perencanaan partisipatif pemukiman padat kelompok

Upload: mario-maahury

Post on 11-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perencanaan partisipatif

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangBerdasarkan Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, definisi rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Permasalahan perkotaan menunjukkan bahwa akibat dari pertumbuhan kota yang cukup tinggi serta kenyataan akan terbatasnya ruang kota, membawa dampak dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah keterbatasan papan atau permukiman sehingga menimbulkan adanya permukiman kumuh di perkotaan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan kualitas pemukiman yang terwujud.Menurut Budiharjo (1991: 61-67), masalah permukiman manusia merupakan masalah yang pelik, karena begitu banyaknya faktor-faktor yang saling berkaitan tumpang tindih di dalamnya. Permukiman sebagai wadah kehidupan manusia bukan hanya menyangkut aspek fisik dan teknis saja, tetapi juga aspekaspek sosial, ekonomi, dan budaya dari para penghuninya.Kota Manado sebagai salah satu kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, yang ditandai dengan tersedianya aktivitas ekonomi yang memadai, serta sebagai kota dengan tujuan wisata telah menjadikan Kota Manado sebagai salah satu tujuan migrasi penduduk. Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan Kota Manado menjadi meningkat, namun dengan kondisi ini juga telah menciptakan dan berlangsungnya permukiman padat di perkotaan.Kelurahan Titiwungen selatan adalah salah satu kawasan dengan kondisi pemukiman yang padat baik dengan bangunan dan padat penduduk, minimnya ruang terbuka hijau , jalan lingkungan sempit, dan saluran drainase yang kurang terawat. Serta Letak pemukiman yang berada di kawasan pusat kota membuat pemukiman terlihat tidak teratur terhadap estetika kota.Sarana prasarana permukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan kurang memadai bagi masyarakatnya. Kondisi sarana prasarana yang bisa terlihat antara lain tampak dari jaringan jalan tidak berpola, dan drainase kurang berfungsi dengan baik Kawasan Kelurahan Titiwungen Selatan dan sekitarnya telah mengalami pemanfaatan lahan yang sangat tinggi, sehingga semua permukaan lahan sebagian besar telah tertutup oleh dasar bangunan. 1.2. Rumusan MasalahPermukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan yang berada di kawasan Pusat kota Manado. Kondisi prasarana - sarana yang tidak memadai, kawasan Kelurahan Titiwungen Selatan telah mengalami pemanfaatan lahan yang tinggi, sehingga semua permukaan lahan telah tertutup oleh dasar bangunan, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan pemenuhan 30% kawasan kota yang seharusnya menjadi Ruang Terbuka Hijau.1.3. TujuanMasyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam usaha berupa perencanaan ataupun solusi terhadap permasalahan yang terjadi di kawasan Kelurahan Titiwungen Selatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Definisi Pemukiman PadatPemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No.4 Tahun 1992). Kepadatan adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah. Kepadatan pemukiman adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga dengan luasannya di suatu wilayah pemukiman, dimana penduduknya mengelompok membentuk suatu pola tertentu yang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu :a. Pertumbuhan penduduk.b. Kondisi alam suatu wilavah.c. Sosial ekonomi penduduk.d. Sarana dan prasarana yang tersedia.e. Penggunaan ruang. Tjuk Kuswartojo,dkk; dalam bukunya Perumahan dan Pemukiman di Indonesia menuliskan bahwa perumahan dikategorikan perumahan formal dan informal.Perumahan formal dibangun dengan suatu aturan yang jelas karena itulah terbentuk suatu pola yang teratur , sedangkan Perumahan informal merupakan akumulasi rumah yang dibangun oleh keluarga atau individu tanpa mengikuti suatu aturan atau perencanaan formal yang diterbitkan oleh suatu otoritas. Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988)Untuk menciptakan suatu lingkungan pemukiman yang baik maka diperlukan infratruktur pemukiman dan fasilitas umum pemukiman. Adapun yang dimaksud dengan infrastruktur pemukiman ialah jalan lokal, saluran drainase, air bersih, persampahan, listrik dan telepon.2.2. Karakteristik Pemukiman2.2.1. JalanJalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Jalan arteri Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

2.2.2. Drainase Saluran drainase merupakan prasarana yang melekat dengan lingkungan pemukiman, yang gunanya untuk menjaga agar lingkungan tidak tergenang oleh air hujan atau air bersih. Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan atau dibuang.Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan dengan saluran rumah tangga dan sistem bangunan infrastruktur lainnya.

