peran tni ad guna menghadapi krisis energi dalam …fortei2015.untan.ac.id/file/8.pdf · bagi...

26
PERAN TNI AD GUNA MENGHADAPI KRISIS ENERGI DALAM RANGKA MENJAGA KEDAULATAN NKRI oleh Mayor Jenderal TNI Wiryantoro NK Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad Pendahuluan. Pertumbuhan ekonomi dunia menuntut ketersediaan kebutuhan energi yang mampu menopang kehidupan berskala global. Energi merupakan modal utama pemenuhan kebutuhan manusia terutama industri berbasis teknologi. Inti permasalahan energi global adalah ketidakseimbangan permintaan (demand) dan ketersediaan (supply) serta akses terhadap Sumber Daya Energi (SDE). Berbagai faktor yang menciptakan ketidakseimbangan tersebut antara lain pertambahan jumlah penduduk dan masifnya pertumbuhan ekonomi. Faktor tersebut menyebabkan konsumsi dari industri berbasis energi fosil meningkat secara drastis dan mengakibatkan tersedotnya cadangan energi dunia. Krisis energi tersebut merupakan permasalahan yang dihadapi dunia. Hal ini disebabkan sumber energi utama yang diandalkan untuk mencukupi kebutuhan energi sebagian besar berasal dari minyak bumi. Akibatnya adalah kelangkaan minyak bumi di masa datang/krisis energi. Krisis energi global tidak terlepas dari perkembangan lingkungan strategis dalam hal ini tren tersebut menyebabkan pergeseran pengaruh hegemoni dunia ke kawasan Asia dalam rangka pemenuhan energi global. Situasi ini diindikasikan adanya perebutan sumber energi di kawasan melalui ekspansi perusahaan- perusahaan besar dunia untuk menguasai pengelolaan energi global. Dampak lainnya adalah mulai berkembangnya pemanfaatan energi alternatif khususnya Energi Baru Terbarukan atau yang dikenal dengan EBT. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah ikut terimbas dari dampak krisis energi. Dampak tersebut sangat mempengaruhi kedaulatan NKRI yang mutlak harus dipertahankan oleh segenap komponen bangsa. Konsep ketahanan energi dan kemandirian energi menjadi sangat penting bagi kedaulatan negara. Isu-isu berkaitan dengan energi perlu mendapat penanganan secara komprehensif dan terintegratif yang didukung oleh seluruh komponen

Upload: others

Post on 14-Sep-2019

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERAN TNI AD GUNA MENGHADAPI KRISIS ENERGI DALAM RANGKAMENJAGA KEDAULATAN NKRI

oleh

Mayor Jenderal TNI Wiryantoro NKAsisten Perencanaan dan Anggaran Kasad

Pendahuluan.

Pertumbuhan ekonomi dunia menuntut ketersediaan kebutuhan energi yangmampu menopang kehidupan berskala global. Energi merupakan modal utamapemenuhan kebutuhan manusia terutama industri berbasis teknologi. Intipermasalahan energi global adalah ketidakseimbangan permintaan (demand) danketersediaan (supply) serta akses terhadap Sumber Daya Energi (SDE). Berbagaifaktor yang menciptakan ketidakseimbangan tersebut antara lain pertambahan jumlahpenduduk dan masifnya pertumbuhan ekonomi. Faktor tersebut menyebabkankonsumsi dari industri berbasis energi fosil meningkat secara drastis danmengakibatkan tersedotnya cadangan energi dunia. Krisis energi tersebutmerupakan permasalahan yang dihadapi dunia. Hal ini disebabkan sumber energiutama yang diandalkan untuk mencukupi kebutuhan energi sebagian besar berasaldari minyak bumi. Akibatnya adalah kelangkaan minyak bumi di masa datang/krisisenergi.

Krisis energi global tidak terlepas dari perkembangan lingkungan strategisdalam hal ini tren tersebut menyebabkan pergeseran pengaruh hegemoni dunia kekawasan Asia dalam rangka pemenuhan energi global. Situasi ini diindikasikanadanya perebutan sumber energi di kawasan melalui ekspansi perusahaan-perusahaan besar dunia untuk menguasai pengelolaan energi global. Dampaklainnya adalah mulai berkembangnya pemanfaatan energi alternatif khususnyaEnergi Baru Terbarukan atau yang dikenal dengan EBT. Indonesia sebagai negarakepulauan terbesar di dunia yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah ikutterimbas dari dampak krisis energi. Dampak tersebut sangat mempengaruhikedaulatan NKRI yang mutlak harus dipertahankan oleh segenap komponen bangsa.Konsep ketahanan energi dan kemandirian energi menjadi sangat penting bagikedaulatan negara. Isu-isu berkaitan dengan energi perlu mendapat penanganansecara komprehensif dan terintegratif yang didukung oleh seluruh komponen

2

masyarakat. Penanganan terhadap pemenuhan kebutuhan energi merupakan halyang fundamental dalam proses keberlangsungan ekonomi nasional. Bertitik tolak darihal tersebut, maka TNI AD sebagai salah satu komponen bangsa melakukan upaya-upaya melalui perannya di dalam menghadapi krisis energi agar tetap terjagakedaulatan NKRI. Tinjauan pembahasan makalah ini melalui pendekatan pertahanandan keamanan.

Latar Belakang Krisis Energi

Energi merupakan sumber kebutuhan primer yang menggerakkan seluruhaktivitas dunia. Penurunan cadangan minyak bumi sebagai energi utama menjadifaktor utama terjadinya krisis energi. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi duniasangat dipengaruhi oleh kebijakan harga minyak, dengan kata lain bahwaperekonomian negara-negara tergantung dari ketersediaan energi yang dapatmenyokong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya.

Ketergantungan dunia akan sumber daya fosil belum dapat dihilangkan,sementara cadangan dan produksinya sejak 1970-an mengalami penurunan. Krisisenergi tersebut membawa pengaruh yang cukup besar terhadap negara-negara didunia. Beberapa hal yang dapat mengakibatkan krisis tersebut adalah keseimbanganantara ketersediaan dengan kebutuhan, kelancaran akses terhadap energi danpenguasaan teknologi.

a. Ketidakseimbangan ketersediaan (supply) dengan kebutuhan(demand). Ketersediaan energi global secara berkelanjutan sangat dibutuhkanuntuk menggerakkan kegiatan perekonomian dunia. Kebutuhan energi secaradominan dipengaruhi oleh ketergantungan konsumsi energi fosil sehinggacadangan terus menurun. Berbagai sumber menyatakan bahwa total cadanganminyak dunia terbukti (proven oil reserve), yang dapat dieksploitasikan secaraekonomis berkisar 1,687 triliun barel pada akhir tahun 2013. Jumlah tersebuttersebar tidak merata, tetapi terkonsentrasi dibeberapa kawasan, antara lainTimur Tengah yang diperkirakan memiliki kandungan 66% cadangan minyakdunia. Cadangan minyak dunia terbesar lainnya terletak di kawasan AmerikaUtara dan sisanya tersebar di Amerika Latin, Afrika dan sebagian Asia.

