peraturan daerah kabupaten...
TRANSCRIPT
BUPATI GOWAPERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA
NOMOR 05 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GOWA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 127huruf g UndangUndang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Daerah, makaRetribusi Rumah Potong Hewanmerupakan jenis Retribusi Daerah;
b. bahwa untuk memungut Retribusisebagaimana dimaksud huruf adi atas, maka perlu ditetapkandengan Peraturan Daerah.
Mengingat :1. UndangUndang Nomor 29 Tahun1959 tentang Pembentukan DaerahDaerah Tingkat II di Sulawesi(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1959 Nomor 74,
1
Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1822);
2 UndangUndang Nomor 17 Tahun2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
3 UndangUndang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah terakhirdengan UndangUndang Nomor 12Tahun 2008 tentang PerubahanKedua atas UndangUndang Nomor32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);
4 UndangUndang Nomor 33 Tahun2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);
2
5 UndangUndang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009Nomor 130, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5049);
6 UndangUndang Nomor 12 Tahun2011 tentang PembentukanPeraturan Perundangundangan(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor5234);
7 Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4578);
8 Peraturan Pemerintah Nomor 38Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor4737);
3
9 Peraturan Pemerintah Nomor 69Tahun 2010 tentang Tata CaraPemberian dan Pemanfaatan InsentifPemungutan Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010Nomor 119);
10 Peraturan Daerah Kabupaten GowaNomor 3 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan yang MenjadiKewenangan Pemerintah KabupatenGowa (Lembaran Daerah KabupatenGowa Tahun 2008 Nomor 3).
DenganPersetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GOWA
dan
BUPATI GOWA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATENGOWA TENTANG RETRIBUSIRUMAH POTONG HEWAN
BAB IKETENTUAN UMUM
4
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1 Daerah adalah Kabupaten Gowa;2 Pemerintah Daerah adalah Bupati Gowa beserta
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraanpemerintahan Daerah Kabupaten Gowa;
3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat DPRD adalah LembagaPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowasebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah;
4 Bupati adalah Bupati Gowa;5 Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang Retribusi Daerah sesuai denganPeraturan Perundangundangan yang berlaku;
6 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautanadalah Dinas Peternakan, Perikanan danKelautan Kabupaten Gowa;
7 Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh DPRD KabupatenGowa dengan persetujuan bersama Bupati Gowa;
8 Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Gowa;9 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pungutan daerah sebagaipembayaran atas jasa atau pemberian izintertentu yang khusus disediakan dan/ataudiberikan oleh Pemerintah Daerah untukkepentingan orang Pribadi atau Badan;
10 Badan adalah sekumpulan orang dan /ataumodal yang merupakan kesatuan, baik yangmelakukan usaha maupun yang tidak melakukanusaha yang meliputi Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer, Perseroan lainya, BadanUsaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha
5
Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalambentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, DanaPensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik, atauOrganisasi lainnya, Lembaga dan bentuk Badanlainnya termasuk Kontrak Investasi Kolektif danbentuk Usaha Tetap;
11 Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupausaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapatdinikmati oleh orang pribadi atau badan;
12 Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan olehPemerintah Daerah dengan menganut prinsipprinsip komersial karena pada dasarnya dapatpula disediakan oleh sektor swasta;
13 Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badanyang menurut Peraturan Perundangundanganretribusi diwajibkan untuk melakukanpembayaran retribusi termasuk pemungut ataupemotong retribusi tertentu;
14 Masa Retribusi adalah suatu jangka waktutertentu yang merupakan batas waktu bagi WajibRetribusi untuk memanfaatkan jasa danperizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yangbersangkutan;
15 Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat SSRD, adalah bukti pembayaran ataupenyetoran retribusi yang telah dilakukan denganmenggunakan formulir atau telah dilakukandengan cara lain ke kas daerah melalui tempatpembayaran yang ditunjuk oleh Bupati;
16 Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatanmulai dari penghimpunan data objek dan subjekRetribusi, penentuan besarnya retribusi yangterutang sampai kegiatan penagihan retribusi
6
kepada wajib retribusi serta pengawasanpenyetorannya;
17 Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yangselanjutnya disingkat SKRD adalah suratketetapan retribusi yang terutang;
18 Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayaryang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah suratketetapan retribusi yang menentukan jumlahkelebihan pembayaran retribusi karena jumlahkredit retribusi lebih besar dari pada retribusiyang terutang seharusnya tidak terutang;
19 Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat STRD adalah surat untuk melakukantagihan retribusi dan/atau sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
20 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan,dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektifdan profesional berdasarkan suatu standarpemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuktujuan lain dalam rangka melaksanakanketentuan Peraturan Perundangundanganretribusi daerah;
21 Penyidikan tindak pidana dibidang retribusidaerah adalah serangkaian tindakan yangdilakukan oleh penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itumembuat terang tindak pidana dibidang retribusidaerah yang terjadi serta menemukantersangkanya.
BAB IINAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI
7
Pasal 2
Dengan Nama Retribusi Rumah Potong Hewandipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasapelayanan Rumah Potong Hewan.
