perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
1/44
PEREKONOMIAN INDONESIA
VERAWATI FAJRIN SITORUS
10.10.0.121
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
2/44
A VI
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
A. Permasalahan Pokok
Sejarah menunjukkan bahwa setelah 40 tahun
sejak Pelita 1 tahun 1969,ternyata efek menetes
tersebut kecil,karena proses mengalir
kebawahnya sangat lambat.Akibat dari strategi
tersebut dapat dilihat:pada tahun 1980-an hingga
krisis ekonomi terjadi pada tahun 1997,Indonesia
memang menikmati laju pertumbuhan ekonomi
rata-rata per tahun tinggi,tetapi tingkatkesenjangan dalam pembagian PN juga semakin
besar dan jumlah orang miskin tetap
banyak,bahkan meningkat tajam sejak krisis
ekonomi.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
3/44
Berkaitan dengan masalah diatas,ada dua pertanyaan
yang akan dijawab di dalam bab ini,yaitu seperti
berikut:
Selama pemerintahan orde baru,factor-faktor apa
yang membuat kesenjangan dalam distribusipendapatan dan kemiskinan tetap ada,walaupun
pembangunan ekonomi waktu itu berjalan terus
dengan baik dan Indonesia memiliki laju
pertumbuhan yan relative tinggi?
Apakah hipotesis Kuznets,yakni pada awal
pembangunan,kesenjangan ekonomi akan tambah
buruk dan pada tahap akhir
pembangunan,kesenjangan akan dengan sendirinya
berkurang,tidak berlaku untuk kasus Indonesia?
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
4/44
B. Hubungan Antara Pertumbuhan
Ekonomi dan Distribusi Pendapatan
Data tahun 1970-1980, di Indonesia semakin tinggi
pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan
perkapita, semakin besar perbedaan antara kaum miskin dankaum kaya. Hal ini di tunjukan dengan penelitian
Jantti(1997). Kesimpulannya bahwa semakin membesarnya
ketimpangan dalam distribusi pendapatan negara disebabkan
oleh pergeseran-pergeseran demografi, perubahan pasar
buruh dan perubahan kebijakan-kebijakan public.
Dalam hal perubahan pasar buruh, membesarnya
kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin
besarnya saham pendapatan dari istri didalam total
pendapatan keluarga merupakan dua faktor penyebab
penting.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
5/44
C. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan
Kemiskinan
Dasar teori dari korelasi antara pertumbuhan pendapatan
per kapita dan tingkat kemiskinan tidak berbeda dengan
kasus pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan dalamdistribusi pendapatan seperti yang telah dibahas
diatas.mengikuti hipotesis Kuznets,pada tahap awal dari
proses pembangunan,tingkat kemiskinan cenderung
meningkat,dan pada saat mendekati tahap akhir dari
penbangunan jumlah orang miskin berangsur-angsur
berkurang.Tentu,seperti telah dikatakn
sebelumnya,banyak faktor-faktor lain selain pertumbuhan
pendapatan yang juga berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan di suatu wilayah/negara seperti derajat
pendidikan,tenaga kerja,dan stuktur ekonomi.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
6/44
Hasil estimasi dari Dollar dan Krayy (2000)
menunjukkan bahwa elastisitas pertumbuhan PDB dari
pendapatan per kapita dari kelompok miskin adalah 1
persen,yang artinya pertumbuhan rata-rata output
sebesar 1 persen membuat 1% peningkatan pendaptandari masyarakat miskin.Sedangkan,hasil estimasi dari
Timmer (1997) dengan memakai teknik-teknik
ekonometrik yang sama,melaporkan bahwa elastisitas
tersebut hanya sekitar 8%,yang artinya kurang dari
proposional keuntungan bagi kelompok miskin daripertumbuhan ekonomi.Hasil estimasi ini didukung oleh
banyak studi lainnya seperti dari World Bank yang juga
menunjukkan adanya suatu hubungan negative antara
kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
7/44
D. Analisis Empiris
1. Kemiskinan
Di Indonesia pertumbuhan ekonomi yang tinggi
da berkelanjutan selama era Orde Baru (1966-1998) member suatu kontribusi yang besar
terhadap pengurangan kemiskinan ( yang diukur
dari jumlah orang yang hidup di bawah garis
kemiskinan sebagai suatu persentase dari
jumlah penduduk).
