percobaan farmasi fisika

Upload: indah-wulan-adjah

Post on 09-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

koloid dan sifat-sifatnya

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    1/14

    LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

    PERCOBAAN V

    DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA

    OLEH :

    NAMA : WD. INDAH WULAN H. H.

    NIM : F1F1 13 058

    KELOMPOK : IV

    KELAS : B

    ASISTEN : SARLAN, S.Si

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2014

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    2/14

    DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA

    A.

    TUJUAN

    Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang sifat-

    sifat larutan koloid.

    B. LANDASAN TEORI

    Koloid adalah sistem dispersi. Sistem dispersi atau sistem sebaran adalah

    suatu sistem yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat lain. Zat

    yang terbagi atau didispersikan disebut sebagai fase terdispersi. Dispersi halus atau

    koloid merupakan sistem dua fase yang ketercampurannya berada di antara homogen

    dan heterogen, agak keruh serta memiliki diameter partikel 10-7

    cm (Sumardjo, 2006).

    Teori dan teknologi sistem dispersi perlu dimengerti oleh ahli farmasi.

    Walaupun aspek kuantitatif dari subjek ini tidak berkembang sebaik asek kuantitatif

    dari kimia mikromolekul, namun teori yang dapat dikemukakan dalam bidang kimia

    koloid membantu sekali dalam usaha menyelesaikan masalah yang timbul pada

    penyiapan dan peracikan emulsi, suspensi, salep, serbuk dan bentuk sediaan kompresi

    (tablet). Pengetahuan gejala antarmuka dan diketahuinya sifat-sifat koloid dan

    partikel-partikel kecil merupakan dasar untuk mengerti sifat dispersi farmasetik.

    Sistem koloid dapat digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan interaksi

    partikel-partikel, molekul-molekul dari medium dispersi. Koloid liofilik, yatu suatu

    sistim yang mengandung partikel-partikel koloid yang banyak berinteraksi dengan

    medium dispersi dikenal sebagai koloida liofilik (suka-pelarut). Karena afinitasnya

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    3/14

    terhadap medium dispersi, bahan-bahan terseut membentuk dispersi koloid, atau sol,

    dengan relatif mudah. Koloid liofobik yaitu suatu koloid yang tersusun dari bahan

    yang jika ada mempunyai tarik-menarik kecil terhadap medium dispersi. Golongan

    ini disebut koloida liofobik (benci pelarut) dan dapat diramalkan sifatnya berbeda

    dengan koloida liofilik (Martin dkk, 2008).

    Setiap zat baik berbentuk padat, cair maupun gas tersusun dari partikel-

    partikel yang mempunyai kecenderungan selalu bergetar. Sifat bergetar partikel-

    partikel zat tergantung pada jarak partikel pada zat sangat berbeda dari ketiga jenis

    zat seperti yang telah disebutkan di atas. Jarak antar partikel pada zat padat sangat

    dekat; jarak partikel pada zat fluida lebih jauh dibandingkan dengan jarak antar

    partikel pada zat padat; sedangkan pada gas, jarak antar partikel berjauhan. Hal inilah

    yang menyebabkan gaya tarikmenarik antar partikel atau kohesi pada zat padat lebih

    besar daripada kohesi zat cair. Karena itu gerak partikel-partikel pada zat padat sangat

    terbatas, dan hanya bergetar pada tempat tertentu. Dalam satuan SI, konduktivitas

    listrik diukur dalam siemens per meter. Bila menyangkut fluida, konduktivitas

    elektrolit diperoleh dari perbandingan kerapatan arus terhadap kuat medan listrik

    (Halauddin, 2006).

    Tegangan permukaan () suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya

    kerja yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan per satu satuan luas.

    Pada satuan cgs, dinyatakan dalam erg cm atau dyne cm,sedangkan dalam satuan

    SI, dinyatakn dalam Nm . Molekul yang ada di dalam cairan akan mengalami gaya

    tarik menarik (gaya Van der Waals) yang sama besarnya ke segala arah. Namun,

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    4/14

    molekul pada permukaan cairan akan mengalami resultan gaya yang mengarah ke

    dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi molekul di atas permukaan dan

    akibatnya luas permukaan cairan cenderung untuk menyusut (Tang, 2011).

    Partikel koloid merupakan partikel diskrit yang terdapat dalam suspensi air

    baku, dan partikel inilah yang merupakan penyebab utama kekeruhan. Stabilitas

    koloid tergantung pada ukuran koloid serta muatan elektrik yang dipengaruhi oleh

    kandungan kimia pada koloid dan pada media dispersi (seperti kekuatan ion, pH dan

    kandungan organik dalam air) (Rachmawati, 2009).

    Kekeruhan (turbidity) adalah keadaan dimana transparansi suatu zat cair

    berkurang akibat kehadiran zat-zat tak-terlarut (ISO, 1999). Untuk mengetahui

    tingkat kekeruhan air (turbiditas) digunakan alat ukur yang disebut turbidimeter.

