perencanaan pembangunan ii oleh ismail rasulong jurusan ilmu ekonomi dan studi pembangunan

55
PERENCANAAN PEMBANGUNAN II PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH OLEH ISMAIL RASULONG ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar 2009 2009

Upload: ciqala

Post on 04-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar 2009. Konsep Perencanaan Pembangunan. Definisi. D. Conyers dan Hills (1984): - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN IIPERENCANAAN PEMBANGUNAN II

OLEHOLEHISMAIL RASULONGISMAIL RASULONG

Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi PembangunanJurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi PembangunanFakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah MakassarFakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

20092009

Page 2: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Konsep Perencanaan Konsep Perencanaan Pembangunan Pembangunan

Page 3: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

DefinisiDefinisi• D. Conyers dan Hills (1984):D. Conyers dan Hills (1984):

– Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

• MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):– Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara

sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi, ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela ditentukan sebelumnya.ditentukan sebelumnya.

• Jhingan:Jhingan:– Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan,

untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh Badan Perencana Pusat. dengan baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social, politik atau mungkin untuk mencapai sasaran social, politik atau lainnya.lainnya.

Page 4: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Elemen PerencanaanElemen Perencanaan• Merencanakan berarti memilih:Merencanakan berarti memilih:

– Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik.lebih baik.

– Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.kegiatan tersebut.

• Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, SDM, Modal.SDM, Modal.– Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian

sumber daya sebaik mungkin.sumber daya sebaik mungkin.– Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi

mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat penting.penting.

• Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaranPerencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaranBeberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara lain:lain:– Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik.Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik.– Tujuan tidak realistik.Tujuan tidak realistik.– Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak

konsisten satu sama lain.konsisten satu sama lain.– Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambil Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambil

keputusan lain (Mis: DPRD).keputusan lain (Mis: DPRD).• Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang

berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.• Penjadwalan kegiatan.Penjadwalan kegiatan.• Monitoring dan evaluasi.Monitoring dan evaluasi.

Page 5: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Ciri-ciri perencanaan:Ciri-ciri perencanaan:– Bersifat PublikBersifat Publik– Berorientasi masa depanBerorientasi masa depan– StrategisStrategis– Deliberate/sengaja/kesepakatanDeliberate/sengaja/kesepakatan– Terhubung pada tindakanTerhubung pada tindakan

Peranan Peranan PerencanaanPerencanaan

•Untuk mengatasi kegagalan pasar.Untuk mengatasi kegagalan pasar.

•Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.

•Mengatasi dampak psykologies dan Mengatasi dampak psykologies dan sikap/pendirian.sikap/pendirian.

•Mencari solusi untuk mendapatkan sumber Mencari solusi untuk mendapatkan sumber dana.dana.

Page 6: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Jenis Jenis Perencanaan (Conyers & Hills)Perencanaan (Conyers & Hills)

• Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)

• Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Activities)Activities)

• Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Spatial Level of Planning Activity)Spatial Level of Planning Activity)

• Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The Oprational Level of Planning Activity) Oprational Level of Planning Activity)

Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)– War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.– Town and Country Planning (Land-use planning, physical Town and Country Planning (Land-use planning, physical

planning, urban and regional planning): berkaitan dengan planning, urban and regional planning): berkaitan dengan alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah.alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah.

– Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas perekonomian nationalperekonomian national

– Development Planning Development Planning

Page 7: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Activities)Planning Activities)– Klassifikasi berdasarkan disiplin/profesiKlassifikasi berdasarkan disiplin/profesi

•Sosio economic PlanningSosio economic Planning•Natural Resourceb PlanningNatural Resourceb Planning•Architectural and Engineering PlanningArchitectural and Engineering Planning

– Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)– Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik, Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik,

SDA, dsb)SDA, dsb)

Tingkatan Spatial dari Kegiatan PerencanaanTingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan• (The Spatial Level of Planning Activity)(The Spatial Level of Planning Activity)• International PlanningInternational Planning•National PlanningNational Planning•Regional Planning/Local PlanningRegional Planning/Local Planning•Town/Village PlanningTown/Village Planning• Individual/Family/Enterprice PlanningIndividual/Family/Enterprice Planning

Page 8: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Tingkatan Operational dari Kegiatan PerencanaanTingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan

(The Oprational Level of Planning Activity)(The Oprational Level of Planning Activity)– Perencanaan Pembangunan Nasional Perencanaan Pembangunan Nasional

(Komprehensif)(Komprehensif)– Perencanaan ProyekPerencanaan Proyek– Perencanaan SektoralPerencanaan Sektoral– Integrated Area PlanningIntegrated Area Planning

Mekanisme Perencanaan menurut Undang-Mekanisme Perencanaan menurut Undang-Undang SPPNUndang SPPN– Definisi Perencanaan Menurut UU SPPNDefinisi Perencanaan Menurut UU SPPN

SPPN adalah Satu kesatuan tata cara SPPN adalah Satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat ditingkat pusat dan negara dan masyarakat ditingkat pusat dan daerah.daerah.

Page 9: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Latar BelakangLatar Belakang– Amandemen keempat UUD 1945Amandemen keempat UUD 1945– UU 23/2003 tentang Pemilihan PresidenUU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden– Revisi UU 22/1999 Revisi UU 22/1999 – Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.

Landasan FilosofisLandasan Filosofis– Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945.Pembukaan UUD 1945.– Tujuan Nasional; dengan dibentuknya Tujuan Nasional; dengan dibentuknya

pemerintahan adalah untuk melindungi segenap pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.ketertiban dunia.

– Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.berkesinambungan.

Page 10: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10 Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10 Bab dan 37 pasal dengan sistematikan Bab dan 37 pasal dengan sistematikan Bab:Bab:

I.I. Ketentuan UmumKetentuan UmumII.II. Azas dan tujuanAzas dan tujuanIII.III. Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan

NasionalNasionalIV.IV. Tahapan Perencanaan Pembangunan NasionalTahapan Perencanaan Pembangunan NasionalV.V. Penyusunan dan Penetapan RencanaPenyusunan dan Penetapan RencanaVI.VI. Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

RencanaRencanaVII.VII. Data dan InformasiData dan InformasiVIII.VIII.KelembagaanKelembagaanIX.IX. Ketentuan Peralihan Ketentuan Peralihan X.X. Ketentuan Penutup.Ketentuan Penutup.

Page 11: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Azas dan Tujuan (1)Azas dan Tujuan (1)1.1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan

demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.kemajuan dan kesatuan nasional.

2.2. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.terhadap perubahan.

Azas dan Tujuan (2)Azas dan Tujuan (2)3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum 3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum

penyelenggaraan negara: penyelenggaraan negara: • Azas Kepastian hukumAzas Kepastian hukum• Azas Tertib Penyelenggaraan negara.Azas Tertib Penyelenggaraan negara.• Azas Kepentingan UmumAzas Kepentingan Umum• Azas keterbukaanAzas keterbukaan• Azas proporsionalitasAzas proporsionalitas• Azas ProfesionalitasAzas Profesionalitas• Azas AkuntabilitasAzas Akuntabilitas

Page 12: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Azas dan Tujuan (3)Azas dan Tujuan (3)

4. SPPN bertujuan untuk: 4. SPPN bertujuan untuk: a.a. Mendukung koordinasi antar pelaku Mendukung koordinasi antar pelaku

pembangunanpembangunan

b.b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah.pemerintah maupun antara pusat dan daerah.

c.c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.pengawasan.

d.d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

e.e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.berkelanjutan.

Page 13: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Ruang Lingkup PerencanaanRuang Lingkup Perencanaan

NasionalNasional DaerahDaerah

Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang NasionalPanjang Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahPanjang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalMenengah Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMenengah Daerah

Rencana Strategis Rencana Strategis Kementerian/LembagaKementerian/Lembaga

Rencana Strategis Satuan Kerja Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat DaerahPerangkat Daerah

Rencana Kerja PemerintahRencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah DaerahRencana Kerja Pemerintah Daerah

Rencana Kerja Rencana Kerja Kementerian/LembagaKementerian/Lembaga

Rencana Kerja Satuan Kerja Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat DaerahPerangkat Daerah

Page 14: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Proses PerencanaanProses Perencanaan Tahap PerencanaanTahap Perencanaan

1.1. Proses Politik: Pemilihan langsung Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (Public Choise hasil proses politik (Public Choise Theory of Planning) Theory of Planning) Khususnya Khususnya penjabaran visi dan misi dalam RPJM.penjabaran visi dan misi dalam RPJM.

2.2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional dilakukan oleh perencana profesional atau lembaga/unit organisasi yang atau lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan secara fungsional melakukan perencanaan perencanaan Khususnya dalam Khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana.kompetensi lembaga perencana.

3.3. Proses Partisipatif: perencanaan yang Proses Partisipatif: perencanaan yang melibatkan masyarakat (Stakeholders) melibatkan masyarakat (Stakeholders) a.l. pelaksanaan musyrenbang. a.l. pelaksanaan musyrenbang.

4.4. Proses Bottom up dan Top Down: Proses Bottom up dan Top Down: Perencanaan yang aliran prosesnya dari Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam Hirarchi pemerintahan. dalam Hirarchi pemerintahan.

1.1. Penyusunan Rencana:Penyusunan Rencana:• Rancangan rencana pembangunan Rancangan rencana pembangunan

nasional/daerah.nasional/daerah.• Rancangan rencana kerja Dep/lembaga Rancangan rencana kerja Dep/lembaga

SKPD Musyrenbang SKPD Musyrenbang • Rancangan akhir rencana Rancangan akhir rencana

pembangunan.pembangunan.2.2. Penetapan Rencana:Penetapan Rencana:• RPJP Nasional dengan UU dan RPJP RPJP Nasional dengan UU dan RPJP

Daerah dengan PerdaDaerah dengan Perda• RPJM dengan peraturan Presiden/ RPJM dengan peraturan Presiden/

Kepala DaerahKepala Daerah• RKP/RKPD dengan peraturan RKP/RKPD dengan peraturan

Presiden/Kepala Daerah.Presiden/Kepala Daerah.3.3. Pengendalian Pelaksanaan RencanaPengendalian Pelaksanaan Rencana4.4. Evaluasi KinerjaEvaluasi Kinerja

Page 15: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Pengendalian dan Evaluasi (1)Pengendalian dan Evaluasi (1) Pengendalian dan Evaluasi (2)Pengendalian dan Evaluasi (2)

•Pasal 30 UU SPPNPasal 30 UU SPPN•Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan diatur dengan rencana pembangunan diatur dengan peraturan pemerintah dengan melibatkan peraturan pemerintah dengan melibatkan instansi terkait.instansi terkait.•Pengendalian pelaksanaan rencana Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-pembangunan dilakukan oleh masing-masing pimpinan masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerahperangkat daerah•Menteri/Kepala Bappeda menghimpun Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan masing-masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan tugas perangkat daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.dan kewenangannya.

