percobaan elektrolisis
TRANSCRIPT
Percobaan Elektrolisis
DISUSUN OLEH:XII IPA 6
Diah Ayu CesariniDona CahyantiHilmy FauzanJati Kuncoro
Rina Wahyu Andani
SMA NEGERI 1 PACITAN2014/2015
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIAUJI ELEKTROLISIS
Topik : Elektrolisis
Tujuan Praktikum : Mengamati peristiwa elektrolisis
Tanggal Praktikum : Senin, 17 November 2014
Waktu Praktikum : 11.00 – 13.00 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia SMAN 1 Pacitan
Dasar Teori :
A. Susunan Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis, reaksi
kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik
(arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Sel elektrolisis terdiri dari
sebuah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron (listrik) memasuki
sel elektrolisis melalui kutub negatif (katoda) spesi tertentu dalam larutan menyerap
elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu spesi lain melepas elektron di
anoda dan mengalami oksidasi. Jadi, sama seperti sel volta, reaksi di katoda adlah reduksi,
sedangkan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan tetapi, muatan elektrode nya berbeda.
Pada sel volta, katoda bermuatan positif sedangkan anoda beruatan negatif pada sel
elektrolisis katoda bermuatan negatif, sedangkan anoda bermuatan positif.
B. Reaksi – reaksi elektrolisis
a. Reaksi – reaksi di katoda (reduksi)
Reaksi di katoda bergantung pada jenis kation dalam larutan. Jika kation berasala dari
logam – logam aktif (logam golongan IA, IIA, Al atau Mn), yaitu logam – logam yang
potensial standar redukisnya lebih kecil (lebih negatif darpada air), maka air yang
tereduksi, sebaliknya kation selain yang disebutkan diatas akan terduksi.
b. Reaksi – reaksi di anoda (oksidasi)
Elektrode negatif (katoda) tidak mungkin ikut bereaksi selama elektrolisis karena
logam tidak ada kecenderungan menyerap elektron mementuk ion negatif. Akan
tetapi, elektrode positif (anoda) mungkin saja bereaksi, melepas elektron dan
mengalami oksidasi. Kecuali Pt dan Au, pada umunya logam mempunyai pootensial
oksidasi lebih besar daripada air atau anion sisa asam, oleh karena itu jika anoda tidak
terbuat dari Pt, Au atau grafit (C), maka anoda itu akan teroksidasi. Elektrode Pt, Au
atau grafit (C), digolongkan sebagai elektrode inert atau sukar bereaksi. Jika anoda
terbuat dari elektrode inert maka reaksi anoda bergantung pada jenis anion dalam
larutan. Anion sisa asam oksi mempunyai potensial oksidasi lebih negatif daripada
air.abion – anion seperti itu sukar dioksidasi sehingga air yang teroksidasi. Jika anion
lebih mudah dioksidasi daripada air maka anion itu yang teroksidasi.
Memasang pipa U pada statif.
Mengisi pipa U dengan larutan Na2SO4.
Memasang adaptor pengubah arus AC menjadi
DC
Memasukkan elektrode karbon ke dalam
masing-masing mulut pipa U. Arus negatif
(kabel berwarna hitam) sebagai katoda dan arus
positif (kabel berwarna merah) sebagai anoda.
Menghidupkan adaptor dan mengatur tegangan
listrik.
Alat dan Bahan :
Tabung U
Elektrode karbon dan kabel
Baterai/Adaptor
Jepit buaya
Statif dan klem
Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
Gelas kimia
Pipet tetes
Larutan natrium sulfat ( Na2SO4 ) 1 M
Larutan kalium iodida ( KI ) 1 M
Indikator Phenolftalein ( PP )
Larutan indikator universal
Larutan amilum ( kanji )
Langkah Kerja :
a. Elektrolisis Larutan Na2SO4
1. Memasang alat elektrolisis seperti pada gambar.
(-) C (+)
Lar. Na2SO4
2. Mengamati hasil elektrolisis pada ruang katoda dan anoda.
3. Mengambil larutan dari ruang katoda kemudian diteteskan ke plat tetes.
4. Menguji larutan dengan indikator phenolftalein (PP) dan metil red (MR).
5. Mengambil larutan dari ruang anoda kemudian diteteskan ke plat tetes.
6. Menguji larutan dengan indikator phenolftalein (PP) dan metil red (MR).
b. Elektrolisis Larutan KI.
1. Mencuci pipa U dan elektrode karbon dari sisa larutan Na2SO4.
2. Memasukkan larutan KI pada pipa U sesuai gambar di atas.
3. Melakukan elektrolisis dan mengamati perubahan yang terjadi.
4. Mengambil larutan di sekitar katoda dan anoda dengan pipet tetes dan mempatkan
pada plat tetes.
5. Kemudian menambahkan beberapa tetes indikator phenolftalein (PP).
6. Mengambil larutan di sekitar katoda dan anoda dengan pipet tetes dan mempatkan
pada plat tetes yang berbeda.
