peraturan menteri perencanaan …birohukum.bappenas.go.id/data/data_rpermen/rpi2-jm_permen -...
TRANSCRIPT
-
Draft per 12 Oktober 2015
PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI
RENCANA DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH 2015-2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan salah satu amanat
dalam RPJMN 2015-2019 sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 dan untuk mewujudkan pembangunan
infrastruktur yang terpadu serta mampu menjawab
kebutuhan masyarakat dan minat badan usaha,
dengan memerhatikan struktur tata ruang wilayah,
perlu menyusun rencana dan program investasi
infrastruktur jangka menengah yang memadukan
kegiatan pembangunan antarsektor, antarwilayah, dan
sumber-sumber pembiayaan;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan
Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan
Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015
tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintah
di bidang perencanaan pembangunan nasional untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara;
c. bahwa
-
- 2 -
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan untuk menjalankan tugas
sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional tentang Pedoman Penyusunan,
Pemantauan, dan Evaluasi Rencana dan Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah 2015-2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
8. Peraturan
-
- 3 -
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 3);
10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
11. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 62);
12. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 112);
13. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 113);
14. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor PER. 005/M.PPN/10/2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3
Tahun 2014;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI RENCANA
DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH 2015-2019.
BAB I
-
- 4 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Definisi
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
a. Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah, selanjutnya disebut RPI2JM, adalah dokumen
perencanaan yang memuat daftar rencana dan program
investasi infrastruktur terpadu untuk periode 5 (lima)
tahun, yang mengintegrasikan kebijakan sektoral dan
kebijakan spasial dengan pembiayaannya.
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-
2019, yang selanjutnya disebut RPJMN 2015-2019, adalah
dokumen perencanaan nasional untuk periode 2015-2019.
c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang
selanjutnya disebut RPJMD, adalah dokumen perencanaan
daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
d. Infrastruktur adalah fasilitas teknis, fisik, sistem,
perangkat keras, dan lunak yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan kepada masyarakat dan mendukung
jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat berjalan dengan baik.
e. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
skala nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan
dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan sosial, budaya, dan/atau lingkungan,
termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan
dunia.
f. Musyawarah Perencanaan Pembangunan, yang
selanjutnya disebut Musrenbang, adalah forum
antarpelaku dalam rangka menyusun rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan
daerah.
g. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan RPI2JM, mengidentifikasi serta
mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan
timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin yang
dilakukan setiap tahun.
h. Evaluasi
-
- 5 -
h. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil
(outcome) terhadap rencana dan standar yang dilakukan
pada akhir periode RPI2JM berjalan.
i. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, badan usaha swasta yang berbentuk
Perseroan Terbatas, badan hukum asing, dan koperasi.
j. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional yang selanjutnya
disebut Kementerian Perencanaan adalah
Kementerian/Lembaga yang dipimpin oleh menteri yang
bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan
nasional.
k. Kementerian/Lembaga adalah kementerian atau lembaga
teknis yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan
infrastruktur yang telah ditetapkan dalam RPI2JM.
l. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
m. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
n. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang
selanjutnya disebut Menteri Perencanaan adalah menteri
yang bertanggung jawab di bidang perencanaan
pembangunan nasional.
o. Data dasar kegiatan prioritas RPI2JM, yang selanjutnya
disebut Data Dasar adalah daftar kegiatan prioritas per
provinsi yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, arahan
spasial dan prioritas program infrastruktur.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman
bagi Kementerian Perencanaan, Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha dalam menyusun,
memantau, dan mengevaluasi RPI2JM.
Bagian Ketiga
-
- 6 -
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mencakup:
a. penyusunan RPI2JM;
b. pemantauan RPI2JM; dan
c. evaluasi RPI2JM.
BAB II
FUNGSI DAN KEDUDUKAN
Pasal 4
RPI2JM berfungsi untuk:
a. mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat;
b. mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan;
c. memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan
Infrastruktur prioritas nasional dengan rencana tata ruang
dan ketersediaan pembiayaan;
d. menyinergikan rencana pembangunan infrastruktur antara
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah di Kawasan
Strategis Nasional;
e. menjalin kesepahaman dan kesepakatan antara
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam menentukan
pembangunan infrastruktur prioritas nasional; dan
f. menjaring minat Badan Usaha dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur prioritas nasional.
Pasal 5
(1) RPI2JM menggunakan Data Dasar untuk memperoleh
informasi awal perencanaan.
(2) Selain menggunakan Data Dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), RPI2JM memadukan dokumen perencanaan
lainnya dalam rangka mendukung pelaksanaan
pembangunan infrastruktur prioritas nasional, yang
meliputi:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
b. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga;
c. Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka
Menengah; dan
d. Daftar Rencana Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha.
(3) RPI2JM
-
- 7 -
(3) RPI2JM memuat prioritas pembangunan Infrastruktur
nasional dalam periode lima tahun beserta kebutuhan
pembiayaan.
(4) RPI2JM digunakan sebagai bahan pembahasan dalam
Musrenbang Nasional untuk menentukan program tahunan
dan kegiatan pembangunan infrastruktur prioritas nasional
yang akan ditetapkan dalam rencana pembangunan
tahunan nasional/daerah.
BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
Pasal 6
(1) RPI2JM merupakan tugas dan tanggung jawab bersama
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
(2) Tugas dan tanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1), dibagi sebagai berikut:
a. Menteri Perencanaan memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk menilai, menyusun, dan menetapkan
RPI2JM, serta melakukan koordinasi, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan RPI2JM;
b. Menteri/Kepala Lembaga memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk memberikan masukan dalam
penyusunan, pelaksanaan dan pemantauan RPI2JM,
serta menjadi pelaksana teknis RPI2JM; dan
c. Kepala Daerah memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk memberikan masukan dalam penyusunan, dan
pelaksanaan dan pemantauan RPI2JM, menjaring
aspirasi daerah, melakukan koordinasi kesiapan
daerah, melakukan sinkronisasi RPJM daerah dan
rencana tata ruang wilayah, serta menjadi pelaksana
teknis RPI2JM.
(3) Dalam pembahasan Musrenbang Nasional, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4), Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah menyiapkan dan mengidentifikasi
kesiapan kegiatan dalam RPI2JM yang akan ditetapkan
dalam RKP.
(4) Dalam rangka mendukung tugas dan tanggung jawab,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dapat melibatkan Badan Usaha.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dengan
Petunjuk Pelaksanaan Sekretaris Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.
BAB IV
-
- 8 -
BAB IV
PENYUSUNAN RPI2JM
Bagian Kesatu
Prinsip
Pasal 7
Prinsip dalam penyusunan RPI2JM:
a. kewilayahan, penyusunan RPI2JM dilakukan lintas
sektoral yang objeknya adalah entitas wilayah/kawasan
strategis untuk mendorong terciptanya pola dan struktur
ruang yang efektif dan efisien;
b. keterpaduan, penyusunan RPI2JM memperhatikan
integrasi dalam perencanaan dan sinkronisasi dalam
pelaksanaan pembangunan yang saling terkait untuk
mengisi kebutuhan masing-masing;
c. keberlanjutan, penyusunan RPI2JM memperhatikan
kesinambungan rencana antar waktu untuk mencapai
tujuan yang diharapkan;
d. koordinasi, penyusunan RPI2JM melibatkan seluruh
pemangku kepentingan, baik Pemerintah, Pemerintah
Daerah dengan mengikutsertakan masyarakat dan Badan
Usaha;
e. optimalisasi sumberdaya, penyusunan RPI2JM
memperhatikan pemanfaatan sumberdaya yang sesuai
dengan kewenangan dan kapasitas pendanaan.
Bagian Kedua
Jenis Infrastruktur
Pasal 8
Jenis Infrastruktur yang menjadi prioritas pembangunan
nasional dan dapat dimuat dalam RPI2JM, terdiri atas:
a. infrastruktur transportasi;
b. infrastruktur pengairan;
c. infrastruktur air minum dan sanitasi;
d. infrastruktur telekomunikasi;
e. infrastruktur perumahan dan permukiman;
f. infrastruktur ketenagalistrikan;
g. infrastruktur minyak dan gas bumi; dan
h. infrastruktur lain yang ditetapkan sesuai arah kebijakan
dan prioritas pembangunan nasional.
Bagian Ketiga
-
- 9 -
Bagian Ketiga
Tahapan Penyusunan RPI2JM
Pasal 9
(1) RPI2JM disusun dalam kerangka sistem perencanaan
pembangunan dan penganggaran.
(2) Tahapan penyusunan RPI2JM dilakukan melalui
koordinasi yang dilaksanakan:
a. tingkat nasional, dikoordinasikan oleh Menteri
Perencanaan melibatkan Menteri/Kepala Lembaga dan
kepala daerah;
b. tingkat provinsi, dikoordinasikan oleh perangkat daerah
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perencanaan pembangunan dengan melibatkan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 10
Penyusunan RPI2JM dilakukan melalui tahapan:
a. penyusunan rancangan awal RPI2JM;
b. penyusunan rancangan interim RPI2JM;
c. penyusunan rancangan akhir RPI2JM.
Paragraf 1
Penyusunan Rancangan Awal RPI2JM
Pasal 11
(1) Penyusunan rancangan awal RPI2JM dilaksanakan melalui
Forum Koordinasi Nasional.
(2) Forum Koordinasi Nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselenggarakan oleh Menteri Perencanaan dengan
melibatkan Kementerian/Lembaga dan Badan Usaha.
(3) Forum Koordinasi Nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bertujuan untuk menyinkronisasi dan
menyosialisasikan rancangan daftar kegiatan yang disusun
oleh Kementerian Perencanaan kepada
Kementerian/Lembaga dan Badan Usaha.
(4) Kementerian Perencanaan menyinkronisasi program
infrastruktur yang berasal Data Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).
(5) Dalam melakukan sinkronisasi dan identifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementerian
Perencanaan menetapkan kegiatan-kegiatan dalam
rancangan awal RPI2JM berdasarkan kesesuaian dengan:
a. agenda dan subagenda Nawacita;
b. arah kebijakan pembangunan bidang;
c. strategi
-
- 10 -
c. strategi pembangunan bidang;
d. rencana induk sektoral;
e. kesiapan kegiatan;
f. waktu penyelesaian;
g. ketersediaan sumber pembiayaan.
