peraturan presiden nomor 2 tahun 2015 tentang...
TRANSCRIPT
1
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
5. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 136);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 45), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 7 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 236);
8. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2010 Nomor 1 Seri E);
9. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2009 Nomor 3 Seri E);
10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2016
Nomor 1 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota
Bogor Tahun 2019 Nomor 1 Seri D);
2
11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2017 Nomor 5 Seri E)
12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 14 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2019-2024 (Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2019 Nomor 11 Seri E)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN 2019-2024.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kota adalah Daerah Kota Bogor.
2. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Bogor.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah.
5. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor .
6. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah Kepala Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor.
7. Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang selanjutnya disingkat Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
adalah dokumen perencanaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk periode 5 (lima) tahun.
8. Pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah adalah suatu proses pemantauan dan supervisi dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan pembangunan serta menilai hasil realisasi kinerja dan keuangan untuk memastikan tercapainya target secara ekonomis, efisien, dan efektif.
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
3
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5
(lima) tahun terhitung sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
12. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
13. Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan Daerah karena dampaknya yang signifikan bagi Daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah/ panjang, dan
menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan Daerah di masa yang akan datang.
14. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan pembangunan Daerah.
15. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
16. Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) Tahunan.
17. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan Daerah/ Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program Perangkat Daerah.
18. Strategi adalah langkah berisikan program-program sebagai prioritas
pembangunan Daerah/ Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran.
19. Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi
isu strategis Daerah/ Perangkat Daerah yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi.
20. Kinerja adalah capaian keluaran/hasil/dampak dari kegiatan/program/sasaran sehubungan dengan penggunaan sumber
daya pembangunan.
21. Indikator Kinerja adalah tanda yang berfungsi sebagai alat ukur pencapaian kinerja suatu kegiatan, program atau sasaran dan tujuan
dalam bentuk keluaran (output), hasil (outcome), dampak (impact).
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Wali Kota ini meliputi:
a. sistematika rencana strategis; b. pengendalian dan evaluasi; dan c. perubahan rencana strategis.
4
BAB III SISTEMATIKA RENCANA STRATEGIS
Pasal 3
(1) Sistematika Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian meliputi: a. BAB I : Pendahuluan;
b. BAB II : Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah; c. BAB III : Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah; d. BAB IV : Tujuan dan Sasaran;
e. BAB V : Strategi dan Arah Kebijakan; f. BAB VI : Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan; g. BAB VII : Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan;
h. BAB VIII : Penutup.
(2) Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.
BAB IV PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 4
(1) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup indikator kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta
rencana program, kegiatan, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif, serta tujuan dan sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan Renstra Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian.
(4) Pemantauan dan supervisi bagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa indikator kinerja, rencana
program, kegiatan, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
(5) Tata cara pengendalian pelaksanaan Renstra sebagaimana dimaksud ayat (3) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB V
PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
Pasal 5
(1) Perubahan Renstra dapat dilakukan apabila ada perubahan RPJMD.
(2) Perubahan Renstra sebagaimana dimaksud ayat (1) menjadi pedoman dalam perubahan Renja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
2
pangan dan jaminan ketersediaan pangan di wilayahnya dengan
memperhatikan pedoman, standar dan kriteria pemerintah.
Ketersediaan Pangan dipenuhi dari hasil produksi dalam
wilayah sendiri dan cadangan pangan serta impor apabila kedua
sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Produksi
dalam wilayah tersedia dalam bentuk bahan baku maupun
olahan dari produk tanaman pangan hortikultura, perkebunan,
kehutanan, perikanan, dan peternakan, yang sebagian besar
dilaksanakan oleh petani/masyarakat dengan skala usaha kecil,
sehingga pembangunan ketahanan pangan sangat strategis
untuk memperkuat ekonomi dan sekaligus mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan dan kelaparan.
Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan
desentralistis saat ini, pelaku utama pembangunan pangan
mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan konsumsi
adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan
sebagai inisiator, fasilitator, serta regulator, agar kegiatan
masyarakat yang memanfaatkan sumber daya daerah dapat
berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggungjawab.
Pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Bogor
melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian berkomitmen
untuk melaksanakan Pembangunan Ketahanan Pangan di Kota
Bogor. Ada 2 (dua) urusan yang dilaksanakan oleh Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian, yaitu urusan wajib yang tidak
berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pilihan. Urusan
wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar adalah
urusan pemerintahan bidang pangan, sedangkan urusan pilihan
adalah urusan pemerintahan bidang kelautan dan perikanan,
serta urusan pemerintahan bidang pertanian. Untuk
melaksanakan komitmen dimaksud perlu dituangkan dalam
sebuah Rencana Strategis (Renstra) yang akan menjadi pedoman
dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan
kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
3
Penyusunan Renstra merupakan amanat dari Peraturan
Menteri Dalam Negeri RI Nomor 86 Tahun 2017, Pasal 272, yang
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah dengan berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Renstra Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud ditetapkan
dengan Perkada setelah RPJMD ditetapkan (maksimum 1 bulan)
yang akan dirumuskan ke dalam rancangan Rencana Kerja
Perangkat Daerah (Renja) dan digunakan sebagai bahan
penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
Sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD),
maka Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor harus
menyusun Renstra yang selaras dengan RPJMD Kota Bogor.
Selain itu, pencapaian sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan dalam Renstra Perangkat Daerah juga harus
diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis
kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional (Pasal 272 ayat 3
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017).
Sehingga dalam penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kota Bogor Tahun 2019-2024 dilakukan juga
penyelarasan dengan Rancangan Teknokratik Renstra
Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024,
Rancangan Renstra Teknokratik Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Tahun 2020-2024, Renstra Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023, Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, Renstra Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun Tahun 2011-2031, dan
Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor.
4
1.2 Landasan Hukum
Dasar hukum yang menjadi landasan penyusunan Renstra
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Tahun
2019-2024 ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah
Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan
Undang-undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik
Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar
dan Kota-kota kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5068);
5
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587 sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 09
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833)
sebagaimana telah diubah dengan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Repunlik Indonesia Nomor 5887);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia Nomor 6178);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
6
13. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6323);
14. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
15. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 136);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018
tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah;
7
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2019
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023;
24. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran daerah Kota Bogor Tahun 2010 Nomor 1 Seri E);
25. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Kota Bogor (Lembaran daerah Kota
Bogor Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
26. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah KotaBogor Tahun
2009 Nomor 3 Seri E);
27. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031;
28. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2016 Nomor 1 Seri D)
8
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor;
29. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah (Lembaran
Daerah Kota Bogor tahun 2017 Nomor 5 Seri E);
30. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 14 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Bogor Tahun 2019-2024 (Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2019 Nomor 11 Seri E).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Penyusunan Renstra Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor Tahun 2019-2024 adalah
untuk penyelarasan tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kurun waktu
lima tahun mengacu kepada RPJMD Kota Bogor Tahun 2019-
2024.
Tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Tahun 2019-2024 adalah:
1. Menetapkan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan serta
program dan indikasi kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor beserta indikator kinerja dan target
kinerja pada Tahun 2019-2024 dalam rangka menunjang
Visi dan Misi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 14
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2019-2024;
2. Memberikan pedoman bagi Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor dalam menyusun Rencana Kerja
Tahunan (Tahun 2019-2024).
9
3. Menetapkan tolak ukur dan target kinerja Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor khususnya dalam
pelaksanaan tugas urusan pemerintah di bidangnya, yang
harus dipertanggungjawabkan dalam Dokumen LKIP, LPPD,
dan LKPJ tahunan dan LKPJ Akhir Masa Jabatan oleh Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor .
1.4 Sistematika Penulisan
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, maka dokumen Renstra
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Tahun
2019-2024 terdiri dari 8 (delapan) bab disajikan dalam
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, landasan hukum,
maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan
penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN
DAN PERTANIAN KOTA BOGOR
Menjelaskan tentang kondisi tugas, fungsi, dan
struktur organisasi; sumber daya; kinerja pelayanan;
serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS
KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BOGOR
10
Menjelaskan tentang identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor; telaah
visi, misi dan program Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Bogor; telaah Renstra Teknokratik Kementerian
Pertanian Republik Indonesia, Renstra Teknokratik
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia, Renstra Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023,
Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, dan Renstra
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023; telaah Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) RPJMD Kota Bogor; dan penentuan isu-isu
strategis.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
Menjelaskan tentang tujuan dan sasaran jangka
menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kota Bogor.
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Menjelaskan tentang strategi dan arah kebijakan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor dalam
lima tahun ke depan.
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA
PENDANAAN
Menjelaskan tentang rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan
indikatif Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor dalam lima tahun ke depan.
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PANGAN,
URUSAN PERTANIAN DAN URUSAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
11
Menjelaskan tentang Indikator kinerja Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
dicapai dalam lima tahun ke depan sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD Kota Bogor.
BAB VIII PENUTUP
Memuat tentang Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor secara umum mulai dari Bab I
sampai Bab VII.
12
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN
KOTA BOGOR
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terbentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Bogor yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan
Wali Kota Bogor termasuk ke dalam Dinas Tipe A.
Dalam rancangan Peraturan Wali Kota Bogor tentang
Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Jabatan Struktural di
Lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, tugas
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah membantu Wali
Kota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Pangan,
Pertanian serta Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan
rancangan Peraturan Wali Kota Bogor tersebut Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pangan, Pertanian
serta Kelautan dan Perikanan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Pangan, Pertanian
serta Kelautan dan Perikanan;
c. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang Pangan, Pertanian
serta Kelautan dan Perikanan;
d. Pembinaan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di
bidang Pangan, Pertanian serta Kelautan dan Perikanan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wali Kota sesuai
tugas dan fungsinya.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
tersebut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terdiri dari
13
Sekretariat, Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Bidang
Konsumsi dan Keamanan Pangan, Bidang Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Penyuluhan, Bidang Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Bidang Perikanan, UPTD Rumah Potong
Hewan Terpadu, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Tugas
pokok dan fungsi masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan daerah di bidang pangan, pertanian
dan kelautan dan perikanan dengan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pangan, Pertanian
dan Perikanan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang Pangan,
Pertanian dan Perikanan;
c. Pembinaan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di
bidang Pangan, Pertanian dan Perikanan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wali Kota
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat, dipimpin oleh Sekretaris dengan tugas
melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengelolaan
kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut
sekretariat mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana kerja
di lingkungan dinas;
b. Pelaksanaan tugas administrasi umum, administrasi
kepegawaian, perlengkapan, perencanaan, pengendalian,
keuangan, kearsipan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Sekretariat membawahkan:
2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2.2 Sub Bagian Keuangan;
2.3 Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
14
3. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan dipimpin oleh
Kepala Bidang dengan tugas melaksanakan sebagian fungsi
dinas di bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Bidang Ketersediaan dan
Distribusi Pangan mempunyai fungsi:
a. Penyiapan perumusan bahan kebijakan teknis di bidang
ketersediaan dan distribusi pangan;
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang
ketersediaan dan distribusi pangan;
a. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
di bidang ketersediaan dan distribusi pangan;
Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan membawahkan:
3.1 Seksi Ketersediaan dan Cadangan Pangan;
3.2 Seksi Distribusi Pangan;
3.3 Seksi Kerawanan Pangan
4. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan dipimpin oleh
Kepala Bidang dengan tugas melaksanakan sebagian fungsi
dinas di bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan mempunyai fungsi:
a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang
Konsumsi dan Keamanan Pangan;
b. Pelaksanaan, pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan
di bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan.
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan membawahkan:
4.1 Seksi Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan;
4.2 Seksi Keamanan Pangan;
4.3 Seksi Pengolahan dan Pemasaran;
15
5. Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dengan tugas
melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Bidang Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Penyuluhan mempunyai fungsi:
a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan;
b. Pelaksanaan, pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan
di bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Penyuluhan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan.
Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan
membawahkan:
5.1 Seksi Produksi Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perlindungan Tanaman;
5.2 Seksi Penyuluhan;
5.3 Seksi Sarana dan Prasarana Pertanian
6. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang dengan tugas melaksanakan sebagian
fungsi dinas di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Peternakan dan
Kesehatan Hewan mempunyai fungsi:
a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang
Peternakan dan Kesehatan Hewan;
b. Pelaksanaan, pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan
di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan membawahkan:
6.1 Seksi Produksi Ternak;
16
6.2 Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner;
6.3 Seksi Kesehatan Hewan
7. Bidang Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
dengan tugas melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang
perikanan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang
Perikanan mempunyai fungsi:
a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang
Perikanan;
b. Pelaksanaan, pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan
di bidang Perikanan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
bidang Perikanan.
Bidang Perikanan membawahkan:
6.1 Seksi Produksi Ikan;
6.2 Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan;
6.3 Seksi Bina Mutu Perikanan
8. UPTD Rumah Potong Hewan Terpadu Kelas A; dipimpin oleh
seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan
Rumah Potong Hewan Terpadu. Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut UPTD Rumah Potong Hewan Terpadu Kelas A
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja UPTD Rumah Potong Hewan
Terpadu Kelas A;
b. Pengelolaan administrasi keuangan dan administrasi
umum di lingkungan UPTD Rumah Potong Hewan
Terpadu Kelas A;
c. Pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan
kegiatan dalam penggunaan sarana dan prasarana
Rumah Potong Hewan Terpadu Kelas A;
17
d. Pelaksanaan pengelolaan Rumah Potong Hewan Terpadu;
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan.
Kepala UPTD dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Sub Bagian Tata Usaha.
9. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan dinas secara profesional sesuai
dengan keahlian, keterampilan dan kebutuhan. Kelompok
jabatan fungsional tersebut bertanggung jawab kepada
kepala dinas dan melakukan koordinasi dengan satuan
organisasi dalam lingkup dinas.
Adapun struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor adalah sebagai berikut
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kota Bogor
18
2.2 Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor
2.2.1 Sumber Daya Perangkat Daerah
Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor per
September tahun 2019 sebanyak 105 orang yang terdiri
dari 27 orang PNSD Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor
dan 78 orang PNSD Dinas Pertanian Kota Bogor. Rincian
sumber daya manusia yang dimiliki Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jabatan
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Gambar 2.2 Jumlah PNS Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Berdasarkan Jabatan
Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa Jumlah SDM yang
mengisi jabatan struktural 38 orang yang terdiri dari 16
orang pada Dinas Ketahanan Pangan dan 22 orang pada
Dinas Pertanian. Terdapat satu jabatan struktural yang
kosong karena pejabat memasuki masa pensiun yaitu
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor. Dari 67
orang pegawai non struktural 42,55% nya merupakan
pegawai dengan jabatan fungsional tertentu, yang terdiri
dari Medik Veteriner, Analis Pasar Hasil Pertanian, dan
Penyuluh Pertanian.
19
2. Berdasarkan golongan
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Gambar 2.3 Jumlah PNS Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Berdasarkan Golongan
Pegawai yang paling banyak jumlahnya adalah
pegawai golongan III yaitu mencapai 53,33% dari total
pegawai. Pegawai Golongan IV sebagian besar merupakan
pegawai struktural yang menjabat jabatan eselon IV,
eselon III, dan eselon II. Selain pejabat struktural
terdapat empat orang pegawai golongan IV yang
merupakan pegawai dengan jabatan fungsional tertentu
yaitu Medik Veteriner dan Penyuluh Pertanian. Masih
terdapat pegawai golongan 1 sebanyak 3 orang yang
merupakan Pramu Kebersihan dan Pengadministrasi
Karcis.
3. Berdasarkan tingkat pendidikan
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Gambar 2.4 Jumlah PNS Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
20
Dari Gambar 2.4 terlihat bahwa PNS Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor dengan
tingkat pendidikan Strata-3 berjumlah 1 orang, Strata-2
berjumlah 24 orang, Strata-1 berjumlah 46 orang,
Diploma III berjumlah 12 orang, tamat SMU/sederajat
berjumlah 19 orang, tamat SMP/sederajat berjumlah 2
orang dan tamat SD/sederajat berjumlah 1 orang.
Terdapat banyak pegawai dengan tingkat pendidikan
SMA, D3 dan S1 yang usia pensiunnya masih lama yang
dapat melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi
untuk pengembangan karir dan kapasitas kedepannya.
Selain didukung oleh pegawai PNS, saat ini Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor juga
dibantu oleh 5 orang Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kontrak, 1 orang pegawai Tenaga Harian
Lepas dari Kementerian Pertanian dan Kementerian
Kelautan dan Perikanan, serta tenaga sukarelawan.
Dalam lima tahun ke depan masih terdapat
kebutuhan pegawai sesuai dengan rincian analisis
jabatan yang ada. Jumlah pegawai yang ada saat ini dan
kebutuhan berdasarkan usulan Rencana SOTK Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian sampai dengan tahun
2024 adalah sebagai berikut (Tabel 2.1):
Tabel 2.1 Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor
No Nama Jabatan
Jumlah Kondisi SDM
Saat Ini (s.d semester I Tahun 2019)
Jumlah
Kebutuhan SDM s.d
Tahun 2024
Jumlah
Pemenuhan SDM s.d
Tahun 2024
PNS P3K Non PNS
PNS P3K PNS P3K
1 Kepala Dinas 1 0 0 1 0 0 0
2 Sekretaris Dinas 1 0 0 1 0 0 0
3 Kasubag Renlap 1 0 0 1 0 0 0
3.1 Analisis Perencanaan,
Evaluasi, dan Pelaporan
1 0 0 1 0 0 0
21
No Nama Jabatan
Jumlah Kondisi SDM
Saat Ini (s.d semester I Tahun 2019)
Jumlah
Kebutuhan SDM s.d
Tahun 2024
Jumlah
Pemenuhan SDM s.d
Tahun 2024
PNS P3K Non PNS
PNS P3K PNS P3K
3.2 Pengelola bahan perencanaan
1 0 0 1 0 0 0
4 Kasubag Keuangan 1 0 0 1 0 0 0
4.1 Bendahara 2 0 0 2 0 0 0
4.2 Verifikator Data Laporan Keuangan
0 0 0 2 0 2 0
4.3 Pengelola Keuangan 1 0 0 1 0 0 0
5 Kasubag Umum dan Kepagawaian
1 0 0 1 0 0 0
5.1 Analisis Sumber Daya Aparatur
2 0 0 2 0 0 0
5.2 Pengelola
Pemanfaatan Barang Milik Daerah
2 0 0 2 0 0 0
5.3 Pengadministrasi Umum
2 0 0 2 0 0 0
5.4 Pengelola Kerumahtanggaan
1 0 0 1 0 0 0
6 Kabid. Perikanan 1 0 0 1 0 0 0
6.1 Kasi. Produksi Perikanan
1 0 0 1 0 0 0
6.1.1 Analis Budidaya Perikanan
1 0 0 1 0 0 0
6.1.2 Pengelola
Pengawasan Pembudidaya Ikan
1 0 0 1 0 0 0
6.2 Kasi. Sarana dan Prasarana Perikanan
1 0 0 1 0 0 0
6.2.1 Analis Pengelolaan Sumber Daya Ikan
1 0 0 1 0 0 0
6.2.2 Pengelola
Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan
0 0 0 1 0 1 0
6.3 Kasi Bina Mutu Perikanan
1 0 0 1 0 0 0
6.3.1 Pengelola
Pengembangan dan Pembinaan Usaha
1 0 0 1 0 0 0
6.3.2 Analis Mutu Hasil Produk Perikanan
1 0 0 1 0 0 0
7 Kabid. Peternakan
dan Kesehatan Hewan
1 0 0 1 0 0 0
7.1 Kasi. Produksi Ternak
1 0 0 1 0 0 0
7.1.1 Pengawas Mutu
Pakan dan Produksi Bibit Ternak Kecil dan Unggas
1 0 0 1 0 0 0
7.1.2 Pengelola Budidaya
Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya
1 0 0 1 0 0 0
7.2 Kasi. Kesehatan
Masyarakat Veteriner
1 0 0 1 0 0 0
22
No Nama Jabatan
Jumlah Kondisi SDM
Saat Ini (s.d semester I Tahun 2019)
Jumlah
Kebutuhan SDM s.d
Tahun 2024
Jumlah
Pemenuhan SDM s.d
Tahun 2024
PNS P3K Non PNS
PNS P3K PNS P3K
7.2.1 Pengawas Sanitasi
Usaha Peternakan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
1 0 0 1 0 0 0
7.2.2 Pengelola Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
0 0 0 1 0 1 0
7.3 Kasi. Kesehatan Hewan
1 0 0 1 0 0 0
7.3.1 Pengawas Penyakit
dan Pengendali Penyakit Hewan
1 0 0 2 0 1 0
7.3.2 Pengelola Lalu
Lintas Ternak/Izin Budidaya Ternak
0 0 0 2 0 2 0
8 Kabid. Tanaman
Pangan Dan
Hortikultura dan Penyuluhan
1 0 0 1 0 0 0
8.1 Kasi. Produksi
Tanaman Pangan dan Perlindung-an Tanaman
1 0 0 1 0 0 0
8.1.1 Analis Informasi Hasil Pertanian
1 0 0 1 0 0 0
8.1.2 Pengelola Tanaman
Pangan dan Hortikultura
1 0 0 2 0 1 0
8.2 Kasi. Penyuluhan 1 0 0 1 0 0 0
8.2.1 Analis Penyuluhan
Dan Layanan Informasi
1 0 0 1 0 2 0
8.2.2 Pengelola Database Kelembagaan Petani
0 0 0 2 0 2 0
8.3 Kasi. Sarana dan
Prasarana Pertanian
1 0 0 1 0 0 0
8.3.1 Analis
Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian
1 0 0 1 0 0 0
8.3.2 Pengelola Tata Guna
Lahan, Air, Sarana dan Prasarana Pertanian
2 0 0 2 0 0 0
9 Kabid. Konsumsi
dan Keamanan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
9.1 Kasi. Konsumsi
dan
Penganekaragaman Pangan
1 0 0 1 0 0 0
9.1.1 Analis Pola
Konsumsi Pangan Masyarakat
1 0 0 1 0 0 0
9.1.2 Pengelola Pola Pangan Harapan
1 0 0 1 0 0 0
9.2 Kasi. Keamanan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
9.2.1 Analis Pangan 1 0 0 1 0 0 0
23
No Nama Jabatan
Jumlah Kondisi SDM
Saat Ini (s.d semester I Tahun 2019)
Jumlah
Kebutuhan SDM s.d
Tahun 2024
Jumlah
Pemenuhan SDM s.d
Tahun 2024
PNS P3K Non PNS
PNS P3K PNS P3K
9.2.2 Pengelola Keamanan
Pangan Segar dan Pangan Jajanan Anak Sekolah
1 0 0 1 0 0 0
9.3 Kasi. Pengolahan dan Pemasaran
1 0 0 1 0 0 0
9.3.1 Pengelola Ketahanan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
10 Kabid.
Ketersediaan dan Distribusi Pangan
1 0 0 1 0 0 0
10.1 Kasi. Ketersediaan
dan Cadangan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
10.1.1 Analis Pangan 1 0 0 1 0 0 0
10.1.2 Pengelola Ketahanan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
10.2 Kasi. Distribusi 1 0 0 1 0 0 0
10.2.1 Pengawas Harga Pangan
1 0 0 1 0 0 0
10.3 Kasi. Kerawanan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
10.3.1 Pengelola
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
1 0 0 1 0 0 0
11 Kepala UPTD RPH 1 0 0 1 0 0 0
11.1 Kasubag. Tata Usaha UPTD RPH
1 0 0 1 0 0 0
11.1.1 Pengawas Lalu
Lintas Hewan dan Wilayah Karantina Hewan
0 0 0 3 0 3 0
11.1.2 Pengelola Rumah Potong Hewan
6 0 0 6 0 0 0
11.1.3 Pengadministrasi Karcis
2 0 0 2 0 0 0
11.1.4 Pramu Kebersihan 3 0 0 4 0 1 0
12 Kelompok Jabatan Fungsional
12.1 Penyuluh Pertanian Terampil
12.1.1 Penyuluh Pertanian Pemula
0 0 0 0 0 0 0
12.1.2 Penyuluhan Pertanian Pelaksana
1 2 0 1 2 0 0
12.1.3 Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan
1 0 0 1 0 0 0
12.1.4 Penyuluh Pertanian Penyelia
0 0 0 1 0 1 0
12.1.5 Penyuluh Pertanian Pertama
9 2 0 9 2 0 0
12.1.6 Penyuluh Pertanian Muda
1 0 0 1 0 0 0
12.1.7 Penyuluh Petanian Madya
3 0 0 3 0 0 0
12.2 Medik Veteriner
12.2.1 Medik Veteriner Pertama
1 1 0 1 2 0 1
24
No Nama Jabatan
Jumlah Kondisi SDM
Saat Ini (s.d semester I Tahun 2019)
Jumlah
Kebutuhan SDM s.d
Tahun 2024
Jumlah
Pemenuhan SDM s.d
Tahun 2024
PNS P3K Non PNS
PNS P3K PNS P3K
12.2.2 Medik Veteriner Muda
1 0 0 1 0 0 0
12.2.3 Medik Veteriner Madya
1 0 0 1 0 0 0
12.3 Analis Pasar Hasil Pertanian
12.3.1 Analis Pasar Hasil Pertanian Pelaksana
1 0 0 1 0 0 0
12.3.2 Analis Pasar Hasil
Pertanian Pelaksana Lanjutan
1 0 0 1 0 0 0
12.3.3 Analis Pasar Hasil Pertanian Penyelia
0 0 0 1 0 1 0
12.3.4 Analis Pasar Hasil Pertanian Pertama
0 0 0 1 0 1 0
12.3.5 Analis Pasar Hasil Pertanian Muda
0 0 0 1 0 1 0
12.3.6 Analis Pasar Hasil Pertanian Madya
0 0 0 1 0 1 0
12.4 Paramedik Veteriner
12.4.1 Paramedik Veteriner Pemula
0 0 1 6 0 6 0
12.4.2 Paramedik Veteriner Pelaksana
0 0 0 6 0 6 0
12.4.3 Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan
0 0 0 6 0 6 0
12.4.4 Paramedik Veteriner Penyelia
0 0 0 6 0 6 0
Eselon III dan IV yang dihilangkan
11 0 0 0 0 0 0
Jumlah 105 5 1 137 6 43 1
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Dari Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa sampai dengan
Tahun 2024 masih dibutuhkan 43 orang PNS untuk
jabatan fungsional Paramedik Veteriner, Analis Pasar
Hasil Pertanian, Penyuluh Pertanian dan Pramu
Kebersihan. Saat ini tugas Paramedik Veteriner masih di
bantu oleh tenaga THL Kementerian Pertanian. Selain
tambahan pegawai, berbagai macam pelatihan juga
masih dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas SDM
yang ada. Daftar kebutuhan diklat pegawai Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian sampai dengan tahun
2024 sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.2.
