percobaan vi
TRANSCRIPT
PERCOBAAN VI
ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT
I. Tujuan Percobaan
Mempelajari cara isolasi kurkumin dari kunyit
II. Tinjauan Pustaka
Kunyit (Curcuma Domestika) Kunyit merupakan tanaman obat
berupa semak dan bersifat tahunan(perenial) yang tersebar di seluruh daerah
tropis. Tanaman ini banyakdibudidayakan di Asia Selatan khususnya India,
Cina, Taiwan, Indonesia (Jawa)dan Filipina. Tanaman ini tumbuh bercabang
dengan tinggi 40 - 100 cm. Batangmerupakan batang semu, tegak, bulat
membentuk rimpang dengan warna hijaukekuningan dan mempunyai
pelepah daun . Kulit luar rimpang berwarna jinggakecoklatan dan daging
buah merah jingga kekuning-kuningan. Tanaman kunyitsiap dipanen pada
umur 8-18 bulan, dimana saat panen terbaik adalah pada umurtanaman 11-
12 bulan (Rismunandar, 1994).
Rimpang kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8%
protein,vitamin C dan mineral kandungan kalium dalam rimpang kunyit
cukup tinggi(Rismunandar, 1998), 1,3-5,5% minyak atsiri yang terdiri 60%
ketonseskuiterpen, 25% zingiberina dan 25% kurkumin berserta turunannya.
Keton Seskuiterpen yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah tumeron dan
antumeron,sedangkan kurkumin dalam rimpang kunyit meliputi kurkumin
(diferuloilmetana), dimetoksikurkumin (hidroksisinamoil feruloilmetan),
dan bisdemetoksi-kurkumin(hidroksisinamoil metana) (Stahl, 1985).
Kurkumin termasuk salah satu kelompok poliketida yang terdapat
pada kunyit. Kurkumin pada kunyit selain berperan memberikan warna
kuning pada kunyit, juga berperan sebagai antioksidan dan antimikroba.
Dengan peranannya tersebut, kunyit digunakan untuk penanggulangan berbagai
penyakit baik penyakit degenerative maupun penyakit non degenerative (Tim
Dosen Kimia Bahan Alam, 2013).
Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6 (BM = 368). Sifat
kimiakurkumin yang menarik adalah sifat perubahan warna akibat perubahan
pHlingkungan. Kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga pada suasana
asam,sedangkan dalam suasana basa berwarna merah. Kurkumin dalam suasana
basaatau pada lingkungan pH 8,5-10,0 dalam waktu yang relatif lama
dapatmengalami proses disosiasi, kurkumin mengalami degradasi membentuk
asamferulat dan feruloilmetan. Warna kuning coklat feruloilmetan akan
mempengaruhiwarna merah dari kurkumin yang seharusnya terjadi. Sifat
kurkumin lain yangpenting adalah kestabilannya terhadap cahaya (Tonnesen,
1985; Van der Good,1997).
Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut(Wahyuni, 2004):
Berat molekul : 368.37 (C = 68,47 %; H = 5,47 %; O = 26,06 %)
Warna : Light yellow
Melting point : 183ºC
Larut dalam alkohol dan asam asetat glasial
Rumus struktur kurkumin adalah sebagai berikut:
Kurkumin atau diferuloimetana pertama kali diisolasi pada tahun
1815.Kemudian tahun 1910, kurkumin didapatkan berbentuk kristal dan bisa
dilarutkantahun 1913. Kurkumin tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam
etanol danaseton (Joe dkk., 2004; Chattopadhyay dkk., 2004; Araujo dan Leon,
2001).
Ekstraksi Senyawa Aktif Salah satu cara pengambilan kurkumin dari
rimpangnya adalah dengan caraekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode
pemisahan berdasarkanperbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat
didefinisikan sebagai prosespemisahan dan isolasi dari zat padat atau zat cair.
