perempuan siaga bencana di kabupaten grobogan

42
1/42 PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN Nama Diklat : Pelatpim Tingkat III Angkatan I Tahun : 2019 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : P2A & KB Inovator : Dra. NANI RACHMANIARTI, MA Jabatan : Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kab. Grobogan Instansi : Pemerintah Kabupaten Grobogan Latar Belakang 1. Tugas Pokok dan Fungsi Arahan Presiden dalam rapat koordinasi pada tanggal 1 Pebruari di Surabaya convention center exhition mengatakan bahwa Perencanaan Pembangunan harus berlandaskan aspek aspek pengurangan resiko bencana, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Murdano mengatakan, Indonesia sudah memiliki sistem penanggulangan bencana alam nasional yang cukup komprehensif. Sistem itu meliputi regulasi, aksi kementerian/ lembaga, pendanaan, Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat , melalui urutan pilihan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Penyelenggaraan penanggulangan bencana hingga pascabencana. Sistem itu bernaung di Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana. Menurut Doni Murdano perangkat yang belum ada adalah SOP dan petunjuk tekhnis yang berisi apa yang harus dilakukan unsur unsur penanggulangan bencana ketika sebelum dan sesudah terjadi bencana alam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan merupakan Unsur Pelaksana Teknis Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Grobogan.. Penanggulangan bencana menuju visi Kabupaten Grobogan dimana Visi menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan Bupati selama lima tahun sesuai misi yang diemban. Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Grobogan Tahun 2016-2021 adalah : “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Grobogan yang Sejahtera Secara Utuh dan Menyeluruh” Berdasarkan pernyataan visi di atas, terdapat dua frase, yaitu masyarakat Kabupaten Grobogan yang sejahtera secara utuh dan masyarakat Kabupaten Grobogan yang sejahtera secara menyeluruh. ditetapkan 9 (sembilan) misi yaitu : 1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan-jembatan, perhubungan, perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

1/42

PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

Nama Diklat : Pelatpim Tingkat III Angkatan ITahun : 2019Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/KotaCluster inovasi : P2A & KBInovator : Dra. NANI RACHMANIARTI, MAJabatan : Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kab. GroboganInstansi : Pemerintah Kabupaten Grobogan

Latar Belakang

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Arahan Presiden dalam rapat koordinasi pada tanggal 1 Pebruari di Surabaya convention center exhition mengatakan bahwa Perencanaan Pembangunan harusberlandaskan aspek aspek pengurangan resiko bencana, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Murdano mengatakan, Indonesia sudahmemiliki sistem penanggulangan bencana alam nasional yang cukup komprehensif. Sistem itu meliputi regulasi, aksi kementerian/ lembaga, pendanaan, BerdasarkanUndang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakanmasa depan yang tepat , melalui urutan pilihan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Penyelenggaraan penanggulangan bencana hinggapascabencana. Sistem itu bernaung di Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana. Menurut Doni Murdano perangkat yang belum adaadalah SOP dan petunjuk tekhnis yang berisi apa yang harus dilakukan unsur unsur penanggulangan bencana ketika sebelum dan sesudah terjadi bencana alam. BadanPenanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan merupakan Unsur Pelaksana Teknis Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Grobogan..Penanggulangan bencana menuju visi Kabupaten Grobogan dimana Visi menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapaidalam masa jabatan Bupati selama lima tahun sesuai misi yang diemban. Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Grobogan Tahun 2016-2021 adalah :“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Grobogan yang Sejahtera Secara Utuh dan Menyeluruh”

Berdasarkan pernyataan visi di atas, terdapat dua frase, yaitu masyarakat Kabupaten Grobogan yang sejahtera secara utuh dan masyarakat Kabupaten Grobogan yangsejahtera secara menyeluruh. ditetapkan 9 (sembilan) misi yaitu :

1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan-jembatan, perhubungan, perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air

Page 2: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

2/422. Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan

3. Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan, koperasi dan pariwisata

4. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan masyarakat , keolahragaan pemuda, KB dan pelayanan sosial dasar lainnya

5. Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningatan penyerapan tenaga kerja

