percobaan 3

23
1 PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI PERCOBAAN III PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa. B. BAHAN 1. KLASIFIKASI a. Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) (Tjitrosoepomo, 2000) Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Cinnamomum Spesies : Cinnamomum burmanni b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza) (Tjitrosoepomo, 2000) Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Angiospermae ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt. F1F1 12 036

Upload: istar-febrianti

Post on 19-Jan-2016

68 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: percobaan 3

1PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

PERCOBAAN III

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi

simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas

simplisia yang diperiksa.

B. BAHAN

1. KLASIFIKASI

a. Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) (Tjitrosoepomo, 2000)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmanni

b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza) (Tjitrosoepomo, 2000)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Subclass : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorhiza

c. Seledri (Apii graveolantis) (Tjitrosoepomo, 2000)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 2: percobaan 3

2PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

Subclass : Dicotyledonae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens L.

d. Pepaya (Carica papaya L.) (Tjitrosoepomo, 2000)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Subclass : Dicotyledoneae

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

e. Pinang (Areca catechu L.) (Tjitrosoepomo, 2000)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Subclass : Monocotyledoneae

Ordo : Aracales

Famili : Aracaceae

Genus : Areca

Spesies : Areca catechu L.

2. DESKRIPSI TANAMAN

a. Kayu Manis (Cinnamonium busmanti)

Tumbuhan berhabitus pohon dapat mencapai 15 m, pepagan

(kulit batang) berbau khas. Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4-14

cm, lebar 1,5-6 cm, berwarna kelabu kehijauan yang tertekan pada

permukaan daun atau bertepung. Perbungaan berupa malai, berambut

halus, berwarna kelabu yang tertekan pada permukaan; panjang tangkai

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 3: percobaan 3

3PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

bunga 4-12 mm, juga berambut halus; tenda bunga panjang 4- 5 mm,

helai tenda bunga sesudah berkembang tersobek secara menyilang dan

terpotong agak jauh dari dasar bunga; benangsari mempunyai kelenjar

ditengah-tengah tangkai sari. Buah adalah buah buni panjang ± 1 cm

(BPOM RI, 2010).

b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza)

Temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh

merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habistusnya dapat mencapai

ketinggian 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa

tanaman (anakan) dan tiap tanaman memiliki 2-9 helai daun. Daun

tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan

seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Habitus tanaman dapat mencapai

lebar 30-90 cm, jumlah anakan perrumpun antara 3-9 anak. Tanaman

temulawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara

bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha). Warna bunga

umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua serta pangkal

bunganya berwarna ungu. Rimpang induk temulawak bentuknya bulat

seperti telur sedangkan rimpang cabangnya terdapat pada bagian samping

yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang

antara 3-4 buah (BPOM RI, 2010).

c. Seledri (Apii graveolantis)

Tumbuhan berhabitus terna 1-2 tahun, tinggi dapat mencapai 0,8

m, tanaman berbau khas jika diremas. Akar tebal, berumbi kecil. Batang

bersegi nyata, berlubang, tidak berambut. Perbungaan berupa bunga

majemuk payung, tanpa atau dengan tangkai tetapi panjangnya tidak

lebih dari 2 cm, anak payung 6-15 cabang, ukuran 1-3 cm, 6-25 bunga,

tangkai bunga 2-3 mm, daun mahkota putih-kehijauan atau putih-

kekuningan, panjang mahkota bunga 0,5-0,75 mm. Panjang buah rata-

rata 1 mm (BPOM RI, 2010).

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 4: percobaan 3

4PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

d. Pepaya (Carica papaya L.)

Tumbuhan berhabitus terna seperti pohon dengan tinggi 8-10 m.

