peraturan daerah kabupaten gowa -...
TRANSCRIPT
BUPATI GOWA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA
NOMOR 10 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMANDAN PENGABUAN MAYAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GOWA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 110ayat (1) huruf d UndangUndangNomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah,maka Retribusi PelayananPemakaman dan Pengabuan Mayatmerupakan jenis Retribusi Daerah;
b. bahwa untuk memungut Retribusisebagaimana dimaksud huruf a diatas, maka perlu ditetapkan denganPeraturan Daerah.
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 29 Tahun1959 tentang Pembentukan Daerah
1
Daerah Tingkat II di Sulawesi(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1959 Nomor 74,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1822);
2 UndangUndang Nomor 17 Tahun2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
3 UndangUndang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah terakhirdengan Undangundang Nomor 12Tahun 2008 tentang PerubahanKedua atas UndangUndang Nomor32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);
4 UndangUndang Nomor 33 Tahun2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126,
2
Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);
5 UndangUndang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009Nomor 130, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5049);
6 UndangUndang Nomor 12 Tahun2011 tentang PembentukanPeraturan Perundangundangan(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);
7 Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4578);
8 Peraturan Pemerintah Nomor 38Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4737);
3
9 Peraturan Pemerintah Nomor 69Tahun 2010 tentang Tata CaraPemberian dan Pemanfaatan InsentifPemungutan Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010Nomor 119);
10 Peraturan Daerah Kabupaten GowaNomor 3 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan yang MenjadiKewenangan Pemerintah KabupatenGowa (Lembaran Daerah KabupatenGowa Tahun 2008 Nomor 3).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN GOWA
dan
BUPATI GOWA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATENGOWA TENTANG RETRIBUSIPELAYANAN PEMAKAMAN DANPENGABUAN MAYAT
BAB I
KETENTUAN UMUM
4
Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1 Daerah adalah Kabupaten Gowa;2 Pemerintah Daerah adalah Bupati Gowa beserta
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraanpemerintahan Daerah Kabupaten Gowa;
3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat DPRD adalah LembagaPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowasebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah;
4 Bupati adalah Bupati Gowa;5 Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang Retribusi Daerah sesuai denganPeraturan Perundangundangan yang berlaku;
6 Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas PekerjaanUmum Kabupaten Gowa;
7 Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh DPRD KabupatenGowa dengan persetujuan bersama Bupati Gowa;
8 Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Gowa;9 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pungutan daerah sebagaipembayaran atas jasa atau pemberian izintertentu yang khusus disediakan dan/ataudiberikan oleh Pemerintah Daerah untukkepentingan orang pribadi atau Badan;
10 Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modalyang merupakan kesatuan, baik yang melakukanusaha maupun yang tidak melakukan usaha yangmeliputi Perseroan Terbatas, PerseroanKomanditer, Perseroan lainya, Badan Usaha MilikNegara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun,Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
5
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,OrganisasiMassa, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasilainnya, Lembaga dan bentuk Badan lainnyatermasuk Kontrak Investasi Kolektif dan bentukUsaha Tetap;
11 Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupausaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapatdinikmati oleh orang pribadi atau Badan;
12 Jasa Umum adalah jasa yang disediakan ataudiberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuankepentingan dan kemanfaatan umum serta dapatdinikmati oleh orang pribadi atau Badan;
13 Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badanyang menurut Peraturan Perundangundanganretribusi diwajibkan untuk melakukanpembayaran retribusi termasuk pemungut ataupemotong retribusi tertentu;
14 Masa Retribusi adalah suatu jangka waktutertentu yang merupakan batas waktu bagi WajibRetribusi untuk memanfaatkan jasa danperizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yangbersangkutan;
15 Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat SSRD, adalah bukti pembayaran ataupenyetoran retribusi yang telah dilakukan denganmenggunakan formulir atau telah dilakukandengan cara lain ke kas daerah melalui tempatpembayaran yang ditunjuk oleh Bupati;
16 Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatanmulai dari penghimpunan data objek dan subjekRetribusi , penentuan besarnya retribusi yangterutang sampai kegiatan penagihan retribusikepada Wajib Retribusi serta pengawasanpenyetorannya;
6
17 Surat Ketetapan Retribusi Daerah,yangselanjutnya disingkat SKRD adalah suratketetapan retribusi yang terutang;
18 Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayaryang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah suratketetapan retribusi yang menentukan jumlahkelebihan pembayaran retribusi karena jumlahkredit retribusi lebih besar dari pada retribusiyang terutang seharusnya tidak terutang;
19 Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat STRD adalah surat untuk melakukantagihan retribusi dan/atau sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
20 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan,dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektifdan profesional berdasarkan suatu standarpemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuktujuan lain dalam rangka melaksanakanketentuan Peraturan Perundangundanganretribusi daerah;
21 Penyidikan tindak pidana dibidang retribusidaerah adalah serangkaian tindakan yangdilakukan oleh penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itumembuat terang tindak pidana dibidangretribusi daerah yang terjadi serta menemukantersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI
7
Pasal 2
Dengan Nama Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat dipungut retribusi atas jasaPemakaman dan Pengabuan Mayat.
