peraturan daerah kota salatiga nomor 7 tahun 2016 tentang...

145
PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: SULASTRI NIM 33020160030 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYA’RIAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN

2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DAN HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

SULASTRI

NIM 33020160030

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYA’RIAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2020

Page 2: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

i

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN

2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DAN HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

SULASTRI

NIM 33020160030

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYA’RIAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2020

Page 3: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

ii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan

dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Sulastri

NIM : 33020160030

Judul : PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN

DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM

dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan

dalam sidang munaqasyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga,

Pembimbing,

Yahya, S. Ag. M.H.I.

NIP. 197009152001121001

Page 4: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

iii

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DITINJAU DARI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM

Oleh:

Sulastri

NIM : 33020160030

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Rabu, tanggal 22 Juli

2020, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Hukum

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang : Dr. Ilyya Muhsin, S.HI., M.Si. ….......................

Sekretaris Sidang : Yahya, S.Ag., M.HI. ….......................

Penguji I : Dr. Ahmad Sulthoni, M.Ag. ….......................

Penguji II : M. Yusuf Khummaini, S.HI., M.HI. ….......................

Salatiga,

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dr. Siti Zumrotun, M. Ag.

NIP.19670115 199803 2 002

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722

Website : http://syariah.iainsalatiga.ac.id/ E-mail : [email protected]

Page 5: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

iv

PERNYATAAN KEASLIAN DAN DIPUBLIKASIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sulastri

NIM : 33020160030

Program Studi : Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES)

Fakultas : Syari‟ah

Judul Skripsi : PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7

TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN

MINUMAN BERALKOHOL DITINJAU DARI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN HUKUM

ISLAM

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, Juni 2020

Yang menyatakan

Sulastri

NIM: 33020160030

Page 6: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

v

MOTTO

ا اكبس اث يافع نهاس ا اثى كبيس انيسس قم في س انخ يسانك ع

ا فع ي

“Artinya : Mereka bertanya tentang khamar dan judi, katakanlah di dalam dua

perkara itu ada dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa

keduanya lebih besar dari pada manfaatnya”.

(Q.S. al-Baqarah (2) :219)

Page 7: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Yang selalu bertanya “Kapan skripsimu selesai” “kapan wisuda” “kapan

nyusul” kalian adalah cambukku untuk segera menyelesaikan skripsi ini

2. Kedua orang tuaku bapak Ramelan dan mamak Jaryani tercinta yang selalu

memberikan curahan kasih sayang, memberikan limpahan do‟a dan dukungan

dalam setiap langkahku

3. Kakaku Edy Waluyo dan sang istri Tri Susanti, adikku Hilda Axnecia

ponakanku Syafea Restu Qyaradea serta keluarga besar Suharto dan Sutomo

yang tak henti memberikan dukungan dan do‟a dan selalu menjadi tempatku

berlari ketika merasa tidak ada yang memahami di luar rumah

4. Dosen Pembimbingku bapak Yahya yang telah meluangkan waktu dan

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan yang sangat

berharga dalam mengarahkan dan memotivasi sehingga selesailah skripsi ini

5. Sahabat-sahabatku Yulia Eny, Novia, Mella, Intan, Fatma, Chilia, Faisnah,

Cupi, Awabi, Andrian, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih

sudah menjadi sahabat, motivator, tempat curhat, terima kasih atas bantuannya

tanpa kalian aku hanyalah tali putri tanpa inangnya

6. Keluarga kos gajah (Ibu kos, Bapak kos, Mbak Dita, Eka Yuni, Septi, Dessy,

Yulintos, Isna, Desyta, Itaul) teman-teman GenBI, PMII, HMJ HES 2018,

DEMA 2019, KPUM 2019, KKN Posko 50, AKAR dan semua kawanku

terima kasih atas semangat, inspirasi dan do‟anya

7. Teman-temanku HES yang selalu membuatku merasa lengkap dan kalian akan

menjadi cerita yang tak pernah terhapus dalam hidupku

8. Teman-teman Fakultas Syariah, yang menjadi keluarga besar, dan selalu

berkumpul bersama untuk saling menyemangati dan mendo‟akan

9. Calon imamku, skripsi ini kelak akan menjadi salah satu bukti kelayakanku

menjadi seorang istri dan ibu dari anak-anakmu

10. Bapak ibu dosen yang menjadi inspirasiku dan dengan sabar, memberikan ilmu

dan nasihatnya kepadaku, dan menjadikan seseorang yang lebih berarti

11. Almamaterku IAIN Salatiga yang menjadi kebangganku

Page 8: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Dengan penuh kesabaran

akhirnya selesai sudah penulisan skripsi ini dan tiada kata terindah selain

ungkapan puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan segenap rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam penulis curahkan kepada suri tauladan kita Nabi

Muhammad SAW, yang selalu diharapkan syafaatnya di hari akhir nanti, tak lupa

kepada keluarga dan para sahabat atau orang-orang yang mengikuti jejaknya.

Dalam rangka memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Hukum (SH) di

Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga dengan judul “Peraturan Daerah Kota Salatiga

Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan

Penjualan Minuman Beralkohol Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan

Dan Hukum Islam”. Penulisan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

dari awal mula hingga terselesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Dr. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Sya‟riah IAIN Salatiga.

3. Dr. Heni Satar Nurhaida, S.H. M. Si. selaku Ketua Program Studi Hukum

Ekonomi Syari‟ah, terimakasih atas dorongan dan bantuannya selama

penyusunan

Page 9: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

viii

4. Yahya, S. Ag. M.H.I. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

dan memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan yang

sangat berharga dalam mengarahkan dan memotivasi penulis sehingga

terselesaikan skripsi ini.

5. Drs. Machfudz, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Bapak/ibu dosen dan karyawan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang telah

mendidik, membimbing, dan memberikan pengarahan serta bantuannya

7. Seluruh staf perpustakaan IAIN Salatiga

8. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT, dan

dicatat sebagai amal shaleh.

Dengan ini penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membutuhkannya. Tiada gading

yang tak retak, demikian pula dengan skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan.

Maka dari itu kami membuka saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Demikian semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 24 Juni 2020

Penulis

Sulastri

NIM. 3302016003

Page 10: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

ix

ABSTRAK

Sulastri (2020).Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman

Beralkohol Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan Dan Hukum Islam.

Skripsi, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syari‟ah, (IAIN)

Salatiga. Pembimbing: Yahya, S Ag. M.H.I.

Kata kunci: Peraturan Daerah, Minuman Beralkohol, Hukum Islam

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran

Dan Penjualan Minuman Beralkohol yang mana di dalam pasal 4 memberikan

izin untuk memperjualbelikan minuman beralkohol di Kota Salatiga. Fokus

penelitian ini adalah 1) Bagaimana Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7

Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan

Minuman Beralkohol dan pelaksanaannya? 2) Bagaimana tinjauan hukum Islam

dan peraturan perundang-undangan terhadap Peraturan Daerah Kota Salatiga

Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan

Penjualan Minuman Beralkohol? 3) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Berakohol di Kota Salatiga.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

hukum empiris dengan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian yuridis

empiris. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan metode observasi, metode

wawancara, dan metode dokumentasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal 1) Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pengendaian Peredaran

Dan Penjualan Minuman Beralkohol pada prinsipnya tidak melarang peredaran

dan penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga akan tetapi mengatur

sedemikian rupa peredaran dan penjualannya, Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pengendaian Peredaran

Dan Penjualan Minuman Beralkohol belum maksimal karena masih banyaknya

pelanggaran yakni penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga yang masih

dilakukan secara bebas 2) Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pengawasan Dan Pengendaian Peredaran Dan Penjualan Minuman

Beralkohol ditinjau dari hukum Islam menyelisihi konsep minuman beralkohol di

dalam Islam, berdasarkan perundang-undangan menyelisihi Undang-Undang yang

lebih tinggi karena adanya larangan menjual minuman beralkohol sebagaimana

termaktup di dalam pasal 300 KUHP. 3) Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pengendaian Peredaran

Dan Penjualan Minuman Beralkohol ditinjau dari hukum Islam belum

mengindahkan aturan sebagaimana aturan tentang keharaman khamr.

Page 11: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………... . vii

ABSTRAK………………………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 5

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 6

D. Kegunaan Penelitian ………………………………………………….. 6

E. Penegasan Istilah ……………………………………………………... 7

F. Telaah Pustaka………………………………………………………… 9

G. Metode Penelitian…………………………………………………….. 12

H. Sistematika Pembahasan ……………………………………………... 18

Page 12: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

xi

BAB II : MINUMAN BERALKOHOL DALAM PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM

A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan ....................................... 20

2. Landasan Peraturan Perundang-Undangan ......................................... 21

3. Fungsi Peraturan Perundang-Undangan ............................................. 23

4. Hierarki Peraturan Perundang-Undangan ........................................... 23

5. Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ......................... 27

6. Minuman Beralkohol Dalam Peraturan Perundang-Undangan .......... 29

B. HUKUM ISLAM

1. Pengertian Hukum Islam .................................................................... 32

2. Sumber Hukum Islam ......................................................................... 33

3. Asas-Asas Hukum Islam .................................................................... 33

4. Tujuan Hukum Islam .......................................................................... 34

5. Minuman Beralkohol Dalam Hukum Islam ....................................... 34

BAB III : PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN

2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN

DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DAN

PELAKSANAANNYA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 44

B. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman

Beralkohol ............................................................................................... 55

Page 13: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

xii

C. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan

Minuman Beralkohol ............................................................................... 59

BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN

BERALKOHOL DAN PELAKSANAANNYA

A. Tinjauan Hukum Islam Dan Peraturan Perundang-Undangan Terhadap

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol ............................................................................................... 65

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7

Tahun 2016 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran Dan

Penjualan Minuman Beralkohol Di Kota Salatiga .................................. 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 78

B. Saran ........................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana tertera dalam pasal 1 ayat

(3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, hal ini berarti dalam pelaksanaan dan

penyelenggaraan pemerintah harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan

konstitusi maupun peraturan perundang-undangan lainnya yaitu Undang-

Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah maupun ketentuan-ketentuan

hukum lainnya, yang ditentukan secara demokratis dan konstitusional.1

Hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia disebutkan dalam

pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundangan-Undangan. Hierarki Peraturan Perundang-Undangan

ini terdiri atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-Undang/Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Presiden, Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.2

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan ini sesuai dengan tingkatan

hierarkinya.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yaitu pasal 1 angka 25 yang menegaskan bahwa

Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah

1 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

2 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

Page 15: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

2

Kabupaten/Kota. Selanjutnya dalam pasal 236 ayat (1) ditegaskan bahwa

Peraturan Daerah dibentuk untuk menyelenggarkan Otonomi Daerah dan

Tugas Pembantuan. Dalam ayat (2) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala daerah.3

Peraturan Daerah adalah salah satu instrumen bagi Pemerintah Daerah dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan sistem otonomi daerah

yang memberikan wewenang untuk mengurus dan mengatur segala urusan

rumah tangganya sendiri termasuk membentuk Peraturan Daerah.

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelaskan bahwa

yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah “Kewenangan daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturaan

perundang-undangan.4 Pemerintah daerah dapat menggunakan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam arti, daerah diberikan kewenangan mengurus dan

mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah

yang ditetapkan undang-undang. Daerah memiliki kewenangan membuat

kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan, peran serta, prakarsa

dan pemberdayan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan

rakyat.5

Dengan adanya sistem otonomi daerah tersebut, maka Pemerintah Kota

Salatiga menetapkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang

3 Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

4 Iswan Kaputra, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2013), hlm.66.

5 Iswan Kaputra, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2013), hlm.66.

Page 16: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

3

Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol.

Penetapan peraturan daerah ini selaras dengan Pasal 18 ayat (5) UUD 1945

bahwa pemerintah daerah mempunyai kebebasan untuk mengatur dan

mengurus penyelenggaraan pemerintahannya, sepanjang dalam koridor hukum

dan mewujudkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakatnya.6

Latar belakang ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7

Tahun 2016 adalah bahwa dalam rangka menjamin kepastian berusaha serta

menjaga dan memelihara ketentraman dan ketertiban umum terhadap dampak

penyalahgunaan minuman beralkohol di Kota Salatiga.7 Dengan adanya

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 diharapkan pengawasan

dan pengendalian terhadap peredaran dan penjualan minuman beralkohol di

Kota Salatiga akan lebih intensif.

Pada prinsipnya Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol tidak melarang peredaran dan penjualan minuman beralkohol di

Kota Salatiga. Akan tetapi mengatur sedemikian rupa peredaran dan

penjualannya agar tidak menimbulkan banyak persoalan di kemudian hari.

Dalam KUHP Pasal 300 bahwa barangsiapa dengan sengaja menjual atau

menyuruh minum minuman-minuman yang memabukkan kepada seseorang

yang telah kelihatan nyata mabuk akan dihukum dengan hukuman penjara

selama-lamanya atau denda sebanyak-banayknya.8

6 Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintahan Daerah (Yogyakarta: UII Press, 2006),

hlm.26.

7 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016.

8 Pasal 300 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Page 17: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

4

Begitupula dalam hukum Islam, bahwa minuman beralkohol adalah

minuman yang haram. Adapun pengaturan tentang keharaman minuman

beralkohol diatur di dalam Al-Qur‟an, yang dijelaskan dalam Surat al-Maidah

(5) ayat 90 yaitu:

م ع الشلو زجس ي صاب ال يسس ان س ا انخ آيا إ ا انري يآ أي

ب نعهكى تفهح فاجت انشيطا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras,

berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan

anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan.

Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

(Q.S al-Maidah (5): 90)9

Di dalam ayat ini, Allah dengan tegas menunjukkan keharaman untuk

mendekati minuman beralkohol, apalagi mengkonsumsinya. Keharaman

mengkonsumsi minuman beralkohol itu dikarenakan minuman tersebut

mengandung banyak dampak. Islam memandang minuman beralkohol menjadi

faktor utama terjadinya tindak kejahatan yang membuat kegelisahan dalam

sosial masyarakat. Karena orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol

umumnya akan mabuk dan kehilangan kesadaran, sehingga minuman

beralkohol berpengaruh pada kesehatan akalnya, yakni menutupi akal sehat.

Selain berdampak buruk bagi kesehatan peminumnya minuman beralkohol

juga berdampak bagi lingkungan sosial, keluarga maupun negara.10

9 Anggota IKAPI, Al-Qur’an dan Terjemah Al-Jumanatul Ali (Bandung: CV Penerbit

Jumanatul Ali, 2004), hlm.123.

10 Tri Rini Puji Lestari, “Menyoal Pengaturan Konsumsi Minuman Beralkohol Di

Indonesia” Aspirasi Vol. 7 No. 2, Desember 2016, Hlm.132.

Page 18: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

5

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol

yang mana di dalam pasal 4 memberikan izin untuk memperjualbelikan

minuman beralkohol di Kota Salatiga, oleh karena itu membuat penulis tertarik

untuk mengangkat persoalan ini ke dalam bahasan skripsi dengan judul

“PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN

DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DITINJAU DARI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol dan pelaksanaannya?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam dan peraturan perundang-undangan

terhadap Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol?

3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah

Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan

Penjualan Minuman Berakohol di Kota Salatiga?

Page 19: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

6

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol dan pelaksanaannya.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam dan peraturan perundang-

undangan terhadap Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol.

3. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan Peraturan

Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian

Peredaran dan Penjualan Minuman Berakohol di Kota Salatiga.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun kegunaan penelitian ini dapat memberikan hasil yang berguna

secara keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat

yaitu sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dan sumbangan ilmiah dalam bidang hukum dan penegakannya.

2. Secara Praktis

Adapun manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis lain yang ingin mengkaji tentang permasalahan ini sebagai

bahan bacaan dan dasar untuk penelitian selanjutnya.

Page 20: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

7

b. Bagi program studi Hukum Ekonomi Syari‟ah untuk pengembangan

ilmu syari‟ah dan sebagai tambahan reverensi dan rujukan keilmuan

dalam masalah yang berhubungan dengan minuman beralkohol

c. Bagi pemerintah Kota Salatiga dalam membuat peraturan daerah untuk

menegakan hukummya.

E. PENEGASAN ISTILAH

Dari Skripsi ini diperlukan penegasan istilah dan batasan terhadap istilah-

istilah dari judul yang peneliti angkat dengan tujuan agar tidak terjadi

ketidaksamaan pemahaman dalam membaca skripsi ini, yaitu:

1. Peraturan Daerah

Peraturan daerah merupakan suatu peraturan yang ditetapkan oleh kepala

daerah atas persetujuan DPRD dalam rangka penyelenggaraan otonomi

daerah dan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi. Peraturan daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan

umum, norma kesusilaan, peraturan daerah lainnya atau peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi.11

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan dan

Pengedalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol Di Kota

Salatiga adalah peraturan yang dibuat oleh Walikota Salatiga dengan

persetujuan bersama DPRD Kota Salatiga dalam rangka menjamin

kepastian berusaha serta menjaga dan memelihara ketentraman dan

11

Okparizan, “Penegakan hukum Syariah Melalui Peraturan daerah”, Jurna selat, Oktober 2013, vol 1 No. 1, hlm. 25.

Page 21: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

8

ketertiban umum terhadap dampak penyalahgunaan minuman beralkohol di

Kota Salatiga.

2. Minuman Beralkohol

Alkohol adalah segala sesuatu yang memabukkan dan dapat merusak

akal. Minuman beralkohol menurut Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor

7 Tahun 2016, adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol

(C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung

karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa

destilasi. Etanol merupakan bahan psikoaktif yang apabila dikonsumsi

menyebabkan penurunan kesadaran.12

Didalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 yang dimaksud dengan

minuman beralkohol adalah hanya terbatas pada minuman yang

mengandung alkohol yang dapat memabukkan dan merusak akal, sehingga

bentuk lain yang mengandung zat memabukkan dan merusak akal jika tidak

berbentuk minuman berarti bukan termasuk minuman beralkohol yang

dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 Kota Salatiga.

3. Hukum Islam

Hukum Islam adalah syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan

oleh Allah SWT untuk hamba-NYA yang dibawa oleh seorang Nabi

Muhammad SAW, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan

12 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1

ayat 5

Page 22: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

9

(aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amliyah

(perbuatan).13

Sebagai sistem hukum, hukum Islam berisi peraturan-peraturan atau

seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia, dimana peraturan-

peraturan tersebut langsung berasal dari Alah SWT yang bersumber dari Al-

Qur‟an dan sunnah nabi.14

Hukum Islam dalam penelitian ini fokus pada

hukum minuman beralkohol dalam Islam.

