percob. 3 - klorida.docx

22
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN III KLORIDA DOSEN PEMBIMBING : DR. CHAIRUL IRAWAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 YOGI TRISNO PUTRA (H1E110002) M. ARMY CHAIRUDDIN (H1E110029) ERNI SRI HARTATI (H1E110052) M. AZWAR RAMADHANI (H1E110069) PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

Upload: nor-alpian

Post on 15-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Percob. 3 - Klorida.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN III

KLORIDA

DOSEN PEMBIMBING :

DR. CHAIRUL IRAWAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

YOGI TRISNO PUTRA (H1E110002)

M. ARMY CHAIRUDDIN (H1E110029)

ERNI SRI HARTATI (H1E110052)

M. AZWAR RAMADHANI (H1E110069)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2013

Page 2: Percob. 3 - Klorida.docx

PERCOBAAN III

KLORIDA

3.1 PENDAHULUAN

3.1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan klorida

pada suatu perairan.

3.1.2 Latar Belakang

Hampir semua air alami mengandung ion klorida dan ion sulfat.

Konsentrasinya bervariasi, tergantung kandungan mineral bumi di berbagai

daerah. Dalam jumlah kecil, mereka tidak berpengaruh. Dalam konsentrasi yang

tinggi, mereka menyebabkan masalah. Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada

air laut, yang diikuti oleh kadar magnesium dan kalsium yang tinggi dapat

meningkatkan sifat korosivitas air. Maka dari itu, harus dapat diketahui berapa

kandungan kadar klorida pada suatu perairabn untuk mencegah terjadinya hal

tersebut, seperti yang akan dilakukan pada percobaan ini.

Sebagai ion klorida, yang berupa garam biasa dan sebagainya, secara

umum banyak dan sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan, termasuk

manusia. Sebagai gas, klorin berwarna kuning kehijauan, yang beratnya dua

setengah kali massanya, baunya sanagat menyesakkan dan sangat beracun. Dalam

bentuk cair, dan solid merupakan agen pengoksidaan yang sangat efektif.

Page 3: Percob. 3 - Klorida.docx

3.2 DASAR TEORI

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu

elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari

asam hidroklorida H Cl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja,

yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini

terpecah menjadi ion Na+ dan Cl− (Aditya, 2009).

Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih

atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat

berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu

klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana

senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering

disebut metil klorida (Aditya, 2009).

Klorin (bahasa Yunani Chloros, berarti "hijau pucat"), adalah unsur kimia

dengan nomor atom 17 dan simbol Cl yang merupakan salah satu unsur halogen.

Sebagai ion klorida, yang berupa garam biasa dan sebagainya, secara umum

banyak dan sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan, termasuk manusia.

Sebagai gas, klorin berwarna kuning kehijauan, yang beratnya dua setengah kali

massanya, baunya sangat menyesakkan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair

dan solid merupakan agen pengoksidaan yang sangat efektif (Rahman, 2009).

Klorin (Bahasa Yunani χλωρος, kuning kehijauan) ditemukan pada tahun

1774 oleh ahli kimia Jerman Carl Wilhelm Scheele. Klorin telah diberikan

namanya pada tahun 1810 oleh Sir Humphry Davy, yang menegaskan bahwa

klorin sebenarnya sejenis unsur. Gas klorin, juga dikenali sebagai bertholite,

pertama kali digunakan sebagai senjata nuklir pada Perang Dunia Pertama pada 22

April, 1915 (Rahman, 2009).

Penukar ion adalah elektrolit tak larut berion labil yang mudah

dipertukarkan dengan ion medium sekitar tanpa mengalami perubahan fisik

struktur elektrolitnya sendiri. Elektrolit penukar ion biasanya makromolekul

penukarnya dapat berupa kation ataupun anion. Pada penukar ion alami, bahan

organiknya rumit, sekalipun ada juga bahan anorganiknya. Sedangkan pada

sintetik, struktur resinnya lebih bersahaja. Penukar ion berlebihan muatan ion

Page 4: Percob. 3 - Klorida.docx

labilnya (ion lawan) disebut kation pada penukar kation dan anion pada anion.