6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik

7. Meningkatan kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan kualitas penataan ruang

8. Meningkatkan penghayatan nilai-nilai keagamaan dan pelestarian budaya masyarakat

9. Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah, kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan kemiskinan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 06 Tahun 2012 tanggal 27 Maret2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan. Sedangkan Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan danTata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan diatur dalam Peraturan Bupati Grobogan Nomor 76 Tahun 2016. Badan PenanggulanganBencana Daerah Kabupaten Grobogan mempunyai peranan yang penting dalam upaya mewujudkan misi pembanguan jangka Menengah Daerah yang ke 4 (empat) yaitu Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat , keolahragaan pemuda, KB dan pelayanan sosial dasar lainnya, dan misi ke 9 (Sembilan) Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah, kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangankemiskinan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan merupakan Unsur Pelaksana Teknis Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di KabupatenGrobogan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 06 Tahun 2012tanggal 27 Maret 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan. Sedangkan Tugas Pokok, Fungsi, UraianTugas Jabatan dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan diatur dalam Peraturan Bupati Grobogan Nomor 10 Tahun 2012, dengansusunan organisasi sebagai berikut :

a. Kepala Badan;

b. Unsur Pengarah; dan

Page 3: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

3/42

c. Unsur Pelaksana.

Unsur Pelaksana, terdiri dari :

1. Kepala Pelaksana;

2. Sekretaris, membawahkan :

a. Sub bagian Program Dan Pelaporan;

b. Sub bagian Keuangan; dan

c. Sub bagian Umum Dan Kepegawaian.

3. Bidang Pencegahan, dan Kesiapsiagaan

1. 1. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan;

4. Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahkan :

a. Seksi Kedaruratan; dan

b. Seksi Logistik.

5. Bidang Rehabilitasi Dan Rekonstruksi, membawahkan

a. Seksi Rehabilitasi; dan

b. Seksi Rekonstruksi.

Page 4: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

4/42

6. Satuan Tugas; dan Kelompok Jabatan Fungsional

Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan koordinator penanggulangan bencana yang meliputi sebelum (pra bencana), saat terjadi bencana dan setelahbencana terjadi (pasca bencana). Dari gambaran diatas, kinerja pelayanan dan permasalahan yang dihadapi Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Groboganakan melakukan upaya dan langkah-langkah serta mensikapi respon dan harapan masyarakat,

Selanjutnya agar lebih terarah dalam penyusunan gagasan proyek perubahan maka akan dijabarkan mengenai tugas Bidang Pencegahan dan kesiapgiagaan yaitu “ Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok penyiapan perumusan kebijakan teknis dibidang pencegahan, dan kesiapsiagaan meliputi fasilitasi, pengkoordinasian serta pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan pada prabencana, dan pemberdayaanmasyarakat.”

a. Kesiapsiagaan :

Kesiapsiagaan merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lainyang mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum yang meliputi upaya mengurangi tingkatrisiko, pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di wilayah rawan bencana

b. Pemberdayaan Masyarakat : adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasidan kondisi diri sendiri (Community development in perspective / edited by James A. Christenson & Jerry W. Robinson, Jr Ames : Iowa State University Press, 1989)Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi. Masyarakat di proper ini lebih khusus adalah Perempuan

1. IDENTIFIKASI MASALAH

Kabupaten Grobogan adalah merupakan Kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Cilacap, dengan luas 1975 km2. Memiliki 19 Kecamatan dengan jumlah 280 Desa/ Kelurahan, dengan kondisi daerah yag subur dengan hasil pertanian yang mampu menjadi sumber pangan dan alam yang mempesona namun dibalik keindahanKabupaten Grobogan diintai dengan beragam jenis bencana alam yaitu bencana banjir, tahan longsor, putting beliung, kekeringan dan kebakaran.

Tabel 1.1

Kejadian Bencana yang tertangani BPBD

Page 5: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

5/42Kabupaten Grobogan

NO TAHUN JENIS BENCANA JUMLAH KETERANGAN

1. 2017 Angin puting beliung 17 Kasus Tertangani

Kebakaran 90 Kasus Tertangani

Banjir 17 Kasus Tertangani

Tanah longsor 3 Kasus Tertangani

Kekeringan 300 Kasus Tertangani

2. 2018 Angin puting beliung 11 Kasus Tertangani

Kebakaran 143 Kasus Tertangani

Banjir 6 Kasus Tertangani

Tanah longsor 9 Kasus Tertangani

Kekeringan 934 Kasus Tertangani

Sumber BPBD Kabupaten Grobogan tahun 2018

Selain bencana yang tertangani di Kabupaten Grobogan juga mempuanyai ancaman Sesar gempa di Jawa Tengah atau di Pegunungan Kendeng Utara. Peran BMKGsendiri bukan untuk memprediksi datangnya gempa. Yang terpenting, bagi masyarakat adalah memahami konsep evakuasi mandiri. Karena jika mengandalkanperingatan dini atau BMKG saja tak akan cukup. Untuk itu oleh BPBD Propinsi Jawa Tengah menghimbau agar Kabupaten / Kota melaksanakan latihan evakuasimandiri untuk bencana gempa.

