percobaan beton

24
PERCOBAAN IV-A KUAT TEKAN MORTAR BETON A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat menerangkan pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan aduk. Kekuatan mekanis semen merupakan pemberian gambaran mengenai kemampuan semen sebagai bahan perekat. Setelah praktikum mahasiswa diharapkan dapat ; a) Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kuat tekan mortar b) Membuat benda uji kekuatan tekan aduk mortar c) Menghitung uji kekuatan tekan aduk mortar B. ALAT dan BAHAN a) Timbangan 0.01 gram b) Spatula c) Pisau d) Compression Apparatus e) Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm f) Alat pengukur Flow (Kaliper) g) Stop Watch h) Gelas ukur dan pipet i) Curing Box j) Container / cawan plastic

Upload: lizhasayang

Post on 22-Oct-2015

186 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

materi test beton

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan Beton

PERCOBAAN IV-A

KUAT TEKAN MORTAR BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat menerangkan pengaruh

kekuatan semen terhadap kekuatan aduk. Kekuatan mekanis semen merupakan pemberian

gambaran mengenai kemampuan semen sebagai bahan perekat. Setelah praktikum mahasiswa

diharapkan dapat ;

a) Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kuat tekan mortar

b) Membuat benda uji kekuatan tekan aduk mortar

c) Menghitung uji kekuatan tekan aduk mortar

B. ALAT dan BAHAN

a) Timbangan 0.01 gram

b) Spatula

c) Pisau

d) Compression Apparatus

e) Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm

f) Alat pengukur Flow (Kaliper)

g) Stop Watch

h) Gelas ukur dan pipet

i) Curing Box

j) Container / cawan plastic

Page 2: Percobaan Beton

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan : ASTM C-109

1. Persiapan pasta

a) Masukkan pasir ke loyang atau wadah adonan sebanyak 3 Liter

b) Masukkan 1 Liter semen yang telah ditimbang beratnya ke wadah adonan.

c) Aduk semen dan pasir sampai rata.

d) Siapkan air sebanyak 50% dari berat semen (FAS: 0,5)

e) Tuangkan air secara perlahan sambil terus diaduk.

f) Aduk adonan secara manual sampai homogen palstis.

2. Pencetakan benda uji

a) pencetakan benja uji dimulai paling lambat 2.5 menit setelah selesai pengadukan

b) 30 detik setelah selesai pengadukan, masukkan mortar kedalam cetakan kubus 5 x 5 x 5

cm. Cetakan diisi dalam dua lapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan alat

penumbuk sebanyak 32 kali dalam kurang waktu lebih 10 detik.

Keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari dua menit

c) Ratakan permukaan mortar kemudian simpan cetakan ditempat yang lembab selama 24

jam

d) Buka cetakan dan rendam mortar sampai mencapai usia tiga atau tujuh hari

Luas bidang tekan A = 5 x 5 = 25 cm2

Apabila gaya tekan mortar benda uji pertama adalah σ1, benda uji kedua σ2 dan benda uji

ke tiga σ3 maka kuat tekan mortar dapat dihitung sebagai :

kg/cm

2

kg/ cm2

D. HASIL PERCOBAAN

No Campuran

Spesi

Luas

Penampang

(cm2)

Berat

(Gram)

Tanggal

Pembuatan

Tanggal

Pengujian

Kuat

Tekan

(ton)

Kokoh

tekan

(kg/cm2)

1. 1 : 3 5 x 5 = 25 260 11 14 3 120

Page 3: Percobaan Beton

2.

3.

cm2 270

270

November

2013

November

2013

3

4

120

160

Keterangan : Bentuk mortar kubus

Catatan :

PC : Semen Tiga Roda 1 Liter (1000 gr)

Pasir : 3 Liter

FAS : 0,5

Air : 500 gr (FAS x Berat Semen)

E. PEMBAHASAN

Perhitungan kuat tekan mortar:

1. Kuat tekan mortar = gaya tekan / luas penampang

a. 3000/25 = 120 kg/cm2

b. 3000/25 = 120 kg/cm2

c. 4000/25 = 160 kg/cm2

Rata-rata kuat tekan =

kg/cm

2

2. Berat isi mortar = berat mortar/volume

a. 260/125 = 2,08

b. 270/125 = 2,16

c. 270/125 = 2,16

Rata-rata berat isi mortar =

gr/cm

3

F. SYARAT DAN KETENTUAN

Berdasarkan PBI 1971 N.I-2 disebutkan bahwa:

1. Menggunakan semen Portland (PC) yang mempunyai waktu pengikatan awal 60-120

menit

2. Air yang digunakan adalah air bersih.

3. Suhu ruangan antara 20 sampai dengan 24C.

Page 4: Percobaan Beton

G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kuat tekan mortar

adalah 133,33 kg/cm2. Hasil tersebut dapat dicapai karena umur mortar tersebut telah

mencapai 3 hari.

