asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat terhadap by.ny.s...

123
BIODATA Nama : Wiwik Saraswati NIM : 201207064 No. Hp : 085769866490 Alamat : Desa Sripurnomo RT/RW 10/23 Kalirejo Lampung Tengah

Upload: akbidadila07

Post on 03-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

wiwik saraswati

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BIODATA

Nama : Wiwik Saraswati

NIM : 201207064

No. Hp : 085769866490

Alamat : Desa Sripurnomo RT/RW 10/23 Kalirejo Lampung Tengah

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT

TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH

LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

WIWIK SARASWATI

201207064

AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

2015

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT

TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH

LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh :

WIWIK SARASWATI

201207064

AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

2015

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan

Diploma III Kebidanan Adila pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 10 Juli 2015

Penguji I Penguji II

Ninik Masturiyah S.ST,M.Kes Kiki Purnama Sari

S.ST

NIK. 201501143 NIK. 31008021

Direktur Akademi Kebidanan ADILA

Bandar Lampung

dr. Wazni Adila,M.PH

NIK. 2011041008

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT

TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH

LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

WIWIK SARASWATI, KARSIYAH S.Kep M.Kes, RATNAWATI S.ST

INTISARI

KTI ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir. Bayi baru lahir atau neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran

serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Asuhan

pada bayi baru lahir salah satunya adalah perawatan tali pusat, dampak negatif dari perawatan tali

pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum. Menurut data

Departemen Kesehatan RI Tahun 2008 sebanyak 75% kematian bayi terjadi pada masa perinatal.

Penyebab kematian akibat infeksi yaitu sebesar 57,1%, Proporsi kematian karena tetanus

neonatorum yaitu 9,5%. Berdasarkan hasil survey maka di rumuskan masalah “Bagaimana

Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat pada Bayi Ny. S Di BPS Sulistyani S.ST Bandar Lampung

Tahun 2015? ”. Tujuan study kasus diperolehnya pengalaman nyata dan mampu memberikan

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Terhadap

By. Ny. S Segera Setelah Lahir Di BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar Lampung Tahun 2015 dengan menggunakan tujuh langkah Varney. Sasaran study kasus adalah By. Ny. S dan dilakukan

selama tujuh hari dari tanggal 02 sampai 08 April tahun 2015. Metode study kasus yang digunakan

penulis adalah deskriptif, tehnik memperoleh data yaitu data primer dan sekunder. Terdapat

kesenjangan pada umur ibu karena umur ibu 36 tahun merupakan faktor resiko persalinan.

Kesimpulan dari studi kasus ini penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru

Lahir dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat menggunakan tujuh langkah Varney dengan

hasil evaluasi tali pusat puput pada hari ke 6 dalam keadaan bersih dan tidak ada tanda infeksi dan

tanda bahaya pada bayi. Saran bagi orang tua dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

yang berhubungan dengan perawatan tali pusat.

Kata kunci : Bayi baru lahir, perawatan tali pusat.

Kepustakan : (15) 2005- 2012

Halaman : 112

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

CURRICULLUM VITAE

Nama : Wiwik Saraswati

NIM : 201207064

Tempat/Tanggal Lahir : Srimulyo,25 Maret 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl Raya Srimulyo Kalirejo Lampung Tengah

Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

Angkatan : VII (2012/2015)

Biografi :

Riwayat Pendidikan :

1. SD N 1 Srimulyo Lampung Tengah Pada Tahun 1999-2005

2. SMP N 1 Kalirejo Lampung Tengah Pada Tahun 2005-2008

3. SMA Muhammadyah Kalirejo Lampung Tengah Pada Tahun 2008-2011

4. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung sejak Tahun 2012 hingga sekarang.

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

MOTTO

Belajar dari masa lalu, hidup untuk

sekarang dan berencana untuk esok hari

By : Wiwik Saraswati

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, dan dibalik

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lupa penulis memberikan persembahan

kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun

tidak langsung.

1. Terima kasih untuk keluarga besar tercinta yang selalu memberikan semangat

dan mendoakan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu

mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan

2. Rekan-rekanku tercinta Akbid Adila khususnya tingkat III yang selalu

mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini

3. Almamaterku tercinta Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai

tempat penulis menuntut ilmu selama 3 tahun

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

partisipasi dan dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpah dan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan

Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali

Pusat Terhadap By. Ny. S Segera Setelah Lahir Di BPS Sulistyani S.ST

Bandar Lampung Tahun 2015”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Wazni Adila,M PH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung

2. Karsiyah S.Kep,M.Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah

3. Ratnawati S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah

4. BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar Lampung selaku tempat

pengambilan Karya Tulis Ilmiah

5. Seluruh staf dan dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis

miliki. Oleh karena ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini guna

perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, 2015

Penulis

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii

INTISARI ........................................................................................... iv

CURRICULLUM VITAE ................................................................. v

MOTTO ............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 4

1.3 Tujuan ......................................................................... 5

1.4 Ruang Lingkup ............................................................ 6

1.5 Manfaat penelitian…………………………………….. 7

1.6 Metodelogi dan tehnik memperoleh data……………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 11

2.1 Tinjauan Teori Medis .................................................... 11

2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ................................ 52

2.3 Landasan Hukum Dan Kewenangan Bidan ................... 71

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................ 73

3.1 Data subjektif ............................................................... 73

3.2 Data objektif ................................................................. 75

3.3 Matriks ......................................................................... 77

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................... 92

4.1 Pengkajian ................................................................... 92

4.2 Interpretasi Data ........................................................... 97

4.3 Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial ...................... 99

4.4 Tindakan segera ........................................................... 99

4.5 Perencanaan ................................................................. 100

4.6 Pelaksanaan ................................................................. 102

4.7 Evaluasi ....................................................................... 107

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB V PENUTUP ............................................................................. 110

5.1 Simpulan...................................................................... 110

5.2 Saran ........................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sigtuna Score ....................................................................... 17

Tabel 2.2 Apgar Score ......................................................................... 18

Tabel 2.3 Perubahan Pola Tidur Bayi ................................................... 47

Tabel 3.1 Matriks ................................................................................. 77

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Izin Balasan

Lampiran 3 : Jadwal Penelitian

Lampiran 4 : SAP dan Leaflet

Lampiran 5 : Dokumentasi

Lampiran 6 : Lembar Konsul

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus

dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke

ekstrauterin (Dewi, 2011; hal 1).

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu jaga kehangatan,

bersihkan jalan nafas (bila perlu), keringkan dan tetap jaga kehangatan bayi,

potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhkan apapun, kira-kira 2 menit

setelah lahir, lakukan Inisiasi Menyusu Dini dan kontak kulit bayi dengan

kulit ibu, berikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata,

berikan suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, dipaha kiri anterolateral

setelah Inisiasi Menyusui Dini, berikan imunisasi Hepatitis B 0,5 ml

intramuskular dipaha kanan anterolateral diberikan kira-kira 1-2 jam setelah

pemberian vitamin K1 (JNPK-KR, 2008; hal 122).

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat

yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian, tali pusat

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan memberikan dampak positif,

yaitu tali pusat akan puput pada hari ke 5 sampai hari ke 7 tanpa ada

komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak

benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum dan dapat

menyebabkan kematian (Ronald, 2011; hal 40).

Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab kesakitan

dan kematian secara terus-menerus di berbagai negara. Setiap tahunnya

sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000

meninggal akibat infeksi bakteri. Tetanus neonatorum sebagai salah satu

penyebab kematian, sebenarnya dapat dengan mudah di hindari dengan

perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang cara

merawat tali pusat (Sodikin, 2009; hal 3).

Menurut data Departemen Kesehatan 75% kematian bayi terjadi pada masa

perinatal. Kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah

infeksi, yaitu sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, dan

diare). Proporsi kematian karena tetanus neonatorum yaitu 9,5% (Ronald,

2011; hal 41).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2012

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran

Hidup tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012. Angka

ini bila dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 2015 sebesar 23 per

1.000 Kelahiran Hidup maka masih perlu kerja keras untuk mencapainya.

Di Kota Bandar Lampung 204 kasus kematian bayi dan 25 kematian anak

balita. Kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), di

ikuti kematian pada masa bayi neonatal (7 – 28 hari) dan masa bayi (>28

hari - < 1 tahun).

Penyebab kematian bayi neonatal (7-28 hari) diprovinsi Lampung tahun

2012 sebanyak 32% disebabkan BBLR, 18% disebabkan asfiksia, 7%

disebabkan oleh infeksi sedangkan untuk Tetanus Neonatorum sebesar 4%

(Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2012; hal 51-53).

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu

pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Jelly

Wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat berkolonisasi dengan

organisme patogen, kemudian menyebar dan menyebabkan infeksi kulit dan

infeksi sistemik pada bayi. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat

adalah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih. Cuci tangan dengan

sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat. Bersihkan dengan lembut

kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan

longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih/steril. Popok atau celana bayi

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

diikat di bawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat untuk menghindari

kontak dengan feses dan urin. Hindari penggunaan kancing, koin atau uang

logam untuk membalut tekan tali pusat (Prawirohardjo, 2010; hal 370).

Status pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat

memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan

Wulandari, 2010; hal 32).

Berdasarkan data dan hasil pre survey yang dilakukan oleh penulis,

sehingga penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Baru Lahir Dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat

Terhadap By.Ny. S Segera Setelah Lahir Di BPS Sulistyani S.ST Way

Halim Bandar Lampung Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka batasan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Penatalaksanaan

Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Ny. S Segera Setelah Lahir Di BPS

Sulistyani S.ST Bandar Lampung Tahun 2015?”

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan

Penatalaksanaan Perawatan Tali pusat terhadap By.Ny. S Segera

Setelah Lahir di BPS Sulistyani S.ST Bandar Lampung Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diharapkan penulis dapat melaksanakan pengkajian

kebidanan pada By. Ny. S dengan Penatalaksanaan

Perawatan Tali Pusat di BPS Sulistyani S.ST Way Halim

Bandar Lampung Tahun 2015.

1.3.2.2 Diharapkan penulis dapat mengidentifikasi data untuk

melakukan diagnosa masalah serta kebutuhan pada

By. Ny. S dengan Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat

di BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar Lampung

Tahun 2015.

1.3.2.3 Diharapkan penulis dapat menegakkan diagnosa dan

masalah potensial terhadap By. Ny. S dengan

Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat di BPS Sulistyani

S.ST Way Halim Bandar Lampung Tahun 2015.

1.3.2.4 Diharapkan penulis dapat melaksanakan tindakan

segera/kolaborasi Asuhan Kebidanan yang menyeluruh

terhadap By. Ny. S dengan Penataksanaan Perawatan Tali

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Pusat di BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar

Lampung Tahun 2015.

1.3.2.5 Diharapkan penulis dapat merencanakan tindakan Asuhan

Kebidanan pada By. Ny. S dengan Perawatan Tali Pusat di

BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar Lampung Tahun

2015.

1.3.2.6 Diharapkan penulis dapat melaksanakan tindakan Asuhan

Kebidanan pada By. Ny. S dengan Penataksanaan

Perawatan Tali Pusat di BPS Sulistyani S.ST Way Halim

Bandar Lampung Tahun 2015.

1.3.2.7 Diharapkan penulis dapat mengevaluasi Asuhan

Kebidanan pada By. Ny. S dengan Penatalaksanaan

Perawatan Tali Pusat di BPS Sulistyani S.ST Way Halim

Bandar Lampung Tahun 2015.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Bayi Ny. S dengan kebutuhan perawatan tali pusat.