7. Kemudian menambahkan beberapa tetes larutan kanji (amilum).
Hasil Pengamatan :
a. Larutan Na2SO4
b. Larutan KI
Analisis Data
Elektrolisis Larutan Na2SO4
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui hasil dari elektrolisis larutan Na2SO4 adalah
munculnya gelembung-gelembung gas pada ruang katoda maupun ruang anoda. Pada ruang
katoda, terjadi reduksi H2O. Sedangkan pada ruang anoda, terjadi oksidasi H2O. Persamaan reaksi
di ruang katoda dan anoda adalah sebagai berikut:
Na+
Larutan Na2SO4 H2O Elektrode : CSO4
2-
Anoda (+) : 2H2O 4H+ + O2 + 4e x1
Katoda (-): 2H2O + 2e H2 + 2OH- x2
=> 2H2O + 4H2O 4H+ + O2 + 2H2 + 4OH-
=> 2H2O O2 + 2H2
Cairan dalam ruang
Perubahan selama elektrolisis
Perubahan setelah + phenolftalein (PP)
Perubahan setelah + metil red
Katoda
Muncul gelembung-gelembung gas
Tidak terjadi perubahan warna larutan
Berubah warna menjadi merah muda
Berubah warna menjadi kuning
Anoda
Muncul gelembung-gelembung gas
Tidak terjadi perubahan warna larutan
Tetap (tidak berubah warna)
Berubah warna menjadi merah
Cairan dalam ruang
Perubahan selama elektrolisis
Perubahan setelah + phenolftalein (PP)
Perubahan setelah + larutan kanji
Katoda
Muncul gelembung-gelembung gas
Tidak terjadi perubahan warna larutan
Berubah warna menjadi merah muda
(Tetap) tidak berubah warna
Anoda
Tidak muncul gelembung-gelembung gas
Larutan berubah warna menjadi kuning
Tetap (tidak berubah warna)
Berubah warna menjadi ungu gelap
Dari reaksi yang terjadi pada ruang katoda, gelembung-gelembung gas yang terbentuk
adalah gas H2. Sedangkan dari reaksi yang terjadi pada ruang anoda, gelembung-gelembung gas
yang terbentuk adalah gas O2.
Pada reaksi tersebut juga menunjukkan bahwa pada ruang katoda menghasilkan ion OH -,
sehingga larutan pada ruang katoda tersebut bersifat basa. Hal ini dapat dibuktikan dengan
meneteskan indikator phenolftalein (PP) dan metil red (MR) pada larutan. Larutan yang diambil
dari ruang katoda berubah warna menjadi merah muda saat ditetesi dengan indikator PP
sedangkan saat ditetesi dengan indikator MR, larutan berubah warna menjadi kuning. Perubahan
warna tersebut menunjukkan larutan pada ruang katoda bersifat basa (pH>7).
Sedangkan pada ruang anoda menunjukkan bahwa larutan menghasilkan ion H+ sehingga
larutan pada ruang anoda tersebut bersifat asam. Hal ini dapat dibuktikan dengan meneteskan
indikator phenolftalein (PP) dan metil red (MR) pada larutan. Larutan yang diambil dari ruang
anoda tidak mengalami perubahan warna saat ditetesi dengan indikator PP sedangkan saat ditetesi
dengan indikator MR, larutan berubah warna menjadi merah. Perubahan warna tersebut
menunjukkan larutan pada ruang anoda bersifat asam (pH<7).
Elektrolisis Larutan KI
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui hasil dari elektrolisis larutan KI adalah munculnya
gelembung-gelembung gas pada ruang katoda dan perubahan warna larutan menjadi kuning pada
ruang anoda. Pada ruang katoda, terjadi reduksi H2O. Sedangkan pada ruang anoda, terjadi
oksidasi I-. Persamaan reaksi di ruang katoda dan anoda adalah sebagai berikut:
K+
Larutan KI H2O Elektrode : CI-
Anoda (+) : 2I-(aq) I2(s) + 2e-
Katoda (-): 2H2O + 2e H2 + 2OH-
=> 2I- + 2H2O I2 + 2OH- + H2
Dari reaksi yang terjadi pada ruang katoda, gelembung-gelembung gas yang terbentuk
adalah gas H2. Akan tetapi, pada ruang anoda tidak terbentuk gas, sehingga tidak menghasilkan
gelembung-gelembung saat dielektrolisis. Perubahan warna kuning yang terjadi di ruang anoda
disebabkan oleh terbentuknya I2 akibat oksidasi I-. Hal ini dibuktikan dengan penetesan larutan
kanji (amilum) pada larutan yang diambil dari ruang anoda. Larutan berubah warna kuning
menjadi ungu gelap.
