peranan pondok pesantren daarul uluum bogor...
TRANSCRIPT
PERANAN PONDOK PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR
DALAM MENINGKATKAN PRILAKU KEBERAGAMAAN
MASYARAKAT DESA BANTAR KEMANG (1950-2000)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh :
Awal Pratama
NIM : 103022027502
Di Bawah Bimbingan
Dr. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag.
NIP : 150227883
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYTULLAH
JAKARTA
2009
ABSTRAKSI
Awal Pratama. PERANAN PONDOK PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR
DALAM MENINGKATKAN PRILAKU KEBERAGAMAAN MASYARAKAT DESA
BANTAR KEMANG (1950-2000). (Di Bimbing oleh Abdul Wahid Hasyim).
Penelitian ini secara umum untuk mengetahui dan bagaimana cara
meningkatkan prilaku keberagamaan masyarakat Bantar Kemang. Sarana pendidikan
pondok pesantren Daarul Uluum menjadi salah satu tempat masyarakat Bantar
Kemang dapat menimba ilmu-ilmu agama dan dapat meningkatkan cara berprilaku
sesuai dengan agama Islam.
Peranan pondok pesantren Daarul Uluum di dalam lingkungan Desa Bantar
Kemang amatlah penting, pesantren Daarul Uluum telah banyak mencetak kader-
kader Islam yang berkualitas baik dalam bidang ilmu agama maupun ilmu duniawi.
Masyarakat pun mempercayakan kepada anak-anak mereka untuk menuntut ilmu
pendidikan di pesantren Daarul Uluum, yang telah banyak membawa nilai-nilai
positif dan dapat merubah keadaan masyarakat Bantar Kemang menjadi yang lebih
baik dan berprilaku agama.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Segala puji bagi Allah Yang Maha penutup aib orang-orang yang bercela dan
pengampun bagi mereka yang berdosa. Maha suci Allah yang begitu banyak
menganugerahkan nikmat kepada kita dalam setiap tarikan nafas dan dimanapun kita
berada, yang setiap kali kita balas dengan menampakan dosa lahir dan batin, di
sepanjang hidup kita. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dengan limpahan
anugerah-Nya kepada kita sehingga menjadi orang yang insyaf dan sadar.
Ya Allah berilah rahmat dan keselamatan kepada sebahagia-bahagianya
makhluk-Mu yang menjadi sinar kegelapan, ialah Nabi Muhammad SAW, keluarga,
dan para sahabatnya, rahmat dan salam sebanyak bilangan pengetahuan Engkau dan
sebanyak tinta alat untuk menulis kaimat Engkau selama masih ada orang-orang yang
ingat dan orang-orang yang lupa kepada Engkau.
Adalah suatu kebanggaan yang mendalam dalam sanubari penulis, bahwa
dalam menjalani kewajiban dan tuntutan yang ada akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik meskipun kerikil-kerikil tajam sering menghadang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Abdul Wahid Hasyim, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah memberikan motivasi dan dukungannya.
2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H. Komarudin Hidayat.
3. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Abdul Chair, M.A.
4. Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Drs. H. M. Ma’ruf Misbah,
M.A.
5. Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Drs. Usep Abdul Matin,
S. Ag, M.A.
6. Seluruh Staf-staf dan pegawai Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perputakaan Umum
yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan bagi penulis dalam
memperoleh data-data yang penulis butuhkan.
7. KH. Aep Saepudin, KH. Abdul Razak, (Penasehat Pon-pes), Ust. Iqbal
Harafa, Ust. Nasrudin Latief (Pimp Pon-pes), Ust. Hasbullah, SE.
(Sekretaris Pon-pes), yang telah memberikan waktunya untuk meneliti
Pondok Pesantren Daarul Uluum, Bogor. Dan para Staf-staf Pondok
Pesantren Darul Uluum.
8. Keluarga besar Pondok pesantren Daarul Uluum yang saya hormati dan
segenap pengurus pondok pesantren Daarul Uluum yang telah
memberikan bantuan data-data dalam penulisan ini, saya ucapkan banyak-
banyak terima kasih. Semoga segala kebaikan yang mereka berikan dapat
bermanfaat, dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Amien.
9. Tentunya yang sangat terkasih dan tercinta, yaitu Ayah dan Mama (H.
Muslih dan Hj. Sumiati) yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang,
dukungan materiil dan moril, dan tentunya doa yang terbaik untuk penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan kuliah. Aku sayang kalian...
10. Adikku Firany Muslih dan Nafar Rizqy yang selalu berbagi keceriaan
setiap hari dan memberikan semangat untuk penulis. Semoga kita tetap
menjadi keluarga yang kompak dan semakin solid. Love you...
11. Seluruh kawan-kawan SPI angkatan 2003, yang selama ini telah bersama
menorehkan kenangan terindah yang tak akan terlupakan oleh penulis.
Jakarta, 2009
Penulis
AWAL PRATAMA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………....................................................1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………...6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………….................7
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………7
E. Metode Penelitian………………………………………………………...8
F. Sistematika Penulisan………………………………………………….....8
BAB II KEADAAN UMUM MASYARAKAT DESA BANTAR KEMANG
A. Letak Geografis Desa Bantar Kemang……………………………….…10
B. Kondisi Masyarakat Desa Bantar Kemang 1950-2000………………....14
1. Bidang Agama………………………………………………........15
2. Bidang Pendidikan…………………………………………...…..16
3. Bidang Ekonomi dan Sosial…………………………………...…16
BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DAARUL ULUUM
A. Latar Belakang Pendiriannya………………………………...……..... .21
B. Pendirinya………………………………………………………….......29
C. Tujuan Pendiriannya…………………………………………….….…...43
D. Sistem Pendidikannya…………………………………………….……..44
E. Program Pengembangannya…………………………………….……….48
F. Kehidupan Santrinya………………………………………………….…51
BAB IV PONDOK PESANTREN DAARUL ULUUM DAN PRILAKU
KEBERAGAMAAN MASYARAKAT BANTAR KEMANG
A. Pesantren Sebagai Penjaga Prilaku Keberagamaan……………………...55
B. Pesantren Sebagai Pencerah Pemahaman Keberagamaan……………….57
C. Pesantren Sebagai Benteng Terhadap Masuknya Doktrin di Luar Islam..59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………….60
B. Saran………………………………………………………………………61
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam di
mana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru
(Kyai). Asrama untuk para siswa tersebut berada dalam lingkungan kompleks
pesantren di mana seorang kyai juga menyediakan sebuah masjid untuk beribah para
santrinya serta untuk juga ruang belajar dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pondok
pesantren juga mempunyai elemen-elemen yang sangat penting antara lain, pondok,
kyai, santri, Elemen inilah yang sangat berperan dalam pondok pesantren,sehingga
dengan ketiga elemen ini, lembaga pendidikan agama tersebut dinamakan pondok
pesantren, dimana para santri belajar atau menuntut ilmu kepada seorang kyai dan
para santri pun menginap di pondok tempat yang sudah di sediakan oleh kyai untuk
para santinya1. Dengan demikian pondok pesantren merupakan salah satu institusi
yang mampu memberikan pandangan positif terhadap dunia pendidikan di indonesia2.
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat,
pesantren merupakan alat untuk pengembangan Islam dan pusat penyebaran Islam
dan sosial keagamaan, sehingga masyarakat atau umat
1 Ghazali, M, Bahri. Pesantren Berwawasan Lingkungan.(Jakarta 2002), h. 452 Ma’sum, Syaifullah. Dinamika Pesantren, (Jakarta 1998) Cet ke 1, h. 12
Islam mengetahui arti atau makna Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman
hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam bermasyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren berperan besar dalam
pembentukan prilaku keIslaman. Selain itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan
Islam tertua di indonesia, telah banyak berjasa dalam mencerdaskan rakyat dan dalam
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan, pondok
pesantren tumbuh dan berkembang tidak hanya di pedesaan, tetapi juga di perkotaan
pondok pesantren itu tumbuh dan berkembang. Pelopor pertama adalah para ulama
yang membuka pesantren di daerahnya kemudian diikuti oleh para santri-santrinya.
Selain sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren juga berfungsi sebagai
lembaga sosial. Kyai mengajarkan kepada santrinya bagaimana cara bermasyarakat
terhadap warga sekitarnya, sesungguh masyarakat pun sangat senang dengan adanya
pesantren, masyarakat sekitar dapat mengkaji ilmu-ilmu agama menjadikan
pedoman/benteng dalam berprilaku beragama, maka pesantren sangat berpengaruh di
dalam masyarakat maupun dinegara bahkan sampai di seluruh dunia3.
Peranan pesantren terhadap masyarakat memang benar-benar penting dan
dapat menjadi benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat
pengembangan masyarakat muslim di Indonesia, bahkan pesantren dapat
menciptakan kader-kader yang berpengetahuan luas baik dalam ilmu agama maupun
ilmu duniawi4.
3 Mas’ud, Abdrrahman. Inteletktual Pesantren. (Yogyakarta 2004), h. 604 Prasdjo. Sudjoko, Profil Pesantren, (Jakarta LP3ES 1982), h. 12
Sejak akhir abad ke-20 keadaan pesantren yang semula hanya mengajarkan
ilmu agama secara non formal, akhirnya berbenah diri dengan mengajarkan ilmu
agama secara formal. bahkan para pengelola pesantren juga menerima atau
menyesuaikan lembaga pendidikan formal dengan gaya modern mengikuti
perkembangan zaman5. Pendidikan di pesantren tidak hanya mempelajari ilmu
agama, tetapi juga mengajarkan bahasa Arab dan Inggris. Hal ini menandakan bahwa
pesantren tidak menutup diri untuk menerima hal-hal baru, agar para santrinya dapat
belajar dengan baik dan dapat mengikuti perkembangan zaman, sehingga dapat
menghadapi zaman yang semakin lama semakin berkembang6.
Lembaga-lembaga pesantren itulah yang paling menentukan watak
keIslaman kerajaan-kerajaan Islam, bahkan memegang peranan yang paling penting
dalam penyebaran Islam sampai pelosok-pelosok tanah air. Dari lembaga itulah
asal-usul sejumlah manuskrip tentang pengajaran Islam di Asia Tenggara yang
tersedia secara terbatas, yang dapat di kumpulkan oleh pengembara-pengembara,
pertama dari para pedagang-pedagang Belanda dan Inggris di abad ke-16, untuk
memahami sejarah Islamisasi. Kita harus betul-betul memahami dan mempelajari
lembaga-lembaga pesantren tersebut, karena lembaga-lembaga tersebutlah yang
menjadi pusat penyebaran Islam7.
Demikian pula dengan pondok pesantren Daarul-Uluum yang didirikan
pada tahun 1950 di desa Bantar Kemang (Bogor), oleh Alm K.H. Elon Syuja’i dan
5 Raharjo. M. Dawam, Pergulatan Dunia Pesantren, Membangun Dari Bawah, (Jakarta ; P3M1985), h. 228
6 Ghazali.M, Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta 2002), h. 387 Dhofier. Zamarkasih, Tradisi Pesantren, (Jakarta 1985), Cet. ke- 4, h. 23
sekarang dipimpin oleh putranya K.H. Aef Saefuddin dan Ustd. Iqbal Harafa S. Ag
Cucunya, merupakan lembaga pendidikan Islam yang banyak di kunjungi oleh para
santrinya. Mereka mengkaji ilmu-ilmu agam Islam di institusi ini, masyarakat pun
juga tertarik untuk memperdalam Ilmu-ilmu agama Islam di sana.
Masyarakat Bantar Kemang dahulunya awam dengan ilmu-ilmu agama Islam
bahkan sama sekali tidak mengerti dengan nilai-nilsi keIslaman, Oleh karena itu,
Kyai Elon Syuja’i, pendiri pondok pesantren Daarul ‘Uluum, kemudian berdakwah
kepada masyarakat desa Bantar Kemang, bahkan untuk menjaga kesinambungan
pendidikan tersebut dan dalam rangka mengisi pembangunan bidang pendidikan
dan mental spiritual, pondok pesantren memberikan kesempatan kepada mereka
untuk ditampung dalam suatu asrama, khusus melayani aspirasi mereka.
Adapun kegiatan pendidikan di Daarul-Uluum dari tahun ke tahun semakin
tumbuh dan berkembang dengan pesat, dan sistem pendidikan yang diterapkan oleh
pondok pesantren modern Daarul-Uluum dilakukan secara klasikal (salaf), di
samping juga masih tetap mempertahankan sistem tradisonal. Jadi tidak menutup
kemungkinan untuk menerima sistem pendidikan modern, demi mencerdaskan para
santrinya dan masyarakat Bantar Kemang dalam berpikir, sehingga terbentuk suatu
keseimbangan antara Ilmu-ilmu agama dengan Ilmu-ilmu duniawi.
Pondok pesantren Daarul-Uluum, memang kurang terkenal dan masyarakat
luas juga kurang mengenal, tidak seperti kebanyakan pondok pesantren lainnya
,seperti pondok pesantren Al-Amien Madura di Pamekasan dan pondok pesantren
Daarussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. Kedua pondok tersebut sangat
terkenal, bahkan hampir seluruh masyarakat Indonesia mengetahuinya. Oleh karena
itu, atas dukungan yang kuat dari warga masyrakat sekitar, sedikit demi sedikit
pondok pesantren Daarul-Uluum maju dan berkembang. Pondok pesantren Daarul-
Uluum sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat sekitar, baik dalam
bidang keagamaan maupun bidang kemasyarakatan.
Dengan wakaf tanah yang diberikan oleh Alm Uning, kakeknya, Alm K.H.
Elon Syuja’i, melanjutkan pembangunan pondok pesantren, meskipun dengan
bantuan uang sekedarnya. Dengan demikian terdapatlah bangunan sederhana untuk
santri, dan pada awal tahun ajaran 1986/1987 santri sudah dapat mengikuti
pengajaran di asrama.
Dalam kondisi yang masih sangat sederhana, sedikit demi sedikit K. H. Elon
Suja’i mulai mengadakan berbagai pengembangan sarana dan fasilitas pendidikan
yang diperlukan oleh para santri,bahkan ia juga berusaha meelakukan modernisasi,
baik dalam pembelajaran maupun dalam pengembangan ilmu-ilmu agama Islam8.
Akhirnya, masyarakat sekitar pun dapat menerima pondok pesantren Daarul
Uluum, sebagai institusi keagamaan yang berfungsi menyadarkan masyarakat
sekitar dari hal-hal yang dilarang oleh agama Islam.
