perbedaan kelelahan kerja (burnout) antara perawat laki...

29
1 Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki-Laki dan Perawat Perempuan di RSUD Kota Soe Oleh: Juan Arturo Djara 802009139 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi: S1 Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: builien

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

1

Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara

Perawat Laki-Laki dan Perawat Perempuan di RSUD

Kota Soe

Oleh:

Juan Arturo Djara

802009139

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi

Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Psikologi

Program Studi: S1 Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada
Page 3: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

2

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Juan Arturo Djara

NIM : 802009139

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi,

Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

“PERBEDAAN KELELAHAN KERJA (BURNOUT)

ANTARA PERAWAT LAKI-LAKI DAN PERAWAT

PEREMPUAN DI RSUD KOTA SOE”

Yang dibimbing oleh :

1. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

2. S. A. Kristianingsih, Psi.,M. Si

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan

cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau

gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber

aslinya.

Salatiga, 27 Agustus 2013

Yang memberi pernyataan,

Juan Arturo Djara

Page 4: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

3

Page 5: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

4

Page 6: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

5

ABSTRACT

THE DIFFERENCES IN JOB BURNOUT BETWEEN MALE

AND FEMALE NURSES AT THE SOE CITY GENERAL

HOSPITAL

Juan Arturo Djara

Sutarto Wijono, S. A. Kristianingsih

Faculty of Psychology Satya Wacana Christian University

This research aimed to determine differences in job burnout

between male and female nurses at the Soe City General Hospital.

Subjects in this research amounted to 54 people who were

determined using Random purposive sampling techniques. The

Used Data collection instrument is the burnout scale Likert scale

model consisting of four alternate answer choices. The used

Burnout scale was adapted and translated by 3 aspects of burnout

according to Maslach and Jackson (1981), namely: emotional

exhaustion, depersonalization, and personal accomplishment

reduce. Data analysis methods used are Independent Sample Test.

The results of these calculations are t-test with significance at-

2.3820. 021 or p<0.05, which means that there are differences in ob

burnout (burnout) between male and female nurses at the Soe City

General Hospitalas p > 0.05. It shows that there are significant

differences in job burnout between male and female nurses att he

Soe City General Hospital.

Keywords: Burnout, Sex, Nurse, Soe City General Hospital.

Page 7: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

6

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA (BURNOUT)

ANTARA PERAWAT LAKI-LAKI DAN PERAWAT

PEREMPUAN DI RSUD KOTA SOE

PENGANTAR

Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang

bergerak di bidang kesehatan yang memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Pelayanan

yang diberikan rumah sakit akan maksimal manakala didukung

oleh sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang

dibutuhkan rumah sakit untuk mencapai pelayanan yang

maksimal pun beraneka ragam, salah satunya adalah sumber daya

manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur penting karena

merupakan aset utama dalam memberikan tenaga, pelayanan,

potensi, kreativitas,dan usaha terhadap kemajuan rumah sakit

tersebut (Hariyono, Dyah & Yanuk, 2009).

Profesi sebagai perawat berkaitan dengan keselamatan

pasien oleh karena itu, perawat dituntut untuk dapat memberikan

pelayanan terbaik bagi kesehatan pasien setiap saat. Selain itu,

perawat harus menjadi figur yang dibutuhkan oleh pasien, dapat

bersimpati kepada pasien, selalu menjaga perhatiannya, fokus,

dan hangat kepada pasien (Parker & Kulik dalam Prawasti &

Windayanti, 2007).

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di

Indonesia, perawat rumah sakit sering mengalami tingkat

Page 8: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

7

kejenuhan kerja. Beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa

perawat mengalami kejenuhan saat bekerja seperti seringnya

melihat jam pada saat bekerja, menunda-nunda atau bahkan

mempersingkat waktu kerja, keluhan pegal dan rasa capek,

menggunakan handphone yang berlebihan pada saat jam kerja

(Maharani & Triyoga, 2012). Ditambahkan pula oleh Tawale,

dkk (2011) bahwa berkaitan dengan kelelahan kerja, perawat

sering mengeluhkan beban kerja, bertindak semaunya, bertindak

ogah-ogahan pada saat bekerja dan selalu datang terlambat saat

bekerja.

