bahan konstruksi alat pabrik (kayu)

Upload: afifprasetio

Post on 03-Mar-2016

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Bahan Konstruksi alat pabrik dari kayu

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan alam ialah bahan bangunan yang dihasilkan dari alam, antara lain tanah dan batuan, yang didalam penggunaannya tidak melalui proses lain, hingga menjadi suatu yang berbeda dari bentuk asalnya.

1. TanahTanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, berupa bumi ini, yang terdiri dari air, udara dan butir-butir tanah yang padat, dimana bagian yang berisi dengan air dan udara disebut dengan rongga atau pori. Perbandingan isi air dengan udara dalam pori ini menentukan kondisi tanah tersebut, yaitu apabila tanah tersebut kering, maka volume udara dalam pori lebih sedikit dibanding volume udara, maka tanah tersebut dikatakan basah. Apabila pori penuh diisi air, sehingga tidak ada udara di dalamnya, maka tanah dikatakan sebagai tanah jenuh.

Sifat-sifat umum tanah dapat dilihat dari besarnya nilai-nilai parameter tanah yang bersangkutan, misalnya :

a. Berat volume tanah, yaitu berat tanah per satuan volume.

b. Berat volume kering, yaitu berat tanah dalam keadaan kering per satuan volume.

c. Berat volume butir, yaitu berat tanah lepas per satuan volume.

d. Spesifik gravity, yaitu berat spesifik setiap butiran tanah, atau biasa disebut

e. berat jenis.

f. Angka rongga, yaitu perbandingan volume rongga dengan volume total tanah.

g. Porositas merupakan perbandingan volume air dengan volume pori.

h. Kadar air merupakan jumlah air dalam tanah atau volume air dibanding dengan

volume tanah.

i. Derajat kejenuhan dan lain-lain.Dalam membahas masalah macam-macam tanah, maka perlu diketahui bahwa yang digunakan untuk membedakannya adalah dari besar butiran, berdasarkan kepada analisa ayakan.a. PasirPasir merupakan tanah dengan butiran yang keras dan tajam, yang lolos pada ukuran saringan 0,07 mm sampai dengan 4,76 mm, merupakan butiran-butiran yang kepas.

b. LanauLanau merupakan tanah dengan butiran kecil dari 0,07 mm, dan bersifat mudah menyerap air. Sehingga apabila terendam air menjadi lumpur.

c. LempungLempung atau tanah liat merupakan tanah dengan butiran yang sangat halus, bersifat plastik, yaitu mudah dibentuk, dan mempunyai daya lekat.

2. BatuanBatuan merupakan suatu produk alam gabungan dari hablur mineral yang menyatu dan memadat, hingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang terbentuk secara alamiah melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah lainnya. Batuan alam berasal dari gunung sebagai akibat proses vulkanik. Batuan ini disebut dengan batu gunung, dalam proses berikutnya, aliran air sungai yang membawa batuan tersebut bergerak dan berpindah sejalan dengan kemampuan aliran air yang ada. Karena benturan dengan batuan lain atau benda-benda keras lainnya, batuan tersebut menjadi pecahan-pecahan dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ini yang disebut dengan batu sungai atau batu kali. Kelompok batuan ini merupakan batuan luar.

Batuan-batuan akibat proses alamiah lainnya adalah batuan yang terbentuk dalam waktu yang lama dan menerima beban akibat tumpukan tanah, batuan in idisebut batuan metamorfose, yang termasuk dalam batuan in yaitu marmer, granit, onix dan lain-lain, tergantung bahan dasar mineral pembentuknya.