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
8/44
Selama periode 2005-2006,jumlah orang miskin di Indonesia
tercatat bertambah sebanyak 4,2 juta orang.Baru setelah
beberapa penyesuaian kebijakan dan stabilisasi ekonomi
makro,tingkat kemiskinan mulai menurun lagi sejak tahun
2007.Dalam bentuk relative,tingkat kemiskinan pada tahun
2007 sama seperti sebelum krisis 1997-1998 terjadi.Namundemikian,dalam bentuk absolute,jumlah orang yang
pengeluaran rata-rata perhari dibawah garis kemiskinan yang
berlaku tetap lebih tinggi di bandingkan era orde baru sebelum
krisis 1997-1998.Walaupun perbedaan antarwilayah bervariasi
menurut tahun,tingkat kemiskinan di daerah perkotaan juga
selalu lebih kecil dibandingkan di daerah perdesaan dan terus
berlangsung pada tahun-tahun berikutnya.berdasarkan dat
terakhir,pada bulan maret 2010,persentase penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan yang berlaku pada tingkat
nasional adalah sekitar 13%.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
9/44
2. Kesenjangan
Menurut daerah,pada tahun 1960-an,tingkat
kesenjangan pengeluaran konsumsi di perdesaan
lebih besar daripada diperkotaan.Baru sejak
1970-an ada perbaikan:angka Gini di perdesaan
setiap tahun lebih rendah daripada
perkotaan.Selama 1980-1999 nilai rasio Gini di
perdesaan setiap tahun berkisar 0,26%(terendah)
dan 0,31% (tertinggi),sedangkan di perkotaanrata-rata 0,33%.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
10/44
Selain kesenjangan pendapatan,ketimpangan ekonomi
antarwilayah,misalnya provinsi,di Indonesia juga
terjadi.Proses transisi ekonomi menuju ekonomi modern
atau perkotaan yang membuat sektor-sektor produktif
semakin mendominasi ekonomi ekonomi nasional di satu
sisi,dan semakin terpusatnya kegiatan-kegiatan dari sektor-sektor tersebut di wilayah-wilayah tertentu karena kondisi
dari wilayah-wilayah itu paling menguntungkan (karena
ketersediaan infrastruktur,SDM,sumber modal,dan
prasarana pendukung utama lainnya),di sisi lain, membuat
terjadinya ketimpangan ekonomi antarwilayah/provinsi diIndonesia.Pada saat Belanda meninggalkan
Indonesia,pulau jawa merupakan wilayah Indonesia yang
paling maju dalam banyak hal,termasuk pembangunan
inrastruktur dan SDM,serta administrasi pemerintahan.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
11/44
E. Tujuan Pembangunan Milenium
Pada bulan September 2000,PBB mendeklarasikan apa yang disebut
dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs),yang harus dicapai
191 negara anggotanya pada tahun 2015.Ada delapan sasaran,masing-
masing dengan target tertentu yang harus dicapai,dan sasaran pertama
adalah mengurangi kemiskinan dan orang-orang yang mengalami
kelaparan.Kedelapan sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan kemiskinan dan kelaparan ekstrem (hingga
setengahnya).
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mengurangi angka kematian anak (hingga dua-pertiganya).
4. Memperbaiki kesehata ibu (hingga tiga-perenpatnya).5. Memerangi HIV/AIDS,malaria dan penyakit-penyakit menular
lainnya.
6. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
7. Membentuk sebuah kerjasama global untuk pembangunan.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
12/44
F. Kebijakan Anti-Kemiskinan
Kebijakan mempengaruhi kemiskinan,baik
langsung maupun tidak langsung,lewat sejumlah
faktor-faktor yang menengahinya.Kebijakan-
kebijakan langsung adalah kebijakan-kebijakan
dalam berbagai macam program yang khusus
dibuat untuk mengurangi kemiskinan,jadi
sasarannya adalah penduduk miskin.Sedangkan
kebijakan kebijakan tidak langsung,yaknikebijakan-kebijakan ekonomi yang sasarannya
bukan penduduk miskin,tetapi mempunyai
pengaruh positif terhadap pengurangan
kemiskinan.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
13/44
Pada tahun 2000.Bank Dunia muncul dengan suatu kerangka
kerja analisis yang baru untuk memerangi kemiskinan yang
dibangun di atas tiga pilar,yakni:pemberdayaan,keamanan,dan
kesempatan.Pemberdayaan adalah proses peningkatan
kapasitas dari penduduk miskin untuk mempengaruhi
lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupanmereka,dengan memperkuat partisipasi mereka di dalam
proses-proses politik dan pengambilan keputusan pada tingkat
local.Keamanan adalah proteksi bagi orang miskin terhadap
gonjangan-gonjangan yang merugikan,lewat manajemen yang
lebih baik dalam menangani goncangan-goncangan ekonomi
makro dan juga jaringan-jaringan pengaman yang lebih
komprehensif,sedangkan kesempatan adalah proses
peningkatan akses dari kaum miskin terhadap dua aset
penting, yakni modal fisik dan modal manusia (SDM) dan
peningkatan tingkat dari pengembalian dari aset-aset tersebut.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
14/44
Menurut ADB (1999),ada tiga pilar dari suatu
strategi penurunan kemiskinan,yakni:
1. Pertumbuhan berkelanjutan yang pro-
kemiskinan;
2. Pengembangan sosial yang terdiri dari
pengembangan SDM,modal sosial,perbaikan
status dari perempuan,dan perlindungan sosial;
3. Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan
yang baik,yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan dari dua pilar utama.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
15/44
BAB VII
APBN,KEBIJAKAN FISKAL,DAN
UTANG LUAR NEGERI
A. APBN1. Fungsi
Dalam sejarah Indonesia sejak Orde Baru hingga
sekarang,ssering kali pemerintah berperansebagai motor utama,jika tidak bisa bisa
dikatakan sebagai satu-satunya penggerak
perekonomian nasional.Mungkin bukti paling
nyata yang menunjukkan besarnya peran
pemerintah di dalam perekonomian Indonesiaselama ini adalah keberadaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN).
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
16/44
Perubahan maupun pemakaian APBN dalam upaya
mencapai pertumbuhan ekonomi,penciptaan lebih
banyak kesempatan kerja,stabilitas harga,dan stabilitas
dalam posisi eksternal dicerminkan oleh sifat dari
kebijakan fiskal.Jika pemerintah menambah defisit
APBN,yakni menambah pengeluaran atau menguarangi
pendapatan lewat misalnya mengurangi tarif pajak,maka
dikatakan pemrintah melakukan kebijakan fiskal
ekspansif karena paling tidak secara teori atau harapan
pemerintah bahwa laju pertumbuhan ekonomi
meningkat.Sebaliknya,disebut kebijakan fiskal kontraktif
jika pemerintah mengurangi deficit APBN,yakni
mengurangi pengeluaran atau menaikkan tarif
pajak,karena laju pertumbuhan ekonomi akan
merosot,cateris paribus.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
17/44
2. Komponen-komponen APBNAnggaran pendapatan negara terdiri dari berbagai macam
pajak,retribusi,royalty,bagian laba BUMN,dan berbagai
pendapatan non-pajak lainnya.Namun demikian,yang paling
dominan dan sekaligus paling krusial sebagai instrument fiscal
dari sisi penerimaan adalah pajak.
