percobaan 1

17
 Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan Lab orator ium Far m akologi 1 PERCOBAAN I CARA PENANGANAN DAN PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN PERCOBAAN Tujuan Percobaan Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan: 1. Mengetahui dan mampu menangani hewan untuk percobaan farmakologi secara baik. 2. Mengetahui sifat-sifat hewan percobaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi responnya. 3. Mengenal teknik-teknik pemberian obat melalui berbagai rute pemberian serta pengaruhnya terhadap efek yang ditimbulkan. Teori Dalam praktikum farmakologi percobaan umumnya dilakukan terhadap hewan hidup. Setiap hewan harus diperlakukan dengan baik karena perlakuan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dalam hasil pengamatan. Hewan percobaan memiliki karakteristik yang bermacam-macam. Berikut ini adalah karakteristik beberapa hewan percobaan yang sering digunakan di laboratorium farmakologi. 1. Mencit Mencit merupakan hewan yang relatif lebih mudah ditangani, bersifat penakut dan fotofobik, cenderung bersembunyi dan berkumpul dengan sesamanya, lebih aktif pada malam hari, aktivitasnya terganggu dengan adanya manusia, suhu normal badan 37,4 0 C, laju respirasi normal 163 kali/menit. 2. Tikus Tikus merupakan hewan yang sangat cerdas, relatif lebih mudah ditangani, tidak terlalu bersifat fotofobik, lebih tahan terhadap infeksi, kecenderungan untuk berkumpul dengan sesamanya tidak tinggi, dapat menjadi liar, galak, dan menyerang si pemegang jika makanan nya kurang atau dipe rlakukan kas ar, suhu normal badan 37,5 0 C, laju respirasi 210 kali/menit.

Upload: keshni-devi

Post on 05-Oct-2015

158 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Farmakologi Sistem Organ

TRANSCRIPT

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 1

    PERCOBAAN I

    CARA PENANGANAN DAN PEMBERIAN OBAT

    PADA HEWAN PERCOBAAN

    Tujuan Percobaan

    Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan:

    1. Mengetahui dan mampu menangani hewan untuk percobaan farmakologi secara baik.

    2. Mengetahui sifat-sifat hewan percobaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

    responnya.

    3. Mengenal teknik-teknik pemberian obat melalui berbagai rute pemberian serta

    pengaruhnya terhadap efek yang ditimbulkan.

    Teori

    Dalam praktikum farmakologi percobaan umumnya dilakukan terhadap hewan hidup.

    Setiap hewan harus diperlakukan dengan baik karena perlakuan yang tidak wajar

    terhadap hewan percobaan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dalam

    hasil pengamatan.

    Hewan percobaan memiliki karakteristik yang bermacam-macam. Berikut ini adalah

    karakteristik beberapa hewan percobaan yang sering digunakan di laboratorium

    farmakologi.

    1. Mencit

    Mencit merupakan hewan yang relatif lebih mudah ditangani, bersifat penakut dan

    fotofobik, cenderung bersembunyi dan berkumpul dengan sesamanya, lebih aktif

    pada malam hari, aktivitasnya terganggu dengan adanya manusia, suhu normal

    badan 37,40C, laju respirasi normal 163 kali/menit.

    2. Tikus

    Tikus merupakan hewan yang sangat cerdas, relatif lebih mudah ditangani, tidak

    terlalu bersifat fotofobik, lebih tahan terhadap infeksi, kecenderungan untuk

    berkumpul dengan sesamanya tidak tinggi, dapat menjadi liar, galak, dan

    menyerang si pemegang jika makanannya kurang atau diperlakukan kasar, suhu

    normal badan 37,50C, laju respirasi 210 kali/menit.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 2

    3. Kelinci

    Kelinci jarang bersuara kecuali bila merasa nyeri, dan jika merasa tidak aman akan

    memberontak, suhu rektal umumnya 38-39,50C, suhu berubah jika mengalami

    gangguan lingkungan, laju respirasi 38-65 kali/menit, umumnya 50 kali/menit pada

    kelinci dewasa normal.