Page 6: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

6/42Perempuan adalah kelompok rentan terkena dampak bencana dalam masyarakat , terutama saat bencana alam terjadi. Sosiolog Elaine Enarson menyatakan dalamtulisannya bahwa korban terbanyak dalam bencana alam adalah perempuan . Perempuan menjadi korban terbanyak karena mendahulukan keselamatan anggotakeluarga. Data yang ada menunjukkan kecenderungan yang serupa Pada bencana di Aceh 2004 , data menunjukkan sebanyak 55 – 70 % korban meninggal adalahperempuan. Tingginya jumlah perempuan yang menjadi korban bencana alam disebabkan beberapa hal.

1. adanya konstruksi nilai dalam masyarakat yang mengharapkan perempuan untuk lebih dahulu menyelamatkan anggota keluarganya.

2. perempuan sering tidak dapat hadir dalam latihan penyelamatan diri dari kondisi bencana alam.

3. ketidakhadiran perempuan dalam pendidikan bencana membuat pengetahuan mereka terkait pencegahan dan penanggulangan bencana menjadi minim.

4. ada factor memudarnya pengetahuan lokal dalam masyarakat tentang pengenalan gejala awal bencana alam. Dan perempuan sebagai kelompok dengan aksesyang minim terhadap penyebaran pengetahuan menjadi rentan. Dengan tingkat kerentanan yang tinggi tersebut maka perempuan perlu mendapatkan edukasipengurangan resiko bencana .

Permasalahan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana melalui Perempuan Siaga Bencana ini merupakan penanganan yang kompleks dan lama .Penangananbencana selama ini dilakukan tidak hanya oleh BPBD Kabupaten Grobogan saja tetapi seluruh OPD juga melaksanakan penanganan bencana, dan bersifat ego sektoral. Oleh kaena BPBD Kabupaten Grobogan adalah dinas yang mempunyai tusi sebagai Koordinator penanganan bencana maka perlu diupayakan adanya koordinasikesiapsiagaan penanggulangan bencana dan terbentuknya Forum terpadu dalam penanggulangan dan penanganan bencana . Terkait dengan program perubahan yangdilaksanakan oleh Project Leader ini adalah adanya kerjasama , kolaborasi, Integritas, Keperdualian, Apresiasi dan Komunikasi antara Kepala Pelaksana BPBDKabupaten Grobogan dengan OPD yang terkait.

Belum adanya SOP dalam penanganan bencana di BPBD Kabupaten Grobogan merupakan kendala yang perlu segera ditangani , SOP merupakan standart yangpenting untuk segera dibuat sebagai bentuk kesiapsiagaan dan pedoman Kepala Pelaksana dalam melaksanakan tugas.

Dalam menghadapi bencana masyarakat perlu tahu langkah langkah apa yang perlu dilakukan agar masyarakat siaga terhadap adanya bencana dan terselamatkan,maka masyarakat / perempuan memerlukan panduan dalam menghadapi bencana.. Panduan ini perlu disampaikan kepada Perempuan Siaga Bencana , sebagaipanduan siaga bencana untuk disampaikan kepada putra putrinya . Melalui Perempuan Siaga Bencana mampu menjadi pendidik di dalam rumah tangganya.

Di Kabupaten Grobogan belum terbentuk Forum Terpadu Penanggulangan Bencana sebagai bentuk upaya penanggulangan bencana dapat berjalan lancar , berhasilguna dan tepat sasaran . Selain itu agar kegiatan penanggulangan bencana dapat berjalan terkoordinir tidak ego sektoral.

