupakan konstruksi beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan atap yang kemudian didistribusikan ke pondasi. Adapun pelaksanaan konvensional pekerjaan ini termasuk pelaksanaan bekisting/ perancah, pembesian, pembetonan, perawatan/ curing beton, sedangkan dengan pracetak meliputi pengadaan beton pacetak, pemasangan benton pracetak, bekisting/ perancah, grouting.

Deliverable Sumber Daya Kolom (Lantai 1 keatas)

Bahan: -Besi -Beton Ready mix -Kayu -Curing Compound Tenaga kerja: -Pekerja -Mandor -Tukang Besi -Kepala tukang besi -Tukang kayu -Kepala tukang kayu -Operator alat berat Alat: -Bar Cutter -Bar Bender -Concrete Pump -Tower Crane -Bucket -Fog Spraying Concrete

Referensi 1. Dokumen Kontrak 2. BoQ

Aktivitas KODE WBS AKTIVITAS

XX XX XX XX

Pembesian Bekisting Pembetonan Perawatan/Curing Beton

Selain standar WBS, salah satu produk yang dihasilkan penelitian ini adalah checklist WBS.

Checklist ini menjelaskan deskripsi dari setiap item pekerjaan WBS agar pembaca dapat

memahami dan sepemikiran dengan apa yang penulis buat serta dapat pula dijadikan alat

control dalam proyek. Sama halnya dengan standar WBS, checklist ini juga melalui proses

validasi oleh 3 orang pakar. Berikut contoh hasil dari pengembangan checklist WBS

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 15: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Tabel 3. Checklist WBS

LEVEL WBS URAIAN

1 Proyek Nama proyek konstruksi yang dikerjakan.

2 Struktur

Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut menumpu pada elemen-elemen untuk selanjutnya disalurkan ke bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat di tahan.

3 Bangunan A-Lantai Podium

Pekerjaan struktur yang dilaksanakan pada lokasi proyek di lantai podium bangunan A.

4 Struktur Atas Struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, pelat, corewall/shearwall, tangga hingga atap.

5 Kolom (lantai 1 ke atas )

Kolom merupakan konstruksi beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan atap yang kemudian didistribusikan ke pondasi. Adapun pelaksanaan konvensional pekerjaan ini termasuk pelaksanaan bekisting/ perancah, pembesian, pembetonan, perawatan/ curing beton, sedangkan dengan pracetak meliputi pengadaan beton pacetak, pemasangan benton pracetak, bekisting/ perancah, grouting.

5 Balok (lantai 1 ke atas)

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Adapun pelaksanaan konvensional pekerjaan ini termasuk pelaksanaan bekisting/ perancah, pembesian, pembetonan, perawatan/ curing beton, sedangkan dengan pracetak meliputi pengadaan beton pacetak, pemasangan benton pracetak, bekisting/ perancah, grouting.

5 Pelat (lantai 1 ke atas)

Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada apabila struktur tersebut. Adapun pelaksanaan konvensional pekerjaan ini termasuk pelaksanaan bekisting/ perancah, pembesian, pembetonan, perawatan/ curing beton, sedangkan dengan pracetak meliputi pengadaan beton pacetak, pemasangan benton pracetak, bekisting/ perancah, grouting.

5 Core wall/ Shear wall (lantai 1 ke atas)

Core wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat dan bangunan tinggi. Adapun pelaksanaan konvensional pekerjaan ini termasuk pelaksanaan bekisting/ perancah, pembesian, pembetonan, perawatan/ curing beton, sedangkan dengan pracetak meliputi pengadaan beton pacetak, pemasangan benton pracetak, bekisting/ perancah, grouting.

5 Tangga (lantai 1 ke atas)

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Adapun pelaksanaan konvensional pekerjaan ini termasuk pelaksanaan bekisting/ perancah, pembesian, pembetonan, perawatan/ curing beton, sedangkan dengan pracetak meliputi pengadaan beton pacetak, pemasangan benton pracetak, bekisting/ perancah, grouting.

Pembahasan Setelah melakukan validasi WBS ke pakar yang telah ditentukan menghasilkan

pengembangan standar WBS yang telah tervalidasi, kemudian penulis melakukan analisa dari

hasil validasi tersebut, berikut adalah hasil analisanya

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 16: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Tabel 4. Analisis hasil pakar WBS Pakar Perihal Keterangan

1.1 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode konvensional aktivitas pembesian bahannya ditambahkan kawat bendrat, alatnya ditambahkan gegep dan tower crane

Setuju, pada aktivitas pembesian memang membutuhkan bahan kawat bendrat dan alat gegep serta tower crane, hal ini juga sependapat dengan pakar 3 dan 4

1.2 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode konvensional aktivitas Bekisting bahannya ditambahkan Multi plek dan paku, alatnya ditambahkan perancah tie rod dan tower crane. Begitu pula pada smua aktivitas bekisting di setiap paket pekerjaan

Setuju, pada aktivitas bekisting harus menggunakan multi plek dan paku, alatnya harus menggunakan perancah dan tower crane, semua pakar lain juga sepakat dengan hal ini.