H. SARAN

1. Agar mutu semen dapat terjaga supaya diperhatikan penyimpanannya.

2. Dalam mencampur air dalam semen supaya memperhatikan perbandingannya.

3. Usahakan mortar yang dibuat sepadat mungkin sehingga memiliki kekuatan yang baik.

I. LAMPIRAN

1. Data analisa percobaan kuat tekan mortar.

2. Gambar Mortar & Beton

3. Gambar cetakan mortar

4. Compression Apparatus.

Gambar Mortar & Beton

Page 5: Percobaan Beton

Gambar Cetakan Mortar

Compression Apparatus

Page 6: Percobaan Beton

PERCOBAAN IV-B

FAKTOR AIR SEMEN DAN NILAI SLUMP

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menentukan Besarnya Faktor Air Semen

2. Mengukur dan menentukan besarnya nilai Slump

3. Menentukan hubungan FAS dengan nilai Slump

B. ALAT DAN BAHAN

1. Kerucut Abrahms dan perlengkapannya

2. Timbangan

3. Stopwatch

4. Bak pencampur / loyang.

5. Cetok, cangkul / sekop

6. Penggaris

7. Semen

8. Pasir, kerikil dan air

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan : SKSNI M-12-1989-F

a. Menyiapkan semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR.

b. Menentukan faktor air semen dan kita ambil nilai 0,5. Selanjutnya menghitung air untuk

campuran beton dengan perhitungan x berat PC (gram) dikali FAS dengan hasil volume

air (ml).

c. Bahan-bahan campuran tersebut dimasukkan ke dalam bak pencampur. Lalu aduk secara

manual dengan menuangkan Air dan semen terlebih dahulu barulah pasir dan kerikil

dimasukkan sedikit demi sedikit secara berselang-seling sampai homogen.

d. Kemudian bagian dalam kerucut abrams diolesi oli barulah campuran tersebut

dimasukkan ke dalam kerucut abrams secara bertahap sebanyak 3 lapisan. Setiap lapisan

ditusuk dengan batang baja Ф 16mm setinggi 50 cm sebanyak 25 kali setiap lapisan.

Page 7: Percobaan Beton

e. Setelah bidang atas dari kerucut abrams diratakan, adukan dibiarkan selama 30 detik lalu

kerucut diangkat perlahan-lahan secara vertikal. segera dihitung penurunan tinggi

puncak, pengukuran dilakukan di 3 tempat lalu diukur nilai rata-ratanya.

f. Dari hasil percobaan itu dapat dihitung nilai slumpnya yang menunjukkan kekentalan

campuran beton tersebut.

D. HASIL PERCOBAAN

Data percobaan :

a. Perbandingan campuran pada benda uji

PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3

FAS = 0,5 dan Berat Semen = 4.880 gram

Maka jumlah air yang dipakai untuk campuran beton adalah

= FAS berat semen = 0,54.880

= 2440 gr

b. Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat

Nilai pengukuran = 13 cm ; 13,5 cm ; 13 cm untuk 30 detik pertama.

Maka nilai rata-rata penurunan slump-nya

= 3

135,1313 = 13,17 cm

E. SYARAT DAN KETENTUAN

a. Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, pemadatan, jenis

konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulang.

b. Kekentalan tergantung dari beberapa faktor, antara lain : jumlah dan jenis semen, nilai

FAS, jenis dan susunan butiran dari agregat dan penggunaan bahan adiktif.

Page 8: Percobaan Beton

Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I-2 mengenai jumlah semen

minimum dari nilai FAS maksimum

Jumlah semen

min / m3 beton

Jumlah nilai

FAS maksimal

* Beton di dalam ruang bangunan

a. Keadaan keliling non korosif 275 kg 0,6

b. Keadaan keliling korosif

disebabkan oleh kondensasi /

uap korosif

325 kg 0,52

* Beton diluar ruang bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan

terik matahari langsung 325 kg 0,60

b. Terlindung dari hujan dan terik

matahari langsung 275 kg 0,60

* Beton yang masuk kedalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan

kering berganti-ganti 302 kg 0,55

b. Mendapat pengaruh suffat

alkali dari tanah atau air tanah 375 kg 0,52

* Beton yang kontinu berhubungan

dengan air

a. Air tawar 275 kg 0,57

b. Air laut 375 kg 0,52

Tabel IV-B. 2. Jumlah semen dan nilai FAS.

Page 9: Percobaan Beton

Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan slump

beton, yang dijelaskan di bawah ini sesuai PBI 1971.

Posisi penempatan beton dalam

konstruksi

Slump

maksimum (cm)

Slump

minimum (cm)

a. Dinding, plat pondasi, pondasi

telapak bertulang 12,5 5,0

b. Pondasi telapak tidak bertulang

kaison, konstruksi bawah tanah 9,0 2,5

c. Plat, balok kolom, dinding 15,0 7,5

d. Pengerasan jalan 7,5 5,0

e. Pembetonan massal 7,5 2,5

Tabel IV-B. 3. Slump beton.

Untuk maksud tertentu dengan persetujuan pengawas ahli dapat dipakai nilai slump

yang menyimpang tetapi harus terpenuhi syarat yaitu beton dapat dikerjakan dengan baik,

tidak terjadi pemisahan adukan dan mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.

F. PEMBAHASAN

Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:

Semen = 4,88 Kg

Nilai FAS = 0,5

1. Perbandingan campuran beton

PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3

Volume beton = 3 x (15 x 15 x 15) cm

= 10125 cm³

= 0,010125 m³

2. Penggunaan semen/m3 beton = 4,88 kg / 0,010125 m³

= 481,98 kg/m3 beton

Maka penggunaaan semen telah memenuhi syarat minimum /m3 beton.

3. Penurunan nilai slump rata-rata

Page 10: Percobaan Beton

• Dari data pada percobaan diketahui penurunannya sebesar 13,17 cm, sehingga memenuhi

syarat slump maksimum untuk pembuatan plat, balok kolom, dinding menurut PBI 1971 .

G. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan maka diperoleh bahwa nilai dari FAS dan Slump test dari campuran

beton dapat mempengaruhi seberapa besar kekentalan dari campuran beton. Dengan rata-

rata penurunan slump 9,63 cm, dengan nilai tersebut beton dapat digunakan untuk :

a. Plat, balok kolom, dinding

H. SARAN

Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik, harus melakukan pencampuran

dengan perbandingan ukuran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Karena perbandingan

bahan yang berbeda, akan menghasilkan kekuatan beton yang berbeda pula. Selain itu, perlu

dipilih juga bahan-bahan yang memenuhi persyaratan agar menghasilkan beton dengan

kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Dalam proses pengadukan manual sebaiknya memperhatikan teknik pengadukkan agar

campuran beton tercampur homogen. Buatlah adukan berbentuk seperti kawah untuk tempat

penuangan air. Pada saat penuangan air pun sebaiknya sedikit demi sedikit tepat ditengah-

tengah adukan.

I. LAMPIRAN

1. Data analisa faktor air semen dan slump test.

2. Gambar kerucut Abrams

3. Gambar Hasil uji slump test.

Page 11: Percobaan Beton

Gambar Kerucut Abrams

Gambar Hasil Uji Slump Test

Page 12: Percobaan Beton

PERCOBAAN IV-C

KUAT TEKAN BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menentukan:

a). Menerangkan prosedur penentuan kuat tekan beton

b). Membuat dan menguji benda uji beton

c). Menghitung kuat tekan beton

B. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan

2. Bak pecampur/loyang

3. Cetok, cangkul/sekop

4. Penggaris

5. Compression apparatus

6. Mixer beton/ molen

7. Cetakan kubus 3 buah (15 cm x 15 cm x 15 cm)

8. Semen

9. Pasir, split, dan air

10. Vaselin/oli

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan : SKSNI M-12-1989-F

a) Siapkan cetakan beton kubus yang bagian dalamnya telah diolesi vaselin / oli

b) Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan pengisian dlakukan dalam tiga

lapis, tiap lapis kurang lebih 1/3 volume

c) Tusuk setiap lapisan sebanyak 25 kali (menurut ASTM), cara penusukan seperti pada

percobaan slump test hingga lapisan terakhir

d) Ratakan bagian atas cetakan dengan adukan beton tadi dan beri kode kelompok dan

tanggal pembuatan

Page 13: Percobaan Beton

e) Biarkan selama 24 jam setelah itu buka cetakan lalu rendam sampel beton tersebut

kedalam air sampai dengan umur beton yang dikehendaki atau sampai saat akan

dilakukan pengujian kuat tekannya

f) Pengujian kuat tekan pada beton bisa dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21 atau 28 hari,

atau sesuai petunjuk dari pihak laboratorium..

D. HASIL PERCOBAAN

Uji Kuat Tekan Beton Dengan Perbandingan Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3

Berat

(gram)

Ukuran

Contoh

(cm)

Luas

Penampan

g (cm2

)

Tanggal Gaya

tekan

(ton)

Kokoh

tekan

(kg/cm2)

Kokoh

tekan 28

hari

(kg/cm2)

Cor Uji

80200 15 x 15 x

15

225 11-11-

2013

14-11-

2013

19 84,4 211,1

8130 20 88,9 222,225

8150 20,5 91,11 227,775

Tabel Perbandingan Kekuatan beton pada bermacam-macam variabel ditunjukkan

dibawah ini:

Umur Beton (hari) 3 5 7 14 21 28 90 365

PC biasa 0,4 0,525 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,33

PC kekuatan awal

tinggi 0,55 0,6 0,75 0,9 0,95 1 1,15 1,2

Tabel di atas dapat menunjukkan perbandiangan kuat tekan sesuai variabel umur beton

(hari) sehiangga kita dapat menentukan kuat tekan beton pada variabel umur beton

tertentu.

Page 14: Percobaan Beton

E. PEMBAHASAN

σ bi σ bi - σ bm Standar Deviasi

211,1 -9,267 85,877 S= √

222,225 1,858 3,452

227,775 7,408 54,878

σ bm = 220,367 Σ 144,207 S = 8,492

Kuat tekan karakteristik (σbk) = σbm – 1,64 S

= 220,367 – (1,64 X 8,492)

= 206,44012 kg/cm2

a) Percobaan Beton Kubus 1

Kuat Tekan =

=

= 84,44 kg/cm2

b) Percobaan Beton Kubus 2

Kuat Tekan =

=

= 88,89 kg/cm2

c) Percobaan Beton Kubus 3

Kuat Tekon =

=

= 91,11kg/cm

2

Konversi Kuat Tekan Beton dari Hari ke 5 menjadi Hari ke 28

Kuat tekan beton 1 :

Kuat tekan beton 2 :

Kuat tekan beton 3 :

Rata – rata = 220,366 kg/cm2

Page 15: Percobaan Beton

F. SYARAT DAN KETENTUAN

Beton memiliki sifat yang khas, yaitu apabila diperiksa nilainya akan menyebar disuatu

nilai rata- rata tertentu. Penyebaran nilainya ditentukan dengan standard deviasi dengan

rumus :

S= √∑

Keterangan:

S = Standard deviasi

= Kekuatan tekan beton masing-masing benda uji (kg/cm2)

= Kekuatan beton rata-rata (kg/cm2)

n = Jumlah benda uji yang diperiksa

Nilai standard deviasi terhadap isi pekerjaan beton

Isi pekerjaan Deviasi standard (kg/cm2)

Sebutan Volume beton

(m3)

Baik

sekali Baik

Dapat

diterima

Kecil <1000 45-55 55-65 65-85

Sedang 1000-3000 35-45 45-55 35-75

Besar >3000 25-35 35-45 45-65

Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji menyebar normal atau

mengikuti lengkup gauss, maka kekuatan tekan karakteristik ( ) ditentukan dengan

rumus :

G. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat diketahui :

Isi volume pekerjaan kecil (<1000 m3 volume beton)

Nilai Standar Deviasi sangat baik

Kekuatan tekan karakteristik kubus 206,44012 kg/cm2

Termasuk pada kelas beton II mutu K-175 dan cocok untuk beton struktural

σ = σ – 1,64

S

Page 16: Percobaan Beton

H. SARAN

Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik kita harus memerhatikan

perbandingan setiap bahan agar sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan karena

perbandingan bahan akan memengaruhi kualitas beton. Selain itu kita juga harus

menggunakan bahan yang sesuai persyaratan agar hasil memuaskan.