Jadi jelas, penukar kation terdiri atas anion polimer/makromolekul dengan muatan

negatif dan kation labil, begitu sebaliknya. Sebutan penukar ion belum lama

digunakan produk anorganik mula – mula yang dipakai untuk menghilangkan

kebasaan disebut permutit, tetapi banyak orang menyamakannya dengan penukar

ion yang kita kenal sekarang. Lalu bahan organik yang dibuat dinamakan penukar

basa, tetapi telah dibedakan antara yang penukar anion dan kation. (Dorfner,

1995).

Hampir semua air alami mengandung ion klorida dan ion sulfat.

Konsentrasinya bervariasi, tergantung kandungan mineral bumi di berbagai

daerah. Dalam jumlah kecil, mereka tidak berpengaruh. Dalam konsentrasi tinggi,

mereka menyebabkan masalah. Biasanya konsentrasi klorida rendah. Sulfat dapat

lebih bermasalah karena sulfat ada dalam konsentrasi yang lebih besar. Kadar

rendah atau menengah dari kedua senyawa ion tersebut menambah rasa segar pada

air. Pada kenyataannya, mereka dibutuhkan karena alasan ini. Jumlah konsentrasi

yang berlebihan dari keduanya tentu akan membuat air jadi tidak enak diminum.

Aturan EPA tentang air minum merekomendasikan konsentrasi ion klorida

maksimum sebesar 250 mg/l dan ion sulfat maksimum 250 mg/l (sebagai Cl - dan

SO4-, bukan sebagai CaCO3). Air yang mengandung ion kalsium sulfat memiliki

rasa yang berkarakter, rasanya seperti pahit. Pada kenyataannya, telah

dibandingkan rasa air dengan gypsum terlarut didalamnya. Saat 30 – 40

grain/gallon dari kalsium sulfat larut dalam air, kebanyakan orang dapat

merasakannya. Jika jumlah magnesium sulfat atau natrium sulfat seimbang dalam

air, tidak akan terasa. Keduanya memiliki efek pencahar jika kadar konsentrasinya

lebih dari 30 grain. Dengan begitu, air tersebut bisa menjadi masalah, khususnya

untuk orang-orang yang tidak terbiasa dengan air seperti itu (Sutysio, 2009).

Sebagai tambahan dari sifat pencaharnya dan rasa yang mirip obat, air

sulfat juga memiliki tingkat padatan tinggi, jumlah garam natrium dan keasaman

yang besar. Ini bisa menjadi masalah dalam mengolah air. Klorida menjadikan air

terasa asin. Dalam kadar konsentrasi apapun, ini menjadi terasa dan tergantung

dari individu masing-masing. Dalam konsentrasi tinggi, klorida menyebabkan air

menjadi payau, rasa asin yang sama sekali tidak diinginkan. Walaupun klorida

Page 5: Percob. 3 - Klorida.docx

sangat larut, klorida memiliki stabilitas. Stabilitas ini memungkinkan mereka

bertahan dari perubahan dan tetap konstan dalam air apapun, kecuali air yang

dicemari oleh industri dan kotoran manusia. Klorida dan sulfat dapat dihilangkan

dari air dengan reverse osmosis. Deionisasi (demineralisasi) atau distilasi juga

akan menghilangkan klorida dan sulfat dari dalam air, tetapi metode ini tidak

cocok untuk perumahan dibanding reverse osmosis (Sutysio, 2009).

Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut, yang diikuti oleh kadar

magnesium dan kalsium yang juga tinggi dapat meningkatkan sifat korosivitas air.

Perairan yang demikian mudah mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan

yang terbuat dari logam. Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan

berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel. Perairan yang diperuntukan bagi

keperluan domestik, termasuk air minum, pertanian, dan industri, sebaiknya

memiliki kadar klorida lebih kecil dari 100 mg/l (Cornwell, 1991).

