perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi riau dalam melaksanakan kip

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia humas saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sebab humas merupakan bidang pekerjaan yang peranannya dianggap semakin penting oleh setiap organisasi atau pun perusahaan. Karena semakin gencarnya arus komunikasi dan informasi, lebih lagi dalam komunikasi khalayak yang luas. Humas menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi ataupun lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian bagi terciptanya tujuan kebijakan dan langkah serta tindakan lembaga atau organisasi itu. Semua itu ditujukan untuk mengembangkan pengertian dan kemauan baik (goodwill) publik serta memperoleh suatu publik yang menguntungkan atau untuk menciptakan kerja sama

Upload: rozalia

Post on 08-Apr-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

written by Rozalia

TRANSCRIPT

Page 1: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia humas saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sebab

humas merupakan bidang pekerjaan yang peranannya dianggap semakin penting

oleh setiap organisasi atau pun perusahaan. Karena semakin gencarnya arus

komunikasi dan informasi, lebih lagi dalam komunikasi khalayak yang luas.

Humas menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi

ataupun lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian bagi

terciptanya tujuan kebijakan dan langkah serta tindakan lembaga atau organisasi

itu. Semua itu ditujukan untuk mengembangkan pengertian dan kemauan baik

(goodwill) publik serta memperoleh suatu publik yang menguntungkan atau

untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis (Soemirat,

2004:89).

Publik perlu diperhatikan, karena kegiatan hubungan masyarakat yang

dijalankan selain memperhatikan kepentingan organisasi juga mesti

memperhatikan kepentingan khalayak. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat dengan sendirinya mengubah postur publik yang menjadi sasaran

kegiatan humas. Lebih dari itu, publik sendiri bukanlah seseorang atau

sekelompok orang yang pasif dan niscaya akan membenarkan saja atas apa yang

diterimanya. Publik akan berhubungan satu sama lain, sehingga informasi yang

Page 2: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

diterima publik sebenarnya saling bersaing untuk mendapat pengakuan atas

“kebenarannya” dalam pandangan publik (Iriantara, 2004: 63).

Di era modern saat ini kebutuhan memperoleh informasi merupakan hal

yang dianggap penting bagi……

Banyak masyarakat yang mengeluh terhadap suatu perusahaan atau instansi

yang tidak tanggap dalam melayani kebutuhan informasi.

Sebagai manusia kita mempunyai hak mendasar yang disebut dengan hak

asasi. Hak asasi adalah hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang

wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,

pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia.

Dalam panduan sederhana penerapan UU Keterbukaan Informasi Publik

dijelaskan, selain hak asasi sebagai warga Negara kita juga mempunyai hak atas

informasi, sebagaimana hak asasi, hak atas informasi juga melekat pada setiap

diri warga negara. Hak atas informasi ini dijamin oleh konstitusi atau UUD 1945.

Dalam pasal 28F dinyatakan: “setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan

memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,

serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

meyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia”.

Page 3: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Untuk menguatkan ketentuan dalam UUD tersebut, maka disusunlah

undang-undang No14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). UU

KIP memberikan jaminan kepada setiap warga Negara untuk memperoleh

informasi yang dikuasai oleh Badan Publik. UU KIP memberikan acuan yang

sangat jelas kepada warga negara tentang tata cara memperoleh informasi dari

badan publik. UU KIP juga mengatur tentang apa yang harus dilakukan oleh

warga negara (pemohon informasi publik).

Melalui UU KIP masyarakat dapat memantau setiap kebijakan, aktivitas,

maupun anggaran badan-badan publik berkaitan dengan penyelenggaraan negara

maupun yang berkaitan dengan kepentingan publik lainnya.

Dalam hal keterbukaan informasi publik terdapat peranan humas dalam

pemerintah. Dasar pemikiran hubungan masyarakat dalam pemerintahan

berlandaskan pada dua fakta dasar. Pertama, masyarakat mempunyai hak untuk

mengetahui; karena itu, para pejabat pemerintah mempunyai tanggung jawab

guna memberi penjelasan kepada masyarakat. Kedua, ada kebutuhan bagi para

pejabat untuk menerima masukan dari masyarakat tentang persoalan baru dan

tekanan sosial, untuk memperoleh partisipasi dan dukungan masyarakat. Hanya

dengan proses komunikasi demikianlah pemerintah dan para pemilih dapat

mencapai suatu pengertian kesatuan yang positif (Frazier, 2000:131).

Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintah merupakan suatu

keharusan fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktivitas instansi

tersebut baik ke dalam maupun ke luar. Petugas humas hendaknya memiliki

Page 4: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

sikap pelayanan yang terbuka pada khalayak. Mengingat masalah yang dihadapi

sebagai bagian utama dari suatu lembaga atau instansi maka petugas humas

seyogyanya memiliki keterampilan dan kemampuan yang memadai di

bidang komunikasi dan mediasi serta memiliki kepekaan dan rasa proporsi

yang baik, dalam menghadapi persoalan di lingkungan, baik intern publik

maupun ekstern publik.

Tidak semua bagian humas diberbagai lembaga dapat memberikan

pelayanan mengenai keterbukaan informasi khususnya keterbukaan informasi

publik secara baik kepada masyarakat. Pada kenyataannya di setiap dinas-

dinas masih belum mengetahui akan adanya Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (UU KIP) yang seharusnya dipahami agar dapat melayani

masyarakat atau publik secara baik.

Sebagai makhluk sosial, komunikasi adalah aktivitas dasar manusia.Tidak

ada manusia yang tidak terlibat dalam komuniasi.Bahkan sejak lahir kita terus

menerus terlibat dalam tindakan ini. Dengan berkomunikasi manusia dapat

berhubungan satu sama lain, baik dalam konteks antar individu, kelompok,

maupun masyarakat luas.

Melalui proses komunikasi manusia dapat menyampaikan pikiran,

pendapat, keinginan, baik secara verbal maupun nonverbal kepada orang lain

dengan tujuan terciptanya pengertian antar orang yang berkomunikasi.

Adapun dalam konteks organisasi, komunikasi yang dilakukan cakupannya

lebih luas. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan

Page 5: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

lancar dan berhasil. Sebaliknya jika dalam organisasi tidak terjalin komunikasi

yang baik dapat menyebabkan kemacetan atau kekacauan.

komunikasi organisasi merupakan komunikasi antar manusia yang terjadi

dalam konteks organisasi, dengan batasan arus pesannya dalam satu jaringan

yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (Yasir, 2009:124).

Humas bukan hanya merupakan salah satu spesialisasi ilmu komunikasi.

Karena antara praktik komunikasi dan praktik humas memiliki keterkaitan yang

begitu erat. Oxley (1987:14) menyatakan, “humas yang efektif merupakan

komunikasi yang efektif. Karena memang kegiatan humas merupakan kegiatan

komunikasi yang terencana” (Iriantara, 2004:61).

Dalam manajemen terdapat beberapa hal yang harus dilakukan seorang

humas untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi. Disebutkan bahwa proses

tersebut dapat berlangsung secara bertahap, di antaranya yang terkenal dengan

POAC, sebagai singkatan dari planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (penggiatan), dan controlling (pengawasan).

Yang paling utama dari semua itu adalah perencanaan. Perencanaan adalah

Proses mendefinisikan tujuan organisasi, kemudian membuat strategi untuk

mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja

organisasi. Tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, penggiatan,

dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Perencanaan merupakan proses yang tidak pernah berakhir, jika organisasi

ingin mencapai tujuan secara maksimal. Sebab setelah program terealisasi, akan

Page 6: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

ada evaluasi terhadap hasil kerja. Dari sana lah seorang humas harus mampu

memperhatikan kekurangan, kelebihan, menarik kesimpulan, dan merumuskan

perencanaan yang lebih baik lagi.

Maka dalam suatu instansi pemerintah, seorang humas sangat berperan

penting untuk membuat perencanaan program dalam menjalankan aktivitasnya,

baik komunikasi secara internal maupun eksternal. Agar organisasi dapat

berjalan lancar serta berhubungan baik dengan masyarakat, dan demi

terwujudnya visi organisasi.

