perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013

6
Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMK Program Keahlian Aribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan (APKJ) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar Kurikulum mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan jamann dan juga teknologi informasi dam komunikasi. Dimana saat ini terjadi yang tentunya membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Tetapi tidak semua pengaruh perubahan jaman positif bagi masyarakat Indonesia, ada hal-hal yang harus disikapi dengan bijak dan ditolak mentah-mentah karenan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Pendidikan mencoba untuk menyikapi dilemma tersebut, kemudian mengemasnya dalam konsep perubahan kurikulum. Isu-isu perubahan, fakta dan realita kehidupan masyarakat serta isu-isu tantangna perkembangan jaman dikemas sedemikian rupa sebagai

Upload: arifman14

Post on 17-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kurikulum

TRANSCRIPT

Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013 di SMK Program Keahlian Aribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan (APKJ)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajarKurikulum mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan jamann dan juga teknologi informasi dam komunikasi. Dimana saat ini terjadi yang tentunya membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Tetapi tidak semua pengaruh perubahan jaman positif bagi masyarakat Indonesia, ada hal-hal yang harus disikapi dengan bijak dan ditolak mentah-mentah karenan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Pendidikan mencoba untuk menyikapi dilemma tersebut, kemudian mengemasnya dalam konsep perubahan kurikulum. Isu-isu perubahan, fakta dan realita kehidupan masyarakat serta isu-isu tantangna perkembangan jaman dikemas sedemikian rupa sebagai dasar untuk mengembangkan sebuah kurikulum. Seperti yang coba dilakukan pemerintah dimana terjadi perubahan dari kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP tahun 2006) ke Kurikulum 2013(tahun 2013). Perkembangan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013 meberikan banyak perubahan pada sistem pendidikan, kompetensi yang diajarkan dan juga perbedaan pada proses belajar mengajar.Perubahan kurikulum telah dibuktikan di salah satu SMK Pertanian program keahlian Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan (APKJ). Dimana pada sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013. Terjadinya perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013 juga menyebabkan perubahan pada proses belajar mengajarnya. Perubahan ini mendorong siswa juga berusaha mengikuti perubahan tersebut.