1.4.2 Tempat

BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar Lampung.

1.4.3 Waktu

Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan selama 7 hari yaitu pada tanggal

02 April sampai dengan 08 April 2015.

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan

manfaat yang berarti untuk :

1.5.1 Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan dalam memberikan

pengajaran yang berkaitan dengan perawatan tali pusat dan dapat

dijadikan bahan referensi untuk penelitian yang sama.

1.5.2 Bagi Lahan Praktek

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi instansi dalam

memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam

meningkatkan pelayanan khususnya tentang perawatan tali pusat

yang baik dan benar, dalam hal ini untuk pencegahan terjadinya

infeksi agar membantu menurunkan AKB.

1.5.3 Bagi Masyarakat/Orang tua Bayi

Setelah diberikan asuhan komprehensif selama perawatan Tali pusat

pada bayi diharapkan dapat mencegah, mendeteksi dan mengatasi

masalah yang terjadi pada pasien.

1.6 Metodelogi Penelitian Dan Tehnik Memperoleh Data

1.6.1 Metodologi penelitian

Metode yang digunakan penulis dalan Karya Tulis Ilmiah adalah

metode penelitian survei deskriptif, penelitian diarahkan untuk

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam

komunitas atau masyarakat.

1.6.2 Tehnik Memperoleh Data

1.6.2.1 Data Primer

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan

untuk mengumpulkan data, dimana peneliti

mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan

dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang

tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2005; hal 26,102).

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk

mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami

oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk

mengumpulkan data tentang kesehatan pasien,

menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh

dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien,

menilai perubahan status pasien dan mengevaluasi

pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam

melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar

yang perlu dipahami, diantaranya inpeksi, palpasi,

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

perkusi dan auskultasi (Uliyah dan Hidayat, 2011; hal

140)

1.6.2.2 Data Sekunder

a. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan hal yang sangat penting

dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu

penelitian. Telah kita ketahui bersama bahwa didalam

perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan dan

informasi dari berbagai disiplin ilmu. Dari buku-buku,

laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan

sebagainya.

b. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan semua bentuk sumber

informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik

dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi,

dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen baik

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan yang ada

dibawah tanggung jawab instansi resmi (Notoadmodjo,

2005; hal 63-64).

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Medis

2.1.1 Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu

yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran

serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan

intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan

37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi, 2011; hal

1).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat

bawaan.

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin (Rukiyah dan Yulianti, 2013; hal 2).

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu

b. Berat badan 2500-4000 gram

c. Panjang badan 48-52 cm

d. Lingkar dada 30-38 cm

e. Lingkar Kepala 33-35 cm

f. Lingkar lengan 11-12 cm

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit

h. Pernafasan ±40-60x/menit

i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

k. Kuku agak panjang dan lemas

l. Nilai APGAR >7

m. Gerakan aktif

n. Bayi baru lahir langsung menangis kuat

o. Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil

pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik

p. Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik

q. Reflek morrro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik

s. Genetalia

1) Pada laki-laki ditandai dengan testis yang berada pada

skrotum dan penis berlubang

2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uretra berlubang, serta ada labia mayor yang menutupi labia

minor

t. Eliminasi yang baik dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam

pertama dan berwarna hitam dan kecoklatan (Dewi, 2011; hal

2).

2.1.3 Penampilan pada bayi baru lahir

1) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi

rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit

atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.

2) Keaktifan, Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan

yang simetris pada waktu bangun. Adanya tumor pada bibir,

kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila

hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu

kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

3) Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang: kepala:

apakah terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak

dibelakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada kepala

tersebut hanya terdapat dibelahan kanan atau kiri saja. Atau

disisi kiri dan kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur

kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai kondisi

benjol (capput succedaneum) dikepala hilang dan jika terjadi

moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada bentuknya

semula.

4) Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan

kesimetrisan antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya

tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan

menghilang dalam waktu 6 minggu.

5) Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu

seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,

saliva tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat sekret yang

berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.

6) Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan;

perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernafasan bayi karena

bayi biasanya bayi masih ada pernafasan perut.

7) Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung

dengan lekukan yang kurang sempurna; bahu, tangan, sendi,

tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya, fraktur (bila

ekstremitas lunglai/kurang gerak), farices.

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

8) Kulit dan kuku : dalam keadaan normal kulit berwarna

kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas

ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan

kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit dengan

warna yang tak rata (cutis marmorata) ini dapat disebabkan

karena temperatur dingin, telapak tangan, telapak kaki atau kuku

yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak-

bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong

(mongolion spot) akan menghilang pada umur 1 tahun sampai 5

tahun.

9) Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja

dan kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada

bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluar tinja,

disertai muntah dan mungkin kulit kebiruan, harap segera

konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinan

hirschprung/ congenital megacolon.

10) Reflek: reflek rooting, bayi menoleh kearah benda yang

menyentuh pipi; reflek isap, terjadi apabila terdapat benda

menyentuh bibir, yang disertai reflek menelan; reflek moro ialah

timbulnya pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul

apabila kepala tiba-tiba digerakkan; reflek mengeluarkan lidah

terjadi apabila diletakkan benda didalam mulut, yang sering

ditafsirkan bayi menolak makanan/minuman.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

11) Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan

lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan

cairan (Rukiyah dan Yulianti, 2013; hal 3-5).

2.1.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir

2.1.4.1 Penilaian Bayi Baru Lahir

a. Penilaian sekilas setelah bayi lahir.

Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian

sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum.

Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi,

jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat

menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan

data awal bahwa dalam kondisi baik.

b. Menit pertama kelahiran

Pertemuan SAREC di Swedia tahun 1985 menganjurkan

penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan

cara sederhana yang disebut nilai SIGTUNA (SIGTUNA

SCORE), sesuai dengan nama tempat kejadiannya

konsensus. Penilaian cara ini digunakan terutama untuk

tingkat pelayanan kesehatan dasar karena hanya menilai

dua parameter yang penting namun cukup mewakili

indikator kesejahteraan bayi baru lahir.

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau 2 tanda vital

bayi sesuai dengan SIGTUNA skor, yaitu upaya bayi

untuk bernafas dan frekuensi jantung (dihitung selama 6

detik, hasil dikalikan 10 sama dengan frekuensi jantung

satu menit).

Cara menentukan SIGTUNA skor :

1. Nilai bayi sesaat setelah lahir (menit pertama)

dengan kriteria penilaian seperti pada tabel

2. Jumlahkan skor yang didapat

3. Kesimpulan dari total SIGTUNA skor :

4 : asfiksia ringan atau tidak asfiksia

2-3 : asfiksia sedang

1 : asfiksia berat

0 : bayi lahir mati/fresh stillbirth

Tabel 2.1 SIGTUNA SKOR

Skor/

Kriteria

2 1 0

Pernafasan Teratur Megap – megap Tidak ada

Denyut

jantung

>100 <100 Tidak ada

c. Menit ke 5 sampai 10.

Segera setelah bayi lahir, bidan mengobservasi keadaan

bayi dengan berpatokan pada APGAR skor dari 5 menit

10 menit. Uraian cara penilaian APGAR skor beserta

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

penatalaksanannya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010;

hal 118-119).

Tabel 2.2 APGAR SCORE

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2

Appearance Pucat/biru seluruh

tubuh

Tubuh merah,

ekstremitas biru

Seluruh tubuh

kemerahan

Pulse (denyut

jantung)

Tidak ada < 100 100

Grimace (tonus

otot)

Tidak ada Ekstremitas sedikit

fleksi

Gerakan aktif

Activity

(aktivitas)

Tidak ada Sedikit gerak Langsung

menangis

Respiration

(pernafasan)

Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis

Interprestasi :

1. nilai 1-3 asfiksia berat

2. nilai 4-6 asfiksia sedang

3. nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

(Dewi, 2011; hal 2-3).

2.1.4.2 Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada BBL belum

berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera

dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka

BBL dapat mengalami hipotermia,. Bayi dengan hipotermia,

sangat beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau

bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang

tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan

dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang relatif

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

hangat. Bayi prematur atau berat badan lahir rendah sangat

rentan untuk mengalami hipotermia. Bayi baru lahir dapat

kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :

a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas.

Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan

ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi

sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera

dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi

yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera

dikeringkan dan diselimuti.

b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang

dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang

temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan

menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi

apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi

saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi

yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang

dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.

Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi aliran udara

dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau

pendingin ruangan.

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi

ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai

suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa

kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda

tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun

tidak bersentuhan secara langsung) (JNPK-KR, 2008; hal

123-124).

2.1.5 Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir

2.1.5.1 Perubahan Sistem Pernafasan

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas

pertama bayi :

a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

lingkungan luar rahim yang merangsang pusat

pernafasan di otak.

b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena

kompresi paru-paru selama persalinan yang

merangsang masuknya udara kedalam paru-paru

secara mekanis.

2.1.5.2 Perubahan Dalam Sistem Peredaran darah

Setelah lahir darah dalam bayi harus melewati paru

untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan.

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem

pembuluh darah :

a. Pada saat tali pusat dipotong. Tekanan atrium kanan

menurun karena berkurangnya aliran darah ke

atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan

volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini

membantu darah dengan kandungan O2 sedikit

mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi

pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan

tekanan atrium kanan.

2.1.5.3 Sistem Pengaturan Suhu

a. Pengaturan Suhu

Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air

ketuban menguap melalui kulit sehingga

mendinginkan darah bayi. Pembentukkan suhu tanpa

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi

yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas

tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk

produksi panas.

b. Mekanisme Kehilangan Panas

Bayi dapat kebilangan panas tubuhnya melalui cara-

cara sebagai berikut ini:

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

(a) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada

permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah

lahir tidak dikeringkan dan diselimuti.

(b) Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

(c) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara

yang lebih dingin (misalnya melalui kipas

angin, hembusan udara, atau pendingin

ruangan).

(d) Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat

benda-benda yang mempunyai suhu lebih

rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak

bersentuhan secara langsung).

c. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa

dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah

akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang

tidak dapat mencerna makanan yang cukup akan

membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi

bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup

yang disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar

gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara: melalui

penggunaan ASI, melalui penggunaan cadangan

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

glikogen, melalui pembuatan glukosa dari sumber

lain terutama lemak.

2.1.5.4 Perubahan Sistem Gatrointestinal

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah

terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi

sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan

menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas

pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan

lambung masih belum sempurna yang berakibat

gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari

30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan

janin.

2.1.5.5 Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan

terhadap infeksi. Kekebalam alami yang dimiliki bayi

diantaranya: perlindungan oleh kulit membran mukosa,

fungsi jaringan saluran nafas, pembentukkan koloni

mikroba oleh kulit dan usus, perlindungan kimia oleh

lingkungan asam lambung, kekebalan alami juga

disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang

membantu membunuh organisme asing (Rukiyah dan

Yulianti, 2013; hal 38-41).

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2.1.6 Asuhan Tali pusat

a. Tali pusat

1) Pengertian Tali pusat

Merupakan bagian yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup janin meskipun tidak menutup

kemungkinan bahwa tali pusat juga dapat menyebabkan

penyulit persalinan,misalnya pada kasus lilitan tali pusat

2) Struktur tali pusat yaitu :

a. Terdiri dari dua arteri umbilakis dan satu vena

umbilikalis

b. Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion

c. Didalam terdapat jaringan lembek, yang dinamakan

selai warthon. Selai warthon berfungsi melindungi

dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berada

dalam tali pusat

3) Panjang rata-rata 50 cm

4) Fungsi tali pusat :

a) Nutrisi dan oksigen dari plasenta ketubuh janin

b) Pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu

c) Zat antibodi dari ibu ke janin (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010; hal 37-38).

