perencanaan pembangunan daerah

84
Company LOGO Perencanaan Pembangunan Daerah Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si.

Upload: elaine

Post on 23-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Perencanaan Pembangunan Daerah. Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si. Literatur. Handoyo Makete, Pengembangan Wilayah Pedesaan dan Kawasan Tertentu, BPPT, 2000, Jakarta Harry W. Richardson, Dasar – Dasar Ilmu Ekonomi Regional, FE-IU, 1999, Jakarta - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Pembangunan Daerah

CompanyLOGO

Perencanaan Pembangunan Daerah

Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si.

Page 2: Perencanaan Pembangunan Daerah

Literatur

1. Handoyo Makete, Pengembangan Wilayah Pedesaan dan Kawasan Tertentu, BPPT, 2000, Jakarta

2. Harry W. Richardson, Dasar – Dasar Ilmu Ekonomi Regional, FE-IU, 1999, Jakarta

3. Moeljarto , Pembangunan Dilema dan Tantangan, Pustaka Pelajar, 2001, Yogyakarta

4. I Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Otonomi Daerah & Pemberdayaan Masyarakat, Citra Utama, 2005, Jakarta

5. Raharjo Adisasmita, Pembangunan Ekonomi Perkotaan, Graha Ilmu, 2006, Yogjakarta

6. Robinso Siregar, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, 2005, Jakarta

7. Riyadi DKK, Perencanaan Pembangunan Daerah, gramedia, 2005, Jakarta

8. Wahyu Mulyana, Pembangunan Kota Indonesia Abad 21, URDI, 2005, Jakarta

Page 3: Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Pembangunan

Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan struktur secara sengaja dan terukur misal tingkat kesejahteraan.

Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara terukur, maka diperlukan perencanaan.

Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan membawa perubahan struktur?

Page 4: Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Perubahan Struktur

Page 5: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Perubahan Struktur

harus dipastikan dapat terjadi pada diri kita,

keluarga/rumah tangga, masyarakat, daerah, negara

Page 6: Perencanaan Pembangunan Daerah

Tujuan Pembangunan

Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah dan antar sub daerah serta antar warga masyarakat(pemerataan dan keadilan)

Memberdayakan Masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.

Menciptakan atau menambah lapangan kerja. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat daerah. Mempertahankan atau menjaga kelestarian

sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang(berkelanjutan)

Page 7: Perencanaan Pembangunan Daerah

Dasar Filosofis Perencanaan

PERENCANAAN

Memastikan perubahan struktur terjadi

Bagaimana memastikannya?memperkecil peluang munculnya ketidakpastian

Page 8: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Tiga elemen utama ketidakpastian :

Pertama, elemen waktu. Semakin kita dapat menjamin sesuatu akan ada sesuai dengan waktunya, maka semakin kecil peluang ketidakpastian

Kedua, elemen ruang. Semakin kita dapat menjamin sesuatu sesuai ukuran yang kita inginkan, maka semakin kecil peluang ketidakpastian

Ketiga, elemen materi. Semakin kita dapat menjamin sesuatu ada secara indrawi, maka semakin kecil peluang ketidakpastian

Page 9: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Page 10: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

merupakan upaya manusia meminimalkan ketidakpastian itu, memfungsikan kemampuan foresight yaitu kemampuan ”melihat jauh ke depan”. Langkah paling purba yang dilakukan manusia dalam perencanaan. Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh kemampuan perencanaan ini. Tugas perencana ”melihat jauh ke depan”!!! Manusia bisa makan sesuai jumlah gizi dengan tepat waktu dan pasti ada, makan nasi dan lauknya, tapi bukan makan angin

Perencanaan Dalam Arti Luas

Page 11: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Perencanaan, dalam arti sempit derivat dari foresight, yaitu kemampuan ”mengukur” (measuring).

Persoalannya adalah bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat materi, sehingga sifatnya ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur. Tugas perencana ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi” menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”.

Contoh paling sederhana tentang hal ini adalah apabila kita ditanya persoalan mendefinisikan ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih sulit diukur dibandingkan mendefinisikan ”sejahtera”.

Inilah tugas perencana itu. Bagaimana perencana menuntaskan tugasnya itu, maka terdapatlah beberapa jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara agar kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda kutip keras).

Page 12: Perencanaan Pembangunan Daerah

Tiga Tahapan Perencanaan

1

Perumusan dan penentuan

tujuan.

2

Pengujian atau analisis opsi atau pilihan

yang tersedia.

3

Pemilihan rangkaian

tindakan atau kegiatan untuk

mencapai tujuan yang

telah ditentukan dan

disepakati bersama

Page 13: Perencanaan Pembangunan Daerah

Definisi Praktis Perencanaan Pembangunan Daerah

“Suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku(aktor),baik umum(publik) atau pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya. dengan cara:

Page 14: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

1. Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah

2. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah

3. menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan

4. melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.Sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan”

Page 15: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Perencanaan pembangunan daerah (PPD) adalah suatu proses pembangunan yang di maksudkan untuk melakukan perubahan

menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat,

pemerintah, dan lingkungannya dalam suatu wilayah/ daerah tertentu, dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat

menyeluruh, lengkap, tapi tetap berpegang pada azas prioritas.