2.2.3. RumahRumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang selain berfungsi sebagai tempat berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga, juga berperan besar dalam pembentukan karakter keluarga. Sehingga selain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keamanan, rumah juga harus memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik kenyamanan thermal maupun psikis sesuai kebutuhan penghuninya PenggolonganAcuan penggolongan sarana hunian berdasarkan beberapa ketentuan / peraturan yang telah berlaku, berdasarkan tipe wujud fisik arsitektural dibedakan atas:a) Hunian Tidak Bertingkat Hunian tidak bertingkat adalah bangunan rumah yang bagian huniannya berada langsung di atas permukaan tanah, berupa rumah tunggal, rumah kopel dan rumah deret. Bangunan rumah dapat bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang sama.b) Hunian Bertingkat Hunian bertingkat adalah rumah susun (rusun) baik untuk golongan berpenghasilan rendah (rumah susun sederhana sewa), golongan berpenghasilan menengah (rumah susun sederhana) dan maupun golongan berpenghasilan atas (rumah susun mewah apartemen). Bangunan rumah bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang berbeda dan terdapat ruang serta fasilitas bersama.

2.2.4. Ruang Terbuka HijauRuang Terbuka Hijau (RTH) secara makro berfungsi untuk kepentingan ekologis, sosial, ekonomi maupun estetika dari suatu kota. Secara ekologis dimaksudkan sebagai upaya konservasi air tanah, paru-paru kota, dan dapat menjadi tempat hidup serta berkembangnya flora fauna dan ekosistemnya. BAB IIIPEMBAHASAN

3.1. Ruang Lingkup Lokasi

Sumber : Dinas Kecamatan Sario Sumber : Bakosurtanal Ruang Lingkup lokasi perencanaan berada pada Kota Manado, Kecamatan Sario, Kelurahan Titiwungen Selatan berbatasan sebelah utara (Kelurahan Titiwungen Utara), Sebelah Selatan (Kelurahan Sario dan Sario Utara), Sebelah Barat (Teluk Manado) dan Sebelah Timur (Kecamatan Wenang).

Sumber : Citra Satelit Google Earth

Kelurahan Titiwungen Selatan merupakan kelurahan dengan lahan terkecil yaitu hanya mempunyai luas 19.23Ha2 sesudah luas lahan Titiwungen Utara yang hanya mempunyai luas 17.2Ha2 tetapi pada kelurahan Titiwungen Selatan mempunyai jumlah penduduk yang banyak diantara kelurahan yang lainnya yaitu sebesar 6.351. Dari data yang ada menunjukan perbandingan bahwa pada kelurahan Titiwungen Selatan memiliki lahan yang sempit tapi memiliki jumlah penduduk yang banyak sehingga menjadikan kelurah Titiwungen Selatan sebagai kawasan padat penduduk, padat bangunan, dan mempunyai beberapa masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan.

Luas Kecamatan Sario

No Nama Kelurhan Luas Ha2

1 Ranotana 25

2 Sario Kota Baru 24.3

3 Sario 22.2

4 Sario Tumpaan 35

5 Sario Utara 33

6 Titiwungen Utara 17.2

7 Titiwungen Selatan 19.23

Jumlah Penduduk

No Nama Kelurahan Jiwa

1 Ranotana 4.882

2 Sario Kota Baru 4.871

3 Sario 4.250

4 Sario Tumpaan 4.889

5 Sario Utara 3.787

6 Titiwungen Utara 3.534

7 Titiwungen Selatan 6.351

Sumber : Kecamatan Sario Dalam Angka 2010

3.2. Masalah Permukiman Padat Titiwungen Selatan 3.2.1. JalanPermasalahan yang terjadi di jalan lingkungan pada kelurahan titiwungen selatan adalah kondisi jalan yang tidak teratur diakibatkan peningkatan penduduk hingga mengakibatkan terjadinya kepadatan bangunan sampai mendekati jalan.