Pasal 3
Objek Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat adalah Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat yang meliputi:a. Pelayanan penguburan/pemakaman termasuk
penggalian dan pengurukan,pembakaran/pengabuan mayat; dan
b. Sewa tempat pemakaman ataupembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atauyang dikelola Pemerintah Daerah.
Pasal 4
1 Subjek Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat adalah orang pribadi atauBadan yang menggunakan terhadap PelayananPemakaman dan Pengabuan Mayat.
2 Wajib Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat adalah orang pribadi atauBadan yang menurut ketentuan peraturanperundangundangan retribusi diwajibkan untukmelakukan pembayaran retribusi, termasukpemungut atau pemotong Retribusi PelayananPemakaman dan Pengabuan Mayat.
BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI
8
Pasal 5Retribusi Pelayanan Pemakaman dan PengabuanMayat digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.
BAB IVCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkanjumlah mayat/jenazah yang dimakamkan ataudiperabukan.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPANSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
1 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnyatarif Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat ditetapkan denganmemperhatikan biaya penyediaan jasa yangbersangkutan, kemampuan masyarakat, aspekkeadilan, dan efektifitas pengendalian ataspelayanan tersebut.
2 Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biayabunga, dan biaya modal.
3 Dalam hal penetapan tarif Pelayanan Pemakamandan Pengabuan Mayat sepenuhnyamemperhatikan biaya penyediaan jasa, penetapantarif hanya untuk menutup sebagian biaya.
9
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif Retribusi PelayananPemakaman dan Pengabuan Mayat yang dikenakankepada setiap pemilik persil untuk setiap bulanditetapkan sebagai berikut:(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis
pelayanan:a. Pemakaman Orang Islam, Kristen, Budha dan
Hindu;b. Pemakaman keturunan Tionghoa;c. Pengabuan Mayat (Kremasi Jenazah).
(2) Besarnya tarif retribusi ditetapkan untuk :a. Pemakaman Orang Islam, Kristen, Budha dan
Hindu :1. Pemakaman orang dewasa Rp. 15.000,2. Pemakaman anakanak (15 tahun kebawah) Rp. 7.500,3. menembok makam perorangan Rp.15.000,4. memagar makam perorangan Rp. 10.000,5. mengatap makam perorangan Rp. 10.000,6. memasang batu kuri makam perorang Rp. 7.500,7. menghias makam perorang Rp. 5.000,8. memasang papan makam perorang Rp. 2.500,9. penggalian/pembongkaran makam
Perorang atas permintaan keluarga Rp. 25.000,
b. Pemakaman keturunan Tionghoa:1. Pemakaman orang dewasa Rp. 25.000,2. Pemakaman anakanak (15 tahun kebawah) Rp.15.000,3. menembok makam perorangan Rp. 40.000,4. memagar makam perorangan Rp. 30.000,5. mengatap makam perorangan Rp. 20.000,6. memasang batu kuri makam perorang Rp. 15.000,7. menghias makam perorang Rp. 25.000,8. memasang tanda pengenal Rp. 7.500,9. memasang nomor makam perorang Rp. 5.000,
10
10. penggalian/pembongkaran makamPerorang atas permintaan keluarga Rp. 50.000,
11. pemugaran Rp. 75.000,
c. Pengabuan Mayat (Kremasi Mayat) :1. Orang Dewasa Rp. 50.000,2. Anakanak (15 tahun kebawah) Rp. 35.000,
