perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi...

73
i PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN KELUARGA DI DAERAH PANTAI, DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI DI WILAYAH KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Gizi Diajukan Oleh : SITI HAMIDAH G2B012009 PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2016 http://lib.unimus.ac.id

Upload: vuongkhanh

Post on 15-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

i

PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN

KELUARGA DI DAERAH PANTAI, DATARAN RENDAH DAN DATARAN

TINGGI DI WILAYAH

KOTA SEMARANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Gizi

Diajukan Oleh :

SITI HAMIDAH

G2B012009

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2016

http://lib.unimus.ac.id

Page 2: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

ii

http://lib.unimus.ac.id

Page 3: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

iii

http://lib.unimus.ac.id

Page 4: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

iv

http://lib.unimus.ac.id

Page 5: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN

DI DAERAH PANTAI, DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI

DIWILAYAH KOTA SEMARANG”.

Skripsi ini sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program

Sarjana pada bidang keahlian Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Responden di Kelurahan Bandarharjo, Kelurahan Rowosari, dan Kelurahan

Bubakan, yang telah memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Ketua Program Studi SI Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang Ibu

Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes.

3. Bapak Ir. Agus Sartono, M.Kes, selaku pembimbing I.

4. Ibu Hapsari Sulistya Kusuma, S.Gz, M.Si, selaku pembimbing II.

5. Ibu Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes, selaku penguji skripsi.

6. Seluruh pengajar dan staf Program Studi SI Ilmu Gizi yang telah memberikan

ilmu, bantuan dan masukan kepada penulis.

7. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Akhir kata penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, Agustus 2016

Penulis

http://lib.unimus.ac.id

Page 6: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

vi

PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN

KELUARGA DI DAERAH PANTAI, DATARAN RENDAH DAN DATARAN

TINGGI DI WILAYAH KOTA SEMARANG.

Siti Hamidah1, Agus Sartono

2, Hapsari Sulistya Kusuma

3

1,2,3 Program Studi SI Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

[email protected], [email protected]

2 ,

[email protected]

Pola konsumsi terdiri dari keragaman, jumlah dan frekuensi bahan makanan

yang dikonsumsi. Perbedaan pola konsumsi antar kelompok masyarakat disebabkan

oleh berbagai faktor, salah satunya adalah potensi daerah tempat tinggal. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber

protein keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

Penelitian analitik dengan desain belah lintang dan metode survei. Jumlah

sampel 30 KK pada setiap tipe wilayah yang diambil dengan cara random sampling.

Uji ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi bahan makanan

sumber protein keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

Hasil penelitian mengungkapkan rata-rata jumlah konsumsi bahan makanan

sumber protein, daerah pantai 117,56 gram/kapita/hari (hewani 59,31gram dan nabati

58,24 gram), dataran rendah 154,25 gram/kapita/hari (hewani 51,49 gram dan nabati

103,33 gram), dataran tinggi 154,40 gram/kapita/hari (hewani 77,50 gram dan nabati

75,56 gram). Rata-rata tingkat keragaman bahan makanan sumber protein daerah

pantai 14, 8 jenis, dataran rendah 12,1 jenis, dataran tinggi 15,6 jenis. Rata-rata

frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati dan

47,7 kali hewani, dataran rendah 21,17 kali nabati dan 44,13 kali hewani, dataran

tinggi 35,43 kali nabati dan 40,2 kali hewani. Uji ANOVA menunjukkan ada

perbedaan tingkat keragaman(p= 0,020), frekuensi (p=0,003) dan jumlah (p=0,008)

bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi keluarga di daerah pantai, dataran

rendah dan dataran tinggi. Kesimpulannya ada perbedaan pola konsumsi bahan

makanan sumber protein keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

Kata Kunci: Pola Konsumsi, Keragaman, Tingkat Keragaman, Jumlah, Frekuensi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 7: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

vii

THE DIFFERENCE PATTERN CONSUMPTION OF FOOD A SOURCE OF

PROTEIN AT THE COAS LOW-LYING AND UPLANDS AREA SEMARANG

CITY.

Siti Hamidah1, Agus Sartono

2, Hapsari Sulistya Kusuma

3

1,2,3 Study Program of Science Facullty of Nursing and Health

University of Muhammadiyah Semarang

[email protected], [email protected]

2,

[email protected]

ABSTRACT

Consumption patterns consisting of the variation, the number and frequency of

food consumed. The difference consumption patterns between community groups was

caused by various factors , one of which is the potential of the region residence.

Research aimed to knows the difference pattern consumption of food a source of

protein family in coastal areas, low-lying and uplands.

Research analytic with the design split of latitude and methods survey. The

sample of the 30 families of each type the area taken up by means of random

sampling. Anova test used to knowing the difference consumption pattern of groceries

a source of protein family in the coastal regions , lowland and highland.

The researh shows that the average number of consumption of food a source of

protein, a coastal area is 117,56 /grams/capita per day (animal 59,31gram and

vegetable 58,24 grams), low-lying is 154,25/grams/capita/day (animal 51,49 gram

and vegetable 103,33 grams), the highlands is 154,40/grams/capita per day (animal

77,50 gram and vegetable 75,56 grams). The average level of diversity food a source

of protein coastal areas is 14, 8 of kind, low-lying is 12.1 of kind, and the highlands is

15.6 of kind. The average frequency food a source of protein monthly coastal areas is

32,17 times vegetable and 47,7 times animal, low-lying is 21,17 times vegetable and

44,13 times animal, the highlands is 35,43 times vegetable and 40,2 times animal.

Test anova show there is the difference in the diversity ( p = 0,020 ), frequency ( p =

0,003 ) and the number of ( p = 0,008 ) material food sources of protein consume by

family between in coastal areas, low-lying and uplands. There is a difference in

consumption patterns groceries a source of protein family in the coastal regions ,

lowland and highland .

Keywords: Consumption patterns , diversity , the diversity , the number of ,

frequency.

http://lib.unimus.ac.id

Page 8: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Halaman Persetujuan ............................................................................................. ii

Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii

Kata Pengantar ...................................................................................................... iv

Ringkasan .............................................................................................................. v

Abstract ................................................................................................................. vi

Daftar Isi............................................................................................................... vii

Daftar Tabel .......................................................................................................... ix

Daftar Gambar ....................................................................................................... x

Daftar Lampiran .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3

1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protein ............................................................................................................. 8

2.2 Bahan Makanan Sumber Protein .................................................................... 14

2.3 Pola Konsumsi Bahan Makanan .................................................................... 15

2.4 Tipe Wilayah .................................................................................................. 19

2.5 Kerangka Teori............................................................................................... 20

2.6 Kerangka Konsep ........................................................................................... 20

2.7 Hipotesis ......................................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 23

3.4 Variabel Penelitian ......................................................................................... 24

3.5 Definisi Operasional....................................................................................... 25

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 25

3.7 Instrumen Penelitian....................................................................................... 25

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 26

http://lib.unimus.ac.id

Page 9: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 28

4.1.1 Wilayah Pantai ............................................................................................ 28

4.1.2 Wilayah Dataran Rendah ............................................................................ 28

4.1.3 Wilayah Dataran Tinggi .............................................................................. 29

4.2 Karekteristik Tipe Wilayah ............................................................................ 30

4.3 Keragaman (Jenis) Bahan Makanan Sumber Protein..................................... 30

4.3.1 Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

Berdasarkan Tipe Wilayah ................................................................................... 33

4.3.2 Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein

Nabati Berdasarkan Tipe Wilayah ...................................................................... 34

4.4 Jumlah Bahan Makanan Sumber Protein yang di Konsumsi Keluarga ......... 34

4.5 Frekuensi Bahan Makanan Sumber Protein .................................................. 39

4.5.1 Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

Keluarga Menurut Tipe Wilayah ......................................................................... 39

4.5.2 Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

Keluarga Menurut Tipe Wilayah ......................................................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ..................................................................................................... 42

5.2 Saran ............................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

http://lib.unimus.ac.id

Page 10: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................................ 4

Tabel 3.1 Definisi operasional ............................................................................. 24

Tabel 4.1 Distribusi Keluarga Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga dan

Tipe Wilayah ....................................................................................... 31

Tabel 4.1 Keragaman (jenis) Bahan Makanan Sumber Protein ........................... 31

http://lib.unimus.ac.id

Page 11: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Kerangka Teori ................................................................................. 20

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 20

Gambar 2.3 Cara Pengambilan Sampel ............................................................... 23

Gambar 4.1 Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Hewani ....... 34

Gambar 4.2 Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Nabati ......... 35

Gambar 4.3 Rata-rata Jumlah Bahan Makanan Sumber Protein .......................... 37

Gambar 4.4 Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

Hewani ............................................................................................ 38

Gambar 4.5 Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

Nabati ............................................................................................... 38

Gambar 4.6 Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

40

Gambar 4.7 Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

41

http://lib.unimus.ac.id

Page 12: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angka Kecukupan Protein

Lampiran 2 Nilai Protein Hewani Berbagai Bahan Makanan

Lampiran 3 Nilai Protein Nabati Berbagai Bahan Makanan

Lampiran 4 Surat Kesediaan Responden

Lampiran 5 Formulir Food Recall 24 Jam

Lampiran 6 FFQ (Food Frekuensi Quesioner)

Lampiran 7 Kuesioner Jenis Bahan Makanan Sumber Protein

Lampiran 8 Daftar Hasil SPSS

http://lib.unimus.ac.id

Page 13: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk membangun jaringan baru

dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Kebutuhan protein seseorang pada

masa muda, relatif lebih besar dibanding pada masa dewasa maupun tua. Sebagai

contoh kebutuhan protein bayi umur 0-6 bulan adalah 2 gram/kg BB/hari, akan

turun menjadi 1,8 gram/kg BB/ hari pada anak-anak umur 7-9 tahun dan menurun

lagi menjadi 0,8 gram/kg BB/ hari pada umur ≥80 tahun (Permenkes RI No.75,

2013). Penduduk Indonesia mengkonsumsi berbagai jenis bahan makanan untuk

memenuhi kebutuhan protein, yang secara umum dikelompokkan menjadi dua

yaitu bahan makanan hewani dan nabati Menurut Sutomo (2008), Sumber protein

hewani dikatakan baik, terutama dilihat dari segi besar kandungan protein per

100 gram bahan makanan maupun dari mutunya. Bahan makanan sumber protein

hewani adalah ikan, udang dan makanan hasil laut, daging unggas, telur, susu,

dan daging ternak besar (sapi, kambing, kerbau dan lain-lain).Bahan makanan

sumber protein nabati adalah, jamur, padi-padian, kacang-kacangan (kedelai,

kacang tanah dll) serta hasil olahanya (tempe, tahu, oncom dan lain-lain).

