peraturan bupati lebakdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/perbup-9... · 2016-02-02 ·...

27
BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI DANA DESA DI KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa di Kabupaten Lebak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 557); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Upload: vuongxuyen

Post on 22-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

BUPATI LEBAK

PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI LEBAK

NOMOR 9 TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI DANA DESA DI KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LEBAK,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata

Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan,

Dan Evaluasi Dana Desa, perlu menetapkan Peraturan

Bupati tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa di

Kabupaten Lebak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 557);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5539);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 2: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun

2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5694;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor113 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Teringgal,

dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang

Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

162);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015

tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Desa

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

684);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 1 Tahun 2015

tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun

2015 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Lebak Nomor 20151);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA

PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI DANA DESA DI

KABUPATEN LEBAK.

.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Lebak.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak.

3. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Banten.

4. Bupati adalah Bupati Lebak.

5. Gubernur adalah Gubernur Banten.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak.

7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah

Kabupaten Lebak.

Page 3: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

8. Camat adalah Kepala Kecamatan yang merupakan Perangkat Daerah

Kabupaten Lebak.

9. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

10. Pemerintah Desa adalah kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

11. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan

digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat.

12. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan

warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat

Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

13. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh

Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul

karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.

14. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan

kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

15. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran,

serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,

kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan

prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat

APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Negara yang

setujui Dewan Perwakilan Rakyat.

17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahan dan setujui Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan Daerah.

18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB

Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Pemerintahan

Desa.

19. Rekening Kas Umum Negera yang selanjutnya disebut RKUN adalah

Rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negera untuk menampung seluruh

penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada

bank sentral.

Page 4: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

20. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disebut RKUD adalah

rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh

bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan

membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

21. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disebut RKD adalah rekening tempat

penyimpanan uang Pemerintah Desa yang menampung seluruh

penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran

Desa pada bank yang ditetapkan

22. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Dana Desa yang selanjutnya disebut

SiLPA Dana Desa adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan

pengeluaran anggaran Dana Desa selama satu periode anggaran.

23. Indeks Kemahalan Kontruksi yang selanjutnya disebut IKK adalah indeks

yang mencerminkan tingkat kesulitan geografis yang dinilai berdasarkan

tingkat kemahalan harga prasarana fisik secara relatif antar-Daerah.

24. Indeks kesulitan geografis yang selanjutnya disebut IKG Desa adalah

angka yang mencerminkan tingkat kesulitan geografis suatu Desa

berdasarkan variabel ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrstruktu,

transportasi. Dan komunikasi.

BAB II

PENGALOKASIAN

Pasal 2

Dana Desa yang diterima oleh kabupaten pada setiap tahun anggaran

dialokasikan untuk setiap Desa di daerah.

Pasal 3

Pengalokasian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

dihitung dan ditetapkan secara berkeadilan berdasarkan:

a. alokasi dasar; dan

b. alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka

kemiskinan, dan tingkat kesulitas geografis setiap Desa.

Pasal 4

Rincian Dana Desa setiap Desa berdasarkan alokasi dasar sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf a adalah sebesar 90% (sembilan puluh per

seratus) dari pagu Dana Desa Kabupaten yang dibagi rata setiap Desa.

Pasal 5

(1) Rincian Dana Desa setiap Desa berdasarkan alokasi yang dihitung dengan

memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, dan tingkat

kesulitas geografis setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf

b dihitung dengan rincian sebagai berikut:

a. 25% (dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk Desa;

Page 5: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

b. 35% (tiga puluh lima per seratus) untuk luas wilayah Desa;

c. 10% (sepuluh per seratus) untuk jumlah penduduk Desa;

d. 30% (tiga puluh per seratus) untuk tingkat kesulitas geografis Desa.

(2) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) masing-masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk

miskin Desa dan IKG Desa.

(3) Penghitungan rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

W = (0,25 x Z1) + (0,35 x Z2) + (0,10 x Z3) + (0,30 x Z4)

Keterangan:

W = Dana Desa setiap Desa yang dihitung berdasarkan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan

geografis Desa.

Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa

kabupaten.

Z2 = rasio jumlah penduduk miskin Desa setiap Desa terhadap total

penduduk miskin Desa kabupaten.

Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap total luas wilayah Desa

kabupaten.

Z4 = rasio IKG Desa setiap Desa terhadap total IKG Desa kabupaten.

(4) Data jumlah penduduk, angka kemiskinan, dan luas wilayah Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari lembaga yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik.

Pasal 6

(1) IKG Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) disusun dan

ditetapkan oleh bupati berdasarkan data dari dari lembaga yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik.

(2) IKG Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh beberapa

faktor, meliputi:

a. ketersediaan prasarana pelayanan dasar;

b. kondisi infrastruktur; dan

c. aksesibilitas/transportasi.

(3) Penyusunan IKG Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

mengacu pada tata cara penyusunan IKG Desa dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian,

Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa.

Pasal 7

Penetapan rincian Dana Desa untuk setiap Desa pada setiap tahun anggaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 ditetapkan dengan

Keputusan Bupati.

Page 6: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

BAB III

PENYALURAN

Bagian Kesatu

Mekanisme dan Tahap Penyaluran

Pasal 8

(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari

RKUD ke RKD.

