perbedaan sikap dan perilaku ibu baduta terkait …repository.ub.ac.id/167644/1/khabibah...

119
PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT PEMANTAUAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI GIZI MELALUI MEDIA BOOKLET DAN WEBSITE DI WILAYAH KOTA MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi Disusun Oleh : KHABIBAH JUNAISTIAN 145070301111041 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT PEMANTAUAN

BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI GIZI

MELALUI MEDIA BOOKLET DAN WEBSITE DI WILAYAH KOTA MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi

Disusun Oleh :

KHABIBAH JUNAISTIAN

145070301111041

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

iii

Page 3: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

“Perbedaan Sikap dan Perilaku Ibu Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet dan

Website di Wilayah Kota Malang”.

Ketertarikan penulis akan topik ini didasari pada fakta bahwa masih

tingginya angka prevalensi baduta dengan status gizi kurang, salah satu

penyebabnya adalah terkait dengan masih terbatasnya peran keluarga terutama

orang tua dalam memantau tumbuh kembang baduta. Pengalaman selama

proses penulisan Tugas akhir yang sangat berharga ini semoga dapat

menjadikan penulis menjadi seorang yang terus memperbaiki diri. Dengan

tersusunnyaTugas akhirini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Widya Rahmawati,S. Gz, M. Gizi sebagai pembimbing pertama yang

telah memberikan bantuan, semangat dan dengan sabar membimbing

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini.

2. Catur Saptaning W, S.Gz, MPH, sebagai pembimbing kedua yang telah

memberikan bantuan, semangat dan dengan sabar membimbing

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini.

3. Dr. Nurul Muslihah, SP, M.Kessebagai dosen penguji yang telah

memberikan bantuan dan masukan terkait penulisan tugas akhir sehingga

penulis dapat senantiasa menulis tugas akhir dengan baik dan dapat

menyelesaikannya dengan baik pula.

Page 4: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

v

4. Widya Rahmawati, S.Gz., M.Gizi dan Nia Novita Wirawan, M.Sc selaku

Ketua Tim Penelitian Payung “Edukasi Gizi untuk 1000 Hari Pertama

Kehidupan (HPK) Berbasis Website”.

5. Dr. dr. Sri Andarini, M. Kes, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya yang telah memberikan penulis kesempatan menuntut ilmu di

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

6. Dian Handayani, S.K.M., M.Kes., Ph.D.,, Ketua Jurusan Gizi Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah memberikan penulis

kesempatan menuntut ilmu di Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, masukan, serta

kasih sayangnya.

8. Kakak kandung tersayang Khelmi Junaistian yang selalu memberikan

kasih saying, dukungan dan bimbingannya.

9. Teman – teman terdekat serta Tim Penelitian, terima kasih atas

konsultasi, saran dan masukkannya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas akhir ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan masukan yang

membangun.

Akhirnya, semoga Tugas akhirini dapat bermanfaat.

Malang, 28 November 2017

Penulis

Page 5: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

vi

vi

ABSTRAK

Junaistian, Khabibah. 2017. PerbedaanSikap dan Perilaku Ibu Terkait

Pemantauan Pertumbuhan Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Booklet dan Website di Wilayah Kota Malang.

TugasAkhir, Program StudiIlmuGizi, FakultasKedokteran,

UniversitasBrawijaya. Pembimbing : (1) WidyaRahmawati, S.Gz., M.Gizi.,

(2) CaturSaptaning W, S.Gz., MPH.

Usia 0-2 tahun merupakan periode emas dimana anak mengalami tumbuh

kembang optimal. Pola asuh yang baik memiliki peranan yang penting. Namun,

hanya 76% ibu di wilayah Malang membawa anaknya ke pelayanan kesehatan

untuk melakukan pemantauan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya perubahan sikap dan perilaku ibu di wilayah kota Malang

sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi melalui media website dan

booklet. Penelitian dilakukan dengan pendekatan desain pre-post test. Pemilihan

lokasi dengan multistage random sampling dan pemilihan responden dengan

consecutive sampling, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang menerima edukasi

melaluibooklet (n=21) danwebsite (n=24). Hasil menunjukkan untuk sikap, pada

kelompok website tidak terdapat perbedaan signifikan (sebelum= 93.75

sesudah= 93.30), sedangkan pada kelompok booklet terdapat perbedaan

signifikan (p value= 0.010; sebelum= 92.60 sesudah= 96.45). Kedua media

menunjukkan peningkatan perilaku, namun perbedaan signifikan hanya pada

aspek tertentu, website pada 1 aspek: pengetahuan terkait status gizi anak (p

value= 0.008), booklet pada 2 aspek: pelaksanaan pemantauan berat badan (p

value= 0.008) dan pengetahuan terkait status gizi anak (p value= 0.020).

Kesimpulannya, kedua media dapat digunakan karena mampu meningkatkan

sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih efektif

sebagai media edukasi gizi karena menunjukkan perbedaan sikap dan perilaku

ibu terkait pemantauan berat badan baduta secara signifikan.

Kata Kunci : Anak Baduta, Sikap, Perilaku, Website, Booklet, Pemantauan

Pertumbuhan.

Page 6: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

vii

vii

ABSTRACT

Junaistian, Khabibah. 2017. Differences of Mother's Attitude and Behavior

RegardingGrowth Monitoring in Under-Two Years OldChildren Before and

After Nutritional Education Trough Booklet and Website in Malang City.

Final Assignment. Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya.

Supervisors: (1) Widya Rahmawati, S.Gz., M.Gizi., (2) Catur Saptaning

W, S.Gz., MPH.

The age of 0 to 2 years old is known as the golden period, a period where

children are experiencing rapidgrowth and development progress. Moreover, a

good caring practice takes an important rule. However, there are only 76%

mother in Malang take their children to the Health Care Post to monitor their

children's growth. This research was aimed to assess the alteration of attitude

and behavior among mother in Malang before and after nutritional education

trough website and booklet. A study using pre-post test control group design was

conducted to under-two years’ olds children’s mother. The sampling technique

was using multistage random to define location and consecutive to select

respondents, divided into two media intervention groups, booklet (n=21) and

website (n=24). The result shows that in website group there has no significant

difference of mother’s attitude score (before= 93.75 after= 93.30), whereas in

booklet group significantly different (p value= 0.010; before= 92.60 after= 96.45).

Both website either booklet increased mother’s behavior score but only some

aspects has significant difference, website in one aspect: nutritional status

knowledge (p value= 0.008), booklet in two aspects: weight monitoring and

nutritional status knowledge (pvalue= 0.008; 0.020). In conclusion, both media

are acceptable to be used as it could improve mother’s attitude and behavior,

based on its effectiveness, booklet is more effective as nutritional education

media that it improves mother’s attitude and behavior of under-2-years old

childrengrowth monitoring significantly.

Keywords: Under-two YearsOld Children, Attitude, Behavior, Website, Booklet,

Growth Monitoring

Page 7: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xix

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 4

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik ....................................................... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Baduta ................................................................................. 7

2.2 Sikap ............................................................................................. 8

Page 8: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

ix

2.2.1 Tingkatan Sikap .............................................................. 9

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ........................ 10

2.3 Perilaku ......................................................................................... 12

2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku .............................. 13

2.3.2 Teori Perubahan Perilaku ............................................... 15

2.4 Promosi Kesehatan ....................................................................... 17

2.5 Komunikasi ................................................................................... 19

2.6 Media ............................................................................................ 21

2.6.1 Definisi Media ................................................................. 21

2.6.2 Fungsi Media .................................................................. 22

2.6.3 Media Cetak Booklet ....................................................... 23

2.6.4 Media Elektronik Website ............................................... 23

2.7 Pertumbuhan Baduta .................................................................... 25

2.7.1 Definisi Pertumbuhan ..................................................... 25

2.7.2 Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ................................ 25

2.7.3 Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB) ............... 26

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 28

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ....................................................... 29

3.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 30

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 31

4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 32

4.2.1 Teknik Sampling ............................................................. 32

4.2.2 Kriteria Subyek Penelitian ............................................... 33

Page 9: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

x

4.2.2.1 Kriteria Inklusi ..................................................... 33

4.2.2.2 Kriteria Eksklusi .................................................. 34

4.2.2.3 Kriteria Drop Out ................................................. 35

4.2.3 Besar Sampel ................................................................. 35

4.3 Variabel Penelitian ........................................................................ 36

4.3.1 Variabel Bebas (Independent) ........................................ 36

4.3.2 Variabel Terikat (Dependent) .......................................... 36

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 37

4.5 Instrument Penelitian..................................................................... 37

4.6 Definisi Operasional ...................................................................... 39

4.7 Sumber Data ................................................................................. 42

4.7.1 Sumber Data Primer ....................................................... 42

4.7.2 Sumber Data Sekunder .................................................. 42

4.8 Prosedur Penelitian ....................................................................... 43

4.8.1 Prosedur Alur Uji Validitas Kuesioner ............................. 43

4.8.2 Uji Reliabilitas Kuesioner ................................................ 45

4.8.3 Alur Penelitian ................................................................ 47

4.8.4 Pengumpulan Data ......................................................... 50

4.9Analisis Data .................................................................................. 52

4.9.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 52

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Karakteristik Umum Responden .................................................... 55

5.2 Sikap Responden .......................................................................... 57

5.2.1 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Website ............................... 57

Page 10: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xi

5.2.2 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Booklet ................................ 59

5.2.3 Analisis Perbedaan Nilai Sikap Responden Sebelum

dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media

Website dan Booklet ....................................................... 61

5.3 Perilaku Responden ...................................................................... 62

5.3.1 Perilaku Responden Terkait Pelaksaan Pemantauan

Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Website ............................... 63

5.3.2 Perilaku Responden Terkait Pelaksaan Pemantauan

Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Booklet ................................ 65

5.3.3Pengetahuan Responden Terkait Status Gizi Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi

Melalui Media Website .................................................... 67

5.2.4Pengetahuan Responden Terkait Status Gizi Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi

Melalui Media Booklet ..................................................... 68

5.3.5 Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet .............. 69

5.3.6 Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet .............. 70

Page 11: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xii

5.3.7 Analisis Perbedaan Nilai Sikap Responden Sebelum

dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media

Website dan Booklet ....................................................... 71

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 75

6.1.1 Karakteristik Umum Responden ................................................. 75

6.1.2 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi

Gizi Melalui Website ................................................................... 77

6.1.3 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi

Gizi Melalui Booklet .................................................................... 79

6.1.4 Analisis Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Websitedan Booklet ........................ 80

6.1.2 Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Website ..................................................... 82

6.1.3 Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Booklet ...................................................... 84

6.1.4 Analisis Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website dan Booklet ..... 86

6.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 90

BAB 7 PENUTUP

7.1 Kesimpulan ............................................................................................... 92

7.2 Saran ................................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 95

Page 12: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Kategori Status Gizi menurut BB/U ......................................... 26

Tabel 2.2 Tabel Kategori Status Gizi Menurut BB/PB ........................................ 27

Tabel 4.1. Kriteria Subyek Penelitian ................................................................. 34

Tabel 4.2Definisi Operasional ............................................................................ 39

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Sikap ..................................................................... 45

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Perilaku ................................................................. 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Sikap ................................................. 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Perilaku ............................................. 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Saphiro-Wilk .......................................... 53

Tabel 5.1 Distribusi Umum Responden ............................................................. 55

Tabel 5.2 Hasil Jawaban Sikap Ibu Baduta Terkait Pemantauan Berat Badan

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui

Media Website ................................................................................... 57

Tabel 5.3 Hasil Jawaban Sikap Ibu Baduta Terkait Pemantauan Berat Badan

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui

Media Booklet .................................................................................... 59

Tabel 5.4 Perbedaan Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi dengan Media Websitedan Booklet ............. 61

Page 13: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xiv

Tabel 5.5 Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Pelaksanaan

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Website .................................................. 63

Tabel 5.6 Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Pelaksanaan

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Booklet ................................................... 65

Tabel 5.7Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Website .................................................. 69

Tabel 5.8Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui Media Booklet ................................................... 70

Tabel 5.9 Analisis Perbedaan Nilai Perilaku Responden Sebelum dan

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi dengan Media Website dan

Booklet .............................................................................................. 72

Page 14: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 28

Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian ........................................................ 31

Gambar 4.2 Sampel uji Validitas ........................................................................ 33

Gambar 4.3Sampel Penelitian ........................................................................... 33

Gambar 4.4 Skema Alur Uji Validitas Kuesioner ................................................ 43

Gambar 4.5 Bagan Alur Prosedur Uji Reliabilitas Kuesioner .............................. 46

Gambar 4.6 Skema Alur Penelitian ................................................................... 48

Gambar 5.1 Grafik Rata-rata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui MediaWebsite ................................. 58

Gambar 5.2 Grafik Rata-rata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui MediaBooklet .................................. 60

Gambar 5.3 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui MediaWebsite .................. 64

Gambar 5.4 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui MediaWebsite .................. 66

Gambar 5.5 Grafik Persentase Responden yang Mengetahui Status Gizi

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui

Media Website ................................................................................... 67

Page 15: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xvi

Gambar 5.6 Grafik Persentase Responden yang Mengetahui Status Gizi

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui

Media Booklet .................................................................................... 68

Gambar 5.7 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui MediaWebsite ................................................... 69

Gambar 5.8 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut

Pemantauan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi Melalui MediaBooklet .................................................... 71

Page 16: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................ 101

Lampiran 2. Surat Keterangan Kelayakan Etik................................................. 102

Lampiran 3. Surat Izin Melakukan Penelitian ................................................... 103

Lampiran 4. Formulir Informed Consent Uji Coba ............................................ 105

Lampiran 5. Formulir Data Dasar Uji Coba ...................................................... 106

Lampiran 6. Lember Penjelasan Penelitian ...................................................... 107

Lampiran 7. Formulir Informed Consent Mengikuti Penelitian .......................... 108

Lampiran 8. Formulir Data Dasar ..................................................................... 109

Lampiran 9. Kuisoner Pre Test ........................................................................ 110

Lampiran 10. Kuisoner Post-Test..................................................................... 112

Lampiran 11. Media Edukasi Booklet ............................................................... 114

Lampiran 12. Media Edukasi Website .............................................................. 119

Lampiran 13. Form Rekap Responden ............................................................ 120

Lampiran 14. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...................................... 121

Lampiran 15. Uji Media .................................................................................... 125

Lampiran 16. Tabel Deskriptif Statistik Karakteristik Responden ..................... 128

Page 17: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xviii

Lampiran 17. Uji Normalitas Sikap dan Perilaku Responden ........................... 130

Lampiran 18. Uji Berpasangan Skor Sikap dan Perilaku Pada Kelompok

Perlakuan .................................................................................... 132

Lampiran 19. Rekap Jawaban Sikap Responden ............................................ 137

Lampiran 20. Rekap Jawaban Perilaku Responden ........................................ 139

Lampiran 21. Rekap Status Gizi Baduta .......................................................... 141

Lampiran 22. Jadwal Penelitian ....................................................................... 143

Lampiran 23. Dokumentasi Penelitian ............................................................. 144

Page 18: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

xix

DAFTAR SINGKATAN

Baduta : Bawah Dua Tahun

Balita : Bawah Lima Tahun

BB/PB : Berat Badan Menurut Panjang Badan

BB/U : Berat Badan Menurut Umur

IT : Informasi dan Teknologi

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

KMS : Kartu Menuju Sehat

MDG : Millenium Development Goals

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

SD : Standar Deviasi

SPSS : Statistical Package for the Social Science

WHO : World Health Organization

Page 19: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi

Indonesia saat ini adalah beban terkait masalah gizi. Masalah gizi tidak hanya

terjadi pada kelompok usia tertentu namun terjadi pada berbagai kelompok usia,

baik anak-anak, remaja, maupun dewasa dan lansia. Berfokus pada masalah gizi

anak, salah satu upaya yang tengah digencarkan adalah program 1000 Hari

Pertama Kehidupan. 1000 Hari Pertama Kehidupan dimulai sejak anak dalam

kandungan hingga usia 2 tahun yang merupakan masa keemasan dimana pada

saat inilah anak melalui periode optimalisasi proses tumbuh kembang (Gunawan

dkk., 2011).

Secara nasional masalah gizi anak di Indonesia masih menjadi

masalah kesehatan utama. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 19,6% anak

memiliki berat badan kurang, diantaranya 5,7% berstatus gizi buruk dan 13,6%

berstatus gizi kurang. Jika dibandingkan dengan data dari tahun-tahun

sebelumnya, masalah berat badan kurang pada anak masih mengalami

peningkatan. Pada tahun 2007 tercatat sebanyak 18,4% dan pada tahun 2010

sebanyak 17,9% anak memiliki berat badan kurang (Riskesdas,

2013).Sedangkan di wilayah kota Malang tercatat sebanyak 7,8% bayi dan

baduta mengalami kurus (Rahmawati dkk., 2016). Gizi yang buruk pada anak

dapat menurunkan daya tahan tubuh anak sehingga menyebabkan anak mudah

untuk terserang infeksi atau sebaliknya penyakit infeksi pada anak dapat

Page 20: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

2

meningkatkan kebutuhannya akan gizi sehingga jika tidak terpenuhi akan

mengakibatkan status gizi buruk (Moehji, 1992).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kejadian

masalah gizi berat badan kurang pada anak salah satunya adalah pemantauan

pertumbuhan dengan melakukan penimbangan berat badan anak secara rutin

setiap bulan. Pemantauan pertumbuhan secara rutin sangat penting dilakukan

untuk mengetahui dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya hambatan

pertumbuhan sejak dini. (Siagian dkk., 2015). Selain itu, mengetahui berat badan

anak juga penting untuk mengetahui pertumbuhan anak. Penambahan berat

badan anak secara rutin setiap bulannya menunjukkan bahwa anak tumbuh

dengan baik dan sehat. Pemantauan pertumbuhan baduta, salah satunya adalah

penimbangan berat badannya setiap bulannya bertujuan untuk memastikan

penambahan berat badan yang berarti pada anak (United Nation for Childrens

Fund, 1993 dalam Tri.L, 2008)

Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan baik secara mandiri

ataupun di berbagai tempat sarana pelayanan kesehatan seperti poskesdes,

posyandu, puskesmas, dan lain sebagainya.Secara nasional, data tahun 2010

menunjukkan angka cakupan penimbangan anak di posyandu sebanyak 74,5%

(anak yang ditimbang sedikitnya sekali dalam sebulan terakhir). Dengan proporsi

anak usia 6-11 bulan yang ditimbang sebanyak 91,5% , pada anak usia 12-23

bulan sebanyak 83,6%, sedangkan pada anak usia 24-35 bulan hanya sebanyak

73,3%. Frekuensi kunjungan anak ke posyandu terus menurun seiring dengan

bertambahnya usia anak (Riskesdas, 2010).

Terlihat bahwa peran orang tua dalam memantau berat badan terkait

tumbuh kembang anak masih sangat rendah, salah satunya disebabkan karena

Page 21: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

3

kurangnya paparan informasi yang dibutuhkan. Dijelaskan bahwa pendidikan gizi

diperlukan untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif

berhubungan dengan makanan dan gizi (WHO dalam Supariasa, 2014). Dalam

penyampaiannya, pendidikan gizi dapat dibantu dengan penggunaan beberapa

macam media seperti media tradisional yang sebatas bunyi-bunyian, media

cetak, hingga media modern yang berupa media elektronik (Notoadmodjo, 2007;

Zulaekah, 2012)

Booklet merupakan salah satu contoh media edukasi cetak dalam

bentuk buku yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan

kesehatan. Dengan kelebihan booklet yang berisi informasi detail, dapat

disimpan, mudah dibawa, serta lebih menstimulasi indra penglihat membuat

booklet menjadi media yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan

namun belum sampai pada perbaikan sikap (Corcoran, 2013; Dewa, 2012;

Notoadmodjo, 2007 dan Zulaekah, 2012).

Seiring dengan semakin berkembangnya informasi dan teknologi, kini

edukasi juga dapat disampaikan melalui media berbasis informasi dan teknologi

(IT) salah satunya melalui website. Selain dapat mencakup sasaran yang lebih

luas, sebagai tambahan media website yang tidak dimiliki oleh media cetak

adalah adanya fitur-fitur seperti games, animasi, dan simulasi yang menarik

sehingga dapat meningkatkan minat untuk memahami isi edukasi (Corcoran,

2013 dan Duncan, 2014). Namun tidak semua masyarakat dapat dengan mudah

melakukan akses terhadap media edukasi website ini, selain karena tidak

memiliki alat akses yang memadai, beberapa faktor lain seperti jaringan, kuota

internet dan kurangnya kemampuan individu menjadikan sulit dilakukan

(Corcoran, 2013).