Begitu pula mengenai Ketrbukaan informasi Publik (KIP) oleh Badan

Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau,harus ada perencanaan

dan pengelolaan yang baik dari organisasi.

Salah satunya brupaya untuk penyeberluasan informasi terutama untuk

kebutuhan masyarakat terhadap informasi, demi terwujudnya masyarakat

informasi provinsi Riau yang mampu mengimplementasikan UU RI Nomor 14

Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dengan baik, benar dan

penuh rasa tanggung jawab.

Di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau terdapat suatu bidang

khusus yang mengelola pelayanan informasi, dengan nama Bidang Informasi

Publik yang terdiri dari tiga seksi, yaitu; seksi Layanan Informasi Publik, seksi

Penyiaran, dan seksi Media Informasi. Pemohon informasi publik dapat

memperoleh informasi publik baik langsung maupun melalui media.

Page 7: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Demi terwujudnya suatu instansi yang dapat memberikan pelayanan prima

bagi masyarakat dalam melaksanakan UU Keterbukaan Informasi Publik dengan

baik, benar, dan penuh rasa tanggup jawab, maka Dinas Komunikasi dan

Informatika Provinsi Riau harus membuat perencanaan yang matang. Yang mana

perencanaan merupakan tugas seorang humas yang harus dipersiapkan dengan

baik agar tercapainya visi suatu organisasi.

Humas menyiapkan rencana kerja yang meliputi rumusan kebijakan

pelayanan informasi publik, pelaksanaan pemberdayaan penyiaran,

pemberdayaan informasi baik elektronik maupun non elektronik.

Perencanaan dibuat sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan dan

kegiatan yang berkenaan dengan pelayanan, pembinaan, pengembangan dan

pengendalian di bidang informasi publik berdasarkan perturan yang berlaku

tentang uraian tugas Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Riau.

Berdasakan latar belakang di atas, maka penulis berminat untuk

mengadakan penelitian di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau

dangan judul:

“Perencanaan Program Humas Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Riau dalam Melaksanakan Keterbukaan Informasi Publik”.

B. Alasan Pemilihan Judul

Alasan penulis mengangkat judul di atas adalah berdasarkan pertimbangan

sebagai berikut:

Page 8: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

1. Menurut penulis masalah ini perlu diteliti dan dipelajari, karena perencanaan

dan program humas dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik

sangat menarik.

2. Perencanaan dan program humas instansi pemerintah dalam melaksanakan

keterbukaan informasi publik sangat menarik untuk diteliti, karena hal ini

dapat meningkatkan keterbukaan antara publik (masyarakat) dengan

pemerintah.

3. Judul ini sesuai dengan jurusan dan pendidikan penulis tekuni di jurusan

Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau.

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dan pemahaman tentang konsep dan

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dilakukan penegasan

istilah sebagai berikut:

1. Perencanaan Program Humas

Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja Public Relations

yaitu terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik

kegiatan ke dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang

tujuannya untuk mencapai saling pengertian (Ruslan, 2007: 153-154).

2. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) provinsi Riau

merupakan penggabungan dari bidang Informasi Komunikasi di Badan

Page 9: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Informasi Komunikasi dan Kesatuan Bangsa (Infokom Kesbang) Provinsi

Riau dengan Badan Pengolahan Data Elektronik (BPDE) Provinsi Riau.

Dinas Komunikasi dan Informatika  dalam kiprahnya, mempunyai

tugas diantaranya tugas menyelenggarakan otonomi daerah, tugas

desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang

Komunikasi, Informatika dan Pengolahan Data Elektronik

(diskominfo.riau.go.id)

3. Keterbukaan informasi publik

Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan

pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik

lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik

(kipjateng.co.cc).

D. Permasalahan dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a) Apa perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika

provinsi Riau untuk melaksanakan keterbukaan publik?

b) Apa saja faktor pendukung bagi perencanaan program humas dinas

komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan

keterbukaan informasi publik?

2. Batasan Masalah

Page 10: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Agar peneliti lebih berfokus terhadap masalah yang ingin dibahas

maka penulis perlu memberikan batasan masalah yaitu: tentang prencanaan

program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam

melaksanakan keterbukaan informasi publik.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengambil pokok

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan program humas dinas komunikasi dan

informatika provinsi Riau dalam melaksanakan keterbukaan informasi

publik.