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

5) Kelainan tali pusat

a. Kelainan Insersi

Tempat lekat (insertion) tali pusat pada plasenta

normalnya adalah sedikit diluar titik tengah (insertion

paracentral), lebih keluar sedikit mendekati tepi

plasenta (insertion lateral), tepat pada tepi plasenta

(insertion marginal).Tempat-tempat lekat tersebut

tidak mempunyai arti klinis atau tanda adanya

kelainan.

Pada kehamilan kembar atau ganda, tempat lekat tali

pusat biasanya adalah insertion velamentosa yaitu

tempat lekat tali pusat berada pada selaput janin. Pada

insertion velamentosa tali pusat dihubungkan dengan

plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang

berjalan dalam selaput janin. Bila pembuluh darah

tersebut berjalan di daerah ostium uteri internum

disebut dengan istilah vasa praveia. Gejala yang akan

terlihat adalah perdarahan segera setelah ketuban

pecah, karena perdarahan ini berasal dari bayi maka

dengan cepat bunyi jantung bayi menjadi buruk.

b. Kelainan Panjang

Panjang tali pusat bervariasi atau beragam oleh karena

itu kelainan panjang tali pusat sangat beragam.

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Panjang tali pusat normalnya ±55 cm. Kelainan

panjang tali pusat berupa tidak adanya tali pusat

(achordia) dan tali pusat yang panjang mencapai 300

cm. Tali pusat pendek berhubungan dengan rupturnya

tali pusat dan abrupsio plasenta, akan tetapi hal ini

jarang menyebabkan penyulit langsung. Tali pusat

yang panjang cenderung melingkar-lingkar, berlilit,

dan menjerat leher bayi. Masalah biasanya tidak

timbul sampai tiba saatnya melahirkan, yaitu terjadi

brakikardi pada janin. Reposisi ibu mungkin cukup

membantu untuk mengurangi kompresi tali pusat. Bila

baru diketahui pada saat persalinan, bidan atau dokter

harus segera melakukan tindakan untuk melonggarkan

tali pusat.

c. Tali Pusat Pendek

Tali pusat yang sangat pendek membuat abdomen

janin berhubungan dengan plasenta, keadaan ini selalu

diikuti hernia umbilikalis. Tali pusat harus lebih

panjang dari 20-35 cm. untuk memungkinkan

kelahiran anak, bergantung pada apakah plasenta

berada dibawah atau diatas. Tali pusat dapat pendek

absolut karena ukurannya memang mutlak kurang,

akan tetapi mungkin pendek relatif yang berarti

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

panjangnya cukup tetapi menjadi pendek karena

lilitan tali pusat. Tali pusat yang terlalu pendek dapat

menyebabkan hernia umbilikalis, solusio plasenta

persalinan tidak maju saat pengeluaran (karena tali

pusat tertarik, mungkin bunyi jantung menjadi buruk),

atau insersio uteri.

d. Tali Pusat Panjang

Keberadaan tali pusat yang terlalu panjang dapat

memudahkan terjadinya lilitan tali pusat, tali pusat

menumbung, dan simpul benar. Simpul tali pusat

terdiri dari dua macam simpul yang palsu dan simpul

yang benar. Simpul palsu adalah suatu keadaan ketika

bagian yang menonjol dari tali pusat menyerupai

simpul. Simpul tersebut dibentuk oleh penumpukan

jeli wharton atau varix dari vena umbilikalis.

Sedangkan simpul benar, biasanya tidak memiliki arti

klinis atau gambaran adanya suatu kelainan. Akan

tetapi kadang-kadang simpul dapat tertarik

sedemikian kuatnya sehingga dapat menyebabkan

kematian janin. Ini paling besar kemungkinan terjadi

pada saat pelahiran.

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

e. Lilitan Tali Pusat

Lilitan tali pusat biasanya terdapat pada leher bayi.

Lilitan tali pusat menyebabkan tali pusat relatif

pendek dan memungkinkan letak defleksi. Setelah

kepala bayi lahir, lilitan perlu segera dibebaskan

melalui kepala atau digunting diantara 2 kocher

f. Tali Pusat Menumbung dan Terkemuka

Keadaan tali pusat menumbung terjadi apabila tali

pusat teraba disamping atau lebih rendah daripada

bagian depan, sedangkan ketuban sudah pecah. Bila

tali pusat teraba didalam ketuban, keadaan ini disebut

tali pusat terkemuka. Dua keadaan, baik tali pusat

menumbung atau tali pusat terkemuka, menyebabkan

penyulit di dalam persalinan.

g. Prolaps Tali Pusat

Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari

uterus mendahului bagian presentasi. Bila hal ini

terjadi, maka tali pusat tertekan diantara pelviks

maternal dan bagian presentasi pada setiap kontraksi.

Sebagai akibatnya, sirkulasi janin sangat terganggu

dan berkembang menjadi distres, dengan mortalitas

20-30% (Sodikin, 2009; hal 25-34).

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

6) Memotong dan mengikat tali pusat

Klem dan potong tali pusat setelah dua menit bayi lahir.

Lakukan terlebih dahulu penyuntikan oksitosin, sebelum

tali pusat dipotong. Tali pusat dijepit dengan klem DTT

pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi.

Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari

kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak

terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).

Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali pusat pada

bagian yang isinya sudah dikosongkan (sisi ibu), berjarak

2 cm dari tempat jepitan pertama. Pegang tali pusat

diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi

landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang

lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut

dengan menggunakan gunting DTT atau steril. Ikat tali

pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada satu sisi lainnya.

Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan

kedalam larutan klorin 0,5%. Kemudian, letakan bayi

dengan posisi tengkurap di dada ibu untuk Insiasi

Menyusui Dini dan melakukan kontak kulit ke kulit di

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dada ibu (minimal) 1 jam pertama setelah lahir (JNPK-

KR, 2008; hal 126).

7) Waktu puputnya tali pusat

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan

menimbulkan dampak positif, yaitu tali pusat akan puput

pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi.

8) Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan

pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik

antara ibu dengan bayi. Kemudian, tali pusat dirawat

dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.

Perawatan tali pusat dimaksudkan agar luka tali pusat

tetap bersih serta tidak terkena air kencing, kotoran bayi,

nanah, dan kotoran lain. Hal ini dilakukan agar sang buah

hati anda terhindar dari infeksi.

Berikut ini beberapa tanda-tanda infeksi pada tali pusat:

1) Ada pus atau nanah

2) Berbau busuk

3) Kulit sekitar tali pusat kemerahan

Untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat, ibu harus

merawat tali pusat sang buah hati. Ibu dapat melakukan

cara berikut ini :

1) Merawat tali pusat dengan teratur

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat buah hati

3) Bila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih

mengalir, jangan direndam

4) Biarkan tali pusat mengering, lalu tutup longgar

dengan kasa bersih dan kering

5) Lipatkan popok di bawah tali pusat (Ronald, 2011; hal

40,43)

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya dalam

minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden

infeksi pada neonatus, Jelly Warthon yang membentuk

jaringan nekrotik dapat berkolonisasi dengan organisme

patogen, kemudian menyebar dan mengakibatkan infeksi

kulit dan infeksi sistemik pada bayi. Yang terpenting

dalam perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat

tetap kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air

bersih sebelum merawat talu pusat. Bersihkan dengan

lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas basah,

kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat

dengan kassa bersih/steril. Popok atau celana bayi di ikat

di bawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat untuk

menghindari kontak dengan feses dan urin. Hindari

penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

membalut tekan tali pusat (Prawirohardjo, 2010; hal 370-

371).

9) Nasehat untuk merawat tali pusat

a. Jangan membungkus puntung tali pusat atau

mengoleskan cairan/bahan apapun ke puntung tali

pusat. Nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan

keluarganya.

b. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih di

perkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena

menyebabkan tali pusat basah/lembab.

c. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum

meninggalkan bayi:

1. Lipat popok di bawah puntung tali pusat.

2. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati)

dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan

secara seksama dengan menggunakan air bersih.

3. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke

petugas atau fasilitas kesehatan, jika pusat berdarah,

menjadi merah, bernanah dan/atau berbau.

4. Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) terus berdarah,

merah meluas atau mengeluarkan nanah dan atau

berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir (JNPK-

KR, 2008; hal 126).

10) Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari

setiap komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat

rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang

masih belum sempurna.

a. Kewaspadaan pencegahan infeksi

Sebaiknya ibu atau siapa pun yang kontak dengan

bayi harus memiliki kewaspadaan akan terjadi

penularan infeksi. Kewaspadaan tersebut dapat

dibangun melalui hal-hal berikut :

1. Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi

berpotensi menularkan infeksi

2. Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan

dengan basis alkohol sebelum dan sesudah

merawat bayi

3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan

4. Gunakan pakaian pelindung, seperti celemek atau

gaun lainnya bila diperkirakan akan terjadi

kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

5. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi

peralatan serta barang yang digunakan sebelum

daur ulang

6. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin

7. Letakkan bayi yang mungkin dapat

terkontaminasi lingkungan, misalnya bayi dengan

diare yang terinfeksi di dalam ruangan khusus

b. Cara pencegahan infeksi

Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan

pencegahan infeksi:

1. Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan

cairan pembersih tangan berbasis alkohol, pada

saat sebelum dan sesudah merawat bayi, sesudah

melepas sarung tangan, dan sesudah memegang

instrumen atau barang yang kotor

2. Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga

lainnya untuk cuci tangan sebelum dan sesudah

memegang bayi

3. Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan

selama 10-15 detik dengan sabun dan air

mengalir, setelah itu biarkan tangan kering di

udara atau dikeringkan dengan kertas

bersih/handuk pribadi

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4. Membersihkan tangan dengan cairan alkohol

yang dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol

60%. Caranya basahilah seluruh permukaan

tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan

dan basuh atau gosok cairan ke tangan sampai

kering

5. Gunakan alat-alat pelindung pribadi

6. Bila memungkinkan pakailah sepatu tertutup,

jangan bertelanjang kaki

7. Gunakan sarung tangan untuk melakukan

tindakan berikut:

a) Memegang atau kontak dengan kulit yang

lecet, jaringan di bawah kulit, atau darah

(gunakan sarung tangan steril atau sarung

tangan DTT)

b) Memegang atau kontak dengan membran

mukosa atau cairan tubuh (gunakan sarung

tangan bersih)

c) Memegang atau kontak dengan barang yang

terkontaminasi serta akan membersihkan atau

membuang kotoran (gunakan sarung tangan

tebal dari bahan karet atau lateks)

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

d) Sarung tangan sekali pakai sangat

dianjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Dekontaminasi dengan merendam

didalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit

2) Cuci dan bilas

3) Sterilkan dengan autoclaf atau DTT lalu

direbus atau dikukus

4) Sarung tangan tidak boleh dipakai ulang

lebih dari 3 kali

5) Jangan menggunakan sarung tangan

yang robek, terkelupas, atau berlubang

(Dewi, 2011; hal 16-17).

2.1.7 Insiasi Menyusu Dini

Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan didada atau perut atas

ibu selama paling sedikit selama 1 jam untuk memberikan

kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan puting

susu ibunya.

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,

mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan

inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

mencegah infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih

cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat

sehingga dapat menurunkan ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit

dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat

pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi

cepat meningkat dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Bagi

ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin,

prolaktin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan antara

ibu dan bayi.