25
Tabel 2.2 Rencana Kebutuhan Peningkatan Kompetensi
Sumber Daya Manusia Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian.
No Nama Jabatan
Jumlah SDM Yang Sudah
Mengikuti Diklat (s.d semester 1 tahun 2019)
Rencana Jumlah SDM
Yang Diusulkan Mengikuti Diklat (s.d
Tahun 2024)
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
1 Kepala Dinas 0 1 0 0 0 0
2 Sekretaris Dinas 0 1 0 0 0 0
3 Kasubag Renlap 0 1 0 0 1 0
3.1 Analisis Perencanaan,
Evaluasi, Dan Pelaporan
0 0 1 0 0 2
3.2 Pengelola bahan perencanaan
0 0 0 0 0 0
4 Kasubag Keuangan 0 1 0 0 1 0
4.1 Bendahara 0 0 1 0 0 1
4.2 Verifikator Data Laporan Keuangan
0 0 1 0 0 1
4.3 Pengelola Keuangan 0 0 1 0 0 1
5 Kasubag Umum dan Kepagawaian
0 1 0 0 0 1
5.1 Analisis Sumber Daya Aparatur
0 0 0 1 0 1
5.2 Pengelola Pemanfaatan Barang Milik Daerah
0 0 0 1 0 1
5.3 Pengadministrasi Umum
0 0 1 0 0 1
6 Kabid. Perikanan 0 1 0 0 1 0
6.1 Kasi. Produksi Perikanan
0 1 0 0 1 0
6.1.1 Analis Budidaya Perikanan
0 1 0 0 0 1
6.1.2 Pengelola Pengawasan Pembudidaya Ikan
0 0 0 0 0 1
6.2 Kasi. Sarana dan Prasarana Perikanan
0 1 0 0 1 0
6.2.1 Analis Pengelolaan Sumber Daya Ikan
0 0 0 0 0 1
6.2.2 Pengelola
Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan
0 0 0 0 0 1
6.3 Kasi Bina Mutu Perikanan
0 1 0 0 1 0
6.3.1 Pengelola
Pengembangan dan Pembinaan Usaha
0 0 0 0 0 1
6.3.2 Analis Mutu Hasil Produk Perikanan
0 0 0 0 0 1
7 Kabid. Peternakan dan Kesehatan Hewan
0 1 0 0 0 0
7.1 Kasi. Produksi Ternak 0 1 0 0 1 0
7.1.1 Pengawas Mutu Pakan
dan Produksi Bibit Ternak Kecil dan Unggas
0 0 0 0 0 1
26
No Nama Jabatan
Jumlah SDM Yang Sudah
Mengikuti Diklat (s.d semester 1 tahun 2019)
Rencana Jumlah SDM
Yang Diusulkan Mengikuti Diklat (s.d
Tahun 2024)
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
7.1.2 Pengelola Budidaya
Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya
0 0 0 0 0 1
7.2 Kasi. Kesehatan Masyarakat Veteriner
0 1 0 0 1 0
7.2.1 Pengawas Sanitasi
Usaha Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
0 0 0 0 0 1
7.2.2 Pengelola Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
0 0 0 0 0 1
7.3 Kasi. Kesehatan Hewan
0 1 0 0 1 0
7.3.1 Pengawas Penyakit
dan Pengendali Penyakit Hewan
0 0 0 0 0 1
7.3.2 Pengelola LaluLintas
Ternak/Izin Budidaya Ternak
0 0 0 0 0 1
8 Kabid. Tanaman
Pangan Dan Hortikultura dan Penyuluhan
0 1 0 0 0 0
8.1 Kasi. Produksi
Tanaman Pangan Dan Perlindungan Tanaman
0 1 0 0 1 0
8.1.1 Analis Informasi Hasil Pertanian
0 0 1 1 0 1
8.1.2 Pengelola Tanaman
Pangan dan Hortikultura
0 0 0 0 0 1
8.2 Kasi. Penyuluhan 0 1 0 0 1 0
8.2.1 Analis Penyuluhan
Dan Layanan Informasi
0 0 0 0 0 1
8.2.2 Pengelola Database Kelembagaan Petani
0 0 0 0 0 1
8.3 Kasi. Sarana dan Prasarana Pertanian
0 1 0 0 1 0
8.3.1 Analis Pengembangan
Alat dan Mesin Pertanian
0 0 1 0 0 1
8.3.2 Pengelola Tata Guna Lahan, Air, Sarana
dan Prasarana Pertanian
0 0 1 0 0 1
9 Kabid. Konsumsi dan Keamanan Pangan
0 1 0 0 0 0
9.1 Kasi. Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan
0 1 0 0 1 0
9.1.1 Analis Pola Konsumsi Pangan Masyarakat
0 0 0 0 0 1
9.1.2 Pengelola Pola Pangan Harapan
0 0 0 0 1 1
9.2 Kasi. Keamanan Pangan
0 1 0 0 1 1
9.2.1 Analis Pangan 0 0 0 0 0 1
27
No Nama Jabatan
Jumlah SDM Yang Sudah
Mengikuti Diklat (s.d semester 1 tahun 2019)
Rencana Jumlah SDM
Yang Diusulkan Mengikuti Diklat (s.d
Tahun 2024)
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
9.2.2 Pengelola Keamanan
Pangan Segar dan Pangan Jajanan Anak Sekolah
0 0 0 0 0 1
9.3 Kasi. Pengolahan dan Pemasaran
0 1 0 0 1 0
9.3.1 Pengelola Ketahanan Pangan
0 0 0 0 0 1
10 Kabid. Ketersediaan dan Distribusi Pangan
0 0 0 0 0 1
10.1 Kasi. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
0 1 0 0 1 0
10.1.1 Analis Pangan 0 0 0 0 1 1
10.1.2 Pengelola Ketahanan Pangan
0 0 0 0 0 1
10.2 Kasi. Distribusi 0 1 0 0 1 0
10.2.1 Pengawas Harga Pangan
0 0 0 0 0 1
10.3 Kasi. Kerawanan Pangan
0 1 0 0 1 0
10.3.1 Pengelola Ketersediaan
dan Kerawanan Pangan
0 0 0 0 0 1
11 Kepala UPTD RPH 0 1 0 0 1 1
11.1 Kasubag. Tata Usaha UPTD RPH
0 1 0 0 1 1
11.1.1 Pengawas Lalu Lintas
Hewan dan Wilayah Karantina Hewan
0 0 0 0 0 1
11.1.2 Pengelola Rumah Potong Hewan
0 0 0 0 0 6
11.1.3 Pengadministrasi Karcis
0 0 1 0 0 1
11.1.4 Pramu Kebersihan 0 0 0 0 0 5
12 Kelompok Jabatan Fungsional
12.1 Penyuluh Pertanian Terampil
12.1.1 Penyuluh Pertanian Pemula
0 0 0 1 0 0
12.1.2 Penyuluhan Pertanian Pelaksana
1 0 0 1 0 0
12.1.3 Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan
2 0 0 1 0 0
12.1.4 Penyuluh Pertanian Penyelia
0 0 0 1 0 0
12.1.5 Penyuluh Pertanian Pertama
7 0 0 1 0 0
12.1.6 Penyuluh Pertanian Muda
2 0 0 1 0 0
12.1.7 Penyuluh Petanian Madya
3 0 0 1 0 0
12.2 Medik Veteriner
12.2.1 Medik Veteriner Pertama
1 0 0 1 0 0
12.2.2 Medik Veteriner Muda 1 0 0 1 0 0
12.2.3 Medik Veteriner Madya 1 0 0 1 0 0
28
No Nama Jabatan
Jumlah SDM Yang Sudah
Mengikuti Diklat (s.d semester 1 tahun 2019)
Rencana Jumlah SDM
Yang Diusulkan Mengikuti Diklat (s.d
Tahun 2024)
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
Fungsional Struktural Teknis Lainnya
12.3 Analis Pasar Hasil Pertanian
12.3.1 Analis Pasar Hasil Pertanian Pelaksana
1 0 0 1 0 0
12.3.2 Analis Pasar Hasil
Pertanian Pelaksana Lanjutan
1 0 0 1 0 0
12.3.3 Analis Pasar Hasil Pertanian Penyelia
0 0 0 1 0 0
12.3.4 Analis Pasar Hasil Pertanian Pertama
0 0 0 1 0 0
12.3.5 Analis Pasar Hasil Pertanian Muda
0 0 0 1 0 0
12.3.6 Analis Pasar Hasil Pertanian Madya
0 0 0 1 0 0
12.4 Paramedik Veteriner
12.4.1 Paramedik Veteriner Pemula
0 0 0 1 0 0
12.4.2 Paramedik Veteriner Pelaksana
0 0 0 1 0 0
12.4.3 Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan
0 0 0 1 0 0
12.4.4 Paramedik Veteriner Penyelia
0 0 0 1 0 0
JUMLAH 20 27 9 23 22 53
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Dari Tabel 2.2 terlihat bahwa masih banyak
kebutuhan pengembangan SDM yang diperlukan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian di masa yang akan
datang. Pengembangan yang perlu dilakukan meliputi
diklat struktural, fungsional dan teknis. Untuk diklat
struktural, SDM yang sekarang menduduki jabatan pada
umumnya telah memenuhi syarat diklat sesuai jenjang
jabatannya. Terdapat 2 orang yang belum sesuai karena
yang bersangkutan akan segera memasuki masa
pensiun. Dari tabel terlihat bahwa masih terdapat 25
diklat struktural yang masih dibutuhkan yaitu diklat
struktural untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Selain diklat struktural masih dibutuhkan diklat
fungsional dan diklat teknis untuk meningkatkan SDM
aparatur baik aparatur yang menduduki jabatan
fungsional tertentu maupun aparatur yang menduduki
jabatan fungsional umum.
29
2.2.2 Aset/modal
Pemerintah Daerah harus mampu mengelola
sumberdaya yang dimilikinya secara efisien dan efektif,
agar sumberdaya yang ada dapat dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat. Salah satu sumber daya yang harus
dikelola dengan baik adalah barang milik daerah atau
yang biasa dikenal dengan aset daerah. Aset daerah
merupakan salah satu unsur penting dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
yang harus dikelola dengan baik, efisien, efektif,
transparan, dan akuntabel. Aset Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor adalah semua
kekayaan yang dimiliki maupun dikuasai Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah.
Aset yang ada di Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor per Desember 2018 adalah senilai
Rp. 64.784.466.808,33. Aset tersebut terdiri dari posisi
BMD di Neraca, dan BMD Non Neraca. Posisi BMD di
neraca terdiri dari aset tetap dan aset lainnya. Secara
rinci nilai aset yang dimiliki Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian adalah sebagai berikut (Tabel 2.3):
Tabel 2.3 Jumlah aset yang dimiliki Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian per Desember 2018
No Akun
Saldo per 31 Desember 2018
Dinas Pertanian (Rp.)
Dinas Ketahanan Pangan (Rp.)
Jumlah (Rp.)
1. Aset Tetap 55.939.772.817,89 4.016.523.337,00 59.956.296.154,89
2. Aset Lainnya 4.107.705.792,70 238.485.579,00 4.346.191.371,70
3. BMD
Ekstrakomp-tabel
429.369.083,74 52.610.158,00 481.979.241,74
Jumlah 60.476.847.694,33 4.307.619.114,00 64.784.466.808,33
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Berdasarkan Tabel 2.3 diketahui bahwa aset yang
paling banyak adalah aset tetap. Aset tetap yang dimiliki
dinas terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung
30
dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, serta aset
tetap lainnya. Dari total aset tersebut terdapat aset
lainnya yang merupakan aset rusak dan aset dalam
penelusuran senilai Rp. 4.316.491.371,70. Aset yang
ada tersebut tidak semuanya dalam kondisi baik,
terdapat aset yang rusak ringan dan rusak berat, serta
masih ada kebutuhan aset yang belum terpenuhi.
Berikut daftar kondisi aset dan rencana kebutuhan aset
sampai dengan tahun 2024 (Tabel 2.4).
Tabel 2.4. Rencana Pemenuhan Sarana dan Prasarana
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian s.d.
Tahun 2024
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
1 Tanah Bangunan
Kandang Hewan RPH Bubulak - Lahan RPH Bubulak
1 - - - - - `
2 Tanah Bangunan Kandang Hewan -
Perluasan pembebasan lahan RPH
1 - - - - - 1
3 Tanah Bangunan
Tempat Kerja Lainnya RPH Bubulak - Mutasi / Sertifikat
1 - - - - - 1
4 Tanah Peternakan - Pasar Hewan
1 - - - - - 1
5 Tanah Bangunan
Kantor Pemerintah Jl. Raya Cipaku No. 5 Bogor -
1 - - - - - 1
6 Lain-Lain Tanah
untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa
Stasiun Agribisnis (Rancamaya) Kec. Bogor Selatan
1 - - - - - 1
7 Lain-Lain Tanah
untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa
Depo Pemasaran hasil perikanan Kota Bogor, Jl. Raya Pajajaran No. 5
Kelurahan Baranangsiang Kec. Bogor Timur
1 - - - - - 1
31
8 Kandang
Penampungan Domba dan Kambing Bahan
kayu sebanyak 2 titik, masing-masing luas 23m2
1 - - - - - 1
9 Rehab Holding
Ground Jl. Raya Cipaku No 5 Bogor
1 - - - - - 1
10 Lab. Kultur Jaringan Distani
1 - - - - - 1
11 Situ Gede - Bogor Barat
1 - - - - - 1
12 Jl. Raya Cipaku No. 5 - Paving block
1 - - - - - 1
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
13 Kanopi di Depo
Pemasaran Ikan Hias,
Jl. Binamarga Kel. Baranangsiang Kec. Bogor Timur
1 - - - - - 1
14 Lumbung Pangan, di
Rancamaya-Bogor Selatan, Kelompok Tani Tampian
1 - - - - - 1
15 Bangunan Ruang
Pembenihan dan Ruang Jaga, Balai Benih Ikan Kel. Kencana, Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
16 Bangunan Kandang
Pembibitan (Aula), Jl. Raya Cipaku No. 5
1 - - - - - 1
17 Gedung Pakan
Ternak, RPH Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
18 Pembuatan Kolam,
Balai Benih Ikan Kel.
Kencana Kec. Tanah Sareal-Rehab Kolam APBD 2013
1 - - - - - 1
19 Pagar, Balai Benih
Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
20 Garasi, RPH Kel.
Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
21 Ruang Pertemuan,
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
22 Penataan Lahan Kebun Dinas
1 - - - - - 1
23 Ruang Pertemuan
Depo Pemasaran Ikan Hias, Jalan
Binamarga Kel. Baranangsiang, Kec. Bogor Timur
1 - - - - - 1
24 Pagar, Balai Benih
Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
32
25 Ruang Serbaguna,
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
26 Pembangunan RPH
Kambing Domba dan Fisik Pendukungnya , Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
27 Pemagaran RPH, Kel.
Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
28 Pembangunan Pos Jaga RPH, Kel.
Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
29 Pembangunan Kolam,
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah
Sareal '- Kolam 1 seluas 36,5 m2 '- Kolam 2 seluas 59,4 m2
1 - - - - - 1
30 Penataan Taman
Gedung Dinas Pertanian, Jl. Raya Cipaku No . 5
1 - - - - - 1
31 Rehab Ruang Kadis
dan Ruang Pertemuan, Jl. Raya Cipaku No . 5
1 - - - - - 1
32 Ruang Laboratorium
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
33 Pembangunan
Holding Ground (Terminal Agribisnis)
Terdiri dari 8 cluster- Rehab TA APBD 2014
1 - - - - - 1
34 Rehab Kantor TA Kel. Rancamaya
1 - - - - - 1
35 Mushola, Dinas
Pertanian Jl. Raya Cipaku No. 5 Bogor
1 - - - - - 1
36 Pagar Batas Area
RPU, RPH Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
37 Pembangunan
Gedung Fishmart, Jl. Padjajaran No. 5, Kel. Baranangsiang Kec. Bogor Timur '- Rehab APBD 2014
1 - - - - - 1
38 Gudang Sarpras
tanaman hias air, Kel. Rancamaya Kec. Bogor Barat
1 - - - - - 1
33
39 Rehab depo
pemasaran ikan hias -Aset Induk Depo
Pemasaran ikan Hias belum tercatat senilai Rp. 88.230.000,- per 31 Des 2015
1 - - - - - 1
40 Rehab rumah
anggerk, Dinas
Pertanian, Jl. Raya Cipaku No. 5 Bogor
1 - - - - - 1
41 Unit Pengolahan Ikan
-Rehab UPI APBD 2014
1 - - - - - 1
42 Tanah Kolam (Penataan Kolam dan Talud) -
1 - - - - - 1
43 Kolam Percontohan Kel. Kencana
1 - - - - - 1
44 Kolam Percontohan Kel. Kencana
1 - - - - - 1
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
45 Gudang Arsip Dinas Pertanian
1 - - - - - 1
46 Gapura Balai Benih
Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 - - - - - 1
47 Bangunan Pemasaran
Hortikultura, di Kel. Katulampa (R3)
1 - - - - - 1
48 Jl. Raya Cipaku No. 5
Kecamatan Bogsel,
Kantor Dinas Pertanian Kota Bogor'
1 - - - - - 1
49 Gedung Pemotongan
Hewan Per RPH Bubulak
1 - - - - - 1
50 Lain-lain Bangunan
Gedung Pemotong Hewan RPH Bubulak - Ruang Bonning
APBD 2013 - Kanopi APBD 2009
1 - - - - - 1
51 Mesin Ketik Manual 1 2 0 0 0 0 0 0 3
52 Mesin Ketik Elektronik
3 0 0 0 0 0 0 0 3
53 Lemari Besi/Metal 39 9 0 5 5 5 5 5 73
54 Filling Besi/Metal 47 7 0 5 5 5 5 5 79
55 Brankas 1 0 0 0 0 1 0 0 2
56 Proyektor +Attachment
4 2 0 1 0 1 0 1 9
57 Alat Penghancur Kertas
14 0 0 0 1 0 1 0 16
58 Mesin Hitung Uang 1 0 0 0 0 1 0 0 2
59 White Board 5 0 0 1 0 1 0 0 7
60 Roll O'pact 7 0 0 0 1 0 1 0 9
61 Finger PIN 3 0 0 0 0 0 0 0 3
62 Layar Proyektor 1 1 0 1 0 1 0 0 4
63 CCTV 2 0 0 0 0 0 0 0 2
64 Mesin Hitung
Elektronik/ Calculator
0 0 0 4 4 4 4 4 20
65 Papan Nama Instansi 6 0 0 1 0 1 0 0 8
34
66 Buffet 0 0 0 1 1 0 0 0 2
67 Kotak saran 0 0 0 1 1 0 0 0 2
68 Teralis 2 0 0 0 1 0 1 0 4
69 Papan Pengumuman 0 0 0 1 0 1 0 0 2
70 Lemari Sorok 1 0 0 0 1 0 0 0 2
71 Lemari Kaca 21 0 0 3 3 0 3 0 30
72 Lemari Kayu 7 0 0 0 2 2 11
73 Lemari Penyimpanan 2 0 0 1 1 1 1 1 7
74 Air Conditioning Unit 50 0 0 2 2 2 2 2 60
75 Tong Sampah 11 0 0 8 8 8 8 8 51
76 Rak Kayu 1 0 0 0 1 0 1 0 3
77 Meja Penerima Tamu 1 1 0 0 2 0 2 0 6
78 Sice 1 0 0 1 1 1 1 1 6
79 Meja Rapat 10 0 0 1 1 12
80 Kursi Rapat 273 0 0 30 30 30 30 30 423
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
81 Kursi Tamu 4 0 0 1 0 1 0 0 6
82 Kursi Putar 80 8 0 10 10 10 10 10 138
83 Bangku Tunggu 4 0 0 2 0 2 0 8
84 Meja 1/2 Biro 75 0 0 5 5 5 5 5 100
85 Sofa 3 0 0 0 2 0 0 2 7
86 Mesin Potong Rumput 7 0 0 0 1 0 1 9
87 Lemari Es 9 0 0 0 1 0 0 1 11
88 Kompor Gas 3 0 0 0 0 1 0 1 5
89 Tabung Gas 2 0 0 0 1 1 0 1 5
90 Televisi 6 1 0 1 0 1 0 0 9
91 Sound System 3 0 0 0 1 0 1 0 5
92 Microphone Table Stand
2 0 0 1 0 1 0 1 5
93 Microphone Stand 0 0 0 2 0 2 0 2 6
94 Tangga Alumunium 5 0 0 0 2 0 2 0 9
95 Dispencer 14 0 0 1 0 1 0 1 17
96 Alat Pemadam Kebakaran
3 0 0 2 0 2 0 2 9
97 Blender 1 0 0 0 1 0 1 0 3
98 Tempat Sampah Dorong
2 0 0 0 2 0 2 0 6
99 Tempat tidur 0 0 0 1 0 1 0 1 3
100 Rak Display 6 0 0 0 2 2 0 10
101 Meja Kerja Pejabat Eselon II
1 0 0 0 1 0 0 2
102 Meja Kerja Pejabat Eselon III
6 1 0 0 1 0 0 0 8
103 Meja Kerja Pejabat Eselon IV
0 0 0 0 0 0 0 0 0
104 Meja Rapat Pejabat Eselon II
1 0 0 0 0 0 0 0 1
105 Kursi Kerja Pejabat Eselon II
1 0 0 1 0 0 0 0 2
106 Kursi Kerja Pejabat Eselon III
4 0 0 0 1 0 0 0 5
107 Kursi Kerja Pejabat Eselon IV
0 0 0 0 0 0 0 0 0
108 Kursi Hadap Depan
Meja Kerja Pejabat Eselon II
0 0 0 1 0 0 0 0 1
35
109 Kursi Hadap Depan
Meja Kerja Pejabat Eselon III
0 0 0 0 1 0 0 0 1
110 Kursi Hadap Depan
Meja Kerja Pejabat Eselon IV
0 0 0 0 0 0 0 0 0
111 Kursi Tamu di
Ruangan Pejabat Eselon II
0 1 0 1 0 0 0 0 2
112 Kursi Tamu di
Ruangan Pejabat Eselon III
4 1 0 0 1 0 0 0 6
113 P.C Unit 47 0 0 7 7 7 7 7 82
114 Lap Top 27 0 0 2 2 2 2 2 37
115 Printer (Peralatan Personal Komputer)
38 0 0 7 7 7 7 7 73
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
116 Scanner (Peralatan Personal Komputer)
3 0 0 1 4
117 Router 0 0 0 2 2 2 2 2 10
118 Hub 0 0 0 2 2 2 2 2 10
119 Multi Purpose Vehicle (MPV)
6 0 0 0 1 0 1 0 8
120 Mobil Unit Kesehatan Hewan
0 0 0 1 0 0 0 0 1
121 Mobil Laboratorium Keliling
0 0 0 1 0 0 0 0 1
122 Pick Up 5 0 0 0 1 0 1 0 7
123 Sepeda Motor 32 2 0 0 2 0 2 2 40
124 Sepeda Motor Roda 3 2 0 0 0 0 0 0 0 2
125 Truck + Attachment 1 0 0 0 1 0 0 1 3
126 Mobil Pengangkut Daging
1 0 0 0 1 0 0 1 3
127 Amplifier 1 0 0 0 0 0 0 0 1
128 Exhause Fan 2 0 0 0 0 0 0 0 2
129 External / Portable Hardisk
2 0 0 0 0 0 0 0 2
130 Faximile 2 0 0 0 0 0 0 0 2
131 Unintemuptible Power Supply (UPS)
1 0 0 0 0 0 0 0 1
132 Timbangan Barang 2 0 0 0 0 0 0 0 2
133 Teralis Besi 30 0 0 0 0 0 0 0 30
134 Rak Besi/Metal 3 0 0 0 0 0 0 0 3
135 Rak Piring Aluminium 1 0 0 0 0 0 0 0 1
136 Rak TV 1 0 0 0 0 0 0 0 1
137 Note Book 4 0 0 0 0 0 0 0 4
138 Mini Bus (Penumpang 14 Orang kebawah)
4 0 0 0 0 0 0 0 4
139 Mesin Photo Copi dengan kertas biasa Folio
1 0 0 0 0 0 0 0 1
140 Mesin Potong Rumput 1 0 0 0 0 0 0 0 1
141 Mic Cabel 4 0 0 0 0 0 0 0 4
142 Mesin Jahit 1 0 0 0 0 0 0 0 1
143 Mesin Absensi 1 0 0 0 0 0 0 0 1
144 Meja Tulis 2 0 0 0 0 0 0 0 2
145 Meja Komputer 3 0 0 0 0 0 0 0 3
146 Meja Kayu/Rotan 2 0 0 0 0 0 0 0 2
36
147 Meja Kerja 1 0 0 0 0 0 0 0 1
148 Lemari Arsip 2 0 0 0 0 0 0 0 2
149 LCD Projector / Infocus
1 0 0 0 0 0 0 0 1
150 Lain-lain Alat
Pemeliharaan Tanaman
1 0 0 0 0 0 0 0 1
151 lain-lain Alat Pendingin
2 0 0 0 0 0 0 0 2
152 Kendaraan Bermotor Penumpang
1 0 0 0 0 0 0 0 1
153 Jam Mekanis 1 0 0 0 0 0 0 0 1
154 Jam Elektronik 7 0 0 0 0 0 0 0 7
155 Hard Disk 1 0 0 0 0 0 0 0 1
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pengadaan Jumlah
Kondisi Akhir Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
156 Generator 1 0 0 0 0 0 0 0 1
157 Filling Cabinet 2 0 0 0 0 0 0 0 2
JUMLAH 1629
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Dari tabel 2.4 terlihat bahwa masih terdapat sarana
dan prasarana yang dibutuhkan pegawai, antara lain
lemari, meja, kursi, kursi rapat, komputer, dan peralatan
yang berkaitan dengan internet. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut rencana akan dipenuhi secara bertahap setiap
tahunnya. Sarana dan prasarana yang ada harus tetap
dipelihara agar tetap dapat berfungsi dengan baik.
Rencana pemeliharaan yang akan dilakukan pada tahun
2019-2024 adalah sebagai berikut (Tabel 2.5):
Tabel 2.5 Rencana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian s.d
Tahun 2024
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pemeliharaan
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
1 Tanah Bangunan
Kandang Hewan RPH Bubulak - Lahan RPH Bubulak
1 1 1 1 1 1
2 Tanah Bangunan Kandang Hewan -
Perluasan pembebasan lahan RPH
1 1 1 1 1 1
3 Tanah Bangunan Tempat
Kerja Lainnya RPH Bubulak-Mutasi / Sertifikat
1 1 1 1 1 1
4 Tanah Peternakan-Pasar Hewan
1 1 1 1 1 1
5 Tanah Bangunan Kantor 1 1 1 1 1 1
37
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pemeliharaan
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
Pemerintah Jl. Raya Cipaku No. 5 Bogor
6 Lain-Lain Tanah untuk
Bangunan Tempat
Kerja/Jasa Stasiun Agribisnis (Rancamaya) Kec. Bogor Selatan
1 1 1 1 1 1
7 Lain-Lain Tanah untuk
Bangunan Tempat Kerja/Jasa Depo
Pemasaran hasil perikanan Kota Bogor, Jl. Raya Pajajaran No. 5 Kelurahan Baranang Siang Kec. Bogor Timur
1 1 1 1 1 1
8 Kandang Penampungan
Domba dan Kambing Bahan kayu sebanyak 2 titik, masing-masing luas 23m2
1 1 1 1 1 1
9 Rehab Holding Ground
Jl. Raya Cipaku No 5 Bogor
1 1 1 1 1 1
10 Lab. Kultur Jaringan Distani
1 1 1 1 1 1
11 Situ Gede - Bogor Barat 1 1 1 1 1 1
12 Jl. Raya Cipaku No. 5 - Paving block
1 1 1 1 1 1
13 Kanopi di Depo
Pemasaran Ikan Hias, Jl. Binamarga Kel. Baranangsiang Kec. Bogor Timur
1 1 1 1 1 1
14 Lumbung Pangan, di
Rancamaya-Bogor Selatan, Kelompok Tani Tampian
1 1 1 1 1 1
15 Bangunan Ruang
Pembenihan dan Ruang Jaga, Balai Benih Ikan
Kel. Kencana, Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
16 Bangunan Kandang
Pembibitan (Aula), Jl. Raya Cipaku No. 5
1 1 1 1 1 1
17 Gedung Pakan Ternak,
RPH Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 1 1 1 1 1
18 Pembuatan Kolam, Balai Benih Ikan Kel.
Kencana Kec. Tanah Sareal - Rehab Kolam APBD 2013
1 1 1 1 1 1
19 Pagar, Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
20 Garasi, RPH Kel.
Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 1 1 1 1 1
21 Ruang Pertemuan,
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
22 Penataan Lahan Kebun Dinas
1 1 1 1 1 1
38
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pemeliharaan
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
23 Ruang Pertemuan Depo
Pemasaran Ikan Hias, Jalan Binamarga Kel.
Baranangsiang, Kec. Bogor Timur
1 1 1 1 1 1
24 Pagar, Balai Benih Ikan
Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
25 Ruang Serbaguna, Balai
Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
26 Pembangunan RPH
Kambing Domba dan Fisik Pendukungnya , Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 1 1 1 1 1
27 Pemagaran RPH, Kel.
Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 1 1 1 1 1
28 Pembangunan Pos Jaga
RPH, Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 1 1 1 1 1
29 Pembangunan Kolam,
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
'- Kolam 1 seluas 36,5 m2 '- Kolam 2 seluas 59,4 m2
1 1 1 1 1 1
30 Penataan Taman
Gedung Dinas
Pertanian, Jl. Raya Cipaku No . 5
1 1 1 1 1 1
31 Rehab Ruang Kadis dan
Ruang Pertemuan, Jl. Raya Cipaku No . 5
1 1 1 1 1 1
32 Ruang Laboratorium
Balai Benih Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
33 Pembangunan Holding
Ground (Terminal Agribisnis) Terdiri dari 8 cluster - Rehab TA APBD 2014
1 1 1 1 1 1
34 Rehab Kantor Terminal
Agribisnis Kel. Rancamaya
1 1 1 1 1 1
35 Mushola, Dinas Pertanian Jl. Raya Cipaku No. 5 Bogor
1 1 1 1 1 1
36 Pagar Batas Area RPU,
RPH Kel. Bubulak, Kec. Bogor Barat
1 1 1 1 1 1
37 Pembangunan Gedung
Fishmart, Jl. Padjajaran No. 5, Kel.
Baranangsiang Kec. Bogor Timur '- Rehab APBD 2014
1 1 1 1 1 1
38 Gudang Sarpras
tanaman hias air, Kel.
1 1 1 1 1 1
39
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pemeliharaan
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
Rancamaya Kec. Bogor Barat
39 Rehab depo pemasaran
ikan hias
-Aset Induk Depo Pemasaran ikan Hias belum tercatat senilai Rp. 88.230.000,- per 31 Des 2015
1 1 1 1 1 1
40 Rehab rumah anggerk,
Dinas Pertanian, Jl. Raya Cipaku No. 5 Bogor
1 1 1 1 1 1
41 Unit Pengolahan Ikan -Rehab UPI APBD 2014
1 1 1 1 1 1
42 Tanah Kolam (Penataan Kolam dan Talud) -
1 1 1 1 1 1
43 Kolam Percontohan Kel. Kencana
1 1 1 1 1 1
44 Kolam Percontohan Kel. Kencana
1 1 1 1 1 1
45 Gudang Arsip Dinas Pertanian
1 1 1 1 1 1
46 Gapura Balai Benih
Ikan Kel. Kencana Kec. Tanah Sareal
1 1 1 1 1 1
47 Bangunan Pemasaran Hortikultura, di Kel. Katulampa (R3)
1 1 1 1 1 1
48 Jl. Raya Cipaku No. 5
Kecamatan Bogsel, Kantor Dinas Pertanian Kota Bogor'
1 1 1 1 1 1
49 Gedung Pemotongan
Hewan Per RPH Bubulak
1 1 1 1 1 1
50 Lain-lain Bangunan
Gedung Pemotong Hewan RPH Bubulak - Ruang Bonning APBD 2013 - Kanopi APBD 2009
1 1 1 1 1 1
51 Mesin Ketik Manual Portable (11-13 inchi)
1 1 1 1 1 1
52 Mesin Ketik Manual Longewagen (18)
1 1 1 1 1 1
53 Mesin Ketik Elektronik 2 0 0 2 2 2 2 2
54 Lemari Besi/Metal 36 9 0 45 45 45 45 45
55 Filling Besi/Metal 32 7 39 39 39 39 39
56 Brankas 1 1 1 1 1 1
57 Proyektor +Attachment 3 2 5 5 5 5 5
58 Alat Penghancur Kertas 9 9 9 9 9 9
59 Mesin Hitung Uang 1 1 1 1 1 1
60 White Board 3 3 3 3 3 3
61 Roll O'pact 7 7 7 7 7 7
62 Finger PIN 3 3 3 3 3 3
63 Layar Proyektor 1 1 2 2 2 2 2
64 CCTV 1 1 1 1 1 1
65 Papan Nama Instansi 5 5 5 5 5 5
40
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pemeliharaan
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
66 Teralis 2 2 2 2 2 2
67 Lemari Sorok 1 1 1 1 1 1
68 Lemari Kaca 20 20 20 20 20 20
69 Lemari Kayu 1 1 1 1 1 1
70 Lemari Penyimpanan 2 2 2 2 2 2
71 Air Conditioning Unit 38 0 0 38 38 38 38 38
72 Tong Sampah 11 0 0 11 11 11 11 11
73 Rak Kayu 1 1 1 1 1 1
74 Meja Penerima Tamu 1 1 2 2 2 2 2
75 Sice 1 1 1 1 1 1
76 Meja Rapat 3 3 3 3 3 3
77 Kursi Rapat 95 95 95 95 95 95
78 Kursi Tamu 2 2 2 2 2 2
79 Kursi Putar 48 8 56 56 56 56 56
80 Bangku Tunggu 4 4 4 4 4 4
81 Meja 1/2 Biro 55 55 55 55 55 55
82 Sofa 0 2 0 2 2 2 2 2
83 Mesin Potong Rumput 7 7 7 7 7 7
84 Lemari Es 7 7 7 7 7 7
85 Kompor Gas 3 3 3 3 3 3
86 Tabung Gas 2 2 2 2 2 2
87 Televisi 2 1 3 3 3 3 3
88 Sound System 2 2 2 2 2 2
89 Microphone Table Stand
2 2 2 2 2 2
90 Tangga Alumunium 4 4 4 4 4 4
91 Dispencer 2 2 2 2 2 2
92 Alat Pemadam Kebakaran
3 3 3 3 3 3
93 Blender 1 1 1 1 1 1
94 Tempat Sampah Dorong 2 2 2 2 2 2
95 Rak Display 6 6 6 6 6 6
96 Meja Kerja Pejabat Eselon II
1 1 1 1 1 1
97 Meja Kerja Pejabat Eselon III
1 1 2 2 2 2 2
98 Meja Kerja Pejabat Eselon IV
0 0 0 0 0 0
99 Meja Rapat Pejabat Eselon II
1 1 1 1 1 1
100 Kursi Kerja Pejabat Eselon II
1 1 1 1 1 1
101 Kursi Kerja Pejabat Eselon III
4 4 4 4 4 4
102 Kursi Tamu di Ruangan Pejabat Eselon II
1 1 1 1 1 1
103 Kursi Tamu di Ruangan Pejabat Eselon III
4 1 5 5 5 5 5
104 P.C Unit 29 29 29 29 29 29
105 Lap Top 23 23 23 23 23 23
106 Printer (Peralatan 29 29 29 29 29 29
41
No Nama Barang
Jumlah Kondisi Saat Ini
Jumlah Rencana Pemeliharaan
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
2020 2021 2022 2023 2024
Personal Komputer)
107 Scanner (Peralatan Personal Komputer)
2 2 2 2 2 2
108 Multi Purpose Vehicle (MPV)
6 6 6 6 6 6
109 Pick Up 4 4 4 4 4 4
110 Sepeda Motor 24 24 24 24 24 24
111 Sepeda Motor Roda 3 2 2 2 2 2 2
112 Truck + Attachment 1 1 1 1 1 1
113 Mobil Pengangkut Daging
1 1 1 1 1 1
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Dari Tabel 2.5 dapat dilihat terdapat kebutuhan
pemeliharaan pada setiap tahunnya, baik gedung dan
bangunan maupun sarana dan prasarana kerja. Kegiatan
pemeliharaan rutin dan berkala inventaris kantor
merupakan kegiatan yang mengakomodir kebutuhan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian.
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kota Bogor
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor pada periode Renstra sebelumnya (Tahun 2015-2019)
dilakukan oleh dua Perangkat Daerah yang berbeda yaitu Dinas
Ketahanan Pangan Kota Bogor dan Dinas Pertanian Kota Bogor.
Untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan dilakukan
melalui 6 (enam) program oleh Dinas Pertanian Kota Bogor dan 4
(empat) program oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor.
Program yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Bogor adalah
Program Peningkatan Produksi Pertanian, Peternakan, dan
Perikanan, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Hewan Zoonosis dan Penyediaan Pangan Hewani Sesuai dengan
Kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal, Program Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian, Peternakan dan Perikanan,
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur, dan Program
Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan.
42
Program yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota
Bogor adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan
Sarana Prasarana Aparatur, dan Program Pengembangan Sistem
Pelaporan Kinerja dan Keuangan.
Gambaran Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor Tahun 2015-2019 dapat dilihat dari
capaian indikator kinerja pada tiap tahunnya. Capaian indikator
sasaran sesuai dengan revisi renstra yang disusun setelah
adanya Keputusan Wali Kota Bogor Nomor 050.45-304 Tahun
2017. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Kota
Bogor Tahun 2015–2019 berdasarkan Target IKK dan target
Keputusan Wali Kota Bogor No 050.45-304 tahun 2017
digambarkan dalam Tabel 2.6.a dan Tabel 2.6.b sebagai berikut:
43
Tabel 2.6.a Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Kota Bogor Tahun 2015-2019 (Target IKK)
No Indikator Kinerja Target IKK Target Renstra Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Urusan Bidang Pangan
1 Ketersediaan energi per kapita (AKE= 2,200 kkal/hr)
2.220 2.298 2.278 2.259 2.239 2.220 2.318 2.395 2.483 2.512,80 100,87 105,12 109,90 112,23
2 Ketersediaan protein per kapita (AKP= 57 gr/kap/hari)
57 84 77 70 64 57 91,10 102,30 105,30 89,40 108,09 132,07 149,45 140,08
3 Penguatan cadangan pangan CPP kab/kota 100 ton
91 58 66 74 83 91 4,46 - 2,00 5,40 7,74 - ,00 2,70 6,53
4 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
97 85 88 91 94 97 82,30 78,30 82,70 88,70 96,27 88,58 90,59 94,17
5 Pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan
95 75 80 85 90 95 94,62 86,37 87,10 91,53 126,16 107,96 102,47 101,70
Urusan Bidang Pertanian
1 Produktivitas padi atau bahan
pangan utama lokal lainnya perhektar
6,5 6,6 6,7 6,8 6,9 6,54 6,6 6,87 7 NA 100,7 100 102,54 102,94
Urusan Bidang Kelautan dan Perikanan
1 Produksi perikanan 100 100 100 100 100 99,08 69,35 97,86 82,16 99,08 69,35 97,86 82,16
2 Konsumsi ikan 100 100 100 100 100 98,71 101,111 96,46 95,37 98,71 101,111 96,46 95,37
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
44
Tabel 2.6.b Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Kota Bogor Tahun 2015 – 2019 (Target Indikator Lainnya)
No Indikator Kinerja
Target Renstra Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
92 93 95 97 98 90,20 95,20 95,90 96,90 98,04 102,37
100,95 99,90
2 Prosentase penduduk rawan pangan 26,29 25,29 24,29 23,29 22,29 N/A N/A 24,79 18,30 - - 102,06 78,57 -
3 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
85 88 91 94 97 82,30 78,30 82,70 88,70 96,27 88,58 90,59 94,17
4 Prosentase tingkat keamanan pangan 75 80 85 90 95 94,62 86,37 87,10 91,53 126,16 107,96
102,47 101,70
5 Persentase rata-rata peningkatan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan pertahun
3% 3% 3% 3% 3% 8,74 4,3 11,01 4,35 NA 291,33% 143,33%
367,0% 145,00%
6 Jumlah maksimal kasus penyakit zoonosis pertahun
7 6 5 4 3 0 0 0 0 0 100 100 100 100
7 Jumlah produk olahan ysng dibina Dinas
13 13 13 13 13 9 13 17 13 0 100 100 130,77 100
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
45
Dari Tabel 2.6.a dan Tabel 2.6.b terlihat bahwa secara
keseluruhan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor telah melaksanakan kegiatan dengan baik. Setiap target
indikator kinerja dari tahun ke tahun mampu dipenuhi. Tabel
2.6.a merupakan capaian pelayanan dilihat dari Indikator
Kinerja Kunci (IKK), sedangkan Table 2.6.b merupakan capaian
pelayanan dilihat dari indikator sasaran dinas sesuai renstra
yang telah disusun.
Pada Tabel 2.6.a terdapat 5 (lima) indikator yang termasuk
urusan pangan, 1 (satu) urusan pertanian, dan 2 (dua) urusan
kelautan dan perikanan. Capaian masing-masing indikator
fluktuatif pada setiap tahunnya, namun masih menunjukkan
kinerja diatas 80%. Pada urusan kelautan dan perikanan
capaian kinerja hanya satu kali mencapai target, hal ini harus
menjadi perhatian dinas untuk tahun-tahun selanjutnya. Target
yang tidak tercapai disebabkan oleh belum optimalnya
penerapan cara budidaya ikan yang baik serta tingginya alih
fungsi lahan usaha perikanan.
Tabel 2.6.b terlihat sebagian besar indikator kinerja yang
ditetapkan dapat dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari
capaian kinerja yang mencapai 100% atau lebih. Walaupun
demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja dengan
capaian dibawah 100% yaitu jumlah kelompok tani yang
dinaikkan statusnya pada tahun 2016 (kinerja 40%), jumlah
produk olahan yang dibina dinas pada tahun 2016 (kinerja
69,23%), dan nilai AKIP tahun 2018 (kinerja 99,35%).
Target kinerja tersebut dapat tercapai dengan baik karena
adanya dukungan dana dari Anggaran Pembangunan Daerah
(APBD). Serapan dan pertumbuhan anggaran Dinas ketahanan
Pangan dan Pertanian dari tahun 2015-2019 disajikan dalam
Tabel 2.7 berikut:
46
Tabel 2.7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
No. Uraian Anggaran pada Tahun (dalam juta rupiah) Realisasi Anggaran pada Tahun
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran Realisasi
1 Peningkatan
Ketahanan Pangan
3.117,904 2.350 2.098,647 2.381,874 2.942,308 1.984,973 1.817,776 2.135,570 94,37 84,47 86,62 89,66 -7,28 -7,83
2 Peningkatan
Kesejahteraan Petani
788,4 974,92 275 0 705,646 916,468 273,895 0 89,50 94,00 99,60 - -24,07 -20,12
3 Program
Peningkatan Produksi Pertanian, Peternakan dan Perikanan
4.690 2.225 2.803 2.874,890,5 2.438,470 2.165,730 2.665,148 2.702,705 51,99 97,34 95,08 94,01 -8,01 4,43
4 Program
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian,
Peternakan dan Perikanan
1.586,6 870,6 832,49 572,870 1.307,187 779,634 765,710 554,823 82,39 89,55 91,98 96,85 -26,90 -23,23
5 Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
dan Ikan Serta Penyediaan Pangan Hewani Yang Aman,
Sehat, utuh dan Halal
750 570 600 456,550 724,166 551,861 584,331 442,766 96,56 96,82 97,39 96,98 -14,22 -14,05
Jumlah Total 10.932,904 6.990,520 6.609,137 6.286,185 - 8.117,777 6.398,666 6.106,860 5.835,864 - 74,25 91,53 92,40 92,84 - -15,47 -10,06
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
48
Dari Tabel 2.7 dapat dilihat secara keseluruhan tren
anggaran yang diberikan Pemerintah Daerah Kota Bogor
terhadap Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bogor
mengalami penurunan dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun
2019. Terdapat 2 program pada Tahun 2017 yang mengalami
peningkatan anggaran yaitu Program Peningkatan Produksi
Pertanian, Peternakan dan Perikanan dan Program Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Ternak dan Ikan serta
Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
pada Tahun 2017. Tahun 2018 Program Peningkatan Produksi
Pertanian, Peternakan dan Perikanan juga mengalami
peningkatan anggaran namun secara keseluruhan anggaran
yang diberikan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
mengalami penurunan pada setiap tahunnya.
Dari anggaran yang diberikan Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian melakukan penyerapan anggaran sebesar 74,25%
pada Tahun 2015, 91,53% pada Tahun 2016, 92,40% pada
Tahun 2017, 92,84% pada Tahun 2018, dan sampai semester 1
2019 penyerapan anggaran telah mencapai 42,88%. Berbeda
dengan anggaran, penyerapan anggaran mengalami tren
kenaikan pada setiap tahunnya. Pada awal periode Renstra
(Tahun 2015) penyerapan anggaran tidak maksimal (hanya
74,25%). Hal ini disebabkan oleh terdapat beberapa belanja
modal yang belum tercantum di RKBMD, sehingga pembelian
belanja modal tersebut tidak dilakukan. Untuk tahun-tahun
selanjutnya total penyerapan anggaran berada pada angka
diatas 90% dan terus naik setiap tahunnya. Sisa anggaran
sebagian besar merupakan efisiensi kegiatan, yaitu selisih harga
yang ada pada DPA dengan harga pembelian.
Walaupun persentase penyerapan anggaran terus
mengalami kenaikan namun secara pertumbuhan, realisasi
anggaran masih mengalami penurunan setiap tahunnya dengan
rata-rata penurunan sampai Tahun 2018 sebesar 10,06%. Hal
ini berarti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian telah
maksimal menggunakan anggaran yang diberikan dengan tetap
49
mencapai target yang ditetapkan walaupun anggaran yang
diberikan berkurang setiap tahunnya.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tantangan
diartikan sebagai hal atau objek yang menggugah tekad untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. Peluang adalah
ruang gerak, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang
memberikan kemungkinan bagi suatu kegiatan untuk
memanfaatkannya dalam usaha mencapai tujuan. Melihat dan
mengamati pencapaian program yang telah dilakukan selama 5
tahun terakhir dan kondisi dilapangan, maka tantangan dan
peluang yang dimiliki Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kota Bogor dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tantangan Pengembangan Pelayanan Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian:
a. Belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian.
b. Infrastruktur pertanian belum optimal
c. Penggunaan pupuk dan pestisida anorganik yang belum
sesuai anjuran.
e. Kelembagaan, pengetahuan, dan ketrampilan petani
yang masih belum optimal
f. Semakin terbatasnya tenaga kerja trampil dan produktif
yang mau bekerja di sektor pertanian
g. Masuknya komoditas pertanian impor yang menyaingi
produk petani.
i. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat sehingga
menuntut produk pertanian yang semakin aman
dikonsumsi.
j. Laju alih fungsi lahan pertanian ke non sektor pertanian
semakin mengkhawatirkan.
