perawatan tali pusat

30
PERAWATAN TALI PUSAT 2.2 Tali Pusat 2.2.1 Pengertian Tali Pusat Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, karna melalui tali pusat inilah semua kebutuhan untuk hidup janin di penuhi (Sodikin, 2009:1). Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, di katakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyerupai zat-zat gizi dan oksigen janin (www.wordpress.com ). 2.2.2 Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Aziz,2009:59). Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat sederhana yaitu dengan membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering dan selalu mencuci tangan dengan

Upload: ners-rogers

Post on 30-Nov-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oi

TRANSCRIPT

Page 1: Perawatan Tali Pusat

PERAWATAN TALI PUSAT

2.2  Tali Pusat

2.2.1    Pengertian Tali Pusat

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan, karna melalui tali pusat inilah semua kebutuhan untuk hidup janin di penuhi

(Sodikin, 2009:1).

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan, di katakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari

menyerupai zat-zat gizi dan oksigen janin (www.wordpress.com).

2.2.2    Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat

pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Aziz,2009:59).

Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat sederhana yaitu dengan

membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering dan selalu mencuci tangan

dengan air bersih serta menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat (Sodikin,2009:1).

2.2.3 Penyebab terjadinya infeksi pada tali pusat

Infeksi  tali  pusat  adalah  suatu  penyakit  toksemik  akut  yang disebabkan  oleh

Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan

kesadaran.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

Page 2: Perawatan Tali Pusat

Merupakan hasil dari klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat anaerob,

berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat

mengahancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin

yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. (Ilmu

KesehatanAnak,1985).

2.2.3.1 Faktor-faktor  yang  menyebabkan  terjadinya  infeksi  tali  pusat

pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut

1.      Faktor kuman

Staphylococcus  aereus  ada  dimana-mana  dan  didapat  pada masa  awal kehidupan

hampir  semua  bayi,  saat  lahir  atau  selama masa perawatan.  Biasanya Staphylococcus aereus

sering dijumpai pada  kulit,  saluran  pernafasan,  dan  saluran  cerna  terkolonisasi. Untuk

pencegahan terjadinya  infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap  dijaga kebersihannya,

upayakan tali  pusat  agar tetap kering dan  bersih, pada saat  memandikan  di minggu  pertama

sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan     

basahnya tali   pusat    dan memperlambat proses pengeringan tali pusat.

2.      Faktor Maternal

Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan

terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio-

ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi

kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.

3.      Faktor Neonatatal

Page 3: Perawatan Tali Pusat

a.       Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko terjadinya

infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.

Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga.

Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan

hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.Kerentanan

neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir

yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.

b.      Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap

streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak

terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen

terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.

Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan

penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.

c.       Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki- laki empat kali lebih besar dari

pada bayi perempuan.

4.      Faktor Lingkungan

a.       Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur invasif,

dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri

maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang

luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.

b.      Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada neonatus

yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi

spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.

Page 4: Perawatan Tali Pusat

c.       Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya,

sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.

d.      Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus yaitu :

Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi karena yang ada

pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amniotis dan

korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk dalam tubuh bayi.

Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya

terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misal melalui alat- alat :

penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot).

Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi

nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

5.      Proses persalinan

Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau jepit dengan klem plastik

tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).

Persalinan  yang  tidak  sehat  atau  yang  dibantu  oleh  tenaga  non medis, terjadi  

pada saat memotong tali pusat menggunakan  alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat

antiseptik. Untuk  perawatan  tali  pusat  juga  tidak  lepas  dari  masih  adanya tradisi   yang  

berlaku  di masyarakat.