Page 22: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

4

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan edukasi gizi kepada

ibu yang memiliki anak baduta terkait pemantauan pertumbuhan baduta anak

baduta dengan menggunakan media edukasi yang memiliki karakteristik yang

berbeda, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“PerbedaanSikap dan Perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Bookletdan

Websitedi Wilayah Kota Malang”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasar uraian dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah adaperbedaan sikap dan perilaku

ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah pemberian

edukasi gizi melalui media bookletdan websitedi wilayah kota Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan sikap dan perilaku ibu terkait

pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah pemberian

edukasi gizi melalui media bookletdan websitedi wilayah kota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menilai sikap ibu baduta terkait pemantauan pertumbuhan baduta

sebelum dan sesudah pemberian edukasi melalui booklet.

2. Menilai sikap ibu baduta terkait pemantauan pertumbuhan baduta

sebelum dan sesudah pemberian edukasi melalui website.

Page 23: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

5

3. Menilai perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

sebelum dan sesudah pemberian edukasi melalui booklet.

4. Menilai perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

sebelum dan sesudah pemberian edukasi melalui website.

5. Menganalisis perbedaan sikap ibu baduta terkait pemantauan

pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah pemberian edukasi

melalui booklet dan website.

6. Menganalisis perbedaan sikap ibu baduta terkait pemantauan

pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah pemberian edukasi

melalui booklet dan website.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai efektivitas penggunaan media edukasi gizi

booklet dan website terhadap perubahan sikap dan perilaku.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan gambaran mengenai perbedaan sikap dan perilaku ibu

terkait pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi melalui media bookletdan websitedi wilayah kota

Malang.

b. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya

pemantauan barat badan badutamelalui media edukasi booklet dan

Page 24: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

6

websiteserta memberikan gambaran mengenai penggunaan media

penyampaian informasi melalui media edukasi booklet dan website.

Page 25: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Baduta

Baduta merupakan anak yang dengan usia di bawah dua tahun. Masa

baduta adalah masa dimana anak berada di usia 0-23 bulan (Sandjaja, dkk,

2010). Baduta seringkali disebut sebagi balita (bayi dibawah lima tahun) berusia

0-2 tahun, hal ini karena rentang usia baduta sendiri memang tercakup didalam

tentang usia balita. Ada 3 periode masa dalam pembagian masa baduta yaitu,

1. Masa neonatal

Merupakan masa disaat anak beruisa 0-28 hari. Pada masa ini terjadi

masa adaptasi terhadap lingkungan, mulai berfungsinya organ tubuh dan

perubahan sirkulasi darah..

2. Masa bayi

Masa bayi merupakan masa saat anak berusia 29 hari-11 bulan. Masa

bayi ini merupakan masa dimana terjadi pertumbuhan yang pesat dan

proses pematangan terjadi secara terus menerus, terutama meningkatnya

fungsi sistem saraf.

3. Masa anak baduta

Masa anak baduta dialami saat rentang usia 12-23 bulan. Pada masa

anak baduta ini pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih dan

sedang berlangsung dan terjadinya pertumbuhan serabut saraf beserta

cabang-cabangnya sehingga membentuk jaringan saraf dan otak yang

kompleks (Kemensos RI dan Wahana Visi Indonesia, 2015; Sihadi, 2008).

Page 26: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

8

Masa baduta merupakan masa dimana bayi mengalami

perkembangan yang sangat pesat terutama perkembangan otak yang mencapai

hingga hampir 80% dan akan mencapai puncaknya pada usia 23 bulan, oleh

sebab itu pada usia inilah sebut sebagai masa periode emas (golden age) atau

window of opportunity (Aritonang, 2013; Goi, 2013). Pada masa baduta ini pula

potensi manusia secara keseluruhan dapat berkembang seutuhnya serta terjadi

dengan cepat, selain itu pembentukan pengetahuan dan perilaku juga dapat

dengan optimal diserap (Hariyanto, 2014).

Masa baduta merupakan masa dimana saat inilah puncak dari

terjadinya perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, serta fungsi

kognitif. Masa baduta sering kali diistilahkan sebagai periode emas atau periode

kritis anak. Anak akan mengalami tumbuh kembang yang optimal apabila selama

masa periode emas ini baduta mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai.

Namun jika tidak, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu,

bahkan pada masa inilah penentu tumbuh kembang anak hingga selanjutnya.

(Kemensos RI dan Wahana Visi Indonesia, 2015; Sihadi, 2008).

2.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon, penilaian oleh individu berupa

pendapat terhadap stimulus atau rangsangan yang masih tertutup dari diri

seseorang, objek, maupun lingkungan sekitar yang nantinya akan mendasari

perubahan perilaku pada diri seseorang. Secara nyata sikap dapat menunjukkan

konotasi kesesuaian antara respon terhadap rangsangan tertentu dalam

kehidupan sehari-hari. Sifat merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

Page 27: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

9

melakukan tindakan, bukan merupakan pelaksanaan dari tindakan (Notoatmodjo,

2007; Rusmanto, 2013).

Terdapat tiga komponen pokok sikap yang jika secara bersama-sama

akan membentuk sikap yang utuh. Tiga komponen pokok sikap tersebut

diantaranya,

a. Kepercayaan (keyakinan), konsep, dan pikiran, atau ide terhadap suatu

objek, dapat pula disebut sebagai aspek kognitif. Aspek ini muncul karena

adanya pengalaman baik berpengaruh secara langsung maupun tidak

langsung terhadap sikap yang diambil oleh seseorang.

b. Kehidupan emosional, merupakan bentuk evaluasi terhadap suatu objek

atau dapat juga disebut sebagai aspek afektif, yang selanjutnya akan

menentukan patut atau tidak patutnya pemilihan suatu sikap.

c. Kecenderungan untuk bertindak atau tend to behave, siap atau tidaknya

seseorang dalam memilih dan atau melakukan perubahan sikap sesuai

dengan keyakinan dan emosionalnya (Notoatmodjo, 2007;

Azwar,2011;Aryani, 2013)

2.2.1 Tingkatan Sikap

1. Menerima (receiving)

Menerima berarti bahwa seseorang mau atau dapat menerima, serta

memberhatikan stimulus yang diberikan

2. Merespon (responding)

Mampu memberikan timbale balik dari stimulus yang diberikan dan

merupakan suatu indikasi sikap.

3. Menghargai (valuing)

Page 28: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

10

Indikasi dari sikap ketiga ini merupakan apabila subjek mengajak orang

lain untuk berdiskusi terkait masalah

4. Bertanggung jawab (responsible)

Merupakan bentuk tertinggi dari sikap dimana subjek mampu menerima

amanah lebih tinggi sebagai bentuk tanggung jawab dari apa yang telah

diterima dan dipilih dengan segala resikonya

(Notoatmodjo, 2007)

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2011), terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhisikap seseorang yaitu:

a. Pengalaman Pribadi

Terdapat hubungan yang prositif dan signifikan antara

pengalaman pribadi seseorang dengan pengambilan sikap seseorang.

Biasa terjadi bila pengalaman yang dialami seseorang memiliki kesan

yang cukup kuat. Pengalaman yang berkesan akan memiliki dampak

yang sangat kuat terhadap pengembilan sikap seseorang, dimana

seseorang akan memiliki sikap baru dalam menghadapi rangsangan

sesuai dengan pengalaman pribadinya

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Dikatakan bahwa orang yang dianggap penting disekitar kita

dapat mempengaruhi sikap yang akan diambil. Terkadang, sikap yang

diambil akan sejalan dengan sikap orang yang dianggap penting dengan

tujuan agar tidak memicu konflik ketika bersikap berlawanan. Selain itu,

hal itu juga dikaitkan dengan peran orang penting tersebut yang memiliki

pengaruh terhadap kita. Orang yang dianggap penting tersebut dapat

Page 29: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

11

hadir di lingkungan sekitar dan sehari-hari atau bahkan dapat bersal dari

luar dan tidak dikenal sama sekali.

c. Kebudayaan

Pengaruh kebudayaan terhadap sikap biasanya terjadi pada

individu yang tinggal dalam kelompok yang memiliki kebudayaan yang

terikat kuat. Individu lebih cenderung untuk bersikap sesuai dengan

kebudayaan dari pada sikap pribadi yang muncul dari diri mereka sendiri.

d. Media masa

Media masa merupakan penyalur informasi terkait berbagai

hal, selain bersifat informative media masa juga terkadang bersifat

sugestif atau mempengaruhi sehingga pengaruh-pengaruh yang

ditimbulkan ini akan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam

mengambil dan menentukan sikap.

e. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan bersifat edukatif sehingga dapat

berpengaruh terhadap proses pembentukan sifat. Edukasi yang diberikan

membuat seseorang mengerti dan memahami atas sesuatu yang

berdampak baik atau buruh sehingga dengan sendirinya sikap seseorang

dapat terbentuk.

f. Emosional

Pengambilan sikap yang karena faktor emosinal didasari oleh

adanya emosi dan seringkali hanya sebagai bentuk pertahanan ego

sehingga terkadang pembentukan sikap karena emosional ini terkadang

hanya bersifat semnentara namun juga dapat pula bertahan lama (Aryani,

2013; Hasrimayana, 2009; Sariyati, 2014).

Page 30: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

12

2.3 Perilaku

Perilaku manusia merupakan segala sesuatu yang dilakukan atau

aktivitas manusia baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar sebagai respon terhadap stimulus yaitu rangsangan

dari luar. Jika sikap sebatas merupakan tanggapan terhadap stimulus, berbeda

dengan perilaku yang merupakan bentuk nyata atau ekspresi dari sikap yang

telah ditentukan, dimana sikap hanya akan memiliki makna apabila diwujudkan

dalam bentuk tindakan yang nyata yaitu perilaku (Notoatmodjo, 2007; Ariyani,

2013; dan Hasrimayana, 2009).

Blum (1974) menyataan bahwa faktor kedua terbesar yang

berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat setelah lingkungan ialah perilaku.

Oleh sebab itu, seringkali upaya dalam merubah perilaku dilakukan dengan

intervensi atau upaya yang strategis. Secara garis besar, ada 2 upaya yang

dapat dilakukan terkait perilaku dan masing-masing bertentangan dengan

kekurangan dan kelebihannya masing-masing, yaitu melalui

1. Tekanan

Upaya atau tindakan yang dilakukan agar masyarakat dapat mengadopsi

atau merubah perilaku melalui cara-cara paksaan, tekanan, atau koersi.

Upaya paksaan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti

peraturan atau undang-undang, tekanan (fisik atau nonfisik), sanksi,

instruksi, dan sebagainya.Perubahan karena upaya paksaan atau

tekanan ini seringkali terjadi secara cepat namun tidak bertahan lama

karena pada dasarnya perubahan terjadi bukan karena adanya

pengetahuan dan kesadaran diri yang tinggi.

Page 31: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

13

2. Pendidikan atau Edukasi

Upaya atau tindakan yang dilakukan agar masyarakat mengadopsi atau

merubah perilaku melalui cara-cara persuasi, memberikan informasi,

imbauan, ajakan, memberikan kesadaran, dan sebaginya. Upaya ini

cenderung lebih lama dibandingkan dengan upaya tekanan, namun bila

masyarakat berhasil mengadopsi perilaku maka perubahan yang terjadi

akan dapat bertahan lama bahkan seumur hidup.

Sebagai bentuk upaya dalam membina atau meningkatkan perilaku

kesehatan masyarakat, promosi kesehatan yang pada dasarnya

merupakan upaya untuk memberikan pengaruh positif terhadap perilaku

yang kondusif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan lebih

efektif bila dilakukan dengan pendekatan atau intervensi yang berupa

pendidikan atau edukasi dibandingkan dengan pendekatan koersi. Selain

itu ada tambahan strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku

yaitu diskusi partisipasi, yang dilakukan sebagi peningkatan atau

penunjang dari cara yang kedua yaitu edukasi, yang tidak hanya bersifat

satu arah namun juga dua arah sehingga masyarakat juga dapat terlibat

aktif dan informasi dapat lebih dalam penyampaian dan penerimaannya

(Notoadmodjo, 2007).

2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Sebelum melakukan intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisa

masalah agar intervensi atau upaya yang dilakukan dapat efektif. Dalam

merancang intervensi dapat dimulai dengan melalukan analisa faktor-faktor

penyebab atau determinan. Menurut Green dalam Notoadmodjo (2007), 3 faktor

utama yang mempengaruhi perilaku, yaitu :

Page 32: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

14

a. Faktor Predisposisi

Sering disebut sebagai factor pemudah, merupakan factor-faktor yang

terutama dapat secara positif mempermudah terwujudnya perilaku.

Dimana faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi dan

kepercayaan, nilai yang dianut masyarakat, tingkat sosial ekonomi,

tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun informal, pengetahuan yang tepat

akan menghasilkan perilaku yang tepat pula dan sebaliknya.

Pengetahuan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam memiliki

sikap, namun sikap yang positif belum tentu tercermin dengan tindakan

atau perilaku yang positif pula atau sebaliknya dimana banyak faktor yang

berpengaruh salah satunya norma disekeliling atau tradisi juga

kepercayaan. Kepercayaan merupakan keyakinan tanpa bukti, keyakinan

dan tradisi diturunkan melelau proses informal dari pihak-pihak terdekat

yang bila sepenuhnya dipercayai akan mempengaruhi perilaku individu

atau kelompok. (Notoadmodjo, 2007; Notoadmodjo, 2003 dalam

Hasrimayana, 2009)

b. Faktor Pemungkin

Disebut sebagai factor pendukung atau factor pemungkin karena pada

hakikatnya factor-faktor berikut mendukung atau memungkinkan

tercapainya perilaku kesehatan diantara faktor-faktornya ialah

ketersediaan fasilitas seperti fasilitas kesehatan, obat obatan dan sarana

prasarana misalnya tempat tinggal, air bersih, pembuangan sampah,

pembuangan tinja dan lain sebagainya.

c. Faktor Penguat

Page 33: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

15

Faktor yang diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat, meliputi

sikap dan perilaku orang-orang sekitar dan orang-orang yang dianggap

penting misalnya tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk petugas

kesehatan serta termasuk juga peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan kesehatan. Tidak hanya mempengaruhi namun seringkali

dicontoh karena perilaku orang-orang yang dianggap penting tersebut

dianggap sebagai perilaku yang paling benar (Notoadmodjo, 2007;

Notoadmodjo, 2003 dalam Hasrimayana, 2009).

2.3.2 Teori Perubahan Perilaku

Terdapat beberapa teori terkait perubahan perilaku. Berdasarkan teori

Health Belief Model, perilaku merupakan respon seseorang terhadap

stimulus yang diwujudkan dalam suatu tindakan. Perilaku dilakukan secara

sadar maupun tidak sadar, merupakan perilaku terbuka yang dapat diukur

intensitas, frekuensi serta durasinya (Hayden, 2009).Berdasar pada teori ini,

untuk adanya suatu perubahan perilaku, seseorang harus secara pribadi

merasakan bahwa dia dapat terserang, kemungkinan mendapatkan

konsekuensi dari keparahannya, serta melihat bahwa langkah yang

diambilnya mampu memberikan keuntungan sebagai prevensi atau

menurunkan kemungkinan resiko dengan harga yang setimpal dengan sedikit

hambatan. Selain itu seseorang juga harus merasakan bahwa dirinya mampu

untuk melakukan dan mempertahankan perubahan perilaku tersebut. Faktor

internal maupun eksternal juga dapat mempengaruhi perubahan perilaku

tersebut(Morris,.dkk, 2012). Selain itu teori ini juga menjelaskan bahwa ada

beberapa tahapan dalam perubahan perilaku. Dimulai dari tahap Pre-

kontemplasi yaitu dimana individu masih belum menyadari suatu masalah

Page 34: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

16

dan belum memiliki ketertarikan untuk berubah, dimana keingintahuannya

akan meningkat, peka terhadap masalah dan solusinya, serta mengevaluasi

kembali lingkungan sekitarnya. Dilanjutkan dengan tahap kontemplasi yaitu

dimana individu mulai menyadari masalah dan memiliki keinginan serius

untuk berubah. Sampailah pada tahap selanjutnya yaitu persiapan untuk

melakukan perubahan perilaku dimana individu mulai melihat dan memilih

hal-hal berkaitan dengan perilaku barunya. Aksi merupakan tahapan dimana

individu telah melakukan perubahan perilaku dimana indivisu telah mengganti

alternatif perilaku terkait masalah, control terhadap stimulus, membangun

hubungan, dan meyakinkan diri mempertahankannya.Terakhir adalah tahap

maintenance dimana individu mulai memperhatikan sosial dan berusaha

untuk mempertahankan perubahan perilakunya (Prochaska et al., 1992

dalam Morris,.dkk, 2012).

Berdasarkan teori Social Cognitive Theory, sorang individu lebih

mampu untuk mengatur diri dibandingkan dengan melakukannya sebagai

perilaku, diatur oleh kekuatan biologis ataupun lingkungan. Selain itu induvidu

memilikiself-belief yang memungkinkan untuk melakukan pengukuran atas

pengendalian perasaan, pikiran, dan tindakan yang dilakukan (Mukhid, 2009).

Selain teori tersebut, terdapat teori terkait tindakan yang direncanakan

atau Theory of Planned Behaviouryang menjelaskan bahwa teori manusia

diatur oleh beberapa faktor, terdapat tiga macam faktor yaitu keyakinan dan

evaluasi terhadap hasil perilaku, keyakinan terhadap harapan normatif yang

berasal dari orang lain serta motivasi untuk menuruti harapan tersebut, serta

keyakinan tentang adanya faktor fasilitas dan hambatan serta adanya

Page 35: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

17

persepsi terkait kekuatan yang menyertai faktor tersebut (Machrus &

Purnomo, 2010)

2.4 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan atau yang seringali disebut penyuluhan kesehatan

merupakan salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan perilaku positif

masyarakat terkait kesehatan. Dalam hal ini, praktisi atau aplikasi promosi

kesehatan memiliki peran dalam menunjang program-program kesehatan

lain. Jika ditinjau kembali, promosi kesehatan merupakan bentuk revitalisasi

pendidikan kesehatan dari tahun-tahun yang sebelumnya dan bukan hanya

merupakan upaya dalam proses menyadarkan masyarakat atau hanya

sebatas memberikan informasi namun lebih jauh juga disertai upaya-upaya

memfasilitasi masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku ke arah

positif. Promosi atau pendidikan kesehatan hendaknya diberikan sedini

mungkin sebagai upaya preventif mengingat siklus kehidupan yang terus

berlangsung, ketika terjadi masalah pada awal kehidupan maka akan

berdampak pada proses siklus selanjutnya. Beberapa penelian juga

menunjukkan hubungan atau pengaruh lingkungan, keluarga terhadap

pengetahuan serta sikap dan perilaku (Notoadmodjo, 2007; Zulaekah, 2012).

Dalam melakukan promosi secara efektif dan efisien, terdapat beberapa

strategi. Menurut WHO tahun 1984 dalam Notoadmodjo (2007) beberapa

strategi yang dapat dilakukan diantaranya:

a. Advokasi (Advocacy)

Output dari kegiatan advokasi adalah berupa hal-hal yang mengikat

seperti undang-undang dan peraturan, instruksi-instruksi, yang terkait

Page 36: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

18

kesehatan. Oleh sebab itu, kegiatan advokasi ditujukan pada para

pemangku kekuasaan ataupun kebijakan, pembuat keputusan baik dalam

bidang kesehatan maupun dalam sector lain yang berhubungan dan

memiliki engaruh publik.

b. Dukungan Sosial (Social Support)

Kegiatan yang ditujukan bagi para tokoh masyarakat baik formal seperti

petugas kesehatan, guru, lurah, camat, dan lain sebagainya maupun

informal sperti tokoh agama dan sebagainya. Tujuannya adalah agar

program mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar yang memiliki

peranan penting didalamnya.

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan langsung ditujukan pada masyrakat secara langsung

sebagai sasaran utama atau sasaran primer dari promosi kesehatan

tujuannya agar masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara

maupun meningkatkan kesehatannya sendiri. Pemberdayaan masyarakat

dapat dilakukan dalam berbagai macam kegiatan seperti penyuluhan

kesehatan, pembangunan dan pengorganisasian masyarakat, dan lain

sebagainya.