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat di bidang

    elektronika dan instrumentasi telah memungkinkan diciptakannya alat-alat ukur yang

    bekerja secara digital. Model desain alat ukur tingkat kekeruhan zat cair ini

    menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sensor fototransistor

    pada posisi 90o terhadap cahaya yang datang dari LED (disebut metode

    Nephelometer), dimana standar yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan

    air adalah NTU (Nephelometric Turbidity Units), dan menampilkan hasil

    pengukurannya pada LCD karakter 2x16. Dengan menggunakan prinsip hamburan

    cahaya. Cahaya dilewatkan melalui suatu zat cair, maka ada sebagian energi foton

    cahaya itu yang diserap dan sebagian lagi dihamburkan oleh partikel-partikel

    tersuspensi yang berada di jalur lintasan cahaya tersebut. Oleh sebab itu, metode

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    5/14

    pengukuran tingkat kekeruhan zat cairpun dibedakan menurut intensitas cahaya mana

    yang diukur: cahaya yang diteruskan (transmitted), cahaya yang dihamburkan

    (scattered), atau kedua-duanya (Hendrizon, 2012).

    Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan pemilihan

    minyak goreng didasarkan pada minyak goreng yang stabil akan proses hidrolisis,

    oksidasi, dan polimerisasi akibat pemanasan selama penggorengan. Minyak yang

    demikian dicirikan dengan tingginya kandungan asam oleat (lebih dipilih yang

    berkisar 50-65%) dan rendahnya kandungan asam linoleat (lebih dipilih yang berkisar

    20-30%) serta mengandung sedikit asam linolenat (Kapitan, 2013).

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    6/14

    C. ALAT DAN BAHAN

    1.

    ALAT

    Alat yang digunakan dari percobaan ini adalah :

    a. Timbangan

    b. Gelas Kimia

    c. Labu Takar

    d. Pipa Kapiler

    e. Piknometer

    f. Pipet Tetes

    2. BAHAN

    Bahan yang digunakan dari percobaan ini adalah :

    a. Akuades

    b. Detergen

    c. Minyak Goreng

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    7/14

    D. PROSEDUR KERJA

    Dicatat hasilnya

    Diulangi prosedur di atas dengan mengganti air

    den an cam uran air-min ak

    Detergen

    Ditimbang masing-masing 1 g, 2 g, 3 gram

    dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml

    1 g detergen

    Dlm Lb Tk 1

    2 g detergen

    Dlm Lb Tk 2

    3 g detergen

    Dlm Lb Tk 3

    Diencerkan sampai tanda

    Larutan detergen

    1% Dlm Lb Tk 1

    Larutan detergen

    2% Dlm Lb Tk 2

    3 g detergen

    Dlm Lb Tk 3

    Dimasukkan ke dalam piknometer dan

    gelas kimia

    Larutan detergen

    Dlm gls kimia

    Larutan detergen

    Dlm piknometer

    Diukur kenaikan cairan

    dengan pipa kapiler

    Diukur beratnya dengan timbangan

    analitik

    Hasil Pengamatan .?

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    8/14

    E. HASIL PENGAMATAN

    1.

    TABEL PENGAMATAN

    BERAT PIKNOMETER

    KOSONG (gram)

    BERAT PIKNOMETER

    + CAIRAN (gram)

    BERAT CAIRAN

    (gram)

    20.26 45.92 25.66

    19.73 45.9 26.17

    20.5 47.68 27.18

    20.35 46.93 26.58

    massajenis TINGGI CAIRAN (m) Tegangan permukaan

    1.0264 0.019 0.61235024

    1.0468 0.022 0.72312944

    1.0872 0.023 0.78517584

    1.0632 0.042 1.40214816

    2. GRAFIK

    0

    0.5

    1

    1.5

    0 1 2 3 4

    teganganpermukaan

    konsentrasi

    hubungan konsentrasi dengantegangan permukaan

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    9/14

    1.02

    1.03

    1.04

    1.05

    1.06

    1.07

    1.08

    1.09

    1.1

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

    massajenis

    konsentrasi

    hubugan konsentrasi dengan

    massa jenis

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    10/14

    F. PEMBAHASAN

    Koloid merupakan suatu sistem dispersi antara larutan dan suspensi.

    Campuran homogen adalah campuran yang meiliki sifat yang sama pada setiap

    bagian campuran zat tersebut, contohnya larutan gula. Sedangkan campuran

    heterogen sendiri adalah campuran yang memilki sifat tidak sama pada setiap bagian

    campuran, contohnya air dan minyak. Sifat-sifat koloid antara lain efek Tyndall,

    gerakBrown, bermuatan, adsorpsi, dan koagulasi.

    Prinsip percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat koloid, yaitu dengan

    mengetahui bagaimana tegangan permukaan dan massa jenisnya. Sampel pada

    percobaan ini adalah dua jenis zat yang mempunyai perbedaan sifat, yaitu air dan

    deterjen. Air merupakan senyawa polar yang mengandung unsur H dan O, sedangkan

    deterjen merupakan suatu zat pembersih yang biasa digunakan untuk keperluan

    sehari-hari. Deterjen dapat digolongkan sebagai senyawa yang bersifat hidrofobik dan

    hidrofilik karena deterjen dapat bercampur dengan air dan juga minyak.

