percobaan 1 kimdas

29
Percobaan 1 DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT I. Tujuan Percobaan 1. Mengukur daya hantar listrik yang berbagai jenis senyawa dan larutan pada berbagai konsentrasi. 2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsetrasi suatu larutan terhadap daya hantar listrik. II. Landasan Teori Menurut pandangan modern, arus listrik dapat ditafsirkan sebagai arus elektron yang membawa muatan negatif melewati suatu penghantar. Perpindahan ini dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara satu tempat terhadap tempat lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat yang memiliki potensial tinggi ketempat potensial rendah( Petunjuk praktikum, 17 : 2009 ) . Arus listrik ialah arus muatan listrik, yaitu banyaknya muatan listrik yang melintas penampang per satuan waktu, dan rapat arus listrik bagi arus listrik yang terdistribusi secara kontinyu seperti misalnya oleh gerakan ion-ion yang berserakan di udara didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melintas penampang seluas satu satuan luas per satuan waktu. Pada hakekatnya pembawa muatan listrik di dalam kawat tahanan ialah electron-elektron bebas, yaitu elektron-elektron yang lepas dari ikatan atom- atom penyusun bahan konduktor itu, yang bersikap seperti molekul-molekul gas sehingga disebut gas elektron. Sedangkan arus listrik di dalam cairan, khususnya larutan elektrolit, adalah oleh ion-ion yang bergerak dari elektrode satu ke elektrode lainnya, dan di dalam larutan tidak terdapat elektron bebas. Sudah tentu daya hantar yang memberikan ukuran mudah-sukarnya arus listrik mengalir, ditentukan sepenuhnya oleh mudah-sukarnya pembawa-pembawa muatan listrik, yakni elekkron-elektron ataupun ion-ion yang bergerak didalam medium (Soedojo,1999 : 263).

Upload: sman-4-merlung

Post on 18-Jul-2015

308 views

Category:

Science


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan 1 kimdas

Percobaan 1

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

I. Tujuan Percobaan

1. Mengukur daya hantar listrik yang berbagai jenis senyawa dan larutan

pada berbagai konsentrasi.

2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsetrasi suatu larutan

terhadap daya hantar listrik.

II. Landasan Teori

Menurut pandangan modern, arus listrik dapat ditafsirkan sebagai

arus elektron yang membawa muatan negatif melewati suatu penghantar.

Perpindahan ini dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara satu tempat

terhadap tempat lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat yang memiliki

potensial tinggi ketempat potensial rendah( Petunjuk praktikum, 17 : 2009 ) .

Arus listrik ialah arus muatan listrik, yaitu banyaknya muatan

listrik yang melintas penampang per satuan waktu, dan rapat arus listrik bagi

arus listrik yang terdistribusi secara kontinyu seperti misalnya oleh gerakan

ion-ion yang berserakan di udara didefinisikan sebagai banyaknya muatan

listrik yang melintas penampang seluas satu satuan luas per satuan waktu.

Pada hakekatnya pembawa muatan listrik di dalam kawat tahanan ialah

electron-elektron bebas, yaitu elektron-elektron yang lepas dari ikatan atom-

atom penyusun bahan konduktor itu, yang bersikap seperti molekul-molekul

gas sehingga disebut gas elektron. Sedangkan arus listrik di dalam cairan,

khususnya larutan elektrolit, adalah oleh ion-ion yang bergerak dari elektrode

satu ke elektrode lainnya, dan di dalam larutan tidak terdapat elektron bebas.

Sudah tentu daya hantar yang memberikan ukuran mudah-sukarnya arus listrik

mengalir, ditentukan sepenuhnya oleh mudah-sukarnya pembawa-pembawa

muatan listrik, yakni elekkron-elektron ataupun ion-ion yang bergerak didalam

medium (Soedojo,1999 : 263).

Page 2: Percobaan 1 kimdas

Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang sama diantara

ujung-ujung tongkat tembaga dan tonkat kayu yang mempunyai geometri yang

serupa, maka dihasilkan arua-arus yang sangat berbeda. Karasteristik ( sifat )

penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan ( resistance ). Kita

mendefinisikan hambatan dari sebuah penghantar ( yang sering danamakan

tahanan = resistor ) diantara dua titik dengan memakaikan sebuah perbedaan

potensial ( V ) diantara titik tersebut, dan dengan mengukur arus ( I )

(Halliday, 1984:183-187).

Untuk beda potensial yang sama tidak selalu menghasilkan kuat

arus lirtrik yang sama, melainkan tergantung pada dasarnya tahanan

penghantar yang dipakai. ” makin besar tahanan pengantar, makin kecil yang

mengalir melalui penghantar tersebut, atau dengan perkataan lain makin besar

tahanan ( R ) makin sedikit muatan listrik yang dihantarkan. ” Kamampuan

suatu penghantar untuk memindahkan muatan liatrik dikenal sebagai ” daya

hantar listrik ” yang besarnya berbanding terbalik dengan tahanan R.