1.3 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode konvensional aktivitas Perawatan/Curing beton bahannya ditambahkan karung goni. Begitu pula pada semua aktivitas Perawatan/Curing beton lainnya di setiap paket pekerjaan.

Setuju, curing kolom memang dapat menggunakan karung goni, namun dapat pula menggunakan bahan lain seperti curing compond sebagai metode lain

1.4 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode Precast/Pracetak aktivitas Pengadaan dan pemasangan beton pracetak alatnya ditambahkan perancah dan begitu pula pada semua aktivitas pengadaan dan pemasangan beton pracetak di setiap paket pekerjaan

Setuju, pemasangan beton pracetak harus menggunakan perancah. Pakar 2 juga sepakat dengan hal ini

1.5 Pada lantai Podium Pekerjaan balok metode konvensional aktivitas Pembetonan bahannya ditambahkan carbon dan begitu pula pada aktivitas Pembetonan di setiap paket pekerjaan

Setuju, pada aktivitas pembetonan memang membutuhkan bahan karbon.

1.6 Pakar ini mempertanyakan apakah kemampuan TC dapat mengangkat beton precast untuk balok dan kolom

Kapasitas TC akan disesuaikan dengan beban beton precast yang akan di angkatnya, kalau TC tidak mampu mengankat maka akan menggunakan crane lain yang lebih besar kapasitasnya seperti service crane

2.1 Semua sumber daya upah di ubah menjadi tenaga kerja

Setuju, pada SNI juga menggunakan istilah tenaga kerja, bukan upah

2.2 Pakar ini menyatakan curing bukan merupakan aktivitas

Tidak setuju, curing merupakan salah satu aktivitas yang dibutuhkan dalam proses membuat kolom/balok dll. Semua pakar lain setuju dengan curing merupakan aktivitas

2.3 Pada semua pekerjaan pembetonan harus menggunakan alat vibrator

Setuju, pada aktivitas pembetonan vibrator diperlukan agar membuat perataan pada cor dan tidak ada rongga udara yang terperangkap di dalamnya

2.4 Pada semua pekerjaan bekisting harus menggunakan perancah

Setuju, semua pekerjaan bekisting harus menggunakan perancah, semua pakar lain juga sependapat

3.1 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode konvensional aktivitas pembesian bahannya ditambahkan kawat bendrat, tenaga kerjanya ditambah operator/mekanik, alatnya ditambahkan tower crane/service crane, dan begitu pula pada semua aktivitas pembesian di setiap paket pekerjaan

Setuju, pada aktivitas pembesian memang membutuhkan bahan kawat bendrat, tenaga kerjanya ditambah operator/mekanik, alatnya ditambahkan tower crane/service crane, hal ini juga sependapat dengan pakar 1 dan 4

3.2 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode konvensional aktivitas Bekisting bahannya ditambahkan Multi plek/metal form, tenaga kerjanya ditambah tukang las dan operator/mekanik, alatnya ditambahkan tower crane dan begitu pula pada semua aktivitas bekisting di setiap paket pekerjaan

Setuju, pada aktivitas bekisting harus menggunakan bahan Multi plek/metal form, tenaga kerjanya ditambah tukang las dan operator/mekanik, alatnya ditambahkan tower crane

3.3 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode Setuju, pada aktivitas pembetonan dapat

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 17: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

konvensional aktivitas Pembetonan bahannya ditambahkan additive, tenaga kerjanya ditambah tukang cor, alatnya ditambah truck mixer dan begitu pula pada semua aktivitas Pembetonan di setiap paket pekerjaan

menggunakan tambahan bahan additive, namun kembali pada kebutuhan proyek, apabila tidak membutuhkan bahan additive juga boleh. Tenaga kerjanya ditambah tukang cor, alatnya ditambah truck mixer

3.4 Pada lantai Podium Pekerjaan kolom metode Precast/Pracetak aktivitas grouting alatnya ditambahkan grouting machine dan begitu pula pada semua aktivitas grouting di setiap paket pekerjaan

Setuju, aktivitas grouting ada yang telah menggunakan grouting machine, ada juga yang masih menggunakan alat konvensional

4.1 Pada pekerjaan kolom, bahannya selain besi beton juga ada kawat beton, alatnya selain barcutter dan barbender juga diperlukan tower crane untuk mengangkut besi beton dari stock area ke lokasi kolom yang akan di pasang

Setuju, semua pakar lain juga sependapat dengan hal ini

4.2 Pada aktivitas bekisting bahan kayu, saat ini untuk bekisting kolom sudah umum digunakan dalam bentuk panel (untuk gedung apartemen bertingkat), bahan bisa gabungan dari kayu multiplek dan baja siku. Bila panel, maka digunakan juga baut-baut untuk pemasangan

Setuju, pakar 1 dan 3 juga sependapat.