Dalam perspektif ekonomi, tujuan utama dari pemanfaatan lahan adalah untuk mendapatkan nilai tambah tertinggi dari kegiatan yang diselenggarakan di atas lahan. Namun harus disadari bahwa kegiatan tersebut memiliki keterkaitan baik dengan kegiatan lainnya maupun dengan lingkungan hidup dan aspek sosial budaya masyarakat. Dapat dipahami apabila penyelenggaraan sebuah kegiatan dapat menimbulkan berbagai dampak yang perlu diantisipasi dengan pengaturan pemanfaatan lahan.Keadaan jalan yang tidak memadai dan kepadatan penduduk yang ada di Titiwungen Selatan menjadi permasalahan yang paling krusial.

Keadaan seperti ini mengakibatkan salah satu kendaraan harus mengalah sebagai jalan keluarnya.

Pengenalan masalah pokok jalan memberi petunjuk bahwa penyelenggaraan jalan yang konsepsional dan menyeluruh perlu melihat jalan sebagai suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan.

3.2.2. DrainaseSaluran Drainase Kelurahan Titiwungen Selatan

Ket : : Sistem drainase primer :Sistem drainase sekunder

Tipe Drainase yang di pakai adalah : Tipe Drainase Terbuka : dipakai disekitar jalur primer karena air buangan dari seluruh permukiman disalurkan ke jalur primer ini. tipe ini dipakai karena dipertimbangkan dari banyaknya kapasitas air yang di tampung dan disalurkan ke sungai sebagai tempat pembuangan akhir. Tipe Drainase Tertutup : dipakai di sekitar jalur primer dan sekunder karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak sehingga bukan hanya dipakai sebagai tempat pembuangan tetapi juga pada atasnya dapat dibuat trotoar untuk pejalan kaki.

Gambar Drainase tertutupGambar Drainase Terbuka

Kondisi Drainase di Kelurahan Titiwungen Selatan

3.2.3. BangunanRata-rata struktur dinding bangunan di kelurahan Titiwungen memiliki struktur beton. Namun ada sebagian rumah masyarakat yang bahan dindingnya berstruktur kayu atau semi permanen. Jarak antar dinding rumah satu dengan yang lainnya pun sangat berdekatan. Jarak bangunan yang dekat juga dapat mengakibatkan kebakaran pada kawasan.1. DindingRata-rata struktur dinding di kelurahan Titiwungen memiliki struktur beton. Namun ada sebagian rumah masyarakat yang bahan dindingnya berstruktur kayu atau semi permanen. Jarak antar dinding rumah satu dengan yang lainnya pun sangat berdekatan. Jarak yang dekat Ini juga berpotensi kebakaran yang beruntun kalo terjadi kebakaran. Dahulu dinding berfungsi sebagai struktur penahan beban atas menuju pondasi. Tetapi sekarang fungsi itu tidak kita terapkan lagi. Sekarang dinding hanyalah sebagai penutup dan pelindung dari cuaca luar. Walaupun demikian, dinding penting sebagai pemisah antar-ruang, penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan pemberi nilai fungsi artistik.

2. AtapPada survey yang dilakukan, kami mengamati sebagian besar rumah penduduk di Kelurahan Titiwungen Selatan menggunakan atap seng dan genteng namun tidak teratur karna terjadi kepadatan bangunan di lingkungan bahkan kapasitas daya tampung atau lahan yang kosong untuk membangun rumah pun sudah tidak mingkin ada karna itu sebagian perumahan di sana di bangun bertingkat sehingga tinggi rendahnya suatu bangunan rumah yang satu dengan bangunan yang lain sangat semraut atau tidak teratur dengan baik dan tidak memiliki nilai estetika antara perumahan tersebut.