Pasal 3
1 Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalahpelayanan penyediaan fasilitas rumahpemotongan hewan ternak termasuk pelayananpemeriksaan kesehatan hewan sebelum dansesudah dipotong yang disediakan , dimiliki,dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah;
2 Dikecualikan dari Objek Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah pelayananpenyediaan fasilitas rumah pemotongan hewanternak yang disediakan, dimiliki, dan/ataudikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak Swasta.
Pasal 4
1 Subjek Retribusi Rumah Potong Hewan adalahorang Pribadi atau Badan yang memanfaatkanpelayanan rumah potong hewan;
2 Wajib Retribusi Rumah Potong Hewan adalahorang Pribadi atau Badan yang menurutketentuan peraturan perundangundanganretribusi diwajibkan untuk melakukan
8
pembayaran retribusi, termasuk pemungut ataupemotong retribusi Rumah Potong Hewan.
BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Rumah Potong Hewan digolongkan sebagaiRetribusi Jasa Usaha.
BAB IVCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenispelayanan dan jumlah serta jenis ternak yangdipotong.
BAB VPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
1 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnyatarif Retribusi Rumah Potong Hewan didasarkanpada tujuan untuk memperoleh keuntungan yanglayak;
2 Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah keuntungan yang diperoleh
9
apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukansecara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BAB VISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Rumah PotongHewan ditetapkan sebagai berikut:a. Biaya Pemakaian Tempat Pemotongan
1 Untuk usahaSapi/ Kerbau/Kuda/Babi Rp.16.000,/Ekor
2 Untuk keperluan hajatanSapi/ Kerbau/Kuda Rp. 15.000,/Ekor
b. Biaya Pemeriksaan Kesehatan Hewan- Sapi/ Kerbau/Kuda/ Rp. 5.000,/Ekor- Babi Rp. 15.000,/Ekor
Pasal 9
1 Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama3 (tiga) tahun sekali.
2 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikanindeks harga dan perkembangan perekonomian.
3 Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB VIIWILAYAH PEMUNGUTAN
10
Pasal 10
Wilayah pemungutan Retribusi Rumah Potong Hewanadalah di Kabupaten Gowa.
BAB VIIIMASA RETRIBUSI
Pasal 11
Masa Retribusi Rumah Potong Hewan adalah jangkawaktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.
Pasal 12
Saat terutangnya Retribusi Rumah Potong Hewanadalah pada saat diterbitkannya SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan.
BAB IXTATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
1 Pemungutan Retribusi dilarang diborongkan.2 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.3 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat berupa karcis,kupon, dan kartu langganan.
11
BAB XPEMANFAATAN
Pasal 14
1 Pemanfaatan dari penerimaan Retribusidiutamakan untuk mendanai kegiatan yangberkaitan langsung dengan penyelenggaraanRumah Potong Hewan.
2 Alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahuntuk menutupi biaya administrasi, biayapenyediaan fasilitas, biaya transportasi dalamrangka pengawasan dan pengendalian.
BAB XIINSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 15
1 Instansi yang melaksanakan pemungutanRetribusi dapat diberi insentif atas dasarpencapaian kinerja.
2 Pemberian insentif sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Kabupaten Gowa.
3 Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Bupati sesuai denganPeraturan Perundangundangan.
12
BAB XIIKEBERATAN
Pasal 16
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukankeberatan hanya kepada Bupati atau pejabatyang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia dengan disertai alasanalasan yangjelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktupaling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRDditerbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentudapat menunjukkan bahwa jangka waktu itutidak dapat dipenuhi karena keadaan di luarkekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimanadimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaanyang terjadi di luar kehendak atau kekuasaanWajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar Retribusi dan pelaksanaan PenagihanRetribusi.
Pasal 17
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterimaharus memberi keputusan atas keberatan yangdiajukan dengan menerbitkan Surat KeputusanKeberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi
13
Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukanharus diberi keputusan oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupamenerima seluruhnya, atau sebagian, menolak,atau menambah besarnya Retribusi yangterutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidakmemberi suatu keputusan, keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 18
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagianatau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusidikembalikan dengan ditambah imbalan bungasebesar 2% ( dua persen ) setiap bulan untukpaling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampaidengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 19
1 Atas kelebihan pembayaran Retribusi, WajibRetribusi dapat mengajukan permohonanpengembalian kepada Bupati.
2 Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan, sejak diterimanya permohonanpengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmemberikan keputusan.
14
3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidakmemberikan suatu keputusan, permohonanpengembalian pembayaran Retribusi dianggapdikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalamjangka waktu paling lama 1(satu) bulan.
4 Apabila Wajib Retribusi mempunyai utangRetribusi lainnya, kelebihan pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebihdahulu utang Retribusi tersebut.
5 Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam jangka waktu lama 2(dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.
6 Apabila pengembalian kelebihan pembayaranRetribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2(dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bungasebesar 2 % (dua persen) setiap bulan atasketerlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
7 Tata cara pengembalian kelebihan pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 20
1 Permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi diajukan secara tertuliskepada Bupati dengan sekurangkurangnyamenyebutkan:a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran;d. alasan yang singkat dan jelas.