    4. Marmot

    Marmot sangat jinak, mudah ditangani, jarang menggigit, kulitnya halus dan

    berkilat, bulunya tebal dan kuat tapi tidak kasar, tidak mengeluarkan cairan di

    hidung dan telinga. Laju denyut jantung 150-160 kali/menit, laju respirasi 50-110

    kali/menit, suhu rektal 39-400C.

    5. Katak

    Kulit katak bersifat lembab dan licin.

    Volume Pemberian Obat untuk Hewan Percobaan

    Volume cairan yang diberikan kepada hewan percobaan tidak boleh melebihi jumlah

    tertentu. Tabel 1.1 menunjukkan batas maksimal volume cairan yang dapat diberikan

    kepada hewan percobaan.

    Senyawa yang tidak larut dalam air dibuat suspensi atau emulsi dengan bantuan zat

    pembantu dan diberikan dengan rute pemberian oral.

    Tabel 1.1 Batas Maksimal Volume Cairan untuk Hewan Percobaan

    Hewan Percobaan

    Batas maksimal (mL ) untuk rute pemberian

    iv Im ip Sc Po Mencit Tikus Kelinci Marmot

    0,5 1 5-10 2

    0,05 0,1 0,5 0,2

    1 3 10 3

    0,5 2 3 3

    1 5 20 10

    (M. Boucard, et al., Pharmacodynamics, Guide de Travaux Pratiques, 19811982)

    Dosis Obat pada Hewan Percobaan

    Pendekatan terbaik dalam penentuan dosis adalah dengan menggunakan perbandingan

    luas permukaan tubuh. Perbandingan luas permukaan tubuh beberapa spesies hewan

    percobaan yang sering digunakan di laboratorium farmakologi ditunjukkan pada Tabel

    1.2.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 3

    Tabel 1.2. Perbandingan Luas Permukaan Tubuh Hewan Percobaan (Untuk Konversi Dosis)

    dicari diketahui

    20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 kg 12 kg 70 kg

    Mencit

    Tikus

    Marmot

    Kelinci

    Kucing

    Kera

    Anjing

    Manusia 20 g Mencit 200 g Tikus 400 g Marmot 1,5 kg Kelinci 2 kg Kucing 4 kg Kera 12 kg Anjing 70 kg Manusia

    1,0

    0,14

    0,08

    0,04

    0,03

    0,016

    0,008

    0,0026

    7,0 1,0 0,57 0,25 0,23 0,11 0,06 0,018

    12,29 1,74 1,0 0,44 0,41 0,19 0,10 0,031

    27,8

    3,3

    2,25

    1,0

    0,92

    0,42

    0,22

    0,07

    23,7

    4,2

    2,4

    1,08

    1,0

    0,45

    0,24

    0,13

    64,1

    9,2

    5,2

    2,4

    2,2

    1,0

    0,52

    0,16

    124,2 17,8 10,2 4,5 4,1 1,9 1,0 0,32

    387,9

    56,0

    31,5

    14,2

    13,0

    6,1

    3,1

    1,0

    (Laurence and Bacharach, A.L., Evalution of Drug Activities: Pharmacometris, 1964)

    Bila diinginkan dosis absolut pada manusia 70 kg dari data dosis pada anjing 20 mg/kg

    (untuk anjing dengan bobot badan 12 kg) maka dihitung terlebih dahulu dosis absolut

    pada anjing tersebut yaitu 20 mg/kg x 12 kg = 240 mg. Dengan menggunakan faktor

    konversi pada Tabel 2 maka diperoleh dosis absolut untuk manusia (70 kg) yaitu 240 mg

    x 3,1 = 744 mg. Dengan demikian dapat diramalkan efek farmakologis suatu obat yang

    timbul pada manusia dengan dosis 744 mg/70 kg BB adalah sama dengan yang timbul

    pada anjing dengan dosis 240 mg/12 kg BB.

    Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Percobaan

    Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan, yaitu:

    1. Faktor Internal

    Termasuk diantaranya usia, jenis kelamin, ras, sifat genetik, status kesehatan dan

    nutrisi, bobot badan, dan luas permukaan tubuh

    2. Faktor Eksternal

    Termasuk diantaranya suplai oksigen, pemelihara lingkungan fisiologik dan

    isoosmosis, dan pemeliharaan kebutuhan struktural ketika menyiapkan jaringan

    atau organ untuk percobaan.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 4

    3. Faktor Lingkungan

    Termasuk diantaranya keadaan kandang, suasana asing atau baru, pengalaman

    hewan sebelum menerima obat, keadaan ruangan tempat hidup (suhu, kelembaban,

    ventilasi, cahaya, kebisingan), penempatan hewan dalam kandang, cuaca,

    ketinggian, musim, jenis makanan, dan waktu percobaan.

    Untuk mendapatkan hasil percobaan yang baik maksimum dapat ditempatkan lima

    ekor hewan secara bersama-sama.

    Rute Pemberian Obat

    Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat karena

    karakteristik lingkungan, fisiologis, anatomis dan biokimiawi yang berbeda pada daerah

    kontak mula obat dengan tubuh. Karakteristik ini berbeda karena ada hal-hal yang

    berbeda seperti:

    Suplai darah

    Struktur anatomi dari lingkungan kontak antara tubuh dan obat.

    Enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut.

    Hal-hal ini menyebabkan jumlah obat yang dapat mencapai terdapat kerjanya dalam

    waktu tertentu akan berbeda tergantung pada rute pemberian obat.

    Dalam percobaan ini obat akan diberikan kepada hewan percobaan secara oral,

    subkutan, intravena, intramuskular, dan intraperitoneal.

    Penanganan Hewan Percobaan

    1. Mencit

    1.1. Cara Perlakuan

    - Mencit diangkat ujung ekornya dengan tangan kanan, letakkan pada suatu tempat

    yang permukaannya tidak licin misalnya kasa, ram kawat, sehingga jika ditarik

    mencit akan mencengkram, seperti terlihat pada Gambar 1.1.

    Gambar 1.1 Tahap pertama

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 5

    Telunjuk dan ibu jari tangan kiri menjepit kulit tengkuk sedangkan ekornya dipegang

    dengan tangan kanan. Kemudian posisi tubuh mencit dibalikkan sehingga perut

    menghadap pemegang dan ekor dijepitkan antara jari manis dan kelingking tangan kiri,

    seperti terlihat pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 di bawah ini.

    Gambar 1.2 Tahap kedua Gambar 1.3 Tahap ketiga

    I.2. Cara Pemberian Obat

    - Oral : Diberikan dengan alat suntik yang dilengkapi sonde oral

    (kanula). Kanula dimasukkan ke dalam mulut lalu perlahan-

    lahan dimasukkan ke belakang melalui tepi langit-langit (palate)

    sampai esofagus.

    - Subkutan : Diberikan di bawah kulit tengkuk.

    - Intravena : Diberikan melalui vena ekor dengan jarum suntik No. 24.

    Mencit dimasukkan ke dalam pemegang (restainer) dengan ekor

    menjulur keluar.

    - Intramuskular : Disuntikkan pada otot paha posterior dengan jarum suntik No.

    24

    - Intraperitoneal : Mencit dipegang seperti pada Gambar 1.3 tetapi posisi kepala

    lebih rendah dari abdomennya. Jarum disuntikkan dengan

    membentuk sudut 100 dari abdomen, agak menepi dari garis

    tengah, untuk mencegah terkenanya kandung kemih dan tidak

    terlalu tinggi agar tidak mengenai hati.