2. Apa saja faktor pendukung bagi prencanaan program humas dinas

komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan

keterbukaan informasi publik.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan program humas dinas komunikasi dan

informatika dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung bagi perencanaan program humas dinas

komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan keterbukaan

informasi publik.

2. Kegunaan Penelitian

Page 11: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang nyata

bagi perkembangan ilmu komunikasi dan Public Relations khususnya.

b. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi mahasiswa fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

c. Sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana Komunikasi dari jurusan

Komunikasi fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau.

F. Kerangka Teoritis

Pembahasan kerangka teoritis ini berguna untuk menjelaskan konsep-

konsep teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sebelum

membahas perencanaan program humas, penulis perlu menjelaskan terlebih

dahulu tentang pengertian dan dasar humas itu sendiri.

1. Humas

Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen mengenai hubungan-

hubungan antara dua atau lebih organisasi dan publik, baik nasional maupun

internasional. Yang menghasilkan jenis hubungan yang diinginkan atau

dipergunakan oleh organisasi-organisasi dan khalayak tersebut (Onong, 29:

1986).

Humas menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations

(IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan

bulan November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan

Page 12: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan

memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayaknya” (Anggoro, 2001:1-2).

Mengenai definisi humas, Edward L. Bernays seorang pelopor humas di

Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952) menjelaskan bahwa

humas mencakup tiga aspek, yakni:

1. Memberi informasi kepada masyarakat.

2. Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga

atau organisasi dengan publiknya, atau sebaliknya.

Menurut (Onong, 31-32: 1986), ciri-ciri humas tersebut antara lain adalah:

1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung

dua arah secara timbal balik.

2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh

manajemen suatu organisasi.

3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik ekstern dan public

intern.

4. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara

organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik

yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.

Page 13: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Menurut Cutlip dan Center menyebutkan fungsi humas sebagai berikut:

1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.

2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik

kepada perusahaan.

3. Melayani publik dan memberi nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk

kepentingan umum.

4. Membina hubungan kerja sama yang harmonis antara perusahaan (Kriantono,

1994: 21-22).

Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu lembaga

pemerintah. Perbedaan pokok antara fungsi humas dan tugas humas yang

terdapat di instansi pemerintah dengan nonpemerintah adalah tidak adanya unsur

komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam

kegiatan publikasi, promosi, dan periklanan. Humas pemerintah lebih

menekankan pada pelayanan publik atau demi meningkatkan pelayanan umum

(Betty, 73: 2012).

Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2011 tentang pedoman

pelaksanaan tugas kehumasan di lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan

pemerintah daerah secara tegas menyatakan bahwa humas adalah juru bicara

Page 14: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

pemerintah. Oleh karena itu permendagri tersebut memberikan kewenangan

penuh kepada pejabat kehumasan untuk:

1. Mencari dan mengolah informasi

2. Menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan strategis kehumasan

untuk meningkatkan citra pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab.

3. Memberikan informasi kebijakan.

4. Menyebarluaskan informasi kebijakan pemerintahan, politik, pembangunan,

dan kemasyarakatan, dan

5. Menanggapi berita dan pendapat publik yang berkaitan dengan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan (Betty,

81-82: 2012).

2. Perencanaan Program Humas

a. Perencanaan

Perencanaan sebagai tahap kedua dalam kegiatan humas. Meskipun

didukung oleh data faktual yang lengkap, belum tentu akan membuat

pelaksanaannya efektif apabila tahap ini tidak ditangani dengan seksama.

Pada tahap perencanaan, kahumas perlu terlebih dahulu

menginventarisasi masalah untuk selanjutnya mengkorelasikan aspek yang satu

dengan aspek lainnya sehingga tahap pelaksanaannya kelak, masalah-masalah

yang menghambat tujuan akan dapat diatasi. Semua masalah yang mungkin

Page 15: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

dihadapi berdasarkan data yang belum dihimpun pada tahap penelitian, disusun,

diklarifikasikan dengan rapi dan jelas (Onong, 131: 1986).

b. Program Humas

Program merupakan campuran kebijaksanaan dalam prosedur.

