perawatan pasien hemoo

25
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Be lakang Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuan sampah me tabo li sme da n racun tubuh dala m bent uk ur in /air seni , yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Gagal ginjal adalah keadaan penurunan fungsi ginj al, peni mbun an racun dan samp ah metabolisme. Berat ring anny a geja la tergantung kerusakan ginjal yang terjadi ( www.ginjalinfo.com ). Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme antara lain ureum, asam urat, dll. Dalam sehari ginjal harus menyaring sekitar 170 liter darah. Jika terjadi kerusakan ginjal, sampah metabolisme dan air tidak dapat lagi dikeluarkan. Dalam kadar tertentu, sampah tersebut dapat meracuni tubuh , kemudian menimbulkan kerusakan jari ngan bahkan kematian. Untuk mengatasi keadaan ini dibutuhkan hemodialisis, yaitu proses penyaringan darah dengan menggunakan mesin. Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat- zat nit rogen yan g bersi fat racun dal am darah dan men gelua rka n ai r yan g berlebihan (www.nephrologychannel.com ). Unit hemod ial isa /Hd (he mod ial ysi s) ada lah sua tu uni t kes eha tan yan g melakukan pros es cuci darah bagi penderi ta disfu ngsi ginjal. Air meru paka n salah satu aspek penting dalam pelaksanaan proses hemodialisa. Air memiliki fungsi sebagai pembentuk cairan dialisat, yaitu cairan yang berisi unsur-unsur penti ng yang diperl ukan tubuh yang diali rkan ke dala m tubu h dala m proses hemo dial isa. Air yang dig unak an bia sa dise but ultrapure water atau air ultra murni. Resiko bahaya kesehatan dan bahkan kematian pasien dalam proses hemodialisa berkaitan dengan terbatasnya air bersih untuk proses hemodialisa (AAMI, 2001, 2004; Luehman, Keshaviah, Ward, Klein, & Thomas, 1989). Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan air yang sesuai standard yang ada adalah den gan pengo lahan air ( wate r treat ment ) seb el um di gun aka n unt uk proses hemodialisa B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memahami konse p dan asuhan ke pe ra watan pasi en hemodialisa 1

Upload: rya-shishukadora-bq

Post on 14-Jul-2015

474 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 1/25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuan

sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin/air seni, yang

kemudian dikeluarkan dari tubuh. Gagal ginjal adalah keadaan penurunan fungsi

ginjal, penimbunan racun dan sampah metabolisme. Berat ringannya gejala

tergantung kerusakan ginjal yang terjadi (www.ginjalinfo.com).

Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah

yang telah tercampur dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme

antara lain ureum, asam urat, dll. Dalam sehari ginjal harus menyaring sekitar 170 liter darah. Jika terjadi kerusakan ginjal, sampah metabolisme dan air tidak

dapat lagi dikeluarkan. Dalam kadar tertentu, sampah tersebut dapat meracuni

tubuh, kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Untuk

mengatasi keadaan ini dibutuhkan hemodialisis, yaitu proses penyaringan darah

dengan menggunakan mesin. Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-

zat nitrogen yang bersifat racun dalam darah dan mengeluarkan air yang

berlebihan (www.nephrologychannel.com).

Unit hemodialisa/Hd (hemodialysis) adalah suatu unit kesehatan yangmelakukan proses cuci darah bagi penderita disfungsi ginjal. Air merupakan

salah satu aspek penting dalam pelaksanaan proses hemodialisa. Air memiliki

fungsi sebagai pembentuk cairan dialisat, yaitu cairan yang berisi unsur-unsur 

penting yang diperlukan tubuh yang dialirkan ke dalam tubuh dalam proses

hemodialisa. Air yang digunakan biasa disebut ultrapure water  atau air ultra

murni. Resiko bahaya kesehatan dan bahkan kematian pasien dalam proses

hemodialisa berkaitan dengan terbatasnya air bersih untuk proses hemodialisa

(AAMI, 2001, 2004; Luehman, Keshaviah, Ward, Klein, & Thomas, 1989). Upaya

yang dilakukan untuk mendapatkan air yang sesuai standard yang ada adalah

dengan pengolahan air (water treatment ) sebelum digunakan untuk proses

hemodialisa

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memahami konsep dan asuhan keperawatan pasien