8 Hasbullah, sekertaris pondok pesantren Daarul-Uluum, wawancara pribadi, (Bogor, 19-11-2007).
B. Identifikasi Masalah
Adapun hal-hal yang menyangkut tentang pondok pesantren Modern Daarul-
Uluum sangat banyak, sehingga penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
Pondok Pesantren Daarul-Uluum :
1. Sejarah Pendirian Pondok Pesantren
2. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren
3. Biografi K.H. Elon Syuja’I Pendiri Pondok Pesantren
4. Tujuan Mendirikan Pondok Pesantren
5. Kehidupan Santri Pondok Pesantren Daarul Uluum
Pondok pesantren dan Masyarakat Bantar Kemang
1. Peranan Pondok Pesantren Daarul Uluum Dalam Meningkatkan Prilaku
Keberagamaan Masyarakat Desa Bantar Kemang
2. Bidang Agama
3. Bidang Sosial dan Ekonomi
4. Bidang Pendidikan
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta untuk
menjaga agar peneliti ini lebih terarah dan fokus, maka diperlukan adanya
pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini dibatasi pada
upaya pengungkapan tentang sejarah pendirian pondok pesantren Daarul-Uluum.
2. Perumusan Masalah
Pada rumusan masalah ini peniliti akan membuat pertanyaan-pertanyaan
tentang pondok pesantren Daarul-Uluum.
1) Bagaimana kondisi masyarakat Bantar Kemang 1950-2000.
2) Bagaimana kondisi pondok pesantren Daarul ‘Uluum 1950-2000.
3) Bagaimana prilaku keberagamaan Masyarakat Bantar Kemang.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui :
1) Kondisi masyarakat Bantar Kemang 1950-2000
2) Kondisi pondok pesantren Daarul Uluum 1950-2000.
3) Pondok pesantren Daarul Uluum sebagai sarana di Masyarakat Bantar Kemang
1950-2000.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis historis dan dengan cara
mengumpulkan data-data yang konkrit untuk menghasilkan fakta-fakta yang jelas dan
benar.
a) Data dicari melalui studi kepustakaan, penulis mengumpulkan dan menganalisa
buku-buku literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas untuk
mendapatkan teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar menganalisa data hasil
penelitian.
b) Data dicari melalui wawancara kepada staf-staf pondok pesantren, dan masyarakat
sekitar, sebagai fakta-fakta dasar yang lengkap dan jelas mengenai pondok pesantren
tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Untuk Pembahasan ini penulis membagi dalam beberapa bagian yang pokok
diantaranya :
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini peneliti menguraikan beberapa alasan penting
tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dari
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Keadaan umum Masyarakat Desa Bantar Kemang.
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan, letak geografis Desa
Bantar Kemang Bogor, serta tentang kehidupan masyarakat
Desa Bantar Kemang, dan perekonomian sosial masyarakat
sekitar.
Bab III Sejarah pendirian pondok pesantren Daarul-Uluum
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang awal mula pendirian
pondok pesantren Daarul-Uluum. Dan membahas beberapa
masalah tentang Biografi K.H. Elon Syuja’I selaku pendiri
pondok pesantren Daarul-Uluum, serta apa tujuan mendirikan
pondok pesantren. Sistem pembelajarannya, program-program
pengembangan, dan gambaran kehidupan santri
Bab IV Peranan pondok pesantren Daarul Uluum dan Prilaku
Keberagamaan Terhadap Masyarakat Bantar Kemang.
Pada bab ini peneliti akan membahas bagaimana prilaku
masyarakatnya, pesantren sebagai pencerah pemahaman, dan
benteng terhadap doktrin di luar Islam.
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB II
KEADAAN UMUM MASYARAKAT DESA BANTAR KEMANG
A. Letak Geografis Desa Bantar Kemang
Kota Bogor- Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon
kawung yang biasa dijadikan sagu (di daerah Bekasi). Dalam bahasa Jawa “Bogor”
berarti pohon kawung dan kata kerja “dibogor” berarti disadap. Dalam bahasa Jawa
Kuno, “pabogoran” berarti kebun kaung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut
Coolsma, L “Bogor” berarti “droogetapte kawoeng” (pohon enau yang telah habis
disadap) atau “bladerlooze en taklooze boom” (pohon yang tak berdaun dan tak
bercabang). Jadi sama dengan pengertian kata “pugur” atau “pogor9.
Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang
dikenal di Indonesia - Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad kelima. Beberapa
kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan
daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk
bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur
serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun
hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa erkeolog terkenal
seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang
menyatakan eksistensi kerajaan tersebut.
9 Profil Kabupaten Bogor. (Setda Kabupaten Bogor 2007) h. 5
Kota Bogor, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini
terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 834.000
jiwa (2003). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan
yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah 68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda Bogor dikenal dengan nama
Buitenzorg (berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram).
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni,
karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja
dari Kerajaan Pajajaran. Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT -
106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata
minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60
km. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai
yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung,
Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang
demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami10.
Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut.
Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan
kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah
21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin
10 Profil Kabupaten Bogor. (Setda Kabupaten Bogor 2007), h. 20
dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson
barat.
Bantar yang berasal dari bahasa sunda yang artinya Bandar, tempat atau
gudang, sedangkan Kemang yang artinya buah kemang, jadi Desa Bantar Kemang
yang dahulunya terkenal dengan julukan tempat atau gudang buah-buahan Kemang.
Rata-rata masyarakat desa bantar Kemang yang dahulunya bercocok
tanam/bertani dilahannya masing-masing kebanyakan dari mereka yaitu bercocok
tanam buah kemang ada yang mempunyai kebun yang luashanya ditanami buah
kemang . Dan hasil dari apa yang mereka tanam lansung mereka jual di pasar demi
memenuhi kebutuhan hidup. Dan pada saat itu pun masyarakat banyak membeli buah
kemang
Kemiringan Desa Bantar Kemang berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil
daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh
wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari
90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bantar
Kemang terletak pada Bogor timur sebelahan dengan sungai Ciliwung. Keunikan
iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan
menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan
hingga sekarang.
Kedudukan geografi Desa Bantar Kemang di tengah-tengah wilayah
Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan pusat-pusat kota, membuatnya
strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan
Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara
jalur tujuan Puncak / Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan
ekonomi.
Dan Desa Bantar Kemang mempunyai beberapa Rw dan Rt masing-masing, di
daerah Bantar Kemang ada 4 Rw, dan Rt, masing-masing 1 Rw terdapat 10 Rt ada
juga yang melebihi dari 10. Desa Bantar Kemang yang sangat strategis dengan kota
Bogor disinilah desa yang mudah diangkau oleh kendaraan11.
11 Abdullah, Ketua RT 07, wawancara pribadi, (Bogor, 4 Januari 2008)
B. Kondisi Masyarakat Desa Bantar Kemang 1950-2000
Desa Bantar Kemang yang terletak di kota Bogor timur berdekan dengan desa
Sukasari dan dibatasi dengan sungai Ciliwung, pada tahun 1950 dengan penduduk ±
450 orang rata-rata beragama Islam, dan ada juga sebagian yang masih percaya
dengan aliran Animisme dan Dinamisme masyarakat desa Bantar Kemang yang
hampir semuanya kurang tahu tentang Islama. Pada tahun 1950 desa tersebut penuh
dengan nilai-nilai yang dilarang oleh agama Islam seperti, sambung ayam, perjudian
dan lain sebagainya.
Para penduduk Bantar Kemang tidak perduli atau tidak mau tahu tentang
ilmu-ilmu Islam, para orang tua pun sama sekali tidak tahu apa arti Islam, dan sama
sekali tidak mengerjakan shalat dan puasa, dan desa Bantar Kemang penuh dengan
kemaksiatan mereka tanpa merasa berdosa terus-menerus melakukan hal-hal yang
dilarang oleh agama Islam12.
K.H. Elon Syuja’i salah satu sosok kyai di desa Bantar Kemang sangat amat
sedih melihat para masyarakatnya berprilaku yang melanggar aturan agama Islam,
setiap hari kyai Elon Syuja’i berdakwah secara diam-diam dan melakukannya secara
bergaul, kyai Elon Syuja’i mengajak anak-anak masyarakat Bantar Kemang untuk
mengaji kitab-kitab kuning dan Al-Qur’an, setiap hari kyai Elon Syudja’i
melakukannya13.
12 Abdullah, Ketua RT 07, wawancara pribadi, (Bogor, 4 Januari) 200813 Enjang Suryadi, Tokoh Masyarakat, wawancara pribadi, (Bogor, 5 Januari 2008)
K.H. Elon Syuja’i sangat gigih dalam memperjuangkan desa Bantar Kemang
dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, ia selalu menganjurkan pada masyarakatnya
agar memperhatikan pendidikan bagi generasi muda yang akan datang, dan pada
tahun 1950 K.H. Elon Syuja’i hanya mempunyai pengajian kecil, dan berjuang terus
menerus, berdo’a bagi masyarakatnya, buah dari perjuangan sosok seorang kyai Elon
Syuja’i terlihat dari pembangunan masjid dan pondok pesantren Daarul Uluum saat
ini, masyarakat bergotong royang dalam pembangunan mengambil batu dari sungai
Ciliwung, dan pada akhirnya para masyarakat pun mulai mau mengaji Al-Quran dan
kitab-kitab kuning di pondok pesantren Daarul Uluum dan melaksanakan shalat lima
waktu tanpa disuruh mereka berduyun-duyun pergi ke masjid yang mereka bangun.
Mereka hidup nyaman dan tentram dengan adanya nilai-nilai aqidah Islam dan
berprilaku beragama pada diri mereka sampai saat ini.
1. Bidang Agama
Berbicara mengenai agama takkan ada habisnya, keadaan penduduk Desa
Bantar Kemang pada tahun 1950 rata-rata beragama Islam dan ada juga sebagian
masih percaya dengan aliran Animisme dan Dinamisme. Walaupun Desa Bantar
Kemang yang rata-ratanya beragama Islam, mereka tidak tahu mengerti mengenai
agama Islam itu sendiri.
Masyarakat Bantar Kemang yang kehidupan sehari-harinya kita lihat berjudi,
sambung ayam dan lain-lain. Mereka tidak menjalankan ibadah shalat, puasa yang
ada di pikiran mereka hanyalah kesenangan dunia saja, tanpa mereka sadari apa yang
mereka lakukan selama ini, dan hanya beberapa orang yang menjalankan ajaran
Islam. Dengan adanya K.H. Elon Syuja’i dan sarana pondok pesantren Daarul Uluum,
dapat merubah keadaan masyarakat Bantar Kemang menjadi masyarakat dan orang-
orang yang berprilaku beragama dan menjalankan syariat Islam, sampai saat ini.
2. Bidang Pendidikan
Masyarakat Bantar Kemang pada tahun 1950, masyarakat Bantar Kemang
sanagat tertinggal dalam bidang pendidikan, kebanyakan masyarakat Bantar Kemang
tidak bisa menulis dan membaca. Ada sebagian dari mereka tidak bisa berbahasa
Indonesia, sangat amat sedih melihat desa Bantar Kemang pada tahun 1950, pada
tahun 1952 datanglah seorang yang mempunyai ilmu agama maupun ilmu diniawi
yaitu K.H. Elon Syuja’i dan sarana pesantren yang mampu dapat merubah keadaan
masyarakat Bantar Kemang dengan baik, dengan niat karena Allah SWT niat yang
sungguh-sungguh dapat dikabulkan oleh Allah SWT, Amien.
Desa Bantar Kemang hidup tentram dan damai, ditanamkan diri mereka
masing-masing sifat yang berprilaku beragama, sampai sekarang ini, dan menjadikan
masyarakat yang berwawasan ilmu agama, berakhlak karimah dan lain sebagainya.
3. Bidang Ekonomi dan Sosial
Pada tahun 1950 perekonomian desa Bantar Kemang yang rata-rata
penduduknya beragama islam, hampir setengah dari mereka bercocok tanam baik itu
tanaman sayuran, hias yang mereka tanam. Setiap pagi masyarakat Bantar Kemang
pergi ke sawah, sebagian dari masyarakat Bantar Kemang pekerjaannya wiraswasta,
dan berternak.
Selama dari beberapa bulan yang mereka kerjakan,dan mendapatkan buah dari
usahnya mereka langsung menjualnya kepasar demi kebutuhan keluarganya.
Masyarakat Bantar Kemang yang hidupnya dari bercocok tanam, berternak, dan lain
sebagainya, mereka dapat membiayai keluarganya dengan cukup. Dan sampai saat ini
sebagian dari masyarakat Bantar Kemang masih melakukan pekerjaan itu demi
membiayai kebutuhan hidupnya14.
Kemudian dengan didirikannya Pondok Pesantren Daarul Uluum secara tidak
langsung membawa dampak yang positif bagi perekonomian masyarakat sekitar,
yaitu banyak dari masyarakat yang bekerja di pondok pesantren ada yang menjadi
petugas cleaning service, penjaga kantin, satpam, dan tukang masak untuk para santri.
Selain itu, banyak dari masyarakat sekitar membuka usaha yang membuka warung
kecil atau warung jajanan yang ditujukan untuk para keluarga santri yang berkunjung
menjenguk anaknya. Hal ini berarti bahwa dengan adanya pondok pesantren Daarul
Uluum dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar khususnya desa Bantar Kemang. Adanya pondok pesantren di
desa Bantar Kemang masyarakat sangat gembira anak-anak dan cucu mereka dapat
menuntut ilmu agama di pondok pesantren tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang sudah pasti saling membutuhkan
antara sesama, seperti halnya tolong menolong, gotong royong15. Sebagaimana
firman Allah di Al Qur’an sebagai berikut :
14 K.H. Aef Saefuddin, Penasehat pondok, wawancara pribadi, (Bogor, 5 Januari 2008)15 Al’Quran dan Terjemah
Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al
Maidah 5:2)
Sama seperti halnya masyarakat Bantar Kemang dan pondok pesantren Daarul
U’luum saling kerja sama dan membutuhkan satu sama lainnya, dalam nilai
kebersamaan dan bermasyarakat.
Diantara mereka saling mendukung, dengan kegiatan-kegiatan yang bernilai
positif dan dapat meningkatkan berprilaku beragama islam di desa Bantar Kemang,
adapun kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pihak pondok pesantren Daarul Uluum
diantaranya :
1. Pemotongan hewan qurban
Pihak pondok pesantren mengadakan pemotongan hewan qurban, yang
diadakan setahun sekali yaitu pada hari raya Idul Adha (Lebaran Haji), dan
membagikan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
2. Mendirikan Koperasi
Adanya koperasi yang didirikan oleh pondok pesantren Daarul Uluum untuk
kepentingan umum baik pada santri maupun pada masyarakat sekitar, masyarakat pun
datang ke koperasi untuk membeli kebutuhan hidupnya.
3. Mendirikan Klinik
Pondok pesantren Daarul Uluum mendirikan klinik yang terletak di kawasan
pondok pesantren, pihak pondok pesantren merima masyarakat yang datang ingin
berobat, masyarakat pun sangat senang pondok pesantren mempunyai sarana
kesehatan, demi menjaga silaturrahmi pada masyarakat sekitar.