Tanggung jawab penanggulangan bencana menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab Pemerintah,masyarakat dan dunia usaha. Perempuan Siaga Bencana merupakan relawan yang disiapkan untuk meningkat kapasiatas dalam Siaga Bencana, mendapatkan

Page 7: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

7/42pelatihan pelatihan Siaga Bencana dan berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan bencana. Untuk itu Perempuan Siaga Bencana juga perlu diikutsertakan dalamanggota Forum Relawan Siaga Bencana yang belum terrbentuk di Kabupaten Grobogan.

Tabel 1.2

DATA REKAPITULASI BENCANA YANG TERJADI

DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2018

No Jenis BencanaLokasi

Kecamatan Desa/Kelurahan/Kerusakan/Kasus

1 2 3 4

1 Banjir Grobogan

· Desa Lebak / 4 rumah roboh / 9 rumah rusak berat /1.219 rumah tergenang

· Desa Putatsari / 4.413 rumah tergenang

· Desa Tanggungharjo / 998 rumah tergenang

· Desa Teguhan / 2.264 rumah tergenang

· Desa Karangrejo / 80 rumah tergenang

· Desa Ngabenrejo / 78 rumah tergenang

· Kelurahan Grobogan / 122 rumah tergenang

Page 8: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

8/42

Page 9: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

9/42

Karangrayung

Page 10: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

10/42

· Desa Nampu / 20 rumah tergenang / 10 ha pertanianpadi

Page 11: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

11/42

Page 12: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

12/42 Tanggungharjo · Desa Ringinpitu / 25 rumah tergenang

Tegowanu · Desa Sidorejo / 130 rumah tergenang

Brati

· Desa Kronggen / 12 rumah tergenang

· Desa Katong / 30 rumah tergenang

2 Angin PutingBeliung Penawangan · Desa Pengkol / 2 rumah roboh / 4 rusak berat

Geyer · Desa Kalangbancar / 1 rumah rusak ringan

Gabus

· Desa Tlogotirto / 9 rumah roboh /1 rusak ringan

· Desa Bendoharjo / 5 rumah roboh

· Desa Tunggulrejo / 1 rumah roboh

· Desa Sulursari / 2 rumah roboh

· Desa Keyongan / 1 rumah roboh

· Desa Pandanarum / 2 rumah roboh

· Desa Suwatu / 1 rumah roboh

· Desa Nglinduk / 9 rumah roboh

Page 13: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

13/42

Godong

· Desa Guyangan / 1 rumah roboh / 11 rusak ringan

· Desa Gundi / 1 rumah rusak berat / 3 rusak ringan

Purwodadi

· Desa Kedungrejo / 1 rumah roboh

· Desa Nambuhan / 4 rumah roboh

· Kelurahan Purwodadi / 5 rumah rusak ringan

· Kelurahan Danyang / 5 rumah rusak ringan

· Desa Cingkrong / 8 rumah rusak ringan

· Desa Genuksuran / 12 rumah rusak ringan

Pulokulon · Desa Jetaksari / 2 rumah roboh

Grobogan

· Desa Ngabenrejo / 2 rumah roboh

· Desa Teguhan / 25 rumah rusak ringan

Ngaringan · Desa Kalangdosari / 4 rumah roboh

Brati · Desa Kronggen / 34 rumah rusak ringan

Page 14: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

14/42

1 2 3 4

Tawangharjo

· Desa Tawangharjo / 1 rumah roboh

· Desa Kemadohbatur 2 rumah roboh

· Desa Godan / 2 rumah roboh

Wirosari

· Desa Dapurno / 1 rumah rusak berat

· Kelurahan Wirosari / 2 rumah rusak ringan

Kradenan

· Desa Crewek / 5 rumah roboh

· Desa Rejosari / 3 rumah roboh

· Desa Pakis / 1 rumah roboh

· Desa Tanjungsari / 2 rumah roboh

Toroh

· Desa Krangganharjo / 23 rumah rusak ringan

· Desa Pilangpayung / 27 rumah rusak ringan

· Desa Depok / 1 rumah roboh / 2 rusak ringan

Karangrayung · Desa Sumberjosari / 1 rumah roboh

3 Tanah Longsor Wirosari · Kelurahan Kunden / 1 rumah rusak berat

Page 15: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

15/42

Page 16: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

16/42

Pulokulon

Page 17: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

17/42

· Desa Pulokulon / 1 rumah rusak berat