hemodialisa

1

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 2/25

2. Tujuan Khusus

a. mengetahui pengertian hemodialisa

b. mengetahui tujuan hemodialisa

c. mengetahui proses indikasi hemodialisa

d. mengetahui proses pelaksanaan hemodialisa

e. mengetahui komplikasi hemodialisa

f. memahami proses asuhan keperawatan pada klien yang

menjalani hemodialisa

C. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hemodialisa

2. Apa tujuan hemodialisa

3. Apa proses indikasi hemodialisa

4. Apa proses pelaksanaan hemodialisa

5. Apa komplikasi hemodialisa

6. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien yang

menjalani hemodialisa

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 3/25

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah

buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal

atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR.

Nursalam M. Nurs, 2006).

Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum

dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang

berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut

fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan padakeadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001).\

Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialysis yang

berarti pemisahan atau filtrasi, melalui membrane semi-permeabel. Jadi

hemodialisa adalah proses pemisahan atau filtrasi zat-zat tertentu dari darah

melalui membrane semi-permeabel (Fery Erawati Burnama (Instalasi Dialisis

RSUD Dr. Doris Silvanus).

Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh

penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer .Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri  dan vena

(fistula arteriovenosa) melalui pembedahan (www.medicastore.com).

B. Dasar-dasar Hemodialisis

Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang mengalami gagal ginjal

terminal (GGT)/tahun.

Bila tidak diobati : meninggal dunia

Bila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat hidup bertahun-tahun.

Terapi Pengganti (TP) :

1. Hemodialisa

2. CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis)

3. Transplantasi ginjal

Hemodialisa merupakan salah satu bentuk terapi pada pasien dengan

kegagalan fungsi ginjal, baik yang sifatnya akut maupun kronik sampai pada

stadium gagal ginjal terminal, dengan bantuan mesin hemodialisa. Ada 3 unsur 

3

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 4/25

penting yang saling terkait pada proses hemodialisa yaitu : sirkuit darah (saluran

ekstrakorporeal), ginjal buatan (dializer), dan sirkuit dialisat.

Prinsip pada hemodialisis, mesin memompa darah dari tubuh pasien ke

dalam dializer, dan dari sisi lain cairan dialisat dialirkan kedalam dializer. Didalam

dializer inilah proses dialysis terjadi. Darah yang sudah didialisis atau sudah

dibersihkan dipompa kembali kedalam tubuh. Untuk kelancaran dan keberhasilan

proses hemodialisis dengan mesin hemodialisis diperlukan suatu prosedur 

tentang tindakan hemodialisis.

C. Tujuan Hemodilisa

Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik

dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.

D. Indikasi Hemodialisa

1. Indikasi segera

Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi,

hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.

2. Indikasi dini

• Gejala uremia

Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhandan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.

• Laboratorium abnormal

Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) :

100 – 120 mg %, TKK : 5 ml/menit.

3. Frekuensi Hemodialisa

Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang

tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3

kali/minggu.

Program dialisa dikatakan berhasil jika:

• penderita kembali menjalani hidup

normal

• penderita kembali menjalani diet yang

normal

•   jumlah sel darah merah dapat

ditoleransi

• tekanan darah normal

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 5/25

• tidak terdapat kerusakan saraf yang

progresif.

E. Peralatan Haemodialisa

1. Arterial – Venouse Blood Line (AVBL)

AVBL terdiri dari :

a) Arterial Blood Line (ABL)

Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing

akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai

dengan warna merah.

b) Venouse Blood Line

Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser 

dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai

dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming

volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan

kompartemen dialiser.

Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung

runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing

udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port

darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)

Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang

/kompartemen,yaitu:

• Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah

• Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat

• Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.

• Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah

dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.

3. Air water treatment

Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka

(diasol). Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air 

sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga

memenuhi standar AAMI (Association for the Advancement of Medical

Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis

seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.

4. Larutan Dialisat

5

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 6/25

Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi

tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan

dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa

macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk

bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan

dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk

cair (siap pakai).

5. Mesin hemodialisis

Ada bermacam-macam mesin hemodilisis sesuai dengan merek nya.

Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat,

system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan

bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen

tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi,

program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.

6. Perlengkapan hemodilaisis lainnya

Jarum punksi, adalah jarum yang dipakai pada saat melakukan punksi

akses vaskuler, macamnya :

• Single needle

Jarum yang dipakai hanya satu, tetapi mempunyai dua cabang, yang satu

untuk darah masuk dan yang satu untuk darah keluar. Punksi hanyadilakukan sekali.

• AV – Fistula

Jarum yang bentuknya seperti wing needle tetapi ukurannya besar. Jika

menggunakan AV – Fistula ini, dilakukan dua kali penusukan.

F. Proses Hemodialisa

Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :

1. Proses Difusi yaitu berpindahnya bahan terlarut karena perbedaan kadar di

dalam darah dan di dalam dialisat. Semakian tinggi perbedaan kadar dalam

darah maka semakin banyak bahan yang dipindahkan ke dalam dialisat.

2. Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut karena

perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat.

3. Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu

perbedaan osmolaritas darah dan dialisat ( Lumenta, 1996 ).

G. Komplikasi Hemodialisa

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 7/25

Komplikasi Penyebab

Demam

Reaksi anafilaksis yg berakibat

fatal

(anafilaksis)

Tekanan darah rendah

Gangguan irama jantung

Emboli udara

Perdarahan usus, otak, mata atau

perut

• Bakteri atau zat penyebab demam

(pirogen) di dalam darah

• Dialisat terlalu panas

• Alergi terhadap zat di dalam mesin

• Tekanan darah rendah

• Terlalu banyak cairan yg dibuang

• Kadar kalium & zat lainnya yg

abnormal dalam darah

• Udara memasuki darah di dalam

mesin

• Penggunaan heparin di dalam

mesin untuk mencegah pembekuan

7

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 8/25

Gambar pasien yang menjalani hemodialisa

(dikutip dari www.medicastore.com)

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas klien

b. Riwayat Penyakit

• Riwayat penyakit infeksi

• Riwayat penykit batu/obstruksi

Riwayat pemakaian obat-obatan• Riwayat penyakit endokrin

• Riwayat penyakit vaskuler 

• Riwayat penyakit jantung

c. Data interdialisis (klien hemodialisis rutin)

Data interdialisis meliputi :

• Berat badan kepring klien atau Dry Weight, yaitu : berat badan di mana

klien merasa enak, tidak ada udema ekstrimitas, tidak merasa melayang

dan tidak merasa sesak ataupun berat, nafsu makan baik, tidak anemis.

• Berat badan interdialisis : Berat badan hemodialisis sekarang – Berat

badan post hemodialisis yang lalu (Kg).

• Kapan terakhir hemodialisis.

d. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum klien

• Data subjektif : lemah badan, cepat lelah, melayang.

Data objektif : nampak sakit, pucat keabu-abuan, kurus, kadang –kadang disertai edema ekstremitas, napas terengah-engah.

2) Kepala

• Retinopati

• Konjunktiva anemis

• Sclera ikteric dan kadang – kadang

disertai mata merah (red eye

syndrome).

• Rambut ronok

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 9/25

• Muka tampak sembab

• Bau mulut amoniak

3) Leher  

• Vena jugularis

meningkat/tidak

• Pembesaran

kelenjar/tidak

4) Dada

• Gerakkan napas

kanan/kiri

seimbang/simetris

• Ronckhibasah/kering

• Edema paru

5) Abdomen

• Ketegangan

• Ascites

(perhatikan

penambahan

lingkar perut

pada

kunjungan

berikutnya).

• Kram perut

• Mual/munta

6) Kulit

Gatal-

gata

l

• Mud

ah

sek

ali

berd

arah

9

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 10/25

(eas

y

brui

shin

g)

• Kuli

t

keri

ng

dan

bers

isik

• keri

ngat

ding

in,

lem

bab

• peru

bahan

turg

or 

kulit

7) Ekstremitas

• Kele

mah

an

gera

k

• Kra

m

• Ede

ma

(eks

trem

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 11/25

itas

atas

/ba

wah

)

• Ekst

remi

tas

atas

:

sud

ahk

ah

oper 

asi

untu

k

aks

es

vaskule

e. Pemeriksaan persistem

1) System kardiovaskuler 

• Data subjektif : sesak napas, sembab, batuk

dengan dahak/riak, berdarah/tidak.