Pada protokol ini, setelah lahir bayi hanya perlu dibersihkan

secukupnya dan tidak perlu membersihkan vernik atau

mengeringkan tangan bayi karena bau amnion pada tangan bayi

akan membantu bayi mencari puting ibu. Dengan waktu yang

diberikan, bayi akan mulai menendang dan bergerak menuju

puting. Bayi yang siap menyusu akan menunjukkan gejala reflek

menghisap seperti membuka mulut dan mulai mengulum puting.

Reflek menghisap yang pertama ini timbul 20-30 menit setelah

lahir dan menghilang cepat. Dengan protokol IMD ini, bayi

dapat langsung menyusu dan mendapatkan kolostrum yang

kadarnya maksimal pada 12 jam pasca persalinan

(Prawirohardjo, 2010; hal 369).

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

a. Manajemen Laktasi

Tugas utama bidan terkait dengan manajemen laktasi

adalah:

1) Memberdayakan ibu untuk melakukan perawatan

payudara, cara menyusui, merawat bayi, merawat tali

pusat dan memandikan bayi

2) Mengatasi masalah laktasi tapi besarkan hati ibu dan

bantu ibu mencari posisi yang sesuai dan meletakkan

bayinya dalam posisi yang nyaman dan benar

3) Memantau keadaan ibu dan bayi

4) Jangan berikan cairan atau makanan kepada bayi baru

lahir kecuali ada instruksi dari dokter

5) Jangan berikan dot kepada bayi karena akan membuat

bayi bingung antara puting dan dot.

b. Kegiatan manajemen laktasi

1) Masa Antenatal

a. KIE manfaat dan keuntungan ASI

b. Meyakinkan ibu untuk menyusukan anaknya

c. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan, dan

payudara

d. Memantau kecukupan gizi ibu hamil

e. Menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait

dengan kehamilan ibu

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2) Segera Setelah Bayi Lahir

a. Memberikan ASI dini (kontak kulit dengan kulit

selama satu jam pertama setelah lahir) dan

persentuhan ibu-bayi

b. Membina ikatan emosional dan kehangatan ibu-

bayi

c. Jangan berikan cairan atau makanan kepada bayi

d. Biarkan ibu dan bayi bersama dalam satu jam

pertama dan setelah asuhan rutin BBL selesai

3) Masa Neonatal

a. Menjamin pelaksanaan ASI Ekslusif

b. Rawat gabung ibu-bayi

c. Jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan (on

demand)

d. Melaksanakan cara menyusui yang benar

e. Upaya tetap mendapat ASI jika ibu dan bayi tidak

selalu bersama

f. Vitamin A dosis tinggi (20.000 SI) bagi ibu nifas

g. Bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi

mendapatkan ASI yang cukup (bayi buang air kecil

6 kali sehari atau lebih)

h. Anjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum

bagi diri dan bayinya

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

i. Rujuk kepada konselor ASI jika ibu mengalami

masalah menyusui

4) Masa menyusui selanjutnya

a. Pemenuhan ASI Ekslusif dalam 6 bulan pertama

b. MP-ASI (makanan pendamping dan ASI) untuk 6

bulan kedua

c. Memantau kecukupan gizi dan memberi cukup

waktu istirahat bagi ibu menyusui

d. Memperoleh dukungan suami untuk menunjang

keberhasilan ASI Ekslusif

e. Mengatasi masalah menyusui

2.1.8 Pencegahan Infeksi Mata

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam

kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegah infeksi

tersebut mengandung antibiotika tetrasiklin 1%. Salep antibiotika

harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya

profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu

jam setelah kelahiran.

2.1.9 Pemberian Vitamin K1

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1mg

intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai

menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi

vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2.1.10 Pemberian imunisasi bayi baru lahir

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis

B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi

Hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1,

Pada saat bayi baru berumur 2 jam. Selanjutnya Hepatitis B dan

DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Dianjurkan

BCG dan OPV diberikan pada saat bayi berumur 24 jam (pada saat

bayi pulang dari klinik) atau pada usia 1 bulan (KN). Selanjutnya

OPV diberikan sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4

bulan. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali pada

jadwal imunisasi berikutnya.

2.1.11 Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Adapun pemeriksaan bayi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Keadaan umum

Memeriksa pernafasan

a. Apakah merintih

b. Hitung nafas: apakah 40-60 per menit? Bila tidak, ulangi

kembali

c. Apakah terdapat retraksi dinding dada bawah

1) Melihat gerakan: apakah tonus baik dan simetris

2) Melihat warna kulit

3) Meraba kehangatan: bila teraba dingin atau terlalu

panas, lakukan pengukuran suhu

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4) Melihat adanya hipersaliva dan/atau muntah

5) Melihat adanya kelainana bawaan

2. Melihat kepala: adakah bengkak atau memar?

3. Melihat abdomen: apakah pucat atau ada perdarahan tali pusat

4. Memeriksa adanya pengeluaran mekonium dan air seni

5. Menimbang bayi

6. Menilai cara menyusu (JNPK-KR, 2008; hal 136-137,139-

140).

2.1.12 Asuhan Neonatus Dirumah

Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan

bersamaan dengan kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus ( KN)

dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari. Kunjungan

pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga ke-7 setelah bayi

dilahirkan, sedangkan kunjungan kedua ( KN 2) dilakukan pada hari

ke 8 hingga hari ke 28.

Adapun tujuan dari kunjungan neonatus, yaitu melakukan

pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir, meninjau penyuluhan, dan

pedoman antisipasi bersama orang tua, mengidentifikasi gejala

penyakit, serta mendidik dan mendukung orang tua.

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

1. Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1)

Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada hari pertama

sampai ke-7 setelah kelahiran. Kunjungan dimulai dengan

wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang:

a. Riwayat maternal, riwayat kelahiran dan perawatan

neonatus segera setelah lahiran.

b. Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang

penyesuaian keluarga.

c. Kaji riwayat interval bayi baru lahir: pemberian makan,

kewaspadaan, menangis, dan juga masalah pada usus

(intestinal), kantong kemih, serta masalah lainnya.

d. Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi.

e. Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi

dan chek up lebih lanjut.

Kemudian lakukan pemeriksaan fisik dan reflek bayi, yaitu

sebagai berikut :

a. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan dan

panjang badan, serta lingkar kepala

b. Rata-rata peningkatan berat badan bayi dalam tiga bulan

pertama adalah satu ons per hari

c. Bayi yang disusui, peningkatan berat badannya kurang

lebih satu ons per hari. Selama 3-5 hari pertama, berat

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

badan bayi akan hilang 5-10%. Penurunan berat badan

tersebut harus dicapai kembali pada hari ke-10

d. Tingkat kesadaran, bunyi pernafasan, dan irama jantung

e. Pemeriksaan refleks, bayi baru lahir mempunyai dua

kategori refleks yaitu sebagai berikut :

a) Propioseptif adalah stimulus yang berasal dari dalam

organisme. Refleks propioseptif dapat diperiksa setiap

waktu, yang termasuk dalam refleks ini adalah

motorik kasar (reflek moro).

b) Eksteroseptif adalah stimulus yang berasal dari luar

organisme. Refleks eksteroseptif paling baik diuji

ketika bayi tenang dan tersadar karena stimulasi oleh

sentuhan ringan. Reflek eksteroseptif meliputi refleks

rooting, menggenggam, plantar, dan abdomen

superfisial.

2. Kunjungan Kedua (KN 2)

Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28

setelah kelahiran. Dalam kunjungan kedua tindakan yang harus

dilakukan adalah menjelaskan rangkaian imunisasi dan

mengukur kembali berat badan dan panjang tubuh.

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Selain pengkajian diatas, lakukan pengamatan apakah bayi

tergolong sehat atau tidak.

Tanda tanda bayi sehat diantaranya:

a. Bayi lahir segera menanggis

b. Seluruh tubuh bayi kemerahan

c. Bayi bergerak aktif

d. Bayi biasa menghisap putting susu dengan kuat

e. Berat lahir 2500 gram atau lebih

f. Setiap sebulan berat badan anak bertambah mengikuti pita

hijau pada KMS

g. Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai

usia.

h. Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktif, lincah dan cerdas

(Yulifah dan Yuswanto, 2011; hal 93-95).

2.1.13 Asuhan Bayi Usia 2-6 hari

1. Pemberian minum

Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh

dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara

cepat/dini adalah Air Susu Ibu (ASI). Karena ASI merupakan

makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung

zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berikan ASI sesering

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

mungkin sesuai keinginan bayi (on demand) atau sesuai

keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan

bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI

dari salah satu payudara sampai payudara benar-benar

kosong, setelah itu kalau masih kurang baru diganti dengan

payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif)

sampai bayi berusia 6 bulan.Selanjutnya pemberian ASI

diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan

makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (makanan

pendamping ASI)

(Rukiyah dan Yulianti, 2013; hal 66-67).

2. Defekasi (BAB)

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama

minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari

ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna

coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan

sejak hari ketiga sampai keenam. Bayi baru lahir yang diberi

makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses

daripada mereka yang diberi makan kemudian. Feses dari

bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi

yang menyusu menggunakan susu botol. Feses dari bayi ASI

lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan

iritasi pada kulit bayi.

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

3. Berkemih (BAK)

Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama 2 tahun

pertama kehidupannya. Biasanya terdapat urine dalam jumlah

kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada

kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selam 12-24

jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan

frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat.

Kondisi ini menunjukkan masukan cairan yang cukup.

Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16

ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan

kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.

4. Tidur

Dalam dua minggu pertama setelah lahir,bayi normalnya

sering tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata

tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun

sampai malam hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu

menyediakan selimut dan ruangan yang hangat, serta

memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.

Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan

bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel

berikut ini

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Tabel 2.3 Perubahan pola tidur bayi

Usia Lama tidur

1 minggu 16,5 jam

1 tahun 14 jam

2 tahun 13 jam

5 tahun 11 jam

9 tahun 10 Jam

5. Kebersihan Kulit

Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walau mandi

dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan

setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan

tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya orang

tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan

untuk mencuci tangan terlebih dahulu.

6. Keamanan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan

bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun

meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga

perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi

selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan

menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi.

7. Tanda-Tanda bahaya

a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit

b. Terlalu hangat (> 38 0c) atau terlalu dingin (< 36

0c)

c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat

atau memar

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

d. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan

mengantuk berlebihan.

e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk

dan berdarah.

f. Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh

meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan

dan pernafasan sulit

g. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses

lembek atau cair sering berwarna hijau tua dan terdapat

lendir dan darah.

h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa

tenang dan menangis terus-terusan

8. Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang

a. Perawatan tali pusat

Banyak pendapat tentang cara terbaik dalam merawat tali

pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk

membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak

terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan

luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya

dengan air bersih. Negara-negara yang beriklim tropis

perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dahulu

popular dan terbukti efektif untuk membersihkan tali

pusat, karena sesungguhnya alkohol akan mudah

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

menguap didaerah panas dan dengan demikian

efektifitasnya akan menurun.