4. Pengumpulan Infaq, Shadaqoh, Zakat
Pondok pesantren mengadakan pengumpulan infaq, shadaqoh dan zakat, yang
pada akhirnya di bagikan kepada masyarkat sekitar yang berhak merimanya.
Masyarakat pun sangat berterima kasih adanya pesantren dilingkungannya atau di
tengah-tengah masyarakat, yang dapat memberi nilai keislaman pada masyarakat
Bantar Kemang.
Kegiatan-kegiatan inilah yang dilaksanakan oleh pondok pesantren dan
bekerjasama dengan masyarakat sekitar, hal inilah yang menjadikan pondok
pesantren Daarul Uluum bisa di terima oleh masyarakat dan berkembang sedikit demi
sedikit dengan adanya dukungan dari masyarakat, bahwa masyarakat tidak bisa hidup
tanpa adanya nilai-nilai prilaku agama (keImanan) dan, bahwa sarana pondok
pesantrenlah yang menjadikan masyarakat Bantar Kemang yang prilaku beragama.
Bahwa seseorang tidak bisa hidup tanpa ada dukungan dari orang lain, begitu
juga halnya yang dialami dengan pondok pesantren Daarul Uluum, dan sampai saat
ini desa Bantar Kemang sangat berterima kasih kepada pondok pesantren Daarul
Uluum yang bisa menyadarkan masyarakat sekitar.
Pondok pesantren juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh
masyarakat, seperti halnya gotong royong yang diadakan sebulan sekali di
lingkungan desa Bantar Kemang, pihak pondok pesantren beramai ramai ikut
membersihkan desa, dan pondok pesantren mengikuti ronda malam yang di buat oleh
pak RT/Kepala Desa, menjaga keamanan dari hal-hal yang merugikan warga
masyarakat Bantar Kemang demi kemaslahatan warga. Hal ini yang menjadi
masyarakat tentram dan berukhuwah islam terhadap sesama.
Dan sampai saat ini pihak pondok pesantren dengan masyarakat masih
bekerjasama demi memajukan pondok pesantren serta desa Bantar Kemang dengan
desa yang berakhlak dan berilmu agama, serta memajukan keturunan mereka yang
berguna bagi nusa bangsa dan agama. Dan sampai ini sekarang desa Bantar Kemang
hidup bermasyarakat dengan damai, rukun dan saling menjaga kekompakan. Desa
Bantar Kemang juga pernah mengadakan perlombaan kebersihan antar Rt-rt Bantar
Kemang demi menjaga kebersihan bagi desa Bantar Kemang.
BAB III
PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN
DAARUL ULUUM
A. Latar Belakang Berdirinya
Awal pendirian pondok pesantren Daarul ‘Uluum terjadi dengan masyarakat
Bantar Kemang yang benar-benar kurang tahu tentang agama Islam maka, K.H. Elon
Syuja’i mengajarkan kepada masyarakat setempatnya tentang ilmu-ilmu agama,
dengan modal ilmu-ilmu yang ia punya selama di pesantren, dan pada akhirnya K.H.
Elon Syuja’i mendirikan pondok pesantren di desa Bantar Kemang.
Demi masyarakatnya yang ia cintai, tempat beliau di lahirkan di desa Bantar
Kemang (Bogor), ia ingin masyatakatnya mendalami tentang ilmu-ilmu agama islam
dan menjadikan desa, desa yang beragama dan berakhlakul karima hal-hal itulah yang
di cita-citakan oleh K.H. Elon Syuja’i.
Pondok pesantren Daarul-Uluum dibangun semata-mata hanya ingin
mengkualitaskan keislaman pada masyarakat sekitar (khususnya), dan dapat
mensyiarkan agama islam keseluruh pelosok daerah maupun ke manca negara.
Namun dalam mendirikan pondok pesantren yang di bangun oleh K.H. Elon
Syudja’i ada beberapa hal dalam pembangunan, baik dalam sistem pendidikannya
serta dalam perubahan-perubahan nama pondok pesantren16. Sebagai berikut :
16 Iqbal Harafa S. Ag, Pimp pon-pes, wawancara pribadi, (Bogor, 7-1-2008)
* PERIODE KE-1 (1950-1960)
Pendirian pondok pesantren Daarul Uluum Bogor Desa Bantar Kemang, KH.
Elon Syuja`i menetap di Bantar Kemang setelah kakeknya, Uning, menghadiahkan
sebidang tanah yang terbengkalai kepadanya. Di atas tanah rawa itulah, beliau
mambangun rumah sederhana dan disanalah aktifitas awal pengajaran agama islam
dilakukan.
Aktifitas pengajaran agama dimulai dengan menyelenggarakan pengajian
kecil untuk anak-anak sekitar. Dipilihnya anak-anak sebagai asrama pertama
bukanlah tanpa maksud. Pada saat itu masyarakat Bantar Kemang bukanlah
masyarakat yang dekat dengan nilai-nilai agama. Premanisme, perjudian, sabung
ayam dan hal-hal semacam itu, sangat mudah ditemukan. Dengan mendidik anak-
anak, beliau telah menyiapkan berikutnya yang dekat dengan nilai-nilai luhur agama.
Rasa malu mulai tumbuh dikalangan remaja dan orang tua jika mempertontonkan
kelakuan buruknya di depan anak-anak.
Semakin lama, pengajian kecil yang dirintis KH. Elon Syuja`i semakin
banyak diminati. Tidak hanya anak-anak, kaum muda bahkan orang tua turut
meramaikannya. Tidak hanya itu, beliau mulai sering mendapat undangan dari
masyarakat sekitar untuk mengisi berbagai jenis pengajian. Begitulah, selain mengisi
pengajian di rumah yang dirintisnya, beliaupun banyak bepergian untuk mengisi
pengajian atau ceramah agama di berbagai tempat, bahkan sampai ke luar kota.
Majelis pengajian KH. Elon Syuja`i terus bergaung sampai pada akhirnya
banyak dari orang-orang luar kota banyak berdatangan. Saat itulah dirasa mulai
perlunya perluasan bangunan rumah sehingga akhirnya sebuah musholla kecilpun
didirikan secara gotong royong. Di musholla itulah pengajaran agama dilakukan.
Bahkan, di tempat itu pula mereka menginap.
Seiring dengan makin banyaknya santri luar kota yang berdatangan, asrama
yang sederhanapun mulai dibangun oleh santri sendiri di sekitar musholla. Saat
itulah, majelis pengajian KH. Elon Syuja`i mulai menampakan wujudnya sebagai
pesantren.
Atas usul beberapa santri, pesantren kecil ini diberi nama “PONDOK
PESANTREN SUKAMANAH”. Sukamanah adalah nama pesantren di Tasik
Malaya yang pernah disinggahi oleh beliau saat menuntut ilmu dulu. Dengan mulai
dikibarkannya bendera”Sukamanah”, majlis pengajian inipun mulai berkembang
menjadi sebuah pesantren yang sesungguhnya.
Ilmu-ilmu yang diajarkan saat itu mencangkup ilmu tauhid, fiqh, nahwu, shorf
dan lain-lain. System pengajarannya pun masih menggunakan system “bandongan”,
yaitu ceramah umum yang diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu.
* PERIODE KE-2 (1961-1970)
Kegiatan pengajaran dalam bentuk sebagimana di atas terus dilakukan.Saat
itu,sebuah mejid besar mulai di dirikan secara gotong royong antar masyarakat dan
santri. Mesjid itulah yang kemudian menjadi pusat kegiatan pengajaran setelah
diresmikan penggunaannya oleh Adam Malik (yang saat itu menjabat sebagai Mentri
Luar Negeri RI). Atas usul santri yang kala itu selesai melakukan studi komparatif
(banding) ke pesantren Asy Syalafiyyah dan Ath Thahiriyyah di Jakarta dan
Masyarakat, mesjid itu diberi nama Ay syuja`iyyah diambil dari nama sang perintis,
yaitu KH. Elon Syuja`i.
Dalam perkembangannya kemudian, nama “Sukamanah” mulai tenggelam
dengan berkibarnya “Asy Syuja`iyyah”. Pada akhirnya kemudian, nama pesantren
pun berubah menjadi “PONDOK PESANTREN ASY SYUJA`IYYAH”. Nama
yang juga diambil dari pendirinya, yaitu KH. Elon Syuja`i.
Adapun Asy Syuja`iyyah sendiri terus mengkhususkan diri di pengajaran
kitab-kitab kuning dari berbagai ilmu-ilmu keislaman. Pengajian kitab di
selenggarakan pada jam-jam setelah santri pulang sekolah formalnya. Sistem kelas
mulai diterapkan walaupun masih mengikuti jenjang kelas mereka di sekolah formal.
Kebanyakan santri akan mengakhiri belajarnya di pesantren jika mereka lulus dari
sekolah formalnya masing-masing17.
Kehidupan asrama dikelola oleh para santri sendiri melalui wadah organisasi
santri yang bernama (IPASY) IKATAN PELAJAR ASY-SYUJAIYYAH. Para
santri membangun asrama sendiri. Memperbaiki sendiri jika asrama rusak, meskipun
masing-masing memasak sendiri untuk memenuhi makan dan minum. Bagi yang
tidak ingin masak sendiri, kebutuhan makan minum dapat dibeli di warung-wrung
sekitar pesantren.
Dari waktu ke waktu, Asy Syuja`iyyah terus mengalami kemajuan yang pesat,
jumlah santri terus bertambah sehingga sarana fisik asrama untuk merekapun terus
dibangun. Pada periode ini, Asy Syuja`iyyah mulai banyak menerima santri luar kota
17 Abd.Razak, penasehat pon-pes, wawancara pribadi, (Bogor, 8 januari 2008)
yang disampingn belajar agama di pesantren, mereka juga belajar formal di luar
pesantren seperti, PGA (Pendidikan Guru Agama), MA(Madrasah `Aliyyah),
SMA(Sekolah Menengah Atas), dan lain sebagainya.
* PERIODE KE-3 (1971-1983)
Periode ke-3 adalah periode dimana beberapa perubahan mendasar mulai
dilakukan pada system pengajaran. Pesantren mulai menyelenggarakan pendidikan
skill bagi para santri, yaitu keterampilan bertani.
Masuknya pendidikan keterampilan bertani diawali oleh kedekatan KH. Elon
Syuja`i dengan para praktisi pertanian dan beberapa dosen IPB (Institut Pertania
Bogor). Merekalah yang pertama kali mengusulkan diubahnya Asy Syuja`iyyah
menjadi sebuah pesantren yang berorientasi pada ilmu-ilmu pertanian. Hal itu sangat
dimungkinkan mengingat beliau memilki lahan pertanian yang cukup luas yang dapat
dimanfaatkan untuk hal itu.
Dengan dukungan para praktisi pertanian ini pula pada akhirnya, pada tahun
1971, nama pesantren diubah kembali menjadi YAYASAN PESANTREN ILMU-
ILMU PERTANIAN (YAPIP) DAARUL `ULUUM. Status pesantren pun mulai
resmi menjadi lembaga berbadan hukum dengan disahkannya akta notaries No. 2
Tahun 1981 oleh Muhamad Adam, S.H. diantara mereka yang terlibat dalam
perubahan tersebut tentang pondok pesantren Daarul Uluum diantaranya :
1. KH. Elon Syuja`i ( Selaku Pimpinan )
2. Ir. Abdul Aziz Darwis (Aktivis PSII Kota Bogor dan Dosen IPB)
3. Kapten Raden Elang Suhaman (TNI AU)
4. Abu Bakar (Dosen IPB)
5. Atjip Hidayat (Adik Kandung KH. Elon Syuja`i)
6. Abdullah Syam
7. Abdul Lathif (Putra KH. Elon Syuja`i)
Dengan adanya perubahan ini, maka seara resmi pendidikan keterampilan
bertanipun masuk kedalam system pengajaran pesantren. Begitulah, selain mengaji
berbagai macam kitab, para santripun belajar tentang berbagai macam teknik bertani,
termasuk beternak ikan. Pengajian kitab salafi pada malam dan shubuh. Diluar itu
para santri berangkat ke kebun atau sawah sesuai dengan jadwal masing-masing.
Beberapa tahun setelahnya, beliau menyusun rencana pembangunan sebuah
pesantren cabang seluas 2 hektar di desa Parung Banteng. Berjarak kurang lebih 2
kilometer dari desa Bantar Kemang. Pesantren itu rencananya bernama
“PESANTREN POLITEKNIK PERTANIAN DAARUL `ULUUM”.
Pendirian pesantren politeknik tersebut belum sempat terlaksana sampai
beliau wafat. Hal itu karena di Bantarkemang sendiri,pendidikan skill pertanian
ternyata tidak berjalan dengan mulus.Tenaga-tenaga ahli pertanian yang semula
mendukung keberadaan YAPIP Daarul Uluum satu per satu mengundurkan diri
karena kesibukannya masing-masing. Keadaan itu menyebabkan program pendidikan
di YAPIP Daarul Uluum pun kembali ke sistem sebelumnya, yaitu program
pengajaran kitab salaf18.
* PERIODE KE-4 (1986-1993)
Tahun 1983 adalah tahun juga memberi warna berbeda pada perjalanan
Pondok Pesantren Daarul Uluum. Saat itu, K.H. Drs. Ahmad Dimyati, dengan
persetujuan dan restu K.H. Elon Syuja’i, merintis diselenggarakannya sistem
pendidikan di Daarul Uluum yang sama sekali berbeda. K.H. Drs Ahmad Dimyati
adalah menantu beliau yang merupakan alumni Pondok Pesantren Daarul-Qalam,
Gintung, Balaraja, Tangerang, sebuah pondok pesantren yang sistem pendidikannya
mengacu ke Pondok Modern Daarussalaam Gontor,Ponorogo,Jawa Timur.
Sistem pendidikan yang dirintis oleh K.H. Drs. Ahmad Dimyati
bernama”TARBIYAH AL-MU`ALIMIN AL-ISLAMIYYAH (”TMI) DAARUL
ULUUM.” Sistem pendidikan inilah yang terus berjalan di Pondok Pesantren Daarul
Uluum sampai sekarang ini.