I. LAMPIRAN

a. Data analisa faktor air semen, Slump Test, dan kuat kokoh beton.

b. Gambar Compression Apparatus.

c. Gambar beton dalam cetakan.

d. Gambar beton yang sudah jadi.

Compression Apparatus

Gambar beton dalam cetakan.

Page 17: Percobaan Beton

Gambar Beton yang sudah jadi

Page 18: Percobaan Beton

PERCOBAAN IV-D

KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Setelah akhir pelajaran yang didukung dasar teori serta praktik di laboratorium, mahasiswa

meimliki pengetahuan tentang pemeriksaan kuat tekan di lapangan dengan menggunakan

Hammer serta dapat :

1. Mengetahui kuat tekan beton pada elemen konstruksi yang sudah jadi.

2. Dapat memanfaatkan hasil uji dengan hammer beton, apabila tidak tersedia benda uji atau

hasil pengujian benda uji tidak memenuhi syarat.

3. Dapat melakukan pengujian dengan menggunakan Hammer.

4. Menguasai penentuan kuat tekan beton bedasarkan spesifikasi alat Hammer.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Benda uji beton, atau elemen beton dengan usia minimum 28 hari

2. Hammer beton tipe N atau C

3. Penggaris

4. Alat Tulis, kapur

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

a. Siapkan beton yang akan diuji

b. Tentukan daerah pada beton yang diamati, dan bagilah daerah tersebut menjadi bidang

berukuran 10 x 10 cm

c. Tandai 9 titik untuk pengujian Hammer

d. Tembakkan hammer pada bidang seluas 10 x 10 cm pada beton sebanyak 9 kali

penembakan pada 9 titik yang telah ditandai. Tembak beton dengan jalur seperti

mengular, tidak boleh sembarangan.

e. Tembak beton secara horizontal sebanyak 5 kali dan secara vertikal sebanyak 5 kali.

f. Setelah alat ditembakkan bacalah nilai rebound R yang ditunjukkan oleh jarum pada

hammer untuk setiap pengujian dan catat hasilnya.

Page 19: Percobaan Beton

g. Setelah data dicatat maka lihat tabel konversi untuk menentukan besarnya kuat tekan

beton.

D. HASIL PERCOBAAN.

Tabel 1 (Sudut Hammer 0o)

No Nilai Faktor

Nilai

Rebound

Ekivalensi nilai Rebound f'c

(Mpa)

Rata -

rata

Rebound Koreksi Terkoreksi Aktual Rata-rata 1 titik f'c (Mpa)

1 54 0 54 67.00

64.14

57.04

2 51 0 51 61.10

3 53 0 53 65.00

4 51 0 51 61.10

5 51 0 51 61.10

6 52 0 52 63.10

7 55 0 55 68.90

8 55 0 55 68.90

9 51 0 51 61.10

1 51 0 51 61.10

51.93

2 41 0 41 42.40

3 45 0 45 49.70

4 43 0 43 46.00

5 45 0 45 49.70

6 55 0 55 68.90

7 52 0 52 63.10

8 41 0 41 42.40

9 42 0 42 44.10

1 53 0 53 65.00 49.29

Page 20: Percobaan Beton

2 42 0 42 44.10

3 43 0 43 46.00

4 39 0 39 38.70

5 37 0 37 35.30

6 39 0 39 38.70

7 48 0 48 55.40

8 49 0 49 57.30

9 52 0 52 63.10

1 59 0 59

60.58571429

2 57 0 57

3 51 0 51 61.10

4 53 0 53 65.00

5 49 0 49 57.30

6 53 0 53 65.00

7 51 0 51 61.10

8 47 0 47 53.50

9 51 0 51 61.10

1 52 0 52 63.10

59.24

2 57 0 57

3 53 0 53 65.00

4 53 0 53 65.00

5 49 0 49 57.30

6 49 0 49 57.30

7 47 0 47 53.50

8 47 0 47 53.50

9 57 0 57

Page 21: Percobaan Beton

Rata rata :

= 57,04 Mpa

Tabel 2 (Sudut Hammer 90o)

