peranan gurupendidikan agama islam dalam...

149
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA MARTIA BHAKTI BEKASI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Siti Khoirunnisa NIM: 108011000127 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: vuongkiet

Post on 17-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

DI SMA MARTIA BHAKTI BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Siti Khoirunnisa NIM: 108011000127

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

DI SMA MARTIA BHAKTI BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Siti Khoirunnisa NIM: 108011000127

Dosen Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dra. Eri Rossatria, M.Ag Ahmad Irfan Mufid, MA NIP: 1947071711966082001 NIP: 197102141997031001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1434 H/2013

Page 3: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa Di SMA Martia Bhakti Bekasi

disusun oleh Siti Khoirunnisa, NIM. 108011000127, Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 6 Mei 2013

Yang mengesahkan,

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dra. Eri Rossatria, M.Ag Ahmad Irfan Mufid, MA NIP: 1947071711966082001 NIP: 197102141997031001

Page 4: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul : “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi” disusun oleh SITI KHOIRUNNISA Nomor Induk Mahasiswa 108011000127, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 27 Mei 2013, dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 27 Mei 2012

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia Tanggal Tanda Tangan Bahrissalim. M. Ag NIP : 19680307 199803 1 002 ............. .................... Sekretaris (Sekretaris Jurusan/ Prodi) Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag NIP : 19670328 200003 1 001 ............... .................... Penguji 1 Dr. Yayah Nurmaliah MA ................ ................... Penguji 2 Siti Khadijah, MA ................ .................. NIP : 19700727 199703 2 004

Mengetahui, Dekan

Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA NIP: 19520520 198103 1 001

Page 5: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

i

Nama : Siti Khoirunnisa

NIM : 108011000127

Judul : Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembinaan

Kecerdasan Emosional Siswa Di SMA Martia Bhakti Bekasi

ABSTRAK

Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi yang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Permasalahan yang terjadi karena adanya anak/siswa yang ber-IQ tinggi tetapi prestasi akademiknya menurun, ini merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya. Dari alasan tersebut penulis mencoba mengadakan penelitian mengenai bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang peranan guru pendidikan agama Islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, dari populasi 198 siswa yang dipilih menjadi sampel sebanyak 40 siswa, dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara acak (Random Sampling).

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Angket sebagai alat untuk menjaring jawaban siswa, sedangkan wawancara dilakukan terhadap guru pendidikan agama Islam. Observasi dilakukan dengan mengamati kondisi sekolah dan segala objek penelitian di sekolah. Teknik analisa data dilakukan dengan cara mentabulasikan data sesuai dengan jawaban siswa yang sejenis, Selanjutnya dipersentasikan dan peneliti melakukan interpretasi data dengan hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden

Hasil penelitian disimpulkan bahwa Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA Martia Bkahti Bekasi dengan kategori baik.

Kata Kunci: Peranan Guru Pendidikan Agama Islam, Kecerdasan Emosional

Page 6: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispsi ini. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

petunjuk kepada umat manusia dan membimbing mereka kejalan yang di ridhai

Allah SWT.

Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Laporan skripsi ini membahas tentang

“Peranan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Terhadap Pembinaan Kecerdasan

Emosional Siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi”

Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan

yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya dan

motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan

kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bahrissalim MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

3. Sapiudin Shidiq MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Tanenji MA, penasehat akademik yang telah membimbing dan

memotivasi mahasiswanya.

5. Dra. Eri Rossatria M.Ag dosen pembimbing skripsi I dan Ahmad Irfan

Mufid MA dosen pembimbing skripsi II, yang telah memberikan waktu,

tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan, dan

mengembangkan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Page 7: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

iii

6. Orang tua tercinta H. Sayuti dan Hj. Saodah yang dengan segala kasih

sayang yang tercurah dan tak henti-hentinya memberikan motivasi baik

moral maupun materil serta doa, sehingga penulis dapat menempuh

pendidikan di perguruan tinggi dan dapat menyelesaikan skrispsi ini.

7. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi para

mahasiswanya.

8. Seluruh staf perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas serta buku-

buku yang penulis perlukan.

9. Seluruh guru SMA Martia Bhakti Bekasi ibu Rhandu, ibu Wahyu, bapak

Suwargono, bapak Zaenal, bapak Somantri selaku guru Pendidikan Agama

Islam

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan PAI angkatan 2008, khususnya kelas

D. terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-

mudahan bantuan, bimbingan, semangat dan do’a yang telah diberikan menjadi

pintu datanganya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah

ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, 6 Mei 2013

Penulis

Page 8: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 8

D. Perumusan Masalah .............................................................. 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam ................................ 10

1. Pengertian Peranan .......................................................... 10

2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ...................... 11

3. Peran dan Tugas Guru PAI .............................................. 15

4. Syarat dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam 26

B. Pengertian Kecerdasan Emosional ........................................ 29

1. Pengertian Kecerdasan .................................................... 29

2. Pengertian Emosi ............................................................ 33

3. Pengertian Kecerdasan Emosional ................................... 35

4. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional ............................... 39

5. Pengembangan Kecerdasan Emosional ............................ 45

6. Kecerdasan Emosional dalam Pendidikan Islam .............. 46

7. Metode dalam Membina Kecerdasan Emosional ............. 52

C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 54

D. Kerangka Berpikir ................................................................ 58

Page 9: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 59

B. Metode Penelitian ................................................................. 59

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 59

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 60

E. Teknik Analisis Data ............................................................. 64

F. Interpretasi Data ................................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Martia Bhakti Bekasi ...................... 67

1. Sejarah Singkat SMA Martia Bhakti ............................... 67

2. Visi dan Misi .................................................................. 68

3. Keadaan Guru dan Karyawan .......................................... 69

4. Keadaan Siswa ................................................................ 72

5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 72

6. Ekstrakulikuler ................................................................ 74

B. Deskripsi Data ...................................................................... 75

1. Peranan Guru PAI dalam pembinaan kecerdasan

emosional siswa .............................................................. 75

2. Kecerdasan Emosional Siswa .......................................... 88

C. Interpretasi Data ................................................................... 104

1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan

Kecerdasan Emosional Siswa .......................................... 104

2. Kecerdasan Emosional Siswa .......................................... 108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 110

B. Saran .................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : Angket Penelitian

Lampiran 3 : Hasil Angket Penelitian Peranan Guru PAI

Lampiran 4 : Hasil Angket Penelitian Kecerdasan Emosional

Lampiran 5 : Berita Wawancara

Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 7 : Surat Keterangan dari Sekolah

Page 11: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara eksistensi

setiap bangsa di dunia sepanjang zaman. Pendidikan sangat menentukan bagi

terciptanya peradaban masyarakat yang lebih baik. Untuk itulah perwujudan

masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan,

terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin

berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan

berdaya saing dengan bangsa-bangsa di dunia.

Pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar-dasar dan tujuan

pendidikan dan pengajaran dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menurut pasal 1, Undang-Undang ini disebutkan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

Pengertian pendidikan di atas menunjukkan bahwa tugas seorang pendidik

adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki

1Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 3

Page 12: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

2

anak didik, serta ikut berperan serta di dalam meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta membentuk kepribadian siswa baik secara lahir maupun batin.

Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam pasal 3 Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 adalah:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mendidik watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

Dari pengertian pendidikan dan fungsi serta tujuan pendidikan di atas,

maka akan tampak jelas target dari pendidikan itu sendiri yaitu diharapkan akan

terwujudnya manusia-manusia Indonesia yang mempunyai potensi dan

kepribadian seutuhnya, yang mampu bertanggung jawab untuk dirinya maupun

orang-orang yang berada disekitarnya.

Tujuan utama pendidikan ialah mengembangkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan secara simultan dan seimbang, sehingga terjadi suatu hubungan baik

antara masing-masing kecakapan yang menjadi tujuan dari pendidikan tersebut.

Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk

pengetahuan, namun di sisi lain mengesampingkan pengembangan sikap atau nilai

dan perilaku dalam pembelajarannya. Penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

terlihat lebih menekankan pada segi pengembangan intelektual peserta didik, dan

masyarakat kita pada umumnya beranggapan bahwa hanya dengan kecerdasan

intelektual seorang anak mampu menghadapi tantangan era globalisasi di masa

depan.3

Faktanya dalam dunia pendidikan, ukuran keberhasilan belajar tidak hanya

terletak pada prestasi belajar yang dinyatakan dalam raport, melainkan juga

terletak pada perubahan sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik. Hal ini

disebabkan secara otomatis menjadi pribadi yang berhasil dalam hidupnya.

2Ibid. 3Lawrence E. Shapiro, Kiat-kiat Mengajarkan Kecerdasan Emosional Anak, (Jakarta:

Gramedia, 1997), h. 7.

Page 13: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

3

Akhir-akhir ini, banyak diberitakan di beberapa media masa tentang kasus

tawuran, mungkin kata tersebut sering kita dengar dan baca di media massa. Aksi

tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik

(memukul, meninju, membunuh, dan lain-lain). Pada kalangan remaja aksi yang

biasa dikenal sebagai tawuran pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu

sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Pelaku-pelaku tindakan

aksi ini bahkan sudah mulai dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SLTP/SMP.

Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi kita semua.

Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia

merupakan fenomena menarik untuk dibahas. Disini penulis akan memberi

beberapa contoh dari berita-berita yang ada. Hanya dalam waktu setahun, 13

pelajar di Jabodetabek tewas mengenaskan gara-gara tawuran. Yang terakhir,

Alawy Yusianto Putra, siswa SMA Negeri 6, Jakarta Selatan, meninggal terkena

senjata tajam. Sudah sepantasnya pelaku tawuran dihukum pidana.4 Kepala Polda

Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung S Rajab mengatakan, yang terjadi bukan

tawuran, melainkan penyerbuan siswa SMAN 70 ke SMAN 6. Dalam penyerbuan

itu, para pelaku membawa senjata tajam seperti gir dan celurit serta potongan

kayu. Bahkan di Jakarta Utara, tawuran antar pelajar sudah mengarah pada

kriminalitas, berupa perampokan. Salah satunya tawuran yang terjadi di kawasan

Pademangan, 13 September 2012. Dalam rekontruksi yang digelar Polsek

Pademangan, di Jalan Benyamin Sueb, 6 tersangka siswa SMK Taman Siswa

Taman Madya 1 Kemayoran menyerang sejumlah pelajar SMA Negeri 40

Pademangan yang melintas di jalan. Setelah menyerang tersangka merampas

dompet dan telepon seluler milik korban.5

Kondisi seperti ini terbukti memengaruhi pendidikan di Indonesia saat ini,

yang masih lebih menghargai kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient) dari

pada kecerdasan-kecerdasan yang lain. Peserta didik lebih sering dites IQ, namun

tidak pernah diberi tes-tes kecerdasan yang lain seperti EQ (Emotional Quotient)

4Gunawan, “Pelaku Harus Dipidanakan, Beri Sanksi Juga Jajaran Manajemen Sekolah”,

Kompas, Jakarta, 26 September 2012, h. 1. 5Gunawan, “Perlu Sanksi Tawuran, Polisi Tangkap Pelaku dan Pihak yang Bantu

Menyembunyikan”, Kompas, Jakarta, 28 September 2012, h. 1

Page 14: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

4

atau SQ (Spiritual Quotient). Dalam sistem pendidikan di Indonesia, siswa yang

cerdas adalah siswa yang nilai-nilai raport sekolah atau Indeks Prestasinya (IP)

tinggi. Sementara sikap, kreativitas, kemandirian, emosi dan spiritualitas belum

mendapat penilaian yang proporsial.6

Berbagai gejala kehidupan saat ini, seperti dekadensi moral, pengikisan

nilai-nilai budaya bangsa dan berbagai hal lain sangat berpotensi mengikis jati diri

bangsa. Nilai-nilai kehidupan yang diperihara menjadi goyah bahkan berangsur-

angsur hilang. Perambatan budaya luar yang kurang ramah terhadap budaya

bangsa ini pada gilirannya menuntut peranan pendidikan emosional untuk benar-

benar menjamin lahirnya generasi yang tanggung secara intelektual maupun

moral.

Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi atau ber-IQ tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah, maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress.7

Merupakan suatu kenyataan bahwa kecerdasan yang digambarkan melalui

Intelligence Quotient (IQ), belum tentu menjamin keberhasilan belajar seorang

anak. IQ tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan, karena

hanya merupakan kemampuan memecahkan persoalan yang bertumpu pada akal

sehat serta rasio semata.8 Sekurang-kurangnya terdapat delapan kecerdasan lain

seperti yang ditawarkan oleh Howard Gardner yang dapat dikembangkan untuk

menopang kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Kedelapan kecerdasan

tersebut ialah kecerdasan linguistic, kecerdasan matematis, kecerdasan visual,

6Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. Ke-1, h. 4. 7Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional,. Terj, T. Hermaya,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. Ke-11, h. 61 8Ibid., h. 7.

Page 15: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

5

kecerdasan musical, kecerdasan fisik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal dan kecerdasan naturalis.9

Dari berbagai hasil penelitian, telah banyak terbukti bahwa kecerdasan

emosi memiliki peran jauh lebih significant dibanding kecerdasan intelektual (IQ).

Kecerdasan otak (IQ) barulah sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun

kecerdasan emosilah yang sesungguhnya (hampir seluruhnya terbukti)

mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi. Terbukti, banyak orang-orang

yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, terpuruk ditengah persaingan.

Sebaliknya banyak yang mempunyai kecerdasan intelektual biasa-biasa saja,

justru sukses menjadi bintang-bintang kinerja, pengusaha- pengusaha sukses, dan

pemimpin-pemimpin di berbagai kelompok. Di sinilah kecerdasan emosi (EQ)

membuktikan eksistensinya.10

Penelitian psikologis dibidang kecerdasan menemukan perlu

dikembangkannya kecerdasan emosional yang bertumpu pada karakteristik

pribadi anak, agar anak lebih mampu mengatasi berbagai tantangan yang

merupakan kunci sukses dalam menata hidupnya.11 Kecerdasan emosional yang

secara umum mencakup kesadaran diri, kontrol diri, kemandirian, ketekunan,

semangat dan motivasi diri, empati serta kecakapan dalam bersosalisasi. Semua

ini merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan setiap pribadi agar

berhasil dalam hidupnya.12

Hendaknya orangtua dan guru tidak hanya mementingkan dan

memperhatikan pendidikan anak hanya pada segi intelektualnya (IQ) saja, akan

tetapi lebih penting dari itu, dari segi Emosional (EQ) pun orang tua atau guru

harus mementingkan dan memperhatikannya.

Kecerdasan emosional tidaklah ditentukan sejak lahir, melainkan dapat

dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak melalui pembiasaan sehari-hari.

9Collin Rose, dkk., Super Accelerated Learning: Revolusi Belajar Cepat Abad 21

Berdasarkan Riset Terbaru Para Ilmuwan, (Bandung: Jabal, 2007), h. 21-25. 10Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual

ESQ: Emotional Spiritual Quotient, The ESQ Way 165: 1 Ihsan, 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Penerbit Arga, 2005), h. 17.

11E. Shapiro, op. cit., h. 4. 12GeMozaik, Pentingnya Pendidikan Kecerdasan Emosional, h. 1-2, (http://Google.com),

2005.

Page 16: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

6

Keluarga dan sekolah seharusnya berperan aktif dalam memberikan stimulus

melalui penanaman nilai yang baik dan tepat, guna memupuk kecerdasan

emosional pada anak. Lingkungan yang pertama dikenal anak adalah keluarga,

keluarga merupakan bentuk kekerabatan terkecil dalam dunia sosial. Seorang anak

dalam keluarga mendapat pendidikan yang pertama dan utama dari orang tuanya.

Keluarga juga sangat berperan dalam membentuk pribadi yang matang guna

memupuk kecerdasan emosional anak. Hal ini senada dengan pendapat Goleman

yang mengungkapkan bahwa kehidupan keluarga merupakan sekolah kita yang

pertama dalam mempelajari emosi.13

Anak merupakan titipan (amanah) dari Allah SWT. Orang tua merupakan

pemeran utama dalam mendidik anak-anaknya. Secara kodrati bayi dilahirkan

dalam keadaan suci, keluargalah yang membesarkannya menjadi baik atau buruk.

Orang tua dalam hal ini bertanggung jawab untuk selalu mengembangkan potensi

yang dibawa oleh anak semenjak lahir agar menjadi lebih baik. Dalam konsep

Islam, keluarga adalah penanggung jawab utama terpeliharanya potensi tersebut.

Ketika dalam keluarga bagi sebagian anak bukan lagi merupakan landasan

kokoh dalam perkembangan dirinya. Maka sekolah yang merupakan lingkungan

kedua anak, menjadi sebagai salah satu tempat dimana anak dapat mencari

pembentukan terhadap kekurangan dalam bidang kecerdasan emosional yang

kurang ia dapatkan di kehidupan keluarga. Dalam hal ini sekolah memikul

tanggung jawab untuk memberdayakan kecerdasan emosional anak didiknya.

Konsep pendidikan emosional dapat dengan baik dikembangkan oleh

peserta didik ketika disajikan dalam bentuk yang empiris. Dalam kurikulum

pendidikan nasional, penanaman kecerdasan emosional ini terintegrasikan dalam

berbagai studi, diantaranya adalah bidang studi pendidikan agama Islam (PAI).

Artikulasi Pendidikan Islam dipahami sebagai wawasan atau pengetahuan agama

Islam yang mengedepankan nilai-nilai moral, etika dan estetika dalam kehidupan

sehari-hari.

13John Gottman, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional,

(Jakarta: Grasindo, 1999), h. 2.

Page 17: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

7

Dalam rangka mencapai pendidikan, Islam mengupayakan pembinaan

seluruh potensi manusia secara serasi dan seimbang dengan terbinanya seluruh

potensi manusia secara sempurna; diharapkan ia dapat melaksanakan fungsi

pengabdiannya sebagai khalifah di muka bumi. Untuk dapat melaksanakan

pengabdian tersebut harus dibina seluruh potensi yang dimiliki yaitu potensi

spiritual, kecerdasan, perasaan, dan kepekaan. Potensi-potensi itu sesungguhnya

merupakan kekayaan dalam diri manusia yang amat berharga.14

Dengan melihat urgensi peran guru, khususnya guru agama dalam

melaksanakan rangkaian-rangkaian kegiatan pengajaran agama yang dengannya

diharapkan agar siswa siswinya mampu memahami dan mengimplementasikan

pendidikan agama yang telah diberikan, baik ketika belajar di sekolah maupun

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Serta dengan memeperhatikan

bagaimana realitas kualitas pendidikan kita dan upaya apa yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga bisa menghasilkan SDM yang

lebih berkualitas sebagaimana yang diharapkan, agar bangsa Indonesia menjadi

bangsa yang produktif dan memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu

bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam kehidupan global ini.

Dari pengamatan penulis di SMA Martia Bhakti Bekasi permasalahan

yang sering muncul dan sering dialami siswa khususnya dalam kecerdasan

emosionalnya adalah siswa belum mampu mengontrol emosi, lebih mudah

tersinggung, memiliki sensitifitas yang tinggi, kurang percaya diri, komunikasi

kurang baik antar teman, mudah terpengaruh, egois, kurang menghargai sesama

teman dan adanya perasaan minder dalam pergaulan.15

Melihat permasalahan di atas, maka pihak sekolah harus aktif melakukan

pendekatan dan pembinaan kepada seluruh siswa baik yang melakukan

penyimpangan-penyimpangan maupun yang tidak, supaya mereka terhindar dari

perilaku-perilaku yang menyimpang demi tercapainya tujuan pendidikan yang

dikehendaki.

14Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke-1,

h. 53-54 15 Hasil Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Martia Bhakti Bekasi.

Page 18: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

8

Dalam hal ini merupakan tanggung jawab seluruh pihak sekolah, termasuk

di dalamnya guru Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya di sebut guru agama,

demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Adapun tugas pokok guru agama

adalah mendidik dan mengajarkan pengetahuan agama ke pribadi anak didik yang

peranan utamanya adalah mengubah sikap mental anak didik untuk beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta mampu mengamalkan ajaran agama.

Dengan dasar itulah penulis merasa perlu dan tertarik untuk meneliti

fenomena di atas yang kemudian dituangkan dalam bentuk sebuah skripsi dengan

judul: “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan

Kecerdasan Emosional Siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi”

B. Identifikasi Masalah

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Lembaga pendidikan hanya mengedepankan pada pembinaan kecerdasan

intelektual (IQ) semata tanpa diimbangi kecerdasan emosional (EQ).

2. Kurangnya perhatian guru dalam membina kecerdasan emosional siswa di

sekolah

3. Adanya ketimpangan prilaku sosial yang terjadi dalam dunia pendidikan di

Indonesia.

4. Mayoritas dari setiap pelaksanaan pendidikan masih berorientasi pada aspek-

aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) saja, padahal

pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang menyeimbangkan

berbagai aspek antara lain aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif yang

menanamkan nilai-nilai sikap dan moral kepada peserta didik.

C. Pembatasan Masalah Permasalahan tentang Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa sangat luas. Karena itu, agar masalah

tidak rancu dalam skripsi ini, maka permasalahan dibatasi pada persoalan berikut:

Page 19: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

9

1. Peranan guru PAI dalam skripsi ini dibatasi pada peranan guru PAI dalam

pembinaan kecerdasan emosional siswa, peranan yang dimaksud adalah

peranan guru sebagai pendidik, pembimbing, motivator, pengelola kelas dan

evaluator.

2. Kecerdasan emosional yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan

untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain dan membina hubungan

D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimana Peranan Guru PAI Dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional

Siswa Di SMA Martia Bhakti Bekasi?”

E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah:

Untuk mengetahui peranan guru pendidikan agama Islam dalam membina

kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi.

F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1) Kegunaan teoritis, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan dan penambahan

wawasan mengenai peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mencerdaskan

emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi

2) Kegunaan praktis, yaitu diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah

khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya,

dan dapat memberi informasi tentang pentingnya memberikan bantuan kepada

siswa dalam membina kecerdasan emosinya sehingga siswa tersebut menjadi

pribadi yang tangguh dalam menghadapi persoalan dalam hidupnya.

Page 20: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Peranan

Sebelum penulis membahas tentang pengertian Guru Pendidikan Agama

Islam ada baiknya penulis membahas tentang pengertian peranan. Peranan adalah

kata dasar “peran” yang ditambahkan akhiran “an”, peran menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia memiliki arti perangkat tingkah laku yang diharapkan dapat

dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.1 Setelah mendapatkan

akhiran “an”, kata peran memiliki arti yang berbeda, diantaranya.

a) Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa.2

b) Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang.3

Berdasarkan pengertian peranan yang telah dikemukakan di atas, maka

menurut pendapat penulis, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau

seseorang yang mempunyai wewenang dalam menjalankan hak dan kewajiban

sesuai dengan kedudukannya untuk mencapai tujuan.

1 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), h. 333

2Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. 3, h. 854.

3S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-1, ed. 1, h. 73.

Page 21: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

11

2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Al-Qur’an telah mengisyaratkan peran para nabi dan pengikutnya dalam

pendidikan dan fungsi fundamental mereka dalam pengkajian ilmu-ilmu Ilahi

serta aplikasinya. Isyarat tersebut, salah satunya terdapat dalam firman-Nya

berikut ini:

$Z/� ]è/#r Ng�ù wq�� Nk]B #q=G� Nk�=æ 7G»�#ä OgJ=è�r =»G39# pJ3t:#r

Nk�.��r 4 7R) MR& ���è9# O�3s9# ÇÊËÒÈ

Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqoroh: 129)4

Ayat di atas dapat dipahami bahwa umat Islam dianjurkan untuk

mengajarkan ilmu pengetahuan dan menjadi seorang guru agama kepada orang

lain atau siswa, mendidiknya dengan akhlak Islam dan membentuknya menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai

makhluk Allah swt, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan

sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.5

Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik adalah guru. Kedua

istilah tersebut bersesuaian artinya. Bedanya, istilah guru seringkali dipakai di

lingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal,

informal maupun nonformal.

4 Tim Pustaka Al-Kautsar, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2009), h. 20 5H. Ihsan Hamdani, H. A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,

2001), h. 93.

Page 22: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

12

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan guru

agama adalah guru yang mengajarkan agama.6

Menurut Zakiah Daradjat menyatakan bahwa: “Guru adalah seseorang

yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam

melaksanakan peranannya dalam membimbing siswanya, ia harus sanggup

menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja

sama dengan orang lain, selain itu perlu di perhatikan pula bahwa ia juga memiliki

kemampuan dan kelemahan.”7

Menurut M. Arifin “guru adalah orang yang membimbing, mengarahkan,

dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap

dan kepribadiannya, sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai

agama Islam”.8

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di

sekolah atau kelas. Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru adalah

orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut

bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-

masing. Guru dalam pengertian tersebut, menurutnya bukanlah sekedar orang

yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu,

akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar

serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi

anggota masyarakat sebagai orang dewasa.9

Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari berbagai pengertian di

atas, maka guru atau pendidik dapat diartikan sebagai orang yang mendidik, yaitu

yang bekerja dalam bidang pendidikan dan mempunyai tanggung jawab terhadap

pendidikan atau kedewasaan seorang anak.

6Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi. 3, h. 337. 7 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

cet. 1, h. 266 8 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1987), h. 100 9H. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos, 2001), Cet. Ke-4, h. 62-63.

Page 23: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

13

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembang anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi

afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang

bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta

mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT.