Sedangkan anggaran pengeluaran pemerintah pusat terdiri dari
dua sub-komponen besar yakni,pengeluaran pemerintah pusat
dan pengeluaran pemerintah daerah,yaitu transfer ke
pemerintah daerah.Yang terakhir ini mulai berlaku sejak
penerapan otonomi daerah dan desentralisasi fiscal,yang dapat
dibagi menjadi dua komponen,yakni dana perimbangan dan danapenyesuaian dan otonomi khusus.Sedangkan anggaran
pengeluaran pemerintah pusat meliputi gaji pegawai
negeri,pengeluaran material,investasi,pembayaran bunga
pinjaman,subsidi,dan lainnya.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
18/44
3. APBN Realisasi versus APBN Revisi
APBN revisi biasanya disebut APBN-Perubahan
(APBN-P).Revisi bisa dilakukan dengan atau
tanpa kebijakan (misalnya mengeluarkan suatu
regulasi/deregulasi.Realisasi APBN bisa lebih
besar,sama atau lebih kecil dari anggaran,baik
anggaran awal atau anggaran yang telah
direvisi.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
19/44
B. KEBIJAKAN FISKAL
1.Teori dan Model
Kebijakan ekonomi makro secara garis besar dapat
dibedakan menjadi kebijakan fiscal dan kebijakan
monoter,seperti juga ekonomi dapat dibagi menjadi duasektor,yakni sektor riil dan sektor moneter.Sektor riil
menghasilkan barang dan jasa (sisi produksi dari
ekonomi).Sektor ini dapat lagi dibagi menurut kelompok
kegiatan atau subsector seperti
pertanian,pertambangan,industry,dan lain-lain.Sedangkan sektor moneter boleh dikatakan
merupakan hasil dari sektor riil dalam bentuk uang (sisi
moneter dari ekonomi).Di Indonesia,kebijakan fiscal
mempunyai dua prioritas.prioritas pertama adalah
mengatasi APBN,dan masalah-masalah APBN lainnya.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
20/44
Efek dari kebijakan fiscal terhadap ekonomi
terdiri dari efek jangka pendek dan efek jangka
panjang.Efek jangka pendek adalah efek awal
atau langsung dari kebijakan itu
sendiri,sedangkan efek jangka panjang adalahefek awal ditambah efefk-efek selanjutnya yang
disebut efek pengali (multipler) dari kebijakan
tersebut.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
21/44
2. Analisis Empiris
Salah satu indicator untuk mengukur sejauh mana peran
pemerintah lewat kebijakan fiskalnya dalam perekonomian
Indonesia adalah tren lewat jangka panjang dari rasio G-Y,atau
besarnya pengeluaran pemerintah sebagai persentase dari
pendapatan nasional atau PDB,pada tahun 1980-an hingga2009.pengeluarn pemerintah sempat mengalami penurunan
hingga 1997.Namun akibat krisis keuangan Asia 1997-1998
rasionya meningkat mencapai 21 persen pada tahun
1999.Perkembangan ini menandakan bahwa pada saat ekonomi
Indonesia mengalami krisis tersebut,membuat pertumbuhan
ekonomi negative pada tahun1998,pemerintah menerapkankebijakan fiscal ekspansif,dan memang sangat diperlukan untuk
menggairahkan kembali perekonomian nasional.Salah satu bagian
penting dari pegeluaran pemerintah semasa krisis adalah untuk
menbantu kaum miskin,lewat program Jaringan Pengaman Sosial
(JPS),yang sebagian besar didanai oleh Bank Dunia.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
22/44
C. UTANG LUAR NEGERI (ULN)
1.Penyebab Utama: Suatu Perspektif Teori
Sejak krisis ULN dunia pada awal 1980-an,masalah ULN
yang dialami oleh banyak NB tidak semakin baik.Banyak
NB semakin terjerumus kedalam krisisULN sampainegara-negara pengutang besar terpaksa melakukan
program-program penyesuaian structural terhadap
ekonomi mereka atas desakan dari Bank Dunia dan
IMF,sebagai syarat utama untuk mendapatkan pinjaman
baru atau pengurangan terhadap pinjaman lama,bahkanIndonesia sudah beberapa kali nyaris terjerumus ke krisis
ULN yang serius sejak era Orde Lama hingga krisis
keuangan Asia 1997-1998.Pada saat itu,Indonesia
mendapat bantuan yang besar dari IMF yang akhirnya
bisa dilunasi setelah beberapa tahun kemudian.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
23/44
2. Analisis Empiris
Besarnya akumulasi ULN,terutama sanga
tterasa setelah krisis ekonomi 1997-
1998.memaksa pemerintah Indonesia mengatur
secara khusus atau mengubah paradigm soal
penanganan PLN di dalam GBHN tahun 1999-
2004,khususnya untuk ULN pemerintah.Sejak
itu,kebijakan fiscal yang menjadi andalan bagi
penerimaan pemerintah ditekankan untukmengurangi ketergantungan pemerintah
terhadap ULN.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
24/44
BAB VIII
SEKTOR DAN KEBIJAKAN MONETER
A. Teori dan ModelKebijakan moneter di Indonesia sepenuhnya
tanggung jawap dari bank sentral Indonesia
yanki Bank Indonesia (BI) sebagai Otoritas
Moneter. Empat fungsi utama BI sebagai lembagayang melaksanakan pengendalian moneter
