percobaan 1 pembuatan pereaksi

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reagensia atau pereaksi adalah bahan-bahan yang berperan dalam pemeriksaan laboratorium. Banah-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya. Oleh karena itu, di sini dikenalkan bahan-bahan berbahaya tersebut, cara pembuatannya serta penggunaannya dalam laboratorium. Bahan yang berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaanya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu- debu, kabut, uap-uap, gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan,dan korosif. Berdasarkan jenisnya, reagensia terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Reagensia kualiatif yaitu Reagen yang dalam pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran volume dan beratnya

Upload: ito-purnomo

Post on 24-Nov-2015

173 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

percobaan 1 biokimia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangReagensia atau pereaksi adalah bahan-bahan yang berperan dalam pemeriksaan laboratorium. Banah-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya. Oleh karena itu, di sini dikenalkan bahan-bahan berbahaya tersebut, cara pembuatannya serta penggunaannya dalam laboratorium. Bahan yang berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaanya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan,dan korosif. Berdasarkan jenisnya, reagensia terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Reagensia kualiatif yaitu Reagen yang dalam pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran volume dan beratnya tidak harus menggunakan neraca analitik, tidak menuntut digunakan bahan kimia yang murni ataupun menggunakan alat-alat gelas tertentu. Reagensia kuantitatif adalah reagen yang dalam pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi, penimbangannya harus menggunakan neraca analitik dan pengukurannya harus dengan alat ukur kuantitatif. Reagen memiliki banyak kegunaan yang sebagian besar melibatkan menyelamatkan aplikasi.Zat atau dua zat membuat ,mengukur,atau membangun keberadaan reaksi kimia dan bantuan reagen.Kimia organik mungkin juga menetapkan reagen sebagai campuran atau zat-zat yang berbeda yang akan membuat perubahan pada substrat pada kondisi tertentu. Reagen yang dibuat juga ini biasanya digunakan sebagai bahan uji, misalnya uji protein dan asam amino, pati atau karbohidrat,enzim serta lipid dan lain-lain. Pembuatan pereaksi atau reagen ini adalah suatu hal yang paling mendasar dalam melakukan praktikum ataupun penelitian.B. Rumusan MasalahBerdasarkan dengan latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu masalah yaitu Membuat pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu sampel yang mengandung protein dan asam amino, pati atau karbohidrat, enzim serta lipid.C. Tujuan PraktikumSetelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu sampel yang mengandung protein dan asam amino, pati atau karbohidrat,enzim serta lipid.D. Manfaat PraktikumManfaat diadakan percobaan ini praktikan dapat mengetahui cara-cara pembuatan pereaksi kimia.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Alat dan Bahan1. Alata. Pipet volume 10 mL1 buahb. Gelas ukur 100 mL1 buahc. Labu takar 10 mL, 100 mL, 250mL@ 1 buahd. Gelas kimia 200 mL, 500 mL@ 1 buahe. Botol timbang1 buahf. Batang pengaduk1 batangg. Spatula1 buahh. Filer1 buahi. Botol semprot1 buahj. Pipet tetes5 batang2. Bahana. Resorsinol 0,5%3,5 mLb. HCl 6 Mc. CH3COOH 1 M5,75 mLd. CuSO40,375 grame. Garam rochele1,5 gramf. NaOH 10%75 mLg. aquadest

B. Prosedur Kerja1. Pereaksi Seliwanoff

Setelah larut, diencerkan dengan HCl 6 M hingga tanda tera1,5 mL HCl3,5 mL resorsinol 0,5%

Dicampurkan

Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL

10 mL pereaksi Seliwanoff

2. Larutan Asam Asetat 1 M

5,75 mL Asam Asetat

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Ditambah aquadest hingga batas tera 100 mLDikocok hingga homogem

100 mL Larutan asam asetat 1 M

3. Pereaksi Tollens

3 gram NaOH Kristal1 gram AgNO3

Dilarutkan dalam 10 mL aquadestDilarutkan dalam 10 mL aquadest

10 mL larutan NaOH Kristal (Larutan B)10 mL larutan AgNO3(Larutan A)

Dicampurkan larutan A dan larutan B dengan volume yang sama dalam tabung reaksiJika akan digunakan

Tambahkan larutan ammonian encer tetes demi tetes hingga Ag2O larut

Pereaksi Tollens

4. Pereaksi Benedict

Ditambahkan 10 mL larutan CuSO4 hidrat (3,46 gram CuSO4 hidrat dalam 10 mL aquadest)Ditambahkan 5 mL aquadest1 gram natrium karbonat anhidrat34,6 gram natrium nitrat (Na3C6H5O7.11H2O)

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dilarutkan dengan 80 mL aquadest

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

Pereaksi Benedict

5. Pereaksi Ninhidrin

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL100 mL pereaksi ninhidrin0,2 gram Ninhidrin