Disamping itu juga, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang

mandiri.10

Kesimpulan yang dapat di ambil dari beberapa pengertian diatas, bahwa

guru agama adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik melalui suatu proses bimbingan jasmani dan rohani

yang dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak didik

menuju ke arah kedewasaan. Guru agama tidak hanya menyampaikan ilmu

pengetahuan agama saja, tetapi ia juga harus dapat membentuk, menumbuhkan

dan memberikan nilai-nilai ajaran agama kepada siswa dalam kehidupan sehari-

hari.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan latihan, sehingga

memberikan perubahan pada pertumbuhan jasmani dan rohani si terdidik menuju

kedewasaan dalam pola berfikir dan memiliki sikap dan nilai yang bermanfaat

bagi masyarakat dan kebudayaan yang sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dengan

demikian yang menjadi sasaran pokok adalah bimbingan dan pimpinan kepada

anak yang sedang berkembang jasmani atau rohani menuju kesempurnaan.

Mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam sendiri ada beberapa

pendapat para ahli. Diantaranya sebagai berikut:

M. Arifin menyatakan bahwa:“pendidikan agama Islam adalah Proses

mengarahkan dan membimbing manusia didik kearah pendewasaan pribadi yang

beriman dan berilmu pengetahuan yang saling memperkokoh dalam

perkembangan mencapai titik optimal kemampuannya”.11

10Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prisma Sophie

Jogjakarta, 1994), h. 156 11 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),

h. 44

Page 24: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

14

Menurut Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah “suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya

dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandang hidup.”12

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani mengatakan, “Pendidikan

agama Islam adala upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam,

dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungan dengan keturunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa”.13

Tayang Yusuf, dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani dalam

bukunya yang berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

menjelaskan pendidikan Agama Islam adalah “usaha sadar generasi tua untuk

mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada

generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah swt”.14

Menurut A. Tafsir, pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang

diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam.

Pengertian pendidikan agama Islam di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana

yang diberikan kepada peserta didik untuk menumbuhkan jasmani dan rohani

secara optimal untuk mencapai bentuk manusia yang berkualitas menurut ajaran

Islam yaitu manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dikatakan sebagai usaha

sadar karena pendidika itu dilakukan secara sengaja dan mempunyai tujuan

terencana dimaksudkan agar pendidik tidak dapat dilakukan seadanya, tetapi harus

dengan persiapan yang matang, pelaksanaan yang teratur, evaluasi yang terukur

serta tingkatan yang membedakan peserta didik dalam kelompok yang berbeda

satu sama lain.

12Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. Ke-10, h. 86 13Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-3, h. 130. 14Ibid,.

Page 25: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

15

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya

mencakup bidang studi Al-Qur’an Hadis, Keimanan, Akhlak, Fiqh/Ibadah dan

Sejarah. Hal tersebut menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama

Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan

manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan

manusia dengan makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa

hablun minannas)

Penjelasan guru dan pendidikan agama Islam di atas, dapat disimpulkan

bahwa guru pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar orang dewasa yang

bertanggung jawab dalam membina, membimbing, mengarahkan, melatih,

menumbuhkan dan mengembangkan jasmani dan rohani anak didik ke arah yang

lebih baik agar menjadi menusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT

serta mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka

bumi sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

3. Peran dan Tugas Guru PAI

a. Peran Guru

Seorang guru dalam melaksanakan aktivitas keguruannya memiliki banyak

peran yang harus dilaksanakan. Diantaranya dalam kegiatan belajar mengajar

dimana seorang guru sangat memiliki pengaruh yang besar sekali terhadap

keberhasilan kegiatan belajar mengajar, agar tujuan pendidikan dapat terwujud

dengan baik.

Menurut Drs. M. Uzer Usman, peranan guru dalam kegiatan belajar

mengajar adalah “Terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan

yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan

perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuannya”.15

Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal. Yang

akan dikemukakan disini adalah peranan yang dianggap paling dominan dan

15Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),

Cet. Ke-26, h. 4

Page 26: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

16

diklasifikasikan sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai

berikut:

Menurut Moh. Uzer Usman, peran guru di bagi beberapa macam,

diantaranya:

1) Guru Sebagai Demonstrator (Pendidik)

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat

menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.16 Agar tercapainya apa yang

diinginkan guru agama itu tercapai, maka dari itu guru sendiri harus terus belajar

agar memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Peran guru sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya

mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi

agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.

Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana

lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik

ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan

rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Menurut Uzer Usman dalam bukunya Menjadi guru profesional, tujuan

umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas

untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang

biak. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa

dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang

16Ibid., h. 9

Page 27: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

17

memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk

memperoleh hasil yang diharapkan.17

Sebagai pengelola kelas guru bertanggung jawab memelihara lingkungan

fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan

untuk membimbing proses-proses intelektual dan sosial didalam kelas. Tanggung

jawab yang lain ialah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari

kearah self firected behavior.

Pengelola kelas yang baik ialah mengadakan kesempatan bagi siswa untuk

sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru sehingga mampu

membimbing kegiatannya sendiri dan tidak lupa pula menciptakan lingkungan

belajar yang baik serta serta dapat menggunakan fasilitas yang ada secara optimal

begitu pula dengan pemeliharaannya.

Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada

banyak faktor, antara lain guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas,

serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.

3) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan

demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang

bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses

pendidikan dan pengajaran di sekolah.18

Sadirman A. M. dalam bukunya yang berjudul Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar menjelaskan bahwa “Guru sebagai fasilitator, yaitu guru

memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Misalnya

dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang sedemikian rupa, serasi

17Ibid., h. 10 18Ibid., h. 11

Page 28: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

18

dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan

berlangsung secara efektif”.19

4) Guru Sebagai Evaluator

Di dalam Proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang

evaluator yang baik yaitu guru dapat mengetahui keberhasilan dan pencapaian

tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan

metode mengajar, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan

cukup efektif memberi hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. Guru

hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa

dari waktu-kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan

umpan balik (feedback) terhadap proses belajar mengajar.20

Guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian,

karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang di capai oleh siswa

setelah melaksanakan proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan

untuk memperoleh hasil yang optimal. Dan materi yang sudah disampaikan itu

sudah tepat sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan

potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara

optimal tanpa bantuan guru.

E. Mulyasa, dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” mengatakan

bahwa diantara tugas guru yang utama dalam pembelajaran adalah:

a. Guru Sebagai Pendidik

Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan

anak didik ke arah kedewasaannya baik secara jasmani maupun rohani. Oleh

karena itu, mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental

dan akhlak anak didik. Dibandingkan dengan pengertian “mengajar”, maka

pengertian “mendidik” lebih mendasar. Mendidik tidak sekedar transfer of

19Sadirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet. Ke-11, h. 145. 20Ibid., h. 11-12

Page 29: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

19

knowledge, tetapi juga transfer of values. Mendidik diartikan lebih

komprehensif, yakni usaha membina diri anak didik secara utuh, baik matra

kognitif, psikomotorik maupun efektif, agar tumbuh sebagai manusia-manusia

yang berpribadi.21

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi

bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus

memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab,

wibawa, mandiri dan disiplin.

Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta

memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berprilaku dan

berbuat sesuai dengan nilai norma tersebut. Guru juga harus bertanggung

jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam

kehidupan bermasyarakat.22

b. Guru Sebagai Pengajar

Sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas, membuat

keputusan secara rasional agar peserta didik memahami keterampilan yang

dituntut oleh pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, perlu dibina

hubungan yang positif antara guru dengan peserta didik. Hubungan ini

menyangkut bagaimana guru merasakan apa yang dirasakan peserta didiknya

dalam pembelajaran, serta bagaimana peserta didik merasakan apa yang

dirasakan gurunya. Sebaiknya guru mengetahui bagaimana peserta didik

memandangnya, karena hal tersebut sangat penting dalam pembelajaran, baik

di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini akan menjadi jelas jika secara hati-

hati menguji bagaimana guru merasakan apa yang dirasakan peserta didik

dalam pembelajaran (empati).23

c. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey),

yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas

21Sadirma, op.cit., h. 53 22E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.

Ke-11, h. 37 23Ibid., h. 40

Page 30: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

20

kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya

menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral,

dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru

harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, serta

menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta

didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta

didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan.

Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam

setiap perjalanan yang di rencanakan dan dilaksanakannya.24

d. Guru Sebagai Evaluator

Selain menilai hasil belajar peserta didik, guru harus pula menilai

dirinya sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun penilai program

pembelajaran. Oleh karena itu, dia harus memiliki pengetahuan yang memadai

tentang penilaian program sebagaimana memahami penilaian hasil belajar.

Sebagai perancang dan pelaksana program, dia memerlukan balikan tentang

efektivitas programnya agar bisa menentukan apakah program yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perlu diingat bahwa

penilaian bukan merupakan tujuan, melainkan alat untuk mencapai tujuan.

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, menjelaskan bahwa agar proses pengajaran

menjadi optimal, maka peran guru diantaranya, yaitu:

1) Guru Sebagai Sumber Belajar

Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi

pelajaran. Bisa kita menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari

penguasaan materi pelajaran.

2) Guru Sebagai Fasilitator

Peran guru sebagai fasilitator dituntut agar mempunyai kemampuan dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting,

kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menagkap

pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

24Ibid., h. 40-41

Page 31: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

21

3) Guru Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara

nyaman. Melalui pengelolaan kelas guru juga dapat menjaga kelas agar tetap

kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

4) Guru Sebagai Demonstrator

Peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan

kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan

memahami setiap pesan yang disampaikan.

5) Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing, yaitu guru harus dapat membimbing dan

mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa sesuai dengan tujuan yang

dicita-citakan.25

Sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran, ini berarti guru

dituntut untuk mampu memberikan bimbingan belajar kepada siswanya.

Tujuan bimbingan secara umum adalah membantu murid-murid agar

mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap murid

dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya.

Untuk jelasnya tujuan pelayanan bimbingan belajar dirinci sebagai berikut: a. Memberikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang

anak atau kelompok anak. b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran c. Memberikan informasi (sarana dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan

perpustakaan. d. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan belajar dalam bidang

studi tertentu.26

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu dapat dilihat dari

adanya perbedaan. Walaupun secara fisik mungkin memiliki kemiripan, tetapi

pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan

dan sebagainya. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai

25Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

PT. Kencana, 2006), Ed-1, Cet. Ke-5, h. 21-26. 26Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet.

Ke-1, h. 105.

Page 32: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

22

pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan potensi yang

dimilikinya sebagai bekal hidup mereka. Membimbing siswa agar dapat

mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga

dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh berkembang sebagai manusia ideal

yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.

6) Guru sebagai Motivator

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar

siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif

mengembangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu dengan cara:

a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai b. Membangkitkan minat siswa c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar d. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa e. Berikan penilaian f. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa g. Ciptakan persaingan dan kerja sama.27

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek

dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi

rendah bukan berarti oleh kemampuannya yang rendah, tetapi dikarenakan

tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk

mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian dapat dikatakan siswa

berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah

pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.

Sebagai motivator guru harus mampu menciptakan suasana yang

merangsang siswa untuk tetap bersemangat dalam melakukan kegiatan-

kegiatan sekolah dan dapat meningkatkan kecerdasan siswa.

Menurut E Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, mengemukakan bahwasanya: Guru sebagai motivator hendaknya guru bertanggung jawab mengarahkan pada yang baik, harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri (self

27Wina Sanjaya, op. cit., h. 29-30.

Page 33: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

23

dicipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan tiga hal sebagi berikut: a. Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk dirinya b. Membantu peserta didik meningkatkan standar prilakunya c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan

disiplin.28 7) Guru sebagai Evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau

informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Yang

mempunyai fungsi untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap

materi kurikulum, dan untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan

seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.29

Seorang guru hendaknya harus memiliki kemampuan dan terampil dalam

melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi

yang dicapai siswa setelah melaksanakan proses belajar, dan dengan penilaian

juga dapat memotivasi seorang guru untuk mengajar lebih maksimal.

b. Tugas Guru

Salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses pembelajaran di

kelas adalah guru. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik.

Sebagai pengajar guru merupakan peranan aktif (medium) antara peserta didik

dengan ilmu pengetahuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas dan

tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengajak orang lain

berbuat baik. Tugas tersebut identik dengan dakwah Islamiyah yang bertujuan

mengajak umat Islam untuk berbuat baik. Di dalam Al-Qur’an Al-Imran ayat 104

Allah SWT berfirman:

`3F9r N3YB pB& bqã�� �<) ���:# br�B'�r $r�èRQ$/ bqgZ�r `ã �3YJ9# 4

7´»9r&r Nd cqs=ÿJ9# ÇÊÉÍÈ

28 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2009), h. 192 29Ibid., h. 31-32

Page 34: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

24

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Al-Imran: 104)

Guru agama tidak hanya bertugas melaksanakan pendidikan Agama

dengan baik, akan tetapi guru agama juga harus bisa memperbaiki pendidikan

agama yang terlanjur salah diterima oleh anak didik, baik dalam keluarga, dan

pembinaan kembali terhadap pribadi yang baik.

Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya menerangkan bahwa tugas guru adalah:

a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang

b) Memberikan fasilitas pencapaian tujuan pengalaman belajar yang memadai c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan

penguasaan diri.30

Menurut Heri Jauhari Muhtar dalam bukunya “Fiqih Pendidikan”,

mengatakan bahwa secara umum tugas pendidik atau guru yaitu:

1) Mujaddid, yaitu sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun praktek, sesuai dengan syariat Islam

2) Mujtahid, yaitu sebagai pemikir yang ulung, dan 3) Mujahid, yaitu sebagai pejuang kebenaran.31

Sedangkan Uzer Usman menjelaskan beberapa tugas guru diantaranya:

a) Tugas Profesional

Tugas profesional yaitu tugas yang berkenaan dengan profesi tugas guru,

yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan

mengambangkan nilai-nilai hidup. Lebih lanjut ia menjelaskan mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengatahuan dan teknologi. Sedangkan

melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa, dalam hal

ini guru berprofesi untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka seorang

guru hendaknya memahami segala aspek pribadi anak didiknya, baik segi jasmani

30Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhunya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), Cet. Ke-5, h. 97. 31Heri Jauhari Muhtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.

Ke-1, h. 155.

Page 35: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

25

maupun segi rohani. Guru hendaknya menganal dan memahami tingkat

perkembangan anak didik.32

Di samping memahami siswa, guru juga harus mengenal dan memahami

dirinya, agar terhindar dari konflik yang berhubungan dengan tugasnya seperti

frustasi dan ketidakmampuan menyesuaikan dirinya, sehingga ia dapat memahami

dan membantu siswa dengan sebaik-baiknya.

a) Tugas kemanusiaan

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia

menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat

menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam

penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak

akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para

siswa enggan menghadapi guru yang tidak menarik (rapih).

b) Tugas kemasyarakatan

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di

lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban untuk

mencerdaskan kemajuan masyarakat dan bangsa ini, dengan kata lain bahwa guru

berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.33

Abu Ahmad, menjelaskan bahwa tugas profesional guru agama adalah

sebagai berikut:

1. Guru harus dapat menetapkan dan merumuskan tujuan instruksional dan target yang hendak di capai.

2. Guru agama harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai metode menggunakan dalam situasi yang sesuai.

3. Guru agama harus dapat memilih bahan dan mempergunakan alat-alat pembantu dan menciptakan kegiatan yang dilakukan anak didik dalam pengalaman kaifiyah pelajaran agama tersebut.

32Uzer Usman, op. cit., h. 6 33Ibid., h. 7

Page 36: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

26

4. Guru agama harus dapat menetapkan cara-cara penilaian setiap hasil sesuai dengan target dan situasi yang khusus. Adapun yang dinilai adalah apa yang dilakukan anak didik setelah menerima pelajaran agama.34

Pada dasarnya tugas pokok guru ada dua, yaitu mendidik dan mengajar

siswa di sekolah, tetapi untuk menciptakan pengajaran dan pendidikan yang lebih

baik, seorang guru dituntut untuk profesional dalam tugasnya seperti menciptakan

suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis serta

member teladan yang baik kepada siswa maupun masyarakat disekitarnya dan

sebagainya.

4. Syarat dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam

Syarat utama menjadi guru agama, selain ijazah dan syarat-syarat yang

lain mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk

dapat memberikan pendidikan dan pengajaran.

Bagi guru agama, disamping harus memiliki syarat-syarat tersebut, masih

harus ditambah dengan syarat-syarat yang lain, yang oleh Direktorat Pendidikan

Agama telah ditetapkan sebagai berikut:

a. Setiap pendidik harus memiliki sifat rabbani b. Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan penuh rasa

sabar c. Seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang

dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya d. Seorang pendidik harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas e. Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode

pengajaran yang variatif serta sesuai dengan materi pelajaran f. Seorang pendidik harus mampu bersikap tegas dan melakukan sesuatu

sesuai proporsinya sehingga ia akan mampu mengontrol dan menguasai siswa

g. Seorang pendidik harus mampu memahami psikologi anak, psikologi perkambangan, dan psikologi pendidikan

h. Seorang pendidik harus peka terhadap fenomena kehidupan yang sedang berkembang

i. Seorang pendidik harus memiliki sifat adil terhadap seluruh anak didiknya.35

34Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Amrico, 1986), h. 100 35Ibid., h. 169

Page 37: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

27

Persyaratan tersebut bahwa seorang guru agama yang diharapkan adalah

mereka yang mempunyai pengetahuan luas serta dapat mengamalkannya, yang

nampak dalam tingkah laku sehari-hari, misalnya adil, penyabar, pemaaf, bersih

jasmani dan rohaninya serta ikhlas dalam menjalankan tugasnya.

Guru agama yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa seorang guru

agama itu tidak cukup hanya seorang yang berilmu pengetahuan agama saja, akan

tetapi harus mengamalkannya melalui iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta

bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik dan benar. Sebab guru agama

adalah cerminan figur Rasulullah SAW bagi umat Islam yang harus diteladani

seluruh tingkah lakunya. Dalam menjalani tugasnya mengajar, mendidik serta

membimbing anak didiknya yang berbeda satu sama lainnya, seorang guru agama

perlu membekali dirinya dengan ilmu-ilmu lain, misalnya ilmu psikologi

pendidikan, bimbingan konseling dan sebagainya.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak

didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada setiap diri anak

didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi

sampah masyarakat.

Tanggung jawab guru adalah untuk memberikan sejumlah norma kebaikan

kepada anak didiknya agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila, mana

perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak mesti harus guru

berikan ketika di kelas, di luar kelas pun sebaiknya guru contohkan melalui sikap,

tingkah laku, dan perbuatan. Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan

perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah laku dan perbuatan.36

Djamarah merinci lagi bahwa tanggung jawab pendidik adalah sebagai

berikut:

a. Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, koreksi yang dilakukan bersifat menyeluruh dari efektif sampai ke psikomotor.

b. Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator/ilham bagi kemajuan belajar siswa/mahasiswa, petunjuk bagaimana belajar yang baik, dan mengatasi permasalahan lainnya.

36Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 31

Page 38: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

28

c. Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar).

e. Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar.

f. Inisiator, yaitu pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

g. Fasilitator, yaitu pendidik dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan memudahkan kegiatan belajar.

h. Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.

i. Demonstrator, yaitu jika diperlukan pendidik bisa mendemontrasikan bahan pelajaran yang susah dipahami.

j. Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif.

k. Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif.

l. Supervisor, yaitu pendidik hendaknya dapat memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran, dan

m. Evaluator, yaitu pendidik dituntut menjadi evaluator yang baik dan jujur.37 Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan

perbuatan dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan demikian,

tugas dan tanggung jawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi

orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang

akan datang.38

Keutamaan profesi guru dalam agama Islam sangatlah besar sehingga

Allah SWT menjadikannya sebagai tugas yang diemban Rasulullah SAW,

sebagaimana diisyaratkan dalam Firman-Nya surat Ali Imran ayat 164:

�)9 `B !# �?ã ûüZBsJ9# �) ]è/ Nk�ù wq�� `B Mg¡ÿR& #q=G� Nk�=æ ¾mG»�#ä

Nk�2��r NgJ=è�r =»G39# pJ6t:#r b)r #qR%. `B @6% �"9 @»=Ê ûü7B ÇÊÏÍÈ

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya

37A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. Ke-1, h. 67.

38 Bahri Djamarah, op. cit., h. 36

Page 39: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

29

sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S Ali Imran: 164)

Dalam pembentukan kepribadian anak didiknya di sini guru agama

mempunyai pengaruh yang sangat besar, sebagai figur bagi anak didiknya, baik

apa yang dilakukan, diucapkan, maupun tindakannya.

Dalam hal ini Abdurrahman An-Nahlawi menyatakan bahwa tanggung

jawab dan tugas seorang guru agama diantaranya:

a. Fungsi penyucian, artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih diri,

pemeliharaan diri, pengembangan, serta pemeliharaan fitrah manusia.

b. Fungsi pengajaran, artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai ilmu

pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada umat manusia agar mereka

menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.39

Mengingat lingkup pekerjaan guru, seperti yang telah dilukiskan di atas,

maka tugas guru itu meliputi: Pertama, guru sebagai pengajar. Kedua, guru

sebagai pembimbing. Ketiga sebagai pemegang administrasi atau guru sebagai

“Pemimpin” (Manajer Kelas).40 Ketiga, tugas itu dilaksanakan sejalan secara

seimbang dan serasi, tidak boleh ada satupun yang terabaikan, karena semuanya

fungsional dan saling terkait dalam menuju keberhasilan pendidikan sebagai suatu

keseluruhan yang tidak dapat terpisahkan.

B. Pengertian Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan bahasa Arab

disebut al-dzaka. Menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan

kesempurnaan sesuatu dalam arti, kemampuan (al-qudrah) dalam memahami

sesuatu sacara tepat dan sempurna. 41 Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang

secara harfiah berarti sempurna perkembangan akal budinya, pandai dan tajam

39Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 170 40Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), Cet. Ke-2, h. 265 41Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Edisi revisi Cet. Ke-7,

h. 96.

Page 40: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

30

pikirannya. Selain itu cerdas dapat pula berarti sempurna pertumbuhan tubuhnya

seperti sehat dan kuat fisiknya.42 Jadi, kecerdasan merupakan kemampuan

tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, kecerdasan

ini diperoleh manusia sejak lahir, dan sejak itulah potensi kecerdasan ini mulai

berfungsi mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan individu.

Kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau

keterangan. Seseorang menunjukkan kecerdasannya ketika ia bertindak atau

berbuat dalam suatu situasi secara cerdas atau bodoh, kecerdasan seseorang dapat

dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.43

Beberapa para ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya:

Suharsono menyebutkan bahwa “kecerdasan adalah kemampuan untuk

memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif lebih cepat dibandingkan

dengan usia biologisnya.”44

David Wechsler, seorang penguji kecerdasan. Menurutnya, kecerdasan

adalah; “Kemampuan sempurna (komprehensif) seseorang untuk berprilaku

terarah, berpikir logis, dan berinteraksi secara baik dengan lingkungannya”.45

Berdasarkan hasil penelitiannya, J.P. Chaplin merumuskan tiga definisi

kecerdasan, yaitu:

1) Kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara

cepat dan efektif.

2) Kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, yang meliputi empat

unsur, seperti memahami, berpendapat, mengontrol dan mengkritik.

3) Kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali.46

Pada mulanya, para ahli beranggapan bahwa kecerdasan hanya berkaitan

dengan kemampuan struktur akal (intellect) dalam menangkap gejala sesuatu,

42WJ.S. Poerwadarminta, op.cit., h. 211 43M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), Cet. Ke-4,

h. 115. 44Suharsono, Mencerdaskan Anak (Depok, Inisiasi Press, 2003), h. 43. 45 Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, Terj. Dari Adz-Dzaka’

Al-Athifi wa Ash-Shihhah Al-Athifiyah oleh Muhammad Muchson Anasy, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), Cet. Ke-4, h. 13.

46J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono, Judul asli, Dictionary of Psychology (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 253.

Page 41: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

31

sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek-aspek kognitif (al-majal al-

ma’rifi). Namun pada perkembangan selanjutnya, didasari bahwa kehidupan

manusia bukan semata-mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur

kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek

afektif (al-majal al-infi’ali) seperti kehidupan emosional, moral, spiritual dan

agama.47 Karena itu, jenis-jenis kecerdasan pada diri seseorang sangat baragam

seiring dengan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya.

Di dalam diri setiap individu manusia terdapat struktur nafsani

(pshychophysic) yang secara intern menumbuhkan suatu kecerdasan. Jusuf

Mudzakir dalam Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, menerangkan ada 3 macam

jenis kecerdasan, yaitu:

1) Kecerdasan Kalbu yang terdiri dari : Intelektual/intuitif (ilham, ilmu laduni,

dan firasat), Emosional (tenang, tanggap, sabar), Moral (santun, bijak, tidak

angkuh atau sombong), Spiritual (toleransi, inklusif, tidak fanatik).

ûï%!# #r�9¹ �?ãr Og/� bq=2qG� ÇÍËÈ

(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal. (QS. An-Nahl: 42)

2) Kecerdasan Akal/intelektual yang terdiri dari: berfikir, memahami,

memperhatikan, melihat dengan seksama, mengambil perumpamaan,

interpretasi, merenung, menganalogi, menalar, mengingat, menghitung,

mempersepsi, memprediksi, memecahkan masalah secara rasional.

