perda pemilihan kepala desa

41
BUPATI SOPPENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR : 06 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOPPENG, Menimbang Mengingat : : a. b. 1. 2. 3. 4. 5. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu menetapkan Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa, bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 1

Upload: arch-naisenodni

Post on 18-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peaturan Daerah tentang Pemilihan Kepala Desa

TRANSCRIPT

BUPATI SOPPENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR : 06 TAHUN 2006TENTANGTATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI SOPPENG,

Menimbang

Mengingat:

:a.

b.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8

9.

10.

11.

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu menetapkan Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa,

bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Undang Undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168)

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548)

UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4106);

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 13 Tahun 2003 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng sebagai Daerah Otonom.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SOPPENGDanBUPATI SOPPENG

MEMUTUSKAN

Menetapkan:PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.

BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Soppeng.

b. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

c. Bupati adalah Bupati Soppeng.

d. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

f. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

g. Kepala Desa adalah warga desa setempat yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh warga masyarakat desa yang bersangkutan untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat dan telah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang.

h. Badan Permusyawaratan Desa dan selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

i. Perangkat Desa adalah Sekretaris Desa dan atau Tata Usaha Desa, Unsur Pelaksana Teknis Lapangan dan Unsur Pembantu Kepala Desa di Wilayah Bagian Desa seperti Kepala Dusun.

j. Bakal Calon adalah warga masyarakat setempat yang berdasarkan hasil penyaringan oleh Panitia Pemilihan telah ditentukan dan ditetapkan sebagai Bakal Calon Kepala Desa.

k. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih adalah Calon yang telah memenuhi syarat dan yang telah mendapat persetujuan BPD.

l. Penjabat Kepala Desa adalah Perangkat Desa atau Pejabat lain yang diangkat oleh Bupati berdasarkan Usulan BPD untuk melaksanakan tugas sebagai Kepala Desa sampai dengan dilantiknya Kepala Desa yang Definitif.

m. Pemilih adalah Penduduk Desa yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih di desa yang bersangkutan.

n. Hak pilih adalah hak yang dimiliki oleh seseorang untuk menentukan hak pilihnya.

o. Penjaringan adalah suatu tahapan kegiatan yang dilakukan oleh panitia untuk mendapatkan bakal calon.

p. Penyaringan adalah suatu tahapan kegiatan yang dilakukan oleh panitia pemilihan untuk mendapatkan Calon Kepala Desa.

q. Kampanye adalah kegiatan Calon Kepala Desa untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan program-programnya.

r. Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut pemilihan, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah desa berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih kepala desa secara langsung.

s. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh BPD.

t. Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan gaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.u. Karyawan BUMD/BUMN adalah mareka yang setelah memenuhi Syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh Pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dan tanggungjawab pada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang digaji menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

v. Penduduk Desa adalah mereka yang lahir di Desa, menetap dan terdaftar secara sah sebagai penduduk desa yang bersangkutan atau mereka yang lahir di luar desa dan mempunyai asal-usul dari desa yang bersangkutan dan terdaftar secara sah sebagai penduduk desa yang bersangkutan.w. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ;x. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS disebut tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara;y. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang Selanjutnya disingkat KPPS adalah pelaksana pemungutan suara dalam pemilihan pada tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan tempat pemungutan suara.BAB IIPERSIAPAN PEMILIHANPasal 2

1. Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa mengenai berakhirnya masa jabatan kepala desa

2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan Kepala Desa. Pasal 3

Kepala Desa menyampaikan laporan Akhir masa jabatan kepada Bupati melalui Camat dan kepada BPD. BAB IIIPENYELENGGARA PEMILIHAN Bagian Pertama Panitia PemilihanPasal 4

1. Kepala Desa dipilih langsung oleh Penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat

2. Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, Umum, Bebas, Rahasia, jujur dan Adil

(3) Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan dengan ketentuan :a. Pemilihan diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa (PPKD) b. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibentuk oleh BPD melalui rapat yang dihadiri oleh BPD, pemerintah desa, pengurus lembaga kemasyarakatan dan tokoh masyarakat. c. Pembentukan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilaksanakan 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa dan atau paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa/penjabat kepala desa. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat yang dipilih dalam rapat panitia pemilihan kepala desa yang dipimpin oleh Ketua BPD. Panitia Pemilihan Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan BPD dan besifat mengikat. d. Panitia Pemilihan Kepala Desa berjumlah ganjil, sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang.

e. Susunan Kepanitiaan terdiri dari ketua, sekretaris, Bendahara dan anggota yang ditentukan dalam rapat panitia pemilihan kepala desa. f. Panitia Pemilihan Kepala Desa dilantik dan diambil sumpahnya oleh ketua BPD

g. Panitia pemilihan Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada BPD. h. Panitia Pemilihan tidak diperkenankan menjadi calon Kepala Desa.