Pada reaksi tersebut juga menunjukkan bahwa pada ruang katoda menghasilkan ion OH -,
sehingga larutan pada ruang katoda tersebut bersifat basa. Hal ini dibuktikan saat meneteskan
indikator phenolftalein (PP) pada larutan. Larutan yang diambil dari ruang katoda berubah warna
menjadi merah muda saat ditetesi dengan indikator tersebut. Sedangkan larutan yang diambil dari
ruang anoda tidak mengalami perubahan saat ditetesi dengan phenolftalein (PP). Hal ini sesuai
dengan hasil reaksi yang menunjukkan tidak terbentuknya ion H+ maupun OH-.
Pembahasan
Pertanyaan :
a. Elektrolisis larutan Na2SO4
1.Dari perubahan indikator, apa yang dapat disimpulkan :
a. pada ruang katode:
b. pada ruang anode :
2.Jika yang terjadi pada katode adalah hidrogen dan pada anode adalah oksigen, tulislah
persamaan setengah reaksi yang terjadi pada kedua elektrode itu!
b. Elektrolisis larutan KI
1.Zat apakah yang terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
2.Ion-ion apakah yang terdapat di ruang katoda setelah dielektrolisis? Jelaskan!
3.Tuliskan persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :
Katoda :
Anoda :
Jawaban :
a. Elektrolisis larutan Na2SO4
1. Dari perubahan indikator, yang dapat disimpulkan:
a. Pada ruang katode : OH- dengan sifat larutannya adalah basa
2H2O + 2e H2 + 2OH-
b. Pada ruang anode : H+ dengan sifat larutannya adalah asam
2H2O 4H+ + O2 + 4e
2. Persamaan setengah reaksi yang terjadi pada kedua elektrode tersebut adalah:
Na+
Larutan Na2SO4 H2O Elektrode : CSO4
2-
Anoda (+) : 2H2O 4H+ + O2 + 4e x1
Katoda (-): 2H2O + 2e H2 + 2OH- x2
=> 2H2O + 4H2O 4H+ + O2 + 2H2 + 4OH-
=> 2H2O O2 + 2H2
b. Elektrolisis larutan KI
1. Zat yang terbentuk di ruang anoda adalah Iodin (I2) karena I- teroksidasi menjadi I2
dengan persamaan reaksi 2I-(aq) I2(s) + 2e-. Larutan yang berada di ruang anoda
mengalami perubuhan warna dari tidak berwarna (bening) menjadi kuning. Hal ini
juga dibuktikan dengan penetesan amilum. Larutan mengalami perubahan warna dari
warna awal yaitu kuning menjadi ungu gelap.
2. Ion – ion yang terdapat di ruang katoda adalah OH- karena terjadi reduksi air (H2O)
dengan persamaan reaksi : 2H2O (l) + 2e- 2OH-(aq) + H2 (g). Hal ini dibuktikan dengan
adanya perubahan warna larutan menjadi merah muda setelah ditetesi dengan
indikator phenolftalein (PP) yang berarti bahwa larutan bersifat basa dan munculnya
gelembung – gelembung gas yang menandakan terbentuknya gas H2.
3. Persamaan setengah reaksi yang terjadi pada kedua elektrode tersebut adalah:
K+
Larutan KI H2O Elektrode : CI-
Anoda (+) : 2I-(aq) I2(s) + 2e-
Katoda (-): 2H2O + 2e H2 + 2OH-
=> 2I- + 2H2O I2 + 2OH- + H2
Kesimpulan :
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis,
reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi
listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks).
Hasil elektrolisis larutan Na2SO4 adalah munculnya gelembung-gelembung pada ruang
katoda dan anoda. Pada ruang katoda terbentuk H2 dan ion OH- yang menyebabkan
larutan pada ruang katoda bersifat basa. Sedangkan pada ruang anoda terbentuk O2 dan
ion H+ yang menyebabkan larutan pada ruang anoda bersifat asam.
Hasil elektrolisis larutan KI adalah munculnya gelembung – gelembung pada ruang
katoda akibat terbentuknya gas H2 dan perubahan warna kuning pada anoda akibat
terbentuknya I2.
Lampiran
ALAT DAN BAHAN
Statif dan klem Tabung U Pipet
Adaptor, elektrode karbon dan kabel
Tabung reaksi Larutan Na2SO4 1M
Larutan Amilum Indikator MR Indikator PP
Plat tetes Elektrode karbon
LampiranHASIL UJI ELEKTROLISIS
a) Elektrolisis Larutan Na2SO4
Larutan Na2SO4 sebelum dielektrolisis
Larutan Na2SO4 setelah dielektrolisis (katode kiri, anode
kanan)
Hasil larutan dari ruang katoda dan anoda yang telah dicek ph
nya dengan indikator MR dan PP
b) Elektrolisis larutan KI
Larutan KI sebelum dielektrolisis
Larutan KI sesudah dielektrolisis
Hasil larutan dari ruang katoda dan anoda yang telah dicek ph nya dengan indikator PP dan
amilum
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael.2006. KIMIA UNTUK SMA KELAS XII. Jakarta: Erlangga.