6.      Faktor tradisi

Page 5: Perawatan Tali Pusat

Sebagian  masyarakat  misalnya  dengan memberikan   berbagai   ramuan-ramuan atau  

serbuk-serbuk   yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali

pusat.  Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah

yang seharusnya tidak boleh dilakukan  karena   justru  dengan  diberikannya berbagai  ramuan

tersebut  kemungkinan  terjangkitnya  tetanus  lebih  besar  biasanya penyakit   tetanus  

neonatorum  ini   cepat   menyerang   bayi,   pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari

setelah persalinan  jika tidak  ditangani  biasa  mengakibatkan meninggal   dunia.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.4 Tanda dan Gejala

Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua  adalah apabila  timbul bau menyengat

dan  terdapat  cairan  berwarna  merah darah  atau  bisa  juga  berbentuk  nanah  di  sisa  tali

pusat  bayi.  Hal tersebut  menandakan  sisa  tali pusat  mengalami  infeksi,  lekas  bawa bayi ke

klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah merambat ke  perut bayi,  akan

menimbulkan  gangguan  serius  pada bayi.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.5 Pencegahan dan Penanganan

2.2.5.1 Pencegahan

Untuk pencegahan awal tetanus dapat  diberikan penyuluhan pada ibu hamil trimester III

Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat,   klem   dilepas,  dan tali

Page 6: Perawatan Tali Pusat

pusat  diikat  dan  dipotong dekat umbilikus  kurang   dari  24  jam  setelah  bayi  lahir. Ujung

dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak

perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat  atau  penjepit tali pusat

yang terbuat dari plastik .

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.htmlDalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima sampai

tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus  bisa  sampai dua  minggu  bahkan  lebih  lama. Selama

belum pupus, tali pusat  harus  dirawat  dengan baik. Agar tali pusat tidak infeksi, basah,

bernanah,  dan   berbau.  Bersihkan  tali  pusat  bayi dengan  sabun  saat  memandikan bayi.  

Keringkan  dengan  handuk lembut. Tidak peru di olesi dengan alkohol 70% atau betadine,

karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke peredaran  darah bayi  dan

menyebabkan  gangguan  pertumbuhan  kelenjar  gondok. Biarkan terbuka hingga kering, dapat

dibungkus dengan kasa steril. Jangan  mengolesi tali pusat  dengan ramuan atau menaburi bedak,

karena  dapat   menjadi  media  yang  baik  bagi  tumbuhnya  kuman, termasuk kuman tetanus.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.5.2. Penanganan

Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati. Jika tali

pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus  aereus, sebagai  pengobatan  lokal  dapat  diberikan

salep  yang  mengandung  neomisin  dan  basitrasin.  Selain  itu  juga dapat diberikan salep

gentamisin. Jika terdapat  granuloma, dapat pula  dioleskan  dengan  larutan nitras  argenti  3%.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.6 Langkah-langkah perawatan tali pusat

Page 7: Perawatan Tali Pusat

1.      Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di bagian bawah perut bayi (di

bawah tali pusat), ini untuk menjaga agar tali pusat tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.

2.      Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar tali pusat, sampai tali pusat

puput.

3.      Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan tampak sudah terlepas.

4.      Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan air hangat sampai tali pusat

puput.

5.      Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali pusat puput. Gunakan kasa

steril, lalu bersikan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril yang

dibasahi larutan alkohol 70%.

6.      Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan tali pusat dengan kasa steril,

lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril yang

dibasahi larutan alkohol 70%.

7.      Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian pangkal tali pusat bayi.

8.      Ketika tati pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam beberapa hari. Tidak perlu

menggunakan plester untuk menutupinya, tapi biarkan kering secara alamiah untuk mencegah

infeksi. Teruskan menggunakan popok atau diaper dibawah perut untuk memberi tempat bagi

pusat yang belum sembuh. (dr.Suririnah:80,2009)

2.3  Penyuluhan

2.3.1    Pengertian

Penyuluhan merupakan terjemahan dari conseling, yang merupakan bagian dari

bimbingan. Penyuluhan merupakan ‘jantung” usaha bimbingan secara keseluruhan (counseling is

the heatt of guidance program). Ruts strang (1958) yang dikutip oleh sukardi (1995) menyatakan,

Page 8: Perawatan Tali Pusat

“guidance is broader counseling is a most important tool of guidance” (Machfoedz dkk. ,2005).

Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan teknik standar serta

tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan (Nurishsan, 2005). Sebelum membahas lebih

lanjuttentang penyuluhan atau konseling, akan disampaikan terlebih dahulu beberapa batasan

tentang bimbingan. (maulana.2009:135)

Menurut Natawijaya (1987) yang dikutip oleh sukardi (1995) dalam buku “proses

bimbingan dan penyuluhan”,bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu tersebut dapat

memahami dirinya sendiri. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara

optimal sebagai makhluk soaial. Lebih rinci, Nurishsan (2005) mengatakan bahwa bimbingan

berisi penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan,pekerjaan, pribadi,

dan masalah social yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksud

mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. (Maulana, 2009:136-

137).

Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan

pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyabar luaskan pesan dan menanamkan

keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau

dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (azwar, 1983). Dengan

pengertian tersebut , petugas penyuluhan kesehatan harus menguasai ilmu komunikasi dan

menguasai pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan. Penyuluhan

kesehatan bertujuan mengubah prilaku kurang sehat menjadi sehat. Prilaku baru yang terbentuk,

seperti bahasan sebelumnya, biasanya hanya terbatas pada pemahaman sasaran (aspek kognitif),

Page 9: Perawatan Tali Pusat

sedangkan perubahan sikap dan tingkah laku merupakan tujuan tak langsung. (maulana,

2009:137).

2.3.2 Perencanaan penyuluhan kesehatan

Perencanaan penyuluhan kesehatan masyarakat secara teknis telah dirumuskan tahun 1985,

yang itu masih bernama pusat penyuluhan kesehatan masyarakat Departemen kesehatan RI.

Kegiatan perencanaan dapat dijumpai pada setiap tingkatan administrasi, mulai dari tingkat pusat

sampai tingkat daerah (puskesmas), hanya bobot dan sifatnya yang berbeda. Di tingkat pusat dan

provinsi, perencanaan lebih terfokus pada soal-soal kebijakan dan stategi pelaksaan , sedangkan

di tingkat yang lebih rendah lebih ditujukan pada operasionalisasinya. Di bagian ini, penulis

mengangkat kembali perencanaan penyuluhan kesehatan , untuk relevan dilaksanakan saat ini.

Kenyataan di lapangan ,penggunaan penyuluhan kesehatan sampai saat ini masih tetap

dilaksanakan. Prioritas didasarkan pada beratnya dampak dari masalah tersebut sehingga perlu

diprioritaskan penanggulangannya, pertimbangan politis, dan sumber daya yang ada (maulana,

2009:137).

Page 10: Perawatan Tali Pusat

2.3.2    Menetukan tujuan penyuluhan

Secara sederhana, skema tahap – tahap perencanaan digambarkan sebagai berikut:

Hasil Antara:    Pengertian    Sikap    Norma    dllPerilaku SehatStatus KesehatanKelompok SasaranPKM(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat) 

Gambar. Skema langkah- langkah perencanaan

Berdasarkan gambar diatas tujuan jangka panjang adalah status kesehatan yang optimal,

tujuan jangka menengah adalah perilaku sehat, dan tujuan jangka pendek adalah terciptanya

pengertian, sikap dan norma. Akan tetapi, terdapat juga anggapan bahwa tujuan jangka panjang

adalah terciptanya perilaku sehat dan tujuan jangka menengah adalah terciptanya pengertian,

sikap dan norma. Sementara tujuan jangka pendek adalah jangkauan kelompok sasaran, misalnya

menjangkau 60 % atau 80 % kelompok sasaran atau terlaksananya kegiatan penyuluhan

(Maulana,2009:142).

Page 11: Perawatan Tali Pusat

Apapun tujuan yang dipilih,hal yang terpenting adalah tujuan harus jelas, realitas (bisa

dicapai), dan dapat diukur. Jika program sekarang yang akan dikembangkan segi penyuluhan nya

sudah berjalan beberapa lama, perlu diperhatikan seberapa jauh penyuluhan waktu lalu, tujuan

penyuluhan waktu itu, apa kegitan dan bagaimana hasil penyuluhan waktu itu. Berdasarkan

informasi tersebut, tentukan tujuan penyuluhan yang akan dikembangkan sekarang

(Maulana,2009:143).