• Data objektif : hipertensi, kardiomegali, nampak

sembab dan susah bernapas.

2) System pernapasan

• Data subjektif : merasa susah bernapas, mudah terengah-engah saat

beraktifitas.

• Data objektif : edema paru, dispnea, ortopnea, kusmaul.

3) Sistem pencernaan

• Data subjektif napsu makan turun, mual/muntah, lidah hilang rasa,

cegukan, diare (lender darah, encer) beberapa kali sehari.

• Data objektif : cegukan, melena/tidak.

11

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 12/25

4) Sistem Neuromuskuler 

• Data subjektif : tungkai lemah, parestesi, kram

otot, daya konsentrasi turun, insomnia dan

gelisah, nyeri/sakit kepala.

• Data objektif : neuropati perifer, asteriksis dan

mioklonus, nampak menahan nyeri.

5) Sistem genito – urinaria

• Data subjektif : libido menurun, noktoria, oliguria/anuria, infertilitas

(pada wanita).

• Data objektif : edema pada system genital.

6) System psikososial

Integritas ego Str 

es

so

r :

fin

an

cia

l,

hu

bu

ng

an

da

n

ko

m

un

ika

si

M

er 

as

a

tid

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 13/25

ak

m

a

m

pu

da

n

le

m

ah

De

ni

al,

ce

m

as

,

ta

ku

t,m

ar 

ah

,

m

ud

ah

ter 

sin

gg

un

g

Pe

ru

ba

ha

n

13

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 14/25

bo

dy

im

ag

e

M

ek

an

is

m

e

ko

pi

ng

kli

en

/k

el

ua

rga

ku

ra

ng

ef 

ek

tif 

Pe

m

ah

a

m

an

kli

en

da

n

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 15/25

kel

ua

rg

a

ter 

ha

da

p

di

ag

no

sis

,

pe

ny

aki

t

da

n

pera

wa

ta

nn

ya

,

ka

dang

m

asi

h

ku

ra

ng

.

• Interaksi social

15

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 16/25

De

ni

al,

m

en

ari

k

dir 

i

da

ri

lin

gk

un

ga

n

Pe

ru

ba

han

fu

ng

si

pe

ra

n

dik

el

ua

rg

a

da

n

m

as

ya

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 17/25

ra

ka

t.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan menurut Marilynn E.Denges, 1999 adalah sebagai

berikut :

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan

dengan anoreksia, hilangnya protein selama dialisis,

pembatasan diet.

2) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terapi

pembatasan, penurunan kekuatan/tahanan, gangguan

persepsi/kognitif.

3) Kurang perawatan diri sehubungan dengan intoleransi

aktivitas.

4) Risiko tinggi terhadap konstipasi sehubungan dengan

penurunan masukkan cairan, perubahan pola diet,

penurunan motilitas usus.

5) Perubahan proses piker sehubungan dengan perubahan

fisiologis.6) Ansietas sehubungan dengan krisis situasional, ancaman

kematian.

7) Gangguan citra tubuh sehubungan dengan krisis situasional,

penyakit kronis.

8) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurang

terpajan/mengingat, tidak mengenal sumber informasi,

keterbatasan kognitif.

3. Intervensi dan Implementasi

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan

anoreksia, hilangnya protein selama dialisis, pembatasan diet.

Intervensi / Implementasi

• Kaji masukkan dan haluaran pasien setiap hari.

R : mengidentifikasi kekurangan kalori setiap hari.

• Anjurkan pasien mempertahankan masukkan makanan

harian sesuai anjuran diet yang ditentukan.

17

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 18/25

R : membantu pasien menyadari kebutuhan dietnya.

• Ukur massa otot melalui lipatan trisep atau tonus otot.

R : mengkaji keadekuatan nutrisi melalui pengukuran perubahan

deposit lemak yang menentukan ada/tidaknya katabolisme jaringan.

• Perhatikan adanya mual/muntah.

