pembuatan pereaksi uni

21
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PEMBUATAN PEREAKSI NAMA : YUNITA PARE ROMBE NIM : H311 12 012 KELOMPOK : I (SATU) HARI/TGL PERCOBAAN : KAMIS/20 FEBRUARI 2014 ASISTEN : MUH. ADE ARTASASTA LABORATORIUM BIOKIMIA

Upload: yunitapare

Post on 20-Jan-2016

118 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

I.1 Ninhidrin Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu (Hart, dkk., 2003). Sifat kimia dan fisika ninhidrin berwarna kuning mudah, berbau khas yang lemah, pH 4,6-5,0 pada 10 g/l 200C. Titik lebur ninhidrin 250-258 0C, tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak, densitas curah kira-kira 680 kg/m3. Koefisien partisi untuk ninhidrin 0,67 diperkirahkan tidak ada potensi biokumulasiReaktifitas secara umum untuk senyawa organik yang mudah terbakar berhubungan dengan penyebaran yang halus, saat di putar kemungkinan ledakan debu secara umum dapat di asumsikan (Anonim, 2013).I.2 Na2CO3 Kurva titrasi Na2CO3 2,5 mmol, Na2CO3 dititrasi dengan 0,10 M HCl, fenoltalenin, dengan skala pH 8,0 sampai 9,6 adalah indikator yang cocok untuk titik akhir pertama. Metil orange dengan skala pH 3,1 sampai 4,4 cocok untuk titrasi kedua (Day, 2002).Sifat kimia dan fisika dari Na2CO3 berwarna putih, tidak berbau, titik didih 4000C, pembekuan sekitar 851 derajat, dekomposisi suhu adalah 4000C, mempunyai berat molekul 105,9778, dan densitas 1,55. Na2CO3 dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit dengan luka bakar. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan pencernaan (Anonim, 2013). I.3 NaH2PO4 Na2HPO4 analog dengan penambahan ion asetat kepada suatu larutan asam asetat karena pengionya kecil asam fosfat, karena itu campuran Na2HPO4 merupakan buffer yang paling efektif pada jangka pH 7,2 atau 1,0 ke atas, campuran suatu Asam bronstet dan basa konjugat (Basset, dkk., 1994).I.4 GlisinGlisin adalah asam amino alami paling sederhana. Asam amino ini bagi manusia bukan merupakan asam amino esensial karena tubuh manusia dapat mencukupi kebutuhannya. Sifat- sifat kimia dan fisika glisin adalah berbentuk padat, warna putih, titik lebur 232-2360C, mempunyai pH 5,9- 6,4 pada 50 g/l 200 C, tidakdiklasifikasikan mudah meledak, dan densitas curah hujan adalah 920 kg/m3. Reaktifitas ini berlaku secara umum dan senyawa organik yang mudah terbakar, sehubungan dengan penyebaran yang halus saat diputar kemungkinan ledakan debu secara umum dapat di asumsikan. Kemungkinan reaksi yang berbahaya hebat dapat terjdi dengan oksidator kuat, basa (Anonim, 2013).1.5 Na2HPO4 Natrium hidrogen fosfat adalah basa lemah, natrium hidrogen fosfat berwarna ptutih, dengan pH 8,7-9,3 pada suhu 200 C. Natrium hidrogen fosfat mempunyai berat molekul 141,96. Stabilitas natrium hidrogen fosfat yaitu hidroskopis, kelembaban absorbsi. Mempunyai solubilitas 75 g/l pada suhu 25 derajat (anonim, 2013).1.7 Asam SitratRumus kimia Asam Sitrat adalah C6H8O7 atau CH2(COOH)-COH(COOH)- CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi- 1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sifat –sifat asam sitrat mempunyai berat molekul 92 gr/mol, spesific gravity 1,54 (20°C), titik lebur 153°C, titik didih 175°C, kelarutan dalam air 207,7 gr/100 ml (25°C). Pada titik didihnya asam sitrat terurai (terdekomposisi). Berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam (Hasibuan, 2010). Penggunaan utama Asam Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode Asam Sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga. Kemampuan Asam Sitrat untuk mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen (Hasibuan, 2010).1.8 Asam AsetatAsam asetat atau acetic acid atau ethanoic acid adalah senyawa organik yang termasuk dalam golongan carboxylic acid. Polaritas gugus fungsi karena a