4.3 Pada aktivitas bekisting alatnya digunakan tower crane untuk mengangkat panel dari stock area ke lokasi kolom

Setuju, semua pakar lain juga sependapat dengan hal ini

4.4 Metode kerja precast/pracetak menjadi bagian dari pekerjaan struktur atas, apabila yang dimaksud pracetak untuk lantai, balok, kolom maupun tangga Apabila precast untuk facad/dinding, item pekerjaan tersebut dimasukkan dalam scope pekerjaan arsitektur

Setuju, untuk metode kerja pracetak, lantai, balok, kolom dan tangga merupakan scope pekerjaan struktur atas, sedangkan facad/dinding masuk ke scope pekerjaan arstiktur

4.5 Untuk pekerjaan apartemen saat ini umumnya precast lantai saja kurang lebih setengah tebal lantai, kemudian di cor atasnya, jika precast kolom dan balok relatif biaya lebih mahal (saat ini)

Terlepas dari perhitungan biaya, penulis membuat alternatif metode yang dapat dikerjakan selain menggunakan metode konvensional, meskipun saat ini biaya lebih mahal, namun jika di tinjau dari segi kecepatan dan mutu beton akan lebih bagus.

4.6 Pada pekerjaan struktur atas, peralatan tower crane sangat berperan untuk pekerjaan bekisting panel, maupun untuk pekerjaan pembesian dan juga untuk pekerjaan pengecoran

Setuju, pakar 1 dan 3 juga sependapat

4.7 Umumnya untuk pengecoran kolom masih menggunakan tower crane dan bucket, adapun untuk balok dan lantai bisa menggunakan alat concrete pump

Setuju, untuk pengecoran kolom masih menggunakan tower crane dan bucket, adapun untuk balok dan lantai bisa menggunakan alat concrete pump

4.8 WBS level 7 sangat dipengaruhi oleh metode kerja, sehingga harus dibuat metode kerjanya dulu, baru wbs level 7 akan lebih sempurna dan detail, baik dalam penggunaan alat, bahan maupun upah, sehingga cost estimasi bila akan dibuat berdasarkan WBS level 7 akan jauh lebih akurat

Setuju, terlebih dulu harus ditentukan metode kerja sehingga dapat membuat WBS level 7 yang dapat digunakan untuk membuat cost estimate.

Pada lantai podium, tower dan atap memiliki paket pekerjaan yang hampir sama dengan

metode pelaksanaan yang hampir sama pula, pada pekerjaan kolom, metode kerjanya ialah

dapat menggunakan metode konvensional yaitu dengan fabrikasi ditempat ataupun metode

precast yaitu fabrikasi ditempat lain. Pada pekerjaan balok, metode kerjanya ialah dapat

menggunakan metode konvensional yaitu dengan fabrikasi ditempat ataupun metode precast

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 18: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

yaitu fabrikasi ditempat lain. Pada pekerjaan pelat, metode kerjanya ialah dapat menggunakan

metode konvensional yaitu dengan fabrikasi ditempat ataupun metode precast yaitu fabrikasi

ditempat lain. Pada pekerjaan Corewall, metode kerjanya ialah dapat menggunakan metode

konvensional yaitu dengan fabrikasi ditempat ataupun metode precast yaitu fabrikasi ditempat

lain. Pada pekerjaan tangga, metode kerjanya ialah dapat menggunakan metode konvensional

yaitu dengan fabrikasi ditempat ataupun metode precast yaitu fabrikasi ditempat lain. Pada

pekerjaan baja atap, metode kerjanya ialah dapat menggunakan metode konvensional yaitu

dengan fabrikasi ditempat. Pada pekerjaan helipad, metode kerjanya ialah dapat menggunakan

metode konvensional yaitu dengan fabrikasi ditempat ataupun metode precast yaitu fabrikasi

ditempat lain.

