perbaikan(1)

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian bayi dan balita di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian balita (AKABA), yaitu 46 dari 1000 balita meninggal setiap tahunnya (Candra Syafei, 2008). Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, diperkirakan 1,7 juta kematian anak di Indonesia atau 5% balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Departemen Kesehatan RI, 2012). Anak merupakan sumber daya manusia suatu bangsa. Anak harus hidup sejahtera agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal untuk melaksanakan tugas- tugas pembangunan di masa yang akan datang. Sebaliknya penurunan kualitas hidup anak akan memiliki efek jangka panjang terhadap kehidupan pribadinya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kehidupan sosialnya. Anak yang status kesehatannya sering terganggu kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak siap untuk

Upload: hipmmastunpatti

Post on 11-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangAngka kematian bayi dan balita di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian balita (AKABA), yaitu 46 dari 1000 balita meninggal setiap tahunnya (Candra Syafei, 2008). Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, diperkirakan 1,7 juta kematian anak di Indonesia atau 5% balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Departemen Kesehatan RI, 2012).Anak merupakan sumber daya manusia suatu bangsa. Anak harus hidup sejahtera agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan di masa yang akan datang. Sebaliknya penurunan kualitas hidup anak akan memiliki efek jangka panjang terhadap kehidupan pribadinya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kehidupan sosialnya. Anak yang status kesehatannya sering terganggu kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak siap untuk mengemban tugas sebagai agen penerus bangsa (Bidulp, dalam Damayanti 2011).Imunisasi atau disebut juga sebagai vaksinasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip imunologi yang paling berhasil terhadap kesehatan manusia terutama anak.Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 611/Menkes/SK/XI/2005 tentangpedoman penyelenggaraan Imunisasi). Imunisasi memiliki dasar yang identik dengan proses inveksi yakni masuknya mikroba yang menjadi penyebab penyakit tertentu,yang telah dilemahkan,dimatikan,diambil sebagian atau tiruan dari kuman penyebab penyakit yang secara sengaja dimasukan kedalam tubuh seseoarang atau kelompok orang(Achmadi,2008). Jadikan 2 paragraf terlalu panjangKementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGS), khususnya untuk menurunkan angka PD3I.Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian cakupan desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% di telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Kementerian Kesehatan mentargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG,Hepatitis B, DPT, Polio dan campak (Kemenkes RI, 2010). Pada tahun 2010,diperkirakan lebih dari 109 juta balita di dunia telah di vaksinasi dibandingkan tahun 2009, akan tetapi diperkirakan 19,3 juta balita di seluruh dunia masih tidak terjangkau oleh layanan imunisasi rutin (WHO, 2012). Cakupan Lima Imunisasi dasar Lengkap (LIL) di Indonesia meliputi imunisasi BCG, DPT+HB, Polio, Campak dan HB. Tahun 2009 Pencapaian UCI masih terbilang rendah karena baru mencapai 69,6%.Program imunisasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1956 denganmelaksanakan vaksinasi cacar di pulau Jawa, hingga Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh WHO pada tahun 1974.Dengan keberhasilan tersebut maka sejak itu dilakukan pula vaksinasi Toxoid Tetanus untuk ibu hamil tahun 1974. Vaksinasi DPT dimulai tahun 1976,vaksinasi BCG di tahun 1978. Pengembangan program imunisasi (PPI) secara resmi dimulai tahun1977. Vaksinasi polio dan campak mulai dikembangkan pada tahun 1980, hingga pada tahun 1982 program imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu : BCG, DPT, Polio, dan Campak. Pada tahun 1995-1997 diadakan pekan imunisasi Nasional (PIN),diharapkan setiap balita termasuk bayi baru lahir di seluruh Indonesia mendapatkan imunisasi. Pada tahun 1995 PIN hanya memberikan vaksin polio, akan tetapi pada tahun 1996 dan 1997 juga diberikan imunisasi polio dan campak pada balita dan imunisasi TT pada ibu hamil dan ibu balita. Dengan tujuan agar mengurangi angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PB3I) dan tujuan khusus adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI) di tiap kecamatan, tercapainya eliminasi Tetanus Neonatorum (insiden di bawah 1 per 10.000 kelahiran hidup) di seluruh Indonesia dan reduksi campak pada tahun 2000.(Nadhrin, 1995). Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian anak per tahun di seluruh dunia,angka kematian anak tersebut dapat dicegah dengan imunisasi (WHO, UNICEF, & World Bank, 2009). Di Indonesia, imunisasimerupakan kebijakan nasional melalui program imunisasi. Imunisasimasih sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian Penyakityang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit pernapasan), campak, tetanus, poliodan hepatitis B. Program imunisasi sangat penting agar tercapaikekebalan masyarakat (population immunity).Program Imunisasi diIndonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesiatelah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yangmerupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkatadministrasi telah mencapai 80% atau lebih. Saat ini Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan padatahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik, 2011).Hasil cakupan imunisasi nasional tahun 2007 BCG (86,9%), DPT 3 (67,7%), Polio 3 (71,0%), HB 3 (62,8), Campak (81,6%). Hasil cakupan tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil survei cakupan imunisasi nasional yang dilakukan Pusat Riset Epidemiologi dan Surveilens Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia yaituBCG, DPT I dan Campak >80% sedangkan DPT 3 dan HB 3