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Pereaksi Uni

LAPORAN PRAKTIKUMBIOKIMIA

PEMBUATAN PEREAKSI

NAMA : YUNITA PARE ROMBENIM : H311 12 012KELOMPOK : I (SATU)HARI/TGL PERCOBAAN: KAMIS/20 FEBRUARI 2014ASISTEN : MUH. ADE ARTASASTA

LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2014

Page 2: Pembuatan Pereaksi Uni

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Ninhidrin

Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan

menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari

triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna

ungu (Hart, dkk., 2003).

Sifat kimia dan fisika ninhidrin berwarna kuning mudah, berbau khas yang

lemah, pH 4,6-5,0 pada 10 g/l 200C. Titik lebur ninhidrin 250-258 0C, tidak

diklasifikasikan sebagai mudah meledak, densitas curah kira-kira 680 kg/m3.

Koefisien partisi untuk ninhidrin 0,67 diperkirahkan tidak ada potensi biokumulasi

Reaktifitas secara umum untuk senyawa organik yang mudah terbakar berhubungan

dengan penyebaran yang halus, saat di putar kemungkinan ledakan debu secara

umum dapat di asumsikan (Anonim, 2013).

I.2 Na2CO3

Kurva titrasi Na2CO3 2,5 mmol, Na2CO3 dititrasi dengan 0,10 M HCl,

fenoltalenin, dengan skala pH 8,0 sampai 9,6 adalah indikator yang cocok untuk titik

akhir pertama. Metil orange dengan skala pH 3,1 sampai 4,4 cocok untuk titrasi

kedua (Day, 2002).

Page 3: Pembuatan Pereaksi Uni

Sifat kimia dan fisika dari Na2CO3 berwarna putih, tidak berbau, titik didih

4000C, pembekuan sekitar 851 derajat, dekomposisi suhu adalah 4000C, mempunyai

berat molekul 105,9778, dan densitas 1,55. Na2CO3 dapat menyebabkan iritasi mata

dan kulit dengan luka bakar. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan

pencernaan (Anonim, 2013).

I.3 NaH2PO4

Na2HPO4 analog dengan penambahan ion asetat kepada suatu larutan asam

asetat karena pengionya kecil asam fosfat, karena itu campuran Na2HPO4 merupakan

buffer yang paling efektif pada jangka pH 7,2 atau 1,0 ke atas, campuran suatu Asam

bronstet dan basa konjugat (Basset, dkk., 1994).

I.4 Glisin

Glisin adalah asam amino alami paling sederhana. Asam amino ini bagi

manusia bukan merupakan asam amino esensial karena tubuh manusia dapat

mencukupi kebutuhannya. Sifat- sifat kimia dan fisika glisin adalah berbentuk padat,

warna putih, titik lebur 232-2360C, mempunyai pH 5,9- 6,4 pada 50 g/l 200 C,

tidakdiklasifikasikan mudah meledak, dan densitas curah hujan adalah 920 kg/m3.

Reaktifitas ini berlaku secara umum dan senyawa organik yang mudah terbakar,

sehubungan dengan penyebaran yang halus saat diputar kemungkinan ledakan debu

secara umum dapat di asumsikan. Kemungkinan reaksi yang berbahaya hebat dapat

terjdi dengan oksidator kuat, basa (Anonim, 2013).