Akar tanaman pepaya tidak mengayu. Berbatang basah dengan bentuk

silindrik. Diameter 10-30 cm dan tinggi 3-10 m, tidak mengayu,

berongga di tengah, lunak, mengandung banyak air dan terdapat getah di

dalamnya. Bunga berbau harum, berwarna putih kekuningan, berlapis

lilin. Buah yang masih muda berwarna hijau dan apabila masak berwarna

kuning. Biji papaya terletak dalam rongga buah yang terdiri dari lima

lapisan. Bentuk biji agak bulat atau bulat panjang dan kecil serta bagian

luarnya dibungkus oleh selaput yang berisi cairan (BPOM RI, 2010).

e. Pinang (Areca catechu L.)

Tumbuhan berhabitus pohon dengan batang tegak, tinggi dapat

mencapai 25 m, tajuk pohon tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk tabung,

panjang 80 cm; tangkai daun pendek; helaian daun panjang 80 cm; anak

daun ukuran 85 x 5 cm, dengan ujung terbelah. Buah buni (keras), bulat

telur terbalik memanjang, merah jingga jika masak, panjang 3-7 cm

dengan dinding buah (endokarpium) keras dan berserabut; biji 1 berbentuk

telur, dengan alur-alur yang tidak begitu jelas. Habitat : Tanaman pinang

ditanam di seluruh daerah di Indonesia. Tanaman ini didapati mulai

ketinggian permukaan laut sampai ±1400 m dpl dan curah hujan 1500-

5000 mm (BPOM RI, 2010).

3. DESKRIPSI SIMPLISIA

a. Kayu Manis (Cinnamonium busmanti)

Bentuk batangan atau kulit menggulung, membujur, pipih, atau

berupa berkas yang terdiri atas tumpukan bebebrapa potong kulit yang

tergulung membujur, panjang hingga 1 m, tebal kulit 1-3 mm atau lebih,

warna coklat kekuningan, bau khas, rasa sedikit manis.. permukaan luas

yang tidak bergabus berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat

kemerahan, bergaris-garis pucat bergelombang memanjang dan garis-garis

pendek melintang yang menonjol agak berlekuk; yang bergabus berwarna

hijau kehitaman atau coklat kehijauan. Permukaan dalam warna coklat

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 5: percobaan 3

5PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

kemerahan tuasampai coklat kehitaman, bekas patahan tidak rata (BPOM

RI, 2010).

b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza)

Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur

memanjang, panjang butir 20 um sampai 70 um, lebar 5 um sampai 30 um,

tebal 3 um sampai 10 um, lamela jelas, hilus di tepi.

1. Kandungan Senyawa : Minyak atsiri mengandung siklo isoren, mirsen,

d-kamfer, P-tolil metilkarbinol, zat warna kurkumin.

2. Pemerian : bau aromatik, rasa tajam, dan pahit (Ditjen POM, 1979).

c. Seledri (Apii graveolantis)

Daun warna hijau, hijau kecoklatan sampai hijau kekuningan.

Bau aromatik, khas, rasa agak asin, agak pedas dan menimbulkan rasa

tebal di lidah.

1. Kandungan kimia : Minyak atsiri: Limonen, p-simol, α-terpineol, α -

santalol, α-pinen, α-kariofilen; Flavonoid: Apiin, apigenin,

isokuersitrin; Kumarin: Asparagin, bergapten, isopimpinelin,

apiumetin, santotoksin; saponin; tanin 1%; sedanolida; asam sedanoat;

manitol; kalsium; fosfor; besi; protein; glisidol; vitamin A, B1, B2, C

dan K.

2. Efek farmakologi : dapat menghasilkan efek antiinflamasi, sehingga

dapat membantu mengurangi bengkak (BPOM RI, 2010).

d. Pepaya (Carica papaya L.)

Berupa potongan akar berbentuk silindris panjang, sedikit

menggulung ke arah dalam, permukaan luar halus, permukaan dalam

keras, agak berkayu, berserabut, warna kedua permukaan putih sampai

putih keabu-abuan atau putih kecoklatan. Bau lemah, rasa pahit.