3

b.

Kelan

b. Kelancaran Akses Terhadap Energi. Akses energi secara universalmerupakan faktor penting dalam mencapai keseimbangan antar kebutuhan,produksi dan konsumsi energi dunia. Pasar energi internasional bergantungpada rute distribusi energi global sekitar 63% (56,5 juta Bph) distribusi minyakdunia pada tahun 2013 menggunakan rute maritim. Chokepoint maritim duniamerupakan memegang peranan penting dalam menjaga keamanan energiglobal, karena volume minyak dan cairan energi lainnya yang diangkutmelintasi rute-rute ini sangat besar.

RASIO CADANGAN DAN PRODUKSI MINYAK DUNIA

PRODUKSI & KONSUMSI ENERGI SECARA REGIONAL(JUTA Bph)

4

c. Penguasaan Teknologi atas Pengelolaan Energi. Teknologimerupakan faktor penentu dalam memperoleh sumber daya energi di dunia.Jenis energi yang tersedia dalam sistem bumi tidak semua dapat diolah dalamkondisi ekonomi dan teknologi saat ini. Bahan bakar fosil, kususnya minyakdan gas, telah menjadi sumber energi digunakan secara dominan sebagaimodal perekonomian. Disposisi SDE secara geologis dan geografis dari bahanbakar fosil tersebar tidak merata, sehingga memerlukan teknologi untukmengadakan eksplorasi.

Energi sebagai Latar Belakang Konflik (Korelasi antara Ketersediaan Energi danJumlah Penduduk)

Isu keamanan energi dalam dekade terakhir ini semakin mengemuka dandiperkirakan akan berdampak terhadap keamanan global dalam tahun-tahun yangakan datang. Kebutuhan masyarakat dunia akan energi minyak dan gas bumi yangterus meningkat, sementara ketersediaannya semakin terbatas, berimplikasi secarapolitik, ekonomi dan keamanan.

Kebangkitan ekonomi di negara-negara yang mempunyai pengaruh besarterhadap keamanan kawasan dan keamanan global ikut mendorong meningkatnyakebutuhan energi secara global. Sifat energi minyak dan gas bumi yang tidak dapatdiperbaharui, lambat laun akan semakin langka, sementara kebutuhan dunia terusmeningkat. Kondisi, seperti itu menyebabkan krisis energi di masa-masa datang akan

VOLUME TRANSIT MINYAK MELALUI CHOKEPOINTSMARITIM DUNIA (JUTA Bph)

5

semakin serius dan dapat menjadi sumber konflik antar negara. Meningkatnyaketergantungan energi dan terbatasnya sumber daya minyak dan gas bumi telahmengakibatkan kenaikan harga minyak dan gas berada jauh di atas harga yang wajar.Harga minyak yang terus menaik telah mengakibatkan kenaikan semua kebutuhanpokok manusia dan berdampak signifikan terhadap stabilitas perekonomian secaraglobal.

Bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, kenaikan harga minyak bumimembawa dampak terhadap stabilitas ekonomi dan keamanan terutama menambahbeban pada anggaran dan belanja negara. Pada lingkup masyarakat, kenaikan hargaminyak dunia berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa yang tidak seimbangdengan daya beli masyarakat. Kenaikan dapat berpotensi mendorong gejolak sosialapabila kenaikan tersebut tidak dapat dikelola secara tepat. Terbatasnya sumber dayaenergi minyak mendorong kekhawatiran munculnya persaingan baru di berbagaikawasan yang dipicu oleh kebutuhan untuk mengamankan penguasaan sumberenergi.

Dari berbagai konflik yang terjadi di dunia, seperti di Timur Tengah, AfrikaUtara (Libya, Sudan dan sebagainya) lebih dari 70 % disebabkan adanya perebutansumber energi. Negara-negara yang memiliki sumber energi fosil (minyak, gas danbatubara) menjadi tempat berkumpulnya kepentingan berbagai negara di dunia. Halini sangat wajar karena suatu negara wajib menjamin keselamatan warganya danmengamankan ketersediaan energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupbangsanya. Entah berasal dari eksplorasi dalam negeri atau melalui kerjasamadengan luar negeri.

Dilain pihak, pada tahun 2014 British Petroleum (BP) mengeluarkan sebuahlaporan yang menyatakan bahwa sisa energi fosil dunia tinggal 53,3 tahun lagisedangkan sisa energi fosil di Indonesia hanya tinggal 11,6 tahun.1 Energi dunia akanhabis pada tahun 2067 dan Indonesia pada tahun 2025 dengan asumsi bahwakebutuhan energi dunia tidak mengalami peningkatan. Padahal, BP pada awal tahunini memperkirakan bahwa konsumsi energi dunia pada 2035 akan meningkat sampai41 % dari kebutuhan hari ini.2

1 British Petroleum, 2013, BP Statistical Review of World Energy June 2013, Pureprint Group Ltd, UK.2 British Petroleum, BP Energy Outlook 2035 Fact Sheet, http://www.bp.com/energyoutlook diakses 21September 2015 pukul 14.00.

6

Melihat fakta bahwa energi fosil tidak dapat diperbaharui, maka saat ini banyakpakar dan akademisi di seluruh dunia berusaha untuk menciptakan energi barupengganti energi fosil. Dan berdasarkan berbagai temuan ilmiah, salah satu energibaru yang dapat diciptakan adalah energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, ataulebih dikenal dengan sebutan bio energi. Kecenderungan peningkatan penggunaanbio energi ini bahkan pada tahun 2007-2008 telah memicu krisis harga pangan duniayang meningkat sangat tajam, hingga 75%, antara lain diakibatkan karena pengalihanpenggunaan bahan pangan menjadi biofuel.3

Teori Malthus 1798 tentang Prinsip Kependudukan

Pada tahun 1798 seorang pakar demografi sekaligus ekonomi politik dariInggris bernama Thomas Malthus mengeluarkan sebuah teori tentang PrinsipKependudukan. Malthus meramalkan bahwa jumlah populasi akan mengalahkanpasokan makanan yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang.Malthus menyatakan bahwa “jumlah penduduk meningkat seperti deret ukur,sedangkan ketersediaan makanan meningkat seperti deret hitung4

Teori Malthus ini didukung oleh seorang pakar statistik bernama LaurenceSmith. Dalam sebuah buku yang diluncurkan pada tahun 2011, Smith menyatakanbahwa pertumbuhan penduduk dunia meningkat dengan pesat. Jika pada tahun 1800penduduk dunia baru mencapai 1 miliar, pada tahun 2011 yang lalu penduduk duniatelah mencapai 7 miliar. Menurut perhitungan Smith, selanjutnya jumlah pendudukdunia akan bertambah 1 miliar orang setiap 6 tahun.5 Jika dipetakan antara teoriMalthus dengan data yang dimiliki Smith, maka titik temu antara ketersediaan pangandengan jumlah penduduk dunia untuk mendapatkan makanan yang layak terjadi padatahun 2011, yang disebut titik kritis. Setelah tahun tersebut, berarti ketersediaanmakanan untuk tiap-tiap penduduk dunia akan mengalami krisis karena tidakmemenuhi kebutuhan minimal yang harus dikonsumsi. Dengan kata lain, sejak titikkritis tersebut maka dunia mengalami kelangkaan pangan.