Page 18: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

18/42

Page 19: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

19/42 Karangrayung · Desa Nampu / 1 rumah roboh

Toroh · Desa Ngrandah / Talud Longsor panjang 25 meter danlebar 10 meter

4 Kekeringan Grobogan

· Desa Rejosari / 11 tangki air

· Desa Getasrejo / 14 tangki air

· Desa Ngabenrejo / 11 tangki air

· Desa Teguhan / 12 tangki air

· Desa Tanggungharjo / 12 tangki air

· Desa Putatsari / 12 tangki air

· Desa Karangrejo / 10 tangki air

· Kelurahan Grobogan / 9 tangki air

Ngaringan

· Desa Sendangrejo / 12 tangki air

· Desa Sarirejo / 12 tangki air

· Desa Kalanglundo / 12 tangki air

· Desa Bandungsari / 11 tangki air

Page 20: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

20/42

Kradenan

· Desa Banjardowo / 11 tangki air

· Desa Bago / 12 tangki air

· Desa Simo / 12 tangki air

· Desa Rejosari / 12 tangki air

· Desa Pakis / 12 tangki air

· Desa Crewek / 9 tangki air

· Desa Banjarsari / 9 tangki air

· Desa Grabagan / 13 tangki air

· Desa Tanjungsari / 9 tangki air

· Desa Kuwu / 9 tangki air

· Desa Kalisari / 9 tangki air

· Desa Kradenan / 12 tangki air

· Desa Sambongbangi / 8 tangki air

· Desa Sengonwetan / 12 tangki air

Page 21: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

21/42

1 2 3 4

Kedungjati

· Desa Prigi / 9 tangki air

· Desa Panimbo / 12 tangki air

· Desa Kedungjati / 12 tangki air

· Desa Karanglangu / 11 tangki air

· Desa Jumo / 6 tangki air

· Desa Kalimaro / 7 tangki air

Page 22: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

22/42

Pulokulon

· Desa Randurejo / 3 tangki air

· Desa Mlowokarangtalun / 12 tangki air

· Desa Pojok / 9 tangki air

· Desa Jatiharjo / 12 tangki air

· Desa Sidorejo / 12 tangki air

· Desa Tuko / 11 tangki air

· Desa Mangunrejo / 12 tangki air

· Desa Panunggalan / 13 tangki air

· Desa Jetaksari / 9 tangki air

· Desa Pulokulon / 12 tangki air

· Desa Jambon / 9 tangki air

· Desa Karangharjo / 9 tangki air

· Desa Sembungharjo / 9 tangki air

Page 23: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

23/42

Toroh

· Desa Ngrandah / 8 tangki air

· Desa Tunggak / 13 tangki air

· Desa Boloh / 7 tangki air

· Desa Kenteng / 7 tangki air

· Desa Genengsari / 3 tangki air

Purwodadi

· Dinas Sosial / 28 tangki air

· Desa Nglobar / 8 tangki air

· Desa Kandangan / 11 tangki air

· Desa Warukaranganyar / 9 tangki air

· Desa Kedungrejo / 9 tangki air

· Desa Nambuhan / 8 tangki air

· Kelurahan Kalongan / 6 tangki air

· Kelurahan Kuripan / 1 tangki air

Page 24: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

24/42

Gabus

· Desa Tunggulrejo / 8 tangki air

· Desa Gabus / 9 tangki air

· Desa Suwatu / 9 tangki air

· Desa Keyongan / 9 tangki air

· Desa Pandanarum / 9 tangki air

· Desa Sulursari / 9 tangki air

· Desa Nglinduk / 3 tangki air

· Desa Pelem / 9 tangki air

· Desa Tahunan / 9 tangki air

· Desa Bendoharjo / 12 tangki air

· Desa Kalipang / 9 tangki air

· Desa Karangrejo / 9 tangki air

· Desa Banjarejo / 9 tangki air

1

Page 25: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

25/42

2

Page 26: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

26/42

3

Page 27: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

27/42

4

Page 28: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

28/42

Page 29: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

29/42

Geyer

· Desa Jambangan / 11 tangki air

· Desa Juworo / 12 tangki air

· Desa Geyer / 13 tangki air

· Desa Ledokdawan / 9 tangki air

· Desa Monggot / 9 tangki air

· Desa Karanganyar / 6 tangki air

· Desa Asemrudung / 12 tangki air

· Desa Bangsri / 11 tangki air

· Desa Ngrandu / 11 tangki air

· Desa Sobo / 9 tangki air