Begitupun dengan bedak antiseptik yang juga dapat

kehilangan efektifitasnya terutama dalam kelembaban

tinggi (bila tidak dijaga), sehingga penggunaan bahan

tersebut dapat mengakibatkan peningkatkan infeksi,

kecuali bila obat tersebut dapat dijaga tetap kering dan

dingin. Oleh karena tidak ada bukti kuat akan efektifnya

penggunaan alkohol tersebut, disamping itu juga karena

harganya yang mahal serta sulit untuk mendapat bahan

yang berkualitas, maka untuk sementara ibu nifas

dianjurkan untuk membiarkan saja luka tali pusat

bayinya mengering sendiri. Hasil penelitian tersebut

diatas menunjukkan bahwa dengan membiarkan tali

pusat mengering, tidak ditutup, dan hanya dibersihkan

setiap hari menggunakan air bersih, merupakan cara

paling efektif dengan biaya yang efisien pula (cost

effective) untuk perawatan tali pusat.

Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak

membubuhkan apapun pada daerah sekitar tali pusat

karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan

karena meningkatnya kelembapan (akibat penyerapan

oleh bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. Penting

untuk diberitahukan kepada ibu, agar tidak

membubuhkan apapun ke tali pusat dan tali pusat terbuka

agar tetap kering

b. Pemberian ASI

c. Jaga kehangatan bayi

Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak

antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka

menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi.

Ganti handuk/kain jika basah dengan kain yang kering,

dan bungkus bayi tersebut dengan selimut, serta jangan

lupa untuk memastikan kepala bayi terlindungi dengan

baik untuk mencegah kehilangan panas. Apabila suhu

bayi kurang dari 36,50c, segera hangatkan bayi dengan

teknik metode kanguru. Perawatan metode kanguru

adalah perawatan untuk bayi prematur dengan

melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan

kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan

guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang

lahir premature maupun aterm. Kehangatan tubuh ibu

merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila

ada kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.

Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru

merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi

yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan,

kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan

stimulasi

d. Tanda-tanda bahaya

Jika muncul tanda-tanda bahaya, anjurkan ibu untuk :

a) Memberikan pertolongan pertama sesuai

kemampuan ibu yang sesuai kebutuhan sampai bayi

memperoleh perawatan medis lanjutan

b) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk

perawatan tindakan segera

e. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunisasi aktif

buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu

dengan cara memasukkan suatu zat ke dalam tubuh

melalui penyuntikkan atau secara oral.

f. Perawatan harian/rutin

g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan (Dewi, 2011; hal 28-

31).

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

2.2.1 Asuhan Manajemen Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan

bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan

kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien

maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan,

dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu

keputusan yang berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan diadaptasi dari konsep yang di kembangkan

oleh Helen Varney dalam buku Varney`s Midwifery, edisi ketiga

tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan

yang terdiri dari tujuh langkah yang berurut secara sistematis dan

siklik.

Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney terdiri dari 7

langkah, yaitu:

1. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara: Anamnesis:

Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien.

Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan

dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi: Pemeriksaan

Khusus (Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan

penunjang (laboratorium, dan catatan terbaru serta catatan

sebelumnya) (Soepardan, 2007; hal 96-98).

1) Identitas bayi

a. Nama

Nama jelas atau lengkap bila perlu nama panggilan

sehari hari agar tidak keliru dalam memberikan

penanganan (Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal

131).

b. Usia/tanggal lahir

Usia yang dikatakan neonatus adalah bayi berumur 0

hari (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah

lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.

Neonatus lanjut 7-28 hari (Muslihatun, 2010; hal 2).

c. Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah

bila diperlukan (Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal

132).

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2) Identitas Ibu

a. Nama

Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan

memanggil dengan nama panggilan sehingga

hubungan komunikasi antara bidan dan pasien lebih

akrab (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; hal 220).

b. Usia / tanggal lahir

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko

seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi

belum matang, mental dan psikisnya belum siap.

Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali

untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas

(Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal 131).

c. Agama

Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga

sebelum dan pada saat persalinan (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010; hal 221).

d. Pendidikan terakhir

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauhmana tingkat intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dengan pendidikannya (Ambarwati dan Wulandari,

2010; hal 132).

e. Pekerjaan

Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola

sosialisasi, dan data pendukung dalam menentukan

pola komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.

f. Suku / bangsa

Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang

dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan

dengan persalinan

g. Alamat

Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien,

data ini juga memberi gambaran mengenai jarak dan

waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi

persalinan. Ini mungkin berkaitan dengan keluhan

terakhir, atau tanda persalinan yang disampaikan

dengan patokan saat terakhir sebelum berangkat

kelokasi persalinan

3) Riwayat Antenatal

Data ini terdiri dari kunjungan ke-, usia kehamilan,

keluhan, TT, tindakan/terapi, KIE, tempat ANC, dan

keterangan.

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4) Riwayat Intranatal

Data ini terdiri dari anak ke-, penolong, tempat

persalinan, BB bayi, dan penyulit persalinan.

Data Objektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara

berurutan.

Langkah-langkah pemeriksaan:

1. Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien

secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan

kriterianya adalah sebagai berikut :

a. Baik

Jika pasien memperlihatkan respon yang baik

terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik

pasien tidak mengalami ketergantungan dalam

berjalan.

b. Lemah

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang

atau tidak memberikan respon yang baik terhadap

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak

mampu berjalan sendiri (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010; hal 221-222,226).

2. Pernafasan

Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60x/menit, tanpa

retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase

ekspirasi (Muslihatun, 2010; hal 31).

3. Suhu

Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila <350c

(Dewi, 2011; hal 7).

4. Warna kulit

Bayi semestinya memiliki warna kulit yang normal

beberapa jam setelah lahir. Karena itu bidan harus

memperhatikan dengan seksama bila hal-hal ini terjadi:

warna kulit bayi masih kebiruan: jika tangan dan kaki

bayi masih berwarna kebiruan namun suhu tubuh bayi

hangat, mungkin tidak ada masalah serius. Beberapa bayi

bahkan masih memiliki tangan dan kaki yang kebiruan

satu atau dua hari setelah lahir (Rukiyah dan Yulianti,

2013; hal 61).

5. Denyut jantung

Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160

kali permenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, beberapa

kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama

kehidupan, terutama bila bayi mengalami disstres. Jika

ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.

6. Tonus otot/tingkat kesadaran

Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah

mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat

ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika

diam atau sedang tidur.

7. Postur dan gerakan

Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat

adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul

dan lutut semi fleksi.

8. Tali Pusat

Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari

pertama, mulai kering dan mengkerut/mengecil

(Muslihatun, 2010; hal 31-32, 253)

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan

menimbulkan dampak positif, yaitu tali pusat akan puput

pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi

(Ronald, 2008; hal 40).

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

9. Ekstremitas

Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas

disentuh, dan pembengkakan (Muslihatun, 2010; hal 32)

10. Pemeriksaan antropometri

a. Berat badan : 2500 gram-4000 gram

b. Panjang badan : 48-52 cm

c. Lingkar dada : 30-38 cm

d. Lingkar kepala : 33 – 35 cm

e. Lingkar lengan : 11-12 cm (Dewi, 2011; hal 2).

11. Pemeriksaan fisik head to toe

a. Kepala dan rambut

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase,

caput succedaneum, cephal haematoma

(Muslihatun, 2010; 33)

b. Muka

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi

tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di

intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas

seperti sindrom down atau sindrom piere robin.

Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir

seperti laserasi, paresi N. Fasialis.

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

c. Mata

Pada saat memeriksa mata, Goyangkan kepala bayi

secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka,

lakukan pemeriksaan terhadap: periksa jumlah,

eposisi atau letak mata, periksa adanya strabismus

yaitu koordinasi mata yang belum sempurna, periksa

adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak

sebagai pembesaran kemudian kekeruhan pada

kornea.

Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil

berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.

Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci

(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya

defek retina, periksa adanya trauma seperti

palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina,

periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh

kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan

menyebabkan kebutaan, apabila ditemukan

epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami

sindrom down.

d. Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan

lebarnya harus lebih dari 2,5cm, bayi harus bernafas

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dengan hidung, jika melalui mulut harus

diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan nafas

karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung

atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring,

periksa adanya sekret yang mukopurulen yang

terkadang berdarah, hal ini kemungkinan adanya

sifilis kongenital, periksa adanya pernafasan cuping

hidung, jika cuping hidung mengembang

menunjukkan adanya gangguan pernafasan.

e. Mulut

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan

simetris, ketidaksimetrisan bibir menunjukkan

adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan

mikrogratia, periksa adanya bibir sumbing, adanya

gigi atau ranula (kista lunak yang beraal dari dasar

mulut), periksa keutuhan langit-langit, terutama pada

persambungan antara palatum keras dan lunak,

perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau

palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s

pearl atau gigi, periksa lidah apakah sering

membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema

otak atau tekanan intrakranial meninggi sering kali

lidahnya keluar masuk (tanda foote).

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

f. Telinga

Telinga diperiksa kanan dan kiri, periksa dan

pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi

cukup bulan, tulang rawan sudah matang, daun

telinga harus berbentuk sempurna dengan

lengkungan yang jelas dibagian atas, perhatikan

letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya

rendah (law set ears) terdapat pada bayi yang

mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin),

perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal

ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal

g. Leher

Biasanya leher bayi pendek dan harus diperiksa

kesimetrisannya. Pergerakkan harus baik, jia

terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada

kelainan tulang leher, periksa adanya trauma leher

yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus

brakhialis, lakukan perabaan untuk mengidentifikasi

adanya pembengkakan periksa adanya pembesaran

kelenjar tyroid dan vena jugularis, adanya lipatan

kulit yang berlebihan di bagian belakang leher

menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

h. Dada

Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung

kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui

kedua puting susu), lingkaran bahu ± 34 cm, periksa

kesimetrisan gerakan dada saat bernafas, apabila

tidak simetris kemungkinan bayi mengalami

pneumonia toraks, paralisis diafragma atau hernia

diafragmatika. Pernafasan yang normal dinding

dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.

Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernafas

perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan puting

susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak

simetris, payudara dapat tampak membesar tetapi ini

merupakan keadaan yang normal (Rukiyah dan

Yulianti, 2013; hal 54-58).

i. Abdomen

Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,

perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada

tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan,

distensi, gastroskizis, omfalokel, bentuk simetris/

tidak, palpasi hati, ginjal (Muslihatun, 2010; hal 33).

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

j. Punggung

Periksa spinal dengan cara menelungkupkan bayi,

cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina

bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil

berambut yang dapat menunjukkan adanya

abdormalitas medual spinalis atau kolumna

vertebrata, setelah melakukan pemeriksaan

punggung lakukan pengukuran panjang badan,

dengan cara: letakkan bayi ditempat yang datar,

dibawah cahaya lampu sorot agar bayi tidak

kedinginan, ukur panjang badan dari kepala sampai

tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur

harus terbuat dari bahan yang tidak lentur (Rukiyah

dan Yulianti,2013; hal 60).

k. Genetalia

1) Pada laki-laki ditandai dengan testis yang

berada pada skrotum dan penis berlubang

2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan

vagina dan uretra berlubang, serta adanya labia

minora dan mayora (Dewi, 2011; hal 2).

l. Ekstremitas

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki, periksa

panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dan bandingkan; kedua tungkai harus dapat bergerak

bebas. Kurangnya gerakan berkaitan dengan adanya

trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis,

periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari

kaki.

m. Anus

Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya,

mekonium secara umum keluar pada 24 jam

pertama, jika sampai 48 jam belum keluar

kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,

megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.

n. Reflek

1) Tonick neck reflek

Yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi

normal, bila ditengkurapkan akan secara

spontan memiringkan kepalanya

2) Rooting reflek

Yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar

mulut bayi maka ia akan membuka mulutnya

dan memiringkan kepalanya kearah datangnya

jari

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

3) Grasping reflek

Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi

maka jari-jarinya akan langsung menggenggam

sangat kuat

4) Moro reflek

Reflek yang timbul di luar kemauan? Kesadaran

bayi. Contoh : bila bayi diangkat/direnggut

secara kasar dari gendongan kemudian seolah-

olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat

tubuhnya pada orang yang mendekapnya

5) Startle reflek

Reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan

seperti mengejan pada lengan dan tangan dan

sering diikuti dengan tangis

6) Stapping reflek

Reflek kaki secara spontan apabila bayi

diangkat tegak dan kakinya satu persatu

disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-

olah berjalan

7) Reflek mencari puting (rooting)

Bayi menoleh kearah sentuhan di pipinya atau

didekat mulut, berusaha untuk menghisap

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

8) Reflek menghisap (suckling)

Aerola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan

langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan

dan memancarkan ASI

9) Reflek menelan (swallowing)

Dimana ASI dimulut bayi mendesak otot daerah

mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks

menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung

(Rukiyah dan Yulianti, 2013; hal 59,63).