Pola konsumsi makanan terdiri dari keragaman, tingkat keragaman,

jumlah dan frekuensi bahan makanan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan

sekelompok orang. Menurut Wibowo (2001), pola konsumsi suatu daerah dengan

daerah yang lain tidak sama. Perbedaan pola konsumsi antar daerah bisa

disebabkan oleh perbedaan tingkat pendapatan, jumlah penduduk, harga barang-

barang substitusi, komplementer, selera, budaya, pengetahuan gizi dan potensi

wilayah. Salah satu faktor yang diduga sangat kuat berpengaruh pada pola

pangan sumber protein adalah tipe wilayah yang erat kaitannya dengan potensi

wilayah tersebut dalam menyediakan bahan makanan secara alami bagi

penduduknya. Ketersediaan aneka ragam pangan banyak ditentukan oleh kondisi

geografis (termasuk topografis) wilayah karena akan berpengaruh pada jumlah

dan jenis pangan yang dapat dihasilkan oleh wilayah tersebut. Walaupun ekologi

http://lib.unimus.ac.id

Page 14: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

2

suatu wilayah akan menentukan pola pangan masyarakatnya, adanya perubahan

lingkungan strategis seperti globalisasi dibidang pangan dan informasi juga

berdampak pada perubahan pola pangan masyarakat Indonesia (Setyawati Tutik,

2013).

Dilihat dari keadaan geografis dan sumber daya perairan, masyarakat di

daerah pantai yang sebagian besar adalah nelayan akan lebih banyak

mengkonsumsi makanan sumber protein hewani yang berasal dari laut seperti

ikan, kerang dan sejenisnya. Masyarakat di daerah pegunungan sebagian besar

adalah petani sawah atau ladang sehingga akan cenderung lebih banyak

mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat dan sumber protein nabati.

Masyarakat di daerah pegunungan akan cenderung lebih banyak mengkonsumsi

bahan pangan sumber protein yang berasal dari ternak kecil, seperti unggas dan

sejenisnya (Anugerah dan Auliya,2015). Di ketiga daerah yang akan diteliti,

akses untuk memperoleh bahan makanan sumber protein sangat mudah walaupun

akses untuk ke pasar jauh, dikarenakan adanya pedagang keliling baik di wilayah

pantai (kelurahan Bandarharjo), dataran rendah (kelurahan Rowosari) maupun

dataran tinggi (kelurahan Mijen).

Berdasarkan gambaran persoalan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pola konsumsi bahan makanan sumber protein

penduduk berdasarkan tipe wilayah tempat mereka tinggal. Permasalahan yang

akan diangkat dalam penelitian adalah “Perbedaan pola konsumsi bahan makanan

sumber protein keluarga yang tinggal di daerah pantai, daerah dataran rendah dan

daerah dataran tinggi ”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber protein

keluarga di daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber protein

keluarga di daerah pantai, dataran rendah ,dan dataran tinggi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 15: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

3

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mendeskripsikan pola konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga di

daerah pantai.

1.3.2.2 Mendeskripsikan pola konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga

di daerah dataran rendah.

1.3.2.3 Mendeskripsikan pola konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga di

daerah dataran tinggi.

1.3.2.4 Menganalisis perbedaan keragaman bahan makanan sumber protein keluarga

di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

1.3.2.5 Menganalisis perbedaan tingkat keragaman bahan makanan sumber protein

keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

1.3.2.6 Menganalisis perbedaan jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein

keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

1.3.2.7 Menganalisis perbedaan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein

keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

1.3.2.8 Menganalisis perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber protein

keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman

dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan peneliti dalam hal pola

konsumsi protein berdasarkan jumlah, frekuensi dan tingkat keragaman bahan

makanan sumber protein.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sehingga dapat memberikan

informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi bahan makanan sumber protein

berdasarkan jumlah, frekuensi dan tingkat keragaman. Masyarakat luas secara

umum, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai, dataran rendah dan

dataran tinggi untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat dalam

mengonsumsi protein yang aman, sehat, mutu dan halal.

http://lib.unimus.ac.id

Page 16: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

4

1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan (Gizi)

Sebagai bahan penyuluhan dan pendidikan gizi masyarakat terkait dengan

pola konsumsi bahan makanan sumber protein dan pentingnya mengonsumsi

protein dari berbagai tingkat keragaman bahan makanan sumber protein serta

upaya untuk meningkatkan konsumsi protein terutama protein hewani.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitin

No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian Tahun

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Asbaharini Perbedaan pola

konsumsi tingkat

energi protein dan

status gizi anak

balita antara

daerah pantai dan

daerah

pegunungan (

studi di Desa

Hambaparing dan

Desa Prai Bakul

Kec.Haharu

Kab.Sumba

Timur Prov.NTT)

2003 Pola

konsumsi

tingkat

energi

protein dan

status gizi

anak balita

Tidak ada perbedaan

yang bermakna pola

konsumsi anak balita

antara daerah pantai

dan daerah

pegunungan,

sementara tingkat

konsumsi energi,

tingkat konsumsi

protein dan status gizi

pada daerah pantai

dan daerah

pegunungan terdapat

perbedaan yang

bermakna

http://lib.unimus.ac.id

Page 17: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

5

2. Nurlaili

Fitri

Gultom

Tingkat

pengeluaran dan

pola konsumsi

pangan rumah

tangga petani

padi di Desa

gunung Kuripan

Kec.

Pengandonan

Kab. Ogan

Komering Ulu

2014 Pola

konsumsi

pangan

rumah

tangga

petani padi

Terdapat perbedaan

proporsi pengeluaran

konsumsi pangan

baik terhadap

pengeluaran total

maupun terhadap

pendapatan rumah

tangga petani padi di

Desa gunung Kuripan

Kec. Pengandonan

Kab. OKU.

Pengeluaran untuk

konsumsi pangan

pada rumah tangga

petani padi terhadap

pendapatan rumah

tangga adalah 59,99

%.

3. Yuni

Hamid

Analisis pola

konsumsi pangan

rumah tangga (

studi kasus di

Kec. Tarakan

Barat Kota

Tarakan Provinsi

Kalimantan

Timur)

2013 Pola

konsumsi

pangan

rumah

tangga

Hasil analisis

menunjukkan

konsumsi energi

(AKE) rumah tangga

pedesaan 1,569.49

kkal/kap/hari dan

AKE rumah tangga

perkotaan 1,964.73

masih berada

dibawah AKE

normatif yaitu 2,000

kkal/kap/hari. Pada

konsumsi protein

(AKP) rumah tangga

pedesaan yaitu 47.63

gram/kap/hari masih

dibawah AKP

normatif yaitu 52

gram/kap/hari dan

http://lib.unimus.ac.id

Page 18: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

6

AKP rumah tangga

perkotaan 62.44

gram/kap/hari telah

melebihi AKP

normatif.

4. Cholida

Auliya

Profil status gizi

balita ditinjau dari

topografi wilayah

tempat tinggal

(studi di wilayah

pantai dan

wilayah

pegunungan bukit

Kab.Jepara)

2015 Status gizi

balita

ditinjau dari

topografi

wilayah

tempat

tinggal

Terdapat perbedaan

Tingkat Konsmsi

Protein balita dan

tidak terapat

perbeaan pada

variabel status gizi,

tingkat konsums

energi, tingkat

keterseiaan pangan

sumber energi, dan

tingkat ketersediaan

pangan sumber

protein antara

wilayah pantai dan

wilayah punggung

bukit di Kab. Jepara

tahun 2013

5. Dina Nur

Ironi

Analisis

ketersediaan

pangan pokok dan

pola konsumsi

rumah tangga

petani di Kec.

Bulu Kab.

Sukoharjo.

2011 Pangan

pokok dan

pola

konsumsi

rumah

tangga

petani

Rata-rata

ketersediaan pangan

pokok ( beras) rumah

tangga petani di Kec.

Bulu Kab.

Sukoharjo.adalah

1.257,13

kkal/kap/hari dan

termasuk dalam

kategori rendah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya ( pada tabel 1.) yaitu:

1. Sasaran

Sasaran penelitian pertama adalah balita, sasarann penelitian kedua adalah rumah

tangga petani padi, sasaran penelitian ketiga adalah rumah tangga, sasaran penelitian

keempat adalah balita ditinjau dari tipografi wilaayah tempat tinggal, sasaran

penelitian kelima adalah rumah tangga, sedangkan sasaran penelitian sekarang adalah

keluarga yang tinggal di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 19: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

7

2. Tujuan

Penelitian pertama bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi tingkat

energi protein dan status gizi anak balita antara daerah pantai dan daerah pegunungan,

Penelitian kedua bertujuan untuk mengetahui tingkat pengeluaran dan pola konsumsi

pangan rumah tangga petani padi di desa gunung Kuripan Kecamatan Pengandonan

Kabupaten Ogan Komering Ulu, Penelitian ketiga bertujuan untuk menganalisis pola

konsumsi pangan rumah tangga ( studi kasus di Kecamatan Tarakan Barat Kota

Tarakan Provinsi Kalimantan Timur), Penelitian keempat bertujuan untuk mengetahui

profil serta perbedaan status gizi balita yang bertempat tinggal di wilayah pantai dan

punggung bukit, Penelitian kelima bertujuan untuk menganalisis ketersediaan pangan

pokok dan pola konsumsi rumah tangga petani, penelitian sekarang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga di

daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

3. Variabel yang diteliti

Variabel pada penelitian pertama adalah pola konsumsi tingkat energi protein dan

status gizi anak balita, variabel pada penelitian kedua adalah tingkat pengeluaran dan

pola konsumsi, variabel pada penelitian ketiga adalah pola konsumsi pangan rumah

tangga, variabel pada penelitian keempat adalah profil status gizi balita, variabel pada

penelitian kelima adalah ketersediaan pangan pokok dan pola konsumsi rumah tangga

petani, variabel pada penelitian sekarang adalah pola konsumsi bahan makanan

sumber protein keluarga.

4. Tempat Penelitian

Penelitian sekarang di lakukan di daerah pantai, dataran rendah dan dataran

tinggi, di daerah pantai dilakukan di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang

Utara, dataran rendah dilakukan di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang dan

dataran tinggi dilakukan di Kelurahan Bubakan Kecamatan Mijen.

http://lib.unimus.ac.id

Page 20: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protein

2.1.1 Pengertian Protein

Protein merupakan salah satu sumber gizi yang penting bagi tubuh

manusia. Protein berperan penting dalam menunjang keberadaan setiap sel

tubuh dan memperkuat kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa wajib

mengonsumsi 1 gram protein per kilogram berat tubuhnya(Sidiatava,2013 ).

Semua makanan yang berasal dari hewan maupun tumbuhan mengandung

protein. Dilihat dari srtukturnya, protein mirip dengan rantai yang tersusun atas

asam-asam amino yang saling berikatan. Hewan dapat menyintesis protein dari

asam-asam amino, namun tidak dapat dapat menyintesis asam-asam amino.

Tanaman dapat mensistesis asam-asam amino karbon dioksida, air, serta bahan-

bahan yang mengandung nitrogen yang berasal dari dalam protein dari tanaman

dan hewan (Sidiatava, 2013 ).