Setelah melakukan validasi Kamus WBS ke pakar yang telah ditentukan menghasilkan

pengembangan kamus WBS yang telah tervalidasi, kemudian penulis melakukan analisa dari

hasil validasi tersebut, berikut adalah hasil analisanya:

Tabel 5. Analisis pakar kamus WBS

Pakar Perihal Keterangan 1 Pakar ini lebih menekankan kepada kode yang akan di buat,

harus diperjelas dan mudah dipahami Akan dijelaskan lebih lanjut

2 Sudah mudah dipahami, dan harus dilengkapi dan disesuaikan kembali dengan perubahan pada hasil WBS

Akan diupdate dan disesuaikan dengan perubahan WBS

3 Kamus ini menjadi produk dengan rincian aktivitas dan sumber daya di setiap pekerjaan

Sependapat dengan pakar lain

Setelah melakukan validasi WBS Checklist ke pakar yang telah ditentukan menghasilkan

pengembangan WBS Checklist yang telah tervalidasi, kemudian penulis melakukan analisa

dari hasil validasi tersebut, berikut adalah hasil analisanya:

Tabel 6. Analisis pakar checklist WBS Pakar Perihal Keterangan

1 Semua sudah sesuai dengan uraiannya, namun ada aktivitas yang menurut pakar ini tidak masuk dalam pekerjaan tersebut/sudah include di dalamnya namun masih ditulis.

Pekerjaan tersebut sudah dianalisis pada sub bab 7.1

2 • Pada Uraian struktur, struktur dibagi sub-structure dan upper-structure

• Pada uraian pekerjaan baja atap/crown, dapat dibagi baja profil, baja plat susun, baja ringan.

Setuju, pekerjaan struktur harus diuraikan menjadi sub-structure dan upper-structure.

3 Uraiannya sudah menjelaskan maksud dari pekejaannya Sependapat dengan pakar lain

Kesimpulan

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 19: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Mengidentifikasi Metode pelaksanaan ialah dengan berdasarkan paket pekerjaan WBS,

kemudian dapat ditentukan metode pelaksanaan yang harus mempertimbangkan kondisi

lingkungan

Mengidentifikasi sumberdaya harus berdasarkan paket pekerjaan, kemudian metode

pelaksanaan yang mempertimbangkan kondisi lingkungan, dari metode menimbulkan

aktivitas, dan dari aktivitas dapat menentukan sumberdayanya

Saran Saran yang dapat penulis berikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Melakukan penelitian lanjutan terhadap pengembangan standar WBS berbasis risk.

• Melakukan penelitian lanjutan terhadap efektifitas WBS terhadap kinerja proyek dari

segi waktu pelaksanaan

• Melakukan penelitian lanjutan terhadap efektifitas WBS terhadap kinerja proyek dari

segi biaya pelaksanaan

• Melakukan penelitian lanjutan terhadap efektifitas WBS terhadap kinerja proyek dari

segi mutu pelaksanaan

Daftar Referensi

Abbasi, G., & Al-Mharmah, H. (2000). Project Management Practice by the Public Sector in a

Developing Country. International Journal of Project Management, 13-18.

Ayas, K. (1996). Professional Project Management: a Shift Towards Learning and a

Knowledge Creating Structure. International Journal of Project Management, 17,

131-136.

Barrie, S. (1993). Manajemen Konstruksi Proffesional Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

Dipohusodo, I. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 1 & 2. Yogyakarta: Kanisius.

Fahan, T. (2005). Analisis Efisiensi Penggunaan Alat Berat. Yogyakarta: UII.

Jawat, I. W. (2015). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Studi: Proyek Fave Hotel

Kartika Plaza). Civil Engineering, 9.

Norman, E., Bortherton, S., & Fried, R. (2008). Work Breakdown Structures: The Foundation

for Project Management Excellence, 1st ed. Canada.

Project Management Institute. (2006). Practice Standard for Work Breakdown Structures-

Second Edition. USA.

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017

Page 20: Perencanaan Sumber Daya Berbasis Work Breakdown …

Project Management Institute. (2006). Project Management Institute Practice Standard for

Work Breakdown Structures, Second Edition. USA.

Project Management Institute. (2008). A Guide to Project Management Body of Knowledge,

4th ed. PMI Standards Committee. USA.

Project Management Institute. (2013). Project Management Body of Knowledge 5th Edition.

USA.

Purwanto. (2010). Statistika untuk Penelitian. Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta.

Syah, M. S. (2004). Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Syah, M. S. (2004). Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Tiner, W. (1985). Subdivision of Work on Construction Projects. International Journal of

Project Management, 3, 13-18.

Tummala, V., & Burchett, J. (1999). Applying a Risk Management Process (RMP) to Manage

Cost Risk for an EHV Transmission Line Project. International Journal of Project

Management, 17, 223-235.

Vanhoucke, M. (2012). Measuring the Efficiency of Project Control Using Fictitious and

Empirical Project Data. International Journal of Project Management, 30, 252-263.

Yanuarif, A. (1997). Manajemen Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan Material pada

Proyek Bangunan Bertingkat di Jakarta. Depok: Universitas Indonesia.

Perencanaan Sumber ..., Ikhlasul Ibtihal, FT UI, 2017