    Volume penyuntikan untuk mencit umumnya 1mL/100 g bobot badan. Kepekatan larutan

    obat yang disuntikkan disesuaikan dengan volume yang dapat disuntikkan tersebut.

    I.3. Anestesi

    Senyawa-senyawa anestesi dan cara penggunaannya adalah:

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 6

    - Eter dan karbondioksida (anestesi singkat)

    Letakkan obat pada dasar desikator kemudian hewan dimasukkan dan wadah

    ditutup. Bila hewan sudah kehilangan kesadaran maka hewan dikeluarkan dan siap

    dibedah. Penambahan selanjutnya bisa diberikan dengan bantuan kapas sebagai

    masker.

    - Halotan

    Digunakan untuk anestesi yang lebih lama.

    - Pentobarbital natrium dan heksobarbital natrium

    Dosis pentobarbital natrium adalah 4560 mg/kg untuk pemberian intraperitoneal,

    dan 35 mg/kg untuk cara pemberian intravena. Dosis heksobarbital natrium adalah

    75 mg/kg untuk intraperitoneal dan 47mg/kg untuk pemberian intravena.

    - Uretan (etil karbamat)

    Bentuk larutan 25% dalam air diberikan dengan dosis 10001250 mg/kg secara

    intraperitoneal.

    I.4. Cara Mengorbankan

    Pengorbanan (etanasia) hewan sering dilakukan apabila terjadi rasa sakit yang hebat

    atau lama akibat suatu percobaan, hewan mengalami kecelakaan, menderita penyakit

    atau jumlahnya terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan. Cara etanasia

    (kematian tanpa rasa sakit) ini dipilih sedemikian sehingga hewan hanya mengalami

    penderitaan yang seminimal mungkin. Dalam memilih cara mengorbankan hewan perlu

    juga dilihat tujuan hewan dikorbankan.

    Pada dasarnya cara fisik merupakan cara yang paling cepat dilaksanakan, mudah, dan

    paling berperikemanusiaan.

    - Pemberian dosis CO2 yang mematikan dalam wadah khusus (cara terbaik).

    - Pemberian Pentobarbital-Na tiga kali dosis normal (135180 mg/kg BB)

    - Cara fisik dengan dislokasi leher

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 7

    Gambar 1.4

    Cara mengorbankan mencit.

    2. Tikus

    2.1. Cara Perlakuan

    - Tikus dapat diperlakukan seperti mencit, tetapi sebaiknya bagian ekor yang

    dipegang adalah bagian pangkalnya. Tikus dapat juga diangkat dengan memegang

    perutnya dan leher dijepit diantara jari tengah dan telunjuk, seperti terlihat pada

    Gambar 1.5 dan Gambar 1.6.

    2.2. Cara Pemberian Obat

    Oral, iv, im, ip seperti pada mencit

    Hewan dipegang pada ekornya,

    kemudian ditempatkan pada

    permukaan yang bisa dijangkaunya

    dengan demikian hewan tersebut

    akan berusaha meregangkan

    badannya. Kemudian pada

    tengkuknya ditempatkan suatu

    penahan, misalnya pensil yang

    dipegang dengan satu tangan.

    Tangan lainnya kemudian menarik

    ekornya dengan keras, sehingga

    lehernya akan terdislokasi dan

    mencit akan terbunuh, seperti pada

    Gambar 1.4.

    Gambar 1.5 Cara memegang tikus untuk pemberian obat secara oral.

    Gambar 1.6 Cara memegang tikus untuk pemberian obat secara ip, im.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 8

    Subkutan: Di bawah kulit abdomen atau di tengkuk, di bawah telapak kaki.

    Volume penyuntikan paling baik untuk tikus adalah 0,20,3 mL/100 g

    bobot badan.

    2.3. Anestesi

    Senyawa dan caranya sama dengan anestesi pada mencit.