2.1.2 Jenis-Jenis Protein

Berdasarkan sumbernya protein dikelompokkan menjadi dua, yaitu protein

hewani dan protein nabati. Jika dikelompokkan berdasarkan proporsi asam

amino yang terkandung, protein dikelompokkan menjadi:

a. Protein lengkap atau protein dengan nilai biologik tinggi protein bermutu

tinggi. Protein yang mengandung asam amino esensial dalam proporsi yang

mampu memberikan pertumbuhan secara optimal.

b. Protein tidak lengkap atau protein bermutu rendah. Protein yang tidak

memiliki atau memiliki dalam jumlah terbatas satu atau lebih asam amino

esensial. Sebagian besar protein nabati merupakan protein tidak lengkap,

kecuali kedelai ( Sulistyoningsih, Hariyani, 2012).

http://lib.unimus.ac.id

Page 21: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

9

2.1.3 Fungsi Protein Bagi Tubuh

Protein memiliki fungsi penting yang diperlukan tubuh diantaranya adalah:

a. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

Pertumbuhan atau penambahan otot juga pemeliharaan dan perbaikan

jaringan hanya terjadi jika tersedianya campuran asam amino yang sesuai.

Protein selalu dalam kondisi dinamis, secara bergantian akan dipecah dan

disintesis kembali. Tubuh manusia akan menggunakan kembali asam

amino yang diperoleh dari pemecahan jaringan untuk membangun jaringan

yang sama atau jaringan yang lain.

b. Salah satu penghasil utama energi

Apabila pemenuhan kebutuhan energi tidak tercukupi dari karbohidrat

maka protein dapat digunakan sebagai sumber energi 1 gram dapat

menghasilkan 4 kkal.

c. Merupakan bagian dari enzim dan antibodi

Menyediakan asam amino yang diperlukan dalam membentuk enzim

pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang dibutuhkan.

d. Mengangkut zat gizi

Protein memiliki peranan dalam mengangkut zat gizi dari saluran cerna

melalui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah menuju jaringan,

kemudian melalui membran sel menuju sel. Kekurangan protein dapat

menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat gizi.

e. Mengatur keseimbangan air

Protein dan elektrolit berperan penting dalam menjaga keseimbangan

cairan tubuh. Penumpukan cairan dalam jaringan (oedema) merupakan

salah satu tanda awal kekurangan protein. Menurut Sulistyoningsih,

Hariyani ( 2012).

http://lib.unimus.ac.id

Page 22: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

10

2.1.4 Mutu Protein

Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang

dikandungnya, protein lengkap dengan nilai biologi tinggi atau brtmutu

tinggi merupakan protein yang mengandung semua jenis asam amino

esensial dalam proporsi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan. Semua

protein hewani merupakan protein dengan kandungan asam amino lengkap,

kecuali gelantin, gelantin tidak memiliki kandungan asam amino triptofan.

Protein tidak lengkap atau protein bermutu rendah adalah protein yang

mengandung jumlah asam amino esensial kurang dari satu atau lebih.

Sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacang lain

merupakan protein tidak lengkap.

Asam amino yang terdapat dalam jumlah terbatas untuk memungkinkan

pertumbuhan dinamakan asam amino pembatas, atau limiting amino acid.

Mentionin merupakan asam amino pembatas kacang-kacangan, lisin dari

beras dan triptofan dari jagung. Bila terdapat secara bersamaan dalam

makanan sehari-hari, beberapa macam protein dapat saling mengisi dalam

asam amino esensial. Dua jenis protein yang berbatas dalam asam amino

yang berbeda, bila dimakan secara bersamaan di dalam tubuh dapat menjadi

susunan protein lengkap. Contohnya, bila nasi yang terbatas dalam lisin

dicampur dengan tempe yang terbatas dalam mentionin, didapatkan

campuran yang memungkin pertumbuhan.

Menambahkan sedikit susu yang mengandung semua jenis asam amino

esensial kedalam bubur beras akan memberikan cukup lisin kepada bubur

tersebut untuk memungkinkan pertumbuhan. Campuran dua jenis protein

nabati atau penambahan sedikit protein hewani ke protein nabati akan

menghasilkan protein bermutu tinggi dengan harga relatif rendah. Dalam

keadaan tercampur, asam amino yang berasal dari berbagai jenis protein

dapat saling mengisi untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh

pertumbuhan dan pemeliharaan (Almatsier Sunita, 2009).

http://lib.unimus.ac.id

Page 23: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

11

2.1.5 Penilaian Mutu Protein

Menurut Almatsier Sunita (2009). Mutu protein dapat diukur dengan

berbagai cara:

1. Nilai Biologik ( NB)

Nilai biologik makanan adalah jumlah nitrogen yang ditahan tubuh

guna pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh yang berasal dari jumlah

nitrogen yang diabsorpsi. Pengukuran ini didasarkan pada pada asumsi

bahwa nitrogen akan lebih banyak ditahan tubuh bila asam amino esensial

hadir dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan.

Nilai NB diperoleh bila hewan diberi makanan yang mengandung protein

yang ingin diuji dan diet bebas protein, kemudian mengukur jumlah

nitrogen yang dikeluarkan melalui urin dan feses. Nilai biologik

dinyatakan sebagai prosen nitrogen yang diabsorpsi yang ditahan tubuh.

feses N -makanan N

feses) N -urin N ( -makanan N

diabsorpsiNitrogen

ditahanNitrogen NB

Makanan yang mempunyai nilai NB 70 atau lebih dianggap mampu

memberi pertumbuhan bila dimakan dalam jumlah cukup dan konsumsi

energi mencukupi. Perlu diingat bahwa yang penting adalah mutu

campuran protein yang dimakan sehari.

2. Net Protein Utilization ( NPU)

NPU adalah indeks mutu yang tidak saja memperhatikan jumlah

protein yang ditahan, akan tetapi jumlah yang dicerna.

kecernaankoefisien x NB NPU

NPU merupakan perbandingan antara nitrogen yang ditahan dan nitrogen

yang dikonsumsi. NPU kacang kedelai adalah 61, susu 82, dan telur 94.

3. Protein efficiency ratio/PER

Penentuan mutu protein melalui PER adalah yang paling sederhana,

PER merupakan ukuran mutu protein makanan yang ditetapkan oleh

kemampuan protein bersangkutan untuk menghasilkan pertumbuhan pada

http://lib.unimus.ac.id

Page 24: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

12

tikus muda. PER mengukur penambahan berat badan hewan muda per

gram protein yang dikonsumsi.

(gram)protein Konsumsi

(gram)badan berat penambahan PER

PER digunakan sebagai kriteria mutu protein yang digunakan dalam

memberi label makanan.

4. Skor kimia/skor asam amino

Skor kimia adalah cara menetapkan mutu protein dengan

membandingkan kandungan asam amino esensial dalam bahan makanan

dengan kandungan asam amino esensial yang sama dalam protein ideal,

misalnya protein telur. Perbandingan antara asam amino esensial yang

paling rendah dalam bahan makanan yang dinilai dengan asam amino yang

sama dalam proteinideal merupakan skor asam amino bahan makanan

tersebut.

idealprotein gramper sama yang amino asam mg

100 x diuji yangprotein gramper amino asam mg kimiaSkor

2.1.6 Kebutuhan Protein

Kebutuhan protein seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya adalah berat badan, usia (tahap pertumbuhan dan

perkembangan) dan mutu protein. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi

melalui konsumsi makanan yang mengandung protein. Dalam prakteknya,

kebutuhan protein diaktualisasikan dalam bentuk angka kecukupan. Angka

kecukupan protein berdasarkan golongan umur, berat badan dan tinggi

badan yang dianjurkan ( tiap orang per hari), dapat dilihat pada lampiran 1

(satu).

http://lib.unimus.ac.id

Page 25: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

13

2.1.7 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein

2.1.7.1 Akibat Kekurangan Protein

1. Kwashiorkor

Istilah kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily

Wiliams pada tahun 1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak

terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang komposisi gizi makanannya

tidak seimbang terutama dalam dalam hal protein ( Yuniastuti, 2008).

Gejala Penyakit Kwashiorkor (Widodo, 2009),adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan terhambat

b. Otot-otot berkurang dan lemah

c. Bengkak ( edema) terutama pada perut, kaki dan tangan

d. Muka bulat seperti bulan ( moonface)

e. Gangguan psikimotor

f. Nafsu makan kurang

g. Apatis

Ciri-ciri penyakit Kwashiorkor (Ellya,2010), adalah sebagai berikut:

a. Rambut halus, jarang, dan piring kemerahan kusam.

b. Kulit tampak kering (xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-

garis permukaan yang jelas.

c. Daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang

menunjukkan hiperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam

lembaran yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih

yang mengkilat.

d. Perut anak membuncit karena pembesaran hati.

2. Marasmus

Marasmus berasal dari kata yunani yang berarti wasting (merusak).

Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama),

karena terlambat diberi makanan tambahan. Marasmus adalah penyakit

kelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok sosial ekonomi rendah

http://lib.unimus.ac.id

Page 26: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

14

di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari

kwashiorkor (Yuniastuti, 2008).

Gejala penyakit Marasmus (Widodo,2009), adalah sebagai berikut:

a) Pertumbuhan yang terhambat

b) Lemak dibawah kulit berkurang

c) Otot-otot berkurang dan melemah

d) Muka seperti orang tua (oldman’s face)

2.1.7.2 Akibat kelebihan protein

Jika terlalu berlebihan mengkomsumsi protein juga akan sangat

membebani kerja ginjal. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan

tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga

menyebabkan obesitas. Kelebihan protein pada bayi dapat memberatkan ginjal

dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen dan

juga dapat menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amonia darah,

kenaikan ureum darah, dan demam (Ellya, 2010).

2.2 Bahan Makanan Sumber Protein

2.2.1 Jenis Bahan Makanan Sumber Protein

Berdasarkan sumbernya, protein terdapat dua jenis menurut (Budianto,

2009) yaitu sebagai berikut:

1. Protein Hewani

Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana hewan

yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein

hewani. Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan

gabus dan lain-lain. Tabel 2.2 Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

dilihat Pada Lampiran.

2. Protein Nabati

Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-

kacangan lainnya yang mengandung protein tinggi. Kacang kedelai

http://lib.unimus.ac.id

Page 27: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

15

merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai

biologi tertinggi dan sedangkan yang relatif rendah mutunya dalam

sumber protein adalah padi-padian dan hasilnya.Tabel 2.3 Bahan

Makanan Sumber Protein Nabati dilihat Pada Lampiran.

2.2.2 Kelebihan dan kekurangan mutu berdasarkan bahan makanan

Menurut (Setiawan, 2009), dilihat dari sumbernya, ada dua macam protein

yang biasa dikonsumsi manusia. Pertama, protein nabati yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Kedua, protein hewani yang berasal dari hewan ternak dan

hasil perikanan. Dari sudut dua pandang gizi dan ekonomi, kedua macam

protein tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Protein nabati harganya relatif murah, namun asam amino esensial yang

dikandungnya kurang lengkap. Sementara protein hewani walaupun relatif

mahal, kandungan asam amino esensialnya lebih lengkap. Dengan demikian,

jika dilihat dari kualitasnya, protein hewani bisa disebut lebih bermutu

dibandingkan dengan protein nabati, tetapi harganya mahal. Sedangkan

protein nabati harganya murah, tetapi kualitasnya tidak sebaik protein hewani.