Hasil atau output yang diharapkan dari dilakukannya promosi

kesehatan adalah perilaku kesehatan untuk memelihara atau meningkatkan

kesehatan secara kondusif, perubahan perilaku dari yang tidak kondusif menjadi

yang kondusif tersebut mengandung beberapa dimensi diantaranya sebagai

berikut,

a. Perubahan Perilaku

Page 37: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

19

Perubahan perilaku masyarakat dari yang negative atau kurang

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang lebih positif dan

sesuai dengan nilai kesehatan.

b. Pembinaan Perilaku

Pembinaan terutama diberikan atau ditujukan bagi masyarakat

yang pada dasarnya telah memilik perilaku yang positif, sesuai dengan nilai

kesehatan untuk dipertahankan.

c. Pengembangan Perilaku

Pengembangan perilaku ini terutama ditujukan bagi anak-anak

sejak usia sedini mungkin untuk ditanamkan dan dibiasakan melakukan

perilaku kesehatan yang sesuai (Notoadmodjo, 2007).

2.5 Komunikasi

Schwerin dan Nawell (1981) menyatakan bahwa perubahan perilaku

tidak akan dapat terjadi tanpa adanya perubahan sikap. Agar terjadi komunikasi

yang efektif, ada empat jenis unsur yang perlu diperhatikan dan terlibat dalam

komunikasi, yaitu

1. Komunikator (sumber)

Komunikator merupakan orang atau sumber yang menyampaikan

stimulus, antara lain dalam bentuk pesan-pesan atau informasi-informasi.

Komunikasi dikatakan efektif bila tidak hanya ada stimulus dari sumber namun

juga ada umpan balik dari penerima pesan. Terdapat beberapa karakteristik yang

berhubungan dengan komunikator dan berpengaruh secara signifikan terhadap

penerimaan pesan yang disampaikan diantaranya,

Page 38: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

20

- Keahlian. Keahlian terkait dengan kredibilitas dari sumber yang

disampaikan. Komunikasi dengan kredibilitas sumber yang tinggi akan

lebih banyak perubahahan yang ditumbulkan jika dibandingkan

dengan yang kurang terkait kredibilitasnya. Menurut Bocler,

komunikator yang dapat dipercaya akan lebih didengarkan oleh

pendengar.

- Keterandalan (kemampuan interpersonal). Salah satu yang

menunjukkan keterandalan ialah dimana komunikator dapat

menyampaikan pendapatnya secara konsisten. Komunikator yang

handal adalah komunikator yang mampu membuat perubahan yang

besar.

- Rasa suka. Rasa suka atau ketertarikan dapat selanjutnya mengubah

sikap, sesuai dengan perubahan yang disukai. Kesamaan cenderung

dapat lebih dapat diterima.

- Status. Status komunikator dengan pendengar sebaiknya sama sebab

akan lebih dapat diterima oleh pendengar dan akan dapat

menimbulkan perubahan yang diinginkan oleh komunikator.

2. Komunikasi (Pesan)

Pesan (message) adalah stimulus, informasi, atau gagasan yang

disampaikan oleh komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima

pesan). Komunikasi dapat terjadi baik satu arah ataupun dua arah. Komunikasi

juga ada kaitannya dengan daya tarik dari pesan dan media yang digunakan.

Arah komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi satu arah dan komunikasi

dua arah. Komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang terjadi apabila

komunikator tidak memberi kesempatan kepada komunikan atau memang tidak

Page 39: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

21

adanya timbale balik dari komunikan. Sedangkan, kmunikasi dua arah

merupakan komunikasi yang terdapat timbale balik serta adanya dialog antara

pemberi pesan dan penerima pesan.

3. Penerima pesan (pendengar)

Penerima pesan adalah orang yang menerima isi pesan dari pemberi

pesan (kromunikator).Penerima pesan lebih mudah dipengaruhi ketika perha-

tiannya terganggu, meskipun pesan yang diberikan sederhana. Karakteristik

yang berbeda-beda dari penerima pesan juga dapat mempengaruhi penerimaan

pesan, misalnya pendengar dengan harga diri yang lebih rendah akan lebih

sensitif dalam menerima pesan dibandingkan dengan pendengar yang memiliki

harga diri yang lebih tinggi.

4. Saluran (Media)

Merupakan bentuk cara penyampaikan pesan dari pemberi pesan

kepada penerima pesan, berupa alat atau sarana yang jenis atau bentuknya

dapat bervariasi dar yang paling tradisional hingga paling modern. Bentuk pesan

yang disampaikan memiliki pengaruh terhadap isi yang diterima oleh penerimaan

pesan. Media yang digunakan akan mempengaruhi, mempermudah dalam

penyampaian dan pemahaman dari informasi atau pesan yang disampaikan

(Kholid, 2014; Notoatmodjo, 2007).

2.6 Media

2.6.1 Definisi Media

Kata media berasal dari bentuk jamak Bahasa Latin yaitu “Medium”.

Arti Bahasa Latin “Medium” yaitu “Pengantar” atau “Perantara” atau dapat

diartikan merupakan perantara atau pengantar antara sumber pesan dengan

Page 40: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

22

penerima pesan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

menjadi perantara pesan, menyalurkan, merangsang pikiran, perasaan, dan

keinginan penerima pesan sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar

pada diri audiens. Media pembelajaran dapat berupa media visual seperti yang

diproyeksikan, alat bantu dua dimensi maupun tiga dimensi, audio berupa alat

bantu yang dapat menstimulasi indra pendengar ataupun audio-visual seperti

video.

2.6.2Fungsi Media

Beberapa fungsi media diantaranya:

a. Media pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan dari

pengalaman yang dimiliki oleh penerima pesan atau audience. Masing-

masing perbedaan pengalaman dari audience dapat dibatasi dengan adanya

media. Pengalaman tersebut bergantung pada berbagai faktor menyangkut

ragam dan kekayaan pengalaman yang didapat.

b. Media pembelajaran dapat mempermudah dalam mengatasi hambatan

penyampaian

c. Media pembelajaran dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara audience dan lingkungannya.

d. Media pembelajaran dapat menghasilkan keseragaman pemahaman.

e. Media pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar, sesuai,

realistic, dan kongkret.

f. Media pembelajaran dapat menimbulkan dan meningkatkan terhadap minat.

g. Media pembelajaran dapat memicu motivasi dan keingan atu minat belajar

sasaran.

Page 41: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

23

h. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang

integral/menyeluruh muali dari segi sisi kongkret maupun abstrak.

i. Media pembelajaran dapat mencapai cakupan sasaran yang lebih banyak.

(Kholid, 2014; Notoatmodjo, 2007).

2.6.3 Media CetakBooklet

Booklet merupakan salah satu bentuk media cetak untuk membantu

menyampaikan pesan dalam bentuk buku, dapat berupa tulisan ataupun gambar.

Booklet digunakan pada topik yang diminati tinggi oleh kelompok sasaran.

Dengan kelebihan booklet yang berisi informasi detail, dapat disimpan, mudah

dibawa, serta lebih menstimulasi indra penglihat membuat booklet menjadi media

yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan namun belum sampai pada

perbaikan sikap (Corcoran, 2013; Dewa, 2012; Notoadmodjo, 2007; Zulaekah,

2012).Selain itu, kelebihan dari booklet ciri lainnya adalah berisi tentang

informasi pokok yang mudah dipelajari, lebih ekonomis dan cepat dalam

mendapatkan informasi yang dicari, memungkinkan untuk seseorang dengan

caranya sendiri untuk mendapatkan informasi. Dalam penggunaann booklet perlu

mempertimbangkan beberapa hal yaitu kemampuan baca seseorang, kondisi

fisik dan psikologis, serta faktor lingkungan. Booklet memiliki kelemahan yaitu

terkadang pencantuman dari informasi yang sudah seharusnya untuk diperbarui

atau kadaluarsa, untuk tujuan instruksional booklet tidak tepat digunakan, serta

sama halnya seperti media cetak yang lainnya, untuk jumlah cetakan booklet

hanya terbatas (Notoatmodjo, 2007; Notoatmodjo, 2010).

2.6.4 Media ElektronikWebsite

Website merupakan salah satu media penyampaian pesan yang

berbasis teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan istilah umum yang

Page 42: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

24

menjelaskan teknologi sebagai pembantu manusai dalam membuat, mengubah,

menyimpan, menyampaikan dan atau menyebarkan informasi. Teknologi

Informasi menyatukan komputasi dan komunikasi dengan kecepatan tinggi untuk

data, suara, ataupun video. Website merupakan salah satu bentuk media

elektronik yang masih tergolong baru digunakan dalam edukasi atau promosi

kesehatan. Website sebagai media promosi kesehatan merupakan media yang

dapat menyediakan informasi secara efisien dan murah. Organisasi kesehatan

saat ini mulai banyak mengembangkan media website dengan fitur yang

interaktif.

Kelebihan website adalah mempu menyediakan sumber informasi

terkait suatu isu atau topik dengan efisien, lebih cepat, tersebar di area yang

luas, dapat tersimpan dalam jangka waktu yang lama, serta dapat menarik

sasaran atau audience lebih banyak jika terdapat fitur yang menarik disertakan

pada website. Sebagai tambahan media website yang tidak dimiliki oleh media

cetak adalah adanya fitur-fitur seperti games, animasi, dan simulasi yang

menarik sehingga dapat meningkatkan minat untuk memahami isi edukasi

Namun tidak semua masyarakat dapat dengan mudah melakukan akses

terhadap media edukasi website ini, selain karena tidak memiliki alat akses yang

memadai, beberapa faktor lain seperti jaringan, kuota internet dan kurangnya

kemampuan individu menjadikan sulit dilakukan (Corcoran, 2013; Duncan, 2014).

Kelemahan dari website adalah desain yang relative mahal ketika

elemen interaktif yaitu salah satu fitur website diikutsertakan, butuh untuk

menjaga dan selalu memperbarui konten dari website. Website yang apabila

tidak memberikan informasi terbaru secara berkala tak jarang untuk

diabaikan(Egger, et al., 2005; Kholid, 2014).

Page 43: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

25

2.7 Pertumbuhan Baduta

2.7.1 Definisi Pertumbuhan

Yang dimaksud dengan pertumbuhan adalah bertambahnya dari

ukuran antropometri tubuh atau ukuran fisik, antropometri tubuh adalah seperti

berat badan, panjang/tinggi badan, dan ukuran tubuh lainnya. Pertumbuhan juga

dapat mendefinisikan gambaran tentang keseimbangan antara asupan makanan

yang masuk dan kebutuhan akan zat gizi seorang anak selama proses tumbuh

(Sandjaja, dkk, 2010). Salah satu indicator kesehatan yang spesifik adalah

pertumbuhan. Pada anak yang berusia setelah satu tahun, cenderung

mengalami pertumbuhan yang melambat dan tidak secepat pada tahun

sebelumnya atau pertama kehidupan (Arisman, 2010). Namun baduta lebih

cenderung mengalami pertumbuhan yang konstan dan secara periodik.

Pemantauan pertumbuhan pada anak baduta dapat dilakukan melalui

pengukuran antropometrik. Pengukuran antropometrik mencakup panjang badan,

berat badan, dan berat bedan menurut panjang badan. Hasil pengukuran

tersebut akan dikelompokkan sesuai persentil pada grafik pertumbuhan dari

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau grafik pertumbuhan dari

WHO. Pengukuran lain untuk memperkirakan komposisi tubuh seperti lingkar

lengan atas atau tebal lemak juga dapat digunakan namun jarang dipakai

(Mahan dan Stump, 2008).

2.7.2 Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan menurut umur (BB/U) maerupakan salah satu dari indeks

antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi seseorang.

Indeks BB/U adalah dengan memperhitungkan berat badan menurut umurnya.

Page 44: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

26

Balita (termasuk baduta), untuk interpretasi status gizi ditentukan menggunakan

z-skor BB/U (Sandjaja, 2010). Pada plot grafik untuk BB/U dapat dilihat status

gizi berdasar indeks BB/U.

Penambahan Berat badan rata-rata pada anak yang berusia 1-3

tahun adalah sebesar 2-2.5 kg per tahun (Arisman, 2010). Kesesuaian

pertumbuhan berat badan dengan umur dapat dilihat pada grafik BB/U.

Tabel 2.1 Tabel Kategori Status Gizi menurut BB/U (SK Menkes)

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Berat Badan menurut

Umur (BB/U)

Anak umur 0-60 bulan

Gizi Buruk < - 3 SD

Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD

Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD

Gizi Lebih >2 SD

Cara Menghitung Z- Skor BB/U menggunakan rumus:

Z Skor = BB individu − (nilai medium acuan)

simpang baku populasi

Nilai medium acuan dan simpang baku dapat diperoleh dari tabel baku standar

(Arisman, 2010). Namun perhitungan Z-skor akan lebih mudah dimengerti jika

dalam bentuk grafik yang dapat juga dilihat berdasarkan warna. Pengisian grafik

membutuhkan data berat badan dan usia anak baduta. Selanjutnya berat badan

dan usia anak dihubungkan sesuai garis pada grafik, akan terlihat letak titik temu

garis dan berada pada warna apa (WHO, 2008).

2.7.3 Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)

Berat Badan menurut panjang badan merupakan salah satu indeks

antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi anak usia 0-23

bulan. Indeks BB/PB memperthitungkan berat badan menurut panjang badan

Page 45: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

27

anak. Dari indeks BB/PB ini juga dapat diketahui secara lebih dini bila terjadi

gangguan dalam pertumbuhan sebab indeks BB/PB dapat menjadi gambaran

terjadinya status gizi akut (Sandjaja, 2010). Pertumbuhan BB/PB dapat dilakukan

pemantauan melalui plot grafik dari WHO.

Tabel 2.2 Tabel Kategori Status Gizi menurut BB/PB (Sumber: SK Menkse,

2010).

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Berat Badan menurut

Panjang Badan (BB/PB)

Anak umur 0-60 bulan

Kurus < - 3 SD

Normal -3 SD sampai dengan < -2

SD

Gemuk -2 SD sampai dengan 2 SD

Page 46: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

1

Page 47: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

28

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Sumber : Azwar, 2011; Rahayuningsih, 2008; Notoatmodjo, 2010; Sulistyani, 2013; Gaol,2012;

Zulaekah, 2012; Corcoran, 2013; Dewa, 2012; dan Duncan,et al., 2014

Ciri-ciri :

- Berupa media cetak / buku

- Mudah digunakan

- Ekonomis

- Jangkauan terbatas

- Informasi kurang diperbarui

Ciri-ciri :

- Berupa media elektronik

- Efektif

- Jangkauan lebih luas

- Memerlukan kemampuan

dan sarana akses

Faktor lain yang

mempengaruhi :

- Pengalaman

pribadi

- Lingkungan

- Pendidikan

- Media massa

- Faktor

emosional

Edukasi terkait

pemantauan berat

badan baduta melalui

booklet

Edukasi terkait

pemantauan berat badan

baduta melalui website

Sikap ibu baduta

terkait pemantauan

berat badan baduta

Perilaku ibu baduta

terkait pemantauan

berat badan baduta

Faktor lain yang

mempengaruhi :

- Kepercayaan

- Lingkungan

- Fasilitas dan

sarana prasarana

Status gizi

baduta

Page 48: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

29

1.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Dari gambar kerangka konsep 3.1 diatas, dapat diketahui bahwa

sumber informasi pendidikan terkait gizi dapat diperoleh dari berbagai sumber

dan dalam penyampaiannya diperlukan komunikasi yang efektif yang dapat

dilakukan memalui bantuan perantara media. Berbagai macam media dapat

digunakan, baik tradisional dalam bentuk cetak maupun elektronik yang

memanfaatkan perkembangan informasi dan teknologi. Dalam penelitian ini

intervensi dilakukan melalui 2 macam media yang berbeda yaitu media booklet

dan website yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk

media booklet beberapa diantara ciri-cirinya yaituberupa media cetak / buku,

mudah digunakan, ekonomis, jangkauan terbatas serta terkadang konten

informasinya kurang diperbarui (Corcoran, 2013; Dewa, 2012; Notoadmodjo,

2007; Notoatmodjo, 2010; Zulaekah, 2012). Untuk media website beberapa

diantara cirri-cirinya yaitu berupa media elektronik, efektif, jangkauan lebih luas,

dan memerlukan kemampuan dan sarana untuk aksesnya misalnya gadget serta

jaringan internet (Corcoran, 2013; Duncan,et al., 2014).

Pemberian edukasi gizi mampu memberikan pengaruh terhadap

perubahan sikap dan perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta.

Namun selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan sikap dan

perilaku ibu, untuk sikap dapat dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya

pengalaman pribadi, lingkungan, pendidikan, media massa, dan faktor

emosional. Dan untuk perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya

kepercayaan, lingkungan, serta fasilitas dan sarana prasarana (Azwar, 2011;

Rahayuningsih, 2008; Notoatmodjo, 2010). Yang selanjutnya sikap dan perilaku

Page 49: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

30

ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta ini sendiri yang berhubungan

dengan peranan ibu baduta akan berpengaruh terhadap status gizi baduta.

1.3 Hipotesis

Berdasar kajian diatas terkait pengaruh antar beberapa variabel serta

dari kajian teori dan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka dapat dibuat

hipotesis penelitan sebagai berikut:Terdapat perbedaan antara sikap dan

perilaku ibu baduta sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi terkait

pemantauan pertumbuhan baduta melalui media booklet dan website terhadap di

wilayah kota Malang.

Page 50: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan yaitu

berupapre-post test design terhadap 2 kelompok perlakuan yang berbeda untuk

mengetahui perbedaan sikap dan perilaku sebelum dan sesudah

pemberianedukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutamelalui media

bookletdan website.

Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 : Sikap dan perilaku ibu sebelum diberikan edukasi gizi terkait pemantauan

pertumbuhan badutamelalui media website.

O2 : Sikap dan perilaku ibu1,5 bulan setelah diberikan edukasi gizi terkait pemantauan

pertumbuhan badutamelalui media website(post-test).

O3 : Sikap dan perilaku ibu sebelum diberikan edukasi gizi terkait pemantauan

pertumbuhan badutamelalui mediabooklet.

O4 :Sikapdanperilaku ibu 1,5 bulansetelahdiberikanedukasigizi terkait pemantauan

pertumbuhan baduta melalui media booklet (post-test).

X1: Intervensi edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutamelalui media

website.

X2: Intervensi edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutamelalui media

booklet.

Pre-test (sikap dan perilaku)

Intervensi Post-test (perubahansikap&perilaku)

O1 X1 O2

O3 X2 O4

Page 51: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

32

4.2. Populasi dan Sampel/Subyekpenelitian

Populasi yang ditentukan dalam penelitian ini adalah ibu dari baduta

yang tinggal di wilayah Kota Malang. Dan subyek yang ditentukan dalam

penelitian ini adalah ibu dari baduta yang tinggal di wilayah Kota Malang yang

memenuhi kriteria yang ditentukan.

4.2.1. Teknik sampling

Digunakan dua jenis teknik sampling pada penelitian ini. Teknik yang

digunakan dalam pemilihan tempat pengambilan sampelyaitu dengan teknik

multistagerandom sampling. Pertama dari setiap kecamatan, masing-masing

dipilih 1 puskesmas yang mewakili. Pemilihan puskesmas dilakukan secara acak

/ randommenggunakan undian. Selanjutnya, dari masing-masing wilayah kerja

Puskesmas dipilih 3 wilayahuntuk dilakukan uji coba kuesioner, pemberian

intervensi berupa edukasi melalui website, danbooklet. Dari masing-masing

kelurahan dipilih 2 Posyandu. Pada tingkat posyandu pemilihan responden

dilakukan menggunakan teknik consecutive sampling yaitu teknik sampling

dengan pemilihan responden berdasar kriteria inklusi hingga didapatkan jumlah

sample, teknik ini merupakan teknik non-probability sampling yang paling

mendekati probability sampling (Jamil, 2007). Dari Posyandu tersebut dipilih

subyek penelitian yang memenuhi kriteria. Untuk Uji validasi, dari setiap

posyandu dipilih 4 responden dan untuk pelaksanaan penelitian dipilih sebanyak

masing-masing 5 untuk kelompok intervensi booklet dan 5 untuk kelompok

intervensi website sesuai dengan perhitungan sampel yang telah dilakukan.