2. Interpretasi Data Dasar

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis

atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan, data dasar tersebut kemungkinan

diinterpretasi sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah

yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah,

keduanya harus diitangani. Meskipun masalah tidak diartikan

sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkkan penanganan

(Soepardan, 2007; hal 99).

Masalah : Dalam asuhan kebidanan istilah “masalah” dan

“diagnosis” dipakai keduanya karena beberapa masalah tidak

dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi perlu

dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Kebutuhan : Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan

pasien berdasarkan keadaan masalahnya (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010; hal 229).

3. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial

Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial

atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/masalah potensial

ini menjadi kenyataan.

4. Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera atau Masalah

Potensial

Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan

konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim

kesehatan lain sesuai kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses

manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya

berlangsung selama asuhan primer periodik atau kunjungan

prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam

persalinan.

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Dalam kondisi tertentu, seorang bidan mungkin juga perlu

melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim

kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang

perawatan khusus bayi baru lahir. Dalam hal ini, bidan harus

mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan

kepada siapa sebaiknya konsultasi dan kolaborasi dilakukan.

5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah

ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada

langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

6. Pelaksanaan

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan

dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya.

7. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang aspek

asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang

diberikan. Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan

asuhan yang diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan

kebutuhan akan bantuan; apakah benar-benar telah terpenuhi

sebagaimana diidentifikasi didalam diagnosis dan masalah.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar

efektif dalam pelaksanaannya (Soepardan, 2007; hal 99-102).

2.3 LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan (MENKES) Republik Indonesia

Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang registrasi dan praktik bidan,

kewenangan yang dimiliki bidan dalam pasal 16 ayat 2 meliputi:

1. Pemeriksaan bayi baru lahir,

2. Perawatan tali pusat,

3. Perawatan bayi,

4. Resusitasi pada bayi baru lahir,

5. Pemantauan tumbuh kembang anak,

6. Pemberian imunisasi,

7. Pemberian penyuluhan (Sofyan et all, 2006; hal 172).

Menurut Permenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002, Standar Profesi adalah

pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan

profesi secara baik. Standar Profesi kebidanan terdiri dari 4 bagian, yaitu:

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Standar Pelayanan Kebidanan, Standar Praktik Kebidanan, Standar

Pendidikan Kebidanan, dan Standar Pendidikan Berkelanjutan Kebidanan

Standar 13 :

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan

spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelaianan, dan

melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga

harus mencegah atau menangani hipotermi (Soepardan, 2007; hal 121).

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT

TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH

LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Nama Mahasiswa : Wiwik Saraswati

Nim : 201207064

Tanggal : 02 april 2015

Pukul : 06.30 WIB

Tempat : BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar Lampung

A. ANAMNESA

a. Identitas Bayi

Nama bayi : Bayi Ny. S

Tgl lahir : 02 april 2015

Jam : 06.30 WIB

Jenis kelamin : Laki-Laki

Anak ke : 1

Alamat : Danau Poso Kedaton Bandar Lampung

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

b. Biodata Orangtua

Ibu Ayah

Nama : Ny. S Tn. R

Umur : 36 tahun 37 tahun

Agama : Islam Islam

Suku : Sumendo Jawa

Pendidikan : SMP SMP

Pekerjaan : IRT Wiraswasta

Alamat :Jln.Danau Poso Kedaton Bandar Lampung

c. Riwayat antenatal

G2P0A1 Umur Kehamilan : 38 Minggu 5 hari

Riwayat ANC : Teratur, 9x di bidan

Keluhan saat kehamilan : Mual muntah saat TM I

Penyakit selama kehamilan :

1) Diabetes Mellitus : Tidak Ada

2) Hepatitis : Tidak Ada

3) HIV/ AIDS : Tidak Ada

Komplikasi Ibu

1) Pendarahan : Tidak ada

2) Pre-eklamsi : Tidak ada

3) Eklamsia : Tidak ada

4) Penyakit kelamin : Tidak ada

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

5) Lain-lain : Tidak ada

d. Riwayat intranatal

Lahir tanggal : 02 april 2015

Pukul : 06.30 WIB

Jenis Persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

B. DATA OBJEKTIF

1. Kedaan umum : Baik

2. Penilain sekilas setelah bayi lahir

a. Pernafasan : Spontan, Menangis kuat

b. Warna kulit : Kemerahan

3. Gerakan : Aktif

4. Tali Pusat : Bersih, tidak ada perdarahan

5. Ekstremitas : Lengkap

C. DATA PENUNJANG

Riwayat natal

Tempat lahir : BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar

Lampung

Ditolong oleh : Bidan

Usia kehamilan : 38 minggu 5 hari

Jenis persalinan : Spontan

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Lahir tanggal : 02 april 2015/ Pukul : 06.30 WIB

Jenis kelamin : Laki-Laki

Cacat bawaan : Tidak Ada

Plasenta : Lahir Spontan

Keadaan air ketuban : Jernih

Waktu pecahnya air ketuban : Pukul 06.15 WIB

Lilitan tali pusat : Tidak ada

1. Lama persalinan

Kala 1 : 11 jam 15 menit

Kala 2 : 0 jam 15 menit

Kala 3 : 0 jam 15 menit

Kala 4 : 2 jam 0 menit

Lamanya : 13 jam 45 menit

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan

Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat yang dilakukan pada Bayi Ny.S selama 7

hari untuk mengkaji apakah ada kesenjangan antara teori dengan situasi atau

perubahan pada bayi Ny.S terutama pada tali pusat maka didapatkan hasil sebagai

berikut :

4.1 PENGKAJIAN

Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang

keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi

baru lahir yaitu By.Ny.S cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Data Subjektif:

Identitas bayi

1. Nama

a. Menurut tinjauan teori

Nama jelas atau lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari agar

tidak keliru dalam memberikan penanganan (Ambarwati dan

Wulandari, 2010; hal 131).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini bayi telah diberi nama By.Ny. S

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena bayi menggunakan nama ibunya yaitu Ny.S

Identitas ibu

2. Umur

a. Menurut tinjauan teori

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental

dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun

rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas

(Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal 131).

b. Menurut tinjauan kasus

Dari tinjauan kasus tersebut Ny. S berusia 36 tahun

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan

karena pada kasus ini Ny.S berusia 36 tahun termasuk dalam

faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan baik ibu

maupun bayi, namun ibu dapat melahirkan bayi dalam kondisi

normal.

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

3. Riwayat Antenatal

a. Menurut tinjauan teori

Data ini terdiri dari kunjungan ke-, usia kehamilan, keluhan, TT,

tindakan/terapi, KIE, tempat ANC, dan keterangan (Sulistyawati

dan Nugraheny, 2010; hal 222)

b. Menurut Tinjauan Kasus

Pada kasus ini Ny.S melakukan 9 kali melakukan kunjungan

kehamilan, dengan umur kehamilan 38 minggu 5 hari, pada saat

kehamilan ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengonsumsi

tablet fe, dan ibu melakukan kunjungan kehamilan di tenaga

kesehatan.

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena pada kasus ini Ny. Setelah melakukan semuanya sesuai

dengan teori.

4. Riwayat intranatal

a. Menurut tinjauan teori

Data ini terdiri dari anak ke-, penolong, tempat persalinan, BB

bayi, dan penyulit persalinan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010;

hal 222).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini By. Ny. S merupakan anak ke 1, tidak ada penyulit

pada saat persalinan, bayi lahir pada tanggal 02-03-2015 pada

Page 92: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

pukul 06.30 WIB, dengan penolong dan tempat persalinan di

tenaga kesehatan.

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena Ny.S bersalin tanpa mengalami komplikasi.

Data objektif

1. Keadaan umum

a. Menurut tinjauan teori

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya, baik

dan lemah (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; hal 226).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini By.Ny.S dalam keadaan baik.

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan,

karena By.Ny.S dalam keadaan baik.

2. Pernafasan

a. Menurut tinjauan teori

Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60x/menit, tanpa retraksi

dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi (Muslihatun,

2010; hal 31).

Page 93: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini pernafasan By. Ny. S normal yaitu bayi bernafas

spontan dan menangis kuat.

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan

dikarenakan bayi bernafas spontan dan menangis kuat sehingga

tidak mengalami asfiksia.

3. Warna kulit

a. Menurut tinjauan teori

Bayi semestinya memiliki warna kulit yang normal beberapa jam

setelah lahir. Karena itu bidan harus memperhatikan dengan

seksama bila hal-hal ini terjadi: warna kulit bayi masih kebiruan:

jika tangan dan kaki bayi masih berwarna kebiruan namun suhu

tubuh bayi hangat, mungkin tidak ada masalah serius. Beberapa

bayi bahkan masih memiliki tangan dan kaki yang kebiruan satu

atau dua hari setelah lahir (Rukiyah dan Yulianti, 2013; hal 61).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini warna kulit By. Ny. S kemerahan

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan

dikarenakan warna kulit By. Ny. S kemerahan sehingga tidak

terjadi sianosis.

Page 94: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4. Tali Pusat

a. Menurut tinjauan teori

Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama,

mulai kering dan mengkerut/mengecil (Muslihatun, 2010; hal

253).

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan

dampak positif, yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 sampai

hari ke-7 tanpa ada komplikasi (Ronald, 2011; hal 40).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian tali pusat normal berwarna putih, dan puput

pada hari ke 6

c. Pembahasan

Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan

pada saat pengkajian tali pusat berwarna putih dan puput pada

hari ke 6.

4.2 INTERPRESTASI DATA DASAR

a. Menurut Tinjauan Teori

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan, data dasar tersebut kemungkinan diinterpretasi sehingga

dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan

diagnosis maupun masalah, keduanya harus diitangani. Meskipun

Page 95: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

masalah tidak diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkkan

penanganan (Soepardan, 2007; hal 99)

Masalah : Dalam asuhan kebidanan istilah “masalah” dan “diagnosis”

dipakai keduanya karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan

sebagai diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan untuk membuat

rencana yang menyeluruh.

Kebutuhan : Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan masalahnya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010;

hal 229).

b. Menurut Tinjauan Kasus

Diagnosa : Bayi Ny. S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan

segera setelah lahir

DS : Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya

Ibu mengatakan HPHT tanggal 05 juli 2014

DO : Warna kulit kemerahan, tonus otot aktif bayi menangis

kuat

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Asuhan Bayi baru lahir

c. Pembahasan

Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan diagnosa

yang ditegakkan pada kasus By. Ny.S ini sesuai dengan teori yang ada.