Asam amino esensial adalah substansi protein yang diperlukan oleh tubuh

manusia, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri, sehingga harus

dikonsumsi dari luar dalam bentuk makanan. Mengingat hal tersebut, maka

penyediaan protein nabati dan hewani perlu dikombinasikan, agar tubuh

memperoleh asupan protein berkualitas tetapi biaya yang dikeluarkan untuk

membeli makanan tidak terlampau besar.

2.3 Pola Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

2.3.1 Pengertian Pola Konsumsi

Pola konsumsi adalah susunan makan yang mencakup jenis dan jumlah

bahan makanan yang dikonsumsi oleh setiap orang dalam satu hari. Apabila

seseorang mengkonsumsi suatu hidangan dalam jumlah yang cukup dan

seimbang maka kecukupan gizi terpenuhi sehingga dapat menjaga kesehatan

secara optimal. Selain mengkonsumsi suatu hidangan dalam jumlah yang

cukup dan seimbang, keanekaragaman dan ketersediaan sumber pangan

http://lib.unimus.ac.id

Page 28: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

16

hewani dan nabati juga dapat menjaga kesehatan secara optimal.

Ketersediaan pangan hewani dan nabati yang khas di daerah pertanian yaitu

padi-padian, kacang-kacangan, sayur dan buah, daerah pesisir yaitu ikan dan

produk laut dan daerah peternakan yaitu ungga dan daging (Depkes 2011).

Pola konsumsi yang tidak seimbang menyebabkan struktur tubuh anak

Indonesia semakin tidak ideal, yaitu pendek dan gemuk. Tinggi badan anak

laki-laki Indonesia pada umur 5 tahun, rata-rata kurang 6.7 cm dari tinggi

yang seharusnya, sedangkan pada anak perempuan kurang 7.3 cm

(Riskesdas, 2010). Hal ini disebabkan konsumsi makanan sumber protein

terutama pangan hewani masyarakat yang rendah. Berdasarkan Susenas

tahun 2009 rata-rata konsumsi pangan hewani sebesar 148 kkal (61.7 persen

AKE) dari anjuran sebesar 240 kkal. Adapun kegemukan terjadi karena

kelebihan konsumsi makanan sumber karbohidrat dan rendah serat

(Ketahanan Pangan, 2011).

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi

Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992) konsumsi makanan adalah

informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dimakan sesorang atau

kelompok orang (keluarga/rumah tangga) pada waktu tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan serta banyaknya

pangan yang dimakan antara lain:

1. Jenis dan banyaknya pangan yang dikonsumsi dan tersedianya bahan

2. Tingkat Pendapatan

3. Pengetahuan gizi

Menurut Sediaoetama (2008) dalam Yulia (2010), pola konsumsi

rumah tangga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Faktor Ekstrinsik (dari luar diri manusia), seperti: lingkungan alam,

lingkungan sosial, budaya, agama dan ekonomi.

b. Faktor Intrinsik (dari dalam diri manusia), seperti: emosional, keadaan

jasmani, dan kejiwaan yang sakit, pengelolaan gizi dan penilaian

terhadap mutu makanan.

http://lib.unimus.ac.id

Page 29: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

17

Menurut Sulistyononingsih (2012) faktor yang mempengaruhi pola

makan. Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan

makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya

pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, dan lingkungan.

1. Faktor ekonomi

Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi

pangan adalah pendapatan kelurga dan harga. meningkatkan pendapatan

akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan

kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan akan menyebabkan

menurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi pengetahuan gizi yang

cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam

pola makannya sehari-hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan

lebih didasarkan kepada pertimbangan selera dibandingkan aspek gizi.

2. Faktor sosio budaya

Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi

oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh

kepercayaan pada umumnya perlambangan atau nasihat yang dianggap

baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat..

Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar

untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan

yang akan dikonsumsi.

3. Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya islam disebut haram dan

individu yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan terhadap

makanan/minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang

mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi

pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.

4. Pendidikan

http://lib.unimus.ac.id

Page 30: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

18

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan

berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan

kebutuhan gizi. Salah satu contoh prinsip yang dimiliki seseorang dengan

pendidikan rendah biasanya adalah yang penting menyenangkan,

sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok bahan makanan yang lain. Sebaliknya,

kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan

memilih bahan makanan sumber protein dan akan berusaha

menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi lain.

5. Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan

perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan

keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun

cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat berpengaruh besar

terhadap pola makan seseorang. Kesukaan seseorang terhadap makanan

terbentuk dari kebiasaan yang terdapat dalam keluarga.

2.3.3 Metode Pengukuran Konsumsi Pangan

2.3.3.1 Metode Food Recall

Metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan

makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam data yang diperoleh bersifat

kualitatif . Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah

konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat

URT ( sendok, gelas, piring dan lain-lain). Jika pengukuran dilakukan hanya

satu kali ( 1 x 24 jam ), maka data yang diperoleh kurang representative untuk

menggambarkan kebiasaan individu. Sebaiknya recall 24 dilakukan berulang-

ulang dengan hari yang tidak berturut-turut (Suparisa, 2002).

2.3.3.2 Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang

frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan selama periode

tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Kuesioner frekuensi makanan

http://lib.unimus.ac.id

Page 31: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

19

meliputi daftar makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada

periode tertentu. Bahan makanan yang terdapat dalam daftar kuesioner

tersebut merupakan konsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh

responden (Supariasa,2002)

2.3.3.3 Frekuensi Pangan Semikuantitatif

Metode kuesioner frekuensi pangan (FFQ) sebenernya bersifat kualitatif

karena hanya menampilkan frekuensi pangan menurut kelompok pangan atau

sumber-sumber pangan kaya zat gizi tertentu yang diteliti. Modifikasi yang

dilakukan pada frekuensi konsumsi pangan dengan cara menambahkan

patokan rumah tangga ( URT) dan berat pangan (g). berat pangan yang

ditampilkan biasanya dalam porsi sedang disamping frekuensi pangan yang

sudah tersedia pada formulir FFQ. Seringkali dilapangan pangan yang

dikonsumsi dalam porsi kecil dan besar sehingga disediakan kolom ukuran

porsi kecil, sedang, dan besar untuk memudahkan pencacatan data sesuai

situasi yang dihadapi (Supariasa,2002)

2.4 Tipe-tipe wilayah

2.4.1 Pantai

Secara umum topografi di daerah pantai 0-500 meter di atas permukaan

laut. Topografi daerah pantai dalam penelitian ini degan ketinggian 1,00 meter

di atas permukaan laut dan berada dipinggir pantai, tetapi tidak berada di

pesisir pantai. Dilihat dari keadaan geografis dan sumber daya perairan,

masyarakat di daerah pantai sebagian besar adalah nelayan yang banyak

mengkonsumsi makanan sumber protein hewani yang berasal dari laut seperti

ikan (Auliya,2015).

2.4.2 Dataran Rendah

Topografi di daerah dataran rendah secara umum 0-200 meter di atas

permukaan laut. Topografi daerah dataran rendah dalam penelitian ini dengan

ketinggian 47 meter diatas permukaan laut. Dataran rendah merupakan daerah

tempat untuk konsentrasi penduduk, karena itu daerah dataran rendah sangat

http://lib.unimus.ac.id

Page 32: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

20

cocok untuk pemukiman penduduk dengan pola konsentris. Aktivitas

penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan tambak,

Bidang pertanian, perkebunan dan perikanan bisa dikembangkan karena

tersedianya air yang cukup, disamping iklimnya yang menunjang untuk

pertumbuhan tanaman dataran rendah (Sutarto, 2008).

2.4.3 Dataran Tinggi

Ketinggian tempat satu wilayah dapat dikategorikan sebagai dataran

tinggi, jika berada pada ketinggian diatas 700m dpl, sedang dengan kisaran

ketinggian 200-700m dpl, dan ketinggian tempat kurang dari 200m dpl

termasuk dataran rendah (Ratnasari dan Krisantini, 2007).

Topografi daerah dataran tinggi dalam penelitian ini dengan ketinggian 235

diatas permukaan laut. Masyarakat di daerah dataran tinggi sebagian besar

adalah petani sawah atau ladang sehingga lebih banyak mengkonsumsi

makanan sumber karbohidrat dan protein nabati. (Auliya, 2015).

http://lib.unimus.ac.id

Page 33: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

21

2.5 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka konsep perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber

protein keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi

Tipe Wilayah

Agama

Sosio Budaya

Ekonomi

Pendidikan

Pengetahuan

Pola Konsumsi Bahan

Makanan Sumber Protein

Pola Konsumsi

Bahan Makanan

Sumber Protein

Hasil Alam

Sumber Protein

Lingkungan

sosial

Ketersediaan

bahan makanan

sumber protein

Tipe Wilayah

http://lib.unimus.ac.id

Page 34: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

22

2.7 Hipotesa

1. Ada perbedaan jumlah bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi

keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

2. Ada perbedaan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga di

daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

3. Ada perbedaan keragaman bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi

keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

4. Ada perbedaan tingkat keragaman bahan makanan sumber protein yang

dikonsumsi keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

5. Ada Perbedaan pola konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga di daerah

pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 35: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian analitik dengan desain penelitian

belah lintang (cross sectional) dan menggunakan metode survei.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Brandarharjo Kecamatan Semarang

Utara yang mewakili daerah pesisir pantai, Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang yang mewakili daerah dataran rendah, Kelurahan Bubakan

Kecamatan Mijen yang mewakili daerah dataran tinggi di Semarang, Jawa

Tengah. Penetapan tipe daerah tersebut, didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

1. Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara mewakili daerah pantai,

karena daerah itu memiliki ketinggian 1,00 meter di atas permukaan laut dan

berada diwilayah tepi pantai/pesisir. Kriteria daerah pantai adalah memiliki

ketinggian 0 m sampai dengan 500 m diatas permukaan laut.

2. Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang mewakili dataran rendah, karena

memiliki ketinggian 47 meter di atas permukaan laut. Kriteria daerah dataran

rendah adalah memiliki ketinggian 0 m sampai dengan 200 m diatas

permukaan laut.

3. Kelurahan Bubakan Kecamatan Mijen mewakili dataran tinggi, karena

memiliki ketinggian 235 meter di atas permukaan laut.Kriteria dataran tinggi

adalah memiliki ketinggian 200 m sampai dengan 700 m diatas permukaan

laut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penyusunan Proposal : Juli - September 2015

Pengambilan Data dan Penelitian : Oktober - Desember 2015

Analisis Data dan Penyusunan Laporan : April- Juni 2016

http://lib.unimus.ac.id

Page 36: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

24

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh keluarga di jawa tengah yang

dikelompokkan menjadi keluarga yang tinggal di daerah pantai, dataran

rendah dan dataran tinggi.

