perdarahan trimester i, ii dan iii.pptx

42
Perdarahan Antepartum Trimester I, II dan III Oleh: Wenny Eka Listaneri

Upload: fatha-rani-sepa

Post on 26-Oct-2015

163 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

KEHAMILAN

TRANSCRIPT

Perdarahan AntepartumTrimester I, II dan III

Oleh: Wenny Eka Listaneri

TUJUAN PEMBELAJARAN

PENGERTIAN PENANGANAN

JENIS PENYEBAB

DIAGNOSA

QS. Fathir : 11�م�ه �ع�ل ب �ال� إ ض ع� ت و ال ى �ث ن

� أ م�ن� ح�م�ل� ت و م ا

“Tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya.” (QS. Fathir: 11)

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Untuk mecegah terjadinya resiko, bidan harus melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum maupun nyeri perut bagian bawah.

Insidensi

• PAP terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan• PAP merupakan salah satu trias penyebab

kematian ibu di Indonesia• Setiap PAP memerlukan rawat inap

penatalaksanaan segera

Perdarahan Trimester I

Perdarahan pervaginam yang terjadi pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu

JENIS PERDARAHAN

TM I

MOLA HIDATIDOSA

ABORTUSKEHAMILAN

EKTOPIK

Klasifikasi Abortus

IMMINENS

INSIPIENS

KOMPLIT ABORTUS SEPSIS

MISSED ABORTION

HABITUALIS

INKOMPLIT

PERDARAHAN TRIMESTER II DAN III

Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 22 minggu.

Perdarahan Antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. (Mochtar, R, 1998)

KLASIFIKASI

•PLASENTA PREVIA

•SOLUSIO PLASENTA

•VASA PREVIA

•PECAHNYA SINUS MARGINALIS

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan

kurang dari 20 minggu atau janin belum mampu untuk hidup di luar kandungan

ABORTUS

Faktor janin

Faktor maternal

Faktor eksternal

PENYEBAB

KLASIFIKASI ABORTUS

Abortus Spontan

Abortus buatan (Abortus Provokatus)

Keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis

-Abortus provocatus terapeutik (menurut kaidah ilmu)-Abortus provokatus kriminalis (abortus buatan kriminal)

Tanda dan gejala abortus• Terlambat haid atau amenorhe• Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak

lemah, kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat

• Perdarahan pervaginam yang mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.

• Rasa mulas atau kram perut

Penanganan abortusAbortus Imminens

1. Istirahat rebah (bedrest)2. Beri sedativa, misal luminal, codein, morphin3. Progesteron 10 mg sehari untuk terapi subtitusi dan

untuk mengurangi kerentanan otot-otot rahim.

Abortus InkompleteKarena sudah pasti terjadi abortus, untuk mempercepat pengosongan rahim diberi oxytocin 2½ satuan tiap ½ jam sebanyak 6 kali. Untuk mengurangi nyeri karena his boleh diberi sedativa. Jika pitocin tidak berhasi l dapat dilakukan curretage asal pembukaan cukup besar.

Abortus InkompleteHarus segera dibersihkan dengan curetase. Selama masih ada sisa-sisa plasenta akan terus terjadi perdarahan

Missed AbortionSegera setelah kematian janin dapat dipastikan, diberi pitocin misalnya 10 satuan dalam 500 cc glucose. Kalau tidak terjadi abortus dengan pitocin infus ini, sekurang-kurangnya terjadi pembukaan yang memudahkan curretage. Dilatasi dapat juga dihasilkan dengan pemasangan laminaria stift.

Abortus HabitualisPenanganannya tergantung pada etiologinya.

Komplikasi

• Perdarahan• Perforasi• Infeksi• Syok

MOLA HIDATIDOSA

Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi

embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik.

Penyebab Mola

Faktor Ovum

Imunoselektif dari trofoblast

Keadaan sosio ekonomi rendah

Paritas tinggi

Kekurangan protein

Infeksi virus

Faktor kromosom yang belum jelas

Tanda dan gejala• Amenorea dan tanda-tanda kehamilan• Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung

berwarna coklat, kadang keluar gelembung mola• Besar uterus tidak sesuai umur kehamilan• Kadar HCG positif• Tidak terdengar DJJ sekalipun uterus sudah

membesar setinggi pusat atau lebih• Di USG terlihat ada gambaran seperti badai salju.