Berikut adalah skema pemilihan tempat serta responden penelitian

untuk uji validitas dan penelitian,

Page 52: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

33

Kecamatan

Kelurah

an 1

Kelurah

an 2

Kelurah

an 1

Kelurah

an 2

Kelurah

an 1

Kelurah

an 2

Kelurah

an 1

Kelurah

an 2

Kelurah

an 1

Kelurah

an 2

P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2

n1 = 5 n2 = 5

n1 = 5 n2 = 5 n2 = 5 n1 = 5 n2 = 5 n1 = 5 n2 = 5 n1 = 5

Kota Malang

Kota Malang

Klojen Sukun Blimbing Lowokwaru Kedungkandang

Puskesmas Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Kota Malang

Kedungkandang

Puskesmas Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

1 Kelurahan 1 Kelurahan

1 Kelurahan

1 Kelurahan

1 Kelurahan

4 subjek 4 subjek 4 subjek 4 subjek 4 subjek

Gambar 4.2 Sampel Uji Validitas

Gambar 4.3 Sampel Penelitian

4.2.2. KriteriaSubyekPenelitian

4.2.2.1 Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi dari subyek penelitian pemberian materi

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media booklet dan

websiteadalah sebagai berikut:

a. Tahap I (Kriteria subjek untuk Uji Validitas Kuesioner)

Sasaran Ibu Baduta

1) Ibu baduta dengan baduta yang berusia 0-23 bulan

Lowokwaru Klojen Blimbing Sukun

Page 53: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

34

2) Ibu baduta berusia 18-40 tahun

3) Ibu baduta dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam

pengobatan medis (berdasarkan pengakuan ibu)

4) Ibu baduta merupakan penduduk di wilayah Kota Malang

5) Ibu baduta bersedia menjadi responden penelitian dan

menandatangani informed consent

b. Tahap II (Kriteria subjek untuk Intervensi Edukasi Gizi)

Penentuan kriteria inklusi bedasarkan masing-masing media

edukasi yang digunakan dalam kelompok sasaran.

Tabel 4.1 Kriteria Subjek Penelitian Kelompok Intervensi (Edukasi melalui

website)

Kelompok Intervensi (Edukasi

melalui booklet)

1) Ibu baduta dengan baduta yang berusia

0-23 bulan

2) Ibu berusia 18-40 tahun

3) Ibu baduta dalam keadaan sehat dan

tidak sedang dalam pengobatan medis

(berdasarkan pengakuan ibu)

4) Ibu baduta dengan baduta yang sehat /

tidak memiliki kelainan bawaan

(berdasarkan pengakuan ibu)

5) Ibu baduta merupakan penduduk di

wilayah Kota Malang

6) Ibu baduta yang bisa membaca

7) Ibu baduta memiliki telepon pintar

(smartphone) yang terhubung dengan

internet

8) Ibu baduta terbiasa mengakses internet

minimal 1x seminggu

9) Ibu baduta bersedia menjadi responden

penelitian dan menandatangani informed

consent

1) Ibu baduta dengan baduta yang

berusia 0-23 bulan

2) Ibu berusia 18-40 tahun

3) Ibu baduta dengan baduta dalam

keadaan sehat dan tidak sedang

dalam pengobatan medis

(berdasarkan pengakuan ibu)

4) Ibu baduta dengan baduta yang

sehat / tidak memiliki kelainan

bawaan (berdasarkan pengakuan

ibu)

5) Ibu baduta merupakan penduduk

di wilayah Kota Malang

6) Ibu baduta yang bisa membaca

7) Ibu baduta bersedia menjadi

responden penelitian dan

menandatangani informed consent

4.2.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria yang membuat anggota populasi tidak

dapat dijadikan sebagai anggota sampel.Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

Page 54: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

35

adalah apabila ibu tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti penelitian karena

kondisi tertentu.

4.2.2.3 Kriteria Drop Out

Kriteria drop outi merupakan kriteria yang membuat anggota populasi tidak lagi

dapat mengikuti penelitian sebagai sampel, kriteria drop out dalam penelitian ini

diantaranya :

a. Ibu baduta tidak bersedia melanjutkan proses intervensi/tidak bersedia

melanjutkan keikutsertaan sebagai responden penelitian

b. Ibu baduta pindah ke luar Kota Malang

c. Ibu baduta tidak dalam kondisi kesehatan yang baik secara mendadak atau

dalam jangka waktu yang lama karena suatu hal

4.2.3. Besar Sampel

Besar sampel yang diperlukan pada tahap pertama yaitu untuk uji

coba kuesioner dengan tujuan mengidentifikasi pernyataan yang sesuai dan

diperlukan pada kelompok sasaran serta uji validasi dan uji media edukasi

adalah sebanyak 20 sampel (Notoatmodjo, 2012). Hal ini sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Septiana dan Tjahjani (2014)

yang menyatakan bahwa survey pendahuluan sebagai uji validitas dapat

melibatkan reponden sebanyak 10 orang untuk minimalnya atau lebih (Septiana

dan Tjahjani, 2014)

Selanjutnya, untuk perhitungan sampel tahap kedua yaitu untuk

pemberian intervensi pada masing-masing kelompok menggunakan perhitungan

metode Hypotesis Testing Between Two Means (Lwanga and Lemeshow, 1991)

dengan perhitungan sebagai berikut:

Page 55: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

36

𝑛 =2 × (13,6)2(1,96 + 0,84)2

(54,1 − 71,6)2= 10

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

Z1-α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α=0,05 adalahsebesar 1,96

Z1-β = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β=80% adalahsebesar 0,84

σ = Standardeviasitingkatpengetahuansebelumedukasigizisebesar 13,6 (Zulaekah,

2012)

µ1 = Nilai rata-rata tingkatpengetahuansebelumedukasisebesar 54,1 (Zulaekah,

2012)

µ2 = Nilai rata-rata tingkatpengetahuansebelumedukasisebesar71,6 (Zulaekah,

2012)

µ1-µ2 = Selisih nilai rata-rata sebelumdansesudahedukasi

Sesuai dengan mempertimbangkan perhitungan di atas, faktor pengali

efek desain dengan teknik sampling non probability sampling (DE = 2), dan

mempertimbangkan alokasi Drop Out 20%, maka didapatkan hasil bahwa

diperlukan sampel sebesar 24 orang / kelompok intervensi dalam penelitian ini

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel bebas (Independent)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah edukasi gizi

terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media booklet dan

website

4.3.2 Variabel terikat (Dependent)

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap dan

perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

Page 56: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

37

4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakandi 5 wilayah puskesmas terpilih dari

masing-masing kecamatan yaitu kecamatan Klojen, Sukun, Blimbing,

Lowokwaru, dan Kedungkandang di wilayah kota Malang, Jawa Timur. Penelitian

dilaksanakan mulai dari bulan bulan Juni 2016 hingga November 2017.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Form inform consent

Berupa form pertanyaan sekaligus tanda atas kesedian responden untuk

terlibat dalam penelitian.

2. Form kuesioner data dasar responden

Form kuesioner data respon diperlukan untuk pengambilan data terkait

karakteristik dasar responden. Karakteristik tersebut meliputi, nama,

umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, data anak baduta (usia, jenis

kelamin), alamat tempat tinggal, serta keadaan sosial ekonomi

responden.

3. Form kuesionerpre-testdan post-test

Berupa kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk menggali

tingkat sikap dan perilaku responden sebelum dan setelah pemberian

edukasi melalui booklet dan website. Kuesioner terdiri dari pertanyaan

tertutup dan ditunjang dengan beberapa pertanyaan terbuka dan telah

diuji cobakan.

Page 57: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

38

4. Form checklist

Form ini digunakan untuk meninjau kembali apakah responden telah

mendapatkan intervensi.

5. Form Protokol

Berupa lembar yang berisi petunjuk pelaksanaan serta jadwal penelitian

secara jelas dan sistematis untuk memudahkan peneliti dalam

melaksanakan penelitian.

6. Komputer / laptop

Komputer / laptop digunakan untuk menyusun materi edukasi, desain

media edukasi, serta pengolahan data.

7. Alat tulis

Page 58: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

39

4.6. Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Indikator Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1

Edukasi terkait pemantauan pertumbuhan baduta

a. Pemberian informasi kepada ibu baduta terkait pemantauan pertumbuhan baduta yang diberikan melalui booklet.

b. Pemberian informasi kepada ibu baduta terkait pemantauan pertumbuhan baduta yang diberikan melalui website

Ibu baduta telah mendapatkan edukasi dengan media booklet untuk kelompok booklet dan media website untuk kelompok website.

Melakukan observasi pada saat ibu baduta mendapatkan intervensi edukasi melalui booklat dan website dan selanjutnya memberikan kategori.

Checklist observasi

Pemberian kategori:

1. Mendapatkan edukasi melalui website

2. Mendapatkan edukasi melalui booklet

Nominal

2

Sikap ibu tekait pemantauan pertumbuhan baduta.

Tanggapan /respon ibu berupa niatan untuk berubah (Notoatmodjo, 2007) terkait pemantauan pertumbuhan baduta yang dilihat sebelum dan setelah pemberian edukasi melalui booklet dan website.

Sikap ibu baduta tekait pentingnya pemantauan pertumbuhan baduta setiap bulannya.

1. Melakukan wawancara terkait sikap ibu baduta terhadap pemantauan pertumbuhan baduta setiap bulannya.

2. Dalam kuesioner ini terdapat 8 pernyataan dan disediakan dua alternatif jawaban. Untuk pernyataan benar, S (Setuju) memiliki skor 2 dan TS (Tidak setuju) dengan skor 1. Sedangkan untuk pernyataan salah, S memiliki skor 1 dan TS memiliki skor 2. Dengan total skorterendah adalah 8 dan tertinggi adalah 16.

Kuesioner

Persen Hasil Perhitungan Total Skor

Interval

Sikap ibu baduta tekait keharusan / kewajiban untuk memantau berat badan baduta setiap bulannya.

Kategori intrepetasi total skor sikap terkait pemantauan pertumbuhan baduta yang dilakukan oleh ibu baduta : 1. Sikap kurang<50% 2. Sikap cukup 50-75% 3. Sikap Baik>75% (Wijaya dkk, 2014)

Ordinal

Page 59: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

40

No Variabel Definisi Operasional Indikator Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

3. Mengecek jawaban setiap pernyataan sesuai dengan skor yang telah ditetapkan dan menentukan jawaban pernyataan salah atau benar.

4. Menjumlahkan keseluruhan total skorjawaban oleh responden dan menjadikan total skor dalam bentuk persen.

5. Mengkategorikan hasil perhitungan kedalam kategori yang sudah ditentukan.

3

Perilaku ibu tekait pemantauan pertumbuhan baduta.

Respon ibu baduta berupa tindakan (Notoatmodjo, 2007) terkait pemantauan pertumbuhan baduta yang dilihat sebelum dan setelah pemberian edukasi melalui booklet dan website.

Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baduta meliputi, frekuensi pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baduta dalam satu bulan terakhir, pemantauan melalui KMS, serta rencana pemantauan di bulan selanjutnya oleh ibu baduta.

1. Melakukan wawancara terkait perilaku ibu baduta terhadap pemantauan pertumbuhan baduta setiap bulannya.

2. Dalam kuesioner ini disediakan pilihan jawaban alternative pada masing-masing pertanyaan, skor setara perilaku yang dilakukan.

3. Mengecek jawaban setiap pertanyaan sesuai dengan skor yang telah ditetapkan pada masing-masing jawaban.

4. Menentukan atau mengkateorikan jawaban pertanyaan 1 untuk jawbabn sesuai dan 0 untuk jawaban kurang sesuai.

Kuesioner Hasil Perhitungan Total Nilai Interval

Page 60: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

41

No Variabel Definisi Operasional Indikator Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pengetahuan ibu baduta terkait status gizi baduta sebenarnya serta kesesuaian.

5. Menjumlahkan keseluruhan total

skor jawaban yang sudah dijawab oleh responden.

Hasil Perhitungan Total Nilai Interval

Tindak lanjut ibu setelah melakukan pemantauan pertumbuhan baduta

Hasil Perhitungan Total Nilai Interval

Alasan ibu melakukan / tidak melakukan pemantauan dan tindak lanjut dari pemantauan pertumbuhan baduta

Form KuesionerPost-test

Dilakukan pada saat wawancara saat pengisian kuesioner pos-test

Jawaban ibu baduta terkait alasan melakukan/ tidak melakukan perubahan perilaku

Nominal

Page 61: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

42

4.7. Sumber Data

4.7.1 Sumber Data Primer

Pengertian sumber data primer merupakan sumber data yang dalam

memperolehnya dilakukan secara langsung oleh peneliti bersumber dari subjek

penelitian tanpa perantara sebagai informan(Saryono dan Mekar, 2013 dalam

Alfaqinisa, 2015).Sumber data primer yang diperlukan dalam penelitian ini

diperoleh dari kuesioner yaitu:

Form kuesioner data dasar

Untuk mengetahui informasi yang diperlukan terkait data responden.

Form kuesioner pre-test

Untuk mengetahui nilaisikap maupun perilaku ibu baduta sebelum

pemberian intervensi.

Form kuesioner post-test

Diberikan untuk mengetahui nilai sikap ibu baduta sesudah pemberian

edukasi gizi serta perubahannya sebelum dan sesudah pemberian

intervensi.

4.7.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang dalam

perolehannya tidak secara langsung oleh peneliti dari subjek penelitian,

melainkan didapatkan dari pihak lain (Saryono dan Mekar, 2013 dalam

Alfaqinisa, 2015). Dalam penelitian ini, data sekunder didapatkan dari data

rekapan puskesmas serta kader posyandu yang memuat data-data anak baduta,

yang oleh peneliti digunakan untuk membantu dalam pemilihan responden.

4.8. Prosedur Penelitian

Page 62: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

43

Dalam penelitian ini, prosedur terdiri atas tahap pertama yaitu tahap

validasi kuesioner dan tahap kedua yaitu tahap pengambilan data.

4.8.1 Prosedur Alur Uji Validitas Kuesioner

Gambar 4.4 Skema alur uji validitas

Prosedur Uji Validitas Kuesioner

Untuk uji validitas / uji coba kuesioneryang bertujuan untuk

mengidentifikasi pernyataan yang sesuai dan diperlukan pada kelompok sasaran

serta uji validasi dan uji media edukasi, besar sampel yang diperlukan pada

tahap pertama adalahsebanyak 20 sampel (Notoatmodjo, 2012).Tjahjani dan

Melakukan skrining kepada subjek yang memenuhi kriteria

Kuesioner dengan pertanyaan yang sudah valid

Informed consent

Uji coba kuesioner kepada responden

Memasukkan hasil uji coba kedalam SPSS untuk diuji validitasnya

Klik Analyze > Correlation > klik Bivariates > masukkan data jawaban responden

pada kolom Variables > klik pilihan Pearson > klik OK

Melihat hasil outputdataSPSS, dimana jika r hitung>r table maka pertanyaan valid

Meninjau ulang pertanyaan yang valid

Pengembangan kuesioner sikap dan perilaku

Page 63: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

44

Septiana (2014)pada penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa survey

pendahuluan sebagai uji validitas dapat melibatkan reponden sebanyak 10 orang

untuk minimalnya atau lebih. Berikut adalah prosedur alur uji validitas kuesioner

1. Pembuatan kuesioner sikap dan perilaku

2. Skrining terhadap subjek yang memenuhi kriteria inklusi untuk selanjutkan

dilakukan uji kuesioner, diawali dengan perkenalan dari peneliti dan

penjelasan terkait prosedur penelitian serta penjelasan terkait kegiatan uji

validitas kuesioner yang akan dilakukan

3. Selanjutnya, terlebih dahulu menanyakan kesediaan subjek untuk

menjadi responden uji validitas kuesioner dan memberikan informed

consent apabila subjek telah menyatakan bersedia utnuk mengikuti

kegiatan.

4. Melakukan uji coba kuesioner kepada responden yang dilakukan pada

saat itu juga.

5. Kuesioner yang telah dilakukan ujicoba kepada responden selanjutnya

dilakukan analisa denganmemasukkan hasil jawaban responden kedalam

SPSS untuk dilakukan uji Validitas (bivariat)

6. Data yang telah dimasukkan selanjutnya dilakukan pengolahan untuk uji

validitas dengan cara Klik Analyze > Correlation > klik Bivariates >

masukkan data jawaban responden pada kolom Variables > klik pilihan

Pearson > klik OK

7. Outputyang muncul dari hasil olah data SPSS tersebut kemudian

diinterpretasikan dengan ketentuan:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan valid, namun jika r hitung < r tabel

maka pertanyaan tidak valid

Page 64: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

45

8. Melakukan peninjuan ulang terkait pertanyaan yang valid

9. Melakukan pengeliminasian pertanyaan yang tidak valid pada kuesioner

dan kuesioner siap untuk digunakan

Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 4.3 dan 4.4 dibawah ini:

Pearson Correlation

soal_1 .547

soal_2 .675

soal_3 .648

soal_4 .655

soal_5 .565

soal_6 .115

soal_7 .757

soal_8 .758

soal_9 -.233

soal_10 1

Dari tabel 4.3 dan 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada kuesioner sikap

dari 10 pertanyaan yang diajukan terdapat2 pertanyaan yang tidak valid ketika r

hitung dibandingkan dengan r tabel dengan jumlah sampel 20 (r tabel=0.4438),

yaitu pada pertanyaan nomer 6 dan 9. Pada kuesioner perilaku, ketika r hitung

dibandingkan dengan r tabel maka menunjukkan bahwa terdapat 1 pertanyaan

pada perilaku yang tidak valid yaitu pertanyaan nomer 2.

4.8.2Uji Reliabilitas Kuesioner

Langkah selanjutnya setelah dilakukan uji validitas pada pertanyaan

kemudian adalah proses uji reliabilitas dimana uji ini bertujuan untuk mengetahui

konsistensi dari suatu alat ukur penelitian. Sehingga uji reliabilitas ini digunakan

untuk melihat kemampuan suatu alat ukur penelitian dapat mengukur suatu

masalah yang sama pada waktu yang berbeda. Untuk melihat sikap dan perilaku

Pearson Correlation

soal_1 .758

soal_2 -.073

soal_3 .561

soal_4 .658

soal_5 .528

soal_6 .479

soal_7 1

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

Kuesioner Sikap Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

Kuesioner Perilaku

Page 65: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

46

ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta, dalam penelitian ini alat ukur yang

digunakan adalah berupa kuesioner. Apabila kuesioner reliabel maka hasil yang

ditunjukkan terkait skor sikap dan perilaku responden akan tetap sama meskipun

digunakan untuk penelitian lain pada waktu yang berbeda (Santoso dan Ashari,

2005). Berikut adalah bagan alur uji Reliabilitas Kuesioner.

Gambar 4.5Bagan alur prosedur uji reliabilitas kuesioner

Prosedur Alur Uji Reliabilitas Kuesioner

1. Memastikan bahwa pertanyaan yang ada dalam SPSS untuk uji

Reliabilitas adalah pernyataan yang valid

2. Melakukan uji Reliabilitas pada SPSS dengan cara Klik Analyze > menu

Scale > klik menu Reliability Analysis > masukkan data jawaban

responden pada kolom Items > klik menu Statistic> klik Scales dan Scale

item if deleted > klik Continou > pilih Model > klik Alpha > klik OK

3. Melakukan interpretasi darioutputdata SPSS dengan yang muncul yaitu

dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka kuesioner reliabel, namun jika r hitung < r

tabel maka kuesioner tidak reliabel.

Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel 4.5 dan 4.6 dibawah ini:

Klik Analyze > menu Scale > klik menu Reliability Analysis > masukkan data jawaban

responden pada kolom Items > klik menu Statistic> klik Scales dan Scale item if deleted

> klik Continou > pilih Model > klik Alpha > klik OK

Pastikan pertanyaan valid sudah terpisah dengan yang tidak valid

Melihat hasil output SPSS, dimana jika r hitung>r table maka kuesioner reliabel

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Kuesioner Perilaku

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Kuesioner Sikap

Page 66: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

47

Cronbach’s Alpha N of items

.926 8

Dari tabel 4.4 dan 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada kuesioner sikap

dan perilaku keduanya reliabel setelah dilakukan uji Reliabilitas ketika r hitung

dibandingkan dengan r tabel dengan jumlah sampel 20 (r tabel=0.4438).

4.8.3 Alur Penelitian

Prosedur yang dilakukan pada penelitian yaitu berdasarkan pada

penelitian sebelumnya oleh Hartono (2015) dan Adelina (2016) yang dilakukan

modifikasi.Tahap pengambilan data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian

yang telah dibuat. Responden yang telah masuk dalam kriteria inklusi selanjutnya

dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok booklet dan kelompok website.