Adanya berbagai tanggung jawab dan tuntutan yang harus

dijalani oleh perawat menunjukkan bahwa profesi perawat rentan

mengalami burnout dalam bekerja. Beban kerja yang berlebihan

dan kejenuhan kerja pada diri perawat akan menurunkan kualitas

kerja perawat, dan apabila kualitas kerja perawat menurun maka

tidak hanya pasien yang dirugikan tetapi yang pertama pekerja itu

sendiri, institusi dan yang paling penting adalah dapat

memperburuk kondisi pasien yang akhirnya menuju kepada

penurunan mutu asuhan keperawatan (Rice, 2002).

Burnout merupakan istilah populer yang digunakan untuk

menggambarkan sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi,

dan berkurangnya penghargaan terhadap diri sendiri yang secara

spesifik dihubungkan dengan stres yang kronis dan ditandai

dengan kelelahan fisik, emosional, dan mental (Maslach dan

Jackson dalam Lailani, 2012).

Page 9: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

8

Kecenderungan burnout yang dialami perawat akan

berakibat buruk bagi hubungan mereka dengan lingkungan kerja

secara normal. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan

secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja organisasi di

mana mereka bekerja (Andarika, 2004). Suatu hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa burnout berdampak pada rendahnya

komitmen kerja yang berakibat pada kerugian yang besar bagi

sebuah organisasi. Hal ini diperjelas oleh Golembiewsky, dkk

(dalam Andarika, 2004) yang mengatakan bahwa akibat dari

burnout dapat muncul dalam bentuk berkurangnya kepuasan

kerja, memburuknya kinerja, dan produktivitas rendah.

Permasalahan terkait fenomena burnout di kalangan perawat

juga terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Soe yang

merupakan barometer lembaga kesehatan di kota tersebut.

kelalahan kerja yang dialami para perawat di RSUD Kota Soe

ternyata dirasakan langsung oleh pasien dan juga keluarga pasien.

Bentuk dari kelelahan kerja perawat berimbas pada menurunnya

kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.

Data kesan pasien di RSUD Kota Soe (Oktober 2011-

Oktober 2012) menunjukkan berbagai kritikan muncul dari

anggota keluarga pasien berkaitan dengan interaksi perawat

dengan pasien. Keluhan yang sering disampaikan berkaitan

dengan perawat yang kurang cekatan, kurang ramah, dan sering

terlihat tidak bersemangat dalam menangani pasien. Ini jelas

merupakan bentuk kinerja perawat yang kurang baik terhadap

Page 10: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

9

pasien dalam pemberilan pelayanan kesehatan masyarakat.

Terkait dengan permasalahan tersebut maka penulis menemukan

bahwa adanya penurunan kualitas kinerja perawat yang

menyebabkan ikut berkurangnya kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan

pendapat Maslach (dalam Hariono, 2012) yang menyatakan

bahwa perubahan sikap negatif dari si pemberi pelayanan ternyata

berdampak negatif terhadap kondisi penerima pelayanan.

Fenomena burnout karyawan menjadi penting untuk diteliti

karena apabila karyawan mengalami burnout, maka bukan hanya

dirinya saja yang terkena dampak yang ditimbulkan, melainkan

lingkungan sekitarnya pun akan ikut terkena dampaknya, seperti

keluarga dan perusahaan tempat ia berkerja (Andarika, 2004).

Suatu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa burnout

berdampak pada rendahnya komitmen kerja yang berakibat pada

kerugian yang besar bagi sebuah organisasi. Hal ini diperjelas

oleh Golembiewsky, dkk (dalam Andarika, 2004) yang

mengatakan bahwa akibat dari burnout dapat muncul dalam

bentuk berkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja, dan

produktivitas rendah. Akibat dari kejenuhan kerja itu sendiri

dapat muncul dalam bentuk berkurangnya kepuasan kerja,

memburuknya kinerja, dan produktivitas yang rendah. Apapun

penyebabnya, munculnya kejenuhan kerja berakibat kerugian di

pihak pekerja maupun organisasi.

Page 11: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

10

Faktor-faktor penyebab burnout sendiri sangat bervariasi.