    2.4. Cara Mengorbankan

    Cara kimia: Dengan menggunakan CO2, eter dan pentobarbital dengan dosis yang

    sesuai

    Cara fisik:

    Letakkan tikus di atas sehelai kain kemudian bungkuslah badan tikus termasuk

    kedua kaki depannya. Bunuhlah dengan salah satu cara berikut:

    i. Pukullah bagian belakang telinganya dengan tongkat.

    ii. Peganglah tikus dengan perutnya menghadap ke atas, kemudian pukullah

    bagian belakang kepalanya pada permukaan yang keras seperti meja atau

    permukaan logam, dengan sangat keras.

    3. Kelinci

    3.1. Cara Perlakuan

    Harus diperlakukan halus tetapi sigap, karena ia cenderung berontak. Untuk menangkap

    atau memperlakukan kelinci jangan dengan mengangkat pada telinganya, tetapi dengan

    cara memegang kulit lehernya dengan tangan kiri, kemudian pantatnya diangkat dengan

    tangan kanan dan didekapkan ke dekat tubuh seperti pada Gambar 1.7 dan 1.8

    Gambar 1.7 Cara menggendong kelinci. Gambar 1.8 Cara mendekap kelinci.

    3.2. Cara Pemberian Obat

    - Oral : dengan sonde oral

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 9

    - Subkutan : di kulit bagian pinggang atau tengkuk. Caranya angkat kulit dan

    tusukkan jarum dengan arah anterior.

    - Intravena : di vena marginalis seperti terlihat pada Gambar 1.9, sebelumnya

    telinga dibasahi dengan alkohol atau air panas.

    - Intramuskular : dilakukan pada otot kaki belakang

    - Intraperitoneal : posisi kelinci diatur sedemikian rupa sehingga letak kepala lebih

    rendah daripada abdomen. Penyuntikan dilakukan pada garis

    tengah di muka kandung kencing.

    Gambar 1.9 Vena pada telinga kelinci.

    3.3. Anestesi

    Senyawa dan cara yang digunakan adalah pentobarbital natrium disuntikkan secara

    perlahan-lahan. Dosis untuk anestesi umum adalah 22 mg/kg BB. Untuk anestesi singkat

    diambil dari dosis di atas, ditambah eter.

    3.4. Cara Mengorbankan

    - Dengan CO2

    - Injeksi pentobarbital-Na 350 mg

    - Dislokasi

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 10

    Gambar 1.10

    Cara mengorbankan kelinci.

    4. Marmot

    4.1. Cara Perlakuan

    Marmot dapat diangkat dengan jalan memegang badan bagian atas dengan tangan yang

    satu dan memegang bagian belakangnya dengan tangan yang lain seperti pada Gambar

    1.11.

    Gambar 1.11 Cara memegang marmot.

    4.2. Cara Pemberian Obat

    - Oral : dengan sonde oral (hewan harus dianestesi) volume 5 mL atau

    dengan penambahan makanan lain.

    - Intradermal : bulu marmot pada daerah yang akan disuntik dicukur dulu.

    Suntikkan sedalam + 2 cm ke dalam kulit.

    Caranya: pegang kaki belakang

    kelinci dengan tangan kiri sehingga

    badan dan kepalanya tergantung

    ke bawah menghadap ke kiri.

    Pukullah sisi telapak tangan kanan

    dengan keras pada tengkuk kelinci.

    Seperti terlihat pada Gambar 1.10.

    Selain itu, dapat juga digunakan

    alat, misalnya tongkat.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 11

    - Subkutan : angkat bagian kulit dengan mencubit. Tusukkan jarumnya ke

    bawah kulit dengan arah paralel dengan otot di bawahnya.

    - Intraperitoneal : marmot dipegang punggungnya sedemikian sehingga perutnya

    agak menjolok ke muka. Jarum suntik disuntikkan seperti

    subkutan, tetapi sesudah masuk ke dalam kulit, jarum akan

    ditegakkan sehingga menembus lapisan otot masuk ke dalam

    daerah peritoneum.