(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. tahap I, pada bulan April sebesar 40% (empat puluh per seratus);

b. tahap II, pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh per seratus);

dan

c. tahap III, pada bulan Oktober sebesar 20% (dua puluh per seratus).

(3) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD setiap tahap sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah

diterima di RKUD.

Bagian Kedua

Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD

Pasal 9

(1) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan oleh Kepala Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD).

(2) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap I dilakukan setelah

Kepala Desa menyampaikan peraturan Desa mengenai APB Desa kepada

Bupati.

(3) Kepala Desa menyampaikan peraturan Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) kepada bupati paling lambat bulan Maret.

Pasal 10

Pelaksanaan penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

(1) Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD)

dan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan Desa

(BPMPD) membuat laporan realisasi penyaluran penggunaan Dana Desa

setiap tahun kepada bupati melalui sekretaris daerah.

(2) Pembuatan laporan realisasi penyaluran penggunaan Dana Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat minggu

kedua bulan Maret tahun anggaran berikutnya.

Page 7: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

(3) Laporan realisasi penyaluran penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian,

Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa.

(4) Laporan realisasi penyaluran penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dijadikan bahan laporan dan konsolidasi kepada

Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Teringgal dan Transmigrasi, serta Gubernur Banten.

BAB IV

PENGGUNAAN

Bagian Kesatu

Prinsip Penggunaan

Pasal 12

Dana Desa yang bersumber dari APBN digunakan untuk mendanai

pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal

berskala Desa yang diatur dan diurus oleh Desa.

Pasal 13

Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai belanja pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 14

Penggunaan Dana Desa tertuang dalam prioritas belanja Desa yang disepakati

dalam Musyawarah Desa.

Bagian Kedua

Prioritas Penggunan Untuk Pembangunan Desa

Pasal 15

Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan Desa dialokasikan

untuk mencapai tujuan pembangunan Desa yaitu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta

penanggulangan kemiskinan, melalui:

a. pemenuhan kebutuhan dasar;

b. pembangunan sarana dan prasarana Desa;

c. pengembangan potensi ekonomi lokal; dan

d. pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Page 8: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

Pasal 16

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf a, meliput:

a. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes;

b. pengelolaan dan pembinaan Posyandu; dan

c. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini.

Pasal 17

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf b dan huruf c untuk mendukung target pembangunan sektor unggulan

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya, yang diprioritaskan

untuk:

a. mendukung kedaulatan pangan;

b. mendukung kedaulatan energi;

c. mendukung pembangunan kemaritiman dan kelautan; dan

d. mendukung pariwisata dan industri.

Pasal 18

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf b didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian

target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat

meliputi:

a. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;

b. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;

c. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;

d. pembangunan energi baru dan terbarukan;

e. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;

f. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa;

g. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;

h. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya

perikanan; dan

i. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.

Pasal 19

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf c didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian

target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat

meliputi:

a. pendirian dan pengembangan BUM Desa;

b. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;

c. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik Desa;

d. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan;

e. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan Desa;

Page 9: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

f. pembuatan pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan;

g. pengembangan benih lokal;

h. pengembangan ternak secara kolektif;

i. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri;

j. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu;

k. pengelolaan padang gembala;

l. pengembangan Desa Wisata; dan

m. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan

perikanan.

Pasal 20

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf d, didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian

target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat

meliputi:

a. komoditas tambang mineral bukan logam, antara lain:

1) zirkon;

2) kaolin;

3) zeolit;

4) bentonit;

5) silika (pasir kuarsa);

6) kalsit (batu kapur/gamping);

7) felspar; dan

8) intan.

b. komoditas tambang batuan, antara lain:

1) onik;

2) opal;

3) giok;

4) agat;

5) topas;

6) perlit;

7) toseki;

8) batu sabak;

9) marmer;

10) granit;

11) kalsedon;

12) rijang (chert);

13) jasper;

14) krisopras;

15) garnet; dan

16) potensi komoditas tambang batuan lainnya.

c. rumput laut;

d. hutan milik Desa; dan

e. pengelolaan sampah.

Page 10: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

Bagian Ketiga

Prioritas Penggunan Untuk Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 21

Penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk Pemberdayaan

Masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan kemiskinan dan

peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan dengan pencapaian

target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat

mencakup:

a. peningkatan kualitas proses perencanaan Desa;

b. mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa

maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya;

c. pembentukan dan peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat

Desa;

d. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk

memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa;

e. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat;

f. dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan Desa

dan Hutan Kemasyarakatan; dan

g. peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui:

1) kelompok usaha ekonomi produktif;

2) kelompok perempuan;

3) kelompok tani;

4) kelompok masyarakat miskin;

5) kelompok nelayan;

6) kelompok pengrajin;

7) kelompok pemerhati dan perlindungan anak;

8) kelompok pemuda; dan

9) kelompok lain sesuai kondisi Desa.

Pasal 22

(1) Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak

termasuk dalam prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 15 dan Pasal 21 setelah mendapatkan persetujuan bupati.