Pembagian kelompok berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan dan

dijelaskan sebelumnya. Intervensi yang diberikan pada responden yaitu berupa

edukasi gizi dengan menggunakan media booklet dan website. Pada penelitian

ini,Pre-testdiberikan sekali di awal sebelum pemberian intervensi untuk

mengetahui sikap dan perilaku ibu sebelum diberikan edukasi gizi, dilanjutkan

dengan pemberian intervensi berupa edukasi gizi melalui media website ataupun

bookletterkait pemantauan pertumbuhan baduta, kegiatan akhir adalah

pemberian satu kali post-test1,5 bulan setelah pemberian intervensi. Waktu 1,5

bulan diambil dengan alas an karena 1,5 bulan termasuk pada rentang waktu 1-3

bulan dimana rentang waktu ini merupakan yang paling tepat untuk melihat

perubahan sikap dan perilaku (Shabbidar dkk, 2007; Moon dkk, 2011). Alur

prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 4.4.

Cronbach’s Alpha N of items

.890 6

Page 67: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

48

Gambar 4.6Skema Alur Penelitian

Prosedur Penelitian

1. Melakukan skrining untuk memilih subyek yang sesuai untuk menjadi

responden dalampenelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

yang telah ditetapkan pada penelitian ini

2. Memberikan informed consent kepada responden sebagai tanda

persetujuan responden untuk turut terlibat dalam penelitian ini

3. Mengelompokkan responden menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

yang mendapatkan media edukasi booklet dan kelompok yang

mendapatkan media edukasi website. Kelompok ditentukan secara

acak dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dimana jumlah

responden pada masing-masing kelompok adalah sama.

Pre-test

Intervensi edukasi gizi

melalui booklet

Post-test

Pemberian meteri melalui

booklet (± 30 menit)

Pre-test

Intervensi edukasi gizi

melalui website

Post-test

Pemberian meteri melalui

website (± 30 menit)

Informed consent

Skrining responden sesuai

dengan kriteria inklusi

Analisis data

Page 68: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

49

4. Responden yang telah terbagi dalam 2 kelompok akan melakukan

pretest. Kuesionerpretest berisikan data responden dan bebapa

pertanyaan tertutup dilengkapi pertanyaan terbuka yang terkait dengan

pemantauan pertumbuhan baduta pada baduta. Pretest bertujuan

untuk mengetahui sikap ibu baduta sebelum diberikan edukasi gizi

terkait pemantauan pertumbuhan baduta. Pretest dilakukan 1 minggu

sebelum diberikan intervensi.

5. Intervensi berupa pemberian edukasi gizi dengan media website pada

kelompok pertama dan booklet pada kelompok kedua. Edukasi

diberikan satu kali dengan durasi waktu 30 menit.

6. Post-test dilakukan 1,5 bulan setelah intervensi diberikan. Post-test ini

bertujuan untuk mengetahui sikap dan perilaku ibu baduta sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta

melalui booklet dan website.

7. Melakukan analisa data dari hasil pre-test dan post-test yang telah

didapatkan sebelumnya. Hasil analisa data tersebut untuk mengetahui

adanya perbedaan sikap dan perilaku ibu baduta sebelum dan

sesudah pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan

baduta melalui masing-masing media yaitu booklet dan website .

4.8.4 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode

survey menggunakan form kuesionerpre-test dan post-test terstruktur dengan

menggunakan desain kuesionerscaled response questions untuk pertanyaan

sikap dan perilaku. Scaled response questionmerupakan bentuk pertanyaan atau

Page 69: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

50

pernyaan yang menggunakan skala untuk mengetahui dan menilai sikap dan

perilaku responden sesuai penyataan atau pertanyaan yang dibuat (Dewanthi,

2008). Untuk menilai sikap, dalam penelitian ini digunakan skala likert yang

dibagi atas 2 pilihan/tingkatan, yaitu :

1. TS (Tidak Setuju)

2. S (Setuju)

“Setuju” menggambarkan bahwa responden sependapat dengan

pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner. Sedangkan “tidak setuju” memiliki

maksud bahwa responden tidak sependapat dengan pernyataan yang terdapat di

dalam kuesioner. Pada umumnya terdapat lima tingkatan dalam skala likert untuk

mengukur atau menilai sikap, namun agar tidak menimbulkan bias pada jawaban

netral atapun cukup maka pada penelitian ini hanya menggunakan 2 tingkatan

jawaban. Untuk kedua skala tersebut diberikan nilai masing-masing yang

berbeda. Untuk jawaban salah diberi skor 1 (satu). Sedangkan untuk jawaban

benar diberi skor 2 (dua).

Selain itu ada penentuan nilai lain yang disesuaikan. Setelah

dijumlahkan semua skor yang didapatkan, langkah selanjutnya adalah

menghitung total skor menjadi persentase sehingga dapat dikategorikan menjadi

2 kategori, yaitu :

1. > 75% = baik

2. 50-75% = cukup

3. <50% = kurang

% kategori sikap = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑟

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑥 100

(Wijaya dkk, 2014)

Page 70: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

51

Sedangkan untuk menilai perilaku, terdapat beberapa bertanyaan

dengan kategori jawaban dimana terdapat penentuan nilai tertentu pada masing-

masing pilihan jawaban, dengan pengelompokan yaitu:

1. Tidak Sesuai

2. Sesuai

Pada kuesioner terdapat pertanyaan terkait perilaku yang sudah

disesuaikan sehingga mudah dipahami oleh responden. Pada kuesioner terkait

perubahan perilaku, penilaian terbagi menjadi tiga kelompok aspek penilaian

sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Tiga kelompok aspek

tersebut adalah terkait, (1) pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baduta oleh

ibu baduta, (2) pengetahuan ibu baduta terkait status gizi baduta, dan (3) tindak

lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak tidak sesuai. Pada

kelompok aspek (2) dan (3) tidak seluruh responden akan memberikan jawaban

karena bergantung pada jawaban responden dari pertanyaan sebelumnya

sehingga tidak dapat dilakukan penilaian dan analisa pada beberapa responden.

Selanjutnya peneliti akan mengelompokkan jawaban responden ke

dalam dua tingkatan. Maksud dari “tidak sesuai” adalah responden tidak

melakukan perilaku yang sesuai dengan pertanyaan yang dimaksudkan didalam

kuesioner. Sedangkan aksud dari “sesuai” adalah responden telah melakukan

perilaku sesuai dengan pernyataan yang disampaikan di dalam kuesioner.Untuk

kedua skala tersebut diberi nilai masing-masing yang berbeda. Untuk jawaban

tidak sesuai diberi skor 0 (nol). Sedangkan untuk jawaban sesuai diberi skor 1

(satu).

Pernyaatan maupun pertanyaan padakuesioner dibuat sejelas

mungkin sehingga dapat mampu memberikan jawaban yang sesuai dari

Page 71: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

52

responden. Sebelum memilih responden, peneliti terlebih dahulu sudah

memastikan bahwa responden sebelumnya sudah mendapatkan edukasi atau

pengetahuan yang cukup terkait materi yang diteliti.

4.9. Analisis Data

Setelah mendapatkan data hasil penelitian selanjutnya dilakukan

pengolahan data dengan melakukan tabulasi data ke dalam computer/laptop

serta menganalisis data yang ada secara statistik. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan data generalisasi serta menarik kesimpulan dari masalah yang

diteliti. Diperlukan teknik analisis yang sesuai dengan bentuk data yang dimiliki

untuk dapat menganalisis data yang ada.

Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah berupa angka-angka

sehingga peneliti menggunakan analisis statistik. Data yang sudah didapatkan

selanjutnya diuji pada tahap awal yaitu uji normalitas dengan Saphiro Wilk.

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang didapatkan

terkait sikap dan perilaku terdistribusi normal atau tidak normal.

4.9.1 Hasil Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji beda secara statistik, terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas data nilaisikap dan perilaku, baik pre test maupun post test pada

kedua kelompok. Uji normalitas yang digunakan adalah Saphiro Wilkkarena

sampel pada setiap kelompok berjumlah kecil, yaitu kurang dari 50 sampel.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Saphiro-Wilk

Kategori Kelompok

Subject N P-Value

Pre TestSikap Website 24 0,001

Page 72: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

53

Booklet 21 0,000

Post Test Sikap Website 24 0,001

Booklet 21 0,000

Pre-Test Perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

Website 24 0,000

Booklet 21 0,000

Post-Test Perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

Website 24 0,000

Booklet 21 0,000

Pre-Test Pengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta

Website 21 0,000

Booklet 19 0,000

Post-Test Pengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta

Website 21 0,000

Booklet 19 0,000

Pre-Test Perilaku ibu baduta terkait tidak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak baduta kurang sesuai

Website 4 0,024

Booklet 2 -

Post-Test Perilaku ibu baduta terkait tidak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak baduta kurang sesuai

Website 4 0,001

Booklet 2 -

Berdaasarkan tabel 5.2 didapatkan p-value pada keseluruhan data

baik pre-testmaupun post-test kelompok website dan booklet sebesar p<0.05

yang dapat disimpulkan bahwa keseluruhan data tidak terdistribusi normal.

Analisis uji beda bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor

kuesioner sikap dan perilaku ibu baduta sebelum dan sesudah diberikan edukasi

gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutapada dua kelompok

intervensibooklet maupun website.Uji beda merupakan uji statistik yang

digunakan untuk membandingkan dua populasi dimana peneliti memiliki dua

sampel yang saling berhubungan. Untuk uji ini bentuk data yang dibutuhkan

Page 73: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

54

adalah data kuantitatif (Shier, 2004). Karena data tidak terdistribusi normal maka

uji beda yang digunakan adalah uji beda Wilcoxon.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan

95% (α=0,05) untuk mengambil keputusan bahwa hipotesis dapat diterima atau

tidak. Maka hasil analisa datanya adalah jika,

a) p < α (α=0,05) , maka terdapat perbedaan yang signifikan antara skor

sikap dan perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan

badutasebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi melalui booklet

dan website.

b) p > α (α=0,05) , maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara skor sikap dan perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan

baduta sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi melalui booklet

dan website

Agar hasil data lebih akurat, maka analisa data ini didukung dengan

menggunakan program komputer yaitu Microsoft Excel for Windows 2007, SPSS

16.0, serta analisa data dilakukan secara deskriptif (penjelasan) dan komperatif

(perbandingan).

Page 74: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

55

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

1.1 Karakteristik Umum Responden

Responden pada penelitian ini adalah ibu baduta di wilayah Kota

Malang yang berasal dari 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Klojen, Sukun,

Lowokwaru, Blimbing, dan Kedungkandang. Pada setiap kecamatan diambil 10

responden, masing-masing yaitu 5 responden untuk kelompok website dan

kelompok booklet. Perhitungan jumlah responden pada awal penelitian adalah

sebanyak 50 responden, dengan memperhitungkan drop out.

Pada Tabel 5.1. disajikan terkait persebaran umum responden, berupa

jumlah responden, usia responden, tingkat pendidikan, pekerjaan, kepemilikan

ponsel pintar, serta frekuensi akses internet.

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Umum Responden

Kategori

Website (n=24) Booklet (n=21) Total responden (n=45)

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Kecamatan Asal

Klojen Blimbing Kedung Kandang Lowokwaru Sukun

5 (20,8) 4 (16,7) 5 (20,8) 5 (20,8) 5 (20,8)

5 (23,8) 5 (23,8) 5 (23,8) 3 (14,3) 3 (14,3)

10 (22,2)

9 (20) 10 (22,2) 8 (17,8) 8 (17,8)

Usia

Mean + SD 29,75+ 4,34 28,62+ 5,89 29,22+5,085

18-25 tahun 26-35 tahun 36-40 tahun

4 (16,7) 18 (75) 2 (8,3)

8 (38,1) 10 (47,6) 3 (14,3)

12 (26,7) 28 (62,2) 5 (11,1)

Tingkat Pendidikan

SD SMP SMA/SMK Diploma/Sarjana

1 (4,2) 2 (8,3)

14 (58,3) 7 (29,2)

4 (19) 4 (19)

8 (38,1) 5 (23,8)

5 (11,1) 6 (13,3)

22 (48,9) 12 (26,7)

Pekerjaan

IRT/Tidak Bekerja Pekerjaan Formal Lain-lain

20 (83,3) 4 (16,7)

0 (0)

15 (71,4) 3 (14,3) 3 (14,3)

35 (77,8) 7 (15,6) 3 (6,7)

Page 75: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

56

Keterangan: Pekerjaan formal yang dimaksud merupakan guru dan karyawan, baik Pegawai Negeri Sipilmaupun swasta. Pekerjaan lain-lain yang dimaksud merupakan pekerjaan sebagai buruh, spg, dan pedagang.

Total keseluruhan dari responden pada penelitian ini berjumlah 45

orang. Dapat dilihat pada data yang disajikan pada tabel 5.1 terkait persebaran

umum responden pada kelompok website dan kelompok booklet. Jumlah

responden yang ada tidak sesuai dengan perhitungan jumlah awal karena

terdapat 5 responden yang drop out, 1 dari kelompok website dan 4 dari

kelompok booklet. Namun jumlah responden yang ada tersebut masih pada

batas besar sampel yang dibutuhkan.

Pada tabel 5.1 juga dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden

berusiaantara 26-35 tahun yaitu berada pada masa dewasa, yaitu berjumlah 28

responden (62,2%), 18 responden (75%) pada kelompok website dan 10

responden (47,6%) pada kelompok booklet. Sebagian besar dari responden

berpendidikan lulusan SMA/SMK yaitu berjumlah 22 dari keseluruhan responden

(48,9%), 14 responden (58,3%) dari kelompok website dan 8 responden (38,1%)

dari kelompok booklet. Mayoritas dari responden atau sebanyak 35 responden

(77,8%) sebagai ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Selanjutnya dapat diketahui

juga bahwa pada kelompok websitekeseluruhan (100%) dari responden memiliki

telepon pintar, sementara pada kelompok booklet hanya 26.1%. Serta sebanyak

29 responden (64.4%) mengakses internet > 3 kali dalam satu minggu.

Kategori

Website (n=24) Booklet (n=21) Total responden (n=45)

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Kepemilikan telepon pintar (bisa internet)

Punya Tidak Punya

24 (100) 0 (0)

6 (28,6) 15 (71,4)

30 (66,7) 15 (33,3)

Frekuensi Akses Internet

Tidak pernah 1-2 kali/minggu > 3 kali/minggu

24 (100)

16 (76,2)

0 (0) 5 (23,8)

16 (35,6)

0 (0) 29 (64,4)

Page 76: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

57

5.2 Sikap Responden

5.2.1 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi

Melalui Media Website

Berikut adalah hasil jawaban responden terkait pernyataan sikap

terhadap pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah pemberian

edukasi gizi pada kelompok perlakuan website.

Tabel 5.2 Hasil Jawaban Sikap Ibu Baduta Terkait Pemantauan pertumbuhan baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website.

No Pernyataan Sikap

Pre-test Post-test

Setuju Tidak

Setuju Setuju

Tidak

Setuju

1 Periode emas pertumbuhan dan

perkembangan anak dimulai saat usia

anak diatas 2 tahun, saya harus mulai

rutin memantau pertumbuhannya sejak

anak usia tersebut.

10

(41,7%)

14

(58,3%)

10

(41,7%)

14

(58,3%)

2 Saya perlu menimbangkan anak saya ke

posyandu atau saranan kesehatan lain

secara rutin setiap bulannya agar dapat

mengetahui pertumbuhannya.

24

(100%) 0

23

(95,8%)

1

(4,2%)

3 Jika tidak rutin melakukan pemantauan

berat badan badutanya, saya akan

terlambat tahu bahwa pertumbuhan anak

saya kurang optimal.

23

(95,8%) 1 (4,2%)

24

(100%) 0

4 Dengan melihat secara fisik saja, saya

dapat langsung mengetahui dan

menanganinya ketika pertumbuhan anak

saya kurang optimal meski tanpa

memantau berat badannya.

8

(33,3%)

16

(66,7%)

14

(58,3%)

10

(41,7%)

5 Saya dapat memantau pertumbuhan anak

melalui grafik pada KMS (Kartu Menuju

Sehat) anak.

22

(91,7%) 2 (8,3%)

24

(100%) 0

6 Untuk mengetahui status gizi anak, saya

perlu memahami cara membaca grafik

pertumbuhan pada KMS (Kartu Menuju

Sehat).

22

(91,7%) 2 (8,3%)

23

(95,8%)

1

(4,2%)

7 Saya akan membawa anak saya untuk

berkonsultasi dengan kader/tenaga

kesehatan jika mengetahui

pertumbuhannya kurang optimal.

23

(95,8%) 1 (4,2%)

24

(100%) 0

8 Jika pertumbuhan anak saya kurang

optimal, saya akan memperbaiki pola

makannya agar dapat tumbuh optimal

24

(100%) 0

24

(100%) 0

Page 77: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

58

Berikut adalah rata-rata nilaisikap responden sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutapada kelompok

perlakuanwebsite.

Gambar 5.1 Grafik Rata-rata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

Keterangan:

Kelompok website (pre-test) : 93,75 (n = 24)

Kelompok website (post-test): 81,25 (n = 24)

Dari grafik gambar 5.1 menunjukkan bahwa sebelum pemberian

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media edukasi

website, sebanyak 24 responden mendapatkan rata-rata nilai sikap sebesar

93,75 sedangkan sesudah pemberian edukasi gizi rata-rata nilai sikap responden

menjadi sebesar 93,30.

93,75 93,30

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pre-Test Post-Test

Rat

a-ra

ta n

ilai

rata-rata nilai sikap

Page 78: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

59

5.2.2 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi

Melalui Media Booklet

Berikut adalah hasil jawaban responden terkait pernyataan sikap

terhadap pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah pemberian

edukasi gizi pada kelompok perlakuan booklet.

Tabel 5.3 Hasil Jawaban Sikap Ibu Baduta Terkait Pemantauan pertumbuhan baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet.

No Pernyataan Sikap

Pre-test Post-test

Setuju Tidak Setuju

Setuju Tidak Setuju

1 Periode emas pertumbuhan dan

perkembangan anak dimulai saat usia

anak diatas 2 tahun, saya harus mulai

rutin memantau pertumbuhannya sejak

anak usia tersebut.

10

(47,6%)

11

(52,4%)

7

(33,3%)

14

(66,7%)

2 Saya perlu menimbangkan anak saya ke

posyandu atau saranan kesehatan lain

secara rutin setiap bulannya agar dapat

mengetahui pertumbuhannya.

21

(100%) 0

21

(100%) 0

3 Jika tidak rutin melakukan pemantauan

berat badan badutanya, saya akan

terlambat tahu bahwa pertumbuhan anak

saya kurang optimal.

21

(100%) 0

21

(100%) 0

4 Dengan melihat secara fisik saja, saya

dapat langsung mengetahui dan

menanganinya ketika pertumbuhan anak

saya kurang optimal meski tanpa

memantau berat badannya.

10

(47,6%)

11

(52,4%)

5

(23,8%)

16

(76,2%)

5 Saya dapat memantau pertumbuhan anak

melalui grafik pada KMS (Kartu Menuju

Sehat) anak.

17 (81%) 4 (19%) 21

(100%) 0

6 Untuk mengetahui status gizi anak, saya

perlu memahami cara membaca grafik

pertumbuhan pada KMS (Kartu Menuju

Sehat).

20 (95,2) 1 (4,8%) 21

(100%) 0

7 Saya akan membawa anak saya untuk

berkonsultasi dengan kader/tenaga

kesehatan jika mengetahui

pertumbuhannya kurang optimal.

21

(100%) 0

21

(100%) 0

8 Jika pertumbuhan anak saya kurang

optimal, saya akan memperbaiki pola

makannya agar dapat tumbuh optimal

21

(100%) 0

21

(100%) 0

Page 79: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

60

Berikut adalah rata-rata nilai sikap responden sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta pada kelompok

perlakuan booklet.

Gambar 5.2 Grafik Rata-rata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui MediaBooklet

Keterangan:

Kelompok booklet (pre-test) : 92,60 (n = 21)

Kelompok booklet (post-test): 96,45 (n = 21)

Grafik gambar 5.2 menunjukkan rata-rata nilai sikap yang didapat

sebelum dan setelahpemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan

baduta melalui media edukasi booklet. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa

sebelum edukasi rata-rata nilai sikap yang didapat adalah sebesar 92,60

sedangkan setelah pemberian edukasi terjadi peningkatan rata-rata nilai sikap

menjadi 96,45.