Batuan dapat diklasifikasikan menurut komposisi kandungan mineral dari batuan tersebut, dimana penggunaan batu pada konstruksi bangunan dibedakan menjadi :

Batuan kapur

Batuan kapur merupakan bahan bangunan yang penting dikenal sejak zaman Mesir Kuno. Batuan kapur ini lebih bersifat sebagai pengikat apabila dicampur dengan bahan yang lain dengan perbandingan tertentu, sebagai contoh kapur dicampur dengan pasir dan Portland Cement (PC), kapur dicampur dengan semen merah dan pasir. Kelebihan kapur sebagai bahan pengikat ini sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kapur sebagai berikut :1. Kapur mempunyai sifat plastik yang baik, dalam arti tidak getas.2. Sebagai bahan pengikat, kapur dapat mengeras dengan mudah dan cepat, sehingga memberikan kekuatan pengikat kepada dinding.3. Mudah dikerjakan, tanpa harus melalui proses pabrik. Batuan yang mengandung silika

Batuan ini lebih bersifat batuan keras, mempunyai warna yang menarik dengan permukaan licin. Warna dari batuan in banyak dipengaruhi oleh komposisi mineral pembentukan batuan tersebut yaitu :1. Felspar yaitu kombinasi silikat, aluminium dengan kapur dan potasium, berwarna merah, merah jambu, bahkan bening.2. Bornblende merupakan silikat aluminium yang dengan campuran kapur dan bijih besi, sebagai bahan mineral yang keras dan kuat, sebagai kristal berwarna hijau, coklat dan hitam.3. Mica merupakan mempunyai bahan dasar utama silikat aluminium, tetapi mempunyai kombinasi dari beberapa bahan mineral besi atau potasium, biasanya merupakan butiran kristal, yang mudah lepas sebagai lempengan-lempengan kecil.

4. Sepentine merupakan silikat magnesium, yang penampilannya selalu menjadi satu dengan kapur, berwarna hijau muda atau kuning, dan permukaannya berupa lempengan rata dan halus, serta mudah dipisahkan.

3. Karet

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai latex) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan karet tetapi dapat juga diproduksi secara sintetis .Sumber utama dari latex yang di gunakan untuk menciptakan karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Ini dapat dilakukan dengan cara melukai kulit pohon sehingga pohon akan memberikan respon yang menghasilkan lebih banyak latex.

Karet mempunyai warna putih hingga kuning kecoklatan, ban mobil berwarna hitam karena karbon yang berallotrop dengan karbon hitam ditambahkan untuk memperkuat polimer. Bila sepotong vulkanisir, karet yang berikatan silang seperti pita karet diulur kemudian dilepas maka ikatan silang itu akan menarik rantai-rantai polimer kembali ke bentuk semula. Tanpa proses vulkanisasi, rantai-rantai polimer akan meluncur lepas ke satu monomer yang lainnya. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapisi sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

4. Kayu

Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang paling banyak terdapat di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat ini masih banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan untuk rumah tinggal, gedung, jembatan, bantalan kereta api dan lain lain. Kayu dipilih sebagai bahan konstruksi selain karena alasan mudah didapat, harganya relatif murah dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Material kayu akan selalu dibutuhkan manusia karena sifat utama yang dimiliki yaitu kayu merupakan kekayaan alam (natural resources) yang tidak akan pernah habis, mudah dalam pemrosesan serta memiliki sifat sifat spesifik yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Selain keuntungan kayu seperti yang telah disebutkan di atas kayu juga mempunyai kekuatan yang tinggi (tekan sejajar atau tegak lurus serat) dan berat yang rendah dibandingkan dengan konstuksi yang lainnya, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia (Chemical Attack), dan bersifat isolator. Namun demikian kayu juga memiliki kekurangan antara lain sifat kurang homogen dengan adanya cacat kayu, mata kayu, beberapa bersifat kurang awet, dapat memuai dan menyusut dengan perubahan kelembaban meski tetap elastis dan yang terutama adalah kayu mudah terbakar. Tidak semua jenis kayu dapat dijadikan bahan konstruksi. Penilaian terhadap kayu di bedakan atas kelas kuat dan kelas awetnya.