(2) Persetujuan bupati sebagaiman dimaksud pada ayat (1) diberikan pada

saat evaluasi rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa.

(3) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

bupati memastikan pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang

menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau kebutuhan pembangunan dan

pembedayaan masyarakat telah terpenuhi.

Pasal 23

(1) Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.

(2) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa

kepada bupati setiap semester.

Page 11: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

(3) Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan ketentuan:

a. semester I, paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran

berjalan; dan

b. semester II, paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun

anggaran berikutnya.

(4) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester I menjadi persyaratan

penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap II tahun anggaran

berjalan.

(5) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester II menjadi persyaratan

penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap I tahun anggaran

berikutnya.

(6) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa disusun sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015

tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan,

dan Evaluasi Dana Desa.

BAB V

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Bagian Kesatu

Pemantauan

Pasal 24

(1) Kepala BPMPD bersama dengan Kepala DPPKD dan camat melakukan

pemantauan atas pengalokasian dan penggunaan Dana Desa setiap Desa.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap:

a. penatapan peraturan Desa mengenai APB Desa;

b. penggunaan Dana Desa; dan

c. laporan realisasi penggunaan Dana Desa setiap Desa.

Pasal 25

(1) Pemantauan terhadap penetapan peraturan Desa mengenai APB Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a dilakukan untuk

menghindari keterlambatan penetapan peraturan Desa tersebut.

(2) Dalam hal terdapat keterlambatan penetapan peraturan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala BPMPD dan camat dapat

meminta dan memfasilitai Kepala Desa untuk melakukan percepatan

penetapan peraturan Desa tersebut.

Pasal 26

(1) Pemantauan terhadap penggunaan Dana Desa di setiap Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf b dilakukan untuk

memastikan penggunaan Dana Desa sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 12: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

(2) Dalam hal berdasarkan hasil pemantauan terhadap penggunaan Dana

Desa di setiap Desa tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

bupati melalui camat memberikan teguran kepada Kepala Desa.

Pasal 27

(1) Pemantauan terhadap penyampaian laporan realisasi pengunaan Dana

Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf c dilakukan

untuk menghindari penundaan penyaluran Dana Desa.

(2) Dalam hal Kepala Desa terlambat dan/atau tidak menyampaikan laporan

realisasi pengunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Kepala BPMPD dan camat dapat meminta dan memfasilitasi Kepala Desa

melakukan percepatan penyampaian laporan dimaksud.

Bagian Kedua

Evaluasi

Bagian Ketiga

Pemantauan dan Evaluasi SiLPA Dana Desa

Pasal 28

Kepala BPMPD bersama dengan Kepala DPPKD dan camat melakukan

pemantauan dan evaluasi atas SiLPa Dana Desa setiap Desa.

Pasal 29

(1) Dalam hal pemantauan dan evaluasi atas SiLPa Dana Desa setiap Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ditemukan SilPa Dana Desa lebih

dari 30% (tiga puluh per seratus), bupati:

a. meminta penjelasan kepada Kepala Desa menganai SiLPa Dana Desa

tersebut dan/atau

b. meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk melakukan

pemeriksaan.

(2) SiLPa Dana Desa lebih dari 30% (tiga puluh per seratus) sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dihitung dari Dana Desa yang diterima Desa

pada tahun anggaran berjalan.

(3) SiLPa Dana Desa wajib dianggarkan kembali dan digunakan sesuai

dengan peruntukkannya pada tahun anggaran berikutnya.

Page 13: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

BAB VI

SANKSI

Bagian Kesatu

Penundaan Penyaluran

Pasal 30

(1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa, dalam hal:

a. Kepala Desa tidak menyampaikan peraturan Desa mengenai APB Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dan laporan realisasi

penggunaan Dana Desa semester II sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 23 ayat (2) huruf b.

b. terdapat SiLPa Dana Desa Desa lebih dari 30% (tiga puluh per seratus)

pada akhiir tahun anggran sebelumnya; dan/atau

c. terdapat usulan dari aparat funsional daerah.

(2) Penyaluran Dana Desa yang ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan peraturan Desa

mengenai APB Desa dan laporan realisasi penggunaan Dana Desa

semester II kepada bupati.

(3) Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dilakukan terhadap peyaluran Dana Desa tahap I tahun anggaran

berjalan sebesar SiLPa Dana Desa tahun anggaran sebelumnya.

(4) Dalam hal SiLPa Dana Desa lebih besar dari jumlah Dana Desa yang akan

disalurkan pada tahap I, maka penyaluran Dana Desa tahap I tidak

dilakukan.

(5) Penundaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pasa ayat (3) dilakukan

sampai dengan penyaluran Dana Desa tahap II.

(6) Dalam hal penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlangsung sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, bupati

melaporkan penundaan tersebut kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal Perimbangan Keuangan.

(7) Bupati wajib menganggarkan kembali Dana Desa yang ditunda

penyalurannya sebagaimana dimaksud pada ayat (6) untuk perhitungan

dalam penyaluran Dana Desa pada tahun anggaran berikutnya.

Bagian Kedua

Pemotongan Penyaluran Dana Desa

Pasal 31

(1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa dalam hal setelah

dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa sebaagaiman

dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3), masih terdapat SiLPa Dana Desa lebih

dari 30% (tiga puluh per seratus) pada tahun anggaran berjalan.