d. Sewa Tempat Pembakaran dan PengabuanMayat Rp. 50.000,
Pasal 9
1 Tarif Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat ditinjau kembali paling lama3 (tiga) tahun sekali.
2 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikanindeks harga dan perkembangan perekonomian.
3 Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10Wilayah pemungutan Retribusi PelayananPemakaman dan Pengabuan Mayat adalahdi Kabupaten Gowa.
BAB VIIIMASA RETRIBUSI
Pasal 11
11
Masa Retribusi Pelayanan Pemakaman danPengabuan Mayat adalah jangka waktu yang lamanya1 (satu) bulan kalender.
Pasal 12
Saat terutangnya Retribusi Pelayanan Pemakamandan Pengabuan Mayat adalah pada saatditerbitkannya SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
(1) Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakamandan Pengabuan Mayat dilarang diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRDatau dokumen lain yang dipersamakan.
(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dapat berupa karcis,kupon, dan kartu langganan.
BAB XPEMANFAATAN
Pasal 14
(1) Pemanfaatan dari penerimaan Retribusidiutamakan untuk mendanai kegiatan yangberkaitan langsung dengan penyelenggaraanPelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
(2) Alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
12
untuk menutupi biaya administrasi, biayapenggunaan tanah.
BAB XI
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 15
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutanRetribusi dapat diberi insentif atas dasarpencapaian kinerja.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Kabupaten Gowa.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan Insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Bupati sesuai denganPeraturan Perundang undangan.
BAB XII
KEBERATAN
Pasal 16
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukankeberatan hanya kepada Bupati atau pejabatyang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia dengan disertai alasanalasan yangjelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktupaling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD
13
diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentudapat menunjukkan bahwa jangka waktu itutidak dapat dipenuhi karena keadaan di luarkekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimanadimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaanyang terjadi di luar kehendak atau kekuasaanWajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar Retribusi dan pelaksanaan PenagihanRetribusi.
Pasal 17(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterimaharus memberi keputusan atas keberatan yangdiajukan dengan menerbitkan Surat KeputusanKeberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah untuk memberikan kepastian hukum bagiWajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukanharus diberi keputusan oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupamenerima seluruhnya, atau sebagian, menolak,atau menambah besarnya Retribusi yangterutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidakmemberi suatu keputusan, keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.
14
Pasal 18(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian
atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusidikembalikan dengan ditambah imbalan bungasebesar 2% (dua persen) setiap bulan untukpaling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampaidengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 19
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, WajibRetribusi dapat mengajukan permohonanpengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan, sejak diterimanya permohonanpengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmemberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidakmemberikan suatu keputusan, permohonanpengembalian pembayaran Retribusi dianggapdikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalamjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
15
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utangRetribusi lainnya, kelebihan pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebihdahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam jangka waktu lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaranRetribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bungasebesar 2% (dua persen) setiap bulan atasketerlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 20
(1) Permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi diajukan secara tertuliskepada Bupati dengan sekurangkurangnyamenyebutkan:a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran;d. alasan yang singkat dan jelas.
(2) Permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi disampaikan secaralangsung atau melalui pos tercatat.
(3) Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Bupati.
16
Pasal 21(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah MembayarKelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusidiperhitungkan dengan utang retribusi lainya,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),pembayaran dilakukan dengan cara pemindahandan bukti pemindah bukuan juga berlaku sebagaibukti pembayaran.
BAB XIV
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARANANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 22(1) Bupati menentukan tanggal jatuh tempo
pembayaran dan penyetoran Retribusi yangterutang paling lama 1 (satu ) bulan setelah saatterutangnya retribusi.