Page 16: Perencanaan Pembangunan Daerah

Ciri – Ciri PPD

1. Menghasilkan program-program yang bersifat umum

2. Analisis perencanaan bersifat makro/ luas

3. Lebih efektif & efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang

4. Memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan uninersal, namun tetap memiliki sfesifikasi masing-masing yang jelas

5. Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka pendek (1 tahun)

Page 17: Perencanaan Pembangunan Daerah

Aspek – Aspek PPD

5. Aspek legalisasi kebijakan

4. Aspek ruang dan waktu

3. Aspek intuisi perencana

2. Aspek potensi dan masalah

1. Aspek lingkungan

Page 18: Perencanaan Pembangunan Daerah

Strategis Untuk Mensukseskan Bidang – Bidang Strategis

1. Pengembangan Renstra pemerintahan daerah.2. Pengembangan kelembagaan pemerintahan

daerah yang meliputi kebijakan, organisasi, manajemen, budaya organisasi dan akuntabilitas.

3. Pengembangan SDM pemerintahan.4. Pengembangan jaringan kerja (networking)

lembaga pemerintahan dengan pihak lain.5. Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan

yang kondusif.

Page 19: Perencanaan Pembangunan Daerah

Good Governance

GGNegara atau

pemerintahan (state);

Sektor swasta atau dunia

usaha(private sector);

Masyarakat (society).

Page 20: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Kesetaraan: memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk Meningkatkan Kesejatraannya,

Daya Tangkap: Meningkatnya kepekaan para penyelanggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat, tanpa kecuali,

Wawasan Ke Depan : membangun daerah berdasarkan visi dan Strategi yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan.

Page 21: Perencanaan Pembangunan Daerah

10 Prinsip Good Governance

Partisipasi: Mendorong setiap warga untuk menggunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penegakan hukum: Mewujudkan penegakan Hukum adil bagi semua pihak, menjunjung HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup di masyarakat.

Transparansi: Menciptakan kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan mendapatkan informasi yang akurat dan memadai.

Page 22: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Akuntabilitas : meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.

Pengawasan : meningkatkan uapaya pengawasan terhadap jalannya pemerintahan & pembangunan dengan ,engusahakan keterlibatan swasta & masyarakat.

Efisiensi & Efektivitas : menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara optimal & bertanggung jawab.

Profesionalisme : meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dengan biaya yang terjangkau.

Page 23: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Penetapan Visi dan

misi

Perumusantujuan

MengidentifikasiStrategialternatif

Pengujian bAlternatif

Strategi atauprogram

Seleksi alternatif

& penentuan strategi/program

Penganggaran

Pelaksanaan/Implementasi

Monitoring & evaluasi

Pemahaman

daerah

Page 24: Perencanaan Pembangunan Daerah

Tujuan Praktis Perencanaan

Menghasilkan dokumen perencanaan yang akan berfungsi sebagai alat koordinasi bagi semua pihak/pelaku (stakeholders)

Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan melalui monitoring dan evaluasi.

Memberikan umpan balik dan rekomendasi bagi perencanaan selanjutnya.

Membuat pedoman/arahan dan strategi bagi pelaksanaan pembangunan untuk mencapai harapan dan tujuan pembangunan.

Page 25: Perencanaan Pembangunan Daerah

Analisis Daerah

Analisis daerah adalah suatu proses pemahaman daerah yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi secara sistematis tentang kondisi utama lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik, administratif dan kelembagaan dari suatu daerah yang sedang dikaji dan direncanakan pembangunannya.

Tujuan yang menyeluruh dari analisis daerah adalah untuk meningkatkan pemahaman para perencana daerah dan masyarakat tentang situasi kini yang mendasar dan relevan untuk perumusan kebijakan dan pembuatan keputusan bagi pembangunan daerah.

Analisis daerah dimulai dengan analisis kondisi kualitatif pembangunan daerah pada saat ini, analisi kuantitatif, hingga pengidentifikasian persoalan (problems) daerah beserta sebab dan akibatnya, serta penggalian potensi daerah yang ada. Hal ini diperlukan untuk merumuskan dan mendefinisikan tujuan, untuk mengevaluasi strategi atau pilihan dan dampaknya, serta untuk pengambilan keputusan strategi pembangunan yang akan diterpkan

Page 26: Perencanaan Pembangunan Daerah

Profil Daerah

Profil daerah biasanya berisi atau menggambarkan berbagai situasi dan kondisi dasar tentang daerah yang akan direncanakan, meliputi antara lain keadaan fisik geografis, keadaan aktivitas ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan serta kondisi lingkungan hidup sebagai hasil dari pengumpulan dan analisis data dan informasi daerah (hasil analisis daerah).

Gambaran keadaan ini pada akhirnya dipergunakan untuk mengidentifikasi dan menguraikan isu atau permasalahan utama daerah (development issues), persoalan daerah (problems), potensi atau kekuatan daerah serta peluang daerah untuk tumbuh dan berkembang.

Page 27: Perencanaan Pembangunan Daerah

Kebijakan Daerah

Kebijakan daerah merupakan prinsip dasar dan arahan yang akan diterapkan dan di tempuh serta di sepakati pelaku yang terlibat (stakeholders), sehingga menjadi pedoman bagi semua pelaku.