Pasal 5

Tugas dan wewenang Panitia Pemilihan Kepala Desa:

a. Merencanakan, dan menyusun tahapan pelaksanaan Pemilihan kepala desa

b. Mengumumkan adanya lowongan Kepala Desa

c. Menerima pendaftaran bakal Calon Kepala Desa

d. Melakukan pendaftaran pemilih

e. Menyusun dan mengajukan rencana biaya pelaksanaan pemilihan Kepala Desa kepada pemerintah desa sesuai dengan mekanisme dan prosedur pengelolaan keuangan desa

f. Menjaring , melakukan penelitian administrasi persyaratan dan menyaring bakal calon Kepala Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih;

g. Menentukan tanda gambar dan melakukan undian nomor urut bagi calon Kepala Desa. h. Mengumumkan nama Calon dan daftar pemilih.

i. Menetapkan tata cara kampanye.

j. Menyiapkan kartu suara dan kotak suara dan perlengkapan lainnya.

k. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

l. Menyampaikan surat panggilan kepada pemilih terdaftar.

m. Melaksanakan pemungutan dan menghitung hasil pemungutan suara.

n. Membuat Tata Tertib Pemilihan dan Berita Acara Tata Tertib Pemilihan.

o. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

p. Membuat berita acara pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

q. Menetapkan hasil pemilihan dan mengumumkan Calon terpilih Kepala Desa.

r. Mengambil keputusan apabila timbul permasalahan, menetapkan pencabutan status calon yang berhak dipilih apabila nyata-nyata melanggar tata tertib kampanye.

s. Menetapkan pembatalan pemilihan berkenaan dengan pelanggaran tata tertib pemilihan.

t. Melaksanakan Tugas lain yang diberikan oleh BPD dalam kaitannya dengan Pemilihan Kepala Desa.

Pasal 6

Panitia Pemilihan berkewajiban :

a. Memperlakukan peserta pemilih secara adil dan setara guna menyukseskan pemilihan.

b. Menetapkan standar usaha serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan berdasarkan kemampuan Desa.

c. Memelihara arsip dan dokumen pemilihan.

d. Menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pencalonan Kepala Desa dan pemilihan Kepala Desa

Pasal 7

1. Seluruh tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sudah harus selesai sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa.

2. Dalam hal penyelenggaraan pencalonan sampai dengan pelantikan Kepala Desa tidak dapat terlaksana tepat waktu sampai berakhirnya masa jabatan Kepala Desa, Bupati atas usul BPD memperpanjang masa jabatan Kepala Desa untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

Pasal 8

Tugas, Fungsi dan Wewenang BPD dalam penyelenggaran Pemilihan Kepala Desa a. Membentuk Panitia Pemilihanb. BPD melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pelaksanaan tahap-tahap pemilihan kepala desa.c. Menyelesaikan segala permasalahan yang timbul melalui musyawarah mufakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. BPD berwenang menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa, menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan meneruskan temuan dan laporan kepada pihak yang berwenang.

Bagian Kedua

Biaya Pemilihan

Pasal 91. Biaya Pemilihan dibebankan pada APB Desa dan atau bantuan dari pemerintah daerah dan tidak dibenarkan dibebankan kepada calon;

2. Pendanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal pengadaan, pengamanan dan belanja panitia pemilihan, dilaksanakan secara tepat dan akurat dengan mengutamakan aspek tepat waktu, hemat anggaran, transparansi dan akuntabel.

BAB IVPENETAPAN PEMILIH

Bagian PertamaPersyaratan Pemilih

Pasal 10

Yang dapat memilih Kepala Desa adalah Penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang :

a. Terdaftar sebagai Penduduk Desa yang bersangkutan atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai penduduk desa setempat.

b. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun pada saat pemilihan atau telah pernah kawin pada saat pendaftaran pemilihan yang dibuktikan dengan KTP, KK, Akta Nikah.

c. Sehat Jasmani dan Rohani serta tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Bagian Kedua Pendaftaran PemilihPasal 111. Pendaftaran Pemilih dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan mendatangi kediaman pemilih dan atau dapat dilakukan secara aktif oleh pemilih.