F. TELAAH PUSTAKA

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Pertama, Skripsi dari Tri Putranto Malik, Tahun 2017, Fakultas Syari‟ah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dengan judul “Peraturan

Daerah Kabupaten Banyumas No. 15 Tahun 2014 Tentang Pengendalian

Pengawasan Dan Penertiban Minuman Beralkohol Dalam Prespektif Hukum

Islam”. Skripsi ini memiliki fokus penelitian pada Bagaimana Pandangan

Hukum Islam Terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No. 15 Tahun

2014 Tentang Pengendalian Pengawasan dan Penertiban Peredaran Minuman

Beralkohol. Hasil penelitian ini adalah minuman beralkohol adalah minuman

yang haram baik dikonsumsi maupun diedarkan. Namun, sebagai Ulul Amri

pemerintah berhak untuk menetapkan sebuah kebijakan guna kemaslahatan

bersama. Artinya, peraturan daerah ini sudah sesuai dengan ketentuan hukum

Islam.

13 Barzah Latupono dkk, Hukum Islam, (Sleman: CV Budi Utomo, 2017), hlm.5.

14

Ibid, hlm.6.

Page 23: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

10

Kedua, Skripsi dari Hanik Masfufah, Tahun 2019 Fakultas Syariah dan

Ilmu Hukum Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, dengan judul

“Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengendalian

Dan Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol Di Kabupaten Tulungagung

Dalam Prespektif Hukum Islam”. Skripsi ini memiliki fokus penelitian pada 1)

Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang

pengendalian dan pengawasan peredaran minuman beralkohol di Kabupaten

Tulungagung dalam perspektif hukum islam. 2) Bagaimana Implementasi

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang pengendalian dan pengawasan

peredaran minuman beralkohol di Kabupaten Tulungagung. Adapun hasil

penelitian menunjukkan: 1) Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Tulungagung Nomor 4 Tahun 2011 tentang pengendalian dan pengawasan

peredaran minuman beralkohol di Kabupaten Tulungagung dalam perspektif

hukum islam yaitu sudah sesuai dengan kaidah hukum islam. 2) Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 4 Tahun 2011 tentang

pengendalian dan pengawasan peredaran minuman beralkohol belum maksimal

dilaksanakan oleh pemerintah daerah karena dalam pelaksanaan dilapangan

terdapat beberapa warung dan cafe karoke yang belum memilki izin penjualan

minuman beralkohol dan dari tim pengawasan pengendalian dan pengawasan

peredaran minuman beralkohol belum bisa bekerja secara maksimal dalam

pengawasannya karena kurangnya koordinasi satu sama lain.

Ketiga, Skripsi dari Devendra Dovianda Priyono, Tahun 2018, Fakultas

Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dengan judul “implementasi

Page 24: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

11

peraturan daerah kabupaten sleman nomor 8 tahun 2007 tentang pelarangan

pengedaran, penjualan, dan penggunaan minuman beralkohol (Studi kasus

penjualan minuman beralkohol di Kabupaten Sleman)”. Skripsi ini memiliki

fokus penelitian 1) Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Sleman Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pelarangan Pengedaran, Penjualan dan

Penggunaan Minuman Beralkohol di Kabupaten Sleman? 2) Bagaimana peran

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sleman dalam membantu

menegakkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 8 Tahun 2007

tentang Pelarangan Pengedaran, Penjualan dan Penggunaan Minuman

Beralkohol? Hasil penelitian ini adalah penjualan minuman beralkohol di

Kabupaten Sleman masih terjadi walaupun sudah ada Perda yang mengatur

tentang pelarangan penjualan minuman beralkohol, hal itu terjadi karena

penjual masih menganggap berjualan minuman beralkohol sebagai mata

pencaharian kemudian faktor kesadaran dari penjual sendiri masih rendah

walaupun sudah sering dilakukan razia dan pembinaan oleh Satpol PP

Kabupaten Sleman namun para penjual minuman beralkohol tidak menggagas

nya dan masih melakukan transaksi atau penjualan di kemudian hari. Sanksi

yang masih terlalu ringan dari pemerintah daerah juga menjadikan para penjual

tidak jera untuk kembali melakukan penjualan minuman beralkohol tersebut.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian

penulis adalah:

Page 25: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

12

1) Persamaan

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis adalah

persamaan pada objek kajian penelitian yakni peraturan daerah.

2) Perbedaan

Perbedaan peneitian terdahulu dengan penelitian penulis dapat dilihat dari

beberapa hal yaitu:

a. Lokasi : lokasi penelitian penulis adalah Kota Salatiga

b. Tahun : penelitian penulis dilakukan pada tahun 2020

c. Subjek : subjek penelitian penulis adalah Dinas Perdagangan Kota

Salatiga dan penjual minuman beralkohol di Kota Salatiga

d. Objek : Objek penelitian penulis adalah Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan penulis sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris. Penelitian yuridis

empiris adalah penelitian yang mendasarkan atau mengkonsepkan hukum

sebagai tingkah laku atau perilaku dan aksi. Di sini hukum adalah tingah

laku atau aksi-aksi dan interaksi manusia yang secara aktual dan potensial

akan terpola. Karena setiap perilaku atau aksi itu merupakan suatu realita

sosial yang terjadi dalam alam pengalaman indrawi dan empiris.15

15 Burhan Ashshafa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004),

hlm.34.

Page 26: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

13

2. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

bersifat deskriptif dan menggunakan analisis. Metode kualitatif merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang berasal dari masalah-masalah yang ada di lapangan.16

Metode

penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (indepth

analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi

kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah akan berbeda dengan sifat dari

masalah lainnya.17

Metode kualitatif memuasatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip

umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam

kehidupan manusia, atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial

budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang

bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang

berlaku.18

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris yaitu suatu penelitian yang

dilakukan terhadap keadaan nyata dengan maksud dan tujuan untuk

menemukan fakta (fact finding) yang kemudian menuju pada

16

Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Cakra Books, 2014), hlm.25.

17 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015), hlm.28.

18 Burhan Ashshafa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004),

hlm.20.

Page 27: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

14

mengidentifikasi (problem identification), dengan penelaahan terhadap

Peraturan Perundang-Undangan yang dilanjutkan dengan observasi yang

mendalam untuk mendapatkan data yang berpengaruh terhadap Peraturan

Perundang-Undangan yang diteliti.19

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kota Salatiga yang meliputi Dinas

Perdagangan Kota Salatiga dan tempat yang menjual minuman beralkohol

di Kota Salatiga.

5. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data sebanyak mungkin dan mendalam selama di

lapangan, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Selama

pengumpulan data dari subyek penelitian di lapangan, peneliti menempatkan

diri sebagai instrument sekaligus pengumpul data dari sumber yang ada di

lapangan.

6. Data dan Sumber Data

Sumber data yang didapatkan untuk mendukung penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer peneliti didapat dari Dinas Perdagangan Kota

Salatiga yang diperoleh dari dua orang dan penjual minuman beralkohol

di Kota Salatiga yang diperoleh dari lima orang.

19https//docplayer.info/48955356-Metode-penelitin-yang-digunakan-adalah-yurids-

empiris-yuridis-empiris-merupakan-cara-penelitian.html. Minggu 20 Juni 2020, 12.30.

Page 28: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

15

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang bisa mendukung penelitian ini berupa telaah

pustaka seperti buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian,

jurnal, peraturan daerah, dan skripsi yang meneliti hal serupa.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan untuk mendukung penelitian

ini adalah:

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan mengamati dan

mencatat secara langsung dan sistematis terhadap permasalahan yang

diteliti.20

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang

kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Peranan yang

paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah pengamat.

Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak

atau proses.21

Observasi yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data

tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman

Berakohol di Kota Salatiga, penulis melakukan observasi di Dinas

20

Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Cakra Books, 2004), hlm.133.

21 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015), hlm.78.

Page 29: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

16

Perdagangan Kota Salatiga dan tempat-tempat yang menjual minuman

beralkohol di Kota Salatiga.

b. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan pernyataan atas jawaban tersebut.22

Tujuan penulis

menggunakan metode pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan

data yang kongkrit mengenai pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7

Tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan

Penjualan Minuman Berakohol di Kota Salatiga. Dalam penelitian ini

penulis melakukan tanya jawab dan tatap muka secara langsung dengan

Dinas Perdagangan Kota Salatiga sebanyak dua orang dan karyawan

atau pemilik tempat yang menjual minuman beralkohol sebanyak lima

orang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang memperkaya atau

memperkuat pemerolehan data jika sumber data primer sudah digali

melalui teknik yang lainnya.23

Dokumentasi yaitu pengumpulan data

dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan-catatan transkip, buku-buku, surat kabar dan lain sebagainya.

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan bacaan-bacaan yang

22 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Cakra Books, 2014),

hlm. 126. 23

Ibid, hlm.124.

Page 30: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

17

memuat tentang tema yang akan diteliti. Adapun dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto.

8. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul maka peneliti akan menganalisis semua

data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu teknik dengan

menggambarkan seluruh aspek peneliti yang ada, sehingga dapat memberi

gambaran antara yang seharusnya dan senyatanya terjadi di lapangan.

Dengan analisis data peneliti dapat menemukan masalah-masalah yang

muncul di lapangan dan mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan

penelitian.

Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian

kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris.

Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan

menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Peneliti

dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data tersebut,

peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian

makna itulah menjadi hasil penelitian.24

9. Pengecekan Keabsahan Data

Adapun dalam pengecekan keabsahan penelitian ini, penulis

menggunakan triangulasi metode dan sumber data yang dilakukan dengan

cara menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan

sumber perolehan data.

24 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015), hlm.120.

Page 31: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

18

10. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, jadi

tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Tahapan sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian, seperti pembuatan proposal penelitian,

mengajukan surat izin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan hal

lainnya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui, observasi,

wawancara dan dokumentasi di Dinas Perdagangan Kota Salatiga dan

tempat yang menjual minuman beralkohol di Kota Salatiga.

c. Tahap analisis data, apabila semua data sudah terkumpul dan dirasa

cukup, maka tehap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut

dan menggambarkan hasil penelitian sehingga dapat memberikan

pengertian pada objek yang diteliti.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan merupakan bantuan yang dapat digunakan pembaca

untuk mempermudah mengetahui urutan-urutan sistematika dari skripsi ini,

yang merupakan suatu urutan dalam membahas bab demi bab dan sub-babnya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pokok-pokok bahasan

secara sistematis yang terdiri dari lima bab dan tiap bab terdiri dari sub-bab

sebagai perinciannya. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Page 32: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

19

Bab satu Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah

pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

Bab dua berisi uraian tentang kajian pustaka yang terdiri dari kajian fokus

penelitian, yang dapat digunakan sebagai bahan analisis dalam membahas

objek penelitian. Kumpulan kajian teori ini akan dijadikan pisau analisis dalam

membahas objek penelitian yang akan dilakukan dalam bab empat. Kajian Pustaka

mengenai diskripsi teori yang berisi minuman beralkohol dalam peraturan

perundang-undangan dan hukum Islam.

Bab tiga berisi tentang uraian hasil penelitian tentang pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan

Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Berakohol di Kota Salatiga.

Bab ini disusun sebagai bagian dari upaya menemukan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

Bab empat berisi tentang analisis hasil penelitian tentang Peraturan Daerah

Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan

Penjualan Minuman Berakohol di Kota Salatiga Ditinjau dari perundang-

undangan dan hukum Islam.

Bab lima penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang relevan

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini akan diakhiri dengan

kesimpulan dan saran yang dapat diberikan kepada berbagai pihak yang

terkait.

Page 33: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

20

BAB II

MINUMAN BERALKOHOL DALAM PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM

A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan

Istilah perundang-undangan, berasal dari bahasa Belanda yang berasal

dari kata wet, yakni undang-undang. Kemudian disebut dengan kata

wettelijke yang diartikan dengan perundang-undangan.25

Peraturan

perundang-undangan dalam pasal 1 UU Nomor 12 tahun 2011 diartikan

bahwa Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang

membuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau

ditetapkan oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang melalui

prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.26

Berdasarkan pengertian dari pasal 1 UU Nomor 12 Tahun 2011

tersebut, maka dapat ditarik unsur-unsur peraturan perundang-undangan,

yaitu:

a) Peraturan tertulis

b) Memuat norma hukum yang mengikat umum

c) Dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga Negara atau pejabat yang

berwenang

25 Nurul Qomar dkk, Ilmu Dan Teknik Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,

(Makasar: CV. Social Politic Genus, 2020), hlm.5.

26 Ibid, hlm.9.

Page 34: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

21

d) Berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundnag-

undangan.27

2. Landasan Peraturan Perundang-Undangan

Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan paling sedikit

harus memuat 4 landasan berlakunya peraturan perundang-undangan

diantaranya:

a. Landasan filosofis, adalah landasan terkait dengan dasar ideologi negara.

Norma hukum sesuai dengan cita-cita hukum sebagai nilai positif yang

tertinggi seperti Indonesia pancasila. Dasar filosofis peraturan

perundang-undangan adalah dasar yang berkaitan dengan dasar

filosofis/ideologi negara. Setiap masyarakat mengharapkan agar hukum

itu dapat menciptakan keadilan, ketertiban, kesejahteraan. Hal ini yang

disebut dengan cita hukum, yaitu yang berkaitan dengan baik dan buruk,

adil atau tidak. Hukum diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai yang

tumbuh dan dirasa adil dalam masyarakat.28

Dalam kaitan ini,

penyusunan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan secara

sungguh-sungguh nilai-nilai (cita hukum) yang terkandung dalam

Pancasila.

b. Landasan Sosiologis, adalah landasan terkait dengan kondisi masyarakat

berupa kebutuhan, tuntutan, kecenderungan dan harapan masyarakat.

Dasar sosiologis peraturan perundang-undangan adalah dasar yang

berkaitan dengan kondisi/kenyataan yang hidup dalam masyarakat.

27 Ibid, hlm.10.

28

Patawari, Teknik Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, (Malang: PT Cita Intrans Media, 2019), hlm.33.

Page 35: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

22

Kondisi atau kenyataan ini dapat berupa kebutuhan atau tuntutan yang

dihadapi oleh masyarakat. Dengan memperhatikan kondisi semacam ini

peraturan perundang-undangan diharapkan dapat diterima oleh

masyarakat dan mempunyai daya laku secara efektif.

c. Landasan yuridis, adalah landasan terkait dengan kelembagaan yang

memiliki kewenangan untuk membentuk kesesuaian antara jenis dan

materi muatan, dan tata cara atau prosedur tertentu. Dasar yuridis

berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-

undangan. Hal ini mengandung makna bahwa setiap peraturan

perundang-undangan harus dibuat oleh badan atau pejabat yang

berwenang.29

2) Keharusan adanya kesesuaian antara jenis materi muatan peraturan

perundang-undangan. Ketidaksesuaian jenis ini dapat menjadi alasan

untuk membatalkan peraturan perundang-undangan.

3) Keharusan mengikuti tata cara atau prosedur tertentu. Jika tata cara

atau prosedur tersebut tidak ditaati, maka peraturan perundang-

undangan tersebut kemungkinan batal demi hukum atau tidak/belum

mempunyai kekuatan mengikat.

4) Keharusan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi tingkatannya. Peraturan perundang-undangan tidak

29 Ibid, hlm.34.

Page 36: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

23

boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi.30

3. Fungsi peraturan perundang-undangan antara lain:

a) Peraturan dibuat dan diberlakukan agar tercipta ketertiban hidup

bermasyarakat

b) Peraturan dibuat dan diberlakukan agar tercipta ketertiban hidup

bernegara

c) Memberikan kepastian hukum hak-hak warga Negara

d) Memberikan perlindungan dan pengayoman bagi warga Negara.31

4. Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia

Hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia menurut Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundangan-Undangan, meliputi:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Dasar 1945 ditetapkan dan disahkan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR). Materi muatan UUD 1945 meliputi jaminan

hak asasi manusia bagi setiap warga Negara, prinsip-prinsip dan dasar

Negara, tujuan Negara dan sebagainya.32

30 Ibid, hm.35.

31 Sri Hajati dkk, Pengantar Hukum Indonesia, (Surabaya: Percetakan Universitas

Airlangga (AUP), 2017), hlm.119.

32 Sri Hajar dkk, Pengantar Hukum Indonesia, (Surabaya: Pusat Penerbitan dan

Percetakan Universitas Airlangga (AUP), 2018), hlm.120.

Page 37: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

24

2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat merupakan Putusan

Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pengenban kedaulatan rakyat

yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR atau bentuk putusan MPR

yang berisi hal-hal yang bersifat penetapan. Pada masa sebelum

perubahan (amandemen) UUD 1945 ketetapan MPR merupakan

peraturan-perundang-undangan yang secara hierarki berada dibahwah

UUD 1945 dan di atas undang-undang.33

3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Undang-undang yang dibentuk oleh DPR bersama dengan presiden.

Materi muatan undang-undang berisi hal-hal yang mengatur lebih lanjut

ketentuan UUD 1945 meliputi: 1) Hak asasi manusia 2) Hak dan

kewajiban warga Negara 3) Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan

Negara serta pembagian kekuasaan Negara 4) Wilayah Negara dan

pembagian daerah 5) Kewarganegaraan dan kependudukan 6) Keuangan

Negara. Selain itu materi muatan undang-undang yang lain adalah hal-hal

yang diperintahkan oleh suatu undang-undang untuk diatur dengan

undang-undang. Sedangkan perpu ditetapkan oleh presiden ketika Negara

dalam keadaan kegentingan yang memaksa. Perpu harus mendapat

persetujuan DPR dalam persidangan berikutnya. Jika tidak mendapat

33 Ibid, hlm.120.

Page 38: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

25

persetujuan, maka perpu ini harus dicabut. Materi muatan perpu sama

dengan materi muatan undang-undang.34

4) Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan pemerintah ditetapkan oleh presiden. Materi muatan

peraturan pemerintah berisi materi untuk menjalankan undang-undang

sebagaimana mestinya.

5) Peraturan Presiden (Perpres)

Peraturan presiden juga ditetapkan oleh presiden. Materi muatan

perpres berisi materi yang diperintahkan oleh undang-undang atau materi

muatan untuk melaksanakan peraturan pemerntah.

6) Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota,

termasuk pula Qanun yang berlaku di Aceh, serta Perdasus dan Perdasi

yang berlaku di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Peraturan daerah terdiri dari tiga kategori yakni: 1) Perda provinsi

yang ditetapkan oleh DPR ditingkat provinsi bersama dengan gubernur 2)

Perda Kabupaten/kota yang ditetapkan oleh DPRD kabupaten/kota

bersama dengan bupati/walikota dan 3) Peraturan desa atau peraturan

yang setingkat dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya

bersama dengan kepala desa atau nama lainnya. Materi muatan peraturan

daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan

otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus

34 Ibid, hlm.120.

Page 39: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

26

daerah serta penjabarkan lebih lanjut peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi. 35

Pemerintah daerah dapat menggunakan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang

ditetapkan undang-undang. Daerah memiliki kewenangan membuat

kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan, peran serta,

prakarsa dan pemberdayan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan

kesejahteraan rakyat.36

Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan

kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.37

Agar

otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak

dicapai, pemerintah wajib melakukan pembinaan yang berupa pemberian

pedoman, misalnya untuk penelitian, pengembangan, perencanaan, dan

pengawasan. Disamping itu diberikan pula standar, arahan, bimbingan,

pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi, pemantauan dan evaluasi.