50
k. Adanya ancaman penyakit hewan endemik dan eksotik
sebagai akibat mobilitas hewan.
l. Peningkatan kebutuhan pangan seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor dengan laju
pertumbuhan 1,53% per tahun.
m. Ketergantungan pasokan pangan yang cukup tinggi dari
luar daerah sebagai akibat rendahnya produksi dari
dalam daerah.
n. Belum terpenuhinya jumlah cadangan pangan Kota
Bogor (sesuai ketentuan Peraturan Menteri Pertanian No.
11/Permentan.KN.130/4/2018 tentang Penetapan
Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah) untuk
turut menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan.
o. Masih terdapat kelompok masyarakat yang terindikasi
rawan pangan pada beberapa wilayah Kelurahan.
p. Pola konsumsi pangan masyarakat yang belum
memenuhi kaidah B2SA.
q. Belum optimalnya pemanfaatan lahan sempit
pekarangan di perkotaan dalam upaya peningkatan gizi
masyarakat.
r. Informasi distribusi bahan pangan (beras) belum merata
atau diketahui oleh seluruh kalangan masyarakat
s. Masih ada sekitar 8,47% produk pangan segar dan
pangan olahan non kemasan yang tidak aman dan layak
konsumsi.
2. Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian
a. Adanya aturan dari pemerintah pusat yang mendukung
pengembangan pertanian seperti aturan tentang
Perlindunga Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B)
b. Optimalisasi SDM pertanian yang sudah ada dan
peningkatan kapasitas SDM Dinas.
51
c. Terdapatnya event-event dari pemerintah pusat dan
provinsi sebagai ajang promosi produk olahan pertanian,
produk olahan peternakan, dan produk olahan
perikanan.
d. Pengembangan sistem jaminan mutu pangan organik
dan ramah lingkungan.
e. Adanya trend Urban Farming mendorong terlaksananya
usaha pertanian, peternakan dan perikanan secara
bersamaan.
f. Meningkatnya permintaan masyarakat akan labelisasi
halal pada produk peternakan.
g. Adanya tuntutan global terhadap penerapan
kesejahteraan hewan (animal welfare).
h. Tingginya permintaan ikan hias
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, poin ke dua “Tanpa
kelaparan”, yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian berkelanjutan
j. Tujuan Pembanguan Jangka Panjang Kota Bogor salah
satunya Peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk-produk pertanian melalui pelaksanaan pertanian
yang baik berkenaan dengan penguatan ketahanan
pangan dan penanggulangan kemiskinan
k. Tingginya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Kota
Bogor yang merupakan modal dasar bagi percepatan
proses peningkatan kesadaran konsumsi pangan dan
bergizi, sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku
atas konsumsinya dengan tercapai tingkat status gizi
yang semakin baik.
l. Perkembangan teknologi informatika serta strategi
komunikasi publik, untuk mempercepat proses, serta
52
memperluas jangkauan upaya pendidikan masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat.
m. Pengembangan teknologi dan inovasi serta kemitraan
dengan akademisi, pebisnis dan lembaga masyarakat,
untuk memperbaiki sistem budidaya tanaman,
penanganan pasca panen, pengolahan pangan dan
penanganan distribusi agar semakin lebih produktif.
53
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BOGOR
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor
Timbulnya permasalahan karena adanya sesenjangan
antara kondisi ideal atau kondisi yang diinginkan dengan
kondisi saat ini. Dari kondisi yang ada saat ini dan bercermin
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya
dirumuskan permasalahan yang terjadi pada urusan pangan,
pertanian, serta kelautan dan perikanan. Beberapa
permasalahan yang perlu mendapat perhatian dalam
pembangunan urusan tersebut di Kota Bogor adalah sebagai
berikut (Tabel 3.1):
Tabel 3.1 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas
dan Sasaran Pembangunan Daerah
No. Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1 2 3 4
1 Jumlah penduduk
rawan pangan di
Kota Bogor 18,3%
dari jumlah total
penduduk
Kualitas konsumsi
pangan masyarakat
belum memenuhi
kaidah B2SA
(Beragam, Bergizi
Seimbang dan Aman)
Pola konsumsi pangan
masyarakat yang belum
memenuhi kaidah B2SA,
dengan dominasi
konsumsi sumber energi
karbohidrat yang berasal dari beras dan terigu
Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran
masyarakat tentang
kaidah gizi seimbang
B2SA
Rendahnya akses dan daya beli masyarakat
terhadap pangan
berkualitas akibat tidak
cukupnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan pangan atau
adanya gejolak harga
pangan
Ketergantungan pasokan
bahan pangan dari luar
54
No. Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1 2 3 4
daerah karena produksi
dalam Kota Bogor tidak
mencukupi kebutuhan
masyarakat
Masih ditemukannya pangan tidak aman dan
tidak layak konsumsi
Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang
pentingnya hygiene dan
sanitasi pada bahan pangan asal hewan
Masih adanya bahan
pangan asal hewan yang
terkena cemaran
Produktivitas
pertanian rendah
Budidaya pertanian
belum optimal
Kurangnya pengetahuan
sikap dan keterampilan (PSK) petani
Produktivitas
perikanan belum
optimal
Teknik budidaya ikan
belum dilaksanakan
dengan baik
Sarana Prasarana belum
memadai
Rendahnya tingkat
konsumsi ikan Kota
Bogor (Jabar 28,58 kg/kap/thn)
Produk perikanan
mudah terkontaminasi
bahan berbahaya
Kesadaran dan pengetahuan
masyarakat untuk
konsumsi ikan rendah
Frekuensi Sosialisasi
produk perikanan
kurang
2 Masih adanya potensi
munculnya kasus
penyakit hewan
Masih ada ternak/hewan yang
tidak/belum
tervaksin
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pentingnya kesehatan
hewan
Kurangnya tenaga
medis/ paramedis
Terbatasnya sarana
prasarana kesehatan hewan
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat masalah yang
terjadi di bidang pangan, pertanian, kelautan dan perikanan.
Permasalahan tersebut, antara lain:
55
1. Kualitas konsumsi pangan masyarakat belum memenuhi
kaidah B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman).
Misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor menciptakan kota
sehat tidak akan terwujud jika jumlah penduduk rawan
pangan masih cukup tinggi. Salah satu faktor yang
menyebabkan angka penduduk rawan pangan masih cukup
tinggi antara lain kualitas konsumsi pangan masyarakat
belum memenuhi kaidah B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang
dan Aman). Kebutuhan gizi masyarakat tidak hanya cukup
dari jumlahnya, namun keberagaman dan keseimbangan
gizinya serta keamanan pangan tersebut. Akar masalah ini
antara lain pola konsumsi pangan masyarakat yang belum
memenuhi kaidah B2SA, dengan dominasi konsumsi sumber
energi karbohidrat yang berasal dari beras dan terigu,
kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kaidah gizi seimbang B2SA, rendahnya akses dan daya beli
masyarakat terhadap pangan berkualitas akibat tidak
cukupnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pangan
atau adanya gejolak harga pangan, ketergantungan pasokan
bahan pangan dari luar daerah karena produksi dalam Kota
Bogor tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, masih
ditemukannya pangan tidak aman dan tidak layak
konsumsi, kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pentingnya higiene dan sanitasi pada bahan pangan asal
hewan, masih adanya bahan pangan asal hewan yang
terkena cemaran.
2. Produktivitas pertanian rendah
Kota Bogor dengan lahan yang terbatas dapat meningkatkan
produksi pertaniannya melalui peningkatan produktivitas.
Rendahnya produktifitas pertanian di Kota Bogor
disebabkan oleh budidaya pertanian belum optimal dan
kurangnya pengetahuan sikap dan keterampilan (PSK)
petani.
56
3. Produktivitas perikanan belum optimal
Produktivitas perikanan dipengaruhi teknik budidaya yang
digunakan dan adanya sarana dan prasarana yang
memadai. Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik masih
belum dilakukan oleh pembudidaya ikan secara optimal.
Sarana prasarana budidaya ikan yang ada banyak yang
rusak dan butuh perbaikan agar dapat digunakan dengan
baik.
4. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Kota Bogor (Jawa Barat
28,58 kg/kap/tahun)
Konsumsi ikan Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2008
adalah 28,58 kg/kap/tahun, sedangkan Kota Bogor masih
di bawahnya yaitu 27,28 kg/kap/tahun. Rendahnya tingkat
konsumsi ikan ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran
dan pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi ikan,
produk perikanan mudah terkontaminasi bahan berbahaya
dan kurangnya frekuensi sosialisasi produk perikanan.
5. Masih ditemukan ternak/hewan yang tidak/belum tervaksin
Dalam lima tahun terakhir angka kasus zoonosis di Kota
Bogor sudah 0 (nol), namun kondisi ini harus terus dijaga
karena kondisi di lapangan masih ditemukan ternak/hewan
yang tidak/belum tervaksin. Vaksinasi hewan merupakan
tindakan pencegahan tertularnya penyakit pada hewan
sehingga diharapkan dengan adanya vaksinasi kasus
zoonosis dapat diminimalisir atau dicegah. Kesadaran
masyarakat untuk membawa hewan peliharaannya untuk
divaksin masih harus terus ditingkatkan, karena jika hanya
mengandalkan program vaksin dari pemerintah akan sulit
tercapai. Mengingat tenaga medik veteriner yang masih
sedikit dengan sarana dan prasarana yang masih terbatas.
57
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Wali Kota dan Wakil Wali
Kota Bogor 2019-2024
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan
daerah. Visi juga dapat diartikan sebagai arah pembangunan
atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5
(lima) tahun mendatang (clarity of direction) yang menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis
yang harus diselesaikan dalam jangka menengah. Misi adalah
rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Penentuan visi
pembangunan dengan misi dan strategi pencapaiannya amatlah
penting agar proses pembangunan dapat dilaksanakan dengan
arah dan kebijakan yang jelas.
Dalam rangka menyelesaikan permasalahan dan isu
strategis daerah ke depan, maka Wali Kota dan Wakil Wali Kota
terpilih mempunyai visi pembangunan Kota Bogor untuk
periode tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Kota Bogor sebagai Kota Yang
Ramah Keluarga”
Adapun visi tersebut dapat dipandang dari ruang lingkup
sebagai berikut :
Kota Bogor : Meliputi seluruh wilayah dan isinya. Artinya
Kota Bogor dan seluruh warganya yang berada di dalam satu
kawasan dalam batas-batas tertentu yang tertuang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor.
Kota yang Ramah Keluarga dapat diartikan sebagai berikut:
1. Kondisi ramah keluarga dipenuhi dari derajat kualitas
masyarakat dan lingkungannya yang memadai, yang
tercermin dari kondisi kesehatan, pendidikan, sosial
masyarakatnya serta kondisi infrastruktur lingkungan yang
baik dalam mendukung aktivitas masyarakat menuju taraf
kehidupan yang lebih baik.
58
2. Kondisi ramah keluarga juga harus dipenuhi dari kondisi
sektor ekonomi yang kondusif bagi masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraannya.
3. Kondisi ramah keluarga dipenuhi dari pencapaian keluarga
yang berkualitas oleh masyarakat serta menumbuh
kembangkan nilai-nilai keluarga dalam hubungan
bermasyarakat serta tata kelola pemerintahan yang
berkompeten.
Keluarga sebagai sebuah sistem sosial terkecil mempunyai
peranan penting dalam mencapai kesejahteraan penduduk yang
menjadi cita-cita pembangunan. Keluarga menjadi lingkungan
sosial pertama yang memperkenalkan cinta kasih, moral
keagamaan, sosial budaya dan sebagainya. Keluarga juga
menjadi pertahanan utama yang dapat menangkal berbagai
pengaruh negatif dari dinamika sosial yang ada. Pengaruh
negatif yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara dinamika
eksternal dan internal dalam komunitas yang bersentuhan
dengan sistem sosial lainnya diharapkan dapat ditangkal oleh
sebuah keluarga yang memiliki ketahanan keluarga yang
tangguh.
Dalam konteks peraturan perundang-undangan, keluarga
didefinisikan sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari: (1) suami dan istri; (2) suami, istri dan anaknya; (3)
ayah dan anaknya; atau (4) ibu dan anaknya (Undang-Undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga). Selain itu, keluarga mempunyai 8
(delapan) fungsi seperti yang dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 1994, yang mencakup fungsi
pemenuhan kebutuhan fisik dan nonfisik yaitu: (1) fungsi
keagamaan; (2) fungsi sosial budaya; (3) fungsi cinta kasih; (4)
fungsi perlindungan; (5) fungsi reproduksi; (6) fungsi sosialisasi
dan pendidikan; (7) fungsi ekonomi; dan (8) fungsi pembinaan
lingkungan. Dalam kaitannya dengan pengukuran tingkat
ketahanan keluarga maka konsep keluarga yang digunakan
59
akan diupayakan untuk merujuk kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009,
ketahanan keluarga dapat diukur menggunakan pendekatan
sistem yang meliputi komponen input (sumber daya fisik dan
nonfisik), proses manajemen keluarga (permasalahan keluarga
dan mekanisme penanggulangannya), dan output (terpenuhinya
kebutuhan fisik dan psiko-sosial). Atas dasar pendekatan ini,
maka ketahanan keluarga merupakan ukuran kemampuan
keluarga dalam mengelola masalah yang dihadapinya
berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya (Sunarti, 2001). Dengan demikian,
keluarga dikatakan memiliki tingkat ketahanan keluarga yang
tinggi apabila memenuhi beberapa aspek yaitu: (1) ketahanan
fisik yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang,
perumahan, pendidikan dan kesehatan; (2) ketahanan sosial
yaitu berorientasi pada nilai agama, komunikasi yang efektif,
dan komitmen keluarga tinggi; (3) ketahanan psikologis meliputi
kemampuan penanggulangan masalah nonfisik, pengendalian
emosi secara positif, konsep diri positif, dan kepedulian suami
terhadap istri.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis internal dan
eksternal, maka ditetapkan 3 (tiga) misi untuk mewujudkan Visi
Kota Bogor pada Tahun 2024. Adapun 3 (tiga) Misi yang
ditetapkan untuk mendukung terwujudnya Visi Kota Bogor
2019-2024 yaitu :
1. Mewujudkan Kota Bogor yang Sehat
Kota Bogor yang Sehat adalah suatu kondisi kota yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk
yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa
tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati
masyarakat dan pemerintah daerah. Kota yang sehat dapat
60
dicapai melalui upaya menciptakan dan meningkatkan
kualitas lingkungan baik fisik, sosial, dan budaya serta
mengintegrasikan berbagai aspek tersebut untuk
mewujudkan kondisi kota yang bersih nyaman, aman dan
sehat.
2. Mewujudkan Kota Bogor yang Cerdas
Kota Bogor yang Cerdas adalah kota yang bisa mengelola
sumber dayanya, termasuk sumber daya alam dan manusia,
sehingga warganya dapat hidup aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan. Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sangat diperlukan untuk membantu pengelolaan kota.
Kota Cerdas dapat mengetahui permasalahan yang ada di
dalamnya (sensing), memahami kondisi permasalahannya
(understanding), dan mengatur/mengambil tindakan (acting)
berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan secara
efektif dan efisien dengan tujuan memaksimalkan pelayanan
kepada masyarakat. Kota Cerdas bukan "kota" ditambah
"teknologi" namun penggunaan solusi cerdas untuk
mengatasi permasalahan kota. Teknologi merupakan salah
satu alat bantu untuk pengelolaan guna mengatasi
permasalahan kota.
3. Mewujudkan Kota Bogor yang Sejahtera
Kota Bogor Yang Sejahtera adalah suatu kondisi Kota
dimana kehidupan masyarakatnya aman, tentram, damai,
adil dan makmur. Dalam sosial ekonomi, sejahtera
dihubungkan dengan kemudahan masyarakat untuk
menjangkau pelayanan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat. Kondisi adil dan makmur
dapat diukur dari tingkat pemerataan kesejahteraan
masyarakatnya. Semakin rendah kesenjangan social
ekonomi masyarakat merupakan tolok ukur dari
keberhasilan perwujudan kota yang sejahtera. Kota yang
sejahtera dapat terwujud apabila kondisi perekonomian
masyarakat kota meningkat. Ekonomi masyarakat yang adil
61
dan sejahtera sebagaimana dicita-citakan akan dapat
diwujudkan dengan upaya meningkatkan daya saing dan
produktivitas ekonomi daerah.
Daya saing daerah sendiri merupakan kemampuan daerah
untuk menumbuhkembangkan daerah yang bersangkutan
yang direfleksikan pada adanya pertumbuhan ekonomi yang
kuat, peningkatan daya beli, kemakmuran rakyat, dan
kualitas diri rakyat (masyarakat), tingginya daya tarik
daerah bersangkutan bagi para investor luar untuk
berinvestasi dan berbisnis, dan kemampuan daerah itu
menghasilkan outputnya (produk atau jasa) untuk bersaing
dan menang dalam persaingan dengan output (produk atau
jasa) yang dihasilkan pihak lain di luar daerah yang
bersangkutan secara global.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mendukung Visi
Wali Kota dan Wakil Wali Kota 2019-2024 dengan cara berperan
aktif dalam setiap misi melalui program-program untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang ditetapkan.
Program yang mendukung masing-masing visi adalah:
Misi 1 “Mewujudkan Kota Bogor yang Sehat” didukung oleh 3
(tiga) program, yaitu:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;
2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan
Zoonosis dan Penyediaan Pangan Hewani sesuai dengan
Kriteria Aman, Sehat, Utuh, dan Halal, dan;
3. Program Peningkatan Konsumsi Produk Perikanan.
Misi 2 “Mewujudkan Kota Bogor yang Cerdas” didukung oleh
3 (tiga) program, yaitu:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur, dan;
3. Program Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan
Keuangan
62
Misi 3 “Mewujudkan Kota Bogor yang Sejahtera” didukung
oleh 3 (tiga) program yaitu:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;
2. Program Peningkatan Produksi Pertanian, dan;
3. Program Peningkatan Produksi Perikanan.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan mendukung 2 misi
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, yaitu Misi 1 mewujudkan
Kota Bogor yang Sehat dan Misi 3 mewujudkan Kota Bogor yang
Sejahtera. Masing-masing misi didukung melalui indikator dan
kegiatan yang berbeda. Secara rinci akan dijelaskan pada BAB
VI.
Prioritas pembangunan daerah, pada dasarnya adalah
gambaran prioritas pembangunan jangka menengah Kota Bogor
Tahun 2019-2024 yang ditetapkan selain berpedoman pada
pencapaian target kinerja pada RPJPD Kota Bogor Tahap IV,
hasil evaluasi kinerja RPJMD Tahun 2015-2019 yang belum
mencapai target, serta permasalahan dan isu strategis
pembangunan Kota Bogor yang belum tertangani. Penetapan
prioritas pembangunan daerah Kota Bogor Tahun 2019-2024
juga memperhatikan rencana pembangunan pada level yang
lebih tinggi yaitu Rancangan Teknokratis RPJMN Tahun 2019-
2024 serta RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
Prioritas pembangunan Kota Bogor Tahun 2019-2024 adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat;
2. Penguatan Daya Saing Ekonomi berbasis potensi lokal;
3. Penguatan Reformasi Birokrasi
Program unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun
2019-2024 merupakan janji-janji kampanye Wali Kota dan
Wakil Wali Kota yang strategis dan prioritas untuk dilaksanakan
pada Tahun 2019 – 2024. Program unggulan ini salah satu
arah kebijakan terhadap pencapaian visi dan misi
63
pembangunan Kota Bogor pada Tahun 2019-2024. Program
unggulan Tahun 2019-2024, meliputi:
1. BOGOR LANCAR
• Konversi angkot
• Pembangunan jalan protokol alternatif
• Pembangunan flyover di Jl. RE Martadinata & Kebon
Pedes
• Penataan kawasan stasiun kereta api
• Pembangunan gedung parkir di pusat kota
• Penuntasan sarana Terminal Baranangsiang & Stasiun
LRT
2. BOGOR MERENAH
• Pembangunan jalur pedestrian yang terintegrasi di pusat
kota
• Pembangunan kampung wisata
• Revitalisasi pasar tradisional
• Kampungku bersih dan hijau
• Pembangunan pusat kuliner di setiap kecamatan
3. BOGOR KASOHOR
• Pembangunan museum
• Revitalisasi perpustakaan kota
• Pembangunan GOR di setiap Kecamatan
4. BOGOR MOTEKAR
• Menciptakan 20 ribu kesempatan kerja dengan konsep
kolaborasi antara pengusaha, UMKM, perbankan dan
profesional
• Festival Seni & Helaran Budaya
5. BOGOR SAMAWA
• Sekolah Ibu
• 50 beasiswa tiap tahun bagi pelajar berprestasi
• Merenovasi 20 ribu RTLH sampai tahun 2023
• Pemberian insentif bagi guru ngaji
• Orang Tua Asuh
64
6. #AbdiBogor
• Mall pelayanan Publik
• Kunjungan dokter ke keluarga
• Konseling & Call Center 24 Jam
• Layanan Malam Kelurahan
• RSUD Unggul
Selanjutnya penjabaran program-program prioritas dan
program-program unggulan sebagaimana dimaksud akan
diterjemahkan lebih lanjut ke dalam program pembangunan
daerah berikut kerangka pendanaannya yang akan disajikan
pada Bab VI Renstra ini.
Dari uraian di atas terdapat beberapa faktor pendorong dan
faktor penghambat pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian yang dapat mempengaruhi tercapainya visi dan misi
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor. Faktor-faktor tersebut
dijelaskan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong Pelayanan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
untuk Pencapaian Sasaran RPJMD Kota Bogor Tahun
2019-2024
No Sasaran RPJMD Kota
Bogor 2019-2024
Permasalahan
Pelayanan Perangkat Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1 Meningkatnya derajat
kesehatan Masyarakat
1. Kualitas konsumsi
pangan masyarakat belum memenuhi kaidah B2SA (Beragam, Bergizi,
Seimbang, dan Aman)
2. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Kota
Bogor
1. Kapasitas SDM
masih terbatas
2. Pola koordinasi antar sektor, baik top down
maupun bottom up belum sepenuhnya
optimal
3. Inkonsistensi kebijakan masih sering
terjadi
4. Keterbatasan sumberdaya baik dari
sarana prasarana dan anggaran.
1. Lingkungan
kerja yang kondusif didukung dengan sarana
dan prasarana kerja yang relatif memadai akan
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
DKPP
2. Teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin berkembang melalui berbagai
media, sangat mendukung proses perencanaan,
pengambilan keputusan dan penetapan
65
No Sasaran RPJMD Kota
Bogor 2019-2024
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
program pembangunan kota
2 Terciptanya birokrasi pemerintahan yang efektif, efisien dan
akuntabel
1. Jumlah SDM masih kurang
2. Inkonsistensi
kebijakan masih sering terjadi
1 . Sistem pelaporan yang sudah
tersambung secara elektronik
2. Transaksi non
tunai
3 Meningkatnya ketahanan keluarga
1. Produktivitas pertanian rendah
2. Produktivitas Perikanan belum optimal
1. Keterbatasan sumberdaya
baik dari sarana prasarana, anggaran
maupun manusia.
1. Ketersediaan Peraturan
Perundang-undangan lahan pertanian
berkelanjutan
2 . Komitmen pimpinan dan pegawai
damam mendukung setiap program dan kegiatan
yang ada.
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
3.3 Telaahan Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian
Pertanian Tahun 2020-2024, Rancangan Teknokratik
Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-
2024, Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, Renstra Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023, Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
3.3.1 Telaah Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian
Pertanian Tahun 2020-2024
Visi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia
adalah “Terwujudnya Kesejahteraan Petani dengan
Peningkatan Ketahanan Pangan dan Daya Saing
Pertanian”. Untuk mencapai visi tersebut Kementerian
Pertanian memiliki 3 misi yaitu :
1. Mewujudkan Kesejahteraan Petani, adalah
terpenuhinya kebutuhan petani agar hidup layak
dengan cara melakukan perlindungan dan
pemberdayaan petani;
66
2. Mewujudkan Ketahanan Pangan, adalah
terpenuhinya pangan bagi masyarakat dengan
meningkatkan ketersediaan, keamanan dan
keterjangkauan pangan
3. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing
Komoditas Pertanian, adalah mendorong komoditas
pertanian memiliki keunggulan bersaing dan nilai
yang lebih baik dari hasil produksi, penyimpanan,
pengolahan dan distribusi.