L = 1/R

L = daya hanyar ( Ohm )

R = tahanan ( Ohm )

( Petunjuk praktikum, 17 : 2009 )

Hasil penelitian pada abad kesembilan belas menunjukkan bahwa

larutan dalam air dari beberapa zat padat menghantarkan arus listrik. Zat-zat

dalam larutan atau leburannya dapat menghantarkan listrik disebut elektrolit.

Tidak semua zat dalam larutan dapat menghantarkan listrik. Zat-zat semacam

ini disebut non elektrolit. Partikel-partikel dalam larutan yang menghantarkan

listrik disebut ion. Ion-ion inilah yang menentukan sifat hantaran listrik serta

sifat kimia dan fisika suatu elektrolit. Ada dua macam elektrolit yaitu

elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat terurai sempurna menjadi

Page 3: Percobaan 1 kimdas

ion dalam larutan air atau dalam keadaan lebur. Senyawa yang termasuk

elektrolit kuat yaitu:

Senyawa ion, yang dalam keadaan padat berupa ion

Senyawa kovalen yang bereaksi sempurna dengan air

membentuk ion, misalnya HCl.

Zat yang termasuk elektrolit kuat adalah, asam mineral (asam

klorida, asam sulfat, asam nitrat), basa dan leburan atau larutan dalam air.

Sedangkan elektrolit, lemah hanya sedikit sekali terurai menjadi ion dalam

larutan dalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang sedikit sekali

bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu elektrolit lemah

merupakan penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat disosiasi

kecil (Achmad, 1996 : 72).

Suatu pertemuan antara dua larutan elektrolit memberikan suatu

potensial terhadap sel. Misalnya, larutan pekat asam klorida membentuk

pertemuan dengan larutan encer. Kedua ion hydrogen dan ion klorida berdifusi

dari larutan yang pekat ke dalam larutan yang encer. Ion hydrogen bergerak

lebih cepat, maka larutan encernya menjadi bermuatan positif karena adanya

ion hydrogen berlebih. Larutan yang lebih pekat ditinggalkan dengan

kelebihan ion klorida dan dengan demikian mendapatkan muatan negatif.

Pemisahan muatan yang nyata adalah sangat kecil, tetapi beda potensial yang

dihasilkan cukup berarti (Alberty, 1992 : 188).

Daya hantar suatu larutan berubah jika konsentrasinya berubah.

Oleh sebab itu dalam membandingkan daya hantar digunakan pengertian daya

hantar molar yang didefinisikan dengan persamaan :

Λ = k/C

Pada elektrolit kuat kebergantungan Λ pada konsentrasi tidak terlampau

besar dan terjadi penyimpangan yang disebabkan oleh antar aksi antar ion

(Achmad, 1996 : 75-76).

Page 4: Percobaan 1 kimdas

1. Asam Asetat

Asam asetat (CH3COOH) adalah asam organik lemah, zat cair tak

berwarna, baunya keras menusuk, titik didihnya 118.5°C, bercampur

sempurna dengan air dengan mengeluarkan panas. Asam cuka glasial yaitu

asam yang pekat, kemurniannya 99.5%. Membeku pada suhu 17°C, grafitasi

1,05 dan tekanan uap 2,07. Selain itu, asam asetat merupakan salah satu asam

karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam

air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian

menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan

bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi

polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,

maupun berbagai macam serat dan kain(Anonim, 2011).

2. Amonium Hidroksida

Amonium Hidrosida merupakan senyawa berbentuk cair pada suhu

kamar, tidak berwarna, berbau menyengat, dengan pH 13,6. Senyawa ini

memiliki tekanan uap 557 mm Hg pada 21°C, titik didih 27°C, titik leleh

69°C, gravitasi 0.89, berat molekul 35,04 dan larut dalam air. Sebenarnya

senyawa Amonium Hidroksida merupakan larutan NH3 dalam

air(Anonim,2011).

3. Asam Klorida

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

(HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam

lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam

klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena

merupakan cairan yang sangat korosif.asam klorida memiliki massa molar

36,46 g/mol, tidak berwarna sampai dengan kuning pucat, kerapatan 1,18

g/cm3, titik leleh -27,32°C, titik didih 110°C, sangat larut dalam air, keasaman

(pKa) -8 dan viskositas 1,9mPa pada 25°C(Anonim, 2011).

Page 5: Percobaan 1 kimdas

4. Natrium Hidroksida

Natrium Hidroksida merupakan sejenis basa logam kaustik, dikenal

sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida. Natrium Hidroksida terbentuk

dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida

membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium

hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium

kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam

bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat

larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut

dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini

lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut

non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda

kuning pada kain dan kertas. Selain itu, senyawa ini meliliki massa molar

39,997 g/mol, kerapatan 2,1 g/cm3(padat), titik leleh 318°C, titik didih

1390°C, kelarutan dalam air 111 g/100 mL(20°C), dan kebasaan (pKa) sebesar

-2,43(Anonim, 2011).

