peraturan daerah kabupaten gowa -...
TRANSCRIPT
BUPATI GOWA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWANOMOR 07 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GOWA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 110 ayat(1) huruf h UndangUndang Nomor28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah makaRetribusi Pemeriksaan AlatPemadam Kebakaran merupakanjenis Retribusi Daerah ;
b. bahwa untuk memungut Retribusisebagaimana dimaksud huruf a diatas, maka perlu ditetapkandengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 29 Tahun1959 tentang PembentukanDaerahDaerah Tingkat II diSulawesi (Lembaran Negara
1
Republik Indonesia Tahun 1959Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor1822);
2 UndangUndang Nomor 17 Tahun2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
3 UndangUndang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah terakhirdengan Undangundang Nomor 12Tahun 2008 tentang PerubahanKedua atas UndangUndang Nomor32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);
4 UndangUndang Nomor 33 Tahun2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);
2
5 UndangUndang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009Nomor 130, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5049);
6 UndangUndang Nomor 12 Tahun2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang undangan(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);
7 Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);
8 Peraturan Pemerintah Nomor 38Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor4737);
9 Peraturan Pemerintah Nomor 69Tahun 2010 tentang Tata Cara
3
Pemberian dan PemanfaatanInsentif Pemungutan Pajak Daerahdan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2010 Nomor 119);
10 Peraturan Daerah Kabupaten GowaNomor 3 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan yang MenjadiKewenangan PemerintahKabupaten Gowa (LembaranDaerah Kabupaten Gowa Tahun2008 Nomor 3).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GOWA
dan
BUPATI GOWA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATENGOWA TENTANG RETRIBUSIPEMERIKSAAN ALAT PEMADAMKEBAKARAN
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
4
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1 Daerah adalah Kabupaten Gowa;2 Pemerintah Daerah adalah Bupati Gowa beserta
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraanpemerintahan Daerah Kabupaten Gowa;
3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat DPRD adalah LembagaPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowasebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah;
4 Bupati adalah Bupati Gowa;5 Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang Retribusi Daerah sesuai denganPeraturan Perundangundangan yang berlaku;
6 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasiadalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja danTransmigrasi Kabupaten Gowa;
7 Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh DPRD KabupatenGowa dengan persetujuan bersama Bupati Gowa;
8 Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Gowa;9 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pungutan daerah sebagaipembayaran atas jasa atau pemberian izintertentu yang khusus disediakan dan/ataudiberikan oleh Pemerintah Daerah untukkepentingan orang Pribadi atau Badan;
10 Badan adalah sekumpulan orang dan /ataumodal yang merupakan kesatuan, baik yangmelakukan usaha maupun yang tidak melakukanusaha yang meliputi Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer, Perseroan lainya, BadanUsaha Milik Negara (BUMN), atau Badan UsahaMilik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam
5
bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, DanaPensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik, atauOrganisasi lainnya, Lembaga dan bentuk Badanlainnya termasuk Kontrak Investasi Kolektif danbentuk Usaha Tetap;
11 Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupausaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapatdinikmati oleh orang pribadi atau badan;
12 Jasa Umum adalah jasa yang disediakan ataudiberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuankepentingan dan kemanfaatan umum serta dapatdinikmati oleh orang pribadi atau badan;
13 Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badanyang menurut Peraturan Perundangundanganretribusi diwajibkan untuk melakukanpembayaran retribusi termasuk pemungut ataupemotong retribusi tertentu;
14 Masa Retribusi adalah suatu jangka waktutertentu yang merupakan batas waktu bagi WajibRetribusi untuk memanfaatkan jasa danperizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yangbersangkutan;
15 Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat SSRD, adalah bukti pembayaran ataupenyetoran retribusi yang telah dilakukan denganmenggunakan formulir atau telah dilakukandengan cara lain ke kas daerah melalui tempatpembayaran yang ditunjuk oleh Bupati;
16 Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatanmulai dari penghimpunan data objek dan subjekRetribusi , penentuan besarnya retribusi yang
6
terutang sampai kegiatan penagihan retribusikepada wajib serta pengawasan penyetorannya;
17 Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yangselanjutnya disingkat SKRD adalah suratketetapan retribusi yang terutang;
18 Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayaryang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah suratketetapan retribusi yang menentukan jumlahkelebihan pembayaran retribusi karena jumlahkredit retribusi lebih besar dari pada retribusiyang terutang seharusnya tidak terutang;
19 Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat STRD adalah surat untuk melakukantagihan retribusi dan/atau sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
20 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan,dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektifdan profesional berdasarkan suatu standarpemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuktujuan lain dalam rangka melaksanakanketentuan Peraturan Perundangundanganretribusi daerah;
21 Penyidikan tindak pidana dibidang retribusidaerah adalah serangkaian tindakan yangdilakukan oleh penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itumembuat terang tindak pidana dibidang retribusidaerah yang terjadi serta menemukantersangkanya.