�=?r… @»VB{# $k5�ØR ¨$Z=9 Og=è9 cr�3ÿG� ÇËÊÈ

Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS. Al-Hasyr: 21)

3) Kecerdasan Nafsu yang meliputi: Syahwat (memiliki kecerdasan dalam

berhasrat yang apabila mencapai puncaknya mampu mengendalikan hawa

47Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-1, h. 318-319.

Page 42: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

32

nafsu), Ghadhab (memiliki kecerdasan berdaya atau kemampuan yang apabila

mencapai puncaknya mencapai keberanian).48

$Br ��/& Ó¤ÿR 4 b) §ÿZ9# o�$B{ äq¡9$/ w) $B Om� �1� 4 b) �1� �qÿî

Lìm� ÇÎÌÈ

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf: 53)

Howard Gardner, Profesor dari Harvard University yang dikutip oleh KH.

Toto Tasmara memperkenalkan delapan kecerdasan. Kecerdasan ini terdiri dari:

1) Linguistic Intelligence, kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan menangkap kata-kata dan kemampuan menyusun kalimat.

2) Logical-Mathematical Intelligence, kemampuan menghitung aritmatika dan berfikir logis, analitis sampai pada system berfikir yang rumit.

3) Musical Intelligence, kemampuan memahami nada music, komposisi. 4) Spacial Intelligence, kemampuan untuk melihat sesuai dalam perspektif (think

in picture), mampu mempersepsi lingkungan. 5) Bodily Kinestic Intelligence, kemampuan memahami jasmani. 6) Interpersonal Intelligence, kemampuan memahami orang lain. 7) Intrapersonal Intelligence, kemampuan memahami emosinya sendiri. 8) Naturalist Intelligence, kemampuan mengenal benda di sekitar.49

Kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner ini dikenal juga sebagai

keragaman kecerdasan (multiple intelligence). Pembagian kecerdasan oleh

Gardner ini telah membuka paradigma baru dari sebuah kata kecerdasan. Karena

berdasarkan pembagian-pembagian kecerdasan menurutnya, ternyata cerdas

bukan semata dapat memiliki skor tinggi sewaktu ujian namun cerdas itu

beranekaragam.

Pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa kecerdasan merupakan

kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan dan

melakukan tindakan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai guna bagi

masyarakat.

48Ibid. 49Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Trancendental Intelligence), (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001), cet. Ke-1, h. 48.

Page 43: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

33

2. Pengertian Emosi

Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti

“menggerakkan, bergerak” ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak

menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak

dalam emosi yang berarti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa

kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.50 Dalam makna

paling harfiah, Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai “setiap

kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang

hebat atau meluap-luap”. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada “suatu

perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak”.51

Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu:

a) Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

b) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

c) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri, sebagai patalogi, fobia dan panic.

d) Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.

e) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih sayang.

f) Terkejut: terkesiap, terkejut, takjub, terpana. g) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. h) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur

lebur.52 Emosi adalah pengalaman yang sangat kompleks. Masing-masing pakar

memberikan definisi emosi yang berbeda. Istilah yang makna tepatnya masih

50Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. 11, h. 7. 51Ibid., h. 411. 52Ibid..

Page 44: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

34

membingungkan baik para ahli psikologi maupun ahli filsafat selama lebih dari

satu abad.53

Beberapa para ahli mencoba merumuskan definisi emosi diantaranya:

Salovey dan Mayers mendefinisikan emosi sebagai respon terorganisasi,

termasuk sistem fisiologis, yang melewati berbagai batas sub-sistem psikologis,

misalnya kognisi, motivasi, dan pengalaman. Pengertian ini memberitahukan

bahwa emosi merupakan respon atas stimulus yang diperoleh dari lingkungan

sekitar yang terorganisasi dengan baik yang melewati sub-sistem psikologis.

Emosi mempunyai peran dalam peningkatan proses kontruksi pikiran dalam

berbagai bentuk pengalaman kehidupan manusia.

Menurut Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd, dalam buku Psikologi

Perkembangan Anak dan Remaja, emosi itu merupakan warna afektif yang

menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Yang dimaksud warna afektif ini

adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat seseorang menghadapi

suatu situasi tertentu. Contohnya, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, dan

sebagainya.54

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai

berikut: Pertama, lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa psikologis lainnya,

seperti pengamatan dan berfikir. Kedua, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan

Ketiga, banyak berkaitan dengan peristiwa pengenalan panca indra.55

Perjalanan hidup kita sehari-hari, kita kadang tidak dapat membedakan

antara perasaan dan emosi, karena keduanya merupakan kelangsungan kualitatif

yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, warna efektif dapat dikatakan

perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Oleh karena itu, emosi adalah

setiap keadaan diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada

tingkat yang lemah maupun pada tingkat yang kuat. Warna efektif merupakan

53Ibid. 54Syamsu Yusuf LN, M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT

Remaja Karya, 2010), Cet. Ke-11, h. 115 55 Ibid., 116

Page 45: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

35

perasaan yang berbeda-beda, baik perasaan senang maupun perasaan tidak

senang.56

Sebagian orang menganggap bahwa perasaan dan emosi adalah sama,

namun anggapan itu salah. Menurut M. Alisuf Sabri dalam bukunya

mengungkapkan bahwa antara perasaan dan emosi adalah berbeda. Pada perasaan

terdapat kesediaan kontak dengan situasi luar (baik positif maupun negatif),

sedangkan pada emosi kontak itu seolah-olah menjadi retak atau terputus

(misalnya terkejut, ketakutan, mengantuk, dan sebagainya).57

Menurut beberapa pendapat di atas, maka emosi merupakan suatu respon

atas rangsangan yang diberikan baik dari lingkungan maupun dari dalam diri

individu sendiri, sehingga individu dapat menentukan pilihan dalam hidup yang

menentukan kehidupannya. Atau dengan kata lain emosi adalah suatu perasaan

(efek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap

stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

3. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali

oleh John Mayer dari Universitas New Hampshire dan Peter Salovey dari

Universitas Harvard pada tahun 1990. Istilah tersebut kemudian dipopulerkan oleh

Daniel Goleman dalam karya monumentalnya Emotional Intelligence: Why It Can

Matter More Than IQ (1995). Istilah kecerdasan emosional yang dikemukakan

Peter Salovey dan John Mayer adalah untuk menerangkan kualitas-kualitas

emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan, diantaranya adalah: empati,

mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian,

kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antara

pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat.58

56Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), h. 104 57 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 2001), h. 74 58 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. Ke-4, h. 5.

Page 46: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

36

Pakar psikologi Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf mengatakan bahwa:

Emotional Intelligence is the ability to sense, understand, and effectively apply the

power and acumen of emotions as a source of human energy, information,

connection, and influence.” (Kecerdasan Emosional adalah kemampuan

merasakan, memahami, dan secara efektif mengaplikasikan kekuatan serta

kecerdasan emosi sebagai sebuah sumber energy manusia, informasi, hubungan,

dan pengaruh). Kecerdasan emosional menuntut pemilikkan perasaan untuk

belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta

menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam

kehidupan sehari-hari.59

Pengertian yang diungkapkan oleh Nana Syaodah mengatakan kecerdasan

emosional adalah kemampuan mengendalikan diri (mengendalikan emosi),

memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah

menyerah atau putus asa, mampu mengendalikan dan mengatasi stess, mampu

menerima kenyataan, dapat merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan.60

Menurut Daniel Goleman, mengatakan bahwa kecerdasan emosional

mengandung beberapa pengertian. Pertama, kecerdasan emosional tidak hanya

berarti sikap ramah. Pada saat-saat tertentu yang diperlukan mungkin bukan sikap

ramah, melainkan misalnya sikap tegas yang barangkali memang tidak

menyenangkan, tetapi mengungkapkan kebenaran yang selama ini dihindari.

Kedua, kecerdasan emosional bukan berarti memberikan kebebasan kepada

perasaan untuk berkuasa memanjakan perasaan, melainkan mengelola perasaan

sedemikian rupa sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang

memungkinkan orang bekerja sama dengan lancar menuju sasaran bersama.61

Kecerdasan emosional lebih lanjut dapat diartikan kepiawaian,

kepandaian, dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri dalam

59 Robert K Cooper, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi Ter,

Alex Tri Kantjo Widodo, Emotional Intelligence in Leadership and Organizations, (Jakarta: Gramedia, 2002), Cet. Ke-5, h. xv

60 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-1, h. 97.

61Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), cet. Ke-3, h. 9

Page 47: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

37

berhubungan dengan orang lain yang berada disekelilingnya dengan

menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya, seperti inisiatif dan

empati, adaptasi, komunikasi, kerjasama, dan kemampuan persuasi yang secara

keseluruhan telah mempribadi pada diri seseorang.62

Jeanne Segal mengemukakan kecerdasan emosional merupakan suatu

kemampuan yang menggambarkan kecerdasan hati, membuat seseorang berhasil

dalam kehidupannya, berkaitan dengan hubungan pribadi dan antar pribadi,

bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan

kemampuan untuk mengenali diri (menyadari keadaan diri, mengendalikan diri

yang spontan, dan membangkitkan motivasi dalam diri) serta memahami gejolak

perasaan orang lain (lewat sikap empatik dan kecakapan bergaul).63

Gardner juga dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind mengatakan

bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolotik yang penting untuk

meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spectrum kecerdasan yang lebar

dengan tujuan varietas utama yaitu naturalistic, linguistic, matematika/logika,

spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini

dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman

disebut sebagai kecerdasan emosional.64

Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antarapribadi itu mencakup

“kemampuan untuk membedakan dan menaggapi dengan tepat, suasana hati,

tempramen, motivasi, dan hasrat orang lain”. Dalam kecerdasan antarpribadi yang

merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan “akses menuju

perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-

perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”.

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey

memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan

sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu.

Menurutnya kecerdasan emosional adalah “kemampuan seseorang untuk

mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

62Ibid. 63 Jeanne Segal, Melejitkan Kepekaan Emosional (Bandung: Kaifa, 2002), h. 27 64Goleman, op. cit., h. 50-53.

Page 48: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

38

orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama)

dengan orang lain”.65

Pada tahap awal, IQ dianggap sebagai satu-satunya kecerdasan yang

dimiliki manusia yang akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar,

padahal kualitas hasil belajar tidak sepenuhnya ditentukan oleh faktor inteligensi.

Dalam kaitan ini kedudukan inteligensi memang mempunyai kedudukan yang

strategis sebagai motor mental yang akan menggerakkan proses atau aktifitas

potensi-potensi mental dalam berfikir atau memecahkan masalahnya, tetapi dalam

proses mental tersebut masih perlu ditunjang oleh faktor-faktor lainnya.

Pada tahap selanjutnya seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang neorologi dikemukakan satu

kecerdasan manusia yang cara kerjanya berbeda dengan model Kecerdasan

Intelektual (Intelligence Quotient), yaitu Kecerdasan Emosi. Kecerdasan Emosi

(Emotional Quotient) seperti: diungkap oleh Danah Zohar dan Ian Marshall,

membantu kita menciptakan asosiasi antar hal, misalnya antara lapar dan nasi,

antara rumah dan kenyamanan, antara warna dan emosi atau bahaya.66

Howard Gardner dalam penelitiannya yang dikutip oleh Daniel Goleman,

“Cracking Open the IQ Box, The American Perspective” (Winter, 1996),

menunjukkan bahwa staus akhir seseorang dalam masyarakat pada umumnya

ditentukan oleh faktor-faktor bukan IQ, melainkan oleh kelas sosial hingga nasib

baik. Setinggi-tingginya, IQ menyumbang 20 persen bagi faktor-faktor yang

menentukan sukses dalam hidup, maka yang 80 persen diisi oleh kekuatan-

kekuatan lain.67

Kata-kata “kekuatan-kekuatan lain” inilah yang disebut oleh Daniel

Goleman sebagai kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk memotivasi diri

sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak

melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban

65Ibid., h. 57 66Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, edisi Indonesia, (Bandung: Mizan, 2001), h. 44.

67Goleman, op. cit., h. 44.

Page 49: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

39

strees tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdo’a.68

Seseorang dikatakan cerdas secara emosional apabila memiliki kemampuan dalam

mengendalikan diri dan selaraskan setiap gejolak emosi dalam diri, serta

kemampuan untuk berinteraksi dengan baik dalam lingkungannya.

Quantum Learning, sebuah model pembelajaran paling mutakhir,

mendasarkan metodenya pada pengolahan emosi yang menempati peran

menentukan. Dalam proses belajar, kecerdasan emosi akan menimbulkan emosi

positif, yang membuat otak lebih efektif. Emosi yang positif mendorong ke arah

kekuatan otak, yang mengarah kepada keberhasilan, yang mengarah kepada emosi

yang positif, sebuah siklus aktif yang mengangkat diri lebih tinggi dan lebih tinggi

lagi.

Kecerdasan emosional merupakan hasil kerja dari otak kanan, sedang

kecerdasan intelektual merupakan hasil kerja otak kiri. Menurut De Porter dan

Hernacki, otak kanan manusia memiliki cara kerja yang acak, tidak teratur, intuitif

dan holistic, sedangkan otak kiri memiliki cara kerja yang logis, sekuensial,

rasional dan linier.69

Melalui beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kecerdasan

emosional dapat teraktualisasikan saat seseorang memiliki kontrol emosi diri yang

stabil dan kecakapan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi yang

dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal

emosi diri, dapat mengatur emosi dan mengelola emosi, mempunyai motivasi

dalam diri serta memiliki kecakapan sosial yang meliputi empati dan keterampilan

sosial yang tinggi.

4. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

Berikut ini aspek Kecerdasan Emosional menurut Dr. Makmun Mubayidh

dalam bukunya “Kecerdasan dan Kesehatan Emosional anak” adalah sebagai

berikut:

68Ibid., h. 45. 69Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman

dan Menyenangkan, Terj. Alawiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 1999), h. 39.

Page 50: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

40

a. EQ terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut: 1) Mengenali diri sendiri

a. Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi b. Melihat secara realistis dan optimis c. Mengenali emosi pribadi

2) Menghormati diri sendiri a. Merasa aman, baik secara fisik maupun emosi b. Merasakan adanya tujuan yang jelas dalam hidup merasa dianggap

sebagai bagian orang lain c. Merasa dianggap sebagai bagian orang lain d. Merasa memiliki kemampuan dan peluang e. Merasa istimewa dan unggul

3) Menyikapi emosi diri a. Mampu memperkecil perasaan gelisah yang kadang terjadi pada jiwa b. Mampu mengendalikan emosi c. Mampu menghadapi kegagalan d. Mampu melawan kecerobohan e. Melejitkan potensi diri f. Optimis g. Konsisten h. Giat bekerja i. Mempunyai cita-cita j. Mengendalikan kegelisahan dengan cara yang baik k. Mampu mengikuti tujuan tertentu l. Mampu tersenyum dan mengembirakan hati dan perasaan m. Gembira terasa terarah dan tenang n. Konsentrasi dan perhatian o. Fleksibel

b. EQ terhadap orang lain 1) Empati pada orang lain

a. Suka menolong orang lain b. Tidak egois c. Membaca pesan orang lain, baik yang diutarakan langsung dengan

kata-kata maupun tidak. d. Mengenali perasaan dan emosi orang lain e. Mengetahui kebutuhan orang lain f. Mampu menjalin hubungan yang tepat dengan orang lain g. Mampu memahami sudut pandangan dan sikap orang lain

2) Interaksi dengan orang lain a. Mampu mendengar orang lain secara efektif b. Mampu tertawa dan memperlihatkan keriangan c. Mampu memecahkan masalah tertentu d. Mampu bekerja dalam kelompok atau tim e. Mampu menyakinkan dan mempengaruhi orang lain f. Mampu membaca sikap dan keadaan sosial g. Mampu meringankan beban dan penderitaan orang lain

Page 51: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

41

h. Mampu memulai memberikan salam dan penghormatan i. Mampu menahan beban dan penderitaan orang lain j. Mampu bersikap tegas dank eras tanpa memperlihatkan sikap marah

dan negatif.70

Goleman mengutip Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner

dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan

memperluas kemampuan tersebut menjadi lima wilayah utama, yaitu:71

a) Mengenali Emosi Diri

Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi

merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan

dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan

pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang

sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang

memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang andal bagi

kehidupan mereka, karena mempunyai kepekaan lebih tinggi akan perasaan

mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah

pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan apa

yang akan diambil.

Al-Qur’an juga mendorong manusia untuk memahami perasaan dan emosi

kita. Sebagaimana Allah SWT berfirman: surat Yusuf ayat 33.

A$% >� `f¡9# =m& �<) $JB Ó_Rqã�� m�9) ( w)r $�Ç? Ó_ã `d��. =¹&

`k�9) `.&r `B ûü=g»g:# ÇÌÌÈ

Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh. (QS. Yusuf: 33).

70Makmun Mubayidh, op. cit., h. 22-24 71Goleman, op. cit,. h. 58-59

Page 52: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

42

b) Mengelola Emosi

Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah

kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan mengelola emosi

yaitu kemampuan menangani perasaan diri sendiri agar dapat terungkap secara

tepat dan wajar. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini

akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang

pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan

kejatuhan dalam kehidupan. Intisari dari kemampuan mengelola emosi ini adalah

kemampuan menenangkan diri dan mengekspresikan emosinya dengan tepat.

Al-Qur’an juga menjelaskan bagaimana manusia beradaptasi dengan

emosinya, serta bagaimana merubah perasaan mereka. Allah SWT berfirman:

surat Al-Hadid ayat 23

x�39 #q�'? �?ã $B N3?$ù wr #qm�ÿ? $J/ N69?#ä 3 !#r w =t� @. A$F�C

�q�ù ÇËÌÈ

(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (QS. Al-Hadid: 23)

Menurut Sigmund Freud, belajar mengendalikan emosi merupakan tanda

perkembangan kepribadian yang menentukan apakah seseorang sudah beradab.72

ûüJà»69#r… á�ó9# ûüù$è9#r `ã ¨$Y9# 3 !#r =t� úüZ¡sJ9# ÇÊÌÍÈ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Imran: 134) c) Memotivasi Diri Sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat

penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan

menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional menahan diri

terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan

72E. Shapiro, op. cit., h. 291

Page 53: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

43

keberhasilan dalam berbagai bidang. Dan, mampu menyesuaikan diri dalam

“flow” memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang.

Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan

efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

Seorang anak yang sukses dalam hidupnya adalah anak yang memiliki

motivasi positif, kendali diri, serta memiliki harapan dalam hidup. Motivasi yang

mengaktifkan dan membangkitkan perilaku yang tertuju pada pemenuhan

kebutuhan. Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organism yang

mendorong perilaku ke arah tujuan.73

@% ��$7è»� ûï%!# #qù� & �?ã Ng¡ÿR& w #qÜZ)? `B pHq� !# 4 b) !# �ÿó�

>qR%!# $è�Hd 4 ¼mR) qd �qÿó9# Lìm�9# ÇÎÌÈ

Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53) d) Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.

Menurut Goleman, kemampuan seseorang untuk mengenali perasaan orang lain

atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki

kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki

orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka

terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Orang-orang seperti ini cocok untuk pekerjaan-pekerjaan keperawatan, mengajar,

penjualan, dan manajemen.

#qRr$è?r �?ã �99# �q)G9#r ( wr #qRr$è? �?ã OO}# bºr�è9#r 4 #q)?#r !# ( b) !#

���© >$)è9# ÇËÈ

73 Zikri Neni Iska, op. cit., h. 41

Page 54: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

44

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maaidah: 2)

e) Membina Hubungan

Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan

mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang

popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi. Orang-orang yang

hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang

apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain; mereka

adalah bintang-bintang pergaulan. Orang yang berhasil dalam pergaulan karena

mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain, populer dalam

lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan.

P%n�{#r… 4 b) !# b%. N3�=æ $6�%� ÇÊÈ

Dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah SWT selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An—Nisaa: 1)

Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wilayah kecerdasan

emosional meliputi kemampuan dalam mengenali emosi diri, mengerti apa yang

sedang dialaminya dan dampak yang akan ditimbulkan. Kemampuan untuk

mengelola dan mengekspresikan emosi diri, mengelola emosi bukan berarti

menjauhi perasaan tidak menyenangkan untuk selalu bahagia, tetapi kemampuan

untuk tidak membiarkan perasaan sedih berlangsung tak terkendali. Kemampuan

untuk memotivasi diri dalam melakukan sesuatu, menunjukkan keuletan dan rasa

tanggung jawab. Selanjutnya kemampuan mengenali emosi orang lain dan

membina hubungan dengan orang lain, kemampuan untuk melakukan hubungan

sosial sangat bergantung pada kematangan dua keterampilan emosi lainnya, yaitu

kemampuan mengelola emosi diri dan kemampuan memahami perasaan orang

lain.

Page 55: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

45

5. Pengembangan Kecerdasan Emosional

Guru menempati posisi yang sangat penting dalam meningkatkan EQ

murid-muridnya. Langkah pertama yang harus dilakukannya adalah

“meningkatkan EQ-nya sendiri, dan dalam waktu yang sama berusaha

meningkatkan EQ murid-muridnya”.74 Baik guru maupun murid dapat

memanfaatkan proses pembelajaran guna meningkatkan EQ mereka. Dengan

demikian proses pembelajaran akan sangat menyenangkan karena dibangun di

atas sikap saling menghargai dan menjawab kebutuhan masing-masing.

Perlu diingat bagi guru bahwa setiap murid mempunyai karakter emosi

yang berbeda- beda sehingga perlakuan seorang guru terhadap setiap murid pun

haruslah sesuai dengan karakter emosi perasaannya.

Langkah kedua yang harus dilakukan untuk mengembangan kecerdasan

emosional pada anak adalah dengan “mengajarinya bagaimana mengenali

perasaan khususnya, dan dengan mengembangkan kecakapan bahasanya agar

dapat mengekspresikan emosi-emosi yang dialaminya”.75

Secara lebih rinci maka yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam

mengembangkan emosi murid adalah dengan “Pelatihan Emosi”, dimana oleh

Daniel Goleman anak-anak yang mendapatkan pelatihan emosi ini disebut “orang-

orang yang memiliki kecerdasan emosional”.

Kemampuan-kemampuan ini mencakup kemampuan mengatur keadaan

emosional mereka sendiri. Anak-anak itu lebih terampil dalam menenangkan diri

mereka sendiri bila mereka marah. Mereka mampu menenangkan jantung mereka

dengan lebih cepat. Unjuk kerja unggul dalam bagian fisiologi mereka yang

terlibat dalam menenangkan diri mereka sendiri menyebabkan mereka jarang

menderita penyakit menular. Mereka lebih terampil dalam memusatkan perhatian.

Mereka lebih terampil dalam memusatkan perhatian. Mereka lebih cakap dalam

memahami orang lain. Pendek kata, mereka telah mengembangkan sejenis “IQ”

yang menyangkut orang maupun dunia perasaan, atau kecerdasan emosional.76

74 Makmun Mubayidh, op.cit., h. 125 75Ibid., h. 111 76John Gottman, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional

(terjemahan), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. xvii.

Page 56: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

46

Sehingga dalam hal ini sekolah yang ideal adalah sekolah yang berupaya

mengembangkan secara berimbang kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan

intelektual (IQ).

6. Kecerdasan Emosional dalam Pendidikan Islam

Kecerdasan emosional sebagaimana yang dijelaskan oleh Goleman adalah

kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan

memotivasi diri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri

dan dalam hubungan dengan orang lain.77 Individu dikatakan cerdas secara

emosional apabila memiliki kemampuan dalam mengendalikan dan selaraskan

setiap gejolak emosi dalam diri, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan baik

dalam lingkungannya.

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa emosional merupakan

perasaan yang dimiliki oleh manusia. Setiap manusia memiliki perasaan untuk

menimbang sebuah keputusan yang berat disamping akal sehat. Dengan

pertimbangan-pertimbangan emosional manusia dapat menjadi lebih bijak dalam

mengarungi kehidupan ini. Dan yang membedakan bahwa manusia memiliki

kecerdasan emosional atau tidak adalah dengan kualitas-kualitas yang terdapat di

dalam kecerdasan emosional tersebut.

John Mayer menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampak

penting bagi keberhasilan, kualitas-kualitas tersebut antara lain:

a. Empati b. Mengungkapkan dan memahami perasaan c. Mengendalikan amarah d. Kemandirian e. Kemampuan menyesuaikan diri f. Disukai g. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi h. Ketekunan i. Kesetiakawanan78 j. Keramahan, dan k. Sikap hormat.

77Goleman, op. cit., h. 42 78E. Shapiro, op. cit., h. 5.