5. Natrium Klorida

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit,

adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah

garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada

banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur,

natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.

Senyawa ini mempunyai massa molar 58,44 g/mol, tidak berwarna/berbentuk

kristal putih, densitas 2,16 g/cm3, titik leleh 801°C, titik didih 1465°C dan

kelarutan dalam air 35,9 g/100 mol (25°C)(Anonim, 2011).

6. Natrium Bromida

Natrium Bromida memiliki rumus senyawa NaBr, titik leleh

755°C, titik didih 1390°C, tekanan uap 1 mm Hg (806°C) dan berat molekul

Page 6: Percobaan 1 kimdas

102, pH 6,5-8. Senyawa ini stabil dan tidak cocok dengan asam kuat, logam

alkali, halogen serta higroskopik(Anonim, 2011).

7. Natrium Iodide

Natrium Iodide merupakan senyawa yang berbahaya. Bentuk fisik

padat pada suhu kamar, tidak berbau, berat molekul 149,89 g/mol, warna

putih, pH 7, titik leleh 651°C, grafitasi 3,67, mudah larut dalam air dingin dan

air panas(Amonium,2011).

8. Amonium klorida

Amonium klorida dalam suhu kamar berbentuk padat, tidak

berbau, memiliki berat molekul 53,49 g/mol, berwarna putih, pH 5,5, titik

leleh 338°C, titik didih 520°C, grafitasi 1,53, Amonium klorida dalam larutan

air sedikit asam. Amoniak Sal adalah nama dari alam, bentuk mineralogi

amonium klorida. mineral ini terutama umum pada pembakaran batubara

timbunan (dibentuk oleh larutan yang diturunkan gas batubara), tetapi juga

pada beberapa gunung berapi. Amonium klorida merupakan bahan dalam

kembang api(Anonim,2011).

Page 7: Percobaan 1 kimdas

III) Prosedur Kerja

3.1 Alat dan Bahan

Alat:

1. Beker Gelas 100 mL : 8 buah

2. Batang Pengaduk : 1 buah

3. Rangkaian alat multimeter

4. Gelas ukur 100 mL : 1 buah

5. Gelas ukur 50 mL : 1 buah

6. Kaca arloji : 1 buah

7. Pipet tetes : 5 buah

8. Spatula : 1 buah

Bahan:

1. HCL

2. NaOH

3. NaBr

4. NaI

5. NH4Cl

6. Minyak Tanah

7. Akuades

8. NaCl

9. Air Jeruk Nipis

10. NH4OH

11. NaOH

Page 8: Percobaan 1 kimdas

3.2 Skema Kerja

a. Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

Diisi dengan 25 ml minyak tanah,

H2O, larutan NaCl, dan Kristal

NaCl

Diukur daya hantar listrik larutan

dengan alat multimeter

Ditentukan sifat zat terhadap zat

listrik (konduktor kuat, konduktor

lemah dan islolator)

Berikut ini adalah susunan alat untuk mengamati daya hantar listrik

5 buah gelas beker 100

ml

Hasil pengamatan

Page 9: Percobaan 1 kimdas

b. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik

Larutan Elektrolit.

Di ukur daya hantar listrik

setiap larutan dari larutan

yang terencer

Digambar grafik daya hantar

listrik larutan kelompok 1

Ditentukan senyawa yang

tergolong elektrolit lemah dan

kuat

Digambar grafik daya hantar

listrik larutan kelompok 2

Dibandingkan daya hantar

listrik kation dan anion

sejenis (Cl-, Br-, I- dan Na+,

NH4+)

Larutan dengan volume 25 ml dengan

konsentrsasi 0,05 M, 0,1 M ,0,5 M ,1 M

Hasil pengamatan

Page 10: Percobaan 1 kimdas

IV) Hasil dan Pembahasan

4.1 Data dan Perhitungan

a. Menentukan Daya Hantar Berbagai Senyawa

Senyawa

(mA)

V (volt) L=1/R (ohm-

1)

Minyak Tanah - 3 -

H2O - 3 -

Larutan NaCl 100 3 33,3

Kristal NaCl 1 3 0,33

L = 1

𝑅 =

1𝑉

𝐼

= 𝐼

𝑉 jadi L=

𝐼

𝑉

Lminyak tanah = 𝐼

𝑉 =

0 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 0 ohm-1

LH2O = 𝐼

𝑉 =

0 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 0 ohm-1

Llarutan NaCl = 𝐼

𝑉=

100 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 33,3 ohm-1

Lkristal NaCl = 𝐼

𝑉 =

1 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 0,33 ohm-1

b. Mempelajari Pengaruh konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik

Larutan Elektrolit

Kelompok I

[M] Air Jeruk Nipis NH4OH HCl NaOH

I mA V

volt

L

ohm-1

I

mA

V

volt

L

ohm-1

I

mA

V

volt

L

ohm-1

I

mA

V

volt

L

ohm-1

0,05 - 3 - 2 3 0,6 66 3 22 3 3 1

0,1 - 3 - 2 3 0,6 80 3 26,6 4 3 1,3

0,5 - 3 - 4 3 1,3 100 3 33,3 41 3 13,6

1,0 12 3 4 4 3 1,3 66 3 22 22 3 7,3

Page 11: Percobaan 1 kimdas

Air Jeruk Nipis

Lair jeruk nipis = 𝐼

𝑉 =

12 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 4 ohm-1

NH4OH

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

2 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 0,6 ohm-1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

2 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 0,6 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

4 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 1,3 ohm -1

L1 M = 𝐼

𝑉 =

4 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 1,3 ohm -1

HCl

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

66 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 22 ohm -1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

80 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 26,6 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

100 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 33,3 ohm -1

L1 M = 𝐼

𝑉 =

66 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 22 ohm -1

NaOH

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

3 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 1 ohm -1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

4 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 1,3 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

41 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 13,6 ohm -1

L1 M = 𝐼

𝑉 =

22 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 7,3 ohm -1

Kelompok II

[M] NaCl NaBr NaI NH4Cl

I

mA

V

volt

L

ohm-1

I

mA

V

Volt

L

ohm-1

I

mA

V

volt

L

ohm-1

I

mA

V

volt

L

ohm-1

0,05 8 3 2,6 16 3 5,3 22 3 7,3 16 3 5,3

0,1 24 3 8 14 3 4,6 28 3 9,3 28 3 9,3

0,5 54 3 18 50 3 16,6 40 3 13,3 68 3 22,6

1,0

90 3 30 50 3 16,6 86 3 28,6 90 3 30

NaCl

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

8 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 2,6 ohm -1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

24 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 8 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

54 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 18 ohm -1

L1 M = 𝐼

𝑉 =

90 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 30 ohm -1

NaBr

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

16 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 5,3 ohm -1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

14 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 4,6 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

50 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 16,6 ohm -1

L1 M = 𝐼

𝑉 =

50 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 16,6 ohm -1

NaI

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

22 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 7,3 ohm -1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

28 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 9,3 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

40 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 13,3 ohm -1

Page 12: Percobaan 1 kimdas

L1 M = 𝐼

𝑉 =

86 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 28,6 ohm -1

NH4Cl

L0,05 M = 𝐼

𝑉 =

16 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 5,3 ohm -1

L0,1 M = 𝐼

𝑉 =

28 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 9,3 ohm -1

L0,5 M = 𝐼

𝑉 =

68 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 22,6 ohm -1

L1 M = 𝐼

𝑉 =

90 𝑚𝐴

3 𝑣𝑜𝑙𝑡= 30 ohm -1

Perhitungan pengenceran

Air jeruk nipis

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

NH4OH

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

HCL

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

Page 13: Percobaan 1 kimdas

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

NaOH

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

NaCl

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

NaBr

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

Page 14: Percobaan 1 kimdas

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

NaI

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

NH4Cl

(pada 0,05 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,05 M.100 ml

V1 = 5 ml

(pada 0,1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml

V1 = 10 ml

(pada 0,5 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml

V1 = 50 ml

(pada 1 M)

M1V1 = M2V2

1 M.V1 = 1 M.100 ml

V1 = 100 ml

4.2 Pembahasan.

Seperti yang kita ketahui, bahwa larutan elektrolit adalah larutan yang

dapat menghantarkan arus listrik, dimana terdapat zat-zat yang apabila

direaksikan dengan air akan terionisasi secara sempurna membentuk ion-ion. Ion

bermuatan positif disebut dengan kation, dan ion bermuatan negative disebut

dengan anion. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat

menghantarkan arus listrik, dimana zat-zat yang terkandung didalamnya apabila

direaksikan dengan air, tidak terionisasi, tidak terbentuk ion-ion. Ion-ion yang

Page 15: Percobaan 1 kimdas

terbentuk yang mengakibatkan electron-elektron berpindah sehingga dapat

menghantar arus listrik.

a. Menentukan daya hantar berbagai senyawa.

Pada percobaan daya hantar listrik berbagai senyawa ini, senyawa yang

kami gunakan adalah minyak tanah, H2O, larutan NaCl, dan kristal NaCl. Masing-

masing dari setiap senyawa disiapkan 10 ml kecuali Kristal NaCl yang ditimbang

sebanyak 1 gr.

Minyak tanah merupakan senyawa hidrokarbon yang yang tak berwarna

dan mudah terbakar, memiliki rantai C12 –C15. Ketika diukur menggunakan

multimeter dengan voltase 3 volt diperoleh hasil bahwa minyak tanah tersebut

tidak terbaca pada alat multimeter atau tidak ada perubahan arus listriknya. Hal ini

bisa terjadi karena pada minyak tanah tidak terdapat ion-ion yang terionisasi

sehingga tidak terdapat arus listrik karena itu minyak tanah termasuk larutan non

elektrolit.