2. Jika pada saat pendaftaran pemilih dilaksanakan, ditemukan lebih dari satu bukti yang sah mengenai usia pemilih, maka yang dijadikan dasar penentuan usia pemilih adalah bukti yang sah menurut hukum yang ditetapkan paling lama dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

3. Daftar Pemilih yang sudah ditetapkan oleh panitia diumumkan dan ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui penduduk desa.

4. Dengan alasan apapun hak pemilih tidak dibenarkan diwakilkan kepada siapapun.

5. Untuk menghindari terjadinya pemilih yang diwakilkan, maka setiap pemilih diwajibkan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda bukti diri lainnya yang sah disamping surat panggilan untuk pemungutan suara.

6. Pendaftaran Pemilih dilakukan dengan mencatat data pemilih dalam daftar pemilih.

7. Daftar pemilih disimpan dan dipelihara oleh panitia pemilihan.

8. Pemilih yang telah terdaftar sebagai pemilih diberi tanda bukti pendaftaran.

9. Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilihan.

10. Apabila seorang pemilih mempunyai lebih dari satu tempat, pemilih tersebut harus menentukan satu diantaranya untuk ditetapkan sebagai tempat yang dicantumkan dalam daftar pemilih.

BAB VPENDAFTARAN DAN PENETAPAN CALON

Bagian Pertama Persyaratan Bakal Calon

Pasal 12

(1) Calon Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.c. Pendidikan sekurang-kurangnya SLTP atau yang sederajat.d. Berusia paling rendah 25 tahun masksimal 65 tahune. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa.f. Penduduk desa setempatg. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun.h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.i. Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 (sepuluh) tahun atau 2 (dua) kali masa jabatan. j. Sehat jasmani dan rohani, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dari dokter yang berkompetenk. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat.l. Bersedia untuk bertempat tinggal/menetap di Desa yang bersagkutan apabila terpilih menjadi Kepala Desa.m. Terdaftar sebagai Pemilih.

(2)a.Pegawai Negeri Sipil, karyawan BUMD/BUMN yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus pula memiliki surat keterangan persetujuan dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.b.Anggota TNI/POLRI dapat mencalonkan diri sebagai Kepala Desa sepanjang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku bagi anggota TNI/POLRI.

Bagian Kedua Pendaftaran / Penjaringan Bakal CalonPasal 131. Panitia pemilihan mengumumkan waktu dan tempat pendaftaran, persyaratan administrasi bakal calon dan rencana waktu tahapan pelaksanaan pemilihan kepala desa

2. Bakal calon kepala desa mendaftarkan diri kepada panitia pemilihan selama masa pendaftaran.

3. Masa pendaftaran Bakal calon Kepala Desa sebagimana dimaksud pada ayat (2), paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak pengumuman pendaftaran calon.

Pasal 14

Bakal calon kepala desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2), wajib menyerahkan surat permohonan untuk menjadi calon kepala desa, dengan melampirkan :

a. Foto copy Ijasah terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang

b. Surat Keterangan Dokter bahwa yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani

c. Foto Copy KTP yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang

d. Surat Pernyataan Bersedia dicalonkan sebagai kepala desa

e. Surat Keterangan berkelakuan baik dari pihak yang berwenang

f. Surat Keterangan tidak pernah dihukum penjara paling singkat 5 (lima) tahun karena melakukan tindak pidana kejahatan dari pihak yang berwenang.g. Surat Pernyataan bersedia bertempat tinggal / menetap di desa yang bersangkutan apabila terpilih menjadi kepala desa

h. Surat keterangan persetujuan dari pejabat yang berwenang bagi Pegawai Negeri Sipil dan karyawan BUMD/BUMN.

Bagian Ketiga Penyaringan Bakal CalonPasal 151. Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan meliputi penelitian keabsahan administrasi pencalonan sebagaimana dimaksud pada pasal 12, pasal 13, dan pasal 14 yang batas waktunya ditetapkan oleh panitia pemilihan Kepala Desa yang bersangkutan

2. Apabila berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud ayat (1) belum memenuhi syarat atau ditolak, maka bakal calon diberi kesempatan untuk melengkapi dan /atau memperbaiki, yang batas waktunya ditentukan oleh panitia pemilihan.

3. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan oleh panitia pemilihan, untuk melengkapi administrasi, bakal calon belum menyampaikan kepada panitia pemilihan, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri. 4. Jumlah Calon Kepala Desa yang berhak dipilih minimal 2 (dua) orang dan maksimal 5 (lima) orang.

Pasal 16

1. Hasil penyaringan Bakal Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dituangkan dalam berita acara rapat panitia pemilihan.