Page 57: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

47

Kesembilan kualitas yang dirincikan oleh John tersebut pada dasarnya

merupakan bentuk dari kepribadian-kepribadian dalam diri individu. Adapun

keramahan serta sikap hormat merupakan dua manifestasi kepribadian ketimuran

yang sarat dengan nilai-nilai. Keramahan adalah salah satu sikap mental seseorang

yang baik dalam berinteraksi dan sikap hormat adalah bentuk kepribadian yang

menjunjung tinggi nilai-nilai hierarki sosiologis.79 Dengan demikian maka

manifestasi dari kecerdasan emosional ternampakkan melalui pola tingkah laku

individu dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks Islam, pada hakikatnya manusia memiliki kecerdasan yang

sama, bakat yang sama, dan talenta yang sama pula ketika baru lahir. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

!#r N3_�z& `B bqÜ/ N3F»gB& w cqJ=è? $«�© @è_r N39 ìJ¡9#

�»Á/{#r o�«ù{#r   N3=è9 cr�3±? ÇÐÑÈ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Ayat tersebut Allah SWT menegaskan bahwa manusia ketika datang dan

berkenalan dengan dunia ini ia tidak mengetahui apa-apa, namun manusia dibekali

dengan sama’, abshar dan af’idah untuk dipergunakan dalam mengarungi

derasnya laju perkembangan zaman dimuka bumi ini. Manusia membutuhkan akal

fikiran sebagai penetralisir dari budaya yang pada akhirnya akan membentuk pola

kepribadian. Hal ini sebagimana dikatakan oleh Syarkawi bahwa kepribadian

seorang anak dipengaruhi besar oleh lingkungannya karena lingkunganlah yang

pada akhirnya membentuk pola kepribadian seorang anak.80

Syarkawi menjelaskan sebagai berikut, contohnya: “Pada dasarnya pola

kepribadian yang ditampilkan pada anak merupakan manifestasi dari pendidikan

79A. Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya, 1992), Cet.

Ke-2, h. 50. 80Syarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional dan

Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-1, h. 19-20.

Page 58: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

48

yang diberikan orang tua kepadanya melalui komunikasi. Contoh, orang tua sering

memerintahkan kepada anaknya, tolong kalau nanti ada telepon, bilang ayah dan

ibu sedang tidak ada diluar karena ayah dan ibu mau tidur. Peristiwa ini adalah

suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong itu boleh atau halal dilakukan.

Akibatnya, anak juga melakukan perilaku berbohong kepada orang lain termasuk

kepada orang tuanya sendiri. Jika anak mendapatkan kepuasan bahkan

kenikmatan ketika berbohong maka perbuatan bohong tersebut akan

dikembangkan oleh anak dan bahkan mungkin saja berbohong itu akan menjadi

kesenangannya dan menjadi keahlian yang lama-kelamaan menjadi

kepribadiannya.81

Contoh yang diberikan oleh Syarkawi tersebut, dapat dipahami bahwa

pengaruh yang diterima dari lingkungan dalam hal ini adalah orang tua dapat

membentuk kepribadian individu, karena pada dasarnya manusia belum

mengetahui apa-apa ketika datang ke muka bumi ini. Manusia merupakan

makhluk potensial yang memiliki kemampuan untuk menalar berbagai stimulus

yang dirangsangnya. Dalam konteks psikologis pendidikan disebutkan bahwa

setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai

ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasnya.82

Bakat atau potensi tersebut jika tersalurkan ke dalam dimensi-dimensi

yang positif maka pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia akan

menjadi baik, namun sebaliknya jika pertumbuhan dan perkembangan tersebut

tersalurkan ke dalam dimensi-dimensi yang uruk maka akan berdampak buruk

pula terhadap kepribadian individu.

Seorang anak manusia pada hakikatnya belum memiliki pengetahuan apa-

apa selain fitrahnya. Adapun yang akan membentuk kehidupan hingga pada pola

kepribadian anak tersebut adalah lingkungannya. Syarkawi mengatakan bahwa

lingkungan kelurga adalah tempat pertama dimana seorang anak tumbuh dan

berkembang, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang

81Ibid,. h. 20. 82Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya,

2001), Cet. Ke-6, h. 135.

Page 59: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

49

anak.83 Hal ini pun telah dijelaskan dalam sebuah hadis nabi yang mengatakan

bahwa sesungguhnya seluruh anak yang lahir kepermukaan bumi ini adalah dalam

keadaan fitrah, dan orang tuanyalah yang akan menjadikannya beragama Majusi

ataupun Nasrani.

Berangkat dari asumsi tersebut maka diperlukan media yang terintegrasi

dala diri manusia untuk melakukan filterizing dari berbagai rangsangan yang

datang dari luar diri manusia. Untuk itulah sebagimana tertulis dalam Al-Qur’an

surat An-Nahl tersebut Allah memberikan manusia hati sebagai pusat kinerja

tubuh yang berfungsi untuk mengontrol dan meng-counter berbagai budaya yang

dilihat dan didengar.

Ibnu Katsir mengatakan bahwa hati yang dimaksud dalam surat An-Nahl

ayat 78 tersebut ialah akal berpusat dihati (qalb) manusia, yang dengannya terlihat

segala kebenaran oleh karena hati tidak dapat berbohong.84 Menurut Robert K

Cooper yang dikutip oleh Ary Ginanjar mengatakan bahwa hati dapat

mengaktifkan nilai-nilai kita yang terdalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita

fikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Menurutnya hati mampu mengetahui hal-

hal mana yang tidak boleh atau tidak dapat diketahui oleh pikiran kita.85 Hati

adalah sumber keberanian dan semangat, integritas serta komitmen. Hati pun

merupakan sumber energy dan perasaan mendalam yang membentuk kita untuk

melakukan pembelajaran, menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani.

Memahami pernyataan di atas bahwa hati yang terdapat dalam diri

manusia tidak dapat berbohong dan bahkan dapat mendeteksi hal-hal yang

sebenarnya tidak boleh atau tidak diketahui pikiran manusia. Sehingga dengan

keberadaan hati tersebut, manusia memiliki tameng untuk menghadapi kerasnya

zaman.

Hati nurani dapat dijadikan sebagai pembimbing terhadap apa yang harus

ditempuh dan apa yang harus diperbuat. Artinya, setiap manusia pada dasarnya

telah memiliki radar hati sebagai pembimbing. Menurut HS Habib Adnan yang

83Syarkawi,. h, 19 84Imam Ismail bin Umar bin Katsir, Al-Mishbah Munir fi Tahdzibi; Tafsiir Ibnu Katsir,

(Riyadh, Daarulsalam, 2000), Cet. Ke-2, h. 738. 85Ary Ginanjar, op. cit., h. 40

Page 60: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

50

dikutip oleh Ary Ginanjar mengatakan bahwa kebenaran Islam senantiasa selaras

dengan suara hati manusia.

Kecerdasan emosional dapat diidentikan dengan kemampuan mental

individu dalam mengatur perilakunya disebuah tempat pada posisi yang seperti

apapun. Sedangkan mental sangat berhubungan erat dengan sisi kejiwaan

manusia. Allah dalam surat As-Syams ayat 7-10 telah berfirman bahwa:

§ÿRr $Br $g1q� ÇÐÈ $gJl;'ù $d�qgú $g1q)?r ÇÑÈ �% x=ù& `B $g8.� ÇÒÈ

�%r >%{ `B $g9�� ÇÊÉÈ

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia telah diciptakan

dalam keadaan yang sempurna. Sedangkan pembentukan kepribadian pada

kejiwaannya tersebut ditentukan oleh manusia itu sendiri, oleh karena itulah Allah

memberinya pula potensi berupa jalan kefasikan sebagi konotasi dari keburukan

dan ketakwaan sebagi konotasi dari kebaikan.

Pola kepribadian manusia merupakan bantukan-bentukan yang dibuat oleh

lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang

memiliki sifat dynamic-environment yang artinya bahwa sejauh kagiatan-kegiatan

tersebut hanya berlangsung dalam waktu yang singkat maka manusia masih

mampu untuk mengkondisikan kepribadian pada suatu tingkatan yang disebut

dengan kesempurnaan.

Pembentukan kepribadian manusia merupakan manifestasi dari fitrahnya

manurut Achmadi dapat dilakukan pada lingkungan pendidikan.86 Sehingga dalam

konteks kekinian, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menakankan

pembentukan sosok pribadi yang memiliki kualitas mental yang baik, bertingkah

laku baik dan sempurna.

86Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Theosentris, (Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, 2005), Cet. Ke-1, h. 47.

Page 61: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

51

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-

Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Berkenaan dengan hal tersebut, Arifin mengatakan bahwa jika pendidikan

diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang mampu menghasilkan

manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas

serta menanamkan rasa tanggung jawab.87 Hal senadapun di ungkapkan oleh

Mohammad Irfan dan Matsuki yang mengatakan bahwa pada dasarnya pendidikan

adalah proses rekayasa atau rancang bangun kepribadian manusia.88

Muhammad Fadlyl al-Jamali yang dikutip oleh Muhaimin.89

Mengindikasikan bahwasannya pendidikan Islam menghendaki sebuah upaya

mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia lebih maju dengan

berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga

terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan

maupun perbuatan.

Melalui nilai-nilai tersebut peserta didik akan lebih mengerti dan mendapat

core dari kegiatan pendidikannya itu. Sehingga pencapaian kesempurnaan

manusia sebagai insan kamil bukan lagi wacana dalam pendidikan Islam, tetapi

lebih merupakan proses pengaktualisasian diri sepenuhnya berkaitan dengan akal,

perasaan dan perbuatan. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan

kecerdasan emosional dalam pendidikan Islam adalah kemampuan individu dalam

mengenali dan mengendalikan perasaannya yang berpusat di dalam hati yang

disebut dengan qolb. Hati sebagai pusat kendali manifestasi tingkah laku manusia

87HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Interdisiplinier, (Bandung: Rosda

Karya, 2003), h. 7. 88Mohammad Irfan dan Matsuki HS, Teologi Pendidikan, Tauhid Sebagai Paradigma

Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani: 2000), Cet. Ke-1, h. 131. 89 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 134.

Page 62: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

52

dalam melakukan filterizing yang diserap dari lingkungannya. Sehingga seorang

dikatakan memiliki kecerdasan emosional ketika ia mampu mengaktualisasikan

dan mengembangkan potensi hati yang terintegritas didalam dirinya.

7. Metode dalam Membina Kecerdasan Emosional

Supaya guru pendidikan agama Islam mampu merealisasikan hal-hal yang

perlu dipelajari siswa tentang EQ, guru pendidikan agama Islam dapat melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memasukkan unsur-unsur pendidikan emosi melalui perilaku guru dalam

membenarkan dan meluruskan perilaku siswa. (beradaptasi dengan emosi

sendiri).

Upayakan guru selalu merasa puas terhadap diri sendiri, guru yang merasa

puas dengan diri sendiri maka guru tersebut mampu menghadapi perilaku negatif

siswa, lebih sabar menerima keluhan siswa, dan lebih memahami emosi mereka.

Dalam situasi ini, guru juga mengajarkan pada siswanya begaimana

mengendalikan perasaan marah, bagaimana mengarahkan perilaku mereka. Hal

tersebut dapat dilakukan guru pendidikan agama Islam dengan mengajarkan siswa

hal-hal sebagai berikut:

1) Melatih siswa untuk bersabar (mengendalikan emosi)

Siswa atau anak perlu dilatih untuk bersabar (mengendalikan emosi),

karena bersabar banyak manfaatnya, dan bahwasanya ada penelitian menerangi

bahwa lemahnya kemampuan siswa/anak dalam mengendalikan diri, menjadi

faktor utama yang memunculkan masalah kenakalan remaja. Ada juga penelitian

yang mengidentifikasi bahwa ketidak mampuan mengendalikan emosi akan

mendorong anak untuk bersikap kasar ketika ia dewasa.90

2) Memberikan arahan dan ajaran tentang etika sopan santun (cara bergaul yang

baik).

Guru pendidikan agama Islam harus memberikan ilmu etika dalam

bermasyarakat tentang pergaulan antar sesama manusia. Dalam pemberian materi

90 Makmun Mubayidh, op. cit., h. 218

Page 63: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

53

ini guru dituntut harus menguasai sepenuhnya baik dari teori maupun praktek

kehidupan sehari-hari.

3) Guru pendidikan agama Islam mengajarkan siswa sikap bertanggung jawab

Seorang pendidik wajib mengajarkan siswa untuk mempertanggung

jawabkan perbuatannya, perilaku dan keputusannya. Jangan sampai siswa

melakukan sesuatu karena perintah, atau maniru, orang lain. Sebaliknya ia harus

tahu lebih dulu konsekuensi perbuatannya sebelum melaksanakannya, sehingga ia

juga harus mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan berani.

Siswa yang memahami hal ini akan tercipta masyarakat kelak dihuni oleh

orang-orang yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Pelajaran ini dapat dipetik dari Nabi Adam dan Hawa. Mereka berani

mengumumkan tanggung jawab dirinya, tidak melemparkan kesalahannya pada

orang lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Surat Al-A’raf ayat 23:

w$% $Z/� $YH>ß $Z¡ÿR& b)r O9 �ÿó? $Z9 $YJm�?r ûðq3Z9 `B `��£»�9# ÇËÌÈ

Keduanya berkata: Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S Al-A’raf: 23). 4) Guru pendidikan agama Islam membantu siswa agar optimis dalam

menghadapi masalah dan meraih cita-cita

Optimisme merupakan harapan kuat yang mungkin dicapai, dengan

keyakinan setiap masalah akan berakhir dengan baik, meski adanya berbagai

kesulitan dan rintangan, sikap optimism ini penting diajarkan kepada siswa karena

dengan optimis dapat melindungi seseorang dari sikap putus asa, takut, menyerah,

atau menghindarkan seseorang dari sikap negatif dan lemah. Dengan terhindarnya

sikap negatif tersebut siswa dapat meraih cita-citanya. Dengan adanya cita-cita

yang kuat, siswa akan bekerja keras untuk menggapainya ia tidak mudah

menyerah, dan gelisah, sehingga kesehatan emosionalnya lebih baik dan kuat.

Page 64: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

54

b. Mengarahkan siswa bagaimana cara mengatasi konflik yang timbul diantara

mereka.

Mengarahkan siswa dalam mengatasi konflik, guru senantiasa

menganjurkan siswa untuk memikirkan faktor-faktor yang menyebabkan faktor

tersebut terjadi, setelah mengetahui faktor tersebut, siswa dimotivasi untuk

memikirkan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dengan cara ini siswa

lebih mampu menganalisa perilakunya, dan belajar dari kesalahan dan

pengalaman. Cara ini jauh lebih baik dari pada jika guru memberikan hukuman

atau mengeluarkannya dari sekolah.

Di sekolah yang menerapkan metode ini, frekuensi pertengkaran dan

perkelahian antar pelajar menurun tajam. Hubungan antar siswa disekolah secara

umum juga membaik.91

c. Mengajak siswa menganalisa peristiwa yang terjadi di masyarakat dan

memahaminya dengan benar. Seperti mengadakan kegiatan baksos sabagai

respon atas peristiwa tersebut.

d. Membantu siswa dalam memperbaiki emosi dan mengembangkan EQ dengan

cara sebagai berikut:

1) Membantu siswa menyebut emosi mereka

2) Menghargai pendapat siswa

3) Hendaknya guru menghormati perasaan siswa.92

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan dari tinjauan penulis, beberapa penelitian membuktikan

bahwa peranan guru sangat penting terhadap pembinaan kecerdasan emosional

siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian yang dilakukan, seperti

tiga penelitian di bawah ini:

Pertama, skripsi Aditya Ramadhan pada tahun 2010 dengan judul

“Peranan Keluarga terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak”. Dari

91Makmun Mubayidh, op. cit., h. 218 92Ibid,. h. 138

Page 65: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

55

hasil yang diperoleh dari penelitian Aditya Ramadhan menyatakan bahwa

keluarga sebagai suatu faktor dasar dalam pembentukan kepribadian anak dimana

anak akan menyerap seluruh pengalaman yang ditangkap inderanya tanpa seleksi,

pengalaman itu tidak akan hilang dan akan membentuk pola kepribadian.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kecerdasan

emosional anak, karena keluarga merupakan wahana untuk mendidik, mengasuh

dan mensosialisasikan anak. Peran lingkungan keluarga di dalam mengembangkan

dan mendidik aspek emosional anak diantaranya: Menciptakan suasana yang baik

dalam lingkungan keluarga, setiap anggota keluarga melaksanakan hak dan

kewajibannya masing-masing, menghindari segala sesuatu yang dapat merusak

pertumbuhan jiwa anak, misalnya saling mengejek sesama anggota keluarga dan

memberi kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan teman-temannya di luar

lingkungan keluarga.

Perbedaan antara penelitian yang di lakukan oleh Aditya Ramadhan dan

penulis terletak pada metodologi penelitian. Pada penelitian Aditya Ramadhan

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode study pustaka. Yaitu berusaha

mengungkap dan menemukan secara sistematis berbagai data mengenai peran

keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama di dalam

mendidik kecerdasan emosional anak. Sumber data pada penelitian Aditya

Ramadhan di peroleh dan dikumpulkan dari berbagai sumber teks yang berkaitan

dengan pokok permasalahan (data primer) dan sumber-sumber teks pendukung

(sekunder) yang berkaitan dalam penelitiannya. Sedangkan penulis melaksanakan

penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode “Deskriptif

Analisis”.

Kedua, skripsi Badi’ah pada tahun 2012 dengan judul “Paranan Guru

Bimbingan Konseling dalam Membina Kecerdasan Emosional Siswa Di SMP

Negeri 3 Babelan Bekasi Utara”. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitiannya

adalah “Peranan Guru Bimbingan Konseling dalam Membina Kecerdasan

Emosional Siswa di SMP Negeri 3 Babelan. Dengan kategori Baik”. Dari hasil

penelitian Badi’ah menyatakan bahwa untuk mencapai hasil yang baik dalam

melaksanakan pembinaan kecerdasan emosional pada siswa, guru pembimbing

Page 66: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

56

sebagai pembimbing (konselor) perlu melaksanakan kegiatan layanan bimbingan

dan konseling di sekolah tersebut seperti layanan Orientasi, layanan informasi,

layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan

konseling perorangan (individu), dan layanan bimbingan dan konseling kelompok,

secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan siswa, terlebih khusus terhadap

siswa yang mempunyai masalah. Dan dalam memecahkan masalah siswa. Guru

pembimbing saling bekerja sama dengan guru lainnya dan juga orang tua siswa.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Badi’ah dan penulis

terletak pada aspek peranan guru. Pada penelitian Badi’ah bertujuan untuk

mengetahui peranan guru Bimbingan Konseling yang meliputi guru sebagai

motivator, supporter, pembimbing dan teladan dalam membina kecerdasan

emosional siswa. Sedangkan penulis bertujuan untuk mengetahui peranan guru

pendidikan agama Islam yang meliputi guru sebagai pendidik, pembimbing,

motivator, pengelola kelas dan evaluator terhadap pembinaan kecerdasan

emosional siswa.

Data dan sumber data dalam penelitian yang dilakukan oleh Badi’ah

adalah kepala sekolah, guru pembimbing dan siswa kelas IX SMP Negeri 3

Babelan Bekasi yang berjumlah 70 siswa dari 210 siswa, melalui teknik purposive

sampling, sedangkan penulis bersumber dari guru pendidikan agama Islam, hasil

jawaban siswa yang berjumlah 40 siswa dari 198 siswa kelas XI SMA Martia

Bhakti Bekasi dengan teknik random sampling.

Ketiga, skripsi Evi Lailatul Latifah pada tahun 2010 dengan judul

“Hubungan Kecerdasan Emosional Siswa dengan Akhlak Siswa Kelas XI SMA

Triguna Utama Tangerang Selatan”. Dari hasil yang disimpulkan dari penelitian

tersebut bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan akhlak siswa. Hal ini di landaskan atas :

1.) Kecerdasan emosional dengan akhlak siswa memiliki jalur yang sejalan

dan sama-sama bersumber pada kepribadian manusia. Sehingga

memunculkan anggapan bahwa akhlak siswa dapat ditingkatkan dengan

adanya pembinaan dari pendidik di sekolah dalam hal pengembangan

kecerdasan emosional siswa .

Page 67: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

57

2.) Pendidikan kecerdasan emosional dapat diterapkan secara implicit oleh

instansi sekolah khususnya bagi seorang pendidik ketika proses

pembelajaran berlangsung. Atau dengan kata lain pengembangan

kecerdasan emsoional dapat digabungkan dalam materi pelajaran yang

sudah ada sehingga tidak diperlukan waktu tambahan untuk

mengembangkan kecerdasan emosional pada siswa. Hal ini dapat berimbas

pada peningkatan akhlak siswa.

3.) Adanya interaksi emosional antara pendidik dan siswa merupakan salah

satu alternatif dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa secara

internal. Sehingga diperlukan pelatihan khusus bagi pendidik untuk dapat

menerapkan metode interaksi emosional ini secara lebih mendalam.

Perbedaan antara penelitian Evi Lailatul Latifah dengan penulis adalah

terletak pada permasalahan yang akan diteliti. Pada skripsi Evi Lailatul Latifah

masalah yang dirumuskan pada penelitiannya adalah “apakah terdapat hubungan

yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan akhlak siswa?”, dan

metodologi penelitian pada skripsi Evi Lailatul Latifah pada analisa data

menggunakan Formula Product Moment Karl Pearson dengan perhitungan

Coefficient of Determination dengan menggunakan rumus KD = r2 x 100%,

sedangkan pada penulis perumusan masalah dalam penelitian adalah “bagaimana

peranan guru pendidikan agama Islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional

siswa?”, peneliti menggunakan metode persentase dari hasil perhitungan

yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan rumus

Tinjauan yang dilakukan penulis, maka penulis tertarik untuk mengambil

penelitian dengan judul Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi. Penulis

berharap melalui penelitian ini peranan guru pendidikan agama Islam dapat

menumbuhkembangkan kecerdasan emosional siswa menjadi lebih baik.

Page 68: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

58

D. Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian pada kajian teori diatas, maka dapat di pahami bahwa

dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses kegiatan belajar-mengajar

banyak hal yang perlu di perhatikan agar rencana pengajaran mencapai tujuan

pendidikan yang telah di rumuskan, satu dari sekian masalah, adalah masalah

bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam dengan kecerdasan emosional

siswa.

Kecakapan seorang guru seperti kepribadian, kemampuan guru dalam

mengajar dan kemampuan guru dalam mengelola kelas mempunyai peran yang

sangat penting dalam menumbuhkembangkan kecerdasan emosional siswa.

Semakin cakap seorang guru dalam kepribadian, mengajar dan mengelola kelas

semakin merangsang perkembanganya kecerdasan emosional dalam mengenali

kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Peranan guru pendidikan agama Islam sangat berkaitan erat dengan

kecerdasan emosional siswa, karena siswa dapat menumbuhkembangkan

kecerdasan emosional dalam diri mereka untuk mampu menyadari emosi diri

sendiri, mengendalikan diri, memotivasi diri, memahami emosi orang lain dan

keterampilan sosial secara tepat sehingga mampu menyesuaikan diri secara mental

terhadap lingkungan yang dihadapi serta mampu merespon secara positif terhadap

setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi tersebut. Kecerdasan

emosional yang dimiliki oleh siswa sangat bermanfaat bagi perjalanan hidup

siswa tersebut.

Page 69: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah SMA Martia

Bhakti Bekasi yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman Km. 32 Bekasi. Adapun

waktu penelitian yaitu sejak bulan Januari sampai bulan April 2013.

B. Metode Penelitian

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian tentang Peranan

Guru PAI terhadap Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa, penulis

melaksanakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode

“Deskriptif Analisis”.

Jenis penelitian lapangan dimaksud agar dapat memperoleh fakta, data dan

informasi yang lebih objektif dan akurat mengenai Peranan Guru PAI terhadap

Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa SMA Martia Bhakti Bekasi.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.1 Adapun populasi target

dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Martia Bhakti, kelas X, XI, dan XII

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010) , h. 173

Page 70: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

60

yang berjumlah 470 siswa. Sedangkan populasi terjangkau yaitu siswa kelas XI

yang berjumlah 198 siswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Dari populasi

terjangkau tersebut, penulis mengambil sampel 20% dari seluruh siswa kelas

XI yaitu 40 orang.

Adapun teknik yang digunakan adalah penentuan sampel secara Random

Sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu dengan cara memilih

siswa dari daftar hadir (absen) siswa.

Pemilihan siswa XI sebagai sampel dalam penelitian ini karena peneliti

memiliki alasan-alasan tertentu, yaitu:

a. Kelas XI secara psikologis lebih memiliki kematangan emosional dari pada

kelas X.

b. Kelas XI lebih memiliki waktu luang yang cukup sehingga peneliti banyak

memiliki waktu dalam melakukan penelitian dibanding kelas XII.

c. Kelas XII lebih berkonsentrasi kepada ujian nasional sehingga waktu yang

tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap kelas XII.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi, atau “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati, mencatat secara sistematik gejala-gejala

yang diselidiki”3 yaitu siswa-siswi kelas XI dan keadaan SMA Martia Bhakti.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau

deskripsi lokasi penelitian yang dilaksanakan di SMA Martia Bhakti.

2 Ibid., h. 174 3 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2004), Cet. Ke-6, hal.70.

Page 71: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

61

2. Angket (Quesioner)

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan kepribadiaannya atau

hal-hal yang ia ketahui.4 Responden diminta menjawab pertanyaan angket

dengan memilih jawaban dari jawaban yang telah tersedia. Penyebaran angket

dalam bentuk pernyataan ini ditujukan pada siswa-siswi SMA Martia Bhakti

yang dijadikan responden untuk mendapatkan data dan informasi yang

berhubungan dengan peranan guru PAI dan kecerdasan emosional siswa.

3. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview adalah komunikasi langsung dalam bentuk

tanya jawab antara peneliti dengan responden untuk memperoleh informasi

yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis mengadakan

wawancara atau interview secara langsung kepada guru bidang studi

Pendidikan Agama Islam untuk memperoleh informasi masalah kecerdasan

emosional di SMA Martia Bhakti.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrument

Peranan Guru PAI terhadap Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa

No Variabel Dimensi Indikator No. Item

Jml Item

1 Peranan Guru Pendidikan Agama Islam

a. Peranan Guru PAI sebagai Pendidik

· Mendidik siswa untuk menjalankan perintah agama

· Mendidik siswa untuk bersikap dan berperilaku sopan santun

· Mendidik siswa untuk mengamalkan perbuatan terpuji

· Mendidik siswa untuk menjauhi perbuatan tercela

1

2

3, 4

5, 6

1

1

2

2

4Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 139

Page 72: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

62

b. Peranan Guru PAI

sebagai Pembimbing

c. Peranan Guru PAI

sebagai Motivator d. Peranan Guru PAI

sebagai Pengelola Kelas

e. Peranan Guru PAI

sebagai Evaluator

· Keteladanan

· Membimbing dalam

mengembangkan potensi

· Membimbing dalam bersikap simpati dan empati

· Membimbing dalam menyikapi berbagai bentuk hubungan dengan orang lain

· Membimbing dalam

menyikapi emosi sendiri

· Memotivasi dalam

menyelesaikan Masalah

· Memotivasi dalam

pembelajaran agama Islam

· Menciptakan

lingkungan belajar yang baik

· Mengevaluasi

pelajaran

7, 8

9

10

11, 12

13

14

15, 16, 17, 18

19, 20, 21

22, 23, 24, 25

2

1

1

2

1

1

4

3

4

2. Kecerdasan Emosional Siswa

a. Mengenali Emosi Diri

· Mampu mengenali perasaan diri sendiri

· Mampu menilai diri secara teliti

· Percaya diri

· Menerima keadaan diri

sendiri

26, 30

27

28

29

2

1

1

1

Page 73: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

63

b. Mengelola Emosi c. Memotivasi Diri

d. Mengenali Emosi

Orang lain

· Mampu mengatur emosi sendiri

· Mampu

mengendalikan dan mengatasi stress

· Mampu menolak

perilaku negative · Mampu menilai

kemampuan diri · Mampu menahan

impuls agresi kemarahan

· Memiliki harapan dan optimisme

· Dorongan untuk

berprestasi · Mampu untuk berpikir

positif · Mampu untuk

memecahkan masalah · Mampu mengenali

emosi orang lain

· Punya kepedulian terhadap orang lain

· Berbagi

· Mau menerima sudut

pandang orang lain

31

32

33

34

35

36 37, 39

38

40

41

42

43

44, 45

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

Page 74: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

64

e. Membina Hubungan

· Mampu menjalin hubungan dengan orang lain

· Mampu menyesuaikan diri pada lingkungan baru

· Mampu

berkomunikasi dengan orang lain

46, 50

47, 49

48

2

2

1

E. Teknik Analisis Data Dalam teknik ini penulis menggunakan beberapa teknik dalam

mengumpulkan data hasil penelitian, yaitu:

1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan

oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu persatu, tujuannya

untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan

yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab,

maka penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk

menyempurnakan jawabannya.

2. Skoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir

pernyataan yang terdapat dalam angket. Dalam pengambilan angket

menggunakan skala likert, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak

Pernah, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis melakukan

perhitungan skor rata-ratanya dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Angket

Pernyataan Alternatif Jawaban Positif Negatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

4 3 2 1

1 2 3 4

Page 75: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

65

3. Tabulating, yaitu proses memindahkan jawaban ke dalam tabel, sehingga

diketahui perhitungan prosentasenya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data secara

kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa

adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian

delengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus

sebagai berikut:

F P = x 100%

N

Keterangan:

P = Angka persentasi untuk setiap jawaban

F = Frekuensi untuk setiap jawaban

N = Jumlah Responden

100% = Bilangan tetap (konstanta)

Dalam menetapkan ada tidaknya peranan guru pendidikan agama Islam

terhadap pembinaan Kecerdasan Emosional siswa, peneliti menentukan kriteria

data-data kualitatif berdasarkan nilai-nilai angket yaitu:

Table 3.3

Skala Persentase

No Persentase Penafsiran

1 100 % Seluruhnya

2 90%-99% Hampir Seluruh

3 60%-89% Sebagian Besar

4 51%-59% Lebih dari Setengah

5 50% Setengah

6 40%-49% Hampir Setengah

7 10%-39% Sebagian Kecil

8 1%-9% Sedikit Sekali

9 0% Tidak Ada

Page 76: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

66

F. Interpretasi Data Setelah melakukan perhitungan persentase, maka selanjutnya peneliti

melakukan interpretasi data, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau

gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.

Untuk menentukan persentase, di gunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah:

a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi

b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian

c. Menentukan rumus kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

NS P = x 100%

NH

Keterangan:

P = Persentase (nilai rata-rata)

NS = Nilai Skor

NH = Nilai Harapan

Selanjutnya hasil skor tersebut akan dikatagorikan sesuai dengan banyaknya

skor sebagai berikut:

1. 80-100 = Termasuk kategori sangat baik

2. 60-79 = Termasuk kategori baik

3. 40-59 = Termasuk kategori cukup baik

4. < 39 = Termasuk kategori kurang baik

Page 77: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Martia Bhakti Bekasi 1. Sejarah Singkat SMA Martia Bhakti

Lembaga Martia merupakan Lembaga Pendidikan yang didirikan oleh

pendirinya sejak tahun 1981. Pendiri "Yayasan Martia" adalah H. Herry Soetomo

dan Neneng Martia ( Almarhumah ). Dalam perkembangannya kata "Martia"

selain diambil dari nama Ibu Neneng Martia, juga diartikan sebagai Mari

Tingkatkan Iman dan Amal Sholeh.

Sebagai Lembaga Pendidikan yang berdiri sejak tahun 1981, kemudian

dalam mensukseskan program pemerintah di bidang pendidikan, membuka

jenjang pendidikan Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Pertana ( SLTP/SMP )

Martia Bhakti dan dua tahun berikutnya yaitu tahun 1983 telah berhasil membuka

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA/SMA ) Martia Bhakti, kemudian tahun

1991 membuka cabang SLTA di Sragen Solo, Jawa Tengah.

SMA Martia Bhakti Bekasi didirikan berdasarkan surat keputusan Kepala

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat nomor

163/102/.kep/E 83. Dengan lokasi yang mudah dijangkau baik dari arah Jakarta

maupun dari wilayah Bekasi yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman km.32

Bekasi. Dalam upaya mencerdaskan masyarakat Indonesia pada umumnya dan

masyarakat Kota Bekasi pada khususnya SMA Martia Bhakti menerapkan

pendidikan yang berbasis pada dakwah.

Page 78: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

68

Dalam mewujudkan sekolah berbasis dakwah dilaksanakan kegiatan-

kegiatan antara lain sholat berjamaah di masjid dan awal waktu, murojaah hafalan

Juz ke 30 dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai, Tahfidzul Qur’an (Juz 30),

Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa), keputrian (Faqun-Nisa).

Untuk menunjang tersebut, maka pada tahun 1996 SMA Martia Bhakti

Bekasi membangun masjid dengan luas tanah 289 m2 dan kapasitas masjid 1500

jama’ah, Masjid tersebut bernama Masjid Nurul Amal Martia Bhakti.

Pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di lingkungan lembaga

pendidikan Martia Bhakti secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan

umum dan pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan yang berlandaskan

pada Al Qur'an dan Sunnah, dengan senantiasa menegakkan 4 macam pilar, yaitu

1. Melaksanakan sholat lima waktu, diawal waktu, berjamaah di Masjid

2. Membaca Al Qur'an beserta pemahaman, dan pengamalan kandungannya

3. Beramal Sholah demi kemaslahatan umat, dan mengharap ridho Allah Swt

4. Menghidupkan sholat malam (Qiyamul Lail)

Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di SMA Martia Bhakti mengacu

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta mulai tahun 2008/2009

SMA Martia Bhakti Bekasi berstatus sebagai Rintisan SKM dengan menerapkan

pembelajaran sistem SKS. Dengan pembelajaran sistem SKS sekolah memberikan

kesempatan kepada seluruh siswa untuk menyelesaikan pendidikan lebih awal dari

sekolah regular dengan demikian kemandirian siswa lebih diutamakan.

2. Visi dan Misi

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun arah dan Tujuan

pendidikan di SMA Martia Bhakti Bekasi yaitu menciptakan warga sekolah yang

beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing dalam menghadapi era persaingan

Page 79: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

69

global baik persaingan diperguruan tinggi maupun persaingan di dunia kerja. Dan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, sekolah SMA Martia Bhakti

memiliki Visi dan Misi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi lembaga yang berkualitas atas dasar Iman dan Taqwa

b. Misi

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas berdasarkan

kurikulum yang berlaku

2. Melaksanakan pembinaan akhlakul karimah

3. Menyiapkan peserta didik yang mampu bersaing di perguruan tinggi

4. Menegakkan kedisiplinan

5. Memperoleh pendidikan yang lebih baik

6. Melaksanakan administrasi secara tertib

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Kualitas pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SMA

Martia Bhakti, untuk mencapai kualitas pendidikan tersebut SMA Martia Bhakti

dalam merekrut tenaga pendidik dan kependidikan sangatlah selektif. Setiap

tenaga pendidik harus memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S1 serta sebagai

sekolah berbasis dakwah, setiap guru SMA Martia Bhakti harus dapat membaca

Al-Qur’an. Dengan demikian harapan masyarakat yang menghendaki sekolah

berwawasan Islami akan terpenuhi. Sekolah dapat mencapai standar pendidik dan

tenaga kependidikan yang berkualitas. Untuk mengetahui keadaan guru SMA

Martia Bhakti tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Keadaan Guru SMA Martia Bhakti Bekasi

No Nama Guru Jenis Kelamin

Pendidikan Tertinggi Bidang Studi

1 Sarwan, S.Pd L S1. STKIP Purnama Jakarta

Kepala Sekolah/ Ekonomi

2 Dra. Yulianti P S1. UNSRI Pelembang

Bhs.Inggris

Page 80: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

70

3 Ali Muyitho, S.Pd L S1. Un Indraprasta PGRI Jakarta

Akutansi

4 Suharyati, S.Pd P S1. FKIP Sarjanawijaya Yogyakarta

Bhs.Indonesia

5 Sutarni C. Suchat P D3. IKIP Muhammadiyah Jakarta

Sejarah

6 Tugiman, S.Pd L S1. UI PGRI Jakarta Sejarah 7 Sudarmadi, SH L S1. UNS Surakarta PPKN 8 Suharno, S.Pd L S1. Unvet Bangun

Nusantara Sukoharjo Matematika

9 Dra. Dwi Suyanti P S1. UNDIP Semarang Bhs.Indonesia 10 Dra. Suwarni P S1. UNRI Pekanbaru Sejarah 11 Agus Hermawan, S.Ag L S1. STIA Jakarta Pend.Agama 12 Rina Sugiantiningsih,

S.Pd P S1. UNJ Jakarta Bhs.Indonesia

13 Muh Yusuf, S.Pd L S1. STKIP Kusuma Negara Jakarta

Matematika

14 Dewi Herawati, S.Pd P S1. UNPAS Bandung Matematika 15 Ahmad Dumyati, S.Pd L S1. UNISMA Bekasi Geografi 16 Somantri, S.Ag L S1. IAIN Gunung Jati

Bandung Pend.Agama

17 Endang Supriatna, S.Pd

L S1. UIA Jakarta Bhs.Inggris

18 Mila Sudharyati, ST P S1. Gunadarma Jakarta

Komputer

19 Fauzan Haq, S.Pd L S1. UHAMKA Jakarta

Matematika

20 Emiati Sholihah, S.Pd P S1 IPB Bogor Kimia 21 Neneng Zubaidah,

S.Pd P S1. STKIP Siliwangi

Bandung Bhs.Inggris

22 Herwansyah, S.E.I L S1. STIS Yogyakarta Ekonomi 23 Wahyu Wijayanti,

S.Psi P S1. YAI Jakarta BK

24 Ramadhona Wibisana, SST

L S1. STMI Jakarta Komputer

25 Septiawati, S.Pd P S1 UNJ Jakarta Biologi 26 Dwi Handyani P S1. UNJ Jakarta Kimia 27 Rhandu Sugesti P S1 YAI Jakarta BK

Page 81: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

71

28 Ibnu Abdullah, SHI. L S1 UNJ Jakarta Pend. Agama 29 Yanmiyati P S1 UNJ Jakarta Olahraga 30 Edi Lesmono, S.Si L S1 UNJ Jakarta Biologi 31 Dwi Reknowati P D3 IPB Bogor Fisika

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa SMA Martia Bhakti memiliki 31

tenaga pendidik yang terdiri dari 15 laki-laki dan 16 perempuan. Dari keadaan

guru di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas guru di SMA Martia Bhakti telah

menempuh jenjang pendidikan S1, dan hanya sedikit sekali yaitu 2 orang saja

dengan jenjang pendidikan terakhir D3. Hal ini menunjukkan bahwa guru di SMA

Martia Bhakti memiliki latar belakang pendidikan yang baik.

Dan dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru pengampu berdasarkan

bidang studi yang diajar di SMA Martia Bhakti mayoritas berjumlah 3 orang. Hal

ini memungkinkan setiap guru hanya memegang satu tingkat pendidikan pada

setiap bidang studi yang di ajar dan terhindar dari missmatch dikarenakan latar

belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidang studi yang di ajar.

Sehingga guru bisa fokus mempersiapkan materi ajar dengan baik.

Dan untuk mengetahui keadaan pegawai di SMA Martia Bhakti tahun

ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Keadaan Pegawai SMA Martia Bhakti Bekasi

No Nama Pegawai Jenis Kelamin

Pendidikan Tertinggi Bidang

1 Suwargono L SMA TU 2 Zaenal Abidin L D3 TU 3 Ade Darmatin L SMA TU 4 Mustofa L SMA Tekhnisi 5 Muh. Yamin L SMP Pramubakti 6 Beno Baharjo L SMA Pramubakti 7 Suyadi L SMP Pramubakti 8 Miswan L SMK Pramubakti

Page 82: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

72

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa SMA Martia Bhakti memiliki 8

orang pegawai yang terdiri dari 3 pegawai bagian TU, 1 pegawai bagian tekhnisi

dan 4 pramubakti dengan jenjang pendidikan tertinggi D3 dan jenjang pendidikan

terendah SMP.

4. Keadaan Siswa

Untuk mengetahui keadaan siswa SMA Martia Bhakti tahun ajaran

2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3

Jumlah Siswa/I SMA Martia Bhakti Bekasi

Tahun ajaran 2012/2013

Banyaknya Siswa TOTAL Kelas X Kelas XI Kelas XII Ket

L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml

Jml Siswa 56 91 147 99 99 198 43 63 106 198 253 451

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa SMA Martia Bhakti Bekasi tahun

ajaran 2012/2013 berjumlah 451 siswa/I, yang terdiri dari kelas X berjumlah 147

siswa/i, kelas XI berjumlah 198 siswa/i, dan kelas XII berjumlah 106 siswa/i,

adapun yang menjadi siswa SMA Martia Bhakti adalah lulusan SMP/MTS baik

negeri maupun swasta dan sederajat.

5. Sarana dan Prasarana

Dalam mewujudkan arah dan tujuan pendidikan serta Visi dan Misi SMA

Martia Bhakti Bekasi, sarana dan prasarana merupakan bagian yang terpenting

dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana yang

dimiliki SMA Martia Bhakti adalah sebagai berikut:

Page 83: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

73

Tabel 4.4

Sarana dan Prasarana SMA Martia Bhakti Bekasi

No Nama Barang Kuantiti Kondisi 1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik 2 Ruang Wakasek 1 Baik 3 Ruang Tata Usaha 1 Baik 4 Ruang Guru 1 Baik 5 Ruang Kelas 15 Baik 6 Ruang Laboratorium Fisika 1 Baik 7 Ruang Laboratorium Kimia 1 Baik 8 Ruang Laboratorium Biologi 1 Baik 9 Ruang Laboratorium Bahasa 1 Baik

10 Ruang Laboratorium Komputer 1 Baik 11 Ruang Pusat Sumber Belajar TIK 1 Baik 12 Ruang OSIS 1 Baik 13 Ruang UKS 1 Baik 14 Ruang Broad Casting (Siaran) 1 Baik 15 Ruang Perpustakaan 1 Baik 16 Ruang Multimedia 1 Baik 17 Ruang Planetarium Mini 1 Baik 18 Masjid 1 Baik 19 Lapangan Olahraga 1 Baik 20 Lapangan Parkir 1 Baik 21 Kantin 1 Baik 22 Pos Keamanan 2 Baik 23 Komputer 30 Baik 24 Printer 10 Baik 25 Air Conditioner 20 Baik 26 LCD Proyektor 6 Baik 27 Note Book 10 Baik 28 Sound System 1 Baik

Page 84: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

74

6. Ekstrakulikuler

Dalam upaya mengembangkan dan menuangkan bakat serta keterampilan

para siswa, maka SMA Martia Bhakti Bekasi menyediakan program pembinaan,

yaitu ekstrakurikuler yang meliputi bidang pengembangan akademik, keolahragaan,

keagamaan, keterampilan dan seni. Antara lain sebagai berikut:

a. Akademik

1. Sains Olympiade

2. KIR

b. Keolahragaan

1. Badminton

2. Dayung

3. Futsal

4. Basket

5. Volley

c. Keagamaan

1. ROHIS

2. Keputrian

d. Keterampilan dan Seni

1. PMR

2. Paskibra

3. Pramuka

4. Vocal

5. Teater

6. Tari

7. Jurnalistik

Page 85: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

75

B. Deskripsi Data 1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Kecerdasan

Emosional Siswa

Guru berarti yang digugu dan ditiru, jadi dalam memberikan bimbingan

kecerdasan emosional, guru agama Islam harus menjadi sosok teladan yang baik

bagi siswa baik dari segi perbuatan maupun ucapan yaitu dapat mengelola

emosinya dan tenang dalam menangani masalah siswa. Dalam menangani

masalah siswa baik masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. guru agama islam

senantiasa menjadi motivator dalam menyelesaikan masalah siswa tersebut, serta

memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada siswa tersebut.

Peranan guru PAI terhadap pembinaan kecerdasan emosional siswa dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Peranan Guru Guru PAI

a. Guru Sebagai Pendidik

Tabel 4.5

Guru agama Islam memerintahkan siswa

untuk melaksanakan sholat lima waktu

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

38 2 - -

95% 5%

- -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui hampir seluruh (95%) siswa menjawab

“selalu”, dan sedikit sekali (5%) siswa menjawab “sering”. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa peranan guru agama Islam sebagai pendidik sangat baik,

guru mendidik siswa untuk menjalankan perintah agama agar melaksanakan

sholat lima waktu, karena mengerjakan sholat lima waktu merupakan kewajiban

bagi setiap muslim.

Page 86: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

76

Tabel 4.6

Guru agama Islam mengajarkan siswa untuk mengucapkan salam

apabila bertemu dengan guru dan teman di jalan

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

23 13 3 1

57,5% 32,5% 7,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan lebih dari setengah (57,5%) siswa

menjawab “selalu”, sebagian kecil (32,5%) siswa yang menjawab “sering”, sedikit

sekali (7,5%) siswa menjawab “kadang-kadang” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Hal ini membuktikan bahwa guru agama Islam

mendidik siswa untuk bersikap dan berperilaku sopan santun dengan mengajarkan

siswa untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru dan teman dijalan,

karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan

orang lain, dengan kata lain manusia membutuhkan interaksi dengan yang

lainnya. Maka dari itu sikap sopan santun harus dimiliki setiap manusia.

Tabel 4.7

Guru agama Islam mengajarkan siswa untuk bersikap jujur

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

26 13 1 -

65% 32,5% 2,5%

-

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dipersentasikan sebagian besar (65%)

siswa menjawab “selalu”, sebagian kecil (32,5%) siswa yang menjawab “sering”,

dan sedikit sekali (2,5%) siswa yang menjawab “kadang-kadang”. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan guru agama Islam sebagai pendidik

Page 87: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

77

sudah baik, guru mendidik siswa untuk mengamalkan perbuatan yang terpuji,

sikap jujur sangat penting untuk diajarkan kepada siswa, karena sikap jujur

merupakan perintah agama.

Tabel 4.8

Guru agama Islam menasehati siswa

untuk menghormati orang tua, guru dan teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

30 10 - -

75% 25%

- -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (75%) siswa

menjawab “selalu” dan sebagian kecil (25%) siswa menjawab “sering”. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama Islam mendidik siswa untuk

mengamalkan perbuatan terpuji yaitu dengan menghormati orang tua, guru dan

teman, karena apabila diri kita ingin di hormati maka kita juga harus menghormati

orang lain.

Tabel 4.9

Guru agama Islam melarang siswa merokok

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

23 12 3 2

57,5% 30% 7,5% 5%

Jumlah 40 100%

Pada tabel di atas dapat diketahui lebih dari setengah (57,5%) siswa

menjawab “selalu”, sebagian kecil (30%) siswa menjawab “sering”, sedikit sekali

(7,5%) siswa menjawab “kadang-kadang”, dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru

Page 88: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

78

agama Islam mendidik siswa untuk menjauhi perbuatan tercela dengan melarang

siswa merokok. Hal ini disadari oleh siswa bahwa merokok itu tidak baik bagi

kesehatan, karena di dalam rokok terdapat zat-zat yang tidak baik dikonsumsi dan

merokok itu pun tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan

bagi orang lain.

Tabel 4.10

Guru agama Islam melarang siswa tawuran sesama pelajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

20 12 6 2

50% 30%% 15%

5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat di persentasikan setengah (50%) siswa menjawab “sering”, sebagian kecil (30%) siswa menjawab “selalu”, sebagian kecil (15%) siswa menjawab “kadang-kadang”, dan sedikit sekali (5%) siswa menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru agama islam sebagi pendidik melarang siswa untuk menjauhi perbuatan tercela dengan melarang siswa tawuran sesama pelajar, karena tawuran merupakan perbuatan yang dapat merugikan dirinya, sekolah dan masyarakat. 8. Guru Sebagai Pembimbing

Tabel 4.11 Guru agama Islam memberikan contoh dalam berkata baik dan sopan santun

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

24 13 3 -

60% 32,5% 7,5%

-

Jumlah 40 100%

Page 89: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

79

Pada tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (60%) siswa menjawab

“selalu”, sebagian kecil (32%) siswa menjawab “sering”, dan hanya sedikit sekali

(7,5%) siswa yang menjawab “kadang-kadang”. Hal ini menunjukkan bahwa

peranan guru dalam memberikan contoh dalam berkata dengan baik dan sopan

santun sudah baik. Ini menyatakan bahwa peran guru agama Islam sebagai

pembimbing memberikan teladan yang baik kepada siswa dengan berkata penuh

sopan santun, karena sopan santun merupakan sikap yang mulia dalam

berhubungan dengan sesama manusia, sehingga siswa dapat mencontoh teladan

guru dengan bersikap sopan dan santun.

Tabel 4.12

Guru agama Islam bersikap baik dan ramah pada setiap orang

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

20 20 - -

50% 50%

- -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui setengah (50%) siswa menjawan

“selalu”, dan setengah (50%) siswa menjawab “sering”. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa guru agama Islam memberikan contoh teladan dengan

bersikap baik dan ramah pada setiap orang, karena dengan bersikap baik dan

ramah siswa dapat mudah bergaul dan berteman.

Tabel 4.13

Guru agama Islam membantu siswa lebih percaya diri

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

10 11 19 -

25% 27,5% 47,5%

-

Jumlah 40 100%

Page 90: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

80

Dari tabel di atas dapat di ketahui hampir setengah (47%) siswa menjawab

“kadang-kadang”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “sering” dan sebagian

kecil (25%) siswa menjawab “selalu”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

peran guru agama Islam sebagai pembimbing membantu siswa lebih percaya diri

cukup baik, rasa percaya diri itu baik diajarkan oleh guru, karena dengan percaya

diri siswa dapat menghormati diri sendiri akan potensi yang dimilikinya, dan

siswa yang percaya diri akan melihat kehidupannya dengan pandangan yang

positif, hal ini dapat mengembangkan kecerdasan emosi siswa yaitu dalam aspek

menghargai dirinya sendiri.

Tabel 4.14

Guru agama Islam mengajarkan siswa

untuk mengikuti kegiatan bakti sosial (baksos)

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

3 12 20 5

7,5% 30% 50%

12,5%

Jumlah 40 100%

Pada tabel di atas dapat diketahui setengan (50%) siswa menjawab

“kadang-kadang”, sebagian kecil (30%) siswa yang menjawab “sering”, sebagian

kecil (12,5%) siswa menjawab “tidak pernah”, dan sedikit sekali (7,5%) siswa

menjawab “selalu”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru agama

Islam sebagai pendidik telah mengajarkan siswa untuk mengikuti kegiatan baksos,

meskipun kadang-kadang, untuk menumbuhkan rasa kepekaan sosial pada siswa

terkadang guru mengajarkan siswa untuk mengikuti kegiatan baksos agar lebih

peduli terhadap lingkungan sekitar, seperti membantu korban bencana alam,

membersihkan lingkungan sekolah secara bergotong royong dan kegiatan yang

bermanfaat lainnya, karena dengan hal tersebut dapat membiasakan siswa untuk

bekerja sama dengan baik antar sesamanya dan kecerdasan emosional siswa akan

tumbuh dalam aspek empati dan keterampilan sosial.