Page 96: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

a. Menurut tinjauan teori

Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/masalah potensial ini

menjadi kenyataan (Soepardan, 2007; hal 99-100).

b. Menurut Tinjauan Kasus

Pada kasus By.Ny S diagnosa potensial tidak ada

c. Pembahasan

Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan

teori dan tinjauan kasus karena bayi dalam keadaan fisiologis dan

tidak terdapat masalah.

4.4 MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN

SEGERA ATAU MASALAH POTENSIAL

a. Menurut Tinjauan Teori

Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan

konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan

lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan

kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak

Page 97: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

hanya berlangsung selama asuhan primer periodik atau kunjungan

prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam persalinan.

Dalam kondisi tertentu,seorang bidan mungkin juga perlu melakukan

konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain

seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang perawatan khusus bayi

baru lahir. Dalam hal ini, bidan harus mampu mengevaluasi kondisi

setiap klien untuk menentukan kepada siapa sebaiknya konsultasi dan

kolaborasi dilakukan (Soepardan,2007; hal 100-101).

b. Menurut Tinjauan Kasus

Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganan segera atau

berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal.

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau

ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi

baik dan normal.

4.5 MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH

a. Menurut Tinjauan Teori

Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang

Page 98: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data

yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Soepardan, 2007; hal 101).

Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada bayi baru lahir

umumnya sebagai berikut :

a) Penilaian sekilas

b) Jaga kehangatan

c) Memotong tali pusat

d) Insiasi Menyusui Dini

e) Pencegahan infeksi

f) PemberianVit K

g) Pemeriksaan BBL

b. Menurut Tinjauan Kasus

1. Lakukan penilaian sekilas pada bayi

2. Bersihkan dan keringkan bayi kemudian ganti handuk agar bayi

tidak hipotermi

3. Lakukan jepit potong tali pusat

4. Berikan bayi kepada ibu untuk IMD

5. Berikan salep mata dan Vit K pada bayi

6. Ukur antropometri bayi

7. Lakukan pemeriksaan fisik secara head to too

8. Bedong bayi untuk mencegah hipotermi

9. Lakukan dan beritahu ibu perawatan tali pusat

10. Berikan bayi kepada ibu untuk melakukan rawat gabung

Page 99: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

11. Beritahu ibu tentang keadaan bayinya

12. Beritahu kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayi

13. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda infeksi tali pusat dan

pencegahannya

14. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya

dengan cara yang benar

15. Tanyakan kepada ibu tentang pola eliminasi bayi

16. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas dapat

disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan karena perencanaan asuhan

yang diberikan pada By. Ny. S sesuai dengan teori yang telah ada.

4.6 PELAKSANAAN

a. Menurut Tinjauan Teori

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan

efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya (Soerpadan, 2007; hal 102).

b. Menurut Tinjauan Kasus

1. Melakukan penilaian sekilas pada bayi yaitu :

a. Warna kulit : kemerahan

Page 100: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

b. Tonus otot : aktif

c. Menangis kuat

2. Membersihkan dan mengeringkan bayi kemudian mengganti

handuk dengan handuk kering dan bersih agar bayi tidak

mengalami hipotermi

3. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dengan

memasang klem pertama 2-3 cm dari pusat dan klem kedua 2-3 cm

dari klem pertama dan memotong tai pusat diantara 2 klem dengan

tangan kiri melindungi perut bayi.

4. Memberikan bayi kepada ibu untuk IMD agar mempererat ikatan

batin antar ibu-anak, setelah dilahirkan sebaiknya bayi langsung

diletakkan didada ibunya sebelum bayi dibersihkan. Sentuhan kulit

dan kulit mampu menghadirkan efek fisiologis yang dalam diantara

ibu dan anak. Pada jam pertama si bayi menemukan payudara

ibunya, ini adalah awal hubungan menyusui yang berkelanjutan

dalam kehidupan ibu dan bayi menyusu. Setelah IMD dilanjutkan

pemberian asi ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga 2

tahun

5. Memberikan salep mata 1%mg dan Vit K pada bayi, Salep mata

1%mg dari bagian luar ke dalam untuk mencegah terjadinya infeksi

mata karena klamidia dan Vit K dimasukan kedalam spuit 1 cc,

kemudian disuntikan secara intramuskuler dipaha kiri dengan dosis

Page 101: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

1 mg untuk mencegah terjadinya perdarahan intrakranial pada bayi

baru lahir.

6. Mengukur antropometri bayi meliputi BB, PB, LD dan LILA

7. Melakukan pemeriksaan fisik secara head to too

8. Membedong bayi dengan kain yang bersih dan kering untuk

menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dan tidak hipotermi serta

menunda memandikan bayi sampai suhu tubuh bayi stabil, bisa

dimandikan ± 6 jam setelah kelahiran dengan mengunakan air

hangat.

9. Memberitahu ibu untuk melakukan perawatan tali pusat dengan

cara yang baik dan benar agar terhindar dari infeksi yaitu dengan

biarkan tali pusat tetap kering, kemudian dibungkus kassa steril,

jangan membubuhkan apapun kedalam tali pusat bayi dan jika tali

pusat kotor cuci tali pusat dengan menggunakan air bersih.

10. Memberikan bayi kepada ibunya untuk melakukan rawat gabung

agar mendapatkan ikatan batin antara ibu dan bayi dan ibu dapat

menyusui bayinya setiap saat.

11. Memberitahu kembali kepada ibu mengenai kondisi bayi saat ini

dalam keadaan baik, BB : 3100 gr, N : 125x/m, RR : 54x/m, S :

36,6oc, tali pusat tidak mengalami perdarahan dan masih basah

12. Memberitahu kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi

dengan cara diletakkan diruangan hangat dan keringkan bayi

Page 102: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

dengan seksama sehabis mandi,dan ganti popok jika basah terkena

BAB dan BAK.

13. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda infeksi tali pusat yaitu

kulit disekitar tali pusat berwarna merah, nanah, dan berbau busuk.

Cara pencegahannya yaitu dengan cara menjaga agar luka tetap

bersih, tidak terkena air kencing kotoran bayi atau nanah. Bila

kotor cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan

segera keringkan dengan kain bersih kemudian bungkus dengan

kasa steril. Jangan membubuhkan atau mengoleskan ramuan abu

dapur dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan

infeksi.

14. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI on demand secara

kepada bayinya dengan cara yang benar yaitu : bersihkan putting

susu menggunakan kapas dengan air hangat selama 2 menit

kemudian bersihkan putting susu ibu,ibu duduk atau berbaring

dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang

rendah agar kaki ibu menggantung dan pungung ibu bersandar pada

sandaran kursi minta ibu untuk membuka pakaian bagian atas.

Sebelum menyusui keluarkan ASI sedikit kemudian oleskan pada

putting susu dan sekitar aerola.Mengajari ibu untuk meletakkan

bayi pada satu lengan kepala berada pada lengkung siku ibu dan

bokong bayi berada pada lengan bawah ibu. Mengajari ibu untuk

menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu

Page 103: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu didepan,kepala

bayi menghadap ke payudara. Mengajari ibu memposisikan

bayinya dengan telinga dan lengan pada satu garis lurus.

Mengajarkan ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas

dan jari yang lain menopang dibawah. Mengajari ibu untuk

merangasang membuka mulut bayi dengan menyentuh pipi setelah

bayi membuka mulut dekatkan payudara pada bayi kemudian

masukan putting susu serta aerola kemulut bayi. Mengajari ibu

untuk melepaskan isapan bayi apabila bayi sudah puas dengan cara

menekan dagu bayi kebawah. Setelah selesai menyusui ajarkan ibu

untuk mengoleskan sedikit ASI pada putting susu dan aerola dan

biarkan kering sendiri dan mengajarkan ibu untuk menyendawakan

bayi dengan cara bayi digendong tegak bersandar pada bahu ibu

kemudian ditepuk-tepuk secara perlahan-lahan sampai bayi

bersendawa atau dengan cara tengkurapkan bayi pada pangkuan

ibu.

15. Menanyakan kepada ibu apakah pola eliminasi bayinya sudah

normal atau belum.

16. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

yaitu pernafasan sulit/>60x/m dan <40x/m,suhu terlalu panas (>38

0c) atau terlalu dingin (<36

0c),isapan bayi saat menyusui lemah,

rewel, sering muntah dan mengantuk berlebihan. Tali pusat

merah,bengkak,keluar cairan berbau busuk, dan berdarah. Tidak

Page 104: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek dan

cair, berwarna hijau

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus karena pelaksanaan asuhan yang diberikan bidan

terhadap By. Ny.S sesuai dengan rencana yang telah disusun.

4.7 EVALUASI

a. Menurut Tinjauan Teori

Evaluasi dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang aspek asuhan

yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang

menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang

diberikan. Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan

asuhan yang diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan

akan bantuan; apakah benar-benar telah terpenuhi sebagaimana

diidentifikasi didalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya

(Soepardan, 2007; hal 102).

b. Menurut Tinjauan Kasus

1. Telah dilakukan penilaian sekilas yaitu warna kulit kemerahan,

tonus otot aktif, bayi menangis kuat

2. Bayi telah dibersihkan dan dikeringkan, handuk telah diganti

3. Tali pusat terpotong dan terikat

Page 105: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4. Bayi sudah dilakukan IMD dan bayi dapat mencari puting susu

ibu dengan baik

5. Bayi sudah mendapatkan vit K dan salep mata

6. Pengukuran antropometri telah dilakukan dengan hasil BB :3100

gr, LK : 34cm, PB : 48 cm, LD : 35 cm, Lila 10 cm

7. Pemeriksaan fisik telah dilakukan dengan hasil kepala tidak

terdapat cephal haematoma, caput succedaneum, mata simetris

kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, sklera putih, hidung

bentuk simetris, pengeluaran tidak ada, mulut bersih,tidak ada

labioskisis dan palatoskisis, telinga bentuk simetris terdapat

lubang telinga dan daum telinga, tidak ada cairan, leher tidak ada

pembengkakan dan pembesaran kelenjar, dada bentuk simetris

bunyi jantung normal lup dup, bunyi paru-paru normal tidak ada

whezing dan ronchi, perut bising usus normal, tali pusat masih

basah dan tidak ada perdarahan, genetalia pada laki- laki terdapat

testis dan skrotum, anus ada dan berlubang, estremitas atas atau

bawah gerakan aktif, tidak polidaktili atau sindaktili. Dsn

dilakukan pemeriksaan reflek yaitu : moro (+) pada saat ada

tepukan. Rooting (+) pada saat bayi menyusui, sucking (+) pada

saat bayi menyusui, grasping (+) pada saat bayi menggenggam

jari bidan, babinski (+) pada saat pemeriksaan fisik

8. Bayi sudah dibedong

Page 106: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

9. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan adalah bahwa tali pusat

bayi sudah puput pada saat setelah dimandikan pada tanggal 07

april 2015 pukul 16.30 WIB

10. Rawat gabung telah dilakukan

11. Ibu telah mengerti tentang keadaan bayinya dalam keadaan

normal

12. Ibu tetap menjaga kehangatan bayi

13. Setelah evaluasi dilakukan tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali

pusat

14. Ibu hanya memberikan ASI saja dengan cara yang benar

15. Pola eliminasi bayi normal

16. Tidak ada tanda bahaya pada bayi

c. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan

karena tali pusat puput pada hari ke enam dalam keadaan baik dan

bersih dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi sesuai dengan teori

dikarenakan ibu selalu menjaga kebersihan tali pusat dan ibu mengerti

tentang perawatan tali pusat

Page 107: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan

tali pusat terhadap By. Ny S di BPS Sulistyani S.ST Way Halim Bandar

Lampung Tahun 2015. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

5.1.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

perawatan tali pusat, penulis melakukan pengkajian anamnesa pada ibu

pasien sebagai mana mestinya untuk mendapatkan informasi tentang

bayinya.