2.3.3    Menentukan sasaran penyuluhan

Sasaran program dan sasaran penyuluhan tidaklah selalu sama, dalam penyuluhan, yang

dimaksud sasaran adalah individu atau kelompok yang akan di beri penyuluhan. Penentuan

kelompok sasaran menyangkut pula starategi (misalnya, tujuan penyuluhan agar ibu-ibu balita

menimbang kan anaknya setiap bulan. Sasaran penyuluhan mungkin buka hanya untuk ibu dan

balita, tetapi juga untuk orang-orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan keluarga).

(Maulana,2009:143).

2.3.4   Menentukan isi penyuluhan

Isi harus di tuangkan kedalam bahasa yang mudah di pahami oleh sasaran, dapat

dilaksanakan oleh sasaran dengan sasaran yang mereka miliki, atau terjangkau oleh sasaran.

Dalam menyusun isi penyuluhan, harus di kemukakan keuntungan jika sasaran melaksanakan

apa yang di anjurkan dalam penyuluhan tersebut dan perlu di pahami dasar-dasar komunikasi

(Maulana,2009:143).

2.3.5    Menentukan metode penyuluhan yang akan di gunakan

Di tahap ini, tentukan cara menyampaikan pesan-pesan trsebut kepada sasaran agar

tujuan tercapai. Metode atau cara bergantung pada aspek atau tujuan apa yang akan di capai,

apakah aspek pengertian, sikap, atau keterampilan. Jika tujuan yang akan di capai adalah aspek

Page 12: Perawatan Tali Pusat

pengertian, pesan cukup disampaikan dengan lisan atau disampaikan melalui tulisan. Jika tujuan

untuk mengembangkan sikap positif, sasaran perlu menyaksikan kejadian tersebut, baik meliahat

langsung, melalui film, slide, maupun foto. Untuk mengembangkan keterampilan, sasaran harus

diberikan kesempatan mencoba sendiri. Sasaran umum, ungkapan berikut dapat dipakai untuk

menentukan metode “kalau saya dengar, saya lupa; kalau saya lihat,saya akan ingat; kalau saya

kerjakan, saya akan tahu”. (lihat pembahasan lebih lanjut tentang metode pada Bab 10 tentang

Metode dan Media Promosi Kesehatan). (Maulana,2009:143).

2.3.6   Memilih alat peraga atau media penyuluhan

Setelah menentukan metode, selanjutnya tentukan media apa yang akan digunakan untuk

menunjang pendekatan tadi, misalnya poster, leaflet, atau media lain. (lihat pembahasan lebih

lanjut tentang alat peraga pada Bab metode dan Media),(Maulana,2009:144).

2.3.7   Menyusun rencana penilaian (evaluasi)

1.      Pastikan dalam tujuan yang telah dijabarkan sudah secara khusus dan jelas mencantumkan waktu

evaluasi, tempat pelaksanaan evaluasi, dan kelompok sasaran yang akan dievaluasi.

2.      Apa jenis indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam penilaian.

3.      Perlu dilihat kembali,apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuam program.

4.      Kegiatan – kegiatan penyuluhan apa yang akan dievaluasi.

5.      Metode dan instrumen yang akan digunakan untuk evaluasi tersebut.

6.      Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.

7.      Sarana – sarana apa (alat, biaya, tenaga, dan lain-lain) yang diperlukan untuk evaluasi, dan

tempat sarana tersebut diperoleh.

8.      Apakah terdapat fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang akan

melaksanakan evaluasi tersebut.

Page 13: Perawatan Tali Pusat

9.      Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil valuasi ini kepada para pimpina

program.

(Maulana,2009:144).