    - Intramuskular : jarum ditusukkan melalui kulit dan diarahkan pada jaringan otot,

    jangan terlalu dalam sampai menyentuh tulang paha. Daerah

    penyuntikan adalah otot paha bagian posteriorlateral.

    - Intravena : jarang digunakan.

    4.3. Anestesi

    Bahan yang digunakan biasanya eter dan pentobarbital natrium. Eter digunakan untuk

    anestesi singkat, setelah hewan dipuasakan selama 12 jam. Dosis pentobarbital natrium

    adalah 28 mg/kg.

    4.4. Cara Mengorbankan

    Dapat dilakukan secara kimiawi dengan CO2 , tetap icara yang paling umum dan cepat

    adalah dengan mematahkan lehernya.

    Caranya : - dengan pukulan keras pada tengkuk.

    - dengan memukul belakang kepalanya pada permukaan horizontal keras.

    - dislokasi dengan tangan.

    5. Katak

    5.1. Cara Perlakuan

    Katak dipegang pada leher/punggung dengan menggunakan lap kasar seperti pada

    Gambar 1.12.

    5.2. Cara Pemberian Obat

    - Oral : dengan memakai spatula, mulutnya ditutup, diurut-urut sedikit agar

    obatnya masuk

    - Lokal : absorpsi pada kulit, misalnya uretan

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 12

    - Parenteral : cairan obat disuntikkan ke dalam lambung limfa ventral/dorsal

    memakai jarum hipodermik No. 12/177 ke bagian tengah tubuh

    secara perlahan.

    Gambar 1.12 Cara memegang katak.

    5.3. Anestesi

    Katak direndam dalam 1% uretan sampai teranestesi sempurna, atau disuntikkan larutan

    uretan 35% secara intraperitoneal.

    5.4. Cara Mengorbankan

    Pegang kaki belakang, pukullah kepalanya pada ujung logam atau permukaan yang keras

    seperti pada Gambar 1.13.

    Gambar 1.13 Cara mengorbankan katak.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 13

    Praktek Pemberian Obat

    Pada percobaan ini praktikan akan memberikan obat kepada hewan percobaan secara

    oral, subkutan, intravena, intraperitoneal, dan intramuskular.

    1. Rute pemberian obat secara oral

    Hewan percobaan : Mencit

    Zat yang diberikan : NaCl Fisiologis atau obat lain

    Alat : Sonde oral

    Prosedur

    2. Rute pemberian secara subkutan

    :

    Mencit dipegang tengkuknya. Sonde oral yang telah diisi sediaan obat dalam bentuk cair

    diselipkan dekat ke langit-langit mencit dan diluncurkan masuk ke esofagus. Larutan

    didesak keluar dari sonde oral.

    Hewan percobaan : Mencit

    Zat yang diberikan : NaCl Fisiologis atau obat lain

    Alat : alat suntik 1 mL

    Prosedur:

    Penyuntikan biasanya dilakukan di bawah kulit tengkuk atau abdomen. Seluruh jarum

    ditusukkan langsung ke bawah kulit dan larutan obat didesak keluar dari alat suntik.

    3. Rute pemberian obat secara intravena

    Hewan percobaan : Mencit

    Zat yang diberikan : NaCl Fisiologis atau obat lain

    Alat : alat suntik 1 mL

    Prosedur:

    Mencit dimasukkan ke dalam alat khusus yang memungkinkan ekornya keluar

    (restainer). Sebelum disuntik sebaiknya pembuluh vena pada ekor didilatasi dengan cara

    dihangatkan atau dengan cara dioleskan dengan pelarut organik seperti aseton atau

    eter. Bila jarum suntik tidak masuk ke vena maka akan terasa ada tahanan, jaringan

    ikat di sekitar daerah penyuntikan memutih, dan bila piston alat suntik ditarik tidak ada

    darah yang masuk ke dalam alat suntik. Bila harus dilakukan penyuntikan berulang

    maka penyuntikan harus dimulai di daerah distal ekor.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 14