1.5 Na2HPO4

Natrium hidrogen fosfat adalah basa lemah, natrium hidrogen fosfat

berwarna ptutih, dengan pH 8,7-9,3 pada suhu 200 C. Natrium hidrogen fosfat

Page 4: Pembuatan Pereaksi Uni

mempunyai berat molekul 141,96. Stabilitas natrium hidrogen fosfat yaitu

hidroskopis, kelembaban absorbsi. Mempunyai solubilitas 75 g/l pada suhu 25

derajat (anonim, 2013).

1.7 Asam Sitrat

Rumus kimia Asam Sitrat adalah C6H8O7 atau CH2(COOH)-COH(COOH)-

CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-

1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus

karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion

yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sifat –sifat asam sitrat mempunyai berat molekul

92 gr/mol, spesific gravity 1,54 (20°C), titik lebur 153°C, titik didih 175°C,

kelarutan dalam air 207,7 gr/100 ml (25°C). Pada titik didihnya asam sitrat terurai

(terdekomposisi). Berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa

asam (Hasibuan, 2010).

Penggunaan utama Asam Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan

pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode Asam Sitrat sebagai

zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga

digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga.

Kemampuan Asam Sitrat untuk mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna sebagai

bahan sabun dan deterjen (Hasibuan, 2010).

1.8 Asam Asetat

Asam asetat atau acetic acid atau ethanoic acid adalah senyawa organik yang

termasuk dalam golongan carboxylic acid. Polaritas gugus fungsi karena adanya

ikatan polar O-H dan C=O maka asam karboksilat adalah senyawa polar. Ikatan

hidrogen Ikatan Hidrogen antara asam karboksil molekul juga kuat dan ikatan

Page 5: Pembuatan Pereaksi Uni

hidrogen ini juga terjadi antara carboxilic acid dengan air. Solubilitas dalam air asam

asetat yang berat molekulnya rendah sangat dalam air dan solubilitasnya akan

semakin turun dengan bertambahnya jumlah atom carbon.Titik leleh dan titik didih

Ikatan hidrogen yang kuat antar molekul menyebabkan titik leleh dan didih dari

sangat tinggi (Triharto, 2010).

Page 6: Pembuatan Pereaksi Uni

BAB II

PROSEDUR DAN PERHITUNGAN

2.1 Prosedur

2.1.1 Na2CO3 2% dalam NaOH 0,1 M 100 mL

Kristal Na2CO3 ditimbang sebanyak 2 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas

kimia. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL dan diaduk hingga

homogen, kemudian pindahkan ke dalam botol reagen tertutup.

2.1.2 Ninhidrin 2% dalam Aseton 100 mL

Kristal Ninhidrin ditimbang sebanyak 2 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas

kimia. Kemudian ditambahkan Aseton sebanyak 100 mL dan diaduk hingga

homogen, kemudian pindahkan ke dalam botol reagen tertutup.

2.1.3 Na2PO4 Dan NaPO4 dengan pH 6,2 campuran

NaPO4 monobasic dimasukkan kedalam labu ukur sebayak 18,5 ml lalu

dimasukkan natrium fosfat dibasic sebanyak 81,5 ml kemudian di tambahkan

aquades hingga 100 ml.

2.1.4 Na2PO4 Dan NaPO4 dengan pH 6,8 campuran

Natrium fosfat monobasic dimasukkan kedalam labu ukur sebanyak 51,1 ml lalu

di tambahkan natrium fosfat dibasic sebanyak 49,0 ml, kemudian ditambahkan

aquades sampai 100 ml.

2.1.5 Buffer pelarut sitrat

NaH2PO4 0,02 M Sebanyak 92 ml lalu ditambahkan Na2HPO4 0,41 M

sebanyak 0,6 ml kemudian diencerkan dengan sitrat sebanyak 200 ml.

Page 7: Pembuatan Pereaksi Uni

2.1.6 Buffer sitrat untuk pH 5,1 dan 6,8

Natrium Hidrogen fosfat 8,5 M sebanyak 11,15 ml kemudian ditambahkan

asam sitrat sebanyak 8,85 setelah itu diencerkan.