Sejalan dengan itu pemerintah wajib memfasilitasi berupa pemberian

peluang, kemudahan, bantuan dan dorongan kepada daerah agar dalam

35 Patawari, Teknik Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, (Malang: PT Cita

Intrans Media, 2019), Ibid, hlm.43.

36 Iswan Kaputra, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2013), hlm.66.

37 Ibid, hlm.77.

Page 40: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

27

melaksanakan otonomi dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.38

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan ini sesuai dengan

tingkatan hierarkinya. Dari Peraturan Perundang-undangan tersebut, aturan

mengenai pidana hanya dapat dimuat dalam undang-undang dan peraturan

daerah. Materi muatan undang-undang berbeda dengan materi muatan

peraturan presiden. Materi muatan biasanya tergantung dari delegasi atau

atribusi peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau sederajat.

Undang-undang dan peraturan daerah bermateri muatan salah satunya

adalah pengaturan hak asasi manusia dan pengaturan sanksi yang

memberikan atau membebani rakyat.39

5. Asas-Asas Pembentukan Perundang-Undangan

Proses atau tatacara pembentukan undang-undang merupakan suatu

tahapan kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan untuk

membentuk undang-undang.40

Adapun asas pembentukan peraturan

perundang-undangan adalah:

a) Kejelasan tujuan

b) Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat

c) Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan

d) Dapat dilaksanakan

e) Kedayagunaan dan kehasilgunaan

38 Ibid, hlm.67.

39

Ibid, hlm.44.

40 Laurensius Arliman, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,

(Sleman: CV Budi Utomo, 2019), hlm.12.

Page 41: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

28

f) Kejelasan rumusan

g) Keterbukaan.41

Adapun asas pembentukan peraturan perundang-undangan menurut

Amieoredin Syarif menetapkan adanya lima asas, yaitu:

1) Asas tingkatan hierarki

2) Undang-undang tidak dapat diganggu gugat

3) Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang

yang bersifat umum (lex specialis derogate lex generalis)

4) Undang-undang tidak berlaku surut

5) Undang-undang yang baru mengesampingkan undang-undang yang lama

( lex posterior derogate lex priori).42

Selain asas pembentukan peraturan perundang-undangan diatas, adapun

materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan asas:

a) Pengayoman

b) Kemanusiaan

c) Kebangsaan

d) Kekeluargaan

e) Kenusantaraan

f) Bhineka tunggal ika

g) Keadilan

h) Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan

41 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

42 Laurensius Arliman, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,

(Sleman: CV Budi Utomo, 2019), hlm.29.

Page 42: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

29

i) Ketertiban dan kepastian hukum dan/atau

j) Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Selain mencerminkan asas diatas peraturan perundang-undangan dapat

berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum peraturan perundang-undangan

yang bersangkutan asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi.43

6. Minuman Beralkohol Dalam Peraturan Perundang-Undangan

Minuman beralkohol menurut Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7

Tahun 2016, adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol

(C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung

karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa

destilasi. Etanol merupakan bahan psikoaktif yang apabila dikonsumsi

menyebabkan penurunan kesadaran.44

Peraturan daerah ini merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun

2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol dan juga

diatur di dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-

DAG/PER/4/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap

Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 6/M-DAG/PER/1/2015 tentang Perubahan kedua atas Pengendalian

dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman

43 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

44 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1

ayat 5

Page 43: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

30

Beralkohol. Dalam KUHP Pasal 300 dijelaskan bahwa barangsiapa dengan

sengaja menjual atau menyuruh minum minuman-minuman yang

memabukkan kepada seseorang yang telah kelihatan nyata mabuk akan

dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya atau denda sebanyak-

banayknya.45

Adapun golongan minuman beralkohol didalam Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016, yaitu

a) Minuman berakohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil

alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5%

b) Minuman berakohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil

alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% sampai

dengan 20%

c) Minuman berakohol golongan BCadalah minuman yang mengandung

etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% sampai

dengan 55%.46

Ada beberapa dampak akibat dari mengkonsumsi minuman beralkohol

secara terus menerus, antara lain:

1) Pengaruh Terhadap Kesehatan

Secara umum, senyawa alkohol bersifat memabukkan dan

berimplikasi pada gungguan kesehatan fisik, jiwa, dan mental. Efek fisik

yang dialami dari mengkonsumsi minuman beralkohol di antaranya

kerusakan hati, ginjal, paru-paru, jantung, pankreas, peradangan

45 Pasal 300 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

46

Pasal 2 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol Di Kota Salatiga.

Page 44: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

31

lambung, otot saraf, dan gangguan metabolisme tubuh. Konsumsi alkohol

berlebihan meningkatkan risiko timbulnya lebih dari 200 penyakit,

termasuk siroris hati, tuberkolosis dan beberapa jenis kanker. Efek jiwa

yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi minuman beralkohol adalah pola

pikirnya akan terganggu, sehingga tidak akan takut akan bahaya dan

hukum. Sedangkan efek mentalnya adalah dapat menyebabkan depresi

dan kecanduan.

2) Pengaruh Terhadap Lingkungan Sosial

Efek mabuk yang ditimbulkan dari minuman beralkohol, jika tidak

terkontrol, banyak menyebabkan masalah sosial dan kamtibmas

(keamanan dan ketertiban masyarakat).

3) Pengaruh Terhadap Keluarga

Pada keluarga, mengonsumsi minuman beralkohol dapat

menimbulkan beban mental, emosional, dan sosial yang berat. memicu

terjadinya proses penelantaran keluarga dan kekerasan dalam rumah

tangga (KDRT) serta perceraian.

4) Pengaruh Terhadap Bangsa Dan Negara

Dampak lain yang lebih luas lagi adalah hancurnya kualitas dan daya

saing bangsa serta dapat membunuh masa depan dan kejayaan negara.

Kondisi ini dapat membahayakan kehidupan bangsa dan negara yang

mengakibatkan rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa yang pada

Page 45: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

32

gilirannya merusak stabilitas nasional dan moralitas manusia Indonesia di

masa depan.47

B. HUKUM ISLAM

Hukum Islam adalah syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan

oleh Allah SWT untuk hamba-NYA yang dibawa oleh seorang Nabi

Muhammad SAW, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan

(aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amliyah

(perbuatan).48

1. Ciri-ciri hukum Islam:

a) Merupakan bagian dan bersumber dari agama islam

b) Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman

atau aqidah dan kesusilaan atau akhlak islam

c) Memiliki dua istilah kunci yaitu syariat yang terdiri dari wahyu Allah dan

sunah Nabi Muhammad serta fiqih adalah pemahaman pemahaman

manusia tentang syariah‟

d) Terdiri dari dua bidang utama yaitu ibadah dan muamalah

e) Strukturnya terdiri dari nas atau teks Al-Quran, sunah nabi, hasil ijtihad

manusia dan pelaksanaan dalam praktik berupa keputusan hakim maupun

berupa amalan umat Islam dalam masyarakat

f) Mendahulukan kewajiban daripada hak, amal dari pahala

g) Dapat dibagi menjadi dua yaitu hukum taklifi dan hukum wad‟i.49

47 Tri Rini Puji Lestari, “Menyoal Pengaturan Konsumsi Minuman Beralkohol Di

Indonesia” Aspirasi Vol. 7 No. 2, Desember 2016, Hlm.132.

48 Barzah Latupono dkk, Hukum Islam, (Sleman: CV Budi Utomo, 2017), hlm.5.

49

Ibid, hlm.24

Page 46: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

33

2. Sumber Hukum Islam:

a) Al Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan sumber hukum Islam pertama dan utama. Al-

Qur‟an adalah kitab suci yang memuat wahyu allah SWT yang

disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad sebagai rasul-

Nya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari untuk menjadi pedoman atau

petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai

kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.50

b) As-Sunnah (Hadis)

Sunnah adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur‟an berupa

perkataan, perbuatan, dan sikap diam Rasulullah yang tercatat dalam

kitab-kitab hadis.51

c) Ijtihad

Sumber hukum Islam yang ketiga merupakan akal fikiran manusia yang

memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan

yang ada padanya memahami kaidah-kaidah hukum yang fundamental

yang terdapat dalam Al-Qur‟an.52

3. Asas-asas hukum Islam

Asas-asas hukum Islam yang meliputi semua bidang dan segala lapangan

hukum Islam dalah:

a) Asas keadilan

b) Asas kepastian hukum

50 Ibid, hlm.43.

51

Ibid, hlm.44.

52 Ibid, hlm.45.

Page 47: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

34

c) Asas kemanfaatan53

4. Tujuan hukum Islam

Secara umum sering dirumuskan bahwa tujuan hukum Islam adalah untuk

mencapai kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat kelak dengan

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya atau dengan kata

lain tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan hidup manusia baik rohani

maupun jasmani baik didunia maupun di akhirat. Adapun tujuan yang lain

adalah:

a) Memelihara agama

b) Memelihara jiwa

c) Memelihara akal

d) Memelihara keturunan

e) Memelihara harta.54

5. Minuman Beralkohol Dalam Hukum Islam

Dalam bahasa arab minuman beralkohol disebut khamr. Secara

etimologi khamr yaitu dari kata khamrun ( س سة ) atau Khamratun ( خ (خ

yang berarti anggur.55

Juga berasal dari kata khamara (خس ) - yakhmuru

atau yakhmiru ( س س أ يخ ,yang berarti tertutup (خسا) khamran – ( يخ

terhalang, atau tersembunyi. Jadi khamr secara etimologi berarti minuman

yang memabukkan. Mabuk di sini adalah hilangnya kewarasan otak untuk

sementara waktu. Sebagian ulama menyebutkan bahwa seorang yang mabuk

53 Ibid, hlm.57.

54

Ibid, hlm.35.

55 Abd Bin Nuh, “Kamus Indonesia-Arab, Arab-Indonesia”, (Jakarta:Mutiara Sumber

Widya, 1991), hlm.101.

Page 48: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

35

itu hilang akalnya, sehingga tidak bisa membedakan mana hal yang benar

dan hal yang salah. Mabuk adalah mabuk yang dapat menghilangkan

kewarasan atau membuat seseorang berada dalam keadaan fly.56

Sedangkan secara terminologi khamr adalah segala sesuatu yang

memabukkan dan dapat merusak akal, namun ulama fiqh berbeda-beda

dalam memberikan definisi khamr. Jumhur ulama mengartikan khamr

dengan “setiap minuman yang di dalamnya terdapat zat yang

memabukkan”. Imam Hanafi menyatakan bahwa khamar adalah “sebagai

nama (sebutan) untuk jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur yang

sudah dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih dan kemudian

menjadi bersih kembali”. Ada sebagian ulama yang memberi pengertian

khamr dengan lebih menonjolkan unsur yang memabukkan

Berdasarkan beberapa definisi baik secara etimologi dan terminologi di

atas dapat disimpulkan bahwa khamr merupakan segala zat yang

memabukkan yang dapat menutupi dan menghilangkan kesadaran diri bagi

pengkonsumsi baik berbentuk minuman maupun makanan.

a. Dasar hukum keharaman khamr

Keharaman mengkonsumsi khamr bukanlah datang dalam satu

proses, namun membutuhkan proses yang panjang. Hal ini disebabkan

perubahan suatu tradisi ke tradisi yang lain bukanlah suatu hal yang

gampang segampang membalikkan telapak tangan.

Adapun proses dalam pengharaman khamr, adalah sebagai berikut:

56

Ashar, “Konsep Khamar Dan Narkotika Dalam Al-Qur’an Dan UU”, Fenomena, Volume 7, No 2, 2015, Hlm. 282.

Page 49: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

36

1) Surah al-Nahl (16) ayat 67 (Proses Perenungan)

زشقا حسا سكسا ي خر العاب تت ساث انخيم ث ي

و يعقه في ذنك لآيت نق ا

Artinya: Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang

memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah)

bagi orang yang memikirkan. (Q.S. al-Nahl (16) : 67)57

Kurma dan anggur adalah komoditas ekonomi Jazirah Arab, sejak

dahulu kala. Komoditi tersebut selain diperdagangkan secara natural

(alami) juga diolah menjadi minuman yang memabukkan. Seperti

halnya buah aren bisa diolah menjadi tuak yang memabukkan atau

menjadi gula merah yang digunakan dalam berbagai keperluan rumah

tangga.

Dalam ayat ini Allah menyatakan secara tersirat bahwa dari kedua

buah tersebut dapat diolah menjadi rezeki yang baik (perdagangan

alami) dan hal yang tidak baik (minuman yang memabukkan).

2) Surah al-Baqarah (2) ayat 219 (Proses Informasi)

آ اث يافع نهاس ا اثى كبيس يسسقم في ان س انخ ك ع يسان

فع ا اكبسي

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.

Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan

beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya

lebih besar dari manfaatnya”. (Q.S. al-Baqarah (2): 219)58

57 Endang Hendra, Al-Quran Qordoba, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012), hlm.274.

58 Ibid, hlm.34.

Page 50: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

37

Ayat ini turun disebabkan oleh Umar bin Khatab beserta para

sahabat yang lain bertanya kepada Rasulullah SAW perihal minuman

yang memabukkan dan menghilangkan akal.

Maksud dari ayat di atas adalah bahwa melakukan kedua

perbuatan itu mengandung dosa besar, karena di dalamnya terdapat

kemadharatan-kemadharatan serta kerusakan-kerusakan materil dan

keagamaan. Kedua hal tersebut memang mempunyai manfaat yang

bersifat materil, yaitu keuntungan bagi penjual khamr atau minuman

yang mengandung alkohol dan kemungkinan memperoleh harta benda

tanpa usaha payah bagi si penjudi. Akan tetapi, dosanya jauh lebih

banyak daripada manfaatnya. Lebih besar dosanya dari manfaat itulah

yang menyebabkan keduanya diharamkan. Hal ini jugalah yang

membuat keduanya lebih cenderung untuk diharamkan walaupun

belum diharamkan secara mutlak.59

Dalam masyarakat kita saat ini, bahkan bagi orang barat sekali

pun kalau ditanya secara jujur tentang manfaat dari minuman

beralkohol akan didapatkan jawaban bahwa minuman beralkohol itu

menimbulkan dampak sosial yang bersifat negatif bahkan destruktif.

Maka pertanyaan beberapa sahabat ini menunjukkan munculnya

kesadaran sosial bahwa di dalam efek khamr terdapat hal-hal yang

tidak baik dalam masyarakat.

3) Surah al-Nisa (4) ayat 43 (Proses Pengharaman Temporer)

59 Winarno, Status Hukum Khamar Dalam Persfektif Fiqh, Asy Syar’iyyah: Jurnal Ilmu

Syari’ah Dan Perbankan Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2018, hlm.6.

Page 51: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

38

تى سكاز حت تعه ا لة ا ل تقسبا انص اي ا انري ا يآ اي

يا تقن

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat,

sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu

mengerti apa yang kamu ucapkan”. (Q.S. al-Nisa (4) ayat

43).60

Sebab turunya ayat ini adalah karena kasus seorang muslim yang

mengerjakan shalat pedahal dia dalam keadaan mabuk yang membaca

surat al-Kafirun secara keliru, sehingga dia mengucapkan: " قم يا

- أعبد يا تعبد -أيا انكافس " tanpa menyebut huruf "ل".

Dari ayat di atas disimpulkan bahwa konsumsi khamr masih

dibolehkan dengan batasan tidak boleh mendirikan salat kalau sedang

mabuk, dan juga dibolehkan minum khamr selama tidak

menghilangkan kesadaran diri.61

4) Surah al-Maidah (5) ayat 90 (Proses Pengharaman Total)

الشلو زجس صاب ال يسس ان س ا انخ آ ا اي ا انري يآ اي

م انشي ع ي ب نعهكى تفهح فاجت ط

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan

60 Endang Hendra, Al-Quran Qordoba, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012), hlm.85.

61 Winarno, “Status Hukum Khamar Dalam Persfektif Fiqh, Asy Syar’iyya’’ Jurnal Ilmu

Syari’ah Dan Perbankan Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2018, hlm.7.

Page 52: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

39

setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan (Q.S. al-Maidah (5): 90)62

Pada ayat ini, Allah SWT menyatakan bahwa khamr merupakan

perbuatan syaitan yang harus dijauhi. Penggunaan kata „jauhi‟ adalah

sebagai simbol pengharaman secara halus sehingga tidak terbesit niat

untuk mengkonsumsinya. Kasus ini merupakan pengantar bagi

diharamkannya minum khamr atau minuman beralkoho itu secara

final dan setelah itu juga Allah Swt. mengharamkannya secara tuntas.

Larangan secara bertahap ini dilakukan karena khamr sudah menjadi

tradisi yang disenangi dan menjadi kebutuhan hidup masyarakat Arab

ketika itu, di samping diakui bahwa minuman itu mengandung manfaat

bagi manusia. Seandainya larangan tersebut ditetapkan secara spontan

dan sekaligus tentu akan memberatkan. Karena itu, larangan tersebut

diturunkan secara berangsur.

b. Hukum mengkonsumsi minuman beralkohol

Setiap sesuatu yang memabukkan adalah termasuk khamr dan tidak

menjadi soal tentang apa asalnya. Oleh karena itu, jenis minuman apa

pun yang memabukkan adalah khamr menurut pengertian syariat dan

hukum-hukum yang berlaku terhadap khamr adalah juga berlaku atas

minuman-minuman tersebut, baik ia terbuat dari anggur, kurma, madu,

gandum dan biji-bijian lain maupun dari jenis-jenis lain. Semuanya

termasuk khamr dan haram hukumnya.

62 Endang Hendra, Al-Quran Qordoba, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012), hlm.123.

Page 53: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

40

Sebab haramnya ialah karena keburukan-keburukannya, baik yang

bersifat khusus maupun yang umum, dan juga karena membuat lalai dari

mengingat Allah Swt. dan dari mengerjakan shalat serta menimbulkan

permusuhan dan kebencian antara sesama manusia.63

Adapun dalam

hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud At-Tirmidzi bahwa:

او س ح ه ي ه ق ف س ي ث ك س ك س ا ا ي

“Sesuatu (minuman) yang banyaknya dapat memabukkan, maka

sedikitnya pun haram”.