3.2.4. Ruang Terbuka HijauPadatnya bangunan pada kelurahan titiwungen selatan telah membuat minimnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau . Hal ini memberikan nilai estetika kawasan yang rendah karena ketidakaturan bangunan yang rapat dan penataan tanaman yang kurang teratur.Tidak adanya taman, dan lapangan serta minimnya jalur hijau yang berfungsi menjadi tempat hiburan dan dapat memberikan iklim mikro yang sejuk pada kawasan

3.3. Proses Prencanaan PartisipasiDari kegiatan diskusi mengenai Perencanaan Partisipatif pemukiman padat di kelurahan Titiwungen Selatan, ada beberapa usulan dalam perencanaan yang diberikan oleh masing-masing kelompok masyarakat : Kelompok 2Beberapa usulan dari kelompok masyarakat 2 dalam perencanaan Pemukiman padat yang berlokasi di kelurahan Titiwungen Selatan yaitu :0. Perbaikan Drainase0. Larangan membangun di sepanjang sungai.0. System tranportasi 1 arah untuk mengurangi kemacetan.0. Membuat RTH Linear sepanjang jalan.0. RTH di dua titik untuk menjaga iklim mikro.0. Pembuatan rumah susun dikawasan padat dan bangunan yang terkena penggusuran

Kelompok 3

Beberapa usulan dari kelompok masyarakat 3 dalam perencanaan pemukiman padat yang berlokasi di Kelurahan Titiwungen Selatan yaitu:1) RTH (jalur Hijau disepanjang sempadan sungai)2) Rumah susun di sepanjang area bantaran sungai3) Pelebaran jalan4) RTH (pohon) di sepanjang jalan5) Perbaikan drainase untuk drainase yang tidak memadai karena sering terjadi banjir

Kelompok 4

Beberapa usulan dari kelompok masyarakat 4 dalam perencanaan pemukiman padat yang berlokasi di Kelurahan Titiwungen Selatan yaitu :1) RTH publik di pusat kelurahan titiwungen selatan2) Akses jalan menuju ke daerah RTH public3) Drainase kecil menuju ke pusat drainase utama yang sesuai dengan aturan yang ada

Kelompok 5

Beberapa usulan dari kelompok masyarakat 5 dalam perencanaan pemukiman padat yang berlokasi di Kelurahan Titiwungen Selatan yaitu :1) Green Roof (Lahan yang sempit)2) Pengolahan system persampahan3) Penyediaan tempat atau lokasi khusus untuk usaha informal4) Pembuatan rumah susun

Kelompok 6

Beberapa usulan dari kelompok masyarakat 6 dalam perencanaan pemukiman padat yang berlokasi di Kelurahan Titiwungen Selatan yaitu :1) Membuat Rumah susun2) Jalur hijau3) Pelebaran jalan4) Perbaikan jaringan drainase5) Ruang terbuka hijau atau taman

3.4. RekomendasiBerdasarkan hasil usulan perencanaan dan informasi yang diberikan oleh kelompok-kelompok masyarakat maka diperoleh rekomendasi perencanaan1 Jalan Perbaikan jalan yang rusak atau berlubang pelebaran jalan dengan sempadan jalan dan jalur hijau

2 Drainase Perbaikan drainase Perlu adanya perluasan atau penggalian saluran lebih mendalam agar bisa menampung debit air pada saat hujan lebat.

3 Bangunan dan RTH Membuat konsep rumah secara vertikal sehingga sisa lahan yang ada dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka. Konsep pengembangan rumah secara vertikal ini penting untuk menghindari pengembangan rumah secara horizontal yang cenderung memakan lahan

Memanfaatkan jarak antar bangunan sebagai ruang terbuka hijau.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanPerencanaan partisipatif yang dilakukan antara fasilitator dan masyarakat sudah berjalan dengan baik. Di mana apa yang di harapkan dari partisipasi masyarakat sebagai peserta diskusi yaitu menghasilkan desain mengenai kebutuhan apa saja yang di perlukan untuk merencanakan dalam upaya mengatasi beberapa masalah yang ada dalam pemukiman padat di Kelurahan Titiwungen Selatan.Permasalahan Jalan, drainase, rumah yang ada di pemukiman padat kelurahan Titiwungen Selatan bisa di atasi dalam penggabungan presepsi masyarakat yang dominan dan di seleksi untuk perencanaan yang mempunyai dampak positif untuk masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., dan Panuju, D.R. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Heryanto, Bambang. (2011). Roh Dan Citra Kota. Surabaya: Brillian Internasional.PDF: jawaa sjitwo putro Penataan Kawasan kumuh pinggiran sungai kecamtan sungai rayaPDF :Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman, PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

18