(2) Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagiman dimaksud pada ayat (1),

dilakukan pada tahun anggaran berikutnya.

Page 14: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

(3) Bupati melaporkan pemotongan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan

Keuangan

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

(1) Untuk Tahun Anggaran 2015, IKG Desa dalam format penghitungan

rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat

(3) dapat menggunakan IKG Desa sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana

Desa.

(2) Untuk Tahun Anggaran 2015, ketentuan penyaluran Dana Desa dari

RKUD ke RKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) hurup a

disesuaikan dengan setelah diterima Dana Desa di RKUD.

BABA VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun

2014 tentang Alokasi Dana Bagi Hasil kepada Pemerintahan Desa Tahun

Anggaran 2015 (Berita Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor 42)

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 34

Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan

ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lebak.

Ditetapkan di Rangkasbitung

pada tanggal 2015

BUPATI LEBAK,

ITI OCTAVIA JAYABAYA

Page 15: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LEBAK

NOMOR … TAHUN 2015

TENTANG : TATA CARA PENGALOKASIAN,

PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

DANA DESA DI KABUPATEN

LEBAK.

TATA CARA PENYUSUNAN

INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS DESA

I. PENDAHULUAN

Tingkat kesulitan geografis Desa direpresentasikan oleh Indeks

Kesulitan Geografis Desa (IKG) dengan rentan nilai 0–100. Semakin tinggi

nilai indeks ditunjukkan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi.

Desa dengan kesulitas pelayanan dasar yang terbatas, kualitas

infrastruktur yang rendah, dan akses trasportasi yang sulit akan memiliki

angka indeks yang relatif lebih tinggi dibandingkan Desa lainnya.

Penggunaan IKG dalam penghitungan rincian Dana Desa setiap Desa

dimaksudkan untuk memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan

sebagaimana diamanatkan oleh undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah mengenai Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, IKG disusun

berdasarkan 3 faktor, yaitu :

1. Ketersediaan Pelayanan Dasar, yang meliputi pelayanan dasar yang

terkait pendidikan dan kesehatan.

2. Kondisi Infrastruktur, yang meliputi infrastruktur yang terkait dengan

fasilitas kegiatan ekonomi dan ketersediaan energi.

3. Aksesibilitas/Transportasi yang meliputi aksesibilitas jalan dan sarana

transportasi.

Jarak ke fasilitas yang tidak tersedia di Desa diukur dari kantor

Kepala Desa ke fasilitas terdekat yang ada di Desa lain. Fasilitas

pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas ekonomi yang digunakan

untuk menyusun IKG ditimbang secara relatif dengan jumlah penduduk

Desa tersebut.

II. TAHAP PENYUSUNAN INDEKS KESULITAS GEOGRAFIS DESA

Sumber data untuk menyusun IKG diperoleh dari hasil pendataan potensi

Desa (Podes) yang dilaksanakan pada bulan April. Secara umum, IKG

disusun dalam 3 tahap.

Page 16: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

1. Pemilihan dan Pembentukan Variabel Penyusunan IKG

Pada prinsipnya Desa yang ada fasilitas akan memiliki skor

variabel yang relatif rendah (mendekati 0). Demikian pula Desa yang

aksesibilitasnya mudah (jarak dekat, waktu tempuh singkat, dan biaya

murah) juga memiliki skor yang relatif semakin tinggi (mendekati 5).

Penentuan batas kategori rincian didasarkan pada sebaran data (rata-

rata atau nilai tengah) secara daerah sehingga dapat diperbandingkan

antara Desa di seluruh Kabupaten Lebak.

a. Faktor Ketersediaan pelayanan Dasar

Faktor ketersediaan pelayanan dasar terdiri dari

ketersediaan/akses ke fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Terdapat 12 variabel yang digunakan untuk mengukur faktor

ketersediaan pelayanan dasar, yaitu:

1) Ketersediaan dan akses ke TK/RA/BA

2) Ketersediaan dan akses ke SD/MI/Sederajat

3) Ketersediaan dan akses ke SMP/MTS/Sederajat

4) Ketersediaan dan akses ke SMA/MA/Sederajat

5) Ketersediaan dan kemudahan akses ke rumah sakit

6) Ketersediaan dan kemudahan akses ke rumah sakit bersalin

7) Ketersediaan dan kemudahan akses ke puskesmas

8) Ketersediaan dan kemudahan akses ke poliklinik/balai

pengobatan

9) Ketersediaan dan kemudahan akses ke tempat praktek dokter

10) Ketersediaan dan kemudahan akses ke tempat praktek bidan

11) Ketersediaan dan kemudahan akses ke poskesdes atau polindes

12) Ketersediaan dan kemudahan akses ke apotek

b. Faktor Kondisi Infrastruktur

Faktor kondisi infrastruktur terdiri dari fasilitas ekonomi

(kelompok pertokoan, rumah makan, warung/kedai makanan,

hotel, penginapan, bank), jenis bahan bakar untuk memasak dan

keberadaan listrik dan ketersediaan penerangan di jalan utama

Desa. Terdapat 8 variabel yang digunakan untuk mengukur faktor

kondisi inftrastruktur, yaitu:

1) Ketersediaan dan akses ke kelompok pertokoan

2) Ketersediaan dan akses ke pasar

3) Akses ke restoran, rumah makan atau warung/kedai makan

4) Akses ke akomodasi hotel atau penginapan

5) Akses ke bank

6) Akses ke energi listrik

7) Akses ke penerangan jalan

8) Akses ke bahan bakar

c. Faktor Aksesibilitas/Transportasi

Page 17: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

Faktor aksesibilitas/transportasi terdiri dari jenis dan kualitas

jalan, aksesibilitas jalan, kendaraan dan operasional angkutan

umum, serta transportasi dari kantor Desa ke kantor camat dan

kantor bupati. Terdapat 8 variabel yang digunakan untuk

mengukur faktor aksesibiltas/trasportasi, yaitu:

1) Lalu lintas dan kualitas jalan

2) Aksesibilitas jalan

3) Ketersediaan angkutan umum

4) Operasional angkutan umum

5) Lama waktu per kilometer menuju kantor camat

6) Biaya per kilometer menuju kantor camata

7) Lama waktu per kilometer menuju kantor bupati

8) Biaya per kilometer menuju kantor bupati

2. Penentuan Penimbang Setiap Variabel Penyusunan IKG

IKG merupakan indeks komposit tertimbang dari 28 varibel yang

secara substansi dan bersama-sama menggambarkan tingkat

kesulitas geografis Desa. Setiap variabel harus memiliki kontribusi

terhadap IKG. Besarnya kontribusi setiap variabel menggambarkan

besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap faktor dan IKG.

Besarnya kontribusi setiap variabel tidak ditetapkan dengan nilai yang

sama atau berdasarkan penilaian subyektif, tetapi dihitung

berdasarkan besaran data menggunakan teknis stratistik. Kontribusi

setiap variabel merupakan statistik yang besarnya cenderung tidak

sama antar variabel.

Untuk mendapatkan kontribusi setiap variabel, digunakan metode

analisis komponen utama (Principal Component analysis). Selanjutnya,

nilai kontribusi setiap variabel digunakan sebagai

penimbang/pembobot masing-masing variabel untuk menghasilkan

nilai IKG. Tabel berikut ini merupakan besaran penimbang setiap

variabel yang digunakan untuk menyusun IKG.

Tabel I

Penimbang Setiap Variabel Penyusunan IKG

No Kode

Variabel Faktor Penimbang

1. K1101

Ketersediaan

Pelayanan Dasar

0.0344743698230512

2. K1102 0.0207667709777746

3. K1103 0.0396701796664552

4. K1104 0.0365362438160350

5. K1201 0.0409473717219470

6. K1208

0.0386802587821563

7. K1202 0.4470552865661930

8. K1205 0.0453910502070079

9. K1204 0.0478548918471416

Page 18: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

10. K1203 0.0440792259791407

11. K1206 0.0375898610500994

12. K1207 0.0391951514609291

13. K2101

Kondisi

Infrastruktur

0.0297745374426297

14. K2102 0.0274983770619034

15. K2103 0.0226807963343563

16. K2104 0.0268014852834807

17. K2201 0.0325591888268300

18. K2202 0.0402729944622093

19. K2203 0.0300082063502999

20. K2106 0.0307923774626675

21. K3101

Aksesibilitas/Transp

ortasi

0.0268206306831690

22. K3102 0.0237975527515562

23. K3103 0.0653046437835051

24. K3104 0.0647739844829491

25. K3201 0.0293993157370730

26. K3202 0.0382537240605285

27. K3203 0.0228109187516484

28. K3204 0.0348060877522856

3. Penghitungan IKG

Nilai IKG diperoleh dari penjumlahan secara tertimbang terhadap

setiap variabel penyusunan IKG. Nilai yang dijumlahkan adalah skor

setiap variabel yang sudah ditimbang/dikalikan dengan bobot masing-

masing variabel. Penghitungan IKG setiap Desa diformulasikan sebagai

berikut:

IKG = (V₁ x B₁ + V₂ x B₂ + …. + V₂₈ x B₂₈) x 20

Keterangan :

IKG = Nilai Indeks Kesulitas Geografis setiap Desa (bernilai 0 – 100)

V₁ = Skor variabel ke-1 (Ketersediaan dan akses ke TK/RA.BA)

V₂ = Skor variabel ke-1 (Ketersediaan dan akses ke SD/MI/Sederajat)

V₃ = Skor variabel ke-1 (Ketersediaan dan akses ke

SMP/MTS/Sederajat)

V₂₈ = Skor variabel ke – 28 (Akses ke bahan bakar)

B₁ = Penimbang/pembobot variabel ke-1

B₂ = Penimbang/pembobot variabel ke-2

B₃ = Penimbang/pembobot variabel ke-3

B₂₈ = Penimbang/pembobot variabel ke-28

III. ILUSTRASI SEDERHANA PENGHITUNGAN IKG

Untuk memahami cara penghitungan IKG tersebut, berikut

diberikan ilustrasi sederhana penghitungan IKG untuk Desa Contoh:

Page 19: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

1. Menghitung variabel menggunakan formula seperti dijelaskan pada

bab penyusunan indikator setiap faktor. Dari proses akan diperoleh

nilai/skor dari 28 variabel penyusunan IKG.

