peraturan daerah kabupaten gowa -...
TRANSCRIPT
BUPATI GOWA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA
NOMOR 13 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GOWA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 127huruf e UndangUndang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Daerah, makaRetribusi Tempat Khusus Parkirmerupakan jenis Retribusi Daerah;
b. bahwa untuk memungut Retribusisebagaimana dimaksud padahuruf a di atas, maka perlumembentuk Peraturan Daerahtentang Retribusi Tempat KhususParkir.
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 29 Tahun1959 tentang Pembentukan
1
DaerahDaerah Tingkat IIdi Sulawesi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1959Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 1822);
2 UndangUndang Nomor 17 Tahun2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
3 UndangUndang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah terakhirdengan UndangUndang Nomor 12Tahun 2008 tentang PerubahanKedua atas UndangUndang Nomor32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);
4 UndangUndang Nomor 33 Tahun2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126,
2
Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);
5 UndangUndang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009Nomor 130, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5049);
6 UndangUndang Nomor 22 Tahun2009 tentang Lalu Lintas danAngkutan Jalan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5025);
7 UndangUndang Nomor 12 Tahun2011 tentang PembentukanPeraturan Perundangundangan(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);
8 Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);
3
9 Peraturan Pemerintah Nomor 38Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4737);
10 Peraturan Pemerintah Nomor 69Tahun 2010 tentang Tata CaraPemberian dan PemanfaatanInsentif Pemungutan Pajak Daerahdan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2010 Nomor 119);
11 Peraturan Daerah KabupatenGowaNomor 3 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan yang menjadiKewenangan Pemerintah KabupatenGowa (Lembaran Daerah KabupatenGowa Tahun 2008 Nomor 3).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GOWA
dan
BUPATI GOWA
MEMUTUSKAN:
4
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATENGOWA TENTANG RETRIBUSITEMPAT KHUSUS PARKIR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1 Daerah adalah Kabupaten Gowa;2 Pemerintah Daerah adalah Bupati Gowa beserta
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraanpemerintahan Daerah Kabupaten Gowa;
3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat DPRD adalah DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowasebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah;
4 Bupati adalah Bupati Gowa;5 Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang Retribusi Daerah sesuai denganPeraturan Perundangundangan yang berlaku;
6 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikaadalah Dinas Perhubungan, Komunikasi danInformatika Kabupaten Gowa;
7 Peraturan Daerah adalah Peraturan PerundangUndangan yang dibentuk oleh DPRD KabupatenGowa dengan persetujuan bersama Bupati Gowa;
8 Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Gowa;9 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pungutan daerah sebagai
5
pembayaran atas jasa atau pemberian izintertentu yang khusus disediakan dan/ataudiberikan oleh Pemerintah Daerah untukkepentingan orang Pribadi atau Badan;
10 Badan adalah sekumpulan orang dan/ataumodal yang merupakan kesatuan, baik yangmelakukan usaha maupun yang tidakmelakukan usaha yang meliputi PerseroanTerbatas, Perseroan Komanditer, Perseroanlainya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)dengan nama dan dalam bentuk apapun,Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik,atau Organisasi lainya, Lembaga dan bentukBadan lainnya termasuk Kontrak InvestasiKolektif dan bentuk Usaha Tetap;
11 Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerahberupa usaha dan pelayanan yangmenyebabkan barang, fasilitas, ataukemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati olehorang pribadi atau badan;
12 Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan olehPemerintah Daerah dengan menganut prinsipprinsip komersial karena pada dasarnya dapatpula disediakan oleh sektor swasta;
13 Wajib Retribusi adalah orang pribadi ataubadan yang menurut Peraturan Perundangundangan Retribusi diwajibkan untukmelakukan pembayaran retribusi termasukpemungut atau pemotong retribusi tertentu;
14 Masa Retribusi adalah suatu jangka waktutertentu yang merupakan batas waktu bagiWajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan
6
perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yangbersangkutan;
15 Surat Setoran Retribusi Daerah, yangselanjutnya disingkat SSRD, adalah buktipembayaran atau penyetoran retribusi yangtelah dilakukan dengan menggunakan formuliratau telah dilakukan dengan cara lain ke KasDaerah melalui tempat pembayaran yangditunjuk oleh Bupati;
16 Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatanmulai dari penghimpunan data objek dansubjek Retribusi, penentuan besarnya retribusiyang terutang sampai kegiatan penagihanretribusi kepada Wajib Retribusi sertapengawasan penyetorannya;
17 Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yangselanjutnya disingkat SKRD adalah suratketetapan retribusi yang terutang;
18 Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayaryang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalahsurat ketetapan retribusi yang menentukanjumlah kelebihan pembayaran retribusi karenajumlah kredit retribusi lebih besar dari padaretribusi yang terutang seharusnya tidakterutang;
19 Surat Tagihan Retribusi Daerah, yangselanjutnya disingkat STRD adalah surat untukmelakukan tagihan retribusi dan/atau sanksiadministratif berupa bunga dan/atau denda;
20 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan,dan/atau bukti yang dilaksanakan secaraobjektif dan profesional berdasarkan suatustandar pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi
7
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangkamelaksanakan Ketentuan PeraturanPerundangundangan Retribusi Daerah;
21 Penyidikan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah adalah serangkaian tindakan yangdilakukan oleh penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itumembuat terang tindak pidana di bidangRetribusi Daerah yang terjadi sertamenemukan tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan Nama Retribusi Tempat Khusus Parkirdipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasapelayanan Tempat Khusus Parkir.