Kebijakan daerah di perlukan sebagai kriteria atau rambu-rambu didalam menyeleksi dan menyaring berbagai opsi dan alternatif atau usulan program pembangunan yang tersedia.

Biasanya berupa penyataan cita-cita atau harapan di masa mendatang serta arah (kemana) pembangunan daerah tersebut akan menuju.

Kebijakan daerah biasanya di sajikan dalam bentuk visi, misi, tujuan, sasaran, arah, prioritas, dan strategi umum pembangunan.

Page 28: Perencanaan Pembangunan Daerah

VISI

Visi adalah suatu potret keadaan masa depan yang istimewa dan diharapkan mewakili tujuan yang global dan berjalan terus, berjangka panjang serta menyediakan suatu dasar/fondasi atau arah bagi suatu sistem perencanaan pembangunan.

Visi harus menggambarkan suatu masa depan yang ideal bagi masyarakat serta merupakan suatu pernyataan umum yang menjadi dasar/basis dagi semua elemen atau semua pelaku(stakeholders) dalam proses perencanaan.

Page 29: Perencanaan Pembangunan Daerah

Syarat Visi Yang Baik

Dapat di bayangkan oleh semua pelaku (imaginable) Memiliki nilai yang memang diinginkan dan di cita-citakan

(desirable) Memungkinkan, wajar dan layak untuk di capai dengan

situasi, kondisi dan kapasitas yang ada (feasible) Memusatkan perhatian kepada isu dan permasalah utama

daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan daerah dapat beroprasi dan terselenggara secara efektif, efisien dan berkelanjutan serta dapat terjamin eksistensi daerah di masa depan (focused)

Dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan zaman (flexible)

Dapat dikomunikasikan dan mudah dimengerti oleh semua pelaku (communicable)

Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang singkat, jelas dan padat

Page 30: Perencanaan Pembangunan Daerah

MISI

MISI adalah suatu alasan bagi suatu daerah atau pemerintahan daerah dibentuk atau didirikan, sehingga merupakan alasan keberadaan atau eksistensi suatu daerah atau pemerintahan daerah.

MISI harus mengidentifikasi dan menguraikan kewenangan pangkal atau tugas pokok yang diselenggarakan oleh daerah atau pemerintahan daerah serta untuk siapa kewenangan atau tugas itu dikerjakan.

MISI harus dapat mengingatkan setiap orang atau setiap pelaku seperti Kepala Daerah,DPRD, Organisasi Non Pemerintah (Ornop), Sektor Swasta, Perangkat Pemerintah Daerah, Unsur masyarakat lainnya serta pihak lain yang berkepentingan dengan daerah yang bersangkutan tentang tugas pokok, maksud atau kegunaan (purpose) yang spesifik dan unik dari daerah yang akan dikembangkan, dipromosikan dan diselenggarakan oleh daerah atau pemerintahan daerah.

MISI merupakan hal yang penting untuk mengarahkan penyelenggaraan atau operasionalisasi suatu pemerintahan atau pembangunan daerah, sehingga semua pelaku (stakeholders) dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal daerah yang bersangkutan serta mengetahui peran, program, dan hasil yang akan di peroleh dimasa depan.

Page 31: Perencanaan Pembangunan Daerah

Perumusan MISI

Melibatkan semua pelaku, seperti Kepala Daerah, DPRD, Organisasi Non Pemerintah (Ornop), Sektor

Swasta, Perangkat Pemerintah Daerah, Unsur Masyarakat lainnya yang berkepentingan dengan

daerah yang bersangkutan.

Mengkaji dan menilai lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi daerah tidak

bertentangan atau memiliki konflik secara internal dan eksternal, misalnya dengan kebijakan atau peraturan

yang lebih tinggi.

Page 32: Perencanaan Pembangunan Daerah

Rencana Atau Program

Rencana biasanya di rumuskan dalam bentuk program atau proyek pembangunan.

Dokumen Rencana/Program biasanya berisi serangkaian langkah atau stretegi yang lebih rinci untuk mencapai visi, misi, atau tujuan pembangunan daerah.

Sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan, program atau proyek harus memiliki tujuan dan sasaran serta indikatornya, cara/metode, lokasi, prakiraan biaya dan tahapan waktu pelaksanaannya yang jelas, serta memiliki kejelasan keterkaitan dengan dan kontribusinya terhadap visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah.

Page 33: Perencanaan Pembangunan Daerah

Monitoring Dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi (M&E) adalah suatu kegiatan untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan

pembangunan agar sesuai dengan Rencana berdasarkan indikator pencapaian (kinerja) yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Laporannya

dapat berupa Dokumen Hasil M&E.

Tujuan Monitoring dan Evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik berupa koreksi atau pelurusan apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan; dapat berupa rekomendasi bagi

perbaikan dan penyempurnaan proses perencanaan selanjutnya.

Page 34: Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Rencana Strategis

Penyusunan Rencana Strategi ( Renstra) atau perencanaan strategi, dapat dipahami sebagi suatu proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikan secara sistematis usaha-usaha pelaksanaan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya dengan umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.

Renstra Daerah dibutuhkan sebagai suatu dokumen rencana yang berisi tentang visi dan misi Daerah, bidang-bidang strategis yang harus diintervensi dalam rangka mengemban misi dan mewujudkan visi tersebut, serta strategi-strategi terpilih dan rencana dalam mansukseskan bidang-bidang strategi tersebut.

Page 35: Perencanaan Pembangunan Daerah

Arti Penting Penyusunan Rencana Strategis

1. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan kontrol akan masa depan melalui tidakan masa kini.

2. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah menciptakan suatu Outcome yang mungkin tidak bisa terjadi dengan sendirinya.

3. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan investasi sekarang untuk masa depan

4. Memampukan masyarakat dan pemerintah daerah meminimumkan ketidakpastian dan mengendalikan guncangan yang terdapat di luar.

5. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah seirama dengan arus/gerak perubahan disekitanya.

6. Menjadi sasaran untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan hasil yang dikehendaki.

7. Menjadi media koordinasi dengan berbagi stakeholders di tengah kompleksitas penyelenggaraan pemerintah daerah.

8. Memudahkan pencapaian konsensus tentang sasaran dan strategi serta penggunaan sumber daya.

9. Dapat menjadi alat untuk mengukur kemajuan pelaksanaan tugas-tugas penyelenggraan pemerintahan daerah.

10. Dapat menjadi media peningkatan daya saung Daerah;

Page 36: Perencanaan Pembangunan Daerah

Tujuan Penyusunan Rencana Strategis

Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks secara efektif dan proaktif;

Mengelola keberhasilan secara sistematik; Menjadikan renstra sebagai sesuatu perangkat manajerial dalam

pengelolaan kepemerintahan secara efektif, efesien dan akuntabel;

Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada masa depan;

Memudahkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan langkah-langkah adaptasi terhadap lingkungan yang berubah secara cepat;

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara prima; Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi di antara

berbagai stakeholders Daerah.

Page 37: Perencanaan Pembangunan Daerah

Langkah – Langkah Penyusunan Rencana Strategis

Merumuskan Nilai-nilai strategis Daerah; Perumusan Visi dan Misi Daerah; Analisis lingkungan strategis Daerah; Penentuan isu-isu strategis Daerah; Penentuan bidang-bidang strategis Daerah; Perumusan strategi untuk masing-masing bidang

strategis; Perumusan rencana aksi pelaksanaan strategi;

Page 38: Perencanaan Pembangunan Daerah

Perumusan Nilai – Nilai Strategis

1. Penetapan kesepakatan awal.

Penetapan kesepakatan awal merupakan tahap di mana semua stakeholders Daerah secara bersama-sama membangun pemahaman dan komitmen atas pentingnya renstra Daerah. Dengan melibatkan segenap unsur atau komponen masyarakat dan pemerintah dalam Daerah, pada tahap ini diharapkan telah dapat dihasilkan kesepakatan awal tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk partisipasi dari masing-masing unsur/komponen tersebut, mulai dari tahap penyusunan renstra, implementasi renstra sampai dengan evaluasinya kelak.

Page 39: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

2. Perumusan mandat daerah.

Setelah kesepakatan awal ditetapkan, langkah selanjutnya adalah perumusan mandat daerah. Perumusan mandat ini sangat penting dalam rangka mengembangkan legitimasi dan formalisasi dari renstra yang hendak disusun. Mandat daerah pada dasarnya dimaksudkan sebagai pernyataan yang menjabarkan identitas atau karakteristik suatu daerah, tujuan pembentukan daerah serta tugas dan tanggung jawab pemerintahan daerah, khususnya dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah. Perumusan mandat dilakukan dengan mengacuh pada berbagai perangkat perundang-undangan yang mengatur daerah seperti undang-undang pembentukan daerah, undang-undang pemerintahan daerah dan lain-lain seperti Inpres nomor 7 tahun 1999

Page 40: Perencanaan Pembangunan Daerah

Tujuan Penetapan MISI

1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai Daerah;2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai

gagasan strategis;4. Memilikin orientasi terhadap masa depan;5. Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam

lingkungan Kabupaten/kota;6. Menjamin kesinambungan kepemimpinan

daerah.

Page 41: Perencanaan Pembangunan Daerah

Pernyataan VISI Dan MISI Yang Baik

1. Ringkas; lazimnya kurang dari Sepuluh kata2. Menarik perhatian dan mudah diingat3. Memberi inspirasi dan tantangan bagi prestasi

di masa mendatang4. Dapat dipercaya dan konsisten dengan nilai

strategis Daerah5. Berfungsi sebagai titik temu dangan semua

stakeholders6. Menyatakan dengan jelas esensi tentang

keberadaab Daerah7. Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas

dalam pelaksanaannya

Page 42: Perencanaan Pembangunan Daerah

Pernyataan MISI Yang Baik

1. Menyatakan tujuan dasar keberadaan daerah2. Mengkomunikasikan visi Daerah3. Menyatakan secara jelas makna misi bagi

semua stakeholders4. Memberikan petunjuk bagi pembuatan

kebijakan5. Mengandung nilai-nilai strategis6. Membuat unsur-unsur pembentuk suatu

pernyataan misi, seperti tujuan daerah, produk atau jasa unggulan, peranan pemerintah daerah dan keterlibatan Masyarakjat daerah.

Page 43: Perencanaan Pembangunan Daerah

Perumusan Visi Dilakukan Dengan Terlebih Dahulu Mengidentifikasi

1. Aspek kunci yang menentukan masa depan daerah.2. Kontribusi yang spesifik dari daerah bagi masa depan

masyarakat.3. Hal-hal yang membangkitkan gairah masyarakat dan

jajaran pemerintah daerah sebagai bagian dari daerah di masa depan.

4. Nilai tambah yang perlu ditekankan melalui pernyataan visi.

5. Posisi strategis daerah dalam hubungan dengan lingkungan eksternal.

6. Potensi daerah untuk bertumbuh dan berkembang.

Page 44: Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam Merumuskan Pernyataan Misi

1. Pernyataan hendaknya tidak terlampau umum atau terlalu samar yang berakibat ketidakefektifan pernyataan tersebut memberi arahan bagi pengembangan strategis.

2. Pernyataan hendaknya tidak terlalu khusus sehingga tidak perlu berubah terlalu cepat.

3. Pernyatan tidak sekedar sebuah daftar keinginan.4. Pernyataan tidak seharunya tenggelam dalam teknologi.5. Pernyataan harus dapat dikembangkan.6. Pernyataan harus dapat diterima dan didukung oleh

seluruh komponen masyarakat dan jajaran pemerintah daerah.

7. Pernyataan bukan merupakan sebuah daftar penilain kerja.

8. Misi harus dapat dicapai.

Page 45: Perencanaan Pembangunan Daerah

6 Komponen VISI, MISI & HASIL

Visi Misi Rancangan

KerjaSDM

& Modal

Keterampilan profesional

Motivasi &

Intensif Hasil

√ √ √ √ √ √Pengembangan perubahan dan keberhasilan

√ √ √ √ √Pengembangan

tanpa arah

√ √ √ √ √Pengembangan

tersendat-sendat

√ √ √ √ √Tidak efektif

(pemborosan)

√ √ √ √ √ Frustasi

√ √ √ √ √Perkembangan lambat & tidak

kompetif

√ √ √ √ √ Keragu-keraguan

Page 46: Perencanaan Pembangunan Daerah

Analisis Lingkungan Internal (kekuatan dan kelemahan)

Dukungan semua input pokok yang dibutuhkan daerah;

Proses atau strategi pengolahan ataupun pemanfaatan input tersebut;

Hasil yang di peroleh selama ini;

Perbaikan dan tindakan koreksi yang telah di ambil.

Page 47: Perencanaan Pembangunan Daerah

Analisis Lingkungan External (Peluang Dan Ancaman)

Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, fisik dan pendidikan.

Peranan yang di mainkan oleh pihak-pihak yang dapat diajak bekerjasama (collarators) dan pihak-pihak yang menjadi pengganggu (competitors).

Dukungan dari pihak-pihak yang memberikan atau sumber daya yang di butuhkan (suppliers).

Page 48: Perencanaan Pembangunan Daerah

Penentuan Isu – Isu Strategis Daerah

1. Interaksi antara faktor-faktor kekuatan (strengths) dengan faktor-faktor peluang (opportunities) atau interaksi S-O dengan prinsip “Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang”.

2. Interaksi antara faktor-faktor kekuatan (strengths) dengan faktor-faktor ancaman (threats) atau Interaksi S-T dengan prinsip “gunakan kekuatan untuk mengatasi atau menghindari ancaman”.

Page 49: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

3. Interaksi antara fakto-faktor kelemahan (weaknesses) dengan faktor-faktor peluang (opportunities) atau Interaksi W-O dengan prinsip “atasi kelemahan dengan memanfatkan peluang” atau “memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan”

4. Interaksi antara faktor-faktor kelemahan (weaknesses) dengan faktor-faktor ancaman (threaths) atau interaksi W-T dengan prinsip “Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman”.

Page 50: Perencanaan Pembangunan Daerah

Pengelompokan Isu – Isu Strategis

1. Interaki S-O yang lazim juga disebut sebagai strategi agresif yang menghasilkan isu-isu strategis dalam kelompok keunggulan komparatif (comparative advantage), yang pada hakikatnya merupakan keunggulan daerah bersangkutan di bandingkan dengan daerah lain.

2. Interaksi S-T yang lazimnya juga disebut sebagi strategi diversifikasi tindakan akan menghasilkan isu-isu strategi dalam kelompok mobilisasi (mobilization), yang pada hakikatnya merupakan upaya-upaya mobilisasi atas kekuatan yang dimiliki daerah.

Page 51: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

3. Interaksi W-O yang lazimnya juga disebut sebagai strategi stabilisasi aatau rasionalisasi, yang menghasilkan dua kemungkinan pilihan, yaitu melakukan sesuatu (investasi) atau tidak melakukan apa-apa dalam arti memilih untuk tidak melakukan sesuatu (divestasi). Isu-isu yang muncul dadri interaksi iini di sebut sebagai isu-isu strategi kelompok investment/divestment.

4. Interaksi W-T yang lazimnya juga disebut sebagai strategi defensif ataupun survival dengan cara-cara untu mengendalikan kerugian ataupun menghindari kemungkinan kehancuran, yang umumnya dilakukan dalam rangka mempertahankan status Quo. Isu-isu dalam kelompok ini di sebut isu-isu strategis status Quo.

Page 52: Perencanaan Pembangunan Daerah

Penentuan Bidang – Bidang Strategis

1. Urgensi;2. Sentralisasi atau desentralisasi;3. Kewenangan (dalam arti UU 32/2004);4. Kemampuan kendali;5. Biaya;6. Peasibilitas (politik, ekonomis, kultural,

administratif, religius, dll );7. Landasan legalitas8. Dan lain-lain menurut kebutuhan daerah.

Page 53: Perencanaan Pembangunan Daerah

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi PPD

1. Faktor LingkunganA. Sosial

School (1984), menyatakan bahwa “ perencanaan sosial dapat berarti perencanaan masyarakat (societal planning)”. Ini berarti bahwa perencanaan sosial memiliki tujuan-tujuan yang khas dalam suatu strategi pembangunan dimana masyarakat harus bisa menerimanya sebagai upaya untuk mencapai kondisi ideal yang diharapkan.

Page 54: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

B. BudayaMasalah budaya (culture) yang turut

mewarnai kebiasaan hidup masyarakat yang ada dalam suatu daerah tertentu juga mempunyai andil yang cukup besar terhadap perencanaan pembangunan daerah. Bila ingin mencapai sasaran yang diharapkan, perencanaan pembangunan daerah harus mempertimbangkan faktor budaya/ kultur yang

berlaku didalam masyarakat setempat.

Page 55: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

C. EkonomiStabilitas Ekonomi menjadi target utama

yang harus diwujudkan melalui proses pembangunan, karena dengan adanya stabilitas ekonomi yang dinamis, proses pembngunan akan berhasil dengan baik, walaupun hal itu tidak dapat dilepaskan dari adanya stabilitas dibidang lainnya.

Page 56: Perencanaan Pembangunan Daerah

D. Politik

Aspek politik yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan administrasi pembangunan adalah filsafat hidip bangsa atau filsafat hidup kemasyarakatan dari suatu negara tertentu. Hal ini juga berhubungan dengan interdependensi antara sistem politik yang dianut dengan administrasi pembangunan.

Komitmen dari elite kekuasaan/ elite pemerintahanb terhadap proses pembangunan dan kesediaanya menerima pendekatan yang sungguh-sungguh terhadap usaha yang saling terkait antara berbagai segi kehidupan masyarakat.

Page 57: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Masalah yang berhubungan dengan kestabilan politik

Perkembangan bidang politik ke arah pemberian iklim politik yang lebih menunjang usaha pembangunan

Hubungan antara proses pembangunan dan proses administrasi serta kaum politik dengan birokrasi

Aspek hubungan politik luar negeri atau bahkan perkembangan politik luar negeri yang seringkali merupakan aspek politik yang penting pengaruhnya terhadap administrasi pembangunan.

Page 58: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

2. Faktor Sumber Daya Manusia PerencanaSeorang perencana harus memiliki kualifikasi yang berorientasi manajemen yang menyangkut empat tahap perencanaan yang utama, yaitu:a. Analisis wilayahb. Prospek Pembangunanc. Perencanaan dan pembuatan programd. Pelaksanaan rencana, monitoring, dan evaluasi

Page 59: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Manfred Poppe mengemukakan hal-hal yang harus oleh perencana daerah terutama yang menyangkut organisasional & operasional

a. Mengenal masalah-masalah pembangunan daerah, sumber daya & kebutuhan ekonomi sebagaimana dirasakan oleh penduduk.

b. Menganalisis kecenderungan dan hambatan pembangunan serta meramalkan

pembangunan demografik dan ekonomi.

Page 60: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

c. Menyusun tujuan dan pembangunan sasararan daerah.d. Mengembangkan strategi dan alternatif

kebijaksanaan, serta merancang rencana dan program pembangunan daerah.

e. Menyebarkan dan menghubungkan rencana daerah dengan rencana dan kebijaksanaan daerah dan nasional.f. Menganjurkan pertimbangan kebutuhan lokal dalam kebijaksanaan sosial.g. Menaksir pengaruh rencana dan program secara sosial, ekonomi, dan ekolokogi.

Page 61: Perencanaan Pembangunan Daerah

Company Logo

> > >

h. Mengatur proses pembuatan keputusan dan partisipasi pada tingkat dan masalah yang

berbeda.i. Mengenal dan merancang proyek-proyek individu dan menaksir kelayakannya

untuk pelaksanaan lokal.j. Mengembangkan dan menggunakan instrumen pelaksanaan,penyelenggaraan, dan pengendalian rencana dan program.k. Memonitor dan mengevaluasi proyek, rencana, dan program serta merencanakan ulang sesuai dengan perubahan kondisi.

www.themegallery.com

Page 62: Perencanaan Pembangunan Daerah

Tugas Perencana Pembangunan

Mengumpulkan & menganalisis berbagai indikator kondisi sosial ekonomi.

Mengumpulkan & menganalisis data sektor prekonomian.

Mengidentifikasi hubungan antar-sektor dan bidang kegiatan esensial untuk persoalan mendasar.

Menunjukkan pendekatan/ alternatif pembenahan, masalah sektor dan prekonomian.

Page 63: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Memberi identifikasi penjelasan alternatif (beserta keterkaitan sektoral) kepada pengambil keputusan.

Menyusun tindak lanjut pasca penyusunan.

Memantau indikator kesejahteraan ekonomi.

Melaksanakan evaluasi.