Page 91: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

81

Tabel 4.15

Guru agama Islam mengajarkan siswa cara bergaul yang baik dengan teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

13 21 6 -

32,5% 52,5% 15%

-

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(52,5%) siswa menjawab “sering”, sebagian kecil (32,5%) siswa menjawab

“selalu”, dan sebagian kecil (15%) siswa menjawab “kadang-kadang”. Hal ini

menyatakan bahwa peran guru agama Islam sebagai pembimbing sering

mengarahkan siswa cara bergaul yang baik terhadap sesama manusia sebagai

makhluk sosial, dengan bergaul yang baik siswa akan belajar bersimpati dan

berempati pada orang lain, saling hormat menghormati dan saying menyayangi

satu sama lain.

Tabel 4.16

Guru agama Islam membantu siswa cara mengatasi masalah,

baik itu masalah di luar kelas maupun di dalam kelas

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

5 16 18 1

12,5% 40% 45% 2,5%

Jumlah 40 100%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (45%) siswa

menjawab “kadang-kadang”, hampir setengah (40%) siswa menjawab “sering”,

sebagian kecil (12,5%) siswa menjawab “selalu” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru

kadang-kadang membantu siswa cara mengatasi masalah, baik itu masalah di luar

Page 92: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

82

kelas maupun di dalam kelas, meskipun tidak selalu tetapi sebagai pembimbing

guru ikut berperan membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya baik itu

masalah di luar kelas maupun di dalam kelas, dengan begitu diharapkan agar

dapat menambah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan baik,

bijaksana, dan optimis.

Tabel 4.17

Guru agama Islam mengajarkan siswa bersikap bertanggung jawab Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

19 17 4 -

47,5% 42,5% 10%

-

Jumlah 40 100%

Pada tabel di atas dapat diketahui 47,5% siswa yang menjawab “selalu”,

42,5% siswa yang menjawab “sering” dan 10% siswa yang menjawab “kadang-

kadang”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan guru dalam

membimbing siswa untuk besikap bertanggung jawab sudah baik. Sikap tanggung

tanggung jawab harus di ajarkan pada siswa, karena dengan memiliki sikap

tanggung jawab siswa dapat mempertanggungjawabkan setiap perbuatan, perilaku

dan keputusannya, sehingga siswa tidak melemparkan kesalahannya pada orang

lain. Ini merupakan peranan guru dalam memperbaiki konsekuensi emosi kepada

siswa.

9. Guru Sebagai Motivator

Tabel 4.18 Guru agama Islam memotivasi siswa dalam menyelesaikan masalah Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

7 17 15 1

17,5% 42,5% 37,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Page 93: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

83

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan hampir setengah (42,5%) siswa

menjawab “sering”, sebagian kecil (37%) siswa menjawab “kadang-kadang”,

sebagian kecail (17,5%) siswa menjawab “selalu” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Hal ini membuktikan bahwa peran guru agama Islam

sebagai motivator sudah baik, guru memotivasi siswa dalam menyelesaikan

masalah, hal tersebut perlu dilakukan oleh seorang guru dengan memberikan

motivasi agar siswa dapat menyelesaikan apapun masalahnya dengan baik dan

bijaksana, dengan begitu siswa akan memotivasi dirinya dalam menyelesaikan

masalahnya.

Tabel 4.19

Guru agama Islam memberi semangat kepada siswa

untuk belajar pendidikan agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

21 17 2 -

52,5% 42,5%

5% -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat lebih dari setengan (52,5%) siswa

menjawab “selalu”, hampir setengah (42,5%) siswa menjawab “sering” dan

sedikit sekali (5%) siswa “menjawab kadang-kadang”. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa guru agama Islam sebagai motivator selalu memberikan

semangat kepada siswa untuk belajar pendidikan agama Islam.

Tabel 4.20

Guru agama Islam menegur siswa pada saat melakukan kesalahan

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

20 15 4 1

50% 37,5% 10% 2,5%

Jumlah 40 100%

Page 94: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

84

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah (50%) siswa

menjawab “sering”, sebagian kecil (37,5%) siswa menjawab “selalu”, sebagian

kecil (10%) siswa menjawab “kadang-kadang” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru

agama Islam sebagai motivator menegur siswa pada saat melakukan kesalahan.

Tabel 4.21

Guru agama Islam memberikan pujian/penghargaan

kepada siswa yang mengerjakan tugas

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

8 9 20 3

20% 22,5% 50% 7,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat setengah (50%) siswa menjawab “kadang-

kadang”, sebagian kecil (22,5%) siswa menjawab “sering”, sebagian kecil (20%)

siswa menjawab “selalu” dan sedikit sekali (7,5%) siswa menjawab “tidak

pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru agama Islam

sebagai motivator kadang-kadang memberikan pujian atau penghargaan kepada

siswa yang mengerjakan tugas, walaupun kadang-kadang tetapi pujian dan

penghargaan harus selalu di berikan agar siswa selalu bersemangat dalam belajar

dan berprestasi.

Tabel 4.22

Guru agama Islam memberikan sanksi

kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

11 10 18 1

27,5% 25% 45% 2,5%

Jumlah 40 100%

Page 95: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

85

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan hampir setengah (42,5%) siswa menjawab “kadang-kadang”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “selalu”, sebagian kecail (25%) siswa menjawab “selalu” dan sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama Islam memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas. 10. Guru sebagai Pengelola Kelas

Tabel 4.23

Guru agama Islam membantu siswa yang mengalami kesulitan/belum

mengerti dalam belajar pendidikan agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

14 20 5 1

35% 50%

12,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat di persentasikan setengah (50%) siswa menjawab “sering”, sebagian kecil (35%) siswa menjawab “selalu”, sebagian kecil (12,5%) siswa menjawab “kadang-kadang”, dan sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru agama Islam sebagai pengelola kelas sering membantu siswa yang mengalami kesulitan atau yang belum mengerti dalam belajar pendidikan agama Islam, guru harus membantu siswa dalam belajar agar dapat mengetahui kemampuan belajar siswanya.

Tabel 4.24

Guru PAI menegur siswa yang membuat kegaduhan/keributan

di dalam kelas, ketika proses belajar mengajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

19 18 3 -

47,5% 45% 7,5%

- Jumlah 40 100%

Page 96: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

86

Pada tabel di atas dapat dilihat hampir setengah (47,5%) siswa menjawab “selalu”, hampir setengah (37,5%) siswa menjawab “sering”, sedikit sekali (7,5%) siswa menjawab “kadang-kadang”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru agama Islam sebagai pengelola kelas selalu menegur siswa yang membuat kegaduhan/keributan di dalam kelas, ketika proses belajar mengajar, karena jika keadaan kelas nyaman dan kondusif siswa dapat fokus dan mudah menerima pelajaran dengan baik.

Tabel 4.25

Guru Agama Islam dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif

dalam proses belajar mengajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

10 23 6 1

25% 57,5% 15% 2,5%

Jumlah 40 100%

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan lebih dari setengah (57,5%) siswa menjawab “sering”, sebagian kecil (25%) siswa menjawab “selalu”, sebagian kecail (15%) siswa menjawab “kadang-kadang” dan sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru agama Islam sebagai pengelola kelas sudah baik, guru dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif dalam proses belajar mengajar, hal ini sangat penting agar siswa dapat belajar dengan fokus. 11. Guru Sebagai Evaluator

Tabel 4.26

Guru agama Islam memberikan penilaian

dalam setiap pelajaran pendidikan agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

21 13 6 -

52,5% 32,5% 15%

- Jumlah 40 100%

Page 97: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

87

Dari tabel di atas dapat dilihat lebih dari setengah (52,5%) siswa

menjawab “selalu”, sebagian kecil (32,5%) siswa menjawab “sering”, dan

sebagian kecil (15%) siswa menjawab “kadang-kadang” . Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa guru agama Islam memberikan penilaian dalam setiap

pendidikan agama Islam, baik nilai dalam ujian semester atau nilai harian.

Tabel 4.27

Guru agama Islam memberikan tugas pelajaran PAI

untuk dikerjakan di rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

13 21 6 -

32,5% 52,5% 15%

-

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat lebih dari setengah (52,5%) siswa

menjawab “sering”, sebagian kecil (32,5%) siswa menjawab “selalu”, sebagian

kecil (15%) siswa menjawab “kadang-kadang”. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa peran guru agama Islam sebagai evaluator sudah baik, guru

memberikan tugas kepada siswa untuk di kerjakan dirumah.

Tabel 4.28

Guru agama Islam menegur siswa jika tidak rapi

dalam menggunakan seragam sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

21 11 7 1

52,5% 27,5% 17,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat lebih dari setengah (52,5%) siswa

menjawab “selalu”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “sering”, sebagian

Page 98: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

88

kecil (17,5%) siswa menjawab “kadang-kadang” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru

agama Islam sebagai evaluator selalu menegur siswa jika siswa tidak rapi dalam

menggunakan seragam sekolah, dalam hal ini guru juga membantu siswa untuk

menegakkan kedisiplinan di sekolah.

Tabel 4.29

Guru agama Islam memperhatikan dan mengawasi siswa

yang sedang shalat berjamaah

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

19 16 4 1

47,5% 40% 10% 2,5%

Jumlah 40 100%

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan hampir setengah (47,5%) siswa

menjawab “selalu”, hampir setengah (40%) siswa menjawab “sering”, sebagian

kecil (10%) siswa menjawab “kadang-kadang” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak pernah”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru

agama Islam sebagai evaluator sudah cukup baik, guru agama Islam selalu

memperhatikan dan mengawasi siswa yang sedang shalat berjamaah.

Kecerdasan Emosional Siswa

a. Mengenali Emosi Diri

Tabel 4.30

Saya tahu persis hal-hal yang menyebabkan saya malas belajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

21 17 2 -

52,5% 42,5%

5% -

Jumlah 40 100%

Page 99: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

89

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui lebih dari setengah (52,5%) siswa menjawab “sangat setuju”, hampir setengah (42,5%) siswa menjawab “setuju” dan sedikit sekali (5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Martia Bhakti Bekasi memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek mengenali emosi diri, siswa memahami apa yang ada dibalik perasaannya, sehingga dapat mengetahui persis hal-hal yang menyebabkannya malas belajar.

Tabel 4.31

Saya sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya

dapat mengganggu kesulitan saya dalam belajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

20 15 3 2

50% 37,5% 7,5% 5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dipersentasikan setengah (50%) siswa menjawab “sangat setuju”, sebagian kecil (40%) siswa menjawab “setuju”, sedikt sekali (7,5%) siswa menjawab “tidak setuju” dan sedikit sekali (5%) siswa menjawab “sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setengah dari siswa SMA Martia Bhakti mengenali emosinya dan mempunyai kesadaran diri yang baik, siswa dapat mengetahui sebab dari perasaan yang sedang dirasakan, dan mampu menilai diri secara teliti, sehingga siswa sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya dapat mengganggu kesulitannya dalam belajar.

Tabel 4.32

Saya mampu bertindak tegas dalam membuat sebuah keputusan yang baik

walaupun dalam keadaan tertekan

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14 23 3 -

35% 57,5% 7,5%

- Jumlah 40 100%

Page 100: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

90

Pada tabel diatas dapat diketahui lebih dari setengah (57,5%) siswa menjawab “setuju”, sebagian kecil (35%) siswa menjawab “sangat setuju”, dan sedikit sekali (7,5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setengah dari siswa SMA Martia Bhakti Bekasi memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek mengenali emosi diri, siswa percaya diri dan dapat melihat secara realistis dan optimis serta memperhatikan secara berkesinambungan apa yang terjadi dalam dirinya, sehingga siswa mampu bertindak tegas dalam membuat sebuah keputusan yang baik walaupun dalam keadaan tertekan.

Tabel 4.33

Saya mensyukuri apa yang dikaruniakan Tuhan kepada saya

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

28 11 1 -

70% 27,5% 2,5%

- Jumlah 40 100%

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan sebagian besar (70%) siswa menjawab “sangat setuju”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “setuju”, dan sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMA Martia Bhakti Bekasi mempunyai kecerdasan emosional yang baik dalam aspek kesadaran diri atau mengenali emosinya, siswa mampu menerima keadaan diri serta mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya, sehingga selalu mensyukuri apa yang dikaruniakan Tuhan kepadanya.

Tabel 4.34

Saya adalah orang yang tidak sabar

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

2 17 19 2

5% 42,5% 47,5%

5% Jumlah 40 100%

Page 101: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

91

Dari tabel di atas dapat diketahui hampir setengah (47,5%) siswa

menjawab “tidak setuju”, hampir setengah (42,5%) siswa menjawab “setuju” dan

sedikit sekali (5%) siswa menjawab “sangat setuju”, dan sedikit sekali (5%) siswa

menjawab “sangat tidak setuju”. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

dapat mengenali emosinya dan mampu menilai diri secara teliti.

b. Mengelola Emosi Tabel 4.35

Saya mampu meredam kemarahan

pada situasi disaat saya seharusnya marah

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

11 25 3 1

27,5% 62,5% 7,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (62,5%) siswa menjawab

“setuju”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “sangat setuju”, sedikit sekali

(7,5%) siswa menjawab “tidak setuju” dan sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab

“sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

siswa SMA Martia Bhakti Bekasi mempunyai kecerdasan emosional yang baik

dalam aspek pengendalian diri atau mengelola emosi, siswa dapat mengatur

emosinya serta mampu menangani perasaan diri sendiri agar dapat terungkap

secara tepat dan wajar, sehingga dalam hal ini siswa mampu meredam kemarahan

pada situasi disaat seharusnya ia marah.

Page 102: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

92

Tabel 4.36

Jika saya sedang stress, saya akan mengarahkannya kepada hal yang positif

dan tidak merugikan orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

15 23 2 -

37,5% 57,5%

5% -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui lebih dari setengah (57,,5%)

siswa menjawab “setuju”, sebagian kecil (37,5%) siswa menjawab “sangat

setuju”, dan sedikit sekali (5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Martia Bhakti Bekasi

memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek pengendalian diri atau

mengelola emosi, siswa mampu menenangkan diri dan mengekspresikan

emosinya dengan tepat, sehingga jika sedang stress akan mengarahkannya kepada

hal yang positif dan tidak merugikan orang lain.

Tabel 4.37

Saya menolak dengan keras ajakan teman saya untuk membolos

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

30 6 1 3

75% 15% 2,5% 7,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian besar (75%) siswa menjawab

“sangat setuju”, sebagian kecil (15%) siswa menjawab “setuju”, sedikit sekali

(7,5%) siswa menjawab “sangat tidak setuju” dan sedikit sekali (2,5%) siswa

menjawab “tidak setuju”. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa SMA Martia Bhakti Bekasi mempunyai kecerdasan emosional yang

baik, siswa mampu mengendalikan emosinya dan dapat menahan pengaruh

Page 103: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

93

negatif dari luar, sehingga siswa menolak keras ajakan temannya untuk

membolos.

Tabel 4.38

Saya berusaha untuk tidak menyontek saat ujian

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

22 16 1 1

55% 40% 2,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan lebih dari setengah (55%) siswa

menjawab “sangat setuju”, hampir setengah (40%) siswa menjawab “setuju”,

sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab “tidak setuju” dan hanya sedikit sekali pula

(2,5%) siswa menjawab “sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Martia Bhakti memiliki

kecerdasan emosional yang cukup baik, siswa mampu mengendalikan dirinya dari

perilaku negatif, siswa memiliki pribadi yang mandiri dan kemampuan yang

tinggi untuk menghargai diri sendiri, sehingga selalu berusaha untuk tidak

menyontek pada saat ujian.

Tabel 4.39

Saya mudah sekali menjadi marah dan sulit untuk kembali menjadi tenang

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

12 18 8 2

30% 45% 20% 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hampir setengah (45%) siswa

menjawab “setuju”, sebagian kecil (30%) siswa menjawab “sangat setuju”,

sebagian kecil (20%) siswa menjawab “tidak setuju”, dan sedikit sekali (5%)

Page 104: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

94

siswa menjawab “sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa hampir setengah dari siswa SMA Martia Bhakti tidak dapat mengelola

emosinya dengan baik, siswa tidak mampu menahan impusl agresi kemarahannya,

sehingga mudah sekali menjadi marah dan sulit untuk kembali menjadi tenang.

c. Memotivasi Diri

Tabel 4.40

Saya selalu optimis, walaupun hasil pekerjaan tidak sesuai dengan harapan

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

30 10 - -

75% 25%

- -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (75%) siswa menjawab

“sangat setuju”, dan sebagian kecil (25%) siswa menjawab “setuju”. Dari data di

atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari siswa SMA Martia Bhakti

Bekasi memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek memotivasi diri,

mereka memiliki harapan serta optimisme yang tinggi, walaupun hasil

pekerjaannya tidak sesuai dengan harapan siswa selalu optimis, tidak mudah

menyerah dan tidak mudah putus asa.

Tabel 4.41

Saya berusaha mendapat nilai-nilai yang terbaik di antara teman-teman saya

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

25 13 2

-

62,5% 32,5%

5% -

Jumlah 40 100%

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan sebagian besar (62,5%) siswa

menjawab “sangat setuju”, sebagian kecil (32,5%) siswa menjawab “setuju”, dan

Page 105: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

95

sedikit sekali (5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa memiliki kecerdasan emosi yang baik dalam aspek

memotivasi diri, siswa mampu untuk berpikir positif, mempunyai dorongan untuk

berprestasi dan memiliki cita-cita yang tinggi, dengan selalu berusaha

mendapatkan nilai-nilai yang terbaik di antara teman-temannya.

Tabel 4.42

Saya menyadari kekurangan saya di sekolah

dan berusaha mengimbanginya dengan belajar lebih giat

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

25 13 2 -

62,5% 32,5%

5% -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (62,5%) siswa

menjawab “ sangat setuju”, sebagian kecil (32,5%) siswa menjawab “sangat

setuju”, dan sedikit sekali (5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam

aspek memotivasi diri, siswa mampu membebaskan diri dari pengaruh emosi yang

buruk dan dapat mengendalikan kegelisahan dengan cara yang baik, sehingga

siswa yang menyadari kekurangannya di sekolah akan berusaha mengimbanginya

dengan belajar lebih giat.

Tabel 4.43

Saya berusaha masuk peringkat 10 besar setiap semester

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

29 10 1 -

72,5% 25% 2,5%

-

Jumlah 40 100%

Page 106: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

96

Pada tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (72,5%) siswa menjawab

“sangat setuju”, sebagian kecil (25%) siswa menjawab “setuju” dan sedikit sekali

(2,5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar dari siswa SMA Martia Bhakti Bekasi mampu berpikir

positif untuk selalu berusaha masuk peringkat 10 besar setiap semester, siswa

memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek memotivasi diri sendiri.

Tabel 4.44

Masalah yang berat membuat saya depresi dan semakin terpuruk

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

11 20 8 1

27,5% 50% 20% 2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dipersentasikan setengah (50%) siswa menjawab

“setuju”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “sangat setuju”, sebagian kecil

(20%) siswa menjawab “tidak setuju” dan sedikit sekali (2,5%) siswa menjawab

“sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa tidak

mampu memotivasi dirinya, sehingga masalah yang berat membuatnya depresi

dan semakin terpuruk.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Tabel 4.45

Saya dapat mengetahui perasaan yang sedang mereka alami

dengan hanya melihat wajah teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

13 21 4 2

32,5% 52,5% 10% 5%

Jumlah 40 100%

Page 107: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

97

Dari tabel di atas dapat diketahui lebih dari setengah (52,5%) siswa

menjawab “setuju”, sebagian kecil (32,5%) siswa menjawab “sangat setuju”,

sebagian kecil (10%) siswa menjawab “tidak setuju” dan sedikit sekali (5%) siswa

menjawab “sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih

dari setengah siswa SMA Martia Bhakti Bekasi mengenali emosi orang lain

dengan baik, mereka mampu membaca pesan orang lain, baik yang di utarakan

langsung dengan kata-kata maupun tidak, sehingga dapat mengetahui perasaan

yang sedang dialami orang lain dengan hanya melihat raut wajahnya.

Tabel 4.46

Saya merasa kasihan pada mereka yang mengalami musibah

dan berusaha menolongnya

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

23 17 - -

57,5% 42,5%

- -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui lebih dari setengah (57,5%)

siswa menjawab “ sangat setuju”, dan hampir setengah (42,5%) siswa menjawab

“setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa

SMA Martia Bhakti Bekasi mempunyai rasa empati dan kepedulian yang tinggi

terhadap sesama, mengetahui kebutuhan orang lain, sehingga siswa dapat

merasakan kasihan jika ada orang yang mengalami musibah dan berusaha untuk

menolongnya.

Tabel 4.47

Kita semua adalah saudara se-Iman yang harus saling berbagi satu sama lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

29 11 - -

72,5% 27,5%

- -

Jumlah 40 100%

Page 108: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

98

Pada tabel di atas, dapat dipersentasikan sebagian besar (72,5%) siswa yang menjawab “sangat setuju”, dan sebagian kecil (27,5%) siswa yang menjawab “setuju”. Dari data tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari siswa SMA Martia Bhakti Bekasi memiliki kepedulian secara emosional, siswa menyadari bahwa kita semua adalah saudara se-Iman yang harus saling berbagi satu sama lain, siswa yang meranjak remaja mempunyai rasa empati kepada orang lain sangatlah tinggi karena mereka mempunyai rasa kasih sayang kepada sesama.

Tabel 4.48

Saya menghargai pendapat/pemikiran orang lain

meskipun berbeda dengan saya

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

24 15 1 -

60% 37,5% 2,5%

-

Jumlah 40 100%

Dari Analisa di atas dapat dipersentasikan sebagian besar (60%) siswa menjawab “ sangat setuju”, sebagian kecil (37,5%) siswa menjawab “setuju”, dan sebagian kecil (2,5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dapat disimpulkan dari data tersebut bahwa sebagian besar siswa SMA Martia Bhakti Bekasi memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek mengenali emosi orang lain, mampu mendengar orang lain secara efektif, dapat memahami sudut pandang dan sikap orang lain, sehingga siswa menghargai pendapat atau pemikiran orang lain meskipun berbeda dengannya.

Tabel 4.49

Saya tidak suka kalau ada seseorang yang mengkritik pribadi saya

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

9 20 4 7

22,5% 50% 10%

17,5%

Jumlah 40 100%

Page 109: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

99

Dari tabel di atas dapat diketahui setengah (50%) siswa menjawab

“setuju”, sebagian kecil (22,5%) siswa menjawab “sangat setuju”, sebagian kecil

(17,5%) siswa menjawab “tidak setuju” dan sedikit sekali (10%) siswa menjawab

“sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setengah dari

siswa SMA Martia Bhakti Bekasi tidak suka kalau ada seseorang yang mengkritik

pribadinya.

e. Membina Hubungan dengan Orang Lain

Tabel 4.50

Mudah bagi saya untuk berteman dan bergaul

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

12 25 3 -

30% 62,5% 7,5%

-

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (70%) siswa menjawab

“setuju”, sebagian kecil (30%) siswa menjawab “sangat setuju”, dan sedikit sekali

(7,5%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari tabel di atas dapat menyimpulkan

bahwa siswa memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam aspek membina

hubungan dengan orang lain, siswa memiliki keterampilan sosial sehingga mudah

baginya untuk berteman dan bergaul dengan siapapun.

Tabel 4.51

Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

11 21 7 1

27,5% 52,5% 17,5% 2,5%

Jumlah 40 100%

Page 110: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

100

Dari analisa di atas dapat dipersentasikan lebih dari setengan (52,5%)

siswa menjawab “setuju”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “sangat

setuju”, sebagian kecil (17,5%) siswa menjawab “tidak setuju”, dan sedikit sekali

(2,5%) siswa menjawab “sangat tidak setuju”. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa memiliki keterampilan sosial yang baik, siswa mampu

dan mudah menyesuaikan diri pada lingkungan barunya.

Tabel 4.52

Saya dapat berkomunikasi dengan baik dalam setiap situasi yang saya alami

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

10 26 4 -

25% 65% 10%

-

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebagian besar (65%) siswa

menjawab “ setuju”, sebagian kecil (25%) siswa menjawab “sangat setuju”, dan

sebagian kecil (10%) siswa menjawab “tidak setuju”. Dari data di atas dapat di

simpulkan bahwa siswa sebagian besar dapat berkomunikasi dengan baik dalam

setiap situasi yang mereka alami, hal ini membuktikan bahwa siswa memiliki

kecerdasan emosional yang baik dalam aspek membina hubungan dengan orang

lain.

Tabel 4.53

Tidak mudah bagi saya untuk dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan baru

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

6 21 11 2

15% 52,5% 27,5%

5%

Jumlah 40 100%

Page 111: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

101

Pada tabel di atas dapat diketahui lebih dari setengah (52,55%) siswa

menjawab “setuju”, sebagian kecil (27,5%) siswa menjawab “tidak setuju”,

sebagian kecil (15%) siswa menjawab “sangat setuju”, dan sedikit sekali (5%)

siswa menjawab “sangat tidak setuju”, dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

lebih dari setengah tidak mudah untuk dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru.