92,6096,45

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pre-Test Post-Test

Rat

a-ra

ta n

ilai

rata-rata nilai sikap

Page 80: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

61

5.2.3 Analisis Perbedaan NilaiSikap Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi dengan Media Websitedan Booklet

Berikut adalah analisa perbedaan nilai sikap responden sebelum dan

sesudah pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta

dengan media websitedan booklet,

Tabel 5.4 Perbedaan Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian

Edukasi Gizi dengan Media Websitedan Booklet

Kelompok

Perlakuan Sikap Median

Nilai

p-value

Min Max

Website Pre-test 93,75 81,25 100

0,701

Post-test 93,75 75 100

Booklet

Pre-test 93,75 87,5 100

0,010

Post-test 100 87,5 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil dari analisis uji beda antara

nilaipre-test dengan nilaipost-test. Karena data tidak terdistribusi normal maka

analisa uji beda dilakukan menggunakan uji Wilcoxon. Pada kelompok website,

dari uji beda yang dilakukan diperoleh p-value sebesar 0,701 (p > 0,05) sehingga

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilaipre-

test sikap dengan nilaipost-testsikap pada kelompok pemberian edukasi melalui

media website. Nilai tengah atau median nilai sikap sesudah pemberian edukasi

melalui media websitejuga berada di angka yang sama.

Page 81: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

62

Sedangkan pada kelompok booklet, dari uji beda yang dilakukan

diperoleh p-value sebesar 0,010 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antara nilaipre-test sikap dengan nilaipost-

testsikap pada kelompok pemberian edukasi melalui media booklet. Terdapat

perbedaan nilai tengah atau median dari nilai sikap sebelum dan sesudah

pemberian edukasi melalui media websiteyaitu dari angka nilai 93,75 menjdai

100.

5.3 Perilaku Responden

Penilaian perilaku terbagi menjadi tiga kelompok aspek penilaian

sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Tiga kelompok aspek

tersebut adalah terkait, (1) pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baduta oleh

ibu baduta, (2) pengetahuan ibu baduta terkait status gizi baduta, dan (3) tindak

lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak tidak sesuai. Berikut

adalah rata-rata nilai perilaku responden sebelumdan sesudah pemberian

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta pada kelompok

perlakuanwebsite dan booklet.

Page 82: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

63

5.3.1 Perilaku Responden Terkait Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media

Website

Berikut adalah hasil jawaban responden pada pertanyaan

perilakuterkait pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi pada kelompok perlakuan website.

Tabel 5.5 Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Pelaksanaan Pemantauan

pertumbuhan baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi

Melalui Media Website

No Perilaku Pre-test Post-Test

1 Frekuensi ibu menimbangkan berat badan anak

ibu ke posyandu/sarana tempat kesehatan yang

lain dalam 1 bulain terakhir

o Tidak Pernah o 1x o >1x

2 21 1

3 19 2

2 Ibu memperhatikan grafik pertumbuhan anak pada

KMS

o Ya o Tidak

15 9

20 4

3 Rencana ibu membawa anak untuk ditimbang

berat badannya pada bulan yang akan datang

o Ya o Tidak

24 0

24 0

Dari table diatas, dapat diketahui hasil jawaban ibu untuk masing-

masing pertanyaan perilaku terkait pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

baduta. Baik sebelum maupun sesudah pemberian edukasi gizi, untuk frekuensi

pemantauan pertumbuhan baduta sebagian besar responden menjawab 1x,

untuk memperhatikan grafik pertumbuhan pada KMSsebagian besar ibu

menjawab “ya”, serta untuk pertanyaan terkait rencana tindak lanjut seluruh

responden pada kelompok website menjawab “ya”

Page 83: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

64

Berikut adalah rata-rata nilaiperilaku responden sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutapada kelompok

perlakuanwebsite

Gambar 5.3 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Terkait Pelaksanaan

Pemantauan pertumbuhan baduta Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

Keterangan :

Kelompok website (pre-test) : 2,60 (n = 24 )

Kelompok website (pos-test) : 2,85 (n = 24 )

Pada grafik gambar 5.3 menunjukkan bahwa sebelum pemberian

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media edukasi

website, rata-rata nilai yang didapatkan dari 24 responden adalah 2,55 dan

terjadi peningkatan sesudah pemberian edukasi menjadi 2,70.

2,552,70

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

Pre-Test Post-Test

Rat

a-ra

ta n

ilai

rata-rata nilai perilaku ibu terkait pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baduta

Page 84: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

65

5.3.2 Perilaku Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet

Berikut adalah hasil jawaban responden pada pertanyaan

perilakuterkait pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi pada kelompok perlakuan booklet.

Tabel 5.6 Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Pelaksanaan Pemantauan

pertumbuhan baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi

Melalui Media Booklet

No Perilaku Pre-test Post-Test

1 Frekuensi ibu menimbangkan berat badan anak

ibu ke posyandu/sarana tempat kesehatan yang

lain dalam 1 bulain terakhir

o Tidak Pernah o 1x o >1x

0 19 2

1 18 2

2 Ibu memperhatikan grafik pertumbuhan anak pada

KMS

o Ya o Tidak

12 9

19 2

3 Rencana ibu membawa anak untuk ditimbang

berat badannya pada bulan yang akan datang

o Ya o Tidak

20 1

21 0

Dari table diatas, dapat diketahui hasil jawaban ibu untuk masing-

masing pertanyaan perilaku terkait pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

baduta. Baik sebelum maupun sesudah pemberian edukasi gizi, untuk frekuensi

pemantauan pertumbuhan baduta sebagian besar responden menjawab 1x,

untuk memperhatikan grafik pertumbuhan pada KMS serta untuk pertanyaan

terkait rencana tindak lanjut sebagian besar responden pada kelompok

bookletmenjawab “ya”

Page 85: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

66

Berikut adalah rata-rata nilaiperilaku responden sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutapada kelompok

perlakuanbooklet

Gambar 5.4 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Terkait Pemantauan

pertumbuhan badutaSebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi

Gizi Melalui Media Booklet

Keterangan :

Kelompok booklet (pre-test) : 2,60 (n = 21)

Kelompok booklet (post-test) : 2,95 (n = 21)

Pada grafik gambar 5.4 menunjukkan bahwa sebelum pemberian

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media edukasi

booklet, responden mendapatkan rata-rata nilai perilaku 2,50 dan meningkat

sesudah pemberian edukasi menjadi sebesar 2,85.

2,50

2,85

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

Pre-Test Post-Test

Rat

a-ra

ta n

ilai

rata-rata nilai perilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

Page 86: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

67

5.3.3 Pengetahuan Responden Terkait Status Gizi Baduta Sebelum dan

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

Berikut adalah persentase dari responden yang mengetahui status gizi

baduta dengan benarsebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi melalui

media website.

Gambar 5.5 Grafik Persentase Responden Yang Mengetahui Status Gizi Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

Keterangan :

Kelompok website (pre-test) : mengetahui (n = 9), tidak mengetahui (n = 12) *tidak termasuk : 3

Kelompok website (post-test) : mengetahui (n = 19), tidak mengetahui (n = 2)*tidak termasuk : 3

Grafik gambar 5.5 menunjukkan pengetahuan ibu terhadap status gizi

baduta sebelum pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta

melalui media edukasi website.Pada kelompok aspek penilaian ini, hanya

responden yang menjawab “memperhatikan grafik pada KMS” yang dilakukan

penilaian, sehingga tidak termasuk 3 responden. Sebelum pemberian edukasi,

sebanyak 9 (42,8%) responden mengetahui dengan benar status gizi baduta

yang dan meningkat setelah pemberian edukasi menjadi sebanyak 19 (90,5%)

responden telah mengetahui dengan benar.

42,8%

90,5%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Pre-Test Post-Test

Jum

lah

Res

po

nd

en (

n)

mengetahui

Page 87: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

68

5.3.4Pengetahuan Responden Terkait Status Gizi Baduta Sebelum dan

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet

Berikut adalah persentase dari responden yang mengetahui status gizi

baduta dengan benar sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi melalui

media booklet.

Gambar 5.6 Grafik Persentase Responden yang Mengetahui Status Gizi Baduta

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet

Keterangan :

Kelompok booklet (pre-test): mengetahui (n = 7), tidak mengetahui (n = 12), tidak termasuk (n = 2)

Kelompok booklet (post-test) : mengetahui (n = 14), tidak mengetahui (n = 5), tidak termasuk (n = 2)

Grafik gambar 5.6 menunjukkan nilai pengetahuan ibu terkait status

gizi baduta sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi terkait pemantauan

pertumbuhan baduta melalui media edukasi booklet.Terdapat 2 responden pada

pada kelompok booklet yang tidak termasuk pada kelompok aspek penilaian

perilaku ini karena tidak melakukan pemantauan status gizi baduta melalui KMS.

Sebelum diberikan edukasi, sebanyak 7 (36,8%) responden mengetahui status

gizi anak dengan benar, kemudian meningkat setelah diberikan edukasi gizi

sebagian besar responden yaitu sebanyak 14 (73,7%) responden mengetahui

status gizi anak dengan benar.

36,8%

73,7%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Pre-Test Post-Test

Jum

lah

Res

po

nd

en (

n)

mengetahui

Page 88: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

69

5.3.5 Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut Pemantauan Pertumbuhan

BadutaSebelumdan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media

Website

Berikut adalah hasil jawaban pertanyaan perilaku responden terkait

tindak lanjut pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi pada kelompok website.

Tabel 5.7Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut Pemantauan pertumbuhan baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

No Perilaku Pre-test Post-Test

Ya Tidak Ya Tidak

1 Ibu sudah pernah berkonsultasi dengan kader, jika pertumbuhan anak kurang optimal

2 2 3 1

2 Ibu sudah pernah memperbaiki pola makan anak, Jika pertumbuhan anak kurang optimal

2 2 4 0

Berikut adalah rata-rata nilaiperilaku responden sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutapada kelompok

perlakuanwebsite

Gambar 5.7 Grafik Rata-rata Nilai Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut Pemantauan pertumbuhan baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

Keterangan :

Kelompok website (pre-test) : 1 (n = 4), reponden yang tidak termasuk (n = 20)

Kelompok website (post-test) : 1,75 (n = 4), responden yang tidak termasuk (n = 20)

1

1.75

0

0.5

1

1.5

2

Pre-Test Post-Test

Jum

lah

Res

po

nd

en (

n)

rata-rata nilai perilaku terkait tidak lanjut pemantauan pertumbuhan baduta

Page 89: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

70

Grafik gambar 5.7 menunjukkan nilai perilaku terkait tindak lanjut

pemantauan ibu terhadap status gizi baduta sebelum dan sesudah pemberian

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media edukasi

website. Pada kelompok aspek penilaian ini, hanya dilakukan penilaian untuk

responden yang merasa atau menyadari bahwa pertumbuhan anak baduta

kurang optimal ataupun kurang sesuai, dari wawancara melalui kuisioner

didapatkan 4 responden pada kelompok website yang termasuk, sedangkan

selebihnya yaitu 20 responden pada tidak termasuk karena merasa ataupun

mengetahui status gizi anak badutanya sudah sesuai. Dari 4 responden

kelompok website, sebelumnya didapatkan rata-rata nilai 1 dan meningkat

sesudah pemberian edukasi menjadi 1,75.

5.3.6 Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut Pemantauan Pertumbuhan

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media

Booklet

Berikut adalah hasil jawaban pertanyaan perilaku responden terkait

tindak lanjut pemantauan pertumbuhan baduta sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi pada kelompok booklet.

Tabel 5.8 Hasil Jawaban Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut Pemantauan

pertumbuhan baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui

Media Booklet

No Perilaku Pre-test Post-Test

Ya Tidak Ya Tidak

1 Ibu sudah pernah

berkonsultasi dengan

kader, jika pertumbuhan

anak kurang optimal

1 1 2 0

2 Ibu sudah pernah

memperbaiki pola makan

anak, Jika pertumbuhan

anak kurang optimal

2 0 2 0

Page 90: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

71

Berikut adalah rata-rata nilaiperilaku responden sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan badutapada kelompok

perlakuanbooklet

Gambar 5.8 Rata-rata Nilai Perilaku Responden Terkait Tindak Lanjut Pemantauan pertumbuhan baduta Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet

Keterangan :

Kelompok booklet (pre-test) : 1,5 (n = 2 ), reponden yang tidak termasuk (n = 19)

Kelompok booklet (post-test) : 2 (n = 2 ), responden yang tidak termasuk (n = 19)

Grafik gambar 5.8 menunjukkan nilai perilaku terkait tindak lanjut

pemantauan ibu terhadap status gizi baduta sebelum dan sesudah pemberian

edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media edukasi

booklet.Pada kelompok aspek penilaian ini, didapatkan 2 responden pada

kelompok pada kelompok booklet yang termasuk, sedangkan selebihnya yaitu 19

responden pada kelompok booklet tidak termasuk. Sebelum pemberian edukasi,

rata-rata nilai yang didapat adalah 1,5 dan sesudah pemberian edukasi

meningkat menjadi 2.

1,5

2

0

0.5

1

1.5

2

Pre-Test Post-Test

Jum

lah

Res

po

nd

en (

n)

rata-rata nilai perilaku terkait tidak lanjut pemantauan pertumbuhan baduta

Page 91: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

72

1.3.7 Analisis Perbedaan Nilai Perilaku Responden Sebelum dan 1,5 Bulan

Sesudah Pemberian Edukasi Gizi dengan Media Website dan

Booklet

Berikut adalah analisa perbedaan niali perilaku responden sebelum

dan sesudah pemberian edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan baduta

dengan media website dan booklet,

Tabel 5.9 Analisis Perbedaan Nilai Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Edukasi Gizi dengan Media Website dan Booklet

Kelompok

Perlakuan Perilaku Median

Nilai p-value

Min Max

Website

Pre-test Perilaku ibu baduta terkait pemantauan tumbuh kembang baduta

3,00 1,00 3,00

0,157 Post-test Perilaku ibu baduta terkait pemantauan tumbuh kembang baduta

3,00 1,00 3,00

Pre-testpengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta

1,00 0,00 1,00

0,008 Post-testpengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta

1,00 0,00 1,00

Pre-testPerilaku ibu baduta terkait tidak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak baduta kurang sesuai

1,00 0,00 2,00

0,180 Post-testPerilaku ibu baduta terkait tidak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak baduta kurang sesuai

2,00 1,00 2,00

Booklet

Pre-testPerilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

3,00 2,00 3,00 0,008

Post-testPerilaku ibu terkait pemantauan pertumbuhan baduta

3,00 2,00 3,00

Pre-testpengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta

0,00 0,00 1,00

0,020 Post-testpengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta

1,00 0,00 1,00

Pre-testPerilaku ibu baduta terkait tidak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak baduta kurang sesuai

1,50 0,00 2,00

0,317 Post-testPerilaku ibu baduta terkait tidak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak baduta kurang sesuai

2,00 2,00 2,00

Page 92: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

73

Berdasarkan uji normalitas, seluruh data dari masing-masing kelompok

aspek penilaian tidak terdistribusi normal sehingga analisa uji beda dilakukan

menggunakan uji Wilcoxon. Tabel 5.9 menunjukkan hasil dari analisis uji beda

antara nilaipre-test dengan nilaipost-testperilaku responden kelompok website

dan booklet.

Dari uji beda yang dilakukan pada kelompok website, untuk perilaku

terkait pemantauan pertumbuhan baduta diperoleh p-value sebesar 0,157 (p >

0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku terkait

pemantauan pertumbuhan badutayang bermakna antara sebelum dan sesudah

pemberian edukasi melalui media website. Selanjutnya, terkait pengetahuan ibu

baduta terhadap status gizi badutadiperoleh p-value sebesar 0,008 (p < 0,05)

sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku yang bermakna

terkait pengetahuan ibu baduta terhadap status gizi baduta antara sebelum dan

sesudah pemberian edukasi melalui media website. Pada kelompok aspek

penilaian perilaku terkait tindak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi

anak baduta kurang sesuai, diperoleh p-value sebesar 0,180 (p > 0,05) sehingga

dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari perilaku ibu

baduta terkait tindak lanjut yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

edukasi melalui media website.

Pada kelompok booklet, dari uji beda yang dilakukan didapatkan hasil

seperti pada table 5.9, untuk perilaku terkait pemantauan tumbuh kembang

baduta diperoleh p-value sebesar 0,008 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan

bahwa terdapat perbedaan perilaku terkait pemantauan tumbuh kembang baduta

yang bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian edukasi melalui media

booklet. Selanjutnya adalah terkait pengetahuan ibu baduta terhadap status gizi

Page 93: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

74

badutadiperoleh p-value sebesar 0,020 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan

bahwa terdapat perbedaan perilaku yang bermakna terkait pengetahuan ibu

baduta terhadap status gizi baduta antara sebelum dan sesudah pemberian

edukasi melalui media booklet. Sedangkan untuk kelompok aspek penilaian

perilaku terkait tindak lanjut yang dilakukan jika mengetahui status gizi anak

baduta kurang sesuai, diperoleh p-value sebesar 0,317 (p > 0,05) sehingga

dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari perilaku ibu

baduta terkait tindak lanjut yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

edukasi melalui media booklet.

Dari hasil data tersebut terlihat bahwa jika dibandingkan antara kedua

kelompok, keduanya memberikan pengaruh atau perubahan terhadap sikap dan

perilaku namun pada kelompok yang diberikan edukasi melalui media booklet

lebih menunjukkan perubahan yang bermakna, dapat diketahui dari nilai analisa

perbedaan yang menunjukkan hasil nilai perbedaan yang signifikan.

Page 94: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

75

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian

6.1.1 Karakteristik Umum Responden

Dalam penelitian ini, responden dikelompokkan dalam beberapa

kelompok rentang usia. Usia dapat dikatan sebagai salah satu faktor yang dapat

menentukan kemampuan seseorang dalam berfikir dan bertindak. Tingkat

kematangan dan kesesuaian seseorang dalam berpikir dan bertindak sejalan

dengan semakin cukupnya usia (Arini, 2012). Bentuk dari kedewasaan dan

kematangan jiwa sesorang atas pengalaman yang dialami, menghasilkan

kestabilan kemampuan seseorang dalam bertindak (Apriluana dkk, 2016). Pada

penelitian ini jumlah presentase usia terbesar pada kedua kelompok website

maupun booklet berada pada rentang usia antara 20 hingga 35 tahun. Usia pada

rentang antara 20 hingga 35 tahun dapat dikatakan sebagai masa dewasa

dimana pengetahuan ibu sudah semestinya baik dan diharapkan telah mampu

berpikir dan memecahkan masalah dengan lebih matang secara emosional

sehingga memicu untuk memerluas wawasan yang dimiliki yang selanjutnya

akan berimplikasi terhadap pengetahuan dan pengambilan keputusan terhadap

sikap dan perubahan perilaku(Aryani, 2013; Hasrimayana, 2009). Masa dewasa

juga dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan diri dalam pelaksanaan

berbagai kegiatan seperti penerapan dan pengembangan teknologi serta ilmu

pengetahuan (Hanifah, 2010).Namun selain usia, beberapa faktor lain juga dapat

menentukan sikap dan perilaku ibu seperti kepercayaan, pengalaman, pekerjaan,

pendidikan dan lingkungan (Azwar, 2011; Rahayuningsih, 2008; Notoatmodjo,

Page 95: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

76

2010) sehingga perlu dilakukan penelitian labih lagi terkait hubungan usia

dengan pemikiran dan kemampuan dalam bertindaknya.

Dalam penelitian ini, baik dari kelompok website maupun booklet

sebagian besar responden (48,9%) berpendidikan terakhir SMA dan (26,7%)

diploma/sarjana. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang karena tingkat pendidikan dapat

menentukan seberapa besar pemahaman dan pengetahuan yang didapat oleh

seseorang ketika dipaparkan suatu informasi (Anas, 2009). Dengan tingkat

pendidikan terakhir SMA/SMK, seharusnya pemahaman yang diterimapun

semakin baik dan berlanjut hingga sikap yang baik pula, dimana selanjutnya

perubahan perilaku juga akan berubah seiring dengan sikap positif yang ada

(Astutik, 2013; Notoadmodjo, 2013). Hal ini sejalan dengan data yang dipadapat,

dimana keseluruhan nilai sikap yang didapat responden adalah baik dan terjadi

peningkatan nilai perilaku.

Sebagian besar pekerjaan ibu pada kedua kelompok merupakan Ibu

Rumah Tangga. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa ibu yang tidak

bekerja cenderung untuk sedikit berinteraksi sehingga juga sedikit mendapatkan

informasi (Elisa, 2014). Namun bertolak belakang dengan penelitian lain yang

menyebutkan bahwa tidak berarti sebagai ibu rumah tangga mengalangi

kesempatan untuk mendapatkan informasi. Informasi dapat diperoleh melalui

media massa seperti dari media elektronik, massa ataupun secara langsung

hadirpada acara seperti penyuluhan yang diadakan oleh pelayanan kesehatan

terdekat. Dengan kata lain pekerjaan tidak mempengaruhi sikap dan perilaku

seseorang (Putri, 2017). Selain itu dalam penelitiannya, Putri (2012) menjelaskan

bahwa pekerjaan ibu hanya berpengaruh pada perkembangan anak, namun

Page 96: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

77

tidak memiliki hubungan yang yang bermakna terhadap pertumbuhan dan pola

asuh anak (Putri, 2012).

Karakteristik responden terkait kepemilikan telepon pintar dan dapat

mengakses internet merupakan karakteristik inklusi yang spesifikhanya ditujukan

untuk kelompok website karena untuk kelanjutan kegiatan akan mengharuskan

responden untuk membuka halaman website yang telah diberikan yang

didalamnya terdapat materi untuk dibaca. Berdasarkan data kerakteristik

responden dalam penelitian ini, seluruh responden (100%) kelompok website

memiliki telepon pintar yang seluruhnya melakukan akses internet sebanyak > 3

kali/minggu.Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (AJPII) menyatakan

bahwa tahun 2012 hingga 2014 terjadi peningkatan mencapai 82 juta penduduk

pengguna internet, di wilayah Jawa Timur sendiri terdapat sebanyak 12,1 juta

penduduk pengguna internet dalam sekali melakukan akses internet berdurasi 1-

3 jam. Pengguna internet dapat digolongkan pengguna addicted adalah apabila

mereka mampu menghabiskan waktu lebih dari 40 jam kerja dalam satu bulan

untuk mengakses internet (Asmoro, 2015; Pramiyanti, 2014)

6.1.2 Sikap Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta Sebelum

dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Website

Berdasarkan hasil penelitian, pada kelompok website sebelum diberikan

edukasi terkait pemantauan pertumbuhan badutasebagian besar responden

memiliki nilai sikap yang baik dan dapat dikatakan sikap positif, tidak terdapat

responden yang memiliki sikap kurang. Nilai sikap yang didapatkan ibu sesudah

pemberian edukasi juga tergolong baik, meski terjadi penurunan tetapi tidak jauh.

Page 97: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

78

Dilihat dari sisi lain, dari 24 responden kelompok website, 18 responden

diantaranya merupakan ibu dari anak yang ke-2 atau lebih. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa ibu yang sebelumnya

telah memiliki anak akan lebih memiliki pengalaman terkait mengasuh anak

dengan kata lain ibu akan lebih paham terkait sikap yang baik (Sari, 2104)

Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa dari 24 responden sebanyak 14

(58,3%) diantaranya merupakan ibu dengan pendidikan terakhir SMA/SMK, dan

sebanyak 7 responden (29,2%) adalah diploma, hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya dimana tingkat pendidikan ibu yang rata-rata sudah tinggi

memberikan pengaruh terhadap sikap positif yang dimiliki ibu, selain itu

pendidikan yang tinggi juga memungkinkan tingginya pemahaman ibu sehingga

sikap yang dimilikipun baik. Tingkat pemahaman ibu yang baik juga memberikan

pengaruh pada sikap akhir ibu (Anas, 2009; Astutik, 2013).

Meskipun dalam penjelasan sebelumnya terdapat dua pendapat berbeda

terkait pengaruh pekerjaan terhadap sikap ibu. Dalam penelitian kali ini,

pekerjaan ibu diharapkan tidak memberikan pengaruh terhadap sikap ibu karena

meskipun sebagai ibu rumah tangga tidak membatasi untuk memperoleh

informasi dari berbagai sumber (Putri, 2017).

Media website merupakan media yang dapat mendistribusikan informasi

dengan murah dan efektif, dengan adanya media internet / website ini informasi

yang digunakan sebagai meteri edukasi gizi dapat dengan mudah tersedia dan

diakses oleh siapapun dan kapanpun, dapat diakses secara spesifik sesuai

dengan kebutuhan dari pengguna (Brug, et al., 2005). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Afgani, dkk. (2008), menyatakan bahwa pengembangan

Page 98: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

79

websitesebagai media edukasi dapat menunjukkan perubahan sikap positif pada

siswa (Afgani, dkk., 2008).

Namun bertolak belakang dengan penelitian tersebut, pada penelitian ini

hasil perubahan sikap sesudah edukasi tidak menunjukkan perubahan nilai sikap

yang meningkat. Tidak didapatkannya peningkatan nilai sikap pada kelompok

website dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya yaitu pengalaman dan

pengaruh besar dari keluarga dan orang sekitar yang turut berperan dalam

pembentukan sikap, serta usia yang mempengaruhi tingkat efektivitas suatu

media informasi (Mawwadatin, 2015; Hapsari, 2013).

6.1.3 Sikap Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta Sebelum

dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Booklet

Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum dan

sesudah pemberian edukasi gizi melalui media booklet, seluruh responden

mendapatkan nilai sikap baik dan tergolong sikap positif. Seperti halnya pada

kelompok website, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya

adalah tingkat pendidikan.Sebagian besar yaitu 8 responden (38,1%)

berpendidikan terakhir SMA/SMK sederajat, dan 5 (23,8%) responden adalah

diploma. Seperti yang telah didapatkan dari penelitian yang dilakukan

sebelumnya dimana tingkat pendidikan ibu yang rata-rata sudah tinggi

memberikan pengaruh terhadap pemahaman dan sikap positif yang dimiliki

ibu(Anas, 2009; Astutik, 2013).

Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebanyak 4 poin antara sebelum dan

sesudah pemberian edukasi gizi melalui booklet. Sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya oleh safitri (2016) kepada kelompok sasaran remaja

overweightmenunjukkan hasil bahwa terjadi perubahan sikap sehingga terjadi

Page 99: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

80

peningkatan sikap yang positif disebabkan karena diberikannya edukasi melalui

media booklet yang terbukti lebih efektif untuk merubah sikap (Safitri, 2016).

6.1.4 Analisis Sikap Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

dan Booklet

Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan bahwa nilai sikap sebelum

diberikan edukasi pada kedua kelompok perlakuan, sebagian besar responden

memiliki nilai sikap positif. Pada kelompok website didapatkan nilai rata-rata

sikap sebesar 93,75 dan pada kelompok booklet sebesar 92,60.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hal ini dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan ibu

mampumemberikan pengaruh terhadap sikap yang dimiliki ibu, selain itu

pendidikan yang tinggi juga memungkinkan tingginya pemahaman ibu sehingga

sikap yang dimilikipun baik. Tingkat pemahaman ibu yang baik nantinya

memberikan pengaruh pada sikap akhir ibu (Anas, 2009; Astutik, 2013). Hal

inilah yang mampu menjelaskan didapatkannya nilai sebelum edukasi pada

kelompok website yanglebih tinggi dibandingkan dengan kelompok booklet,

karena jika ditinjau kembali jumlah responden dengan pendidikan tinggi di

kelompok website lebih banyak dibandingkan dengan kelompok booklet. Pada

kelompok website sebanyak 87,5% reponden memiliki tingkat pendidikan

SMA/SMK dan diploma, sedangkan pada kelompok booklet lebih sedikit yaitu

61,9%.

Namun hal ini tidak berlaku untuk hasil yang didapatkan sesudah

pemberian edukasi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, pada kelompok

website tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai sebelum dan

Page 100: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

81

sesudah edukasi dengan p-value sebesar 0,701 (p > 0,05). Sedangkan pada

kelompok booklet terdapat perbedaan yang bermakna dengan p-value sebesar

0,010 (p<0,05). Tidak didapatkannya perbedaan yang bermakna antara skor

sikap sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok website dapat terjadi karena

beberapa hal. Dimana hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

sebelumnya oleh Mawwadatin (2015) yang menunjukkan tidak adanya

perbedaan sikap antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Hal ini dapat

terjadi karena beberapa faktor seperti pengalaman dan pengaruh besar dari

keluarga dan orang sekitar yang turut berperan dalam pembentukan sikap

(Mawwadatin, 2015). Pada penelitian ini, sebagian besar yaitu 19 responden

(79,2%) dari kelompok website mendapat pengaruh dari keluarga dan orang

sekitar.

Selain itu faktor usia juga mentukan tingkat efektivitas suatu media

terutama media website yang dalam penggunaannya memerlukan kemampuan

khusus dari penggunanya. Hal tersebut didukung dengan penelitian oleh Hapsari

(2013) yang menyebutkan bahwa usia yang paling tinggi tingkat efektivitas

komunikasinya adalah kelompok usia dibawah atau sama dengan 20 tahun dan

usia 21-30 tahun (Hapsari, 2013). Dalam penelitian ini, sebanyak 12 responden

kelompok website berusia ≥30 tahun sehingga dapat terjadi menurunnya

efektivitas dalam pemanfaatan akses informasi melalui website.

Berdasarkan hasil analisis, didapatkan perbedaan yang bermakna antara

nilai sikap sebelum dan sesudah edukasi gizi terkait pemantauan pertumbuhan

baduta melalui media booklet. Dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

dijelaskan bahwa terjadi perubahan sikap sehingga terjadi peningkatan sikap

yang positif disebabkan karena diberikannya edukasi dalam penelitian

Page 101: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

82

sebelumnya ini diberikan kepada remaja overweight melalui media edukasi

booklet yang terbukti lebih efektif untuk merubah sikap (Safitri, 2016). Perbedaan

signifikan yang terjadi antara sebelum dan sesudah diberikannya edukasi gizi

disebabkan karena media booklet sendiri dikatakan memiliki keefektivan dalam

proses penyampaian informasi, mengingat dari sifat media booklet yaitu statis

berbentuk berupa visual atau gambar (Zulaekah, 2012). Kelebihan lain yang

dimiliki media booklet adalah media tersebut mampu memberikan informasi

dengan waktu yang relatif singkat dimana bentuknya sendiri menyerupai buku

dengan ketebalan yang sesuai namun isi informasinya dapat termuat lengkap

(Satmoko dan Astuti, 2006). Selain itu, Rahmawati (2017) dalam penelitiannya

juga menyebutkan bahwa menggunakan media booklet terbukti dapat

meningkatkan sikap dari responden dalam mencegah terjadinya gizi buruk pada

balita (Rahmawati, 2017).

Dalam penelitian ini, hasil yang didapat menunjukkan bahwa media

edukasi booklet lebih efektif dan lebih mampu memberikan perubahan pada

sikap. Meskipun demikian, media edukasi website juga dapat menjadi alternatif

untuk digunakan dengan catatan melihat kondisi masyarakat sasaran seperti

usia, lingkungan, serta kemampuannya dalam mengakses informasi melalui

media edukasi tertentu.

6.1.5 Perilaku Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website

Dalam penelitian ini, penilaian perilaku terbagi menjadi tiga kelompok

aspek penilaian sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Tiga

kelompok aspek tersebut adalah terkait, (1) pelaksanaan pemantauan

Page 102: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

83

pertumbuhan baduta oleh ibu baduta, (2) pengetahuan ibu baduta terkait status

gizi baduta, dan (3) tindak lanjut yang dilakukan jika mengetahui/merasa status

gizi anak tidak sesuai.

Berdasarkan data hasil penelitian, nilai perilaku terkait ketiga aspek

penilaian tersebut menunjukkan peningkatan. Perilaku pada kelompok website

menunjukkan bahwa sebelum diberikan edukasi gizi terkait pemantauan

pertumbuhan baduta sebagian besar responden sudah dapat melakukan perilaku

yang tepat terkait pemantauan pertumbuhan baduta. Meskipun demikian, masih

ada responden yang belum melakukan perilaku dengan benar. Hal ini terjadi

karena perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik

yang berasal dari dalam ataupun dari luar. Faktor dari dalam atau internal

diantaranya adalah motifasi, emosi, persepsi, dan pengetahuan dan faktor dari

luar atau eksternal diantaranya adalah sosial ekonomi, kebudayaan, lingkungan,

dan lain sebagainya. Dari pengaruh faktor tersebutlah yang nantinya akan

mempengaruhi kecenderungan perilaku seseorang berbeda-beda (Pratama,

2013).

Namun, untuk pengetahuan ibu terkait status gizi anak yang dilakukakn

dengan pemantauan status gizi anak melalui KMS sebelum diberikan edukasi

masih terbilang rendah, Hanya sebanyak 42,8% ibu yang mengetahui dengan

benar status gizi anak sebelum diberikan edukasi dan hanya 15 responden yang

memerhatikan grafik pada KMS untuk mengetahui status gizi baduta. Perilaku

juga pengetahuan yang kurang tersebut sejalan dengan pendapat Rakhmawati

dan Panunggal (2014) bahwa terdapat faktor lain yang memengaruhi sehingga

tingkat pendidikan ibu yang tinggi tidak dapat menjamin pengetahuan dan

perilaku ibu (Rakhmawati dan Panunggal, 2014). Salah satu faktor yang dapat

Page 103: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

84

menjadi penyebab rendahnya pengetahuan ibu terkait status gizi anak adalah

karena rendahnya pengetahuan ibu terkait interpretasi status gizi anak melalui

KMS. Hal ini sejalan dengan penelitian Meiranny dkk (2009) yang dilakukan di

wilayah RW menunjukkan pengetahuan ibu terkait KMS masih kurang (63,8%)

(Meiranny dkk, 2009). Disisi lain, hal ini juga dapat terjadi karena rendahnya

informasi yang didapatkan melalui kader terkait KMS. Dalam penelitiannya

Rossita (2011) menyebutkan bahwa hanya terdapat 6,25% kader yang memiliki

pengetahuan baik dalam penggunaan KMS (Rossita, 2011 dalam Sutiani,.dkk,

2014)

Perilaku responden setelah diberikan edukasi juga dapat dikatakan baik

dan mengalami peningkatan dari perilaku responden sebelumnya, baik dari

aspek terkait pemantauan, pengetahuan terhadap status gizi anak, dan juga

terkait tindak lanjut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Jan dkk. (2009) dengan pemberian edukasi gizi melalui

media website, poster dan edukasi secara langsung kepada siswa siswi sekolah

dasar di New Jersey dimana menunjukkan hasil berupa peningkatan

pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku yang positif pada siswa siswi

sekolah dasar tersebut (Jan dkk, 2009).

6.1.6 Perilaku Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan Baduta

Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Booklet

Berdasarkan hasil penelitian, sebelum dilakukan edukasi gizi, sebagian

besar ibu baduta telah memiliki perilaku yang baik, hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor dari dalam atau internal

diantaranya adalah motifasi, emosi, persepsi, dan pengetahuan dan faktor dari

luar atau eksternal diantaranya adalah sosial ekonomi, kebudayaan, lingkungan,

Page 104: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

85

dan lain sebagainya. Dari pengaruh faktor tersebutlah yang nantinya akan

mempengaruhi kecenderungan perilaku seseorang berbeda-beda (Pratama,

2013) Selain itu, bebagian besar responden (38,1%) berpendidikan terakhir

SMA/SMK sederajat, dan diploma (23,8%). Sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya oleh Putri (2017) bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, dan perilaku terkait hidup

sehat (Putri, 2017)

Namun penjelasan diatas bertolak belakang dengan hasil yang didapat

terkait pengetahuan ibu terhadap status gizi anak yang dipantau melalui KMS.

Hanya sebanyak 38,6% ibu yang mengetahui dengan benar status gizi anak

sebelum diberikan edukasi dan hanya 12 responden yang memerhatikan grafik

pada KMS untuk mengetahui status gizi baduta. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Rakhmawati dan Panunggal (2014) bahwa terdapat faktor lain yang

memengaruhi, sehingga tingkat pendidikan ibu yang tinggi tidak dapat menjamin

perilaku ibu (Rakhmawati dan Panunggal, 2014). Selain itu seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa rendahnya nilai pengetahuan ibu terkait status gizi

anak juga dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan ibu dan kader terkait

pembacaan ataupun pengisian KMS (Rossita, 2011 dalam Sutiani,.dkk, 2014;

Meiranny dkk, 2009).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa terjadi peningkatan nilai perilaku ibu

baduta antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi melalui booklet

dimana peningkatannya terjadi pada ketiga aspek penilaian perilaku terkait

pemantauan pertumbuhan baduta. Hal ini dapat terjadi karena responden telah

mendapatkan paparan informasi yang spesifik terkait pemantauan pertumbuhan

baduta sehingga terjadi peningkatan pengetahuan yang berpengaruh pada

Page 105: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

86

perubahan sikap responden menjadi lebih sensitif terhadap situasi yang ada dan

pada akhirnya menghasilkan perubahan perilaku yang positif sesuai dengan

yang diharapkan (Nuryanto dkk, 2014; Nugraheni, 2015; Mahdali dkk, 2013).

6.1.7 Analisis Perilaku Responden Terkait Pemantauan Pertumbuhan

Baduta Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media

Website dan Booklet

Dari data hasil penelitian yang didapatkan, menunjukkan bahwa

responden pada kedua kelompok menunjukkan peningkatan nilai perilaku

sebelum dan sesudah pemberian edukasi baik dari aspek penilaian terkait

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baduta, pengetahuan terkait status gizi

baduta, maupun rencana tindak lanjut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa terdapat hubungan antara paparan informasi yang diberikan terhadap

peningkatan pengetahuan, perubahan sikap serta perilaku (Nuryanto dkk, 2014;

Nugraheni, 2015; Mahdali dkk, 2013).Selain itu hal ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sakbaniyah dkk (2013)yang menunjukkan

hubungan secara signifikan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan

kunjungan balita ke posyandu (Sakbaniyah,.dkk, 2013). Selanjutnya dilakukan uji

beda berpasangan Wilcoxon karena data tidak terdistribusi normal dan

didapatkan hasil yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok perlakuan

dan masing-masing aspek.

Pada kelompok perlakuan website, berdasarkan hasil uji analisis hanya

pada aspek pengetahuan terhadap status gizi baduta yang menunjukkan

perbedaan signifikan sebelum dan sesusah diberikan edukasi, namun tidak pada

kedua aspek lainnya. Dalam penelitian ini, terkait aspek pengetahuan ibu tidak

dinilai berdasar semata-mata bahwa ibu mengetahui namun ibu juga

Page 106: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

87

melakukanpemantauan status gizi anak melalui KMS, dengan begitu selain

pengetahuan dalam hal ini juga mencakup perilaku responden. Sejalan dengan

penelitian sebelumnya oleh Mahdali dkk (2013) menyebutkan bahwa pendidikan

gizi yang diberikan dengan materi spesifik mampu meningkatkan pengetahuan

(Mahdali dkk, 2013). Selain itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, melalui

penelitian oleh Jan dkk. (2009) bahwa keefektifan media websitemampu

memberikan hasil berupa peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan

perilaku yang positif (Jan,.dkk, 2009)

Selain terkait pengetahuan terhadap status gizi anak, kedua aspek lainnya

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini terjadi karena perilaku

seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik yang berasal dari

dalam ataupun dari luar. Faktor dari dalam atau internal diantaranya adalah

pengalaman, motifasi, emosi, persepsi, dan pengetahuan dan faktor dari luar

atau eksternal diantaranya adalah sosial-ekonomi, kebudayaan, lingkungan, dan

lain sebagainya. Dari pengaruh faktor tersebutlah yang nantinya akan

mempengaruhi kecenderungan perilaku seseorang berbeda-beda (Pratama,

2013). Dalam penelitian ini, beberapa faktor pendukung dapat mempengaruhi

perubahan perilaku responden. Salah satunya adalah faktor lingkungan yang

dimana pada penelitian ini, sebagian besar yaitu 19 responden (79,2%) dari

kelompok website mendapat pengaruh dari keluarga dan orang sekitar.

Pada kelompok perlakuan booklet, terdapat 2 aspek penilaian yang

menunjukkan perbedaan signifikan nilai perilaku sebelum dan sesudah

pemberian edukasi gizi, yaitu pada aspek terkait pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan baduta dengan p-value sebesar 0,008 (p < 0,05) dan pada aspek

pengetahuan terkait status gizi diperoleh p-value sebesar 0,020 (p < 0,05). Hal ini

Page 107: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

88

sejalan dengan penelitian yang juga telah dijelaskan sebelumnya bahwa

pendidikan gizi mampu meningkatkan pengetahuan, memberikan perubahan

sikap dan akhirnya memberikan pengaruh pada perubahan perilaku (Nuryanto

dkk, 2014; Nugraheni, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Mahdali, dkk. (2013)

juga menjelaskan adanya perubahan perilaku pada remaja obesitas di Gorontalo

(Mahdali,.dkk, 2013). Selain itu, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dewi dan Aminah (2016) yang menunjukkan adanya peningkatan perilaku kearah

positif terkait pola asuh dan pemberian makanan setelah diberikan edukasi

melalui media booklet (Dewi dan Aminah, 2016).