Page 64: Perencanaan Pembangunan Daerah

Hal – Hal Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Perencana Pembangunan Daerah

Mengenal wilayah perencanaan dengan berbagai permasalahannya (know well the planning area).

Memahami adanya kepentingan-kepentingan yang bersifat intersektoral, heterogen, dan bervariasi.

Memadukan kepentingan antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat (interresting agregation)

Page 65: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Melaksanakan aksi rencana

tersebut (implememtation)

Merumuskan rencana aksi (action plan)

dari hasil perencanaan

nya ( operasional

design).

A B C

Melakukan evaluasi

perencanaan (monitoring & evaluation).

Page 66: Perencanaan Pembangunan Daerah

3. Faktor Sistem Yang Digunakan

Berdasarkan ruang lingkup dan sasaranya, perencanaan pembangunan dapat dibagi menjadi perencanaan yang bersifat nasional, sektoral, dan spasial. Atau dapat juga bersifat agregatif atau komprehensif dan parsial.

Friedman (1987) mengemukakan bahwa ada berbagai perencanaan pembangunan yang terbagi menurut sudut pandang yang berbeda, seperti:

Page 67: Perencanaan Pembangunan Daerah

Company Logo

> > >

Berdasarkan jangkauan dan hierarkinya, dibagi menjadi perencanaan tingkat daerah dan tingkat pusat.

Berdasarkan jangka waktu, dibagi menjadi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Berdasarkan arus informasi/ proses hierarki penyusunannya, dapat dibagi menjadi perencanaan dari atas ke bawah (top down planning) dan perencanaan dari bawah ke atas ( bottom up planning) atau kombinasi dari keduanya.

www.themegallery.com

Page 68: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Berdasarkan segi ketepatan atau keluwesan proyeksi ke depanya, perencanaan dapat bersifat indikatif atau preskriptif.

Berdasarkan sistem politiknya, dapat dibagi menjadi perencanaan yang bersifat alokatif, inovatif, dan radikal.

Page 69: Perencanaan Pembangunan Daerah

Korten & klaus (1984) menawarkan pendekatan baru tentang pembangunan yang dinamakan dengan people centered development atau pembangunan bagi kepentingan rakyat sebagai sistem top down approach. Untuk menjalankan model tersebut perlu ditopang oleh empat aspek, yaitu :

1. Capacity (kemampuan untuk melaksanakan proses pembangunan)

2. Equity (pemerataan hasil-hasilnya)3. Empowerment (pemberdayaan masyarakat untuk

melaksanakan hal-hal yang di anggap penting)4. Sustainable (berlangsung terus-menerus/berkesinambungan)

Page 70: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Mustopadidjajan (1999) mengemukakan bahwa peran pemerintah perlu ditingkatkan dalam hal: Pengurangan hambatan dan kendala-kendala bagi

kreativitas dan partisipasi masyarakat. Perluasan akses pelayanan untuk menunjang berbagai

kegiatan sosial masyarakat. Pengembangan program untuk lebih meningkatkan

kemampuan dan memberikan kepada masyarakat berperan aktif dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia sehingga memiliki nilai tambah tinggi guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

Page 71: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Schoorl (1984:1)menyatakan bahwa “ modernisasi dalam suatu masyarakat adalah suatu proses

transformasi, perubahan dalam masyarakat dalam segala aspeknya”.

Page 72: Perencanaan Pembangunan Daerah

Company Logo

> > >

Ada tiga aspek yangperlu diperhatikan dalam pendekatan politik, terutama dalam kaitannya dengan masalah pembinaan sistem kelembangaan yang oleh Esman dikemukakan sebagai berikut:1. adanya elite penguasa yang mendorong dan mengarahkan perubahan (modernisasi).2. adanya doktrin yang mendasari norma - norma , prioritas, peralatan, dan strategi elite penguasa tersebut.3. adanya seperangkat peralatan yang menjamin komunikasi dua rah dan mampu menerjemahkan komitmen-kimitmen politik kedalam suatu program operasional.

www.themegallery.com

Page 73: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Sondang P. Siagian

Menyatakan “ …jika orientasi para pengambil keputusan stratejik semata-mata orientasi efisiensi, pemanfaatan

teknologi akan cenderung semakin meluas dan meliputi makin banyak segi proses organisasional. Tapi kiranya para

pengambil keputusan stratejik itu harus menyadari pula bahwa dengan perkembangan teknologi yang secanggih apapun, orientasi manusia tetap sangat penting karena

dengan kehadiran dan pemanfaatan teknologi yang paling canggih pun unsur manusia tetap paling penting”.(1995: 81)

Page 74: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Jensen & Meyer, Bahwa perencanaan pembanguna distrik harus:

Menekankan pembangunan daerah endogen berdasarkan sumber daya setempat untuk pengembangan industri skala kecil , pertanian, perdagangan, dan kerajinan.

Menggerakkan investor swasta dan ilmu pengetahuan untuk pembangunan.

Menggalakkan penggunaan teknologi tepat guna untuk memenuhi kebutuhan dasar yang merupakan prasyarat bagi modernisasi pada tingkat-tingkat proses pembangunan selanjutnya.

Page 75: Perencanaan Pembangunan Daerah

> > >

Dengan dialog menggalan partisipasi tingkat lokal sebagai input yang penting bagi pengembangan distrik dan programnya.