2. Skor tersebut kemudian dikalikan dengan penimbang setiap variabel

yang sesuai.

3. IKG adalah penjumlahan dari hasil perkalian antara skor dengan

penimbang masing-masing variabel.

Proses penghitungan IKG dapat diringkas menjadi tabel sebagai berikut:

Tabel 2

Ilustrasi sederhana penghitungan IKG (Desa Contoh)

No. Variabel Skor

Variabel Penimbang Variabel

Hasil (Kolom (3)

x kolom (4) )

1. K1101 4 0.0344743698230512 0.1379

2. K1102 0 0.0207667709777746 0.0000

3. K1103 3 0.0396701796664552 0.1190

4. K1104 4 0.0365362438160350 0.1461

5. K1201 4 0.0409473717219470 0.1638

6. K1208 2 0.0386802587821563 0.0774

7. K1202 0 0.4470552865661930 0.0000

8. K1205 1 0.0453910502070079 0.0454

9. K1204 0 0.0478548918471416 0.0000

10. K1203 0 0.0440792259791407 0.0000

11. K1206 0 0.0375898610500994 0.0000

12. K1207 4 0.0391951514609291 0.1568

13. K2101 4 0.0297745374426297 0.1191

14. K2102 5 0.0274983770619034 0.1375

15. K2103 5 0.0226807963343563 0.1134

16. K2104 5 0.0268014852834807 0.1340

17. K2201 5 0.0325591888268300 0.1628

18. K2202 0 0.0402729944622093 0.0000

19. K2203 5 0.0300082063502999 0.1500

20. K2106 4 0.0307923774626675 0.1232

21. K3101 1 0.0268206306831690 0.0268

22. K3102 0 0.0237975527515562 0.0000

23. K3103 3 0.0653046437835051 0.1959

24. K3104 3 0.0647739844829491 0.1943

25. K3201 0 0.0293993157370730 0.0000

26. K3202 0 0.0382537240605285 0.0000

27. K3203 0 0.0228109187516484 0.0000

28. K3204 0 0.0348060877522856 0.0000

Jumlah 2,2034

Maka IKG Desa Contoh adalah 2,2034 x 20 = 44,07

Page 20: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI LEBAK

NOMOR … TAHUN 2015

TENTANG : TATA CARA PENGALOKASIAN,

PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

DANA DESA DI KABUPATEN

LEBAK.

PEDOMAN DAN CONTOH PERHITUNGAN

DANA DESA SETIAP DESA

I. DASAR PERHITUNGAN

Dalam melaksanakan penghitungan Dana Desa setiap Desa,

mengacu pada ketentuan sebagai berikut:

1. Ketentuan terkait dengan sumber dana, model perhitungan, variabel

dan bobot yang digunakan dalam perhitungan Dana Desa setiap Desa

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yaitu:

a. Sumber Dana Desa yang digunakan dalam penghitungan Dana

Desa setiap Desa bersal dari rincian Dana Desa yang diterima

kabupaten pada setiap tahun anggaran.

b. Dana Desa setiap Desa dihitung berdasarkan:

1) Alokasi Dasar, yang merupakan alokasi yang dibagi secara

merata kepada setiap Desa sebesar 90% (sembilan puluh per

seratus) dari Dana Desa kabupaten; dan

2) Alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat

kesulitan geografis setiap Desa (yang selanjutnya disebut

“Bagian Formula”), dengan bobot sebagai berikut:

a) 25% (dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk

Desa;

b) 35% (tiga puluh lima per seratus) untuk luas wilayah Desa;

c) 10% (sepuluh per seratus) untuk jumlah penduduk Desa;

d) 30% (tiga puluh per seratus) untuk tingkat kesulitas

geografis Desa.

2. Ketentuan terkait rumus/formulasi yang digunakan dalam

perhitungan yaitu:

Dana Desa setiap Desa = [(Dana Desa Kabupaten – Alokasi Dasar x

(25% x rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk

kabupaten) + 35% x rasio jumlah penduduk miskin Desa setiap Desa

terhadap total penduduk miskin Desa kabupaten) + 10% x rasio luas

wilayah Desa setiap Desa terhadap luas wilayah Desa kabupaten) +

Page 21: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

30% x rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa Kabupaten)]

II. TATA CARA PENGHITUNGAN

Agar penghitungan Dana Desa setiap desa berjalan tertib,

transparan dan hasilnya dapat dipertanggungjwabkan, maka

diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. TAHAP PERSIAPAN

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi penyiapan

dokumen dan data terkait serta file excel kertas kerja (worksheet)

penghitungan.