•Pimpinan kementerian/lembaga/kepala Pimpinan kementerian/lembaga/kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja SKPD melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan pelaksanaan rencana pembangunan kementerian/lembaga/SKPD periode kementerian/lembaga/SKPD periode sebelumnya.sebelumnya.•Menteri/Kepala Bappeda menyusun Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan kementerian/lembaga/SKPD.kementerian/lembaga/SKPD.•Hasil evaluasi menjadi bahan bagi Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan penyusunan rencana pembangunan nasional/daerah untuk periode berikutnyanasional/daerah untuk periode berikutnya

Page 16: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

PROSES PERENCANAANPROSES PERENCANAANPERENCANAAN RASIONAL PERENCANAAN RASIONAL

Merupakan konsep yang rasional,harus didasari Merupakan konsep yang rasional,harus didasari

prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan emosi dan tebak–tebakan (kira-kira). emosi dan tebak–tebakan (kira-kira). Berdasarkan Pendekatan Berdasarkan Pendekatan Rasional( Rastionality Aproach), proses Rasional( Rastionality Aproach), proses perencanaan: perencanaan: – Berhubungan erat dengan Economy Welfare Berhubungan erat dengan Economy Welfare – Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana ) Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana ) – Efesiensi dalam alokasi sumber daya Efesiensi dalam alokasi sumber daya – Memaksimumkan out put, dalam jumlah input Memaksimumkan out put, dalam jumlah input

tertentu atau meminimisasi input untuk tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh out put tertentu. memperoleh out put tertentu.

– Asumsi informasi sempurna , data tersedia & akurat. Asumsi informasi sempurna , data tersedia & akurat.

Page 17: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

UNTUK MENJADIKAN KEPUTUSAN RENCANA UNTUK MENJADIKAN KEPUTUSAN RENCANA BERDASARKAN RATIONALITY, ADA BERDASARKAN RATIONALITY, ADA SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG HARUS SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG HARUS DILAKUKAN:DILAKUKAN:

1.1. Identifikasi dan tentukan masalahnya. Identifikasi dan tentukan masalahnya.

2.2. Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan dan sasaran yang berhubungan dengan masalah. dengan masalah.

3.3. Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam rangka mencapai sasaran. rangka mencapai sasaran.

4.4. Pekiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian Pekiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian kegiatan yang mungkin terjadi. kegiatan yang mungkin terjadi.

5.5. Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan – serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan – tujuan dan sasaran yang sfesifik.tujuan dan sasaran yang sfesifik.

6.6. Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling mengumntungkan atau tidak merugikan. mengumntungkan atau tidak merugikan.

Page 18: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Mengacu kepada kendala perencanaan, maka Mengacu kepada kendala perencanaan, maka sulit dalam menerapkan pendekatan ini di sulit dalam menerapkan pendekatan ini di NSB/NB:NSB/NB:

• Data untuk identifikasi masalah Data untuk identifikasi masalah

• Kelemahan dalam modeling VS banyak Kelemahan dalam modeling VS banyak sasaran ( tenaga ahli ). sasaran ( tenaga ahli ).

• Menterjemahkan keinginan masayarakat Menterjemahkan keinginan masayarakat VS political will. VS political will.

• Meskipun demikian NSB / NB setidaknya Meskipun demikian NSB / NB setidaknya mampu menangkap pesan dari mampu menangkap pesan dari Pendekatan Rasional. Pendekatan Rasional.

Page 19: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

PROSES UMUMPROSES UMUM

1.1. Membentuk Organisasi. Membentuk Organisasi.

2.2. Menentukan Tujuan Perencanaan. Menentukan Tujuan Perencanaan.

3.3. Rumuskan Sasaran.Rumuskan Sasaran.

4.4. Mengumpulkan dan Menganalisa Data Mengumpulkan dan Menganalisa Data

5.5. Identifikasi Serangkaian alternatif Identifikasi Serangkaian alternatif kegiatan kegiatan

6.6. Nilai Serangkaian alternatif kegiatanNilai Serangkaian alternatif kegiatan

7.7. Pilih alternatif yang paling Pilih alternatif yang paling memungkinkanmemungkinkan

8.8. LaksanakanLaksanakan

9.9. Monitoring dan evaluasi.Monitoring dan evaluasi.

Page 20: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Perencanaan Uniter vs Perencanaan Uniter vs PluralPlural• Perencanaan uniter: perencanaan Perencanaan uniter: perencanaan

menyeluruh (komprehensif) yang menyeluruh (komprehensif) yang disusun oleh satu lembaga tertentu, disusun oleh satu lembaga tertentu, umumnya oleh pemerintah.umumnya oleh pemerintah.

• Perencanaan plural mencoba melihat Perencanaan plural mencoba melihat dari berbagai pihak, misalnya dari berbagai pihak, misalnya perencanaan yang didasarkan atas perencanaan yang didasarkan atas ”Polical bargaining process”. Dalam ”Polical bargaining process”. Dalam hal ini pemerintah harus dapat hal ini pemerintah harus dapat memfasilitasi peraturan dan memfasilitasi peraturan dan kebijakan yang dapat menangkap kebijakan yang dapat menangkap seluruh aspirasi masyarakat.seluruh aspirasi masyarakat.

Page 21: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

MasalahMasalah

• Apakah perencanaan yang diusulkan Apakah perencanaan yang diusulkan kaum pluralis ini dapat berjalan ? kaum pluralis ini dapat berjalan ? Apalagi jika dikaitkan dengan issu Apalagi jika dikaitkan dengan issu dominasi orang kaya terhadap orang dominasi orang kaya terhadap orang miskin, kelompok elit terhadap orang miskin, kelompok elit terhadap orang ”biasa”, militer terhadap non militer ”biasa”, militer terhadap non militer atau peran media masa.atau peran media masa.

• Memunculkan perencanaan Memunculkan perencanaan partisipatif, advokasi dan komunikatif.partisipatif, advokasi dan komunikatif.