Tabel 4.54

Saya kesulitan mengajak bermain teman yang baru saya kenal

Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

2 14 19 5

5% 35%

47,5% 12,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui hampir setengah (47,5%) siswa

menjawab “tidak setuju”, sebagian kecil (35%) siswa menjawab “setuju”,

sebagian kecil (7,5%) siswa menjawab “sangat tidak setuju” dan sedikit sekali

(5%) siswa menjawab “sangat setuju”. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa hampir setengah dari siswa tidak setuju jika mereka dinyatakan kesulitan

mengajak bermain teman yang baru mereka kenal.

Page 112: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

102

Tabel 4.55

Interpretasi Data

Skor Peranan Guru Pendididkan Agama Islam

Skor ∑ Responden

Aspek Penelitian

∑ Item 4 3 2 1

∑ Skor

Pendidik 6 4 x 117 = 468 3 x 62 = 186 2 x 13 = 26 1 x 5 = 5 685 Pembimbing 7 4 x 94 = 376 3 x 110 = 330 2 x 70 = 140 1 x 6 = 6 852

Motivator 5 4 x 67 = 268 3 x 68 = 204 2 x 59 = 118 1 x 6 = 6 596 40 Pengelola Kelas 3 4 x 43 = 172 3 x 61 = 183 2 x 14 = 28 1 x 2 = 2 385 Evaluator 4 4 x 74 = 296 3 x 61 = 183 2 x 23 = 46 1 x 2 = 2 527 ∑ 5 Aspek 25 1580 1086 358 21 3054

Tabel 4.56

Gambaran Tiap-tiap Aspek Dari Peranan Guru PAI Terhadap Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa

Peranan Guru Skor Nilai Harapan (NH)

Nilai Skor (NS)

100% NHNS x Kategori Nilai

Pendidik 685 6 x 4 = 24 685 : 40 = 17,12 100% 24

17,12 x = 71,33% Baik

Pembimbing 852 7 x 4 = 28 852 : 40 = 21,3 100% 28

21,3 x = 76,07% Baik

Motivator 596 5 x 4 = 20 596 :40 = 14,9 100% 20

14,9 x = 74,5% Baik

Pengelola Kelas 385 3 x 4 = 12 385 : 40 = 9,62 100% 12

9,62 x = 80,16% Sangat Baik

Evaluator 527 4 x 4 = 16 527 : 40 = 13,17 100% 16

13,17 x = 82,31% Sangat Baik

Page 113: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

103

Tabel 4.57

Skor Kecerdasan Emosional Siswa

Skor ∑ Responden Aspek Penelitian ∑

Item 4 3 2 1 ∑

Skor Mengenali Emosi Diri 5 4 x 85 = 340 3 x 83 = 249 2 x 28 = 56 1 x 4 = 4 649 Mengelola Emosi 5 4 x 90 = 360 3 x 88 = 264 2 x 15 = 30 1 x 7 = 7 661

Memotivasi Diri 5 4 x 120 = 480 3 x 66 = 198 2 x 13 = 26 1 x 1 = 1 705 40 Mengenali Emosi Orang Lain 5 4 x 98 = 392 3 x 84 = 252 2 x 9 = 18 1 x 9 = 9 671 Membina Hubungan 5 4 x 41 = 164 3 x 107 = 321 2 x 44 = 88 1 x 8 = 8 581 ∑ 5 Aspek 25 1736 1284 218 29 3267

Tabel 4.58

Gambaran Tiap-tiap Aspek Dari Kecerdasan Emosional Siswa

Aspek Skor Nilai Harapan (NH)

Nilai Skor (NS)

100% NHNS x Kategori Nilai

Mengenali Emosi 649 5 x 4 = 20 649 : 40 = 16,22 100% 20

16,22 x = 81,1 % Sangat Baik

Mengelola Emosi 661 5 x 4 = 20 661 : 40 = 16,52 100% 20

16,52 x = 82,6% Sangat Baik

Memotivasi Diri 705 5 x 4 = 20 705 : 40 = 17,62 100% 20

17,62 x = 88,1% Sangat Baik

Mengenali Emosi Orang Lain

671 5 x 4 = 20 671 : 40 = 16,77 100% 20

16,77 x = 83,85% Sangat Baik

Membina Hubungan 581 5 x 4 = 20 581 : 40 = 14,52 100% 20

14,52 x = 72,6% Baik

Page 114: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

104

104

C. Interpretasi Data 1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan

Emosional Siswa

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada hasil penelitian,

dapat diketahui bahwa peranan guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan

kecerdasan emosional dikategorikan baik, hal ini karena guru mempunyai peran

sangat penting dan signifikan dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa,

guru memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan perannya baik

sebagai pendidik, pembimbing, motivator, pengelola kelas maupun evaluator.

Upaya guru dalam membina kecerdasan emosional siswa di SMA Martia

Bhakti Bekasi dapat dilakukan melalui berbagai cara. Dari hasil wawancara

penulis dengan guru pendidikan agama Islam, yaitu mengenai upaya dan usaha

yang dilakukan guru PAI untuk meningkatkan dan menumbuhkembangkan

kecerdasan emosional siswa baik dalam aspek mengenal emosi, mengelola emosi,

memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan hubungan dengan orang lain.

Upaya-upaya tersebut antara lain adalah:

a. Guru PAI sebagai Pendidik

Dalam mendidik siswa guru PAI mendapat persentase 71,33% berkategorikan

baik. Peranan guru PAI sebagai pendidik harus mampu menanamkan nilai-

nilai Islam di lingkungan sekolah, sehingga mampu meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan emosional siswa. Upaya yang

dilakukan guru PAI diantaranya adalah:

1. Guru mendidik siswa untuk menjalankan perintah agama

Upaya yang dilakukan guru dalam mendidik siswa untuk menjalankan

perintah agama adalah dengan melaksanakan 4 pilar yang dimiliki SMA

Martia Bhakti Bekasi, yaitu: Pertama, mendidik siswa untuk

melaksanakan sholat lima waktu di awal waktu, berjamaah di masjid.

Kedua, membaca Al-Qur’an beserta pemahaman, dan pengalaman

kandungannya. Ketiga, beramal sholeh demi kemaslahatan umat, dan

mengharap ridho Allah Swt. Keempat, menghidupkan sholat malam

(Qiyamul Lail). Dan peran guru PAI sebagai pendidik dalam membina

Page 115: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

105

105

kecerdasan emosional dalam bidang keagamaan, guru membuat program-

program keagamaan di SMA Martia Bhakti Bekasi agar dapat membantu

siswa untuk meningkatkan kecerdasan emosionalnya, baik dalam aspek

mengenal emosi, mengelaola emosi, memotivasi diri, mengenal emosi

orang lain atau empati, membina hubungan dengan orang lain, dan

menumbuhkan kemandirian serta meningkatkan ibadah siswa, diantaranya

adalah:

a. Murojaah al-Qur’an guru dan siswa

b. Pembacaan al-Hasyr

c. Dzikir dan doa sholat dhuha

d. Sholat zhuhur dan ashar berjamaah

e. Bimbingan al-Qur’an

f. Buletin jum’at

g. Infak teman asuh

h. Tromol Jum’at

i. Ta’lim guru, siswa dan karyawan

j. Qiyamul lain dan Mabit

k. Infak ta’lim bulanan guru dan siswa

l. Amal sholeh

m. Zakat Profesi

n. Idhul Kurban

o. Halal bil Halal

p. Sholat malam 7 hari sukses PSB

2. Mendidik siswa untuk bersikap dan berperilaku sopan santun. Guru agama

Islam mengajarkan siswa agar mengucapkan salam apabila bertemu

dengan guru, kepala sekolah, dan teman untuk membina kecerdasan

emosional siswa dari aspek mengenali emosi diri, mengenali emosi orang

lain dan membina hubungan.

3. Mendidik siswa untuk mengamalkan perbuatan terpuji. Guru menasehati

siswa untuk menghormati kedua orang tua, guru dan teman, guru agama

Islam memberi contoh dengan berkata baik, jujur, sopan santun dan ramah,

Page 116: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

106

106

agar siswa dapat meningkatkan kecerdasan emosionalnya dalam aspek

mengenali emosi dirinya, mengenal emosi orang lain serta membina

hubungan dengan orang lain.

4. Mendidik siswa untuk menjauhi perbuatan tercela. Sebagai pendidik guru

PAI mngerahkan siswa untuk menjauhi perbuatan tercela seperti merokok,

tawuran, melarang berbohong, marah, berkelahi dengan teman. Dalam hal

ini guru berupaya untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam

aspek mengenali emosi diri dan mengenali emosi orang lain

b. Guru PAI sebagai Pembimbing

Peranan guru PAI sebagai pembimbing mendapat persentase 76,07%. Dari

hasil data tersebut menyatakan bahwa peranan guru PAI sebagai pembimbing

berkategorikan baik. Guru PAI senantiasa menjadi teladan, membimbing siswa

untuk bertanggung jawab dan lebih percaya diri, mengajarkan siswa sikap empati

dan simpati kepada orang lain, membimbing siswa untuk mengenal emosinya,

serta membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang

dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, sehingga menjadi manusia ideal yang

menjadi harapan setiap orang tua, guru dan masyarakat. Upaya tersebut

diantaranya:

1. Pengelolaan siswa asuh

2. Pengelolaan tromol jum’at

3. Menjenguk yang sakit

4. Ta’ziyah

5. Bantuan korban bencana

6. Pemberian sembako

7. Jamsostek

c. Guru PAI sebagai Motivator

Sebagai motivator guru PAI mendapat persentase 74,5% berkategorikan

baik. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa peranan guru PAI sebagai

motivator di SMA Martia Bhakti Bekasi sudah baik. Hal ini karena guru sangat

berperan dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu bersikap

Page 117: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

107

107

optimis, mendorong siswa agar berprestasi baik dibidang akademik maupun non

akademik, dan memotivasi siswa dalam menyelesaikan masalah. Upaya yang

dilakukan guru PAI dalam memotivasi siswa, diantaranya:

1. Meningkatkan semangat untuk terus memperdalam ilmu keagamaan,

dengan melakukan murojaah Al-Qur’an, dzikir dan sholat dhuha

2. Menanamkan semangat untuk melaksanakan qiyamul lail baik di rumah

maupun disekolah

3. Memotivasi siswa untuk bersikap optimis, memiliki semangat dan harapan

yang tinggi dalam belajar, upaya yang dilakukan guru PAI adalah

memberikan pujian dan penghargaan bagi siswa yang berprestasi,

melaksanakan mabit akbar dalam rangka mempersiapkan diri untuk

menghadapi Ujian Nasional yang di dalamnya berisi ESQ, dzikir

berjamaah, dan Khotmul Qur’an.

4. Khitobah, untuk membina kecerdasan emosional siswa dalam aspek

memotivasi diri dengan meningkatkan rasa percaya diri siswa.

5. Menumbuhkan keyakinan dan menanamkan nilai-nilai positif dalam diri

siswa.

d. Guru PAI sebagai Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas guru PAI memperoleh persentase 80,16% berkategorikan sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa peranan guru PAI sebagai pengelola kelas sangat baik, guru dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman, sehingga dalam proses belajar menjadi efektif. Upaya yang dilakukan guru PAI adalah: 1. Memahami karakter siswa, mengkondisikan siswa dalam mengatur posisi

tempat duduk siswa. 2. Membentuk diskusi kelompok pada pembelajaran PAI, untuk membina

kecerdasan siswa dalam memotivasi diri dan membina hubungan dengan orang lain.

3. Menugaskan kepada siswa untuk membuat Power Point dan mempresentasikan materi pelajaran PAI, hal ini melatih siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan berani untuk tampil di depan kelas dan melakukan praktek pada materi tertentu.

Page 118: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

108

108

e. Guru PAI sebagai Evaluator

Peranan guru PAI sebagai evaluator memperoleh persentase 82,31%

berkategorikan sangat baik. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa peranan guru

PAI sebagai evaluator sangat baik, guru selalu melakukan evaluasi pelajaran

untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran atau materi yang telah di

sampaikan. Upaya yang dilakukan diantaranya adalah:

1. Memberikan penilain dalam setiap pelajaran pendidikan agama Islam

2. Memberikan masukan dan membimbing siswa pada materi yang belum

dipahami, contohnya dengan membuat peta konsep pada materi yang

belum dipahaminya.

3. Mengadakan remedial

4. Mengevaluasi siswa untuk menumbuhkan kecerdasan emosional dalam

aspek mengelola emosi, memotivasi diri dan mengenali emosi orang

lain (Empati) dengan cara mengawasi siswa pada waktu sholat

berjamaah, mewajibkan infaq untuk membatu siswa yang terkena

musibah.

2. Kecerdasan Emosional Siswa

Guru menempati posisi yang sangat penting terhadap pembinaan

kecerdasan emosional siswa, dengan melaksanakan peranannya sebagai pendidik,

pembimbing, motivator, pengelola kelas dan evaluator maka dapat diketahui

perkembangan kecerdasan emosional siswa pada setiap aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Mengenali Emosi diri

Dalam aspek mengenali emosi diri mendapat persentase 81,1 %

berkategorikan sangat baik, ini membuktikan bahwa siswa dalam mengenali

emosi diri sudah sangat baik, siswa mampu mengenali perasaan diri sendiri,

mengetahui sebab dari perasaan yang sedang dirasakan, mampu menilai diri

secara teliti, percaya diri dan menerima keadaan diri sendiri, serta mengenali

kekuatan dan kelemahan dalam dirinya.

Page 119: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

109

109

b. Mengelola Emosi

Kemampuan siswa mengelola emosi mendapat persentase 82,6%

berkategorikan sangat baik, dari data hasil tersebut menyatakan bahwa siswa

dalam mengelola emosi sangat baik. Siswa mampu mengendalikan dirinya dari

perilaku negatif, siswa memiliki pribadi yang mandiri dan kemampuan yang

tinggi untuk menghargai diri sendiri, mampu mengendalikan dan mengatasi stress,

dan dapat mengatur emosi serta mampu menangani perasaan diri sendiri agar

dapat terungkap secara tepat dan wajar.

c. Memotivasi Diri

Dalam memotivasi diri mendapat persentase 88,1% berkategorikan sangat

baik, dari data tersebut membuktikan bahwa siswa dalam memotivasi diri sangat

baik, hal ini karena siswa mamiliki harapan dan optimisme yang tinggi untuk

memperoleh cita-cita dan prestasi, selalu berpikir positif, konsisten, serta mampu

membebaskan diri dari pengaruh emosi negatif dan dapat mengendalikan

kegelisahan dengan cara yang baik sehingga tujuan hidupnya dapat terarah dan

tercapai.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Untuk mengenali emosi orang lain mendapat persentase 83,85%

berkategorikan sangat baik, hal ini menyatakan bahwa siswa dalam mengenali

emosi orang lain sangat baik, siswa memiliki sikap empati dan simpati yang

tinggi, mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain, dapat membaca

pesan orang lain baik yang di utarakan langsung dengan kata-kata maupun tidak,

suka menolong, tidak egois, menghargai perasaan orang lain serta mampu

memahami sudut pandang dan sikap orang lain.

e. Hubungan dengan Orang Lain

Hubungan dengan orang lain mendapat persentase 72,6% berkategorikan

baik, dari data tersebut dapat diketahui bahwa hubungan siswa dengan orang lain

sudah baik, hal ini dikarenakan siswa mampu menyesuaikan diri pada lingkungan

baru, mudah bergaul dan berteman, dapat beradaptasi dengan baik, serta mampu

berkomunikasi dengan baik sehingga dapat membaca sikap dan keadaan sosial.

Page 120: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis tentang peranan guru

pendidikan agama Islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional siswa di SMA

Martia Bhakti Bekasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan, maka penulis mengambil

kesimpulan tentang peranan guru pendidikan agama Islam sebagaimana

dibawah ini:

a. Peranan guru PAI sebagai pendidik mendapat persentase 73,08%,

berkategorikan baik.

b. Peranan guru PAI sebagai pembimbing mendapat persentase 76,07%,

berkategorikan baik

c. Peranan guru PAI sebagai motivator mendapat persentase 74,5%,

berkategorikan baik

d. Peranan guru PAI sebagai pengelola kelas mendapat persentase 80,16%,

berkategorikan sangat baik

e. Peranan guru sebagai evaluator mendapat persentase 82,31%,

berkategorikan sangat baik

Dari data tersebut dapat disimpulkan pula bahwa guru pendidikan

agama Islam sangat berperan aktif dalam membina kecerdasan emosional

siswa.

Page 121: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

111

2. Penelitian yang dilakukan di SMA Martia Bhakti Bekasi mengenai kecerdasan

emosional siswa dapat diperoleh dari hasil angket yang telah disebar, dan

dilihat dari tiap-tiap aspek kecerdasan emosional, maka hasil yang diperoleh

sebagai berikut:

a. Mengenali emosi diri mendapat persentase 81,1% berkategorikan sangat

baik

b. Mengelola emosi mendapat persentase 82,6% berkategorikan sangat baik

c. Memotivasi diri mendapat persentase 88,1% berkategorikan sangat baik

d. Mengenali emosi orang lain (empati) mendapat persentase 83,85%

e. Membina hubungan mendapat persentase 72,6%.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kecerdasan emosional siswa di

SMA Martia Bhakti sangat baik. Maka dari kedua point di atas yaitu peranan guru

PAI dan aspek kecerdasan emosional siswa dapat disimpulkan bahwa peranan

guru pendidikan agama Islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional di SMA

Martia Bhakti Bekasi sudah baik.

B. Saran 1. Upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah di SMA Martia Bhakti Bekasi

dalam rangka membina kecerdasan emosional siswa-siswinya hendaknya terus

ditingkatkan, dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang dapat meningkatkan

potensi dan mengembangkan kecerdasan emosional siswa.

2. Diharapkan dalam proses belajar mengajar guru memberikan pelajaran serta

pengetahuan bagi siswa tentang segala hal yang berhubungan dengan

kemampuan yang ada dalam diri termasuk kecerdasan emosional. Tidak hanya

pengetahuan yang bersifat rasional saja yang harus diberikan akan tetapi

pengetahuan tentang cara mengelola emosi, mengenali emosi orang lain,

memotivasi diri, berempati serta membina hubungan dengan orang lain.

3. Untuk meningkatkan dan membina kecerdasan emosional siswa adalah

langkah yang harus dilakukan guru dengan meningkatkan kecerdasan

emosionalnya sendiri, dan dalam waktu yang sama berusaha meningkatkan

kecerdasan emosional siswa/i nya dengan cara mengoptimalkan peranannya

Page 122: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

112

sebagai pendidik, pembimbing, motivator, pengelola kelas dan evaluator, baik

guru maupun siswa dapat memanfaatkan proses pembelajaran guna

meningkatkan kecerdasan emosional mereka.

4. Kepada orang tua di rumah diharapkan lebih membina kecerdasan emosional

siswa dengan memberi bantuan kepada mereka dalam menyelesaikan

masalahnya, karena selain peran guru, orang tua juga sangat berperan besar

terhadap pertumbuhan kecerdasan emosional siswa. Dengan bantuan orang

tua, guru dan masyarakat diharapkan akan menumbuhkan generasi muda yang

tangguh dan berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik.

Page 123: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

UJI REFERENSI

No Nama Buku No

Footnote

Halaman

Skripsi

Halaman

Referensi

Paraf

Pembimbing

BAB I

1

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008)

1 1 3

2 Lawrence E. Shapiro, Kiat-kiat Mengajarkan Kecerdasan Emosional Anak, (Jakarta: Gramedia, 1997)

3 2 7

3

Gunawan, “Pelaku Harus Dipidanakan, Beri Sanksi Juga Jajaran Manajemen Sekolah”, Kompas, Jakarta, 26 September 2012

4 3 1

4

Gunawan, “Perlu Sanksi Tawuran, Polisi Tangkap Pelaku dan Pihak yang Bantu Menyembunyikan”, Kompas, Jakarta, 28 September 2012.

5 3 1

5 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. Ke-1

6 4 4

6

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional,. Terj, T. Hermaya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. Ke-11

7 4 61

7

Collin Rose, dkk., Super Accelerated Learning: Revolusi Belajar Cepat Abad 21 Berdasarkan Riset Terbaru Para Ilmuwan, (Bandung: Jabal, 2007)

9 5 21-25

8

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient, The ESQ Way 165: 1 Ihsan, 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Penerbit Arga, 2005)

10 5 17

9 GeMozaik, Pentingnya Pendidikan Kecerdasan Emosional (http://Google.com), 2005

12 5 1-2

10

John Gottman, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional, (Jakarta: Grasindo, 1999)

13 6 2

Lampiran 1

Page 124: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

11 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Musriyah: Al-Maktabah Maktabuhah, 1924), Juz 16

14 6 207

12 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke-1

15 7 53-53

BAB II

13 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985)

1 12 333

14 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. 3

2 12 854

15 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-1, ed. 1

3 12 73

16 Tim Pustaka Al-Kautsar, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009)

4 13 20

17 H. Ihsan Hamdani, H. A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001)

5 13 93

18 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. 1

7 14 266

19 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1987)

8 14 100

20 H. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos, 2001), Cet. Ke-4

9 14 62-63

21 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prisma Sophie Jogjakarta, 1994)

10 15 156

22 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

11 15 44

23 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. Ke-10

12 16 86

24

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-3

13 16 130

25 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-26

15 17 4

Page 125: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

26

Sadirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ke-11

19 19 145

27 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-11

22 21 37

28

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Ed-1, Cet. Ke-5

25 23 21-26

29 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-1

26 23 105

30 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 192

28 25 192

31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhunya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-5

30 26 97

32 Heri Jauhari Muhtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-1

31 26 155

33 Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Amrico, 1986)

34 27 100

34

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1

36 29 31

35 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. Ke-1

37 30 67

36

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995)

39 31 170

37 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-2

40 31 265

38 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Edisi revisi Cet. Ke-7

41 31 96

39 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), Cet. Ke- 4

43 32 115

Page 126: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

40 Suharsono, Mencerdaskan Anak (Depok, Inisiasi Press, 2003) 44 43 43

41

Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, Terj. Dari Adz-Dzaka’ Al-Athifi wa Ash-Shihhah Al-Athifiyah oleh Muhammad Muchson Anasy, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), Cet. Ke-4

45 32 13

42

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono, Judul asli, Dictionary of Psychology (Jakarta: Rajawali Pers, 2008)

46 32 253

43

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-1

47 33 318-319

44

Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Trancendental Intelligence), (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), cet. Ke-1

49 34 48

45

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet.ke-11

50 35 7

46

Syamsu Yusuf LN, M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Karya, 2010), cet. Ke-11

54 36 115

47 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006)

56 37 104

48 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001)

57 37 74

49

Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. Ke-4

58 37 5

50

Robert K Cooper, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi Ter, Alex Tri Kantjo Widodo, Emotional Intelligence in Leadership and Organizations, (Jakarta: Gramedia, 2002), Cet. Ke-5

59 38 xv

Page 127: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

51

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-1

60 38 97

52

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), cet. Ke-3

61 38 9

53 Jeanne Segal, Melejitkan Kepekaan Emosional (Bandung: Kaifa, 2002) 63 39 27

54

Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, edisi Indonesia, (Bandung: Mizan, 2001)

66 40 44

55

Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alawiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 1999)

69 41 39

56

John Gottman, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999)

76 47 xvii

57 A. Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya, 1992), Cet. Ke-2

79 49 50

58

Syarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-1

80 49 19-20

59 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-6

82 50 135

60

Imam Ismail bin Umar bin Katsir, Al-Mishbah Munir fi Tahdzibi; Tafsiir Ibnu Katsir, (Riyadh, Daarulsalam, 2000), Cet. Ke-2

84 51 738

61

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Theosentris, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005), Cet. Ke-1

86 52 47

62 HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Interdisiplinier, (Bandung: Rosda Karya, 2003)

87 53 7

Page 128: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

63.

Mohammad Irfan dan Matsuki HS, Teologi Pendidikan, Tauhid Sebagai Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani: 2000), Cet. Ke-1

88 53 131

64 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 1993)

89 53 134

BAB III

65

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

1 58 173

66 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-6

3 59 70

Page 129: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul Peranan Guru

Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa Di

SMA Martia Bhakti Bekasi. Disusun oleh Siti Khoirunnisa, NIM 108011000127,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing

skripsi pada tanggal 6 Mei 2013.

Jakarta, 6 Mei 2013

Dosen Pembimbing

Dra. Eri Rossatria, M.Ag NIP.1947071711966082001

Page 130: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

ANGKET PENELITIAN

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembinaan Kecerdasan

Emosional Siswa Di SMA Martia Bhakti Bekasi

1. Membaca Bismillah 2. Tulislah biodata anda ditempat yang telah di sediakan 3. Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

pengalaman anda selama belajar pendidikan agama Islam, dengan keterangan sebagai berikut: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-Kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP)

4. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang terlewatkan 5. Jawaban yang anda pilih sesuai dengan kata hati sendiri 6. Angket ini tidak mempengaruhi nilai pada pelajaran pendidikan agama Islam 7. Atas bantuan dan perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih.