Rincian tahapan:

a. Mengumpulkan dokumen, data dan informasi yang diperlukan

dalam proses penghitungan.

b. Menyiapkan kerta kerja (worksheet) dalam bentuk file excel.

c. Menyiapkan folder penyimpan dokumen, data dan informasi

terkait serta cetak kertas kerja (worksheet) dan file excel hasil

penghitungan.

d. Kertas kerja (worksheet) penghitungan Dana Desa setiap Desa

disusun dengan format sebagai berikut:

Kerta Kerja (worksheet) Penghitungan Dana Desa Setiap Desa

Kabupaten Lebak Tahun 20…

No

Nam

a

Desa

Alo

kasi

Dasa

r

Alokasi Berdasarkan Formula

Pagu

Dana

Desa

Per-

Desa

Jumlah

Penduduk

Jumlah Pendudk

Miskin Luas Wilayah

IKG

(Indeks Kesulitan

Geografis)

To

tal

Bo

bo

t

Alokasi

Berdas

ar

kan

Formul

a

Jml

Pen

dud

uk

Ras

io

Jml

Pen

dud

uk

Bo

bo

t

Jml

Pend

udu

k

Misk

in

Rasi

o

Jml

Pend

udu

k

Misk

in

Bo

bo

t

Lus

Wil

a

yah

Ras

io

Lua

s

Wil

a

yah

Bo

bo

t

Inde

ks

IKG

Rasi

on

IKG

Bo

bo

t

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

I Kec

1 Desa

2 Desa

3 Desa

II Kec

1 Desa

2 Desa

3 Desa

Total

……………….,………………20... Pejabat

berwenang/bertanggungjawab,

…………………..……..

NIP……………………..

Page 22: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

2. TAHAP PELAKSANAAN

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi menginput data

terkait dan menghitung alokasi, dengan rincian kegiatan:

a. Menginput data-data terkait pada baris kolom kertas kerja.

b. Menghitung Dana Desa setiap Desa pada baris dan kolom

kertas kerja dengan urutan sebagai berikut:

1) Menghitung variabel pembagi alokasi sebagai berikut:

a) Pagu Alokasi Dasar, dengan rumus :

Pagu Alokasi Dasar = 90% x Pagu Dana Desa Kabupaten

b) Pagu Bagian Formula, dengan rumus :

Pagu Bagian Formula = 10% x Pagu Dana Desa Kabupaten

2) Menghitung bagian alokasi dasar Dana Desa setiap Desa

(Alokasi Dasar), dengan rumus:

Alokasi Dasar = Pagu Alokasi Dasar

Jumlah Desa se-Kabupaten

3) Menghitung bagian alokasi formula Dana Desa setiap Desa,

dengan rumus sebagai berikut:

a) Rasio jumlah penduduk Desa (Rasio JP), dengan rumus :

Rasio JP = Jumlah Penduduk Desa

Total Jumlah Penduduk Desa Kabupaten

b) Bobot jumlah penduduk Desa (Bobot JP), dengan rumus:

Bobot JP = 25% x Rasio JP

c) Rasio jumlah penduduk Miskin Desa (Rasio JPM), dengan

rumus :

Rasio JPM =

Jumlah Penduduk Miskin Desa

Total Jumlah Penduduk Miskin Desa

Kabupaten

d) Bobot jumlah penduduk Miskin Desa (Bobot JPM), dengan

rumus:

Bobot JPM = 35% x Rasio JPM

Page 23: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

e) Rasio luas wilayah Desa (Rasio LW), dengan rumus :

Rasio LW = Luas wilayah Desa

Total luas wilayah Desa Kabupaten

f) Bobot luas wilayah Desa (Bobot LW), dengan rumus:

Bobot LW = 10% x Rasio LW

g) Rasio indeks kesulitas geografis Desa (Rasio IKG), dengan

rumus :

Rasio IKG = IKG Desa

Total IKG Desa se-Kabupaten

h) Bobot indeks kesulitas geografis Desa (Bobot IKG), dengan

rumus:

Bobot IKG = 30% x Rasio IKG

i) Total bobot, dengan rumus :

Total Bobot = Bobot JP + Bobot JPM + Bobot LW + Bobot IKG

j) Bagian alokasi formula, dengan rumus:

Alokasi Formula = Total Bobot x Pagu Bagian Formula

4) Menghitung Dana Desa setiap Desa dengan rumus:

Dana Desa = Alokasi Dasar + Alokasi Formula

3. TAHAP AKHIR

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi memverifikasi

kebenaran/validasi data yang diinput, menguji hasil penghitungan

dan menandatangani ketas kerja (worksheet) hasil perhitungan

serta menyimpan dokumen dan data komputer terkait.

Rincian kegiatan pada tahap akhir:

a. Mencetak kerjtas kerja (worksheet) hasil dari proses pengisian

data dan penghitungan alokasi.

b. Memverifikasi kebenaran pengisian data dan kebenaran hasil

penghitungan dengan cara membandingkan setiap item data

isian pada kertas kerja (worksheet) terhadap dokumen sumber,

Page 24: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

dan menguji hasil penghitungan. Bila ditemukan kesalahan

pengisian data maupun kesalahan penghitungan, maka pada

item data yang bersangkutan ditandai dengan tanda centang (

V ) untuk selanjutnya dilakukan proses perbaikan pada item

tersebut.

c. Membubuhkan tanda tangan pada cetakan kertas kerja

(worksheet) hasil dari proses pengisian data dan penghitungan

alokasi:

1) bagi petugas yang melakukan proses penghitungan; dan

2) bagi pejabat yang berwenang/bertanggungjawab atas proses

penghitungan.

d. Menyimpan seluruh dokumen terkait dan cetakan kertas kerja

(worksheet) serta file excel hasil perhitungan pada folder yang

telah disediakan.

