percobaan 7
DESCRIPTION
laporan mikroTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.1.1.Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara-cara
pengujian terhadap pengujian morfologi kapang khamir yaitu uji makroskopik,
mikroskopik langsung dan uji mikroskopik tidak langsung.
1.1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum morfologi kapang dan khamir bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengujian morfologi kapang khamir dari suatu sampel
tertentu
b. Untuk mengetahui perbedaan kapang dan khamir melalui pengujian
morfologinya
c. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi baik famili, genus serta spesies
kapang dan khamir dari sampel tertentu tersebut.
1.2. Prinsip Percobaan
Percobaan kali ini dilakukan untuk mengidentifikasi berdasarkan bentuk
kapang dan khamir. Uji dibagi menjadi menjadi tiga yaitu uji makroskopik, uji
mikroskopik langsung, dan uji mikroskopik tidak langsung. Pada pengujian
kapang khamir menggunakan sampel jagung rebus berjamur, kentang rebus
berjamur, roti berjamur, singkong rebus berjamur, tempe berjamur dan nasi
berjamur. Uji makroskopik dapat diamati tanpa alat bantu mikroskop pada cawan
yang berisi medium PDA dengan kapang dari sampel. Untuk pengamatan
mikroskopik langsung dikerjakan secara aseptis dengan kaca preparat dengan
sampel ditetesi methylen blue lalu diamati di bawah mikroskop. Pada pengamatan
mikroskop tidak langsung dilakukan pada cawan berisi kertas saring, alumunium
foil, kaca preparat, kaca penutup yang disusun sedemikian rupa. Semua hasil
pengamatan langsung maupun tidak langsung diamati di mikroskop, digambar,
dan dicatat keterangannya.
210
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum
Makhluk hidup (organisme) yang ada di alamini, ada ratusan juta jumlah
dan jenisnya dari yang sangat kecil bahkan tidak terlihat oleh mata yaitu yang
berukuran mikro (renik) sampai yang sangat besar.
Makhluk hidup (organisme) yang berukuran sangat kecil/renik (mikro) yang
tidak terlihat oleh mata inilah yang disebut mikroorganisme. Mikroorganisme
sering disebut mikroskopik (organisme yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop) (Habibah, 2009).
Dalam penggolongannya, jamur termasuk fungi atau cendawan (ingris:
mushroom). Istilah mushroom berasal dari kata mush yang berarti ‘tanaman’
(tumbuhan) dan room adalah ‘rumah’. Dengan demikian jamur adalah tumbuhan
rumah atau tumbuhan yang membutuhkan rumah untuk tempat berlindung.
Sel jamur memiliki inti sejati, didalam selnya tidak terdapat klorofil
sehingga jamur digolongkan dalam organism heterotrof karena tidak mampu
melakukan sintesis kebutuhan hidup sendiri sebagaimana tumbuhan berhijau
daun. Kehidupan jamur tergantung pada organism lain. Jamur juga digolongkan
sebagai organisme saprofit, yaitu hidup pada material organik yang telah mati.
Tubuh jamur tersusun dari gabungan benang hifa. Kumpulan benang hifa
berwarna putih disebut ‘misilium’ dan pengumpulan miselium akan membentuk
primordium yang merupakan awal dari pembentukan badan buah jamur.
Dari mekanisme pembentukan spora, jamur dibedakan menjadi 5 kelas,
yaitu kelas Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan
Deciteromycetes. Jamur dari kelas Ascomycetes kebanyakan mikroskopik, serta
spora dihasilkan dan ditempatkan di dalam kantong (aseus). Jamur dari kelas
Basidiomycetes mempunyai sosok tubuh cukup besar atau cendawan sejati
mikroskopik serta dapat dipegang, dipetik, dan diamati dengan mata telanjang.
Spora dihasilkan oleh Basidium yang terletak di dalam bilah tudung jamur,
misalnya jamur kuping, jamur shitake, jamur merang, jamur maitake
(Hendritomo, 2010).
211
Sel jamur sangat berbeda dari sel tumbuhan. Perbedaaan tersebut terlihat
pada dua hal yang mendasar. Pertama sel jamur tidak memiliki kloroplas. Kedua,
dinding sel jamur tersusun oleh zat kitin, bukan selulosa. Kitin merupakan zat
yang biasa didapatkan pada eksoskeleton sarangga dan semua anthopoda.
Beberapa ciri jamur lainnya adalah jamur tidak menyimpan cadangan energi
dalam bentuk zat tepung melainkan berupa glikogen. Jamur bersifat non motil dan
tidak pernah memiliki flagel dalam siklus hidupnya. Jamur bergerak ke arah
sumber makanan dengan cara tumbuh ke arah tersebut (Sudjadi, 2006).
2.2. Teori Khusus
2.2.1.Kapang
Menyebut fungi dapat mengingatkan kita pada kapang yang ada di mana-
mana. Kapang (moid) adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara
aseksual mesilium fungi ini tumbuh sebagai saprobe atau parasit pada berbagai
jenis substrat. Kapang dapat mengalami serangkaian tahapan reproduksi yang
berbeda. Pada awal kehidupannya, kapang mengalami spora aseksual. Istilah
kapang berlaku hanya bagi tahapan aseksual ini. Kemudian, fungi yang sama ini
bereproduksi secara seksual, menghasilkan zigosporandia, askorpus atau
bisiokarpus.
Ada juga kapang tidak dapat dikelompokkan sebagai zigomicetes,
askomicetes, atau basidiomicetes, karena kapang-kapang ini tidak memiliki
tahapan seksual yang diketahui. Kapang tersebut secara kolektif disebut
deuteromicetes atau fungi yang tidak sempurna. Fungi tak sempurna bereproduksi
secara aseksual dengan cara menghasilkan spora. Diantara fungi tak sempurna
yang lebih tidak umum adalah beberapa fungi pemangsa yang hidup di tanah yang
menjerat, membunuh, dan memakan protista dan hewan kecil, khususnya cacing
giling, atau nemotoda. Ini memberikan senyawa yang mengandung nitrogen
tambahan yang sangat tipis persendiaannya dalam kayu yang sedang diurai
(Cambell, 2003).
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang
212
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi
jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang.
Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen
yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak = hypae). Kumpulan
dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, jamak = mycelia).
Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur hifanya,
yaitu hifa tidak bersekat atau nonsepta dan hifa bersekat atau septa yang membagi
hifa dalam ruangan-ruangan, dimana setiap ruangan mempunyai satu atau lebih
inti sel (nucleus) (Entjang, 2003).
Dikenal dua macam sistem reproduksi pada kapang yaitu reproduksi seksual
dan reproduksi aseksual. Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong
miselium, tetapi cara ini jarang terjadi , dan yang paling umum terjadi adalah
pertumbuhan dari spora aseksual. Reproduksi seksual dimulai dari spora seksual,
dan kapang yang mempunyai spora seksual disebut kapang sempurna, yaitu terdiri
dari:
a. Gomycetes dan Zygomycetes (nonseptat)
b. Ascomycetes dan Basidiomycetes (septat)
Fungi yang tidak mempunyai spora seksual tetapi hanya mempunyai spora
aseksual disebut fungi tidak sempurna yag biasanya mempunyai hifa septa,
misalnya yang termasuk Deuteromycetes (Entjang, 2003).
2.2.2.Khamir
Khamir adalah uniseluler yang menempati habitat cair dan lembab,
termasuk getah pohon dan jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual
dengan cara pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan ‘sel tunas’ dari
sel induk. Beberapa khamir bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk
aski atau bisidia dan dikelompokkan kedalam Askomicota atau Basidiomikota.
Yang lain dikelompokkan sebagai fungi tak sempurna karena tidak ada tahapan
seksual yang diketahui. Beberapa fungi dapat tumbuh sebagai sel tunggal
(khamir) atau sebagai miselium berfilamen, tergantung pada ketersediaan zat-zat
hara yang ada.
213
Manusia telah menggunakan khamir untuk membuat adonan roti agar
mengembang dan memfermentasikan minuman beralkohol selama ribuan tahun.
Hanya relatif baru-baru ini saja khamir yang digunakan untuk proses-proses itu
dipisahkan menjadi biakan murni untuk penggunaan manusia yang lebih
terkontrol (Cambel, 2003).
Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya
yang terutama uniseluler. Bereproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan
cara pertunasan. Sebagai sel tungal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih
cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen.
Khamir juga lebih efektif dengan memecah komponen kimia dibandingkan
dengan kapang arena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volue
yang lebih besar.
Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya,
dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir
tidak membentuk spora (asporogenous) dan digolongkan kedalam fungi
imperfekti, dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke
dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes.
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5
μm sampai 20-50 μm, dan lebar 1-10 μm. Bentuk sel khamir bermacam-macam,
yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung
runcing, segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol, bentuk apikulat atau
lemon, membentuk pseudomisellium, dan sebagainya.
2.2.3.Metode Mikroskopik tidak langsung
Kertas saring diletakkan pada dasar cawan petri, kemudian berturut-turut
diletakkan diatasnya batas gelas berbentuk huruf ‘V’ dan kaca objek. Cawan petri
tersebut kemudian disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm
selama 15 menit. Setelah itu cawan perti dibasahi dengan air suling steril sehingga
suasana dalam cawan petri menjadi lembab. Dengan menggunakan jarum ose
diambil sedikit meselium yang sudah bersporulasi (sampel) dan diletakkan diatas
kaca objek. Diatas kaca objek tersebut diletakkan kaca penutup, lalu cawan petri
diinkubasi pada suhu kamar (27-29 oC) selama 72 jam (Kumala, 2008).
214
2.2.4.Metode makroskopik
Pengamatan dengan metode ini adalah meliputi warna, bentuk, tekstur dan
diameter koloni, pigmen dan warna sebaik koloni (Putri, 2003).
2.2.5.Metode mikroskopik langsung
Pengamatan mikroskopik meliputi ada atau tidaknya sekat pada hifa,
meselia jernih atau gelap, tipe spora seksual atau tipe spora aseksual (Putri, 2003).
2.3. Uraian Medium
2.3.1.Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Media Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat dengan komposisi bahan berupa
kentang 200 gram, dextrose 20 gram, agar-agar batang 20 gram dan air suling
1000 mL (Suharjo, 2008).
2.4. Uraian Sampel
2.4.1.Roti
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi dan pemangangan dalam
oven.
2.4.2.Nasi
Nasi adalah beras yang telah direbus. Proses perebusan beras dikenal juga
sebagai ‘tim’ penanakan diperlukan untuk membengkitkan aroma nasi dan
membuatnya lebih lunaktetapi terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air
berlebih disebut bubur.
2.4.3.Jagung
Jagung merupakan salah satu bahan baku pakan sumber karbohidrat yang
paling diminati (Mutmainah, 2012).
Kandungan nutria jagung yaitu memiliki keunggulan karena mengandung
pangan fungsional seperti serat pangan unsure Fe dan beta karoten (pro vitaman
A) (Suarni, 2009).
215
Kalsifikasi jagung adalah sebagai berikut yang merupakan kingdom Plantae,
divisi Spermatophyta, kelas Magnoliophyta, ordo Poales, family Poaceae, genus
Zea, spesies Zea mays L.
2.4.4.Kentang
Kentang adalah tanaman dari suatu Solanaceae yang memiliki umbi batang
yang dapat dimakan dan disebut ‘kentang’ pula. Klasifikasi kentang adalah sebgai
berikut termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas
Magnoliopsida, ordo Solanales, famili Solanaceae, genus Solanum, spesies
Solanum tubersum.
2.4.5.Tempe
Tempe adalah makananyang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ‘ragi tempe’.
2.4.6.Singkong
Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong adalah perdu tahunan tropika dan
subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan
pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayur.
216
BAB IIIMETODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1.Alat
a. Autoclave
b. Cawan petri
c. Hot plate
d. Inkubator
e. Labu erlenmeyer
f. Mikroskop
g. Objek glass dan cover glass
h. Ose bulat
i. Pembakar spiritus
j. Pipet tetes
k. Spoid 1 mL dan 10 mL
3.1.2.Bahan
a. Alumunium foil
b. Gliserin
c. Indikator methylen blue (MB)
d. Kertas saring
e. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
f. Minyak emersi
g. Sampel jagung rebus berjamur
h. Sampel kentang rebus berjamur
i. Sampel roti berjamur
j. Sampel singkong rebus berjamur
k. Sampel tempe berjamur
l. Sampel nasi berjamur
217
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1.Pembuatan medium PDA (Potato Dextrose Agar)
a. Dimasukkan 7,8 g PDA sintetik dalam labu erlenmeyer ditambah aquades
sampai 200 mL
b. Dilarutkan sambil dipanaskan di atas kompor listrik dan diaduk-aduk hingga
mendidih
c. Ditutup kapas dan aluminium foil dan disterilkan dalam autoclave dengan
suhu 121 oC
d. Didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin
3.2.2.Uji Makroskopik
a. Disiapkan cawan petri dan medium PDA
b. Dipanaskan medium PDA diatas hot plate
c. Dimasukkan 10 mL medium PDA ke dalam cawan petri
d. Dibiarkan medium padat
e. Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulat, jika ada
warna berbeda maka cawan petri dibagi sedemikian rupa dengan jarak yang
sama
f. Diinkubasi selama 7 hari
g. Diamati warna dan bentuk koloninya
3.2.3.Uji Mikroskopik langsung
a. Dibersihkan objek glass dan cover glass dengan alkohol
b. Difiksasi objek glass diatas pembakar spiritus
c. Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulat dan letakkan
di atas objek glass
d. Ditambahakan 1 tetes methylen blue
e. Ditutup dengan cover glass
f. Difiksasi objek glass diatas pembakar spiritus
g. Diamati di mikroskop
3.2.4.Uji Mikroskopik tidak langsung
a. Disiapkan cawan petri
b. Dilapisi cawan petri dengan menggunakan kertas saring
218
c. Digulung alumunium foil dan dibentuk huruf ‘V’
d. Diletakkan alumunium foil didalam cawan petri
e. Diletakkan objek glass dan cover glass di atas alumunium foil
f. Disterilisasi cawan petri yang berisi objek glass dan cover glass di autoclave
dengan suhu 121 oC selama 15 menit
g. Ditetesi medium PDA di atas objek glass, ditunggu hingga padat
h. Dipindahkan fungi dari sampel dengan menggunakan ose bulat dan letakkan
di atas medium PDA yang ada di objek glass
i. Ditutup dengan cover glass
j. Ditetesi gliserin di kertas saring (7-8 tetes)
k. Diinkubasi selama 4 hari di inkubator
l. Diamati dengan menggunakan mikroskop
219
BAB IVHASIL PENGAMATAN
4.1. Tabel Pengamatan
4.1.1.Uji makroskopik
SampelNo
.
Warna
fungiKeterangan Jenis fungi
Singkong1. Hitam
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hitam, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Rhizopus oryzae
2. Putih Koloni jamur berwarna putih
Aspergillus oryzae
Tempe 1. Putih
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Saccharomyces
cereviceae
Nasi
1. Putih
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Rhyzopus oryzae
2. Hijau
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hijau, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Rhyzopus oryzae
Kentang
1. Hitam Koloni jamur berwarna putih
Clasdosporium
2. Putih
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Torula
Jagung1. Kuning
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna kuning, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Rhizopus oryzae
2. Hijau Koloni jamur berwarna hijau
Aspergillus oryzae
220
Roti
1. Biru
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna biru, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Rhizopus oryzae
2. Hitam
Pertumbuhan cepat, koloni jamur berwarna hitam, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat jelas(halus)
Rhizopus oryzae
3. KuningMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna kuning
Mucor
4. PutihMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna putih
Mucor
5. MerahMenyerupai koloni dari Rhizopus, koloni berwarna merah.
Mucor
4.1.2.Uji mikroskopik langsung
SampelNo.
Warna fungi
Keterangan Jenis fungi
Singkong1. Hitam
Spora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar seperti hifa
Rhizopus oryzae
2. Putih Spora tunggal dalam Aspergillus oryzae
Tempe 1. PutihSpora berbentuk oval, berwarna putih, terdapat akar seperti hifa
Saccharomyces cereviceae
Nasi
1. PutihSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar seperti hifa
Rhyzopus oryzae
2. HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifa
Rhyzopus oryzae
Kentang1. Hitam
Spora(konidia) berkembang kompleks yang timbul dari sekat miselium
Clasdosporium
2. PutihSel berbentuk oval, berwarna
Torula
Jagung 1. HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifa
Aspergillus oryzae
221
Roti
1. BiruSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifa
Rhizopus oryzae
2. HitamSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifa
Rhizopus oryzae
3. KuningSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggal
Mucor
4. PutihSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggal
Mucor
5. MerahSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggal
Mucor
4.1.3.Uji mikroskopik tidak langsung
SampelNo.
Warna fungi
Keterangan Jenis fungi
Singkong 1. HitamSpora berbentuk oval, berwarna hitam, terdapat akar seperti hifa
Rhizopus oryzae
Tempe 1. Putih - -
Nasi 1. HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifa
Rhyzopus oryzae
Kentang 1. PutihSpora berbentuk oval, berwarna putih, terdapat akar seperti hifa
Torula
Jagung
1. KuningSpora berbentuk oval, berwarna kuning, terdapat akar seperti hifa
Rhizopus oryzae
2. HijauSpora berbentuk oval, berwarna hijau, terdapat akar seperti hifa
Aspergillus oryzae
Roti
1. BiruSpora berbentuk oval, berwarna biru, terdapat akar seperti hifa
Rhizopus oryzae
2. MerahSpora oval, tanpa sekat, sporangiospora tumbuh tunggal
Mucor
222
4.2. Perhitungan
Pembuatan medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)
Volume medium yang akan dibuat 200 mL
Komposisi PDA instant = 39 g dalam 1 L
Berat yang ditimbang=200 mL1000 mL
×39 g=7,8 g
Jadi, dilarutkan 7,8 g PDA sintetik dalam 2 00 mL aquades.
223
4.3. Gambar pengamatan
4.3.1.Uji makroskopik
a. Sampel nasi berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sampel : Nasi
b. Sampel roti berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sampel: Roti
224
Keterangan :
a. Cawan petri
b. medium PDA
c. Kolonic a
b
Keterangan :
a. Cawan petri
b. medium PDA
c. Koloni
a
c
b
c. Sampel jagung rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sampel: Jagung
d. Sampel kentang rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sampel: Kentang
225
Keterangan :
a. Cawan petri
b. medium PDA
c. Kolonia
b
c
Keterangan :
a. Cawan petri
b. medium PDA
c. Kolonia
c
b
e. Sampel tempe berjamur
f. Sampel singkong rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sampel: Singkong
226
Keterangan :
a. Cawan petri
b. medium PDA
c. Koloni
Keterangan :
a. Cawan petri
b. medium PDA
c. Kolonia
b
c
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sampel: Tempe
a
b
c
4.3.2.Uji mikroskopik langsung
a. Sampel roti berjamur
227
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna merah
a
Keterangan :
a. Spora
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna biru
a
Keterangan :
a. Spora
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna putih
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna kuning
228
a
a
Keterangan :
a. Spora
Keterangan :
a. Spora
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hitam
b. Sampel nasi berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna putih
229
a
a
Keterangan :
a. Spora
Keterangan :
a. Spora
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hijau
c. Sampel jagung rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hijau
230
a
a
Keterangan :
a. Spora
Keterangan :
a. Spora
d. Sampel kentang rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hitam
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna putih
231
a
a
Keterangan :
a. Spora
Keterangan :
a. Spora
e. Sampel tempe berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna putih
f. Sampel singkong rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hitam
232
a
a
Keterangan :
a. Spora
Keterangan :
a. Spora
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna putih
4.3.3.Uji mikroskopik tidak langsung
a. Sampel roti berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna biru
233
a
b
a
Keterangan :
a. Spora
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna merah
b. Sampel nasi berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hijau
234
a
b
a
b
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
c. Sampel jagung rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna kuning
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hijau
235
b
a
a
b
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
d. Sampel kentang rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna putih
e. Sampel singkong rebus berjamur
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Jamur warna hitam
236
b
a
a
b
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
Keterangan :
a. Spora
b. Hifa
5.
237
BAB VPEMBAHASAN
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual
atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri,
karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik
lainnya yaitu melalui absorpsi.
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut
hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium
dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrient dari
lingkungan, dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi.
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu
berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan
menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Perbedaan utama adalah bahwa
khamir merupakan sel tunggal sedangkan kapang bersel ganda.
Praktikum ini mengenai morfologi kapang dan khamir. Kapang merupakan
mikroorganisme anggota Kingdom fungi yang membentuk hifa. kapang
membentuk miselium dan berbagai bentuk spora. Spora pada kapang ini
digunakan untuk melakukan reproduksi. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu
spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki
ukuran yang kecil (diameter 1-10 µm) dan ringan, sehingga penyebaranya
umumnya secara pasif menggunakan aliran udara.
Khamir merupakan fungi yang tidak berfilamen dan bereproduksi melalui
pertunasan atau pembelahan sel. Pertunasan dapat terjadi melalui satu ujung
(pertunasan polar) atau melalui beberapa tunas disekeliling sel (pertunasan
multilateral). Bentuk koloni khamir seringkali mirip dengan bakteri. Khamir
digunakan dalam pembuatan roti dan anggur, namun ada pula khamir yang
menimbulkan penyakit. Contoh khamir patogen adalah Candida dan
Cryptococcus.
238
Praktikum ini menggunakan beberapa sampel yaitu roti berjamur, nasi
berjamur, jagung berjamur, kentang berjamur, tempe berjamur dan singkong
berjamur. Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan dengan metode
makroskopik dan mikroskopik. Metode mikroskopik dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung. pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan antara kapang dan khamir melalui pengujian morfologinya.
Pereaksi yang digunakan adalah gliserin dan indikator methylen blue (MB).
Sedangkan medium yang digunakan adalah PDA (Potato Dextro Agar) yang
terdiri dari 7,8 gram PDA sintetik yang dilarutkan dalam 200 ml aquades.
Pengujian yang pertama dalam praktikum ini adalah pengujian mikroskopik
langsung. Pengujian mikroskopik langsung ini bertujuan unruk mengamati
morfologi dari kapang dan khamir secara langsung dibawah mikroskop.
Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya elektrik. Pada pengujian
mikroskopik langsung, pertama-tama dilakukan fiksasi pada kaca preparat. Fiksasi
dilakukan dengan cara membersihkankaca preparat dengan alkohol agar kaca
preparat dapat terhindar dari kontaminasi mikroorganisme lain dan juga untuk
melarutkan lemak dari kotoran tangan yang ada di atas kaca preparat, dan
melewatkannya pada pembakar spiritus. Tujuan dilakukannya fiksasi adalah untuk
mensterilkan kaca preparat agar tidak ada kontaminan dari mikroorganisme lain
sehingga ketika dilakukan pengamatan yang terlihat adalah mikroorganisme yang
murni berasal dari sampel. Selanjutnya dipindahkan fungi dari sampel ke atas
kaca preparat dengan menggunakan bantuan ose bulat dan ditambahkan setetes
indikator methylen blue. Indikator methylen blue berfungsi sebagai pewarna sel
mikroorganisme dari sampel sehingga morfologi kapang dan khamir lebih terlihat
jelas. Ditutup kaca preparat dengan kaca penutup dan diteteskan minyak emersi
diatas kaca penutup untuk memfokuskan dan memperbesar daya limit pisah
dengan memisahkan dua titik, sehingga saat diamati dengan mikroskop terlihat
detail bagian-bagian dari jamur tersebut.
Pengujian yang kedua adalah pengamatan morfologi kapang dan khamir
menggunakan metode makroskopik. Metode makroskopik ini bertujuan untuk
mengamati morfologi kapang dan khamir secara langsung tanpa bantuan
239
mikroskop. Pada uji ini pengamatan dilakukan dengan mata telanjang. Pertama-
tama fungi dari sampel ditumbuhkan pada cawan petri yang telah berisi medium
PDA yang telah memadat dengan menggunakan metode gores yaitu sampel yang
telah ditumbuhi mikroorganisme diambil menggunakan ose bulat dan digoreskan
perlahan-lahan ke cawan petri. Medium PDA berfungsi sebagai sumber nutrisi
untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA memiliki komposisi berupa karbohidrat
yaitu kentang yang merupakan komposisi yang diperlukan untuk menumbuhkan
kapang atau khamir. Setelah itu cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator selama
7×24 jam, dan kemudian diamati kapang atau khamir yang tumbuh.