15
2 Permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi disampaikan secaralangsung atau melalui pos tercatat.
3 Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Bupati.
Pasal 21
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukandengan menerbitkan Surat Perintah MembayarKelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusidiperhitungkan dengan utang retribusi lainya,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),pembayaran dilakukan dengan cara pemindahandan bukti pemindah bukuan juga berlaku sebagaibukti pembayaran.
BAB XIVPENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN
ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 22
1 Bupati menentukan tanggal jatuh tempopembayaran dan penyetoran Retribusi yangterutang paling lama 1 (satu ) bulan setelah saatterutangnya retribusi.
2 Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan dapatmemberikan persetujuan kepada Wajib Retribusiuntuk mengangsur atau menunda pembayaranRetribusi dengan dikenakan bunga sebesar 2 %(dua persen) setiap bulan.
16
3 Persyaratan untuk dapat mengangsur danpenundaan pembayaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB XVTATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 231 Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Daerah
atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuaiwaktu yang ditentukan.
2 Pembayaran Retribusi harus dilakukan secaralunas/tunai.
3 Apabila pembayaran Retribusi dilakukanditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaanRetribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yangditentukan oleh Bupati.
4 Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan denganmenggunakan SSRD.
BAB XVISURAT TAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 24Bupati dapat menerbitkan STRD jika:a retribusi tidak atau kurang dibayar;b dari hasil penelitian SKRD terdapat kekurangan
pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atausalah hitung;
c Wajib Retribusi dikenakan sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
17
d tata cara penagihan retribusi diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.
BAB XVIIKEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 25
1 Hak untuk melakukan penagihan Retribusimenjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnyaRetribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukantindak pidana di bidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:a. diterbitkan Surat Teguran; ataub. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib
Retribusi, baik langsung maupun tidaklangsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguransebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggalditerimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf badalah Wajib Retribusi dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Retribusidan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pembayaran danpermohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
18
BAB XVIIIPENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI
YANG KEDALUWARSA
Pasal 261 Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudahkedaluwarsa dapat dihapuskan.
2 Bupati menetapkan Keputusan penghapusanPiutang Retribusi yang sudah kedaluwarsasebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3 Tata cara penghapusan piutang Retribusi yangsudah kedaluwarsa diatur dengan PeraturanBupati.
BAB XIXPEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN,
PEMBEBASAN RETRIBUSI DAN/ATAU SANKSINYA
Pasal 271 Keringanan dan pengurangan retribusi terutang
diberikan berdasarkan pertimbangankemampuan membayar Wajib Retribusi.
2 Pembebasan Retribusi dan/atau sanksiadministratif berupa bunga diberikan kepadaWajib Retribusi dengan melihat fungsi ObjekRetribusi.
3 Tata cara pemberian keringanan, pengurangan,pembebasan dan/atau sanksinya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturdengan Peraturan Bupati.
19
BAB XX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 281 Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak
membayar tepat pada Waktunya atau kurangmembayar, dikenakan sanksi administratifberupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari Retribusi yang terutang yang tidakatau kurang dibayar dan ditagih denganmenggunakan STRD.
2 Penagihan Retribusi terutang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didahului dengan SuratTeguran.
BAB XXIPENYIDIKAN
Pasal 29
1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentudilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenangkhusus sebagai penyidik untuk melakukanpenyidikan tindak pidana dibidang RetribusiDaerah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Hukum Acara Pidana.
2 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentudilingkungan Pemerintah Daerah yang diangkatoleh pejabat yang berwenang sesuai denganketentuan Peraturan Perundangundangan.
3 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan dan
meneliti keterangan atau laporan berkenaan
20
dengan tindak pidana dibidang RetribusiDaerah agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang pribadi atauBadan tentang kebenaran perbuatan yangdilakukan sehubungan tindak pidanaRetribusi Daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti orangpribadi atau Badan sehubungan dengantindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana dibidangRetribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untukmendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahan buktitersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadibidang Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti, dan/atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempatpada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang
21
Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundangundangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum melalui Penyidik Pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai denganketentuan yang diatur dalam UndangUndangHukum Acara Pidana.
BAB XXII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 30
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakankewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerahdiancam Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlahRetribusi terutang yang tidak atau kurang bayar.
BAB XXIIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Halhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerahini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diaturlebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 32Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1998 tentang
22
Retribusi Rumah Potong Hewan dan PeraturanDaerah Nomor 11 Tahun 2001 tentang PerubahanPertama Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1998tentang Retribusi Rumah Potong Hewan dicabut dandinyatakan tidak berlaku.
Pasal 33
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenGowa.
Ditetapkan di Sungguminasapada tanggal
BUPATI GOWA,
H. ICHSAN YASIN LIMPO
Diundangkan di Sungguminasapada tanggal
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN GOWA,
H. MUH. YUSUF SOMMENG
23
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GOWA TAHUN 2012 NOMOR 05
24