Dalam hal ini fraksi padat yangdiinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent),
sedangkan fraksi padat lainnyatidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi
sempurna jika solut dipisahkandari pelarutnya, misalnya dengan cara
distilasi/penguapan (Wahyuni, 2004)
Alat Spektronik 20 adalah suatu alat yang mempunyai rentang panjang
gelombang dari 340 nm sampai 600 nm. Alat ini hanya dapat mengukur
absorbansi dengan sampel larutan yang berwarna. Sehingga apabila didapatkan
sampel yang tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan sehingga
sampel itu dapat berwarna. Larutan yang berwarna dalam tabung reaksi khusus
dimasukan ke tempat cuplikan dan absorbansi atau persen transmitansi dapat
dibaca pada sekala pembacaan. Sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan
sebagai berikut: sumber cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar
polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang
mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi
oleh foto detektor (Underwood, 1986).
III.Alat dan Bahan
III.1. Alat
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Corong kaca
3. Neraca analitik
4. Spektronik 20
5. Alat shaker
6. Tabung reaksi
7. Kuvet
8. Pipet tetes
9. Labu ukur 25 mL
10. Gelas ukur 10 mL
11. Botol semprot
12. Stopwatch
III.2. Bahan
1. Kunnyit bubuk
2. Etanol 95%
3. Kertas saring
4. Aluminium foil
5. Tissue
IV. Prosedur Kerja
1. Menimbang kunyit yang sudah berbentuk bubuk sebanyak 5 gr.
Kemudian memasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml dan
menambahkannya dengan etanol 95 % sebanyak 50 ml.
2. Kemudian mengocok campuran selama 2 jam dengan mesin kocok
agitasi, kemudian menyaring dan menampung filtratnya.
3. Mengurkur serapan filtrate yang didapatkan pada gelombang antara 400
nm sampai 700 nm dan menentukan panjang gelombang maksimumnya.
4. Menentukan kadarnya dengan menggunakan persamaan :
C= A2,45 x b
Dimana :
C = konsentrasi (g/100 ml)
A = absorbans pada panjang gelombang maksimum
b = tebal kuvet
V. Hasil Pengamatan
5.1. Hasil
No Panjang gelombang (λ) Absorbansi (A)
1. 400 0,065
2. 410 0,024
3. 420 0,050
4. 430 0,059
5. 440 0,043
6. 450 0,085
7. 460 0,078
8. 470 0,047
9. 480 0,019
10. 490 0,016
11. 500 0,027
12. 510 0,098
13. 520 0,093
14. 530 -0,011
Grafik hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang
5.2. Analisa Data
C= A2,45 x b
Dimana :
C = konsentrasi (g/100 ml)
A = absorbans pada panjang gelombang maksimum
b = tebal kuvet
Dik : λ maks = 510 nm
A maks = 0,098
Dit: Kadar Kurkumin = .....?
Jawab.
Kadar kurkumin :
C= 0,0982,45 x 0,1
= 0,4 g/100ml
Panjang Gelombang
Absorbansi
Absorbansi Tertinggi
5.3. Pembahasan
Kurkumin termasuk salah satu kelompok poliketida yang terdapat
pada kunyit. Kurkumin pada kunyit selain berperan memberikan warna
kuning pada kunyit, juga berperan sebagai antioksidan dan antimikroba.
Dengan peranannya tersebut, kunyit digunakan untuk penanggulangan
berbagai penyakit baik penyakit degenerative maupun penyakit non
degenerative. Pada percobaan ini akan dipelajari cara isolasi kurkumin dari
kunyit.
Kunyit yang digukan pada percobaan ini berupa kunyit bubuk hal
ini bertujuan agar lebih mudah larut dengan pelarut. Hal ini karena semakin
halus serbuk, maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak terjadi
kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk
dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi selain itu
untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar,
jadi laju reaksi libih cepat berjalan. Selanjutnya menambahkan bubuk kunyit
dengan etanol. Ekstraksi ini menggunakan pelarut etanol 96% karena
konsentrasi ini sangat tepat untuk menyerap senyawa kurkumin dalam
kunyit. Etanol digunakan karena baik kurkumin maupun etanol memiliki
kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga etanol mampu melarutkan
kurkumin.