Natrium hidrogen fosfat sebanyak 10,30 ml kemudian ditambahkan asam sitrat

sebanyak 9,70 ml lalu diencerkan.

2.1.7 buffer glisin

Glisin ditimbang sebanyak 75,07 x 10-4 gram kemudian ditambahkan 100 ml

aquade

2.1.8 Asam Asetat

Dituang sebanyak 50 mL CH3COOH 0.2 M ke dalam gelas ukur 100 mL,

kemudian ditambahkan 50 mL aquades lalu dihomogenkan.

2.1.9 Larutan Nelson (Na2CO3)

Ditimbang sebanyak 5 gram Na2CO3 anhidrat, 5 gram garam Rochell, 4 gram

NaHCO3, 40 gram Na2SO4 kemudian semua bahan dilarutkan hingga volume

200 mL.

2.2 Perhitungan

2.2.1 Na2CO3 2% dalam NaOH 0,1 M 100 mL

% Na2CO3 = gram

volume (mL) x 100%

2 % = gram

100 mL x 100 %

Gram Na2CO3 = 2 %x 100mL100%

= 2 gram

2.2.2 Ninhidrin 2% dalam Aseton 100 mL

Page 8: Pembuatan Pereaksi Uni

% Ninhidrin = gram

volume (mL) x 100%

2 % = gram

100 mL x 100 %

Gram Ninhidrin = 2 %x 100mL100%

= 2 gram

2.2.3 Buffer Fosfat pH 6,2

Dik: Larutan A = 81,5 Natrium fosfat monobasis

Larutan B = 18,5 Natrium fosfat dibasis

Dit: Buffer fosfat pH 6,2 = ...?

Peny: Buffer fosfat pH 6,2 = 81,5 mL larutan A + 18,5 mL larutan B

= 100 mL + 100 mL akuades = 200 mL

2.2.4 Buffer Fosfat pH 6,8

Dik: Larutan A = 51 mL Natrium fosfat monobasis

Larutan B = 49 mL Natrium fosfat dibasis

Dit: Buffer Fosfat pH 6,8 = ...?

Peny: Buffer Fosfat pH 6,8 = 51 mL larutan A + 49 mL larutan B

= 100 mL + 100 mL akuades

= 200 mL

2.2.5 Buffer Fosfat

Buffer Fosfat = (92 mL NaH2PO4 + 8 mL Na2HPO4) + 100 mL akuades

= 100 mL + 100 mL

= 200 mL

2.2.6 Buffer Asam Sitrat

Page 9: Pembuatan Pereaksi Uni

2.2.6.1 Buffer pH 5,4

Buffer pH 5,4 = 11,15 mL Na2HPO4 + 8,85 mL Asam Sitrat

= 20 mL

2.2.6.2 Buffer pH 5,0

Buffer pH 5,0 = 10,30 mL Na2HPO4 + 9,70 mL Asam Sitrat

= 20 mL

2.2.7 Buffer Glisin

Dik: mL Glisin = 10 mL

M Glisin = 0,01 M

Mr Glisin = 75,07

Dit: massa = ...?

Peny:

LAMPIRAN 1

Page 10: Pembuatan Pereaksi Uni

BAGAN

1. Na2CO3 2% dalam 100 mL NaOH 0,1 M

- Ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan ke gelas kimia.

- Ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL.

- Diaduk sampai homogen.

- Masukkan ke dalam botol reagen tertutup.

2. Ninhidrin 2% dalam Aseton 100 mL

- Ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan ke gelas

kDitambahkan Ninhidrin sebanyak 100 mL.

- Diaduk sampai homogen.

- Masukkan ke dalam botol reagen tertutup.