Menurut Pines dan Aronson (dalam Prawasti & Windayanti,

2007) terdapat faktor yang saling berinteraksi dalam

menimbulkan burnout, yaitu faktor lingkungan kerja dan

individu. Faktor lingkungan kerja meliputi kurangnya hak

otonomi pada profesinya, bertransaksi atau membuat perjanjian

dengan umum, konflik peran, ketidakjelasan peran, kurangnya

hasil kerja atau prestasi individu, kurangnya masukan yang

positif, tidak berada pada situasi yang berpihak, beban kerja yang

berlebihan, dan adanya pemicu stres di lingkungan fisik tempat

bekerja. Lingkungan kerja yang banyak menuntut tanggung

jawab yang besar seperti lingkungan rumah sakit dapat menjadi

salah satu sumber yang menimbulkan burnout pada perawat.

Faktor lain yang menimbulkan burnout adalah faktor yang

disebabkan oleh individu. Faktor individu meliputi individu

dengan idealisme yang tinggi, perfeksionis, komitmen yang

berlebihan, singlemindedness, dan faktor demografi seperti usia,

pekerjaan, dan jenis kelamin.

Perbedaan individu dalam organisasi sering menjadi

permasalahan yang sering muncul dalam dunia kerja. Salah satu

permasalahan perbedaan individual yang sering dikaitkan adalah

perbedaan jenis kelamin (Munandar, 2006). Pria dan wanita tidak

hanya berbeda secara fisik saja, tetapi berbeda pula dari segi

psikologis dan sosiologisnya.

Page 12: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

11

Hasil penelitian yang dilakukan Prawasti & Windayanti

(2007) menunjukan pria dan wanita berbeda dalam hal dimensi

emosi dan depersonalization yang berpengaruh terhadap

kelelahan kerja mereka. Namun pada dasarnya semua pekerja

dapat mengalami burnout yang dikarenakan berbagai situasi

menekan yang dialami.

Sihotang (2004) yang meneliti tentang burnout dan jenis

kelamin menemukan hasil bahwa terdapat perbedaan burnout

antara pekerja laki-laki dan perempuan wanita. Secara jelas hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita memperlihatkan

frekuensi lebih besar untuk mengalami burnout daripada pria,

yang disebabkan karena seringnya wanita merasakan kelelahan

emosional. Pendapat berbeda dikemukakan Gibson, dkk (dalam

Sihotang, 2004) yang menyatakan bahwa secara umum pria lebih

mudah mengalami burnout daripada wanita yang dikarenakan

wanita tidak mengalami peningkatan tekanan seperti yang

dihadapi seorang pria.

Berangkat dari fenomena yang ada di RSUD Kota Soe,

perbedaan pandangan dan hasil penelitian ilmiah yang dilakukan

oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengkaji

perbedaan kelelahan kerja (burnout) antara perawat laki-laki dan

perawat perempuan di RSUD Kota Soe.

Page 13: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

12

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan yang signifikan antara kelelahan kerja (burnout)

perawat laki-laki dan perawat perempuan di RSUD Kota Soe.

TINJAUAN PUSTAKA

Burnout

Burnout berkaitan dengan sindrom psikologis yang

muncul ketika karyawan atau orang yang bekerja mengalami

kelelahan emosional, depersonalisasi, dan pengurangan

sosialisasi juga penghargaan diri sendiri. Ungkapan tersebut

dijelaskan oleh Maslach & Jackson (1981), sebagai berikut “ a

syndrome of emotional exhaustion, depersonalization and

reduced personal accomplishment taht occur among individuals

who do ‘people work’ of some kind”.

Berikut merupakan penjelasan aspek-aspek burnout menurut

Maslach & Jackson (1981):

1. Kelelahan emosi (emosional exhaustion): pada kondisi ini,

rasa lelah muncul begitu saja tanpa sebelumnya didahului

oleh pengeluaran energi yang berarti. Selain itu, rasa lelah ini

tidak dapat hilang, meskipun individu tersebut sudah

melakukan istirahat selama beberapa hari. Kelelahan emosi

ditandai dengan munculnya rasa marah, depresi, dan mudah

tersinggung

Page 14: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

13

2. Depersonalisasi: merupakan suatu kondisi kecenderungan

individu untuk menjauh atau menghilang dari lingkungannya,

bahkan tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya dan

bersikap negatif.

3. Rendahnya hasrat pencapaian diri (reduced personal

accomplishment): suatu kondisi ketika individu merasa bahwa

dirinya tidak mampu atau tidak puas melakukan tugas yang

dibebankan padanya secara tepat.