Mendukung pengembangan pemukiman ukuran kecil dan menengah dengan tujuan meningkatkan kondisi setempat dan akses petani pada fasilitas infrastruktur sosial dan produktif.

Menyiapkan kerangka kerja menyeluruh sebagai panduan utama untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas badan-badan terkait, baik sektoral maupun lokal

Berfungsi sebagai dokumen dasar untuk mengetahui anggaran pembangunan tahuan daerah di distrik terkait.

Mengedepankan perencanaan sebagai suatu dialog.

Page 76: Perencanaan Pembangunan Daerah

Proses desentralisasi pembangunan. Dengan memberika keleluasaan yang tinggi kepada daerah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembangunan di daerahnya, proses ini dipandang lebih efektif di bandingkan dengan carapengaturan-pengaturan dari pusat yang cenderung belum sesuai dengan kebutuhan daerah.

Optimalisasi pemberdayaan daerah. Pendekatan ini amat menekankan pemberdayaan daerah, yang pada gilirannya tentu akan menuntut komitmen penuh dari daerah.

Page 77: Perencanaan Pembangunan Daerah

Dengan demikian dapat dilihat bahwa yang menjadi konsep dasar dari pendekatan ini antara lain meliputi:

Merupakan pendekatan pembangunan endogen. Konsep ini sangat menekankan perlunya prientasi pembangunan yang didasarkan pada penguatan potensi-potensi atau sumber daya daerah yang ada.

Menekankan perlunya partisipasi & dialog. Perencanaan pembangunan dilakukan dengan cara melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat daerah yang diringi dengan proses dialog yang efektif akan dapat mendorong tercapainya hasil-hasil pembangunan yang di harapkan

Page 78: Perencanaan Pembangunan Daerah

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,, kabupaten dan Kota, diatur

dengan undang undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [pasal 18 A (1)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum pemamfaatan sumber daya alam lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang – undang [pasal 18A (2)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur

dengan undang – undang [pasal 18 B(1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan- kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan

RI, yang diatur dalam UU [pasal 18 B (2)**]

Page 79: Perencanaan Pembangunan Daerah

www.themegallery.com WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak

ada kecualinya [ pasal 27 (1)tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan [pasal 27 (2)]Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara [pasal 27 (3)**]Kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan

tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU (pasal 28)

Warga negara ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan

orang-orang bangsa lain yg disahkan

dengan UU sebagai warga negara [pasal

26(!) ]

Penduduk ialah warga negara indonesia dan

orang asing yang bertempat tinggal di

indonesia [pasal 26 (2)**]

Page 80: Perencanaan Pembangunan Daerah

www.themegallery.com

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diatur dengan undang-

undang [ pasal 31 (3) ****]

Setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya [ pasal 31 (2) ****]

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [pasal 31

(2) ****]

Negara memajukan kebudayaan nasional indonesia ditengah

peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

budayanya [pasal 32 (1)****]

Negara memproitaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dariAPBN dan APBD untuk

memenuhi kebutuhan penyelengaraan pendidikan nasional [pasal (31 (4)****]

Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban [pasal 31 (5) ****]

Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya

nasional [ pasal 32 (2) ****]

Page 81: Perencanaan Pembangunan Daerah

www.themegallery.com

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

[pasal 33 (2)]

Disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekelurgaan.

[pasal 33 (1)]

Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

oleh negara. [pasal 34 (1) ****]

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

rakayat dan memberdayakanmasyarakat

yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabak

kemanusiaan [pasal 34 (2)****]

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar besar kemamapuan rakyat [pasal

33 (3) ]

Diselenggarakan berdasar atas demokrasi pancasila

dengan prinsip kebersamaan ,efesiensi keadialan, berwawasan

lingkungan, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

nasional [pasal 33 (4)****]

Negara bertanggung jawab atas penyediaan

fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanaan umum yang layak [pasal 34 (3)****]

PREKONOMIAN NASIONAL DAN

KESEJAHTRAAN SOSIAL

Page 82: Perencanaan Pembangunan Daerah

Company Logo

DASAR HUKUM PELAKSANAAN DESENTRALISASI / OTONOMI DAERAH

UUD 1945 pasal 18

UUD no 32 / 2004

Otonomi pada provinsi /

kabupaten / kota

UUD no 22 / 1999

Otonomi pada kab/ kota / tk II

UU no 5 / 1974 Otonomi nyata

dan bertanggung jawab

UU no 18/ 1965Perpaduan

desentralisasi dgn sentralisasi

UU no I / 1945 kedaulatan rakyat Dan pembentukan

DPR.

UU no 22 / 1948 Susunan

pemerintahan daerah dan demokratis

UU no 1 /1957 Otonomi yang

luas

DESENTRALISASI DAN OTODA

Page 83: Perencanaan Pembangunan Daerah

www.themegallery.com POLITIK ILMU TENTANG NEGARA

Hubungan antara negara

dengan masyarakat

Hubungan antara masyarakat dengan

masyarakat

Hubungan antara negara

dengan negara

Hak dan kewajiban

Kesejahtraan,keadilan, keamanan dan hukum

Kemerdekaan, bilateral,

ketertiban dan keamanan.

Page 84: Perencanaan Pembangunan Daerah

CompanyLOGO