Kebijaksanaan sudah digariskan dalam humas yang merujuk pada organisasi

tempat humas itu dioperasikan. Prosedur adalah tata cara yang meliputi pilihan

tindakan untuk diterapkan salah satu dari padanya.

Rencana dan program yang dituangkan dalam bentuk konsep merupakan

tolok ukur kemampuan seorang kahumas. Sejauh mana cakrawala pemikirannya

dan sejauh mana kelayakannya untuk dioperasikan (Onong, 132, 1986).

Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja humas yaitu

terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke

dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk

mencapai saling pengertian (Ruslan, 2007: 153-154).

Definisi perencanaan kerja menurut pakar humas, Frank Jefkins

(1998:13), yaitu: “Public Relations consist of all forms of planned

communication outwards and inwards between an organization and its public for

the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding”.

Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi

humas dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya, baik program jangka

panjang maupun jangka pendek.Program kerja harus dipersiapkan secara cermat

dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang nyata (Morissan, 2008: 148).

Page 16: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Tanpa adanya suatu program yang terencana, seorang praktisi humas akan

terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga ia mudah kehilangan arah. Ia akan

selalu tergoda melakukan hal-hal baru, sementara hal-hal lama belum

terselesaikan. Pada akhirnya ia akan sulit mengartikan sejauh mana kemajuan

yang telah dicapai, dan apa saja hasil-hasil konkret yang telah dibuahkannya

(Anggoro, 2001: 76).

1. Alasan mengapa Humas harus membuat perencanaan dalam melakukan

kegiatannya antara lain (Ruslan, 2007:155-156):

a. Alasan dalam kegiatan perencanaan (action plan), yaitu dapat bersifat

proaktif, reaktif, defensif, preventif, protektif dan hingga profitabel.

Misalnya, seorang humas bertindak sedia payung sebelum hujan (proaktif)

atau mencari payung ketika hujan (reaktif).

b. Alasan mengapa (why)

1) Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas, seperti

perubahan teknologi, ekonomi, politik, hukum dan teknologi.

2) Menghadapi perubahan lebih sempit (operasional), seperti menghadapi

persaingan, perubahan selera pelanggan, life cycle product, sistem

komunikasi, media massa, tenaga kerja dan relasi bisnis.

3) Menciptakan tujuan yang objektif, sasaran dan target yang ingin

dicapai secara jelas dan rinci.

2. Menurutnya lagi manfaat perencanaan kerja humas adalah:

Page 17: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

a. Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap

lingkungan yang sering berubah-ubah.

b. Mengefektifkan dan mengefisienkan koordinasi atau kerja sama antar

departemen dan pihak terkait lainnya.

c. Mengefisiensikan waktu, tenaga, upaya dan biaya.

d. Menghindari risiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau

perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret.

e. Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional, pelaksanaan,

komunikasi, target dan sasaran yang hendak dicapai di masa mendatang.

f. Menetapkan klasifikasi rencana kerja humas, yaitu rencana strategis (sesuai

dengan kebijakan tujuan jangka panjang), rencana tetap (reguler, yang dapat

dilakukan berulang-ulang) dan rencana tertentu (rencana jangka pendek,

khusus, dan terbatas).

Dalam merencanakan program humas haruslah ada penetapan tujuan dibuat

berdasarkan riset yang telah dilakukan baik melalui riset yang bersifat formal

maupun informal dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara

mendalam dengan berbagai pihak guna mengungkapkan kebutuhan komunikasi

paling mendasar yang dirasakan. Dengan hasil riset ditemukan masalah yang

dihadapi, sehingga tujuan program humas merupakan upaya mengatasi masalah

(Ritonga, 2004: 94).

Program sebenarnya adalah pelaksanaan dari suatu teori, berdasarkan

pernyataan dari Morissan (2008: 159). Berkaitan dengan rencana kerja harus

Page 18: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

memiliki petunjuk mngenai apa yang harus dikerjakan untuk mencapai harapan.