3. NaPO4 monobasis dan Na2PO4 dibasis dengan pH 6,2 campuran

-

- Dimasukkan kedalam labu ukur

- Ditambahkan natrium fosfat dibasis sebanyak 81,5 ml

- Ditambahkan aquades hingga 100 ml

4. NaPO4 monobasis dan Na2PO4 dibasis dengan pH 6,8 campuran

Kristal Na2CO3

Na2CO3 2%

Kristal Ninhidrin

Ninhidrin 2%

Natrium fosfat monobasis 18,5 ml

hasil

Natrium fosfat monobasis 51,1 ml

Page 11: Pembuatan Pereaksi Uni

- Dimasukkan kedalam labu ukur

- Ditambahkan natrium fosfat dibasis sebanyak 49,0 ml

- Ditambahkan aquades hingga 100 ml

5. Buffer pelarut sitrat

- Dimasukkan kedalam labu ukur sebanyak 92 ml

- Ditambahkan Na2PO4 0,41 M sebanyak 0,6 ml

- Diencerkan dengan sitrat sebanyak 200 ml

6. Asam sitrat dengan pH 5,1

- Dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 11,15 ml

- Ditambahkan asam sitrat sebanyak

- Di encerkan

7. Asam sitrat pH 6,8

Hasil

Na2PO4 0,02 M

HASIL

Na2PO4 0,5 M

Hasil

NaHPO4

Page 12: Pembuatan Pereaksi Uni

- dimasukkan sebanyak 10,30 ml

- Ditambahkan asam sitrat 9,70 ml

- diencerkan

8. Glisin

- ditimbang sebanyak 75,07 x 10-4 gram

- Ditambahkan aquades sebanyak 100 ml

9. Larutan Nelson

- Ditimbang sebanyak 5 gram Na2CO3 anhidrat

- Ditimbang 5 gram garam rochell

- Ditimbang 4 gram NaHCO3

- Ditimbang 4 gram Na2SO4

- Semua bahan dilarutkan hingga volume 200 ml

10. Asam asetat

Hasil

Glisin

Hasil

Larutan nelson

HASIL

Asam asetat 0,2 M

Page 13: Pembuatan Pereaksi Uni

- Dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml

- Ditambahkan 50 ml aquades

- dihomogenkan

DAFTAR PUSTAKA

Hasil

Page 14: Pembuatan Pereaksi Uni

Basset, J, dkk., 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Buku Kedokteran, Jakarta.

Day, A, R, dkk., 1992, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

Flaschka, A, dkk,. 1873, Quantitative Analytical Chemistry, Barnes dan Noble, New York.

Hart, H, dkk., 2003, Kimia Organik: Edisi 11, Erlangga, Jakarta.

Hasibuan, M, 2010, sifat- sifat asam sitrat, (http:// www.repository.asamsitrat.id), diakses pada tanggal 22 februari 2014 pukul 17.20 WITA.

Triharto, H, 2010, studi ketahanan, (http: //www.asamasetat.com) diakses pada tanggal 22 februari 2014 pukul 18.00 WITA.

Anonim, A, 2009, Natrium Karbonat, (http://www. itokindo . orgi/natrium-karboant ), diakses pada tanggal 23 februari pukul 17.59 WITA.

Anonim,B, 2013, Lembaran Data Keselamatan Bahan Ninhidrin, (http:// www.merckmilipore.com) , diakses pada tanggal 21 februari2014 pukul 21.55 WITA.

Anonim,C, 2013, Lembaran Data Keselamatan Bahan Glisin, (http:// www.merckmilipore.com) , diakses pada tanggal 21 februari2014 pukul 18.06 WITA.

Anonim,D, 2013, Lembaran Data Keselamatan Bahan Natrium Hidrogen Fosfat, (http:// www.merckmilipore.com) , diakses pada tanggal 21 februari2014 pukul 18.40 WITA.

LEMBAR PENGESAHAN

Page 15: Pembuatan Pereaksi Uni

Makassar, 24 Februari 2014

Asisten

MUH. ADE ARTASASTA

Praktikan

YUNITA PARE ROMBE

Page 16: Pembuatan Pereaksi Uni