No Nilai Faktor

Nilai

Rebound Ekivalensi nilai Rebound f'c (Mpa)

Rata -

rata

Rebound Koreksi Terkoreksi Aktual Rata-rata 1 titik f'c (Mpa)

1 34 2.94 36.94 35.192

30.20

42.86

2 28 3.16 31.16 25.472

3 33 2.98 35.98 33.466

4 32 3.02 35.02 31.834

5 32 3.02 35.02 31.834

6 39 2.74 41.74 43.658

7 28 3.16 31.16 25.472

8 32 3.02 35.02 31.834

9 31 3.06 34.06 30.202

1 39 2.74 41.74 43.658

37.83

2 33 2.98 35.98 33.466

3 42 2.6 44.60 48.980

4 34 2.94 36.94 35.192

5 33 2.98 35.98 33.466

6 34 2.94 36.94 35.192

7 33 2.98 35.98 33.466

8 35 2.9 37.90 36.830

9 37 2.82 39.82 40.176

1 32 3.02 35.02 31.834

40.33 2 30 3.1 33.10 28.660

3 36 2.86 38.86 58.860

Page 22: Percobaan Beton

4 33 2.98 35.98 33.466

5 36 2.86 38.86 58.860

6 32 3.02 35.02 31.834

7 29 3.13 32.13 27.108

8 33 2.98 35.98 33.466

9 36 2.86 38.86 58.860

1 31 3.06 34.06 30.202

48.901

2 38 2.78 40.78 60.682

3 36 2.86 38.86 58.860

4 41 2.65 43.65 47.235

5 40 2.7 42.70 45.430

6 43 2.55 45.55 50.745

7 39 2.74 41.74 43.658

8 43 2.55 45.55 50.745

9 44 2.5 46.50 52.550

1 47 2.35 49.35 57.965

57.024

2 45 2.45 47.45 54.355

3 42 2.6 44.60 48.980

4 45 2.45 47.45 54.355

5 47 2.35 49.35 57.965

6 48 2.3 50.30 50.870

7 51 2.15 53.15 65.300

8 52 2.1 54.10 67.190

9 46 2.44 48.44 56.236

Rata-rata :

= 42,86 Mpa.

Page 23: Percobaan Beton

E. PEMBAHASAN.

Pada data yang kami peroleh dalam percobaan, kami dapatkan :

Pada tabel 1, nilai rata-rata : 57,04 Mpa

Pada tabel 2, nilai rata-rata : 42,86 Mpa

F. SYARAT DAN KETENTUAN.

Menurut SNI 03-4269-1996 tentang Metode pengujian Kuat tekan elemen struktur beton

dengan alat hammer test tipe N dan NR:

Bahwa dalam pengetestan beton dilapangan membutuhkan hammer test ini karena tidak

mungkin membawa contoh beton di lapangan untuk kemudian dibawa ke laboratorium.

G. KESIMPULAN

Nilai dari pembacaan alat skala Hammer test dapat kita lihat dalam tabel di atas, sehingga

kita dapat mengetahui nilai kekuatan beton dengan satuan MPa.

Dari data yang kami dapat, beton ini memiliki kuat tekan rata-rata 57,04 MPa pada tabel

pertama dan 42,86 MPa pada tabel kedua.

H. SARAN

Sebelum melakukan pengetestan terhadap beton, kita harus membuat tanda pada setiap

titiknya dan juga menentukan jarak setiap titiknya, sehingga dalam pengetestan kita. Nilai

dari pembacaan skala hammer test dapat kita lihat dalam tabel, sehingga kita mengetahui

nilai kuat tekan dalam satuan Mpa.

Dalam pengetestan beton di dapat data yang bervariasi, itu dikarenakan beberapa faktor

yakni:

1. FAS

2. Sifat dari Agregat (gradasi, bentuk, ukuran maksimum agregat )

3. Cara pengujian ( pencampuran, pengangkutan, penuangan, pemadatan, perawatan)

4. Waktu / Umur Beton (menurut PBI 1971 N.I-2 waktu pengetestan beton yang baik 28

hari).

5. Jenis / kualitas dari semen.

Page 24: Percobaan Beton

I. LAMPIRAN

1. Data pengujian dengan Hammer Test.

2. Gambar alat Hammer Test

3. Tabel – tabel konversi nilai Hammer Test

Alat Hammer Test