Sistem pendidikan TMI mencoba memadukan kurikulum pengajaran kitab
salaf yang selama ini berjalan dengan kurikulum pondok modern Gontor dan
kurikulum Madrasah Tsanawiyah/Madrasah Aliyah. Selain itu, beberapa iri khas
system pendidikn TMI ini yang paling menonjol di antaranya adalah:
1. Untuk calon santri lulusan SD atau MI, masa belajar ditetapkan selama 6 (ENAM)
tahun, yang berarti setara dengan MTs dan MA;
18 Aef Syaefuddin, penasehat pon-pes,wawancara pribadi, (Bogor, 8 januari 2008)
2. Untuk calon santri lulusan SLTP/MTs, masa belajr ditetapkan selama 3 (tiga)
tahun, yang berarti setara dengan MA;
3. Seluruh santri wajib tinggal di asrama dan seluruh kebtuhannya diatur dan
dielenggarakan oleh pesantren;
4. Santri hidup dalam ritme kegiatan yang teratur dan berdiiplin selama 24 jam
(boarding school);
5. Bahasa pengantar kegiatan belajar mengajar pada tahun ke 2 sampai tahun ke 6
adalah bahasa Arab dan Inggris;
6. Santri wajib berkmunikasi dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris
setiap saat;
7. Seluruh santri dibekali dengan skill keguruan dan pendidikan agama dan dunia.
* PERIODE SAAT INI (1993-2000)
Seperti telah dijelaskan di muka, system pendidikan yang diselenggarakan
oleh Pondok Pesantren Daarul Uluum saat ini adalah system pendidikan yang dirintis
oleh K.H. Drs. Ahmad Dimyati semenjak tahun 1993, yaitu TMI (Tarbiyyah Al-
Mu’allimin Al-Islamiyyah). Dan sampai saat ini mengunakan nama Pondok
Pesantren Daarul Uluum, dan pada akhirnya pondok pesantren tersebut berkembang
dan juga menggunakan sistem modern sampai saat ini. Pimpinan pondok pesantren
Daarul Uluum di lanjutkan oleh Ustd, Iqbal Harahaf S. Ag dan Penasehat pondok
pesantren Daarul Uluum K.H. Aef Syaefuddin dan K.H. Abdul Razak19.
19 Buku Panduan Masa Pengenalan Pondok (MAPENPO), Cet Ke-1, h. 2
Dan sampai saat ini pondok – pesantren Daarul-Uluum masih mengikuti
nasehat-nasehat dari Alm K.H. Elon Syuja’i yaitu menjaga prilaku beragama dan
mensyiarkan Islam, dan sampai saat ini pun pondok pesantren Daarul Uluum dapat
berkembang dengan baik dalam pendidikannya serta sistem pengajarannya, ilmu
keislamannya dan lain-lainnya, seperti layaknya pondok pesantren lainnya seperti
Gontor (Jawa Timur) yang sudah berkembang dan maju.
Pada akhirnya pondok pesantren Daarul Uluum dapat diterima oleh
masyarakat, dengan kesungguhannya para penagajar demi memajukan pendidikan
agama, mengkualitaskan prilaku dan mensyiarkan Islam. Pondok pesantren Daarul
Uluum pun berkembang sedikit demi sedikit, masyarakat luas pun tahu tentang
pondok pesantren Daarul Uluum yang terletak di kota Bogor.
B. Pendirinya
1. Latar Belakang Keluarga K.H. Elon Syuja’i
KH. Elon Syudja`i dilahirkan di Bantar Kemang Kelurahan Baranang siang
Bogor pada tahun 1921 (tanggal dan bulannya kelahirannya tidak diketahui).
Ayahnya bernama Muddai berasal dari Desa Katulampa Parung Banteng Bogor,
sedangkan Ibunya bernama Anewi Empu Uning, dan berasal dari Bantar kemang
Bogor. Muddai adalah seorang petani biasa, sementara Anewi adalah seorang ibu
rumah tangga biasa.
Menurut penuturan beberapa riwayat, Empu Uning, kakeknya adalah orang
yang pertama kali membuka dan tinggal di Bantar Kemang yang saat itu masih hutan
belantara. Ia memiliki dan mempunyai tanah yang sangat luas. Uning sendiri,
menurut beberapa riwayat, berasal dari keturunan keluarga Kraton Cirebon dan
singgah di Bantar Kemang dalam perjalanan ke Banten untuk suatu tugas. Kemudian,
ia menetap dan berumah tangga di Bantar Kemang. Konon, memiliki ilmu
kedigjayaan, seperti kebal senjata tajam, kebal peluru dan lain sebagainya. tentara
Belanda seringkali dibuat pusing olehnya. Empu Uning tidak banyak tertarik pada
masalah-masalah agama, ia adalah seorang penganut kejawen yang sangat cenderung
kepada segala hal yang berbau mistik.
Sementara itu, keluarga KH. Elon Syuja`i sendiri adalah keluarga yang taat
beragama. Meskipun ayahnya hanya seorang petani biasa, tetapi ia cukup memahami
agama dan ketat dalam disiplin keagamaan. KH. Elon Syuja`i mempunyai 6 (enam)
saudara, yaitu: Damanhuri, Markawi, Inam, Aning, Ugan, Sugandi dan Atcip
Hidayat20. Jadi, KH. Elon Syuja`i merupakan putra tertua. Ia diberi tanggung jawab
penuh oleh kedua orang tuanya untuk mendidik anak-anaknya. Sejak kecil, jiwa
kepemimpinan sudah nampak pada dirinya. Contonya, pada saat bermain dengan
kawan-kawan sebayanya, ia selalu nampak dominan mengatur permainan dan selalu
dituruti oleh temannya. Ia juga terlihat sebagai anak yang tegas, bijaksana dan taat
pada kedua orang tua. Jika ada temannya yang berbuat nakal dalam permainan, ia
akan menegur dan mengingatkannya, akan tetapi tegurannya dilakukan dengan sopan
dan tidak menyinggung perasaan. Karena itulah ia semakin disegani oleh teman-
temannya.
20 Aef Saeffuddin, Penasehat Pon-pes, wawancara pribadi, (Bogor, 18 Januari 2008)
Dengan lingkungan hidup yang agamis, baik dari kedua orang tuanya maupun
dari kerabatnya, KH. Elon Syuja`i tumbuh sebagai pribadi yang agamis pula. Ia
adalah anak yang cerdas, tekun belajar, dan rajin mengaji Al Qur`an bersama teman
sebayanya. Ketertarikan terhadap ilmu agama sangat menonjol. Kegiatan sehari-
harinya adalah belajar dan berusaha menambah pengetahuan dalam ilmu agama. Ia
memiliki kemauan yang keras dalam mengejar cita-citanya.
Kemauan yang keras itu membuahkan hasil dalam usianya yang sangat muda.
Ia telah memahami beberapa kitab agama yang seharusnya baru bisa difahami oleh
orang dewasa. Ia sudah mampu megajarkan kepada orang lain, sementara orang yang
diajakannya merasa puas dan faham dengan ulasan yang disampaikannya.
KH. Elon Syuja`i memiliki 10 (sepuluh) orang anak, yaitu: Siti Qomariah
(Alm), Siti Maryam (Alm), Abdul Lathif (Alm), Siti Ruqoyah (Alm), Syamudin
(Alm, Siti Sa`adah (Alm), Abdul Razaq, Siti Sa`diyyah, Aep Saefuddin, Saifullah
(Alm).
2. Pendidikan K.H. Elon Syuja’i
Pendidikan KH. Elon Syuja`i dimulai dari lingkungannya, sejak masih kanak-
kanak ia dibimbing oleh keluarga dan kerabatnya. Pendidikan yang diterimanya tidak
terbatas pada pengetahuan dasar saja, tetapi juga pelajaran agama dari berbagai
bidang seperti Ilmu Tauhid, Fiqh, Bahasa Arab, Hadits. Semua pendidikan dan
pelajaran yang diterima sangat mempengaruhi sikap dan perjalanannya dalam
kehidupan bermayarakat. Semua pelajaran, baik dari orang tua dan saudara-
saudaranya, sangat diperhatikan, sehingga pada usia yang terbilang muda ia sudah
dipercaya untuk membantu mengajarkan ilmu yang diperolehnya. Kemudian, atas
anjuran Bapaknya dan keinginannya sendiri, ia pergi untuk menimba ilmu agama ke
beberapa pesantren di Jawa Barat selama 10 tahun, diantaranya adalah Banten, Tasik
Malaya, Ciawi, Cipanas dan Sukabumi dan lain sebagainya.
Di pesantren-pesantren tersebut KH. Elon Syuja`i mendalami beberapa ilmu
pengetahuan yang pernah didapatkan ketika berada di kampung halamannya. Di
pesantre-pesantren itu pulalah ia mendalami Ilmu Tauhid, Fiqh dan lain-lain. Karena
kecerdasannya, maka dalam waktu singkat, ia telah memperoleh benyak ilmu
pengetahuan. Karena kecerdasannya pula, ia mendapat kepercayaan dari kyainya
untuk mengajarkan teman-teman sebayanya atau setingkatnya.
Selanjutnya, dalam rangka menambah ilmu, ia tidak segan-segan mendatangi
Kyai-kyai yang ahli dalam bidang tertentu, terutama ilmu Falaq / Atronomi, ilmu
Tasawuf, Ilmu Hadits.
Setelah 10 tahun, KH. Elon Syuja`i kembali ke kota Bogor. Ia tidak langsung
menuju desanya Bantar Kemang, tetapi membeli tanah di suatu daerah di tengah kota
Bogor yang bernama Kebon Jukut. Ditempatnya, ia membangun rumah dan tinggal di
sana, disamping menikah dengan Siti Aisyah, istri yang di cintainya. Selanjutnya ia,
Ia mulai membina masyarakat dan lingkungan sekitar terutama dalam bidang mental
spiritual. Ia mengajar dengan tidak mengenal tempat dan lingkungan serta tidak
mengenal golongan. Untuk menopang hidupnya sehari-hari, KH. Elon Syuja`i
membuka industri kecil-kecilan dengan memproduksi peci, suatu aktifitas yang ia
jalani selama beberapa tahun sampai pada suatu hari ia menerima kunjungan salah
satu gurunya yang berasal dari Tasik Malaya. Pada kunjungan tersebut, sang guru
meminta KH. Elon Syuja`i untuk segera membuka pesantren agar semua ilmu yang
dikuasai dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat dan anak-anak
muridnya yang mengaji ilmu agama21.
Menindaklanjuti amanat sang guru, KH. Elon Syuja`i memutuskan untuk
pulang ke Bantar Kemang. Ia menemui kakeknya, Uning, dan meminta izin untuk
mendirikan pesantren di salah satu lahan miliknya yang terbengkalai. Uning
mengizinkan dan bahkan menghadiahkan tanahnya yang terbengkalai itu untuk
dimanfaatkan. Sekedar untuk diketahui bahwa, tanah yang diminta KH. Elon Syuja`i
berupa tanah rawa dan menjadi tempat masyarakat membuang sampah. Uning juga
meminta agar KH. Elon Syuja`i tidak mengusik kesukaannya pada dunia mistik dan
kejawen sebagai syarat diberikannya tanah itu.
KH. Elon Syuja`i menyanggupi syarat itu. Oleh karena itu, ia mulai
membangun rumah sederhana di atas tanah rawa itu setelah rumah lamanya yang ada
di Kebon Jukut dijual. Kemudian ia bersama keluarganya pindah ke tempat yang
sederhana . Bahkan tempat itu, ia mulai secara total mengajarkan ilmunya kepada
mayarakat, bahkan di tempat itu ia mendirikan pesantren yang kelak di kenal dengan
nama Daarul `Uluum.
3. Kiprahnya Dalam Dunia Politik
KH. Elon Syuja`i adalah Kyai yang aktif dalam organisasi. Ia pernah ikut PSII
dan juga pernah di NU (KH. Elon Syuja`i termasuk salah seorang yang berperan
21 Abdul Razak, Penasehat Pon-pes, wawancara pribadi, (Bogor 18 Januari 2008)
dalam mendirikan NU di kota Bogor bersama kyai-kyai di Caringin). Pesantren
Daarul `Uluum sering di tempati sebagai tempat musyawarah organisasi
kemasyarakatan dan juga partai politik pada masa orde lama maupun orde baru.
Begitu juga dengan organisasi pelajar dan mahasiswa seperti PII, HMI dan lain
sebagainya. Diizinkannya ormas maupun orpol dan organisasi kemahasiswaan
menggunakan fasilitas di Daarul `Uluum adalah indicator bahwa KH. Elon Syuja’i
adalah orang yang terbuka. Dan pada tahun 1975 beliau diangkat menjadi penasihat
di BKSPP (Badan Koordinasi Silaturrahim Pondok Pesantren) Kota Bogor.
Sebagai tokoh yang berpengaruh di Bogor, KH. Elon Syuja`i tidak mungkin
terlepas dan bersentuhan dengan dunia politik, tetapi politik di sini bukan dalam arti
ketertiban dunia politik praktis. Indicator bahwa beliau memiliki peran besar dalam
dunia politik adalah banyaknya pejabat yang pernah datang ke Daarul `Uluum,
diantaranya Adam Malik (sewaktu masih menjabat Wakil Presiden RI), Wali Kota,
Anggota Dewan dan Pangdam Siliwangi.
Pada waktu orde baru, beliau memang sering dicantumkan oleh Golkar dalam
kepengurusan dan sebagai calon oanggota legislative. Beliaupun mempersilahkan
saja, tetapi beliau tidak mau terlibat secara formal, karena siapapun tahu bagaimana
kondisi penguasa waktu itu, beliau dicantumkan terus di tingkat II Bogor selama tiga
periode akan tetapi beliau tidak mau diangkat.
Namun demikian, sikap politik KH. Elon Syuja`i tidak diperlihatkan secara
terbuka kepada masyarakat sekitar, kepada santri atau kepada anak cucunya.
Berkaitan dengan masalah politik ini, beliau tidak menunjukan aktivitas politiknya
secara terbuka kepada masyarakat. Beliau menunjukan sikap yang netral dan tidak
pernah membawa masalah politik ke dalam pesantren. Hal ini dirasakan oleh
masyarakat sekitar Bantar Kemang dan juga oleh para santrinya, santri tidak pernah
digiring dalam suatu parpol dan pesantren tidak pernah dijadikan sebagai tempat
kampanye.
Netralitas KH. Elon Syuja`i di dunia politik memang bukan berarti ia tidak
bersentuhan sama sekali dengan politik, tetapi, aktivitas politiknya tidak tampak di
masyarakat, malah yang lebih nampak adalah jiwa kesantriannya. Sebagai seorang
kyai, ia melayani masyarakat, namun ia juga banyak bersentuhan langsung dengan
politik. Teman-temannya antara lain adalah H. Abdul Darwis, Shaleh Iskandar, A.M.
Syaifudin, Dawam Raharjo, Nurcholis Madjid, Ridwan Saidi, MS. Amir Biki,
Abdullah Hamidi dan sebagainya.
Kalau di pesantren beliau mengajar santri dan tidak pernah berbicara tentang
dunia politik juga dinamika politik, ia mengajar nahwu, shorf, tauhid, balaghah dan
lain sebagainya. Santri tidak pernah tahu tentang politik, tapi masyarakat kaget
ternyata tiba-tiba beliau keluar sebagai anggota badan legislative dengan nomor urut
1. Masyarakat bertanya-tanya kapan beliau keluar, kapan berpolitiknya, karena
biasanya orang yang berpolitik biasanya nampak, tetapi beliau tidak. Di Golkar
ternyata beliau ditaruh sebagai WANHAD GOLKAR 3 periode, walaupun
masyarakat tidak melihat dan tidak nampak gerakannya dan beliaupun tak pernah ikut
kampanye.