3 Adhitya Chakrabortty, Secret report: Biofuel caused food crisis; Internal World Bank study deliversblow to plant energy drive, The Guardian, July 4, 20084 Malthus, T.R., 1798, An Essay on the Principle of Population, London,http://www.constitution.org/cmt/malthus/population.htm.5 Smith,L.2011,The World in 2050, Four Forces Shaping Civilization’s Northern Future, London, Penguin BookaLtd.

7

Kelangkaan pangan ini senada dengan data UNICEF yang mencatat adanya 1orang anak meninggal dunia setiap 2,1 detik atau hampir 15 juta anak setiap tahunkarena kemiskinan, kelaparan dan kesehatan yang buruk. Jika tahun 2014 pendudukdunia telah mencapai 7,3 miliar jiwa dan dengan penambahan kebutuhan energidunia sebesar 41% pada tahun 2035, maka energi fosil dunia diperkirakan akan habispada tahun 2048. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah pemanfaatan bio energisebagai energi penggerak kegiatan peradaban manusia. Lantas bagaimanakahkondisi NKRI dimasa pada saat itu? Marilah kita lihat posisi geografis Indonesia dankekayaan alamnya yang melimpah.

Kondisi geografis dan kekayaan alam Indonesia

Posisi geografis Indonesia yang berada tepat di garis khatulistiwamenempatkan Indonesia dalam wilayah tropis yang hanya mengalami dua jenismusim; kemarau dan penghujan. Sebagai akibat dari terjadinya dua musim tersebut,sebagaimana juga dimiliki negara-negara lain disekitar garis ekuator, Indonesiamemiliki potensi vegetasi dan bercocok tanam sepanjang tahun.

Sementara itu dari sudut pandang ketersediaan air bersih, data menunjukkanbahwa Indonesia masih memiliki lebih dari 5.000 m3 air bersih per kapita per tahun.Lebih banyak dibandingkan negara-negara lain seperti India, Banglades dan KoreaSelatan serta negara-negara benua Afrika yang saat ini telah mengalami krisis airbersih. Selain itu, kita juga diberikan bonus anugerah kekayaan alam hayati dan nonhayati yang berada di permukaan dan di bawah perut bumi Indonesia yang sangatberagam dan melimpah.

Kekayaan Alam Hayati Indonesia.

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam hayati yang melimpah dilihat dariberagamnya jenis komoditas pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunandan peternakan sebagai sumber pangan dan pendapatan masyarakat. Pertanianmerupakan alat stabilitas ekonomi dan politik negara serta menjadi alat pemersatubangsa, karena pada dasarnya pangan adalah kebutuhan primer yang harusdipenuhi. Sektor perkebunan Indonesia jika terus dikembangkan dengan baik akanmerupakan agribisnis unggulan yang mampu memberikan surplus perdagangansekaligus memegang peran strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia.Melalui ekspor hasil perkebunan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatankesejahteraan para petani dan juga peningkatan pemasukan devisa dan pajak bagi

8

pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah produksi, luas areal danproduktivitas sektor perkebunan Indonesia mengalami peningkatan. Dua komoditasperkebunan Indonesia yang telah menjadi komoditas unggulan di pasar internasional,yaitu karet dan kelapa sawit.

Kekayaan Alam Non Hayati Indonesia.

Sumber kekayaan alam non hayati minyak bumi pernah menjadi kebanggaanrakyat Indonesia, namun seiring dengan jalannya waktu kebanggaan tersebut secaraperlahan-lahan terkikis dan luntur. Indonesia yang pernah menjadi negara pengeksporminyak dunia dan menjadi anggota OPEC akhirnya resmi keluar dari keanggotaanOPEC pada tahun 2008, setelah menjadi net importer minyak. Lebih ironis lagi,ternyata saat ini Indonesia hanya memiliki cadangan minyak yang akan habis dalamwaktu 11 tahun. Lalu bagaimana dengan sumber kekayaan non hayati lainnya?

Potensi sumber daya mineral Indonesia masih sangat besar. Kita memilikisumber energi non hayati yang cukup fantastis selain minyak bumi, seperti gas alamdan batubara. Menurut PGN, Indonesia saat ini memiliki cadangan gas alam 153,45Tcf (trillion cubic feet) dan cadangan batubara 136 miliar ton.

Jika kita perhatikan sisi kepemilikan Migas dan gas metana batubara, hampirdiseluruh wilayah Indonesia saat ini telah diolah oleh perusahaan-perusahaan asingyang memiliki modal besar. Negara-negara pengolah sumber kekayaan alamIndonesia tersebut antara lain Amerika Serikat, Inggris, Australia, Italia, Cina,Malaysia dan Norwegia12. Semua negara yang memiliki pengaruh di dunia berupayaikut berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, posisi geopolitik Indonesia yang berada tepat di tengah negara-negara Five Power Defence Arrangement (FPDA), yaitu perjanjian kerjasamapertahanan negara- negara persemakmuran Inggris, menyimpan kerawanan yangpatut menjadi perhatian serius. Menurut sejarah, setidaknya ada 3 negara FPDAyang pernah memiliki hubungan kurang harmonis dengan Indonesia, yaitu Malaysiadengan sengketa Sipadan-Ligitan dan blok Ambalat, Singapura dengan reklamasipantai kearah Indonesia dan penolakan penamaan KRI Usman-Harun, serta Australiadengan kasus penyadapan pejabat RI dan penolakan eksekusi mati “Bali Nine”.Selain itu, kita juga memiliki 3 wilayah perbatasan darat dengan negara-negaratetangga, yaitu dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste, yang perlumendapatkan perhatian khusus.

9

Dari uraian tentang latar belakang konflik, teori kependudukan ThomasMalthus, fakta-fakta kelangkaan pangan, air dan energi, laporan perkiraan kebutuhanenergi oleh British Petroleum dan posisi gepolitik Indonesia, dapat kita simpulkanbahwa di masa depan berbagai kepentingan dunia akan tertuju pada penguasaanpangan dan energi yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan karena hal-hal tersebutmerupakan kebutuhan hidup dunia yang sangat vital. Pada tahun 2039 saat parapemuda berusia matang diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 11,6 miliarjiwa dimana 80,2% atau 9,2 miliar jiwa dari jumlah tersebut hidup di luar wilayahekuator dan hampir bisa dipastikan akan makin berupaya mencari pangan, air danenergi di daerah ekuator. Jika saat ini konflik yang terjadi berlatarbelakangpenguasaan energi fosil, maka konflik masa depan akan bermotif penguasaansumber pangan, air bersih dan bio energi.

Dihadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasisepanjang tahun dan kekayaan alamnya, maka Indonesia merupakan sumber energi,sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingannasional negara-negara asing di masa depan. Indonesia sebagai negara yang kayaakan sumber daya alam tidak akan dibiarkan berkembang dan maju karena akanmenjadi ancaman bagi negara-negara asing. Indonesia akan terus dijadikankonsumen dan pasar bagi produk mereka. Kondisi geopolitik Indonesia yangdikepung oleh negara-negara FPDA menambah besarnya ancaman nyata yangdihadapi oleh Indonesia. Bagaimanakah nasib anak cucu kita pada saat itu? Apakahmereka bisa hidup layak seperti kita saat ini?

Kondisi dan Kedaulatan NKRI

Perkembangan suatu negara tidak terlepas dari pengaruh dinamika dalamnegeri terutama menyangkut sumber energi yang merupakan komoditas strategis. Isuenergi dan sumberdaya mineral berperan penting dalam mendukung ketahanannasional, khususnya menyangkut penanganan krisis energi nasional. Konsepsiketahanan nasional merupakan konsep pengembangan kekuatan nasional melaluipenyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selarasdalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan tepadu berlandaskanPancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan wawasan nusantara. Konsepsi tersebutmenyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan yang dinamakanastagatra, merupakan aspek yang bersifat ilmiah dan aspek yang bersifat sosial.

10

a. Aspek Geografi. Indonesia adalah kepulauan yang memiliki wilayahgeografi strategis, karena terletak dipersimpangan hubungan komunikasi dantransportasi laut negara-negara didunia.Kepulauan Nusantara membujur pada94 ° BT- 141 ° BT dan 6° LU-11°LS menjadikan persilangan dua samudra dandua benua. Kondisi geografis ini dapat memberikan manfaat yang besar biladipahami dan diwujudkan secara nyata.

Letak Indonesia dekat dengan beberapa negara yang memilikikebutuhan energi sangat besar, seperti tiongkok dan India. Selain itumemberikan kemudahan dalam pemasaran energi dunia dengan negara-negara majukarena terletak di jalur perdagangan dunia, seperti Amerika, UniEropa, Jepang dan Korea Selatan. Rute pengangkutan sumber energi duniaakan selalu melintasi wilayah Indonesia, mengingat Indonesia adalah negarakepulauan yang dikelilingi laut dan selat. Distribusi energi mayoritas akanmelintasi perairan Indonesia, hal tersebut karena letak Indonesia berada diSelat Malaka yang merupakan chokepoint penting di kawasan Asia danmerupakan jalur terpadat di dunia.

b. Aspek Demografi. Jumlah penduduk yang besar merupakan asetnasional yang berharga bila dikelola dengan baik. Populasi pada tahun 2015mencapai 255,46 juta jiwa, dengan komposisi heterogen. Perkiraan tahun 2025akan bertambah sebesar 284,83 juta jiwa dan pada tahun 2035 menjadi 305,65juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata pada tahun 2000-2010 sebesar1,49% per tahun. Kualitas pendidikan formal yang relatif masih rendah dengan

11

indikator prosentase tingkat penduduk berpendidikan tamat SMP atausederajat sebesar 40,93%. Rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah51,31 %. Indonesia akan mengalami bonus demografi hingga tahun 2030.Setelah tahun 2030 Indonesia akan menghadapi tantangan baru yaitupeningkatan penduduk usia tua yang berakibat pada tingginya beban negara.

Kondisi penduduk secara kualitas dan kuantitas serta penyebaran yangtidak merata merupakan beban berat dalam pemenuhan energi nasional,terlebih dalam kondisi krisis energi. Dinamika penduduk menuntutpeningkatan permintaan energi dalam jumlah yang besar.

c. Aspek Sumber Kekayaan Alam. Indonesia memiliki potensi besarmenjadi negara produsen dan pengekspor berbagai komoditi darat dan laut.Garis khatulistiwa yang melintasi kepulauan menjadikan Indonesia sebagainegara yang memiliki kekayaan alam hayati dan non hayati dengan jumlahyang sangat besar. Kekayaan alam tersebut termasuk kekayaan SDE yangmerupakan modal dalam pemenuhan energi nasional.

Sumber EBT di Indonesia berpotensi sangat besar untuk menggantikansumber energi fosil nasional. Pemanfaatannya yang belum maksimal masihterus ditingkatkan oleh emerintah untuk mengurangi penggunaan energi fosilyang pasokan dan produksinya semakin menurun. Kekayaan alam ini menjadidaya tarik bagi pihak luar yang ingin menguasai.

12

d. Aspek Ideologi. Fenomena globalisasi tersebut melahirkan komonitasdunia (global oukumene) yang ditandai dengan semakin intensifnyamasyarakat indonesia berkomunikasi dengan masyarakat internasionalperkembangan teknologi memberikan akses secara luas kepada masyarakatdengan berinteraksi secara instan melalui teknologi komunikasi dan informasi.Hal tersebut akan mempengaruhi pada wawasan kebangsaan dan semangatnasionalisme, hal ini berkaitan dengan perwujudan kesejahteraan masyarakatdengan tuntutan kebutuhan energi. Untuk itu konsep penyelenggaraankegiatan usaha energi harus menjadi usaha bersama untuk mempereratbangsa.

e. Aspek Politik. Penyelenggaraan kegiatan usaha energi dan sumberdaya mineral sangat krusial dalam meningkatkan perekonomian nasional.Kontribusi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) dalam memberikanincome nasional selama ini sangat besar bagi penyelenggaraan pemerintahan.Peran Pemerintah dalam penanganan krisis energi nasional belum mampumemberikan solusi terhadap kemajuan perekonomian nasional sehinggaberpengaruh kepada stabilitas politik. Apalagi situasi politik sepanjangtahun 2015 cukup menghangat baik dalam lingkup nasional maupun internpartai-partai politik.

13

f. Aspek Ekonomi. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumberkekayaan alam, belum memanfaatkan secara maksimal. Eksploitasi sumberenergi belum dapat memberikan kesejahteraan masyarakat. Tingkatkesejahteraan masyarakat tersebut tercermin dalam situasi ekonomi nasionaldalam beberapa tahun terakhir ini. Sejak oil buming atau puncak produksiminyak nasional terjadi pada tahun 1977 pertumbuhan ekonomi nasionalmengalami pasang surut disebabkan krisis energi. Indonesia memilikiketergantungan pada sektor migas dan diperkirakan hingga tahun 2025 sektormigas mendominasi penggunaan energi nasional.

g. Aspek Sosial Budaya. Perkembangan globalisasi, demokratisasi danIptek membawa pengaruh positif dan negatif. Jati diri dan nilai-nilai budayanasional semakin kabur. Pengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakatberkomposisi heterogen turut berpotensi memicu friksi-friksi sosial di daerah.

h. Aspek Hankam. Indonesia merupakan negara kepulauan denganjumlah pulaunya mencapai 17.504 pulau dan luas wilayah perairan mencapai5,8 juta km2, serta panjang garis pantai yang mencapai 81.000 km2. Duapertiga dari wilayah Indonesia terdiri dari lautan dan hanya ada tiga perbatasandarat dan sisanya adalah perbatasan laut. Wilayah perbatasan laut dan darattersebut tersebar ke 38 kabupaten/kota di 12 Provinsi.