Page 22: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Perencanaan AdvokasiPerencanaan Advokasi• Konsep advokasi/pembelaan muncul dari praktek Konsep advokasi/pembelaan muncul dari praktek

hukum yang berimplikasi pada hukum yang berimplikasi pada sanggahan/perlawanan yang muncul dari masing-sanggahan/perlawanan yang muncul dari masing-masing pihak yang memiliki dua pandangan yang masing pihak yang memiliki dua pandangan yang saling bersaing.saling bersaing.

• Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh pekerja sosial dan organisator kemasyarakatan pekerja sosial dan organisator kemasyarakatan terlatih dan mahasiswa.terlatih dan mahasiswa.

• Perencanaan advokasi muncul karena pada Perencanaan advokasi muncul karena pada umumnya ada suatu kelompok masyarakat yang umumnya ada suatu kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan perencana pada saat membutuhkan bantuan perencana pada saat proses pembangunan berlangsung, yang pada proses pembangunan berlangsung, yang pada umumnya berada dalam kelompok umumnya berada dalam kelompok berpenghasilan rendah.berpenghasilan rendah.

Page 23: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Perencanaan KomunikatifPerencanaan Komunikatif• Berangkat dari pengamatan pada prilaku perencana Berangkat dari pengamatan pada prilaku perencana

dan karakteristik proses perencanaan rasional.dan karakteristik proses perencanaan rasional.• Pada umumnya perencana mengenali dan Pada umumnya perencana mengenali dan

menjelaskan segala hal (persoalan pembangunan) menjelaskan segala hal (persoalan pembangunan) dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Padahal, manusia kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Padahal, manusia bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran akan diri sendiri dan akan keinginan yang muncul akan diri sendiri dan akan keinginan yang muncul melalui hubungan antar sesama, melalui komunikasi melalui hubungan antar sesama, melalui komunikasi dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya.dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya.

• Dalam perencanaan komunikatif, perencanaan Dalam perencanaan komunikatif, perencanaan dilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek dilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan memahami satu sama lain menjadi diperlukan.memahami satu sama lain menjadi diperlukan.

Page 24: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Perencanaan ParticipatifPerencanaan Participatif

• Perencanaan yang menjadikan Perencanaan yang menjadikan masyarakat sebagai salah satu sumber masyarakat sebagai salah satu sumber daya terbesar yang dianggap sangat daya terbesar yang dianggap sangat memahami potensi dan masalah yang memahami potensi dan masalah yang ada, lebih dari pemerintah sekalipun.ada, lebih dari pemerintah sekalipun.

• Dalam perencanaan partisipatif Dalam perencanaan partisipatif masyarakat diberi kesempatan untuk masyarakat diberi kesempatan untuk menyertakan masalah yang dihadapi dan menyertakan masalah yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan untuk gagasan-gagasan sebagai masukan untuk berlangsungnya proses perencanaan berlangsungnya proses perencanaan berdasarkan kemampuan masyarakat itu berdasarkan kemampuan masyarakat itu sendiri.sendiri.

Page 25: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Konsep Perencanaan SektoralKonsep Perencanaan Sektoral Latar Belakang (1)Latar Belakang (1)

1.1. Kondisi Saat ini:Kondisi Saat ini:• Adanya perubahan yang Adanya perubahan yang

berlangsung begitu cepat.berlangsung begitu cepat.• Amandemen UUD 1945Amandemen UUD 1945• Terbitnya UU No.22 dan 25 tahun Terbitnya UU No.22 dan 25 tahun

1999.1999.• Dana pemerintah yang Sangay Dana pemerintah yang Sangay

terbatas.terbatas.• Terbitnya UU No.17 2003Terbitnya UU No.17 2003• Kebijakan fiskal yang baik dan Kebijakan fiskal yang baik dan

penerapan sistem perencanaan dan penerapan sistem perencanaan dan penganggaran dengan perspektif.penganggaran dengan perspektif.

• Pelaku anggaran harus menentukan Pelaku anggaran harus menentukan kebijakan dan prioritas anggaran, kebijakan dan prioritas anggaran, termasuk keputusan mengenai termasuk keputusan mengenai trade-off.trade-off.

2.2. TanggungJawab Kementerian dan TanggungJawab Kementerian dan

lembaga.lembaga.

Latar Belakang (2)Latar Belakang (2)

3.3. Sasaran yang ingin dicapai:Sasaran yang ingin dicapai:• ReliabilityReliability• Sense of OwnershipSense of Ownership• Enabling EnvironmentEnabling Environment• TransparansiTransparansi• Program EvaluationProgram Evaluation

4.4. Terbitnya PP 20/2004 tentang RKP Terbitnya PP 20/2004 tentang RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dan PP (Rencana Kerja Pemerintah) dan PP 21/2004.21/2004.

5.5. Proses Perencanaan Proses Perencanaan • Proses PolitikProses Politik• Proses TeknokratikProses Teknokratik• Proses PartisipatifProses Partisipatif• Proses Top-down dan Bottom up.Proses Top-down dan Bottom up.

Page 26: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Mekanisme Perencanaan Menurut SPPN

RenstraKL

RenjaKL RKW-KL Rincian

APBN

RPJMNasional

RPJPNasional RKP RAPBN APBN

Diacu

Pedoman Pedoman

Pedoman

Pedoman PedomanDijabarkan

RPJMDaerah

RKPDaerah RAPBN APBD

RenstraSKPD

RPJPDaerah

RenjaSKPD

RKA-SKPD

RincianAPBD

DiacuPedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Dijabarkan

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

Pem

erintah P

usatP

emerintah

Daerah

UU SPPN UU KN

Page 27: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

• Perencanaan Sektor RiilPerencanaan Sektor Riil– Adalah perencanaan pada sector riil, Adalah perencanaan pada sector riil,

seperti: pertanian, industri dll, dimana seperti: pertanian, industri dll, dimana supplynya adalah produksi dan supplynya adalah produksi dan demandnya adalah pasar.demandnya adalah pasar.