BAB II
7
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan Nama Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran dipungut retribusi atas jasa PemeriksaanAlat Pemadam Kebakaran.
Pasal 3
Objek Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran adalah pelayanan pemeriksaan dan/ataupengujian Alat Pemadam Kebakaran, AlatPenanggulangan Kebakaran, dan alat PenyelamatanJiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alatalatpemadam kebakaran, alat penanggulangankebakaran dan alat penyelamatan jiwa yang dimilikidan/atau dipergunakan oleh masyarakat.
Pasal 41 Subjek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran adalah orang pribadi atau Badanyang memperoleh pelayanan pemeriksaan danpengujian alat pemadam kebakaran.
2 Wajib Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran adalah orang Pribadi atau Badanyang menurut ketentuan peraturan perundangundangan Retribusi diwajibkan untuk melakukanpembayaran Retribusi, termasuk pemungut ataupemotong Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran.
8
BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakarandigolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenisdan ukuran alat pemadam kebakaran yang diperiksadan/atau diuji.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPANSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
1 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnyatarif Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran ditetapkan dengan memperhatikanbiaya penyediaan jasa yang bersangkutan,kemampuan masyarakat, aspek keadilan, danefektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.
2 Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi biaya operasional dan pemeliharaan,biaya bunga, dan biaya modal.
9
3 Dalam hal penetapan tarif Pemeriksaan AlatPemadam Kebakaran sepenuhnya memperhatikanbiaya penyediaan jasa, penetapan tarif hanyauntuk menutup sebagian biaya.
BAB VISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif Pemeriksaan AlatPemadam Kebakaran ditetapkan jenisnya sebagaiberikut:1. Racun Api Pertabung/Tahun
a. Rumah Toko yang mudah Terbakar (MT)Rp.35.000,
b. Rumah Toko yang tidak mudah Terbakar(TMT) Rp.25.000,
c. Kios yang mudah terbakar (MT) Rp. 8.500,d. Kios yang tidak mudah terbakar Rp. 6.000,e. Stand yang mudah terbakar (MT) Rp. 7.000,f. Stand yang tidak mudah terbakar (TMT)
Rp. 6.000,g. Perusahaan yang mudah terbakar (MT)
Rp.35.000,h. Perusahaan yang mudah terbakar mulai (MT)
mulai dari 2 Tabung s/d 5 tabungRp.40.000,
i. Perusahaan yang mudah terbakar mulai (MT)mulai dari 5 Tabung s/d 6 seterusnyaRp.45.000,
j. Perusahaan yang tidak mudah terbakar (TMT)Rp.25.000,
10
k. Perusahaan yang tidak mudah terbakar (TMT)mulai dari 2 tabung s/d seterusnyaRp.35.000,
l. Kendaraan bermotor Mobil Penumpang Umum Rp. 5.000, Mobil bus umum Rp.10.000, Mobil bus tidak umum Rp. 5.000, Mobil truk umum Rp.10.000, Mobil truk tidak umum Rp. 5.000,
2. Hidran perunit/tahun adalah sebagai berikut :a. Hidran halaman Rp.50.000,b. Hidran Gedung Rp.60.000,
3. Alat Pemadam Kebakaran setiap satuperangkat/tahun adalah Rp.50.000,
Pasal 91 Tarif Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)tahun sekali.