1.2 Tujuan

Dapat mengetahui pengertian kayu

Dapat mengetahui keunggulan dan kekurangan dari kayu sebagai pemanfaatannya sebagai bahan konstruksi

Dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi atau kecacatan pada kayu Dapat mengetahui aplikasi kayu sebagai pemanfaatan sebagai bahan konstruksi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian KayuKayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dantermasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah pohonpohonan (trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman (plant). Secara umum dari tanaman tidak diharapkan hasil berupa kayu, tetapi dari pohon (hutan) yang diharapkan adalah hasil kayunya. Kayu memiliki 4 unsur yang esensial bagi manusia antara lain :

1. Selulosa Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi ( 70 % berat kayu. Salah satu bahan yang dapat diperoleh dari selulosa adalah Alpha-selulosa yang merupakan dasar utama pembuatan kertas, tekstil, plastik dan bahkan bahan peledak.

2. LigninLignin merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28% dari berat kayu. Komponen tersebut bertugas sebagai pengikat satuan strukturil kayu dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.

3. Bahan-bahan EkstrasiKomponen pembentuk kayu ini memberikan sifat-sifat tertentu pada kayu seperti : bau, warna, rasa dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka dari kayu bisa didapatkan hasil yang lain misalnya : tannin, zat warna, minyak, getah, lemak, malam, dan lain sebagainya.

4. Mineral pembentuk abuKomponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar habis. Banyaknya komponen ini ( 0.2 % - 1 % dari berat kayu.2.2 Bagian bagian pada kayu

Gambar 2.1 Bagian bagian kayu

1) Kulit

Kulit adalah bagian terluar dari kayu, kulit berfungsi sebagai berikut :

a.Sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu dari pengaruh iklim, serangga atau jamur dan lain sebagainya.

b.Sebagai jalan lewatnya cairan bahan makanan dari akar di dalam tanah ke daun di pucuk-pucuk pohon.

2) Kambium

Kambium yaitu jaringan yang berupa lapisan tipis dan kering, yang melingkaripohon. Tugas kambium adalah : ke dalam membentuk kayu yang baru, sedangkan ke luar membentuk kulit yang baru untuk mengganti kulit lama yang telah rusak. Dengan adanya kambium ini maka pohon bertambah lama bertambah besar.

3) Kayu

Kayu merupakan daging dari suatu pohon.

a.Kayu Gubal adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, masih berfungsi. Tugasnya adalah mengalirkan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian pohon yang lain

b. Kayu Teras Adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua atau mati, kayu ini berasal dari kayu gubal yang karena ketuaanya menjadi mati dan tidak berfungsi lagi. Biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat-zat ekstrasi

4) Hati

Hati merupakan bagian kayu yang berada di pusat. Hati berasal dari kayu awal, yaitu kayu yang pertama-tama dibentuk oleh kambium dan bersifat rapuh.2.3 Jenis jenis kayu

Jenis jenis kayu yang terdapat di Indonesia dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Jenis kayu komersial hutan alam (Major Natural Species)

b. Jenis kayu hutan tanaman (Major Plantation Species)

c. Jenis kayu kurang dimanfaatkan (Lesser Used Species)

Jenis kayu komersial hutan alam (Major Natural Species) antara lain:

1. Jabon

Keterangan:

a. Nama botani

: Anthocephalus chinensisb. Nama dagang : Jabon, Jabunc. Daerah persebaran : Sumatera, Jabar, Jatim, Kalsel, Kaltim, Sulawesid. Ciri umum

: Warna

: putih agak kuning muda

Tekstur

: agak halus sampai agak kasar

Arah serat

: lurus, kadang kadang agak berpadu

Kesan raba

: permukaan kayu licin

Kilap

: permukaan kayu mengkilap

e. Aplikasi

: dapat digunakan untuk korek api, peti pembungkus,

cetakan beton, dan mainan anak - anak.