14

Isu-isu perbatasan sampai saat ini masih terdapat segmen perbatasandarat maupun maritim yang belum selesai dibahas dan disepakati dengannegara-negara tetangga. Berbagai permasalahan tersebut berhubunganlangsung dengan kedaulatan negara yang harus ditangani secara serius olehpemerintah. Penanganan isu-isu tersebut antara lain melalui pendayagunaanfungsi pertahanan, baik pertahanan militer maupun nirmiliter secaraterintegrasi.

Permasalahan dan ancaman keamanan yang berkaitan dengan sumberenergi di daerah perbatasan adalah kejahatan transnasional seperti illegallogging, illegal fishing, illegal mining, human trafficking, illegal immigrant,smuggling. Ancaman lain yang berasal dari luar dapat berupa agresi,elanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, ancamankeamanan laut dan udara serta konflik komunal.

Pengelolaan Energi Nasional dan peran TNI AD

a. Pola pikir pengelolaan energi nasional. Berdasarkan blue printpengelolaan energi nasional tahun 2010-2025, pola pikir pengelolaan energinasional dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: Buku Blue-print pengelolaan energi nasional tahun 2010-2025

KONDISISAAT INI

KEBIJAKANDAN

STRATEGIUPAYA PROGRAM

KONDISIYANG

DIHARAPKAN

LINGKUNGAN STRATEGIS

PELUANG KENDALA

PARADIGMA NASIONALUUD 1945 PASAL 33

POLA PIKIR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

15

Dalam pengelolaan energi nasional maka kondisi yang diharapkandalam waktu ke depan Indonesia mampu memecahkan permasalahan dengankondisi mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap energi,meningkatnya keamanan pasokan energi, tercapainya harga energi sesuaidengan keekonomian, tersedianya infrastruktur energi yang memadai sertameningkatnya efisiensi penggunaan energi di seluruh lapisan.

b. Pengelolaan energi nasional dalam rangka membangun dayatangkal terhadap ancaman guna menjaga kedaulatan NKRI.

Berdasarkan analisa terhadap aspek ancaman dan blueprintpengelolaan energi nasional tahun 2010 s.d. 2025 di atas, dapat diprediksibilamana pengelolaan energi negara ini tidak dijalankan dengan penuhkomitmen untuk kepentingan bangsa dan negara niscaya dalam kurun waktutidak terlalu lama bangsa Indonesia akan mengalami krisis yang sangat luarbiasa. Bagaimana jajaran Kementerian Pertahanan khususnya dalam hal iniTNI AD memainkan peran secara aktif sesuai dengan kewenangannya?

Dalam era otonomi daerah, Kementerian Pertahanan dituntut memilikiperan yang strategis pro-aktif, terutama dalam hal pengelolaan danpenyelamatan sumber daya alam yang makin parah. Namun di sisi lain, untukmelaksanakan peran tersebut, Kementerian Pertahanan dihadapkan padakesulitan yang menyangkut kelembagaan, sumber daya manusia dan lainsebagainya. Hingga saat ini Kementerian Pertahanan tidak memiliki aparat didaerah, kecuali Keberadaan satuan TNI AD (Kodam).

Sejalan dengan tuntutan reformasi TNI, Kodam tidak lagi memilikikewenangan menangani urusan pemerintahan. Sebagai Kotama kewilayahanTNI, Kodam sangat sibuk dengan tugas pokoknya pembinaan dan operasionalsatuan TNI di daerah. Dalam hal pembinaan wilayah (Binwil) yang sekarangdinyatakan sebagai wilayah tugas dan tanggung jawab pemerintah/Pemda,Kodam/Kodim diposisikan sebagai “peran pembantu”. Namun demikiandihadapkan dengan kerawanan dan ancaman disintegrasi bangsa, keberadaanKodam/Kodim masih sangat diperlukan di era transisi reformasi dandemokratisasi ini.

Pengelolaan Pertahanan Negara (pertahanan negara) merupakan salahsatu fungsi pemerintahan negara yang tidak diotonomikan. Di sisi lainpengelolaan pertahanan negara ini merupakan tanggung jawab bersama

16

segenap instansi pemerintahan dan seluruh komponen bangsa. Oleh karenaitu, Kementerian Pertahanan selaku lembaga pemerintah pemegang otoritaspengelolaan pertahanan negara menghadapi tugas yang sangat luas danberat. Karena dengan demikian Kementerian Pertahanan harus mampumewujudkan koordinasi dengan semua pihak (intansi/lembaga Kementerian,non Kementerian, swasta, LSM dan lain-lain) yang terkait agar manajemen dankinerja masing-masing organisasi tersebut selaras dan serasi dengankepentingan pertahanan negara sesuai Doktrin Pertahanan Rakyat Semesta(Hanrata) dan UU No. 3 /2002 tentang Pertahanan Negara.

Tugas Kementerian Pertahanan melalui Kodam/Korem/ Kodim/Koramildikatakan luas dan berat karena menyangkut pembinaan semua aspek sumberdaya nasional yang terdiri dari sumber daya manusia (SDM), sumber dayaalam (SDA), sumber daya buatan (SDB), sarana prasarana (sarpras) wilayahNegara dan ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi (iptek) untuk jangkapanjang, yakni untuk kepentingan pertahanan negara bila saatnya diperlukan.

Semua sumber daya tersebut tersebar di seluruh wilayah daerah NKRIyang dalam keadaan damai sehari-hari dikelola oleh intansi/lembagaKementerian dan non Kementerian (LPNK), Pemda serta semua komponenmasyarakat untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran.

Di era otonomi daerah, beban tugas Kementerian Pertahanan dirasakansemakin berat karena masing-masing daerah memiliki kewenangan untukmengelola sumber daya sesuai dengan prakarsa sendiri berdasarkan aspirasimasyarakatnya dengan fokus tujuan utama mewujudkan kesejahteraan dankemakmuran (ekonomi) yang sebesar-besarnya sehingga dengan demikiantujuan dan sasaran mengenai pertahanan kurang mendapat perhatian publik.

Suatu konsepsi pembinaan dan pendayagunaan energi dan SDA darikaca mata kepentingan pertahanan Negara adalah sebagai berikut; Padatataran kebijakan strategis, pendayagunaan energi dan SDA diarahkan demitercapainya kesejahteraan masyarakat yang diselaraskan dengan kepentinganpertahanan dan keamanan Negara, didasarkan pada Doktrin dan SistemPertahanan Rakyat Semesta (Sishanrata). Dalam hal kebijakan dan rencanaumum yang terpusat serta pelaksanaan terdesentralisasi oleh lembagapemerintah, Pemda dan pihak terkait lainnya. Yang terakhir bahwa pembinaansumber energi dan SDA menyangkut dua sasaran pokok yaitu pengamanandan pengembangan SDA.