Page 30: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

30/42

Wirosari

· Desa Dapurno / 12 tangki air

· Desa Gedangan / 12 tangki air

· Desa Kropak / 9 tangki air

· Desa Tanjungrejo / 9 tangki air

· Desa Tambahrejo / 8 tangki air

· Desa Tambakselo / 3 tangki air

· Desa Kunden / 2 tangki air

Tawangharjo

· Desa Pulongrambe / 12 tangki air

· Desa Tawangharjo / 9 tangki air

· Desa Jono / 12 tangki air

· Desa Mayahan / 12 tangki air

Gubug · Desa Penadaran / 6 tangki air

Penawangan

· Desa Bologarang / 6 tangki air

· Desa Lajer / 3 tangki air

Page 31: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

31/42

Karangrayung

· Desa Telawah / 6 tangki air

· Desa Gunungtumpeng / 3 tangki air

Tanggungharjo · Desa Tanggungharjo / 2 tangki air

Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan Th 2018

Dengan adanya peta rawan bencana maka Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Grobohan mencoba menangkap isu strategis yang telah berkembangdimasyarakat dengan tujuan tercapainya sasaran dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat,

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka Project Leader selaku Kepala Bidang Pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana berupaya untukmencari solusi agar dapat menghasilkan pengelolaan dan penyelenggaraan program Perempuan Siaga Bencana secara efisien dan efektif.

Sebelum membuat terobosan maka diperlukan satu analisa yang lebih terinci untuk mengetahui sampai dimana permasalahan yang ada, untuk itu digunakan modelanalisa yang dianggap tepat dalam menggambarkan permasalahan yaitu : Leavitt’s model yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Levitt’s Model menfokuskan pada 4 (empat) variabel / komponen dalam organisasi, dimana perubahan pada salah satu variabel / komponen akan mempengaruhivariabel / komponen yang lain. Keempat komponen tersebut adalah Tugas (Task), Sumber Daya Manusia (People), struktur (structure) dan Tekhnologi (Technologi)

Page 32: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

32/42

Tabel. 1.3

DESKRIPSI DAN ANALISA KONDISI ORGANISASI DENGAN LEAVITT’S MODEL

KOMPONEN KONDISI SETIAPKOMPONEN

KOMPONEN YANGPALING PERLUDIINTERVENSI

DAMPAK PERUBAHANKOMPONEN YGDIINTERVENSI THDKOMPONEN LAIN

1. TUGAS/TASK

Kualitas kinerjaAparatur BPBD dalampenanggulanganbencana belummaksimal

Keterkaitan antara Tugas struktur adalahpemenuhan pendukungtugasaparatur agarpelaksanaan PerempuanSiaga Bencana dapatterlaksana dengan baik

2. PEOPLE

Rendahnyapemahaman dankapasiats masyarakat(perempuan) dalamkesiagaan bencana ,dan perempuanadalah kelompokpendidik di rumah

PengembanganKapasitas buildingPerempuan SiagaBencana sebagaipenguatankesiapsiagaanpenanggulanganbencana

Page 33: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

33/42

KOMPONEN KONDISI SETIAPKOMPONEN

KOMPONEN YANGPALING PERLUDIINTERVENSI

DAMPAK PERUBAHANKOMPONEN YGDIINTERVENSI THDKOMPONEN LAIN

3. STRUCTURE

Belum adanyapedoman sebagaipetunjuk tekhnispemberdayaanmasyarakat

Keterkaitan struktur dengan masyarakatadalah. Memudahkanmasyarakat dalampeningkatan kapasitasbuilding

4. TECHMOLOGY

Kurangnyaa aparaturuntuk sosialisasiPerempuan SiagaBencana kepadamasyarakat

Keterkaitan tekhnologidengan masyarakatadalah untukmemudahkan masyarakatdalam memperoleh datadan informasikesiapsiagaan bencana

Sesuai dengan hasil analisa menggunakan diagram model Levitt diatas maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama adalah rendahnya pemahaman dankapasitas masyarakat (perempuan) dalam kesiapsiagaan bencana sehingga komponen yang paling perlu diintervensi adalah , pengembangan kapasitas buildingPerempuan Siaga Bencana diperlukan terobosan terobosan agar Kesiapsiagaan penanggulangan bencana lebih optimal.