R : mengidentifikasi gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen,

mempengaruhi pilihan intervensi.

• Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam perencanaan menu.

R : Dapat meningkatkan pemasukan oral dan meningkatakan

perasaan control/tanggung jawab.

• Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering.

R : meningkatkan pemasukan nutrisi.

• Berikan perawatan mulut sering.

R : menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak enak

dimulut.

• Kolaborasi, kebutuhan diet dengan ahli gizi.

R : berguna untuk program diet individu untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi.

• Kolaborasi, pemberian multivitamin.

R : menggantikan kehilangan vitamin karena malnutrisi/anemia atau

selama dialysis.

• Kolaborasi, pengawasan kadar protein/albumin serum.

R : merupakan indikator kebutuhan protein.

• Kolaborasi, pemberian antiemetik.

R : menurunkan stimulasi pada pusat muntah.

• Kolaborasi, sarankan penggunaan selang nasogastrik

  jika diindikasikan.R : diperlukan jika terjadi muntah menetap atau bila makan enteral

diinginkan.

2) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terapi pembatasan,

penurunan kekuatan/tahanan, gangguan persepsi/kognitif.

Intervensi / Implementasi

• Kaji keterbatasan aktivitas.

R : mempengaruhi intervensi.

• Ubah posisi secara sering bila tirah baring; dukung bagian

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 19/25

tubuh yang sakit/sendi dengan bantal.

R : menurunkan ketidaknyamanan, mempertahankan kekuatan

otot,/mobilitas sendi, meningkatkan sirkulasi, dan mencegah

kerusakan kulit.

• Pertahankan kebersihan dan kekeringan kulit, pertahankan

linen kering dan bebas kerutan.

R : Mencegah iritasi kulit.

• Dorong napas dalam dan batuk.

R : memobilisasi sekresi, memperbaiki ekspansi paru.

• Berikan pengalihan dengan tepat pada kondisi pasien

(pengunjung, radio/TV, buku).

R : menurunkan kebosanan, meningkatkan relaksasi.• Bantu dalam latihan rentang gerak aktif/pasif.

R : mempertahankan kelenturan sendi, mencegah kontraktur dan

membantu dalam menurunkan tegangan otot.

• Buat dalam rencana program aktivitas dengan masukkan dari

pasien.

R : meningkatkan energi pasien dan mengontrol perasaan sejahtera.

3) Kurang perawatan diri sehubungan dengan intoleransi aktivitas.

Intervensi / Implementasi

• Tentukan skala kemampuan pasien untuk berpartisispasi dalam

aktivitas perawatan diri (skala 0-4).

0 = mandiri penuh

1 = memerlukan penggunaan alat

2 = memerlukan bantuan bantuan orang llain untuk pertolongan,

pengawasan, pengajaran.

3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan peralatan/alat bantu.

4 = ketergantungan penuh/tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas.

R : kondisi dasar akan menentukan tingkat kekurangan/kebutuhan.

• Berikan bantuan aktivitas sesuai dengan yang diperlukan.

R : memenuhi kebutuhan dengan mendukung partisipasi dan

kemandirian pasien.

• Anjurkan untuk menggunakan teknik menghemat energi,

melakukan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi.

R : menghemat energi, menurunkan kelelahan, danmeningkatkan

19

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 20/25

kemapuan pasien untuk melakukan tugas.

• Jadwalkan aktivitas yang memungkinkan pasien cukup

waktu untuk menyelesaikan tugas pada kemampuan

optimal.

R : pendekatan yang tenang menurunkan frustasi, meningkatkan

partisipasi pasien, meningkatkan harga diri.

4) Risiko tinggi terhadap konstipasi sehubungan dengan penurunan

masukkan cairan, perubahan pola diet, penurunan motilitas usus.

Intervensi / Implementasi

• Kaji kemampuan defekasi , frekuensi, warna, konsistensi

dan flatus.

R : menilai seberapa berat gangguan defekasi, memudahkan

intervensi.

• Observasi ada/tidak bising usus dan distensi abdomen.

R : bising usus mungkin hipoaktif atau hiperaktif, menandakan

adanya gangguan peristaltic usus, mempengaruhi intervensi.