17

Adapun sasarannya, mengacu pada blue print yang sudah disampaikandi atas bahwa sasaran yang ingin dicapai dari pembinaan dan pendayagunaanSDA adalah tersedianya cadangan material strategis dan sistem logistikwilayah (Sislogwil) di setiap daerah yang sewaktu-waktu dapat digunakanuntuk kepentingan pertahanan negara, terpeliharanya kelestarian dankeseimbangan lingkungan melalui usaha konservasi, rehabilitasi, diversifikasidan penggunaan teknologi ramah lingkungan serta terwujudnya daya dukungSDA sebagai sumber energi dalam jangka panjang sebagai sumber utamalogistik wilayah untuk kepentingan Pertahanan negara.

Peran dan Tugas TNI-AD

Peran TNI AD dalam sistem pertahanan negara melalui penyiapan kekuatanTNI-AD dalam upaya pertahanan negara harus dikembangkan sesuai dengan sistempertahanan negara, yaitu Sistem Pertahanan Semesta yang telah ditetapkan olehUUD NRI 1945, UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan UU RINomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. TNI-AD sebagai komponen utama kekuatanpertahanan negara di darat, bersama komponen kekuatan pertahanan lainnya, harusdapat memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga siapdimobilisasi dan digunakan untuk mewujudkan kesemestaan dalam menghadapisetiap ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Dalam perwujudan Tugas TNI AD berdasarkan UU RI Nomor 34 Tahun 2004tentang TNI, TNI AD sebagai kekuatan pertahanan matra darat melaksanakan tugas-tugas TNI baik dalam lingkup Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun OperasiMiliter Selain Perang (OMSP) dalam rangka menjalankan fungsi TNI sebagaipenangkal, penindak dan pemulih. Guna mewujudkan hal tersebut, TNI AD bertugas:

a. Melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan;

b. Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasandarat dengan negara lain;

c. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangankekuatan matra darat; dan

d. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.

18

Tugas-tugas tersebut dilaksanakan melalui OMP dengan mengerahkan danmenggunakan kekuatan TNI AD untuk melawan kekuatan militer negara lain yangmelakukan agresi terhadap Indonesia dan OMSP dengan melaksanakan tugassebagai berikut :

a. Mengatasi separatis bersenjata.

b. Mengatasi pemberontakan bersenjata.

c. Mengatasi aksi terorisme.

d. Mengamankan wilayah perbatasan negara.

e. Mengamankan obyek vital nasional strategis.

f. Melaksanakan tugas perdamaian dunia.

g. Mengamankan Presiden/Wakil Presiden beserta keluarganya.

h. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan.

i. Membantu tugas Pemerintah Daerah.

j. Membantu tugas Kepolisian RI.

k. Mengamankan tamu negara setingkat Kepala Negara dan perwakilannegara asing.

l. Membantu penanggulangan bencana alam dan pengungsian.

m. Membantu SAR (pencarian dan pertolongan).

n. Mengamankan pelayaran dan penerbangan.

Implementasi Peran TNI AD guna menghadapi krisis energi dalam rangkamenjaga kedaulatan NKRI.

Dalam rangka menghadapi krisis energi guna menjaga kedaulatan NKRI,sesuai dengan arah kebijakan dan strategi TNI, peran dan tugas TNI AD yanglangsung bersentuhan adalah menjaga keamanan baik sumber energi/obyek vital,distribusi energi, pengelolaan energi, melaksanakan pemberdayaan wilayah diseluruh wilayah NKRI termasuk wilayah perbatasan darat dengan negara lain danpulau–pulau terluar. Dalam implementasi di lapangan disini fungsi dan keberadaanTNI AD di tengah masyarakat memegang kunci yang sangat vital. TNI harus dapatsebagai innovator, creator dan motivator serta dinamisator bersama rakyat dalammenjaga kelanggengan sumber daya energi dan SDA. Untuk mengoptimalkan fungsidan peran TNI di lapangan tentu saja diperlukan biaya besar terutama terhadapsarana dan prasarana termasuk kebutuhan energi. Bagaimana bisa melakukan

19

patroli, operasi keamanan darat, laut dan udara serta latihan-latihan bilamana tidakdidukung oleh pasokan BBM yang cukup. Disamping itu, energi juga diperlukan untukkegiatan penting lainnya seperti pengembangan industri pertahanan, pengembangankemampuan sumber daya manusia, perbaikan, pemeliharaan, penggantian danpengadaan peralatan pertahanan terutama Alutsista serta kegiatan penelitian danpengembangan.

Bilamana Kementerian Pertahanan atau TNI secara bersama-sama dengankomponen bangsa lain berhasil melaksanakan pengelolaan energi nasional secaraoptimal, niscaya bangsa Indonesia mendapat kecukupan kekuatan untuk melakukanpencegahan dan penangkalan ancaman baik dari dalam maupun luar negeri sehinggakeutuhan NKRI akan selalu terjaga. Berbagai ancaman seperti telah diuraikan didepan akan dengan mudah kita tangkal dan patahkan sebelum masuk ke tataranwilayah pertahanan Negara Republik Indonesia.

Implementasi dari peran TNI AD guna menghadapi krisis energy dalam rangkamenjaga kedaulatan NKRI diwujudkan melalui upaya-upaya sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi, inventarisasi, sosialisasi, pemantauanbersama instansi lain terkait. Kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1) Menjalin koordinasi yang intensif dengan semua pihak terkaitguna terwujudnya sinkronisasi, keserasian dan keseimbangan dalampengelolaan sumber energi dan sumber daya alam untuk kepentingankesejahteraan (jangka pendek) dengan kepentingan pertahanan Negara(jangka panjang). Di samping itu juga berpartisipasi dalam merumuskankebijakan umum pembinaan dan peraturan perundang-undangan sertamerevisi kebijakan dan peraturan perundang-undangan pengelolaanenergi dan SDA yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan kebutuhan.

2) Menetapkan kriteria konservasi dan atau diversifikasi sumberSDA sesuai dengan proyeksi tuntutan kebutuhan pertahanan ke depan.

3) Menetapkan alokasi cadangan material strategis dari setiapdaerah dalam rangka mewujudkan sistem logistik wilayah (sislogwil).

4) Menyelenggarakan invetarisasi data sumber energi dan SDA,khususnya material strategis dari setiap daerah dalam sistem informasigeografi pertahanan negara (SIG/pertahanan negara).

20

5) Menyelenggarakan sosialisasi kebijakan dan peraturanperundang-undangan tentang pembinaan dan pendayagunaan SDAsecara terprogram untuk kepentingan pertahanan negara.