Menurut Cutlip et al, mengenai apa yang harus dikerjakan disebut sebagai teori

kerja. Teori kerja berfungsi untuk membimbing para pelaksana bagaimana,

misalnya suatu program dipersiapkan, bagaimana suatu laporan ditulis serta

bagaimana fungsi hubungan komunitas dilaksanakan.

Seperti diketahui, bahwa secara praktisi tujuan eksternal humas itu harus

dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif di mana mempunyai sifat

informatif dan persuasif. Guna memperoleh dukungan dari publik ataupun juga

merubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.

Mengenai istilah informatif itu sendiri, dalam kegiatan komunikasinya,

dimaksudkan agar seorang petugas kehumasan itu harus dapat menumbuhkan

pengertian yang jelas terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya itu

kepada publik. Sehingga pada tahap selanjutnya, tidak akan menimbulkan

perbedaan pendapat pada diri publik ketika menerima pesan komunikasi itu

(Djaja, 1985: 20-21).

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhitungkan oleh badan kehumasan

itu (public relations department) dalam menyampaikan informasi mengenai

suatu gagasan, ide-ide, ataupun bersifat memperkenalkan sesuatu barang industri,

maka pesan komunikasinya mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1. Pesan komunikasi harus disampaikan secara jujur, objektif dan harus

direncanakan sehingga mencakup unsur ketelitian, juga untuk memudahkan

operasionalnya secara praktek.

Page 19: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

2. Penyelenggaraan kegiatan dari eksternal humas itu harus melalui teknik

komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication).

Maksudnya seorang petugas kehumasan itu tidak saja terbatas hanya cakap

dan terlatih terhadap penerimaan informasi yang datang dari publik sebagai

efek komunikasi.

3. Isi dari penyampaian komunikasi harus didasarkan kepada kepentingan

publik. Sehingga ketika pesan komunikasi itu disampaikan, akan

menimbulkan tingkat kepercayaan dan rasa simpati di hati publik. Di mana

pada tahap selanjutnya diharapkan publik mendukung pesan komunikasi

yang disampaikan kepada mereka (Djaja, 1985: 21-22).

3. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Riau terbentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008. Keberadaan Institusi ini

merupakan penggabungan dari bidang Informasi Komunikasi di Badan Informasi

Komunikasi dan Kesatuan Bangsa (Infokom Kesbang) Provinsi Riau dengan

Badan Pengolahan Data Elektronik (BPDE) Provinsi Riau.

Dinas Komunikasi dan Informatika  dalam kiprahnya, mempunyai tugas

diantaranya tugas menyelenggarakan otonomi daerah, tugas desentralisasi, tugas

dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang Komunikasi, Informatika dan

Pengolahan Data Elektronik.

Dari segi Komunikasi Informatika, Diskominfo melaksanakan kebijakan

kerjasama jaringan komunikasi antar lembaga komunikasi dan informasi.

Page 20: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Kemudian juga melakukan penyeberluasan layanan informasi publik, penyiaran

dan media informasi. Dalam hal ini, Dinas Komunikasi Informatika dan

Pengolahan Data Elektronik tentunya akan melakukan pola hubungan kemitraan

dengan media dan insan Pers.

Pola kemitraan ini, memungkinkan Dinas Komunikasi, Informatika dan

Pengolahan Data Elektronik akan menjaring berbagai aspirasi masyarakat.

Aspirasi ini setelah ditelaah kemudian akan disampaikan kepada Pimpinan

Daerah sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan-kebijakan. Melalui

pola kemitraan ini juga, berbagai kebijakan Pemerintah Pusat dan kebijakan

Pemerintah Provinsi Riau disosialisasikan.

Sedangkan dari segi Pengolahan Data Elektronik, Diskominfo-PDE

melaksanakan pengumpulan dan administrasi data, pengolahan dan analisa data,

dokumentasi dan informasi. Disamping itu, juga melakukan pengembangan dan

pengendalian serta pemeliharaan sarana dan prasarana Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

Salah satu bentuk upaya untuk penyeberluasan informasi terutama untuk

kebutuhan masyarakat terhadap informasi, Diskominfo-PDE sebagai salah satu

institusi Pemerintah Provinsi Riau sangat berkepentingan terhadap pemanfaatan

layanan cyber media ini. Melalui layanan ini terwujudlah Masyarakat Informasi

Provinsi Riau yang mampu mengimplementasikan UU RI Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dengan baik, benar dan penuh rasa

tanggung jawab (diskominfo.riau.go.id).