Pasal 3
1 Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalahpelayanan tempat khusus parkir yangdisediakan, dimiliki, dan/atau dikelola olehPemerintah Daerah.
2 Dikecualikan dari Objek Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempatparkir yang disediakan, dimiliki, dan/ataudikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, danpihak swasta.
8
Pasal 41 Subjek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah
orang Pribadi atau Badan yang memanfaatkanpelayanan Tempat Khusus Parkir.
2 Wajib Retribusi Tempat Khusus Parkir adalahorang Pribadi atau Badan yang menurutKetentuan Peraturan PerundangundanganRetribusi diwajibkan untuk melakukanpembayaran Retribusi Tempat Khusus Parkir,termasuk pemungut atau pemotong RetribusiTempat Khusus Parkir.
BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Tempat Khusus Parkir digolongkan sebagaiRetribusi Jasa Usaha
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASAPasal 6
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkanfrekuensi dan jangka waktu pemakaian fasilitasTempat Khusus Parkir.
BAB V
9
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPANSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 71 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya
tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir didasarkanpada tujuan untuk memperoleh keuntungan yanglayak.
2 Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah keuntungan yang diperolehapabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukansecara efisien dan beriorentasi pada harga pasar.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSIPasal 8
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Tempat KhususParkir ditetapkan sebagai berikut:a. Kendaraan Roda Empat Rp. 2.000,b. Kendaraan Roda Dua Rp. 1.000,
Pasal 91 Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir ditinjau
kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.2 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikanindeks harga dan perkembangan perekonomian.
3 Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTANPasal 10
10
Wilayah pemungutan Retribusi Tempat KhususParkir adalah di Kabupaten Gowa.
BAB VIII
MASA RETRIBUSIPasal 11
Masa Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah jangkawaktu yang lamanya 1 (satu) hari.
Pasal 12Saat terutangnya Retribusi Tempat Khusus Parkiradalah pada saat diterbitkannya SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
1 Pemungutan Retribusi dilarang diborongkan.2 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.3 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat berupa karcis,kupon, dan kartu langganan.
BAB XPEMANFAATAN
Pasal 141 Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi
diutamakan untuk mendanai kegiatan yang
11
berkaitan langsung dengan penyelenggaraanTempat Khusus Parkir.
2 Alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahuntuk menutupi biaya administrasi, biayapenyediaan fasilitas, biaya transportasi dalamrangka pengawasan dan pengendalian.
BAB XI
INSENTIF PEMUNGUTANPasal 15
1 Instansi yang melaksanakan pemungutanRetribusi dapat diberi insentif atas dasarpencapaian kinerja.
2 Pemberian insentif sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Kabupaten Gowa.
3 Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Bupati sesuai denganPeraturan Perundangundangan.
BAB XIIKEBERATAN
Pasal 16
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukankeberatan hanya kepada Bupati atau pejabatyang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia dengan disertai alasanalasan yangjelas.
12
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktupaling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRDditerbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentudapat menunjukkan bahwa jangka waktu itutidak dapat dipenuhi karena keadaan di luarkekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimanadimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaanyang terjadi di luar kehendak atau kekuasaanWajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar Retribusi dan pelaksanaan PenagihanRetribusi.
Pasal 17
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterimaharus memberi keputusan atas keberatan yangdiajukan dengan menerbitkan Surat KeputusanKeberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah untuk memberikan kepastian hukum bagiWajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukanharus diberi keputusan oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupamenerima seluruhnya, atau sebagian, menolak,atau menambah besarnya Retribusi yangterutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidakmemberi suatu keputusan, keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.
13
Pasal 18(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian
atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusidikembalikan dengan ditambah imbalan bungasebesar 2% ( dua persen ) setiap bulan untukpaling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampaidengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 191 Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib
Retribusi dapat mengajukan permohonanpengembalian kepada Bupati.
2 Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan, sejak diterimanya permohonanpengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmemberikan keputusan.
3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidakmemberikan suatu keputusan, permohonanpengembalian pembayaran Retribusi dianggapdikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalamjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
4 Apabila Wajib Retribusi mempunyai utangRetribusi lainnya, kelebihan pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
14
langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebihdahulu utang Retribusi tersebut.
5 Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam jangka waktu lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.