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

A. PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NO Pernyataan SL SR KD TP

1 Guru agama Islam memerintahkan siswa untuk melaksanakan sholat lima waktu

2 Guru agama Islam mengajarkan siswa untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru dan teman di jalan

3 Guru agama Islam mengajarkan siswa untuk bersikap jujur

4 Guru agama Islam menasehati siswa untuk menghormati orang tua, guru dan teman

5 Guru agama Islam melarang siswa merokok

6 Guru agama Islam melarang siswa tawuran sesama pelajar

7 Guru agama Islam memberikan contoh dalam berkata baik dan sopan santun

8 Guru agama Islam bersikap baik dan ramah pada setiap orang

9 Guru agama Islam membantu siswa lebih percaya diri

10 Guru agama Islam mengajarkan siswa untuk mengikuti kegiatan bakti sosial (baksos)

Lampiran 2

Page 131: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

11 Guru agama Islam mengajarkan siswa cara bergaul yang baik dengan teman

12 Guru agama Islam membantu siswa cara mengatasi masalah, baik itu masalah di dalam kelas maupun di luar kelas

13 Guru agama Islam mengajarkan siswa bersikap bertanggung jawab

14 Guru agama Islam memotivasi siswa dalam menyelesaikan masalah

15 Guru agama Islam memberi semangat kepada siswa untuk belajar pendidikan agama Islam

16 Guru agama Islam menegur siswa pada saat melakukan kesalahan

17 Guru agama Islam memberikan pujian/penghargaan kepada siswa yang mengerjakan tugas

18 Guru agama Islam memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas

19 Guru agama Islam membantu siswa yang mengalami kesulitan/belum mengerti dalam belajar pendidikan agama Islam

20 Guru PAI menegur siswa yang membuat kegaduhan/keributan di dalam kelas, ketika proses belajar mengajar

21 Guru Agama Islam dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif dalam proses belajar mengajar

22 Guru agama Islam memberikan penilaian dalam setiap pelajaran pendidikan agama Islam

23 Guru agama Islam memberikan tugas pelajaran PAI untuk dikerjakan di rumah

24 Guru agama Islam menegur siswa jika siswa tidak rapi dalam menggunakan seragam sekolah

25 Guru agama Islam memperhatikan dan mengawasi siswa yang sedang shalat berjamaah

B. KECERDASAN EMOSIONAL

No Pernyataan SS S TS STS

26 Saya tahu persis hal-hal yang menyebabkan saya malas belajar

27 Saya sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya dapat mengganggu kesulitan saya dalam belajar

28 Saya mampu bertindak tegas dalam membuat sebuah keputusan yang baik walaupun dalam keadaan tertekan

29 Saya mensyukuri apa yang dikaruniakan Tuhan kepada saya

Page 132: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

30 Saya adalah orang yang tidak sabar

31 Saya mampu meredam kemarahan pada situasi disaat saya seharusnya marah

32 Jika saya sedang stress, saya akan mengarahkannya kepada hal yang positif dan tidak merugikan orang lain

33 Saya menolak dengan keras ajakan teman saya untuk membolos

34 Saya berusaha untuk tidak menyontek saat ujian

35 Saya mudah sekali menjadi marah dan sulit untuk kembali menjadi tenang

36 Saya selalu optimis, walaupun hasil pekerjaan tidak sesuai dengan harapan

37 Saya berusaha mendapat nilai-nilai yang terbaik di antara teman-teman saya

38 Saya menyadari kekurangan saya di sekolah dan berusaha mengimbanginya dengan belajar lebih giat

39 Saya berusaha masuk peringkat 10 besar setiap semester

40 Masalah yang berat membuat saya depresi dan semakin terpuruk

41 Saya dapat mengetahui perasaan yang sedang teman saya alami dengan hanya melihat wajah nya

42 Saya merasa kasihan pada mereka yang mengalami musibah dan berusaha menolongnya

43 Kita semua adalah saudara se-Iman yang harus saling berbagi satu sama lain

44 Saya menghargai pendapat/pemikiran orang lain meskipun berbeda dengan saya

45 Saya tidak suka kalau ada seseorang yang mengkritik pribadi saya

46 Mudah bagi saya untuk berteman dan bergaul

47 Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

48 Saya dapat berkomunikasi dengan baik dalam setiap situasi yang saya alami

49 Tidak mudah bagi saya untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

50 Saya kesulitan mengajak bermain teman yang baru saya kenal

Page 133: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25S1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 4 2 85S2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 4 3 4 4 83S3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 1 2 3 4 3 4 3 4 4 86S4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 92S5 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 81S6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 90S7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 1 2 3 3 3 4 3 4 4 85S8 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 86S9 4 4 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 3 2 3 2 4 4 2 1 4 71S10 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 2 4 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 4 3 79S11 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 73S12 4 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 3 2 2 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 75S13 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 80S14 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 81S15 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 69S16 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 95S17 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 81S18 4 3 4 4 4 4 4 3 2 1 4 4 4 4 4 2 1 2 3 4 4 2 4 4 2 81S19 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 95S20 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 80S21 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 80S22 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 80S23 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 3 71S24 4 2 3 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 88S25 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 71S26 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 76S27 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 86S28 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 80S29 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 88S30 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 4 82S31 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 82S32 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 75S33 4 1 4 4 1 1 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 82S34 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 2 2 3 2 4 80S35 4 4 4 4 4 3 3 4 2 1 3 1 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 73S36 4 3 2 3 4 3 2 4 2 1 3 2 2 2 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 72S37 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 4 3 2 4 3 74S38 4 4 4 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 65S39 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 88S40 4 4 4 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 1 76

158 138 145 150 136 130 141 140 111 93 127 105 135 110 139 134 102 111 127 136 122 135 127 132 133

Guru Sebagai Evaluator JumlahNAMA Guru Sebagai PembimbingGuru sebagai Pendidik Guru Sebagai

Motivator

Guru Sebagai Pengelola

Kelas

Page 134: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

Mengenali Emosi Orang Lain1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

S1 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93S2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 88S3 4 3 4 4 2 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 2 3 3 2 79S4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 86S5 4 4 3 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 77S6 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 87S7 4 4 2 3 1 4 4 4 1 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 1 4 1 1 77S8 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 82S9 3 4 4 4 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 79S10 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 81S11 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 76S12 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 2 1 84S13 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 1 3 3 4 2 1 81S14 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 3 76S15 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 69S16 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 4 1 1 77S17 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 80S18 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 2 85S19 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 4 4 3 4 4 3 2 3 82S20 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 92S21 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80S22 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 86S23 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 87S24 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 78S25 2 3 3 4 2 2 4 4 3 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 77S26 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 70S27 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 90S28 3 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 83S29 3 2 3 4 2 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 80S30 4 4 3 4 2 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 2 85S31 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 2 3 2 2 79S32 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 83S33 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 89S34 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 83S35 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 88S36 4 3 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 80S37 3 2 3 4 2 3 3 1 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 79S38 4 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 83S39 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 1 3 4 3 4 2 82S40 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 1 3 2 3 2 2 74

139 133 131 147 99 126 133 143 139 120 150 143 143 148 121 125 143 149 143 111 129 122 126 111 93

JumlahNAMA Mengenali Emosi Diri Mengelola Emosi Memotivasi Diri

Page 135: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lampiran 5

BERITA WAWANCARA

Hari/Tanggal : 21 Januari 2013

Tempat Wawancara : Ruang Guru SMA Martia Bhakti Bekasi

Waktu : 09.00 – 11.00

Responden : Somantri, S.Ag

Isi Wawancara

1. Sudah berapa lama bapak mengajar di SMA Martia Bhakti Bekasi ?

Jawab: sudah 10 tahun saya mengajar disini sejak tahun 2004.

2. Berhubungan dengan masalah kecerdasan emosional, menurut bapak apa arti

yang tepat tentang hal itu?

Jawab: Kecerdasan emosional yang saya pahami itu adalah harus bisa

mengontrol emosi, mengontrol emosi yang dia punya, bukan hanya marah,

tapi semua rasa yang dia punya, dan dapat menempatkan emosinya dengan

baik dan tepat.

3. Masalah apa yang sering muncul di SMA Martia Bhakti ini, khususnya

mengenai kecerdasan emosional siswa (mengenali emosi, mengelola emosi,

empati, motivasi diri, dan hubungan dengan orang lain) ?

Jawab: Dalam masalah kecerdasan emosional, masih banyak siswa yang

belum mampu mengontrol emosi, lebih mudah tersinggung, memiliki

sensitifitas yang tinggi, kurang percaya diri, komunikasi kurang baik sesama

teman, mudah terpengaruh, egois, kurang menghargai sesama teman dan

adanya perasaan minder dalam pergaulan, belum paham siapa saya, untuk

siapa saya dan akan bagaimana saya mereka belum paham, masih labil dalam

proses pencarian jati diri, siapa yang mereka temui maka mereka akan

mengikutinya.

Page 136: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

4. Bagaimana cara bapak untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa?

Jawab: Dapat dilihat dari komunikasi dan dari obrolan bisa kelihatan, dengan

mengajak ngobrol secara personal, setelah kita ajak bicara, bagaimana mereka

menanggapinya dan cara berpikirnya dapat terlihat apakah sudah dewasa atau

belum. Dalam hal mengetahui semangat atau motivasi diri siswa, dapat dilihat

ketika mereka dipanggil satu persatu, misalnya ketika membaca Al-Qur’an

dapat terlihat apakah dia malu-malu, gemetaran, atau semangat, terlebih dapat

dilihat ketika mereka tampil di masjid, siswa yang memiliki motivasi

semangat dan percaya diri yang tinggi mereka akan selalu ingin tampil di

depan, misalnya memimpin do’a dan dzikir setelah sholat dan sholat juga

dapat menjadi patokkannya jika sholatnya sudah benar maka otomatis

prilakunya juga baik

5. Upaya apa saja yang bapak lakukan dalam membina kecerdasan emosional

siswa dan bagaimana peran bapak dalam hal ini?

Jawab: Biasanya di dalam kelas ada pembahasan tentang konsep diri, sebelum

siswa mengenal orang lain mereka harus terlebih dahulu mengenal dirinya

sendiri, menanamkan nilai-nilai untuk selalu berpikir positif, dan peran kita

(guru) memberikan motivasi kepada mereka setiap waktu, setiap kesempatan

baik di kelas maupun di luar kelas dan berupaya semaksimal mungkin

membiasakan menanamkan nilai keagamaan kepada mereka dengan sebaik-

baiknya, membantu mereka dalam meningkatkan keimanan dan ketaatan

dalam beribadah dengan mengajak, menggiring siswa ke mesjid, dan

mengawasi siswa pada saat sholat berjamaah. Dalam menumbuhkan jiwa

sosial anak, guru mengajak siswa untuk membantu teman-temannya yang

kekurangan dalam hal pembiayaan dengan berupaya membangkitkan

semangat rajin berinfak dan bershodaqoh, dan memberikan kesempatan

kepada mereka dengan memunculkan latihan berpidato dan ceramah untuk

membangkitkan semangat, optimis, rasa percaya diri dan rasa ingin tahu.

Page 137: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

6. Usaha apa saja yang bapak lakukan untuk memajukan pendidikan agama

Islam di SMA Martia Bhakti Bekasi?

Jawab: Dalam memajukan pendidikan agama Islam di SMA Martia Bhakti,

kita melaksanakan 4 pilar yang kita miliki, yang pertama; melaksanakan sholat

lima waktu, diawal waktu berjamaah di masjid, kedua; membaca Al-Qur’an

beserta pemahaman dan pengalaman kandungannya, ketiga; beramal sholeh

demi kemaslahatan umat dan mengharap ridho Allah SWT dan yang ke empat;

menghidupkan sholat malam (Qiyamul Lail).

Interviewer Interviewee

Siti Khoirunnisa Somantri S. Ag

Page 138: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lampiran 6

BERITA WAWANCARA

Hari/Tanggal : 28 Mei 2013

Tempat Wawancara : Ruang Guru SMA Martia Bhakti Bekasi

Waktu : 09.00 – 11.00

Responden : Somantri, S.Ag

1. Bagaimana Upaya bapak sebagai pendidik dalam membina dan meningkatkan

kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti?

Jawab: Peran guru sebagai pendidik dalam membina kecerdasan emosional,

dalam bidang keagamaan banyak program-program keagamaan yang

membantu dan memotivasi siswa untuk meningkatkan kecerdasan emosional,

meningkatkan kemandirian dan ibadah siswa, diantaranya:

a. Murojaah al-Qur’an guru dan siswa

b. Pembacaan al-Hasyr

c. Dzikir dan doa sholat dhuha

d. Sholat zhuhur dan ashar berjamaah

e. Bimbingan al-Qur’an

f. Buletin jum’at

g. Infak teman asuh

h. Tromol Jum’at

i. Ta’lim guru, siswa dan karyawan

j. Qiyamul lain dan Mabit

k. Infak ta’lim bulanan guru dan siswa

l. Amal sholeh

m. Zakat Profesi

n. Idhul Kurban

o. Halal bil Halal

p. Sholat malam 7 hari sukses PSB

Page 139: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

2. Bagaimana Upaya bapak sebagai pembimbing dalam pembinaan dan

peningkatan kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi?

Jawab: Dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa, kami mempunyai

program keagamaan dalam program sosial yang dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kecerdasan emosionalnya dalam aspek membina hubungan

dengan orang lain dan empati, bentuk kegiatan tersebut diantaranya:

a. Pengelolaan siswa asuh

b. Pengelolaan tromol jum’at

c. Menjenguk yang sakit

d. Ta’ziyah

e. Bantuan korban bencana

f. Pemberian sembako

g. Jamsostek

3. Apa saja upaya bapak sebagai motivator dalam membina kecerdasan

emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi?

Jawab: Peran guru sebagai motivator dalam membina kecerdasan siswa

dengan upaya meningkatkan semangat untuk terus memperdalam ilmu

keagamaan, dengan melakukan murojaah Al-Qur’an, dzikir dan sholat dhuha,

qiyamul lail, mengajarkan khitobah untuk meningkatkan percaya diri siswa,

memotivasi kepada siswa untuk menanamkan keyakinan dan nilai-nilai positif

agar lebih optimis dalam hidupnya. Guru memotivasi siswa dalam

menyelesaikan masalahnya dengan memberikan nasehat kepada siswa, agar

siswa lebih optimis dan mempunyai harapan dalam hidupnya.

4. Apa saja Upaya bapak sebagai pengelola kelas dalam membina dan

meningkatkan kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi?

Jawab: sebagai pengelola kelas upaya yang dilakukan guru adalah kita sesuai

dengan fungsinya, maksudnya kelas itu ingin kita buat apa? Tergantung guru

tersebut, kita sesuaikan dengan materi yang diberikan, untuk menciptakan

kelas menjadi kondusif kita juga harus memahami karakter siswa, contohnya:

membentuk diskusi kelompok belajar untuk menumbuhkan rasa tanggung

jawab, siswa membuat power point tugas kelompok untuk persentasi materi

Page 140: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

pelajaran PAI, guru juga membantu siswa yang mengalami kesulitan/belum

mengerti dalam belajar PAI, contohnya siswa yang belum membaca Al-

Qur’an siswa di bombing dan semua guru bekerjasama dalam hal ini.

5. Bagaimana upaya bapak sebagai evaluator dalam membina dan meningkatkan

kecerdasan emosional siswa di SMA Martia Bhakti Bekasi?

Jawab: Guru sebagai evaluator memberikan penilaian pada setiap pejaran

pendidikan agama Islam, melakukan bimbingan dan remedial jika siswa

belum memahami materi pelajaran, contoh; dengan membuat peta konsep,

mengevaluasi siswa untuk menumbuhkan kecerdasan emosional dalam aspek

mengelola emosi, memotivasi diri dan mengenali emosi orang lain (Empati)

dengan cara mengawasi siswa pada waktu sholat berjamaah, mewajibkan

infaq untuk membatu siswa yang terkena musibah.

Page 141: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lampiran 7

PROGRAM BIDANG KEAGAMAAN TAHUN AKADEMIK 2012-2013

SMA MARTIA BHAKTI JL. JEND. SUDIRMAN KM. 32 BEKASI SELATAN TLP. 8841844

Page 142: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA

JABATAN

TANDATANGAN

Somantri, S. Ag. PKS Bidang Keagamaan

Drs. Sarwan,

MM.

Penanggung jawab

Program

Page 143: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG SMA Martia Bhakti adalah sebuah lembaga pendidikan yang

mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap sikap dan prilaku. Penanaman sikap dan prilaku beragama harus terus dilakukan dalam upaya mendidik peserta didik agar memiliki akhlakul karimah. Ada 4 pilar yang dikedepankan di SMA Martia Bhakti yaitu, sholat diawal waktu, membaca al-Qur’an, Qiyamul lail dan amal sholeh. Sejalan dengan pilar-pilar di atas maka diperlukan perencanaan-perencaan yang baik dan matang untuk mendidik dan membina peserta didik agar menjadi insan yang memilki iftek dan imtak yang baik dan unggul.

Maka perlu bagi sekolah khususnya bidang keagamaan untuk mengadakan suatu kegiatan keagamaan yang menunjang terhadap 4 pilar di atas. Hal tersebut juga sejalan dengan visi dan misi sekolah yakni menjadi lembaga yang berkualitas atas dasar iman dan taqwa.

B. NAMA DAN BENTUK KEGIATAN

1. Nama kegiatan : Program keagamaan Bentuk Kegiatan : a. Murojaah al-Qur’an guru dan siswa

b. Pembacaan al-Hasyr c. Dzikir dan doa sholat dhuha d. Sholat zhuhur dan ashar

berjamaah e. Bimbingan al-Qur’an f. Buletin jum’at g. Infak teman asuh h. Tromol Jum’at i. Ta’lim guru, siswa dan karyawan j. Qiyamul lain dan Mabit k. Infak ta’lim bulanan guru dan siswa l. Amal sholeh m. Zakat Profesi n. Idhul Kurban o. Halal bil Halal p. Sholat malam 7 hari sukses PSB q. Pesantren ramadhan dan ifthor

jam’i r. Lomba bidang keagamaan

Page 144: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

Program Sosial Bentuk Kegiatan

a. Pengelolaan siswa asuh b. Pengelolaan tromol jum’at c. Menjenguk yang sakit d. Ta’ziyah e. Bantuan korban bencana f. Pemberian sembako g. Jamsostek

C. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kegiatan keagamaan ini adalah : a. mampu membaca al-Qur’an yang baik dan benar sesuai ketentuan

hokum tajwid b. membimbing siswa agar senantiasa taat dan patuh dalam

beribadah c. menanamkan semangat untuk melaksanakan qiyamul lail baik di

rumah maupun disekolah d. mampu menambah pemahaman tentang pengetahuan keagamaan

siswa e. mampu menambah dan memperluas kajian tentang ilmu agama

bagi guru dan karyawan f. meningkatkan semangat untuk terus memperdalam ilmu

keagamaan g. mampu mengetahui tingkat penguasaan siswa dalam membaca al-

Qur’an h. menguji mental siswa untuk mampu manyampaikan ilmu agama i. malatih siswa agar terbiasa dan senag membaca al-Qur’an j. menyampaikan ilmu pengetahuan agama kepada masyarakat

melalui media dakwah k. menambah wawasan keilmuan dan melatih keterampilan l. menguasai cara pembacaan al-Qur’an yang baik disertai dengan

penguasaan lagu tilawah m. melatih siswa untuk menguasai pembacaan al-Qur’an yang benar

sesuai ketentuan tajwid n. Menanamkan dan memperluas pemahaman keagamaan peserta

didik

D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan program keagamaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang sudah dibuat. (Telampir)

Page 145: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan program kegiatan keagamaan di SMA Martia Bhakti, meliputi : I. Program Kegiatan dan waktu Pelaksanaannya

A. Murojaah al-Qur’an guru dan siswa

Kegiatan muraja’ah ini ( Juz 30) dilaksanakan dalam beberapan bentuk kegiatan yaitu : 1. Pada saat memulai pelajaran di jam pertama setiap hari senin

sampai jum’at yang dipimpin langsung oleh ketua kelasnya masing-masing

2. Pada waktu selesai sholat lima waktu yang dibagi kepada 3 bagian, a. Hari senin sampai jum’at dibi,bing oleh imam sholat b. Hari kamis khusus untuk Guru dan Karyawan

B. Pelaksanaan sholat dhuha

Sholat dhuha dilaksanakan pada setiap hari senin sampai jum’at yang dilaksanakan seluruh siswa dan guru serta karyawan

C. Qiyamul lail

Kegiatan qiyamul lail dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu : 1. Setiap minggu ke dua khusus bagi siswa secara bergiliran, di

setiap semester nya 2. Setiap minggu ke empat khusus bagi seluruh guru dan

karyawan di lingkungan SMA Martia Bhakti. 3. Setiap menjelang UN Nasional, kegiatan mabit akbar meliputi

seluruh siswa kelas semester akhir. D. Ta’lim siswa

Pelaksanaan ta’lim siswa (pengajian siswa) dilaksanakan dua bulan satu kali di minggu pertama bulanannya.

E. Ta’lim Guru dan karyawan

Ta’lim guru dan karyawan, terbagi kepada beberapa bentuk : a. Dilaksanakan dirumah salah seorang guru atau karyawan yang

mempunyai kegiatan tertentu b. Dilaksanakan disekolah, apabila tidak ada kegiatan ditempat

lain

Page 146: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

F. Kurban

Kegiatan kurban ini dilaksanakan di bulan haji (idhul kuban) yang

pelaksanaannya melibatkan seluruh sivitas sekolah, baik guru,

siswa dan seluruh karyawan dilingkungan SMA Martia Bhakti.

G. Test baca Qur’an siswa baru

Pelaksanaan tes baca Qur’an bagi siswa baru dilaksanakan pada saat MTS di sekolah menjelang awal masuk pembelajaran

H. Pelatihan kultum

Pelatihan kultum terbagi kepada 2 bagian yaitu : 1. bagi siswa

Pelatihan kultum bagi siswa dilaksanakan pada shalat bersamaan dengan sholat dhuha secara bergantian di setiap rombelnya

2. bagi Guru pelatihan kultum bagi guru dilaksanakan pada waktu selesai shalat zhuhur di masjid setiap hari kamis

I. Pembacaan al-Hasyr qobla sholat

Pembacaan al-Qur’an ( QS. Al-Hayr, QS. Al-Baqoroh, dan surat-surat pendek) dilaksanakan setiap hari senin sampai kamis secara bergantian menurut rombelnya masing-masing.

J. Buletin jum’at

Penerbitan bulletin jum’at (Rohima) dilaksanakan 1 kali pada hari jum’at di setiap bulannya atau disesuaikan dengan hari besar Islam.

K. Keputrian

Kajian Islam yang dilakukan oleh siswa putri ( Keputrian ) dilaksanakan pada setiap hari jum’at pada waktu istirahat

L. Tilawatil Mujawadil Qur’an Pelaksanaan tilawah mujawadil qur’an dilaksanakan pada hari jum’at setelah selesai jam pelajaran

M. Tahsinul Qur’an

Kegiatan tahsinul Qur’an diperuntukan bagi peserta didik yang belum menguasai cara pembacaan al-Qur’an. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jum’at setelah selesai jam pelajaran.

Page 147: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

N. Pesantren Ramadhan

Dilaksanakan pada bulan Ramadan, pada hari jum’at dan sabtu sesuai dengan angatan semesternya, secara bergiliran

O. Zakat fitrah Pelaksanaan zakat melalui 2 bentuk sumber a. Dari guru b. Dari siswa

P. Khitobah

Pelatihan siswa untuk berpidato / kultom dilaksanakan pada hari senin dan selasa setelah pelaksanaan sholat dhuha

II. Team Pembimbing dan penanggung Jawab kegiatan

Team pelaksana/pembimbing kegiatan keagamaan di atas yaitu :

NO PROGRAM KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB KET

1 Murojaah al-Qur’an guru dan siswa Agus Hermawan S. Ag.

2 Pelaksanaan sholat dhuha Somantri, S. Ag.

3 Qiyamul lail Ibnu Abdilah, S.Hi

4 Ta’lim siswa Sudarmadi SH.

5 Ta’lim Guru dan karyawan Tugiman S. PD.

6 Perlombaan bidang keagamaan Ibnu Abdillah, S. Hi.

7 Test baca qur’an siswa baru Somantri, S. Ag.

8 Pelatihan kultum Agus Hermawan S. Ag.

9 Pembacaan al-Hasyr qobla sholat Somantri, S. Ag.

10 Buletin jum’at Ibnu Abdillah, S. Hi.

11 Kajian keputrian Saptiawati, S. Pd.

12 Pelatihan Mujawadil Qur’an Zainal Abidin

13 Pelatihan tahsinul Qur’an Somantri, S. Ag.

14 Pesantrn Ramadhan Agus Hermawan, S. Ag.

15 zakat Agus Hermawan, S. Ag.

16 Khitobah Ibnu Abdillah, S. Hi.

Page 148: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB III PELAKSANA KEGIATAN

Penanggung Jawab : Kepala Sekolah

Ketua Pelaksana Program : Somantri, S. Ag.

( PKS Bidang Keagamaan )

Sekretaris : Agus Hermawan, S. Ag

Bendahara : Ade Darmatin

Anggota :.Ibnu Abdillah, S. Hi.

Tugiman, S. Pd.

Sudarmadi, SH.

M. Yusuf, S. Pd.

Zainal Abidin

Erniati Sholehah, S. Si

Saptiawati, S. Pd.

Page 149: PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24730/3/SITI... · PERANAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB IV PENUTUP

Demikian program kegiatan keagamaan dilingkungan SMA Martia

Bhakti ini, Besar Harapan kami semua kegiatan berjalan dengan lancar

dan sesuai dengan agenda kegiatan yang sudah direncanakan sehingga

bias menjadikan paserta didik memiliki akhlak yang baik dan taat

beribadah kepada Allah swt. Atas perhatian dan kerjasamanya kami

ucapkan terima kasih.