Page 21: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

4. Keterbukaan informasi publik (KIP)

Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang keterbukaan informasi publik

adalah salah satu produk hukum Indonesia yang dikeluarkan tahun 2008 dan

diundangkan pada tanggal 30 April 2008 dan mulai berlaku dua tahun setelah

diundangkan. Undang-undang yang terdiri dari 64 pasal ini pada intinya

memberikan kewajiban kepada setiap badan publik untuk membuka akses bagi

setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali

beberapa informasi tertentu.

Dalam ketentuan umum pasal I bab I undang-undang Republik Indonesia

nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik (KIP) antara lain

objek-objeknya:

1. Pemohon informasi publik adalah: warga Negara dan/atau badan hukum

Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik.

2. Pengguna adalah: orang yang menggunakan informasi publik.

3. Informasi adalah: keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang

mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta, maupun

penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan

dalam berbagai kemasan dan format sesuai denga perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non-elektronik.

4. Informasi publik adalah: informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,

dikirim, dan/atau diterima oleh satu badan publik yang berkaitan dengan

Page 22: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan

penyelenggara badan publik lainnya yang sesuai dengan undang-undang

serta infprmasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

5. Badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain

yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara,

yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan

dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau

organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran

pendapatan dan belanja daerah, sumbangan masyarakat dan/atau luar

negeri.

Dalam pasal 3 UU nomor 14 tahun 2008 (esdm.go.id) disebutkan bahwa

Undang-Undang ini bertujuan untuk:

1. Menjamin hak warga Negara untuk mengetahui rencana pembuatan

kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan

keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik.

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik

dan pengelolaan badan publik yang baik.

4. Mewujudkan penyelenggaraan Negara yang baik, yaitu yang transparan,

efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggung jawabkan.

Page 23: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

5. Mengetahui alasan kebijakan publik yang memengaruhi hajat hidup orang

banyak.

6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

dan/atau

7. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan

Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Mengenai keterbukaan informasi publik, terdapat beberapa pengecualian,

yaitu sebagaimana disebutkan dalam pasal 17 UU nomor 14 tahun 2008

(esdm.go.id). Informasi yang dikecualikan dalam undang-undang ini antara lain

adalah:

1. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat menghambat proses penegakan hukum.

2. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas

kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat.

3. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan Negara.

4. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia.

5. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional.

Page 24: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

6. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri.

7. Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta

otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat

seseorang.

8. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat mengungkap rahasia pribadi.

9. Memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik,

yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

atau pengadilan.

10. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang-undang

G. Konsep Operasional

Berdasarkan kerangka teoritis tersebut, maka dapat disusun kerangka

operasional sebagai tolak ukur atau barometer dalam penelitian. Supaya tidak

terjadi kesalah pahaman dalam penulisan skripsi dan mempermudah penelitian

ini. Masalah yang akan kita bahas adalah: Perencanaan Program Humas Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau dalam Melaksanakan Keterbukaan

Informasi Publik.

a) Indikator Perencanaan program humas yaitu

Page 25: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

Menurut George L. Morrisey, dalam bukunya Management by Objective

and Results for business and Industry dalam Morissan, (2008:153-154) proses

perencanaan dan penetapan program humas mencakup langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tugas

yang hendak dilaksanakan.

2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan di mana praktisi humas

harus mencurahkan waktu, tenaga, dan keahlian yang dimiliki.

3. Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektifitas (indicators of

evectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Menentukan faktor-

faktor terukur yang akan memengaruhi tujuan atau sasaran yang akan

ditetapkan.

4. Memilih dan menetukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai.

5. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Programming-menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan.

b. Penjadwalan (scheduling)-menentukan waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran.

c. Anggaran (Budgeting)-menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan.