Jenis Kelamin

Secara umum jenis kelamin diartikan sebagai pembedaan pria

dan wanita (Badudu & Zein, 1994 dalam kamus besar bahasa

indonesia). Kemudian menurut Baron & Byrne (2003)

mendefinisikan jenis kelamin sebagai istilah biologis berdasarkan

perbedaan anatomi dan fisik antara laki-laki dan perempuan.

Sears (1999) menambahkan bahwa perbedaan jenis kelamin

salah satunya dipengaruhi oleh faktor biologis yang nampak pada

perbedaan fisik seperti tinggi badan, kemampuan melahirkan dan

juga menyusui anak, serta perbedaan hormon.

Mengacu pada pengertian-pengertian jenis kelamin di atas

maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin berkaitan dengan

pembedaan pria dan wanita berdasarkan ciri-ciri fisik dan

anatomis.

Page 15: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

14

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Soe. selanjutnya total sampel yang diambil sebagai objek

penelitian berjumlah 54 orang. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling purposive

sampling atau dengan memilih sampel dengan didasarkan pada

karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang sudah ditetapkan

(Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan

mengacu pada rumus penentuan sampel yang dikemukakan

Yamare (dalam Supramono, 2003) yakni sebagai berikut:

n = 𝑁

𝑁𝐷2+1

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

D2 : Taraf kepercayaan

1 : Angka konstan

Dengan tingkat kepercayaan 10%, maka jumlah sampel

minimum yang diambil dalam penelitian ini adalah 51 perawat.

Namun pada akhirnya peneliti mengambil sampel sebanyak 54

orang dengan memperhitungkan jumlah total perawat laki-laki di

RSUD Kota Soe yang hanya berjumlah 27 orang.

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti

menggunakan skala burnout. Skala burnout yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan skala burnout berdasarkan dimensi-dimensi

burnout menurut Maslach dan Jackson (1981) yang diterjemahkan dan

dimodifikasi ke dalam Bahasa Indonesia serta disesuaikan dengan

Page 16: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

15

situasi tempat penelitian. Dalam skala tersebut terdapat tiga dimensi

yang digunakan, yaitu: emosional exhaustion, reduced personal

accomplishment, Depersonalization.

Skala tersebut dikenal dengan nama Maslach Burnout

Inventory (MBI) yang tersusun sebanyak 22 item pertanyaan

dalam bentuk skala Likert dengan empat pilihan jawaban berkisar

dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Pernyataan mendukung (favorable) menggunakan urutan

penilaian jawaban 4 untuk Sangat sesuai, 3 untuk Sesuai, 2 untuk

Tidak sesuai, dan penilaian 1 untuk pernyataan Sangat Tidak

sesuai. Sebaliknya untuk pernyataan tidak mendukung

(unfavorable) menggunakan urutan penilaian jawaban 1 untuk

pernyataan Sangat sesuai, 2 untuk Sesuai, 3 untuk Tidak sesuai,

dan 4 untuk pernyataan Sangat tidak sesuai.

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur

menunjukan bahwa jumlah item valid dalam skala MBI sebanyak

17 item dengan nilai reliabilitas sebesar 0,846. 5 item dalam skala

tersebut memiliki nilai validitas < 0,25 sehingga tidak digunakan

dalam penelitian ini.

HASIL PENELITIAN

Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teknik

korelasi Product Moment yang diuji dengan menggunakan

program SPSS for Windows 20. Pada pengujian validitas dan

reliabilitas skala burnout yang digunakan dalam penelitian ini

dari total 22 item penyataan terdapat 5 item pernyataan yang

Page 17: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

16

tidak valid dengan koefisien korelasi > 0,25 (Azwar, 2012)

sehingga kelima item tersebut tidak dapat digunakan dalam

penelitian ini. Nilai validitas skala burnout bergerak dari angka

0,251 sampai dengan 0,757, dengan nilai reliabilitas sebesar α =

0, 846.

Penelitian ini juga menggunakan uji normalitas dan

homogenitas data untuk mengetahui normal atau tidaknya data

dalam penelitian ini, serta untuk mengetahui apakah data

penelitian ini berasal dari satu variasi populasi yang homogen.