6 Apabila pengembalian kelebihan pembayaranRetribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bungasebesar 2% (dua persen) setiap bulan atasketerlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
7 Tata cara pengembalian kelebihan pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 20
1 Permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi diajukan secara tertuliskepada Bupati dengan sekurangkurangnyamenyebutkan:
a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran;d. alasan yang singkat dan jelas.
2 Permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi disampaikan secaralangsung atau melalui pos tercatat.
3 Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Bupati.
Pasal 21
15
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukandengan menerbitkan Surat Perintah MembayarKelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusidiperhitungkan dengan utang retribusi lainya,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),pembayaran dilakukan dengan cara pemindahandan bukti pemindah bukuan juga berlaku sebagaibukti pembayaran.
BAB XIV
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 221 Bupati menentukan tanggal jatuh tempo
pembayaran dan penyetoran Retribusi yangterutang paling lama 1 (satu ) bulan setelah saatterutangnya retribusi.
2 Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan dapatmemberikan persetujuan kepada Wajib Retribusiuntuk mengangsur atau menunda pembayaranRetribusi dengan dikenakan bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan.
3 Persyaratan untuk dapat mengangsur danpenundaan pembayaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB XVTATA CARA PEMBAYARAN
16
Pasal 23
1 Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Daerahatau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuaiwaktu yang ditentukan.
2 Pembayaran Retribusi harus dilakukan secaralunas/tunai.
3 Apabila pembayaran Retribusi dilakukanditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaanRetribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yangditentukan oleh Bupati.
4 Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan denganmenggunakan SSRD.
BAB XVI
SURAT TAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 24
Bupati dapat menerbitkan STRD jika:a retribusi tidak atau kurang dibayar;b dari hasil penelitian SKRD terdapat kekurangan
pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atausalah hitung;
c Wajib Retribusi dikenakan sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
d Tata cara penagihan retribusi diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.
BAB XVIIKEDALUWARSA PENAGIHAN
17
Pasal 25
1 Hak untuk melakukan penagihan Retribusimenjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnyaRetribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukantindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertangguh jika :a. diterbitkan Surat Teguran; ataub. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib
Retribusi, baik langsung maupun tidaklangsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguransebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggalditerimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf badalah Wajib Retribusi dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Retribusidan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pembayaran danpermohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
BAB XVIII
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA
Pasal 26
18
1 Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagikarena hak untuk melakukan penagihan sudahkedaluwarsa dapat dihapuskan.
2 Bupati menetapkan Keputusan penghapusanPiutang Retribusi yang sudah kedaluwarsasebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3 Tata cara penghapusan piutang Retribusi yangsudah kedaluwarsa diatur dengan PeraturanBupati.
BAB XIX
PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN, PEMBEBASAN RETRIBUSI DAN/ATAU SANKSINYA
Pasal 27
1 Keringanan dan pengurangan retribusi terutangdiberikan berdasarkan pertimbangankemampuan membayar Wajib Retribusi.
2 Pembebasan Retribusi dan/atau sanksiadministratif berupa bunga diberikan kepadaWajib Retribusi dengan melihat fungsi ObjekRetribusi.
3 Tata cara pemberian keringanan, pengurangan,pembebasan dan/atau sanksinya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturdengan Peraturan Bupati.
BAB XX
SANKSI ADMINISTRATIF
19
Pasal 281 Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak
membayar tepat pada waktunya atau kurangmembayar, dikenakan sanksi administratifberupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari Retribusi yang terutang yang tidakatau kurang dibayar dan ditagih denganmenggunakan STRD.
2 Penagihan Retribusi terutang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didahului dengan SuratTeguran.
BAB XXI
PENYIDIKAN
Pasal 29
1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentudilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenangkhusus sebagai penyidik untuk melakukanpenyidikan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Hukum Acara Pidana.
2 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentudi lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkatoleh pejabat yang berwenang sesuai denganKetentuan Peraturan Perundangundangan.
3 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan dan
meneliti keterangan atau laporan berkenaandengan tindak pidana di bidang Retribusi
20
Daerah agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang Pribadi atauBadan tentang kebenaran perbuatan yangdilakukan sehubungan tindak pidanaRetribusi Daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti orangpribadi atau Badan sehubungan dengantindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana di bidangRetribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untukmendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahan buktitersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadi bidang Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti, dan/atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempatpada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
21
Retribusi Daerah sesuai dengan KetentuanPeraturan Perundangundangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum melalui Penyidik Pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai denganketentuan yang diatur dalam UndangUndangHukum Acara Pidana.
BAB XXII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 30
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakankewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerahdiancam Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlahRetribusi terutang yang tidak atau kurang bayar.
BAB XXIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Halhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerahini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diaturlebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 32
22
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 11 Tahun2000 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkirdicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenGowa.
Ditetapkan di Sungguminasapada tanggal 5 April 2012
BUPATI GOWA,
H. ICHSAN YASIN LIMPO
Diundangkan di Sungguminasapada tanggal 5 April 2012
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN GOWA,
H. MUH. YUSUF SOMMENG
23