Pada tanggal 20 sampai dengan 23 Pebruari 2018 telah dilaksanakan benchmarking di Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Provinsi Bali , dengan hasil sebagaiberikut :

1. Inovasi dengan pendekatan BIMA JUARA , yaitu suatu inovasi terhadap hasil produksi padi di Kabupaten Klungkung yang mana KUD membeli mahal bibit Padi danmenjual hasil panen dengan harga yang murah

2. Adanya komitmen pimpinan yang siap untuk melangkah lebih maju lagi dengan semangat, inovasi, integritas,kolaborasi , apresiasi , bekerja bersama optimisme ,komunikasi dan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pemerintah dan masyarakat.

Page 34: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

34/423. Kebijakan dan ketegasan pimpinan untuk menekan ego sektoral dan lebih mengedepankan kebersamaan (komitmen) pemerintah

Berdasarkan latar belakang , analisa permasalahan dan hasil benchmarking , maka disusunlah gagasan Proyek Perubahan dengan judul “ Perempuan Siaga Bencana di Kabupaten Grobogan”.

Manfaat

Manfaat perubahan yang akan dicapai dalam Proyek Perubahan ini adalah :

A. Bagi masyarakat adalah :

1. meningkatnya pemahaman, kewaspadaan , kapabilitas dan kapasitas masyarakat khusunya Perempuan sebagai penguatan kesiapsiagaan mengahadapi bencanasebagai upaya mitigasi atau pengurangan resiko bencana .dengan memberdayakan masyarakat utamanya seorang ibu .

2. Menjadikan masyarakat utamanya perempuan menjadi tangguh dalam menghadapi bencana

3. Terkoordinirnya masyarakat utamanya perempuan dalam penanggulangan bencana

B. BPBD Kabupaten Grobogan :

1. Munculnya buku panduan siaga bencana sebagai panduan dalam meningkatkan kapasitas Perempuan Siaga Bencana dalam menghadapi bencana gempa, banjir ,kekeringan, putting beliung dan tanah longsor.

2. Terjalinnya koordinasi Internal di BPBD Kabupaten Grobogan yang harmonis dikarenakan adanya kerjasama, inovasi, kolaborasi, Integritas, Keperdulian, Apresiasi,Komunikasi

3. Adanya Rencana Kontijensi sebagai upaya perencanaan untuk memastikan masa depan lebih baik dalam menghadapi berbagai bencana

4. Adanya Standar Operasional Prosedur yang membantu memberikan petunjuk pelaksanaan tugas .

Page 35: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

35/42C. Bagi Kabupaten Grobogan adalah :

a. Terkoordinirnya stake holder (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) dalam partisipasi penanganan bencana di Kabupaten Grobogan. Melalui Forum TerpaduPenanggulangan Bencana

b. Terpadunya pelaksanaan pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana antar OPD di Kabupaten Grobogan

c. Adanya aksi berkesinambungan untuk melaksanakan pencegahan dini dan penanggulangan bencana dengan adanya Program Perempuan siaga bencana diKabupaten Grobogan

Milestone

No. TAHAPAN OUTPUT WAKTU

I. Jangka Pendek

1. Pembentukan tim efektif

a. Rapat pembentukan tim

b. Menyusun draf SK tim

c. Revisi draf SK tim

d. Pengesahan SK tim

e. pendistribusian SK tim

Terbentuknya tim efektifdengan SK KepalaPelaksana BadanPenanggulangan BencanaDaerah