2 Peninjauan besarnya tarif retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmemperhatikan indeks harga dan perkembanganperekonomian.
3 Penetapan besarnya tarif retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan denganPeraturan Bupati.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10Wilayah pemungutan Retribusi Pemeriksaan AlatPemadam Kebakaran adalah di Kabupaten Gowa.
11
BAB VIIIMASA RETRIBUSI
Pasal 11
Masa Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran adalah jangka waktu yang lamanya 1(satu) bulan kalender.
Pasal 12Saat terutangnya Retribusi Pemeriksaan AlatPemadam Kebakaran adalah pada saatditerbitkannya SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 131 Pemungutan Retribusi dilarang diborongkan.2 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.3 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat berupa karcis,kupon, dan kartu langganan.
BAB XPEMANFAATAN
Pasal 14
12
1 Pemanfaatan dari penerimaan Retribusidiutamakan untuk mendanai kegiatan yangberkaitan langsung dengan penyelenggaraanPemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.
2 Alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahuntuk menutupi biaya administrasi, biayapenyuluhan, biaya transportasi dalam rangkapemeriksaan di lapangan, monitoring danpembinaan.
BAB XI
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 151 Instansi yang melaksanakan pemungutan
Retribusi dapat diberi insentif atas dasarpencapaian kinerja.
2 Pemberian insentif sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Kabupaten Gowa.
3 Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Bupati sesuai denganPeraturan Perundang undangan.
BAB XIIKEBERATAN
Pasal 16(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan
keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat
13
yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia dengan disertai alasanalasan yangjelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktupaling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRDditerbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentudapat menunjukkan bahwa jangka waktu itutidak dapat dipenuhi karena keadaan di luarkekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimanadimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaanyang terjadi di luar kehendak atau kekuasaanWajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar Retribusi dan pelaksanaan PenagihanRetribusi.
Pasal 17(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterimaharus memberi keputusan atas keberatan yangdiajukan dengan menerbitkan Surat KeputusanKeberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah untuk memberikan kepastian hukum bagiWajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukanharus diberi keputusan oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupamenerima seluruhnya, atau sebagian, menolak,
14
atau menambah besarnya Retribusi yangterutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidakmemberi suatu keputusan, keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 18(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian
atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusidikembalikan dengan ditambah imbalan bungasebesar 2% ( dua persen ) setiap bulan untukpaling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dihitung sejak bulan pelunasan sampaidengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 191 Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib
Retribusi dapat mengajukan permohonanpengembalian kepada Bupati.
2 Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan, sejak diterimanya permohonanpengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
15
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmemberikan keputusan.
3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidakmemberikan suatu keputusan, permohonanpengembalian pembayaran Retribusi dianggapdikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalamjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
4 Apabila Wajib Retribusi mempunyai utangretribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsungdiperhitungkan untuk melunasi terlebih dahuluutang retribusi tersebut.
5 Pengembalian kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam jangka waktu lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.
6 Apabila pengembalian kelebihan pembayaranretribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2(dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bungasebesar 2 % (dua persen) setiap bulan atasketerlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
7 Tata cara pengembalian kelebihan pembayaranretribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 20(1) Permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi diajukan secara tertuliskepada Bupati dengan sekurangkurangnyamenyebutkan:
a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran;
16
d. alasan yang singkat dan jelas.(2) Permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi disampaikan secaralangsung atau melalui pos tercatat.
(3) Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Bupati.
Pasal 21(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah MembayarKelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusidiperhitungkan dengan utang retribusi lainnya,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),pembayaran dilakukan dengan cara pemindahandan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagaibukti pembayaran.
BAB XIV
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARANANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 221 Bupati menentukan tanggal jatuh tempo
pembayaran dan penyetoran Retribusi yangterutang paling lama 1 (satu) bulan setelah saatterutangnya retribusi.
2 Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan dapatmemberikan persetujuan kepada Wajib Retribusiuntuk mengangsur atau menunda pembayaran
17
Retribusi dengan dikenakan bunga sebesar 2 %(dua persen) setiap bulan.