Asam klorida merujuk pada larutan HCl dalam air, untuk senyawa HCl

dalam keadaan murni (gas). Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen

klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam

lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida

harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan

yang sangat korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan

sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia

Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang

abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan

kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and

Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi

Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai

tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida

untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya

meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif

makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya (Erwin, 2009).

Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia

dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida,

H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+ :

Page 6: Percob. 3 - Klorida.docx

HCl + H2O → H3O+ + Cl−

Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh

karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium

klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.

Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan

tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka

cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk

menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke

larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini

mengindikasikan bahwa Cl− adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl

secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang

kuat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik,

dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna (Erwin, 2009).

Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam

monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam

kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat

lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak

beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan

dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam

klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik (Erwin, 2009).

Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan

jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh

karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat

digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun

konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat (Erwin, 2009).

Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna"

sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan

menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa

dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida

terlarut yang dapat dianalisa (Anonim4, 2009).

Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam

air, adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk

Page 7: Percob. 3 - Klorida.docx

bahan kimia berbahaya. Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara

alami membantu menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus.

Dalam skala industri, HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%. Ketika

dikirim ke industri pengguna, HCl dikirim dengan konsentrasi antara 32~34%.

Pembatasan konsentrasi HCl ini karena tekanan uapnya yang sangat tinggi,

sehingga menyebabkan kesulitan ketika penyimpanan (Dayono, 2009).

Lalu apa sajakah kegunaan HCl di kehidupan kita sehari-hari? Nah,

berikut ini adalah beberapa bidang yang memanfaatkan HCl, baik pada skala

industri maupun skala rumah tangga :

1. Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan

karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja.

2. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk

pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC.

3. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan

polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan

baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan

air.

4. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air

limbah cair industri, sebelum dibuang ke badan air penerima.

5. HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation

(cation exchange resin).

6. Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan

kadar basa dalam sebuah larutan.

7. Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan

pembersih porselen.

8. HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada

makanan.

9. Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan

kulit.

10. Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut

dengan aqua regia, adalah campuran untuk melarutkan emas.

Page 8: Percob. 3 - Klorida.docx

11. Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada

proses produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.

(Dayono, 2009).

I. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi :

1. Gelas ukur

2. Pipet tetes.

3. Gelas beker.

4. Buret.

5. Erlenmeyer.

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Sampel air sumur cempaka

2. Larutan AgNO3 1/35,34.

3. Larutan NaCl 0,1 N.

4. Larutan K2Cr2O4 10%.

5. Larutan HNO3 pekat.

II. PROSEDUR KERJA

A. Standarisasi Larutan AgNO3

1. Mengambil 10 ml larutan NaCl 0,1 N.

2. Menambahkan 3 tetes HNO3 pekat.

3. Menambahkan 3 tetes K2Cr2O4 10%.

4. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 sampai terdapat endapan putih dan

mencatat banyaknya larutan AgNO3 yang digunakan.

5. Melakukan dengan sistem duplo.

B. Pengukuran Sampel

1. Mengambil 20 ml sampel air.

2. Menambahkan 3 tetes HNO3 pekat.

3. Menambahkan 4 tetes K2Cr2O4 10%.

Page 9: Percob. 3 - Klorida.docx

4. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 sampai larutan berubah warna dan

mencatat banyaknya larutan AgNO3 yang digunakan

III. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil dan Perhitungan

1. Hasil

Tabel 1. Standarisasi larutan AgNO3

No Langkah Percobaan Hasil

1 Memipet 10 ml larutan standar

NaCl 0,1 N, Memasukkan ke

dalam labu erlenmayer.

2 Menambahkan 3 tetes HNO3

pekat dan menambahkan 3 tetes

K2Cr2O4 10%.

Warna = kuning

3 Mengisi buret dengan larutan

AgNO3.

4 Menitrasi larutan NaCl 0,1 N

dengan larutan AgNO3 sampai

terdapat endapan putih dan

mencatat volume akhir

Perubahan warna dari

kuning menjadi keruh dan

terdapat endapan putih

V = 1,5 ml

Tabel 2. Pengukuran sampel

No Langkah Percobaan Hasil

1 Memipet 20 ml sampel air

cempaka, Memasukkan ke

dalam labu erlenmayer.