Untuk mencapai visi-misi tersebut kementerian
memiliki tujuan yaitu :
1. Meningkatnya Kesejahteraan Ekonomi Petani
2. Meningkatnya Ketahanan Pangan
3. Meningkatnya Daya Saing dengan Mengembangkan
Inovasi IPTEK Pertanian
4. Berkembangnya Sarana Prasarana Pertanian yang
Bernilai Ekonomi
5. Mengembangkan Sistem Perkarantinaan Pertanian
6. Mengembangkan Kapasitas SDM dan Pemberdayaan
Petani
7. Terwujudnya Reformasi Birokrasi Kementerian
Pertanian
Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
disebutkan di atas, Kementerian Pertanian telah
menentukan sasaran strategis dengan menggunakan
metode Balanced Scorecard (BSC). Sasaran strategis
tersebut adalah:
1. Peningkatan kesejahteraan ekonomi petani
2. Pemenuhan kebutuhan pangan strategis nasional
3. Peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas
pertanian nasional
67
4. Peningkatan kualitas dan keamanan pangan strategis
nasional
5. Pemanfaatan inovasi dan teknologi pertanian
6. Penyediaan prasarana dan sarana pertanian yang
sesuai kebutuhan
7. Pengendalian penyebaran OPT dan DPI pada
tanaman serta penyakit pada hewan
8. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan
kelembagaan pertanian nasional
9. Birokrasi kementerian pertanian yang efektif dan
efisien
10. Pengelolaan anggran kementerian pertanian yang
akuntabel dan berkualitas
Dari hasil penelaahan terhadap dokumen Renstra
Teknokratik Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024,
maka dapat diidentifikasi faktor-faktor penghambat
pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor dalam mendukung target-target kinerja tujuan dan
sasaran Renstra Teknokratik Kementerian Pertanian
yang telah ditetapkan antara lain (Tabel 3.3):
68
Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor untuk Pencapaian
Sasaran Renstra Teknokratik Kementerian
Pertanian Tahun Tahun 2020-2024
No
Sasaran Renstra Teknokratik Kementerian Pertanian RI
2020-2024
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Peningkatan
kesejahteraan ekonomi petani Pemenuhan kebutuhan
pangan strategis nasional Peningkatan nilai tambah
dan daya saing komoditas pertanian nasional
Peningkatan kualitas dan keamanan pangan strategis
nasional Pemanfaatan inovasi dan teknologi
pertanian Penyediaan prasarana dan sarana
pertanian yang sesuai kebutuhan Pengendalian
penyebaran OPT dan DPI pada tanaman serta penyakit pada
hewan Peningkatan kualitas sumberdaya
manusia dan kelembagaan pertanian nasional
Birokrasi kementerian pertanian yang
efektif dan efisien Pengelolaan anggran
kementerian pertanian yang akuntabel dan berkualitas
1. Kualitas
konsumsi pangan masyarakat belum
memenuhi kaidah B2SA (Beragam, Bergizi,
Seimbang, dan Aman)
2. Rendahnya tingkat
konsumsi ikan Kota Bogor
3. Produktivitas pertanian
rendah 4. Produktivitas
Perikanan belum
1. Kapasitas dan
jumlah SDM masih terbatas
2. Pola koordina-si antar sektor,
baik top down maupun bottom up belum
sepenuhnya optimal
3. Keterbatasan sumberdaya
baik dari sarana prasarana dan anggaran.
4. Petani yang ada kebanyakan hanya buruh
tani, sehingga tidak dapat mengambil keputusan
terhadap program dan kegiatan yang ada
1. Lingkungan
kerja yang kondusif didukung dengan
sarana dan prasarana kerja yang relatif
memadai akan menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi DKPP
2. Teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin berkembang
melalui berbagai media, sangat mendukung
proses penyampaian informasi
3. Sistem
pelaporan yang sudah tersambung secara
elektronik 4. Ketersediaan
Peraturan Perundang-
undangan lahan pertanian berkelanjutan
5. Komitmen pimpinan dan pegawai
damam mendukung setiap program dan
kegiatan yang ada.
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
69
3.3.2 Telaah Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024
Visi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia adalah “Mewujudkan sektor kelautan dan
perikanan yang berdaulat, maju, mandiri, dan
berbasis kepentingan nasional”. Untuk menggapai visi
tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki 3
misi yaitu :
1. Kedaulatan (sovereignty)
2. Keberlanjutan (sustainability)
3. Kesejahteraan (prosperity)
Untuk mencapai visi-misi tersebut Kementerian
Kelautan dan Perikanan memiliki tujuan, yaitu :
1. Berdaulat di laut untuk mewujudkan Legal, Reported,
Regulated Fishing (LRRF)
2. Mewujudkan pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan yang bertanggung jawab dan berkeadilan
untuk generasi sekarang dan akan datang
3. Meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat
kelautan dan perikanan
Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
disebutkan diatas, Kementerian Kelautan dan Perikanan
telah menentukan sasaran strategis yang akan di
lakukan pada Tahun 2020-2024. Sasaran strategis
tersebut adalah:
1. Masyarakat KP yang meningkat kesejahteraannya
2. Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
secara berdaulat
3. Pengelolaan SDKP secara berkelanjutan dan berdaya
saing
4. Tersedianya kebijakan yang berkualitas
70
5. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang
berkeadilan
6. Tersedianya SDMKP, inovasi teknologi dan riset yang
berdaya saing
7. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan
SDKP secara profesional dan partisipatif
8. ASN KKP yang profesional
9. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang andal
10. Birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi
pada layanan prima
11. Pengelolaan anggaran yang berkualitas
Dari hasil penelaahan terhadap dokumen Renstra
Teknokratik Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun
2020-2024, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor
penghambat pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor dalam mendukung target-target
kinerja tujuan dan sasaran Renstra Teknokratik
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024
yang telah ditetapkan antara lain (Tabel 3.4):
71
Tabel 3.4 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor untuk Pencapaian
Sasaran Renstra Teknokratik Kementerian
Kelautan dan Perikanan RI Tahun 2019-2024
No
Sasaran Renstra Teknokratik
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI 2020-2024
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
Masyarakat KP yang Meningkat Kesejahteraannya Pengelolaan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berdaulat
Pengelolaan SDKP secara berkelanjutan dan
berdaya saing Tersedianya kebijakan yang berkualitas
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang berkeadilan
Tersedianya SDMKP, inovasi teknologi dan riset yang berdaya saing
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP secara profesional
dan partisipatif ASN KKP yang profesional Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik yang andal Birokrasi KKP yang
efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Pengelolaan
anggaran yang berkualitas
1. Kualitas konsumsi pangan masyarakat
belum memenuhi kaidah B2SA (Beragam,
Bergizi, Seimbang, dan Aman)
2. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Kota Bogor
3. Produktivitas pertanian rendah
4. Produktivitas
Perikanan belum
1. Kapasitas dan jumlah SDM masih terbatas
2. Alih fungsi
lahan yang terus terjadi
3. Keterbatasan sumberdaya
baik dari sarana prasarana dan
anggaran.
1. Lingkungan kerja yang kondusif didukung
dengan sarana dan prasarana kerja yang relatif memadai
akan menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi DKPP
2. Teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin berkembang
melalui berbagai media, sangat mendukung
proses perencanaan, pengambilan keputusan dan
penetapan program pembangunan Kota
3. Sistem pelaporan yang sudah tersambung
secara elektronik
4. Komitmen pimpinan dan
pegawai damam mendukung setiap program
dan kegiatan yang ada.
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
Selain Rancangan Renstra Teknokratik Kementerian
Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam
penyusunan renstra ini juga memperhatikan keselarasan
dengan visi-misi Provinsi Jawa Barat serta dan tujuan dan
sasaran Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat yang terkait
72
dengan urusan ketahanan pangan, pertanian serta kelautan
dan perikanan. Perangkat daerah tersebut adalah Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jawa Barat.
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih dalam
RPJMD Tahun 2018-2023 mempunyai visi “Terwujudnya Jawa
Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.
Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 memiliki
makna sebagai berikut :
Jabar Juara
Lahir Batin
: Pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat baik lahir maupun batin
Inovasi : Pembangunan yang dilaksanakan di
berbagai sektor dan wilayah didukung
dengan inovasi yang ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan publik, kualitas
hidup, dan pembangunan berkelanjutan
Kolaborasi : Perwujudan visi dilakukan dengan
kolaborasi antar tingkatan pemerintahan,
antar wilayah, dan antar pelaku
pembangunan untuk memanfaatkan
potensi dan peluang serta menjawab
permasalahan dan tantangan
pembangunan
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah
tersebut ditetapkan misi pembangunan jangka menengah
Provinsi Jawa Barat 2018-2023, yaitu:
1. Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa, melalui
Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah sebagai Pusat
Peradaban.
73
2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia
dan Produktif, melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang
Inovatif.
3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan,
melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan
Daerah.
4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi
Umat yang Sejahtera dan Adil, melalui Pemanfaatan
Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan Pusat-Pusat Inovasi
serta Pelaku Pembangunan.
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan
Kepemimpinan yang Kolaboratif antara Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3.3.3. Telaah Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan
sasaran pokok RPJMD Provinsi Jawa Barat. Tujuan
tersebut merupakan kolaborasi antara kebijakan
pembangunan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat dalam mendukung tujuan RPJMN
dan isu-isu strategis dengan visi dan misi Gubernur dan
Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih. Tujuan RPJMD
pada Misi 4 (empat) adalah ”Mewujudkan Pertumbuhan
Ekonomi yang Berkualitas dan Berdaya Saing serta
Mengurangi Disparitas Ekonomi” yang merupakan
perwujudan dari lingkup bidang ekonomi. Untuk
mendukung tujuan tersebut maka tujuan Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
periode Tahun 2018-2023 adalah
“Pemenuhan Ketersediaan Pangan”.
74
Pemenuhan ketersediaan pangan sebagai salah
bentuk untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan
berdaya saing dalam rangka meningkatkan
pembangunan ketahanan pangan dan peternakan di
Jawa Barat. Ketahanan pangan didukung oleh beberapa
sub sektor pertanian antara lain peternakan, perikanan,
perkebunan, kehutanan, tanaman pangan dan
hortikutura. Ketersediaan pangan diawali dengan hasil
produksi pertanian (peternakan, perikanan, kehutanan,
perkebunan, tanaman pangan dan hortikutura) yang
melimpah dan mencukupi baik kualitas maupun
kuantitas. Pergerakan perkembangan produksi
pertanian akan menggerakan pertumbuhan ekonomi dan
berdaya saing.
Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan baik maka Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat menetapkan tiga
sasaran dinas, yaitu:
1. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pangan dan
Gizi;
2. Meningkatnya Produksi Peternakan, dan:
3. Terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran.
Dari hasil penelaahan terhadap dokumen Renstra
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018-2023, maka dapat diidentifikasi
faktor-faktor penghambat pelayanan Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor dalam mendukung
target-target kinerja tujuan dan sasaran Renstra Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023 yang telah ditetapkan, antara lain
sebagai berikut (Tabel 3.5):
75
Tabel 3.5 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor untuk Pencapaian
Sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023
No.
Sasaran Renstra Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa
Barat 2018-2023
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1
2
3
Meningkatkan Kualitas Dan
Kuantitas Pangan Dan Gizi Meningkatnya
Produksi Peternakan Terpenuhinya dukungan
manajemen perkantoran yang berkualitas
1. Kualitas konsumsi
pangan masyarakat belum memenuhi
kaidah B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang,
dan Aman) 2. Rendahnya
tingkat konsumsi
ikan Kota Bogor
3. Produktivitas pertanian
rendah 4. Produktivitas
Perikanan belum
optimal
1. Kapasitas dan jumlah SDM
masih terbatas 2. Alih fungsi
lahan yang terus terjadi
3. Keterbatasan sumberdaya baik dari sarana
prasarana dan anggaran.
1. Lingkungan kerja yang
kondusif didukung dengan sarana dan prasarana
kerja yang relatif memadai akan menunjang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DKPP
2. Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin
berkembang melalui berbagai media, sangat
mendukung proses perencanaan, pengambilan
keputusan dan penetapan program pembangunan
Kota 3. Sistem
pelaporan yang sudah
tersambung secara elektronik
4. Ketersediaan
Peraturan Perundang-undangan lahan pertanian
berkelanjutan 5. Komitmen
pimpinan dan
pegawai damam mendukung setiap program dan kegiatan
yang ada.
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
76
3.3.4. Telaah Renstra Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura secara
teknokratik ditempuh dengan menelaah arah kebijakan
dan sasaran pokok RPJMD Provinsi Jawa Barat,
kebijakan pembangunan jangka menengah nasional dan
isu-isu strategis pembangunan pertanian. Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
telah menetapkan tujuan yaitu: Peningkatan Produksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sasaran
pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah Meningkatnya
Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Dari hasil penelaahan terhadap dokumen Renstra
Telaah Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, maka dapat
diidentifikasi faktor-faktor penghambat pelayanan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor dalam
mendukung target-target kinerja tujuan dan sasaran
Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 yang telah
ditetapkan, antara lain sebagai berikut (Tabel 3.6):
77
Tabel 3.6 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor untuk Pencapaian
Sasaran Renstra Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023
No.
Sasaran Renstra Dinas Tanaman
Pangan dan Holtikultura
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1 Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
1. Kualitas konsumsi pangan masyarakat
belum memenuhi kaidah B2SA (Beragam,
Bergizi, Seimbang, dan Aman)
2. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Kota Bogor
3. Produktivitas pertanian rendah
4. Produktivitas
Perikanan belum optimal
1. Kapasitas dan jumlah SDM masih terbatas
2. Alih fungsi
lahan yang terus terjadi
3. Keterbatasan sumberdaya
baik dari sarana prasarana dan
anggaran.
1. Lingkungan kerja yang kondusif didukung
dengan sarana dan prasarana kerja yang
relatif memadai akan
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
DKPP
2. Teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin berkembang melalui berbagai
media, sangat mendukung proses perencanaan,
pengambilan keputusan dan penetapan
program pembangunan Kota
3. Sistem
pelaporan yang sudah tersambung secara
elektronik
4. Ketersediaan Peraturan Perundang-
undangan lahan pertanian berkelanjutan
5. Komitmen pimpinan dan pegawai dalam
mendukung setiap program dan kegiatan yang
ada.
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
78
3.3.5. Telaah Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tujuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa
Barat yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
adalah “Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha
Kelautan Dan Perikanan”. Berdasarkan tujuan di atas,
sasaran yang diformulasikan secara terukur, spesifik,
dapat dicapai dan rasional untuk dapat dilaksanakan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya produksi serta nilai tambah dan daya
saing produk kelautan dan perikanan;
2. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang berkelanjutan.
Dari hasil penelaahan terhadap dokumen Renstra
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023, maka dapat diidentifikasi faktor-
faktor penghambat pelayanan Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kota Bogor dalam mendukung target-
target kinerja tujuan dan sasaran Renstra Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023 yang telah ditetapkan, antara lain sebagai
berikut (Tabel 3.7):
79
Tabel 3.7 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor untuk Pencapaian
Sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023
No
Sasaran Renstra
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa
Barat 2018-2023
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1.
2
Meningkatnya Produksi serta nilai tambah dan daya
saing produk Kelautan dan Perikanan;
Terwujudnya
Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang
Berkelanjutan
1. Kualitas konsumsi pangan
masyarakat belum memenuhi kaidah B2SA
(Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman)
2. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Kota
Bogor
3. Produktivitas pertanian rendah
4. Produktivitas Perikanan belum optimal.
1. Kapasitas dan jumlah SDM masih
terbatas
2. Alih fungsi lahan yang terus terjadi
3. Keterbatasan sumberdaya baik dari sarana
prasarana dan anggaran.
1. Lingkungan kerja yang kondusif
didukung dengan sarana dan prasarana
kerja yang relatif memadai akan
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
DKPP
2. Teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin berkembang melalui berbagai
media, sangat mendukung proses perencanaan,
pengambilan keputusan dan penetapan
program pembangunan Kota
3. Sistem
pelaporan yang sudah tersambung
secara elektronik
4. Ketersediaan Peraturan
Perundang-undangan lahan pertanian
berkelanjutan
5. Komitmen pimpinan dan pegawai
dalam mendukung setiap program dan
kegiatan yang ada.
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
80
3.3.6 Ringkasan Telaah Renstra Kementerian dan Renstra
Dinas Provinsi
Telaah terhadap dokumen perencanaan strategis
kementerian/lembaga pusat dan dinas provinsi
dilakukan agar terdapat sinkronisasi antara kementerian
terkait, dinas provinsi, dan Kota Bogor. Identifikasi
tujuan dalam Renstra Kementerian/Lembaga dan
Provinsi dengan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian adalah sebagai berikut (Tabel 3.8):
Tabel 3.8 Sinkronisasi Tujuan Kementerian/Lembaga,
Dinas Provinsi Jawa Barat dengan Tujuan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Bogor
Renstra KL dan Dinas Provinsi Renstra Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor
Renstra Teknokratik Kementerian Pertanian RI
Tujuan:
1. Meningkatnya Kesejahteraan Ekonomi Petani
2. Meningkatnya Ketahanan Pangan
3. Meningkatnya Daya Saing Dengan Mengembangkan Inovasi Iptek Pertanian
4. Berkembangnya Sarana Prasarana Pertanian yang Bernilai Ekonomi
5. Mengembangkan Sistem Perkarantinaan Pertanian
6. Mengembangkan Kapasitas SDM dan Pemberdayaan Petani
7. Terwujudnya Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian
Sasaran:
1. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Petani
2. Pemenuhan Kebutuhan Pangan Strategis Nasional
3. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian Nasional
4. Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan Strategis Nasional
5. Pemanfaatan Inovasi dan Teknologi Pertanian
6. Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian yang Sesuai Kebutuhan
7. Pengendalian Penyebaran OPT dan DPI pada Tanaman serta Penyakit pada Hewan
8. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kelembagaan Pertanian Nasional
9. Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efektif dan Efisien
10. Pengelolaan Anggaran Kementerian Pertanian yang Akuntabel dan Berkualitas
Tujuan:
1. Meningkatkan Kualitas Konsumsi Pangan Masyarakat
2. Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Cerdas, Efektif, Efisien dan Akuntabel (Smart Governance)
3. Menurunkan Presentase Penduduk Rawan Pangan
4. Mempertahankan Tingkat Ketersediaan Pangan
Sasaran:
1. Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat yang Beragam, Sehat dan Aman Sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)
2. Terciptanya Birokrasi Pemerintah yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel
3. Menurunnya Prosentase Penduduk Rawan Pangan
4. Tersedianya Pangan yang
Beragam, Dalam Jumlah yang Cukup dan Terdistribusi Merata, dengan Harga Terjangkau
Program:
1. Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Hewan Zoonosis dan Penyediaan Pangan Hewani Sesuai dengan
Kriteria Aman, Sehat, Utuh, dan Halal
3. Peningkatan Konsumsi
Renstra Teknokratik Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Tujuan:
1. Berdaulat di Laut untuk Mewujudkan Legal, Reported, Regulated Fishing (LRRF)
2. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Bertanggung
81
Renstra KL dan Dinas Provinsi Renstra Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor
Jawab dan Berkeadilan untuk Generasi Sekarang dan Akan Datang
3. Meningkatkan Taraf dan Kualitas Hidup Masyarakat Kelautan dan Perikanan
Sasaran:
1. Masyarakat KP yang Meningkat Kesejahteraannya
2. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berdaulat
3. Pengelolaan SDKP secara Berkelanjutan dan Berdaya Saing
4. Tersedianya Kebijakan yang Berkualitas
5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan SDKP yang Berkeadilan
6. Tersedianya SDMKP, Inovasi Teknologi dan Riset yang Berdaya Saing
7. Terselenggaranya Pengendalian dan
Pengawasan SDKP secara Profesional dan Partisipatif
8. ASN KKP yang Profesional
9. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang Andal
10. Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima
11. Pengelolaan Anggaran yang Berkualitas
Produk Perikanan
4. Pelayanan Administrasi Perkantoran
5. Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
6. Peningkatan Produksi Pertanian
7. Peningkatan Produksi Perikanan
Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
Tujuan:
1. Pemenuhan Ketersediaan Pangan
Sasaran:
1. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pangan dan Gizi
2. Meningkatnya Produksi Peternakan” dan
3. Terpenuhinya Dukungan Manajemen Perkantoran
Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
Tujuan:
1. Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Sasaran:
1. Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
Tujuan:
1. Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan
Sasaran:
1. Meningkatnya Produksi serta Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan;
2. Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
82
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
3.4.1 Telaah terhadap Rencana Tata Ruang (RTRW) Kota
Bogor
Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
disusun dengan memperhatikan Rancangan Perubahan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Bogor 2011-2031.
Program utama yang diamanatkan RTRW Kota Bogor
ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan yang selanjutnya
disingkat LP2B. LP2B adalah bidang lahan pertanian
yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan
secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan
nasional. Selain LP2B program utama yang
diamanatkan RTRW ke Dinas Ketahanan Pangan Dan
Pertanian adalah Pengembangan Terminal barang berupa
Revitalisasi Terminal Agribisnis di Kelurahan Rancamaya
sebagai pusat distribusi dan pergudangan, pasar induk
hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan; serta
menjadi kawasan agrowisata Pemerintah Kota Bogor dan
rencana kawasan budidaya. Rencana kawasan budidaya
yang dimaksud adalah rencana kawasan peruntukan
pertanian yang meliputi rencana kawasan peruntukan
penunjang pertanian (Terminal Agribisnis dan Rumah
Potong Hewan). Target waktu pelaksanaan program
utama tersebut dijabarkan dalam Tabel 3.9.
83
Tabel 3.9 Indikasi Program Utama RTRW 2020-2031
yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian.
No Indikasi
Program Utama
Tahun Ke- Perkiraan Sumber
Dana
Instansi
Pelaksana
6-10 11-15 16-20
4 5 1 2 3 4 5
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027-2031
1 Penyusunan Profil Lahan Pertanian Kota Bogor
APBD kota DISTAN
2 Penyusunan Profil Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B)
APBD kota DISTAN
3 Menjaga,
Memelihara dan Meningkatkan Kualitas Lahan Pertanian Kota
sebagai RTH Kota
APBD kota DISTAN
4 Sosialisasi
Sistem Pertanian Perkotaan, meliputi Pemanfaatan
Lahan Pekarangan, Hidroponik
APBD kota DISTAN
5 Pengembangan Terminal Agribisnis di Rancamaya
APBN, APBD kota
DISTAN
6 Optimalisasi Fungsi Rumah Potong Hewan
(RPH) sebagai RPH Regional
APBD kota DISTAN
7 Berkerjasama
dengan Pengelola Lahan Pertanian dalam bentuk Kebun
Penelitian dan Percobaan dalam Menjaga dan Memelihara
Kebun Penelitian sebagai Bagian dari RTH
APBN KEMEN-
TERIAN TERKAIT, DISTAN
8 Pengembangan
Kegiatan Wisata Outbound (Wisata Ruang
Luar) pada Areal Pertanian Kota untuk Memberikan
Nilai Tambah Kawasan tersebut
APBD kota DISTAN,
DISPAR-BUD
84
3.4.2. Telaah terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
mencantumkan gambaran umum kondisi daerah dari
aspek pelayanan umum. Aspek pelayanan umum dapat
dilihat berdasarkan 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus
layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
melaksanakan kedua fokus layanan tersebut. Aspek
pelayanan urusan wajib oleh bidang pangan, sedangkan
aspek pelayanan urusan pilihan oleh bidang pertanian,
peternakan, dan perikanan. Aspek pelayanan bidang
pangan tidak dicantumkan dalam dokumen karena
bukan urusan wajib pelayanan dasar. Aspek pelayanan
bidang-bidang lainnya diuraikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Aspek Pelayanan Umum Pilihan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
yang terdapat dalam KLHS RPJMD Kota Bogor
2019-2024
No
Aspek Pelayanan Pilihan
Bidang
Pelayanan Keterangan
1 Pertanian Lahan pertanian (sawah) di Kota Bogor hingga saat ini tercatat hanya 321 hektar. Kecamatan yang masih
mempunyai lahan sawah terletak di Kecamatan Bogor Barat (155 hektar), Kecamatan Bogor Selatan (105 hektar), Kecamatan Bogor Timur (57 hektar), Kecamatan Tanah Sareal (3 hektar) dan Kecamatan Bogor Utara (1 hektar).
2 Peternakan Pada bidang peternakan, tercatat populasi hewan ternak besar terdiri dari 837 ekor sapi perah, 183 ekor sapi potong dan 153 ekor kerbau. Ternak kecil terdiri dari 11.463 ekor domba dan 2.311 ekor kambing, sedangkan
untuk ternak unggas terdiri dari 207.414 ekor ayam ras pedaging, 115.338 ekor ayam kampung dan 5.313 ekor itik.
3 Perikanan Produksi ikan di Kota Bogor pada Tahun 2016 menurut tempat penangkapan/pemeliharaan sebagian besar berasal dari budi daya ikan kolam dengan total produksi sebesar 31,7 ton dan luasan kolam sebesar 264,04 hektar.
Kecamatan Bogor Selatan merupakan penyumbang terbesar terhadap produksi ikan perairan umum, sedangkan Bogor Barat penyumbang produksi ikan terbesar ikan kolam.
Selain mencantumkan Aspek Pelayanan Umum,
dokumen KLHS juga mencantumkan Analisis Gap/
Kesenjangan sebagai salah satu faktor dalam rangka
penentuan isu pembangunan berkelanjutan prioritas.
85
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat gap atau
kesenjangan TPB yang belum diakomodasi oleh
kebijakan dan strategi pada RPJMD Kota Bogor. Dalam
hal ini, RPJMD yang dianalisis merupakan Rancangan
Teknokratis RPJMD yang disusun oleh Bappeda Kota
Bogor sebagai bahan masukan untuk penyusunan
RPJMD Kota Bogor Tahun 2020–2024. Tabel 3.11
berikut merupakan hasil analisis kebijakan dan strategi
RPJMD terhadap TPB tujuan 2 yang terkait dengan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian:
Tabel 3.11 Analisis Gap Kebijakan dan Strategi pada
RPJMD Kota Bogor 2019-2024 terhadap TPB
NO TPB
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Target yang Menjadi Isu Gap/Masalah
1 Menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan
pertanian berkelanjutan.
1. Menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya
orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan
yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Terlampauinya daya dukung pangan di Kota Bogor yang berpotensi
menyebabkan kelaparan dan kerawanan pangan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun
2. Menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi,
termasuk pada tahun 2025, mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak
pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan
gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Persentase balita gizi buruk 0,6%. Daya
dukung pangan yang terlampaui mengancam pemenuhan kebutuhan gizi, utamanya pada
remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
dilaksanakan belum mencapai target (SB)
3. Menggandakan
produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk
melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumberdaya produktif, dan input
lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai
tambah, dan pekerjaan non pertanian.
Produktivitas pertanian
dan terlampauinya daya dukung pangan sebagai akibat pesatnya pertumbuhan penduduk
dan alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan industri
Berdasarkan ketercapaian target eksisting dan
kondisi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup (DDDTLH), terdapat beberapa skenario yang
86
berkaitan dengan upaya tambahan pencapaian target
TPB di Kota Bogor, salah satunya adalah Skenario
Pencapaian Target Ketahanan Pangan. Dalam skenario
ini, penentuan status daya dukung penyedia pangan
dilakukan berdasarkan hasil perhitungan daya dukung
pangan dengan pendekatan produksi beras. Analisis
daya dukung pangan dilakukan dengan menghitung data
proyeksi jumlah penduduk dikalikan dengan angka
kebutuhan beras Kota Bogor. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa pada Tahun 2018 terdapat
defisit/selisih antara kebutuhan dan ketersediaan beras.
Defisit ini semakin meningkat pada tahun 2030 seiring
dengan pertumbuhan penduduk.
Kondisi defisit pangan menjadikan permasalahan
tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Kota
Bogor. Namun demikian, jika ditinjau dari KLHS pada
hirarki di atasnya, yakni KLHS RPJPD Provinsi Jawa
Barat, aliran ketersediaan pangan pada kabupaten/kota
yang daya dukungnya telah terlampaui dipasok oleh
kabupaten/kota sekitarnya yang masih memiliki surplus
daya dukung pangan. Dalam dokumen tersebut, tertera
bahwa Kota Bogor menjadi salah satu wilayah yang
memiliki nilai defisit pangan.
Untuk memastikan distribusi pangan yang merata di
Kota Bogor demi mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan Nomor 2 yaitu “Menghilangkan kelaparan,
mecapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian berkelanjutan”, maka terdapat
beberapa arahan program sebagaimana dalam tabel
berikut:
87
Tabel 3.12 Arahan Program dalam Perwujudan
Ketahanan Pangan Kota Bogor
Output Para Pihak Arahan Program
Terciptanya
Ketahanan Pangan Kota Bogor
1. Dinas Pertanian Kota Bogor
2. Bappeda Kota Bogor
3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor
4. Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bogor
5. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor
1. Peningkatan stok untuk
menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi pangan bagi masyarakat;
2. Penyediaan pangan sehat dan bergizi;
3. Pemantauan stabilitas harga bahan pokok;
4. Diversifikasi pangan masyarakat;
5. Peningkatan produktivitas pertanian;
6. Menggalakkan program urban farming;
7. Perlindungan lahan pertanian pangan melalui
penetapan lahan LP2B;
Dengan adanya RTRW tersebut, Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian dapat memfokuskan pelayanan
pada kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan target-target
yang sudah dituangkan dalam RTRW. Berbagai
kerjasama dan koordinasi dengan instansi lain
dibutuhkan untuk terwujudnya target RTRW dan taget
kegiatan yang telah ditetapkan. Pengaruh rencana
struktur ruang dan rencana pola ruang terhadap
kebutuhan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian adalah:
1. Dengan ditetapkannya rencana struktur ruang dan
pola ruang, DKPP dapat fokus memaksimalkan
kegiatan pada daerah yang direncanakan di RTRW;
2. Sebagai acuan jika ada permintaan data dan
rekomendasi dari pihak luar;
3. Dengan adanya struktur ruang dan pola ruang,
jumlah lahan pertanian akan semakin berkurang,
sehingga upaya-upaya lain dimaksimalkan agar
target kenaikan produksi dapat tercapai.
Dari implikasi RTRW dan KLHS di atas terdapat
faktor-faktor penghambat dan pendorong yang
mempengaruhi pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
88
Pertanian. Faktor-faktor tersebut disebutkan dalam
Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong
Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian untuk Pencapaian Implikasi RTRW
dan KLHS
No Implikasi RTRW
dan KLHS
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendukung
1 RTRW
1. Penyusunan profil Lahan Pertanian Kota Bogor
2. Penyusunan profil Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B)
3. Menjaga, memelihara dan meningkatkan
kualitas lahan pertanian kota sebagai RTH Kota
4. Sosialisasi sistem
pertanian perkotaan, meliputi pemanfaatan lahan pekarangan,
hidroponik
5. Pengembangan Terminal Agribisnis di Rancamaya
6. Optimalisasi fungsi Rumah Potong Hewan (RPH) sebagai RPH
regional
7. Bekerjasama dengan pengelola lahan pertanian
dalam bentuk kebun penelitian dan percobaan dalam menjaga dan
memelihara kebun penelitian sebagai bagian dari RTH
8. Pengembangan kegiatan wisata outbound (wisata
ruang luar) pada
areal pertanian kota untuk memberikan nilai tambah kawasan tersebut
KLHS
1. Menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan.
1. Kualitas konsumsi pangan masyarakat
belum memenuhi kaidah B2SA (Beragam,
Bergizi, Seimbang, dan Aman)
2. Rendahnya
tingkat konsumsi ikan Kota Bogor
3. Produktivitas
pertanian rendah
4. Produktivitas Perikanan
belum optimal
1. Kapasitas dan jumlah SDM masih terbatas
2. Alih fungsi lahan yang terus terjadi
3. Keterbatasan
sumberdaya baik dari sarana, prasarana dan
anggaran.
1. Lingkungan kerja yang kondusif didukung
dengan sarana dan prasarana kerja yang relatif
memadai akan menunjang pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi DKPP
2. Teknologi informasi dan
komunikasi yang semakin berkembang melalui
berbagai media, sangat mendukung proses
perencanaan, pengambilan keputusan dan
penetapan program pembangunan kota
3. Sistem pelaporan yang sudah tersambung
secara elektronik
4. Ketersediaan
Peraturan Perundang-undangan lahan
pertanian berkelanjutan
5. Komitmen pimpinan dan
pegawai dalam mendukung setiap program dan
kegiatan yang ada.
89
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Dengan menganalisa permasalahan yang ada disandingkan
dengan visi misi Wali Kota Bogor, hasil telaah terhadap Rencana
Startegis Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan
dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jawa Barat, telaah RTRW dan KLHS, maka
diperoleh gambaran isu strategis Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor sebagai berikut:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
masyarakat
2. Peningkatan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan komitmen
produk pertanian dan perikanan dalam menghadapi
persaingan global
3. Peningkatan kemampuan SDM pertanian dan perikanan
4. Peningkatan penerapan teknologi yang berwawasan
lingkungan
5. Pencegahan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
Keterkaitan antara permasalahan yang ada dengan isu
strategis yang dimunculkan, digambarkan dalam Gambar 3.1
berikut ini.
90
Gambar 3.1 Permasalahan dan Isu strategis DKPP Kota Bogor
PERMASALAHAN
1. Kualitas konsumsi pangan
masyarakat belum memenuhi kaidah B2SA (Beragam, Bergizi
Seimbang dan Aman)
2. Produktivitas pertanian
masih rendah (belum
optimal)
3. Produktivitas perikanan
belum optimal
5. Masih ada ternak/hewan
yang tidak/belum tervaksin
4. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Kota Bogor
(Jabar 28,58 kg/kap/thn)
ISU-ISU STRATEGIS
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
masyarakat
2. Peningkatan kualitas, kuantitas, kontinuitas dan komitmen produk
pertanian dan perikanan dalam menghadapi
persaingan global
3. Peningkatan kemampuan SDM pertanian dan
perikanan
5. Pencegahan Penyakit
Hewan Menular Strategis
(PHMS)
4. Peningkatan penerapan
teknologi yang berwawasan
lingkungan
91
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan adalah suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan yang ditetapkan dalam
Renstra ini mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Wali Kota
Bogor yang telah dirumuskan dalam RPJMD 2019-2024. Tujuan
yang ditetapkan dalam Renstra ini juga akan
menjawab/memecahkan masalah pokok dan isu strategis yang telah
diidentifikasi dan dirumuskan dengan memenuhi kaidah-kaidah
SMART-C (Specific, Measurable, Achieveable, Relevant dan Timebound
serta Continously improve).
Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan hasil
kinerja pembangunan yang diperoleh dari pencapaian outcome dari
program-program yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kota Bogor per tahun dan tahapan kinerja untuk
pencapaian tujuan pembangunan daerah yang telah ditargetkan
pada akhir tahun ke-5 perencanaan. Sasaran yang ditetapkan
dalam Renstra ini merupakan jawaban untuk memecahkan masalah
dan isu strategis yang telah diidentifikasi dan dirumuskan
sebelumnya dalam Bab 3. Tujuan dan sasaran jangka menengah
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah sebagai berikut.
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
mendukung setiap misi yang ditetapkan dalam RPJMD Kota
Bogor 2019-2024. Dukungan terhadap misi tersebut diuraikan
melalui tujuan dan sasaran dinas dengan indikator tujuan dan
sasaran yang mewakili pada setiap misi. Uraian dari tujuan dan
sasaran tersebut disajikan dalam Tabel 4.1 di bawah ini.
92
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
TUJUAN/SASA
RAN
TARGET KINERJA TUJUAN/SASARAN PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8
Misi 1 : Mewujudkan Kota Bogor yang Sehat
Terwujudnya pola konsumsi
pangan masyarakat yang berkualitas
Skor PPH Konsumsi
86,9 87,9 88,9 89,9 90,9
Sasaran 1 : Meningkatnya konsumsi
pangan masyarakat yang beragam, sehat dan
aman sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Skor PPH Konsumsi
86,9 87,9 88,9 89,9 90,9
Misi 2 : Mewujudkan Kota Bogor yang Cerdas
Terwujudnya Tata Kelola
urusan pemerintahan bidang
ketahanan pangan, bidang pertanian dan
bidang kelautan dan perikanan yang Efektif,
Efisien dan Akuntabel
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap pelayanan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
3,32 3,35 3,4 3,45 3,5
Sasaran : Meningkatnya kualitas tata kelola Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian
Nilai Hasil Evaluasi LKIP Perangkat Daerah
B BB BB BB A
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian
3,32 3,35 3,4 3,45 3,5
Misi 3 : Mewujudkan Kota Bogor yang Sejahtera
Terwujudnya pemerataan akses pangan masyarakat
Persentase Penduduk Rawan Pangan
16,6 15,7 14,9 14,01 13,15
Sasaran 1:
Menurunnya kerawanan pangan pada masyarakat
Persentase
Penduduk Rawan Pangan
16,6 15,7 14,9 14,01 13,15
Sasaran 2 : Tersedianya pangan yang
beragam, dalam jumlah cukup dan terdistribusi
merata, dengan harga terjangkau
Ketersediaan Energi
2400 2400 2400 2400 2400
Ketersediaan Protein
63 63 63 63 63
Sumber : Hasil Olahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, 2019
93
Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang baik bukan
hanya dilihat dari jumlah makanan yang dimakan tetapi juga
dari keberagaman makanan yang dikonsumsi. Semakin beragam
konsumsi pangan masyarakat semakin lengkap pemenuhan
kebutuhan gizi. Skor PPH merupakan indikator mutu gizi dan
keragaman konsumsi pangan sehingga dapat digunakan untuk
merencanakan kebutuhan konsumsi pangan pada tahun-tahun
mendatang. Saat ini Skor PPH konsumsi Kota Bogor masih 84,9.
Sedangkan skor ideal menurut buku Pedoman Penyusunan PPH
(Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, 2015) adalah
100. Untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas konsumsi
pangan masyarakat dengan sasaran meningkatnya konsumsi
pangan masyarakat yang beragam, sehat dan aman sesuai Angka
Kecukupan Gizi (AKG) maka indikator sasaran yang digunakan
adalah Skor PPH Konsumsi, dengan target pada periode tahun
2024 adalah sebesar 90,9.
Smart governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas
merupakan salah satu elemen dasar yang harus dipenuhi untuk
mewujudkan Smart City selain smart environment, smart living,
smart mobility dan smart people. Poin penting terkait gambaran
smart governance antara lain: adanya keterbukaan informasi
publik, memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk
kesejahteraan masyarakatnya (kota mandiri), dapat
mengeluarkan pendapat, ide dan keinginan secara langsung
(adanya ruang penyampaian pendapat oleh masyarakat),
memberikan jaminan pekerjaan bagi warganya, menyediakan
sistem transportasi yang handal dan murah, serta children-
friendly cities. Tujuan “Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Cerdas, Efektif, Efisien dan Akuntabel (Smart
Governance)” dilakukan melalui sasaran “Terciptanya Birokrasi
Pemerintah yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel” dengan
indikator kinerja sasaran “Nilai Hasil Evaluasi LKIP Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor” dan “Persentase
Rekomendasi Temuan Inspektorat Kota, Propinsi dan atau BPK
yang Ditindaklanjuti”.
94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan
suatu bentuk format pertanggungjawaban instansi pemerintah
yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan
pelaksanaan rencana kerja. Secara umum LKIP bermanfaat
untuk mendorong instansi pemerintah melaksanakan Good
Governance, karena LKIP merupakan dasar untuk mengukur
kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan
dapat dipertanggungjawabkan. Nilai LKIP Dinas Ketahanan
Pangan maupun Dinas Pertanian pada Tahun 2019 (LKIP Tahun
2018) berada pada kriteria B, untuk itu perlu terus ditingkatkan
sehingga target nilai LKIP dinas pada akhir periode (tahun 2024)
mendapatkan kriteria A.
Adanya pemeriksaan Inspektorat Kota/Provinsi maupun
BPK merupakan bagian dari sistem pengendalian internal.
Setiap temuan dan rekomendasi yang diberikan harus
ditindaklanjuti dengan baik dan tuntas. Rekomendasi temuan
Inspektorat Kota, Propinsi dan atau BPK yang ditindaklanjuti
harus 100% merupakan indikator sasaran yang harus dicapai
oleh dinas pada setiap tahunnya sampai tahun 2024.
Faktor yang menentukan ketahanan pangan daerah salah
satunya adalah ketersediaan bahan pangan. Penataan,
penyediaan, dan distribusi bahan pangan di Kota Bogor belum
terkelola dengan cukup baik. Dampak dari hal tersebut di atas
adalah masih terdapat kasus penduduk rawan pangan di Kota
Bogor. Presentase penduduk rawan pangan di Kota Bogor
tahun 2018 adalah sekitar 18,3%, yang tersebar di 17
Kelurahan. Dari data tersebut maka tujuan ke-3 pembangunan
yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah
“Menurunkan Presentase Penduduk Rawan Pangan”, dengan
sasaran pada tahun 2024 “Persentase Jumlah Penduduk Rawan
Pangan” sebesar 13,15% dari jumlah penduduk yang ada di
Kota Bogor.
Tujuan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
yang ke-4 adalah “Mempertahankan Tingkat Ketersediaan
Pangan”, dengan sasaran “Tersedianya Pangan yang Beragam,
95
Dalam Jumlah yang Cukup, dan Terdistribusi Merata dengan
Harga Terjangkau”. Hal tersebut dapat dilihat dari Angka
Ketersediaan Energi (AKE) dan Angka Ketersediaan Protein
(AKP), sehingga AKE ideal (2.400 kkal/kap/hari) dan AKP ideal
(63 gram/kap/hari) dijadikan target indikator kinerja sasaran
yang harus dicapai setiap tahunnya.
96
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi merupakan ilmu, seni, atau wawasan yang diperlukan
dalam memanajemen setiap program kegiatannya dengan merintis
cara, langkah, atau tahapan untuk mencapai tujuan. Dalam
pengelolaan pembangunan urusan pangan, pertanian dan perikanan
perlu adanya manajemen strategis yang menetapkan tujuan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian serta pengembangan kebijakan
dan perencanaan untuk mencapai visi dan misi Wali Kota dan Wakil
Wali Kota melalui pemberdayaan setiap potensi sumber daya yang
ada. Dalam pencapaian tujuan dan sasaran Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian, strategi akan dijabarkan dalam arah
kebijakan yang merupakan program prioritas dalam pencapaian
pembangunan ketahanan pangan, pertanian dan perikanan.
Arah kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi
pembangunan pangan dan pertanian yang difokuskan pada
prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan misi
pembangunan. Strategi dan arah kebijakan akan merumuskan
perencanaan yang komprehensif, sinkron, konsisten, dan selaras
dengan visi misi kepala daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran
perencanaan pembangunan dinas. Selain itu, strategi dan arah
kebijakan merupakan sarana untuk melakukan transformasi,
reformasi, dan perbaikan kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor dalam melaksanakan setiap program-program
kegiatan baik internal maupun eksternal, pelayanan maupun
pengadministrasian, serta perencanaan, monitoring, maupun
evaluasi.
Pelaksanaan pembangunan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian merupakan bagian dari pembangunan Kota Bogor yang
arah kebijakan, prioritas utama, tema atau fokus pembangunan
pada periode 2020-2024 adalah ditujukan untuk mencapai
kemandirian masyarakat baik dalam bidang ekonomi, bidang
97
fisik dan prasarana, bidang sosial budaya dan bidang hukum,
pemerintahan dan politik.
Dalam menetapkan strategi digunakan Analisis SWOT. Analisis
ini adalah instrumen perencanaaan strategis yang klasik dengan
menggunakan faktor internal, yaitu: kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) serta faktor internal, yaitu: peluang
(opportunities) dan ancaman (threats). Instrumen ini memberikan
cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi.
Dalam analisis SWOT, hal yang pertama dilakukan adalah
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
suatu organisasi ke dalam kategori faktor internal dan faktor
eksternal tersebut di atas. Adapun identifikasi faktor internal dan
eksternal pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor Internal
a. Faktor Kekuatan (Strength)
1) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2019
tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Bogor dan Peraturan Wali Kota Bogor tahun
2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Bogor;
2) Tersedianya sumber daya (manusia dan anggaran) Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian.
3) Adanya komitmen bersama untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan
4) Sarana dan prasarana kerja yang cukup memadai serta
suasana kerja yang kondusif
5) Tersedianya sumber daya pangan lokal daerah Bogor;
98
b. Faktor Kelemahan (Weakness)
1) Keterbatasan kapasitas SDM dinas,
2) Penempatan SDM masih belum sesuai dengan kualifikasi
yang dibutuhkan
3) Belum optimalnya koordinasi antar seksi atau bidang
4) Perencanaan partisipatif belum sepenuhnya optimal
5) Inkonsistensi kebijakan masih sering terjadi
6) Keterbatasan sumberdaya baik dari sarana prasarana dan
anggaran
7) Belum optimalnya penyampaian informasi distribusi
bahan pangan, pertanian, dan perikanan ke seluruh
kalangan masyarakat
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Peluang/Kesempatan (Opportunities)
1) Ketahanan Pangan merupakan urusan wajib non
pelayanan dasar dan merupakan isu strategis skala
nasional maupun internasional;
2) Adanya peraturan perundang-undangan untuk penguatan
ketahanan pangan seperti: Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan
Gizi, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang
Dewan Ketahanan Pangan, Peraturan Presiden Nomor 22
Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
3) Meningkatnya kebutuhan pangan yang bermutu, bergizi,
sehat, aman dan berlabel halal dari masyarakat;
4) Banyaknya skema pembiayaan yang belum dimanfaatkan
untuk penguatan ketahanan pangan di daerah;
99
5) Tersedianya kelembagaan petani/kelompok tani, KUD,
Gapoktan, KTNA dan sejenis yang mampu meningkatkan
dinamika usaha tani;
6) Adanya aturan dari pemerintah pusat yang mendukung
pengembangan pertanian seperti aturan tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B)
7) Terdapatnya event-event dari pemerintah pusat dan
provinsi sebagai ajang promosi produk olahan pertanian,
produk olahan peternakan, dan produk olahan perikanan.
8) Adanya trend Urban Farming mendorong terlaksananya
usaha pertanian, peternakan dan perikanan secara
bersamaan.
9) Adanya tuntutan global terhadap penerapan
kesejahteraan hewan (animal welfare).
10) Tingginya permintaan ikan hias
b. Faktor Ancaman/Hambatan (Threath)
1) Fenomena penggunaan bahan pangan menjadi energi
alternatif yang berkaitan erat dengan harga dan stok
pangan tingkat regional, nasional dan internasional;
2) Semakin maraknya produk agro (segar dan olahan) yang
belum terjamin keamanannya;
3) Sifat komoditas pangan yang musiman yang
menyebabkan terjadinya fluktuasi harga musiman;
4) Persaingan makin ketat akibat pasar bebas dan
pemberlakuan standarisasi internasional serta adanya
globalisasi teknologi informasi dan transportasi.
5) Belum tumbuhnya kelembagaan pangan yang dikelola
secara profesional terutama di sentra produksi dan daerah
rawan bencana;
100
Melihat dari faktor internal dan eksternal yang dimiliki Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang ditetapkan, maka dirumuskan strategi seperti yang
tertuang dalam Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor
Visi : MEWUJUDKAN KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA RAMAH KELUARGA
Misi I : MEWUJUDKAN KOTA YANG SEHAT
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terwujudnya pola konsumsi pangan masyarakat yang berkualitas
1.
Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat yang beragam, sehat dan aman sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)
1. Peningkatan konsumsi pangan lokal (umbi-umbian), sayuran dan buah-buahan serta pangan hewani
1. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dengan merubah paradigma konsumsi pangan sehari-hari dari "4 sehat 5 sempurna" menjadi "Isi Piringku" yang memenuhi kaidah Beragam, Bergizi Seimbang dan
Aman berbasis kepada sumberdaya pangan lokal
2. Mengembangkan diversifikasi dan daya saing produk hasil pertanian dan perikanan
1. Meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas dan nilai tambah produk olahan pertanian dan perikanan, fasilitasi pengolahan dan
pemasaran produk pertanian dan perikanan
3. Peningkatan
pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
1. Optimalisasi
pengawasan keamanan pangan segar dan pangan olahan non kemasan
2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan zoonosis dan penyediaan pangan hewani sesuai dengan kriteria aman, sehat, utuh dan halal
101
Misi II : MEWUJUDKAN KOTA YANG CERDAS
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terwujudnya Tata Kelola urusan Pemerintahan bidang
Ketahanan Pangan, bidang pertanian dan bidang perikanan dan Kelautan
yng Efektif, Efisien dan Akuntable
1. Meningkatnya kualitas tata kelola Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian
1.
Mendorong penguatan reformasi birokrasi
1 Meningkatkan akuntabilitas kinerja, kualitas pelayanan publik, dan
mengoptimalkan kinerja pengawasan internal
Misi III : MEWUJUDKAN KOTA YANG SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terwujudnya
pemerataan akses pangan masyarakat
1. Menurunnya
Kerawanan Pangan pada masyarakat
1. Peningkatan
akses pangan
1. Mendekatkan
sumber pangan rumah tangga dengan warung-warung yang menjual bahan pangan murah
2. Peningkatan
pendapatan rumah tangga
1. Pembukaan lapangan kerja
2. Fasilitasi usaha ekonomi produktif
3. Peningkatan
kualitas konsumsi pangan
1. Sosialisasi dan
penyuluhan tentang gizi dan pola konsumsi
2. Tersedianya pangan yang beragam, dalam
jumlah cukup dan terdistribusi merata, dengan harga terjangkau
1. Optimalisasi produksi pertanian dan
perikanan
1. Mengoptimalkan kapasitas produksi pangan
melalui penetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tata ruang wilayah
2. Meningkatkan kualitas lingkungan serta sumberdaya
lahan dan air
3. Membangun ketersediaan pangan mandiri di tingkat rumah tangga dengan pemanfaatan pekarangan
102
Misi III : MEWUJUDKAN KOTA YANG SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2. Menjaga kontinuitas pasokan pangan dari luar wilayah
guna memenuhi kekurangan bahan pangan dari produksi
1. Membangun kerjasama dengan daerah-daerah pemasok bahan pangan
3. Stabilisasi
harga pangan
1. Pemantauan
harga pangan pokok secara kontinyu
2. Pelaksanaan bazaar pangan murah
4. Pengembangan cadangan
pangan di masyarakat
1. Peningkatan jumlah lumbung
pangan masyarakat
2. Pengelolaan cadangan pangan pemerintah daerah
5. Intensifikasi dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian dan Perikanan
1. Penerapan inovasi teknologi, optimalisasi dan fasilitasi sarana dan prasarana, serta peningkatan Kapasitas Kelembagaan/SDM Pertanian dan Perikanan
103
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
6.1 Rencana Program dan Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kota Bogor Tahun 2019-2024
Dari strategi dan kebijakan yang telah dipilih, disusun
program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka waktu
lima tahun (2019-2024). Rencana program dan kegiatan yang
dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
merupakan langkah-langkah teknis untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Rencana program dan kegiatan
yang disusun dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok
sasaran, serta pendanaan indikatif. Hal ini dimaksudkan agar
pembangunan yang dilakukan dalam lima tahun ke depan lebih
terarah dan terencana dengan baik.
Program yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran
“Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat yang Beragam,
Sehat dan Aman sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)” terdiri
dari 3 program dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan:
a. Analisis Konsumsi Pangan Masyarakat Kota Bogor
b. Pemanfaatan Pekarangan sebagai Sumber Peningkatan
Gizi Keluarga
c. Peningkatan Diversifikasi Konsumsi Pangan
d. Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pangan
e. Pengawasan dan Pembinaan Kantin Sekolah Sehat
f. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan
Zoonosis dan Penyediaan Pangan Hewani sesuai dengan
Kriteria Aman, Sehat, Utuh, dan Halal, dengan kegiatan:
a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner terhadap
Peningkatan Mutu Pangan Asal Hewan (PAH)
104
b. Peningkatan Pelayanan Pengendalian Penyakit Hewan
Menular Strategis Zoonosis
3. Program Peningkatan Konsumsi Produk Perikanan
a. Pengembangan Produk Hasil Perikanan
Program yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran
“Terciptanya Birokrasi Pemerintah Yang Efektif, Efisien, Dan
Akuntabel” terdiri dari 3 program dengan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Pengelolaan Rumah Tangga PD
2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
a. Pengadaan Inventaris Kantor
b. Pemeliharaan Rutin Berkala Inventaris Kantor
3. Program Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan
Keuangan
a. Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan
Program yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran
“Menurunnya Presentase Penduduk Rawan Pangan” terdiri dari
1 program dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a. Penanganan Daerah Rawan Pangan
Program yang akan dilakukan untuk mencapai Sasaran
“Tersedianya Pangan yang Beragam, dalam Jumlah yang Cukup
dan Terdistribusi Merata, dengan Harga Terjangkau” terdiri dari
3 program dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a. Analisis Neraca Bahan Makanan
b. Pengembangan Ketersediaan dan Kawasan Mandiri
Pangan
105
c. Pengelolaan dan Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah
Daerah (CPPD)
d. Penguatan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
Pokok
2. Program Peningkatan Produksi Pertanian
a. Intensifikasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Produksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura
c. Peningkatan Penyuluhan Pertanian
d. Peningkatan Produksi Peternakan
e. Peningkatan Pelayanan Rumah Potong Hewan (RPH)
f. Renovasi UPTD Rumah Potong Hewan Terpadu Kota Bogor
3. Program Peningkatan Produksi Perikanan
a. Pengembangan Potensi Sumberdaya Perikanan
b. Peningkatan Sarana dan Prasarana produksi Perikanan
Indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan dan lokasi
untuk masing-masing program dan kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut (Tabel 6.1).
106
Tabel 6.1. Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Tahun 2019-2024
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm
juta) Target
Rp.
(dlm juta)
MISI I: MEWUJUDKAN KOTA YANG SEHAT
1 Terwujudnya
pola konsumsi pangan
masyarakat yang berkualitas
Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) Konsumsi (point)
84,9 86,9 1.700 87,9 1.905 88,9 2.100 89,9 2.345 90,9 2.600 90,9 10.650
DKPP
Kota Bogor
Kota
Bogor
1. Meningkat-nya pola konsumsi
pangan masyarakat
yang
beragam,
sehat dan aman sesuai
angka kecukupan
gizi (AKG)
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi (point)
84,9 86,9 1.700 87,9 1.905 88,9 2.100 89,9 2.345 90,9 2.600 90,9 10.650
Program :
1. Peningkatan Ketahanan
Pangan
1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
(point)
84,9 86,9 1.350 87,9 1.455 88,9 1.550 89,9 1.645 90,9 1.750 90,9 7.750
2. Konsumsi energi (kkal/kap/hari)
1.809 1.920 1.980 2.040 2.100 2.150 2.150
3. Konsumsi Protein (gram/kap/hari)
50,8 53 54 55 56 57 57
Kegiatan :
1. Analisis Konsumsi Pangan
1. Terlaksananya sosialisasi persiapan pengambilan data konsumsi pangan
1 kegiatan
250 1 kegiatan
250 1 kegiatan
250 1 kegiatan
250 1 kegiatan
250
107
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Masyarakat
Kota Bogor 2. pelatihan enumerator
(petugas survey)
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
3. penyusunan kuesioner survey
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
4. pengambilan data konsumsi pangan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
5. pengolahan data konsumsi pangan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
6. analisis data 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
7. penyusunan laporan/buku hasil analisis konsumsi pangan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
8. pencetakan buku analisa konsumsi pangan
50 buku 50 buku 50 buku 50 buku 50 buku
9. seminar hasil analisis konsumsi pangan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
2. Pemanfaatan Pekarangan
sebagai Sumber Peningkatan
Gizi Keluarga
1. Terselenggaranya Workshop Pemanfaatan
Pekarangan Sebagai Sumber Peningkatan Gizi
Keluarga
5 kegiatan
200 5 kegiatan
220 5 kegiatan
230 5 kegiatan
240 5 kegiatan
250
2. Pengembangan wawasan untuk KWT
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
3. Jumlah media promosi
poster : brosur :
leaflet :
-
1 rim 1 rim
1 rim
1 rim 1 rim
1 rim
1 rim 1 rim
1 rim
1 rim 1 rim
1 rim
3. Peningkatan Diversifikasi
Konsumsi Pangan
1. Terlaksananya Sosialisasi Peningkatan Kualitas
Konsumsi Pangan
1 kegiatan
350 1 kegiatan
385 1 kegiatan
420 1 kegiatan
455 1 kegiatan
500
2. Terlaksananya Pelatihan Penyusunan Menu B2SA
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
108
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
3. Terlaksananya Pelatihan
Pengolahan Pangan Lokal
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
4. Terlaksananya Rapat Teknis Pelaksanaan Lomba Cipta Menu B2SA Tk. Kota
Bogor
2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
5. Terlaksananya Bimtek Pelaksanaan LCM B2SA H
Tingkat Kota Bogor Tahun 2017&
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
6. Terlaksananya Lomba Cipta Menu Tk. Kota dan Tk. Propinsi
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
7. Terlaksananya Kampanye Gerakan Makan Sayur dan Buah untuk siswa SD
1500 siswa
1500 siswa
1500 siswa
1500 siswa
1500 siswa
8. Bimtek Penganekaragaman
Olahan Berbasis Pangan Lokal
3
kegiatan
3
kegiatan
3
kegiatan
3
kegiatan
3
kegiatan
9. Jumlah media promosi
poster : brosur : leaflet :
buku panduan/buku resep :
-
1 rim 1 rim 1 rim
100 buku
1 rim 1 rim 1 rim
1 rim 1 rim 1 rim
100 buku
1 rim 1 rim 1 rim
4. Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran
Produk Pangan
1. Jumlah media promosi poster: brosur:
leaflet : buku panduan:
iklan layanan masyarakat:
2 rim 2 rim
2 rim 100 buku
1 film
550 2 rim 2 rim
2 rim 100 buku
1 film
600 2 rim 2 rim
2 rim 100 buku
1 film
650 2 rim 2 rim
2 rim 100 buku
1 film
700 2 rim 2 rim
2 rim 100 buku
1 film
750
109
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
2. Keikutsertaan dalam
pameran pangan pertanian, dan perikanan (Bogor expo, Hari Krida
Pertanian, Hari Pangan Sedunia Tingkat Propinsi,
Hari Flori, dan lain-lain)
11
kegiatan
11
kegiatan
11
kegiatan
11
kegiatan
11
kegiatan
3. Festival Kuliner pangan lokal
1 kegiatan
- 1 kegiatan
- 1 kegiatan
4. Terlaksananya Bimtek Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan
4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
5. Terlaksananya Temu Pelaku Usaha
2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
6. Terlaksananya Pelatihan
Peningkatan Mutu Pengolahan Pasca Panen
dan Pengolahan Hasil
Pertanian TPH
1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
7. Gebyar pangan - 1 kegiatan
- 1 kegiatan
-
Program :
1. Peningkatan Ketahanan
Pangan
1. Prosentase pangan segar dan pangan olahan non
kemasan yang aman dikonsumsi (%)
91,53 93 350 93,5 450 94 550 94,5 700 95 850 95 2.900
Kegiatan :
1. Pembinaan dan
Pengawasan Kantin Sekolah
Sehat
1. Terlaksananya Sosialisasi
Keamanan Pangan Jajanan di Lingkungan Sekolah
10 kali 200 10 kali 250 10 kali 300 10 kali 400 10 kali 500
2. Terlaksananya Bimtek
Pengelola Kantin Sekolah
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
110
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
3. Terlaksanya Pembinaan
dan Pemantauan Kantin Sekolah Sehat di Kota Bogor
50
sekolah
50
sekolah
50
sekolah
50
sekolah
40
sekolah
4. Terlaksananya Lomba Kantin Sehat Antar Sekolah SD dan SMP
- 2 kali - 2 kali -
5. Terlaksananya Bimtek untuk duta kantin
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
6. Fasilitasi Kantin Sekolah Sehat
10 kantin
sekolah
10 kantin
sekolah
10 kantin
sekolah
10 kantin
sekolah
10 kantin sekolah
7. Terlaksananya Rapat Persiapan Lomba Kantin
Sekolah Sehat
- 2 kali - 2 kali -
8. Terlaksananya Rapat Teknis Lomba Kantin
Sekolah Sehat
- 2 kali - 2 kali -
2. Peningkatan Mutu dan
Keamanan Pangan
1 Terlaksananya Pelatihan Sistem Manajemen Mutu
Bagi Produsen Pangan
3 kali 150 3 kali 200 3 kali 250 3 kali 300 3 kali 350
2. Terlaksananya Workshop Penanganan Keamanan Pangan segar dan pangan
olahan non kemasan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
3. Terlaksananya Pelatihan Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan bagi produsen pangan
3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali
4. Terlaksananya Promosi Keamanan pangan melalui
Kalender dan Poster
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
5. Terlaksananya uji lab Bahan Tambahan Pangan
1000 sampel
1000 sampel
1000 sampel
1000 sampel
1000 sampel
111
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Program :
1. Pencegahan
dan Penanggulang-an Penyakit
Hewan Zoonosis dan
Penyediaan Pangan
Hewani sesuai dengan
Kriteria Aman, Sehat, Utuh,
dan Halal
1. Jumlah maksimal kasus
penyakit zoonosis pertahun (kasus)
0 3 400 3 450 3 500 3 550 3 600 3 2.500
Kegiatan :
1. Peningkatan Pelayanan
Pengendalian Penyakit
Hewan Menular Strategis
Zoonosis
1. Terlaksananya Vaksinasi dan Infestasi Endoparasit
dan Ektoparasit
12 bulan 400 12 bulan 450 12 bulan 500 12 bulan 550 12 bulan 600
2. Terlaksananya biosecurity (Desinfeksi Kandang dan
Lingkungan)
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
3. Terlaksananya Bimtek Surveilans dan Tindakan Respon Penyakit Hewan
Menular Zonosis
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
4. Terlaksananya Sosialisasi Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Hewan Menular
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
5. Terlaksananya Bursa
Hewan Qurban
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
6. Pengendalian populasi HPR (Hewan Penular Rabies),
observasi dan pengobatan hewan
- 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
112
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
7. Pemetaan Penyebaran
Penyakit Hewan
- 1
dokumen
- - -
Program :
1. Pencegahan dan Penanggulang-
an Penyakit Hewan
Zoonosis dan Penyediaan
Pangan Hewani sesuai
dengan Kriteria Aman,
Sehat, Utuh, dan Halal
2. Persentase jumlah sampel produk bahan pangan asal hewan yang
tercemar (%)
22,2 22 350 21 370 20 390- 19 410- 18 430- 18 1.950
Kegiatan :
1. Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner Terhadap Peningkatan
Mutu Pangan Asal Hewan
(PAH)
1 Terlaksananya
pemeriksaan, pengawasan, monitoring, surveilance
residu dan cemaran mikroorganisme pada produk peternakan
3
kegiatan
350 3
kegiatan
370 3
kegiatan
390 3
kegiatan
410 3
kegiatan
430
2 Terlaksananya
Pemeriksaan dan Pengawasan Kesehatan
Hewan dan Daging Hewan Qurban
2 hari 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari
3 Terlaksananya Sosialisasi Tata Cara Pemotongan
Hewan Qurban 1441 H
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
4 Terlaksananya Sosialisasi Higiene dan Sanitasi
Pelaku Usaha Bahan Pangan Asal Hewan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
113
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
5. Uji Sampel bahan pangan
asal hewan
640
sampel
640
sampel
640
sampel
640
sampel
640
sampel
Program :
1. Peningkatan Konsumsi Produk
Perikanan
1. Tingkat konsumsi ikan (Kg/Kapita/Tahun)
27,28 29,37 300 29,76 350 30,03 400 30,36 450 30,40 500 30,40 2.000
Kegiatan :
1. Pengembangan Produk Hasil
Perikanan
1. Bimtek Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk
Perikanan
2 kegiatan
300 2 kegiatan
350 2 kegiatan
400 2 kegiatan
450 2 kegiatan
500
2. Pelatihan SSOP dan GMP 2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
3. Safari Gemarikan 2 kegiatan
3 kegiatan
3 kegiatan
3 kegiatan
3 kegiatan
4. Sosialisasi Penanganan Mutu Ikan Segar
3 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
5. Laporan Data Pemasaran Perikanan
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
MISI II: MEWUJUDKAN KOTA BOGOR YANG CERDAS
2 Terwujudnya Tata Kelola
urusan pemerintahan
bidang ketahanan
pangan, bidang pertanian dan
bidang perikanan dan
kelautan yng Efektif, Efisien dan Akuntable
1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian
3,31 3,32 3,35 3,4 3,45 3,5
1 Meningkat-nya kualitas
tata kelola Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian
1 Nilai Hasil Evaluasi LKIP Perangkat Daerah (Point)
B B BB BB BB A A
114
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
2. Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian
3,31 3,32 3,35 3,4 3,45 3,5 3,31 3,32 3,35
Program :
1 Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Persentase pemenuhan
kebutuhan operasional perangkat daerah (%)
100% 100% 2.500 100% 3.000 100% 3.000 100% 3.000 100% 3.000 100% 14.500
Kegiatan :
1 Pengelolaan Rumah Tangga
PD
Terpenuhinya Kebutuhan Operasional PD
12 bln 2.500 12 bln 3.000 12 bln 3.000 12 bln 3.000 12 bln 3.000 60 bln
Program :
1 Peningkatan Sarana
Prasarana Aparatur
Persentase pemenuhan sarana prasarana aparatur (%)
80% 80% 3.000 85% 3.000 90% 3.000 95% 3.000 100% 3.000 100% 15.000
Kegiatan :
1. Pengadaan Inventaris Kantor
Terpenuhinya Barang-barang Inventaris Kantor
12 bln 1.500 12 bln 1.500 12 bln 1.500 12 bln 1.500 12 bln 1.500
2. Pemeliharaan
Rutin Berkala Inventaris
Kantor
1. Terpeliharanya Gedung,
Kendaraan Bermotor dan Perlengkapan Kantor
12 bln 1.500 12 bln 1.500 12 bln 1.500 12 bln 1.500 12 bln 1.500
2. Pembuatan DED RPU
(Rumah Potong Unggas)
100 jt 1
kegiatan
- - - -
3. Pembuatan DED PUSKESWAN (Pusat
Kesehatan Hewan)
70 jt - 1 kegiatan
- - -
4. Pembuatan DED Renovasi RPH Kambing/Domba
70 jt - 1 kegiatan
- - -
115
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
5. Pembuatan DED Renovasi
pasar Hewan Kambing/Domba
50 jt - 1
kegiatan
- - -
6. Renovasi IPAL RPU (Rumah Potong Unggas)
700 jt - 1 kegiatan
- - -
7. Pembuatan PUSKESWAN (Pusat Kesehatan Hewan)
1 M - - 1 kegiatan
- -
8. Renovasi Bangunan RPU (Rumah Potong Unggas)
2 M - - 1 kegiatan
- -
9. Renovasi RPH Kambing/Domba
400 jt - - - 1 kegiatan
-
10. Renovasi pasar Hewan Kambing/Domba
500 jt - - - 1 kegiatan
-
11. Pembuatan Relling Sistem RPU (Rumah Potong Unggas)
2 M - - - 1 kegiatan
-
12. Pengadaan Peralatan RPU
(Rumah Potong Unggas)
1 M - - - - 1 kegiatan
Program :
1. Pengembangan
Sistem Pelaporan
Kinerja dan Keuangan
1. Prosentase rekomendasi
temuan Inspektorat Kota, Inspektorat Propinsi dan
atau BPK yang ditindaklanjuti (%)
85% 90% 20 90% 20 95% 20 95% 20 100% 20 100% 100
2. Nilai Hasil Evaluasi LKIP Perangkat Daerah (point)
B B BB BB BB A A
Kegiatan :
1 Penyusunan
Perencanaan dan Pelaporan
1. Tersusunnya Dokumen
LKIP
1
dokumen
20 1
dokumen
20 1
dokumen
20 1 dokumen 20 1 dokumen 20
2. Tersusunnya Dokumen LKPJ
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen 1 dokumen
116
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
3. Tersusunnya Dokumen
Renja
1
dokumen
1
dokumen
1
dokumen
1 dokumen 1 dokumen
4. Tersususunnya Dokumen LPPD
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen 1 dokumen
5. Tersususunnya Laporan Realisasi Bulanan
4 Laporan
4 Laporan
4 Laporan
4 Laporan
4 Laporan
6. Tersusunnya Laporan Realisasi Triwulan
12 Laporan
12 Laporan
12 Laporan
12 Laporan
12 Laporan
60 Laporan
MISI III MEWUJUDKAN KOTA BOGOR YANG SEJAHTERA
3 Terwujudnya pemerataan
akses pangan masyarakat
Persentase Jumlah penduduk Rawan Pangan (%)
18,3 16,6 500 15,7 375 14,9 550 14,01 475 13,15 650 13,15 2.550
1.
Menurunnya kerawanan pangan pada
masyarakat
Persentase Jumlah penduduk Rawan Pangan (%)
18,3 16,6 500 15,7 375 14,9 550 14,01 475 13,15 650 13,15 2.550
Program :
1.
Peningkatan Ketahanan
Pangan
1. Persentase Jumlah penduduk Rawan Pangan
(%)
18,3 16,6 500 15,7 375 14,9 550 14,01 475 13,15 650 13,15 2.550
Kegiatan :
1. Penanganan daerah rawan
pangan
1. Kompilasi data kerawanan pangan masyarakat
1 dokumen
500 1 dokumen
375 1 dokumen
550 1 dokumen 475 1 dokumen 650
2. Pelatihan penanganan
kerawanan pangan tingkat rumah tangga
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1 kegiatan
3. Pemantauan ketersediaan
bahan pangan di agen penyalur komoditi pangan bantuan program BPNT
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
117
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
4. Pembuatan Peta
Kerawanan dan Kerentanan Pangan
1 peta - 1 peta - 1 peta 5 peta
5. Sosialisasi hasil penyusunan Peta
Kerawanan dan Kerentanan Pangan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan 5 kegiatan
6. Pengambilan data dan pelaporan bulanan SKPG
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 60 bulan
7. Rapat Koordinasi SKPG 4
kegiatan
4
kegiatan
4
kegiatan
4
kegiatan 4 kegiatan
20
kegiatan
8. Analisis SKPG 4
Kegiatan 4
Kegiatan 4
Kegiatan 4
Kegiatan 4
Kegiatan 20
Kegiatan
9. Laporan tahunan situasi
pangan dan gizi wilayah
1
laporan
1
laporan
1 laporan 1
laporan
1 laporan 5
laporan
2.
Tersedianya pangan yang beragam,
dalam jumlah yang
cukup dan terdistribusi
merata, dengan harga
terjangkau
Ketersediaan energi (kkal/kap/hari)
2512,8 2400 1100 2400 1250 2400 1350 2400 1450 2400 1550 2400 6.700
Ketersediaan Protein (gram/kap/hari)
89,4 63 63 63 63 63 63
Program :
1. Peningkatan Ketahanan
Pangan
1. Ketersediaan energi (kkal/kap/hari)
2512,8 2400 1100 2400 1250 2400 1350 2400 1450 2400 1550 2400 6.700
2. Ketersediaan Protein (gram/kap/hari)
89,4 63 63 63 63 63 63
118
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Kegiatan :
1. Analisis Neraca
Bahan Makanan (NBM)
1. Laporan Hasil Analisis
Neraca Bahan Makanan
85 buku 150 85 buku 200 85 buku 250 85 buku 300 85 buku 350
2. Rapat Koordinasi Kegiatan NBM
3 kegiatan
3 kegiatan
3 kegiatan
3 kegiatan
3 kegiatan
2. Pengembangan Ketersediaan
dan Kawasan Mandiri Pangan
1. Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif
1 kegiatan
200 1 kegiatan
250 1 kegiatan
250 1 kegiatan
300 1 kegiatan 300
2. Pembentuka Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN) baru
1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi
3. Sosialisasi Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN)
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
4. Bimtek Ketersediaan Pangan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
5. Pembentukan kawasan mandiri pangan
- - 1 lokasi - 1 lokasi
6. Sosialisai Kawasan Mandiri
Pangan
- 1
kegiatan
- 1
kegiatan
-
3. Pengelolaan dan Pengadaan
Cadangan Pangan
1. Pembinaan Kelompok Lumbung Pangan (KLPM)
Kota Bogor
10 kelompok
350 10 kelompok
350 10 kelompok
350 10 kelompok
350 10 kelompok
350
2. Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) di Kota Bogor
68 kelurahan
68 kelurahan
68 kelurahan
68 kelurahan
68 kelurahan
3. Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (beras)
30 ton beras
30 ton beras
30 ton beras
30 ton beras
30 ton beras
4. Penguatan
Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan
Pokok
1. Terselenggarakannya
Inventarisasi Harga Pangan
12
Laporan
400 12
Laporan
450 12
Laporan
500 12
Laporan
500 12
Laporan
550
2. Pendampingan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
119
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
3. Tersedianya Data Harga
Pangan Di Website/situs Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor.