Kemudian mengocok campuran selama 2 jam, yang bertujuan agar
senyawa kurkumin yang terkandung dapat larut secara sempurna dalam
etanol, sebab jika semakan besar tumbukan antara pelarut dengan zat yang
akan dilarutkan maka akan semakin besar zat terlaru yang terbawa ke
pelarutnya akibat tumbukan yang terjadi tersebut. Selanjutnya dilakukan
penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan antara filtrat yang
mengandung kurkumin dengan ampas yang mengandung zat – zat lain.
Selanjutnya mengukur absorbansi kurkumin pada panjanga
gelombang antara 400 nm – 700 nm menggunakan spektronik 20. Adapun
prinsip kerja dari spektronik 20 yaitu adanya interaksi antara materi dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu, sumber cahaya berupa
lampu tungsen akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati
pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang monokromatik dilewatkan
ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh foto detektor.
Pelarut etanol digunakan sebagai larutan blanko untuk mengkalibrasi nilai
absorban pada spektronik 20. Serapan kurkumin dihitung pada panjang
gelombang antara 400 nm sampai 530 nm. Hasil yang diperoleh pada
panjang gelombang 400 nmA = 0,065, 410 nm A =0,024, 420 nm A =
0,050, 430 nm A = 0,059, 440 nm A = 0,043, 450 nm A = 0,085, 460 nm A
= 0,078, 470 nm A = 0,047, 480 nm A = 0,019, 490 nm A = 0,016, 500 nm
A = 0,027, 510 nm A = 0,098, 520 nm A = 0,093, 530 nm A = -0,011. Dari
data tersebut diperoleh absorbansi (A) maksimum adalah 0,098 pada
panjang gelombang 510nm. Sehingga kadar kurkumin yang diperoleh dari
hasil perhitungan adalah 0,4 g/100ml.
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kurkumin termasuk salah satu kelompok poliketida yang terdapat pada
kunyit. Kurkumin pada kunyit selain berperan memberikan warna kuning
pada kunyit, juga berperan sebagai antioksidan dan antimikroba. Dengan
peranannya tersebut, kunyit digunakan untuk penanggulangan berbagai
penyakit baik penyakit degenerative maupun penyakit non degenerative
2. Hasil absorbansi yang diperoleh pada panjang gelombang 400 nmA =
0,065, 410 nm A =0,024, 420 nm A = 0,050, 430 nm A = 0,059, 440 nm
A = 0,043, 450 nm A = 0,085, 460 nm A = 0,078, 470 nm A = 0,047,
480 nm A = 0,019, 490 nm A = 0,016, 500 nm A = 0,027, 510 nm A =
0,098, 520 nm A = 0,093, 530 nm A = -0,011.
3. Absorbansi (A) maksimum adalah 0,098 pada panjang gelombang
510nm. Sehingga kadar kurkumin yang diperoleh dari hasil perhitungan
adalah 0,4 g/100ml.
Daftar Pustaka
Asghari G.A. Mostajeran and M. Shebli, 2009, Curcuminoid and essential oil
components of turmeric at different stages of growth cultivated in,
School of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Isfahan University
of Medical Sciences, Isfahan, IR.Iran.
Brian. 1993. Vogel Text Book Of Practical Organic Chemistry 5th Edition.
London: Longman Group VR
Brown, H.K. 1995. Organic Chemistry. Saunder College Publishing.
Philadelphia, New York
Khamdinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyono. 2008. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahayu, Hertik DI. 2010. Pengaruh Pelarut yang Digunakan Terhadap Optimasi
Ekstraksi Kurkumin Pada Kunyit (Curcuma domestica Vahl.)
Rohman, Abdul dan Ibnu Gholib G. 2006. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Tim Dosen KBA. 2013. Penuntuk Praktikum Kimia Bahan Alam. FMIPA
UNTAD. Palu
Trully, M.S.P dan Kris H.T. 2006. Pengaruh Penambahan Asam Terhadap
Aktivitas Antioksidan Kurkumin. BSS_194_1
Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Wahyuni, dkk. 2004. Ekstraksi Kurkumin dari Kunyit. Prosiding Seminar
Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 2004 ISSN : 1411-4216
.