Minggu Ke II

Maret 2019

Page 36: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

36/42No. TAHAPAN OUTPUT WAKTU

2. Koordinasi dengan stakeholderinternal & ekstrnal

a. Identifikasi dukungan stake holder

b. Penyusunan rancangan suratdukungan stake holdel

c. Permohonan dukungan dan komitmen

Terwujudnya koordinasidengan stakeholder terkaitdengan Perempuan SiagaBencana

Minggu Ke II s/dminggu ke IV Aprril

2019

3. Membentuk Forum TerpaduPenanggulangan Bencana dan ForumRelawan Siaga Bencana

a. Menyusun draft SK

b. Revisi Draft

c. Pengesahan SK

d. Rapat Forum TerpaduPenanggulangan Bencana

Terbentuknya ForumTerpadu PenanggulanganBencana dan ForumRelawan Siaga Bencana

Minggu Ke III Maret2019 II April 2019

Page 37: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

37/42No. TAHAPAN OUTPUT WAKTU

4. Penyusunan SOP PenangananBencana

a. Menyusun SOP

b. Konsultasi SOP ke Kabag Hukum

c. Revisi SOP

d. Pengsahan SOP

Terwujudnya koordinasidengan stakeholder terkaitdengan Perempuan SiagaBencana

Minggu Ke IV

Maret 2019 s/d

Minggu ke I April2019

5. Membuat buku panduan PerempuanSiaga Bencana

a. Menyusun buku panduan perempuansiaga bencana

b. Revisi buku panduan

c. Pengesahan / penandatanganan bukupanduan Perempuan Siaga Bencana

d. Pencetakan buku panduanPerempuan siaga bencana

Tercetaknya bukupanduan Siaga Bencana

Minggu Ke IV

Maret 2019 s/d

Minggu ke II April2019

Page 38: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

38/42

No. TAHAPAN OUTPUT WAKTU

I. Jangka Pendek

6. Menyusun Rencana Kontijensi

a. Pengumpulan data

b. Rapat penyusunan Rekon

c. Menyusun Rencana Kontijensiu

Tersusunnya Draft RencanaKontijensi sebagai acuanpenanggulangan bencana

Minggu ke IV Marets/d Minggu ke IVApril 2019

7. Sosialisasi perempuan Siaga Bencana

a. Koordinasi dengan OPD yang lain

b. Pelaksanaan sosialisasi

c. Analisis hasil

Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang PerempuanSiaga Bencana

Minggu Ke III

April 2019

Page 39: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

39/42

8. Lounching Perempuan Siaga Bencana

a. Rapat persiapan

b. Permohonan bantuan / sponsor

c. Pelaksanaan lounching

d. Analisis hasil

Dikenalkannya dandiluncurkannya PerempuanSiaga Bencana

Sebagai program

Minggu Ke IV

April 2019

9. Penerapan Perempuan Siaga Bencana denganOPD terkait

a. Suvey dan komunikasi dengan OPD terkaituntuk melaksanakan program

b. Penyampaian materi Program siaga bencanakepada kelompok perempuan (2 kelompok)

c. Pelatihan / simulasi bencana gempa

Diterapkannya Perempuan Siaga Bencana di KabupatenGrobogan dengan meningatkankewaspadaan dan kapasitasbuilding perempuan

Minggu Ke V

Apri s/d minggu 1Mei 2019l 2019

Page 40: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

40/42

10. Monitoring dan evaluasi pelaksanaanPerempuan sebagai guru siaga bencana dan rumahadalah sekolahnya

a. Identifikasi hambatan dan kendala

b. Menganalisa hambatan dan kendala

c. Membuat rencana tindak lanjut

Rekomendasi untuk perbaikan Mingu I Mei 2019

II. Jangka Menengah

Page 41: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

41/42

1.Penerapan Perempuan SiagaBencana di 2 (dua) Desa sebagaipeningkatan sasaran

a. Monitoring desa rawan bencana

b. Penyampaian materi siaga bencana

c. Pelatihan / simulasi bencana gempa

d. Penyusunan Rencana Tindak lanjut

Diterapkannya Perempuan Siaga Bencana di 2 Desa Mei s/d September

2019

2.Tindak Lanjut pengembanganPerempuan Siaga Bencana dengansasaran yang lain

a. Penentuan lokus

b. Membuat rancanganPengembangan

b.

Terwujudnya PerempuanSiaga Bencana diKabupaten Grobogan

September 2019–September 2020

III.

Jangka Panjang

Page 42: PEREMPUAN SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GROBOGAN

42/42

1.Penetapan dan pengundangan Perbup Perempuan Siaga Bencana

a.Pengiriman Draft ke Bagian Hukum

b. Pembahasan akhir draft Perbup

c. Pengesahan draft Perbup menjadiPerbup

c.

Terbitnya Peraturan Bupatitentang Perempuan Siaga Bencana

September 2020 - dst

Monitoring dan evaluasiTerlaksananya monevprogram Perempuan Siaga Bencana

September 2019 - dst

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 19 Nov 2021 08:45:35

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)