Dari hadis ini jumhur ulama berpendapat bahwa minuman yang

memabukkan itu haram, apapun jenisnya, berapapun kadarnya, serta

apakah meminumnya sampai mabuk atau tidak.

Keharaman minuman beralkohol juga disebutkan dalam Fatwa MUI

Nomor 11 Tahun 2009 tentang Hukum Alkohol bahwa minuman-

minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum

hukumnya haram, dan khamr sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

umum adalah najis.64

c. Kaidah fiqiyah

Hukum Islam diturunkan oleh Allah, tetapi dalam proses

penerapannya diperlukan seorang agen untuk menjadi mediator. Sebagai

63 Winarno, “Status Hukum Khamar Dalam Persfektif Fiqh, Asy Syar’iyyah” Jurnal Ilmu

Syari’ah Dan Perbankan Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2018, Hlm.3.

64 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Hukum Alkohol.

Page 54: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

41

penerima risalah Muhammad dipercayai menjadi seorang agen dalam

proses penerapan hukum Islam.65

Sistem hukum di dalam hukum Islam disebut dengan syari‟ah yang

berarti jalan. Syari‟ah merepresentasikan jalan hidup yang telah didesain

oleh Allah dan Rasul-Nya untuk kehidupan semua orang Islam di dunia

ini sebagai persiapan untuk kehidupan di akhirat nanti. Namun perlu

diperhatikan bahwa dalam Islam Allah sebagai satu-satunya pembuat

hukum sehingga firman Allah wajib untuk ditaati. Peraturan yang

diturunkan oleh Allah memiliki keunggulan dibandingkan dengan

peraturan yang diciptakan oleh manusia, sehingga peraturan tersebut

akan efektif.66

Hukum Islam adalah hukum yang dipahami sebagai sarana untuk

mengabdi kepada Allah dan bukan kepada masyarakat. Prinsip di sini

adalah bahwa manusia yang harus mentaati hukum dan bukan hukum

diciptakan sesuai dengan keinginan manusia. Hukum Islam diciptakan

bukan untuk memuaskan keinginan manusia tetapi justru manusialah

yang harus tunduk pada kehendak Allah.

Seiring dengan berkembangnya kehidupan, otomatis semakin rumit

permasalahan yang dihadapi. Maka para ahli dalam hukum Islam

semakin memfokuskan usaha mereka untuk memberikan pemecahan

terhadap permasalahan yang ada. Ilmu hukum inilah yang menjadi alat

utama sebagai pendukung tehnik hukum yang mampu menciptakan

65 Ratno Lukito, Tradisi Hukum Indonesia, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hlm.86.

66

Ibid, hlm.87.

Page 55: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

42

keefektifan metodologis dalam pemecahan permasalahan hukum. Tehnik

hukum ini disebut dengan usul fiqh, secara literal usul fiqh berarti akar

hukum Islam, yang dapat diartikan sebagai ilmu tentang sumber-sumber

hukum Islam yang dikembangkan dengan tujuan untuk menjadi arahan

dalam mengatur kegiatan penciptaan hukum.67

Sedangkan qawaid fiqhiyyah adalah jama‟ dari qa’idah yang

menurut bahasa berarti al-asas, yang berarti dasar. Maksud dasar ini

adalah dari berdirinya sesuatu atau berarti fondasi atau pokoknya suatu

perkara. Sedangkan menurut istilah qowaid fiqhiyyah merupakan hasil

atau kesimpulan dari hukum-hukum fiqh yang terperinci dan terpisah-

pisah sebagai hasil akhir dari ijtihad mereka, lalu bagian yang terpisah-

pisah tersebut diikat menjadi satu ikatan atau kaidah, sehingga hubungan

antara qawaid fiqhiyyah dengan fiqh dalam hukum Islam dapat

disejajarkan dengan hubungan antara sharf dengan tindakan aplikatif dari

suatu percakapan atau susunan bahsa arab.68

Ada kaidah fiqhiyyah yang bisa dijadikan rujukan dalam masalah

peraturan perundangan-undangan yaitu:

المفاسد ودفع صالحالم جلب

Artinya: Mendatangkan yang mashlahat dan menolak mafsadah

(kerusakan)69

67 Ratno Lukito, Tradisi Hukum Indonesia, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hlm.94.

68

Ma’shum Zainy Al-Hasyimiy, Nadzom Al-Faroidul Bahiyyah Juz 1, (Jombang: Darul Hikmah, 2020), hlm.9.

69

Abdul Rasyid, “Teori Maslahah Sebagai Basis Etika Politik Islam”, Al Mashlahah Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, hlm.385

Page 56: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

43

Maksudnya ialah semua peraturan yang dibuat oleh pemerintah

terhadap rakyatnya, diharuskan untuk selalu berdasarkan pada

terjaminnya kepentingan dan kemaslahatan semua rakyat. Maka dari

itu, pemimpin dan seluruh penegak hukum dalam mengambil

kebijakan harus berdasarkan pada pertimbangan kebaikan, pemimpin

dan para penegak hukum diperbolehkan mengambil kebijakan

berdasarkan satu pertimbangan saja, jika kebijakan itu bermanfaat dan

diyakini ada manfaat yang lebih besar dan tidak berdampak fatal dan

mengandung hal-hal yang merugikan.70

70 Muhammad Ma’shum Zein, Nadzom Al-Faroqidul Bahiyyah Juz 2, (Jombang: Darul

Hikmah, 2010), hlm.10.

Page 57: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

44

BAB III

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DAN PELAKSANAANNYA

A. GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA

1. Letak Geografis

Penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga. Kota Salatiga adalah sebuah

kota di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan sepenuhnya dengan

Kabupaten Semarang. Salatiga adalah kota kecil di Propinsi Jawa Tengah,

yang mempunyai luas wilayah ± 54 km², terdiri dari 4 kecamatan, 23

kelurahan. Mempunyai ketinggan 450-800 meter dari permukaan laut dan

berhawa sejuk serta dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung

(Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur). Kota Salatiga dikenal sebagai kota

pendidikan, olahraga, perdagangan, dan transit pariwisata.71

Adapun batas-

batas wilayah Salatiga adalah sebagai berikut:

a) Utara: Kecamatan Pabelan (Desa Pabelan dan Desa Pejaten) dan

Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo dan Desa Watu Agung).

b) Timur: Kecamatan Pabelan (Desa Glawan, Desa Sukoharjo, dan Desa

Ujung-Ujung) dan Kecamatan Tengaran (Desa Bener, Desa Nyamat, dan

Desa Tegalwaton).

71

Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga,www.salatiga.go.id.

Page 58: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

45

c) Selatan: Kecamatan Getasan (Desa Jetak, Desa Samirono, dan Desa

Sumogawe) dan Kecamat‟an Tengaran (Desa Karang Duren dan Desa

Patemon)

d) Barat: Kecamatan Getasan (Desa Polobogo) dan Kecamatan Tuntang

(Desa Candirejo, Desa Gedangan, Desa Jombor, dan Desa Sraten).

Pada awalnya Kotamadya Salatiga hanya terdiri dari satu kecamatan saja,

yaitu Kecamatan Salatiga. Seiring dengan adanya pemekaran wilayah, Kota

Salatiga mendapatkan beberapa tambahan daerah yang berasal dari

Kabupaten Semarang. Hingga sekarang, secara administratif Kota Salatiga

terdiri dari 4 Kecamatan dan 23 Kelurahan. Kecamatan dan Kelurahan

tersebut meliputi:

1) Kecamatan Sidorejo, terdiri dari 6 kelurahan: Blotongan, Sidorejo Lor,

Salatiga, Bugel, Kauman Kidul, dan Pulutan

2) Kecamatan Tingkir, terdiri dari 7 kelurahan: Kutowinangun Lor,

Kutowinangun Kidul, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir

Lor, dan Tingkir Tengah

3) Kecamatan Argomulyo, terdiri dari 6 kelurahan: Noborejo, Ledok,

Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir, dan Cebongan

4) Kecamatan Sidomukti, terdiri dari 4 kelurahan: Kecandran, Dukuh,

Mangunsari, dan Kalicacing72

72

Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga,www.salatiga.go.id.

Page 59: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

46

2. Sejarah Kota Salatiga

Dahulu kala di daerah pedalaman, berkuasalah seorang bupati

bernama Ki Ageng Pandan Arang (Pandanaran). Ki Ageng Pandan Arang

hanya memuaskan diri dengan kekayaannya dan memeras rakyat dengan

menarik pajak yang berlebihan. Pada suatu hari, Ki Ageng Pandan Arang,

bertemu dengan pak tua, tukang rumput. Kemudian Ki Ageng meminta

rumput yang pak tua bawa. Namun pak tua menolaknya dengan alasan

untuk ternaknya. Tetapi Ki Ageng tetap memintanya dan Ki Ageng

menggantinya dengan sekeping uang. Tanpa diketahui Ki Ageng Pandan

Arang, Pak tua menyelipkan kembali uang itu dalam tumpukan rumput

yang akan dibawa. Dan hal tersebut terjadi berulang-ulang. Sampai suatu

kali Sang bupati menyadari perbuatan Pak tua tersebut. Dan marahlah ia

dan menganggap bahwa Pak tua telah menghinanya.

Pada saat itu, tiba-tiba pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga

seorang pemimpin agama yang dihormati bahkan oleh raja-raja. Maka

bupati Pandanaran pun sujud menyembah dan memohon untuk memaafkan

kekhilafannya. Akhirnya Sunan Kalijaga memaafkannya, tetapi dengan

syarat Ki Ageng harus meninggalkan seluruh hartanya dan mengikuti

Sunan Kalijaga pergi mengembara.

Namun istri bupati melanggar, ia membawa emas dan berlian dan

memasukkannya ke dalam tongkat. Dan di tengah perjalanan mereka

dicegat sekawanan perampok. Sunan Kalijaga menyuruh perampok itu

Page 60: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

47

untuk mengambil harta yang dibawa istri bupati. Dan akhirnya perampok

itu pergi dan merebut tongkat yang berisi emas dan berlian.

Setelah perampok itu pergi Sunan Kalijaga berkata, "Aku akan

menamakan tempat ini Salatiga karena kalian telah membuat tiga

kesalahan". Pertama, kalian sangat kikir. Kedua kalian sombong. Ketiga

kalian telah menyengsarakan rakyat. Semoga tempat ini menjadi tempat

yang baik dan ramai nantinya.

Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal

usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun

penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut

Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal usul Kota Salatiga.

Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal

24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota

Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.73

3. Keadaan Penduduk Kota Salatiga

Penduduk Kota Salatiga sangatlah rukun antar warga satu dengan

yang lain. Itu terbukti, Kota Salatiga dengan masyarakat yang heterogen

namun saling menghargai satu sama lain sehingga terciptalah kedamaian

dan kerukunan serta dapat menjaga toleransi antar umat beragama.

73 Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga,www.salatiga.go.id.

Page 61: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

48

4. Kondisi Perekonomian Kota Salatiga

Secara umum kondisi perekonomian di Kota Salatiga sudah cukup

baik. Hal itu bisa dilihat karena bantuan untuk warga yang kurang mampu

hanyalah sedikit, hanya sekitar 70 orang saja, dan kebanyakan terdiri dari

lansia, dan janda.

5. Kondisi Sosial Budaya dan Agama

Kondisi sosial budaya masyarakat Kota Salatiga sudah tidak terlalu

kental dengan tradisi nenek moyang. Masyarakat Kota Salatiga dapat

menyesuaikan alur perkembangan zaman seperti sekarang ini, akan tetapi

masyarakat Kota Salatiga juga tetap melestarikan kebudayaan yang sudah

ada.

Di Kota Salatiga ada beberapa agama yang dianut oleh masyarakat.

Islam adalah agama terbesar di Salatiga (78%), diikuti Kristen Protestan

(16%) dan Katolik (5%). Agama lain (Buddha, Hindu, Kong Hu Cu dan

aliran kepercayaan) hanya mencakup kurang dari 1% dari jumlah penduduk.

Salatiga terkenal akan toleransi agamanya.

6. Dinas Perdagangan Kota Salatiga

Dinas Perdagangan Kota Salatiga adalah instansi yang ditunjuk

sebagai pelaksana Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 untuk mengawasi

dan mengendalikan peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kota

Salatiga.

a) Visi dan Misi

Visi Dinas Perdagangan Kota Salatiga adalah :

Page 62: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

49

Terwujudnya Pelayanan Perdagangan yang Berkualitas untuk

Kesejahteraan Masyarakat.

Misi Dinas Perdagangan Kota Salatiga :

1) Meningkatkan Kualitas Layanan

2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia Layanan

3) Meningkatkan Inovasi Layanan

b) Identitas Dinas Perdagangan Kota Salatiga

Dinas Perdagangan Kota Salatiga mempunyai identitas sebagai berikut:

1. Alamat : Jl. Pemotongan No. 73, Kelurahan Kalicacing,

Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga

2. Telepon : (0298) 324198

3. Fax : (0298) 328742

4. Email : [email protected]

5. Website : disdag.salatiga.go.id

6. Jam Kerja : Senin – Kamis buka pukul 07.00 – 15.30 WIB,

Jumat buka mulai pukul 07.00 – 11.00 WIB.

c) Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Wilayah Salatiga Nomor 39 Tahun 2016

Tentang kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

Kerja Dinas Perdagangan. Dinas Perdagangan Kota Salatiga memiliki

Susunan Organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, yang membawahi:

Page 63: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

50

a) Subbagian Perencanaan dan Keuangan dan

b) Subbagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Perdagangan, yang membawahi :

a) Kasi Pemberdayaan dan Pengembangan

b) Kasi Usaha dan Perdagangan

4. Bidang Pasar, yang membawahi :

a) Kasi Pengelolaan Pasar Tradisional

b) Kasi Pemberdayaan dan Perlindungan Pasar Tradisional.

5. Bidang Pedagang Kaki Lima, yang membawahi :

a) Kasi Penataan Pedagang Kaki Lima

b) Kasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.74

7. Pengecer Dan Penjual Langsung Minuman Beralkohol Di Kota Salatiga

Pengecer adalah orang yang menjual minuman berakohol kepada

konsumen akhir dalam bentuk kemasan di tempat yang telah ditentukan,

sedangkan penjual langsung adalah orang yang menjual minuman

beralkohol kepada konsumen akhir untuk diminum langsung ditempat yang

telah ditentukan.75

Data pengecer dan penjual langsung yang menjual minuman

berakohol di Kota Salatiga yang penulis peroleh dari Dinas Perdagangan

Kota Salatiga sebagai berikut:

74 Disdag.Salatiga.go.id.

75

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Kota Salatiga.

Page 64: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

51

Daftar Pengecer Dan Penjual Langsung Miinuman Beralkohol Kota

Salatiga

No Penjual Nama

Pemilik

Nama

Toko

Alamat Keterangan

1. Pengecer The Hwan

Nio

Toko Jitu Jl. Taman

Pahlawan No.

16 Salatiga

Izin

Agus

Prayitno

Toko

Slamet

Pasar Jetis No.

9 Salatiga

Izin

Singgih

Widi

Istianto

Sumber

Rejeki

Jl. Taman

Pahlawan No.

17 Salatiga

Tidak

Berizin

Lucia

Yulianti

Warung

Pojok

Pasar Rejosari

Blok F30

Salatiga

Tidak

Berizin

Sukimin Nyonya

Meneer

Shopping

Center Blok B

No. 5 Salatiga

Izin

Endang Toko

Endang

Jl. Dr.

Muwardi 27/4

Salatiga

Izin

Rumanti

Ningsih

Toko

Artomoro

Jl. Hasanudin

No. 4 Salatiga

Izin

Handayani Kembang

Menoor

Jl. Belakang

Pasar No. 15

Salatiga

Izin

Muntiah Pengecer Jl. Imam

Bonjol

Winong Rt 4

Rw 1 Salatiga

Tidak

Berizin

Surati Pengecer Perum Telaga

Mukti 1/43

Salatiga

Tidak

Berizin

Endang

Kristiana

Pengecer Jl. Kalinyamat

No. 5 Salatiga

Tidak

Berizin

Rumanti

Ningsih

Pengecer Jl. Bosman

No. 8 Salatiga

Tidak

Berizin

Endang R Pengecer Jl Muwardi

27/44 Salatiga

Izin

Engelia

Yuniati

Pengecer Jl. Ahmad

Yani No. 28

Tr 5 Rw 4

Salatiga

Tidak

Berizin

Page 65: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

52

Jaryatun Pengecer Jl. Balairejo

1/5 Rt 2 Rw 4

Tingkir

Salatiga

Tidak

Berizin

Veronica

Lisanti R

Pengecer Jl. Jendral

Sudirman 128

Salatiga

Izin

Joyo

Jumiran

Pengecer Jl. Kaligaleh

Kalioso Rt 11

Rw 3 Salatiga

Tidak

Berizin

Handayani Pengecer Jl. Belakang

Pasar 15

Salatiga

Tidak

Berizin

Sugiharto Pengecer Jl. Taman

Pahlawan No.