Ditambahkan sedikit aquadest

Diaduk hingga larut

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

6. Pereaksi Millon

1 gram HgSO4

Diaduk hingga larutDitambahkan sedikit asam sulfat 10 %10 mL larutan HgSO4Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mLDiencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

a. Larutan H2SO4 10%

10 mL H2SO4 pekat

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan H2SO4 10%

b. Larutan NaNO2 1%

1 gram NaNO3

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Dilarutkan dengan sedikit aquadest

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan NaNO3 1%

7. Larutan HCl a. Larutan HCl 1 M

20,83 mL HCl pekat 12 M

Dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

250 mL larutan HCl 1 Mb. Larutan HCl 0,50 M

50 mL HCl 1 M

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan HCl 0,50 M

c. Larutan HCl 0,10 M

50 mL HCl 1 M

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan HCl 0,10 M

d. Larutan HCl 0,05 M

5 mL HCl 1 M

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan HCl 0,05 Me. Larutan HCl 0,02 M

2 mL HCl 1 M

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan HCl 0,02 M

f. Larutan HCl 0,01 M

1 mL HCl 1 M

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan HCl 0,01 M

8. Larutan NaOH

0,05 gram NaOH

Dilarutkan dengan sedikit aquadest

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL

Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

100 mL larutan NaOH9. Larutan Iod 0,01 N

1,209 gram I22,5 gram KI

Dicampurkan

Dilarutkan dengan aquadest hingga 250 mL

250 mL larutan iod 0,01 N glacial 1 M

10. Pereaksi Nelson

2,5 gram natrium karbonat anhidrat2,5 gram garam rochelles2 gram natrium bikarbonat

Dilarutkan dengan 175 mL aquadest

Diencerkan dalam labu takar 250 mL hingga tanda tera

Larutan Nelson A

1,5 gram CuSO4.5H2ODilarutkan dalam 10 mL aquadest

Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat

Larutan Nelson B

Dicampurkan Pereaksi Nelson1 bagian larutan Nelson B25 bagian larutan Nelson A

Catatan : Pencampuran dilakukan sesaat sebelum digunakan11. Pembuatan Reagen Biuret

Dimasukan ke dalam gelas kimia 200mL0,375 gram CuSO4.5H2Oditambahkan 125 mL aquadestDitambahkan 1,5 gram garam rochele

Diaduk hingga larut

Reagen biuret 250 mLDitambahkan aquadest hingga batas tera labu takar 250 mLDitambahkan 75 mL NaOH 10%Sambil dikocokDimasukkan ke dalam labu takar 250 mLCampuran berwarna biru

BAB IVHASIL PENGAMATANA. Data Hasil Pengamatan1. Data Hasil PengamatanNo.Pereaksi/LarutanPerlakuanKegunaan

1.Pereaksi SeliwanoffLarutkan 3,5 gram Resorsinol (Benzena 1,3- diol ) dengan 10 mL Asam klorida 6 M.

2.Pereaksi TollensCampurkan larutan AgNO3 10 % dan larutan NaOH 10 % dengan volume yang sama.Teteskan ke dalam campuran ini larutan Amonia pekat, sehingga endapannya (Ag2O) tepat larut.Reagensia Untuk Aldehid dan Gula Pereduksi.

3.Pereaksi BenedictLarutkan 34,6 gram Natrium Sitrat dan 1 gram natrium kaarbonat anhidrat dalam 85 mL aquadest.Larutkan 3,46 gram CuSO4 hidrat dalam 10 mL air. Tuangkan dengan perlahan larutan ke dalam larutan pertama sambil diaduk.Encerkan dengan air sampai 100 mL.Reagensia Untuk Gula Yang Mempunyai Sifat Mereduksi

4.Pereaksi Ninhidrin

5.Pereaksi MillonLarutkan 1 bagian Hg dalam 1 bagian HNO3 berasap dan dinginkan. Encerkan dengan air sampai 2X volumenya. Setelah beberapa jam, tuangkan larutan yang bening.Reagensia Untuk Albumin dan Fenol

6.Larutan HCl 1 M; 0,50 M; 0,10 M; 0,05 M; 0,02 M; 0,01 M

7.Larutan NaOH 6 N

8.Larutan Iod 0,01 NBiasanya Iod dibuat dalam larutan Kalium Iodida (KI) , karena Iod sendiri sukar larut dalam air.Larutkan 2,5 gram KI dan 1,269 gram I2 dalam 100 mL air.Larutan yang terjadi dibuat menjadi 250 mL dengan menambahkan aquadest.Reagensia Untuk Uji Amilum