Ketika di pesantren ia konsisten dengan pendidikan dan tidak pernah
pesantren dijadikan sebagai ajang berpolitik. Ia tidak pernah berpesan kepada santri-
santrinya untuk berpolitik. Apapun yang melandasi sikap seperti itu adalah sebuah
prinsip beliau, dan beliau pun pernah berkata kepada santri dan masyarakatnya untuk
menghormati / menghargai orang (tamu) yang datang ke pondok pesantren maupun
ke desa kita dengan besikap sopan.
Prinsip lainnya adalah beliau tidak memblok kesana kemari. Selama disana
ada umat Islam dan orang Islam, itulah yang diselamatkan. Masalah kendaraan apa
yang dipakai, itu bukan urusan selama disana umat Islam bisa berperan dan bisa
mengoptimalkan diri. Yang dibawa olehnya adalah Islam, bukan partainya, bukan
kendaraannya. Masalah kendaraan, silahkan orang mau pakai bemo, bajaj atau yang
lainnya itu hanyalah perantara, bukan tujuan. Itu bukan maqashid yang
sesungguhnya, tetapi itu hanya washail (perantara).
Sebagai institusi, sepanjang sejarah Daarul `Uluum tidak pernah terlibat
dalam dunia politik praktis dan sampai sekarang ini Pesantren Daarul `Uluum adalah
pesantren yang netral dari politik praktis dan menghormati siapapun yang datang ke
Daarul `Uluum. Sikap seperti itulah yang menjadi implementasi dari filosofi beliau
yang menyatakan bahwa kita harus menghormati semua tamu. Filosofi inilah yang
juga masih diikuti oleh penerus-penerus beliau. Seperti ketika masa BJ. Habibie,
waktu GOLKAR memberi iming-iming akan membantu pesantren.
Namun, pesantren tidak mengizinkan Daarul `Uluum dijadikan sebagai arena
politik praktis. Darul `Uluum memiliki prinsip, siapapun baik GOLKAR, PDI atau
Kristen sekalipun, kalau ingin silaturahmi akan diterima. Tetapi kalau mereka
membawa misi untuk kepentingan politik, sudah tentu tidak akan dterima sekalipun
memberi iming-iming bantuan. Hal ini berbeda dengan bantuan yang datang dari
Departemen Agama atau Departemen Pendidikan, karena bantuan itu adalah hak dari
sebuah Lembaga Pendidikan dan tidak berkaitan dengan politik.
Sikap netral yang dipegangi Daarul `Uluum dari KH. Elon Syuja`i sejak dulu
bukanlah hal yang menghawatirkan bagi perkembangan Daarul `Uluum. Daarul
`Uluum tidak khawair dengan berbagai dampak dan implikasi yang akan menimpa
pesantren, meskipun sumua orang tahu betapa kerasnya pengaruh penguasa orde baru
itu. Daarul `Uluum tetap berjalan di atas idealismenya, meskipun pada waktu orde
baru dulu umat Islam sempat dikenai peraturan harus pelaporkan atau meminta izin
ketika hendak ceramah dan khutbah.
KH. Elon Syudja`i berpesan kepada santri dan alumninya agar tidak fanatik.
Seandainya ada yang menjadi pegawai negeri, jadilah ia pegawai negeri yang baik.
Beliau melakukan ini dengan maksud untuk menjaga keseimbangan. Meskipun beliau
tidak pernah sekolah secara formal seperti SD dan seterusnya (karena pendidikan
dilaluinya di pesantren). Tetapi beliau memiliki pengatahuan yang luas. Dalam
rangka untuk menjaga keseimbangan itu misalnya, pada waktu pemilu tahun 1972,
beliau sempat menghilang. Keluarga tidak ada yang tahu. Beliau menghilang selama
dua bulan menjelang pemilu, yaitu pada masa kampanye. Hal ini dikarenakan hampir
setiap malam ada orang yang membawa senjata agar beliau masuk partai GOLKAR.
Oleh karena itu, beliau menghilang dan anak keluarga tak ada yang tahu. Ketika satu
hari menjelang pencoblosan ia datang kembali. Inilah yang bisa beliau untuk
mengamankan diri22.
Sepeninggal KH. Elon Syuja`i Daarul `Uluum masih menjaga netralitas. Hal
ini karena pesan bahwa kita harus menjadi rahmatan lil`alamin. Dimanapun kita
harus begitu. Kita tidak boleh menggunakan status kyai (sebagai ahli hikmah) untuk
kepentingan politik. Hal ini didasarkan dari sebuah hadist bahwa ahli hikmah yang
seperti itu akan masuk neraka terlebih dahulu. “orang yang masuk neraka pertama
kali adalah ulama-ulama ahli hikmah yang menjual ayat-ayat Allah”.
Dengan tidak tergantung pada politik, diharapkan pesantren kedepan memiliki
kemandirian. Daarul `Uluum berusaha menciptakan generasi yang mandiri, yang
tidak ada ketergantungan dengan kepentingan politik manapun. Tapi sebaliknya
Daarul Uluum juga tidak boleh fanatic misalnya tidak mau menjadi pegawai negeri.
Menjadi pegawai negeri itu bukanlah politik. Prinsipnya, ketika masih di dalam
pesantren kita tidak boleh sampai terobsesi dengan kepentingan politik. Kalau sudah
di luar tidak menjadi masalah, tapi kalau di dalam pesantren itu tidak boleh23. Pondok
pesantren merupakan sarana/tempat belajar ilmu agama bukan tempat orang
berpolitik.
4. Kiprahnya Dalam Dunia Pendidikan Dan Sosial
KH. Elon Syuja`i adalah tokoh yang sangat gigih dalam memperjuangkan
pendidikan dalam berbagai kesempatan. Ia selalu menganjurkan mesyarakat agar
22 Aef Saefudin, Penasehat pon-pes, wawancara pribadi. (Bogor, 18 Januari 2008)23 Nasruddin Latief, Pimpinan Pon-Pes Daarul Uluum II Nagrak Cabang, wawancara pribadi,
(Bogor, 19 Januari 2008)
memperhatikan pendidikan bagi generasi muda yang akan datang. Perhatiannya yang
besar terhadap ilmu dapat dilihat pada antusiasnya dalam menuntut ilmu sejak ia
kecil. Semangat itu tidak kendor hingga dewasa bahkan hingga akhir hayatnya.
Kecintaannya terhadap ilmu dicontohkan pada masyarakat dengan mendirikan
yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah24. Selain berdakwah
keliling ke kampung-kampung dan pelosok desa dalam dakwahnya, ia mengadakan
pengajian rutin, mingguan dan bulanan. Sambutan masyarakat terhadap pengajian ini
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya harian yang mengikuti pengajian
majlis ta`lim. Ini mebuktikan bawa KH. Elon Syuja`i adalah ulama yang sangat
dihormati. Ia menyampaikan materi pengajian dengan bahasa yang mudah difahami,
berbobot dan sesuai dengan kebutuhan jama`ah, sehingga ketika mereka pulang
mereka dapat langsung mengamalkannya.
Waktu dulu, kondisi masyarakat Bantar Kemang mengalami kerusakan yang
amat parah, di lain pihak lembaga pendidikan yang ada hanya merupakan kelompok
kecil yang kurang mampu menjangkau masalah yang dialami masyarakat. Di samping
itu, masyarakat akan pentingnya pendidikan sangat rendah, sehingga dalam setiap
kesempatan pengajian KH. Elon Syuja`i selalu menekankan pada masalah pentingnya
nilai pendidikan bagi generasi mendatang.
KH. Elon Syuja`i tidak henti-hentinya berdakwah dan memberi ceramah
keliling untuk menyadarkan mayarakat akan pentingnya ajaran agama. Baginya,
24 Arsip Dokumen sejarah pon-pes Daarul Uluum 1950-2000
untuk mengajarkan generasi yang bagus tidak ada jalan lain adalah melalui
peningkatan pendidikan.
Ada cerita menarik pada saat KH. Elon Syuja`i akan mendirikan pesantren.
untuk mendapatkan lokasi di sini oleh kakeknya Uning ia dikasih hadiah uang yang
sudah tidak laku. Uang itu bisa berlaku bila ditukarkan di Jakarta. Ia akhirnya
menukarkan uang hadiah itu ke Bank Indonesia di Jakarta. Hadiah tersebut disuruh
untuk mendirikan pesantren, dan akhirnya hadiah tersebut dibelikan tanah di lokasi
Daarul `Uluum sekarang.
Pesantren Daarul `Uluum bisa seperti sekarang setelah melalui proses
panjang. Pesantren ini diawali dengan adanya majlis ta`lim, pengajian kecil-kecilan
yaitu pengajian anak-anak, pada awalnya tidak ada namanya.
Situasi masyarakat pada tahun 1950-an, budaya masyarakat di sini masih
tertinggal, sering judi, mereka jarang ke masjid, mereka yang mau hanya bisa hitung
dengan jari. Melihat kondisi seperti itu, KH. Elon Syuja`i menggunakan pendekatan
tetapi mendekati mereka dengan cara bergaul. bahkan suatu ketika ada orang yang
sedang bermain judi dipinjami lampu olehnya, tapi itu adalah pendekatan agar
mereka malu sendiri.
Setiap tahun, kalau bertepatan dengan imtihan anak-anak yang mengaji
disuruh latihan pidato. Ketika khataman Al Qur`an anak-anak itu disuruh naik
panggung, padahal bapaknya suka judi. Cara ini cukup efektif untuk menyadarkan
masyarakat. Berkat anak-anak yang pintar mengaji, para orang tua akhirnya sedikit
demi sedikit akan kekeliruannya. KH. Elon Syuja`i idak memaksakan agar mereka
tidak tersinggung. Buah perjuangan akhirnya tampak pada saat pembangunan masjid,
masyarakat bergotong royong dan kerja bakti. Pada waktu membangun masjid
mereka mengambil batu dari sungai Ciliwung. Hal ini hasil pendekatan KH. Elon
Syuja`idengan masyarakat sekitar.
Pada saat itu berdirilah Madrasah Ibtida`iyyah (MI) dengan nama “Sirojul
Huda”. Kemudian setelah lama di pesantren ini ada santri yang kuliah, maka
diusulkan oleh para santri agar diberi nama, setelah dipikirkan kemudian pada tahun
1956 diberi nama Sukamanah. Nama ini diambil dari nama pesantren di Garut yang
pernah ditempati oleh KH. Elon Syuja`i untuk menimba ilmu. Setelah lama
berkembang, para santri studi banding ke pesantren Syafi`iyyah, At Thiriyyah di
Jakarta. Setelah pulang dari sana, mereka mengusulkan nama pesantren dengan nama
As Syuja`iyyah yang diambil dari nama KH. Elon Syua`i seperti halnya nama As
Syafi`iyyah diambil dari nama Syafi`i. hal ini terjadi pada awal 1970-an.
Pada tahun 1971 KH. Elon Syuja`i memiliki pendekatan dengan berbagai
organisasi, beliau banyak dikenal orang-orang PII, PUI dan NU. KH. Elon Syuja`I
juga dekat dengan orang-orang IPB dan juga para pensiunan ABRI. Mereka
kemudian membentuk Yayasan YAPIP (Yayasan Pesantren Ilmu Pertanian) Daarul
`Uluum pada tahun 1973 setelah pemilu tahun 1972. Salah satu tokohnya adalah Ir.
Abdul Aziz Darwis. Diantara pengurusnya adalah Qayyum dari IPB, Abu Bakar dari
IPB, Sulaiman (Pensiunan AURI) dari Sukasari. Sejak saat itulah Pesantren ini
bernama Pesantren Daarul `Uluum. Mereka mengelola yayasan, membekali
masyarakat dalam masalah pertanian, misalnya membuat kolam ikan, berkebun,
membuat jalur merang. Mereka melakukan pemberdayaan ekonomi mayarakat.
Waktu itu, pesantren Daarul `Uluum berbentuk salafi yaitu guna mendalami
kitab kuning saja ditambah dengan ilmu-ilmu pertanian. Jadi pembelajaran lebih
cenderung diorientasikan ke bidang kitab kuning khususnya ilmu alat dan penguasaan
ilmu pertanian. Selain ilmu alat (Nahwu dan Shorf), materi yang diajarkan di
pesantren meliputi beberapa ajaran agama yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari, seperti ilmu Fiqh, Tauhid, Hadits dan Tafsir. Sedangkan ilmu kalam, ilmu
Falaq, Faraid dan Tasawuf hanya dipelajari oleh santri senior.
KH. Eolon Syuja`i menyampaikan pelajaran dengan metode bendungan
(weyonan). Dengan metode ini sekelompok santri mendengarkan dan guru membaca,
menterjemahkan dan sering kali mengulas dengan bahasa Arab. Setiap santri
memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan tentang kata-kata yang sulit.
Tetapi kadang-kadang KH. Elon Syuja`i juga memberikan metode sorogan yang
hanya diberikan kepada santri-santri baru yang masih memberikan bimbingan
individu.
Kemudian pada tahun 1984 Pesantren Daarul `Uluum mendirikan madrasah
formal dan tiga tahun kemudian disusul dengan madrasah `aliyyah. Semenjak itu
pondok pesantren Daarul `Uluum berubah menjadi pondok pesantren modern Daarul
`Uluum dengan menggunakan kurikulum TMI (Tarbiyyatul Mu`alimien Al
Islamiyyah) dengan system terpadu 6 tahun. Mereka yang menjadi santri harus
sekolah di dalam (boarding school). pada saat itu santri yang bermukim tidak hanya
datang dari daerah Bogor saja tetapi juga datang dari Bekasi, Karawang, Jakarta,
Tanggerang bahkan sampai luar Jawa.
C. Tujuan Berdirinya
Visi Pondok pesantren Daarul Uluum.
Adapun tujuan pendirian pondok pesantren Daarul Uluum, yang ingin dicapai oleh
Kyai-kyainya dan pondok pesantren Daarul Uluum dengan program pendidikan TMI
dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah: “menjadikan TMI Daarul Uluum sebagai
lingkungan pendidikan alternative yang islami, sehat, dan berdisiplin, yang kondusif
dan mendukung bagi upaya melahirkan pelajar-pelajar muslim yang ahli fikir dan ahli
dzikir serta berilmu amaliyyah dan beramal Ilmiyyah;
Misi Pondok pesantren Daarul Uluum
1. Mencetak alumni-alumni yang:
a. Senantiasa istiqamah terhadap ajaran-ajaran dan cita-cita luhur Islam serta
senantiasa menjunjung tinggi al-akhlak al-karimah;
b. Cerdas, bertanggung jawab, berkesadaran social tinggi, mandiri, kreatif, dan
tangguh dalam menghadapi situasi apapun;
c. Menguasai secara aktif bahasa arab sebagai bahasa ilmu dan bahasa persatuan
dunia Islam, serta bahasa inggris sebagai bahasa ilmu dan bahasa komunikasi
internasional;
d. Memiliki skill kependidikan sehingga selalu dapat memerankan fungsi
pendidik dan penjaga nilai di tengah-tengah masyarakat;
2. Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran yang senantiasa sesuai
dengan perkembangan zaman dengan tetap berlandaskan pada al-Qur’an dan as-
Sunnah;
3. Menjalin hubungan antar lembaga untuk menggalang potensi yang mendukung
terlaksananya dengan baik seluruh program pendidikan25.