1. Kandungan kimia pada tanaman ini adalah papain, karpain,

pseudokarpain, nikotin, kontinin, miosmin, glikosida karposida,

kriptoksantin 6,7-epoksilinalol, sitrat, malat, α-glutarat, tartarat, asam

askorbat dan asam galakturonat, bensilglukosinolat, bensil isotiosianat,

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 6: percobaan 3

6PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

fenilasetonitril, avenasterol, asam 5-dehidro-kafeat, karoten,

sikloartenol.

2. Indikasi : Membantu melancarkan buang air kecil.

3. Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada wanita hamil. Secara

eksperimen pemberian raw papain memberikan efek embriotoksik dan

teratogenik serta menyebabkan keguguran.

4. Peringatan : Dikarenakan akar pepaya mengandung glikosida

sianogenik, maka ada risiko keracunan sianin, terutama jika

menggunakan akar papaya segar.

5. Efek yang Tidak Diinginkan : Reaksi alergi, termasuk serangan asma,

paralisis, hipotensi, bradikardi, nyeri lambung.

6. Interaksi Obat : Meningkatkan INR (International normalized ratio)

pada penggunaan dengan warfarin. Toksisitas Praktis tidak toksik.

LD50 ekstrak etanol 75% akar pepaya yang diberikan secara oral pada

tikus adalah lebih besar dari 15 g/kgBB.

7. Penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan kering, di dalam wadah

tertutup rapat, jauh dari jangkuan anak-anak (BPOM RI, 2010).

e. Pinang (Areca catechu L.)

Biji pinang merupakan biji yang keras, utuh atau berupa irisan.

Biji utuh berupa kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang,

berbentuk setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan suatu

lekukan dangkal, panjang 15 – 30 mm, permukaan luar berwarna coklat

sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jalan dengan

warna yang lebih muda. Pada pangkal biji sering terdapat bagian dari kulit

buah warna putih. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna

coklat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus endosperm

yang berwarna agak keputih-putihan. Biji pinang mempunyai bau lemah,

rasa ketat dan agak pahit (BPOM RI, 2010).

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 7: percobaan 3

7PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

C. HASIL PENGAMATAN

No.Nama

Tumbuhan

Yang Teramati Berdasarkan pustaka

KeteranganAir Kloralhidrat

1. Akar Pepaya

(Carica

papaya

radix)

Sel batu

Kalium

oksalat

Sklerenkim

Trakea

2. Temulawak

(Curcuma

xanthorhiza

R.)

Berkas

pengangkut

Parenkim

korteks

Serabut

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 8: percobaan 3

8PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

sklerenkim

Butir amilum

Jaringan

gabus

3. Seledri

(Apium

graveolantis) Epidermis

Stomata

Hablur

kalium

oksalat

Xylem

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 9: percobaan 3

9PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

4. Kayu Manis

(Cinamommum

burmannii)

Sel minyak

dan

sklerenim

Sel batu

Sklerenkim

5. Pinang

(Arecha

catechu)Sel batu

Perisperm

Endosperm

Berkas

pembuluh

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 10: percobaan 3

10PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

D. PEMBAHASAN

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia

terdiri dari simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau

eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang

secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dipisahkan dari

tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian

hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat

kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang merupakan

bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara

sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi simplisia dengan

menggunakan mikroskop sehingga dapat diketahui ciri khas dari masing-masing

simplisia. Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop

yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang

diidentifikasi secara mikroskopi adalah akar pepaya, rimpang temulawak, daun

seledri, kayu manis, dan biji pinang. Masing-masing simplisia yang diidentifikasi

merupakan simplisia yang telah mengalami proses penghalusan sehingga

berbentuk serbuk. Pemeriksaan serbuk simplisia meliputi pemeriksaan terhadap

anatomi jaringan. Dalam setiap monografi dapat dilihat karakteristik masing-

masing simplisia. Dalam suatu serbuk biasanya hanya terdapat satu atau dua

karakter utama dan penting. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia

berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik bagi masing-masing simplisia

Dalam mengidentifikasi simplisia, digunakan pereaksi untuk memudahkan

dalam mengamati bagian-bagian dari serbuk simplisia. Pereaksi yang digunakan

adalah air dan kloralhidrat. Air berfungsi sebagai pelarut sehingga serbuk

simplisia dapat teramati, namun biasanya jika menggunakan air, bagian-bagian

dari serbuk simplisia tidak terlihat dengan jelas. Berbeda dengan air, kloralhidrat

berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum dan protein

sehingga jaringan yang diamati akan terlihat jelas di bawah lensa mikroskop.