2.3.8    Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaan

Setelah menetapkan pokok-pokok kegiatan penyuluhan termasuk waktu, tempat, dan pelaksanaannya yang dicantumkan dalam suatu daftar. Bentuk jadwal pelaksanaan bermacam-macam, contohnya

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN TALI PUSAT

I.         Identifikasi Masalah

Tali pusat bayi merupakan organ yang paling rentan terhadap timbulnya infeksi pada bayi,

banyak ibu yang belum tahu bagaimana merawat tali pusat bayinya agar tetap bersih dan

terhindar dari infeksi dalam hal ini sangat di butuhkan pemahaman mengenai bagaimana

merawat tali pusat yang benar agar kejadian infeksi pada bayi dapat diminimalisir oleh karena

pemahaman ibu ‘’R’’ mengenai perawatan tali pusa masih kurang, sehingga diperlukan

penyuluhan tentang perawatan tali pusat

II.      Pengantar

Topik : Perawatan Tali Pusat

Subtopik : Perawatan Tali Pusat Sehari – hari

Sasaran : Ibu “R”

Jam : 15.00- 15.30

Hari/tanggal : 20 November 2008

Waktu : 30 menit

Tempat : Rumah Ibu “R”

III.   Tujuan Instruksional Umum

Page 14: Perawatan Tali Pusat

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga dapat mengerti

tentang perawatan tali pusat sehari – hari  yang benar.

IV.   Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga akan dapat

menjelaskan tentang :

1.         Tujuan perawatan tali pusat

2.         Bahaya yang timbul apabila tali pusat tidak terawat

3.         Ciri – ciri infeksi tali pusat

4.         Cara merawa tali pusat

V.      Materi

Terlampir

VI.   Media

1.         Materi SAP

2.         Leaflet

VII.Metode

1.         Penyuluhan

2.         Tanya jawab

VIII.  Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 3 menit Pembukaan:

       Memberi salam

       Menjelaskan tujuan penyuluhan

       Menyebutkan materi/pokok

bahasan yang akan disampaikan

 Menjawab salam

mendengarkan dan

memperhatikan

2. 10 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan

secara berurutan dan teratur .

Menyimak dan

memperhatikan

Page 15: Perawatan Tali Pusat

Materi :

       Tujuan perawatan tali pusat

       Bahaya yang timbul apabila tali

pusat tidak terawat

       Ciri – ciri infeksi tali pusat

       Cara merawa tali pusat

3. 12 menit Evaluasi

       Menyimpulkan inti penyuluhan

       Menyampaikan secara singkat

materi penyuluhan

       Memberi kesempatan pada

responden untuk beranya

       Memberi kesempatan pada

responden untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan

Menyimak dan

memperhatikan

4. 5 menit Penutup

       Menyimpulkan materi yang

telah disampaikan

       Menyampaikan terimakasih atas

perhatian dan waktu yang telah

diberikan kepada peserta

       Mengucapkan salam

Menjawab salam

IX.        Evaluasi

Metode Evaluasi    : Diskusi dan Tanya Jawab

Jenis pertanyaan    : Lisan

Jumlah soal            : 2 soal

 

X.           LAMPIRAN MATERI

A.    Pengertian Perawatan Tali Pusat

Page 16: Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah cara untuk membersihkan dan menjaga agar tali pusat tetap kering

dan bersih ( tali pusa mengering dan putus pada 7-10 hari sesudah lahir, bisa juga 15-18 hari atau

lebih)

B.     Tujuan perawatan tali pusat

Agar terhindar dari infeksi

C.    Ciri – ciri infeksi tali pusat

1.      Warna memerah , disertai kemerahan sampai perut 9mengelilingi tali pusa)

2.      Keluar nanah

3.      Mengeluarkan bau tidak sedap

D.    Cara merawat tali pusat

1.      Cuci tangan kita dengan air bersih dan sabun

2.      Cuci tali pusat bayi dengan air bersih dan sabun bayi lalu bilas

3.      Keringkan betul – betul dengan handuk yang lembut

4.      Pertahankan tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara

5.      Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat, baru kenakan pakaian bayi diatasnya

6.      Cuci kembali tangan kita setelah selesai membersihkan tali pusat

adalah yang terdapat pada table dibawah ini:

http://yadikustiyadi.blogspot.com/2013/05/satuan-acara-penyuluhan-sap-

perawatan_14.html

Perawatan tali pusat merupakan tindakan medis yang bertujuan merawat tali

pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi

Tali pusat

Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan

saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, sebab selama dalam

rahim, tali pusat ini lah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin

yang berada di dalam nya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan

oksigen.dari ibunya, karena bayi mungil ini sudah dapat bernafas sendiri melalui

hidungnya. Karena sudah tak diperlukan lagi maka saluran ini harus dipotong dan

dijepit, atau diikat (Wibowo, 2008).