3.3.2 Sampel

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) sesuai

dengan tipe daerah yang akan diteliti. Pengambilan sampel keluarga di setiap

kelurahan,dilakukan dengan metode simple random sampling (acak

sederhana). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 keluarga pada

setiap kelurahan sesuai dengan teori Bailey Sampel yang diambil dalam

penelitian adalah ≥ 30 yang menggunakan analisa statistik (Hasan, 2002).

Langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut

Gambar 3.1 Cara Pengambilan Sampel

Pantai 1,00 mdpl

Dataran Rendah 47 mdpl

Dataran Tinggi

235 mdpl

30 keluarga 30 keluarga 30 keluarga

Jawa Tengah

Kelurahan Bandarharjo

12 RW

Kelurahan Rowosari

9 RW

Kelurahan Bubakan

3 RW

Purposive

Acak

4759 KK 3214 KK 804 KK

Acak

http://lib.unimus.ac.id

Page 37: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

25

3.4 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah :

3.4.1 Variabel Bebas : tipe wilayah

3.4.2 Variabel Terikat :pola konsumsi bahan makanan sumber protein

keluarga

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Opersaional Instrumen Hasil Ukur Skala

1. Pola konsumsi bahan

makanan sumber

protein

Keragaman, jumlah

dan frekuensi bahan

makanan sumber

protein yang

dikonsumsi keluarga

- Form Recall

- Metode Food

Recall 3x24 jam

berselang

- -

2. Jumlah bahan

makanan sumber

protein

Jumlah bahan

makanan sumber

protein yang

dikonsumsi keluarga

- Form Recall

- Metode food

recall 3x24 jam

berselang

Gram/kapita/hari Interval

3. Keragaman Jenis-jens bahan

makanan sumber

protein yang

dikonsumsi keluarga

- Form recall - Nominal

4. Tingkat keragaman Banyaknya jenis bahan

makanan sumber

protein yang

dikonsumsi keluarga

- Form Recall - Jenis berkisar

antara 0-6 jenis

(ternak besar,

ternak

kecil,ikan laut,

makanan laut

non ikan, ikan

tawar, nabati)

Interval

5. Frekuensi konsumsi

bahan makanan

sumber protein

Jumlah frekuensi atau

kekerapan keluarga

dalam mengkonsumsi

bahan makanan

sumber protein

- Metode food

frequency

- Kali/perbulan Interval

6. Tipe Wilayah Dibedakan menurut

topografi wilayah

- Monografi - Pantai

- Dataran rendah

- Dataran tinggi

Nominal

http://lib.unimus.ac.id

Page 38: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

26

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Data primer

Data yang diambil langsung dalam penelitian ini adalah identitas sampel

atau responden, data pola konsumsi, jumlah, tingkat keragaman, keragaman

serta frekuensi

1. Data responden

2. Data pola konsumsi dan jumlah didapatkan dengan cara recall menggunakan

from recall

3. Data keragaman dan tingkat keragaman bahan makanan sumber protein

didapatkan dengan cara recall menggunakan kuesioner konsumsi bahan

makanan sumber protein

4. Data Frekuensi kekerapan keluarga dalam mengonsumsi bahan makanan

sumber protein dengan cara FFQ ( food frequency) menggunakan formulir

FFQ ( food frequency)

3.6.2. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan adalah jumlah penduduk berdasarkan kartu

keluarga, data karakteristik dan profil lokasi penelitian yang diperoleh

dengan mencatat data yang sudah ada meliputi gambaran umum dan profil

lokasi penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Lembar persetujuan (informed consent) menjadi responden yang diisi

langsung oleh responden, dan dilakukan sebelum wawancara.

2. Formulir recall untuk mengetahui konsumsi protein dalam satu keluarga

3. Formulir FFQ ( food frequency) untuk mengetahui kekerapan keluarga

dalam mengonsumsi bahan makanan sumber preotein

http://lib.unimus.ac.id

Page 39: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

27

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan meliputi : pengkodean data dan

tabulasi. Pengkodean data dilakukan untuk memudahkan data masuk

kedalam SPSS untuk selanjutnya dilakukan analisis data, sedangkan

tabulasi digunakan untuk menggambarkan hasil jawaban dari responden.

Kuesioner terdiri dari 4 bagian, bagian yang pertama untuk melihat

keragaman yaitu jenis-jenis bahan makanan sumber protein di daerah

pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Dilakukan secara kualitatif

dengan menginfentaris jenis bahan makanan sumber protein yang

dikonsumsi keluarga sesuai hasil recall.

Bagian kedua adalah menghitung jumlah bahan makanan sumber

protein keluarga di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi,

sebagai hasil recall 3x 24 jam. Dihitung dalam gram perkapita perhari.

Bagian ketiga adalah megukur frekuensi atau kekerapan keluarga

mengonsumsi bahan makanan sumber protein. Di daerah pantai, dataran

rendah dan dataran tinggi dengan menggunakan FFQ ( food frequency).

Bagian keempat adalah mengukur tingkat keragaman bahan

makanan sumber protein, yaitu banyaknya jenis bahan makanan sumber

protein yang dikonsumsi keluarga sebagai hasil FFQ. Banyaknya jenis

bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi keluarga akan berkisar

antara 0 – 6 jenis (ternak besar,ternak kecil, ikan laut, makanan non laut,

ikan tawar dan nabati).

3.8.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan

analitik. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis perbedaan

keragaman atau jenis bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi

keluarga di tiga tipe daerah pantai,dataran rendah dan dataran tinggi.

Analitik untuk menganalisis perbedaan tingkat keragaman, jumlah, dan

http://lib.unimus.ac.id

Page 40: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

28

frekuensi bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi keluarga di

daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Data-data yang telah

diperoleh kemudian ditabulasi dan dilakukan uji statistik spss 16.0. yaitu

uji beda rata-rata menggunakan uji ANOVA untuk melihat perbedaan

rata-rata jumlah, frekuensi dan tingkat keragaman bahan makanan

sumber protein.

http://lib.unimus.ac.id

Page 41: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Wilayah Pantai

Desa Bandarharjo terdiri dari 12 RW dan 112 RT. Desa Bandarharjo

Kecamatan Semarang Utara mempunyai luas wilayah 17,35 ha dengan

jumlah penduduk 2.899 jiwa yang terdiri dari 1.299 laki-laki dan 1.600

perempuan. Secara umum desa Bandarharjo termasuk dataran rendah

342.00 ha, tepi pantai/pesisir 2.00 ha, aliran sungai 3.00 ha, dan bantaran

sungai 15.00 ha. Suhu rata-rata 34oC. Batas wilayah desa Bandarharjo, di

sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan

dengan Jl. Mpu Tantular, sebelah selatan berbatasan dengan kali semarang

sedangkan sebelah barat berbatasan dengan kali semarang. Jarak tempuh ke

kecamatan 4 km, jarak tempuh dari ibu kota kabupaten 6 km. Mata

pencaharaian masyarakat Bandarharjo sebagian besar adalah nelayan,

tingkat pendidikan tertinggi lulusan SMA, sedangkan pendapataan kepala

keluarga termasuk pendapatan menengah (Profil Desa dan Kelurahan

Bandarharjo, 2015).

4.1.2 Wilayah Dataran Rendah

Desa Rowosari terdiri dari 9 RW dan 43 RT. Desa Rowosari

Kecamatan Tembalang mempunyai luas wilayah 719.577 ha dengan jumlah

penduduk 11.614 jiwa yang terdiri dari 5.707 laki-laki dan 5.907

perempuan. Secara umum desa Rowosari ketinggian tanah dari permukaan

laut 47 mm, banyak curah hujan 2.055 mm/Th, Topografi Dataran Rendah.

Suhu rata-rata 30oC. Hasil tani padi palawija 11 ha, 198 ton. Batas wilayah

desa Rowosari, di sebelah utara berbatasan dengan desa kebunbatur

kabupaten demak, sebelah timur berbatasan dengan desa banyumeneng

kabupaten demak, sebelah selatan berbatasan dengan desa kalikayen

kabupaten semarang sedangkan sebelah barat berbatasan dengan kelurahan

http://lib.unimus.ac.id

Page 42: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

30

meteseh kecamatan tembalang. Jarak tempuh ke kecamatan 3 km, jarak

tempuh dari kotamadya dati II 15 km. Mata pencaharian masyarakat daerah

rowosari adalah pertukangan, tingkat pendidikan tertinggi adalaah SMA

(sekolah menengah atas), tingkat pendapatan menengah kebawah

(Monografi Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang, 2015.

4.1.3 Wilayah Dataran Tinggi

Desa Kuncen Kelurahan Bubakan Kecamatan Mijen terdiri dari 3

RW dan 11 RT. Desa Kuncen mempunyai luas wilayah 124.399 ha dengan

jumlah penduduk 2.217 jiwa yang terdiri dari 1.154 laki-laki dan 1.079

perempuan. Secara umum Desa Kuncen ketinggian tanah dari permukaan

laut 235 dpl, banyak curah hujan 2.000 mm/Th. Suhu rata-rata 17oC. Hasil

tani padi 28.88 ha, 3 ton, jagung 1.03 ha, 0.3 ton, ketela pohon 2.05 ha, 1,5

ton, ketela rambat 1.07 ha, 0,5 ton, kacang tanah 2.05 ha, 1,5 ton, sayuran

2,06 ha, 1.8 ton dan buah-buahan 8.60 ha, 7.08 ton. Batas wilayah desa

kuncen, di sebelah utara berbatasan dengan kelurahan tambangan, sebelah

timur berbatasan dengan kelurahan cangkiran, sebelah selatan berbatasan

dengan desa kliris sedangkan sebelah barat berbatasan dengan kelurahan

karang malang. Jarak tempuh dengan kelurahan 04 km dan jarak tempuh

ibukota 24 km. Mata pencaharian masyarakat daerah Bubakan sebagian

besar adalah buruh industri, tingkat pendidikan tertinggi adalah lulusan

SLTP (Sekolah Menengah Pertama), tingkat pendapatan termasuk

menengah (Monografi Kelurahan Bubakan Kecamatan Mijen, 2015).

4.2 Karekteristik Tipe Wilayah

Sampel dari masing-masing wilayah 30 keluarga, diambil secara acak

sederhana, baik di daerah pantai, dataran rendah maupun dataran tinggi.

Adapun jumlah populasi di daerah pantai 4,759 keluarga, dataran rendah

3,214 keluarga dan dataran tinggi 804 keluarga.

http://lib.unimus.ac.id

Page 43: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

31

Tabel 4.1 Distribusi Keluarga Responden Menurut Jumlah

Anggota Keluarga dan Tipe Wilayah

No. Tipe Wilayah Jumlah Anggota Keluarga Total

1-3 4-6 7-10

1. Kelurahan Bandarharjo 11 18 4 30

2. Kelurahan Rowosari 15 14 1 30

3. Kelurahan Bubakan 7 23 - 30

Jumlah 33 55 5 90

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata besar keluarga tertinggi

adalah Kelurahan Bandarharjo 3,50±1,00 dan terendah adalah kelurahan

bubakan 4,20±1,03. Rata-rata besar keluarga di Kelurahan Bandarharjo

adalah 4,30±1,82 orang, Kelurahan Rowosari adalah 3,50 orang dan

Kelurahan Bubakan 4,20±1,03 orang.