• Instruksikan pasien dalam bantuan eleminasi, defekasi.

R : upaya meningkatkan pola defekasi normal yang optimal.

• Berikan kepada pasien tentang efek diet (cairan dan serat) pada

eleminasi.

R : cairan dan serat baik untuk pencernaan, feses menjadi lunak dan

mudah untuk defekasi.

• Instruksikan pasien menghindari mengejan selama selama

defekasi.

R : mengejan mengeluarkan banyak energi, sehingga dapat

mengakibatkan kelelahan, pusing dan pingsan.

• Konsultasikan/kolaborasi dokter pemberian : pelembut feses, enema,

laksatif.

R : membantu pasien dalam kemudahan eleminasi defekasi, feses

lembut dan mudah dikeluarkan.

• Kolaborasi ahli gizi untuk kebutuhan diet.\

R : Pengaturan makanan yang baik mencegah/mengurangi feses

keras/kering, memudahkan defekasi.

5) Perubahan proses pikir sehubungan dengan perubahan fisiologis.

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 21/25

Intervensi / Implementasi

• Kaji perubahan perilaku / perubahan dalam tingkat kesadaran

(orientasi waktu, tempat, orang).

R : mengindikasikan tingkat toksisitas uremik, respons terhadap

terjadinya komplikasi dialysis.

• Berikan penjelasan sederhana tentang kondisi, orientasikan kembali

dengan sering.

R : memperbaiki orientasi realita.

• Berikan lingkungan aman, bila perlu pasang pagar tempat tidur.

R : mencegah trauma dan/ atau penglepasan aliran dialisis/kateter 

tidak hati – hati.

Selidiki keluhan sakit kepala, sehubungan dengan timbulnyamual/muntah, kacau/agitasi, hipertensi, tremor, atau kejang.

R : dapat menunjukkan terjadinya sindrom ketidakseimbangan yang

dapat terjadi mendekati selesainya/menyertai hemodialisa.

• Awasi perubahan dalam pola bicara, terjadinya dimensia, aktivitas

mioklunos selama heaemodialisa.

R : kadang – kadang akumulasi aluminium dapat menyebabkan

demensia dialisis, berlanjut ke kematian bila tidak diatasi.

• Kolaborasi pengawasan BUN/kreatinin, glukosa serum, ubah/ganti

konsentrasi dialisat atau tambahkan insulin sesuai indikasi.

R : mengikuti kemajuan/perbaikan azotemia.

• Kolaborasi, ambil kadar aluminium sesuai indikasi.

R : peningkatan dapat memperingatkan ancaman keterlibatan

serebral/demensia dialisis.

• Kolaborasi, berikan obat-obatan sesuai indikasi.

R : bila terjadi sindrom disekuilibrium selama dialisis, obat – obatan

mungkin diperlukan untuk mengontrol kejang selama perubahan

pada program dialisis atau kesinambungan terapi.

6) Ansietas sehubungan dengan krisis situasional, ancaman kematian.

Intervensi / Implementasi

• Kaji dan catat tingkat kecemasan pasien setiap pergantian shift.

R : tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat, panik) mungkinmengalami perubahan setiap kali pergantian shift sehingga

21

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 22/25

mempengaruhi intervensi.

• Kaji koping individu dalam mengatasi ansietas sebelumnya.

R : mekanisme koping yang sama mungkin diperlukan untuk

mengatasi kecemasan saat ini.

• Kaji kemampuan pasien dalam pengambilan keputusan.

R : pasien dengan ansietas bersikap tampak ragu – ragu, ini akan

mempengaruhi intervensi.

• Sediakan informasi factual menyakngkut diagnosis, perawatan dan

prognosis.

R : meningkatkan pemahaman, mengurangi kecemasan.

• Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi.

R : mengurangi ketegangan, meningkatkan perasaan nyaman.• Berikan dukungan kepada pasien untuk mengungkapkan

perasaannya.

R : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan

perasaannya akan memberikan perasaan lega dan mengurangi

ansietas.

• Konsultasikan/kolaborasi dengan dokter, pengobatan untuk

mengurangi ansietas.

R : ansietas berlebihan baik dari segi kualitas maupun kuaantitas

memerlukan penanganan lebih lanjut seperti pemberian obat-obatan

untuk memberikan perasaan tenang.