Pengujian normalitas data menggunakan rumus one sample

Kolmogorov-Smirnov dan diketahui memiliki koefisien

normalitas sebesar 0,935 (>0,05). Sedangkan pengujian

homogenitas data menggunakan uji Oneway Anova dan diketahui

memiliki koefisen korelasi sebesar 0,732 (>0,05). Dengan kriteria

penerimaan >0,05 maka dapat dikatakan data dalam penelitian ini

berdistribusi normal dan berasal dari satu variasi populasi yang

homogen.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kelelahan

kerja (burnout) antara perawat laki-laki dan perawat perempuan

di RSUD Kota Soe, maka digunakanlah rumus Independent

Sample Test. Analisis data mengenai perbedaan kelelahan kerja

(burnout) antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di

RSUD Kota Soe, dengan bantuan SPSS 20,0 for windows,

menemukan hasil aka diperoleh hasil sebagai berikut (lihat tabel

1):

Page 18: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

17

Tabel. 1

Mean dan Standar Deviasi Burnout pada Perawat Laki-laki

dan perawat Perempuan di RSUD Kota Soe

Hasil perhitungan Independent Sample Test pada tabel 1

menunjukan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan kelelahan

kerja (burnout) antara perawat laki-laki dan perawat perempuan

memiliki nilai t-test sebesar 3,511 dengan signifikansi 0,001 atau

p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan kelelahan kerja

(burnout) antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di

RSUD Kota Soe karena p > 0,05. Merujuk pada hasil perhitungan

Independent Sample Test diatas maka disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan kelelahan kerja (burnout) yang signifikan

antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di RSUD Kota

Soe dengan penjelasan bahwa perawat laki-laki lebih mengalami

Group Statistics

sex N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Burnout 1 27 35.44 5.191 .999

2 27 30.56 5.041 .970

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Burnout

Equal variances assumed

.118 .732 3.511 52 .001 4.889 1.393 2.095 7.683

Equal variances not assumed

3.511 51.955 .001 4.889 1.393 2.094 7.683

Page 19: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

18

kelelahan kerja (burnout) (35,44) dibandingkan perawat

perempuan (30,56).

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian tentang Perbedaan Kelelahan Kerja

(burnout) antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di

RSUD Kota Soe, didapat hasil perhitungan Independent Sample

Test sebesar 3,511 dengan signifikasi 0,001 atau p < 0,05. Hasil

ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan kelelahan kerja

(burnout) yang signifikan antara perawat laki-laki dan perawat

perempuan di RSUD Kota Soe. Di mana burnout yang dialami

perawat laki-laki lebih tinggi dibanding perawat perempuan di

RSUD Kota Soe. Dengan demikian maka hasil penelitian ini

sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan kelelahan kerja (burnout) antara perawat laki-

laki dan perawat perempuan di RSUD Kota Soe.

Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Pertama,

perbedaan strategi coping stress antara laki-laki dan perempuan.

Ketika menghadapi masalah perempuan lebih lentur dan lebih

mampu mengatasi tekanan-tekanan besar dalam pekerjaan

sedangkan laki-laki lebih kaku dan serius dalam menghadapi

masalah-masalah pekerjaan. Perbedaan strategi coping stress

akan berdampak pada kecenderungan burnout yang dialami

individu. Kedua, perawat yang bekerja pada situasi kerja yang

kaku dan kurang baik sangat rentan terhadap burnout. Burnout

Page 20: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

19

dapat terjadi apabila individu merasa tidak nyaman dengan

lingkungan kerjanya dan merasa diperlakukan tidak adil. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Rosyid (1996)

yang menemukan bahwa kelelahan kerja yang dialami pakerja

sering dipicu oleh kondisi internal yang ditunjang oleh faktor-

faktor lingkungan berupa tekanan yang berlarut-larut. Pekerja

akan merasakan burnout karena kondisi lingkungan kerja yang

menyiratkan bahwa apa yang telah karyawan kerjakan itu sia-sia,

tidak berguna, dan tidak dihargai serta adanya prosedur atau

aturan-aturan yang kaku, tidak fleksibel sehingga karyawan

merasa terjebak dalam sistem yang tidak adil. Baron dan

Greenberg (dalam Rahman, 2007) menambahka apabila

lingkungan kerja dan sistem kerja seorang karyawan kurang baik

maka akan mempermudah munculnya kelelahan kerja.