4.3. Keragaman (Jenis) Bahan Makanan Sumber Protein

Berdasarkan hasil penelitian, keragaman konsumsi bahan makanan

sumber protein menurut wilayah yaitu daerah pantai, dataran rendah dan

dataran tinggi dapat dibaca pada tabel 4.2

http://lib.unimus.ac.id

Page 44: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

32

Tabel 4.2 Keragaman (jenis) Bahan Makanan Sumber Protein

Keluarga menurut Tipe Wilayah

No Bahan Makanan Sumber

Protein

Pantai Dataran Rendah Dataran Tinggi

1. Daging Sapi √ √ √

2. Daging Kambing √ √ √

3. Babat - - √

4. Telur Ayam √ √ √

5. Telur Puyuh √ √ √

6. Telur Asin √ √ √

7. Ikan √ √ √

8. Kerang √ - √

9. Kepiting √ - -

10. Udang √ √ √

11. Cumi-cumi √ - √

12. Daging Ayam √ √ √

13. Bebek - √ √

14. Susu √ √ √

15. Kacang Tanah √ √ √

16. Kacang hijau √ √ √

17. Kacang Mete √ - -

18. Tempe √ √ √

19. Tahu √ √ √

20. Tempe Gembus √ √ √

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jenis bahan makanan

sumber protein yang dikonsumsi keluarga di daerah pantai, dataran rendah

dan dataran tinggi. Jenis bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi

http://lib.unimus.ac.id

Page 45: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

33

keluarga di daerah pantai adalah daging sapi, daging kambing, telur ayam,

ikan, udang, cumi-cumi, kepiting, kerang, daging ayam, telur puyuh, telur

asin, dan susu sebagai sumber protein hewani dan tempe, tahu, tempe

gembus, kacang hijau, kacang tanah, dan kacang mete sebagai sumber

protein nabati.

Jenis bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi keluarga di

daerah dataran rendah yang dikonsumsi keluarga adalah telur ayam, telur

puyuh, ikan, daging ayam, telur asin, bebek, susu, daging sapi, daging

kambing dan udang sebagai sumber protein hewani dan kacang hijau,

kacang tanah, tempe, tahu, dan tempe gembus sebagai sumber protein

nabati.

Jenis bahan makanan sumber protein yang dikonsumsi keluarga di

daerah dataran tinggi yang dikonsumsi keluarga adalah daging sapi, daging

kambing, babat, telur ayam, telur asin, kerang, ikan, udang, cumi-cumi,

daging ayam, bebek, susu, dan telur puyuh sebagai sumber protein hewani

kacang tanah, kacang hijau, tempe, tahu, dan tempe gembus. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keragaman bahan

makanan sumber protein yang dikonsumsi di daerah pantai, dataran rendah

dan dataran tinggi.

Responden di daerah pantai cenderung mengkonsumsi bahan

makanan sumber protein hewani yang berasal dari laut seperti ikan segar

dan hasil olahannya. Menurut Auliya (2015), dilihat dari keadaan geografi

dan sumber daya perairan, masyarakat di daerah pantai sebagian besar

banyak mengkonsumsi makanan sumber protein hewani yang berasal dari

laut seperti ikan, Bahan makanan sumber protein didaerah pantai dapat

terpenuhi setiap hari dengan baik.

Daerah dataran rendah dominan mengkonsumsi bahan mkanan

sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan olahannya (tahu dan

tempe). Konsumsi bahan makanan sumber protein hewani telur ayam dan

daging ayam.

http://lib.unimus.ac.id

Page 46: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

34

Menurut Auliya (2015) daerah dataran tinggi sebagian besar

mengkonsumsi bahan makanan sumber protein nabati. Masyarakat di

daerah pegunungan sebagian besar adalah petani sawah atau ladang

sehingga lebih banyak mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat dan

protein nabati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan makanan

sumber protein di daerah dataran tinggi lebih beragam dibandingkan

dengan daerah dataran rendah dan dearah pantai. Walaupun tinggal di

daerah dataran tinggi, tetapi masyarakat sering mengkonsumsi bahan

makanan sumber protein dari hasil laut seperti udang, kerang, cumi-cumi

dan ikan asin, serta ikan tawar, selain mengkonsumsi tahu tempe dan hasil

ternak kecil seperti ayam serta telur ayam, Hal ini disebabkan karena

masing-masing keluarga tidak kesulitan dalam memperoleh berbagai jenis

bahan makanan yang dibutuhkan dikarenakan akses memperolehnya yang

mudah. Selain mendapatkan dengan membeli dari pedagang keliling,

warung, atau pasar.

4.3.1 Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

Berdasarkan Tipe Wilayah

Rata-rata tingkat keragaman bahan makanan sumber protein hewani

tertinggi adalah dataran tinggi 10,43±3,84 dan terendah dataran rendah

7,73±3,65.

Uji beda rata-rata tingkat keragaman bahan makanan sumber protein

hewani menggunakan uji ANOVA, hasilnya adalah p-value 0,020 (p-value

< 0,05) menunjukkan ada perbedaan tingkat keragaman bahan makanan

sumber protein hewani antara daerah pantai, dataran rendah dan dataran

tinggi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 47: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

35

Gambar 4.1 Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber

Protein Hewani Menurut Tipe Wilayah

4.3.2 Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

Yang Dikonsumsi Keluarga Menurut wilayah.

Tingkat keragaman bahan makanan sumber protein nabati tertinggi

adalah pantai 5,50±1,16 dan terendah dataran tinggi 5,14±1,45.

Uji beda rata-rata tingkat keragaman bahan makanan sumber protein

nabati menggunakan uji ANOVA, hasilnya adalah p-value 0,604 (p-value >

0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan antara tingkat keragaman bahan

makanan sumber protein nabati di daerah pantai, dataran rendah dan

dataran tinggi. Hal ini disebabkan setiap hari responden di daerah pantai,

dataran rendah dan dataran tinggi mengkonsumsi protein nabati seperti tahu

dan tempe.

http://lib.unimus.ac.id

Page 48: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

36

Gambar 4.2 Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber

Protein Nabati Menurut Tipe Wilayah

4.4 Jumlah Bahan Makanan Sumber Protein yang Dikonsumsi Keluarga

Berdasarkan Tipe Wilayah

Daerah pantai konsumsi bahan makanan sumber protein 117,56

gram/kapita/hari, yang terdiri dari bahan makanan sumber protein hewani

59,31 gram/kapita/hari dan nabati 58,24 gram/kapita/hari. Daerah dataran

rendah konsumsi bahan makanan sumber protein 154,25 gram/kapita/hari,

yang teridiri dari bahan makanan sumber protein hewani 51,49

gram/kapita/hari dan nabati 103,33 gram/kapita/hari, sedangkan di daerah

dataran tinggi konsumsi bahan makanan sumber protein 154,40

gram/kapita/hari yang terdiri dari hewani 77,50 gram/kapita/hari dan nabati

75,56 gram/kapita/hari.

Konsumsi bahan makanan sumber protein hewani tertinggi adalah

daerah dataran tinggi 77,50 gram/kapita/hari dan terendah adalah daerah

dataran rendah 51,49 gram/kapita/hari. Hal ini disebabkan responden

daerah dataran tinggi mengkonsumsi bahan makanan lebih beragam

dibandingkan daerah dataran rendah dan pantai,walaupun responden

tinggal di daerah dataran tinggi responden dataran tinggi sering

mengkonsumsi bahan makanan sumber protein hasil laut seperti ikan,

sedangkan konsumsi bahan makanan sumber protein nabati tertinggi

adalah daerah dataran rendah 103,33 gram/kapita/hari dan terendah adalah

daerah pantai 58,24 gram/kapita/hari.

http://lib.unimus.ac.id

Page 49: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

37

Apabila dibandingkan dengan PPH (pola pangan harapan) konsumsi

bahan makanan sumber protein hewani dari masing-masing wilayah masih

kurang dibandingkan standar konsumsi ideal sebesar 150 gram/kapita/hari

(Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, 2012). Konsumsi

protein hewani di wilayah pantai 39,54%, dataran rendah 34,33%,

sedangkan dataran tinggi 51,67%, belum mencukupi kebutuhan protein

hewani yang ideal baik di wilayah pantai,dataran rendah dan dataran tinggi.

Berdasarkan pemenuhan kebutuhan protein masyarakat masih

tertumpu pada protein nabati idealnya protein hewani minimal 50% dari

total konsumsi protein hewani untuk mencapai kualitas sumberdaya

manusia yang baik dan mampu bersaing pada tataran global (Widyakara

Nasional Pangan dan Gizi No.IX, 2008).

Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan

harga terjangkau sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat

rumah tangga. Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan

berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan (Bappenas, 2011).

Uji beda rata-rata konsumsi bahan makanan sumber protein

menggunakan uji ANOVA, hasilnya adalah p-value 0,008 (p-value > 0,05)

menunjukkan ada perbedaan antara konsumsi bahan makanan sumber

protein daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

Gambar 4.3 Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

Menurut Tipe Wilayah

http://lib.unimus.ac.id

Page 50: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

38

Uji beda rata-rata konsumsi bahan makanan sumber protein hewani

menggunakan uji ANOVA, hasilnya adalah p-value 0,001 (p-value < 0,05)

menunjukkan ada perbedaan antara konsumsi bahan makanan sumber

protein hewani daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Rata-rata

konsumsi bahan makanan sumber protein hewani tertinggi adalah daerah

dataran tinggi 77,5 gram/kapita/hari dan terendah adalah dataran rendah

51,49 gram/kapita/hari. Hal ini disebabkan karena responden daerah

dataran tinggi mengkonsumsi bahan makanan sumber protein hewani lebih

beragam dibandingkan dengan daerah dataran rendah, responden dataran

tinggi lebih sering mengkonsumsi bahan makanan sumber protein hewani

dari hasil laut seperti ikan, udang, cumi-cumi dan lain-lain dikarenakan

akses untuk mendapatkan bahan makanan sumber protein hewani dari hasil

laut mudah, sedangkan responden dataran rendah sering mengkonsumsi

bahan makanan sumber protein nabati dari kacang-kacangan dikarenakan

tingkat pendapatan rendah.

Gambar 4.4 Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber

Protein Hewani

Uji beda rata-rata konsumsi bahan makanan sumber protein nabati

menggunakan uji ANOVA, hasilnya adalah p-value 0,001 (p-value < 0,05)

menunjukkan ada perbedaan antara konsumsi bahan makanan sumber

protein nabati daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Rata-rata

http://lib.unimus.ac.id

Page 51: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

39

konsumsi bahan makanan sumber protein nabati tertinggi adalah daerah

dataran rendah 103,33 gram/kapita/hari dan terendah daerah pantai 58,24

gram/hari/kapita. Protein nabati kacang-kacangan seperti kedelai, dapat

menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein dan pola makan,

namun ketersediaan aneka kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati,

relatif masih kurang (Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI,

2012).