31 Salatiga

Tidak

Berizin

Kusnan Pengecer Jl. Hasanudin

No. 125

Salatiga

Tidak

Berizin

Suratno Pengecer Sub inti

Kenteng Rt 5

Rw 5 Salatiga

Tidak

Berizin

Donny

Artan

Pengecer Jl. Hasanudin

Rt 4 Rw 5

Bendosari

Salatiga

Tidak

Berizin

Ika

Permanasari

Pengecer Jl. Fatmawati

No. 68 D Rt 6

Rw 3 Salatiga

Tidak

Berizin

Warsini Pengecer Pos Tingkir

Salatiga

Tidak

Berizin

Tukiyem Pengecer Jl. Dewi Kunti

30 Grogol

Salatiga

Tidak

Berizin

2. Hotel Hotel

Grand

Wahid

Jl. Jendral

Sudirman

Izin Habis

Hotel

Laras Asri

Jl. Jendral

Sudirman

Izin

Kayu

Arum

Resort

Jl. Tegalrejo Izin

3. Restaurant The

Bizztro

Jl. Krisna

Grogol

Tidak

Berizin

Koinonia Jl. Kembang

Arum

Tidak

Berizin

Page 66: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

53

Kafeole Jl. Tentara

Pelajar No. 61

Izin

4. Karauke Suratno Kafe

Ratna 1

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Martono Kafe

Ratna 2

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Sri Lestari Kafe

Edelwis

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Ahmet Very Kafe FM Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Marno Kafe

Gayeng

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Tari Kafe

Sakura

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Suradi Kafe

Redjo

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Ali Sabana Kafe

Sahara

Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Kafe 88 Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Kafe mini Sari Rejo

Sidorejo

Salatiga

Tidak

Berizin

Zensho Jl. Hasanudin Tidak

Berizin

Monalisa Jl. Hasanudin Izin Habis

Happy

Puppy

Jl. Diponegoro

Ruko Kemiri

Izin Habis

Maestro Jl. Hasanudin

No 116 A,

Mangunsari

Sidomukti

Tidak

Berizin

Kafe 3D Tingkir

Salatiga

Tidak

Berizin

5. Penjual

Jamu

M. Rifai Paguyuban

Jamu

Jl. Taman

Pahlawan

Tidak

Berizin

Page 67: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

54

Bagong Pasar Blauran

Sutardi Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Jendral

Sudirman

Tamansari

Salatiga

Tidak

Berizin

Anjis

darmawan

Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Sukowati

Salatiga

Tidak

Berizin

Sofy

Riyanto

Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Ahmad

Yani

Tidak

Berizin

Nyono Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Diponegoro

Salatiga

Tidak

Berizin

Mujiyono Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Sukarno

Hata Salatiga

Tidak

Berizin

Turyono Paguyuban

Jamu

Bagong

Alun-Alun

Pancasila

Tidak

Berizin

Sutarno Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Jendral

Sudirman

Tidak

Berizin

Ari Kristian Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Ahmad

Yani

Tidak

Berizin

Taryono Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Jendral

Sudirman

Pasar Raya 1

Tidak

Berizin

Suparmo

Nugroho

Paguyuban

Jamu

Bagong

Jl. Sukarno

Hata Terminal

Tingkir

Salatiga

Tidak

Berizin

Page 68: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

55

B. PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN

DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

1. Landasan Filosofis

Tujuan pembentukan Negara dan Pemerintah Indonesia dapat dilihat

dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu bahwa untuk melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

Untuk memastikan dilaksanakannya hak asasi warga Negara yang

terdapat dalam Pasal 28I ayat (4) oleh Pemerintah, maka dipandang perlu

untuk membuat peraturan daerah Kota Salatiga tentang minuman

beralkohol. Disadari bersama bahwa produksi, distribusi, dan konsumsi

minuman beralkohol dari dan oleh sekelompok masyarakat tertentu tidak

dapat sepenuhnya dilarang mengingat kondisi kebhinekaan negara kita,

namun begitu perlu pelarangan yang ketat (pengendalian) untuk mengurangi

dampak yang ditimbulkan dari minuman beralkohol, baik kepada

lingkungan maupun kelompok masyarakat lainnya.

Oleh karena itu, demi kepentingan bangsa yang lebih luas dan

berjangka panjang serta didasari oleh pengetahuan bersama bahwa minuman

beralkohol pada dasarnya merupakan suatu bentuk gangguan terhadap

kehidupan dan penghidupan masyarakat, maka secara filosofis,

Page 69: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

56

pembentukan peraturan daerah tentang minuman beralkohol, merupakan

bagian dari pemenuhan tujuan bernegara yang termaktub dalam alinea

keempat pembukaan UUD 1945.

2. Landasan Sosiologis

Pertimbangan sosiologis berkaitan dengan permasalahan masyarakat,

dan kebutuhan yang dialami oleh masyarakat, yang menyangkut tentang

pengaturan dan pengendalian minuman beralkohol. Oleh karena itu, secara

sosiologis, peratura daerah Kota Salatiga tentang minuman beralkohol

haruslah memberikan jawaban atau solusi terhadap permasalahan yang

berkaitan dengan penanganan bahaya yang diakibatkan oleh minuman

beralkohol. Aspek sosiologisnya adalah bagaimana menangani dampak

negatif dari minuman beralkohol dengan cara pencegahan (preventive),

pengurangan resiko (preparedness), daya tanggap (response), serta upaya

pemulihan (recovery), akibat minum minuman beralkohol.

3. Landasan Yuridis

Aspek yang berkaitan dengan hukum (yuridis) dalam pembentukan

peraturan daerah Kota Salatiga tentang minuman beralkohol ini, dikaitkan

dengan peran hukum baik sebagai pengatur perilaku (social control),

maupun sebagai instrumen untuk penyelesaian suatu masalah (dispute

solution). Aspek yuridis ini sangat diperlukan, karena hukum, atau

peraturan perundang-undangan dapat menjamin adanya kepastian

(certainty), dan keadilan (fairness) dalam penanganan akibat minuman

beralkohol ini.

Page 70: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

57

Dalam kaitannya dengan peran dan fungsi hukum tersebut, maka

persoalan hukum yang terkait dengan pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan terhadap minuman beralkohol masih bersifat sektoral, dan

parsial, sedangkan kebutuhan yang sangat mendesak adalah adanya undang-

undang yang menjadi payung, bagi semua peraturan-perundang-undangan

yang ada, yaitu Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah dibeberapa

Propinsi, dan Kabupaten/Kota di Indonesia.

Oleh sebab itu, agar hubungan antar peraturan perundang-

undangan yang satu dengan lainnya dapat terjalin dengan harmonis, baik

vertikal, maupun horizontal, maka pertimbangan yuridis pembentukan suatu

peraturan perundang-undangan tentang minuman beralkohol dalam

bentuk undang-undang, adalah suatu keniscayaan, demi menyelamatkan

generasi bangsa Indonesia kedepan.

Peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga diatur di

dalam pasal 4 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol

di Kota Salatiga bahwa “Minuman beralkohol hanya dapat diedarkan setelah

memiliki izin edar dari kepala lembaga yang menyelenggarakan pengawasan di

bidang obat dan makanan.76

Hak, Kewajiban dan Larangannya diatur didalam pasal 17, 18 dan 19. Hak

bagi penjual minuman beralkohol diantaranya adalah: Mendapatkan pelayanan

izin sesuai standar pelayanan; Memperoleh informasi yang benar berkaitan

76 Peraturan Derah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Pasal 4

Page 71: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

58

dengan proses pelayanan izin; dan Mendapatkan pembinaan berkaitan dengan

kegiatan perdagangan minuman beralkoho.77

Adapun kewajiban bagi penjual minuman beralkohol diatur di dalam pasal

18, Kewajiban tersebut diantaranya adalah Menempatkan minuman beralkohol

pada tempat khusus atau tersendiri dan tidak bersamaan dengan produk lain;

Menegur dan melarang pembeli yang meminum langsung minuman beralkohol

di lokasi penjualan khusus bagi pengecer; Memberikan perlakuan khusus pada

pembelian minuman beralkohol oleh konsumen dengan hanya dapat dilayani

oleh petugas/pramuniaga; Meminta pembeli untuk menunjukan kartu identitas

dalam setiap transaksi; Mematuhi ketentuan waktu penjualan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 10 dan; Berperan serta aktif dalam kegiatan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol.78

Dalam pasal 10 dijelaskan tentang waktu penjualan minuman beralkohol

yang dibatasi sebagai berikut: Untuk minuman beralkohol yang dijual eceran

mulai pukul 09.00 sampai dengan 21.00 WIB dan untuk minuman beralkohol

yang dijual untuk diminum di tempat mulai pukul 19.00 sampai dengan 22.00

WIB.79

Sedangkan Larangan bagi penjual minuman beralkohol dijelaskan didalam

pasal 19 yaitu: Penjual minuman berakohol dilarang melakukan penjualan

kepada pembeli yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, kepada seorang

perempuan; atau pegawai negeri, kecuali untuk kepentingan pengawasan,

pengendalian dan penegakan hukum yang dibuktikan dengan surat perintah

77 Peraturan daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Pasal 17

78

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016 pasal 18.

79 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016 pasal 10.

Page 72: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

59

tugas. Penjual minuman berakohol dilarang menjual minuman beralkohol yang

tidak dilengkapi dengan izin edar dan label, Penjual minuman beralkohol juga

dilarang membuat campuran minuman beralkohol dengan bahan lain tanpa

label yang tidak memenuhi standar mutu produksi serta standar keamanan dan

mutu pangan.80

C. PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR

7 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

Adapun hasil wawancara dengan pengelola kafe yang menyatakan bahwa:

“Kafe ini belum memiliki izin karena saya mau ngurus persyaratannya

ribet‟‟81

Hal ini juga diungkapkan oleh penjual jamu bagong yang mengungkapkan

bahwa:

“Saya belum memiliki izin karena belum mengurus perizinanya”.82

Hal ini juga diperkuat pernyataan dari pengelola tempat karaoke yang

menyatakan bahwa:

“Saya belum sempat mengurus izinnya jadi ya belum memiliki izin”83

Adapun hasil wawancara dengan pihak Dinas Perdagangan Kota Salatiga

yang mengungkapkan bahwa:

“Sampai saat ini di Kota Salatiga masih banyak pelanggaran terhadap

Peraturaan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 seperti penjual minuman

80 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016 pasal 19.

81

Wawancara dengan BDi pengelola kafe, minggu 7 juni 2020 jam 16.00 WIB.

82 Wawancara dengan AD penjual jamu bagong, sabtu 6 juni 2020 jam 17.30 WIB.

83

Wawancara dengan GR pengelola tempat karauke, minggu 7 juni 2020 jam 17.30 WIB.

Page 73: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

60

beralkohol tidak memiliki izin dalam penjualannya, penjualannya tidak

sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan di dalam perda ini”84

Hal ini juga diungkapkan oleh pihak Dinas Perdagangan Kota Salatiga

yang lain yang menyatakan bahwa:

“Di Kota Salatiga masih terjadi pelanggaran terhadap Peraturan Daerah

Nomor 7 Tahun 2016 bentuk pelanggaran diantaranya adalah jam

penjualan yang tidak sesuai, penjualan minuman beralkohol yang bebas

diperjual belikan di semua kalangan”85

Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota

Salatiga dalam pengawasan dan pengendalian peredaran dan penjualan

minuman beralkohol. Sebagaimana hasil wawancara dengan pihak Dinas

Perdagangan yang menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan Dinas Perdagangan Kota Salatiga dalam

pengawasan dan pengendalian penjualan minuman beralkohol adalah 1)

Peninjauan lapangan 2) Pengawasan berkala 3) Sosialisasi”.86

Hal ini juga diungkapkan oleh pihak yang lain dari Dinas Perdaganggan

Kota Salatiga yang mengungkapkan bahwa:

“Upaya-upaya yang dilakukan kami adalah pengawasan tahunan,

pengawasan berkala, laporan realisasi penjualan survey waktu

perpanjangan izin”.87

Pihak Dinas Perdagangan Kota Salatiga juga menjelaskan tentang prosedur

perizinan penjualan minuman berlkohol di Kota Salatiga yaitu:

84 Wawancara dengan PJ pihak Dinas Perdaganan Kota Salatiga, selasa 9 juni 2020 jam

11.00 WIB.

85 Wawancara dengan YR pihak Dinas Perdagangan Kota Salatiga, selasa 9 juni 2020 jam

10.30 WIB.

86 Wawancara dengan PJ pihak Dinas Perdaganan Kota Salatiga, selasa 9 juni 2020 jam

11.00 WIB.

87 Wawancara dengan YR pihak Dinas Perdagangan Kota Salatiga, selasa 9 juni 2020 jam

10.30 WIB.

Page 74: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

61

“Prosedur perizinan penjualan minuman beralkohol bisa dilakukan secara

manual datang langsung ke kantor dinas atau bisa dilakukan secara online.

Namun yang secara online khusus diperuntukkan untuk minuman

beralkohol yang golongan A dengan menyertakan surat rekomendasi dari

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan syarat-

syarat seperti yang ada di dalam peraturan perda ini”88

Dari hasil wawancara ini dapat disimpulkan bahwa kebanyakan penjual

minuman beralkohol di Kota Salatiga dalam memperjualbelikan minuman

beralkohol belum memiliki izin. Adanya upaya yang dilakukan oleh Dinas

Perdagangan Kota Salatiga namun tetap saja masih terjadi banyak pelanggaran.

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Kota Salatiga dapat

dilihat dari terpenuhi atau tidaknya kewajiban penjual minuman beralkohol

dalam pasal 18 dan melanggar atau tidaknya penjual minuman beralkohol

terhadap larangan yang ada di dalam pasal 19 Peraturan Daerah Nomor 7

Tahun 2016. Untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun

2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan

Minuman Beralkohol di Kota Salatiga ditemukan hasil wawancara bahwa

masih banyak tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol tidak

menempatkan minuman beralkohol dalam tempat tersendiri. Sebagaimana hasil

wawancara dengan Penjual jamu bagong sebagai berikut:

“Tidak minumannya saya letakkan dimeja disebelah dagangan saya yang

lainnya”89

Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik toko yang menjual minuman

beralkohol bahwa:

88 Wawancara dengan PJ pihak Dinas Perdaganan Kota Salatiga, selasa 9 juni 2020 jam

11.00 WIB.

89 Wawancara dengan AD penjual jamu bagong, sabtu 6 juni 2020 jam 17.30 WIB.

Page 75: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

62

“Minumannya saya letakkan di flizer disebelah minuman yang lain”90

Selain penempatan minuman beralkohol dalam penjualannya kewajiban

yang harus dipenuhi adalah meminta pembeli untuk menunjukkan kartu

identitas dalam setiap pembelian. Sebagaimana hasil wawancara dengan

Pengelola Kafe bahwa:

“Saya tidak pernah meminta pembeli untuk menunjukkan kartu

identitasnya kalau mau beli ya tinggal beli”91

Hal tersebut juga diungkapkan oleh pengelola tempat karaoke yang

mengungkapkan bahwa:

“Pembeli minuman beralkohol tidak perlu menyerahkan kartu identitas

untuk membeli, mereka langsung pesen jenis apa yang di inginkan nanti

dilayani”92

Hal ini diperkuat sebagaimana hasil wawancara dengan karyawan kafe

yang mengungkapkan bahwa:

“Tidak perlu menunjukkan kartu identitas kalau pembeli mau membeli

minuman beralkohol ditempat ini”93

Dari hasil wawancara ini dapat disimpulkan bahwa penjual minuman

beralkohol di Kota Salatiga belum memenuhi kewajiban sebagaimana dalam

pasal 18 peraturan daerah Kota Salatiga.

Selain kewajiban diatas di dalam Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2016

disebutkan tentang larangan-larangan bagi penjual minuman beralkohol

sebagaimana tertera dalam pasal 19, diantaranya adalah jam pelayanan

90 Wawancara dengan TH pemilik toko jitu, senin 8 juni 2020 jam 10.30 WIB.

91

Wawancara dengan BD pengelola kafe, minggu 7 juni 2020 jam 16.00 WIB.

92 Wawancara dengan GR pengelola tempat karauke, minggu 7 juni 2020 jam 17.30 WIB.

93

Wawancara dengan MO karyawan kafe, senin 8 juni 2020 jam 18.00 WIB.

Page 76: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

63

penjualan minuman beralkohol. Sebagaimana hasil wawancara dengan penjual

jamu bagong yang mengungkapkan bahwa:

“Saya menjual minuman beralkohol dimulai jam 5 sore sampai dagangan

saya habis”94

Pengeola maestro juga mengungkapkan bahwa:

“Jam penjualan minuman beralkohol dimulai dari tempat ini buka yaitu

jam 2 siang dan ditutup jam 2 malam”95

Sebagaimana hasil wawancara dengan pemilik toko yang menjual

minuman beralkohol menyatakan bahwa:

“Jam penjualannya sama dengan toko ini dibuka yaitu jam 9 tutup jam 5

sore”96

Hal ini juga diungkapkan oleh karyawan kafe yang mengungkapkan

bahwa:

“Di kafe ini pelayanan pembelian minuman beralkohol dimulai dari jam

10 siang tutup jam 11 malam”97

Selain jam pelayanan penjualan minuman beralkohol larangan penjual

minuman beralkohol adalah menjual minuman beralkohol dengan pembeli

yang masih dibawah umur dan melakukan penjualan minuman beralkohol

dengan perempuan. Sebagaimana hasil wawancara dengan penjual jamu

bagong yang menyatakan bahwa:

“kalau ditempat saya bebas umur berapa saja boleh membeli dan

perempuan juga boleh yang penting mereka bayar”98

94 Wawancara dengan AD penjual jamu bagong, sabtu 6 juni 2020 jam 17.30 WIB.

95

Wawancara dengan GR pengelola tempat karauke, minggu 7 juni 2020 jam 17.30 WIB.

96 Wawancara dengan TH pemilik toko yang menjual minuman beralkohol, senin 8 juni

2020 jam 10.30 WIB.

97 Wawancara dengan MO karyawan kafe, senin 8 juni 2020 jam 18.00 WIB.

98

Wawancara dengan AD penjual jamu bagong, sabtu 6 juni 2020 jam 17.30 WIB.

Page 77: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

64

Hal ini juga diungkapkan oleh pemilik toko yang menjual minuman

beralkohol mengungkapkan bahwa:

“Kami tidak melayani penjualan minuman tersebut jika yang membeli

anak kecil tapi kalau perempuan tetep boleh membeli”99

Sebagaimana hasil wawancara dengan karyawan kafe yang manyatakan

bahwa:

“Tidak ada syarat umur untuk membeli minuman beralkohol, dikafe ini

juga penjualan minuman beralkohol bebas untuk laki-laki dan

perempuan”100

Hal ini juga diungkapkan oleh pengelola kafe yang mengungkapkan

bahwa:

“Saya menjual minuman beralkohol tidak ada syarat umur tapi biasanya

yang datang kesini sudah berumur dan bebas untuk laki-laki dan

perempuan”101

Ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan pengelola maestro yang

menyatakan bahwa:

“Biasanya yang datang ke tempat ini sudah pada dewasa kalau mengenai

syarat umur tidak ada, laki-laki dan perempuan boleh membeli”102

Dari hasil wawancara ini dapat disimpulkan bahwa larangan-larangan yang

terdapat dalam pasal 19 masih dilanggar oleh penjual minuman beralkohol di

Kota Salatiga.

99 Wawancara dengan TH pemilik toko yang menjual minuman berakohol, senin 8 juni

2020 jam 10.30 WIB.

100 Wawancara dengan MO karyawan kafe, senin 8 juni 2020 jam 18.00 WIB.

101

Wawancara dengan BD pengelola kafe, minggu 7 juni 2020 jam 16.00 WIB.

102 Wawancara dengan GR pengelola tempat karauke, minggu 7 juni 2020 jam 17.30

WIB.

Page 78: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

65

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN

BERALKOHOL DAN PELAKSANAANNYA

A. Tinjauan Hukum Islam Dan Peraturan Perundang-Undangan Terhadap

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman

Beralkohol

1. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7

Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan

Penjualan Minuman Beralkohol

Islam dengan tegas mengharamkan minuman beralkohol dan segala

sesuatu yang berkaitan dengan minuman beralkohol, baik memproduksi,

mengkonsumsi maupun mendistribusikannya, tetapi tetap saja masih banyak

orang yang melanggar perintah tersebut. Keharaman minuman beralkohol

bukan tanpa alasan, jika dilihat dari madharatnya, banyak sekali efek negatif

yang diakibatkan oleh minuman beralkohol, baik bagi diri si peminum

maupun bagi lingkungan sekitarnya. Banyak tindak kejahatan yang timbul

akibat pengaruh minuman beralkohol.

