percobaan 3
TRANSCRIPT
1PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi
simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas
simplisia yang diperiksa.
B. BAHAN
1. KLASIFIKASI
a. Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) (Tjitrosoepomo, 2000)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmanni
b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza) (Tjitrosoepomo, 2000)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorhiza
c. Seledri (Apii graveolantis) (Tjitrosoepomo, 2000)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
2PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
Subclass : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
d. Pepaya (Carica papaya L.) (Tjitrosoepomo, 2000)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
e. Pinang (Areca catechu L.) (Tjitrosoepomo, 2000)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Monocotyledoneae
Ordo : Aracales
Famili : Aracaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.
2. DESKRIPSI TANAMAN
a. Kayu Manis (Cinnamonium busmanti)
Tumbuhan berhabitus pohon dapat mencapai 15 m, pepagan
(kulit batang) berbau khas. Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4-14
cm, lebar 1,5-6 cm, berwarna kelabu kehijauan yang tertekan pada
permukaan daun atau bertepung. Perbungaan berupa malai, berambut
halus, berwarna kelabu yang tertekan pada permukaan; panjang tangkai
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
3PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
bunga 4-12 mm, juga berambut halus; tenda bunga panjang 4- 5 mm,
helai tenda bunga sesudah berkembang tersobek secara menyilang dan
terpotong agak jauh dari dasar bunga; benangsari mempunyai kelenjar
ditengah-tengah tangkai sari. Buah adalah buah buni panjang ± 1 cm
(BPOM RI, 2010).
b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza)
Temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh
merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habistusnya dapat mencapai
ketinggian 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa
tanaman (anakan) dan tiap tanaman memiliki 2-9 helai daun. Daun
tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan
seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Habitus tanaman dapat mencapai
lebar 30-90 cm, jumlah anakan perrumpun antara 3-9 anak. Tanaman
temulawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara
bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha). Warna bunga
umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua serta pangkal
bunganya berwarna ungu. Rimpang induk temulawak bentuknya bulat
seperti telur sedangkan rimpang cabangnya terdapat pada bagian samping
yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang
antara 3-4 buah (BPOM RI, 2010).
c. Seledri (Apii graveolantis)
Tumbuhan berhabitus terna 1-2 tahun, tinggi dapat mencapai 0,8
m, tanaman berbau khas jika diremas. Akar tebal, berumbi kecil. Batang
bersegi nyata, berlubang, tidak berambut. Perbungaan berupa bunga
majemuk payung, tanpa atau dengan tangkai tetapi panjangnya tidak
lebih dari 2 cm, anak payung 6-15 cabang, ukuran 1-3 cm, 6-25 bunga,
tangkai bunga 2-3 mm, daun mahkota putih-kehijauan atau putih-
kekuningan, panjang mahkota bunga 0,5-0,75 mm. Panjang buah rata-
rata 1 mm (BPOM RI, 2010).
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
4PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
d. Pepaya (Carica papaya L.)
Tumbuhan berhabitus terna seperti pohon dengan tinggi 8-10 m.
Akar tanaman pepaya tidak mengayu. Berbatang basah dengan bentuk
silindrik. Diameter 10-30 cm dan tinggi 3-10 m, tidak mengayu,
berongga di tengah, lunak, mengandung banyak air dan terdapat getah di
dalamnya. Bunga berbau harum, berwarna putih kekuningan, berlapis
lilin. Buah yang masih muda berwarna hijau dan apabila masak berwarna
kuning. Biji papaya terletak dalam rongga buah yang terdiri dari lima
lapisan. Bentuk biji agak bulat atau bulat panjang dan kecil serta bagian
luarnya dibungkus oleh selaput yang berisi cairan (BPOM RI, 2010).
e. Pinang (Areca catechu L.)
Tumbuhan berhabitus pohon dengan batang tegak, tinggi dapat
mencapai 25 m, tajuk pohon tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk tabung,
panjang 80 cm; tangkai daun pendek; helaian daun panjang 80 cm; anak
daun ukuran 85 x 5 cm, dengan ujung terbelah. Buah buni (keras), bulat
telur terbalik memanjang, merah jingga jika masak, panjang 3-7 cm
dengan dinding buah (endokarpium) keras dan berserabut; biji 1 berbentuk
telur, dengan alur-alur yang tidak begitu jelas. Habitat : Tanaman pinang
ditanam di seluruh daerah di Indonesia. Tanaman ini didapati mulai
ketinggian permukaan laut sampai ±1400 m dpl dan curah hujan 1500-
5000 mm (BPOM RI, 2010).