Pengujian yang terakhir adalah pengamatan menggunakan metode
mikroskopik tidak langsung dengan menggunakan cawan petri. Pertama-tama
cawan petri dilapisi dengan kertas saring. Kertas saring digunakan untuk
menyerap gliserin yang berfungsi sebagai pembasah atau pelembab pada kertas
saring agar terbentuk suasana yang lembab pada cawan petri, hal itu dikarenakan
jamur dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang lembab. Di atas kertas saring
ditambahkan batang V yang terbuat dari alumunium foil, batang V berfungsi
untuk menyangga kaca preparat. Kaca preparat digunakan untuk meletakkan
sampel. Kemudian diatas kaca preparat diteteskan medium PDA sebagai nutrisi
bagi pertumbuhan jamur dari sampel. Setelah itu diambil jamur dari sampel
dengan menggunakan ose bulat yang telah disterilkan dan diletakkan diatas
medium PDA yang telah memadat.Selanjutnya kaca preparat ditutup dengan
cover glass agar sampel tidak bergeser. Cawan petri diinkubasi pada suhu kamar
selama 7 hari, kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan tiga metode, secara
makroskopik fungi pada sampel singkong jamur hitam, tempe jamur putih, nasi
jamur putih, nasi jamur hijau, kentang jamur putih, jagung jamur kuning, roti
jamur biru, roti jamur hitam diduga adalah fungi jenis kapang. Sedangkan sampel
kentang dan nasi termasuk fungi jenis khamir.
Berdasarkan pengamatan secara mikroskopik langsung bentuk fungi pada
sampel singkong jamur hitam, tempe jamur putih, nasi jamur putih, nasi jamur
hijau, kentang jamur putih, jagung jamur kuning, roti jamur biru, roti jamur hitam
240
termasuk dalam jenis fungi Rhyzopus oryzae. Rhyzopus oryzae merupakan genus
dari Rhizopus. Habitat Rhizopus yaitu di tempat lembab, hidup sebagai saprofit
pada organisme mati. Pertumbuhannya cepat dengan miselium berbentuk seperti
kapas dan benang halus. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih
muda dan bersekat setelahmenjadi tua. Jamur Rhizopus melakukan reproduksi
secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi
miseliumnya atau dengan spora aseksual. Reproduksi seksualnya dengan
perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan
zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang
dihasilkan oleh reproduksi seksual. Jenis fungi pada sampel singkong jamur putih
adalah Aspergillus oryzae. Aspergillus oryzae merupakan spesies dari genus
Aspergillus. Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas
Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai
saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah,
debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di
rumah sakit dan laboratorium. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan
hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Spora pada jamur
Aspergillus adalah berwarna putih yang kemudian dapat berubah menjadi warna
hitam, coklat, biru kehijauan. Pada sampel roti jamur kuning, putih dan merah
jenis funginya diduga adalah fungi jenis Mucor. Mucor adalah jenis fungi yang
morfologinya menyerupai fungi jenis Rhizopus. Mucor juga disebut jamur
dimorfik karena dapat berubah dari bentuk filamen menjadi bentuk seperti
khamir, pertumbuhan yang menyerupai khamir dirangsang jika kondisinya
anaerobik serta adanya CO2. Koloni pada medium kultur dapat tumbuh beberapa
sentimeter. koloni yang lebih tua menjadi abu-abu sampai coklat dalam warna
karena perkembangan spora. Jenis fungi pada kentang jamur hitam dan putih.
Pada pengamatan secara mikroskopik langsung ini jenis fungi pada sampel ini
adalah Clasdosporium dan Torula. Cladosporium adalah jenis jamur yang
mempengaruhi baik di luar maupun di dalam rumah. Ini memiliki sekitar 40
spesies, yang ditemukan secara alami di sekitar tanaman pot. Mereka berkembang
dalam tanah dan tanaman membusuk. Di sisi lain, Cladosporium dapat terjadi
241
sebagai patogen tanaman. Cladosporium termasuk dalam fungi kelas
Deuteromycetes. Bentuk cladosporium menurut hasil pengamatan adalah Spora
(konidia) berkembang kompleks yang timbul dari sekat miselium. Sedangkan
bentuk fungi jenis Torula berdasarkan hasil pengamatan adalah pertumbuhan
cepat, koloni jamur berwarna putih, miselium berbentuk kapas dan tidak terlihat
jelas (halus).