12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
4 Tersedianya Iklan Layanan
Masyarakat
5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali
5 Terlaksananya Pelaporan Pasokan dan Distribusi
Pangan Pokok Masyarakat Kota Bogor
12 Laporan
12 Laporan
12 Laporan
12 Laporan
12 Laporan
6 Penyelenggaraan Pasar Murah
5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali
7 Tersedianya data hasil pemeriksaan kualitas bahan pangan
200 Sample
200 Sample
200 Sample
200 Sample
200 Sample
8 Pelatihan untuk Pendamping Pengembangan Usaha
Pangan Masyarakat
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
9 Kajian Distribusi pangan 1 kajian 1 kajian 1 kajian 1 kajian 1 kajian
Program :
Peningkatan Produksi
Pertanian
Persentase peningkatan produksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura(%)
Padi: 5439 Ton,
Palawija: 11.540 Ton,
Hortikultu-ra: 28.972
Ton
4 1.376 6 1.496 8 1.436 10 1.486 12 1.536 12 7.330
Kegiatan :
1. Intensifikasi Pertanian Tanaman
Pangan dan
1. Penyediaan benih padi unggul berlabel
50 Ha 400 50 Ha 450 50 Ha 500 50 Ha 550 50 Ha 600
2. pelatihan penggunaan benih padi berlabel
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
120
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Hortikultura 3. Penyediaan benih palawija
unggul berlabel
5 Ha 5 Ha 5 Ha 5 Ha 5 Ha
4. Pelatihan penggunaan benih palawija unggul berlabel
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
5. Penyediaan benih sayuran unggul
300 Ha 300 Ha 300 Ha 300 Ha 300 Ha
6. Pelatihan penggunaan benih sayuran unggul
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
7. pembibitan hasil kultur jaringan
1500 pohon
- - - -
8. Pembibitan Hortikultura 2000 pohon
- - - -
9. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
44 Ha 44 Ha 44 Ha 44 Ha 44 Ha
10. Pelatihan brigade proteksi
tanaman
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2 kegiatan
11. Pengadaan bahan dan sarana aklimasi kultur
jaringan
- 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
12. Pengadaan bahan dan sarana pembibitan hortikultura
- 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
13. Sertifikasi organik - 1 sertifikat
1 sertifikat
1 sertifikat
1 sertifikat
14. pengadaan bibit buah-buahan untuk menunjang
kampung tematik
- 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
2 Peningkatan
Sarana dan
1. Pemeliharaan jaringan
irigasi
2
kelompok
475,9 2
kelompok
546 2
kelompok
436 2
kelompok
436 2 kelompok 436
121
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Prasarana
Produksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura
2. Penyediaan pupuk 355
hektar
355
hektar
355
hektar
355
hektar
355
hektar
3. Workshop Pembiayaan Kredit Usaha Tani
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
4. Pelatihan operator alsintan dan service center
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
5. Pelatihan pemupukan berimbang
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
6. Pemeliharaan dan penyediaan sarana green
house dan UPJA
1 unit - - - -
7. Kajian Potensi Dan Ketersediaan lahan untuk
mendukung ketahanan pangan
- 1 dokumen
- - -
8. uji kesuburan tanah dan
kualitas pupuk
3 sampel 3 sampel 3 sampel 3 sampel 3 sampel
9. Monitoring dan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk
(KP3)
4 kegiatan
4 kegiatan
4 kegiatan
4 kegiatan
4 kegiatan
10. Pembiayaan Asuransi Usaha Tani padi (AUTP)
100 Ha 100 Ha 100 Ha 100 Ha 100 Ha
11. Sosialisasi LP2B - 1
kegiatan
1
kegiatan
1
kegiatan
1 kegiatan
12. Penyediaan sarana green house
- 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
13. Penyediaan sarana UPJA 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
3 Peningkatan
Penyuluhan Pertanian
1. Pembuatan demplot
pertanian
1 Unit 500 6 Unit 500 6 Unit 500 6 Unit 500 6 Unit 500
2. Brosur/leaflet 4 Rim 6 Rim 6 Rim 6 Rim 6 Rim
122
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
3. Pembuatan kebun contoh 3 Unit 6 Unit 6 Unit 6 Unit 6 Unit
4. Mengikuti jambore penyuluh
1Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
5. Pelatihan bagi petani 2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
6. Pelatihan bagi penyuluh 1
Kegiatan
1
Kegiatan
1
Kegiatan
1
Kegiatan
1
Kegiatan
7. Mengikuti Pekan Nasional Pertanian (PENAS)
1 Kegiatan
- - 1 Kegiatan
-
8. mengikuti Hari krida
Pertanian (HKP)
- 1
Kegiatan
1
Kegiatan
- 1
Kegiatan
9. Penyusunan Programa - 1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
10. Penyusunan Target
Intensifikasi
- 1
dokumen
1
dokumen
1
dokumen
1 dokumen
Program :
Peningkatan Produksi Pertanian
Persentase peningkatan produksi peternakan (%)
Daging: 5.999 Ton, Telur: 93,5
Ton, Susu: 1.929.316
Liter
2 3.048 4 2.919 6 2.597 8 2.819 10 2.690 10 14.073
Kegiatan :
4. Peningkatan Produksi
Peternakan
1. Pelatihan Budidaya Ruminansia dan Unggas
1 kegiatan
350 2 kegiatan
360 2 kegiatan
370 2 kegiatan
380 2 kegiatan 390
2. Inseminasi Buatan (IB) dan Pemeriksaan Kebuntingan
(PKb)
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
3. Budidaya pakan hijauan ternak dan pakan unggas
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
123
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
4. Pengawasan produksi
peternakan
12 bulan - - - -
5. Budidaya ruminansia dan unggas
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
6. Updating populasi ternak - 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
7. Penyebaran dan pengembangan ternak
- 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
8. Uji mutu pakan ternak - 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
9. Kontes Ternak - 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
5. Peningkatan Pelayanan
Rumah Potong Hewan (RPH))
1. Terlaksananya Operasional Pelayanan Rumah Potong
Hewan
1.146.240 ekor
750 1.241.640 ekor
800 1.295.280 ekor
850 1.360.800 ekor
900 1.419.480 ekor
950
2. Terlaksananya Audit ISO 9001-2015 di RPH
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
3. Tersedia Alat Tulis Kantor 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
4. Tersedianya Alat Listrik 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
5. Tersedianya Alat Kebersihan
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
6. Tersedianya Obat- Obatan Ternak
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
7. Tersedianya Bahan Kimia Untuk Pengolahan Limbah
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
8. Tersedianya Perlengkapan Kerja
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
9. Terlaksananya Pembayaran Rekening Listrik dan Telepon
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
124
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
10. Terlaksananya
Perpanjangan Sertifikat Halal Rumah Potong Hewan
2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket
11. Terlaksanya Pemeliharaan IPAL dan Alat RPH
2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket
12. Terlaksananya
Pemeliharaan Genset, Pompa Air Timbangan dan Roda Scrudle
4 paket 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket
13. Tersedianya Barang Cetakan (SKKH, SKKD dan PIN Sehat)
1 jenis 1 jenis 1 jenis 1 jenis 1 jenis
14. Tersedianya Laporan Monitoring RKL, RPL dan AMDAL RPH
2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket
15. Sosialisasi SOP RPH - 1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
1 kegiatan
6. Renovasi UPTD Rumah Potong
Hewan Terpadu Kota Bogor
1. Renovasi Gedung Rumah Potong Hewan (RPH)
1 paket 1.948 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Pembuatan tempat
penampungan pupuk
3. Elektrikal PJU
4. Revisi Amdal Rumah Potong Hewan (RPH)
5. Pembuatan Gudang Alat 0 0 1 paket 1.759 0 0 0 0 0 0
6. Rehabilitasi Pos Satpam
7 Rehabilitasi Gapura dan Pembuatan Tulisan Timbul
8 Rehabilitasi IPAL
9 Pagar Beton Frecast 0 0 0 0 1 paket 1.377 0 0 0 0
125
Tujuan Sasaran Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja/Tujuan/Sasaran/Progr
am (outcome)/Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Tahun
Awal Perencanaa
n (2018)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja PD
Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun I (2020) Tahun II (2021) Tahun III (2022) Tahun IV (2023) Tahun V (2024)
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode Renstra Perangkat Daerah
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
Target Rp. (dlm
juta) Target
Rp. (dlm juta)
Target Rp.
(dlm juta)
10 Pembuatan RPH Mini
11 Pembuatan TALUD
12 Perbaikan Jalan 0 0 0 0 0 0 1 paket 1.539 0 0
13 Pembuatan Tempat Parkir 0 0 0 0 0 0 0 0 1 paket 1.350
Program :
1. Peningkatan
Produksi Perikanan
Persentase peningkatan
produksi perikanan (%)
Ikan
Konsumsi: 4.980 Ton,
Ikan Hias: 18.578.560
ekor
3 750 4,5 755 6 810 7,5 865 9 920 9 4.100
Kegiatan :
1. Pengembangan Potensi Sumberdaya
Perikanan
1 Pelatihan budidaya perikanan
2 kegiatan
350 2 kegiatan
375 2 kegiatan
400 2 kegiatan
425 2 kegiatan 450
2 Pembuatan dempond 6 lokasi 6 lokasi 6 lokasi 6 lokasi 6 lokasi
3 Uji sampel air budidaya ikan
20 sampel
20 sampel
20 sampel
20 sampel
20 sampel
4 Pelatihan pembuatan pakan ikan alternatif/ alami
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
5 Magang produksi perikanan
- 1 kegiatan
- 1 kegiatan
-
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana
produksi
Perikanan
1 Pembenihan Ikan Konsumsi di Balai Benih Ikan (BBI) dan Holding
Ground
12 Bulan 400 12 Bulan 380 12 Bulan 410 12 Bulan 440 12 Bulan 470
2 Pembenihan Ikan Hias di Holding Ground
12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
3 Uji sampel mutu pakan ikan
12 sampel
12 sampel
12 sampel
12 sampel
12 sampel
127
6.2 Rencana Program Unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Bogor
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor telah menetapkan
program-program unggulan yang akan mereka lakukan selama
5 tahun ke depan. Program tersebut adalah Bogor Lancar, Bogor
Merenah, Bogor Kasohor, Bogor Motekar, Bogor Samawa, dan
#AbdiBogor. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
mendukung setiap program Wali Kota dan Wakil Wali Kota
tersebut, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dari enam program unggulan tersebut Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian secara langsung mendukung program unggulan
Bogor Merenah, Bogor Motekar, Bogor Samawa dan #Abdi
Bogor. Program Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang
mendukung program unggulan Wali Kota dicantumkan pada
Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Intervensi Kegiatan dalam Program unggulan Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Bogor 2019-2024
No Program Unggulan
Wali Kota Intervensi Kegiatan Keterangan
1 Bogor Merenah
Pembangunan kampung wisata
1. Intensifikasi Pertanian
2. Peningkatan
penyuluhan pertanian
2 Bogor Motekar
20.000
kesempatan kerja
1. Peningkatan
Pengolahan dan pemasaran hasil pangan
3 Bogor Samawa
Sekolah Ibu 1. Peningkatan diversifikasi dan konsumsi pangan
masyarakat
2. Pemanfaatan pekarangan
sebagai sumber peningkatan gizi
keluarga
128
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARA BIDANG URUSAN PANGAN,
PERTANIAN, SERTA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; serta
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja adalah
keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas
dan kualitas terukur.
Kinerja menggambarkan kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif dari
kebijakan operasional. Kinerja menggambarkan berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi. Indikator Kinerja adalah alat ukur
spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang
menggambarkan tingkat capaian kinerja. Penetapan indikator kinerja
daerah bertujuan memberikan gambaran ukuran keberhasilan
pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
pada akhir masa jabatan, yang ditunjukkan melalui akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap
tahun atau indikator capaian bersifat mandiri setiap tahun, sehingga
kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat
dicapai. Untuk pencapaian Visi Pembangunan Jangka Menengah,
diperlukan tahapan pencapaiannya, dan dari setiap tahapan tersebut
perlu ditetapkan tolok ukur/indikator tingkat keberhasilannya.
Indikator Kinerja Kunci (IKK) merupakan indikator yang harus
dicapai oleh setiap perangkat daerah karena bertujuan untuk
memberi gambaran keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan urusan dan kewenangan daerah. Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor membawahi tiga (3)
urusan yaitu urusan bidang pangan, urusan bidang pertanian, dan
129
urusan bidang kelautan dan perikanan. Uraian masing-masing
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian tahun 2019-2024 disajikan dalam Tabel 7.1.
Tabel. 7.1 Indikator Kinerja Kunci Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Tahun 2019-2024
No. Indikator
Kondisi
kinerja pada awal
periode RPJMD Tahun 2018
Cara Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada
akhir periode RPJMD
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2022
Tahun 2023
Tahun 2024
I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Pencapaian
skor Pola Pangan Harapan
(PPH) (Point)
84,9
% Angka
Kecukupan Gizi (AKG) x bobot
masing-masing kelompok pangan
86,9
87,9
88,9
89,9
90,9 90,9
2 Penguatan
cadangan pangan (Ton)
5,4
Jumlah
cadangan pangan kabupaten/ kota
30
26,72
26,66
26,59
25,52
25,52
3 Kontribusi
sektor pertanian/ kehutanan
dan perikanan terhadap PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku (persen)
0,73
Persentase
sektor pertanian terhadap Total PDRB
0,696
0,681
0,666
0,651
0,636
0,636
4 Kontribusi
sektor pertanian/ kehutanan dan
perikanan terhadap PDRB Atas Dasar
Harga Konstan (persen)
0,81
Persentase
sektor pertanian terhadap Total PDRB
0,75
0,73
0,71
0,68
0,66
0,66
5 Produksi
Pertanian (Padi) (Ton)
5.439
Jumlah
Produksi padi satu tahun
5.548
5.602
5.657
5.711
5.765
5.765
No. Indikator Kondisi
kinerja pada
Cara Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada
130
awal periode RPJMD Tahun 2018
Tahun
2020
Tahun
2021
Tahun
2022
Tahun
2023
Tahun
2024
akhir periode RPJMD
III ASPEK PELAYANAN UMUM
A FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR
1 PANGAN
1 Ketersedia-
an pangan utama
(kg/kap/th)
230,61
(Rata2
jumlah ketersediaan
pangan utama per Tahun (kg)/ Jumlah penduduk)
x100%
246,61
254,87
263,40
272,21
281,32
281,32
2 Ketersedia-an energi
perkapita (kkal/kap/ hr)
2512,8
(Ketersediaan pangan/kapit
a/hari X Kandungan Kalori X BDD)/ 100
2400
2400
2400
2400
2400
2400
3 Ketersedia-an protein
perkapita (gr/kap/hr)
89,4
(Ketersediaan pangan/kapit
a/hari X Kandungan protein X BDD)/ 100
63
63 63 63 63 63
4 Pengawasan dan
pembinaan keamanan pangan
91,53
(Jumlah sampel
pangan yang aman dikonsumi / Jumlah total
sampel pangan yang diperdagang-kan) x100%
93
93,5
94
94,5
95
95
C FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
1 PERTANIAN
1 Produktivi-tas padi per hektar (ton/ha)
7 Total Produksi/Luas panen
7,14 7,21 7,28 7,35
7,47
7.47
2 Cakupan bina
kelompok petani (Persen)
68.97
Total kelompok
tani yang di bina/ total kelompok tani
70,25
71,43
72,52
73,35
74,47
74,47
2 KELAUTAN DAN PERIKANAN
1 Produksi perikanan
(Persentase Produksi Ikan Konsumsi)
(%)
87,94 Produksi Ikan
Konsumsi / Target daerah
89 90 91 92 93 93
2 Konsumsi
ikan (Persentase Konsumsi Ikan) (%)
95,37 Konsumsi
Ikan / Target Daerah
96 96,5 97 97,5 98 98
131
No. Indikator
Kondisi
kinerja pada awal
periode
RPJMD Tahun 2018
Cara Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir
periode RPJMD
Tahun
2020
Tahun
2021
Tahun
2022
Tahun
2023
Tahun
2024
3 Produksi
Ikan Konsumsi (ton)
4.980 Jumlah
Produksi ikan konsumsi satu tahun
5.129 5.179 5.229 5.279 5.329 5.329
4 Jumlah Konsumsi Ikan (kg)
28.068.674,50
Jumlah Konsumsi Ikan Satu
tahun
30.939.680
31.553.524
32.158.194
32.836.697
33.208.759
33.208.759
Selain indikator kinerja kunci tersebut terdapat indikator yang
harus dicapai oleh dinas yang menunjang sasaran RPJMD yang telah
ditetapkan yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2019-2024.
Indikator Kinerja Utama tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 7.2):
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Utama Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor Tahun 2019-2024
No. Indikator
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMDTahun 2018
Cara
Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2022
Tahun 2023
Tahun 2024
1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Konsumsi
84,90 % Angka Kecukupan Gizi (AKG) x bobot
masing-masing
kelompok pangan
86,90 87,90 88,90 89,90 90,90 90,90
2. Ketersediaan
Energi per kapita (AKE= 2,400 kkal/kap/
hr)
2.512,8
0
(Ketersediaan
pangan/kapita/hari X
Kandungan Kalori X BDD)/
100
2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
3. Ketersediaan Protein per
kapita (AKP= 63 gr/kap/ hr)
89,40 (Ketersediaan pangan/kapita/
hari X Kandungan protein X
BDD)/ 100
63 63 63 63 63 63
4. Presentase jumlah penduduk
rawan pangan
18,30 (Jumlah Penduduk
rawan
pangan/Jum-lah Penduduk)
X 100%
16,60 15,70 14,90 14,01 13,15 13,15
5. Nilai Hasil Evaluasi LKIP Perangkat
Daerah (Poin)
B - B BB BB BB A A
132
No. Indikator
Kondisi Kinerja pada
awal periode RPJMDTahun
2018
Cara Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2022
Tahun 2023
Tahun 2024
6. Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap pelayanan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian
3,31 Nilai IKM 3,32 3,35 3,4 3,45 3,5 3,5
Dari table 7.2 terlihat bahwa terdapat 6 (enam) Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang harus dicapai oleh Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor selama Tahun 2019-2024.
Indikator nomor 4 yaitu jumlah persentase penduduk rawan pangan
mempunyai target yang menurun setiap tahunnya. Hal ini berarti
semakin kecil angka persentase penduduk rawan pangan semakin
baik kinerja yang dilakukan dinas.
IKU yang telah ditetapkan dijabarkan dalam Indikator Kinerja
Program Dinas Tahun 2019-2024. Uraian dari masing-masing
indikator kinerja program adalah sebagai berikut (Tabel 7.3):
Tabel 7.3 Indikator Kinerja Program Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Bogor Tahun 2019-2024
No Indikator
Program
Data Capaian
pada Tahun
Awal Periode RPJMD
(2018)
Cara
Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada
Akhir Periode RPJMD 2020 2021 2022 2023 2024
Urusan Pangan
Program : Program Peningkatan Ketahanan Pangan
1 Konsumsi
energi (kkal/kap/ hari)
1.809 (Konsumsi
pangan/kapita/hari X
Kandungan Kalori X BDD)/
100
1920 1980 2040 2100 2150 2150
2 Konsumsi Protein (gram/kap/
hari)
50,8 (Konsumsi pangan/kapita
/hari X
Kandungan Protein X BDD)/100
53 54 55 56 57 57
3 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Konsumsi
84,9 % Angka Kecukupan Gizi (AKG) x
bobot masing-
masing
86,9 87,9 88,9 89,9 90,9 90,9
133
No Indikator Program
Data Capaian
pada
Tahun Awal
Periode RPJMD
(2018)
Cara Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD 2020 2021 2022 2023 2024
(poin) kelompok pangan
4 Prosentase pangan
segar dan pangan olahan non kemasan
yang aman dikonsumsi (%)
91,53 (Jumlah sampel Produk
yang aman dikonsumsi/Total Sampel) X
100
93 93,5 94 94,5 95 95
5 Persentase Jumlah penduduk Rawan
Pangan (%)
18,3 (Jumlah Penduduk
rawan pangan/Jumla
h Penduduk) X 100%
16,6 15,7 14,9 14,01 13,15 13,15
6 Ketersedia-an energi
(kkal/kap/ hari)
2.512,80 (Ketersediaan pangan/kapi-
ta/hari X Kandungan protein X
BDD)/100
2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
7 Ketersedia-an Protein (gram/kap/
hari)
89,4 (Jumlah Penduduk
rawan
pangan/Jum-lah Penduduk)
X 100
63 63 63 63 63 63
Urusan Pertanian
Program : Peningkatan Produksi Pertanian
8 Persenta-se
peningkat-an produksi Tanaman Pangan dan
Hortikultu-ra (%)
Padi:
5.439 Ton, Palawija: 11.540 Ton,
Hortikul-tura:
28.972
Ton
(Produksi
Tahun Ini - Produksi
Tahun Dasar)/ Produksi
Tahun Dasar x 100
4 6 8 10 12 12
9 Persentase peningkat-an produksi
peternakan (%)
Daging: 5.999 Ton,
Telur:
93,5 Ton, Susu:
1.929.316 Liter
(Produksi Tahun Ini - Produksi
Tahun Dasar)/ Produksi
Tahun Dasar x 100
2 4 6 8 10 10
Program : Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Zoonosis dan Penyediaan Pangan Hewani sesuai dengan Kriteria Aman, Sehat, Utuh, dan Halal
10 Jumlah
maksimal kasus penyakit zoonosis
pertahun (kasus)
0 Jumlah kasus
zoonosis yang menular ke manusia
3 3 3 3 3 3
11 Persentase
jumlah sampel produk bahan
pangan asal
22,2 Jumlah yang
tercemar / jumlah yang diuji x 100%
22 21 20 19 18 18
134
No Indikator Program
Data Capaian
pada
Tahun Awal
Periode RPJMD
(2018)
Cara Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD 2020 2021 2022 2023 2024
hewan yang tercemar
(%)
Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran
12 Persentase pemenuhan
Kebutuhan operasional perangkat daerah (%)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Program : Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
13 Persentase
pemenuhan sarana prasarana aparatur
(%)
80% Sarana yang
tersedia/sara-na yang
dibutuhkan X 100
80% 85% 90% 95% 100% 100%
Program : Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
14 Prosentase
rekomenda-si temuan Inspektorat Kota,
Inspektorat Propinsi dan atau BPK yang
ditindaklan-juti (%)
85% Temuan yang
ditindaklanjuti/Total temuan)
X 100%
90% 90% 95% 95% 100% 100%
15 Nilai Hasil
Evaluasi LKIP Perangkat Daerah
(poin)
B - B BB BB BB A A
Urusan : Kelautan dan Perikanan
Program : Peningkatan Konsumsi Produk Perikanan
16 Tingkat konsumsi ikan
(kg/kap/th)
27,28 AKI = Konsumsi di
Rumah Tangga
(A)+Konsumsi Luar Rumah
Tangga
(B)+Konsumsi Tidak Tercatat
(C)
29,37 29,76 30,03 30,36 30,40 30,4
Program : Peningkatan Produksi Perikanan
17 Persentase peningkat-an produksi perikanan
(%)
Ikan Konsumsi
: 4.980 Ton, Ikan
Hias: 18.578.56
0 ekor
(Produksi Tahun Ini - Produksi
Tahun Dasar)/
Produksi Tahun Dasar x
100
3 4,5 6 7,5 9 9
135
BAB VIII
PENUTUP
Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017, pada setiap tahun anggaran selama periode Tahun
2019-2024 setiap Kepala Perangkat Daerah wajib melakukan
pengendalian dan evaluasi kinerja pelaksanaan Renstra Perangkat
Daerah Tahun 2019-2024, sesuai dengan amanat Pasal 285 ayat (1).
Selanjutnya sesuai Pasal 285 Ayat (3) Kepala Perangkat Daerah Kota
Bogor melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi Renstra
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota kepada Bupati/Wali Kota melalui
Kepala BAPPEDA Kota Bogor, untuk digunakan sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan RPJMD Kota Bogor.
Rencana Strategis (Renstra) ini adalah dokumen perencanaan
yang disusun sebagai pedoman kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan bidang pangan, urusan pemerintahan bidang
pertanian dan urusan pemerintahan bidang kelautan dan perikanan
untuk periode 5 (lima) tahun, dalam rangka mewujudkan Visi dan
Misi Kota Bogor yang tertuang dalam RPJMD Kota Bogor Tahun
2019-2024. Sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
Renstra ini diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan
kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dalam Renstra
Teknokratik Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat .
Hal strategis yang harus menjadi komitmen bersama adalah
bahwa Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor
akan menjadi acuan penilaian kinerja dinas. Oleh karena itu,
Renstra ini harus menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Bogor serta digunakan sebagai bahan
penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kota Bogor. Program, kegiatan, lokasi, dan kelompok sasaran Renja
dan RKA Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian merupakan