1. mencetak dan mengedarkan uang kartal sebagai
alat pembayaran yang sah
2. memelihara dan menjaga posisi cadangan devisa
3. melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap bank-bank yanga da di Indonesia
4. memegang kas pemerintah
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
25/44
B. Analisis Empiris
Pada tahun 1980, masa Orde Baru, kebijakan
moneter lebih di arahkan pada stabilitas harga dan
nilai tukar rupiah. Namun pada tahun 1983-1984,
kebijakan moneter diarahkan untuk meletakanlandasan yang kokoh bagi perkembangan perbankan
nasional. Periode 1988-1989, Otoritas Moneter
menerapkan kebijakan moneter ekspansif guna
mendorong kegiatan ekonomi didalam negeri. Dan
1990-1992 berubah 180 derajat ke kebijakan moneterketat dengan menerapkan prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan. Dan begitu seterusnya, selalu
berubah sesuai dengan keputusan Otoritas Moneter
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
26/44
Suku Bunga
Fungsi dari suku bunga sebagai salah satu
instrumen OM untuk mengatur atau menjaga
stabilitas perekonomian. Oleh karena itu, tingkat
atau perubahan suku bunga SBI atau BI Rate bagussebagai salah satu indikator mengenai sifat dari
kebijakan moneter, apakah ekspansif atau umum
disebut kebijakan moneter /uang longgar atau
kontraktif atau kebijakan uang ketat.
Suku bunga yang umumnya digunakan sebagai salah
satu acuan dalam menganalisis sifat dari kebijakan
moneter yangs edang diterapkan di Indonesia adalah
suku bunag deposito dan juga suku bunga kredit.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
27/44
Uang Beredar
Perkembangan suku bunga berhubungan erat dengan
perkembangan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Jumlah uang yang bertambah dibarengi
dengan tingkat suku bunga yang menurun, dansebaliknya, tingkat suku bunga yang tinggi dibarengi
dengan jumlah uang yang sedikit.
Besarnya kredit yang disalurkan oleh perbankan ke
masyarakat merupakan komponen penting dari
peningkatan suplai uang di dalam ekonomi. Setiaptahun, jumlah kredit terus bertambah yang
menunjukan perekonomian juga semakin meningkat.
Sehingga diharapkan pertumbuhan kredit tetap terus
meningkat dengan suku bunga yang membaik juga.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
28/44
Nilai Tukar dan Inflasi
Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah merupakan
salah satu tanggung jawab Otoritas Moneter (BI).
Karena stabilitas nilai rupiah bersama dengan
stabilitas harga atau laju inflasi yang terkontrolmerupakan dua prasyarat penting bagi pencapaian
kelangsungan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
perekonomian nasional.
Berdasarkan kekuatan pasar (tanpa intervensi dari
BI), nilai tukar rupiah ditentukan oleh besarnyapermintaan dan penawaran mata uang asing di pasar
valuta asing (valas) di Indonesia. Sedangkan arus
modal terdiri atas dua komponen besar yakni investasi
dan ULN.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
29/44
Inflasi merupakan masalah yangs serius, karena laju
pertumbuhan dari semua indikator menurun drastis.
Oleh sebab itu, BI harus berhasil menjalankan salah
satu tugasnya yakni dengan menekan angka inflasi agar
tetap berada di bawah satu digit dari angka inflasi yang
sedang terjadi.
Ada sejumlah indikator yang digunakan sebagai
pengukur tingkat/laju perubahan inflasi ekonomi,
diantaranya :
perubahan indeks harga konsumen (IHK)pertumbuhan indeks harga konsumen makanan (IHKM)
pertumbuhan indeks harga produsen/grosir(IHP)
pertumbuhan deflator PDB
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
30/44
BAB IX
PELAKU-PELAKU EKONOMI
A. Latar Belakang Persoalan
Didalam sistem perekonomian Indonesia dikenal tiga
pilar utama yang menyangga perekonomian yaitu:
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Koperasi
BUMN adalah pihak pemerintah sedangkan BUMS
dan Koperasi adalah pihak swasta. Jumlah BUMN
jauh lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan swasta., namun kelompok BUMN
beroperasi ekonomi yang sangat strategis seperti
pertambangan, energi dan disejumlah industeri
manufaktur.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
31/44
B. Perusahaan-Perusahaan Non-Koperasi
Perusahaan yang terdiri dari perusahaan skala mikro, kecil dan
menengah (UMKM). Sebelumnya pada tahun 1998 pada saat
krisis ekonomi mancapai titik terburuknya, banyak perusahaan
semua skala usaha mengalami kebangkrutan atau mengurangi
volume kegiatan secara drastis. Namun mulai tahun 2000, saatekonomi Indonesia mulai pulih terjadi peningkatan kembali
kegiatan perusahaan usaha mikri kecil dan menengah.
Peningkatan tersebut berdampak pada lapangan pekerjaan yang
semakin luas di seluruh Indonesia, terutama yang paling
signifikan berada di pulau Jawa. Hal ini terkait dengan beberapa
variabe yang mendukung seperti pendapatan perkapita,
populasi, infrasturktur, pertumbughan output disektor-sektor
penting terutama industri manufakturing, bangunan,
transportasi, perdagangan barang dan jasa, dan akses yang
mudah ke input-input krusial seperti SDM dan modal.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
32/44
C. BUMN
Sebelum tahun 1998 yakni sebelum Indonesia dilanda krisis
ekonomi terbesar dalam sejarahnya, jumlah BUMN mencapai
300 unit, namun menjadi topik perdebatan publik mengenai
citra BUMN yang buruk. Selain sarang KKN dan sumber
pemerasan dari birokrat, BUMN tidak membawa manfaat bagimasyarakat banyak maupun sekitarnya. Oleh sebab itu, BUMN
mulai banyak di privatisasi oleh pemerintah
Privatisasi BUMN telah menimbulkan pro dan kontra di
kalangan masyarakat Indonesia. Pihak yang setuju dengan
privatisasi BUMN berargumentasi bahwa privatisasin perludilakukan untuk meningkatkan kinerja BUMN serta menutup
devisit APBN dan diharapkan mampu beroperasi secara lebih
profesional. Hal ini dikarenakan kebijakan BUMN akan
bergeser dari pemerintah ke investor lain sehingga mereka
akan menciptakan laba yang optimal.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
33/44
D. Koperasi
1. Sejarah Koperasi
Koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan
ketidakadilan pasar, oleh karena itu, tumbuh dan
berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan
dengan kekuatannya itu, koperasi meraih posisi tawar dan
kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi,
termasuk dalam perundingan internasional.
Pada tahun 1995, gerakan koperasi menyelenggarakan
kongres koperasi di Manchester, Inggris dan disepakati
bahwa untuk menghadapi globalisasi dan liberalisasiekonomi dan perdagangan koperasi harus bersikap seperti
layaknya perusahaan swasta. Dengan kata lain, koperasi
harus berkembang dengan keterbukaan sehingga liberalisasi
ekonomi dan perdagangan bukan musuh koperasi.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
34/44
2. Perkembangan di Dunia
Perkembangan koperasi di seluruh dunia sangat meningkat dan
berperan aktif dalam menyediakan lapangan pekerjaan dimana
hampir 3 miliar orang atau setengahnya dari jumlah populasi di
dunia terjamin oleh perusahaan-perusahaan koperasi.
Perkembangan koperasi berperan juga dalam meningkatkanpendapatan perkapita baik Negara Maju maupun Negara
Berkembang. Selain itu di negara-negara Eropa Timur juga
sangat maju
Perkembangan dari koperasi-koperasi di negara-negara maju
tersebut memberi kesan bahwa koperasi tidak bertentangandengan ekonomi kapitalis. Sebaliknya koperasi-koperasi
tersebut tidak hanya mampu selama ini bersaing dengan
perusahaan-perusahaan besar non-koperasi, tetapi mereka juga
menyumbang terhadap kemajuan ekonomi dari negara-negara
kapitalis tersebut.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
35/44
3. Perkembangan di Indonesia
Memasuki tahun 2000, koperasi Indonesia
didominasi oleh koperasi kredit hingga akhir 2002
posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro
menempati tempat kedua setelah Bank RakyatIndonesia(BRI) unit desa. Serta perkembangan
koperasi yang terpusat di beberapa propinsi
tertentu. Hal ini disebabkan karena salah satu
fenomena 'dorongan suplai' yang artinya karenaketerpaksaan. Kondisi pasar yang tidak
menguntungkan memaksa suatu komunitas
untuk membentuk koperasi agar dapat tetap
mempertahankan produktivitas
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
36/44
4. Prospek Koperasi
Koperasi di Indonesia disusun berdasarkan asas
kekeluargaan dan terfokus pada kesejahteraan
anggota. Namun secara bisnis, koperasi cukup
merepotkan. Karena koperasi diakui sebagai badanusaha, maka kiprah koperasi mestinya harus seperti
badan usaha lainnya yang mestinya mengejar profit
sebesar-besarnya dengan langkah-langkah dan
perhitungan bisnis seperti yang biasa dilakukan oleh
oleh perusahaan lainnya. Namun langkah bisnissering bertabrakan dengan keinginan anggotanya tadi
yaitu menyejahterakan anggota. Karena jika hanya
mengandalkan aspek likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas usaha menjadi tidak tepat.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
37/44
BAB X
DAYA SAING DAN LIBERALISASI
PERDAGANGAN INTERNASIONALA. Latar Belakang PersoalanPeran pemerintah yang sangat krusial dalam upaya
peningkatan daya saing sangat diperlukan, dan juga
peran pemerintah dalam menciptakan insentif-insentif
agar merangsang masyarakat, termasuk dunia usahauntuk meningkatkan kinerjanya. Namun, pemain
utama dalam persaingan adalah perusahaan dan
bukan pemerintah. Dimana selama ini banyak
pengusaha yang hanya mengkambing hitamkan
pemerintah dengan argumen kebijakan-kebijakanyang dikeluarkan pemerintah selama ini tidak
kondusif, tidak berpihak pada pengusaha-pengusaha
dalam negeri. Padahal sebenarnya antara perusahaan,
pengusaha dan pemerintah saling mendukung
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
38/44
B. Daya SaingDaya Saing Ekonomi
Daya saing adalah konsep yang umum digunakan didalam ekonomi
yang biasanya merujuk kepada komitmen terhadap persaingan pasar
dalam kasus perusahaan-perusahaan dan keberhasilan dalam kasus
negara-negara. Daya saing telah menjadi satu dari konsep kunci bagiperusahaan-perusahaan, negara-negara dan wilayah-wilayah untuk
bisa berhasil dalam partisipasinya didalam globalisasi dan perdagangan
bebas dunia.
Kekuatan daya saing sebuah bangsa /negara/ekonomi ditentukan
oleh kekuatan pondasinya dan juga pilar-pilarnya yang masing-masing
mempunyai daya saingnya sendiri. Pilar- pilar tersebut antara laina. Alam/Fisik
b. Perusahaan
c. Inovator/Inventor
d. Pemerintah
e. Masyarakat
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
39/44
B. Daya SaingDaya Saing Perusahaan
Daya saing sebuah perusahaan tercerminkan dari daya saing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pada
gilirannya, daya saing dari perusahaan tersebut ditentukan olehbanyak faktor, tujuh diantaranya yang sangat penting adalah :
1. Keahlian atau Tingkat Pendidikan Pekerja
2. Keahlian Pengusaha
3. Ketersediaan Modal
4. Sistem Organisasi dan Manajemen Yang Baik (sesuaikebutuhan bisnis)
5. Ketersediaan Teknologi
6. Ketersediaan Informasi
7. Ketersediaan Input-Input Lainnya seperti energi, bahan baku dll
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
40/44
Daya Saing Indonesia versi WEF (World Economic Forum)
Daya saing dalam WEF adalah daya saing suatu negara
/ekonomi, bukan daya saing suatu produk. Daya saing suatu
negara akan sangat membantu daya saing produk-produk dalam
negeri , namun daya saing suatu produk juga ditentukan olehsejumlah faktor, baik internal seperti tukar , tingkat suku
bunga yang mempengaruhi biaya produksi/investasi,
produktivitas, dan lain-lain juga eksternal seperti struktur
pasar global.