3. DESKRIPSI SIMPLISIA
a. Kayu Manis (Cinnamonium busmanti)
Bentuk batangan atau kulit menggulung, membujur, pipih, atau
berupa berkas yang terdiri atas tumpukan bebebrapa potong kulit yang
tergulung membujur, panjang hingga 1 m, tebal kulit 1-3 mm atau lebih,
warna coklat kekuningan, bau khas, rasa sedikit manis.. permukaan luas
yang tidak bergabus berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat
kemerahan, bergaris-garis pucat bergelombang memanjang dan garis-garis
pendek melintang yang menonjol agak berlekuk; yang bergabus berwarna
hijau kehitaman atau coklat kehijauan. Permukaan dalam warna coklat
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
5PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
kemerahan tuasampai coklat kehitaman, bekas patahan tidak rata (BPOM
RI, 2010).
b. Temulawak (Curcuma xanthorhiza)
Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur
memanjang, panjang butir 20 um sampai 70 um, lebar 5 um sampai 30 um,
tebal 3 um sampai 10 um, lamela jelas, hilus di tepi.
1. Kandungan Senyawa : Minyak atsiri mengandung siklo isoren, mirsen,
d-kamfer, P-tolil metilkarbinol, zat warna kurkumin.
2. Pemerian : bau aromatik, rasa tajam, dan pahit (Ditjen POM, 1979).
c. Seledri (Apii graveolantis)
Daun warna hijau, hijau kecoklatan sampai hijau kekuningan.
Bau aromatik, khas, rasa agak asin, agak pedas dan menimbulkan rasa
tebal di lidah.
1. Kandungan kimia : Minyak atsiri: Limonen, p-simol, α-terpineol, α -
santalol, α-pinen, α-kariofilen; Flavonoid: Apiin, apigenin,
isokuersitrin; Kumarin: Asparagin, bergapten, isopimpinelin,
apiumetin, santotoksin; saponin; tanin 1%; sedanolida; asam sedanoat;
manitol; kalsium; fosfor; besi; protein; glisidol; vitamin A, B1, B2, C
dan K.
2. Efek farmakologi : dapat menghasilkan efek antiinflamasi, sehingga
dapat membantu mengurangi bengkak (BPOM RI, 2010).
d. Pepaya (Carica papaya L.)
Berupa potongan akar berbentuk silindris panjang, sedikit
menggulung ke arah dalam, permukaan luar halus, permukaan dalam
keras, agak berkayu, berserabut, warna kedua permukaan putih sampai
putih keabu-abuan atau putih kecoklatan. Bau lemah, rasa pahit.
1. Kandungan kimia pada tanaman ini adalah papain, karpain,
pseudokarpain, nikotin, kontinin, miosmin, glikosida karposida,
kriptoksantin 6,7-epoksilinalol, sitrat, malat, α-glutarat, tartarat, asam
askorbat dan asam galakturonat, bensilglukosinolat, bensil isotiosianat,
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
6PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
fenilasetonitril, avenasterol, asam 5-dehidro-kafeat, karoten,
sikloartenol.
2. Indikasi : Membantu melancarkan buang air kecil.
3. Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada wanita hamil. Secara
eksperimen pemberian raw papain memberikan efek embriotoksik dan
teratogenik serta menyebabkan keguguran.
4. Peringatan : Dikarenakan akar pepaya mengandung glikosida
sianogenik, maka ada risiko keracunan sianin, terutama jika
menggunakan akar papaya segar.
5. Efek yang Tidak Diinginkan : Reaksi alergi, termasuk serangan asma,
paralisis, hipotensi, bradikardi, nyeri lambung.
6. Interaksi Obat : Meningkatkan INR (International normalized ratio)
pada penggunaan dengan warfarin. Toksisitas Praktis tidak toksik.
LD50 ekstrak etanol 75% akar pepaya yang diberikan secara oral pada
tikus adalah lebih besar dari 15 g/kgBB.
7. Penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan kering, di dalam wadah
tertutup rapat, jauh dari jangkuan anak-anak (BPOM RI, 2010).
e. Pinang (Areca catechu L.)
Biji pinang merupakan biji yang keras, utuh atau berupa irisan.
Biji utuh berupa kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang,
berbentuk setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan suatu
lekukan dangkal, panjang 15 – 30 mm, permukaan luar berwarna coklat
sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jalan dengan
warna yang lebih muda. Pada pangkal biji sering terdapat bagian dari kulit
buah warna putih. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna
coklat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus endosperm
yang berwarna agak keputih-putihan. Biji pinang mempunyai bau lemah,
rasa ketat dan agak pahit (BPOM RI, 2010).
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
7PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
C. HASIL PENGAMATAN
No.Nama
Tumbuhan
Yang Teramati Berdasarkan pustaka
KeteranganAir Kloralhidrat
1. Akar Pepaya
(Carica
papaya
radix)
Sel batu
Kalium
oksalat
Sklerenkim
Trakea
2. Temulawak
(Curcuma
xanthorhiza
R.)