6) Memantau, mengawasi dan mengendalikan semua kegiatanimplementasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan tentangpengelolaan energi dan SDA dalam rangka Pertahanan negara.

b. Menyiapkan satuan-satuan TNI AD untuk melaksanakan operasipengamanan wilayah perbatasan dan pengamanan pulau-pulau kecilterluar.

1) Di wilayah perbatasan Papua-PNG.

2) Di wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia.

3) Di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste.

4) Pengamanan di pulau-pulau kecil terluar dilakukan secaraterpadu dengan unsur dari TNI AL (Marinir).

c. Membangun pos-pos perbatasan dan satuan-satuan baru diwilayah perbatasan.

1) Di wilayah perbatasan Papua-PNG.

2) Di wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia.

3) Di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste.

4) Pos pengamanan terpadu pulau terluar tersebar.

5) Pembentukan Kodam XIII Merdeka di Sulut beserta satuan-satuan yang berada di bawah Komandonya baik melalui pembentukan,validasi maupun alih Kodal.

6) Pembentukan Kodam Papua Barat di Papua Barat besertasatuan-satuan yang berada di bawah Komandonya baik melaluipembentukan, validasi maupun alih Kodal.

7) Pembentukan satuan dan penguatan satuan di Pulau Natunasebagai langkah responsif untuk menghadapi segala kemungkinan yagterjadi terutama berkaitan konflik Laut Tiongkok Selatan.

21

d. Melaksanakan pemetaan wilayah melalui pengumpulan datateritorial. Pemetaan wilayah dilakukan untuk dapat mengetahui secara pastikondisi Ipoleksosbud dan Hankam dari wilayah sehingga dapat diketahuipotensi dan keakuratan data yang dapat digunakan untuk mengelola sumberdaya nasional.

e. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Pemerintah Pusatdan Daerah serta lembaga terkait dalam hal pengentasan masalah-masalah kondisi sosial masyarakat (Ipolek Sosbud Hankam) danketahanan wilayah dari pengaruh luar.

Sesuai dengan jati diri TNI sebagai tentara rakyat yang lahir dari rakyat,berjuang bersama-sama rakyat dan untuk kepentingan rakyat, maka kekuatanutama TNI antara lain terletak pada kedekatan dan dukungan Rakyat kepadaTNI.

Peningkatan kedekatan TNI-Rakyat ini antara lain diwujudkan melaluipeningkatan peran teritorial melalui serbuan teritorial di seluruh wilayahtanah air terutama di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. Serbuanteritorial memiliki maksud sebagai semangat untuk melaksanakan pembinaanteritorial dengan serentak, serius dan terarah melalui berbagai kegiatan nyatayang langsung menyentuh kehidupan masyarakat diperoleh hasil yang optimalyaitu TNI mencintai rakyat dan TNI dicintai rakyat. Melalui peningkatan peranteritorial ini, jajaran TNI AD tidak hanya dapat membantu mengatasi kesulitanrakyat, tetapi juga sebagai sarana bagi Prajurit dan satuan TNI AD untukmemenangkan hati dan pikiran rakyat. Suatu kondisi yang sangat pentinguntuk mewujudkan TNI yang mencintai dan dicintai rakyatnya. Harus diingat,bahwa rakyatlah yang menjadi inti kekuatan TNI. Ketika kita dapat mewujudkanhal ini, kita akan dapat melawan dan mengatasi setiap tantangan danancaman. Serbuan teritorial dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yanglangsung menyentuh dan dirasakan masyarakat diantaranya:

1) Pos Babinsa dan Pos Perbatasan diberi target operasi dalammencari data dan info sehingga lebih peka terhadap perkembangansituasi di lingkungan tugasnya;

2) Merangkul semua komponen bangsa dan menjalin keakrabandan hubungan yang erat;

22

3) Menciptakan suasana damai, harmonis dan kompak dengansemua komponen bangsa;

4) Melaksanakan penyuluhan dan pelatihan bela negara bagigenerasi muda termasuk dalam upaya peningkatan pemahaman danmenangkal bahaya proxy war yang setiap detik dapat menyerang danmeruntuhkan semua sendi kehidupan kita sebagai bangsa;

f. Melaksanakan kerjasama antara Badan Litbang TNI AD denganPerguruan Tinggi dan Badan Litbang lainnya dalam rangka menciptakanenergi alternatif.

1) Menciptakan Mogantara, Kombara dan Lamtera sertamelaksanakan pelatihan kader dalam rangka memenuhi kebutuhan listrikrakyat. Mogantara adalah Motor Gas Tentara Rakyat, Kombara adalahKompor Babinsa Rakyat dan Lamtera adalah Lampu Hemat EnergiTentara Rakyat, ketiga produk tersebut merupakan wujud nyata untukmenjawab tantangan hemat energi dan ramah lingkungan sertapemanfaatan teknologi tepat guna. Produk yang sudah digunakanterutama di daerah-daerah terpencil yang tidak mendapatkanlistrik/penerangan terbukti sangat membantu masyarakat. Kesenjangankesejahteraan yang belum merata dapat mengakibatkan timbulnyaancaman yang dapat mengganggu kedaulatan NKRI.

2) Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan sekaliguspenanaman pohon bahan baku energi sudah dilaksanakan dan terusdilaksanakan di seluruh Indonesia, beberapa wilayah terutamaperbatasan telah dilakukan penanaman pohon kemiri sunan sebagaisalah satu alternatif energi seperti di kabupaten Kubu Raya Kalbar.

3) Pemanfaatan tanaman sorgum, kemiri sunan, kelapa sawit,jagung dan ketela sebagai biofuel untuk bahan bakar kendaraan tempurTNI AD.

g. Membantu Pemerintah Daerah dengan melakukan operasi bhakti dankarya bhakti dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan sektorekonomi sehingga terwujud kesejahteraan masyarakat.

23

Kegiatan operasi bhakti dan karya bhakti merupakan kegiatan rutin yangdilakukan oleh TNI AD dalam rangka mensejahterakan masyarakat gunaterwujudnya tujuan nasional. Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1) Melaksanakan Karya Bhakti Skala Besar Bidang Pertanian,kegiatan tersebut dilaksanakan dalam mendukung kebijakan pemerintahuntuk mencapai target Swasembada Pangan dalam 3 tahun.