7) Gangguan citra tubuh sehubungan dengan krisis situasional, penyakit

kronis.

Intervensi / Implementasi

• Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan,

dan ansietas sehubungan dengan situasi saat ini.

R : mengidentifikasi luas masalah dan perlunya intervensi.

• Diskusikan arti kehilangan/perubahan pada pasien.

R : beberapa pasien memandang situasi sebagai tantangan,

beberapa sulit menerimanya.

• Perhatikan perilaku menarik diri, tidak efektif menggunakan

pengingkaran atau perilaku yang yang mengindikasikan terlalu

mempermasalahkan tubuh dan fungsinya.R : indicator terjadinya kesulitan menangani stress terhadap apa

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 23/25

yang terjadi.

• Kaji penggunaan substansi adiktif (contoh, alkohol), pengrusakkan

diri/perilaku bunuh diri.

R : menunjukkan disfungsi koping dan upaya untuk menangani

masalah dalam tindakan tidak efektif.

• Tentukan tahap berduka. Perhatikan tanda depresi berat/lama.

R : indentifikasi tahap yang sedang pasien alami memberikan

pedoman untuk mengenal dan menerima perilaku dengan tepat.

Depresi lama menunjukkan perlunya intervensi lanjut.

• Akui kenormalan perasaan.

R : pengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu pasien

untuk menerima dan mengatasi secara efektif.• Dorong pasien untuk menyatakan konflik kerja dan pribadi yang

mungkin timbul, dan dengar dengan aktif.

R : membantu pasien mengidentifikasi dan solusi masalah.

8) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat, tidak

mengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.

Intervensi / Implementasi

• Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang kondisi,

prognosis dan pengobatan saat ini.

R : mengidentifikasi seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan

pasien dan keluarga tentang penyakitnya.

• Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang keadaan saat

ini.

R : mengurangi kecemasan, meningkatkan pengetahuan dan

menghasilkan penerimaan dan kerjasama yang baik dalam proses

terapi.

• Anjurkan pasien dan keluarga untuk memperhatikan anjuran dietnya.

R : diet yang tepat dan benar membantu dalam proses

penyembuhan.

• Dorong dan berikan kesempatan pasien untuk bertanya.

R : meningkatkan proses belajar, meningkatkan pengambilan

keputusan, dan menurunkan ansietas sehubungan dengan

ketidaktahuan.

23

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 24/25

• Minta pasien dan keluarga untuk mengulangi kembali tentang materi

yang telah diberikan.

R : mengetahui seberapa jauh pemahaman pasien dan keluarga

serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

4. Evaluasi

1) Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat dengan nilai laboratorium

normal.

2) Mempertahankan mobillitas atau fungsi optimal yang dapat dilakukan.

3) Berpartisispasi pada aktivitas sehari – hari dalam tingkat kemampuan

diri/keterbatasan penyakit.

4) Mempertahankan pola fungsi usus normal.

5) Mengenal perubahan dalam berpikir/perilaku dan menunjukkan perilaku

untuk mencegah/meminimalkan perubahan.

6) Menyatakan perasaan cemas berkurang/terkontrol, menunjukkan

ketrampilan pemecahan masalah dan penggunaan sumber secara efektif,

tampak rileks/dapat tidur dan istirahat secara tepat.

7) Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negative

pada diri sendiri, menyatakan penerimaan terhadap situasi diri,

menunjukkan adaptasi terhadap perubahan/kejadian yang telah terjadi.8) Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan ;

melakukan tindakan secara benar dan dapat menjelaskan alas an

tindakan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

5/12/2018 perawatan pasien hemoo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perawatan-pasien-hemoo 25/25

Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialysis yang

berarti pemisahan atau filtrasi, melalui membrane semi-permeabel. Jadi

hemodialisa adalah proses pemisahan atau filtrasi zat-zat tertentu dari darah

melalui membrane semi-permeabel.

Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh

penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer .

Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri  dan vena

(fistula arteriovenosa) melalui pembedahan

Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik

dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan pada pasien yang menjalani 

 preoses Hemodialisa.

Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Terima Kasih,,.

25