2. Apabila Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi syarat hanya 1 (satu) orang atau tidak ada, maka dibuka kembali penjaringan atau penyaringan Bakal Calon Kepala Desa, sampai batas waktu yang ditetapkan oleh panitia Pemilihan, maksimal 15 (lima belas) hari setelah diumumkan pendaftaran ulang calon Kepala Desa.

3. Apabila penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa sudah dilakukan 3 (tiga) kali berturut-turut dan tetap hanya 1 (satu) orang Bakal Calon yang memenuhi syarat, maka Bakal calon yang bersangkutan ditetapkan sebagai Calon terpilih.

4. Apabila Bakal calon lebih dari 5 (lima) orang maka diadakan penyaringan untuk memperoleh 5 (lima) orang Balon yang berhak dipilih, dan hasilnya disampaikan kepada BPD, dan ditembuskan kepada masing-masing Bakal Calon.

5. Penyaringan Bakal calon sebagaimana dimaksud ayat (4) diatas, dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan.

Bagian Keempat Penetapan dan Pengumuman CalonPasal 171. Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi syarat, ditetapkan sebagai calon Kepala Desa yang dituangkan dalam berita acara penetapan calon

2. Panitia pemilihan mengumumkan secara luas kepada masyarakat tentang nama calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya jangka waku penelitian.

3. Segera setelah pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan penentuan nomor urut masing-masing calon melalui undian secara terbuka di Sekretariat Panitia Pemilihan.

4. Pelaksanaan Undian nomor urut calon sebagaimana dimaksud ayat (3), dapat dihadiri oleh calon dan bila berhalangan dapat diwakili dengan memberikan surat kuasa.

5. Nomor Urut dan nama calon yang telah ditetapkan disusun dalam daftar calon dan dituangkan dalam berita acara penetapan calon oleh panitia pemilihan.

6. Bentuk dan model surat suara ditetapkan oleh Panitia pemilihan

BAB VIKAMPANYE

Pelaksanaan KampanyePasal 181. Calon Kepala Desa mengajukan tanda gambar untuk ditetapkan oleh panitia pemilihan.

2. Calon Kepala Desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi budaya masyarakat setempat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Mekanisme dan tata cara pelaksanaan kampanye diatur oleh panitia pemilihan

Pasal 19

1. Waktu, tempat dan bentuk pelaksanaan kampanye para calon diatur oleh Panitia Pemilihan.

2. Kampanye dilakukan selama 7 (tujuh) hari, dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara. 3. Waktu 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah merupakan hari tenang.

4. Pelaksanaan kampanye hanya dilaksanakan pada siang hari.

5. Tempat pelaksanaan kampanye hanya dapat dilakukan dalam lingkungan Desa yang bersangkutan.

6. Dalam penyampaian program pada saat kampanye, Calon Kepala Desa harus menjelaskan Visi dan Misinya secara sopan, tertib, dan bersifat edukatif.

7. Penyampaian program kampanye berupa orasi hanya dapat dilaksanakan dilapangan terbuka yang telah ditentukan oleh panitia.

8. Selebaran dan pemasangan tanda gambar (foto) Calon yang bersangkutan hanya dapat ditempel ditempat-tempat umum, dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan dan keindahan Desa, atau kawasan setempat sesuai dengan ketetapan panitia pemilihan Kepala Desa.

9. Biaya pelaksanaan kampanye ditanggung oleh masing-masing Calon yang melakukan kampanye.

10. Pemasangan alat peraga kampanye pada tempat-tempat yang menjadi milik perseorangan atau Badan swasta harus seizin pemilik tempat tersebut.

11. Alat peraga kampanye pemilihan Kepala Desa harus sudah dibersihkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara.

Pasal 20

Dalam pelaksanaan kampanye dilarang :

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. menghasut, mengadu domba, menghina seseorang, kelompok masyarakat dan calon kepala desa lainnya.

c. Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat.

d. Merusak dan / atau menghilangkan alat peraga kampanye calon lain

e. Menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah, pemerintah daerah dan pemerintah desa.

f. Menggunakan sarana ibadah dan sarana pendidikan, fasilitas umum dan sosial lainnya.

Pasal 21

Panitia Pemilihan memberikan tindakan kepada Calon yang terbukti melanggar aturan/Tata Tertib Kampanye berupa peringatan atau pencabutan status sebagai calon Kepala Desa.

Pasal 22

Mekanisme dan tata cara serta hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan kampanye akan diatur oleh panitia pemilihan. BAB VIIPEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA.Bagian Pertama Pemungutan SuaraPasal 231. Dalam penyelenggaran pemilihan kepala desa dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) Tempat Pemungutan Suara (TPS) sesuai dengan jumlah wajib pilih, luas wilayah, dan kondisi geografis desa yang bersangkutan.2. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) TPS maka Panitia Pemilihan membentuk KPPS yang bertugas sebagai penyelenggara Pemungutan Suara di TPS yang bersangkutan.3. Pemungutan suara diselenggarakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum masa jabatan kepala desa berakhir.

4. Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto dan nama calon.

5. Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 13.00 waktu setempat.

6. Pemberian suara untuk pemilihan dilakukan dengan cara mencoblos salah satu tanda gambar calon dalam surat suara.

7. Pemungutan suara dilaksanakan oleh panitia pemilihan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dengan dihadiri oleh para calon dan saksi serta masyarakat.

8. Saksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) Pasal ini dipilih dan ditentukan sendiri oleh para calon untuk diajukan kepada Ketua Panitia Pamilihan

Pasal 24

1. Sebelum pelaksanaan pemungutan suara dimulai, panitia pemilihan/KPPS melakukan :a. pembukaan kotak suara dan memperlihatkan kepada para calon, saksi dan pemilih bahwa kotak suara dalam keadaan kosong.b. Mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan; danc. Penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatand. memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara.

2. Pemilih yang hadir menyerahkan surat panggilan pemilih kepada panitia untuk selanjutnya ditukar dengan surat suara.

3. Pemilih memeriksa atau meneliti surat suara yang diterima dan apabila surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta surat suara pengganti dan menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak kepada panitia,

4. Pencoblosan surat suara dilaksanakan di dalam bilik suara dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh panitia, selanjutnya dimasukkan dalam kotak surat suara.

5. Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada panitia, kemudian panitia memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.

6. Pada saat pemungutan suara dilaksanakan para calon dan saksi harus berada ditempat yang telah ditentukan Pasal 25

1. Pemilih yang telah memberikan suara diberi tanda khusus oleh panitia

2. Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa tinta pada salah satu jari tangan

Pasal 26

1. Pemberian Suara dilakukan oleh penduduk yang berhak memilih dan tidak dapat diwakilkan dengan alasan apapun

2. Pemilih yang mempunyai halangan fisik seperti Tuna Netra pada saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu oleh petugas/panitia pemilihan atau orang lain atas permintaan pemilih

Pasal 27

1. Jumlah surat suara pemilihan calon dicetak sama dengan jumlah pemilih dan ditambah paling banyak 2,5% (dua setengah perseratus) dari jumlah pemilih terdaftar.

2. Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan sebagai cadangan untuk mengganti surat suara pemilih yang keliru memilih pilihannya serta surat suara yang rusak;

3. Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibuatkan berita acara

Bagian KeduaPenghitungan SuaraPasal 28Surat Suara untuk pemilihan kepala desa dinyatakan sah apabila :

a. Ditandatangani oleh ketua dan sekretaris panitia.

b. Tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang memuat satu calon; atau

c. Tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon yang telah ditentukan; atau

d. Tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon, atau

e. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon.

Pasal 29

1. Pelaksanaan rapat penghitungan suara dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat sampai selesai.

2. Sebelum rapat penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia menghitung jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap.

3. Apabila hasil penghitungan jumlah pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum mencapai qourum 50 % (lima puluh per seratus) + 1 (ditambah satu) dari jumlah wajib pilih terdaftar maka pelaksanaan pemungutan suara dapat diperpanjang paling lama 2 (dua) kali 60 menit.

4. Apabila telah dilaksanakan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan belum memenuhi qourum, maka Panitia dapat melanjutkan ketahap Penghitungan Suara.

5. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majure) seperti gempa bumi, banjir, huru hara yang dapat mengganggu jalannya proses pemilihan, maka diadakan pemilihan ulang paling lama 30 (tiga puluh hari).

Pasal 30

1. Penghitungan suara dilaksanakan oleh panitia segera setelah berakhirnya pemungutan suara dengan disaksikan oleh calon, saksi dan masyarakat;

2. Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus membawa mandat dari calon

3. Penggunaan Surat Suara tambahan dalam penghitungan suara dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris panitia;

4. Proses penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan calon, saksi dan warga masyarakat yang hadir dapat menyaksikan dengan jelas.

5. Calon dan warga masyarakat melalui saksi calon yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh panitia apabila ternyata terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6. Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi calon atau warga masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diterima, panitia langsung mengadakan pembetulan.

Bagian Ketiga Pengawasan, Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian MasalahPasal 31 1. Keberatan terhadap adanya dugaan pelanggaran baik oleh panitia maupun para calon dapat diajukan kepada BPD.