(2) Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan dapatmemberikan persetujuan kepada Wajib Retribusiuntuk mengangsur atau menunda pembayaranRetribusi dengan dikenakan bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan.
(3) Persyaratan untuk dapat mengangsur danpenundaan pembayaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
17
BAB XV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 23
(1) Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Daerahatau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuaiwaktu yang ditentukan.
(2) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secaralunas/tunai.
(3) Apabila pembayaran Retribusi dilakukanditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaanRetribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yangditentukan oleh Bupati.
(4) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan denganmenggunakan SSRD.
[[[[[[[
BAB XVI
SURAT TAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 24
Bupati dapat menerbitkan STRD jika:a Retribusi tidak atau kurang dibayar;b Dari hasil penelitian SKRD terdapat kekurangan
pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atausalah hitung;
c Wajib Retribusi dikenakan sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
d tata cara penagihan retribusi diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.
18
BAB XVII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 25
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusimenjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnyaRetribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukantindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:a. diterbitkan Surat Teguran; ataub. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib
Retribusi, baik langsung maupun tidaklangsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguransebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggalditerimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf badalah Wajib Retribusi dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Retribusidan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pembayaran danpermohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
19
BAB XVIIIPENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI
YANG KEDALUWARSAPasal 26
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagikarena hak untuk melakukan penagihan sudahkedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan penghapusanPiutang Retribusi yang sudah kedaluwarsasebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yangsudah kedaluwarsa diatur dengan PeraturanBupati.
BAB XIX
PEMBERIAN KERINGANAN,PENGURANGAN,PEMBEBASAN RETRIBUSI DAN/ATAU SANKSINYA
Pasal 27
(1) Keringanan dan pengurangan retribusi terutangdiberikan berdasarkan pertimbangankemampuan membayar Wajib Retribusi.
(2) Pembebasan Retribusi dan/atau sanksiadministratif berupa bunga diberikan kepadaWajib Retribusi dengan melihat fungsi ObjekRetribusi.
(3) Tata cara pemberian keringanan, pengurangan,pembebasan dan/atau sanksinya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturdengan Peraturan Bupati.
20
BAB XX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 28
(1) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidakmembayar tepat pada Waktunya atau kurangmembayar, dikenakan sanksi administratifberupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari Retribusi yang terutang yang tidakatau kurang dibayar dan ditagih denganmenggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didahului dengan SuratTeguran.
BAB XXI
PENYIDIKAN
Pasal 291 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenangkhusus sebagai penyidik untuk melakukanpenyidikan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Hukum Acara Pidana.
2 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentudi lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkatoleh pejabat yang berwenang sesuai denganketentuan Peraturan Perundangundangan.
3 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan dan
meneliti keterangan atau laporan berkenaan
21
dengan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang pribadi atauBadan tentang kebenaran perbuatan yangdilakukan sehubungan tindak pidanaRetribusi Daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti orangpribadi atau Badan sehubungan dengantindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana di bidangRetribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untukmendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahan buktitersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadi bidang Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti, dan/atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempatpada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana
22
di bidang Retribusi Daerah sesuai denganketentuan Peraturan Perundangundangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum melalui Penyidik Pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai denganketentuan yang diatur dalam UndangUndangHukum Acara Pidana.
BAB XXIIKETENTUAN PIDANA
Pasal 30Wajib Retribusi yang tidak melaksanakankewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerahdiancam Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlahRetribusi terutang yang tidak atau kurang bayar.
BAB XXIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Halhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerahini, sepanjang mengenai pelaksanaannyaakan diaturlebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 32
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, makaPeraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 1Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Pemakaman
23
dan Pengabuan Mayat di cabut dan dinyatakan tidakberlaku.
Pasal 33Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenGowa.
Ditetapkan di Sungguminasapada tanggal 11 Januari 2012
BUPATI GOWA,
H. ICHSAN YASIN LIMPO
Diundangkan di Sungguminasapada tanggal 11 Januari 2012
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN GOWA,
H. M. YUSUF SOMMENG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GOWA TAHUN 2012 NOMOR 10
24