Berdasarkan madharat yang ditimbulkan oleh minuman beralkohol,

maka Islam mengharamkan minuman berakohol, baik sedikit maupun

Page 79: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

66

banyak. Oleh karena itu haram hukumnya orang Islam mengimpor minuman

beralkohol, memproduksi, membuka atau bekerja di perusahaan pembuat

minuman beralkohol. Keharaman ini sebagaimana terdapat dalam Surah al-

Maidah (5) ayat 90

الشلو زجس صاب ال يسس ان س ا انخ آ ا اي ا انري يآ اي

م انشي ع فاي ط ب نعهكى تفهح جت

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan.

Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan (Q.S. al-Maidah (5): 90)103

Sebagai Ulul Amri pemerintah berhak untuk menetapkan sebuah

kebijakan guna kemashlahatan bersama, sehingga pemerintah Kota Salatiga

membentuk Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol. Latar belakang ditetapkannya peraturan daerah Kota Salatiga ini

adalah bahwa dalam rangka menjamin kepastian berusaha serta menjaga dan

memelihara ketentraman dan ketertiban umum terhadap dampak

penyalahgunaan minuman beralkohol di Kota Salatiga.104

Pada prinsipnya

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan

Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol tidak

melarang peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga.

103 Endang Hendra, Al-Quran Qordoba, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012), hlm.123.

104 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016.

Page 80: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

67

Akan tetapi mengatur sedemikian rupa peredaran dan penjualannya agar

tidak menimbulkan banyak persoalan di kemudian hari.

Maslahah dalam terminologi agama bermakna kebaikan dan

kemanfaatan dalam berbagai bentuknya. Dalam ruang lingkup hukum Islam

maka maslahah menjadi tema sentral dan menjadi satu pokok kaidah yaitu :

المفاسد ودفع المصالح جلب

“Mendatangkan yang mashlahat dan menolak mafsadah”

Tujuan dari adanya hukum Islam adalah mendatangkan mashalahat bagi

manusia dan menolak segala bentuk mafsadah dalam berbagai hal.

Mafsadah adalah segala hal yang dapat merusak jiwa, akal dan jasad

manusia yang mendatangkan pula bentuk keburukan bagi kehidupan

manusia. Begitu pula dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7

Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan

Minuman Beralkohol diharapkan dapat mengendalikan peredaran dan

penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga sehingga tidak ada lagi

dampak yang timbul aibat minuman beralkohol. Tetapi dalam Peraturan

Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol masih

memberikan peluang bagi penjual minuman beralkohol untuk tetap aktif

berjualan. Semakin banyak penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga

semakin besar pula dampak yang akan ditimbulkan di Kota Salatiga.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Peraturan Daerah Kota Salatiga

Nomor 7 tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan

Page 81: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

68

Penjualan Minuman Beralkohol ini bertentangan dengan syariat Islam

karena memberikan legitimasi atas penjualan minuman beralkohol. Islam

telah mengharamkan segala aktifitas yang berkaitan dengan minuman

beralkohol, baik itu memproduksi, mengkonsumsi maupun

mengedarkannya. Sedangkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7

tahun 2016 masih memberikan kesempatan bagi penjualan minuman

beralkohol asalkan mendapatkan izin dari Dinas Perdagangan Kota Salatiga.

Meskipun Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk mengantisipasi

penyalahgunaan minuman beralkohol dengan cara mengatur penjualannya,

tetap saja dalam pandangan Islam penjualan minuman beralkohol haram

hukumnya, walaupun telah mendapatkan izin dari Dinas Perdagangan Kota

Salatiga.

2. Tinjauan Peraturan Perundang-Undangan Terhadap Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian

Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol

Pemerintah daerah dapat menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya

karena daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

daerahnya masing-masing. Daerah memiliki kewenangan membuat

kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan, peran serta,

prakarsa dan pemberdayan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan

kesejahteraan rakyat.105

Adanya hierarki peraturan perundang-undangan di

Indonesia yang terdapat dalam pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun

105 Iswan Kaputra, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia, 2013), hlm.66.

Page 82: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

69

2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menjadi acuan

bagi pemerintah daerah dalam menyusun peraturan daerah Kota Salatiga

agar tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

Pembuatan peraturan daerah dapat dilakukan untuk kebijakan

kriminalitas seperti tertuang dalam pasal 15 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 dan pasal 143 ayat (2) yang menyatakan bahwa

peraturan daerah dapat memuat ancaman pidana, seperti pidana kurungan

dan denda. Namun dalam perkembangnnya peraturan daerah yang memuat

kebijakan kriminalitas juga menimbulkan peraturan yang bermasalah. Salah

satunya adalah kebijakan kriminalitas yang sudah diatur dalam hukum

pidana kodifikasi seperti peraturan daerah tentang minuman beralkohol.

Dimana kebijakan peraturan daerah ini tidak sinkron dengan kebijakan

hukum pidana nasional Indonesia.

Untuk menjaga sinkronisasi antara peraturan daerah dan kebijakan

pidana nasional, maka pemberlakukan prinsip “lex superior derogate legi

inferior” sudah menjadi syarat mendasar. Prinsip ini mengakibatkan hukum

yang kedudukannya lebih tinggi menghapus hukum yang ada dibawahnya,

atau dengan kata lain hukum yang lebih rendah tingkatannya harus sesuai

dengan ketentuan yang ada diatasnya. Walaupun dalam hal ini ditekankan

bahwa penggunaan prinsip ini juga tetap harus mempertimbangkan aspek

kesetaraan dengan kekhususan peraturan daerah berdasarkan prinsip “lex

specialis derogate legi generali”.

Page 83: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

70

Pemerintah Kota Salatiga memiliki kewenangan untuk membentuk

sebuah kebijakan, sehingga pemerintah Kota Salatiga membentuk Peraturan

Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian

Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol guna mengatur dan

mengendalikan peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kota

Salatiga. Pada prinsipnya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 ini tidak

melarang peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga.

Akan tetapi mengatur sedemikian rupa peredaran dan penjualannya agar

tidak menimbulkan banyak persoalan di kemudian hari. Kebolehan ini

tertera di pasal 4 bahwa ”minuman beralkohol hanya dapat diedarkan

setelah memiliki izin edar dari kepala lembaga yang menyelenggarakan

pengawasan di bidang obat dan makanan.”Sedangkan di dalam pasal 300

KUHP bahwa “barangsiapa dengan sengaja menjual atau menyuruh minum

minuman-minuman yang memabukkan kepada seseorang yang telah

kelihatan nyata mabuk akan dihukum dengan hukuman penjara selama-

lamanya atau denda sebanyak-banayknya.”106

Dengan menggunakan prinsip “lex superior derogate legi inferior”

bahwa peraturan yang lebih rendah tingkatannya harus sesuai dengan

ketentuan yang ada diatasnya, tetapi Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor

7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan

Penjualan Minuman Beralkohol di Kota Salatiga belum sesuai dengan Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana sebagai peraturan diatasnya. Sehingga,

106 Pasal 300 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Page 84: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

71

dapat disimpulkan bahwa Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun

2016 tentang Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan

Minuman Beralkohol menyelisihi Undang-Undang yang lebih tinggi karena

adanya larangan menjual minuman beralkohol sebagaimana termaktup di

dalam pasal 300 KUHP.

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian

Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol

belum maksimal karena masih banyaknya pelanggaran yakni penjualan

minuman beralkohol di Kota Salatiga yang dilakukan secara bebas tanpa

mengindahkan aturan sebagaimana terdapat di dalam hukum Islam.

Di dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 7 Tahun 2016, pasal 4

disebutkan bahwa: ”minuman beralkohol hanya dapat diedarkan setelah

memiliki izin edar dari kepala lembaga yang menyelenggarakan pengawasan

di bidang obat dan makanan.” Pasal ini dengan jelas memberikan kesempatan

bagi siapa saja yang ingin menjual minuman beralkohol dengan catatan

mendapatkan izin terlebih dahulu dari Dinas Perdagangan Kota Salatiga.

Sanksi hanya akan dijatuhkan bagi penjual minuman beralkohol yang tidak

mempunyai izin, sedangkan bagi yang memiliki izin bisa terus menjual

minuman beralkohol. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016

tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman

Page 85: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

72

Beralkohol ini memuat dispensasi kepada pemjual minuman beralkohol untuk

tetap berjualan dengan kepemilikan izin. Berasarkan Fatwa MUI Nomor 11

Tahun 2009 tentang Hukum Alkohol “bahwa minuman-minuman beralkohol

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum hukumnya haram, dan khamr

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum adalah najis”.107

Tujuan hukum pada hakikatnya mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan persoalan penerapan, pelaksanaan dan penegakan hukum dalam

masyarakat. Jika berbicara tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7

Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan

Minuman Beralkohol di Kota Salatiga maka hal ini berakaitan dengan cara

kerja atau berlakunya peraturan daerah tersebut dalam mengatur penjual

minuman beralkohol untuk taat terhadap peraturan daerah tersebut. Ketaatan

ini bisa dilihat dari terpenuhi atau tidaknya kewajiban penjual minuman

beralkohol dan melanggar atau tidaknya penjual minuman beralkohol terhadap

larangan yang ada di dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun

2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan

Minuman Berakohol.108

Kewajiban dan larangan bagi penjual minuman beralkohol dijelaskan di

dalam pasal 18 dan 19 Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 Kota Salatiga.

Kewajiban tersebut diantaranya adalah Menempatkan minuman beralkohol

pada tempat khusus atau tersendiri dan tidak bersamaan dengan produk lain;

Menegur dan melarang pembeli yang meminum langsung minuman beralkohol

107 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Hukum Alkohol.

108

Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006),hlm.62.

Page 86: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

73

di lokasi penjualan khusus bagi pengecer; Memberikan perlakuan khusus pada

pembelian minuman beralkohol oleh konsumen dengan hanya dapat dilayani

oleh petugas/pramuniaga; Meminta pembeli untuk menunjukan kartu identitas

dalam setiap transaksi; Mematuhi ketentuan waktu penjualan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 10 dan; Berperan serta aktif dalam kegiatan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol.109

Adanya hadis yang

diriwayatkan oleh Abu Dawud At-Tirmidzi bahwa:

يا اسكس كثيس فقهيه حساو

“Sesuatu (minuman) yang banyaknya dapat memabukkan, maka sedikitnya

pun haram”.110

Dari hadis ini jumhur ulama berpendapat bahwa minuman yang

memabukkan itu haram, apapun jenisnya, beberapa kadarnya, serta apakah

meminumnya sampai mabuk atau tidak. Adanya kewajiban di dalam pasal 18

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol dengan masih

memberikan perlakukan khusus pada pembelian minuman beralkohol oleh

konsumen dengan hanya dapat dilayani oleh petugas/pramuniaga. Padahal

dalam hadis tersebut sudah jelas bahwa minuman beralkohol dengan jenis

apapun dan berapapun kadarnya adalah haram baik dikonsumsi maupun

diperjualbelikan.

109 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016 pasal 18.

110

Anna Priangani Roswiem, Buku Saku Produk Halal Makanan Dan Minuman, (Jakarta: Republika Penerbit, 2015), hlm. 96.

Page 87: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

74

Selain itu adanya kewajiban terhadap pematuhan waktu penjualan

minuman beralkohol, sebagaimana didalam Surah al-Nisa (4) ayat 43 (Proses

Pengharaman Temporer)

ت ا لة ا ل تقسبا انص اي ا انري ا يآ اي ي ى سكاز حت تعه ا تقن

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu

dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu

ucapkan”. (Q.S. al-Nisa (4) ayat 43).111

Dari ayat di atas disimpulkan bahwa konsumsi khamr masih dibolehkan

dengan batasan tidak boleh mendirikan salat kalau sedang mabuk, dan juga

dibolehkan minum khamr selama tidak menghilangkan kesadaran diri.112

Namun setelah turunnya Surah al-Nisa ayat 43 ini Allah mengharamkan

minuman beralkohol secara tota dengan turunnya Surah al-Maidah (5) ayat 90

(Proses Pengharaman Total)

الشلو صاب ال يسس ان س ا انخ آ ا اي ا انري م زجس يآ اي ع ي

انشي فاجتب نعهكى تفهح ط

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,

adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (Q.S.

al-Maidah (5): 90)113

111 Endang Hendra, Al-Quran Qordoba, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012), hlm.85.

112 Winarno, “Status Hukum Khamar Dalam Persfektif Fiqh, Asy Syar’iyya’’ Jurnal Ilmu

Syari’ah Dan Perbankan Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2018, hlm.7.

113 Endang Hendra, Al-Quran Qordoba, (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012), hlm.123.

Page 88: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

75

Pada ayat ini, Allah SWT menyatakan bahwa khamr merupakan perbuatan

syaitan yang harus dijauhi. Penggunaan kata „jauhi‟ adalah sebagai simbol

pengharaman secara halus sehingga tidak terbesit niat untuk

mengkonsumsinya. Kasus ini merupakan pengantar bagi diharamkannya

minum khamr atau minuman beralkohol itu secara final dan setelah itu juga

Allah Swt. mengharamkannya secara tuntas. Sehingga Islam tidak membatasi

waktu dalam menjual minuman beralkohol tetapi di dalam Peraturan Daerah

kota salatiga khususnya dalam kewajiban pematuhan waktu penjualan

minuman beralkohol di Kota Salatiga ada batasan waktu yang telah ditentukan.

Larangan bagi penjual minuman beralkohol dijelaskan didalam pasal 19

yaitu: Penjual minuman berakohol dilarang melakukan penjualan kepada

pembeli yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, kepada seorang

perempuan; atau pegawai negeri, kecuali untuk kepentingan pengawasan,

pengendalian dan penegakan hukum yang dibuktikan dengan surat perintah

tugas. Penjual minuman berakohol dilarang menjual minuman beralkohol yang

tidak dilengkapi dengan izin edar dan label, Penjual minuman beralkohol juga

dilarang membuat campuran minuman beralkohol dengan bahan lain tanpa

label yang tidak memenuhi standar mutu produksi serta standar keamanan dan

mutu pangan.114

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud

dan Imam Al-Hakim dari sahabat Ibnu Umar r.a. yaitu:

س الله انخ انسلو : نع انصلة قال عهي ا شازب ا ساقي ا بائع ا يبتاع

ا عاصس ا يعتصس ح ان ا حايه ا اكم ث نت اني

114 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016 pasal 19.

Page 89: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

76

Nabi SAW bersabda, “Allah melaknat minuman keras, orang yang

mengkonsumsinya, yang menuangkannya (kepada orang lain), penjualnya,

pembelinya, pemerasnya, orang yang meminta untuk memeraskannya

(membuatkan minuman keras), pembawanya, orang yang meminta untuk

membawakannya, dan orang yang memakan hasil dari penjualannya.”

Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Al-Hakim dari sahabat Ibnu

Umar r.a. Namun didalam larangan penjualan minuman beralkohol didalam

pasal 19 masih memberikan kesempatan kepada pegawai negeri untuk

kepentingan pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum yang dibuktikan

dengan surat perintah tugas.

Kewajiban dan larangan ini harus terpenuhi demi tercapainya suatu tujuan

dalam Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol di Kota Salatiga.

Dari hasil wawancara dengan penjual minuman berakohol dan pengamatan

penulis di tempat yang menjual minuman berakohol di Kota Salatiga masih

banyak penjual minuman beralkohol yang tidak mentaati peraturan daerah

tersebut sehingga kewajiban-kewajiban itu belum terpenuhi secara maksimal

dan larangan itu masih banyak dilanggar oleh para penjual minuman

beralkohol di Kota Salatiga.

Hasil wawancara dengan penjual minuman beralkohol menunjukkan

bahwa dalam kewajiban penempatan minuman beralkohol yang harus

disendirikan dengan produk lain, tetapi kebanyakan penjual minuman

beralkohol di Kota Salatiga masih menempatkan minuman itu bersamaan

Page 90: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

77

dengan produk lain. Dalam penjualannya para penjual minuman beralkohol di

Kota Salatiga tidak pernah meminta pembeli untuk menunjukan kartu identitas

sebagai syarat pembelian. Selain itu para penjual minuman beralkohol di Kota

Salatiga tidak memperhatikan waktu penjualan sebagaimana disebutkan dalam

pasal 10 bahwa waktu penjualan untuk minuman beralkohol yang dijual eceran

mulai pukul 09.00 sampai dengan 21.00 WIB dan waktu penjualan minuman

beralkohol yang dijual untuk diminum di tempat mulai pukul 19.00 sampai

dengan 22.00 WB.115

Minuman beralkohol di Kota Salatiga yang dijual untuk

diminum ditempat waktu penjualannya melebihi dari batas waktu yang telah

ditentukan, kurang lebih 10 jam para penjual miuman beralkohol membuka

tempat mereka untuk menjual minuman beralkohol. Mereka juga tidak

membatasi umur pembeli, yang seharusnya minuman beralkohol hanya boleh

diperjual belikan pada pembeli yang sudah berusia 21 tahun. Kebanyakan

tempat-tempat yang menjual minuman beralkohol di Kota Salatiga

membolehkan baik laki-laki ataupun perempuan bebas untuk membeli

minuman beralkohol padahal jelas tertera di pasal 19 bahwa ada larangan

penjualan minuman beralkohol yang dilakukan kepada seorang perempuan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Peraturan Derah Nomor 7

Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan

Minuman Beralkohol Di Kota Salatiga belum maksimal karena masih banyak

pelanggaran. Hal ini dapat dilihat dari belum terpenuhinya kewajiban dan

larangan yang ada di dalam peraturan daerah tersebut.

115 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 tahun 2016 pasal 19.

Page 91: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

78

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan

Dan Pengendaian Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol pada

prinsipnya tidak melarang peredaran dan penjualan minuman beralkohol di

Kota Salatiga akan tetapi mengatur sedemikian rupa peredaran dan

penjualannya, Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun

2016 tentang Pengawasan Dan Pengendaian Peredaran Dan Penjualan

Minuman Beralkohol belum maksimal karena masih banyaknya

pelanggaran yakni penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga yang

masih dilakukan secara bebas.

2. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pengawasan

Dan Pengendaian Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol ditinjau

dari hukum Islam menyelisihi konsep minuman beralkohol di dalam Islam,

berdasarkan perundang-undangan menyelisihi Undang-Undang yang lebih

tinggi karena adanya larangan menjual minuman beralkohol sebagaimana

termaktup di dalam pasal 300 KUHP.

3. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pengawasan Dan Pengendaian Peredaran Dan Penjualan Minuman

Beralkohol ditinjau dari hukum Islam belum mengindahkan aturan

sebagaimana aturan tentang keharaman khamr.

Page 92: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

79

B. SARAN

1. Penulis berharap kepada Pemerintah Kota Salatiga dalam membuat

kebijakan tentang peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kota

Salatiga yang sudah berlaku saat ini dipertimbangkan kembali dengan

menyelaraskan kebijakan tersebut dengan norma-norma agama.

2. Kepada Instansi yang ditunjuk sebagai pengendali dan pengawas peredaran

dan penjualan minuman beralkohol di Kota Salatiga yaitu Dinas

Perdagangan Kota Salatiga dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

sebagai eksekutor pemberian sanksi terhadap pelanggaran penjualan

minuman beralkohol di Kota Salatiga merapatkan barisan untuk lebih

memperketat peredaran dan penjualan minuman beralkohol dan

memberikan sanksi yang lebih berat agar para pelanggar tersebut jera

terhadap pelanggaran yang telah diperbuatnya.

3. Untuk seluruh masyarakat di Kota Salatiga agar bersinergi melakukan

gerakan anti minuman beralkohol baik dalam peredaran, penjualan,

pembelian maupun dalam mengkonsumsi, agar terciptanya tatanan

kehidupan di Kota Salatiga yang aman, damai dan sejahtera.

Page 93: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

80

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyimiy, Ma‟shum Zainy.2020.Nadzom Al-Faroidul Bahiyyah Juz 1,

Jombang: Darul Hikmah

Ali, Zainuddn.2006.Sosiologi Hukum,Jakarta: Sinar Grafika.

Anggota IKAPI. 2004. Al-Qur’an dan Terjemah Al-Jumanatul Ali.Bandung:CV

Penerbit Jumanatul Ali Art.

Ashar.2015.Konsep Khamar Dan Narkotika Dalam Al-Qur’an Dan

UU.Fenomena, Volume 7, No 2, 2015.

Ashshafa, Burhan.2004.Metode Penelitian Hukum.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Dayanto dan Asma Karim.2015.Peraturan Daerah Responsif,.Sleman: CV Budi

Utomo.

Diab, Ashadi L.2014.Peranan Hukum Sebagai Social Control, Social Engineering

Dan Social Welfare, Jurnal Al-„Adl Vol. 7 No. 2, Juli 2014.

Disdag.Salatiga.go.id.

Djaenab.2018.Efektivitas dan Berfungsinya Hukum dalam Masyarakat.Ash-

Shahabah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Volume 4, Nomor 2, Juli 2018.

Farkhani.2014.Pengantar Ilmu Hukum.Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Hukum Alkohol.

Fauzan, Muhammad.2006.Hukum Pemerintahan Daerah.Yogyakarta: UII Press.

Hendra, Endang.2012.Al-Quran Qordoba.Bandung: PT Cordoba Internasional

Indonesia.

https//docplayer.info/48955356-Metode-penelitin-yang-digunakan-adalah-yurids-

empiris-yuridis-empiris-merupakan-cara-penelitian.html. Minggu 20 Juni

2020, 12.30.

https://mafhum.wordpress.com/2009/10/29/menimbang-kaidah-syariatma-la-

yudraku-kulluhu-la-yutraku-jalluhu/. Sabtu 20 Juni 2020, 07.20

Page 94: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

82

Kaputra, Iswan.2013.Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia.Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 300.

Latupono, Barzah dkk.2017.Hukum Islam.Sleman: CV Budi Utomo.

Lestari, Tri Rini Puji.2016.Menyoal Pengaturan Konsumsi Minuman Beralkohol

Di Indonesia.Aspirasi Vol. 7 No. 2, Desember 2016.

Lukito, Ratno.2008.Tradisi Hukum Indonesia.Yogyakarta.

Muhammad Fauzan, Muhammad.2006.Hukum Pemerintahan

Daerah,Yogyakarta: UII Press.

Nugrahani, Farida.2014. Metode Penelitian Kualitatif.Surakarta: Cakra Books.

Nuh, Abd Bin.1991.Kamus Indonesia-Arab, Arab-Indonesia.Jakarta:Mutiara

Sumber Widya.

Okparizan.2013.Penegakan hukum Syariah Melalui Peraturan Daerah, Jurna

selat, Oktober 2013, vol 1 No. 1.

Patawari. 2019.Teknik Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.Malang:

PT Cita Intrans Media.

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengawasan dan

Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol.

Rahardjo, Satjipto.1980.Hukum dan Masyarakat.Bandung: Angkasa Offset.

Rahmatiah.2016.Efektivitas Penerapan Pengendalian Dan Pengawasan Miras Di

Makasar.Jurnal al-daulah vol. 5/No.2/Desember 2016.

Rasyid, Abdul.Teori Maslahah Sebagai Basis Etika Politik Islam.Al Mashlahah

Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam.

Redaksi Great Publisher.2009.Politik Sejarah Pemerintahan Dan

Ketatanegaraan.Yogyakarta: Jogja Great Publisher.

Page 95: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

83

Rifai, Ahmad.Implikasi Kaidah Fiqih Terhadap Peran Negara Dalam

Pengelolaan Zakat Di Indonesia.Al Mashlahah Jurnal Hukum Dan Pranata

Sosial Islam.

Sadi, Muhamad.2015.Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Kencana.

Sibuea, Harris Y. P.2016.Penegakan Hukum Pengaturan Minuman

Beralkohol.Jurnal Negara Hukum: Vol. 7, No. 1, Juni 2016.

Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik.2015.Dasar Metodologi Penelitian.Yogyakarta:

Literasi Media Publishing.

Tim visi Yustisia.20115.UU Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah Dan Perubahannya.Jakarta Selatan: PT Visimedia Pustaka.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 1 ayat (3).

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan,Pasal 7.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1

ayat (25).

Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga,www.salatiga.go.id.

Winarno.2018.Status Hukum Khamar Dalam Persfektif Fiqh,.Asy Syar‟iyyah:

Jurnal Ilmu Syari‟ah Dan Perbankan Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2018.

Zein, Muhammad Ma‟shum.2010.Nadzom Al-Faroqidul Bahiyyah Juz

2,.Jombang: Darul Hikmah.

Page 96: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SALATIGA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin

kepastian berusaha serta menjaga dan

memelihara ketentraman dan

ketertiban umum terhadap dampak

penyalahgunaan minuman beralkohol,

perlu mengatur mengenai Peredaran

dan Penjualan minuman beralkohol;

Page 97: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

b. bahwa untuk maksud tersebut pada

huruf a sesuai ketentuan Pasal 20 ayat

(4) dan Pasal 33 huruf b Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 20/M-

DAG/ PER/4/2014 tentang

Pengendalian dan Pengawasan

terhadap Pengadaan, Peredaran dan

Penjualan Minuman Beralkohol,

pengaturan mengenai Peredaran dan

Penjualan minuman beralkohol

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan huruf b, perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang Pengawasan

dan Pengendalian Peredaran dan

Penjualan Minuman Beralkohol;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

1950 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Kota Kecil dalam Lingkungan

Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan

Jawa Barat;

3. Undang-Undang Nomor 8 Prp Tahun

1962 tentang Perdagangan Barang-

Barang Dalam Pengawasan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 42, Tambahan Lembaran

Page 98: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Negara Republik Indonesia Nomor

2469);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3209);

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3821);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4966);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014

tentang Perdagangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 45 Tambahan Lembaran

Page 99: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Negara Republik Indonesia Nomor

5512);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587), sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 11

Tahun 1962 tentang Perdagangan

Barang-barang Dalam Pengawasan

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1962 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2473), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2004 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 11 Tahun 1962 tentang

Perdagangan Barang-barang Dalam

Pengawasan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 68, Tambahan Lembaran

Page 100: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Negara Republik Indonesia Nomor

4402);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 69

Tahun 1992 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Salatiga dan Kabupaten Daerah

Tingkat II Semarang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 114, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

3500);

12. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun

2013 tentang Pengendalian dan

Pengawasan Minuman Beralkohol

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 190);

13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

20/M-DAG/PER/ 4/2014 tentang

Pengendalian dan Pengawasan

terhadap Pengadaan, Peredaran dan

Penjualan Minuman Beralkohol,

sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 6/ M-

DAG/PER/1/2015 tentang Perubahan

Kedua atas tentang Pengendalian dan

Pengawasan terhadap Pengadaan,

Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol;

14. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor

10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga

Page 101: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Kota Salatiga

(Lembaran Daerah Kota Salatiga

Tahun 2008 Nomor 10), sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah

Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011

tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga

(Lembaran Daerah Kota Salatiga

Tahun 2011 Nomor 8);

15. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor

11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Salatiga (Lembaran Daerah Kota

Salatiga Tahun 2008 Nomor 11),

sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan Daerah

Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor

11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Salatiga (Lembaran Daerah Kota

Salatiga Tahun 2011 Nomor 9);

16. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor

2 Tahun 2016 tentang Pokok-pokok

Page 102: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Tahun 2016 Nomor 2, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Salatiga Nomor

2);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA

dan

WALIKOTA SALATIGA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL.

BAB I KETENTUAN

UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud

dengan:

1. Daerah adalah Kota Salatiga.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota

sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah Kota

Salatiga.

3. Walikota adalah Walikota Salatiga.

4. Perangkat Daerah adalah unsur

pembantu kepala daerah dan DPRD

Page 103: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

dalam penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah.

5. Minuman Beralkohol adalah minuman

yang mengandung etil alkohol atau etanol

(C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil

pertanian yang mengandung karbohidrat

dengan cara fermentasi dan destilasi atau

fermentasi tanpa destilasi.

6. Minuman Beralkohol Tradisional adalah

Minuman Beralkohol yang dibuat secara

tradisional dan turun temurun yang

dikemas secara sederhana dan

pembuatannya dilakukan sewaktu-

waktu, serta dipergunakan untuk

kebutuhan adat istiadat atau upacara

keagamaan.

7. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha

perseorangan atau badan usaha yang

dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan

berkedudukan di wilayah Negara

Republik Indonesia, baik yang berbentuk

badan hukum atau bukan badan hukum

yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan Minuman Beralkohol.

8. Peredaran Minuman Beralkohol adalah

kegiatan menyalurkan Minuman

Beralkohol yang dilakukan oleh

distributor, sub distributor, Pengecer,

atau Penjual Langsung untuk diminum

di tempat.

Page 104: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

9. Penjualan Minuman Beralkohol adalah

kegiatan memperdagangkan Minuman

Beralkohol yang dilakukan oleh Pengecer

atau Penjual Langsung untuk diminum

di tempat.

10. Distributor adalah perusahaan yang

ditunjuk oleh Produsen Minuman

Beralkohol produk dalam negeri

dan/atau izin terdaftar produk asal

impor untuk mengedarkan Minuman

Beralkohol kepada Pengecer dan Penjual

Langsung melalui Sub Distributor di

wilayah pemasaran tertentu.

11. Sub Distributor adalah perusahaan yang

ditunjuk oleh Distributor untuk

mengedarkan Minuman Beralkohol

produk dalam negeri dan/atau produk

asal impor kepada Pengecer dan Penjual

Langsung di wilayah pemasaran tertentu.

12. Pengecer adalah perusahaan yang

menjual Minuman Beralkohol kepada

konsumen akhir dalam bentuk kemasan

di tempat yang telah ditentukan.

13. Penjual Langsung untuk diminum di

tempat yang selanjutnya disebut Penjual

Langsung adalah perusahaan yang

menjual Minuman Beralkohol kepada

konsumen akhir untuk diminum

langsung di tempat yang telah

ditentukan.

14. Izin Tempat Penjualan Minuman

Beralkohol, yang selanjutnya disingkat

Page 105: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

ITP-MB adalah izin untuk melakukan

Penjualan minuman beralkohol di suatu

tempat tertentu.

15. Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman

Beralkohol yang selanjutnya disingkat

SIUP-MB adalah surat izin untuk dapat

melaksanakan kegiatan usaha

perdagangan khusus Minuman

Beralkohol.

16. Surat Keterangan Pengecer Minuman

Beralkohol golongan A yang selanjutnya

disebut SKP-A adalah Surat Keterangan

untuk Pengecer Minuman Beralkohol

golongan A.

17. Surat Keterangan Penjual Langsung

Minuman Beralkohol golongan A yang

selanjutnya disebut SKPL-A adalah Surat

Keterangan untuk Penjual Langsung

Minuman Beralkohol golongan A.

BAB II

GOLONGAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 2

Minuman Beralkohol dikelompokkan dalam

golongan sebagai berikut:

a. Minuman Beralkohol golongan A adalah

minuman yang mengandung etil alkohol

atau etanol (C2H5OH) dengan kadar

sampai dengan 5% (lima persen);

b. Minuman Beralkohol golongan B adalah

minuman yang mengandung etil alkohol

Page 106: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih

dari 5% (lima persen) sampai dengan

20% (dua puluh persen); dan

c. Minuman Beralkohol golongan C adalah

minuman yang mengandung etil alkohol

atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih

dari 20% (dua puluh persen) sampai

dengan 55% (lima puluh lima persen).

Pasal 3

Jenis atau produk Minuman Beralkohol ke

dalam golongan A, golongan B, dan golongan

C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

berpedoman pada ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

BAB III

PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 4

Minuman Beralkohol hanya dapat diedarkan

setelah memiliki izin edar dari kepala

lembaga yang menyelenggarakan

pengawasan di bidang obat dan makanan.

Pasal 5

Minuman Beralkohol yang akan diedarkan

atau dijual wajib dicantumkan label sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pangan.

Page 107: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Pasal 6

(1) Pendistribusian Minuman Beralkohol di

Daerah dilakukan sebagai berikut:

a. Produsen hanya dapat

mendistribusikan Minuman

Beralkohol kepada Distributor yang

ditunjuk;

b. Distributor sebagaimana dimaksud

pada huruf a hanya dapat

mendistribusikan Minuman

Beralkohol kepada Sub Distributor

yang ditunjuk;

c. Sub Distributor sebagaimana

dimaksud pada huruf b hanya dapat

mendistribusikan Minuman

Beralkohol kepada Pengecer dan/atau

Penjual Langsung yang ditunjuk;

d. dalam hal Distributor sebagaimana

dimaksud pada huruf b tidak

menunjuk Sub Distributor,

Distributor dapat mendistribusikan

Minuman Beralkohol kepada Pengecer

dan/atau Penjual Langsung yang

ditunjuk.

(2) Pengecer dan Penjual Langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c dan huruf d hanya dapat

memperdagangkan Minuman Beralkohol

yang berasal dari Distributor atau Sub

Distributor.

(3) Khusus untuk Penjualan Minuman

Beralkohol golongan A, Distributor atau

Page 108: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Sub Distributor wajib bertanggung jawab

terhadap Pengecer atau Penjual

Langsung yang ditunjuk.

BAB IV

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 7

Penjualan Minuman Beralkohol untuk

diminum langsung di tempat hanya dapat

dijual di:

a. hotel, restoran, bar yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan di bidang

kepariwisataan; dan

b. tempat tertentu lainnya sepanjang tidak

ditetapkan sebagai tempat yang dilarang

untuk memperdagangkan Minuman

Beralkohol.

Pasal 8

(1) Penjualan Minuman Beralkohol secara

eceran hanya dapat dijual oleh Pengecer

pada tempat tertentu sepanjang tidak

ditetapkan sebagai tempat yang dilarang

untuk memperdagangkan Minuman

Beralkohol.

(2) Selain tempat tertentu sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Minuman

Beralkohol golongan A juga dapat dijual

di supermarket dan hypermarket.

Page 109: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Pasal 9

Tempat yang dilarang memperdagangkan

Minuman Beralkohol sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 huruf b dan Pasal 8 ayat (1)

di lokasi atau tempat yang berada dalam

radius 100 m (seratus meter) dengan:

a. gelanggang remaja, kaki lima, terminal,

kios-kios kecil, penginapan remaja, dan

bumi perkemahan; dan

b. tempat ibadah, fasilitas pendidikan dan

fasilitas kesehatan.

Pasal 10

Waktu Penjualan Minuman Beralkohol

dibatasi sebagai berikut:

a. untuk Minuman Berlakohol yang dijual

eceran mulai pukul 09.00 sampai dengan

21.00 WIB; dan

b. untuk Minuman Beralkohol yang dijual

untuk diminum di tempat mulai pukul

19.00 sampai dengan 22.00 WIB.

BAB V

PERIZINAN

Pasal 11

(1) Setiap perusahaan berbentuk badan

hukum, perseorangan atau persekutuan

selaku Pengecer atau Penjual Langsung

yang akan memperdagangkan Minuman

Beralkohol di Daerah wajib memiliki ITP-

MB.

Page 110: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

(2) Selain ITP-MB, setiap Pengecer atau

Penjual Langsung sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki:

a. SIUP-MB, bagi Pengecer atau Penjual

yang memperdagangkan Minuman

Beralkohol golongan A, golongan B

dan golongan C;

b. SKP-A, bagi Pengecer yang hanya

menjual Minuman Beralkohol

golongan A; atau

c. SKPL-A, bagi Penjual Langsung yang

hanya menjual Minuman Beralkohol

golongan A.

(3) SIUP-MB, SKP-A dan SKPL-A

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, huruf b dan huruf c berlaku

untuk setiap satu gerai atau outlet.

Pasal 12

(1) Walikota berwenang menerbitkan ITP-MB

dan SIUP-MB sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2)

dengan memperhatikan rekomendasi dari

Kepala Perangkat Daerah yang

membidangi perdagangan.

(2) Dalam rangka penyederhanaan prosedur

perizinan, Walikota dapat

mendelegasikan penerbitan izin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

kepada Kepala Perangkat Daerah yang

membidangi perdagangan atau Kepala

Page 111: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Perangkat Daerah yang membidangi

pelayanan terpadu satu pintu.

(3) Dalam hal pendelegasian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diberikan

kepada Kepala Perangkat Daerah yang

membidangi pelayanan terpadu satu

pintu, maka setiap penerbitan izin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib mendapatkan rekomendasi dari

Kepala Perangkat Daerah yang

membidangi perdagangan.

Pasal 13

Untuk mendapatkan ITP-MB dan SIUP-MB

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat

(1) dan ayat (2), setiap pemilik atau

penanggung jawab perusahaan harus

mengajukan permohonan kepada Walikota

atau pejabat yang ditunjuk sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dilampiri

dengan berkas persyaratan dan melalui tata

cara yang telah ditentukan.