Gambar 4.5 Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

Nabati

4.5. Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

4.5.1 Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani Keluaraga

Menurut Tipe Daerah

Rata-rata frekuensi konsumsi sumber protein hewani. Frekuensi

sumber protein tertinggi adalah di daerah dataran tinggi 35,43±16,46

x/bulan, sedangkan frekuensi terendah di daerah dataran rendah

21,17±13,49 x/bulan.

Hal ini dikarenakan daerah dataran tinggi setiap hari mengkonsumsi

sumber protein hewani, sedangkan di daerah dataran rendah tidak setiap

hari mengkonsumsi sumber protein hewani sebagian besar mengkonsumsi

sumber protein nabati.

Daerah pantai rata-rata konsumsi protein hewani 32,17±18,89

x/bulan. Bahan makanan yang sering dikonsumsi di daerah pantai adalah

http://lib.unimus.ac.id

Page 52: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

40

ikan, daging ayam, dan telur ayam, konsumsi daging sapi dan daging

kambing sangat rendah. Tingginya tingkat konsumsi ikan laut dan ikan air

tawar serta udang disebabkan tingkat ketersediaan konsumsi ikan laut dan

ikan air tawar serta udang pada wilayah pesisir, Firmansyah dan Farhan

(2014).

Daerah dataran rendah bahan makanan sumber protein yang sering

dikonsumsi adalah sumber protein nabati seperti tahu tempe, sumber

protein hewani yang sering dikonsumsi telur ayam, sedangkan konsumsi

sumber protein yang paling rendah adalah daging sapi, daging kambing dan

makanan hasil laut seperti ikan,cumi-cumi kerang dan kepiting.

Daerah dataran tinggi bahan makanan sumber protein yang sering

dikonsumsi adalah ikan, udang, cumi-cumi, kerang, daging ayam, dan telur

ayam. Sedangkan sumber bahan makanan sumber protein yang jarang

dikonsumsi adalah daging kambing dan daging sapi.

Umumnya masyarakat daerah pantai, dataran rendah dan dataran

tinggi mengkonsumsi daging sapi dan daging kambing apabila ada hajatan

atau pada waktu perayaan seperti idul Fitri atau idul Adha.

Uji beda rata-rata frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein

hewani menggunakan uji ANOVA hasilnya adalah p-value 0,003 (p-value

< 0,005) menunjukkan ada perbedaan frekuensi konsumsi bahan makanan

sumber protein hewani di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan Umami (2014) bahwa ada perbedaan yang

nyata frekuensi konsumsi daging, telur, ikan pindang dan susu diantara

perkotaan dan perdesaan.

http://lib.unimus.ac.id

Page 53: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

41

Gambar 4.6 Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber

Protein Hewani

4.5.2 Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Nabati Keluarga

Menurut Tipe Daerah

Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein nabati di daerah

pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Rata-rata frekuensi konsumsi

bahan makanan sumber protein nabati yang paling tinggi adalah di daerah

pantai 47,70±22,86 x/bulan, sedangkan rata-rata frekuensi bahna makanan

sumber protein nabati terendah adalah daerah dataran tinggi 40,20±27,46

x/bulan.

Protein nabati seperti kacang-kacangan dan olahannya (tahu tempe)

dikonsumsi 1-2 kali dalam sehari, baik di daerah pantai, dataran rendah

maupun dataran tinggi. Hal ini dikarenakan harga tempe tahu terjangkau

dan mudah untuk didapatkan oleh masyarakat.

Uji beda rata-rata frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein

nabati menggunakan uji ANOVA hasilnya adalah p-value 0,520 (p-value >

0,005) menunjukkan tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi bahan

makanan sumber protein nabati di daerah pantai, dataran rendah dan

dataran tinggi. Rendahnya konsumsi protein hewani sangat erat

hubungannya dengan daya beli masyarakat. Namun protein nabati dari

kacang-kacangan seperti kedelai, dapat menjadi alternatif untuk memenuhi

kebutuhan protein dan pola makan namun ketersediaan aneka kacang-

http://lib.unimus.ac.id

Page 54: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

42

kacangan sebagai sumber protein nabati, relatif masih kurang memadai

(Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, 2012).

`Gambar 4.7 Rata-Rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan

Sumber Protein Nabati

http://lib.unimus.ac.id

Page 55: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Rata-rata jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga

di daerah pantai adalah 117,56 gram/kapita/hari. Tingkat keragaman

daerah pantai adalah 18 jenis, sumber protein yang paling sering

dikonsumsi keluarga di daerah pantai adalah ikan, telur ayam, daging

ayam. Bahan makanan sumber protein yang paling sedikit

dikonsumsi adalah daging sapi dan daging kambing. Rata-rata

frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein hewani dalam

sebulan adalah 32,17±18,89 kali dan protein nabati 47,7±22,86 kali.

2. Rata-rata jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga

di daerah dataran rendah adalah 154,25 gram/kapita/hari. Tingkat

keragaman daerah dataran rendah adalah 15 jenis, sumber protein

yang paling sering dikonsumsi tahu, tempe, dan telur ayam. Bahan

makanan sumber protein yang paling sedikit dikonsumsi daging sapi,

daging kambing, ikan, cumi-cumi,kerang dan kepiting. Rata-rata

frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein hewani dalam

sebulan adalah 21,17±13,49 kali dan protein nabati 44,13±25,43 kali.

3. Rata-rata jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein keluarga

di daerah dataran tinggi adalah 154,40 gram/kapita/hari. Tingkat

keragaman daerah dataran tinggi adalah 18 jenis, sumber protein

yang paling sering dikonsumsi ikan, udang, cumi-cumi, kerang,

daging ayam, dan telur ayam. Bahan makanan sumber protein yang

paling sedikit dikonsumsi daging sapi dan daging kambing. Rata-rata

frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein hewani dalam

sebulan adalah 35,43±16,46 kali dan protein nabati 40,2±27,46 kali.

4. Ada perbedaan tingkat keragaman bahan makanan sumber protein

hewani di daerah pantai, dataran dataran rendah dan dataran tinggi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 56: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

44

5. Tidak ada perbedaan tingkat keragaman bahan makanan sumber

protein nabati di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

6. Ada perbedaan jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein

daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

7. Ada perbedaan jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein

hewani di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

8. Ada perbedaan jumlah konsumsi bahan makanan sumber protein

nabati di daearah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

9. Ada perbedaan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein

hewani di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

10. Tidak perbedaan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein

nabati di daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

5.2 Saran

Dinas Kesehatan Kota Semarang melalui Puskesmas setempat, perlu

meningkatkan pendidikan kesehatan, khususnya promosi gizi untuk

meningkatkan konsumsi protein hewani kepada masyarakat wilayah

pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.

http://lib.unimus.ac.id

Page 57: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

45

DAFTAR PUSTAKA

Adrian. M., dan Wirjatmadi. B., 2012 Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.

Kencana. Jakarta

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedika Pustaka

Utama.Jakarta.

Anugerah, Y.G.I. 2015. Diversifikasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pedesaan di

Desa Sukolilo Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Jurnal Universitas

Abdurachman Saleh Situbondo. Situbondo.

Apriani S dan Baiwati F.Y, ( 2011), Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Pedesaan dan Perkotaan.

Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi.IPB. Bogor.

Auliya,Cholida,. 2015. Profil Status Gizi Balita Ditinjau Dari Topografi Wilayah

Tempat Tinggal ( Studi Di wilayah Pantai dan Di wilayah Punggung Bukit

Kabupaten Jepara). Skripsi Unnes. Semarang.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2011. Rencana Aksi Nasional

Pangan dan Gizi 2011 – 2015. Kementrian Perencanaan Pembangunan

Nasional (BAPPENAS). Jakarta.

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI.2012. ROADMAP Diversifikasi

Pangan 2011-2015. Jakarta

Briawan Dodik., 1990. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Jurusan Gizi

Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Budianto, A. K. 2009. Pangan Gizi dan Pembangunan Manusia, Dasar-Dasar Ilmu

Gizi. Malang.

Depkes. 2011. Strategi nasional penerapan pola konsumsi aktivitas fisik untuk

mencegah penyakit tidak menular. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat

Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Devi, Nirmala.2010.Nutrition and Foot untuk Keluarga. Kompos Nusantara. Jakarta

Selatan.

Ellya. S.E. 2010. Metodelogi Penelitian Untuk Mahasiswa Kesehatan. Jakarta.

Transfomedia.

Firmansyah dan Farhan Muhammad. 2014. Analisis Pola Konsumsi Daging Sapi

pada Masyarakat Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Fakultas

http://lib.unimus.ac.id

Page 58: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

46

Peternakan Universitas Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol.XVII

No. 2

Hakim.A.Buddin., Suharyanto., dan Hidajat., Krisna., Wahju. 2012. Efektivitas

Penanggulangan Abarsi Menggunakan Bangunan Pantai di pesisir Kota

Semarang.

Hardinsyah dan Martianto. D. 1992. Gizi Terapan. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan . Dijen Tinggi IPB. Bogor.

Hasan.M., Iqbal. 2002. Pokok - Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia

Indonesia.

Hayami, Y dan Kikuchi, M. 1987. Dilema Ekonomi Desa, Suatu Pendekatan

Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia. Terjemahan oleh Sahara,

D. Noer. Penerbit yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Listari. T. S., 2005. Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Status Gizi

Anak Balita di Daerah Pantai dan Daerah Pegunungan Kecamatan Mlonggo

Kabupaten Jepara. KTI Unimus. Semarang.

Notoadmojo, Soekidjo.2002. Metode Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 tahun 2013. Angka Kecukupan Gizi yang

Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.

Ratnasari, J. Dan Krisantini, 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga, Penebar Swadaya,

Bogor. Halaman 69-71.

Rikesdas. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Sayekti, A.A.S.2001. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beberapa

Bahan Pangan Penting dalam Pola konsumsi Pangan Rumah Tangga di

Indonesia. Disertasi. Bandung. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Setiawan, N. 2009. Daging dan Telur Ayam Sumber Protein Murah. Unpad.

Bandung.

Setiawan., Suhartini,. B, Hamid.Y (2013). Analisis Pola konsumsi Pangan Rumah

Tangga Studi Kasus di Kecamatan Barat Kota Tarakan Provinsi Kalimantan

Timur. No.3 (XIII). P: 1412-1425.

Septiwulan, Ekorini.2005. Perbedaan Konsumsi Serat dan Status Gizi Remaja Putri

SMU di Perkotaan dan Pedesaan. KTI Unimus. Semarang.

http://lib.unimus.ac.id

Page 59: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

47

Setyawati, Tutik. 2013. Pergeseran Pola Konsumsi Bahan Makanan Penduduk

Indonesia Tahun 2002-2011. Malang, Jawa Timur.