Berkas
pengangkut
Parenkim
korteks
Serabut
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
8PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
sklerenkim
Butir amilum
Jaringan
gabus
3. Seledri
(Apium
graveolantis) Epidermis
Stomata
Hablur
kalium
oksalat
Xylem
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
9PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
4. Kayu Manis
(Cinamommum
burmannii)
Sel minyak
dan
sklerenim
Sel batu
Sklerenkim
5. Pinang
(Arecha
catechu)Sel batu
Perisperm
Endosperm
Berkas
pembuluh
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
10PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
D. PEMBAHASAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia
terdiri dari simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat
kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang merupakan
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi simplisia dengan
menggunakan mikroskop sehingga dapat diketahui ciri khas dari masing-masing
simplisia. Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop
yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang
diidentifikasi secara mikroskopi adalah akar pepaya, rimpang temulawak, daun
seledri, kayu manis, dan biji pinang. Masing-masing simplisia yang diidentifikasi
merupakan simplisia yang telah mengalami proses penghalusan sehingga
berbentuk serbuk. Pemeriksaan serbuk simplisia meliputi pemeriksaan terhadap
anatomi jaringan. Dalam setiap monografi dapat dilihat karakteristik masing-
masing simplisia. Dalam suatu serbuk biasanya hanya terdapat satu atau dua
karakter utama dan penting. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia
berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik bagi masing-masing simplisia
Dalam mengidentifikasi simplisia, digunakan pereaksi untuk memudahkan
dalam mengamati bagian-bagian dari serbuk simplisia. Pereaksi yang digunakan
adalah air dan kloralhidrat. Air berfungsi sebagai pelarut sehingga serbuk
simplisia dapat teramati, namun biasanya jika menggunakan air, bagian-bagian
dari serbuk simplisia tidak terlihat dengan jelas. Berbeda dengan air, kloralhidrat
berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum dan protein
sehingga jaringan yang diamati akan terlihat jelas di bawah lensa mikroskop.
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
11PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
Penggunaan kloralhidrat ini membutuhkan sedikit pemanasan sebelum diamati
pada mikroskop.
Pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorhiza), epidermisnya bergabus,
dan terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut bersel satu. Hipedermis agak
menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Epidermis
merupakan organ tumbuhan bagian luar yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap tekanan dari luar. Korteks dan silinder pusat parenkimatik terdiri dari sel
parenkim berdinding tipis berisi butir pati. Parenkim ini merupakan jaringan dasar
yang berfungsi sebagai penyusun sebagian besar organ tumbuhan. Dalam
parenkim tersebar banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat
berwarna jingga., juga terdapat idioblas berisi hablur kalsium oksalat berbentuk
jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur
memanjang. Butir pati ini berfungsi sebagai penyedia energi dalam bentuk
cadangan makanan bagi tumbuhan dalam menjalankan aktivitasnya. Berkas
pengangkut tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan
pada silinder pusat. Berkas pengangkut disebelah dalam endodermis tersusun
dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya.
Pembuluh didampingi oleh sel sekresi yang berisi zat berbutir warna coklat.
Berkas pengangkut berfungsi sebagai sebagai alat transportasi air dan zat
makanan dari akar menuju daun dan menyebar ke seluruh bagian tanaman.
Pada kayu manis (Cinamommum burmannii Cortex), anatomi jaringan
yang teramati yaitu sel batu, serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat.
Sel batu atau sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya
membulat dan dinding selnya mengalami penebalan. Sedangkan serabut
sklerenkim, berasal dari meristem yang terdiri dari sel-sel yang panjang dan
bergerombol membentuk anyaman atau pita. Baik sel batu ataupun serabut
sklerenkim berfungsi sebagai penguat bagian tumbuhan yang terdiri dari sel-sel
mati. Pada kayu manis terkandung kalsium oksalat. Selain itu, ada pula minyak,
sinamaldehid, eugenol, dan sinamil asetat. Adanya kandungan ini menyebabkan
aroma pedas dan berbau wangi kayu manis yang semerbak dan tajam. Kayu manis
banyak dimanfaatkan dalam industri flavor, diantaranya sebagai bumbu dalam daging
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
12PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
dan makanan siap saji, saus, minuman sejenis kola, gula-gula, flavor pada tembakau
serta dalam preparat farmasi dan gigi. Sedangkan penggunaannya sebagai parfum
kurang dikembangkan karena sifatnya yang sensitif terhadap kulit.