Ketiga, tuntutan dan beban kerja yang berlebihan sehingga

mengakibatkan perawat mengalami kelelahan. Dalam penelitian

yang dilakukan Hariyono, Dyah & Yanuk (2009) menemukan

bahwa lonjakan pasien di rumah sakit membuat beban kerja

perawat semakin bertambah, sehingga sering memicu terjadi

burnout dikalangan perawat. Hasil pengamatan (observasi) di

RSUD Kota Soe ditemukan bahwa para perawat sering terlihat

sangat sibuk ketika lonjakan pasien meningkat. Hal tersebut

membuat waktu perawat untuk beristirahat menjadi berkurang.

Sementara itu, perbedaan kelelahan kerja antara perawat laki-laki

dan perawat perempuan di RSUD Kota Soe juga kemungkinan

Page 21: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

20

terjadi karena perbedaan tuntutan pekerjaan dan beban kerja.

Pada beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik

lebih, perawat laki-laki dituntut untuk lebih aktif dibandingkan

perawat perempuan. Beberapa contoh perbedaan beban kerja

antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di RSUD kota

Soe seperti, ketika memindahkan pasien dan menyiapkan

oksigen perawat laki-laki yang lebih aktif. Sedangkan perawat

perempuan lebih kepada pemberian asuhan keperawatan dan

jarang terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan

kerja fisik berlebihan. Penelitian yang dilakukan Sihotang (2004)

memperjelas hal tersebut. Sihotang (2004) dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa perbedaan tuntutan pekerjaan dan beban kerja

antara perawat laki-laki dan perawat perempuan mempengaruhi

kelelahan kerja yang dialami. Sihotang (2004) juga

menambahkan bahwa faktor peran gender juga mempengaruhi

perbedaan kelelahan kerja yang dialami perawat laki-laki dan

perawat perempuan. Secara umum pria lebih mudah mengalami

burnout daripada wanita. Hal ini dikarenakan wanita tidak

mengalami peringkat tekanan seperti yang dihadapi oleh seorang

pria, yang dapat disebabkan karena adanya perbedaan peran,

misalnya dalam hal kerja, bagi seorang pria ‘bekerja’ adalah

suatu hal mutlak untuk menghidupi keluarganya, namun tidaklah

demikian bagi seorang wanita, wanita boleh bekerja atau tidak,

jadi bukan merupakan suatu keharusan.

Page 22: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

21

Hasil penelitian yang menunjukan perbedaan kelelahan kerja

(burnout) antara perawat laki-laki dan perawat perempuan sejalan

dengan penelitian Hariono (2012) yang menyebutkan bahwa laki-

laki memiliki kecenderungan burnout yang lebih besar daripada

perempuan. Jika dibandingkan dengan pria, wanita lebih lentur

dalam menghadapi masalah dan lebih mampu mengatasi tekanan

besar dalam pekerjaan. Ketika menghadapi masalah dalam

pekerjaan laki-laki cenderung lebih kaku dan serius dibandingkan

dengan perempuan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

Sihotang (2004) menenukan hasil yang berbeda di mana hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita yang

memperlihatkan frekuensi lebih besar untuk mengalami burnout

daripada pria. Hal tersebut disebabkan karena seringnya wanita

merasakan kelelahan emosional dalam bekerja. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Sihotang (2004), penelitian yang

dilakukan Maharani (2011) menemukan hasil yang berbeda di

mana burnout yang dialami laki-laki lebih rendah dibandingkan

dengan burnout yang dialami perempuan. Hal tersebut

dikarenakan perbedaan self-efficacy laki-laki lebih tinggi

dibandingkan perempuan. Tingginya self-efficacy laki-laki

mempengaruhi rendahnya burnout yang dialami.

Temuan empiris lain dalam penelitian menunjukan tingkat

kelelahan kerja (burnout) pada perawat di RSUD Kota Soe baik

itu laki-laki maupun perempuan, memiliki persentase yang

tertinggi dan terbanyak pada kategori rendah, dengan nilai

Page 23: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

22

persentase sebesar 66,6% (36 perawat; 20 orang perawat laki-laki

dan 16 orang perawat perempuan). Pada kategori sangat rendah

memiliki nilai persentase sebesar 20,3% (11 perawat; 1 orang

perawat laki-laki dan 10 orang perawat perempuan). Pada

kategori sedang memiliki nilai persentase sebesar 11,1% (6

perawat ; 6 perawat laki-laki dan 0 perawat perempuan).