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 11: percobaan 3

11PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

Penggunaan kloralhidrat ini membutuhkan sedikit pemanasan sebelum diamati

pada mikroskop.

Pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorhiza), epidermisnya bergabus,

dan terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut bersel satu. Hipedermis agak

menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Epidermis

merupakan organ tumbuhan bagian luar yang berfungsi sebagai pelindung

terhadap tekanan dari luar. Korteks dan silinder pusat parenkimatik terdiri dari sel

parenkim berdinding tipis berisi butir pati. Parenkim ini merupakan jaringan dasar

yang berfungsi sebagai penyusun sebagian besar organ tumbuhan. Dalam

parenkim tersebar banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat

berwarna jingga., juga terdapat idioblas berisi hablur kalsium oksalat berbentuk

jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur

memanjang. Butir pati ini berfungsi sebagai penyedia energi dalam bentuk

cadangan makanan bagi tumbuhan dalam menjalankan aktivitasnya. Berkas

pengangkut tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan

pada silinder pusat. Berkas pengangkut disebelah dalam endodermis tersusun

dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya.

Pembuluh didampingi oleh sel sekresi yang berisi zat berbutir warna coklat.

Berkas pengangkut berfungsi sebagai sebagai alat transportasi air dan zat

makanan dari akar menuju daun dan menyebar ke seluruh bagian tanaman.

Pada kayu manis (Cinamommum burmannii Cortex), anatomi jaringan

yang teramati yaitu sel batu, serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat.

Sel batu atau sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya

membulat dan dinding selnya mengalami penebalan. Sedangkan serabut

sklerenkim, berasal dari meristem yang terdiri dari sel-sel yang panjang dan

bergerombol membentuk anyaman atau pita. Baik sel batu ataupun serabut

sklerenkim berfungsi sebagai penguat bagian tumbuhan yang terdiri dari sel-sel

mati. Pada kayu manis terkandung kalsium oksalat. Selain itu, ada pula minyak,

sinamaldehid, eugenol, dan sinamil asetat. Adanya kandungan ini menyebabkan

aroma pedas dan berbau wangi kayu manis yang semerbak dan tajam. Kayu manis

banyak dimanfaatkan dalam industri flavor, diantaranya sebagai bumbu dalam daging

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 12: percobaan 3

12PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

dan makanan siap saji, saus, minuman sejenis kola, gula-gula, flavor pada tembakau

serta dalam preparat farmasi dan gigi. Sedangkan penggunaannya sebagai parfum

kurang dikembangkan karena sifatnya yang sensitif terhadap kulit.

Salah satu bahan alam yang digunakan sebagai obat tradisional adalah

Pinang (Areca catechu L). Pinang secara empiris berkhasiat sebagai obat

cacing,karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak, obat gangguan pencernaan,

obat keputihan, dan obat malaria. Tetesan air buah pinang muda untuk

memperbaiki kondisi mata katarak. Biji Pinang mengandung alkaloid, seperi

arekolin,arekolidin,dan isoguvenesin, tannin terkondensasi,flavan, senyawa

fenolik, asam galat, lignin, minyak menguap. Pada identifikasi mikroskopis, dapat

terlihat adanya sel batu, perisperm, endosperm, dan berkas pembuluh. Anatomi

jaringan pada serbuk biji pinang dapat terlihat lebih jelas pada penggunaan

pereaksi larutan kloralhidrat. Sel batu berfungsi sebagai penguat bagian tumbuhan

yang terdiri dari sel-sel mati. Perisperm adalah jaringan nukelus yang menyimpan

cadangan makanan, sedangkan endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan

penyatuan inti sel jantan dengan inti sel sentral. Baik perisperm atau endosperm

yang terdapat dalam biji berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan yang

menunjang fungsi biji. Cadangan makanan dalam biji ini sangat dibutuhkan bagi

saprofit muda yang muncul dari biji untuk berkecambah sampai mampu

berfotosintesis. Penyaluran makanan dilakukan dengan adanya berkas pembuluh.