Sidiatava, R., Putra. 2013. Gizi dan Diet. D-Medika Anggota Ikapi.

Soediaotama, A.D. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Indonesia. Jilid 1.

Jakarta.

Suharyanto. Hidajat. K.W dan Hakim. A.B., 2012. Efektifitas Penanggulangan

Abrasi Menggunakan Bangunan Pantai di Pesisir kota Semarang. Undip.

Semarang.

Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi untuk Kesehatan dan Anak. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Umami, S., K. 2014. Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Protein Serta

Aktivitas Fisik Dengan Massa Otot Pada Remaja di Perdesaan dan Perkotaan.

Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Skripsi. IPB. Bogor

Widayanti. L. 2009. Survei Konsumsi.BP Undip. Semarang.

Widodo, R. 2009. Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak. Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2008. Jakarta : Angka Kecukupan

Karbohidrat, Protein, dan Lemak. No. IX Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

Yuniastuti. 2008. Gizi dan Makanan.Graha Ilmu.Yogyakarta.

http://lib.unimus.ac.id

Page 60: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

48

Lampiran 1

Tabel 2.1 Angka kecukupan protein berdasarkan golongan umur, berat badan dan

tinggi badan.

Sumber: Angka Kecukupan Gizi,2013.

Golongan Umur Berat Badan ( kg) Tinggi Badan( cm) Protein (g)

Anak-anak:

0-6 bl

7-11 bl

1-3 th

4-6 th

7-9 th

6

9

13

19

27

61

71

91

112

130

12

18

26

35

49

Pria:

10-12 th

13-15th

16-18th

19-29 th

30-49 th

50-64 th

65-80 th

> 80 th

34

46

56

60

62

62

60

58

142

158

165

168

168

168

168

168

56

72

66

62

65

65

62

60

Wanita:

10-12 th

13-15 th

16-18 th

19-29 th

30-49 th

50-64 th

65-80 th

> 80 th

Bumil

Trimester 1

Trimester 2

Trimester 3

Menyusui

0-6 bln

7-12 bln

36

46

50

54

55

55

54

53

-

-

-

-

-

-

145

155

158

159

159

159

159

159

60

69

59

56

57

57

56

55

+ 20

+ 20

+20

+ 20

+ 20

+ 20

http://lib.unimus.ac.id

Page 61: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

49

Lampiran 2

Tabel 2.2

Nilai Protein Hewani Berbagai Bahan Makanan ( per 100 gram)

Sumber: Daftar komposisi bahan makanan, Departemen kesehatan 2007 dan

Tabel komposisi pangan indonesia, 2008.

Bahan Makanan Nilai Protein

Daging Sapi

Daging kambing

Hati sapi

Babat

Daging kelinci

Telur ayam

Telur bebek

Telur ayam kampung

Telur penyu

Telur puyuh

Telur asin

Ikan

Kerang

Kepiting

Udang

Keong

Cumi-cumi

Ayam

Angsa

Bebek

Keju

Susu

Tepung susu skim

18,8

16,8

19,7

17,6

16,9

12,4

13,1

10,8

8,6

10,7

13,6

20

14,4

13,8

21

12

16,1

18,2

16,4

17,6

22,8

24,6

35,6

http://lib.unimus.ac.id

Page 62: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

50

Lampiran 3

Tabel 2.3

Nilai Protein Nabati Berbagai Bahan Makanan ( per 100 gram)

Bahan Makanan Nilai Protein

Kacang kedelai

Kacang merah

Kacang tanah kupas

Kacang hijau

Biji jambu monyet ( mete)

Tempe kacang kedelai murni

Tahu

Kacang tanah

Kenari

Oncom

Gembus

Tempe

Tauco

Beras

34,9

23,1

25,2

22,2

21,2

18,3

7,8

27,9

15

13

5,7

20,8

11,4

8,4

Sumber: Daftar komposisi bahan makanan, Departemen kesehatan 2007 dan Tabel

komposisi pangan indonesia, 2008

http://lib.unimus.ac.id

Page 63: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

51

Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan, saya menyatakan bersedia dengan sukarela

menjadi responden dan menjawab pertanyaan secara jujur, pada penelitian yang

dilakukan oleh :

Nama : Siti Hamidah

Pendidikan : Mahasiswa semester VII Program Studi S1 Gizi Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Judul Penelitian : Perbedaan Pola Konsumsi Bahan Pangan Sumber Protein di

Daerah Pantai, di Daerah Pedesaan dan di Daerah Pegunungan.

Saya berharap hasil yang saya berikan akan terjaga kerahasiaannya.

Demikian surat pernyataan ini saya setujui tanpa adanya paksaan dari pihak

manapaun.

http://lib.unimus.ac.id

Page 64: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

52

Lampiran 5

Formulir Food Recall 24 jam Bahan Pangan Sumber Protein

Keluarga..........

Hari ke............

Waktu Makan Nama Makanan Bahan Makanan

Jenis URT Gram

Pagi

Siang

Malam

http://lib.unimus.ac.id

Page 65: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

53

http://lib.unimus.ac.id

Page 66: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

54

Lampiran 6 FFQ ( Food Frequency Quesioner)

FFQ ( Food Frequency Quesioner)

Nama Bahan Makanan Frekuensi

x/H x/M x/B x/T

http://lib.unimus.ac.id

Page 67: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

Lampiran 7

Kuesioner Jenis Bahan Makanan Sumber Protein Keluarga

No. Pernyataan Jawaban

Jenis Bahan Pangan Sumber Protein yang

sering dikonsumsi

Ya Tidak

Protein Hewani

1. Daging Sapi

2. Daging Kambing

3. Hati Sapi

4. Babat

5. Daging Kelinci

6. Telur Ayam

7. Telur Bebek

8. Telur Penyu

9. Telur Puyuh

10. Telur Asin

11. Kerang

12. Ikan

13. Kepiting

14. Udang

15. Keong

16. Cumi-cumi

17. Daging Ayam

18. Angsa

19. Bebek

http://lib.unimus.ac.id

Page 68: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

lvi

20. Susu

21. Keju

22. Tepung Susu Skim

Protein Nabati

23. Kacang Kedelai

24. Kacang Merah

25. Kacang Tanah Kupas

26. Kacang Hijau

27. Biji Jambu Monyet ( mete)

28. Tempe

28. Tahu

30. Kacang Tanah

31. Kenari

32. Oncom

33. Tempe

34. Tauco

http://lib.unimus.ac.id

Page 69: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

lvii

Lampiran 8

Data Hasil SPSS

Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Pantai 30 9.33 3.497 .638 8.03 10.64 4 17

dataran

rendah 30 7.73 3.657 .668 6.37 9.10 2 15

dataran tinggi 30 10.43 3.848 .703 9.00 11.87 4 18

Total 90 9.17 3.796 .400 8.37 9.96 2 18

Hasil Uji Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein

Hewani dengan Uji ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 110.600 2 55.300 4.105 .020

Within Groups 1171.900 87 13.470

Total 1282.500 89

Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

pantai 30 5.50 1.167 .213 5.06 5.94 4 8

dataran rendah 30 5.27 1.552 .283 4.69 5.85 3 9

dataran tinggi 29 5.14 1.457 .271 4.58 5.69 2 8

Total 89 5.30 1.393 .148 5.01 5.60 2 9

http://lib.unimus.ac.id

Page 70: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

lviii

Hasil Uji Rata-rata Tingkat Keragaman Bahan Makanan Sumber Protein

Nabati dengan Uji ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.994 2 .997 .508 .604

Within Groups 168.815 86 1.963

Total 170.809 88

Rata-rata frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

pantai 30 32.17 18.897 3.450 25.11 39.22 5 72

dataran rendah 30 21.17 13.491 2.463 16.13 26.20 5 47

dataran tinggi 30 35.43 16.465 3.006 29.29 41.58 4 67

Total 90 29.59 17.368 1.831 25.95 33.23 4 72

Uji rata-rata frekuensi bahan Makanan Sumber Protein Hewani dengan Uji

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3352.089 2 1676.044 6.206 .003

Within Groups 23495.700 87 270.066

Total 26847.789 89

http://lib.unimus.ac.id

Page 71: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

lix

Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Pantai 30 47.70 22.861 4.174 39.16 56.24 6 67

dataran

rendah 30 44.13 25.430 4.643 34.64 53.63 3 67

dataran tinggi 30 40.20 27.468 5.015 29.94 50.46 4 70

Total 90 44.01 25.226 2.659 38.73 49.29 3 70

Uji rata-rata Frekuensi Bahan Makanan Sumber Protein Nabati dengan Uji

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 844.422 2 422.211 .658 .520

Within Groups 55790.567 87 641.271

Total 56634.989 89

Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

jml_kons_pro_perkapita

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

pantai 30 1.1756E2 40.70872 7.43236 102.3573 132.7591 62.40 208.33

dataran rendah 30 1.5425E2 71.04211 12.97046 127.7215 180.7766 71.75 412.50

dataran tinggi 30 1.5440E2 35.04153 6.39768 141.3166 167.4860 86.25 237.50

Total 90 1.4207E2 53.74378 5.66509 130.8131 153.3259 62.40 412.50

http://lib.unimus.ac.id

Page 72: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

lx

Hasil Uji Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

dengan Uji ANOVA

jml_kons_pro_perkapita

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 27036.490 2 13518.245 5.113 .008

Within Groups 230030.604 87 2644.030

Total 257067.094 89

Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

indv_kns_pro_H

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

pantai 30 59.3141 27.08552 4.94512 49.2002 69.4280 25.00 150.00

dataran rendah 30 51.4978 19.96037 3.64425 44.0444 58.9511 25.00 89.33

dataran tinggi 30 77.5099 30.15960 5.50637 66.2482 88.7717 25.00 175.00

Total 90 62.7739 28.02403 2.95399 56.9044 68.6435 25.00 175.00

Hasil Uji Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

Hewani dengan Uji ANOVA

indv_kns_pro_H

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 10688.169 2 5344.084 7.853 .001

Within Groups 59207.667 87 680.548

Total 69895.836 89

http://lib.unimus.ac.id

Page 73: PERBEDAAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER …repository.unimus.ac.id/107/1/full text skripsi 1.pdf · frekuensi bahan makanan sumber protein perbulan daerah pantai 32,17 kali nabati

lxi

Hasil Uji Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein

Nabati dengan uji ANOVA

indv_kns_pro_N

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 31026.260 2 15513.130 7.523 .001

Within Groups 179405.208 87 2062.129

Total 210431.469 89

Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

indv_kns_pro_N

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

pantai 30 58.2441 29.01002 5.29648 47.4116 69.0766 20.75 143.75

dataran rendah 30 1.0332E2 68.15391 12.44314 77.8734 128.7716 35.50 375.00

dataran tinggi 30 75.5617 26.45468 4.82994 65.6833 85.4400 36.25 133.33

Total 90 79.0428 48.62508 5.12553 68.8584 89.2271 20.75 375.00

http://lib.unimus.ac.id