2) Melaksanakan bhakti sosial, pelayanan kesehatan, pendidikan,penghijauan, karya bhakti dan lain-lain khususnya di wilayah perbatasandalam rangka membantu mengatasi kesulitan masyarakat, kegiatan yangdilakukan diantaranya:

a) Pembangunan Poskes dan Alsatri Poskes di 15 Kodimwilayah perbatasan;

b) Pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan untukPoskes di 15 Kodim wilayah perbatasan;

c) Pengadaan dan pendistribusian 15 unit ambulance 4X4 di15 kodim wilayah perbatasan;

d) Pengobatan massal, operasi Katarak, operasi Hernia,operasi bibir sumbing di 15 Kodim wilayah perbatasan;

e) Operasi Bhakti Karya Jaya Sail Raja Ampat 2014 dengankegiatan baik fisik maupun non fisik;

f) Operasi Bhakti Kartika Jaya Sail Tomini 2015 di wilayahKorem 132/ Tadulako;

g) Pembangunan 3 bandara dan sarana pendukung lainnyadi wilayah Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur melalui OperasiBakti Kartika Jaya;h) Pembangunan 14 ruas jalan di wilayah Papua dan PapuaBarat sepanjang 913 km diantaranya menghubungkan wilayahKasonaweja-Sarmi Timur, Windesi-Yaur-Kwatisore, Oksibil-Waropko dan lain-lain.

i) Pembinaan 100 desa di wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia bekerjasama dengan Kementerian PU, Kemhan RI danBNPP;

24

j) Pembangunan Jalan Inspeksi Patroli Perbatasan (JIPP) RIdengan Malaysia antara ruas Tamajuk – Sei Ular sepanjang1.755 Km;

k) Pembukaan lahan pertanian seluas 10.000 Ha diKabupaten Merauke; dan

l) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan teritorial yanglangsung menyentuh masyarakat di daerah perbatasan olehpersonel / pasukan pengamanan perbatasan seperti membangunrumah ibadah, pendampingan pertanian, peternakan,pengobatan, menjadi guru dan lain-lain.

h. Melaksanakan pengamanan terhadap obyek vital, distribusi energi.Kegiatan pengamanan dilaksanakan untuk memastikan sumber-sumber energiyang menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam keadaan aman demikianpula pengamanan sistem distribusi dilakukan untuk mencegah kebocoran ataupenyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawabcontoh pengamanan jalur pipa pertamina, pengamanan dan pemantauandistribusi LPG dan lain-lain.

i. Modernisasi Alutsista TNI AD sesuai dengan Minimum EssentialForce (MEF) yang dilakukan secara bertahap sesuai Rencana Strategis(Renstra) untuk mewujudkan Postur TNI AD. Pembangunan Postur TNI ADterus disesuaikan dan diarahkan agar dapat menjawab tuntutan tugas pokokyang dihadapkan dengan berbagai kemungkinan ancaman, tantangan,hambatan dan gangguan, permasalahan aktual dan pembangunankemampuan jangka panjang sesuai dengan kondisi geografis, kemungkinankontinjensi, dinamika masyarakat serta kondisi ekonomi nasional. Hal tersebutdilaksanakan atas dasar konsep pertahanan berbasis kemampuan(Capabilities Based Defence), kekuatan dan gelar satuan dihadapkan padakemampuan anggaran negara yang terbatas. Dengan demikian pembangunankekuatan TNI AD utamanya diarahkan agar dapat melaksanakan tugas pokokyang sinergis melalui pembangunan Integrated Armed Forces yang kemudianmendasari lahirnya kebijakan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum EssentialForce).

Pembangunan kekuatan TNI AD sesuai Minimum Essential Forceadalah pembangunan satu tingkat di bawah kekuatan ideal, agar mampu untuk

25

melaksanakan tugas pokok TNI AD dengan optimal serta mampu mengatasiancaman dan kontinjensi yang timbul di wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia khususnya di wilayah daratan (bila anggaran negara memenuhisesuai dengan kebutuhan TNI AD yang telah direncanakan). Prioritas dalampembangunan kekuatan TNI AD salah satunya ditujukan kepada daerahperbatasan dan pulau-pulau terluar, hal ini seiring dengan program pemerintahdalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Penutup

Ketersediaan energi nasional sangat dipengaruhi perkembangan lingkunganstrategis yang dinamis. Krisis energi yang terjadi saat ini mengharuskan pemerintahmenata ulang sistem pengelolaan energi nasional dalam mengatasi dampak krisisyang berkepanjangan. Urgensi pemenuhan energi terhadap kebutuhan fungsipertahanan sangat vital dan tidak tertawarkan dikarenakan sangat mempengaruhikemampuan daya tangkal terhadap ancaman. Pendayagunaan sumber energi danSDA yang semena-mena memberikan dampak negatif ganda (multiple impact)terhadap semua aspek kehidupan dan sumber penghidupan masyarakat yang padagilirannya merugikan generasi yang akan datang. Kementerian Pertahanan danjajarannya khususnya TNI AD selaku pemegang otoritas pembinaan danpendayagunaan sumber daya nasional untuk kepentingan pertahanan negara, di eraini dituntut untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan fungsinya. Khususnya dalammenyikapi degradasi lingkungan sebagai akibat pengelolaan sumber energi dan SDAyang kurang bertanggung jawab, jajaran Kementerian Pertahanan dituntut berperansebagai inisiator, pelopor dan koordinator upaya penyelamatan dan rehabilitasi.Peran dan Tugas TNI AD lebih difokuskan kepada tugas-tugas pembinaan teritorialuntuk mensejahterakan masyarakat sehingga tercipta ketahanan dalam segala bidangyang akan membentengi masyarakat dari segala ancaman yang mungkin timbul. Disamping melakukan tugas-tugas yang bersifat teritorial, TNI AD juga melaksanakantugas-tugas pengamanan termasuk pengamanan perbatasan dan pulau terluar untukmenghadapi kemungkinan ancaman yang mungkin timbul serta mewujudkan posturTNI AD yang ideal guna memberikan detterent effect kepada negara lain.

Dengan pengelolaan energi yang optimal secara bersama-sama denganinstansi terkait, bangsa Indonesia mendapat kecukupan kekuatan untuk melakukanpencegahan dan penangkalan ancaman baik dari dalam maupun luar negeri sehinggakeutuhan NKRI akan selalu terjaga.

26

Harapan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut perlunya sinergitasantar stake holder / pemangku kepentingan baik dari unsur pertahanan dankeamanan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kementerian yang didukung olehmasyarakat diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi untuk menghadapi dampakkrisis energi dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI. Berikutnya perlu penguatanlembaga yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan energi nasional baik darisegi peranti lunak seperti perundang-undangan, peraturan, sarana dan prasaranamaupun peralatan lain untuk dapat melaksanakan tugas sesuai dengan sasaran yangingin dicapai. Perlunya peningkatan kapabilitas pertahanan negara untuk mencapaistandar penangkalan, hal ini dapat dilakukan melalui modernisasi Alut Sista dan gelarkekuatan TNI untuk memancarkan keunggulan kekuatan dan detterent effect.Perlunya gerakan secara serentak dan massal untuk dapat memberikanpengetahuan, pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan ketahanan nasionalkepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kedaulatan NKRI melalui kesadaranpengelolaan energi secara arif dan bijaksana.

Demikian makalah tentang Peran TNI AD guna Menghadapi Dampak KrisisEnergi dalam rangka Menjaga Kedaulatan NKRI, semoga dapat menambahwawasan dan manfaat demi terwujudnya tujuan dan cita-cita nasional.

Jakarta, November 2015

Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad,

Wiryantoro NKMayor Jenderal TNI