2 Menambahkan 3 tetes HNO3

pekat dan menambahkan 4 tetes

K2Cr2O4 10%.

Warna = kuning

3 Mengisi buret dengan larutan

Page 10: Percob. 3 - Klorida.docx

AgNO3.

4 Menitrasi dengan larutan AgNO3

sampai berubah warna dan

mencatat volume akhir

Perubahan warna dari

kuning menjadi bening.

V = > 50 ml

2. Perhitungan

Standarisasi Larutan AgNO3 :

Diketahui : V AgNO3 = 1,5 ml

Ditanya : N AgNO3 = ?

Jawab :

N AgNO3 = 10 x 0,1

1,5 = 0,7 N

Pengukuransampel :

a. Faktor ketelitian

Diketahui : V AgNO3 = 1,5 ml

Ditanya : faktor ketelitian = ?

Jawab :

Faktor ketelitian = 10

ml AgNO3

= 101,5

= 6,67

b. Konsentrasi Klorida

Diketahui : V sampel = 20 ml

V AgNO3 = > 50 ml =

Faktor ketelitian = 6,67

Ditanya : Konsentrasi klorida = ?

Jawab :

Kons. Cl- =

( 1000100 ) x ( ml AgNO3−0,3 ) x ( fak .ketelitian ) x ( 1

35,34 ) x35,34

Page 11: Percob. 3 - Klorida.docx

= 10 x ( - 0,3) x 6,67 x 1

= tidak ada kandungan klorida

B. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan pengujian klorida pada suatu

peraiaran yaitu menggunakan sampel air sungai cempaka. Dengan

memakai metode pengujian Mohr Method atau Argentometric yaitu

mentitrasi larutan sampel dengan larutan AgNO3.

1. Standarisasi Larutan AgNO3

Standarisasi AgNO3 dengan NaCl merupakan titrasi yang

termasuk dalam presipitimetri jenis argentometri. Reaksi yang terjadi

adalah:

NaCl(aq) + AgNO3 (aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

Pada awalnya larutan AgNO3 dan larutan NaCl merupakan larutan yang

jernih dan tak berwarna. Ketika 10 ml larutan standar NaCl 0,1 N

ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat yang berwarna putih. larutan tetap

jernih dan tidak berwarna. Penambahan HNO3 ini dimaksudkan agar pH

larutan tidak terlalu asam ataupun basa. Larutan kemudian berubah

menjadi warna kuning setelah ditambahkan 3 tetes K2CrO4 10 % yang

merupakan indikator. Seharusnya setelah diberi larutan K2CrO4 10 %

larutan ditambahkan lagi dengan serbuk ZnO atau MgO sehingga apabila

dititrasi dengan larutan AgNO3 maka akan terdapat endapan merah pada

saat titik akhir titrasi. Tapi pada saat percobaan ini, penambahan serbuk

ZnO atau MgO tidak dilakukan sehingga pada saat larutan dititrasi

dengan larutan standar AgNO3 1/35,45 N larutan pada titik akhir titrasi

menjadi keruh. Indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir

dengan titran, sehingga larutan menjadi berubah warna. Reaksi menjadi :

2AgNO3(aq) + K2CrO4 Ag2CrO4(s) + 2KNO3(aq)

Volume akhir sebanyak 1,5 ml.

2. Pengukuran Sampel

Pada tahapan percobaan pengukuran sampel, sampel yang

dipakai yaitu air sampel yang berasal dari sungai di wilayah cempaka.

Page 12: Percob. 3 - Klorida.docx

Dalam pengujian konsentrasi klorida pada sampel air ini, penambahan

serbuk ZnO dan MgO juga tidak dilakukan. Sehingga titrasi dilakukan

sampai warna sampel berubah menjadi keruh. Larutan berubah menjadi

berwarna kuning dan kemudian dititrasi dengan AgNO3 sehingga terjadi

perubahan warna, tetapi perlu diperhatikan di dalam percobaaan ini

belum terjadi perubahan warna menjadi bening karena volume akhir

titrasi yang sudah mencapai angka 50 ml, tetapi tidak mengalami

perubahan maka dari itu proses titrasi dihentikan.

Berdasarkan hal tersebut dapat dipastikan volume akhir titrasi

nilainya > 50 ml dan setelah dilakukan perhitungan didapatkan hasil

bahwa air sungai cempaka tidak mengandung klorida, kemungkinan

mengandung unsur tersebut memang ada tetapi dapat dipastikan hanya

dalam kadar yang sedikit. Konsentrasi klorida pada air sungai cempaka

ini berada di bawah ambang batas menandakan bahwa air sungai

cempaka masih layak untuk dipakai kegiatan rumah tangga sehari-hari

(memasak, minum, mandi, dll).

IV. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan:

1) Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu

elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−.

klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih

atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul.

2) Standarisasi larutan AgNO3 mendapatkan volume akhir 1,5 ml setelah

terdapatnya endapan putih.

3) Air sungai cempaka yang dititrasi dengan AgNO3 didapatkan volume

titrasi sebesar >50 ml.

4) Setelah dilakukannya perhitungan dan analisis melalui pembahasan dapat

dipastikan air sungai cempaka tidak mengandung klorida dan apabila

memang ada terkandung klorida di dalamnya pun pasti dalam kadar yang

Page 13: Percob. 3 - Klorida.docx

sedikit. Sehingga dapat dikatakan air sungai cempaka masih aman untuk

dikonsumsi oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2009. Klorida.http://aimyaya.com/id . Diakses tanggal 26 November 2010.

Cornwell, D.A. and Davis, M.L. 1991. Introduction to Environmental Engineering.2nd edition. Mc-Graw-Hill.Inc. New York.

Dayono. 2009. Direktori Artikel Aneka Ilmu Pengetahuan: Mengenal Kegunaan Larutan Asam Klorida (HCl). http://anekailmu.blogspot.com/2009/06/mengenal kegunaan larutan asam klorida.html. Diakses tanggal 26 November 2010.

Erwin. 2009. Asam Klorida. http://erwinharyanto.blogspot /Asam_klorida.Diakses tanggal 26 November 2010.

Page 14: Percob. 3 - Klorida.docx

Dorfner, Koniad dan Hartono, Anton. J. 1995. IPTEK Penukar Ion. Andi Offset. Yogyakarta.

Rahman. 2009. Klorin. http://rahmanjaya.wordpress.com/klorin . Diakses tanggal 26 November 2010.

Sutysio. 2009. Reverse Osmosis. Indonesia | AIR | Puretrex /klorida_sulfat.html. Diakses tanggal 26 November 2010.

LAMPIRAN

Pertanyaan dan jawaban

1. Jelaskan mengapa klorin yang melebihi baku mutu berbahaya bagi kesehatan?

Jawaban:

Klorin, khlorin atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam

proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam

proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang

digunakan oleh masyarakat. Proses khlorinasi sangat efektif untuk

menghilangkan kuman penyakit terutama dalam penggunaan air ledeng. Tetapi

dibalik kefektifannya klorin juga dapat berbahaya bagi kesehatan. Orang yang

meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk

terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita

hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat

Page 15: Percob. 3 - Klorida.docx

saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan

dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin

pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan

hati(http://aimyaya.com/id).

2. Jelaskan apa alas an klorin banyak digunakan sebagai disinfektan?

Jawaban :

1. Mudah dikemas, dapat dikemas dalam bentuk gas, larutan, dan bubuk.

2. Relatif mudah.

3. Memiliki daya larut tinggi serta dapaat larut pada kadar yang tinggi

(7.000mg/liter).

4. Residu klorin dalam bentuk larutan tidak berbahaya bagi manusia, jika terdapat

dalam kadar yang tidak berlebihan.

5. Bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme, dengan cara menghambat aktivitas

metabolisme mikroorganisme tersebut.