2. Jelutung

Keterangan:

a. Nama botani

: Dyera sppb. Nama dagang : Jelutung, Jalutungc. Daerah persebaran : Sumbar, Sumut, Sumsel, Jambi, Riau, Kalbar, Kaltengd. Ciri umum

:

Warna

: putih krem sampai warna jerami pucat Tekstur

: agak halus dan merata Arah serat

: lurus

Kesan raba

: permukaan kayu licin

Kilap

: permukaan kayu sedikit mengkilap

e. Aplikasi

: sangat baik untuk meja gambar, cetakan dan ukiran3. Kapur

Keterangan:

a. Nama botani

: Dryobalanops sppa. Nama dagang : Kapurb. Daerah persebaran : Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kalimantanc. Ciri umum

:

Warna

: merah, merah coklat, merah kelabu Tekstur

: agak kasar dan merata Arah serat

: lurus atau berpadu Kesan raba

: permukaan kayu licin

Kilap

: permukaan kayu mengkilap

Bau

: berbau khas kamper

d. Aplikasi

: tiang, papan pada bangunan perumahan, jembatan4. Keruing

Keterangan:

a. Nama botani

: Dipterocarpus sppb. Nama dagang : Keruing, Kayu minyakc. Daerah persebaran : Sumatera, Jawa, dan Kalimantand. Ciri umum

:

Warna

: coklat merah, kelabu coklat Tekstur

: agak kasar Arah serat

: lurus, kadang kadang berpadu

Kesan raba

: permukaan kayu agak licin

Bau

: bau damar yang agak menyengate. Aplikasi

: konstruksi bangunan, lantai, bangunan pelabuhan5. Matoa

Keterangan:

a. Nama botani

: Pometia sppb. Nama dagang : Matoa, Motoa, Galunggungc. Daerah persebaran : Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampungd. Ciri umum

:

Warna

: merah kelabu muda, merah coklat Tekstur

: agak kasar tetapi merata Arah serat

: lurus atau agak berpadu

Kesan raba

: permukaan kayu agak licin

e. Aplikasi

: bahan bangunan perumahan dan jembatan, mebel Jenis kayu hutan tanaman (Major Plantation Species) antara lain:

1. Gmelina

Keterangan:

a. Nama botani

: Gmelina arborea Roxbb. Nama dagang : Gmelina, gemelina, jati putihc. Daerah persebaran : Pakistan, Sri Lanka, Myanmard. Ciri umum

:

Warna

: berwarna pucat, kuning jerami sampai putih krem Tekstur

: agak kasar Arah serat

: agak berpadu, bervariasi dari lurus sampai ikal Kesan raba

: licin

Kilap

: permukaan sedikit mengkilap

Bau

: tidak berbau

e. Aplikasi

: mebel seperti kursi meja2. Kemiri

Keterangan:

a. Nama botani

: Aleurites moluccana (L.) Willdb. Nama dagang : Kemiri, kembiri, keminting, kumiric. Daerah persebaran : Aceh, Sumut, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, NTTd. Ciri umum

:

Warna

: kekuning - kuningan Tekstur

: agak kasar Arah serat

: lurus

Kesan raba

: agak kesat sampai agak licin Kilap

: sedikit mengkilap

e. Aplikasi

: tusuk gigi, sumpit makan, peti, mainan anak - anak3. Leda

Keterangan:

a. Nama botani

: Eucalyptus deglupta Blb. Nama dagang : Leda, Ledan, Leda putih, Leda merahc. Daerah persebaran : Maluku dan Irian Jayad. Ciri umum

:

Warna

: merah muda Tekstur

: kasar dan merata Arah serat

: sangat berpadu

Kesan raba

: pada bidang tangensial licin, radial kesat Kilap

: mengkilap

e. Aplikasi

: bahan bangunan dibawah atap, korek api, pembungkus4. Mahoni

Keterangan:

a. Nama botani

: Swietenia sppb. Nama dagang : Mahoni, mahoganyc. Daerah persebaran : seluruh jawad. Ciri umum

:

Warna

: coklat muda kemerah - merahan Tekstur

: agak halus Arah serat

: berpadu, kadang bergelombang Kesan raba

: permukaan kayu agak licin

Kilap

: mengkilap

e. Aplikasi

: mebel, panel, perkapalan, barang kerajinan5. Mangium

Keterangan:

a. Nama botani

: Acacia mangium Willb. Nama dagang : Mangium, acasiac. Daerah persebaran : maluku, papuad. Ciri umum

:

Warna

: coklat pucat sampai coklat tua Tekstur

: halus sampai agak kasar dan merata Arah serat

: lurus, kadang berpadu Kesan raba

: licin, agak keras sampai keras Kilap

: agak mengkilap

Bau

: tidak berbau

e. Aplikasi

: komponen bangunan, tiang tangga Jenis kayu kurang dimanfaatkan (Lesser Used Species) antara lain:

1. Anggerit

Keterangan:

a. Nama botani

: Neonauclea lanceolatab. Nama dagang : Anggerit, bangilc. Daerah persebaran : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Malukud. Ciri umum

:

Warna

: coklat kekuning - kuningan Tekstur

: agak halus Arah serat

: agak berpadu

Kilap

: mengkilap Kekerasan

: kayu keras

e. Aplikasi

: bahan bangunan rumah terutama untuk memikul beban2. Angsana

Keterangan:

a. Nama botani

: Pterocarpus indicus Willdb. Nama dagang : Angsana, asana, sono kembangc. Daerah persebaran : jawa, sulawesi, maluku, balid. Ciri umum

:

Warna

: kuning jerami Tekstur

: agak halus sampai agak kasar

Arah serat

: lurus atau bergelombang tidak teratur Kilap

: permukaan kayu mengkilap indah Kesan raba

: permukaan kayu licin, beberapa bagian kesat

Kekerasan

: kayu agak keras

e. Aplikasi

: mebel, alat alat menggambar, tiang3. Cempaka Hutan

Keterangan:

a. Nama botani

: Elmerrillia ovalis (Miq.) Dandyb. Nama dagang : Cempaka hutan, cempakac. Daerah persebaran : Sulawesi, Malukud. Ciri umum

:

Warna

: kuning kehijauan Tekstur

: agak halus Arah serat

: berpadu

Kilap

: kurang mengkilap Kekerasan

: agak lunak

Bau

: agak harum

e. Aplikasi

: bangunan rumah, mebel, pintu jendela4. Durian

Keterangan:

a. Nama botani

: Durio sppb. Nama dagang : durian, duren, dulianc. Daerah persebaran : seluruh indonesiad. Ciri umum

:

Warna

: coklat merah Tekstur

: agak kasar sampai kasar dan merata

Arah serat

: lurus dan berpadu

Kesan raba

: permukaan kayu agak licin atau licin Kilap

: mengkilap atau agak mengkilap

e. Aplikasi

: konstruksi ringan, petik, kotak cerutu, mebel5. Jirak

Keterangan:

a. Nama botani

: Symplocos brandisii K.et v.b. Nama dagang : Jirakc. Daerah persebaran : Jawa, Nusa Tenggarad. Ciri umum

:

Warna

: kuning kecoklatan Tekstur

: agak halus Arah serat

: sedikit berpadu

Kilap

: permukaan kayu agak mengkilap Kekerasan

: agak keras

e. Aplikasi

: bangunan ringan dan sementara, tiang pagar2.4Kelebihan dan Kekurangan Kayu sebagai Bahan Konstruksi

Pada Umumnya keuntungan dan kerugian dari kayu sebagai bahan konstruksi adalahsebagai berikut :

1. Keuntungan

a. Relatif mempunyai kekuatan yang tinggi, dan berat sendiri yang rendah

b. Memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik

c. Mudah dikerjakan

d. Relatif murah dan mudah didapat (di Indonesia)

e. Mudah diganti dalam waktu singkatf. Bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan menanam

g. Mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga yang relatif murah.

h. Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai dekoratif yang indah/baik.

i. Kedap suara.2. Kerugian

a. Kurang homogen dengan cacat-cacat alam seperti arah serat yang membentuk penampang, spiral dan diagonal, mata kayu dan lain sebagainya Homogenitas (sifat keserbasamaan) artinya tiap-tiap bagian mempunyai sifat fisik yang sama

b. Daya muai dan susut yang besar

c. Kurang awet

d. Pada pembebanan jangka panjang, lendutan cukup besar.e. Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.

f. Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.

g. Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.

h. Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah

i. Agak mudah terbakar.

2.5Kerusakan dan Cacat Pada KayuYang dimaksud kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat adanya/terjadinya reta-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna, berubahnya nilai dekoratif. Hal ini dapat diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu, misalnya :

Pemeliharaan hutan yang kurang baik

Cara penebangan pohon yang salah Pembagian kayu yang keliru Cara menggergaji yang keliru Pengeringan kayu yang tidak sesuai2.5.1.Cacat Mata Kayu Mata kayu merupakan lembaga atau bagian cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu dapat dibedakan:

a. Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.

b. Mata keyu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.

c. Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya

Pengaruh mata kayu:

a. Mengurangi sifat keteguhan kayu

b. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayu sehat).

c. Mengurangi keindahan permukaan kayu

d. Menyebabkan lubangnya lembara-lembaran finir.

2.5.2.Pecah dan Belah Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang; Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka :

jika lebar terpisahnya serat 2 mm, dinamakan retak. Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan pecah Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan belah Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya : Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering. Tekanan di dala tubuh kayu yang kemudian terlepas padawaktu kayu ditebang. Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras.Pengaruh cacat pecah atau belah :

Mengurangi keteguhan tarik Mengurang keteguhan kompresi, distrubsi beba jadi tidak merata. Keteguhan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan beban berkurang.2.5.3. Pecah Busur dan Pecah GelangPecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah klanjutan dari pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setngah lingkaran. Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang, diantaranya :

Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering. Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan.2.5.4. Hati RapuhHati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati rapuh merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh didaerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu yang rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata. Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk mencengkram dolok tersebut.

2.5.5. Arah SeratBeberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajar dengan sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi keteguhan kayu.

2.5.6. Cacat Akibat Jamur Penyerang KayuJamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi : a. jamur pembusuk kayu

b. jamur pelapuk kayu

c. jamur penyebab noda kayu

Serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidakberserpih. Untuk jamur penyebab noda kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya terhadap kekauatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat timbulnya warna-warna yang kotor (nda-noda).

2.5.7. Cacat Akibat Serangga Perusak KayuJenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayu merupakan makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, sehingga jelas bahwa serangga-serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan didalam kayu yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.

2.5.8. Lubang Gerek dan Lubang Cacing LautLubang gerek adalah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek dan leubang cacing laut adalah lubang-lubang yang disebabkan oleh cacing laut. Lubang gerek yang kecil hanya akan menurangi keindahan kayu saja, tetapi jika banyak akan mengakibatkan menurunnya kekuatan kayu, bahkan kayu tidak bisa dimanfaatkan lagi. Begitu halnya dengan lubang cacing.

2.6. Beberapa contoh aplikasi kayu sebagai bahan konstruksi1. Konstruksi bangunan rumah atau gedung berupa kuda kuda kayu dan kusen

2. Konstruksi kapal kayu

3. Barang kerajinan furniture

4. Jembatan

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.astti.or.id/media/library/604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16358/4/Chapter%20I.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195306261981011-E._KOSASIH_DANASASMITA/SK11.pdfhttp://hmtsfst.ukm.unsoed.ac.id/files/2012/05/58288209-kayu.pdfhttp://www.forda-mof.org/files/Pengolahan_Kayu_Abdurachman.pdfhttp://www.itto.int/files/itto_project_db_input/2537/Technical/TR-3.pdf65