    Hal pertama yang dilakukan adalah membuat larutan deterjen dengan

    konsentrasi 1%, 2%, dan 3%. Setelah itu, dilarutkan dengan akuades dan dimasukkan

    kedalam piknometer. Penggunaan piknometer ini yaitu untuk mengetahui densitas

    cairan yang kemudian dapat diketahui nilai tegangan permukaannya. Tegangan

    permukaan adalah gaya yang bekerja pada suatu permukaan cairan yang menghalangi

    ekspansi cairan tersebut. Tegangan permukaan disebabkan oleh gaya tarik menarik

    yang tidak seimbang pada antarmuka (interfaces) cairan. Hal ini dipengaruhi oleh

    adanya gaya kohesi antara molekul air. Untuk mengetahui adanya gaya ini, dapat

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    11/14

    digunakan suatu metode dimana terjadi kenaikan cairan biasa dalam suatu kapiler.

    Berdasarkan data dari percobaan ini bahwa hubungan konsentrasi dengan tegangan

    permukaan yaitu semakin besar tegangan permukaan maka akan semakin bertambah

    konsetrasinya. Hal ini, berbeda dari teori yang ada karena dengan adanya detergen

    bisa mengurangi tegangan permukaan sehingga konsentrasinya bertambah.

    Selain tegangan permukaan, yang perlu diketahui yaitu hubungan konsentrasi

    dengan massa jenisnya. Berdasarkan dari data grafik bahwa konsentrasi berbanding

    lurus dengan massa jenisnya. Semakin tinggi konsentrasi detergen maka massa

    jenisnya juga akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan air yang ditambah dengan isi

    menjadi lebih berat. Tetapi pada keadaan tertentu, hal ini tidak berlaku karena pada

    keadaan tertentu bila konsentrasi yang tinggi sekali maka massa jenisnya akan turun

    karena kelarutan yang tidak terlalu baik.

    Selanjutnya, tinggi kenaikan cairan pada pipa kapiler. Larutan deterjen dengan

    konsentrasi yang berbeda tinggi kenaikan cairan pada pipa kapilernya juga berbeda,

    dimana semakin tinggi konsentrasinya semakin tinggi pula kenaikannya pada pipa

    kapiler tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu

    cairan adalah adanya zat terlarut, dimana zat terlarut tersebut dapat menaikkan

    tegangan permukaan suatu cairan. Sehingga pada campuran tersebut mengandung

    banyak zat-zat terlarut dan dapat menurunkan tegangan permukaan.

    Sifat-sifat adsorpsi dari koloid sering diterapkan dalam analisis, misalnya

    pendeteksian secara kualitatif dan penentuan secara kolorimetri terhadap beberapa

    unsur radikal dengan banyak macam reagensia organik seperti magnesium dengan

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    12/14

    kuning Titan. Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak

    mengiritasi karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan protein yang

    dapat mengikat obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa bahan alam

    membentuk dispersi koloid dapat digunakan untuk membuat system bentuk sediaan

    obat. Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi

    koloid.

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    13/14

    G. KESIMPULAN

    Dari percobaan dispersi koloid dan sifat-sifatnya dapat disimpulkan bahwa

    hubungan konsentrasi dengan tegangan permukaan yaitu semakin besar tegangan

    permukaan maka akan semakin bertambah konsentrasi detergen. Sedangkan

    hubungan konsentrasi dengan massa jenis adalah berbanding lurus yaitu semakin

    tinggi konsentrasi detergen maka akan semakin besar massa jenisnya.

  • 5/19/2018 Percobaan farmasi fisika

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Halauddin, 2006, Pengukuran Konduktivitas Termal Bata Merah Pejal, JurnalGradien, Vol. 2 (2), Universitas Bengkulu.

    Hendrizon Y. dan Wildian, 2012, Rancang Bangun Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Zat

    Cair Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Fototransistordan Penampil LCD,Jurnal Fisika Unand, Vol. (1), Universitas Andalas.

    Kapitan O. B., 2013, Analisis Kandungan Asam Lemak Trans (Trans Fat) Dalam

    Minyak Bekas Penggorengan Jajanan di Pinggir Jalan Kota Kupang, JurnalKimia Terapan, Vol. 1 (1), Universitas Nusa Cendana Kupang.

    Martin A., James S. dan Arthur C., 2008, Farmasi Fisik,edisi ketiga jilid 2, PenerbitUniversitas Indonesia, Jakarta.

    Rachmawati S. W., Iswanto B. dan Winarni, 2009, Pengaruh pH pada Proses

    Koagulasi dengan Koagulan Aluminium Sulfat dan Ferri Klorida, JurnalTeknologi Lingkungan, Vol. 5 (2), ISSN: 1829-6572, Indomas Mulia Jakarta.

    Sumardjo D., 2006,Pengantar Kimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Tang M. dan Veinardi S., 2011, Pengaruh Penambahan Pelarut Organik Terhadap

    Tegangan Permukaan Larutan Sabun, Prosiding Simposium Nasional Inovasi

    Pembelajaran dan Sains, Bandung.