Sementara itu, pada kategori burnout tinggi memiliki presentasi

1,8% (1 orang perawat laki-laki) dan presentasi sangat tinggi 0%

atau dengan kata lain tidak ada perawat (laki-laki dan perempuan)

yang mengalami burnout pada tingkatan sangat tinggi. Kelelahan

kerja perawat RSUD Kota Soe yang sebagian besar tergolong

dalam kategori rendah mengindikasikan bahwa kondisi

lingkungan kerja dan sistem kerja di RSUD Kota Soe tergolong

baik sehingga kecenderungan perawat untuk mengalami burnout

rendah. Selain itu, rendahnya tingat kekelahan kerja perawat juga

mengindikasikan bahwa beban kerja di RSUD Kota Soe tidak

berlebihan sehingga perawat tidak begitu mengalami kelelahan

akibat beban kerja yang berlebihan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

kelelahan kerja (burnout) yang signifikan antara perawat laki-laki

dan perawat perempuan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Soe.

Artinya hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa

Page 24: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

23

terdapat perbedaan kelelahan kerja (burnout) yang signifikan

antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Soe diterima.

Hasil analisis data menunjukan rata-rata tingkat kelelahan

kerja (burnout) yang dialami perawat di RSUD Kota Soe

tergolong dalam kategori rendah. Selain itu, persentasi terbesar

pada kelelahan kerja (burnout) yang dialami perawat adalah pada

dimensi emotional exhaustion.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta

mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini,

maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

a. Bagi Pimpinan Rumah Sakit

1. Memberikan penghargaan atau reward (imbalan) kepada

perawat yang memiliki kinerja baik, berupa materi

(kenaikan tunjangan dan bonus), maupun psikologis

(berupa piagam penghargaan kepada karyawan

berprestasi). Dengan merasa kinerja dan pengabdiannya

dihargai maka kecenderungan burnout yang dialami akan

semakin menurun.

2. Memberlakukan strategi pertukaran shift setiap minggu

agar mengurangi kejenuhan dan kelelahan kerja akibat

pekerjaan yang monoton dan tekanan akibat pekerjaan.

Page 25: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

24

3. Mengadakan rekreasi dan outbond bagi perawat. Rekreasi

dan outbond bertujuan sebagai media refresing bagi

perawat yang mengalami kelelahan dan kejenuhan akibat

pekerjaan.

4. Memberikan program pelatihan berjenjang bagi perawat

agar terus mengembangkan kompetensinya dalam

memberikan pelayanan. Dengan meningkatnya

kemampuan pemberian pelayanan maka perawat akan

semakin profesional dalam menghadapi masalah-masalah

kesehatan dan kelelahan akibat tekanan-tekanan pekerjaan

semakin menurun.

b. Bagi Perawat

1. Mengerjakan pekerjaan dengan beban kerja yang moderat

sehingga mengurangi kecenderungan burnout yang

disebabkan oleh kelebihan beban kerja serta

ketidakpuasan dalam melakukan tugas yang dibebankan

secara tepat. Hal tersebut berlaku baik bagi perawat laki-

laki maupun perawat perempuan.

2. Adanya pembagian tugas yang jelas dan seimbang agar

tidak membebani salah satu di antara perawat laki-laki

dan perawat perempuan.

3. Perawat dapat menyampaikan pendapat, pikiran dan

keinginannya kepada pihak rumah sakit dengan cara

pertemuan rutin 1 bulan sekali, sehingga bukan hanya di

antara perawat yang dapat tercipta relasi sosial yang baik,

Page 26: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

25

akan tetapi di antara semua elemen dalam rumah sakit

juga tercipta hal yang sama, yakni kerjasama yang saling

menguntungkan. Dengan begitu salah satu sumber

burnout yakni depersonalisasi sudah dapat ditanggulangi.