Aquades (H2O) air yang telah dimurnikan dengan penguapan air (air

murni). Pada percobaan yang telah dilakukan pegukuran arus listrik pada voltase 3

tidak terdapat arus listrik yang mengalir sehingga daya hantar listriknya juga tidak

ada. Berdasarkan percobaan tersebut aquades merupakan larutan nonelektrolit

karena tidak mengalirkan arus listrik. Hal ini terjadi karena tidak ada ion di dalam

air suling, sedangkan ionlah yg menghantarkan elektron (listrik).

Larutan NaCl, pada percobaan yang telah dilakukan pada 3 volt dapat

menghasilkan arus listrik sebesar 100 mA dan daya hantar listriknya adalah

sebesar 33,3 ohm-1 dan terdapat gelembung pada elektroda. Larutan NaCl tersebut

termasuk kedalam larutan elektrolit kuat karena ion-ion pada larutan tersebut

terionisasi sempurna membenrtuk ion Na+ (kation) dan Cl- (anion). Terjadinya

hantaran listrik pada larutan NaCl disebabkan ion Na+ menangkap elektron pada

katoda. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan

Page 16: Percobaan 1 kimdas

menghasilkan gas klorin (Cl2). Larutan NaCl juga merupakan senyawa ion yang

dalam bentuk larutan dapat menghantarkan listrik.

Kristal NaCl merupakan bentuk padatan dari NaCl. Setelah melakukan

pengukuran arus listik yang mengalir pada kristal tersebut pada 3 volt dengan

multimeter arus listrik yang dihasilkan ialah hanya 1 mA dan daya hantar

listriknya 0,33 ohm-1. Dari percobaan kita peroleh bahwa Kristal NaCl merupakan

elektrolit yang sangat lemah, hal ini dapat terjadi karena pada bentuk padatan ion-

ion Na+ dan Cl- nya tidak dapat bergerak bebas sehingga arus listrik yang

mengalir sangat kecil.

Dari senyawa yang telah dipraktikkan, dapat dilihat bahwa yang

merupakan elektolit kuat hanya larutan NaCl, sedangkan minyak tanah dan H2O

tidak menghantarkan arus listrik. Selain itu dapat disimpulkan bahwa jenis dan

wujud senyawa mempengaruhi daya hantar listik suatu senyawa.

b. Mempelajari Pengaruh konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik

Larutan Elektrolit

Kelompok I

Pada penghitungan daya hantar listrik kelompok satu ini larutan yang

digunakan yaitu air jeruk nipis, NH4OH, HCl dan NaOH dengan konsentrasi

0,05M;0,1M;0,5M; dan 1M dan volume 10 ml. Percobaan ini melihat pengaruh

kosentrasi terhadap daya hantar listrik suatu senyawa.

Pertama pada air jeruk nipis, air jeruk nipis konsentrasi yang digunakan

hanya pada 1M karena tidak dilakukan pengenceran. Setelah dilakukan

pengukuran pada 3 volt, arus listrik yang didapatkan adalah 12 mA dan daya

hantar listriknya sebesar 4 Ω. Dapat dilihat bahwa larutan tersebut dapat

menghantarkan arus listrik tetapi tidak terlalu baik karena ion- ionnya yang tidak

terionisasi sempurna. Larutan air jeruk nipis tersebut termasuk elektrolit lemah.

Page 17: Percobaan 1 kimdas

Kedua larutan NH4OH (Amonium Hidroksida). Amonium Hidrosida

merupakan senyawa berbentuk cair pada suhu kamar, tidak berwarna, berbau

menyengat, dengan pH 13,6. Senyawa ini memiliki tekanan uap 557 mm Hg pada

21°C, titik didih 27°C, titik leleh 69°C, gravitasi 0.89, berat molekul 35,04 dan

larut dalam air. Sebenarnya senyawa Amonium Hidroksida merupakan larutan

NH3 dalam air. Pada konsentrasi 0,05 dan 0,1 M di dapatkan arus listrik 2 mA

dgn daya hantar listrik 0,6 Ω. Pada konsentrasi 0,5 M dan 1 M didapatkan arus

listrik sebesar 4 mA dgn daya hantar listriknya 1,3 Ω. Dilihat dari daya hantar

listrik dan gelembung yang terbentuk pada saat pengukuran menggunakan

multimeter larutan NH4OH merupakan larutan elektrolit lemah karena daya hantar

listrik yang kecil dan gelembung yang tidak banyak. Hal ini terjadi karena pada

NH4OH tidak terionisasi sempurna.