9.Pereaksi Nelson

2. Perhitungana. Larutan HCl 1 M[HCl]pekat=12 MVolume HCl yang dipakai=250 mL[HCl]=1 MV1M1 = V2M2 V1x 12 M = 250 mL x 1 M V1 = = 20,83 mLb. Larutan HCl 0,50 M[HCl]pekat=1 MVolume HCl yang dipakai=100 mL[HCl]= 0,50 MV1M1= V2M2V1x 1 M= 100 mL x 0,50 MV1 = = 50 mLc. Larutan HCl 0,10 M[HCl]pekat=1 MVolume HCl yang dipakai=100 mL[HCl]=0,10 MV1M1 = V2M2V1x 1 M = 100 mL x 0,10 M V1 = = 10 mL

d. Larutan HCl 0,05 M[HCl]pekat=1 MVolume HCl yang dipakai=100 mL[HCl]=0,05 MV1M1 = V2M2V1x 1 M = 100 mL x 0,05 M V1 = = 5 mLe. Larutan HCl 0,02 M[HCl]pekat=1 MVolume HCl yang dipakai=100 mL[HCl]=0,02 MV1M1= V2M2V1x 1 M= 100 mL x 0,02 M V1= = 2 mL

f. Larutan HCl 0,01 M[HCl]pekat=1 MVolume HCl yang dipakai=100 mL[HCl]=0,01 MV1M1 = V2M2V1x 1 M= 100 mL x 0,01 M V1= = 1 mLB. PembahasanPereaksi atau reagen adalah bahan-bahan yang berupa zat atau campuran beberepa unsur yang diagunkan dalam aktivitas praktikum maupun penelitian di laboratorium. Pereaksi ini menjadi penting terutama jika pereaksi tersebut akan bertindak sebagai pereaksi kuantitif maka ketelitiannya haruslah tinggi.Selain pereaksi kuantitif ada juga pereaksi kulitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu unsur atau bahan berdasarkan perubahan atau responnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan warna, perubahan suhu, ada tidaknya gelembung, dan lain-lain. Beberapa pereaksi yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat, protein, lemak dan enzimPada percobaan ini kita membuat beberapa pereaksi yang akan digunakan untuk melakukan beberapa uji-uji pada sampel yang mengandung protein dan asam amino, pati atau karbohidrat,enzim serta lipid. Beberapa pereaksi yang dibuat adalah sebagai berikut : Pertama Pereakasi Seliwanoff adalah pereaksi yang digunakan untuk uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa.

Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat: Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.Kedua pereaksi tollens, dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbonil, -CO-. Senyawa karbonil ini dapat berupa aldehid, -CHO jika gugus karbonilnya terletak di ujung (atom C nomor 1), dan dapat berupa keton, -CO- jika gugus karbonil berada di tengah rantai C, atau paling tidak pada atom C nomor 2. Karena sifat pengoksidasinya lemah, maka tollens tidak dapat mengoksidasi senyawa keton.Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat, AgNO3. Mula-mula larutan ini direaksikan dengan basa kuat, NaOH(aq), kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak amoniakal, Ag(NH3)2+(aq).2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) 2Ag(NH3)2NO3(aq) + 2NaOH(aq)Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting larutan ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan timbulnya cermin perak.Ketiga Perekasi benedict merupkan pereaksi untuk uji umum karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4 + Natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat basa lemah.Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Keempat Pereaksi Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Ninhidrin merupakan suatu oksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif asam -amino untuk menghasilkan CO2.NH3 dan suatu aldehid dengan satu atom karbon kurang daripada asam amino induknya.Kelima Pereaksi Milon adalah campuran larutan raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi Millon ditambahkan ke dalam larutan protein, akan dihasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah akibat pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.Keenam Larutan HCl dikenal sebagai larutan asam kuat biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah larutan. larutan HCl dalam air adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasukbahan kimia berbahayaatau B3, sehingga dalam penyimpaan dan penggunaanya harus hati-hati. Ketujuh pereaksi NaOH merupakan larutan atau zat kimia yang merupakan basa kuat. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran, dan larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan dalam air.Kedelapan Pereaksi iod atau larutan KI , larutan ini digunakan untuk menguji adanya amilum (zat pati). Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen.Kesembilan Pereaksi Nelson digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat. Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukkan ukuran konsentrasi gula dan membandingkannya dengan larutan standar sehingga konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya. Pereaksi in terdiri dari capuran Larutkan 12,5 gram Na2CO2 anhidrat, 12,5 gram garam Rochelle, 10 gram NaHCO3, dan 100 gram Na2(SO4) anhidrat dalam 350 ml aquades. Yang kemudian diencerkan sampai 500 ml. Dicampurkan dengan Larutkan 7,5 gram CuSO4.5H2O dalam 50 ml aquades , kemudian tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat.dengan perbandingan 25 : 1.

BAB VKESIMPULANA. KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk nmengidentifikasi adanya protein dan asam amino pada suatu sampel dapat menggunakan reagen million .Untuk mengidentifikasi hidrolisis patia dalam suatu sampel dapat digunakan larutan iodin , pereaksi nelson, dan larutan pati sedangkan untuk menguji ada tidakya karbohidrat/pati dalam suatu sampel dapat juga dilihat dari perubahan warnanya ,perubahan warna ini dapat di uji menggunakan pereaksi seliwanoff,barfoed,tollens dan benedict.Untuk mengetahui ada tidaknya asam lemak tak jenuh pada jenis minyak/lemak tertentu dapat mengguhakan larutan iod.B. SaranDalam praktikum ini ketelitian dan ketepatan serta kedisiplinan praktikan dalam melakukan percobaan harus ditingkatkan agar hasil pengamatan yang diperoleh lebih baik dan benar.