3 Persyaratan untuk dapat mengangsur danpenundaan pembayaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB XVTATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 231 Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Daerah
atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuaiwaktu yang ditentukan.
2 Pembayaran Retribusi harus dilakukan secaralunas/tunai.
3 Apabila pembayaran Retribusi dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaanRetribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yangditentukan oleh Bupati.
4 Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan denganmenggunakan SSRD.
BAB XVI
SURAT TAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 2418
Bupati dapat menerbitkan STRD jika:a retribusi tidak atau kurang dibayar;b dari hasil penelitian SKRD terdapat kekurangan
pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atausalah hitung;
c Wajib Retribusi dikenakan sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
d Tata cara penagihan retribusi diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.
BAB XVII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 25(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi
menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnyaretribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukantindak pidana di bidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:a. diterbitkan Surat Teguran; ataub. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib
Retribusi, baik langsung maupun tidaklangsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguransebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggalditerimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf badalah Wajib Retribusi dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Retribusi
19
dan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pembayaran danpermohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
BAB XVIIIPENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI
YANG KEDALUWARSA
Pasal 261 Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudahkedaluwarsa dapat dihapuskan.
2 Bupati menetapkan Keputusan penghapusanPiutang Retribusi yang sudah kedaluwarsasebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3 Tata cara penghapusan piutang Retribusi yangsudah kedaluwarsa diatur dengan PeraturanBupati.
BAB XIX
PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN,PEMBEBASAN RETRIBUSI DAN/ATAU SANKSINYA
Pasal 271 Keringanan dan pengurangan retribusi terutang
diberikan berdasarkan pertimbangankemampuan membayar Wajib Retribusi.
20
2 Pembebasan Retribusi dan/atau sanksiadministratif berupa bunga diberikan kepadaWajib Retribusi dengan melihat fungsi ObjekRetribusi.
3 Tata cara pemberian keringanan, pengurangan,pembebasan dan/atau sanksinya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturdengan Peraturan Bupati.
BAB XX
SANKSI ADMINISTRATIFPasal 28
1 Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidakmembayar tepat pada waktunya atau kurangmembayar, dikenakan sanksi administratifberupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari Retribusi yang terutang yang tidakatau kurang dibayar dan ditagih denganmenggunakan STRD.
2 Penagihan retribusi terutang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didahului dengan SuratTeguran.
BAB XXI
PENYIDIKAN
Pasal 291 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenangkhusus sebagai penyidik untuk melakukanpenyidikan tindak pidana di bidang
21
Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalamUndangUndang Hukum Acara Pidana.
2 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah yang diangkatoleh pejabat yang berwenang sesuai denganketentuan Peraturan Perundangundangan.
3 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan danmeneliti keterangan atau laporan berkenaandengan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang Pribadi atau Badantentang kebenaran perbuatan yang dilakukansehubungan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti orangPribadi atau Badan sehubungan dengan tindakpidana di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana di bidangRetribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbahan bukti pembukuan, pencatatan dandokumen lain, serta melakukan penyitaanterhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti, dan/atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempat
22
pada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagai tersangkaatau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana di bidangRetribusi Daerah sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundangundangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum melalui Penyidik Pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai denganketentuan yang diatur dalam UndangUndangHukum Acara Pidana.
BAB XXIIKETENTUAN PIDANA
Pasal 30
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakankewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerahdiancam Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlahRetribusi terutang yang tidak atau kurang bayar.
BAB XXIIIKETENTUAN PENUTUP
23
Pasal 31Halhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerahini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diaturlebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 32Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentangRetribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakarandicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 33
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenGowa.
Ditetapkan di Sungguminasapada tanggal 10 Januari 2012
BUPATI GOWA,
H. ICHSAN YASIN LIMPO
Diundangkan di Sungguminasapada tanggal 10 Januari 2012
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN GOWA,
24
H. MUH. YUSUF SOMMENG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GOWA TAHUN 2012 NOMOR 07
25