2. Berdasarkan atas pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD melakukan rapat guna mencari solusi secara mufakat,

3. Apabila ditemukan adanya pelanggaran tindak pidana yang dilakukan calon, maka BPD atas saran dan pertimbangan Panitia Pemilihan dapat melaporkan kepada pihak berwenang.

Pasal 32

1. Keberatan terhadap hasil pemilihan kepala desa hanya dapat diajukan oleh calon kepala desa kepada BPD paling lambat 2 (dua) hari setelah penetapan hasil pemilihan.

2. Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya calon.

3. Apabila dalam pelaksanan perhitungan suara terbukti terdapat kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada salah satu calon, maka BPD dapat membatalkan hasil pemilihan berdasarkan hasil musyawarah dan menjadwalkan pelaksanaan pemilihan ulang paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Bagian Keempat Penetapan Hasil Perhitungan SuaraPasal 331. Setelah penghitungan suara selesai, panitia membuat dan menandatangani Berita Acara Pemilihan kemudian membacakannya didepan para calon yang berhak dipilih dan saksi serta menyerahkannya kepada BPD

2. Berita Acara Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, diketahui dan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris panitia

3. Calon yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai calon terpilih

4. Apabila lebih dari 1 (satu) orang Calon mendapat jumlah dukungan suara terbanyak dengan jumlah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang hanya untuk calon yang memperoleh suara yang sama

5. Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini, dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan berita acara pemilihan

6. Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini, hasilnya tetap sama, maka untuk menetapkan Calon yang dinyatakan terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa adalah kewenangan BPD.

BAB VIIIPENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN PELANTIKAN

Bagian PertamaPenetapan dan PengesahanPasal 341. Penetapan Calon terpilih dituangkan dalam berita acara yang dibuat oleh panitia dan ditandatangani ketua, sekretaris dan anggota panitia pemilihan.

2. Segera setelah selesai pelaksanaan pemilihan, paling lambat 2 (dua) hari setelah pemilihan, Ketua Panitia mengajukan Calon Terpilih kepada BPD dengan dilengkapi Berita Acara Pemilihan untuk ditetapkan dalam keputusan BPD.

3. Badan Permusayawaratan Desa dapat membatalkan hasil Pemilihan Kepala Desa apabila calon terpilih terbukti secara sah melakukan pelanggaran tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

4. Pembatalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, dilakukan sebelum pelantikan Kepala Desa.

5. Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, belum dapat dibuktikan, sampai pada tahap pelantikan Kepala Desa, maka pelaksanaan pelantikan tetap dilaksanakan.

6. Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini, dapat dibuktikan setelah pelantikan, Bupati atas usul BPD memberhentikan yang bersangkutan serta mengangkat penjabat Kepala Desa.

Pasal 35

1. Calon Kepala Desa Terpilih ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan berita acara pemilihan dari panitia pemilihan.

2. Penetapan Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari setelah pemilihan Pasal 36

1. BPD mengusulkan pengesahan pengangkatan calon terpilih kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan berita acara hasil penghitungan suara dan dokumen penting lainnya untuk disahkan menjadi kepala desa terpilih.

2. Bupati menerbitkan Keputusan tentang pengesahan pengangkatan kepala desa terpilih paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD, terkecuali apabila ada hal-hal yang menyebabkan sehingga proses penerbitan Keputusan Bupati mengalami penundaan.

Bagian Kedua Pelantikan Kepala Desa

Pasal 37

1. Kepala Desa Terpilih dilantik oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati

2. Pelantikan kepala desa dilaksanakan di desa bersangkutan, kecuali berdasarkan pertimbangan tertentu maka Bupati dapat menentukan tempat dan waktu pelantikan

3. Sebelum memangku jabatan, kepala desa mengucapkan sumpah/janji4. Pada saat pelantikan sebagaimana dimaksud ayat (1), Kepala Desa yang bersangkutan diambil sumpah / janji menurut agamanya dengan sungguh-sungguh oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seorang Rohaniwan serta disaksikan oleh para anggota BPD dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya dalam wilayah Desa yang bersangkutan.

5. Apabila pelaksanaan pelantikan Kepala Desa/Penjabat jatuh pada hari libur, maka pelantikan dilaksanakan pada hari kerja berikutnya atau sehari sebelumnya hari libur.

6. Susunan kata-kata sumpah / janji dimaksud sebagai berikut :Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku kepala desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 38

1. Bagi Pegawai Negeri/karyawan BUMN/BUMD yang telah dilantik menjadi Kepala Desa, terhitung mulai tanggal pelantikan harus bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan.