D. Sistem Pendidikannya
Menurut etimologi pendidikan berasal dari kata ”didik” yang mendapatkan
awalan Pe dan akhiran an, berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam mencerdaskan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan merupakan suatu hal sangat penting bagi kehidupan26.
Adanya suatu pendidikan manusia dapat hidup, dan tahu apa yang mereka
tidak tahu, pendidikan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia dalam
memajukan dunia dalam bidang pendidikan, ada beberapa pendidikan yang berbeda
dalam sistem pembelajaran, terutama di dunia pendidikan pesantren yang pastinya
mereka tidak hanya belajar tentang ilmu dunia saja bahkan ilmu ukhrowi pun mereka
belajar demi memajukan pendidikan islam di dunia, begitu pula yang di terapkan oleh
pesantren-pesantren lainnya.
Meskipun masyarakat sering menyederhanakan pesantren kedalam dua
bentuk, yaitu pesantren salaf dan pesantren modern, secara terperinci adalah terdapat
sejumlah tipe pesantren. Pada pesantren dalam sistem pendidikanya dengan gaya
25 Aef Syaefuddin, Penasehat Pondok, wawancara pribadi, (Bogor, 18 Januari 2008)26 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar B. Indonesi), (Jakarta, Balai
Pustaka 1995), Cet, Ke-2
tradisional adalah salafi murni, yang khusus mengkaji kitab-kitab kuning dengan
gaya sorogan atau mendengarkan kyai berbicara (nguping), pengajian kitab kuning
sebagai materi utama dalam pondok pesanten salaf dan ditambah dengan sebuah
madrasah yaitu Madrasah Diniah (MD), madrasah diniah adalah program pendidikan
dengan sistem klasikal, pesantren dengan bentuk klasikal atau salafi murni tidak
mengenal pemberian ijazah kepada kelulusan santrinya27.
Pondok pesantre Daarul Uluum menerima adanya gaya sistem pendidikan
modern akan tetapi pondok pesantren Daarul Ulum tidak luput dari gaya tradisional
/klasikal (salafi), demi mencerdaskan para santrinya dalam dunia pendidikan, baik
dalam pendidikan dunia maupun ukhrowi, menjadikan para santri yang berintelektual
/ berwawasan luas baik dalam agama maupun dinia.
Sistem sorogan biasanya diberikan kepada siswa/santri baru, yang mulai tahap
awal, sistem ini dipadukan dengan sistem modern, metode ini di tinjau dari segi
praktik banyak memberikan nilai positif bagi santri/siswanya28.
Pada umumnya sistem pendidikan dan pengajaran yang di berikan oleh kyai
di pondok pesantren. Mengikuti cara-cara yang telah diberikan oleh gurunya ketika
masih menjadi santri kondisi seperti inilah yang terdapat pada pondok pesantren
Daarul Uluum, adapun kurikulum yang digunakan di pondok pesantren Daarul
Uluum perpaduan antara kurikulum pesantren dan Depag, bahasa yang di gunakan
bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Arab.
27 Aqil, Said, Pesantren Masa Depan, (Jakarta, Pustaka Hidayah 2001), h.l 2028 Iqbal Harafa, Pim. Pon-pes, wawancara pribadi, (Bogor, 17 Mai 2008)
Pendidikan pondok pesantren Daarul Uluum di sebut Tarbiayatul Mu’alimin
Al Islamiyah (TMII). Penyelenggaraanya di integrasikan dengan pendidikan
Madrasah Tsanawiah dan Madarasah Aliyah, selain itu juga kitab-kitab kuning untuk
para santrinya yang sesuai dengan jenjang pendidikannya, adapun materi yang
digunakan dan kurikulum pokok ialah :
a. Dirasah Islamiyyah
1. Ulumul Qur’an
2. Tafsir
3. Fiqh
4. At-Tajwid
5. Uluumul Hadist
6. Balaghah
7. Hadist
8. Sejarah Perjuangan Nabi
9. Ushulul Fiqh
b. Ilmu-Ilmu Kependidikan
1. At-tarbiyah wa at-Ta’lim
2. At-Tarbiyyah al-Amaliyyah
3. Ilmu an-Nafs
c. Ilmu-Ilmu Kebahasaan
1. Tamrin al-Lughah al-Araabiyyah
2. Al-Muthala’ah
3. Al-Insya
4. Al-Imla
5. At-Tarjamah
6. An-Nahwu
7. Ash-Sharaf
d. Ilmu-Ilmu Sains dan Teknologi
1. Matematika
2. Fisika
3. Biologi, Kimia
e. Ilmu-Ilmu Sosial
1. Ekonomi dan Akuntansi
2. Sejarah Umum
3. Sosiologi
4. Antropoligi
5. Geografi
Diselenggarakan secara klasikal sesuai dengan jenjang kelas masing-masing
setiap hari (kecuali hari jum’at) mulai jam 07.00 s/d 13.00 dengan mata pelajaran
yang sudah ditentukan.
E. Program Pengembangannya
Program pengembangan untuk memajukan suatu pondok pesantren modern
Daarul Uluum di pastikan ada suatu rencana-rencana untuk pondok pesantren Daarul
Uluum agar kedepannya makin maju, Daarul Uluum juga melakukan pengembangan
fisik dan non fisik sebagai berikut :
1. Bidang fisik :
Secara bertahap pondok pesantren Daarul Uluum membangun berbagai
fasilitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kota, Dewasa ini semua
bangunan permanen dalam kondisi baik.
2. Bidang non fisik :
Dalam bidang pengembangan non fisik pondok pesantren Daarul Uluum juga
melakukan, sebagai berikut :
a. Kaderisasi
Untuk menjaga kelangsungan dan memajukan pondok pesantren Daarul
Uluum juga mempersiapkan kader-kader muslim yang berwawasan luas melalui :
1. Pembentukan organisasi santri melalui (HISADA) para santri dilibatkan
dalam berbagai kegiatan pondok dibawah bimbingan dan pengawasan guru,
disamping itu juga di bentuk organisasi kecil yang bersifatnya lokal yaitu
organisasi ketua kamar dan rayon, demi memandirikan para santri dari sejak
belajar.
2. Pengabdian mengajar setiap santri yang telah tamat belajar di wajibkan
melakukan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk mengajar selama satu
tahun. Pengabdian tersebut banyak dilakukan pada pondok pesantren lainnya
termasuk pondok pesantren Daarul Uluum sendiri.
b. Pengembangan pondok pesantren
Dalam mengembangkan misi pesantren, Daarul Uluum juga membuka cabang
di daerah Nagrak Sukaraja (Bogor). Saat ini pondok peasntren yang berpusat di
Bantar Kemang (Bogor), sebagai pondok pesantren juga menjalin antar lembaga,
Daarul Uluum juga mendorong kepada para alumninya untuk terjun ke masyarkat dan
desa-desa guna melakukan pembinaan keagamaan dan serta mensyiarkan agama
islam ke berbagai pelosok.
Adapun program-program yang di ikuti oleh santri yang di buat oleh
organisasi santri (HISADA) diantaranya ialah :
1. Program yang berstatus wajib diikuti santri :
a. Tazzkiyyah an-nafs.
b. Bimbingan baca tulis, khatam dan hafalan surat.
c. Kajian kitab-kitab kuning.
d. Pramuka.
e. Bela diri.
f. Kegiatan lain yang sudah ditentukan.
2. Program khusus kelas I sampai kelas V :
a. Latihan kader da’i (Muhadharah) dalam bahasa Arab, Inngris, dan Indonesia.
b. Diskusi Ilmiah.
3. Program khusus santri baru :
a. Kursus kilat baca Al-Qur’an.
b. Pendalaman bahasa Arab, Inggris.
4. Program khusus kelas V :
a. Latihan keorganisasian dan kepemimpinan.
b. Studi Banding.
5. Program khusus kelas IV :
a. Bimbingan praktikum ibadah dan kegiatan sosial keagamaan (Imamah, Tahli,
Dzikir, Ta’ziyyah, Khutbah dan lain-lainnya.
b. Bimbingan praktikum mengajar.
c. Bimbingan menulis karya ilmiyah.
d. Bimbingan bakti kemasyarakatan.
6. Program ektrakulikuler :
a. Komputer.
b. Olah raga .
c. Seni dan Keterampilan.
Penggunaan bahasa Arab dan Inggris dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas serta dalam percakapan sehari-hari, dan sebagai bahasa pengantar di kelas
maupun di lingkungan pesantren, selain bahasa Arab sebagai bahasa internasiaoanal
dunia Islam, bahasa Inggris pun sebagai bahasa dunia global. Sehingga lulusan
Daarul Uluum diseting sedemikian rupa untuk mengikuti perkembangan zaman yang
akan terjalin. Dengan didukung oleh program dan sistem yang di terapkan oleh pihak
pondok pesantren agar para santrinya dapat berbahasa asing terutama bahasa Arab,
dan Inggris.
c. Dasar Manajemennya
Dasar-dasar manajemen yang ada di pondok pesantren Daarul Ulum di pimpin
oleh Direktu pondok pesantren, demi menjaga dan membangun pondok pesantren
Daarul Uluum lebih maju dalam melakukan kerjanya, maka pimpinan meminta
kepada staf-staf pesantren Daarul Uluum untuk lebih profesional dalam melakukan
kinerja. Adapun beberapa structur keorganisasian di pondok pesantren Daarul Uluum
ialah :
* Direktur Pondok pesantren Darrul Uluum
* Sekretaris * Kabag. Kepengasuhan
* Kepala Sekolah MA * Kaur. Pemeliharaan
* Kepala Sekolah MTs * Kepala Klinik
* Koordinator BP * Kepala LPPTI
* Kabag. Tata Usaha * Kepala Lempita
* Kabag Pengajaran
F. Kehidupan Santri
Di pondok pesantren Daarul Uluum adanya fasilitas untuk tinggal maupun
untuk belajar biasanya disediakan oleh pondok pesantren. Pondok pesantren Daarul
Uluum, yang termasuk cukup maju di kota bogor, tempat tinggal para santri terpisah
dengan tempat tinggal kyai. Pesantren tersebut juga memiliki sarana-sarana yang
menunjang dalam proses belajar seperti perpustakaan, lab komputer, ruang
pertemuan, dan halaman yang cukup luas untuk kegiatan para santri.
Lebih sekedar tempat untuk belajar agama, pesantren juga merupakan tempat
ajaran dan nilai keislaman yang diresapi. Kehidupan lingkungan ini di usahakan
untuk sepenuhnya diatur menurut waktu, seluruh aktifitas santri diatur dalam ritme
kegiatan yang tetap dengan menetapkan disiplin yang ketat di semua aspek, kegiatan
tersebut terdiri dari harian, mingguan seperti29 :
a. Kegiatan harian meliputi :
04.00 : Bangun tidur
04.30-05.00 : Shalat shubuh berjama’ah
05.00-06.00 : Pengajian kitab kuning
06.00-06.50 : Persiapan belajar formal dan makan pagi
07.00-12.45 : Belajar formal
12.45-13.00 : Shalat Dzuhur berjama’ah
13.00-14.30 : Kegiatan ektrakulikuler
14.30-15.30 : Shalat Ashar berjama’ah
15.30-17.00 : Olahraga sore hari
17.00-17.30 : Makan sore
17.30-18.00 : Pengajian akhlak
29 Buku Panduan HISADA,, h, 6
18.00-18.30 : Shalat Magrib berjama’ah
18.30-19.00 : Pengajian Tahsinul Qur’an
19.00-19.30 : Shalat Isya berjama’ah
19.30-20.00 : Persiapan belajar malam
20.00-21.30 : Belajar terpimpin oleh wali kelas
21.30-22.00 : Tidur malam
b. Kegiatan mingguan meliputi :
Senin : Diskusi Ilmiyyah
Selasa : Muhadatsah
Rabu : Muhadharah
Kamis : Pramuka (siang) dan Muhadharah (malam)
Jum’at : Muhadatsah
Sabtu : Pencak silat
Ahad : Olahraga dan Pencak silat
Suasana kehidupan dan pondok pesantren Daarul Uluum terasa lebih longgar
dengan corak kehidupan di luar pesantren. Pakaian santri tampak berbeda dengan
pelajar-pelajar umum : pakai celana bahan atau sarung di dalam lingkungan komplek
pesantren, memakai kemeja lengan pendek, selalu memakai peci hitam di sekolah
ataupun di pengajian, pakai sandal dalam kehidupan sehari-hrinya kecuali sekolah.
Didalam kehidupan santri putri memakai jilbab,baju tangan panjang, memakai rok
panjang di sekolah maupun di lingkungan pondok pesantren, selain itu pondok
pesantren juga sudah menyediakan fasilitas yang di butuhkan oleh santrinya.
Pondok pesantren Daarul Uluum mempunyai santri 500 orang, santri laki-laki
350 santri, sedangkan santri wanitanya 150 orang. Kebanyakan santi yang tinggal di
pondok pesantren Daarul Uluum berasal dari Bogor, Jakarta, Jawa, bahkan ada juga
yang berasal dari luar Pulau Jawa. Adapun dalam pembayaran bulanan dipondok
pesantren Daarul Uluum para santri dikenakan sebesar Rp. 500.000/perbulan, dengan
bulanan tersebut para santri mendapatkan makan 3 kali sehari, dapat mengikuti
belajar, dan dapat menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di pondok pesantren
Daarul Uluum.
Dalam lingkungan pondok pesantren pasti ada peraturan atau tata tertib, tata
tertib dan peraturn sangat penting di perlukan dan di terapkan dalam segala bentuk
aktivitas atau kegiatan, baik itu kegiatan formal atau non formal, karena melakukan
segala sesuatu sesuai dengan peraturannya, maka pekerjaan yang direncanakan pun
akan tercapai. Demikian pula yang dilakukan oleh pondok pesantren Daarul Uluum
ada beberapa peraturan yang diterapakan bukan untuk mengekang kehidupan santri
agar mempunyai keseimbangan antara kebutuhan berdikari dan penghargaan terhadap
hak-hak orang lain serta mempunyai pengalaman-pengalaman yang akan memajukan
dirinya sendiri serta menjadikan santri dalam kehidupan sehari-hari, mempunyai
peraturan sendiri sehingga hidup dapat terarah dengan mematuhi peraturan-peraturan
yang berlaku akan mendidik santri mempunyai ketegasan terhadap hal-hal yang boleh
dilakukan dan yang dilarang oleh pihak pondok pesantren Daarul Uluum sebagai
berikut :
Dilarang keluar kompek pondok pesantren, tanpa izin dari pesantren
Dilarang merokok di dalam lingkungan pondok pesantren.