Page 26: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

d. Pertanggung jawaban-menetapkan siapa yang akan mengawasi

pemenuhan tujuan, yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah tercapai

atau belum.

e. Menguji dan merevisi rencana sementara (Tentative Plan) sebelum

rencana tersebut dilaksanakan.

f. Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi.

g. Komunikasi-menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk

mencapai pemahaman serta komitmen pada enam langkah sebelumnya.

h. Pelaksanaan-memastikan persetujuan diantara semua pihak yang terlibat

mengenai komitmen yang dibutuhkan untuk menjalankan upaya yang

sudah ditemukan, pendekatan apa yang paling baik, siapa saja yang

perlu dilibatkan.

b) Indikator keterbukaan informasi publik

Dalam pasal 4 UU keterbukaan informasi publik setiap orang berhak :

1. Melihat dan mengetahui informasi publik.

2. Menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh

informasi publik.

3. Mendapatkan salinan informasi publik melalui permohonan sesuai dengan

undang-undang ini; dan/atau.

4. Menyebarkanluaskan informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Page 27: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

H. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan pada Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Riau yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 460 Pekanbaru.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah humas Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Riau, sedangkan objek penelitiannya adalah perencanaan program kerja

humas Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau.

3. Sumber Data

a) Data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari lembaga dan responden, yaitu

pegawai humas melalui wawancara.Pada penelitian ini responden berjumlah 9

orang yaitu humas Dinas Komunikasi dan Informatika serta staf humas atau

bawahannya. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik Purposive

sampling. Di mana penulis hanya mengambik 1 orang kepala dinas, 1 orang

bagian humasnya, kelompok fungsional serta 7 orang staf humas untuk

diwawancarai (Ruslan, 2009:138).

b) Data skunder

Adalah data peneliti yakni dokumentasi diperoleh secara langsung melalui

media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya

Page 28: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

yang bukan merupakan pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu

penelitian tertentu (Ruslan, 2009: 138). Peneliti ini dengan menggunakan

dokumen serta arsip-arsip kehumasan dan para staf yang ada di bagian Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau.

4. Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara yaitu proses percakapan yang berbentuk Tanya jawab dengan

tatap muka (Nazir, 2005:194). Dalam penelitian kualitatif ada dua wawancara

yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.Wawancara

terstruktur adalah dengan melakukan wawancara, pengumpulan data telah

menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternative jawaban pun telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur

peneliti belum mengetahui secara pasti data yang diperoleh, sehingga peneliti

lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden (Sugiono,

2003: 130).

Metode penelitian ini menggunakan wawancara tidak

terstruktur.Wawancara ini dibentuk dengan pertanyaan terlebih dahulu atau

muncul secara spontan.

b) Observasi

Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara

mengadakan pengamatan dan penelitian secara langsung ke lokasi yaitu pada

Page 29: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

bagian humas Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau untuk

memperoleh data mengenai perencanaan program humas dalam melaksanakan

keterbukaan informasi publik.

c) Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan untuk kerangka teoritis dan gambaran umum

instansi, struktur organisasi, Profil, serta situs Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Riau, diskominfo.riau.go.id

5. Teknik Analisis Data

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini bersifat

deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5) mengungkapkan penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskreiptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya (Moleong, 2007:4).

Menurut Strauss and Corbin (1997), seperti yang dikutip oleh Basrowi dan

Sukidin (2002:1) Kualitative research (riset kualitatif) merupakan jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Ruslan,

2006:212).

Page 30: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP

6. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam pembahasan ini berisikan tentang: latar belakang, alasan

pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan dan

kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konsep operasional,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bagian ini terdiri dari sejarah berdirinya Dinas Komunikasi dan

Informatika Provinsi Riau, struktur organisasi, visi dan misi

perusahaan, tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Riau.

BAB III : PENYAJIAN DATA

Bagian ini akan menyajikan data-data yang telah diperoleh dari

hasil wawancara, dokumentasi, dan hasil observasi lapangan.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini, data yang telah diperoleh dipadukan dengan teori-

teori yang dikemukakan dalam kerangka teoritis dan konsep

operasional.

BAB V : PENUTUP

Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 31: perencanaan program humas dinas komunikasi dan informatika provinsi Riau dalam melaksanakan KIP