Ketiga ialah larutan HCl (Asam Klorida) merupakan asam kuat yang

merupakan komponen utama dalam asam lambung dan merupakan cairan yang

sangat korosif dan sangat larut dalam air. Pada pengukuran daya hantar listrik

larutan HCl 0,05 M dan 1M didapatkan arus listrik sebesar 66 mA dan daya hantar

listrik 22 Ω pada 3 volt, pada pengukuran 0,1 arus listrik yang terjadi sebesar 80

mA dgn daya llistrik 26,6 Ω pada 3 volt. Pada pengukuran 0,5 M arus yang

dihasilkn meelebihi 100 mA dan daya hantarnya melebihi 33,3 Ω. Tetapi ada

terjadi kesalahan pada saat konsentrasi 1 M, arus yg dihasilkan hanya 66 mungkin

pada saat kami melakukan percobaan terdapat kesalahan misalnya pada saat

mengukur laarutan dan pada saat pencucian alat kami tidak mengeringkannya.

Dan dari daya hantar listrik dan gelembung yang dilihat pada saat percobaan dapat

dilihat bahwa HCl merupakan elektolit kuat karena memiliki daya hantar listrik

yang tinggi dan gelembung yang banyak pada elektrodenya. Hal ini terjadi karena

larutan HCl tersebut terionisasi secara keseluruhan sehingga terdapat banyak ion-

ion bebas yang menyebabkan arus listik dapat mengalir.

Larutan keempat yaitu NaOH (Natrium Hidroksida) merupakan larutan

basa kuat dan sangat larut dalam air. Pada pengukuran dengan voltase 3 pada saat

konsentrasi 0,05 M didapat arus listrik sebesar 3 mA dgn daya listrik 1 Ω, pada

0,1 M 4 mA dgn daya listik 1,3 Ω. Pada 0,5 M 41 mA dgn daya hantar listriknya

Page 18: Percobaan 1 kimdas

13,6 Ω dan pada saat konsentrasi 1 M arus listrik sebesar 22 mA dengan daya

hantar listrik ebesar 7,3 Ω. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa NaOH

merupakan eletrolit kuat yang terionosasi sempurna sehingga daya hantar

listriknya besar.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat kita lihat pada data-data

senyawa yang berbeda-beda tersebut bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh

terhadap daya hantar listriknya, yaitu semakin tinggi konsentrasinya maka

semakin tinggi daya hantar listriknya karena semakin banyak pula ion-ion bebas

yang terdapat dalam larutan tersebut yang dapat menghantarkan listrik.

Kelompok II

Pada pengukuran daya hantar listrik kelompok kedua larutan yang

digunakan yaitu NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl. Pengukuran ini digunakan untuk

membandingkan daya hantar listrik kation dan anion segolongan pada beberapa

larutan tersebut.

Larutan pertama yaitu NaCl atau Natrium Klorida merupakan garam yang

sangat mudah larut didalam air. Berdasarkan data yang ada nilai daya hantar

listrik dari NaCl sebanding dengan konsentrasinya yaitu bertambah jika

konsentrasinya bertambah. Pada konsentrasi 0,05 M didapat didapat daya hantar

listriknya 2,6 Ω, pada konsentrasi 0,1M didapat daya hantar listrik sebesar 8 Ω,

sedangkan pada konsentrasi 0,5M daya hantar litriknya 50 Ω dan 1M didapatkan

daya hantar listrik 30 Ω.

Larutan kedua adalah NaBr yaitu Natrium Bromida. Pada konsentrasi 0,05

M daya hantar listriknya 5,3 Ω, pada konsentrasi 0,1M daya hantar listriknya 4,6

Ω sedangkan pada konsentrasi 0,5M dan 1 M daya hantar listriknya sama yaitu

16,6 Ω. Menurut literature, daya hantar listrik pada NaBr akan lebih tinggi dari

NaCl tetapi dari percobaan malah sebaliknya. Hal ini mungkin terjadi karena

praktikan yang tidak teliti atau alat yang belum bersih total sebelum penggunaan.

Page 19: Percobaan 1 kimdas

Larutan NaI (Natrium Iodida) pada pengukuran konsentrasi 0,05M

didapatkan daya hantar listriknya 7,3 Ω pada konsentrasi 0,1M daya hantar

listriknya 9,3 Ω dan pada konsentrasi 0,5M daya hantar listriknya 13,3 Ω pada 1

M 28,6 Ω. Pada percobaan ini daya hantar listrik naik sejalan dengan naiknya

konsentrasi. Pada pengukuran 1 M terjadi perubahan warna dari bening menjadi

agak kekuningan hal ini terjadi karena adanya reaksi dengan logam natrium.

Larutan terakhir adalah NH4Cl (Amonium Klorida) yang sering digunakan

sebagai bahan dalam kembang api. Pada pengukuran daya hantar listrik larutan

0,05 M didapatkan daya hantar listriknya 5,3 Ω pada pengukuran larutan 0,1M

didapatkan daya hantar listriknya 9,3 Ω pada konsentrasi 0,5M didapatkan 22,6 Ω

dan 1M didapatkan daya hantar listrik 30 Ω. Daya hantar listrik naik seiring

konsentrasi yang naik.