– Perencanaan pada sektor pertanian Perencanaan pada sektor pertanian ataupun sektor industri yang perlu ataupun sektor industri yang perlu diperhatikan adalah upaya dalam diperhatikan adalah upaya dalam meningkatkan produktivitas. meningkatkan produktivitas.

• Perencanaan Sektor PenunjangPerencanaan Sektor Penunjang– Adalah perencanaan sektor yang Adalah perencanaan sektor yang

menunjang sektor riil, seperti: sektor menunjang sektor riil, seperti: sektor transpotasi, dimana supplynya adalah transpotasi, dimana supplynya adalah kapasitas dan demandnya adalah pasar.kapasitas dan demandnya adalah pasar.

Page 28: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Modelling dan ForecastiModelling dan Forecastingng• Tujuan utama pembangunan adalah untuk Tujuan utama pembangunan adalah untuk

mencapai alokasi penggunaan sumberdaya mencapai alokasi penggunaan sumberdaya ekonomi secara optimal. Untuk mencapai ekonomi secara optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan di berbagai sektor ekonomi. perencanaan di berbagai sektor ekonomi. Sebelum pembangunan suatu proyek atau Sebelum pembangunan suatu proyek atau kegiatan dilaksanakan biasanya diperlukan kegiatan dilaksanakan biasanya diperlukan suatu evaluasi, untuk menilai kelayakan suatu evaluasi, untuk menilai kelayakan (feasibility) proyek tersebut. Berdasarkan (feasibility) proyek tersebut. Berdasarkan analisis tersebut diharapkan alokasi analisis tersebut diharapkan alokasi penggunaan sumberdaya yang ada dapat penggunaan sumberdaya yang ada dapat dioptimalkan, sehingga kesejahteraan dioptimalkan, sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Untuk itu dalam masyarakat akan meningkat. Untuk itu dalam suatu perencanaan diperlukan model-model suatu perencanaan diperlukan model-model perencanaan dan forecasting.perencanaan dan forecasting.

Page 29: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Model Cost Benefit Analysis (CBA)Model Cost Benefit Analysis (CBA)

• Adalah suatu metode penilaian sumbangan suatu program Adalah suatu metode penilaian sumbangan suatu program atau proyek agar tercapai alokasi sumber daya secara atau proyek agar tercapai alokasi sumber daya secara efisien.efisien.

• Tujuan:Tujuan:– Untuk mengukur efisiensi ekonomi dalam menggunakan Untuk mengukur efisiensi ekonomi dalam menggunakan

sumber daya yang tersedia.sumber daya yang tersedia.– Untuk menyamaratakan distribusi kesejahteraan.Untuk menyamaratakan distribusi kesejahteraan.

• Dasar CBA:Dasar CBA:

• Pareto OptimallityPareto Optimallity

• Perfect CompetitionPerfect Competition

• Scope CBA:Scope CBA:– Analisa financial Analisa financial – Analisa ekonomiAnalisa ekonomi– Analisa sosial Analisa sosial

Page 30: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Cost Benefit Analysis dapat dirumuskanCost Benefit Analysis dapat dirumuskan:: n Mn Mii - B - Bii

O = I + ∑ , i = 1, 2, ........., nO = I + ∑ , i = 1, 2, ........., n i=1 (1+r)i=1 (1+r)ii

Keterangan: Keterangan: I = Investasi awalI = Investasi awalM = Manfaat waktuM = Manfaat waktuB = BiayaB = Biayar = Bunga diskontor = Bunga diskontoKriteria Investasi:Kriteria Investasi:1. 1. Payback Period: adalah lama waktu yang diperlukan suatu Payback Period: adalah lama waktu yang diperlukan suatu

usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnyausaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya Investasi awalInvestasi awal PP = PP = Aliran kas/thAliran kas/th2. Average Rate of Return on Investment2. Average Rate of Return on Investment untuk mengukur keuntungan proyek investasi yang untuk mengukur keuntungan proyek investasi yang

diusulkan, dengan rumus:diusulkan, dengan rumus: rata-rata aliran kasrata-rata aliran kas AROROI = AROROI = rata-rata investasirata-rata investasi

Page 31: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Net Pressent Value:Net Pressent Value:Menunjukkan nilai waktu uang sekarang (Time Menunjukkan nilai waktu uang sekarang (Time

value of Money):value of Money): n aliran kas nilai akhir n aliran kas nilai akhir NPV = ∑ + - Investasi NPV = ∑ + - Investasi

awalawal t=1 (I+1)n (n+1)nt=1 (I+1)n (n+1)nInternal Rate of Return:Internal Rate of Return:Menunjukkan discount rate yang dapat membuat Menunjukkan discount rate yang dapat membuat

besarnya NPV proyek sama dengan 0besarnya NPV proyek sama dengan 0 NPV’NPV’IRR = i’ + (i” - i’)IRR = i’ + (i” - i’) NPV’ – NPV”NPV’ – NPV”Keterangan:Keterangan:i’i’ = discount rate tertinggi= discount rate tertinggii”i” = discount rate terendah= discount rate terendahNPV’NPV’ = NPV yang masih positif= NPV yang masih positifNPV”NPV” = NPV negatif= NPV negatif

Page 32: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Input-OutputInput-Output Definisi (Boumol, 1972)Definisi (Boumol, 1972)

• Analisis input-output merupakan usaha Analisis input-output merupakan usaha ununtuk memasukkan fenomena tuk memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi.sisi produksi.