2. Pegawai Negeri Sipil/karyawan BUMN/BUMD yang terpilih menjadi Kepala Desa, dibebaskan sementara waktu dari jabatan organiknya selama menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil.

3. Kepala Desa yang dipilih dari Pegawai Negeri Sipil berhak mendapat gaji, kenaikan gaji berkala, penghasilan lainnya dan kepadanya dapat diberikan tambahan penghasilan dari Desa yang bersangkutan yang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, diberikan oleh instansi induknya dengan data penilaian dari Camat setempat.

5. Pegawai Negeri yang telah selesai melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa dikembalikan ke instansi induknya.

Pasal 39

Pelantikan Kepala Desa/Penjabat yang tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat ditunda paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal berakhirnya masa jabatan Kepala Desa yang bersangkutan atas persetujuan Bupati, dengan ketentuan bahwa Kepala Desa yang lama tetap melaksanakan tugasnya selama masa penundaan tersebut.

Bagian KetigaMasa Jabatan Kepala DesaPasal 40Masa Jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

BAB IXPEMBERHENTIAN KEPALA DESAPasal 41Kepala Desa berhenti atau diberhentikan atas usul BPD karena :

a. Meninggal dunia

b. Atas permintaan sendiri

c. Diberhentikan

Pasal 42

(1) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 huruf c, karenaa. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru.b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan.c. Telah terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dengan kurungan penjara kurang dari 5 (lima) tahund. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa.e. Dinyatakan melanggar Sumpah/janji jabatan.f. Tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa dan.ataug. Melanggar larangan bagi Kepala Desa

1. Usulan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat, berdasarkan keputusan musyawarah BPD.:

2. Usulan pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat berdasarkan keputusan musyawarah BPD yang dihadiri oleh (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD.

3. Pengesahan pemberhentian kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usulan pemberhentian diterima.

4. Setelah dilakukan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa. Pasal 43

1. Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap.

2. Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 44

Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

Pasal 45

1. Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) dan Pasal 44 setelah melalui proses peradilan, ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Bupati harus merehabilitasi dan/atau mengangktifkan kembali Kepala Desa yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.

2. Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Bupati hanya merehabilitasi kepala desa yang bersangkutan.

Pasal 46

Apabila Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) dan Pasal 44, Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 47

Apabila Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dan Pasal 44 Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan tugas pokok menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 48

1. Tindakan penyidikan terhadap Kepala Desa, dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati.

2. Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan.b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.

3. Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati paling lama 3 hari.

BAB XPENJABAT KEPALA DESAPasal 491. Penjabat Kepala Desa adalah Sekretaris Desa yang bersangkutan atau perangkat Desa lainnya yang diusulkan kepada Bupati melalui Camat berdasarkan hasil musyawarah BPD.

2. Pengusulan pengesahan pengangkatan Penjabat Kepala Desa oleh BPD kepada Bupati sebagaimana dimaksud ayat (1) disertai dengan lampiran Berita Acara hasil musyawarah BPD.

3. Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud Ayat (1) pasal ini, paling lama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkan

4. Penjabat Kepala Desa diambil sumpah / janji dan dilantik oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk

5. Tugas, Fungsi, wewenang dan tanggung jawab Penjabat Kepala Desa sama dengan tugas, fungsi wewenang dan tanggung jawab Kepala Desa

BAB XIKETENTUAN PERALIHANPasal 50Kepala Desa yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini tetap menjalankan tugasnya sampai berakhir masa jabatannya.

BAB XIIKETENTUAN PENUTUPPasal 511. Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 16 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan/Keputusan Bupati

Pasal 52

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar supaya setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng.

Ditetapkan di WatansoppengPada tanggal

BUPATI SOPPENG,

H. ANDI SOETOMO

PENJELASANATASPERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENGNOMOR 06 TAHUN 2006

TENTANGTATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

I.UMUMDesa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat di Desa maka dibentuk Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Badan Permusyawaratan Desa untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyangkut Pemerintahan Desa.Sehubungan pengangkatan Kepala Desa diperlukan adanya Pedoman Umum Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa yang mengatur mulai mekanisme Pencalonan sampai kepada mekanisme pemberhentian Kepala Desa.Dengan demikian untuk mewujudkan harapan tersebut di atas, maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa untuk dijadikan Pedoman dan Landasan Hukum kepada masing-masing Desa.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup JelasPasal 2Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 3Yang dimaksud dengan laporan akhir masa jabatan adalah laporan penyelenggaraan pemerintahan desa.. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa disampaikan kepada Bupati/Walikota dan BPD selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.Pasal 4Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dPanitia dengan jumlah ganjil dimaksudkan untuk menghindari jumlah suara yang sama pada saat pengambilan keputusan melalui cara voting, perihal jumlah anggota disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa.Huruf eCukup jelasHuruf fCukup JelasHuruf gCukup jelasHuruf hYang dimaksud dengan tokoh masyarakat adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan pemuka-pemuka masyarakat lainnyaPasal 5Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasHuruf eCukup JelasHuruf fCukup JelasHuruf gCukup JelasHuruf hCukup JelasHuruf iCukup JelasHuruf jCukup JelasHuruf kCukup JelasHuruf lCukup JelasHuruf mCukup JelasHuruf nCukup JelasHuruf oCukup JelasHuruf pCukup JelasHuruf qCukup JelasHuruf rCukup JelasHuruf sCukup JelasHuruf tCukup JelasPasal 6Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasPasal 7Ayat (1)Cukup Jelas

Ayat (2)Cukup JelasPasal 8Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasPasal 9Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 10Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasPasal 11Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasAyat (7)Cukup JelasAyat (8)Cukup JelasAyat (9)Cukup JelasAyat (10)Cukup JelasPasal 12Ayat (1)Huruf aYang dimaksud dengan bertakwa dalam ketentuan ini dalam arti taat menjalankan kewajiban agamanya.Huruf bYang dimaksud dengan setia adalah tidak pernah terlibat gerakan sparatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Yang dimaksud dengan setia kepada Pemerintah adalah yang mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Huruf cCukup Jelas

Huruf dCukup JelasHuruf eCukup JelasHuruf f Yang dimaksud dengan penduduk desa setempat adalah penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Desa bersangkutan atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai penduduk desa bersangkutan Huruf gCukup JelasHuruf hCukup Jelas

Huruf iYang dimaksud dengan masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun adalah masa jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.Yang dimaksud dengan dua kali masa jabatan adalah seseorang yang menjabat sebagai Kepala Desa selama dua kali masa jabatan baik secara berturut-turut maupun tidak.Huruf jCukup JelasHuruf kCukup JelasHuruf lCukup JelasHuruf mCukup JelasAyat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan Pejabat yang berwenang adalah Pejabat pembina kepegawaian kabupaten dalam hal ini Bupati bagi PNS, dan pimpinan BUMN/BUMD. Huruf bCukup JelasPasal 13Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasPasal 14Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasHuruf eCukup JelasHuruf fCukup JelasHuruf gCukup JelasHuruf hCukup Jelas

Pasal 15Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasPasal 16Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Yang dimaksud dengan penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan yang meliputi pengetahuan umum dan kepemimpinan bakal calon baik secara tertulis maupun wawancara. Pasal 17Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasPasal 18Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasPasal 19Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasAyat (7)Cukup JelasAyat (8)Cukup JelasAyat (9)Cukup JelasAyat (10)Cukup JelasAyat (11)Cukup JelasPasal 20Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasHuruf eCukup JelasHuruf fCukup JelasPasal 21Pencabutan Status sebagai Calon dilakukan setelah diberikan Peringatan sebanyak 3 (tiga)kali dan diputuskan dalam Rapat Panitia Pemilihan untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara.Pasal 22Cukup JelasPasal 23Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)KPPS terdiri dari 1 (satu) orang Ketua 1 (satu) orang Sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota Ayat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasAyat (7)Cukup JelasAyat (8)Cukup JelasPasal 24Ayat (1)Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasPasal 25Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 26Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 27Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasPasal 28Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasHuruf eCukup JelasPasal 29Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasPasal 30Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasPasal 31Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasPasal 32Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasPasal 33Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasPasal 34Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasAyat (6)Cukup JelasPasal 35Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 36Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 37Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup Jelas

Ayat (6)Cukup JelasPasal 38Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasPasal 39Cukup JelasPasal 40Cukup JelasPasal 41Huruf aCukup JelasHuruf bCukup JelasHuruf cCukup JelasPasal 42Ayat (1)Huruf aCukup JelasHuruf bTidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan dan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan, tidak termasuk dalam rangka melaksanakan tugas dalam rangka kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan.Huruf cCukup JelasHuruf dCukup JelasHuruf ePernyataan melanggar sumpah/janji jabatan ditetapkan dengan Keputusan PengadilanHuruf fCukup JelasHuruf gCukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasPasal 43Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 44Cukup Jelas

Pasal 45Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 46Cukup JelasPasal 47Cukup JelasPasal 48Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Huruf aCukup JelasHuruf b Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasPasal 49Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Cukup JelasAyat (4)Cukup JelasAyat (5)Cukup JelasPasal 50Cukup JelasPasal 51Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasPasal 52Cukup Jelas