Hal mendasar yang mengalami perubahan adalah standar kompetensi lulusan (SKL). Dimana pada mata pelajaran produktif nilai untuk mencapai kelulusan saat menggunakan kurikulum KTSP adalah 75 dengan nilai maksimal yaitu 100 , sedangkan pada saat ini yang telah menggunakan Kurikulum 2013 untuk mencapai kelulusan mata pelajaran produktif harus mencapai atau melebihi nilai 2,66 dimana nilai maksimal adalah 4.Pada kurikulum KTSP lebih mengedepankan pada aspek pengetahuan. Pengetahuan menjadi hal yang penting dan memiliki nilai yang tertinggi, sehingga aspek-diaspek yang lain seolah-olah diabaikan. Ini berarti KTSP lebih mengedepankan soft skills. Berbeda dengan saat menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih mengedepankan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini juga sudah diterapkan di program keahlian Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan yang lebih menekankan pentingnya keseimbangan antara soft skills dan hard skills. Hard skills lebih banyak mengedapankan praktek, dimana ketika praktek akan membentuk keteranpilan dan juga sikap kerja. Keseimbangan antara soft skills dan hard skills ini diterapkan dengan cara pengajaran dengan teori di dalam kelas dan juga menambah jam mata kuliah produktif dan jam praktek di lapangan. Dengan demikian maka tercapailah keseimbangan tersebut, berbeda dengan KTSP yang lebih mementingkan soft skills dengan meemberikan teori di kelas yang lebih banyak daripada praktek di lapangan. Keseimbangan tersebut diharapakan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya pandai dalam teori tetapi juga mampu dan pandai dalam hal praktek dan eksekusi.Keseimbangan antara soft skills dan hard skills diatas bisa didapatkan hanya dengan menambah jam pelajaran. Pada program keahlian APKJ tersebut juga menerapkan hal demikian. Untuk mencapai hard skills yang seimbang dengna soft skills dilakukan dengan menambah jam pelajarannya dalam 1 minggu. Jam pelajaran yang ditambah adalah yang berhubungan dengan mata pelajaran produktif, selain itu penambahan jam juga diberikan pada mata pelajaran praktek. Dengan penambahan jam pelajaran pada mata pelajaran praktek diharapkan siswa dapat meningkatkan hard skills. Karena banyaknya jam pelajaran itulah maka sangat wajar bila dengan Kurikulum 2013 siswa sering pulang sore.Selain itu ada yang lebih menonjol yang menunjukkan adanya perbedaan antara KTSP dan Kurikulum 2013 di program keahlian APKJ ini. Hal yang dimaksut tersebut adalah proses pembelajarannya baik di kelas maupun di lapangan. Kurikulum 2013 proses pembelajarannya dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif, sebagai contohnya siswa tidak diberikan buku panduan tetapi hanya diberikan judul buku referensi lalu siswa tersebut akan berusaha menncari atau mendapatkan buku tersebut. Kemudian siswa dibiasakan untuk belajar mandiri dengan cara mempelajari buku tersebut ataupun diberikan kebebasan mendapatkan materi dari referensi yang tidak harus sama baik dari internet maupun buku yang lain selama tidak menyimpang dari materi. Dan ketika siswa mengalami kesulitan maka guru akan dengan senang hati memberikan kesempatan untuk bertanya dan memecahkan kesulitan tersebut bersama-sama. Lalu ada aspek menyajikan, di SMK program keahlian APKJ ini menerapkan proses belajar dimana siswa diberikan keseempatan dengan cara presentasi setelah siswa selesai melakukan praktek dan membuat laporan. Semua itu berbeda ketika menggunakan KTSP, pada saat itu siswa tidak didorong untuk mandiri, gurulah yang menjadi aktor utama dalam proses belajar mengajar. Guru lebih banyak memberikan materi pada muridnya, selain itu sekolah juga menyediakan buku-buku bacaan sehingga siswa kurang aktif mencari sumber referensi yang lain.Kemajuan di bidang teknologi informasi pada saat ini memberikan manfaat sendiri bagi dunia pendidikan. Siswa dituntut dapat menguasai kemajuan iptek itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah melalui Kurikulum 2013 tidak memasukkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai mata pelajaran. Berbeda dengan kurikulum KTSP yang menjadikan TIK sebagai mata pelajaran. Sehingga sekolah mendorong siswanya memiliki laptop ataupun smartphone sebagai sarana pembantu media pembelajaran. Alat tersebut digunakan masuk ke dalam TIK sebagai alat pendukung atau sebagai media pembelajaran. Sehingga dengan laptop maupun smartphone tersebut siswa dapat menggunakannya untuk memcari materi lewat internet ataupun menggunakan laptopnya sebagai media untuk presentasi ataupun yang lain.Masih ada lagi perbedaan antara KTSP dan Kurikulum 2013 yang tentunya menjadi bahasan penting yaitu proses penilaian. Proses penilaian dikatakan penting karena nilai dijadikan acuan untuk kelulusan. Proses penilaian pada KTSP lebih dominan pada aspek pengetahuan, sehingga pengetahuan menjadi aspek yang memiliki prosentase paling besar dalam proses penilaian dan seolah-olah mengabaikan aspek yang lain. Jika hanya dominan pada aspek pengetahuan maka penilaian untuk SMK ini kurang maksimal karena tidak mempertimbangkan aspek kompetensi, sikap, keterampilan dan juga proses. Berbeda dengan Kurikulum 2013 yang standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Sebenarnya ini sangat sesuai jika diterapkan di SMK karena selain pengetahuan, keterampilan dan juga sikap kerja mendapatkan porsi dalam proses penilaian. Selain itu proses belajar juga mendapatkan nilai, sehingga guru harus lebih bisa menngamati siswanya satu per satu. Sistem penilainnya pun juga berbeda, dimana Kurikulum 2013 menggunakan sistem penilaian yang hampir sama dengan perguruan tinggi dimana nilai hasil akhir dikonversikan seperti Indeks Prestasi dengan nilai maksimal 4, sehingga yang tertulis di raport bukan nilai 0 sampai 100 tetapi 0 sampai 4. Hal ini tentunya berbeda dengan kurikulum KTSP yang masih menggunakan nilai antara 0-100 untuk menunjukkan nilai akhir.