Dilarang membawa alat-alat elektronik seperti : radio, handphone, tv ke dalam
lingkungan pondok pesantren.
Walaupun dalam menjalankan disiplin tersebut, ada saja santri yang
melanggarnya baik di sengaja atau pun tidak disengaja, akan tetapi sebagian besar
dari santri mentaatinya, karena disebabkan hukuman yang selalu mengikuti disiplin.
Untuk itu pihak pondok pesantren Daarul Uluum menerapkan bermacam-macam
hukuman itu tergantung pada tingkat pelanggaran, macam-macam hukuman itu
adalah sebagai berikut :
Keluar tanpa izin dan merokok didalam lingkungan pondok pesantren maka
akan di gunduli rambutnya, oleh bagian keamanan pondok pesantren.
Apabila membawa alat-alat elektronik kedalam lingkungan pesantren maka
barang tersebut akan disita, oleh pihak pondok pesantren atau bagian-bagian
yang mempunyai hak tersebut30.
Dan apabila melanggar hal-hal yang dapat merugikan pondok pesantren
maupun dari segala bidang baik dari pendidikan, berbahasa dan lain
sebagainya. Akan dikenakan sanksi oleh bagian-bagian / penguru-
penguruspondok pesantren yang bersangkutan.
30 Buku Panduan, MAPENPO, (Masa Pengenalan Pondok) hal, 10
BAB IV
PONDOK PESANTREN DAARUL ULUUM DAN PRILAKU
KEBERAGAMAAN MASYARAKAT BANTAR KEMANG
A. Pesantren Sebagai Penjaga Prilaku Keberagamaan
Peranan berasal dari kata ’peran’ berarti suatu yang menjadi bagian atau
pemegang pemimpin yang terutama. Sedangkan peranan menurut Levinson yang di
kutip oleh Soejono Soekanto31.
” Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat, Selanjutnya dikatakan bahwa peranan
meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam bermasyarakat. Peranan merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
memimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dan berprilaku beragama32.
Peranan pondok pesantren Daarul ’Uluum, bagaimana suatu pondok pesantren
dapat memerankan sesuatu yang berarti/bermanfaat untuk masyarakat sekitar
khususnya.
31 Ziemeks, Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta P3M 1986), hal 5632 Balba, Sindu, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, (Jakarta Rineka Cipta 1995),
hal, 30
Dalam hal ini sosok seorang Kyailah yang paling berperan penting dalam
maju/mundurnya podok pesantren. Karena orang yang paling diutamakan dalam
pondok pesantren seorang Kyai.
Keberadaan figur seorang kyai dalam lingkungan pesantren laksana jantung
bagi kehidupan manusia. Itensitas kyai memperlihatkan peranan penting bahkan
sangat dominan. Hal tersebut disebabkan karena pondok pesantren, dimana seorang
kyai adalah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, bahkan juga pemilik tunggal
pondok pesantren. Ketokohan seorang kyai dalam pesantren membawa dampak nilai
positif pada masyarakat.
Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah masyarakat, sekaligus memadukan tiga unsur dalam pendidikan yang
amat penting. Yaitu ibadah untuk menanamkan iman, tabligh untuk menyebarkan
ilmu-ilmu agama dan amal untuk mewujudkan kegiatan kemasyarakatan sehati-hari33.
Desa Bantar Kemang memang terkenal dengan kemaksiatannya, begitu pula
di bidang pendidikannya yang tertinggal dalam ilmu agama islam, sangat susahnya
masyarakat tersebut di ajak untuk beribadah, dengan sosok kyai Elon Syuja’i
berjuang untuk desa Bantar Kemang, beliau berdakwah tiada henti-hentinya kepada
masyarakat untuk mengajak masyarakat mengenal agama islam serta
mengkualitaskan prilaku beragama di desa tersebut.
Sedikit demi sedikit perjuangan beliau berhasil, masyarakat pun sangat
berterimakasih kepada sosok kyai besar, sehinnga dapat menyadarkan orang banyak
33 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta Rineka Cipta 1995)
dan dapat memperjuangkan desa Bantar Kemang dari kemaksiatan, menciptakan
kader-kader islam yang berkualitas, dan warga masyarakat sangat merespon adanya
pondok pesantren di sekitar desa Bantar Kemang, dan pada akhirnya masyarakat
mengkaji ilmi-ilmu agama di pondok pesantren Daarul Uluum, masyarakat pun
sangat mendukung pondok pesantren begitu juga dari pihak pondok pesantren adapun
kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, yang diadakan oleh pihak pondok pesantren
maupun juga dari warga masyarakat.
B. Pesantren Sebagai Pencerah Pemahaman Keberagamaan
Dakwah menurut bahasa arab adalah kata dasar (masdar) dari kata da’a yad’u
yang bearti panggilan, seruan atau ajakan34. Mengajak orang-orang atau warga
masyarakat Bantar Kemang untuk mengikuti petunjuk dan menjahui larangan Allah
SWT. Pondok pesantren Daarul Uluum bekerja sama dengan masyarakat sekitar,
masyarakatpun sangat mendukung demi suksesnya agenda/acara yang telah dibuat,
demi mengkualitaskan prilaku beragama dan menanamkan ke-Imanan di desa Bantar
Kemang (Bogor).
1. Majelis Ta’lim
Majelis ta’lim merupakan suatu perkumpulan pengajian baik pada bapak-
bapak atau ibu-ibu, pondok pesantren Darul Uluum memang mengadakan mejelis
ta’lim tersebut, mereka datang hanya untuk mengkaji ilmu-ilmu agama dengan
seorang guru-guru dari pondok pesantren Daarul U’luum. Yang dilaksanakan 1
minggu sekali setiap hari jum’at khusus ibu-ibu.
34 M.ahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia
2. Masjid/Musollah
Masjid atau Musollah adalah sarana atau tempat orang-orang muslim
beribadah, di tempat itulah warga masyarakat dan warga pondok pesantren (santri)
bisa dapat bersatu atau saling kenal antara sesama dalam menjalankan ibadah
bersama-sama shalat berjama’ah, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan.
3. Manasik Haji
Pondok pesantren Daarul Uluum mengadakan praktek manasik haji yang
dilakukan setiap setahun sekali, demi mengkualitaskan prilaku beragama dan
keislaman pada santri dan masyarakat yang mengikutinya, agar kelak berangkat ke
Baitullah sudah pernah apa yang di ajarkan di pesantren.
4. Pesantren Kilat
Pondok pesantren Daarul Uluum dan masyarakat bekerja sama untuk
mengadakan pesantren kilat yang diadakan di pesantren, guna menciptakan kader-
kader Islam yang bermanfaat, cerdas serta berguna untuk masyarakat dan negara.
Yang diadakan setiap bulan Ramadhan, Yang diikuti oleh kalangan anak-anak kecil.
Adapaun yang diajarkan oleh pihak pondok pesantren Daarul Uluum seperti
pengajian Al’Qur an, Fiqih,dan lain-lainnya mengenai ilmu-ilmu agama Islam35.
Itulah salah satu acara / agenda dari pondok pesantren Daarul Uluum untuk
masyarakat Bantar Kemang dalam berprilaku beragama, ilmu-ilmu yang selama ini
mereka tidak tahu menjadi tahu, mereka sadar seberapa indahnya agama Islam itu,
islam itu mengajarkan tata cara berbicara, bertamu disinilah mereka banyak terima
35Nasrudin Latief, pimp pon-pes Daarul Uluum II cabang Nagrak. Wawancara pribadi, (Bogor19 Januari 2008)
kasih kepada K.H. Elon Syuja’i yang telah memberika ilmu-ilmu agama pada
mereka.
C. Pesantren Sebagai Benteng Masyarakat Bantar Kemang Terhadap
Masuknya Doktrin di Luar Islam
Berbicara mengenai agama Islam di Indonesia itu banyak sekali yang kita
ketahui bahkan yang kita tidak ketahui, banyak orang menilai pendapatnya yang
benar dihadapan Allah, bagaimana masyarakat yang menilainya.
Pesantren adalah salah satu sarana pusat pendidikan islam, dimana
sarana/tempat itu mengajari ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu dunia, di tempat
itulah seseorang diajarkan oleh seorang kyai/ustd maupun ustdzah, belajar ilmu
agama dari yang dasar samapi tingkatan yang lebih tinggi dan di ajarkan ilmu Tauhid,
Tafsir, Fiqh, Hadist, Sejarah Islam, dan lain-lainya.
Pondok pesantren merupakan ladang ilmu-ilmu agama, yang mana seseorang
di tanamkan dengan nilai-nilai agama yang kuat dan cara berprilaku agama, agar
menjadi benteng bagi mereka.
Begitu juga dengan Desa Bantar Kemang yang keberadaannya dekat dengan
pondok pesantren Daarul Uluum, masyarakat pun berduyun-duyun untuk mengkaji
ilmu-ilmu agama di pesantren, demi menanamkan prilaku dan ke-Imanan bagi
mereka dan menjadikan Desa Bantar Kemang yang bernuansa agama, demi menjaga
masuknya doktrin-doktrin di luar agama islam/aliran-aliran yang dapat menyesatkan
masyarakat Bantar Kemang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada tahun 1950 kondisi masyarakat desa Bantar Kemang sangat amat parah,
mereka setiap harinya melakukan maksiat seperti berjudi, sambung ayam dan lain
sebagainya. Dengan adanya sarana pondok pesantren dan sosok seorang K.H. Elon
Syuja’i, K.H. Elon Syuja’i berdakwah ke setiap kampung-kampung demi
menyadarkan masyarakat Bantar Kemang dari berprilaku yang negatif / yang di benci
oleh Allah.
Pondok pesantren Daarul Uluum mempunyai peranan penting dalam dalam
meningkatkan prilaku beragama di masyarakat sekitar, yang dibutuhkan melalui :
1. Maulid Nabi Muhammad SAW
2. Isro’ Mi’ roj nabi Muhammad SAW
3. Hari Raya Idul Fitri
4. Hari Raya Idul Adha
5. Tahun Baru Hijriyah 1 Muharrom
Acara inilah yang menjadikan masyarakat Bantar Kemang dapat
meningkatkan ketaqwaan, berprilaku beragama dan menjalin ukhuwah Islamiyah
antara sesama, acara Maulid Nabi Muhammad, Isro’ Mi’roj, dilaksanakan di pondok
pesantren Daarul Uluuum dan Masjid.
Pondok pesantren Daarul Uluum salah satu pondok pesantren tertua di kota
Bogor, yang dahulunya masyarakat luas kurang mengenal tentang pondok pesantren
Daarul Uluum, sedikit demisedikit dengan tekat yang kuat dalam sistem pendidikan,
demi memajukan suatu lembaga pendidikan islam yang berkualitas serta berwawasan
yang luas, dan akhirnya dikenal oleh masyarakat luas.
Masyarakat pun merasa sangat bangga dengan adanya pesantren dilingkungan
mereka, agar generasi muda dapat menimba ilmu-ilmu agama Islam di pondok
pesantren Daarul Uluum, yang di bangun oleh K.H. Elon Syudja’i merupakan sosok \
figur, yang dapat menyadarkan masyarakat Bantar Kemang dari kemaksiatan. Pada
akhirnya masyarakat Bantar Kemang rajin beribadah dan tertanam nilai-nilai agama
yang kuat serta berprilaku beragama.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan setelah melakukan penelitian ini
adalah :
1. Bagi pondok pesantren Daarul Uluum yang sudah dapat berperan penting di
masyarakat Bantar Kemang dalam menciptakan manusia yang berprilaku
beragama, agar dapat di pertahankan dan ditingkatkan.
2. Bagi masyarkat desa Bantar Kemang yang kurang dalam berprilaku beragama,
agar dapat menimba ilmu di pondok pesantren Daarul Uluum, upaya
meningkatkan generasi-generasi muda desa Bantar Kemang berkualitas dalam
berprilaku beragama, beriman dan berwawasan luas di bidang agama.
3. Menjaga hubungan silatuhrami antara pihak pondok pesantren dengan masyarkat
Bantar Kemang agar memperkuat tali persaudaraan di Desa Bantar Kemang,
menjadikan desa Bantar Kemang bernuansa Islami.
4. Meningkatkan program-program dan sistem pendidikan pondok pesantren Daarul
Uluum, supaya dapat berkembang luas dalam bidang pendidikan maupun dalam
segala bidang hal yang positif, agar meningkatkan pondok pesantren Daarul
Uluum menjadi yang lebih baik dan dapat berkembang luas.
5. Warga Masyarakat Desa Bantar Kemang agar meningkatkan prilaku keberagamaan
yang selama ini sudah tertanam dengan nilai-nilai agama, dan dapat merayakan
hari-hari besar Islam. Demi membentuk warga Bantar Kemang yang berprilaku
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arsip dan Dokumentasi, Pondok Pesantren Daarul Uluum
Al-Qur’an dan Terjemah
Buku Panduan MAPENPO, Bogor, Daarul Uluum Cipta 2000
Buku Panduan HISADA, Bogor, Daarul Uluum cipta 2000
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar B. Indonesia, Jakarta
Pustaka 1995, Cet ke 2
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta Renika Cipta 1995
Mas’ud, Abdurrahman. Intelektual Pesantren. Jakarta Yogyakarta 1982
M. Bahri. Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta 2002
Manfred. Ziemeks, Pesantren Dalam Perubahan social, Jakarta P3M 1986
M. Dawam, Raharjo Pergulatan Dunia Pondok Pesantren Membangun
dari Bawah, Jakarta P3M 1985
Mahmud. Yunus, Kamus Bahasa Arab - Bahasa Indonesia
Prasdjo, Sudjoko, Profil Pesantren. Jakarta LP3ES 1982
Profil Kabupaten Bogor. Setda Kabupaten Bogor 2007
Said, Aqil, Pesantren Masa Depan, Jakarta, Pustaka Hidayah 2001
Sindu, Balba. Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta
Rineka Cipta 1995
Syaifullah. Ma’sum, Dinamika Pesantren, Jakarta 1998, Cet ke 1
Wawancara Pribadi dengan, K.H. Aef Saefuddin (Penasehat Pon-pes)
Wawancara Pribadi dengan K.H. Abdul Razak (Penasehat Pon-pes)
Wawancara Pribadi dengan Ustad. Iqbal Harafa (Pimp. Pon-pes)
Wawancara Pribadi dengan Hasbullah (Sekretaris Pon-pes)
Wawancara Pribadi dengan Ustad. Nasruddin Latief (Pimp. Pon-pes)
Wawancara Pribadi dengan Abdullah (Ketua RT, Desa Bantar Kemang)
Wawancara Pribadi dengan H. Enjang Suryadi (Tokoh Masyarakat)
Zaidan, Abd. Karim. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Jakarta Media Dakwah 1998
Zamarkasyih Doefier. Tradisi Pesantren. Jakarta 1985, Cet Ke 4
Zuhri. Saefuddin, Berangkat Dari Pesantren, Jakarta, Gunung Agung 1987, Cet Ke I
Hasil wawancara dalam melakukan penelitian di Pondok Pesantren Daarul Uluum,
demi melaksanakan tugas akhir (skripsi), sebagi berikut :
Wawancara dengan K.H. Aef Saefudin dan K.H. Abdul Razak
K.H. Abdul Razak
Pertanyaan : Pada tahun berapa pondok pesantren Daarul Uluum didirikan ?