Penanganan Mola

1. Perbaikan keadaan umum2. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan

segera (kuretase atau histerektomi)3. Antisipasi komplikasi (perdarahan hebat,

perforasi uterus4. Pemeriksaan tindak lanjut yang diakukan oleh

dokter spesialis

Komplikasi

Perdarahan hebatPerforasi uterus

AnemisKeganasan

SyokInfeksi

KEHAMILAN EKTOPIK

Suatu kondisi kehamilan dimana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi berada di luar

endometrium, misalnya dalam tuba, ovarium, rongga perut, servik.

Penyebab• Infeksi saluran telur (salphingitis)• Riwayat kehamilan ektopik• Pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah

sekitar tuba falopii• Terdapat bekas radang pada tuba• Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital• Abortus buatan• Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti

gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)

Tanda dan gejala

• Rasa sakit pada daerah panggul • Perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi • Rasa nyeri yang sangat pada daerah perut bagian

bawah• Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan

perdarahan dari OUE, nyeri goyang serviks, cavum Douglas menonjol karena berisi darah.

Penanganan :• Rasa sakit pada daerah panggul • Perdarahan vagina di luar jadwal

menstruasi• Rasa nyeri yang sangat pada daerah

perut bagian bawah• Pada pemeriksaan ginekologi

didapatkan perdarahan dari OUE, nyeri goyang serviks, cavum Douglas menonjol karena berisi darah.

Komplikasi

• Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang. Ini merupakan indikasi operasi

• Infeksi• Sterilitas• Pecahnya tuba falopii

PLASENTA PREVIA

Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim

sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir

Klasifikasi

Plasenta previa totalis seluruh OUIPlasenta previa parsialis sebagian OUIPlasenta previa marginalis tepat di tepi OUIPlasenta Letak Rendah 3-4 cm di tepi OUI

• Penyebab Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas sectio cesaria, bekas aborsi, kelainan janin dan mioma uteri.

• Tanda dan gejala– Perdarahan tanpa rasa nyeri yang dapat terjadi saat

penderita tidur atau beraktifitas– Bagian terendah janin sangat tinggi karena plasenta

terletak pada kutub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul.

– Perdarahan pertama biasanya banyak, perdarahan berikutnya lebih banyak

– Darah berwarna merah segar

Penanganan

• Jangan melakukan pemeriksaan dalam, sampai diagnosis secara jelas ditegakkan

• Lakukan USG• Observasi keadaan janin• Bila terjadi perdarahan hebat, berikan infus• Kurangi coitus• Posisikan pasien trendelenburg• Terminasi kehamilan. Jenis terminasi tergantung

keadaan.• Rujuk pasien ke rumah sakit.

Komplikasi

• Ibu: perdarahan yang hebat, infeksi/sepsis, emboli udara (jarang), syok hipovolemik, kematian

• Janin: hipoksia dan IUFD

SOLUSIO PLASENTA

Terlepasnya plasenta yang letaknya normal

pada korpus uteri sebelum janin lahir

Klasifikasi

Solusio plasenta ringanTerlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya

Solusio plasenta sedang

Solusio plasenta berat

Penyebab • Hipertensi essensialis atau preeklamsia• Tali pusat yang pendek• Trauma• Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava

inverior

Tanda dan Gejala

• Hipertensi essensialis atau preeklamsia• Tali pusat yang pendek• Trauma• Tekanan oleh rahim yang membesar pada

vena cava inverior• Uterus yang sangat mengecil (hidramnion

pada waktu ketuban pecah, kehamilan ganda pada waktu anak pertama lahir).

Penanganan •Pasang infus dan posisikan trendelenburg•Pantau tanda vital ibu dan janin•Beri oksigen•Selimuti ibu•Cek Hb dan gambaran pembekuan darah•Rujuk pasien bila tidak ada fasilitas untuk operasi

Komplikasi Pada ibu: perdarahan, hipofibrinogenemia, oliguria, Pada janin : DJJ timpang, hipoksia, kematian

VASA PREVIA

Keadaan dimana pembuluh darah janin berada di dalam

selaput ketuban dan melewati ostium uteri internum

kemudian sampai ke dalam insersinya pada tali pusat.

Penyebab

Pembuluh darah dapat berasal dari insersio velamentosa dari tali pusat . Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi robekan pembuluh darah sehingga terjadi kematian janin.

Manifestasi klinis:oTimbul perdarahanoDarah berwarna merah segaroTidak disertai atau dapat disertai nyeri perut (kontraksi uterus)oPerdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk.

Penanganan : Rujuk untuk SC

Komplikasi: Kematian Janin