5.1.2 Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa

kebidanan bayi baru lahir, By. Ny S normal umur 1-7 hari dengan

perawatan tali pusat hasil pengkajian pada kasus ini tidak terjadi

masalah.

5.1.3 Dalam kasus ini penulis tidak menemukan diangnosa masalah potensial

pada bayi Ny. S karena melakukan perawatan tali pusat dengan baik

dan benar

5.1.4 Dalam kasus ini penulis tidak melakukan antisipasi masalah tindakan

segera karena tidak ada tanda tanda kegawatdaruratan.

Page 108: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

5.1.5 Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan sesuai

dengan kebutuhan pada bayi baru lahir.

5.1.6 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan sesuai

dengan yang telah di rencanakan.

5.7.1 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan evaluasi pada kasus bayi

baru lahir dimana tali pusat sudah puput pada hari ke-6.

5.2 SARAN

Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

saran sebagai berikut :

5.2.1 Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat membantu keefektifan

dalam belajar dan untuk melengkapi sumber-sumber buku

kepustakaan sebagai bahan informasi dan referensi yang penting

dalam mendukung dalam pembuatan karya tulis ilmiah bagi

mahasiswa semester akhir.

5.2.2 Bagi lahan praktek

Diharapkan agar lahan praktek lebih meningkatkan dan

mempertahankan mutu pelayanan terutama pada bayi baru lahir

khususnya pada perawatan tali pusat.

5.2.3 Bagi masyarakat

Diharapkan agar masyarakat/orang tua bayi dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan perawatan

Page 109: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

tali pusat dengan cara mengikuti pelatihan, posyandu, dan rutin

melakukan kunjungan nifas ke tenaga kesehatan.

Page 110: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retno dan Wulandari, Diah. 2010, Asuhan Kebidanan Nifas,

Yogyakarta: Nuha Medika.

Dewi, Vivian Nany Lia. 2011, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Jakarta:

Salemba Medika.

JNPK-KR. 2008, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: JNPK-KR Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Muslihatun, Wafi Nur. 2010, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita,

Yogyakarta: Fitramaya.

Notoatmodjo, Prof Dr Soekidjo. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:

Rineka Cipta.

Prawirohardjo,Sarwono. 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012

Ronald, H.S. 2011, Pedoman dan Perawatan Balita, Bandung: Nuansa Aulia.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2013, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak

Balita, Jakarta: Trans Info Media.

Sodikin. 2009, Buku Saku Perawatan Tali Pusat, Jakarta: EGC.

Soepardan, Suryani. 2007, Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC.

Sofyan, et all. 2006, 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta: PP IBI.

Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2010, Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalinan , Jakarta: Salemba Medika.

Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A. Azis Alimul. 2011, Keterampilan Dasar

Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Yulifah, Rita dan Yuswanto, Tri Johan. 2011, Asuhan Kebidanan Komunitas,

Jakarta: Salemba Medika.

Page 111: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
Page 112: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN TALI PUSAT

Disusun Oleh :

Wiwik Saraswati

201207064

AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Page 113: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tali Pusat

Sub Topik : Perawatan Tali Pusat

Hari/Tanggal : Kamis, 9 April 2015

Waktu : 15 Menit

Tempat : Rumah Pasien

Pengorganisasian : Penyuluh/Pembicara : Wiwik Saraswati

Dosen pengampu : Ratnawati S.ST

Peserta/Sasaran : Ibu yang memiliki bayi

Karakteristik : Ibu yang memiliki bayi baru lahir

Jumlah : 1 orang

Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini, ibu mengerti tentang

perawatan tali pusat

Tujuan Khusus : Pada akhir pertemuan ibu dapat:

1. Menjelaskan pengertian perawatan tali pusat.

2. Menjelaskan manfaat dari perawatan tali pusat

Page 114: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

3. Menjelaskan akibat dari perawatan tali pusat yang

salah

4. Menjelaskan cara perawatan tali pusat yang benar

Materi : (Terlampir)

1. Perawatan tali pusat

2. Manfaat perawatan tali pusat

3. Akibat dari perawatan tali pusat yang salah

4. Cara perawatan tali pusat

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Media : Leaflet

Kegiatan :

No.

Tahap

Kegiatan

Estimasi

Waktu

Kegiatan

Penyuluh

Kegiatan Peserta

Penyuluhan

1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka

pertemuan

dengan

mengucapkan

salam

2. Perkenalan

3. Menjelaskan

tujuan umum

dan khusus

1. Ibu menjawab

salam

2. Ibu memperhatikan

3. Ibu memperhatikan

Page 115: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

pertemuan kali

ini

4. Menyampaikan

kontrak waktu

yang akan

digunakan dan

mendiskusikann

ya dengan

peserta pada

pertemuan kali

ini

5. Memberikan

sedikit

gambaran

mengenai

informasi yang

akan

disampaikan

pada hari ini

dan mengerti

penyuluhan

4. Ibu memperhatikan

dan berdiskusi

5. Ibu memperhatikan

dan mengerti

penyuluhan

2. Proses 20 menit Menyampaikan

materi penyuluhan

mengenai :

1. Perawatan tali

pusat

2. Manfaat

perawatan tali

pusat

3. Akibat dari

perawatan tali

pusat yang

salah

4. Cara perawatan

tali pusat

1. Peserta

memperhatikan

penyuluhan

3. Tanya

Jawab

12 menit 1. Memberikan

kesempatan

pada peserta

penyuluhan

1. Peserta bertanya

materi yang belum

dimengerti

Page 116: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

untuk bertanya

materi yang

belum

dimengerti

2. Mengklarifikasi

atas pertanyaan

peserta

3. Memberikan

soal secara lisan

kepada peserta

2. Peserta

memperhatikan

penyuluhan

3. Menjawab

pertanyaan yang

diberikan

4 Kesimpulan 5 Menit 1. Menyimpulkan

materi

penyuluhan

yang telah

dilaksanakan.

1. Peserta

memperhatikan

penyuluhan

5. Penutup 3 menit 1. Penyuluh

mengucapkan

terima kasih

atas segala

perhatian

peserta

2. Mengucapkan

salam penutup

1. Peserta

memperhatikan

penyuluhan

2. Peserta menjawab

salam

Page 117: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Evaluasi

Dengan menggunakan pertanyaan yang diberikan pada ibu untuk mengetahui

respon yang telah diberikan.

Pertanyaan

1. Apa pengertian perawatan tali pusat ?

2. Apa manfaat Perawatan tali pusat

3. Bagaimana cara perawatan tali pusat

Dengan pertanyaan diatas untuk mengetahui respon yang telah diberikan

pada ibu dengan menjawab pertanyaan yang diberikan kepada ibu

Lampiran Materi

Pengertian Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah tindakan sederhana untuk menjaga agar daerah sekitar

tali pusat tetap kering seta tali pusat tidak lembap dengan harus memperhatikan

prinsip-prinsip seperti mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun agar

tidak terjadi infeksi.

Manfaat Perawatan tali pusat

Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesunguhnya merupakan tindakan

sederhana, yang penting adalah tali pusat dan dan daerah sekitar tali pusat selalu

Page 118: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

bersih dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan

sabun sebelum merawat tali pusat.

Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang digunakan

untuk merawat tali pusat. Perawatan tali pusat secara medis menggunakan bahan

antiseptik. Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan antara perawatan tali

pusat yang menggunakan alkohol adalah 9,8 hari dan alami kering 8,16 hari.

Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak melanjutkan penggunaaan alkohol

dalam merawat tali pusat bayi baru lahir.

Perawatan tali pusat yang benar dapat memberikan manfaat mempercepat

puputnya tali pusat dan mencegah terjadinya infeksi.

Perlu diperhatikan, khususnya untuk negara-negara beriklim tropis, penggunaan

alkohol populer dan tebukti efektif. Selain itu di daerah panas, alkohol mudah

menguap dan terjadi penurunan efektivitas. Bedak antiseptik dapat kehilangan

efektifitasnya, terutama bila dalam suasana kelembapan tinggi. Antiseptik perlu

dijaga agar tetap dalam keadaan suasana dingin dan kering atau dalam suhu

ruangan. Penggunaan bahan antiseptik dapat mengakibatkan infeksi, kecuali bila

tetap dalam suasanaa dingin dan kering. Juga tidak ada bukti yang kuat tentang

penggunaan alkohol, selain relatif mahal juga sulit untuk mendapatkan bahan

yang berkualitas. Oleh karena itu dianjurkan agar ibu nifas membiarkan luka tali

pusat mengering sendiri.

Akibat dari perawatan tali pusat yang salah

Page 119: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Perawatan tali pusat yang salah dapat mengakibatkan beberapa gangguan

kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan omfalitis.

Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh

spora Clostridium Tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat terjadi

akibat perawatan atau tindakan yang memenuhi syarat kebersihan. Misalnya,

pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang tidak steril,

atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah , minyak, daun-daunan, dan

sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi oleh

Clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan.

Tetanus anak biasanya dimulai setelah terjadi luka tusuk yang dalam, misalnya

luka akibat tertusuk paku, pecahan kaca, kaleng, atau luka tembak. Luka tersebut

menimbulkan keadaan anaerob yang ideal sebagai media tempat hidupnya spora

Clostridium tersebut. Seangkan pada tetanus neonatorum dimulai dari

pemotongan atau perawatan talipusat yang tidak memperhatikan prinsip sterilitas

alat yang digunakan saat merawat talipusat.

Anamnesis sangat spesifik yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menetek atau

tidak dapat menyusu karena trismus. Gejala yang jelas adalah mulut mencucu

seperti mulut ikan, mudah dan sering kejang diserati sianosis, suhu meningkat,

kuduk kaku, sampai opistotonus.

Omfalitis tanda dan gejala adanya infeksi pada talipusat adalah tali pusat basah

atau lengket yang disertai bau tidak sedap. Penyebab infeksi ini adalah

stafilokokus, streptokokus, atau bakteri gram negatif.

Page 120: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda infeksi dini ditemukan, akan

terjadi penyebaran ke daerah sekitar tali pusat yang akan menyebabkan

kemerahan dan bengkak pada daerah tali pusat. Pada keadaan lebih lanjut infeksi

dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang vena umbilikus dan akan

mengakibatkan trombosis vena porta, abses hepar, dan septikemia.

Cara Perawatan Tali Pusat

1. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke

puntung tali pusat

2. Jaga kebersihan tali pusat jangan gunakan alkohol atau betadine cukup

bersihkan dengan air bersih dan kassa steril.

3. Memperhatikan popok di area puntung tali pusat

4. Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang.

Keringkan secara seksama dengan kain bersih.

5. Jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, harus segera

bawa bayi kefasilitas yang mampu memberikan perawatan bayi secara lengkap

Page 121: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

DOKUMENTASI

A. Memotong tali pusat diantara kedua klem

B. Mengikat ali pusat dengan benang steril

Page 122: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

C. Melakukan pencegahan hipotermi

D. Melakukan perawatan tali pusat

Page 123: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BY.NY.S SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS SULISTYANI S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

E. Tali pusat telah puput pada hari ke 6