    4. Rute pemberian obat secara intraperitoneal

    Hewan percobaan : Mencit

    Zat yang diberikan : NaCl Fisiologis atau obat lain

    Alat : alat suntik 1 mL

    Prosedur

    5. Rute pemberian secara intramuskular

    :

    Tikus dipegang pada tengkuknya sedemikian sehingga posisi abdomen lebih tinggi dari

    kepala. Larutan obat disuntikkan pada abdomen bawah tikus di sebelah garis midsagital.

    Hewan percobaan : Mencit

    Zat yang diberikan : NaCl Fisiologis atau obat lain

    Alat : alat suntik 1 mL

    Prosedur

    1. Untuk masing-masing rute pemberian obat catat waktu pemberian, saat timbul dan

    hilangnya masing-masing efek.

    :

    Larutan obat disuntikkan ke dalam sekitar gluteus maximus atau ke dalam otot paha lain

    dari kaki belakang. Harus selalu dicek apakah jarum tidak masuk ke dalam vena, dengan

    menarik kembali piston alat suntik.

    Pengamatan

    2. Efek yang diamati yaitu berbagai tingkat depresi diantaranya:

    - Aktivitas spontan dari respon terhadap stimulus pada keadaan normal

    - Perubahan aktivitas, spontan atau dengan stimulusi (gerakan tidak

    terkoordinasi)

    - Tidak ada respon lokomotorik jika distimulasi, tetapi righting reflex masih ada.

    - Usaha untuk menegakkan diri tidak berhasil.

    - Diam tidak bergerak, usaha untuk menegakkan diri tidak lagi dicoba.

    3. Buatlah tabel yang memuat hasil-hasil pengamatan saudara. Dari tabel itu dapat

    dilihat secara lengkap, apa yang saudara kerjakan dan hasil percobaan yang

    diamati.

    4. Bahaslah hasil percobaan ini dan buatlah kesimpulan.

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 15

    Pertanyaan

    1. Sebutkan keuntungan serta kerugian pemakaian masing-masing hewan tersebut di

    atas.

    2. Mencit adalah hewan yang paling banyak digunakan dalam percobaan di

    laboratorium. Mengapa ?

    3. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam memilih spesies hewan percobaan

    yang berifat skrining ataupun pengujian suatu efek khusus.

    4. Jelaskan secara spesifik dengan contoh-contoh, mengenai karakteristik lingkungan

    fisiologis, anatomis, dan biokimiawi yang berada pada daerah kontak mula antara

    obat dan tubuh.

    a. Jumlah suplai darah yang berbeda:

    Contoh Akibatnya

  • Cara Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

    Laboratorium Farmakologi 16

    b. Struktur anatomi yang berbeda:

    Contoh Akibatnya

    c. Enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang berbeda

    Contoh Akibatnya

    5. Uraikan secara terperinci kondisi-kondisi penerimaan obat yang menentukan rute

    pemberian obat yang dipilih.

    6. Sebutkan implikasi-implikasi praktis dari rute pemberian obat (umpamanya

    persyaratan sediaan farmasi yang diberikan dengan rute tertentu, dosis obat jika

    dipilih rute pemberian tertentu dsb).

    Telah diperiksa Asisten

    Tanggal :

    Nilai :

    Paraf Asisten :

    PERCOBAAN IVolume Pemberian Obat untuk Hewan PercobaanTabel 1.1 Batas Maksimal Volume Cairan untuk Hewan Percobaan

    Dosis Obat pada Hewan PercobaanTabel 1.2. Perbandingan Luas Permukaan Tubuh Hewan Percobaan

    Penanganan Hewan Percobaan