Terdapat beberapa teori terkait perubahan perilaku, salah satunya adalah

teori Health Belief Model.Untuk adanya suatu perubahan perilaku, perlu adanya

persepsi keparahan, resiko, dan kemampuan serta hambatan responden saat

melakukan perilaku tersebut(Hayden, 2009; Morris,.dkk, 2012).Selain keempat

faktor penyusun utama tersebut, perubahan perilaku dalam penelitian ini

jugadapat dipengaruhi oleh variable lain yaitu modifying variables meliputi

karakteristik individu seperti pengalaman pribadi, tingkat pendidikan, budaya,

kemampuan, dan motivasi yang dapat mempengaruhi persepsi individu tersebut,

cues to actionmerupakan kejadian, orang, atau pun hal-hal yang mendorong

seseorang untuk mengubah perilak(Hayden, 2009; Morris,.dkk, 2012).

Selain itu teori Health Belief Model juga menjelaskan bahwa ada beberapa

tahapan dalam perubahan perilaku. Dimulai dari tahap Pre-kontemplasi yaitu

dimana individu masih belum menyadari suatu masalah dan belum memiliki

ketertarikan untuk berubah, dimana keingintahuannya akan meningkat, peka

terhadap masalah dan solusinya, serta mengevaluasi kembali lingkungan

sekitarnya. Dilanjutkan dengan tahap kontemplasi yaitu dimana individu mulai

Page 108: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

89

menyadari masalah dan memiliki keinginan serius untuk berubah. Sampailah

pada tahap selanjutnya yaitu persiapan untuk melakukan perubahan perilaku

dimana individu mulai melihat dan memilih hal-hal berkaitan dengan perilaku

barunya. Aksi merupakan tahapan dimana individu telah melakukan perubahan

perilaku dimana indivisu telah mengganti alternatif perilaku terkait masalah,

control terhadap stimulus, membangun hubungan, dan meyakinkan diri

mempertahankannya. Terakhir adalah tahap maintenance dimana individu mulai

memperhatikan sosial dan berusaha untuk mempertahankan perubahan

perilakunya (Prochaska et al., 1992 dalam Morris,.dkk, 2012). Dalam penelitian

ini, terlihat bahwa sebagian besar responden telah memiliki sikap yang baik

sehingga mampu memberikan perubahan perilaku yang diinginkan dan telah

sampai pada tahap persiapan, aksi ataupun maintenance. Hal ini sejalan dengan

penelitian Mawaddah (2008) yang menyatakan adanya hubungan nyata antara

pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan

Ragunan dimana apabila seseorang memiliki sikap yang baik maka sudah

seharusnya sudah melakukan perilaku yang sesuai(Mawaddah, 2008).

Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa pada penelitian ini media edukasi

booklet lebih efektif dalam memberikan perubahan sikap dan perilaku yang

positif. Media booklet sendiri dikatakan memiliki keefektivan dalam proses

penyampaian informasi, mengingat dari sifat media booklet yaitu statis berbentuk

berupa visual atau gambar (Zulaekah, 2012). Kelebihan lain yang dimiliki media

booklet adalah media tersebut mampu memberikan informasi dengan waktu yang

relatif singkat dimana bentuknya sendiri menyerupai buku dengan ketebalan

yang sesuai namun isi informasinya dapat termuat lengkap (Satmoko dan Astuti,

2006).

Page 109: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

90

Berdasarkan hasil penelitian juga terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan

nilai sikap pada kelompok website, namun terdapat perbedaan nilai sikap pada

kelompok booklet serta terdapat perbedaan nilai perilaku pada kedua kelompok

namun tidak pada keseluruhan aspek perilaku yang dinilai. Hal tersebut dapat

terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi dan saling berkaitan,

antara pemaparan informasi yang mampu mempengaruhi pengetahuan, berlanjut

pada pemikiran sikap yang selanjutnya menentukan bagaimana seseorang

merealisasikannnya dalam bentuk perbuatan atau perilaku. Selain pengetahuan

dan sikap, faktor lain seperti kepercayaan dan orang yang dianggap penting, juga

mampu mempengaruhi perilaku (Notoadmodjo, 2003). Meskipun nilai sikap

ataupun penilaian beberapa aspek perilaku pada kelompok website menunjukkan

tidak adanya perbedaan, namun rata-rata nilai sikap tidak terjadi penurunan yang

berarti dan untuk rata-rata nilai perilaku seluruhnya terjadi peningkatan, sehingga

dapat dikatakan bahwa baik media website ataupun booklet keduanya efektif

dalam memberikan sikap dan perilaku. Perlu diingat bahwa tidak ada satupun

media yang dapat dikatakan sebagai media yang terbaik karena pada dasarnya

efektivitas dari suatu media adalah bergantung pada siapa pengguna, apa

tujuannya, dan bagaimana penggunaannya.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diupayakan untuk dilaksanakan sesuai dengan metode

yang sudah dirancang, namun disadari bahwa penelitian ini masih memiliki

beberapa keterbatasan. Keterbatasan pada penelitian ini antara lain :

1. Tidak ditanyakan terkait frekuensi dan durasi responden dalam membuka

media baik media website maupun booklet dalam kurun waktu 1,5 bulan

Page 110: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

91

antara intervensi sampai dengan post-test. Hanya ditanyakan kepada

beberapa responden dan tidak ditanyakan kepada seluruh responden,

sehingga data terkait frekuensi membaca materi kurang lengkap dan

peneliti tidak dapat menggambarkan karakteristik responden terkait

frekuensi membaca materi.

2. Tidak adanya gambaran terkait kemampuan responden dalam melakukan

akses terhadap media edukasi, khususnya media website yang dalam

proses mengaksesnya memerlukan kemampuan khusus.

3. Frekuensi pemberian intervensi berupa edukasi kepada responden terlalu

sedikit yaitu hanya sekali dan dengan durasi yang singkat sehingga

kurang terlihat perubahan perilaku responden.

4. Penilaian hanya berdasar pada skor jawaban responden sehingga tidak

dapat benar-benar menggambarkan perubahan sikap dan perilaku

responden.

5. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini terlalu kecil sehingga

data tidak terdistribusi normal dan kurang merepsentasikan data.

6. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan dua

skala likert sehingga kurang merepresentasikan hasil jawaban

responden,skala likert 5 – 7 dirasa lebih mampu untuk melihat kesesuaian

sikap dan perilaku.

Page 111: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

92

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan terkait beberapa hal

sebagai berikut :

1. Tidak terjadi perubahan yang bermakna untuk nilai sikap ibu baduta pada

kelompok website sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi terkait

pemantauan pertumbuhan baduta.

2. Terjadi peningkatan rata-rata nilai sikap ibu baduta pada kelompok yang

diberikan edukasi terkait pemantauan pertumbuhan baduta melalui media

booklet.

3. Pada kelompok booklet menunjukkan peningkatan nilai perilaku dari

ketiga aspek penilaian perilaku yaitu terkait pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan baduta, pengetahuan status gizi baduta, dan tindak lanjut

terkait pemantauan pertumbuhan baduta.

4. Pada kelompok website menunjukkan peningkatan nilai perilaku dari

ketiga aspek penilaian perilaku.

5. Terkait dengan perubahan sikap, pemberian edukasi pada kelompok

booklet memberikan hasil peningkatan rata-rata nilai yang bermakna,

namun tidak pada website.

6. Terkait dengan perubahan perilaku, pada kelompok websitehasil

perbedaan signifikan hanya pada aspek pengetahuan terkait status gizi

baduta sedangkan pada kelompok booklet hasil perbedaan signifikan

Page 112: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

93

terlihat pada dua aspek perilaku yaitu terkait pelaksaan pemantauan

pertumbuhan baduta dan pengetahuan status gizi baduta menunjukkan

perbedaan yang signifikan.

7.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan harapannya informasi yang telah diberikan terus

dilakukan pengembangan mengingat dimana ilmu pengetahuan yang dimiliki

pada bidang ini merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis dan terus

mengalami perubahan seiring dengan waktu, terutama pemanfaatan media

website yang selama ini belum dikenal lebih luas seperti media lainnya. Hal

tersebut dapat diatasi dengan membuat alternatif berupa akses informasi

yang lebih mudah dijangkau seperti melalui media social, atau dengan

aplikasi yang lebih mudah diterapkan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Melakuan pengambilan data terkait frekuensi dan durasi responden

dalam membuka media baik media website maupun booklet dalam kurun

waktu 1,5 bulan antara intervensi sampai dengan post-test. Sehingga

dapat memberikan gambaran yang lebih jelas

b. Melakukan pengambilan data terkait gambaran kemampuan responden

dalam melakukan akses terhadap media edukasi, khususnya media

website yang dalam proses mengaksesnya memerlukan kemampuan

khusus.

Page 113: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

94

c. Memberikan intervensi dengan frekuensi yang lebih sering dan durasi

penelitian yang lebih panjang untuk mampu melihat perubahan sikap dan

perilaku dengan lebih akurat.

d. Penilaian sikap dan perilaku tidak hanya berdasarkan pada skor jawaban

responden namun perlu adanya observasi lebih lanjut dengan form

checklist serta penilaian tidak hanya menggunakan 2 skala likert namun

skala likert 5-7.

e. Melakukan penelitian dengan mempertimbangkan kembali jumlah sampel

sehingga mampu memberikan data yang lebih representatif.

Page 114: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

95

DAFTAR PUSTAKA

Afgani, M.W., Darmawijoyo, & Purwoko. 2008. Pengembangan Media Website Pembelajaran Materi Program Linear untuk Siswa Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Matematika , II (2), 47-61.

Alfaqinisa, R. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku

Orang Tua Tentang Pneumonia Dengan Tingkat Kekambuhan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Kota Semarang Tahun 2015. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Anas, K. 2009. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap terhadap Iklan Parti

Politik di Desa Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Apriluana, G., Khairiyati, L., Setyaningrum, R. 2016. Hubungan Antara Usia,

Jenis Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Perilaku Penggunaan Apd Pada Tenaga Kesehatan. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.3: 3 (81-88).

Arini, H. 2012. Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pemberian Asi

Eksklusif, http://aperlindraha.wordpress.com. (diakses pada tanggal 26 Agustus 2017)

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Aritonang, I. 2013. Model Multilevel Pertumbuhan Anak Usia 0-24 Bulan Dan Variabel Yang Mempengaruhinya.Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Edisi Dies Natalis ke-48 UNY : 130-143.

Aryani, M. 2013. Hubungan Antara Sikap Terhadap Kesehatan Dengan Perilaku

Merokok Di Sma Negeri 1 Pleret Bantul. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Asmoro, A.A. 2015. Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Pengetahuan

Korean Music Popular (K-Pop) Di Soulmate Community Kota Samarinda. eJournal Mahasiswa Ilmu Komunikasi,Volume 3 (1) 2015 : 473-485.

Astuti, E.W. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perubahan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe (Ferum) Di Rumah Bersalin Sri Lumintu Surakarta. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Astutik, P. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Gizi Seimbang saat

Menyusui di Desa Karungan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun 2013. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta: Program Studi Diploma III Kebidanan.

Page 115: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

96

Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brug, J., Oenema, A., Kroeze, W., Raat, H. 2005. The Internet And Nutrition Education: Challenges And Opportunities. European Journal of Clinical Nutrition (2005) 59, Suppl 1, S130–S139.

Corcoran, N. 2013. 2nd Edition Communicating Health Strategies for Health Promotion. London: SAGE Publications Ltd.

Dewanthi, D. 2008. Pengaruh Faktor Sosial dan Personal terhadap Sikap dan Keinginan Konsumen untuk Membeli Barang Fashion Tiruan (Counterfeited Fashion Goods). Karya Tulis Ilmiah. Jakata : Universitas Indonesia.

Dewi, Mdan Aminah, M. 2016. Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Feeding Practice Ibu Balita Stunting Usia 6-24 Bulan. Indonesian Journal of Human Nutrition. Vol.3 No.1 Suplemen : 1 – 8.

Duncan, M., Vandelanotte, C., Kolt, G.S., Rosenkranz, R.R., Caperchione, C.M., George, E.S., Ding, H., Hooker, C., Karunanithi, M., Maeder, A.J.,et al. 2014. Effectiveness of a Web- and Mobile Phone-Based Intervention to Promote Physical Activity and Healthy Eating in Middle-Aged Males: Randomized Controlled Trial of the ManUp Study.Journal of Medical Internet Research,16(6).

Egger, G, Ross S, dan Rob D. 2005. Health Promotion Strategies and Methods Second Edition. Sydney: The McGraw-Hill Companies.

Elisa. 2014. Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III di Wilayah Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 2, No. 2, November 2014.

Gunawan, G, Eddy F, dan Kusnandi R. Hubungan Status Gizi dan Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun. Sari Pediatri.

Hapsari, C.M. 2013. Efektivitas Komunikasi Media Booklet “Anak Alami” Sebagai Media Penyampai Pesan Gentle Birthing Service.Jurnal E-Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra, Surabaya. Volume 1 (3).

Hariyanto. 2014. The Window Of Opportunity: Memahami Aspek Penting Masa

Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Lisan Al-Hal Volume 6, No. 2, Desember 2014: 335 – 366.

Hasrimayana. 2009. Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Pemberian Asi

Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedawung II Sragen. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 116: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

97

Hastono, S. 2007. Analisa Data Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Jamil, N.A. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Jan, S., Bellman, C., Barone, J., Jessen, L., Arnold, M. 2009. Shape It Up: A School-Based Education Program to Promote Healthy Eating and Exercise Developed by a Health Plan in Collaboration With a College of Pharmacy. Journal Of Managed Care Pharmacy. Vol 15 (5): 403-414.

Kementrian Sosial Republik Indonesia, Bakti Husada, dan Wahana Visi Indonesia. 2015. 1000 Hari Pertama Kehidupan Penentu Ribuan Hari Berikutnya.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Kholid, A. 2014. Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Lwanga, S.K dan S. Lemeshow. 1991. Sample Size Determination roin Health Studies A Practical Manual. Geneva: World Health Organization

Mahan, L. K dan Sylvia E. S. 2008. Krause's Food & Nutrition Therapy International Edition. Philadelphia: Elsevier.

Mahdali, M.I., Indriasari, R., Thaha, R. 2013. Efek Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap Serta Perubahan Perilaku Remaja Obesitas Di Kota Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.

Mawwadatin, P.F. 2015. Pengaruh Imaginative Pretend Play Dengan Media

Video Animasi: Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Hidup Bersih Sehat. The Sun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Vol. 2(1) Maret 2015.

Machrus, H dan Urip P, 2010, Pengukuran Perilaku berdasarkan Theory of

Planned Behavior, INSAN Vol.12 No. 01.

Meiranny,A., Syamsianah, A., dan Mustika ,D.N. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tenteng Kartu Menuju Sehat Dengan Pertumbuhan Balita di Wilayah RW V Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyah Kota Semarang. Jurnal Semarang

Moehji, S. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhatara. Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Edisi 2. Yogyakarta : Gadjah mada University Press.

Moon, E.H and Kim, K.W. 2011. Evaluation of Nutrition Education for Hypertension Patients Aged 50 Years and Over.Korean Journal Community Nutrition 16(1) : 62-74, 2011.

Morris, J., Mariella, M., Norman, D., Liz, O.B. 2012. Sustainable Behaviours and

Behaviour Change: Theories. Forestry.

Page 117: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

98

Mukhid, A. 2009. Self-Efficacy. Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan. Tadris Vol.4 No.1

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Notoadmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoadmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Nugraheni, R. 2015. Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Cerita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia Dan Perubahan Perilaku Makan Pada Remaja Putri. Publikasi Karya Ilmiah. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nuryanto., Pramono, A., Puruhita, N., Muis, S.F. 2014. Pengaruh pendidikan gizi

terhadap pengetahuan dan sikap tentang gizi anak Sekolah Dasar.Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858 - 4942). Volume 3 (1): hal 32-36.

Pramiyanti, A., Putri, I.P., & Nureni, R. 2014. Motif Remaja dalam Menggunakan

Media Baru (Studi pada Remaja di Daerah Sub-Urban Kota Bandung). KomuniTi , VI (2), 95-103.

Pratama, R.K.O. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan

Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Sdn 1 Mandong. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah Surakarta.

Putri, A.K. 2017. Perbedaan Skor Pengetahuan Ibu terkait Pendekatan Makan pada Baduta Usia 6-12 Bulan dengan Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Website dan Booklet. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Gizi, FakultasKedokteran, Universitas Brawijaya.

Putri, D.F.T.P., Kusbaryanto. 2012. Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Putri, R. 2017. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Sehat Kualitas Lingkungan Rumah. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Rahayuningsih, Sri U. 2008. Psikologi Umum 2. Jakarta: gunadarma

Rahmawati, W., Wirawan, N.N., Wilujeng, C.S., Fadhilah, E., Nugroho, F.A., Habibie, I.Y., et al. 2016. Gambaran Masalah Gizi Pada 1000 HPK Di Kota Dan Kabupaten Malang. Malang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Indonesian Journal Of Human Nutrition.

Page 118: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

99

Rahmawati. 2017. Pengaruh Konseling Gizi Dengan Media Booklet Terhadap Peningkatan Pengetauan, Sikap Dan Tindakan Ibu Dalam Upaya Pencegahan Gizi Buruk Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari.

Rakhmawati, N.Z., Panunggal, B. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Journal Of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 43-50.

RISKESDAS., 2010. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesahatan Kementrian Kesehatan RI. (Diakses di http://www.litbang.depkes.go.id/. 21 Juli 2016)

RISKESDAS., 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesahatan Kementrian Kesehatan RI. (Diakses di http://www.litbang.depkes.go.id/. 21 Juli 2016)

Rusmanto. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria di RW II Kelurahan Pondok Aren. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Safitri, N.R.D. 2016. Pengaruh Edukasi Gizi dengan Ceramah dan Booklet teradap Peingkatan Pengetahuan dan Sikap Gizi Remaja Overweight. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Sakbaniyah, S.N.L, Susi, H., Dian, N.M. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Balita

Dengan Kepatuhan Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Sandjaja.2010. Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A dalam Hubungannya dengan Karakteristik Anak Balita dan Akses ke Pelayanan Kesehatan di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010). Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Gizi Indon

Sari, R.K. 2014. Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI Sesudah Diberi Penyuluhan dengan Media Booklet di Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Satmoko, S., & Astuti, H. T. 2006. Pengaruh Bahasa Booklet pada Peningkatan

Pengetahuan Peternak Sapi Perah tentang Inseminasi Buatan di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jurnal Penyuluhan , II (2), 78-82.

Page 119: PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU IBU BADUTA TERKAIT …repository.ub.ac.id/167644/1/Khabibah Junaistian.pdf · sikap dan perilaku, namun berdasar keefektifannya, booklet dinilai lebih

100

Shabbidar, S., Fathi, B. 2007. Effects of Nutrition Education on Knowledge and Attitudes of tye 2 Diabetic Patienes.Journal Birjand Univ Med Sci. Vol 14 (1): 9-15.

Siagian, R.L., Etti S., Albiner S. 2015. Gambaran Perilaku Ibu dalam

Pemanfaatan KMS dan Status Gizi Baduta di wilayah Kerja Puskesmas Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015. Medan : IKM-FKM USU

Sihadi. 2008. Makanan Anak di Bawah Dua Tahun. Majalah Kedokteran FK UKI, XXVI(2).

Supariasa, I.D.N. 2014. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC.

Sutiani, R., Zulhaida, L., dan Albiner, S. 2014. Gambaran Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Dalam Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Jurnal Publikasi

Tjahjani, E dan Septiana. 2014. Kejadian Risiko Kehamilan Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III. Akademi Kebidanan Griya Husada.

Tri L, Dyahsuslam. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Ibu Membawa Balita ke Posyandu di Desa Benda dan Merak, Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2007. Tesis. Depok : FKM Universitas Indonesia

World Health Organization. 2008. WHO Child Groeth Standards: Training Course On Child Growth Assesment.

Wowor, M, Joice M.L, Damajanti H. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado. Manado : E-Jurnal Keperawatan

Zulaekah, S. 2012. Efektifitas Pendidikan Gizi dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Gizi Anak SD. Semarang : Universitas Negeri Semarang