Metode mikroskopik tidak langsung ini dilakukan dengan tujuan agar
maorfologi pada fungi dapat terlihat dengan jelas. Karena pada metode ini fungi
telah diisolasi dan ditumbuhkan pada medium khusus untuk pertumbuhan fungi.
Berdasarkan pengamatan menggunakan metode ini jenis fungi pada singkong
jamur hitam, tempe jamur putih, nasi jamur hijau, kentang jamur putih, dan
jagung jamur kuning adalah spesies dari Rhizopus oryzae, genus dari Rhizopus,
kelas Zygomycetes. Pada roti jamur biru dan merah adalah Mucor. Pada fungi
sampel jagung jamur hijau adalah Aspergilluss oryzae, genus dari Aspergillus,
kelas Eucomycetes. Dan pada sampel tempe jamur putih adalah spesies dari
Saccaromycetes cereviceae, genus dari Saccaromycetes, kelas dari
Saccaromycotina Secara mikroskopik morfologi fungi Rhizopus oryzae adalah
spora berbentuk oval, bulat berbentuk elips atau silinder yang disebut dengan
sporangium, terdapat akar yang disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini adalah hifa
yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora. Terdapat Sporangiofora yang merupakan hifa yang tumbuh tegak
pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat)
diujungnya. Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik
tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora). Kolumela oval hingga
bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar. Jamur Rhizopus oryzae aman
dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam
laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks
menjadi trigliserida dan asam amino. Pada Mucor terlihat morfologinya hifa
nonseptat atau tidak bersekat, sporangiospora tumbuh pada seluruh bagian
miselium, bentuk sederhana dan bercabang, kolumela berbentuk bulat, silinder,
242
spora halus dan teratur, tidak terbentuk stolon, rhizoid berbentuk rhizoid
sporangiola (sporangia kecil yang mengandung beberapa spora).
243
BAB VIPENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
a. Jamur pada nasi putih dan hijau termasuk kelas Zygomycetes, genus
Rhizopus dan spesies Rhizopus orizae
b. Jamur pada singkong hitamtermasuk kelas Zygomycetes, genus Rhizopus dan
spesies Rhizopus orizaedan pada singkong putih kelas Eurotiomycetes, genus
Aspergillus dan spesies Aspergillus oryzae
c. Jamur pada kentang termasuk kelas Deuteromycetes dan genus Cladosporium
d. Jamur pada roti biru dan hitam termasuk kelas Zygomycetes, genus Rhizopus
dan spesies Rhizopus orizae, pada roti kuning putih dan merah kelas
Zygomycetes dan genus Mucor
e. Jamur pada tempe termasuk kelas Saccharomycotina, genus Saccharomyces
dan spesiesSaccharomyces cereviceae
f. Pengujian makroskopik, sampel singkong, jagung, roti, dan tempe termasuk
dalam fungi jenis kapang, sedangkan sampel kentang dan nasi termasuk fungi
jenis khamir
g. Pengujian mikroskopik langsung, sampel singkong berwarna hitam, tempe
berwarna putih, nasi berwarna putih dan hijau, jagung berwarna kuning, roti
berwarna biru dan hitam termasuk dalam jenis fungi Rhyzopus oryzae. Pada
sampel singkong berwarna putih, termasuk dalam jenis fungi jenis
Aspergillus oryzae. Pada sampel roti berwarna kuning, putih dan merah
termasuk jenis fungi Mucor. Pada kentang berwarna hitam Clasdosporium
dan pada kentang putih termasuk jenis fungi Torula
h. Pengujian mikroskopik tak langsung, sampel singkong berwarna hitam, nasi
berwarna hijau, jagung berwarna kuning dan nasi berwarna biru termasuk
dalam jenuis fungi Rhyzopus oryzae. Pada kentang berwarna putih termasuk
jenis fungi Torula. Pada jagung berwarna hijau termasuk jenis Aspergillus
oryzaedan pada roti berwarna merah termasuk jenis fungi Mucor
244
6.2. Saran
Diharapkan praktikan dapat lebih bekerja dengan aseptis dan dapat
mengikuti prosedur kerja dengan benar agar dapat bekerja dengan tepat.
245