Dari data yang diperoleh, perbandingan antara kation Na+ dan NH4+ pada

NaCl dan NH4CL dapat dilihat bahwa kation NH4+ memiliki daya hantar yang

lebih besar dari pada kation Na+. Hal ini terjadi karena perbedaan

kelektronegatifan yang berbeda, pada NH4+ keelektronegatifannya lebih rendah

sehingga lebih mudah mengion dari pada Na+.

Pada anion segolongan yang terdapat pada beberapa larutan tersebut, NaI

seharusnya merupakan larutan dengan anion yang memiliki nilai besar dalam

menghantarkan arus listrik, diikuti dengan NaBr kemudian NaCl. Dalam golongan

VII, terletak paling bawah jika dibandingkan dengan Cl dan Br. Dalam satu

golongan, dari atas kebawah kelektronegatifan semakin berkurang. Jika berikatan

dengan atom Na yang tergolong elektopositif, maka kekuatan ion pada NaI jauh

lebih lemah jika dibandingkan dengan NaBr dan NaCl karena perbedaan

kelektronegatifannya lebih kecil. Perbedaan kelektronrgatifan yang lebih rendah

menyebabkan NaI akan lebih mudah mengion jika dibandingkan dengan kedua

senyawa lainnya. Semakin mudah suatu senyawa mengion, maka arus yang

dihasilkan juga semakin besar sehingga daya hantarnya juga semakin besar.

Page 20: Percobaan 1 kimdas

Pengenceran

Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam

zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya zat

terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa

air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton dan lain-lain.

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah

mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut

sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum

pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah penegenceran atau

jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut

sesudah pengenceran.

Menurut (Brady, 1999) dalam kehidupan sehari-hari di laboratorium

biasanya menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan cara

menambah pelarutnya misalnya banyak laboratorium kimia membeli larutan

senyawa kimia dalam air yang konsentrasinya pekat. Biasanya larutan kimia yang

dibeli ini demikian pekatnya sehingga larutan harus diencerkan. Proses

pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambah pelarut agar diperoleh volume yang lebih besar.

Rumus sederhana pengenceran sebagai berikut :

M1V1 = M2V2

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan

V1 = Volume larutan sebelum pelarutan

M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan

V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan.

Page 21: Percobaan 1 kimdas

Pada pengenceran konsentrasi awal senyawa sama yaitu 1 M konsentrasi

setelah pelarutan bervariasi yaitu 0,05 M, 0,1 M, 0,5 M dan 1M. Volume setelah

pengenceran juga sama, yaitu 100 ml. Pada perhitungan ini kita mencari volume

awal.

Karna datanya sama, kita ambil contoh senyawa HCl. Pada konsentrasi

0,05 M . Misalnya kita akan membuat 100 ml HCl 0,05 M menggunakan HCl 1 M

maka penggunaan rumus pengencerannya adalah 1 M.V1 = 0,05 M.100 ml , maka

V1= 5 ml. Artinya ambil HCL 1 M sebanyak 5 ml ditambahkan dengan air hingga

100 ml.

Pada konsentrasi 0,1 M. Kita akan membuat 100 ml HCl 0,1 M

menggunakan HCl 1 M maka penggunaan rumus pengencerannya adalah

1 M.V1 = 0,1 M.100 ml , maka V1= 10 ml. Artinya ambil HCL 1 M sebanyak 10

ml ditambahkan dengan air hingga 100 ml.

Pada konsentrasi 0,5 M. Kita akan membuat 100 ml HCl 0,5 M

menggunakan HCl 1 M maka penggunaan rumus pengencerannya adalah

1 M.V1 = 0,5 M.100 ml , maka V1=50 ml. Artinya ambil HCL 1 M sebanyak 50

ml ditambahkan dengan air hingga 100 ml.

Pada konsentrasi 1 M. Kita akan membuat 100 ml HCl 1 M

menggunakan HCl 1 M maka penggunaan rumus pengencerannya adalah

1 M.V1 = 1 M.100 ml , maka V1=100 ml. Disini jumlah mol zat terlarut sebelum

pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran atau

jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut

sesudah pengenceran.

Page 22: Percobaan 1 kimdas

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat, maka dapat disimpulkan

bahwa:

o Daya hantar listrik suatu senyawa dapat diukur dengan multimeter

(AVOmeter) dan akan didapatkan arus listrik dan beda votensialnya

kemudian dapat dicari tahananya dan daya hantar listriknya.

o Pada pengukuran daya hantar listrik jenis senyawa mempengaruhi besar

kecilnya daya hantar listrik tersebut karena tidak semua senyawa dapat

mengahantarkan listrik, selain itu konsentrasi suatu larutan juga

mempengaruhi besarnya daya hantar listrik, semakin besar konsentrasi

maka semakin tinggi pula daya hantar listiknya dan sebaliknya. Rumus

daya hantar listrik adalah:

L = 1

𝑅 =

1𝑉

𝐼

= 𝐼

𝑉 jadi L=

𝐼

𝑉

5.2 Saran

o Sebaiknya lebih teliti dalam melakukan praktikum ini agar tidak terjadi

kesalahan dalam datanya.

o Sebaiknya alat yang digunakan dalam keadaan yang baik agar hasil yang

didapat lebih baik.

o Sebaiknya membersihkan alat yang telah digunakan sampai benar-benar

kering dan bersih.

o Sebaiknya pengukuran dilakukan lebih dari satu kali agar lebih

menyakinkan.