(6) Kementerian/Lembaga melakukan pemutakhiran daftar
kegiatan dan mengidentifikasi kegiatan yang akan
diusulkan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rancangan
awal RPI2JM diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan
Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Sektretaris Utama Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Paragraf 2
Penyusunan Rancangan Interim RPI2JM
Pasal 12
(1) Penyusunan rancangan interim RPI2JM dilaksanakan
melalui:
a. Forum Diseminasi; dan
b. Forum Koordinasi Provinsi.
(2) Forum Diseminasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dilaksanakan oleh Kementerian Perencanaan
dalam rangka menyosialisasikan rancangan awal RPI2JM
kepada Pemerintah Daerah Provinsi.
(3) Forum Koordinasi Provinsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat
daerah yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perencanaan pembangunan.
(4) Forum Koordinasi Provinsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b bertujuan untuk:
a. koordinasi pembahasan daftar kegiatan antara
Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota;
b. mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan dukungan
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan RPI2JM di masing-masing daerah, termasuk
identifikasi arahan dan kebijakan dalam RPJMD, RTRW
Daerah, serta sumber pembiayaan daerah;
(5) Pemerintah Daerah menyampaikan hasil Forum Koordinasi
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada
Menteri Perencanaan sebagai bahan penyusunan
rancangan interim RPI2JM.
(6) Ketentuan
-
- 11 -
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rancangan
interim RPI2JM diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan
Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Sektretaris Utama Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Paragraf 3
Penyusunan Rancangan Akhir RPI2JM
Pasal 13
(1) Penyusunan Rancangan Akhir RPI2JM dilaksanakan
Forum Koordinasi Akhir.
(2) Forum Koordinasi Akhir sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan oleh Kementerian Perencanaan dengan
melibatkan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
Provinsi dan Badan Usaha.
(3) Forum Koordinasi Akhir sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk mengonsolidasi dan menyepakati
Daftar Kegiatan yang tercantum dalam rancangan interim
RPI2JM.
(4) Hasil konsolidasi dan kesepakatan pada Forum Koordinasi
Akhir digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan
akhir RPI2JM.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rancangan
akhir RPI2JM diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan
Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Sektretaris Utama Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Bagian Keempat
Penetapan RPI2JM
Pasal 14
(1) RPI2JM ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Perencanaan sesuai periode RPJMN 2015-2019.
(2) RPI2JM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai salah satu dasar penetapan kegiatan pada Rencana
Kerja Pemerintah melalui Musrenbang tahunan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan RPI2JM diatur
dengan Petunjuk Pelaksanaan Sekretaris Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Sektretaris Utama
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Bagian Kelima
-
- 12 -
Bagian Kelima
Perubahan RPI2JM
Pasal 15
(1) RPI2JM dapat mengalami perubahan akibat faktor-faktor
diluar perencanaan, sebagai berikut:
a. arah dan kebijakan baru dari Presiden atas prioritas
pembangunan Infrastruktur dan program investasi;
dan/atau
b. hasil pemantauan pelaksanaan RPI2JM.
(2) Perubahan RPI2JM sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perencanaan.
BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI RPI2JM
Bagian Pertama
Pemantauan
Pasal 16
(1) Menteri Perencanaan, Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah melakukan pemantauan pelaksanaan
RPI2JM.
(2) Menteri Perencanaan melakukan Pemantauan atas
pelaksanaan RPI2JM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebelum pelaksanaan Musrenbang Tahunan RKP.
(3) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah melaporkan
perkembangan mengenai presentasi realisasi fisik,
komponen kesiapan, status kegiatan, dan permasalahan
yang timbul dalam pelaksanaan RPI2JM secara triwulanan
kepada Kementerian Perencanaan.
(4) Kementerian Perencanaan melakukan Pemantauan
pelaksanaan RPI2JM dengan menilai laporan
perkembangan dilakukan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah sebagaimana disebut pada ayat (3).
(5) Selain penilaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), Kementerian Perencanaan dapat melakukan kunjungan
lapangan, dan Focus Group Discussion.
(6) Berdasarkan pemantauan yang dilakukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan (5), Kementerian Perencanaan
menyusun Laporan Pemantauan, dijadikan sebagai bahan:
a. pertimbangan dalam pembahasan Musrenbang dan
penyusunan RKP;
b. bagi
-
- 13 -
b. bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah
untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil pemantauan;
c. pertimbangan dalam melakukan perubahan daftar
kegiatan pada RPI2JM.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemantauan
RPI2JM diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan Sekretaris
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 17
(1) Kementerian Perencanaan melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan RPI2JM sesuai kewenangan masing-masing
dan dilaksanakan mengikuti periode evaluasi RPJMN.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Presiden sebagai dasar pertimbangan
kebijakan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi pelaksanaan
RPI2JM diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan Sekretaris
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Sektretaris Utama Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal diundangkan.
agar
-
- 14 -
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini
diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2015
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
SOFYAN A. DJALIL
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2015
DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR