perencanaan elemen-elemen struktur/konstruksi kayu
DESCRIPTION
PERENCANAAN ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR/KONSTRUKSI KAYUTRANSCRIPT
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 1
(Anetto )
BAB II
PERENCANAAN ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR/KONSTRUKSI
II.1. Batang Tarik
Di dalam menentukan luas tampang batang yang mengalami tarik harus
diperhitungkan berkurangnya luas tampang akibat adanya alat-alat sambung.
Untuk itu dalam hitungan selalu digunakan luas tampang netto (Anetto) akibat
perlemahan lubang dari adanya alat penyambung.
Besarnya Anetto = C.Abruto
C = adalah faktor perlemahan
Besarnya faktor perlemahan dapat diambil sbb :
10 % untuk sambungan dengan paku
20 – 25 % untuk sambungan dengan baut / gigi
30 % untuk sambungan dengan pasak kayu
20 % untuk sambungan dengan pelat kokot/
pasak cincin balok
0 % untuk sambungan dengan perekat
Perencanaan “Batang Tarik”
Diketahui : S (gaya tarik)
Mutu kayu / kelas kuat kayu (σtr//) :
1. ⇒ Aperlu = //tr
Sσ
+
=….. (Abruto) catatan : dimensi bisa ditentukan
2. ⇒ Tentukan dimensi
( atau dimensi sudah ada…. )
S S
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 2
S
S
Plat Penyambung
tr//netto
itr//terjad σ......A
Sσ <==
+
Anetto = .........x Abruto
Menyambung Batang Tarik ( PKKI PS 17.1 )
Syarat untuk papan penyambung ⇒ harus mampu memikul gaya tarik
1,5 x S.
∴ tr//penyambung
terjaditr// σA
1,5.Sσ ≤=
II. 2. Batang Tekan/Desak
Batang Tunggal
Di dalam merencanakan batang desak harus diperhatikan adanya
bahaya tekuk tetapi perlu memperhatikan faktor perlemahan seperti
pada batang tarik.
Di sini alat penyambung dapat meneruskan gaya tekan yang ada. (hal
yang berbeda dalam batang tarik )
S S
……. < 1
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 3
S
S
Plat Penyambung
Jadi pada batang tekan dipakai Abruto.
Perencanaan batang tekan harus memperhitungkan adanya bahaya
tekuk batang (ω), tergantung dari kelangsingan batang tekan tersebut
(λ). Untuk merencanakan/mendimensi batang tekan, belum diketahui
besarnya λ (awal), sehingga belum diketahui apakah batang tekan
tersebut berada di daerah Euler atau luar Euler (misalnya dalam
Tetmayer). Maka untuk perencanaan awal dapat/boleh dipakai
“anggapan awal” berlaku rumus Euler, kemudian diperiksa kembali
tegangan tekan yang terjadi memenuhi atau tidak memenuhi. Tujuannya
untuk menentukan dimensi awal dari batang tekan tersebut (perkiraan
dimensi).
Menyambung Batang Tekan (PKKI.Ps.17.2)
Syarat untuk papan penyambung → papan penyambung harus memiliki
I min ≥ I min batang yang disambung.
Jadi I min papan penyambung ≥ I min batang yang disambung.
Batang Tarik Batang
Batang tekan
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 4
l
l
l1
l2
Perencanaan “Batang Tekan”
Dasar
(terjadi)
tk//σbrutoAP.ω
tk//σ ≤=
kuk)(factor.teω
mini
λ kl= (angka kelangsingan)
λyλx
mana yang max - Tergantung kondisi ujung dan sebagainya
- Tergantung dimensi penampang
Jadi penampang (dimensinya) harus ditaksir dulu !!
Check : tk//σbrutoAP.ω
terjaditk//σ ≤=
Y
X
Y
X
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 5
l
l1
l 2
xikx
xl
=λ xikx
xl
=λ
yiky
yl
=λ yi
ky.ry
l=λ
yi
ky.zy
l=λ
l ky = l Untuk menentukan ω → ambil nilai λ terbesar.
l k = Panjang tekuk yang tergantung dari sifat-sifat ujung batang
sebagai berikut :
− Untuk jepit – sendi : l k = ½. 2 l
− Untuk jepit bebas : l k = 2 l
− Untuk sendi – sendi : l k = l
− Untuk jepit – jepit : l k = ½ l
− Untuk konstruksi rangka : l k = l
imin = Jari-jari inersia minimum = bruto
minAI
Hubungan antara λ dan ω dapat dilihat pada daftar III PKKI 1961.
Rumus Euler :
2k
min2
Kn.
.E.IP
lπ
= atau .E
.n.PI
2
2kK
minπ
=l
Dimana : n = angka keamanan
PK = Gaya tekuk
π2 ≈ 10
Ditinjau untuk berbagai kelas kuat kayu misalnya : kayu kelas kuat II
E = 100.000 Kg/cm2
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 6
2kK
2k
2K
min .10.n.P0)10.(100.00
..100n.1000.PI ll==
Pada kayu : n = 5
Jadi Imin = 50.PK.l k2 (Kelas Kuat II)
Selanjutnya untuk,
Kayu Kelas Kuat I : Imin = 40.PK.l k2
Kayu Kelas Kuat II : Imin = 50.PK.l k2
Kayu Kelas Kuat III : Imin = 60.PK.l k2
Kayu Kelas Kuat IV : Imin = 80.PK.l k2
Dimana : PK = Gaya desak dalam ton
l k = Panjang tekuk dalam m
Imin = Inersia dalam cm4
ds//σbrutoAP.ω
ds//σ ≤=
Atau,
k//σbrutoAP.ω
k//σ ≤=
Dapat dicari di tabel PKKI tergantung λ dan kelas
kuat kayu.
Contoh Soal dan Pembahasan:
1. Sebuah batang tarik dari kayu dengan BJ = 0,5 menahan gaya sebesar 5 ton
β = 1, γ = 1, sambungan dengan baut. Diminta untuk menentukan dimensi
batang tarik tersebut yang aman & ekonomis.
Penyelesaian:
Kayu dengan BJ = 0,5 β = 1 γ = 1
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 7
10 ton b
b
tr//.rσ = 150.0,5.1.1 = 75 Kg/cm2
P = 5000 kg
Faktor perlemahan = 20 %
755000
AAP
σ ntnt
tr =⇒= = 66,67 cm
80,067,66
80,0A
A ntbr == = 83,34 cm2
Diambil b = 7 cm
H = 12 cm ( h ≈ 2b )
Abr = 7.12 = 84 cm2 > 83,34 cm2 → (cukup dekat) OK!
“Dimensi yang aman dan ekonomis = 7/12“
2. Sebuah batang desak panjang = 3 m, mendukung gaya 10 ton,
penanmpangnya bujursangkar, ujung-ujungnya sendi. Kayu kelas kuat II,
Konstruksi terlindung, beban permanen.
Jawab :
Imin = 121 .b4 = 50.PK. l k2.
l k = l
121 .b4 = 50. 10. 32 → b = 15,2 ≈ 16 cm
imin = 0,289.b = 4,6 cm
6,4300
imin
k ==λl = 64 → ω = 1,74
16.1674,1.10000
A.P
ds =ω
=σ = 68 kg/cm2
< //dsσ = 85 kg/cm2 (OK)
→ Ukuran batang cukup.
Atau dapat dipakai Kσ
λ = 64 → Kσ = 49 kg/cm2
l = 3
m
10 ton
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 8
b = 18 cm
h =
?
25610000
AP
ytd.K ==σ = 39 kg/cm2 < Kσ = 49 kg/cm2 (OK)
∴ Ukuran batang cukup !
3. Batang bertampang persegi panjang dengan b = 18 cm, menahan gaya
tekan P = 13,5 ton; l k = 4 m, kayu kelas III, konstruksi terlindung, beban
permanen. Tentukan ukuran batang!
Jawab :
Kayu kelas III Imin = 60.PK.l k2
Imin = 121 .b3.h = 12
1 .183.h
60.PK.l k2 = 12
1 .183.h
60.13,5.42 = 121 .183.h → h = 26,67 cm ≈ 27 cm (h > b!)
l kx – l ky → imin dihitung terhadap sumbu lemah bahan
imin = 0,289.b = 0,289.18 = 5,2 cm
2,5400
imin
K ==λl = 77 → ω = 2,05
==ω
=σ27.18
05,2.13500A.P
ds 57 kg/cm2 < σ ds//III = 60 kg/cm2
⇒ Ukuran batang cukup.
Alternatif :
Bila b maupun h tidak ditentukan (bebas pilih), maka dapat dicoba
penyelesaian sebagai berikut :
P = 13,5 ton
l k = 4,00 m
taksir b = 20 cm Imin.III = 60.PK. lK2
dan anggap b ≤ h Imin = 12
1 .b3.h
Diktat Struktur Kayu ∼ Ir. Frans Phengkarsa
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ∼ Universitas Kristen Indonesia Paulus
II ∼ 9
b = 20 cm
h = 22 cm
⇒ 60.13,5.43 = 121 .203.h → h =19,44 cm ≈ 20 cm
Anggapan b ≤ h : valid di sini.
imin = 0,289.b = 0,289.20 = 5,78 cm
78,5400
imin
k ==λl = 69 → ω = 1,85
20.2085,1.13500
A.P
ds =ω
=σ = 62,44 kg/cm2 > σ ds//III = 60 kg/cm2
Dimensi diubah, di sini h diganti = 22 cm
22.2085,1.13500
A.P
ds =ω
=σ = 57 kg/cm2 < σ ds//III = 60 kg/cm2 (OK!)
∴ Ukuran penampang 20 X 22 cm2
Batang Berganda (Batang Tekan)
Batang ganda dapat terdiri dari dua, tiga atau pun empat batang tunggal yang
digabung dengan diberi jarak antara. Pemberian jarak ini dengan maksud untuk
memperbesar momen inersia yang berarti juga memperbesar daya dukung.
Besarnya momen inersia terhadap sumbu bebas bahan dalam hal ini sumbu y
(gambar 1) harus diberi faktor reduksi sehingga besarnya dihitung sebagai
berikut :
Ir = Iy = ¼.(It + 3.Ig)
Dimana : It = Momen inersia yang dihitung secara teoritis
Ig = Momen inersia yang dihitung dengan menganggap bagian-
bagian ganda menjadi tunggal.
Untuk momen inersia terhadap sumbu x tidak perlu direduksi.