Berkas pembuluh akan membawa unsur mineral dari tanah untuk di ubah menjadi

makanan dan menyalurkan ke seluruh bagian tanaman.

Pada akar pepaya, (Carica papaya) dapat diamati adanya sel batu, kalsium

oksalat, sklerenkim, dan trakea. Sel batu merupakan bagian tumbuhan yang

dinding selnya mengalami penebalan yang berfungsi sebagai penguat bagian

tumbuhan yang terdiri dari sel-sel mati. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika

asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion

kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian

membentuk kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. Zat ini

berfungsi sebagai pelindung bagi tanaman karena kristal ini beracun bagi hewan

herbivora. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 13: percobaan 3

13PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung

protoplas,sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung

penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Trakea merupakan

sel-sel tabung berdinding tebal yang hanya terdapat pada tumbuhan

Angiospermae. Trakea berfungsi sebagai jalan mengalirnya air dan garam

mineral. Ketika matang, ujung dinding sel trakea melarut dan menyebabkan isi

sitoplasmanya mati. Hasilnya suatu pembuluh mati yang saling terhubung sebagai

tempat mengalirnya air maupun garam mineral.

Pada simplisia Apii graveolens (Daun Seledri) ciri khas anatomi jaringan

yang teramati yaitu stomata, kristal kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem

dan dengan penebalan cincin. Stomata berfungsi dalam pertukaran gas. Tumbuhan

mengambil CO2 dari atmosfer untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis dan

mengeluarkan O2 yang digunakan oleh hewan dan manusia. Kalsium oksalat

berfungsi sebagai pelindung bagi tanaman. Xylem dan floem merupakan jaringan

pengangkut. Jaringan Xilem adalah suatu komponen jaringan pengangkut yang

mempunyai dua fungsi utama. Dimana fungsi tersebut adalah mengangkut air

serta garam-garam mineral dari akar ke daun sebagai komponen fotosintesis dan

juga menjadi penyokong/kekuatan mekanis untuk tumbuhan. Sedangkan jaringan

floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi untuk memindahkan hasil

fotosintesis dari daun dan sebarkan ke seluruh badan tumbuhan.

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 14: percobaan 3

14PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

E. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

identifikasi secara mikroskopis pada beberapa simplisia serbuk menunjukkan ciri

khasnya masing-masing, pada temulawak terlihat adanya berkas pengangkut,

parenkim korteks, serabut sklerenkim, butir amilum, dan jaringan gabung. Pada

kayu manis terlihat adanya sel minyak dan sklerenkim, sel batu, dan sklerenkim.

Pada pinang terlihat adanya sel batu, perisperm, endosperm, dan berkas

pembuluh. Pada akar pepaya terlihat adanya sel batu, kalsium oksalat, sklerenkim,

dan trakea. Pada daun seledri terlihat adanya stomata, kristal kalsium oksalat,

fragmen xylem dan floem.

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036

Page 15: percobaan 3

15PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Volume Kelima Edisi Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1989 dan 1995, Materi Medika Indonesia, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi Pertama, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Nala, Abu, 2011, Manfaat Apotik Hidup, Bina Karya, Jawa Tengah.

Prasety, N.B.A., Ngadiwiyana, 2006, Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Menggunakan GC-MS, JSKA Vol. IX No.1, Semarang.

Tjitrosoepomo, Gembong, 2000, Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036