Berdasarkan hasil survei WEF untuk periode 2009-2010 dari
133 negara, Indonesia masuk pada posisi peringkat ke-54 dan
tahun berikutnya pada periode 2010-2011 membaik ke posisi
peringkat 44. dan untuk kelompok ASEAN, Indonesia masuk ke
posisi peringkat 5 disebabkan Indonesia merupakan negara
yang luas dan terbesar di Negara ASEAN.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
41/44
Beberapa Kendala
a. Infrastruktur yang terbatas, baik dalam volume
maupun kualitas sehingga menghambat kelancaran dan
mengurangi tingkat efisiensi dalam distribusi faktor-faktor
produksi dan pada akhirnya biaya produksi pun meningkat
sehingga terjadi tingkat penurunan daya saing. b. Iklim Berusaha yang tidak kondusif menyebabkan
investasi yang tidak kondusif juga sehingga menyebabkan
PMA enggan masuk ke suatu negara.
c. Teknologi dan Inovasi merupakan hal yang penting
sehingga suatu negara mampu menyerap dan memanfaatkanteknologi-teknologi baru yang ada secara optimal.
d. Sumber Daya Manusia berkualitas tinggi merupakan
salah satu atau bahkan input terpenting dalam menentukan
daya saing sebuah negara/ekonomi.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
42/44
C. Liberalisasi Perdagangan Regional/Global
1. Dampak Terhadap Indonesia
Dengan adanya beberapa kesepakatan antar negara
seperti AFTA, APEC dll, tarif-tarif perbatasan antarekonomi
anggota ASEAN telah dikurangi nol persen, sementara tarif-
tarif antar kelompok ASEAN dan negara-negara non-ASEAN
tetap dipertahankan pada tingkat tertentu sesuai
kesepakatan Putaran Uruguay.
Semakin dalam pemotongan tarif pajak dan semakin
banyak produk dan negara yang tercakup didalam liberalisasi
perdagangan, semakin besar keuntungan-keuntungan dalambentuk peningkatan kesejahteraan. Kenaikan kesejahteraan
ini adalah hasil dari alokasi sumber-sumber daya yang lebih
efisien, dalam arti berpindah dari sektor-sektor non-produktif
ke sektor-sektor yang lebih produktif.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
43/44
2. Perdagangan Bebas Pertanian Indonesia-China
Pada Januari 2010, dimulailah perdagangan bebas antara
Indonesia dengan China dalam konteks kesepakatan perdagangan
bebas ASEAN dengan Cina (Cina AFTA). Beberapa tahun
sebelumnya, Indonesia dan Cina membuat kesepakatan
perdagangan bebas tetapi khusus untuk pertanian yang dikenaldengan EHP.
Sektor pertanian sangat penting di Indonesia, bahkan
mengandung resiko politik dan sosial peling besar apabila melihat
kenyataan bahwa sebagian penduduk besar Indonesia bergantung
pada pertanian sebagai sumber pendapatan, langsung maupun
tidak langsung. Perbedaan dalam pertumbuhan eskpor Cina dan Indonesia
sangat nyata dan kelihatan bahwa Indonesia terbelakang
dibandingkan Cina namun dilihat dari sisi sektor ekspor-impor
Indonesia nilai net dari neraca perdagangan untuk sektor
pertanian selalu positif sedangkan cina selalu mengalami defisit.
-
7/25/2019 perekonomianindonesia-130614014332-phpapp01.pptx
44/44
D. SIMULASI
Untuk mengkaji dampak perdagangan bebas pertanian Cina-Indonesia terhadap
Indonesia telah dilakukan suatu simulasi dengan dua model perhitungan
keseimbangan yaitu Model Simulasi Kebijakan Perdagangan Pertanian (ATPSM)
versi 3.1 (2006) dan Proyek Analisis Perdagangan Global (GTAP) versi 2005.
ATPSM versi 3.1 (2006) didesain oleh UNCTAD yang merupakan suatu model
simulasi kebijakan perdagangan yang bisa membuat suatu analisa secara
terperinci mengenai isu-isu terkait kebijakan perdagangan pertanian
GTAP adalah penelitian yang mensimulasikan dampak dari penurunan atau
penghapusan tarif impor atas komuditas-komuditas tertentu terhadap tiga
variabel berikut : produksi, ekpor dan impor.
Tujuan utama dari kedua simulasi tersebut adalah sederhana yaitu untuk
memprediksi apakah Indonesia akan mendapatkan manfaat positif dari
pelaksanaan Cina-AFTA sebagai bagian penting dari kesempatan kerja sama
antara Cina dan negara-negara anggota ASEAN, khususnya dalam kasus ini
adalah pendagangan pertanian.