Jawaban : Pondok pesantren Daarul Uluum dibangun pada tahun 1950,
awalnya hanya pengajian-pengajian anak-anak, Al-Qur’an dan Kitab-kitab Kuning
yang mereka pelajari, lama-kelamaan pengajian tersebut ramai dan K.H. Elon SyujaI
mengadakan tempat tinggal untuk mereka belajar agama, banyak anak-anak muridnya
yang tinggal di tempat tersebut yang sudah disediakn oleh K.H. Elon Syuja’I bahkan
ada yang pulang pergi (santri kalong), dan pada akhirnya K.H. Elon Syuja’I
membangun suatu pondok pesantren di Desa Bantar Kemang yang bernama Daarul
Uluum. Demi menyebarluaskan syariat agama.
K.H. Aef Saefudin
Pertanyaan : Dengan cara apa yang dilakukan oleh K.H. Elon Syuja’I untuk
mengajak masyarakat Desa Bantar Kemang, agar mengenal agama islam secara
mendalam ?
Jawaban : K.H. Elon Syuja’I mengajak masyarakat Bantar Kemang, melalui
pendekatan kepada masyarkat Bantar Kemang, dan berdakwah di setiap masjid dan
musollah, serta mengajak mereka untuk mengenal agam islam melaui belajar shalat,
mengaji Al-Qur’an dan mengkaji kitab-kitab agama islam.
Wawancara dengan Ustad. Iqbal Harafa S.Ag dan Ustad. Nasruddin Latief .
Pertanyaan : Sistem pengajaran apa yang di terapkan oleh pondok pesantren
Daarul Uluum ?
Jawaban : Sistem pengajaran yang diterapkan oleh pondok pesantren Daarul
Uluum masih mengunakan gaya tradisional yaitu guru menerangkan materi anak-
anak murid mendengarkan (sorogan), tetapi pondok pesantren Daarul Uluum tidak
menutup kemungkinan menerima system pengajaran gaya modern, demi memajukan
pendidikan, khususnya pendidikan islam, agar anak-anak dari pesantren tidak
ketinggalan zaman.
Wawancara dengan Ustad. H. Enjang Suryadi dan Abdullah
Pertanyaan : Bagaimana menurut anda tentang pondok pesantren Daarul Uluum di
tengah-tengah/di lingkungan masyarakat Bantar Kemang ?
Jawaban : Abdullah : Saya sangat bangga adanya pondok pesantren Daarul
Uluum di Desa Bantar Kemang, menjadikan suatu desa yang penuh dengan nilai-nilai
keagamaan, agar mencetak kader-kader yang berwawasan luas tentang agama islam.
H. Enjang Suryadi : Saya merasa sangat berterima kasih kepada K.H. Elon Syuja’I
yang telah mendirikan pondok pesantren Daarul Uluum di lingkungan masyarakat
Bantar Kemang, yang dahulunya masyarakat Bantar Kemang penuh dengan nilai-
nilai kemaksiatan seperti, perjudian, sambung ayam dan lain sebagainya, dan pada
akhirnya mereka sadar apa yang mereka lakukan dan sekarang masyarakat desa
Bantar Kemang rajin beribadah dan tertanam nilai-nilai agama pada diri mereka.
Wawancara dengan Ustad. Hasbullah S.E.
Pertanyaan : Seperti apakah gamabaran kehidupan para santri pondok pesantren
Daarul Uluum ?
Jawaban : Kehidupan santri sehari-hari sama halnya pondok pesantren lainnya,
mereka harus mengikuti aturan-aturan / tata tertib yang di buat oleh pihak pondok
pesantren, dan barang siapa yang tidak mengikuti / melanggar tata tertib yang dibuat
maka akan di kenakan sanksi. Adapun tata tertib yang di buat oleh pihak pondok
pesantren maupun dari pengurus-pengurus pesantren diantarnya :
Dilarang keluar kompek pondok pesantren, tanpa izin dari pondok pesantren
Dilarang merokok di dalam lingkungan pondok pesantren.
Dilarang membawa alat-alat elektronik seperti : radio, handphone, tv ke dalam
lingkungan pondok pesantren.
Pimp. Pondok Pesantren Sekretaris Pondok
Ust. Iqbal Harafa S. Ag Ust. Hasbullah SE
Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Uluum Bogor
Bpk Ustz. Abdul Razak & Ustz. Aef Saefuddin
Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Uluum Bogor
Bpk Ustz. Nasrudin Latief & Ustz. Iqbal Harafa
Pendiri Pondok Pesantren Daarul Uluum Bogor
KH. Elon Syudja”I (Alm) Bersama Istri Hj. Siti Aisyah (Almarhumah)
Daftar Dewan GuruPondok Pesanten Modern Daarul Uluum
NO NAMA L/P
1 K.H. Abdul Razak, L
2 K.H. Aep Saefuddin L
3 Abdullah Abbas, S.Pd. I L
4 Abdul Rasyid, S.H.I, M.H.I L
5 Ajat Sudrajat L
6 Abdul Rasyid L
7 Barry Agus prayuda L
8 Dasep Angga L
9 Dede latifah, S.Ag P
10 Edi sofyan L
11 Eri Hermansyah, S. IP L
12 Eva Shopiah P
13 Fauzi Baats L
14 Guntur Maulana L
15 Hamdi Gunawan S.Pd L
16 Harun Al-Rasyid, S. Pd.I, M. Pd. L
17 Hasbullah Al- Ghazali, S.E L
18 Ihsan Muharrik L
19 Ika Amalia P
20 Iqbal Harafa, S. Ag L
21 Lulu Zahroh S. Psi P
22 Marzuki, S. Ag L
23 Matroni, SL., S.pd L
24 M. Nur Pulungan L
25 Mukholil Ismail. S Ag L
26 Nasrudin Ghazali SE L
NO NAMA L/P
27 Nining Sartika S Pd. I P
28 Nurlinah Qoyyimah P
29 Rizki Hakiki Al-Yasier L
30 Roby Agustina L
31 Siti Maisaroh Anwar S. Pd. I P
32 Siti Qory Maryam P
33 Syahidin S. H. I L
34 Syamsul Arifin L
35 Teti Sugiharti, SE P
36 Ulfah Nur Utami Dewi P
37 Uun Unariah, Dra P
38 Euis Laela P
39 Wahyudin L
40 Zahroh Zaqiyah S. Ag P
41 Zulqarnain, S. Kom L
42 Anni Handayani P
43 Rizal Azizi L
44 Lenny Wulandari. S. SE P
Tanda panah adalah letak posisi pondok pesantren Daarul Uluum Bogor Bantar Kemang
Para Pengurus HISADA Pondok Pesantren Daarul Uluum
Para Guru Pondok Pesantren Darrul Uluum
Kegiatan Belajar di Ruangan Kelas
Kegiantan Ekstrakulikuler
Lampiran Daftar Pustaka
lembaga pendidikan agama tersebut dinamakan pondok pesantren, dimanapara santri belajar atau menuntut ilmu kepada seorang kyai dan para santri punmenginap di pondok tempat yang sudah di sediakan oleh kyai untuk para santinya.(Ghazali, M, Bahri. Pesantren Berwawasan Lingkungan.(Jakarta 2002), h. 45
Dengan demikian pondok pesantren merupakan salah satu institusi yangmampu memberikan pandangan positif terhadap dunia pendidikan di indonesia.(Ma’sum, Syaifullah. Dinamika Pesantren, (Jakarta 1998) Cet ke 1, h. 12
Selain sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren juga berfungsi sebagailembaga sosial. Kyai mengajarkan kepada santrinya bagaimana cara bermasyarakatterhadap warga sekitarnya, sesungguh masyarakat pun sangat senang dengan adanyapesantren, masyarakat sekitar dapat mengkaji ilmu-ilmu agama menjadikanpedoman/benteng dalam berprilaku beragama, maka pesantren sangat berpengaruh didalam masyarakat maupun dinegara bahkan sampai di seluruh dunia. (Mas’ud,Abdrrahman. Inteletktual Pesantren. (Yogyakarta 2004), h. 60
Peranan pesantren terhadap masyarakat memang benar-benar penting dandapat menjadi benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusatpengembangan masyarakat muslim di Indonesia, bahkan pesantren dapatmenciptakan kader-kader yang berpengetahuan luas baik dalam ilmu agama maupunilmu duniawi. (Prasdjo. Sudjoko, Profil Pesantren, (Jakarta LP3ES 1982), h. 12
Sejak akhir abad ke-20 keadaan pesantren yang semula hanya mengajarkanilmu agama secara non formal, akhirnya berbenah diri dengan mengajarkan ilmuagama secara formal. bahkan para pengelola pesantren juga menerima ataumenyesuaikan lembaga pendidikan formal dengan gaya modern mengikutiperkembangan zaman. (Raharjo. M. Dawam, Pergulatan Dunia Pesantren, Membangun DariBawah, (Jakarta ; P3M 1985), h. 228
Pendidikan di pesantren tidak hanya mempelajari ilmu agama, tetapi jugamengajarkan bahasa Arab dan Inggris. Hal ini menandakan bahwa pesantren tidakmenutup diri untuk menerima hal-hal baru, agar para santrinya dapat belajar denganbaik dan dapat mengikuti perkembangan zaman, sehingga dapat menghadapi zamanyang semakin lama semakin berkembang. (.M, Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta2002), h. 38
Di abad ke-16, untuk memahami sejarah Islamisasi. Kita harus betul-betulmemahami dan mempelajari lembaga-lembaga pesantren tersebut, karena lembaga-lembaga tersebutlah yang menjadi pusat penyebaran Islam. (Dhofier. Zamarkasih, TradisiPesantren, (Jakarta 1985), Cet. ke- 4, h. 23
Kota Bogor- Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohonkawung yang biasa dijadikan sagu (di daerah Bekasi). Dalam bahasa Jawa “Bogor”berarti pohon kawung dan kata kerja “dibogor” berarti disadap. Dalam bahasa JawaKuno, “pabogoran” berarti kebun kaung. Dalam bahasa Sunda umum, menurutCoolsma, L “Bogor” berarti “droogetapte kawoeng” (pohon enau yang telah habisdisadap) atau “bladerlooze en taklooze boom” (pohon yang tak berdaun dan takbercabang). Jadi sama dengan pengertian kata “pugur” atau “pogor. (ProfilKabupaten Bogor. (Setda Kabupaten Bogor 2007) h. 5
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni,karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai rajadari Kerajaan Pajajaran. Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT -106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rataminimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60km. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungaiyang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung,Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yangdemikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami. (ProfilKabupaten Bogor. (Setda Kabupaten Bogor 2007), h. 20
Manusia merupakan makhluk sosial, yang sudah pasti saling membutuhkanantara sesama, seperti halnya tolong menolong, gotong royong. (Al’Quran dan Terjemah)
Menurut etimologi pendidikan berasal dari kata ”didik” yang mendapatkanawalan Pe dan akhiran an, berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorangatau kelompok orang dalam mencerdaskan manusia melalui upaya pengajaran danpelatihan. Pendidikan merupakan suatu hal sangat penting bagi kehidupan. (DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar B. Indonesi), (Jakarta, Balai Pustaka 1995), Cet, Ke-2
Pada pesantren dalam sistem pendidikanya dengan gaya tradisional adalahsalafi murni, yang khusus mengkaji kitab-kitab kuning dengan gaya sorogan ataumendengarkan kyai berbicara (nguping), pengajian kitab kuning sebagai materi utamadalam pondok pesanten salaf dan ditambah dengan sebuah madrasah yaitu MadrasahDiniah (MD), madrasah diniah adalah program pendidikan dengan sistem klasikal,pesantren dengan bentuk klasikal atau salafi murni tidak mengenal pemberian ijazahkepada kelulusan santrinya. (Aqil, Said, Pesantren Masa Depan, (Jakarta, Pustaka Hidayah 2001), h.l 20
Peranan berasal dari kata ’peran’ berarti suatu yang menjadi bagian ataupemegang pemimpin yang terutama. Sedangkan peranan menurut Levinson yang dikutip oleh Soejono Soekanto. (Ziemeks, Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta P3M1986), hal 56
Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yangpenting bagi struktur sosial masyarakat, Selanjutnya dikatakan bahwa peranan
meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorangdalam bermasyarakat. Peranan merupakan rangkaian peraturan-peraturan yangmemimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dan berprilaku beragama.(Balba, Sindu, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, (Jakarta Rineka Cipta 1995),hal, 30
Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat, sekaligus memadukan tiga unsur dalam pendidikan yangamat penting. Yaitu ibadah untuk menanamkan iman, tabligh untuk menyebarkanilmu-ilmu agama dan amal untuk mewujudkan kegiatan kemasyarakatan sehati-hari.(Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta Rineka Cipta 1995
Dakwah menurut bahasa arab adalah kata dasar (masdar) dari kata da’a yad’uyang bearti panggilan, seruan atau ajakan. (M.ahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia
Nomor : IstimewaHal : Pengajuan Sidang (Munaqosah) SkripsiLampiran : Satu (1) Berkas
Kepada Yth.Dekan Fakultas Adab dan HumanioraDi-
Tempat.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.Salam sajahtera saya ucapkan semoga bapak senantiasa dalam lindungan Allah SWT.Dan sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Sehubungan dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Awal PratamaNim : 103022027502Fakultas : Adab dan HumanioraJurusan : Sejarah dan Peradaban Islam
Bermaksud mengajukan sidang (munaqosah) skripsi dengan judul “PERANAN PONDOK
PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR DALAM MENINGKATKAN PRILAKU
KEBERAGAMAAN MASYARAKAT DESA BANTAR KEMANG (1950-2000)”
Sebagai pertimbangan berikut saya lampirkan : 1. Daftar Isi2. Daftar Pustaka
Demikian permohonan ini saya ajukan, besar harapan saya agar bapakmempertimbangkan dan menyetujui sidang (monaqosah) berdasarkan judul sayatersebut.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Jakarta. 2009
Mengetahui,Pembimbing Skripsi Pemohon
Dr. Abdul Wahid Hasyim, M. Ag. Awal PratamaNIP : 150227883 NIM: 103022027502