Page 23: Percobaan 1 kimdas

DAFTAR PUSTAKA

Brady.1990. Kimia Dasar II. Gama Exact. Bandung.

Coles. 1996. Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadyana, Aloysius. 2000. Fessenden & Fessenden, Kimia Organik 1. Jakarta.

Erlangga.

Haryadi, W. 1996.Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Keenan, CW. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ralph H. 1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Erlangga. Jakarta.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press. Jakarta.

Woller, Paul and Jerome H. Suple. 1996. Chemistry Elementary Principles.

Addison Wesley Publishing Company Inc. London.

Page 24: Percobaan 1 kimdas

LAMPIRAN

Grafik kelompok 1

4

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Da

ya H

an

tar

Lis

trik

(L)

Konsentrasi [M]

Air Jeruk Nipis

0.6 0.6

1.3 1.3

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

NH4OH

22

26.6

33.3

22

0

5

10

15

20

25

30

35

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

HCl

Page 25: Percobaan 1 kimdas

Grafik kelompok II

1 1.3

13.6

7.3

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

NaOH

2.6

8

18

30

0

5

10

15

20

25

30

35

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

NaCl

5.3 4.6

16.6 16.6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

NaBr

Page 26: Percobaan 1 kimdas

7.39.3

13.3

28.6

0

5

10

15

20

25

30

35

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

NaI

5.3

9.3

22.6

30

0

5

10

15

20

25

30

35

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Day

a H

an

tar

Lis

trik

(L

)

Konsentrasi [M]

NH4Cl

Page 27: Percobaan 1 kimdas

Pertanyaan Prapraktikum

1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik?

2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik?

3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan menggunakan

alat multimeter.

Jawaban:

1. Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat

menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari

hambatan listrik (R)

2. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena jika dilarutkan dalam

air, maka akan mengalami ionisasi/disosiasi menghasilkan ion positif dan

ion negatif. Ion-ion inilah yang dapat mengahantarkan listrik dengan

menimbulakan gelembung gas disekitar elektrode dan menyalakan lampu

indikator. Kuat lemahnya elektrolit dapat diketahui dari banyak/sedikitnya

gelembung gas.

3. Pada multimeter terdapat kumparan putar yang bekerja atas dasar prinsip

dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditetapkan pada medan magnet,

yang berasal dari magnet permanen. Arus yang mengalir melalui

kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Bila arus searah

yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu

gaya elektromagnetik yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada

kumparan putar, sebagai hasil antara arus dan medan magnet sesuai teori

fleming.

Evaluasi :

1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit?

2. Bagaimana sifat dari larutan yang besifat elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

non-elektrolit?

3. Berikan masing-masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat elektrolit kuat,

elektrolit lemah, dan non-elektrolit!

Page 28: Percobaan 1 kimdas

4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya

hantar listrik.!

Jawaban :

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang molekul-molekulnya dapat terurai

menjadi ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik. Laurtan ini dapat

berupa asam, basa dan garam.

2. - Elektolit kuat: dapat menghantarkan arus listrik dengan baik, larutannya

terionisasi sempurna, dan membentuk banyak ion.

- Elektrolit lemah: dapat menghantarkan arus listrik tetapi tidak baik,

larutannya terionisasi sebagaian dan membentuk sedikit ion.

- Non-Elektrolit: tidak dapat menghantarkan arus listrik, tidak terionisasi,

dan tidak ada ion yang terbentuk.

3. Contoh senyawa elektrolit kuat:

-Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida

(HCl).

-Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida

(KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2).

-Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri (NaCl, K2SO4,

CaCl2)

Contoh senyawa elektrolit lemah:

CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, NH4OH, H2S

Contoh senyawa non elektrolit:

C6H12O6 (amilum/karbohidrat), C12H22O11 (sukrosa), CO(NH2)2

(Urea) dan C2H5OH (Alkohol/etanol), dll

Page 29: Percobaan 1 kimdas

4. Pada pengukuran daya hantar listrik jenis senyawa mempengaruhi besar

kecilnya daya hantar listrik tersebut karena yang dapat menghantarkan

listrik tersebut tidak semua senyawa dan memiliki kriteia tersendiri yaitu

harus terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas, selain itu konsentrasi

suatu larutan juga mempengaruhi besarnya daya hantar listrik, semakin

besar konsentrasi maka semakin tinggi pula daya hantar listiknya dan

sebaliknya.