4. Mengadakan ibadah bersama, olahraga bersama dan juga

diskusi bersama yang semakin mengakrabkan hubungan

antar perawat, sehingga suasana di tempat kerja tetap

terjaga dengan baik.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Melihat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini

maka peneliti selajutnya disarankan untuk:

1. Dapat mengembangkan penelitian ini menggunakan teori-

teori dan dimensi-dimensi yang lebih khusus untuk

melihat kelelahan kerja dikalangan perawat.

2. Peneiliti selanjutnya dapat memanfaatkan hasil penelitian

secara maksimal serta meningkatkan kualitas penelitian,

khususnya yang berhubungan kelalahan kerja (burnout).

3. Memperluas orientasi kancah penelitian tidak hanya pada

pelayanan kesehatan, tetapi juga pada pelayanan pendidikan,

perbankan, dan organisasi yang bergerak di bidang industri.

4. Meneliti variabel-variabel lain yang berkaitan

langsungdengan burnout seperti usia, harga diri, tingkat

pendidikan, masa kerja, karakteritik kepribadian, strategi

coping stress.

Page 27: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

26

DAFTAR PUSTAKA

Andarika, R. (2004). Burnout Among Semarang St. Elisabeth

Hospital Female Nurses. Jurnal PSYCHE. Vol. 1. No. 1

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Baron, R. A & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial, ed 10. Jakarta:

Erlangga

Gibson, J. L., John, I. M & James, D. H. (1996). Organisasi.

Jakarta: Binarupa Aksara

Hadi, S. 2000. Statistik jilid 2. Jogjakarta: Andi

Hariono, F. A. (2012). Burnout Pada Agen Call Center. e-journal

psikologi repository Gunadarma University. Diakses pada

tanggal 8 Februari 2012 dari

https:/repository.gunadarma.ac.id/10505069.pdf

Hariyono, W., Dyah, S & Yanuk, W. (2009). Hubungan Antara

Beban Kerja, Stres Kerja Dan Tingkat Konflik Dengan

Kelelahan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta.

Jurnal KesMas UAD. Vol. 3, no 3. Hal. 186-197

Lailani, F. (2012). Burnout Pada Perawat Ditinjau Dari Efikasi

Diri dan Dukungan Sosial. Talenta Psikologi. Vol 1. No 1.

Maharani, D. R. (2011). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan

Burnout Pada Guru Sekolah Dasar Negeri X Di Kota Bogor.

Diakses pada tanggal 15 Maret 2013 dari

http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1177/

1/10507050.pdf.

Page 28: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

27

Maharani. P,A & Triyoga, A. (2012). Job Burnout (Burnout) with

Performance by Nurses in Nursing Care Provision. Jurnal

STIKES. Vol. 5, No. 2. Hal. 167

Maslach, C & Jackson, S. E. (1981). The measurement of

experienced burnout. Journal of Occupational Behaviour.

Vol. 2.99-113.

Munandar, A. S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Pines, A. M. & Aronson, E. (1988). Career Bumout: Causes and

Cures. New York: Free Press.

Prawasti, C. Y & Windayanti. (2007). Burnout pada Perawat

Rumah Sakit Pemerintah dan Perawat Rumah Sakit Swasta.

Jurnal Psikologi. Vol. 13. No 2. Hal 127-139

Rahman, U. (2007). Mengenal Burnout Pada Guru. Jurnal

Lentera Pendidikan, edisi X, No. 2. Hal 216-227

Rice. (2002). Kualitas Dan Mutu Pelayanan Organisasi. Jakarta:

ECG

Rosyid, H.F. 1996. Burnout: Penghambat Produktivitas Yang

Perlu Dicermati. Bulletin Psikologi. Vol. IV (1). Hal. 19-25.

Sears, D. O & Peplau, L. A. (1999). Psikologi Sosial. Ed 5. Jilid

2. Alih Bahasa. Jakarta: Erlangga

Sihotang, I. N. (2004). Employees’ Burnout in Relation to

Perception toward Psychological Work Environment adn Sex.

Jurnal PSYCHE Vol 1. No 1. Hal 10-16

.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:

Alfabeta

Page 29: Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full... · ... perawat sering mengeluhkan beban kerja, ... pada

28

Tawale, E. N., Widjajaning, B., & Gartinia, N. (2011). Hubungan

antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan

mengalami Burnout pada Perawat di RSUD Serui–Papua.

INSAN. Vol. 13 No. 02. Hal. 74-83