Page 17: Perawatan Tali Pusat

Diameter tali pusat antara 1cm - 2,5cm, dengan rentang panjang antara 30cm-

100cm, rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa omfalo

mesenterikus, dilapisi membran mukus yang tipis, selebihnya terisi oleh zat seperti

agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang disebut jeli whartor. Setelah tali

pusat lahir akan segera berhenti berdenyut, pembuluh darah tali pusat akan menyempit

tetapi belum obliterasi, karena itu tali pusat harus segera dipotong dan diikat kuat-kuat

supaya pembuluh darah tersebut oklusi serta tidak perdarahan (Retniati, 2010;9).

Definisi perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat

bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput (Paisal, 2008).

Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang

menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat

dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat,

2005).

Tujuan perawatan tali pusat

Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada

bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak

terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh clostridium

tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali

pusat, karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2001).

Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali

pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali

pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas.

Penatalaksanaan perawatan tali pusat yang benar

Penatalaksanaan perawatan tali pusat (Panduan APN, 2010)

Peralatan Yang Dibutuhkan: 

1. 2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk membilas 

Page 18: Perawatan Tali Pusat

2. Washlap kering dan basah 

3. Sabun bayi 

4. Kassa steril 

5. 1 set pakaian bayi

Prosedur Perawatan Tali Pusat: 

1. Cuci tangan. 

2. Dekatkan alat. 

3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang

sudah digelar. 

4. Buka bedong bayi. 

5. Lepas bungkus tali pusat. 

6. Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/ atas ke

bawah. 

7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih. 

8. Bersihkan tali pusat, dengan cara: (a) Pegang bagian ujung, (b) Basahi dengan

washlap dari ujung melingkar ke batang, (c) Disabuni pada bagian batang dan

pangkal, (d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang, (e) Keringkan sisa air

dengan kassa steril, (f) Tali pusat tidak dibungkus. 

9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir.

Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali

pusat, tetapi ke bagian popok dulu. 

10. Bereskan alat. 

11. Cuci tangan.

Page 19: Perawatan Tali Pusat

Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat yaitu cukup

membersihkan bagian pangkal tali pusat, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan

air dan sabun, lalu kering anginkan hingga benar-benar kering. Untuk membersihkan

pangkal tali pusat, dengan sedikit diangkat (bukan ditarik).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan

air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dibanding tali pusat yang

dibersihkan menggunakan alkohol. Selama sebelum tali pusat puput, sebaiknya bayi

tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air

hangat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya 2x sehari selama balutan atau kain

yang bersentuhan dengan tali pusat tidak dalam keadaan kotor atau basah.

Tali pusat juga tidak boleh dibalut atau ditutup rapat dengan apapun, karena

akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga

dapat menimbulkan resiko infeksi. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara

agar cepat mengering dan terlepas.

Dampak positif dan dampak negative perawatan tali pusat

Dampak positif dari perawatan tali pusat adalah bayi akan sehat dengan kondisi

tali pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat yaitu antara

hari ke 5-7 tanpa ada komplikasi (Hidayat, 2005).

Dampak negatif perawatan tali pusat adalah apabila tali pusat tidak dirawat

dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan

penyakit Tetanus neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi

yang terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih

banyak masyarakat yang belum mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang baik

dan benar (Dinkes RI, 2005). Cara persalinan yang tidak steril dan cara perawatan tali

pusat dengan pemberian ramuan tradisional meningkatkan terjadinya tetanus pada bayi

baru lahir (Retniati, 2010).

Cara pencegahan infeksi pada tali pusat

Cara penanggulangan atau pencegahan infeksi pada tali pusat meliputi:

Page 20: Perawatan Tali Pusat

1. Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat 

2. Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca persalinan. 

3. Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya. 

4. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau kotor (Arin &

Akbar, 2009).