Salah satu bahan alam yang digunakan sebagai obat tradisional adalah
Pinang (Areca catechu L). Pinang secara empiris berkhasiat sebagai obat
cacing,karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak, obat gangguan pencernaan,
obat keputihan, dan obat malaria. Tetesan air buah pinang muda untuk
memperbaiki kondisi mata katarak. Biji Pinang mengandung alkaloid, seperi
arekolin,arekolidin,dan isoguvenesin, tannin terkondensasi,flavan, senyawa
fenolik, asam galat, lignin, minyak menguap. Pada identifikasi mikroskopis, dapat
terlihat adanya sel batu, perisperm, endosperm, dan berkas pembuluh. Anatomi
jaringan pada serbuk biji pinang dapat terlihat lebih jelas pada penggunaan
pereaksi larutan kloralhidrat. Sel batu berfungsi sebagai penguat bagian tumbuhan
yang terdiri dari sel-sel mati. Perisperm adalah jaringan nukelus yang menyimpan
cadangan makanan, sedangkan endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan
penyatuan inti sel jantan dengan inti sel sentral. Baik perisperm atau endosperm
yang terdapat dalam biji berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan yang
menunjang fungsi biji. Cadangan makanan dalam biji ini sangat dibutuhkan bagi
saprofit muda yang muncul dari biji untuk berkecambah sampai mampu
berfotosintesis. Penyaluran makanan dilakukan dengan adanya berkas pembuluh.
Berkas pembuluh akan membawa unsur mineral dari tanah untuk di ubah menjadi
makanan dan menyalurkan ke seluruh bagian tanaman.
Pada akar pepaya, (Carica papaya) dapat diamati adanya sel batu, kalsium
oksalat, sklerenkim, dan trakea. Sel batu merupakan bagian tumbuhan yang
dinding selnya mengalami penebalan yang berfungsi sebagai penguat bagian
tumbuhan yang terdiri dari sel-sel mati. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika
asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion
kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian
membentuk kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. Zat ini
berfungsi sebagai pelindung bagi tanaman karena kristal ini beracun bagi hewan
herbivora. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
13PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung
protoplas,sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung
penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Trakea merupakan
sel-sel tabung berdinding tebal yang hanya terdapat pada tumbuhan
Angiospermae. Trakea berfungsi sebagai jalan mengalirnya air dan garam
mineral. Ketika matang, ujung dinding sel trakea melarut dan menyebabkan isi
sitoplasmanya mati. Hasilnya suatu pembuluh mati yang saling terhubung sebagai
tempat mengalirnya air maupun garam mineral.
Pada simplisia Apii graveolens (Daun Seledri) ciri khas anatomi jaringan
yang teramati yaitu stomata, kristal kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem
dan dengan penebalan cincin. Stomata berfungsi dalam pertukaran gas. Tumbuhan
mengambil CO2 dari atmosfer untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis dan
mengeluarkan O2 yang digunakan oleh hewan dan manusia. Kalsium oksalat
berfungsi sebagai pelindung bagi tanaman. Xylem dan floem merupakan jaringan
pengangkut. Jaringan Xilem adalah suatu komponen jaringan pengangkut yang
mempunyai dua fungsi utama. Dimana fungsi tersebut adalah mengangkut air
serta garam-garam mineral dari akar ke daun sebagai komponen fotosintesis dan
juga menjadi penyokong/kekuatan mekanis untuk tumbuhan. Sedangkan jaringan
floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi untuk memindahkan hasil
fotosintesis dari daun dan sebarkan ke seluruh badan tumbuhan.
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
14PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
E. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
identifikasi secara mikroskopis pada beberapa simplisia serbuk menunjukkan ciri
khasnya masing-masing, pada temulawak terlihat adanya berkas pengangkut,
parenkim korteks, serabut sklerenkim, butir amilum, dan jaringan gabung. Pada
kayu manis terlihat adanya sel minyak dan sklerenkim, sel batu, dan sklerenkim.
Pada pinang terlihat adanya sel batu, perisperm, endosperm, dan berkas
pembuluh. Pada akar pepaya terlihat adanya sel batu, kalsium oksalat, sklerenkim,
dan trakea. Pada daun seledri terlihat adanya stomata, kristal kalsium oksalat,
fragmen xylem dan floem.
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036
15PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Volume Kelima Edisi Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1989 dan 1995, Materi Medika Indonesia, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi Pertama, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Nala, Abu, 2011, Manfaat Apotik Hidup, Bina Karya, Jawa Tengah.
Prasety, N.B.A., Ngadiwiyana, 2006, Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Menggunakan GC-MS, JSKA Vol. IX No.1, Semarang.
Tjitrosoepomo, Gembong, 2000, Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
ISTAR FEBRIANTI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S.Farm., Apt.F1F1 12 036