Page 25: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI LEBAK

NOMOR … TAHUN 2015

TENTANG : TATA CARA PENGALOKASIAN,

PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

DANA DESA DI KABUPATEN

LEBAK.

LAPORAN REALISASI PENYALURAN DAN KONSOLIDASI PENGGUNAAN

DANA DESA KABUPATEN LEBAK

TAHUN ANGGARAN …….

Pagu Kabupaten Rp. ………………

KODE

REKENING URAIAN

NOMOR DAN

TANGGAL BUKTI

PENYALURAN

(SP2D)*

JUMLAH

PENERIMAAN

(DEBET)

Rp.

JUMLAH

PENGELUARAN

(KREDIT)

Rp.

SALDO

Rp. KET

1 2 3 4 5 6=5+4 7

A PENDAPATAN

A.1 Pendapatan Transper

A.2 Dana Desa

- TAHAP PERTAMA

- TAHAP KEDUA

- TAHAP KETIGA

B.1 BELANJA BANTUAN KE

DESA SEHATI

B.1.1 Bidang Penyelenggaraan

Pemerintah

B.1.1.1 Kegiatan….

B.1.1.2 Kegiatan…

B.1.1.3 Dst…

B.1.2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

B.1.2.1 Kegiatan….

B.1.2.2 Kegiatan…

B.1.2.3 Dst…

B.1.3 Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

B.1.3.1 Kegiatan….

B.1.3.2 Kegiatan…

B.1.3.3 Dst…

B.1.4 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatn

B.1.4.1 Kegiatan….

B.1.4.2 Kegiatan…

B.1.4.3 Dst…

B.2 BELANJA BANTUAN KE

DESA…dst

JUMLAH Rp……

Keterangan :

*SP2D Penyaluran Dana Desa dari Kabupaten ke Desa

Disetujui oleh,

BUPATI LEBAK,

(………………..….)

Page 26: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI LEBAK

NOMOR … TAHUN 2015

TENTANG : TATA CARA PENGALOKASIAN,

PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

DANA DESA DI KABUPATEN

LEBAK.

LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA DESA SEMESTER … TAHUN

ANGGARAN ……. PEMERINTAH DESA ….. KECAMATAN …..

KABUPATEN LEBAK

Pagu Dana Desa Rp. ………………

KODE

REKENING URAIAN

NOMOR DAN

TANGGAL

BUKTI

PENYALURAN

(SP2D)*

JUMLAH

PENERIMAAN

(DEBET)

Rp.

JUMLAH

PENGELUARAN

(KREDIT)

Rp.

SALDO

Rp. KET

1 2 3 4 5 6=5+4 7

1. PENDAPATAN

1.2 Pendapatan Transper

1.2.1 Dana Desa

- TAHAP PERTAMA

- TAHAP KEDUA

- TAHAP KETIGA

2. BELANJA BANTUAN

KE DESA SEHATI

2.1

Bidang

Penyelenggaraan

Pemerintah

2.1.1 Kegiatan….

2.1.2 Kegiatan…

2.1.3 Dst…

2.2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

2.2.1 Perbaikan Saluran

Irigasi….

2.2.2 Pembangunan Jalan

Desa…

2.2.3 Dst…

2.3 Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

2..3.1 Kegiatan….

2.3.2 Kegiatan…

2.3.3 Dst…

2.4 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatn

2.4.1 Kegiatan….

2.4.2 Kegiatan…

2.4.3 Dst…

JUMLAH Rp…..

Keterangan :

*SP2D Penyaluran Dana Desa dari Kabupaten ke Desa

Disetujui oleh,

BENDAHARAN DESA……….. KEPALA DESA…………………

(………………..….) (………………..….)

Page 27: PERATURAN BUPATI LEBAKdpmd.lebakkab.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perbup-9... · 2016-02-02 · bupati lebak provinsi banten peraturan bupati lebak nomor 9 tahun 2015 tentang tata

LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI LEBAK

NOMOR … TAHUN 2015

TENTANG : TATA CARA PENGALOKASIAN,

PENYALURAN, PENGGUNAAN,

PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

DANA DESA DI KABUPATEN

LEBAK.

REKAPITULASI LAPORAN

REALISASI PENGGUNAAN DANA DESA SEMESTER …

TAHUN ANGGARAN …. KECAMATAN…..

KABUPATEN LEBAK

Pagu Dana Desa se-Kecamatan Rp. ………………

NO DESA

PAGU DANA

DESA

Rp.

JUMLAH

PENERIMAA

N (DEBET)

Rp.

JUMLAH

PENGELUARA

N (KREDIT)

Rp.

SALD

O

Rp.

KET

1 2 3 4 5 6=5+4 7

-

-

-

JUMLAH Rp…..

Keterangan :

*SP2D Penyaluran Dana Desa dari Kabupaten ke Desa

Disetujui oleh,

CAMAT………………….

(…………………………………)

BUPATI LEBAK,

ITI OCTAVIA JAYABAYA