Pasal 14

(1) Persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 ayat (1) sekurang-

kurangnya meliputi:

a. akta pendirian perusahaan;

b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

d. izin gangguan;

Page 112: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

e. surat penunjukan dari Distributor

atau Sub Distributor sebagai

Pengecer atau Penjual Langsung;

f. rekomendasi dari instansi yang

berwenang;

g. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

h. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan

pas foto pemilik atau penanggung

jawab Perusahaan;

i. fotokopi Nomor Pokok Pengusaha

Barang Kena Cukai (NPPBKC), bagi

perusahaan yang memperpanjang

SIUP-MB;

j. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

atau Izin Usaha toko Modern (IUTM)

bagi yang tergolong toko modern; dan

k. pakta integritas Penjualan Minuman

Beralkohol.

(2) Tata cara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 ayat (1) meliputi:

a. pendaftaran;

b. pemeriksaan administrasi dan

lapangan;

c. rekomendasi;

d. penandatanganan izin;

e. penetapan biaya;

f. pembayaran; dan

g. pengambilan izin.

(3) Waktu pelayanan izin sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) paling lama 5

(lima) hari kerja terhitung sejak

Page 113: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

permohonan dinyatakan lengkap dan

benar.

(2) Biaya pelayanan izin sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:

a. pelayanan ITP-MB dikenakan

retribusi yang besarannya ditetapkan

berdasarkan peraturan daerah

tentang retribusi daerah;

b. pelayanan SIUP-MB tanpa dipungut

biaya.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai

persyaratan dan tata cara pelayanan izin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sampai dengan ayat (4) diatur dalam

standar pelayanan sesuai ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Masa berlaku ITP-MB dan SIUP-MB

selama 3 (tiga) tahun dan dapat

diperpanjang.

(2) Perpanjangan izin sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dengan

ketentuan:

a. dilakukan paling lama 1 (satu) bulan

sebelum masa berlakunya berakhir;

dan

b. mengembalikan berkas asli kepada

Walikota atau pejabat yang ditunjuk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal

11 ayat (2).

Page 114: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai

persyaratan dan tata cara perpanjangan

izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur dalam standar pelayanan sesuai

ketentuan Peraturan Perundang-

undangan.

Pasal 16

(1) Pengecer dan Penjual Langsung yang

mengalami perubahan data dan/atau

informasi yang tercantum pada ITP-MB

dan SIUP-MB wajib mengajukan

perubahan izin dengan melampirkan

dokumen data pendukung.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai

persyaratan dan tata cara perubahan izin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dalam standar pelayanan sesuai

ketentuan Peraturan Perundang-

undangan.

BAB VI

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 17

Setiap Pengecer atau Penjual Langsung

berhak:

a. mendapatkan pelayanan izin sesuai

standar pelayanan;

b. memperoleh informasi yang benar

berkaitan dengan proses pelayanan izin;

Page 115: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

c. mendapatkan pembinaan berkaitan

dengan kegiatan perdagangan Minuman

Beralkohol.

Pasal 18

Setiap Pengecer atau Penjual Langsung

berkewajiban:

a. menempatkan Minuman Beralkohol pada

tempat khusus atau tersendiri dan tidak

bersamaan dengan produk lain;

b. menegur dan melarang pembeli yang

meminum langsung Minuman Beralkohol

di lokasi Penjualan, khusus bagi

Pengecer;

c. memberikan perlakuan khusus pada

pembelian Minuman Beralkohol oleh

konsumen dengan hanya dapat dilayani

oleh petugas/pramuniaga;

d. meminta pembeli untuk menunjukan

kartu identitas dalam setiap transaksi;

e. mematuhi ketentuan waktu Penjualan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;

dan

f. berperan serta aktif dalam kegiatan

pembinaan, pengawasan dan

pengendalian Minuman Beralkohol.

Pasal 19

Setiap Pengecer atau Penjual dilarang:

a. melakukan Penjualan kepada:

1. pembeli yang belum berusia 21 (dua

puluh satu) tahun;

Page 116: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

2. perempuan; atau

3. pegawai negeri, kecuali untuk

kepentingan pengawasan,

pengendalian dan penegakan hukum

yang dibuktikan dengan surat

perintah tugas.

b. menjual Minuman Beralkohol yang tidak

dilengkapi dengan izin edar dan label

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

dan Pasal 5; dan

c. membuat campuran Minuman

Beralkohol dengan bahan lain tanpa label

yang tidak memenuhi standar mutu

produksi serta standar keamanan dan

mutu pangan.

Pasal 20

Distributor dan Sub Distributor dilarang

memperdagangkan langsung Minuman

Beralkohol kepada konsumen.

Pasal 21

Distributor, Sub Distributor, Penjual

Langsung dan Pengecer dilarang

mengiklankan Minuman Beralkohol dalam

media reklame dalam bentuk apapun,

kecuali terbatas pada lokasi usahanya.

Page 117: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

BAB VII

PELAPORAN

Pasal 22

(1) Pengecer dan Penjual Langsung

Minuman Beralkohol golongan B dan

golongan C wajib menyampaikan laporan

realisasi Pengadaan dan Penjualan

Minuman Beralkohol kepada Walikota

melalui Kepala Perangkat Daerah yang

membidangi perdagangan dengan

tembusan disampaikan kepada Gubernur

melalui Kepala Perangkat Daerah

Provinsi yang membidangi perdagangan.

(2) Pelaporan yang dimaksud sebagaimana

pada ayat (1) dilaksanakan setiap

triwulan sekali

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai format

dan tata cara pelaporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dalam

Peraturan Walikota.

BAB VIII

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 23

Peran serta orang tua dapat dalam rangka

pengendalian dan pengawasan Peredaran

dan Penjualan minuman beralkohol dengan

cara antara lain:

a. tidak mengonsumsi Minuman Beralkohol

di depan anak;

Page 118: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

b. tidak menyuruh anak untuk membeli

Minuman Beralkohol;

c. memberikan bimbingan kepada anak

untuk menghindari penyalahgunaan

Minuman Beralkohol.

Pasal 24

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam

rangka pengendalian dan pengawasan

Peredaran dan Penjualan minuman

beralkohol dengan cara antara lain:

a. memberikan masukan, usul, saran

dan pendapat secara positif,

konstruktif dan solutif berkenaan

dengan penentuan kebijakan

pengendalian dan pengawasan

Peredaran dan Penjualan minuman

beralkohol;

b. keikutsertaan dalam pemberian

bimbingan dan penyuluhan serta

penyebarluasan informasi kepada

masyarakat berkenaan dengan

penyelenggaraan pengendalian dan

pengawasan Peredaran dan Penjualan

minuman beralkohol serta dampak

penyalahgunaan minuman

beralkohol; dan

c. melaporkan dugaan terjadinya

pelanggaran ketentuan mengenai

Peredaran dan Penjualan minuman

beralkohol disertai bukti pendukung.

Page 119: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

(2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dilakukan oleh perorangan,

kelompok, badan hukum atau badan

usaha, dan lembaga atau organisasi yang

diselenggarakan oleh masyarakat.

BAB IX

MINUMAN BERALKOHOL TRADISIONAL

Pasal 25

(1) Penggunaan Minuman Beralkohol

Tradisional disesuaikan dengan

kebutuhan adat istiadat atau upacara

keagamaan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai

penggunaan Minuman Beralkohol

Tradisional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota.

BAB X

PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN

PENGAWASAN

Pasal 26

(1) Walikota melakukan pembinaan,

pengendalian dan pengawasan terhadap

Peredaran dan Penjualan Minuman

Beralkohol.

(2) Pembinaan, pengendalian dan

pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh

Page 120: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Perangkat Daerah yang membidangi

perdagangan.

(3) Untuk meningkatkan koordinasi dan

sinergitas pelaksanaan pembinaan,

pengendalian dan pengawasan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dibentuk Tim Terpadu yang

diketuai oleh Kepala Perangkat Daerah

yang membidangi perdagangan dan

beranggotakan unsur Perangkat Daerah

yang membidangi perdagangan,

perindustrian, kesehatan, pariwisata,

keamanan dan ketertiban, instansi yang

membidangi pengawasan obat dan

makanan, kepolisian dan Perangkat

Daerah/instansi lainnya sesuai

kebutuhan.

(4) Pembentukan tim sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

dengan Keputusan Walikota.

Pasal 27

(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 26 ayat (1) meliputi:

a. pemberian pedoman, bimbingan,

arahan dan petunjuk;

b. penyusunan dan penerapan standar

pelayanan perizinan terpadu satu

pintu;

c. pelaksanaan sosialisasi dan

diseminasi informasi; dan

d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Page 121: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

(2) Pengendalian dan pengawasan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26

ayat (1) meliputi:

a. peninjauan lapangan berkaitan

dengan kegiatan Peredaran dan

Penjualan minuman beralkohol yang

belum atau sudah berizin;

b. pengkajian data, informasi dan

laporan kegiatan Peredaran dan

Penjualan minuman beralkohol;

c. tindak lanjut atas dugaan terjadinya

pelanggaran ketentuan mengenai

Peredaran dan Penjualan minuman

beralkohol;

d. pemberian rekomendasi pengenaan

sanksi sesuai ketentuan yang

berlaku.

Pasal 28

Kegiatan pembinaan, pengendalian dan

pengawasan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 27 dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB XI

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 29

Setiap Pengecer atau Penjual Langsung yang

tidak memiliki ITP-MB dan SIUP-MB, SKP-A

atau SKPL-A sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) dikenakan

administratif berupa:

Page 122: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

a. teguran;

b. penutupan usaha; dan/atau

c. denda paling banyak Rp 25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 30

Setiap Pengecer atau Penjual Langsung yang

tidak memenuhi kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan Pasal

18 atau larangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 dikenakan administratif

berupa:

a. teguran;

b. pembekuan izin;

c. pencabutan izin;

d. penutupan usaha atau pembongkaran

media reklame; dan/atau

e. denda paling banyak Rp 25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah).

BAB XII

PENYIDIKAN

Pasal 31

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai Penyidik

untuk melakukan penyidikan tindak

pidana sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana.

Page 123: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

(2) Wewenang penyidik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan

dan meneliti kekurangan atau

laporan berkenaan dengan tindak

pidana agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan

jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan

keterangan mengenai orang pribadi

atau Badan tentang kebenaran

perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana;

c. meminta keterangan dan bahan bukti

dari orang pribadi atau Badan

sehubungan dengan tindak pidana;

d. memeriksa buku, catatan, dan

dokumen lain berkenaan

dengantindak pidana;

e. melakukan penggeledahan untuk

mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan, dan

dokumen lain, setra melakukan

penyitaan terhadap bahan bukti

tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam

rangka pelaksanaan tugas penyidikan

tindak pidana;

g. menyuruh berhenti dan/atau

melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat

pemeriksaan sedang berlangsung dan

Page 124: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

memeriksa identitas orang, benda,

dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan

dengan tindak pidana;

i. memanggil orang untuk didengar

keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyelidikan; dan

k. melakukan tindakan lain yang perlu

untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan kepada Penyidik Pejabat

Polisi Negara Republik Indonesia sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 32

(1) Setiap Pengecer dan Penjual Langsung

yang melanggar larangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 atau Pasal 19

dikenakan sanksi berupa pidana

kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau

pidana denda paling banyak

Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah).

Page 125: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XIV KETENTUAN

PERALIHAN

Pasal 33

Semua Pengecer dan Penjual Langsung yang

tidak memiliki atau belum melengkapi

perizinan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) wajib memiliki

izin paling lama 1 (satu) tahun terhitung

sejak berlakunya Peraturan Daerah ini.

Pasal 34

ITP-MB yang telah diterbitkan sebelum

berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan

tetap berlaku sampai dengan masa

berlakunya habis.

Pasal 35

Pengecer atau Penjual yang

memperdagangkan Minuman Beralkohol

pada tempat yang dilarang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 hanya diberikan

perpanjangan sekali.

Page 126: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

BAB XV KETENTUAN

PENUTUP

Pasal 36

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai

berlaku, Peraturan Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 15 Tahun

1998 tentang Retribusi Izin Tempat

Penjualan Minuman Beralkohol (Lembaran

Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Salatiga Tahun 1999 Nomor 18 Seri B

Nomor 9) sepanjang ketentuan yang

mengatur Peredaran dan Penjualan

Minuman Beralkohol, dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 37

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan

Daerah ini ditetapkan paling lama 2 (dua)

tahun sejak Peraturan Daerah ini

diundangkan.

Pasal 38

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga.

Page 127: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Ditetapkan di Salatiga

pada tanggal 21 April 2016

WALIKOTA SALATIGA,

Cap ttd

Diundangkan di Salatiga

pada tanggal 21 April 2016

SEKRETARIS DAERAH

KOTA SALATIGA,

Cap ttd

AGUS RUDIANTO

YULIYANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2016

NOMOR 7

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA PROVINSI

JAWA TENGAH: (7/2016)

Page 128: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN

PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

I. UMUM

Pemerintah telah menetapkan Minuman

Beralkohol sebagai salah satu barang dalam

pengawasan, baik dalam pengadaan, peredaran

maupun penjualannya. Hal tersebut dilatarbelakangi

adanya dampak negatif yang ditimbulkan atas

penyalahgunaannya, baik bagi kesehatan perorangan

maupun potensi gangguan terhadap ketentraman dan

ketertiban umum. Kandungan alkohol dalam yang

diminum dalam kadar dan jumlah tertentu

mempengaruhi kesadaran seseorang yang mengarah

pada perilaku negatif bahkan destruktif. Disisi lain

penggunaan Minuman Beralkohol disamping sebagai

pola kebiasaan, secara tradisional juga menjadi bagian

dari upacara keagamaan atau prosesi adat tertentu.

Pengaturan peredaran dan penjualan Minuman

Beralkohol bermakna strategis demi menyeimbangkan

kepentingan ekonomi bagi pelaku usaha yang bergerak

dibidang peredaran dan penjualan Minuman Beralkohol

karena menyangkut jaminan kepastian usaha. Di pihak

lain kepentingan harus dilindungi dari potensi

penyalahgunaannya, khususnya bagi usia anak dan

perempuan serta masyarakat pada umumnya. Oleh

Page 129: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

karenanya, lingkup pengaturan harus memuat

dispensasi kepada pelaku usaha secara selektif, ketat

dan terbatas melalui identifikasi pelaku usaha dalam

rantai pendistribusian, pembatasan lokasi usaha,

waktu penjualan dan tata cara penjualan, kewajiban

memiliki izin serta pembatasan propaganda

penjualannya.

Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 74

Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan

Minuman Beralkohol dan Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/4/2014 tentang

Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan,

Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol,

Pemerintah Kota Salatiga mempunyai rujukan yuridis

untuk menerapkan peraturan daerah yang dapat

mengikat semua pihak, dengan memperhatikan

kebutuhan dan karakteristik daerah. Peraturan daerah

ini menjadi bagian dari solusi penanganan

permasalahan yang ditimbulkan akibat

penyalahgunaan Minuman Beralkohol, dengan

memberikan ruang dan kesempatan berbagai pihak

untuk dapat mengambil peran dalam pengendalian dan

pengawasan terhadap peredaran dan penjualan

Minuman Beralkohol, sekaligus payung yuridis bagi

penegakan hukum atas segala bentuk penyalahgunaan

Minuman Beralkohol.

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 15 Tahun

1998 tentang Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman

Beralkohol yang didalamnya juga diatur mengenai

pembatasan peredaran dan penjualan Minuman

Beralkohol dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan kebutuhan, kondisi dan perkembangan

Page 130: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

peraturan perundang-undangan, sehingga perlu

ditinjau kembali berdasarkan peraturan daerah ini.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan

perundang-undangan” adalah peraturan

perundang-undangan yang diterbitkan oleh

Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang perdagangan.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Page 131: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan

perundang-undangan” adalah peraturan

perundang-undangan yang diterbitkan oleh

Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pendayagunaan

aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan

perundang-undangan” adalah peraturan

perundang-undangan yang diterbitkan oleh

Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pendayagunaan

aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Page 132: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan

perundang-undangan” adalah peraturan

perundang-undangan yang diterbitkan oleh

Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pendayagunaan

aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “kartu identitas”

adalah kartu yang memberikan petunjuk usia

seseorang yang diterbitkan oleh instansi yang

berwenang, antara lain Kartu Tanda

Penduduk dan Surat Izin Mengemudi.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Pasal 19

Huruf a

Cukup jelas.

Page 133: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “campuran Minuman

Beralkohol dengan bahan lain tanpa label”

atau yang lebih dikenal dengan “oplosan”

yaitu pembuatan campuran Minuman

Beralkohol yang tidak memenuhi standar

mutu produksi yang ditetapkan oleh Menteri

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang perindustrian serta standar

keamanan dan mutu pangan yang ditetapkan

oleh kepala lembaga yang menyelenggarakan

pengawasan di bidang obat dan makanan.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Larangan untuk mengiklankan Minuman

Beralkohol dimaksudkan untuk melindungi warga

masyarakat pada umumnya serta anak dan

perempuan khususnya dari pengaruh iklan dan

promosi untuk inisiasi mengonsumsi Minuman

Beralkohol.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Peran orang tua sebagai panutan utama (role

model) bagi anak lebih ditekankan sebagai upaya

dini pencegahan inisiasi mengonsumsi Minuman

Beralkohol.

Pasal 24

Cukup jelas.

Page 134: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Pasal 25

Ketentuan penggunaan Minuman Beralkohol

tradisional pada upacara adat atau keagamaan

dimaksudkan untuk memberikan perlindungan

hak asasi manusia dalam menjalankan agama dan

kepercayaannya berdasarkan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Pemberian perpanjangan sekali ini hanya berlaku

bagi Pengecer atau Penjual yang telah memiliki

ITP-MB dan SIUP-MB sebelum berlakunya

Peraturan Daerah ini.

Pasal 36

Cukup jelas.

Page 135: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Pasal 37

Cukup jelas. Pasal 38

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7

Page 136: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri
Page 137: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri
Page 138: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

DOKUMENTASI

Observasi di Tempat Hiburan Karaoke Maestro Kota Salatiga

Page 139: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Wawancara dengan Pengelola Kafe 3D

Observasi di Kafe Pinog Salatiga

Page 140: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Wawancara dengan Pihak Dinas Perdagangan kota Salatiga

Wawancara dengan Pihak Dinas Perdagangan kota Salatiga

Page 141: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Wawancara di Kafeole Kota Salatiga

Observasi di Kafeole Salatiga

Page 142: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Observasi di Toko Jitu Salatiga

Wawancara di Toko Jitu Salatiga

Page 143: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Observasi di Paguyuban Jamu Bagong Sukowati Salatiga

Observasi di Paguyuban Jamu Bagong

Page 144: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Observasi di Koinonia Salatiga

Page 145: PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9115/1/SKRIPSI FIX.pdf · dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Sulastri

Observasi di Kafeole Salatiga

Observasi di Kafe Sakura Salatiga