• Asumsi yang digunakan dalam model I-O a.l:Asumsi yang digunakan dalam model I-O a.l:– Tanpa perubahan hargaTanpa perubahan harga– Tanpa kemajuan teknologiTanpa kemajuan teknologi– Tanpa ada batasan kapasitas produksiTanpa ada batasan kapasitas produksi– HomogenitasHomogenitas– ProporsionalitasProporsionalitas– Aditivitas Aditivitas

Page 33: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Pengantar Aplikasi MatrikPengantar Aplikasi Matrik

aa1111 a a1212 a a1313 X X11 Y Y11

A = aA = aijij = a = a2121 a a2222 a a2323 X X22 = Y = Y22

aa3131 a a32 32 a a3333 X X33 Y Y33

A X = YA X = YA ádalah matriks bujur sangkar yang mengandung A ádalah matriks bujur sangkar yang mengandung

sebanyak nsebanyak n22 elemen (a elemen (aijij))X ádalah vektor kolom dengan n elevenX ádalah vektor kolom dengan n elevenY ádalah vektor kolom lain dengan n elemenY ádalah vektor kolom lain dengan n elemenx = y/Ax = y/A

Page 34: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

• Multiplier I – OMultiplier I – O

Kategori PenggandaKategori Pengganda

Dampak awal/initial impactDampak awal/initial impact

Dampak imbasan kegiatan Dampak imbasan kegiatan produksi/production indoceed produksi/production indoceed impact:impact:Pengaruh langsung/direct effectPengaruh langsung/direct effect

Pengaruh tidak langsung/indirect effect.Pengaruh tidak langsung/indirect effect.

Page 35: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Bentuk Umum tabel transaksi I-OBentuk Umum tabel transaksi I-O

Sektor Produksi

Permintaan Akhir Total Output

1 2 C I G E X

Sektor Produksi

1 a11 a12 C1 I1 G1 E1 X1

2 a21 a22 C2 I2 G2 E2 X2

Nilai Tambah

L L1 L2 LC LI LG LE L

N N1 N2 NC NI NG NE N

Impor M M1 M2 MC MI MG ME M

Total Input X X1 X2 C I G E X

Page 36: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Rumus:

Tipe Dampak Output Pendapatan Tenagakerja

Dampak awal I Pj tj

Pengaruh langsung

∑ aij ∑ aij Pi ∑ aij ti

Pengaruh tidak langsung

∑ bij - 1 - ∑ aij ∑ bijPi - Pi - ∑

aijPi

∑ bijti - ti - ∑ aijti

Dampak Imbasan Kons

∑ (b*ij – bij) ∑ (b*ijPi - bijPi) ∑ (b*ijti - bijti)

Dampak Total ∑ b*ij ∑ b*ijPi ∑ b*ijti

Dampak Luberan ∑ b*ij - 1 ∑ b*ijPi - Pi ∑ b*ijti - ti

Page 37: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Beberapa Type MultiplierBeberapa Type Multiplier

1. 1. Angka Pengganda Out-PutAngka Pengganda Out-Put: merupakan nilai total dari out : merupakan nilai total dari out put yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi put yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi ( atau akibat ) adanya perubahan satu unit uang permintaan ( atau akibat ) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir suatu sektor ( sektor j ). akhir suatu sektor ( sektor j ).

nnOmOmjj = ∑ α = ∑ α ijij

i=1i=1 2. 2. Angka Pengganda Pendapatan Rumah (Household Angka Pengganda Pendapatan Rumah (Household

Income Multiplier): atau Income Multiplier): atau effek pendapatan merupakan effek pendapatan merupakan angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor j yang angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor j yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan akhir di sektor j tersebut.akhir di sektor j tersebut.

HHjj = ∑ = ∑ vvjj (I – A) (I – A)-1-1 Jika : v Jika : vj j = V = Vj j / X / Xjj

3.3. Angka Pengganda Tenaga Kerja (Labor Multiplier)Angka Pengganda Tenaga Kerja (Labor Multiplier) : : merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu.permintaan akhir di suatu sektor tertentu.

IIjj = = ∑∑ w wjj . (I – A) . (I – A)-1-1 Jika: w Jika: w jj = L = Ljj / Xj / Xj

Page 38: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Model I-O Terbuka dan TertutupModel I-O Terbuka dan Tertutup

Model I-O Terbuka (Opened I – O Analysis): Model I-O Terbuka (Opened I – O Analysis): yaitu model I – O yang hanya mencakup yaitu model I – O yang hanya mencakup sektor-sektor produksi atau sektor antara. sektor-sektor produksi atau sektor antara.

A = aA = aijij

Model I-O Tertutup (Closed I – O Analysis): Model I-O Tertutup (Closed I – O Analysis): yaitu model I – O yang memasukkan unsur yaitu model I – O yang memasukkan unsur permintaan akhir baik semua atau permintaan akhir baik semua atau sebahagian.sebahagian.

A X = YA X = Y

Page 39: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Kerangka Umum SNSEKerangka Umum SNSE

• Definisi:Definisi:– SNSE adalahSNSE adalah sebuah neraca ekonomi masukkan ganda sebuah neraca ekonomi masukkan ganda

tradisional berbentuk matrik partisi yang mencatat segala tradisional berbentuk matrik partisi yang mencatat segala transaksi ekonomi antara agen, terutama sekali antar transaksi ekonomi antara agen, terutama sekali antar sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor dalam sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor dalam blok institusi (termasuk didalamnya rumah tangga), dan blok institusi (termasuk didalamnya rumah tangga), dan sektor-sektor dalam blok faktor produksi, dalam suatu sektor-sektor dalam blok faktor produksi, dalam suatu perekonomian.perekonomian.

• SNSE merupakan suatu pendataan yang baik SNSE merupakan suatu pendataan yang baik karenakarena::– Merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi di suatu Merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi di suatu

perekonomianperekonomian– Memotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomianMemotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomian– Dapat menunjukkan dampak dari suatu kebijakan Dapat menunjukkan dampak dari suatu kebijakan

ekonomi terhadap pendapatan masyarakatekonomi terhadap pendapatan masyarakat– Relatif sederhanaRelatif sederhana

Page 40: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

PENGELUARAN

Neraca Endogen Neraca eksogen

TOTAL

Faktor Produksi

Institusi Kegiatan produksi

PENERI

MAAN

Neraca Endogen

F.Prod. 0 0 T13 T14 y1

Institusi T21 T22 0 T24 y2

Kegiatan Prod

0 T32 T33 T34 y3

Neraca Eksogen T41 T42 T43 T44 y4

TOTAL y’1 y’2 y’3 y’4

Page 41: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Matrik Pengganda Dalam SNSEMatrik Pengganda Dalam SNSE• Dapat menunjukkan seluruh dampak Dapat menunjukkan seluruh dampak

dari perubahan suatu sektor terhadap dari perubahan suatu sektor terhadap sektor lainnya di dalam ekonomisektor lainnya di dalam ekonomi

• Dapat menjelaskan dampak pada Dapat menjelaskan dampak pada neraca endogen akibat perubahan neraca endogen akibat perubahan neraca eksogen neraca eksogen Dari tabel di atas Dari tabel di atas dapat di tulis tabel partisi yang dapat di tulis tabel partisi yang berbentuk 4 x 3 berikut:berbentuk 4 x 3 berikut:

00 00 TT1313

TT2121 TT2222 00 C = C = 00 TT3232 TT3333

TT4141 T T4242 T T4343

Page 42: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

• Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis kembali matrik Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis kembali matrik partisi lain, yang juga berbentuk 4 x 3 berikut: partisi lain, yang juga berbentuk 4 x 3 berikut:

0 0 A0 0 A1313 AA2121 A A2222 0 0

E =E = 0 A0 A3232 A A3333

AA4141 A A4242 A A4343

Aij diperoleh dengan menghitung nilai kecederungan Aij diperoleh dengan menghitung nilai kecederungan pengeluaran rata-rata yang dinyatakan dalam pengeluaran rata-rata yang dinyatakan dalam proporsi: proporsi: Keterangan: Keterangan:

AAijij = T = Tijij Ŷ Ŷjj -1-1

AAijij = submatriks dari E = submatriks dari E T Tijij = submatriks dari C = submatriks dari C Ŷ Ŷjj -1-1 = matriks diagonal yang elemennya = matriks diagonal yang elemennya merupakan nilai total kolom yang terdapat pada merupakan nilai total kolom yang terdapat pada vektor kolom y’jvektor kolom y’j

Page 43: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Melalui beberapa teknik perhitungan di Melalui beberapa teknik perhitungan di dapat matrik:dapat matrik:

yy1 1 0 0 A 0 0 A1313 y y11 x x11

yy22 = A = A2121 A A2222 0 y 0 y2 2 + x + x22

yy33 0 A 0 A32 32 A A33 33 y y33 x x33

dan ydan y44 = A = A4141y1 + Ay1 + A4242yy22 + A + A4343yy33 + x + x44

Page 44: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

y4 dapat diperoleh apabila y1, y2 dan y3 diketahui. y4 dapat diperoleh apabila y1, y2 dan y3 diketahui. Neraca xi untuk i=1,2,3,4 merupakan neraca Neraca xi untuk i=1,2,3,4 merupakan neraca eksogen dalam kerangka SNSE eksogen dalam kerangka SNSE

Y = Ay + xY = Ay + x

yy1 1 0 0 A 0 0 A1313 xx11

y =y = yy22 A= A A= A2121 A A2222 0 X = 0 X = xx22

yy33 0 A 0 A32 32 A A33 33 xx33

Y = Ay + x y = (I – A) Y = Ay + x y = (I – A) -1-1 x y = M x y = Maa x x

MMaa = (I – A) = (I – A) -1-1 Matriks Pengganda (Multiplier Matriks Pengganda (Multiplier Matrix)Matrix)

Page 45: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Dekomposisi Matriks PenggandaDekomposisi Matriks Pengganda

• Matriks Pengganda Neraca (Ma) ada Matriks Pengganda Neraca (Ma) ada 3 jenis:3 jenis:– Pengganda Transfer (Ma1)Pengganda Transfer (Ma1)– Pengganda Open Loop (Ma2)Pengganda Open Loop (Ma2)– Pengganda Closed Loop (Ma3)Pengganda Closed Loop (Ma3)

• Pyatt dan Round (1979) melakukan Pyatt dan Round (1979) melakukan Dekomposisi terhadap Pengganda Dekomposisi terhadap Pengganda Neraca:Neraca:– Ma = Ma3 Ma2 Ma1Ma = Ma3 Ma2 Ma1

Page 46: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Pengganda Transfer MPengganda Transfer Ma1a1))

Menunjukkan pengaruh dari satu blok Menunjukkan pengaruh dari satu blok pada dirinya sendiripada dirinya sendiri

MMa1 a1 = (I – A= (I – A00))-1-1

00 0 0 0 1 0 00 1 0 0

AA00= 0 A= 0 A2222 0 M 0 Ma1a1 = 0 (I-A = 0 (I-A2222))-1-1 0 0

0 0 A0 0 A3333 0 0 (I- 0 0 (I-AA3333))-1-1

Page 47: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Pengganda Open Loop/Cross Effect (MPengganda Open Loop/Cross Effect (Ma2a2))Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok

yang lain.yang lain.

MMa2a2 = (I + A = (I + A** + A + A*2*2 ) )

0 0 A0 0 A**1313 I A I A**

1313 A A**3232 A A**

1313

AA** = A = A**2121 0 0 M 0 0 Ma2a2 = A = A**

2121 I I AA**

2121AA**1313

0 A0 A**3232 0 A 0 A**

3131AA**2121 A A**

3232 I IMMa1a1(A-A(A-A00))

Page 48: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

• Pengganda Closed Loop (Ma3)Pengganda Closed Loop (Ma3)

Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang lain, kemudian kembali pada blok semula.lain, kemudian kembali pada blok semula.

MMa3a3 = (I - A = (I - A*3*3))-1-1

(I-A(I-A**13 13 AA**

3232 A A**2121))-1 -1 0 0 0 0

MMa3a3 = 0 (I - A = 0 (I - A**2121AA**

1313 A A**3232))-1-1 0 0

0 0 0 (I - A 0 (I - A**3232AA**

2121 AA**

1313))-1-1

Page 49: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Analytical Hierarchy Process (AHP)Analytical Hierarchy Process (AHP)

• AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty, AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty, seorang ahli matematika pada awal tahun seorang ahli matematika pada awal tahun 1970an 1970an

• Prof. Herbert Simon, peraih hadiah Nobel Prof. Herbert Simon, peraih hadiah Nobel bidang ekonomi tahun 1978 menyebutkan bidang ekonomi tahun 1978 menyebutkan juga AHP sebagai salah satu metode yang juga AHP sebagai salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusandigunakan dalam pengambilan keputusan

• Selama lebih dua dasawarsa lalu metode Selama lebih dua dasawarsa lalu metode ini sudah banyak digunakan oleh ini sudah banyak digunakan oleh pengambil keputusan seperti untuk pengambil keputusan seperti untuk perencanaan transportasi, pemilihan perencanaan transportasi, pemilihan disain teknologi persenjataan, manajemen disain teknologi persenjataan, manajemen industri besar dan banyak lainnya. industri besar dan banyak lainnya.

Page 50: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Pengambilan KeputusanPengambilan Keputusan• Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh

siapa saja dengan berbagai cara: melalui akal siapa saja dengan berbagai cara: melalui akal sehat (common sense), konsensus, atau sehat (common sense), konsensus, atau keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam suatu organisasi. suatu organisasi.

• Para manager menghadapi persoalan memilih Para manager menghadapi persoalan memilih berbagai alternatif dalam upaya berbagai alternatif dalam upaya mengoptimasikan alokasi sumberdayamengoptimasikan alokasi sumberdaya

• Aparat perencanaan pembangunan mencari cara Aparat perencanaan pembangunan mencari cara menentukan prioritas anggaran sektoral untuk menentukan prioritas anggaran sektoral untuk sekian banyak departemen.sekian banyak departemen.

• Tidak jarang keputusan yang diambil tidak Tidak jarang keputusan yang diambil tidak konsisten konsisten keputusan yang diambil ternyata keputusan yang diambil ternyata telah mengorbankan alternatif lain yang telah mengorbankan alternatif lain yang sebenarnya justru harus mendapat prioritas.sebenarnya justru harus mendapat prioritas.

Page 51: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Penentuan Ranking Prioritas:

BobotArtinya

1 Sama pentingnya

3 Sedikit lebih penting

5 Agak lebih penting

7 Jauh lebih penting

9 Mutlak lebih penting

2,4,6,8 Nilai antara angka ganjil di atas

Page 52: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

n ..,.......... 1, i

)N .......XN X N X (NVE ini3i2i1i

n

n ..,.......... 1, i

N .......XN X N X NVE 1/nini3i2i1i

Ranking Prioritas dengan Vektor Eigen

Page 53: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Contoh Pairwise Matrix

226,01 X 3 X 1/4 VE

405,01/3 X 1 X 1/5 VE

2174,04)] X 5 X (1 VE

1/33 baris

1/32 baris

1/31 baris

VP baris 1 = 0,174 / 3,487 = 0,674 VP baris 2 = 0,405 / 3,487 = 0,101 VP baris 3 = 0,908 / 3,487 = 0,226

Memilih barang A B C Vektor eigen Vektor prioritas

A 1 5 4 2.174 0.674

B 1/5 1 1/3 0.405 0.101

C ¼ 3 1 0.908 0.226

Jumlah 1.45 9 5.33 4.028 1.000

Page 54: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Indeks InkonsistensiIndeks Inkonsistensi

IK = ( I maks - n)/(n-1)IK = ( I maks - n)/(n-1) 1,45 X 0,674 = 0,9771,45 X 0,674 = 0,977 9,00 X 0,101 = 0,9069,00 X 0,101 = 0,906 5,33 X 0,226 = 1,2035,33 X 0,226 = 1,203 Maks = 3,086Maks = 3,086 IK = (3,086 - 3)/(3-1) = IK = (3,086 - 3)/(3-1) =

0,0430,043

Page 55: PERENCANAAN PEMBANGUNAN II OLEH ISMAIL RASULONG Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Membuat Hierarchy

PertumbuhanEkonomi Nasional

Skenario(level 2)

EksporPertanian

(EP)

EksporIndustri

(EI)

KerjasamaRegional

(KR)

Status Quo(SQ)

Tujuan(level 1)

Lokasi(level 3)

Sumatera(SUM)

Jawa(JW)

Kelimantan(KL)

Lainnya(LAIN)

Proyek(level 4)

Kereta Api(KA)

Jalan Raya(JR)

Pelabuhan(PEL)